BAB V PROSES TERBENTUKNYA IDENTITAS VIRTUAL 5.1...
Transcript of BAB V PROSES TERBENTUKNYA IDENTITAS VIRTUAL 5.1...
BAB V
PROSES TERBENTUKNYA IDENTITAS VIRTUAL
5.1 Pengguna dan Instagram
Dengan berkembangnya media daring saat ini seperti Facebook, Twitter, Path dan
sebagainya, Instagram merupakan salah satu media sosial yang populer dikalangan pengguna
media sosial yang turut mengikuti perkembangan media-media baru. Aplikasi berbasis foto
ini mudah didapatkan melalui ponsel pintar dengan sistem android. Aplikasi tinggal di unduh
di playstore. Setelah mengunduh dan menginstal aplikasi Instagram di telepon seluler
penguna bisa langsung membuka aplikasi dan melakukan pembuatan akun untuk bisa
menggunakan aplikasi ini. Hal tersebut juga diakui oleh para pengguna Instagram yang
diwawancarai dalam penelitian ini. Mereka mengakui mengenal Instagram karena
kepopulerannya dikalangan teman sebaya mereka, sebelum akhirnya membuat akun dan
mulai menggunakan Instagram.
“Jadi tahu Instagram itu awalnya dari saya di kasih tahu teman - teman
habis itu iseng - iseng apanamanya download di playstore, habis itu
memakai istagram” 1
Tampilan Instagram yang didominasi warna biru akan menampilkan beranda atau
lebih akrab disebut timeline oleh para penggunanya. Timeline Instagram akan menampilkan
foto yang diunggah oleh pengguna yang diikuti oleh pemilik akun. Pengguna juga bisa
langsung melakukan interaksi dengan pengguna lain dengan cara memberikan like dan
komentar terhadap foto unggahan milik pengguna Instagram lainnya. Saat mengunggah foto,
atau memberi komentar pada foto unggahan mereka, para pengguna ini dapat menyertakan
tidak saja caption foto, tapi juga tagar (hashtag) yang dapat menghubungan foto-foto lain
yang diunggah dengan tagar sama. Beberapa tagar yang digunakan juga disesuaikan dengan
jenis foto yang diunggah. Tujuannya agar pengguna dengan gaya foto unggahan dapat
terhubung dengan satu tagar yang sama.
1Hasil wawancara dengan narasumber Vityan pada 23 Maret 16 jam 13:23
“Instagram juga punya hastag jadi kalau kita upload mereka kasih tahu
kalau kamu upload tema ini kasih hashtag apa kasih hashtag apa gitu.”2
“Kalau tagar itu harus sesuai tema foto biar nyambung, itukan fungsinya
biar orang – orang yang hobinya sama fotonya sama itu kan tinggal klik
itu pasti akan keluar semua.’’3
“ fungsinya kaya memberikan alamat kaya orang lagi nyari misal hashtag
itu pasti nanti akan kerhubung ke alamat hashtag itu”.4
Penggunaan tagar ini menjadi salah satu alat interaksi antar pengguna Instagram untuk
saling ‘menemukan’ pengguna Instagram lainnya dengan ketertarikan yang sama untuk tema-
tema foto unggahan tertentu pada akun mereka. Interaksi ini tidak hanya menghubungkan
hobi, dan ketertarikan mereka yang serupa tetapi juga menghubungkan mereka dengan
komunitas Instagram lainnya untuk saling bertemu tidak hanya didunia maya tapi juga dunia
nyata.
Para pengguna Instagram yang peneliti wawancarai dalam penelitian ini adalah
mahasiswa yang berkuliah di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Ada yang
tergabung dalam komunitas Instagramers, ada juga yang tidak namun aktif di Instagram.
