Bab V Pengembangan Kerangka...
-
Upload
duongkhanh -
Category
Documents
-
view
215 -
download
1
Transcript of Bab V Pengembangan Kerangka...
92
Bab V Pengembangan Kerangka Model
Model ini merupakan pengembangan dari kerangka model yang merupakan hasil
studi sebelumnya. Kerangka tersebut disusun dan dikembangkan menjadi Model
Proses Produksi Rumah Sederhana Massal Untuk Mempercepat Rekostruksi
Pasca Bencana di Indonesia, melalui proses membangun rumah sederhana dengan
industrialisasi bangunan pada pelaksanaan rekonstruksi pasca bencana yang
melibatkan masyarakat. Pengembangan model bertujuan untuk memperbaiki
sistem yang sedang berjalan. Diharapkan dengan model proses membangun yang
dikembangkan ini, maka produk yang dihasilkan akan memiliki kualitas,
produktifitas, serta efisiensi yang lebih baik. Inti dari model ini adalah
merencanakan seluruh proses membangun sejak awal, dengan memprediksi hal-
hal yang berpengaruh pada saat konstruksi di lapangan.
V.1 Pengembangan Model
Berikut ini akan dikembangkan himpunan pilihan struktur yang layak agar fungsi-
fungsi yang telah dirumuskan sebelumnya dapat menjadi solusi untuk
menciptakan kondisi yang diinginkan.
V.1.1 Fungsi Kualitas
Intervensi yang harus dilakukan adalah adanya kontrol terhadap kualitas
yang terencana sejak awal, yaitu sejak tahap penyiapan input bagi proses
konstruksi, disamping pada saat proses konstruksi itu sendiri. Input yang
harus dikontrol antara lain kualitas SDM, material, alat yang tersedia,
serta organisasi membangun yang kesemuanya harus baik atau sesuai
dengan standar. Pada saat proses konstruksi, kontrol dapat dilakukan
dengan memberikan bimbingan teknis dari ahli, serta adanya panduan
teknis (guidelines). Dengan kontrol yang dilakukan sejak awal, maka
kontrol di lapangan akan dapat berkurang tingkat kepentingannya. Selain
itu, hasil proses pun diharapkan kualitasnya menjadi lebih baik.
Gambaran mengenai uraian di atas dapat dilihat pada skema fungsi
kualitas di bawah ini.
Gambar V.1 Model Planned Control (kontrol yang direncanakan) sebagai pengembangan model proses membangun rumah sederhana dengan pelibatan masyarakat, berkaitan dengan fungsi kualitas
DESAIN (PRODUK)
DESAIN (PERENCANAAN)
PROSES
PROSES KONSTRUKSI
RUMAH TERBANGUN
Per
syar
atan
Fu
ngsi
ona
l
Mat
eria
l
Tena
ga
Kerja
Alat
Cua
ca
KUALITAS
KARAKTER
KARAKTER OUTPUT YANG
DIIN GINKANINPUT
PROSES OUTPUT
KUALITAS
KETERANGAN:
Org
anis
asi
Mat
eria
l
Tena
ga
Ker
ja
Alat
Cua
ca
Org
anis
asi
Bim
bing
an
Ahl
i
Pilih
an
Des
ain
(Bas
is
Dat
a)
Pand
uan
/ G
uide
lines
Bim
bing
an
Tekn
is
KONDISI REALKONDISI YANG M ENJADI DASAR PERENCANAAN (PREDIKSI)KONDISI TAPAK
KONDISI TAPAK YANG MENJADI DASAR
KONDISI TAPAK YANG MENJADI DASAR
KO NTRO LKO NTRO L
KO NTRO L
PRO
CU
REM
EN
T
93
94
Mekanisme kontrol sejak awal ini dapat dipenuhi dengan sistem
produksi industrialisasi. Dengan sistem ini, kontrol dilakukan sejak
produksi komponen di pabrik. Kontrol terpusat ini lebih mudah
dilaksanakan. Dengan kontrol yang baik di pabrik, maka pelaksanaan
pekerjaan di lapangan dapat dilakukan dengan kontrol rendah, atau
bahkan tanpa kontrol. Dengan demikian, diharapkan fungsi kualitas
dapat tercapai.
