Bab Tiga Metodelogi Penelitian -...
Transcript of Bab Tiga Metodelogi Penelitian -...
101
Bab Tiga
Metodelogi Penelitian
Pendekatan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dinamika modal sosial
sepanjang kehidupan klaster pada klaster cor logam Ceper Klaten - Jawa
Tengah. Untuk dapat mengetahui dinamika modal sosial sepanjang
kehidupan klaster maka penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian
perkembangan (development research) yang dimaksudkan untuk meneliti
perkembangan suatu subyek menurut pola dan urutan berdasarkan fungsi
waktu (Muhajir, 2000).
Penelitian perkembangan dapat bersifat longitudinal dan dapat pula
bersifat lintas seksional atau cross sectional. Perbedaan keduanya adalah
bahwa longitudinal meneliti berdasarkan kurun waktu, dimulai dari awal
hingga akhir dengan subyek yang terbatas. Sedangkan cross sectional meneliti
berdasarkan tingkatan waktu tertentu dengan subyek yang lebih banyak
Peranan dan Pemanfaatan Modal Sosial dalam Pengembangan Klaster
102
berdasarkan tingkatan waktu tersebut. Longitudinal membutuhkan waktu
yang panjang sedangkan cross sectional membutuhkan waktu yang pendek
tetapi dengan subyek yang lebih banyak. Dalam penelitian ini subyek
yang mempunyai informasi berkaitan kehidupan klaster dibagi ke dalam
3 (tiga) dimensi waktu yang berbeda, yaitu pada saat awal pertumbuhan/
embrio, pada saat tumbuh dan dewasa, serta pada saat menurun dan
transformasi (Danim, 2002).
Selain menggunakan metode penelitian perkembangan dengan
tiga acuan waktu, dikarenakan sifat penelitian juga meliputi penelusuran
sejarah, digunakan juga metode penelitian historis (historical research) yaitu
penelitian yang dimaksudkan untuk merekonstruksi kondisi masa lampau
secara objektif, sistematis dan akurat. Dengan menggunakan metode
penelitian tersebut, bukti-bukti dikumpulkan, dievaluasi, dianalisis dan
disintesikan. Berdasarkan hasil sintesis dari bukti-bukti historis tersebut
selanjutnya dirumuskan kesimpulan. Hasil penelitian akan disampaikan
dalam bentuk narasi deskriptif (Danim, 2002).
Tahapan Penelitian
Tahapan Penelitian terdiri dari tahapan persiapan, tahapan
pengumpulan data dan tahapan analisa data. Sedangkan tahapan persiapan
terdiri dari: studi pustaka, studi dokumen dan pelaksanaan FGD (Focus
Group Discussion).
Studi pustaka dilakukan untuk menelaah lebih lanjut berbagai
teori perkembangan klaster dan dinamika modal sosial. Beberapa teori
yang digunakan untuk melakukan analisis dinamika modal sosial dalam
pengembangan klaster logam adalah: a) teori tentang modal sosial
103
(Putnam 1993 dan 1995), Bourdieu (1980), Coleman (1988 dan 1999), dan
Schmitz (1997), b) teori tentang tingkatan modal sosial (Sidu,2006), c)
teori tentang daur perkembangan klaster (Rocha dalam Andresson, 2004)
Studi dukumen berupa pengumpulan informasi-informasi sekunder
yang diperoleh dari berbagai pihak tentang perkembangan dan kondisi
klaster cor logam, sebagai dokumen awal dalam penelitian ini. Informasi
awal tersebut dalam bentuk studi pustaka maupun informasi yang
berkaitan dengan klaster cor logam di Klaten. Beberapa data sekunder
tersebut antara lain : a) data tentang kondisi geografis klaster cor logam,
Ceper; PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Kabupaten Klaten,
industri logam di Kabupaten Klaten dan data unit usaha cor logam di
Kabupaten Klaten, diperoleh dari buku Klaten dalam Angka tahun
2010, b) data tentang perkembangan koperasi Batur Jaya, diperoleh dari
Koperasi Batur Jaya, Ceper, c) data tentang penelitian teknologi cor
logam, diperoleh dari Balitbang Provinsi Jawa Tengah, d) data tentang
perkembangan teknologi tungku pembakaran dari besalen sampai dengan
induksi, diperoleh dari POLMAN (Politeknik Manufaktur), Ceper, e)
pola pengembangan klaster industri di Jawa Tengah, diperoleh dari Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah, f) profil klaster di
Jawa Tengah, diperoleh dari Forum Pengembangan Ekonomi dan Sumber
Daya (FPESD) Jawa Tengah.