Mereka juga memilik alasan – alasan tersendiri kenapa bisa menggunakan Instagram,
ada yang pertamanya karena iseng, coba-coba dan penasaran sehingga mereka melihat
beberapa master pengguna Instagram yang dalam akunnya tersebut tersusun konsep foto yang
indah. Ada juga dari mereka yang menggunakan Instagram dikarenakan hobinya hunting foto
gunung sehinnga mereka menggunakan Instagram sebagai wadah buat foto-foto biar bisa
dinikmati orang lain
“nyoba Instagram dulunya masih berantakan gitu gak karuhan upload asal
upload sesuai pasion pengen selfie ya selfie. Terus lama kelaman liat kaya
master – master Instagram kaya Ernanda Putra lha kok apik-apik ora
sembarangan kok ada konsepnya”5
2Hasil wawancara dengan narasumber Vityan pada 23 Maret 16 jam 13:23
3Hasil wawancara dengan narasumber Imam pada 28 Maret 16 jam 13:01
4Hasil wawancara dengan narasumber Guntur pada 04 April 16 jam 15:28
5Hasil wawancara dengan narasumber Guntur pada 04 April 16 jam 15:28
“Jadi tahu Instagram itu awalnya dari saya di kasih tahu teman - teman
habis itu iseng - iseng apanamanya download di playstore”6
Para pengguna Instagram ini memiliki alasan mereka sendiri-sendiri untuk menggunakan
Instagram. Seperti beberapa narasumber yang diwawancarai dalam penelitian ini yang
mengaku menggunakan Instagram karena penasaran, dan ingin menyalurkan hobbi fotografi
mereka. Narasumber juga memilik ciri khas sendiri – sendri dalam mengunggah foto ke
dalam Instagram, banyak dari mereka yang menyukai gaya foto atau tema foto yang bertema
gunung dan nature. Sehingga dalam akun yang mereka gunakan juga berisi foto – foto
ungghan yang bertemakan gunung dan nature. Bahkan salah satu narasumber yang peneliti
wawancari dalam satu akunnya itu terdiri dari dua tema yaitu nature dan minimalis.
“kalau aku kan hmm tema kebayakan yang aku upload khususnya kan
gunung gitu ya tapi mereka juga ada yang pantai”7
“pasti menggunakan hashtag, dan tema yang sering digunakan itu nature
jadi sesuai tema foto.”8
“sekarang gini ada beberapa evolusi di Instagramku pertama ngawur kedua
mulai alam alam wah dulu kan eksplore terus kan ketiga pas ngumpul sama
wiffthefolks dia tu lebih kearah minimalis.”9
6Hasil wawancara dengan narasumber Vityan pada 23 Maret 16 jam 13:23
7Hasil wawancara dengan narasumber Vityan pada 23 Maret 16 jam 13:23
8Hasil wawancara dengan narasumber Imam pada 28 Maret 16 jam 13:01
9Hasil wawancara dengan narasumber Guntur pada 04 April 16 jam 15:28
Gambar 9
gambaran isi Instagram Imam
Sumber :https://www.instagram.com/imaammm/
Gambar 10
gambaran isi Instagram akun Vityan
Sumber:https://www.instagram.com/tyan_christotia/
Gambar 11
gambaran isi Instagram akun Guntur
Sumber:https://www.instagram.com/guntursegara/
Dari ketiga gambar dia atas bisa dilihat bagaimana mereka pemilik akun memiliki
rasa sendiri untuk mengekspresikan hasil foto mereka dengan tema foto yang mereka
inginkan dalam akunnya. Dari gambar nomor 9 bisa dilihat foto yang di ungguh adalah foto
yang bertemakan tentang natur, gambar nomor 10 melihatkan bagaimana pemilik akun lebih
suka mengunggah foto bertemakan gunung dan gambar nomor 11 memperlihatkan foto
unggahan mengenai alam dan tema foto white minimalis disertai penggunaan tagar yang
sesuai.
5.2 Tagar (Hashtag) dan Citra Virtual
Penggunaan tagar dalam unggahan di Instagram seperti yang disebutkan oleh para
narasumber yang telah diwawancara, adalah untuk menghubungkan satu unggahan dengan
unggahan lainnya yang bertema serupa. Keuntungan dari unggahan yang terhubung adalah
akun-akun Instagram lainnya yang memiliki unggahan se-tema bisa saling mengecek
unggahan pengguna lain, saling berinteraksi juga, seperti memberi like atau komentar pada
unggahan tersebut.
