BAB V ASPEK KEUANGAN A. Metode Pencatatan Akuntansi
Transcript of BAB V ASPEK KEUANGAN A. Metode Pencatatan Akuntansi
61
BAB V
ASPEK KEUANGAN
A. Metode Pencatatan Akuntansi
Dalam sebuah perusahaan untung melangsungkan bisnisnya terdapat
bagian yang khusus untuk mencatat mengenai keuangan, yang disebut dengan
akuntansi. Sistem pencatatan keuangan memiliki tujuan agar memudahkan
perusahaan untuk melakukan pengeluaran dan pemasukan atau dengan kata lain
memudahkan dalam proses penjualan maupun pembelian. Dalam pencatatan
akuntansi terdapat dua metode yaitu cash basis dan accrual basis. Cash basis
merupakan proses pencatatan transaksi akuntansi, dimana transaksi dicatat pada
saat menerima kas atau pada saat mengeluarkan kas. Sedangkan accrual basis
adalah proses pencatatan akuntansi dimana transaksi dicatat pada saat sedang
terjadi, meskipun belum menerima ataupun mengeluarkan kas. Lalu penulis
menggunakan metode accrual basis yaitu suatu metode pencatatan akuntansi
yang memiliki mekanisme pencatatan saat terjadinya transaksi bukan hanya pada
saat pendapatan dan pengeluaran diterima dan lebih sesuia dengan bisnis
Katharo Laundry and Café.
Pengertian accrual basis menurut Arif Rahman (2013:70), “Acrrual
bassis adalah jika transaksi penjualan atau biaya sudah terjadi, sekalipun uang
tunai belum dikeluarkan atau diterima, sudah bisa dicatat sebagai pendapatan”.
Metode yang digunakan di accrual basis bersifat lebih jelas dan memberi
62
gambaran terhadap transaksi keuangan perusahaan dikarenakan selain mencatat
pemasukkan yang sudah ada pencatatan accrual basis juga mencatat mengenai
uang yang belum dikeluarkan atau diterima dalam artian piutang dan utang
perusahaan tersebut jika memang ada.
B. Project Income Statement
Project Income Statement adalah suatu laporan keuangan dalam suatu
perusahakan yang beriskan mengenai laporan laba rugi yang dapat dilihat
seberapa besar tepatnya pendapatan serta beban yang ditanggung perusahaan
dalam periode waktu tertentu.
Menurut Short, Libby dan Libby (2007:10), “Laporan laba rugi adalah suatu
laporan utama akuntan dalam mengukur kinerja ekonomi suatu usaha, yaitu
pendapatan dikurangi dengan biayabiaya selama periode akuntansi tertentu”.
Lalu pada laporan income statement pada jangka waktu tertentu akan
menunjukan hasil laba atau keuntungan dari hasil penjualan. Project Income
Statement menurut Prastowo (2010: 18) adalah laporan yang menampilkan data
keuangan perusahaan dalam menghasilkan kinerja (laba) selama periode tertentu.
Menentukan project Income Statement ada beberapa hal yang harus diperhatikan,
yaitu Gross Profit dan Net Income dalam suatu aspek yang terdapat dalam
Project Income Statement.
1. Gross Profit
63
Gross Profit menurut Munawir (2010:99), “adalah sebuah rasio atau
pertimbangan antara laba kotor (gross profit) yang didapat perushaaan dengan
tingkat penjualan yang diraih pada periode yang sama”.
2. Net Income
Net Income menurut Kamsir (2011:303), “merupakan laba yang telah
dikurangi biaya-biaya yang merupakan beban perusahaan dalam suatu
periode tertentu termasuk pajak”.