V.1.2 Fungsi Efisiensi
Untuk mencapai efisiensi, diperlukan intervensi untuk mempercepat
masa konstruksi dan meminimalkan material terbuang (waste).
Intervensi tersebut dilakukan dengan memperkenalkan metode
pembangunan rumah secara masal, melalui teknik komponenisasi.
Gambaran mengenai intervensi yang dilakukan dapat dilihat pada skema
fungsi efisiensi (gambar V.2) di bawah ini.
Perencanaan komponenisasi dimulai dari tahapan desain. Desain rumah
dengan teknik ini tentunya harus disesuaikan dengan modul bahan yang
tersedia di lokasi. Basis data mengenai material tersedia dan teknik
komponenisasi yang mungkin dilakukan dapat membantu masyarakat
dalam menentukan pilihan. Pengadaan material sesuai dengan potensi
yang tersedia (tahap procurement) akan mengurangi waktu tunggu
pengadaan bahan, dengan kata lain dapat mempercepat masa konstuksi.
Desain yang disesuaikan dengan modul bahan yang tersedia dapat
mengurangi material terbuang (waste).
Dari segi penggunaan alat (mis: cetakan komponen, bekisting beton),
dengan metode pembangunan masal, alat dapat digunakan secara
bersama-sama di satu tempat dan berkali-kali, sehingga menjadi lebih
hemat dan mengurangi material (bekisting) yang biasanya hanya
digunakan untuk satu kali pakai.
D E S A IN (P R O D U K )
D E S A IN (P E R E N C A N A A N )
P R O S E S
P R O S E S K O N S T R U K S I
R U M A H T E R B A N G U N
Mod
ul K
ompo
nen
(ses
uai m
odul
ba
han)
Pem
akai
an
Ber
ulan
g
Pela
tihan
Spes
ialis
asi
Peke
rjaan
Prod
uctio
n Li
ne
Was
te <
Per
syar
atan
Fu
ngsi
onal
Mat
eria
l
Tena
ga
Kerja
Alat
Cua
ca
E F IS IE N S IE F IS IE N S I
Org
anis
asi
Mat
eria
l
Tena
ga
Kerja
Alat
Cua
ca
Org
anis
asi
Pilih
an
Des
ain
(Bas
is D
ata)
K O N D IS I R E A LK O N D IS I Y A N G M E N J A D I D A S A R P E R E N C A N A A N (P R E D IK S I)
K O N D IS I T A P A K
K O N D IS I T A P A K Y A N G M E N J A D I D A S A R
K O N D IS I T A P A K Y A N G M E N J A D I D A S A R
K o m p o n e n is a s i M a s s a l P ro d u k In d u s tr i
K A R A K T E R
K A R A K T E R O U T P U T Y A N G D IIN G IN K A N
IN P U T
P R O S E S O U T P U T
K E T E R A N G A N :
PRO
CU
RE
ME
NT
Gambar V.2 Pengembangan model proses membangun rumah sederhana dengan pelibatan masyarakat, berkaitan dengan fungsi efisiensi
95
96
Metode pembangunan masal akan mempengaruhi tahapan konstruksi.
Organisasi membangun dengan alur kerja (production line) pada
pembangunan masal akan membagi pekerja sesuai dengan
kemampuannya. Selain itu, spesialisasi pekerjaan pun akan melatih
keahlian dan keterampilan pekerja, sehingga mempercepat pelaksanaan
pekerjaan konstruksi.
Dengan langkah-langkah di atas, maka masa konstruksi akan menjadi
lebih cepat dan material terbuang (waste) dapat dikurangi, untuk
mencapai efisiensi. Namun tentu saja teknik tersebut terlebih dahulu
harus dapat diinformasikan melalui petunjuk teknis maupun pelatihan.
Dengan informasi tersebut, pengetahuan masyarakat akan bertambah dan
fungsi efisiensi dapat terpenuhi.