“itu Instagram juga punya hastag jadi kalau kita upload mereka kasih tahu kalau kamu upload
tema ini kasih hashtag apa kasih hashtag apa gt.”10
Kalau tagar itu harus sesuai tema foto biar nyambung, itukan fungsinya biar orang – orang yang
hobinya sama fotonya sama itu kan tinggal klik itu pasti akan kluar semua.”11
”Biasanya dari tag people dan tagar itu jadi kaya sebelum aku tidur pasti aku crk hashtagku
biasanya dari situ aku mulai komunikasi. Kaya kalau ada foto yang bagus gitu nanti aku coment
dan like bagus folks dan dari situ nanti mereka biasanya minta folback heheh.”12
Tidak semua pengguna Instagram menggunakan tagar pada unggahan mereka. Hal ini
dikarenakan fungsi fitur Instagram bukan fitur yang wajib digunakan. Foto unggahan yang
tidak menggunakan tagar jelas tidak dapat ditemukan oleh pengguna Instagram lain yang
tidak mem-follow akun tersebut. Tapi para pengguna yang memang ingin terhubung harus
menggunakan tagar. Tagar yang digunakan juga sesuai dengan tema foto unggahan ini secara
tidak langsung membangun citra unggahan mereka, yang juga berdampak bagi citra akun
mereka. Sebagai contoh akun milik narasumber kami (vityan) yang memiliki hobi mendaki
gunung, unggahannya pun tentang keindahan pendakian dengan tagar-tagar sesuai tema
tersebut seperti #indotraveller, #exploregunung dan #id_pendaki. Bahkan ada tagar yang
dibuat sendiri yaitu #hellobackpacker yang sudah mencapai 9400 kiriman dalam waktu
setahun. Tagar-tagar ini digunakan, seolah memberi ‘label’ pada akun Instagram tertentu.
Saat Vityan menggunakan tagar bertemakan pendakian, citra yang tercipta adalah bahwa
Vityan adalah pecinta alam dan seorang pendaki.
Citra-citra virtual yang mengarah pada pembentukan identitas virtual ini tidak akan
membentuk identitas seorang individu secara utuh dalam realitasnya. Melainkan hanya
10
Hasil wawancara dengan narasumber Vityan pada 23 Maret 16 jam 13:23 11
Hasil wawancara dengan narasumber Imam pada 28 Maret 16 jam 13:01 12
Hasil wawancara dengan narasumber Guntur pada 04 April 16 jam 15:28
sebagian saja13
yang hendak ditampilkan oleh pemilik akun Instagram tersebut melalui foto-
foto unggahan serta tagar yang ia gunakan.
Penggunaan tagar yang dapat mengumpulkan semua foto unggahan bertema sesuai
tagar ini bisa berakhir dengan pembentukan komunitas. Guntur Segara yang menggunakan
tagar #wiffthefolks memiliki komunitas yang sering melakukan hunting foto bertema
minimalis. Foto-foto tersebut kemudian akan diunggah dengan menggunakan tagar tersebut.
Selain membentuk citra virtual yang mengarah pada pembentukan identitas virtual,
penggunaan tagar ini juga membentuk kelompok virtual yang tidak hanya berinteraksi di
Instagram (dunia virtual), tapi juga interaksi tatap muka (realitas).
Gambar 12
Pola pembentukan citra virtual di Instagram
Polanya dengan mudah dapat dilihat seperti siklus pada gambar diatas. Dimana saat
foto-foto yang diuggah dengan menggunakan tagar akan memiliki citra tersendiri dimata para
pengguna Instagram lain yang melihat feed dari akun tersebut. Pola yang berulang ini akan
membangun identitas virtual seseorang, dalam hal ini para Instagramers. "Our world, and our
lives, are being shaped by the conflicting trends of globalization and identity", papar Castells
(2002:1). Ia berusaha menunjukan bahwa semua interaksi yang berlangsung di dunia (virtual)
Instagram terbentuk oleh perpaduan tren-tren yang dihubungkan oleh tagar-tagar yang
kemudian menyebar dengan cepat, dan digunakan oleh semakin banyak pengguna setiap
harinya.