Berdasarkan dengan apa yang sudah dijelaskan diatas bahwa perusahaan
harus menghitung data laporan keuangan agar perusahaan dapat mengetahui
seberapa besar laba atau keuntungan yang diproleh oleh perusahaan, dengan
tujuan agar keuntungan dapat menjadi pemicu untuk terus jalannya perusahaan,
selain itu untuk mengetahui jika ada kekurangan dalam pemasukan ked ala
perusahaan. Katharo Laundry and Café sudah memperhitungkan keuntungan
dari setiap tahunnya sesuai dengan penjelasan diatas, berikut adalah
penghitungan Project Income Statement Katharo Laundry:
64
TABEL 5.1
KATHARO LAUNDRY AND CAFÉ INCOME STATEMENT
Rev
enu
e
Sal
es R
even
ue
Am
mou
nt
(Rp)
%A
mm
oun
t (R
p)%
Am
mou
nt
(Rp)
%A
mm
oun
t (R
p)%
Am
mou
nt
(Rp)
%
Lau
ndr
y R
even
ue
81
4.6
80
.00
08
96
.13
0.0
00
97
7.6
10
.00
01
.05
9.0
60
.00
01
.14
0.5
40
.00
0
F&
B R
even
ue
19
4.4
00
.00
02
13
.84
0.0
00
24
6.2
40
.00
02
78
.64
0.0
00
31
1.0
40
.00
0
Tot
al R
even
ue
1.0
09
.08
0.0
00
10
0%
1.1
09
.97
0.0
00
10
0%
1.2
23
.85
0.0
00
10
0%
1.3
37
.70
0.0
00
10
0%
1.4
51
.58
0.0
00
10
0%
Ch
emic
al6
1.5
60
.00
06
%6
5.2
53
.60
06
%6
9.1
68
.81
67
%7
3.3
18
.94
55
%7
7.7
18
.08
25
%
Su
ppli
es
73
.02
0.0
00
7%
77
.40
1.2
00
7%
82
.04
5.2
72
7%
86
.96
7.9
88
7%
92
.18
6.0
68
6%
F&
B C
ost
27
.67
9.4
00
3%
29
.34
0.1
64
3%
31
.10
0.5
74
3%
32
.96
6.6
08
2%
34
.94
4.6
05
2%
En
erg
y C
ost
(Air
Lis
trik
Gas
)2
3.7
60
.00
02
,4%
25
.18
5.6
00
2,3
%2
6.6
96
.73
62
,2%
28
.29
8.5
40
2,1
%2
9.9
96
.45
32
,1%
Tot
al D
istr
ibu
ted
Exp
ense
s1
86
.01
9.4
00
18
%1
97
.18
0.5
64
18
%2
09
.01
1.3
98
17
%2
21
.55
2.0
82
17
%2
34
.84
5.2
07
16
%
Pay
roll
& R
elat
ed E
xpen
ses
29
0.4
00
.00
02
9%
29
0.4
00
.00
02
6%
29
0.4
00
.00
02
4%
29
0.4
00
.00
02
2%
29
0.4
00
.00
02
0%
Rea
para
si M
esin
27
.00
0.0
00
3%
27
.00
0.0
00
2%
27
.00
0.0
00
2%
27
.00
0.0
00
2%
27
.00
0.0
00
2%
Adm
inis
tras
i3
.60
0.0
00
0,4
%3
.60
0.0
00
0,3
%3
.60
0.0
00
0,3
%3
.60
0.0
00
0,3
%3
.60
0.0
00
0,2
%
Mar
ket
ing
9.0
00
.00
01
%9
.00
0.0
00
1%
9.0
00
.00
01
%9
.00
0.0
00
1%
9.0
00
.00
01
%
Tot
al U
ndi
stri
bute
d E
xpen
ses
33
0.0
00
.00
03
3%
33
0.0
00
.00
03
0%
33
0.0
00
.00
02
7%
33
0.0
00
.00
02
5%
33
0.0
00
.00
02
3%
Tot
al E
xpen
ses
51
6.0
19
.40
05
1%
52
7.1
80
.56
44
7%
53
9.0
11
.39