V.1.3 Fungsi Produktifitas
Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan beberapa intervensi untuk
meningkatkan keterampilan SDM, mengurangi kompleksitas pekerjaan,
mengurangi beban pengangkatan, serta mengurangi pengaruh faktor
cuaca. Intervensi tersebut dapat dilakukan melalui adaptasi proses
fabrikasi dalam sistem produksi industrialisasi. Sistem ini memiliki
pembagian pekerjaan (production line) yang jelas, sehingga setiap orang
dapat memanfaatkan kemampuannya di bidang yang mereka kuasai.
Gambaran mengenai intervensi tersebut dapat dilihat pada skema fungsi
produktifitas (gambar V.3) di bawah ini.
Pengulangan-pengulangan pekerjaan dalam produksi yang masal, akan
menciptakan spesialisasi pekerjaan, sekaligus sebagai pelatihan untuk
meningkatkan keterampilan SDM. Komponenisasi yang menjadi bagian
dari sistem produksi industrialisasi pun dengan teknologi terbaru dapat
menciptakan komponen-komponen yang ringan sehingga pekerjaan
handling tidak akan dapat dikurangi waktunya.
D E S A IN (P R O D U K )
D E S A IN (P E R E N C A N A A N )
P R O S E S
P R O S E S K O N S T R U K S I
R U M A H T E R B A N G U N
Beb
an K
ompo
nen
Rin
gan
Kom
plek
sita
s Pe
kerja
an
Pela
tihan
Spes
ialis
asi
Peke
rjaan
Prod
uctio
n Li
ne
Peng
aruh
cua
ca
Pers
yara
tan
Fung
sion
al
Mat
eria
l
Tena
ga
Kerja
Alat
Cua
ca
P R O D U K T IF IT A SP R O D U K T IF IT A S
Org
anis
asi
Mat
eria
l
Tena
ga
Kerja
Alat
Cua
ca
Org
anis
asi
Pilih
an
Des
ain
(Bas
is D
ata)
K O N D IS I R E A LK O N D IS I Y A N G M E N J A D I D A S A R P E R E N C A N A A N (P R E D IK S I)
K o m p o n e n is a s i P ro d u k In d u s tr i P re -fa b r ik a s i
K O N D IS I T A P A K
K O N D IS I T A P A K Y A N G M E N J A D I D A S A R
K O N D IS I T A P A K Y A N G M E N J A D I D A S A R
K A R A K T E R
K A R A K T E R O U T P U T Y A N G D IIN G IN K A N
IN P U T
P R O S E S O U T P U T
K E T E R A N G A N :
PRO
CU
REM
ENT
Gambar V.3 Pengembangan model proses membangun rumah sederhana dengan pelibatan masyarakat, berkaitan dengan fungsi Produktifitas
97
98
Dengan pekerjaan produksi komponen yang dipusatkan di workshop,
maka pekerjaan di lapangan akan berkurang kompleksitasnya. Selain itu,
proses fabrikasi untuk komponen yang dilakukan di satu tempat terpusat
(workshop) akan mengurangi pengaruh cuaca terhadap pekerjaan di
lapangan.
Intervensi-intervensi di atas diharapkan dapat mempercapat proses
pekerjaan, dan menghasilkan produk yang banyak, sehingga fungsi
produktifitas dapat tercapai.
V.2 Proses Membangun Rumah Sederhana Dengan Industrialisasi
Bangunan Pada Pelaksanaan Rekonstruksi Pasca Bencana Yang
Melibatkan Masyarakat
Dari kerangka model-model yang merupakan struktur terpilih dari fungsi untuk
menciptakan kondisi yang diinginkan di atas, disusun suatu pengembangan model
secara utuh menjadi sebuah Model Proses Produksi Rumah Sederhana Massal
Untuk Mempercepat Rekostruksi Pasca Bencana di Indonesia, melalui proses
membangun rumah sederhana dengan industrialisasi bangunan pada pelaksanaan
rekonstruksi pasca bencana yang melibatkan masyarakat.
Diharapkan dengan model proses membangun yang dikembangkan ini, maka
produk yang dihasilkan akan memiliki kualitas, produktifitas, serta efisiensi yang
lebih baik. Dengan perencanaan yang baik, kualitas, produktifitas, serta efisiensi
sudah dapat diprediksikan sejak awal perencanaan.