FGD (Focus Group Discussion) dilakukan untuk mendapatkan
informasi awal tentang stakeholder kunci yang mengetahui tentang
dinamika modal sosial sepanjang perkembangan kehidupan klaster dan
rumusan awal tentang perkembangan kehidupan klaster. Hasil dari FGD,
selain data dan informasi tentang perkembangan klaster, juga ditemukan
beberapa tokoh kunci yang berpengaruh dan mengetahui cerita tentang
Metodelogi Penelitian
Peranan dan Pemanfaatan Modal Sosial dalam Pengembangan Klaster
104
kehidupan perkembangan klaster, termasuk dinamika modal sosialnya.
Penentuan tokoh kunci sebagai subyek wawancara ini dilakukan dengan
teknik, dikarenakan peneliti sama sekali belum mengetahui tokoh-tokoh
kunci yang berpengaruh.
Meskipun sudah ada informan kunci, tidak menutup kemungkinan
bahwa wawancara juga dilakukan di luar tokoh kunci tersebut, apabila
dalam wawancara dengan tokoh kunci diperlukan wawancara dengan
tokoh di luar tokoh kunci tersebut untuk mengklarifikasi informasi dan
data yang diperoleh.
Peserta FGD sebanyak 60 orang terdiri dari pelaku usaha klaster cor
logam Ceper. Informan kunci yang akan digunakan berasal dari pelaku
usaha yang pernah mengalami masa awal pertumbuhan/embrio (2 orang)
dan pelaku usaha pada masa tumbuh dan dewasa (2 orang) serta penurunan
dan transformasi (2 orang). Selain pelaku usaha, informan kunci juga
diperoleh dari pengurus Koperasi Batur Jaya (3 orang), Pengurus POLMAN
(2 orang), pelaku usaha di luar anggota Koperasi (2 orang), serta pihak
eksternal dari Perguruan Tinggi (1 orang), dari lembaga swasta (2 orang),
dan dari Pemerintah Kabupaten Klaten (2 orang). Jumlah informan kunci
keseluruhan sebanyak 18 orang.
Tahapan Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data menggunakan explorasi (penelusuran)
melalui informan kunci dengan menggunakan metode wawancara dengan
105
teknik snowballing.
Informan kunci
Informan kunci atau sumber data utama dari penelitian ini adalah
orang-orang yang mengetahui tentang kehidupan dan perkembangan
klaster termasuk unsur-unsur modal sosial.
Tabel 3.1Daftar Obyek Penelitian,Kebutuhan Data, Instrumen Penelitian dan Sumber Data
Obyek Penelitian Kebutuhan data Instrumen penelitian Sumber data
1. Kondisi Bisnis dan Teknologi Klaster Cor Logam
Sejarah perkembangan kehidupan klaster
Indepth interview dan Pengamatan di lapangan
Informan, data sekunder, POLMAN, Koperasi Batur Jaya
2. Kondisi Modal Sosial Pada Cor Logam Kab. Klaster
Kondisi modal sosial pada setiap tahapan perkembangan klaster : pertumbuhan/ embrio, tumbuh, dan transformasi
Indepth interview dan Pengamatan di lapangan
Informan (primer)
3. Pembentukan Modal Sosial Melalui Lembaga Formal dan Non Formal
Data dari lembaga-lembaga formal dan non formal yang membentuk modal sosial
Indepth interview dan Pengamatan di lapangan
Informan (primer), Koperasi Batur Jaya
4. Pemanfaatan Modal Sosial oleh Individu Pengusaha
Data tentang individu pengusaha dalam memanfaatkan modal sosial, meliputi jaringan, kepercayaan,ketaatan terhadap norma kepedulian terhadap sesama, ketaatan terhadap sesama, kepedulian terhadap organisasi
Indepth interview dan Pengamatan di lapangan
Informan (primer)
5. Upaya Peningkatan Modal Sosial
Data tentang upaya peningkatan modal sosial melalui kelembagaan, fasilitasi Pemerintah dan faktor faktor yang mempengaruhi modal sosial
Indepth interview dan Pengamatan di lapangan
Informan (primer)