84
4%
55
1.5
52
.08
24
1%
56
4.8
45
.20
73
9%
GO
P4
93
.06
0.6
00
49
%5
82
.78
9.4
36
53
%6
84
.83
8.6
02
56
%7
86
.14
7.9
18
59
%8
86
.73
4.7
93
61
%
Ren
t1
50
.00
0.0
00
15
%1
50
.00
0.0
00
14
%1
50
.00
0.0
00
12
%1
50
.00
0.0
00
11
%1
50
.00
0.0
00
10
%
Dep
resi
asi
62
.35
8.6
25
6%
62
.35
8.6
25
6%
62
.35
8.6
25
5%
62
.35
8.6
25
5%
62
.35
8.6
25
4%
Tot
al F
ixed
Cos
t2
12
.35
8.6
25
21
%2
12
.35
8.6
25
19
%2
12
.35
8.6
25
17
%2
12
.35
8.6
25
16
%2
12
.35
8.6
25
15
%
Tot
al P
rofi
t2
80
.70
1.9
75
28
%3
70
.43
0.8
11
33
%4
72
.47
9.9
77
39
%5
73
.78
9.2
93
43
%6
74
.37
6.1
68
46
%
Tax
Pro
fit
14
.03
5.0
99
1%
18
.52
1.5
41
2%
23
.62
3.9
99
2
%2
8.6
89
.46
5
2%
33
.71
8.8
08
2%
Net
Pro
fit
26
6.6
66
.87
6
26
%3
51
.90
9.2
70
3
2%
44
8.8
55
.97
8
3
7%
54
5.0
99
.82
9
4
1%
64
0.6
57
.36
0
4
4%
EX
PE
NS
ES
Dis
trib
ute
d E
xpen
sen
ses
Un
dist
ribu
ted
Exp
ense
nse
s
Fix
ed C
har
ges
Pro
ject
In
com
e S
tate
men
t K
ath
aro
La
un
dry
an
d C
afe
Tah
un
ke-
1T
ahu
n k
e-2
Tah
un
ke-
3T
ahu
n k
e-4
Tah
un
ke-
5
65
Sumber : Olahan Penulis 2019
Sesuai dengan keuangan yang sudah dihitung pada Katharo Laundry
diatas bahwa Net Income atau Net Profit yang didapatkan perusahaan pada tahun
pertama adalah sebesar 41% yaitu senilai Rp. 336.685.954 dimana dapat dilihat
bahwa mengalami peningkatan hingga 5% ditahun pertama.
Sesuai dengan keuangan yang sudah dihitung pada Katharo Cafe diatas
bahwa Net Income atau Net Profit yang didapatkan perusahaan pada tahun
pertama adalah sebesar 3% yaitu senilai Rp. 4.952.065 dimana dapat dilihat
bahwa pada tahun pertama mengalami peningkatan hingga 7%.
C. Investasi
Investasi merupakan suatu usaha penanaman modal atau penanaman
sejumlah uang pada perusahaan, tujuan investasi adalah agar mendapatkan
keuntungan karena investasi untuk menambah penghasilan suatu perusahaan,
investasi juga merupakan suatu pengeluaran modal atau uang untuk membeli
suatu barang atau aset fisik perusahaan sepert, mesin, peralatan perusahaan
dan juga property lainnya yang dibutuhkan dalam mendirikan sebuah
perusahaan.
Pengertian investasi menurut Tandelilin (2010:2), “Investasi adalah
komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada
saat ini, dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa datang”.