Hal-hal yang akan mempengaruhi pelaksanaan konstruksi di lapangan sejak awal
diperhitungkan. Pada tahap pemilihan desain dan perencanaan proses yang
berlangsung secara timbal balik, prediksi-prediksi tersebut menjadi bahan
pertimbangan utama, sehingga hasil perencanaan merupakan suatu hasil
pengambilan keputusan yang matang. Selain itu, hasil perencanaan yang menjadi
panduan / guidelines pekerjaan konstruksi tersebut juga akan menjadi panduan
yang unik, berbeda untuk setiap daerah bahkan untuk setiap individu (custom
design).
99
DESAIN (PRODUK)
DESAIN (PERENCANAAN)
PROSES
PROSES KONSTRUKSI
RUMAH TERBANGUN
Beb
an K
ompo
nen
Rin
gan
Kom
plek
sita
s Pe
kerja
an
Mod
ul K
ompo
nen
(ses
uai m
odul
ba
han)
Pem
akai
an
Ber
ulan
g
Pela
tihan
Spes
ialis
asi
Peke
rjaan
Prod
uctio
n Li
ne
Was
te <
Peng
aruh
cua
ca
Persyaratan Fungsional
Mat
eria
l
Tena
ga
Ker
ja
Alat
Cua
ca
KUALITAS PRODUKTIFITASEFISIENSI
KARAKTER
KARAKTER OUTPUT YANG DIINGINKAN
INPUT
PROSES
OUTPUT
EFISIENSIPRODUKTIFITAS KUALITAS
KETERANGAN:
Org
anis
asi
Mat
eria
l
Tena
ga
Ker
ja
Alat
Cua
ca
Org
anis
asi
Bim
bing
an
Ahl
i
Pili
han
Des
ain
(Bas
is D
ata)
Pand
uan
/ G
uide
lines
Bim
bing
an
Tekn
is
KONDISI REALKONDISI YANG MENJADI DASAR PERENCANAAN (PREDIKSI)
KONDISI TAPAK
KONDISI TAPAK YANG MENJADI DASAR
KONDISI TAPAK YANG MENJADI DASAR
KONTROLKONTROL
Komponenisasi Massal Produk Industri Pre-fabrikasi
KONTROL
PR
OC
UR
EM
ENT
Gambar V.4 Proses membangun rumah sederhana dengan industrialisasi bangunan pada pelaksanaan rekonstruksi pasca bencana yang melibatkan masyarakat
100
Inti dari model ini adalah merencanakan seluruh proses membangun sejak awal,
dengan memprediksi hal-hal yang berpengaruh pada saat konstruksi di lapangan,
yang dipengaruhi oleh kondisi tapak.
Oleh karena itu, ketepatan prediksi sangat dibutuhkan. Hal ini dapat dicapai
melalui evaluasi dan pengumpulan data awal yang cepat dan juga tepat.
V.3 Prinsip Desain Proses Produksi Rumah Sederhana Massal Untuk
Mempercepat Rekonstruksi Pasca Bencana di Indonesia
Model Proses Produksi Rumah Sederhana Massal untuk Mempercepat
Rekonstruksi Pasca Bencana di atas, merupakan perbaikan atas model sistem
pelaksanaan rekonstruksi pasca bencana yang melibatkan masyarakat, dengan
mengadaptasi sistem industrialisasi bangunan dalam proses membangun rumah
sederhana. Dengan mengadaptasi sistem industrialisasi bangunan, diharapkan
permasalahan dalam proses membangun rumah sederhana yang ada di masyarakat
saat ini dapat diatasi. Sehingga diharapkan pelaksanaan rekonstruksi akan
menghasilkan rumah bagi korban bencana yang berkualitas, melalui suatu proses
yang produktif dan efisien.
Dari model tersebut, dapat kita tarik beberapa prinsip desain yang harus dipenuhi
agar sistem industrialisasi dapat diterapkan pada pembangunan rumah yang
melibatkan masyarakat.
V.3.1 Sumber daya manusia
Model ini berusaha meningkatkan pelibatan dan pemberdayaan
masyarakat di setiap tahapannya, agar rasa kepemilikan masyarakat
terhadap rumah yang dibangunnya juga meningkat.