13
http://www.kompasiana.com/kangarul/identitas-virtual-di-internet_ , diakses pada Minggu, 10 April 2016 pada pukul 17:17 WIB
Tagar
Citra
Akun
Foto
Replikasi yang dilakukan para Instagramers untuk mengikuti tren dengan
menggunakan tagar ini seperti yang dipaparkan Castells diatas yakni membentuk,
menegaskan identitas secara virtual yang tidak jarang juga menjadi ‘cap’di dunia realitas bagi
pengguna Instagram tersebut. Vityan contohnya, dikenal sebagai pendaki oleh kawan-kawan
mahasiswanya yang juga mefollow dia di Instagram.
Selain itu para pengguna Instagram yang diwawancarai ini mengaku bahwa memang
ada tagar khusus yang terus mereka gunakan saat mengunggah foto di Instagram. Salah
satunya adalah (#journeywaytoexplore) yang sering digunakan karena selain sesuai dengan
tema foto unggahan, juga untuk mempromosikan tagar buatan tersebut. Ini digunakan
pengguna tidak hanya sekali dalam unggahannya. Proses yang terus-menerus mengulang pola
pada gambar 11 diatas inilah yang terus memperkuat citra virtual dari akun, berdasarkan tagar
yang digunakan penggunanya. Seperti yang disinggung pada alinea sebelumnya,
pembentukan interaksi yang berbuah citra virtual ini berulang dan terjadi tanpa para
penggunanya sendiri sadari sampai bentuk itu mewujud. Menjadi ciri khas, identitas virtual
itu sendiri. Identitas yang dimiliki para Instagram yang memberikan kekhasan pada akun
serta feed mereka juga tagar yang digunakan.
5.3 Citra dan Identitas Virtual
Citra-citra virtual yang kemudian tercipta dari berbagai foto unggahan beserta tagar
yang digunakan ini kemudian akan menciptakan identitas virtual didunia maya dari para
penggunanya, dalam hal ini identitas virtual para pengguna Instagram. Untuk mengetahui
pembentukan identitas virtual ini lebih jauh, peneliti menggunakan konsep teori yang
dikembangkan oleh Manuel Castells yang mengungkapkan tiga bentuk identitas yaitu ;
Legitimizing Identity, Resistance Identity dan Project Identity.
Lebih luas Castells menyebutkan bahwa identitas yang ia paparkan adalah identitas
yang dibangun berdasarkan pemaknaan dan bukannya peran sebagaimana ranah sosiologis
mendefinisikannya (Castells, 2002:6). Sebagaimana terjadi pada para Instagramers ini,
dengan citra virtual yang dibangun dari tagar pada foto unggahan mereka. Akun Instagram
milik Vityan misalnya @hallobackpacker, konsisten mengunggah foto-foto bertema
pendakian. Lalu akun Instagram milik Guntur, @guntursegara, konsisten mengunggah foto
dengan tema putih minimalis dan alam. Begitu juga dengan akun milik Imam, @imaammm
dengan tema folk yang juga marak digunakan banyak pengguna di Instagram. Konsistensi
pada unggahan mereka juga tagar yang mereka gunakan berhasil memberikan citra virtual
yang datang dari pengguna Instagram yang ikut menikmati feed mereka. Dengan demikian
citra virtual datang dari pemaknaan para pengguna yang terhubung dengan tagar yang
digunakan.
Castells juga menekankan bahwa aktivitas pemaknaan itu sendiri melibatkan
pengalaman-pengalaman dari mereka yang, dalam kasus penelitian ini, adalah penikmat feed
Instagram(Castells, 2002:8). Beberapa interaksi terbukti dengan akun-akun yang ketiga
narasumber ini kelola kerap ditag pada foto unggahan yang bertema sesuai. Juga dengan
menggunakan tagar yang mereka buat seperti #journeywaytoexplore dan #hellobackpacker
pada foto unggahan pengguna lain yang bertema sesuai. Interaksi ini membuktikan bahwa
ada citra virtual yang sudah terbangun sedemikian rupa dari tagar-tagar tertentu yang
digunakan oleh satu akun Instagram pada saat mengunggah foto mereka yang bertema sesuai.