Metodelogi Penelitian
Peranan dan Pemanfaatan Modal Sosial dalam Pengembangan Klaster
106
Orang yang memahami kehidupan klaster cor logam Ceper dan
mempunyai berbagai peran terhadap klaster antara lain adalah: pelopor,
lembaga pembina, tokoh masyarakat, ketua kelompok, pengurus koperasi,
perangkat desa maupun tokoh-tokoh muda yang mengetahui tentang
perkembangan klaster dari cerita orang tua maupun sumber informasi
lainnya. Selain hasil wawancara, data primer yang dikumpulkan juga
berasal dari hasil observasi berupa foto, tabel maupun gambar.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan menggunakan explorasi
(penelusuran) melalui informan kunci dengan menggunakan metode
wawancara dengan teknik snowballing. Adapun teknik pengumpulan
data dapat diterangkan sebagai berikut: a) penelusuran data dimulai dari
data sekunder yang ada, baik yang berasal dari eksternal klaster seperti
Balitbang Provinsi Jawa Tengah, Dinas Perindag Provinsi Jawa Tengah dan
FPESD Jawa Tengah maupun dari internal klaster seperti dari POLMAN
(Politeknik Manufactur) Ceper dan Koperasi Batur Jaya. b) data sekunder
yang telah diperoleh dikumpulkan dan dianalisis untuk menjadi bahan
lebih lanjut, c) penelusuran berikutnya dalam bentuk data primer yang
berasal dari informan atau tokoh kunci klaster.
Informan pertama yang dihubungi adalah informan hasil dari FGD
yang merupakan tokoh kunci, yaitu Suyitno yang merupakan Kepala
POLMAN, mantan Kepala Kandep Perindustrian Klaten dan tokoh
masyarakat di Ceper. Dari Suyitno diperoleh informasi tentang tokoh-
tokoh lain seperti tokoh pada masa klaster awal pertumbuhan/embrio
yaitu Margono dan Bilal, tokoh pada klaster tumbuh dan dewasa adalah
107
para pengurus koperasi seperti Anas Yusuf, Yuli, Didik dan tokoh pada
masa klaster menurun seperti Yahya. Ternyata informasi tokoh kunci
yang diberikan oleh Suyitno sama dengan hasil FGD, d) kemudian
dilakukan wawancara kepada para informan tersebut, dengan materi
wawancara dibagi 3 (tiga) yaitu bahan wawancara untuk klaster tahap
awal pertumbuhan/embrio, klaster tahap tumbuh dan dewasa serta klaster
menurun dan transformasi. Metode wawancara, dilakukan dengan cara
penelusuran dengan pertanyaan yang sama yang ditanyakan kepada orang
lebih dari satu. Adapun waktu pelaksanaan wawancara, sebagai berikut :
1. Wawancara pada tanggal 7 Juni 2010 dengan informan Agus Yuli
dan Dwi yang merupakan pengurus Koperasi Batur Jaya bertempat di
Koperasi Batur Jaya, menanyakan tentang kondisi klaster pada tahap
awal pertumbuhan/embrio, tumbuh dan dewasa serta menurun dan
transformasi, perkembangan klaster dan modal sosial.
2. Wawancara pada tanggal 9 Agustus 2010 dengan informan Suyitno
(Direktur POLMAN) bertempat di POLMAN, menanyakan tentang
kondisi klaster pada tahap awal pertumbuhan/embrio, tumbuh dan
dewasa serta menurun, perkembangan klaster dan modal sosial.
3. Wawancara pada tanggal 9 Agustus 2010 dengan informan Margono
bertempat di rumah Margono, khusus menanyakan tentang kondisi
modal sosial pada waktu awal pertumbuhan/embrio, tumbuh dan
dewasa. Hal tersebut dikarenakan pada wawancara sebelumnya
data tentang klaster pertumbuhan/embrio dan awal klaster tumbuh
belum banyak diperoleh informasinya. Oleh karena itu, dilakukan
wawancara kepada Margono yang merupakan tokoh pada masa
klaster embrio, dimana yang bersangkutan merupakan pengurus
koperasi pada jaman klaster embrio.