Oleh karena itu, prinsip-prinsip yang harus dilaksanakan adalah:
101
Sumber daya manusia di daerah pasca bencana biasanya berbeda-
beda. Tingkat kerumitan dari proses yang dipilih harus
disesuaikan dengan keterampilan dan keahlian sumber daya
manusia, sehingga kualitas produk yang dipilih menjadi
maksimal.
Keterampilan SDM dapat disesuaikan dengan porsi pekerjaan
yang mereka lakukan, melalui production line yang jelas.
Dengan production line ini, maka seorang pekerja akan
melakukan pekerja yang sama secara berulang-ulang, sehingga
spesialisasi pekerjaan dengan sendirinya akan terbentuk.
Untuk pekerjaan-pekerjaan dengan teknik baru, harus diberikan
pelatihan terlebih dahulu bagi para pekerjanya.
Spesialisasi pekerjaan melalui production line ini akan menjadi
pelatihan tersendiri bagi pekerja, sehingga keterampilan dan
keahlian pekerja (SDM) akan meningkat.
V.3.2 Material
Hal yang terpenting dari sisi material adalah bagaimana agar
waste dari penggunaan material dapat dikurangi.
Pengurangan waste tersebut dapat diusahakan melalui desain
komponen yang sesuai dengan modul material
Dengan material yang terkontrol baik, serta waste yang minimal,
diharapkan dengan biaya yang tersedia kualitas produk akan
maksimal, sehingga efisiensi akan meningkat.
V.3.3 Alat (equipment)
Penggunaan material yang berulang pada pembangunan rumah
secara massal juga akan mengurangi waste, sehingga diharapkan
efisiensi juga akan meningkat.
102
Pemerintah dapat pula memberi bantuan berupa alat (equipment)
yang dapat digunakan secara bersama oleh masyarakat, terutama
dalam pengerjaan penyiapan komponen di pabrik / workshop
(pre-fabrikasi) beserta distribusinya ke lapangan.
V.3.4 Desain (produk)
Harus disediakan basis data berupa tipologi bangunan rumah
sederhana yang spesifik. Basis data ini meliputi:
- Pilihan desain arsitektur,
- Pilihan desain struktur,
- Pilihan material,
- Pilihan komponenisasi
- Desain proses (panduan metode membangun baik di
workshop maupun di lapangan).
Komponenisasi itu sendiri memiliki beberapa kriteria, yaitu:
- dimensi komponen yang relatif kecil (small panel untuk
sistem bangunan 2D),
- mudah dalam pengangkatan,
- mudah dalam pengangkutan ke lapangan,
- mudah dirakit (sistem sambungan sederhana),
- sesuai modul material yang tersedia.
Basis data ini digunakan sebagai panduan yang fleksibel dalam
memilih desain yang sesuai dengan potensi dan kondisi lokal
setempat, sehingga desain memenuhi standar keamanan,
kenyamanan, dan kesehatan.
Dengan basis data ini diharapkan proses membangun akan
menghasilkan produk dengan kualitas yang optimal, sehingga
masyarakat puas dan mau menghuni rumahnya.
103
Selain prinsip-prinsip yang disebutkan di atas, desain yang dipilih harus
mempertimbangkan kemampuan desain tersebut untuk mengantisipasi
pengembangan di kemudian hari (fleksibel), sebagai pemenuhan
kebutuhan untuk mengekspresikan jati diri para penghuninya.
V.3.5 Desain proses
Desain proses harus dilakukan pada tahap awal, bersamaan
dengan tahap desain (produk).
Desain proses ini harus memperhatikan semua potensi input,
meliputi sumber daya manusia (pekerja), material, serta alat
(equipment) yang menjadi potensi lokal setempat, selain juga
memperhatikan desain produknya itu sendiri.
Secara garis besar, proses akan dilakukan di 2 tempat, yaitu di
pabrik (proses penyiapan komponen) dan site (proses perakitan).
Tahapannya antara lain:
a) Proses Pre-fabrikasi (Penyiapan Material dan Komponenenisasi)
Setelah melakukan asesmen/ penilaian terhadap potensi
lokal, maka tahap berikutnya adalah mengeliminasi
material yang mungkin dimanfaatkan dalam metode
prefabrikasi komponen, berdasarkan material yang telah
diidentifikasi sebagai potensi lokal (dalam basis data).