66
TABEL 5.2
DAFTAR INVESTASI KATHARO LAUNDRY AND CAFE
Nama Unit Harga (Rp) Total Harga (Rp)
Machine Laundry
Coin 5 - 330.000.000
Setrika 6 249.000 1.494.000
Handphone 1 1.590.000 1.590.000
Gas LPG 12Kg 5 139.000 695.000
Meja & Kursi kasir 1 550.000 550.000
Kursi Tempat Tunggu 5 100.000 500.000
Meja Folding 5 270.000 1.350.000
Meja stainless 5 500.000 2.500.000
Mesin Penukaran koin 1 5.600.000 5.600.000
Printing Set 1 5.999.000 5.999.000
Komputer 1 4.700.000 4.700.000
Lemari & Rak
Laundry 1 560.000 560.000
Timbangan Digital
30Kg 1 505.000 505.000
Air Conditioner 2 2.110.000 4.220.000
Exhaust Fan 4 380.000 1.520.000
Koin 400 1000 400.000
Gelas Takar 5 27.000 135.000
Botol Spray 10 5000 50.000
Keranjang Laundry 10 25.000 250.000
TV 32 Inch 1 1.998.000 1.998.000
Seragam Karyawan 4 50.000 200.000
Sikat Pembersih Noda 10 5000 50.000
67
Telepon Kabel 1 75.000 75.000
Kelengkapan Kantor 1 300.000 300.000
Speaker 1 1.870.000 1.870.000
Ponsel 1 1.590.000 1.590.000
Printer Kasir (MOKA) 1 5.900.000 5.900.000
Gelas 20 22.000 660.000
Kursi Sofa 12 620.000 7.440.000
Kursi Kayu 6 400.000 2.400.000
Meja Kayu 3 150.000 450.000
Meja sudut 1 1.993.000 1.993.000
Meja untuk sofa 3 350.000 1.050.000
Nomor Meja 15 12.500 187.500
Blender 1 18.000.000 18.000.000
Kulkas 1 1.700.000 1.700.000
Seragam Karyawan 2 50.000 100.000
AC 1 2.110.000 2.110.000
Kelengkapan Kantor 1 3.000.000 3.000.000
Mesin Cup Sealer 1 850.000 850.000
TOTAL 414.541.500
Sumber : Olahan Penulis 2019
Investasi tersebut akan mengalami masa penyusutan dengan masa
ekonomis kelompok 1 dan kelompok 2 sesuai dengan pedoman perpajakan, dan
penulis menggunakan metode garis lurus seperti tabel di bawah ini :
68
TABEL 5.3
TABEL TARIF DAN MASA MANFAAT PENYUSUTAN FISKAL
Kelompok Harta
Berwujud Masa Manfaat
Tarif Metode
Garis Lurus
Tarif Metode
Saldo Menurun
Kelompok 1 4 tahun 25% 50%
Kelompok 2 8 tahun 12,5% 25%
Kelompok 3 16 tahun 6,25% 12,5%
Kelompok 4 20 tahun 5% 10%
Sumber : Buku Dasar-dasar Akuntansi
Pengertian penyusutan menurut Martani (2012:313), “penyusutan adalah
metode pengalokasian biaya tetap untuk menyusutkan nilai aset secara sistematis
selama periode manfaat dari aset tersebut”.