Metodelogi Penelitian
Peranan dan Pemanfaatan Modal Sosial dalam Pengembangan Klaster
108
4. Wawancara pada tanggal 16 Agustus 2010 dengan informan Anas
Yusuf bertempat di Koperasi Batur Jaya, untuk menanyakan
kondisi klaster pada masa tumbuh dan dewasa serta menurun dan
transformasi termasuk mengklarifikasi data yang berasal dari informan
sebelumnya.
5. Wawancara pada tanggal 29 September 2010 dengan informan Suyitno
dan Didik Parmadi bertempat di POLMAN, untuk mengklarifikasi
ulang hasil temuan tentang kondisi klaster dan modal sosial dari 3
tahapan tersebut.
6. Wawancara pada tanggal 29 September 2010 dengan informan Nunik
(anak dari pengusaha PT. Sidodadi Jaya) di rumah Nunik, untuk
menanyakan tentang modal sosial dari aspek keluarga.
7. Wawancara pada tanggal 1 Oktober 2010 dengan informan Suyitno
dan Bilal bertempat di POLMAN, untuk mengklarifikasi kembali data
tentang kondisi klaster pada saat awal pertumbuhan/embrio.
8. Wawancara pada tanggal 2 Oktober 2010 dengan informan Bambang
(direktur Banjor), untuk mengetahui pendapat dan pengalaman
dalam membangun modal sosial baik terhadap pelanggan, karyawan
maupun kepada sesama saudara yang juga mempunyai usaha yang
sama.
9. Wawancara pada tanggal 2 Oktober 2010 dengan informan
Yahya bertempat di perusahaan Mitra Rekatama Mandiri tentang
membangun modal sosial baik terhadap pelanggan, karyawan
maupun kepada sesama saudara.
10. Wawancara pada tanggal 5 November 2010 dengan informan Husain
bertempat di perusahaan Bahama Laksaka tentang membangun modal
109
sosial baik terhadap pelanggan, karyawan maupun kepada sesama
saudara.
11. Wawancara pada tanggal 27 Desember 2010 dengan informan Suyitno
bertempat di POLMAN untuk mengklarifikasi data-data yang telah
ada.
12. Wawancara pada tanggal 28 Desember 2010 dengan informan
Didik, Anas Yusuf dan Yuli bertempat di Koperasi Batur Jaya untuk
mengklarifikasi data yang ada dan penambahan data berkaitan dengan
modal sosial dari aspek lembaga non formal dan lembaga formal.
13. Paparan hasil sementara kepada para pihak yang terlibat dalam
pengembangan klaster, baik yang merupakan informan maupun
bukan informan.
14. Klarifikasi akhir dari hasil penulisan disertasi yang dilakukan pada
bulan Januari 2012.
Setiap kali wawancana selesai dilaksanakan, data dikumpulkan,
direduksi dan diolah menjadi bahan tulisan. Setelah itu, dilakukan
wawancara kembali dengan nara sumber yang sama ataupun narasumber
berbeda untuk mendapatkan klarifikasi data ataupun mendapatkan
data tambahan baru. Teknik yang digunakan adalah dari satu informan
kemudian ke informan yang lain berdasarkan kebutuhan sampai datanya
dirasakan jenuh. Hasil analisis pada hasil wawancara dengan satu sumber
informasi dipergunakan sebagai hipotesis sementara yang kemudian
dikonfirmasikan pada sumber informasi kedua dan seterusnya sampai
datanya jenuh dan terjadi generalisasi keseluruhan (Danim 2002). Dalam
penelitian ini setiap data yang masuk direduksi dan dilakukan analisis
tanpa harus menunggu semua proses pengumpulan data di lapangan
Metodelogi Penelitian
Peranan dan Pemanfaatan Modal Sosial dalam Pengembangan Klaster
110
selesai (Sugiono, 2005). Hal tersebut dilakukan karena metode kualitatif
menekankan pada analisa selama proses penelitian itu sendiri berupa
makna dan interpertasi (Danim 2002).