Material-material tersebut dikumpulkan di satu tempat
(workshop), kemudian dilakukan penyiapan material untuk
komponenisasi. Proses ini akan memakan waktu T1x (a, b,
c = komponen). Tahap selanjutnya adalah penentuan tipe
komponenisasi sesuai dengan desain terpilih yang dipilih
dari basis data.
104
b) Proses di site (Perakitan)
Setelah tahap komponenisasi, kemudian dilakukan proses
perakitan di lapangan. Hal yang termasuk proses perakitan
dan mempengaruhi waktu yang diperlukan adalah proses
transportation, handling, dan assembling. Oleh karena itu,
tipe komponenisasi akan dipengaruhi oleh material yang
mungkin, serta keberadaan sumber daya manusia,
transportasi, dan peralatan. Material akan menentukan
sistem bangunan dan tipe konstruksi. Sumber daya akan
menentukan ukuran komponen dilihat dari proses handling.
Alat serta transportasi juga akan berpengaruh terhadap
dimensi komponen, dilihat dari proses transportation ke
site dan assembling. Tahapan proses produksi di workshop
dan di lapangan tersebut dapat dilihat pada diagram di
bawah ini, yang juga menggambarkan perbandingan antara
metode konvensional (eksisting) dan metode non
konvensional yang diusulkan.
M A N (s u m b e r d a y a
m a n u s ia , o ra n g , te n a g a k e r ja )
M A C H IN E(p e ra la ta n , m e s in )
T id a k te r la t ihS e k ita r 3 -4 o ra n g /ru m a hM e n d a ta n g k an d a r i lu a r k o ta
B u d a y a M e m b a n g u n (g o to n g -ro y o n g )
M A T E R IA L(b a h a n -b a h a n )
M E T H O D(m e to d e ,
t r a n s p o r ta t io n , h a n d lin g ,
a s s e m b lin g )
M a te r ia l lo k a l y a n g te rs e d iaL ih a t ta b e l.
K o n v e n s io n a lP e r lu b a n tu a n p ih a k lu a r
X a b c
Y
MATERIAL
MATERIAL
KOMPONENISASI
T1x
PENYIAPANKOMPONEN
Ty
PEMBANGUNAN KONVENSIONAL
Metode non Konvensional
Metode Konvensional
T2x
PERAKITAN
1D2D
TransportHandlingAssembling
TransportHandlingAssembling
Gambar V.5 Proses produksi, perbedaan antara metode konvensional (eksisting) dan metode non-konvensional (dengan adaptasi industrialisasi produk)
105
Kontrol yang tinggi terutama sangat diperlukan saat pekerjaan
penyiapan komponen di pabrik. Hal ini dikarenakan kualitas
produk, produktifitas, serta efisiensi yang baik pada proses ini
sangat bergantung pada tingkat kedisiplinan produksi dan akurasi
cetakan komponen di pabrik. Dengan pekerjaan yang sebagian
besar dilakukan di pabrik, maka kendala cuaca pun akan
berkurang pengaruhnya terhadap kualitas produk, produktifitas,
serta efisiensi pekerjaan. Contoh pekerjaan penyiapan komponen
di pabrik dapa dilihat pada simulasi cyclone di bawah ini.
transport
Normal(work task)
Besi 1 Besi 2
Mencetak Komponen 1, 2, 3
(pengecoran & pemadatan)
Mengeringkan
Combi (combination processor)
Membuka cetakan
Pengadukan
Perakitan tulangan
Queue node
Pasir
Semen
KerikilAir
Zat Aditif
Tulangan
Cetakan 1, 2, 3
Campuran Beton
Tenaga Kerja
Komponen 1, 2, 3
Gambar V.6 Contoh simulasi pembuatan komponen (T1x) Sumber: diolah dari sistem RISHA
Proses didesain agar kompleksitas pekerjaan di lapangan
berkurang, sehingga pekerja tidak terlatih (unskilled labor) pun
106
dapat melakukan pekerjaan perakitan di lapangan tersebut walau
dengan kontrol yang rendah, dengan spesialisasi pekerjaan sesuai
kemampuan masing-masing. Contoh pekerjaan penyiapan
komponen di pabrik dapa dilihat pada simulasi cyclone di bawah
ini.