TABEL 5.4
DAFTAR DEPRESIASI INVESTASI KATHARO LAUNDRY AND CAFE
Nama Barang Harga
Barang
Nilai
Ekonomis
(Tahun)
Tarif
Depresiasi
Depresiasi
Pertahun
Machine
Laundry
Coin
330.000.000
8 12,5%
41.250.000
Gas LPG 12Kg 695.000
4 25%
173.750
Meja & Kursi
kasir 550.000
4 25%
137.500
Kursi Tempat
Tunggu 500.000
4 25%
125.000
Meja Folding 1.350.000
4 25%
337.500
Meja stainless 2.500.000
4 25%
625.000
Mesin
Penukaran
koin
5.600.000
4 25%
1.400.000
69
Printing Set 5.999.000
4 25%
1.499.750
Komputer 4.700.000
4 25%
1.175.000
Lemari & Rak
Laundry 560.000
4 25%
140.000
Timbangan
Digital 30Kg 505.000
4 25%
126.250
Air Conditioner 4.220.000 4 25% 1.055.000
Exhaust Fan 1.520.000
4 25%
380.000
Koin 1000
4 25%
250
Gelas Takar 27.000
4 25%
6.750
Botol Spray 50.000
4 25%
12.500
Keranjang
Laundry 250.000
4 25%
62.500
TV 32 Inch 1.998.000
4 25%
499.500
Setriika 1.494.000
4 25%
373.500
Handphone 1.590.000
4 25%
397.500
Seragam
Karyawan 200.000
4 25%
50.000
Sikat Pembersih
Noda 50.000
4 25%
12.500
Telepon Kabel 75.000
4 25%
18.750
Kelengkapan
Kantor 300.000
4 25%
75.000
Koin 400.000
4 25%
100.000
Speaker 1.870.000 4 25%
467.500
Ponsel 1.590.000 4 25%
397.500
Printer Kasir 5.900.000 4 25%
1.475.000
Gelas 66.0000 4 25%
165.000
70
Kursi 7.440.000 4 25%
1.860.000
Kursi 240.0000 4 25%
600.000
Meja Kayu 45.0000 4 25%
112.500
Meja sudut 199.000 4 25%
498.250
Meja untuk sofa 1.050.000 4 25%
262.500
Nomor Meja 187.500 4 25%
46.875
Blender 18.000.000 4 25%
4.500.000
Kulkas 1.700.000 4 25%
425.000
Seragam
Karyawan 100.000
4 25%
25.000
AC 2.110.000 4 25%
527.500
Kelengkapan
Kantor 3000.000
4 25%
750.000
Mesin Cup
Sealer 85.0000
4 25%
212.500
Total Depresiasi
62.358.625
Sumber : Olahan Penulis 2019
D. Penentuan Titik Impas dan Laba yang Diharapkan
Didalam mendirikan suatu perusahaan ketika dimulai dari perencanaan
memilki suatu tujuan yaitu untuk mendapatkan keuntungan. Untuk mendpatkan
sebuah keuntungan tersebut perusahaan harus membuat suatu analisa dalam
memperkirakan laba rugi dalam periode yang telah ditentukan sehingga akan
mendapatkan suatu proyeksi titik impas yang diharapkan oleh perusahaan.
71
Untuk menentukan titik impas dalam suatu perusahaan, ada beberapa
data yang harus dibuat yaitu Break Event Point dan Return of Investment.
1. Break Event Point
Break Event Point atau BEP dalah suatu titik tertentu dimana
pengeluaran/ biaya dan pendapatan berada pada posisi yang seimbang (titik
impas) sehingga tidak terdapat kerugian ataupun keuntungan. Pengertian Break
Event Point menurut S. Munawir (2015:162) “BEP adalah situasi dimana
perusahaan tidak menghasilkan laba dan tidak menderita kerugian (total
pendapatan = total biaya)”.
Didalam Break Event Point terdapat beberapa komponen didalamnya, yaitu
sebagai berikut :
Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya tetap adalah biaya konstan jika perusahaan melakukan kegiatan
produksi atau tidak melakukan produksi maka biayanya akan tetap.
Contohnya : gaji tenaga kerja, biaya depresiasi mesin, biaya peralatan dan
sebagainya.
Biaya Variabel
Anggaran variable adalah biaya unit dimana mereka dinamis tergantung
pada aksi volume produksi, jika produksi yang direncanakan meningkat
maka biaya variabel pun akan meningkat.
Harga Penjualan (Selling Price)
72
Harga penjualan merupakan harga jual yang telah ditetapkan per unit barang
atau jasa yang telah diproduksi oleh perusahaan.