Tahapan Analisa Data
Hasil dari pengumpulan data kemudian dianalisis dengan mengikuti
konsep Miles and Huberman dalam Sugiono (2005), yang mengemukakan
bahwa aktivitas dalam penelitian kualitatif dilakukan secara interaktif
dan berlangsung terus menerus pada setiap tahapan penelitian sampai
tuntas dan datanya menjadi jenuh. Analisis dilakukan baik pada saat
persiapan, pada saat pelaksanaan maupun pada saat menyimpulkan hasil.
Proses analisis menurut Sugiyono (2005) adalah: mencari data (data
collection) yaitu data yang bersifat sekunder maupun primer dikumpulkan,
kemudian data dikurangi (data reduction ) dan diolah ditampilkan dalam
bentuk grafik, tabel dll (data display), disimpulkan dan dilakukan verifikasi
kembali (data clusions and verifying).
Secara diagram, analisis modal sosial dalam perkembangan klaster
dapat digambarkan pada Gambar 3.1:
111
Gambar 3.1. Analisis Modal Sosial Dalam Perkembangan Klaster
Fokus yang dianalisis dari obyek penelitian seperti yang
digambarkan pada gambar tersebut diatas, secara rinci dapat diuraikan
: a) analisa teknologi dan proses produksi, lebih melihat sejarah
perkembangan teknologi pengecoran mulai dari yang paling sederhana
yaitu besalen sampai yang paling modern yaitu dapur induksi, demikian
juga perkembangan proses produksinya; b) analisa dinamika modal sosial
dilihat dari 3 periode (tahap), yaitu masa klaster awal pertumbuhan/
embrio, tumbuh dan dewasa serta penurunan dan transformasi. Pada tiap
tahapan dianalisa proses terbentuknya modal sosial, dasar yang melandasi
pembentukan modal sosial, analisa tentang jenis modal sosial yang
Metodelogi Penelitian
Peranan dan Pemanfaatan Modal Sosial Pada Klaster Logam Ceper Klaten
diolah ditampilkan dalam bentuk grafik, tabel dll (data display), disimpulkan dan dilakukan verifikasi kembali (data clusions and verifying).
Secara diagram, analisis modal sosial dalam perkembangan klaster dapat digambarkan sebagai berikut :
Kondisi Bisnis dan Teknologi
kondisi Modal Sosial
Pembentukan Modal Sosial
Penggunaan Modal Sosial
Upaya Peningkatan MS
Konsep Kondisi Bisnis dan Teknologi
Konsep Kondisi MS
Konsep Pembentukan
MS
Konsep Penggunaan
MS
Konsep Upaya Peningkatan
MS
• Primer• Sekunder • Observasi
• Seleksi• Reduksi • Klasifikasi
Temuan Teori Peranan dan pemanfaatan MS dalam Pengembangan Klaster
Gambar 3.1. Analisis Modal Sosial Dalam Perkembangan Klaster
Fokus yang dianalisis dari obyek penelitian seperti yang
digambarkan pada gambar tersebut diatas, secara rinci dapat diuraikan : a) analisa Teknologi dan proses produksi, lebih melihat sejarah perkembangan tehnologi pengecoran mulai dari yang paling sederhana yaitu Besalen sampai yang paling modern yaitu dapur induksi, demikian juga perkembangan proses produksinya; b) analisa dinamika modal sosial 92
Peranan dan Pemanfaatan Modal Sosial dalam Pengembangan Klaster
112
terbentuk dan juga analisa jejaring dalam modal sosial serta faktor-faktor
yang menyebabkan peningkatan dan penurunan modal sosial; c) analisa
pembentukan modal sosial melalui lembaga non formal dilakukan melalui
pembentukan modal sosial melalui keluarga dan melalui pertemuan
sosial. Modal sosial melalui keluarga dianalisa dari proses pembentukan
modal sosial melalui perusahaan keluarga dan analisa modal sosial yang
dibangun oleh para pengusaha dari luar Ceper.