Pembersihan lahan
Galian pondasi
Rangka atap
Combi (combination processor)
Perakitan Sloof
Queue node
Galian pondasi
Perakitan Kolom Perakitan balok
Komponen 1
Tenaga Kerja
Komponen 2
Komponen 3 Joint
Struktur Rumah Sederhana
Gambar V.7 Contoh simulasi konstruksi di site (T2x) Sumber: diolah dari sistem RISHA
V.4 Model Sistem Perencanaan / Perancangan
Agar model proses membangun beserta prinsip-prinsip desain yang telah
dirumuskan pada uraian sebelumnya dapat diaplikasikan pada masyarakat, maka
di bawah ini ditampilkan sebuah model sistem perencanaan / perancangan rumah
sederhana. Model sistem perencanaan / perancangan ini merupakan merupakan
suatu sistem perencanaan dan perancangan (pengambilan keputusan) untuk
pengadaan rumah pasca bencana. Dengan model ini, masyarakat dapat dilibatkan
sejak tahap awal perencanaan, tentunya dengan pembimbingan dari tenaga ahli.
Model ini juga telah mengadaptasi sistem industrialisasi melalui prefabrikasi
komponen maupun metode kerja dengan production line, dan harus dilengkapi
dengan basis data.
107
STARTLOKASI:________
PEMILIHAN MATERIAL
Sesuai material yang tersedia?
PEMILIHAN SISTEM
STRUKTUR
YA
Sesuai kemampuan
SDM?
YA
PEMILIHAN KOMPONENISASI
(desain) Basis Data Komponenisasi
Sesuai modul material &
ketersediaan alat?
YA
PEMBUATAN KOMPONEN & PERAKITAN
DOKUMEN PANDUAN DESAIN DAN KONSTRUKSI
Basis Data Desain Arsitektur
Basis Data Sistem Struktur
(berdasarkan material)
EVALUASI & ANALISIS CEPAT: BENCANA & KONDISI EKSISTING
SERTA TIPOLOGI RUMAH
Cek keseluruhan,
sesuai dengan SDM, material,
alat?
YA
Basis Data Metode Membangun
PELAKSANAAN PEMBUATAN KOMPONEN
& PERAKITAN DI LAPANGAN OLEH
MASYARAKAT
MULAI
PROSESBASIS DATA
INPUT/OUTPUT
Potensi Lokal
Setempat
OUTPUT
DECISION
Bantuan Teknis
(fasilitator tenaga ahli)
Pelatihan SDM /
mendatangkan pekerja
Pengadaan / Bantuan
Alat
Bantuan Pengawasan
(kontrol)
KETERANGAN:
Basis Data Tipologi RsS
Gambar V.8 Kerangka Model Sistem Perencanaan Rumah Sederhana
108
Adapun uraian dari model sistem perencanaan rumah sederhana pada kondisi
pasca bencana di atas adalah sebagai berikut:
1. Dimulai dengan menentukan lokasi
2. Evaluasi dan analisis cepat mengenai bencana yang terjadi serta data awal
kondisi eksisting. Data awal kondisi eksisting meliputi potensi lokal,
sumber daya, budaya lokal, kondisi alam, dll. Dari sini bisa ditentukan
bentuk rumah seperti apa yang mungkin dibangun di tempat tersebut.
3. Pemilihan material, berdasarkan material yang tersedia ataupun material
yang mungkin didatangkan ke tempat tersebut.
4. Setelah material yang dipilih sesuai dengan material yang tersedia, maka
tahapan selanjutnya adalah pemilihan struktur yang mungkin digunakan.
Sistem sruktur yang dipilih harus ‘dikenali’ oleh masyarakat. Jika belum,
maka mungkin diperlukan pelatihan sumber daya manusia (pekerja, dalam
hal ini masyarakat), atau mendatangkan tenaga kerja khusus. Jika kedua
hal tersebut masih tidak memungkinkan, maka harus dipilih sistem
struktur lain yang lebih sesuai dengan tingkat keahlian dan keterampilan
masyarakat.