Berikut ini adalah Fix Cost, Varaiable Cost dan Selling Price di Katharo
Laundry and Café dalam menentukan titik impasnya :
TABEL 5.5
DAFTAR FIX COST DAN VARIABEL COST
KATHARO LAUNDRY AND CAFE
Nama Jumlah
Variable Cost
Chemical Rp. 61.560.000
Supplies Rp. 73.020.000
F&B Cost Rp. 27.679.400
Energy Cost(Air, Listrik. Gas) Rp. 23.760.000
Total Rp. 186.019.400
Fix Cost
Gaji & Employee Benefit Rp. 290.400.000
Biaya Administrasi (ATK) Rp. 3.600.000
Promosi Rp. 9000.000
Reaparasi Mesin Rp. 27.000.000
Sewa Bangunan Rp. 150.000.000
Asuransi Rp. 10.944.000
Depresiasi Rp. 62.358.625
73
Total Rp. 553.302.625
Sumber : Olahan Penulis 2019
TABEL 5.6
DAFTAR HARGA PENJUALAN KATHARO LAUNDRY
Proyeksi Penjualan Katharo Laundry dalam 5 Tahun
Tahun Target Penjualan/ 5Kg Harga(Rp)/5Kg
2020 27156 30.000
2021 29871 30.000
2022 32587 30.000
2023 35302 30.000
2024 38018 30.000
Total 162934
150.000
Sumber : Olahan Penulis 2019
TABEL 5.7
DAFTAR HARGA PENJUALAN KATHARO CAFE
Proyeksi Penjualan Katharo Café dalam 5 Tahun
Tahun Target Penjualan/ Gelas Harga(Rp)/Gelas
2020 6480 30.000
2021 7128 30.000
2022 8208 30.000
2023 9288 30.000
2024 10368 30.000
Total 41472
150.000
Sumber : Olahan Penulis 2019
74
Berdasarkan tabel diatas, untuk penentuan Break Event Point perusahaan
Katharo Laundry menggunakan rumus sebagai berikut:
Berdasarkan rumus diatas, berikut ini penghitungan Break Event Point Katharo
Laundry and Café :
Berdasarkan hasil perhitungan diatas untuk mendapatkan titik impas suatu
perusahaan dalam satu tahun harus mendapatkan penghasilan sebesar Rp. 84.
247,445.
2. Return Of Investment (ROI)
Return of Investment merupakan mengukur keuntungan atau kerugian
yang dihasilkan dari investasi terhadap jumlah uang yang diinvestasikan.
merupakan pengembalian modal investasi yang dikeluarkan perusahaan dalam
periode berapa tahun. Menurut Sutrisno (2012:223), “ ROI adalah rasio yang
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan yang
digunakan untuk menutupi investasi yang dikeluarkan”.
Break Event Point = Fix Cost
1 – Variable Cost
Selling Price
Break Event Point = Rp. 553.302.625
1 – Rp. 186.019.400
Rp. 30.000
= Rp. 84.247,445
75
Berikut ini adalah Return Of Investment Katharo Laundry :
Berdasarkan perhitungan diatas, untuk pengembalian modal investasi
yang dikeluarkan oleh perusahaan Katharo Laundry sebesar 64% ditahun
pertama. Dengan ini dapat dikatakan bahwa perusahaan akan balik modal
selama 1 tahun 5 bulan, hal ini diperoleh dari 100 dibagi 64 yang menghasilkan
1,5.
3. Payback Period
Pengertian Payback Period menurut Dian Widayanto (2012:247),
“adalah jangka waktu kembalinya investasi yang telah dikeluarkan, melalui
keuntungan yang diperoleh dari suatu proyek yang telah direncanakan”. Jadi
Payaback Period merupakan perhitungan jangka waktu berapa lama suatu bisnis
atau perusahaan bisa mendapatkan balik modal. Berikut ini payback period
Katharo Laundry and Café :
ROI = Pendapatan Investasi ( Net Income) x 100%
Biaya Investasi
= 266.666.874 x 100%
414.541.500
= 64%
Payback Period = Nilai Investasi
Kas Masuk Bersih
= 414.541.500
266.541.500
= 1,5
76
dengan ini dapat dikatakan bahwa perusahaan akan balik modal selama 1 tahun
5 bulan. Hal ini diperoleh dari hasil perhitungan Payback Period di atas yang
menghasilkan 1,5.