Modal sosial yang dibangun melalui pertemuan sosial, dimana
dianalisa tentang bentuk-bentuk kegiatan sosial budaya yang hidup di
masyarakat Ceper dan bagaimana modal sosial bisa terbentuk; d) analisa
pembentukan modal sosial melalui kelembagaan formal dilakukan dengan
melihat lembaga-lembaga apa yang membentuk modal sosial. Proses
modal sosial yang terbentuk secara lembaga formal, faktor-faktor yang
mempengaruhi terbentuknya modal sosial dan juga yang menurunkan
modal sosial; e) analisa penggunaan modal sosial oleh individu pengusaha
dilakukan melalui analisa terhadap individu dalam membangun jaringan,
kepercayaan, ketaatan terhadap norma, kepedulian terhadap sesama
dan kepedulian terhadap organisasi. Dalam pengembangan jaringan,
dianalisa baik mulai jaringan non formal, formal maupun jaringan yang
dibangun secara mandiri. Demikian juga dianalisa bagaimana jaringan
dibentuk baik melalui keluarga, kemitraan, silaturahmi, penggunaan
teknologi informasi, kegiatan sosial keagamaan maupun model “gethok
tular” dan analisa terhadap manfaat dan kerugiaan menggunakan jaringan
usaha; f) analisa dalam membangun kepercayaan, terdiri dari kepercayaan
terhadap penyedia bahan baku, kepercayaan terhadap sesama pelaku
usaha, kepercayaan terhadap konsumen, kepercayaan terhadap organisasi
dan kepercayaan terhadap pemerintah. Dalam analisis ini diuraikan
113
faktor-faktor apa yang dapat meningkatkan kepercayaan, seperti
faktor sosial budaya, transparansi dalam penetapan harga, terjaminnya
kualitas produk dan “delivery”, terselenggaranya organisasi koperasi
secara transparan dan pemberian kepercayaan anggota kepada pengurus
koperasi. Serta bagaimana pemerintah dapat memfasilitasi para pengusaha
di dalam klaster, sehingga klaster mendapatkan manfaat dan akhirnya
meningkatkan kepercayaan pengusaha terhadap peran pemerintah;
g) analisa terhadap ketaatan norma yang terdiri dari ketaatan terhadap
norma agama, etika bisnis, aturan organisasi. Analisa terhadap norma
agama lebih melihat bagaimana kaidah-kaidah agama membentuk dasar
dalam menjalankan usahanya, demikian juga hal-hal positif dan negatif
dari kaidah agama yang mempengaruhi pengusaha dalam menjalankan
usaha. Analisa norma/etika bisnis berusaha untuk mengetahui etika bisnis
yang ada pada klaster cor logam demikian juga bagaimana etika bisnis
dapat berjalan secara baik di klaster cor logam; h) analisa terhadap ketaatan
aturan organisasi lebih melihat bagaimana ketaatan itu menguat dan
ketaatan terhadap organisasi menurun dan faktor apa yang menyebabkan
para pengusaha di klaster tetap taat terhadap aturan organisasi; i) analisa
kepedulian terhadap sesama lebih dilihat dari faktor-faktor yang mendasari
timbulnya kepedulian terhadap sesama, seperti budaya, kelembagaan
yang menciptakan kebersamaan maupun situasi ekonomi yang tidak
menguntungkan adanya kebersamaan sehingga menurunkan adanya
kepedulian terhadap sesama; J) analisa untuk melihat keterlibatan para
pengusaha didalam organisasi yang terjadi pada klaster cor logam lebih
melihat pada proses keterlibatan pelaku dari suatu organisasi desa yang
lebih pada aspek keterlibatan sosial sampai pada keterlibatan pada koperasi
sebagai lembaga usaha; k) analisa terhadap upaya peningkatan modal sosial,
Metodelogi Penelitian
Peranan dan Pemanfaatan Modal Sosial dalam Pengembangan Klaster
114
dilihat dari aspek peningkatan modal sosial melalui kelembagaan formal
maupun non formal, fasilitasi pemerintah serta prasyarat kondisi yang
mempengaruhi modal sosial; l) analisa peningkatan modal sosial melalui