5. Selanjutnya adalah pemilihan komponenisasi. Modul komponen yang
dipilih harus sesuai dengan modul material yang dipilih sebelumnya serta
alat yang tersedia. Tahap ini mulai memasukkan produk (rumah) ke dalam
site. Untuk itu perlu ditentukan bantuan teknis dari fasilitator/ tenaga ahli
serta bantuan alat yang harus diberikan.
6. Tahap selanjutnya adalah tahap perencanaan pelaksanaan pembuatan
komponen di pabrik, dan perakitan di lapangan (metode membangun
dengan produstion line). Setelah itu dilakukan cek ulang secara
keseluruhan , apakah sesuai dengan potensi SDM, alat, dan material.
7. Sistem perencanaan ini akan menghasilkan dokumen panduan desain dan
konstruksi yang berikutnya akan diinformasikan dan menjadi panduan
bagi pemilik rumah dan masyarakat untuk membangun rumahnya.
109
8. Sistem perencanaan ini hanya akan berjalan dengan pendampingan yang
baik bagi masyarakat, sejak tahap perencanaan hingga tahap pelaksanaan.
Untuk lebih jelasnya, tahapan-tahapan sistem perencanaan dapat kita lihat dalam
tabel V.1 di bawah ini.
Tabel V.1 Penjelasan Sistem Perencanaan Rumah Sederhana Pasca bencana
No Tahap Uraian Keperluan Basis Data
Pelaksana
1 Mulai Menentukan lokasi Master plan dari pemerintah, dengan kriteria aman terhadap resiko bencana susulan
Pemerintah, Konsultan pendamping masyarakat, wakil masyarakat
2 Evaluasi dan analisis cepat
Evaluasi dan analisis cepat mengenai bencana yang terjadi serta data awal kondisi eksisting. Data awal kondisi eksisting meliputi potensi lokal, sumber daya, budaya lokal, kondisi alam, dll. Untuk menentukan bentuk rumah seperti apa yang mungkin dibangun di tempat tersebut.
Basis data tipologi rumah sederhana sehat
Konsultan pendamping masyarakat, wakil masyarakat
3 Pemilihan material
Berdasarkan material yang tersedia ataupun material yang mungkin didatangkan ke tempat tersebut.
Informasi material tersedia (potensi lokal setempat, hasil eveluasi dan analisis cepat pada tahap no.2)
Konsultan pendamping masyarakat, wakil masyarakat, pemilik rumah
4 Pemilihan struktur
Sistem sruktur yang dipilih harus ‘dikenali’ oleh masyarakat. Jika belum, maka diperlukan pelatihan sumber daya manusia (pekerja, dalam hal ini masyarakat), atau dipilih sistem struktur lain yang lebih sesuai dengan tingkat keahlian dan keterampilan masyarakat, atau mungkin perlu mendatangkan pekerja dari tempat lain.
Basis data sistem struktur berdasarkan material
Konsultan pendamping masyarakat, wakil masyarakat, pemilik rumah
5 Pemilihan komponenisasi
Komponenisasi yang dipilih harus sesuai dengan modul material yang dipilih sebelumnya serta alat yang tersedia. Tahap ini mulai memasukkan produk (rumah) ke dalam site.
Basis data komponenisasi berdasarkan sistem struktur & basis data desain arsitektur berdasarkan tapak
Konsultan pendamping masyarakat, pemilik rumah, pemerintah (bantuan alat)
6 Perencanaan pembuatan komponen & perakitan
Perencanaan pelaksanaan konstruksi (metode membangun dengan production line) baik di pabrik maupun di lapangan.
Basis data Metode Membangun berdasarkan komponenisasi
Konsultan pendamping masyarakat, wakil masyarakat, pemilik rumah
7 Dokumen panduan desain dan konstruksi
Diinformasikan kepada pemilik rumah dan dan pekerja, sebagai panduan pembuatan komponen & perakitan di lapangan
Hasil dari analisis berdasarkan model yang tersedia
Konsultan pendamping masyarakat, wakil masyarakat, pemilik rumah
8 Pembuatan komponen & perakitan di lapangan
Execution Execution Konsultan pendamping masyarakat, masyarakat