Identitas Legitimasi
Legitimasi identitas, identitas akan terbentuk yang merupakan ciri utama ketika
sebuah institusi yang dominan berupa pikiran yang dirasionalisasikan dalam bentuk
dominasi. Identitas inilah yang kemudian membentuk masyarakat sipil yang terdiri dari unsur
institusi.
Identitas legitimasi disini bisa diterjemahkan sebagai Instagram itu sendiri. Sebagai
institusi yang dominan yang mengatur jalannya interaksi melalui berbagai fitur-fiturnya yang
dikenalkan pada para penggunanya.Inilah yang disebutkan oleh Castells sebagai identitas
yang sahih yang datangnya dari pihak dominan yang memiliki otoritas (Castells, 2002).
Pertama kali membuka aplikasi Instagram kita akan di suguhkan dengan halaman
home dimana halaman tersebut berisi tentang semua foto unggahan dari orang-orang yang
kita follow dan unggahan milik kita sendiri. Kita bisa melakukan interaksi melalui unggahan
tersebut, yaitu dengan cara memberikan like dan memberikan komentar. Selain kita bisa
mengunggah foto kita ke publik, pengguna juga bisa mengunggah foto kepada orang tertentu
atau yang di sebut mengirimkan pesan pribadi. Hanya orang tertentu yang kita pilih sebagai
orang yang bisa mlihat foto yang kita kirim melalui pesan pribadi.
Disebelah laman home terdapat juga tombol lamanexplore, dimana dihalaman tersebut
berisi tentang beberapa unggahan dari beberapa pengguna Instagram yang kita kenali maupun
unggahan foto yang sedang populer. Kemudian tombol paling tengah merupakan tombol
kamera, dimana dalam tombol tersebut kita bisa memulai mengunggah foto dari yang
langsung foto di tempat atau kita pilih foto dari galeri ponsel kita. Selain digunakan untuk
kamera penggambil gambar juga terdapat juga fungsi lain yaitu perekam video. Selanjutnya
tombol News yang digunakan untuk melihat semua pemberithuan baru atau melihat kegiatan
dari pengguna yang pengguna follow ataupun dari followers kita yang baru. Tombol terakhir
yaitu profil, disini kita bisa melihat berapa banyak total unggahan foto, pengikut dan
pengguna yang kita ikuti.
Dalam mengunggah foto tidak lupa pengguna biasanya menyertakan tagar dalam
unggahannya, dimana tagar tersebut memudahkan pengguna dalam mengelompokkan foto-
foto yang mereka unggah dalam suatu label. Jika ada pengguna Instagram lain yang
menggunakan tagar yang sama hal tersebut akan lebih menarik karena kita bisa melihat dan
menjelajahi semua foto yang bertemakan tentang tagar yang kita sertakan .
Identitas Resistensi
Identitas Resistensi adalah bagaimana proses bertahannya identitas sebagai bentuk
perlawanan atau dalam hal ini dihasilkan oleh mereka yang sedang dalam posisi atau keadaan
yang lemah karena stigma dari pihak yang mendominasi, dan biasanya digunakan lebih
mengarah kepada kegunaan politik identitas. Kemudian dari identitas tersebut nantinya akan
berpengaruh pada pembentukan suatu komunitas sehingga melalui perlawanan secara kolektif
terhadap tekanan yang ada Komunitas tersebut dapat merupakan dasar dari munculnya suatu
jaringan yang kuat dan solid.
Para pengguna Instagram ini kemudian tidak terbatas atau membatasi diri mereka
dengan fitur-fitur yang ada dalam aplikasi Instagram tapi juga ‘mengembangkang’ dengan
melakukan interaksi tatap muka langsung seperti WWIM. Bertemu sesama pengguna tagar
tertentu seperti Guntur dan para temannya yang mengunggah foto bertema putih minimalis.