lembaga formal lebih melihat bagaimana sejarah kelembagaan formal
seperti koperasi dapat berperan sebagai pengikat adanya kebersamaan
dan faktor-faktor apa yang membuat kebersamaan dalam lembaga formal
dapat meningkatkan dan menghambat peningkatan modal sosial; m)
analisa terhadap peningkatan modal sosial melalui kelembagaan non
formal lebih melihat pada bagaimana komitmen untuk memenuhi pasar
eksternal maupun menjaga harmonisasi antara bisnis dan hubungan
sosial. Komitmen untuk memenuhi pasar eksternal seperti pemenuhan
untuk kualitas produk, penentuan harga yang transparan, pemenuhan
pengiriman dan ketaatan terhadap kewajiban finansial; n) analisa untuk
menjaga harmonisasi bisnis dan hubungan sosial lebih melihat pada
latar belakang budaya, etika usaha dan latar belakang sejarah dari para
pengusaha yang dibesarkan dengan keberadaan koperasi; o) analisa
peningkatan modal sosial melalui fasilitasi pemerintah lebih melihat dari
aspek bagaimana fasilitasi pemerintah dalam memajukan klaster, analisa
sistim pemerintahan yang sangat mempengaruhi dalam memfasilitasi
klaster maupun fasilitasi melalui regulasi yang dapat meningkatkan
kemajuan klaster; p) sedang analisa faktor-faktor lain yang mempengaruhi
peningkatan modal sosial lebih melihat bagaimana pertumbuhan ekonomi
mempengaruhi peningkatan dan penurunan modal sosial, juga bagaimana
pengaruh perubahan teknologi terhadap modal sosial.
115
Reliabilitas Penelitian
Agar penelitian dapat kredibel maka dilakukan serangkaian
langkah-langkah (Danim, 2003) antara lain: a) perpanjangan pengamatan
sampai dirasa data sudah jenuh dan tidak ada lagi tambahan data baru.
Dalam penelitian ini, membutuhkan waktu yang relatif lama untuk
mendapatkan data yang valid. Setiap kali data selesai dan diolah selalu
dilakukan pengamatan kembali untuk mengklarifikasi dan mendapatkan
tambahan data. Setiap ada tambahan data baru maka penulisan akan
diperbaiki, demikian terus sampai dirasa tidak ada lagi data baru ; b)
disamping itu juga dilakukan triangulasi dengan cara menanyakan hal
yang sama dengan teknik yang berbeda ataupun menanyakan hal yang
sama melalui sumber data berbeda. Misalnya, untuk pertanyaan kondisi
klaster pada masa awal pertumbuhan/embrio, peneliti menanyakan pada
2 (dua) orang yaitu Margono dan Bilal. Sedangkan untuk klarifikasi
peneliti juga menanyakan hal yang sama pada Suyitno; c) mendiskusikan
kembali hasil temuan dengan informan (sumber data), khususnya untuk
mengklarifikasi kebenaran data yang diperolehnya. Diskusi dilakukan
secara kelompok, dengan menghadirkan 3–5 informan agar dapat saling
memperbaiki apabila ada kesalahan ataupun data yang kurang valid; d)
transferabilitas, dengan cara mencoba hasil penelitian diterapkan pada
anggota klaster yang lain sampai hasil kesimpulan tidak ada yang berubah;
e) agar kesimpulan dapat dipertanggungjawabkan, penelitian secara
keseluruhan harus menghindari resiko bias, reliabel dan valid (Untari,
2005). Oleh karena itu dalam penelitian ini telah dilakukan:
1. Reliabilitas observasi pada saat pengambilan data: mengambil
observasi yang sesungguhnya,
2. Kecukupan obyek penelitian untuk mengambil kesimpulan,
Gambaran Umum Klaster Cor Logam Ceper-Klaten
Peranan dan Pemanfaatan Modal Sosial dalam Pengembangan Klaster
116
3. Metode pengambilan sampel yang tepat, serta tokoh-tokoh yang
berpengaruh dalam bisnis klaster cor logam di Ceper,
4. Kontrol bias terhadap pengambilan dan analisis data: dilakukan
pengambilan data berulang terhadap beberapa orang yang berbeda
melalui proses snowballing sampai terjadi jawaban yang sama.