Sebagaimana disebutkan Castells bawa ini adalah identitas yang membangkang otoritas yang
dimiliki kaum dominan, dalam hal ini Instagram (Castells, 2002).
Dalam hal ini seperti narasumber yang telah diwawancari mereka bisa bertemu atau
berinteraksi dengan pengguna lain yaitu melalui tagar yang mereka tulisakan dalam ungghan
foto mereka. Sebelum mereka mengunggah foto mereka memberikan caption atau
pemberitahuan terlebih dahulu sebelum mereka melakuan kegiatan. dari situlah interaksi
mulai terjadi dimana nanti para pengguna lain mulai mengomen foto ungghan yang kemudian
bisa melalukan meet up atau tatap muka dengan pengguna lainnya.
jadi misal kita mau pergi kita upload foto di Instagram semisal wiffthefolks mau pergi kemana
kaya woro-woro dulu gitu mas. Mau ke Jakarta nanti bayak yang koment eh mau dong ketemuan
sama anak-anak wiffthefolks ya jadi kalau ke jakarta kita langsung bisa ada teman melalui itu.14
Identitas Proyek
Identitas Proyek adalah ketika aktor membangun identitas dan mentransformasi
struktur sosial. Identitas dalam hal ini juga terkait dengan posisi kelompok sosial, khususnya
organisasi. Kelompok identitas juga sebagai sebuah asosiasi signifikan secara politik yang
menarik seseorang karena identifikasi bersama. Kelompok identitas juga merujuk kepada
kelompok terorganisasi yang memiliki ekspetasi sosial dan kemudian mengkreasikan sebuah
perilaku kolektif. Kelompok identitas juga terjadi karena adanya keikutsertaan dari anggota,
dukungan kelompok, dan identifikasi bersama.
Dapat diterjemahkan sebagai identitas yang dicita-citakan yang berusaha dibentuk
dengan mengupayakan fitur-fitur yang disediakan oleh Instagram. Salah satunya adalah
dengan membuat tagar sendiri dengan tema yang paling sering diunggah pada akunnya, yang
pada akhirnya akan menjadi kekhasan akunnya, dan menjadi identitas proyek yang
dimilikinya di Instagram.
Dari beberapa pengguna aplikasi Instagram yang telah peneliti wawancari ada
beberapa narasumber yang seutuhnya membuat tagar sendiri untuk mengelompokkan foto
unggahannya. Mereka membuat tagar dikarenakan mereka memilik hobi-hobi tertentu
travelling ataupun explore, sehingga mereka membuat wadah buat foto-foto mereka dengan
membuat tagar supaya bisa mudah dilihat dan ditemukan oleh pengguna lain juga.
14
Hasil wawancara dengan narasumber Guntur pada 04 April 16 jam 15:28
Pembuatan tagar merekapun juga disambut antusias oleh pengguna Instagram lainya
yang turut andil bagian dalam menggunakan hastag saat mengunggah foto dalam Instagram.
Pencapain pengguna tagar merekapun cukup bnyak dari hastag yang mereka buat kurang
lebih 2 tahunan yang lalu ini sudah mencapai angka kiriman 4900 untuk
#journeywaytoexplore dan 9400 kiriman untuk #hallobackpacker.
kalau yang temaninstgrampeduliandong undah 1rb kiriman lebih sedangkan yang
hellobackpaker itu sudah menembus 9400rb dalam jangka wktu 1th.15
Jadi ya udah aku buat aja tema jalan jalan journeywaytoeexplore hehe perjalanan ada cara
untuk mengexplore tempat satu ketempat lain. kiriman juga sudah mencapai 4100 dalam
waktu 2 tahun.16
Dari hasil pembuatan tagar tersebut selain dari pencapaian kiriman yang sudah
banyak, narasumber pembuat tagar ini juga mendapat keutungan dari hasil pembuatan tagar
mereka. Keutungan berupa materi bahkan juga ada endorse dari pihak yang ingin
mengenalkan barang melalui akun pembuat tagar tersebut.
Dalam sub bab 5.3 ini, peneliti lalu memahami bahwa ketiga konsep identitas yang
dipaparkan oleh Castells berbicara mengenai tentang bagaimana cara identitas virtual
dibentuk. Legitimasi berbicara tentang identitas virtual yang dibentuk dengan menyesuaikan
aturan-aturan yang diciptakan oleh Instagram. Resistensi berbicara tentang identitas virtual
yang terbentuk dengan melawan aturan-aturan dalam media yang digunakan dalam hal ini
instagram. Lalu identitas proyek adalah identitas ciptaan untuk membentuk posisi baru
dengan mentransformasi ide baru yang akan memberi identitas bagi mereka, sebagaimana
yang terjadi dalam gerakan Save Gunung Andong.
5.4 #Temaninstagrampedulindong dan Project Identity
Hashtag #temaninstagrampeduliandong merupakan hashtag yang dibuat untuk
kampanye gerakan untuk bersih-bersih Gunung Andong. Tagar yang dibuat melalui gerakan
15
Hasil wawancara dengan narasumber Vityan pada 23 Maret 16 jam 13:23 16
Hasil wawancara dengan narasumber Guntur pada 04 April 16 jam 15:28
ini merupakan gambaran yang terjadi saaat Gunung Andong rusak akibat ulah para pendaki
yang membuang sampah sembarangan dan melakukan vandalisme. Karena alasan inilah
Vityan, salah satu narasumber dalam penelitian ini mempunyai ide untuk melakukan bersih-
bersih dan penanaman pohon di Gunung Andong. Sebelumnya Vityan juga membicarakan
gerakan ini dengan kepala basecamp Taruna Jaya Giri, bapak Sutikno Aji beserta sekretariat
dan anggota basecamp. Awalnya Vityan bergerak sendiri untuk melakukan kampanye ini tapi
setelah melakukan promosi di media sosial Instagram banyak pihak yang ingin bergabung
yaitu dari para kalangan pendaki dan Duta wisata kota Magelang. Acara Save Andong ini
berlangsung pada kamis 2 April 2015, dengan peserta yang hadir 30 Orang dan banyak juga
Instagramer yang turut memberikan sumbangan untuk berjalannya acara tersebut. kiriman
foto beseta hashtag #temaninstagrampeduliandong sudah mencapai 1618 kiriman.
Vityan sangat senang karena acara ini bisa berlangsung dan juga banyak yang
mendukung bahkan mereka turun tangan langsung untuk membantu meski mereka tidak
dibayar. Dengan melakuakan gerakan melalui Instagram ini dianggp lebih efektif karena
sekarang Instagram merupakan medsos yang sering digunakan oleh semua kalangan
khususnya para pencinta hiking.
Project Identity di Gerakan Save Gunung Andong
Peneliti menemukan bahwa gerakan save gunung Andong yang digalakan pertama kali oleh
Vityan lewat akunnya @hallobackacker, adalah bentuk identitas yang disebut Castell
identitas proyek itu sendiri (Project Identity). Berikut peneliti coba menjabarkan proses
pembentukannya.
Gambar 13
Project Identity di Gerakan Save Gunung Andong
Dilihat dari gambar diatas, tampak jelas bagaimana proses identitas proyek (project
identity) berlangsung dalam penelitian ini. Citra virtual yang dimiliki oleh Vityan dalam akun
instagramnya @hallobackpacker ini membangun identitasnya sedemikian rupa. Dimana
identitasnya tersebut yang kemudian memberinya kemudahan saat menggalakan tagar peduli
Andong. Dengan cepat tagar tersebut 'menarik' pengguna instagram lain untuk 'bergerak'
virtual sebelum akhirnya mereka berkumpul tatap muka untuk membersihkan area pendakian
Gunung Andong.
Sebagaimana disebutkan bahwa konsep project identity disini adalah upaya 'aktor'
yang mengtranformasi sebuah identitas sebagai pemaknaan menjadi identitas sebagai peran
dalam bentuk yang lebih riil. Ide untuk mengembalikan kebersihan gunung Andong ini,
berangkat dari satu orang yang kemudian menjadi poros atau aktor proyek identitas ini.
Vityan memanfaatkan identitas virtual yang ia miliki untuk menggerakan transformasi atau
perubahan yang diidam-idamkan tersebut. Identitas akun Instagramnya @hallobackpacker
memang sudah terkenal citranya sebagai akun pendaki dan penjelajah gunung. Vityan
memanfaatkan citra virtualnya tersebut untuk menarik perhatian sesama pendaki yang juga
aktif di Instagram untuk mewujudnyatakan gerakan ini.
Dengan menggunakan fitur tagar yang dimiliki Instagram, Vityan lalu membentuk
tagar #temaninstagrampeduliandong dengan tujuan bukan hanya sekedar promosi kegiatan.
Tapi tagar yang dibuat ini juga 'mengumpulkan' sesama Instagramers yang peduli dengan
kebersihan Andong untuk dapat berinteraksi dengan mudah satu sama lain. Berbagi informasi
kegiatan, informasi kebutuhan untuk kegiatan tersebut, juga berbagi semangat gerakan yang
dipelopori oleh pengguna Instagram.
Vityan dalam hal ini, sebagaimana yang dipaparkan oleh Castells telah melakukan
proyek identitas dengan menggunakan tagar di Instagram sebagai motor penggerak dari
gerakan Save Gunung Andong ini. Vityan tidak hanya membangun identitas virtualnya
sebagai pendaki, tapi juga mengklasifikasikan pengguna Instagram lain yang peduli andong
dan terlibat dalam gerakan ini, sampai pada tahap mentransformasikannya menjadi gerakan
riil yang dilakukan secara fisik oleh para pendaki, dan pengguna Instagram tersebut.
5.5 Refleksi Hasil Penelitian
Dalam bab tinjauan pustaka, peneliti mencantumkan penelitian-penelitian sebelumnya
yang juga mengkaji pada area yang sama dengan kajian yang dilakukan oleh peneliti.
Temuannya juga mendukung hasil penelitian yang didapat oleh peneliti setelah melakukan
analisa.
Novy Wulandari dalam penelitiannya tentang penggunaan tagar oleh mahasiswa di
kampusnya juga menunjukkan kecenderungan yang sama dengan yang didapati oleh peneliti
dalam melakukan analisis ini. Wulandari mengungkapkan bahwa penggunaan tagar di
Instagram ini menjadi tren yang lalu berubah menjadi kebutuhan dalam menjaga eksistensi
penggunanya didunia maya. Hal tersebut juga diakui oleh para pengguna Instagram yang
mengatakan bahwa mereka pakai tagar pada unggahan selain agar dapat ditemukan oleh
pengguna lain, juga agar mendapat like dan follower.
Dalam penelitian yang lain yang juga disebutkan bahwa terdapat korelasi yang
signifikan antara presentasi diri dan penggunaan tagar17
. Temuan yang serupa juga peneliti
dapatkan dari hasil analisa bersama pengguna Instagram. Penggunaan tagar disesuaikan
17
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/43750/6/Abstract.pdf diakses Selasa 27 Okt. 15
dengan tema foto yang diunggah, dan foto yang diunggah tersebut adalah presentasi diri
pengguna Instagram tersebut.
Dua penelitian berikutnya yang juga peneliti cantumkan pada bab tinjauan pustaka
berbicara lebih banyak tentang proses pembangunan identitas pengguna secara virtual di
media baru. Proses yang dilalui tidak banyak perbedaan, terutama pembangunan identitas
yang terjadi secara virtual.
Sebagaimana tercermin dalam pembahasan, pembangunan identitas yang terjadi
secara virtual yang dianalisa oleh peneliti dalam penelitian ini mendukung teori yang
dikemukakan oleh Castells, tentang identitas yang dipahami sebagai pemaknaan. Begitu pula
proyek identitas yang dikemukan Castells, dalam penelitian ini mendukung konsep-konsep
tersebut. Dimana identitas yang dibangun merupakan transformasi dari dunia virtual ke
kehidupan sehari-hari pengguna Instagram, salah satunya terbukti dengan gerakan
#temaninstagrampeduliandong.