BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum …idr.uin-antasari.ac.id/14346/7/BAB IV.pdfTabel...
Transcript of BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum …idr.uin-antasari.ac.id/14346/7/BAB IV.pdfTabel...
BAB IV
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Profil Sekolah Madrasah Aliyah Negeri 4 Barito Kuala
Madrasah Aliyah Negeri 4 Barito Kuala beralamatkan di Jalan Brigjen
H.Hasan Baseri Rt. 11 Desa Sungai Gampa Asahi Kecamatan Rantau Badauh
Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan (70561) didirikan pada
tahun 1997 dengan nama Madrasah Aliyah 4 Marabahan dan sekarang
berubah menjadi Madrasah Aliyah 4 Barito Kuala dengan SK Menteri Agama
RI No. 107/1997 dengan akreditas B, yang sekarang dipimpin oleh kepala
sekolah Syahruzani, S.A.g., S.Pd.
Madrasah Aliyah Negeri 4 Barito Kuala berdiri di atas lahan gambut
dengan lingkungan pedesaan agrarsi berukuran luas tanah 11.400 m2 dan luas
bangunan 1157 m2, memiliki bangunan yang kokoh dan luas dengan
dilengkapi berbagai fasilitas yang menunjang proses belajar mengajar.
Dengan lingkungan yang bersih menjadikan siswa dan siswi nyaman dalam
mengikuti proses pembelajaran. Selain itu Madrasah Aliyah Negeri 4 Barito
Kuala juga terdapat fasilitas internet yang bisa di akses bebas oleh siswa dan
siswi Madrasah Aliyah Negeri 4 Barito Kuala yang dapat membantu
mempermudah mempercepat dalam pencarian informasi. Sarana dan
prasarana itulah yang menjadikan Madrasah Aliyah Negeri 4 Barito Kuala
56
57
mampu meningkatkan etos kerja yang lebih peduli terhadap perkembangan
siswa dan siswi di sekolah Madrasah Aliyah Negeri 4 Barito Kuala.
2. Visi Misi dan Tujuan Madrasah Aliyah Negeri 4 Barito Kuala
Misi
Siswa bertaqwa, berakhlak mulia, berilmu, terampil dan mampu
mengaktualisasikan diri dalam masyarakat.
Misi
Meningkatkan pelaksanaan pendidikan bercirikan agama Islam.
Meningkatkan pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan.
Meningkatkan hubungan kerja sama dengan orang tua siswa dan
masyarakat.
Meningkatkan tata usaha, rumah tangga sekolah, dan perpustakaan.
Tujuan Umum
Adalah ingin menghasilkan manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan YME, berbudi luhur, berkepribadian, mandiri,
tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja,
profesional, bertanggungjawab, produktif, sehat jasmani dan rohani,
memiliki semangat kebangsaan, cinta tanah air, kesetiakawanan
sosial, kesadaran akan sejarah bangsa dan sikap menghargai
pahlawan, serta berorientasi masa depan.
58
Tujuan Khusus
Secara khusus Madrasah Aliyah Negeri 4 Barito Kuala bertujuan
menghasilkan keluaran pendidikan yang memiliki keunggulan dalam
hal :
Keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai
sekolah yang berciri khas Islam
Kepribadian dan akhlak mulia
Nasionalisme dan ocial ism yang tinggi.
Wawasan Iptek yang mendalam dan luas.
Motivasi dan komitmen yang tinggi untuk mencapai prestasi.
Kepekaan ocial dan kepemimpinan.
Disiplin yang tinggi dan ditunjang oleh kondisi fisik yang prima.
3. Sturuk Organisasi Madrasah Aliyah Negeri 4 Barito Kuala
Tabel 4.1 Struktur Organisasi Madrasah Aliyah Negeri 4 Barito
Kuala
No Nama Jabatan
1 Syahruzani, S.A.g., S.Pd Kepala Sekolah
2 Hj. Latifah, S.Ag Wakil Kepala Sekolah
3 Ahmadi, S.Pd.I Wakil Kepala Sekolah
4 Siti Mardiah, S.Pd Wakil Kepala Sekolah
5 Muhammad Noor, S.Pd.I Wakil Kepala Sekolah
6 H. Azis Muslim, S.Pd Kepala Laboratorium
7 Muhammad Ahdi, S.Pd Pengelola Laboratorium
8 Muhammad Ahdi, S.Pd Pengelola Laboratorium
9 Drs. Ismail Kepala Tata Usaha
10 H. Husin Kader, S.Ag., S.Pd.I Kepala Perpustakaan
11 Suharti, A.Md Pengadministrasi Perpustakaan
Sumber :Wawancara dengan Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Negeri 4
Barito Kuala.1
1 Wawancara dengan Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Negeri 4 Barito Kuala, 1 Juli
2019, pukul 9:30
59
4. Data Personal Tenaga Pendidik Madrasah Aliyah Negeri 4 Barito
Kuala
Tabel 4.2 Tenaga Pendidik Madrasah Aliyah Negeri 4 Barito Kuala
No Nama Jabatan
1 Hamidan Munir, S. Ag., S.Pd Wali Kelas X IPS B
2 Rachmawati, S.Pd Wali Kelas X IPA
3 Hilmansyah, S.Pd Wali Kelas X PAI
4 Arbainah S.Pd Wali Kelas XI PAI.A
5 Puji Astuti S.Pd Wali Kelas XII. IPA
6 Muhammad Ahdi S.Pd Wali Kelas XII. IPS
7 Fatkhul Habibie Musthofa S, S.Pd Wali Kelas XI. IPA
8 Arbainah S.Pd.I Wali Kelas XI. PAI. B
9 Isnani S.Pd.I Wali Kelas XI.IPS.B
10 Siti Hafsah S.Pd Wali Kelas XII PAI. B
11 Hamdah S.Pd Wali Kelas XI PAI. A
12 Atikasari S.Pd Wali Kelas XI. IPS. A
13 Dody Okto Junaidi Wali Kelas X IPS. A
14 Hendra, S.Pd Guru Bimbingan Konseling
15 Raudah, S.Pd Guru Bimbingan Konseling
Tabel 4.3 Pembina Pramuka/Osis/ Kegiatan Ekstrakurikuler
Madrasah Aliyah Negeri 4 Barito Kuala
No Nama Jabatan
1 Hj. Latifah, S.Ag Pembina Alquran
2 Siti Mardiah, S.Pd Pembina Pramuka
3 Hilmansyah, S.Pd Pembina Olahraga
4 Ahmadi, S.Pd.I Pembina Pencak Silat
5 Siti Hafsah, S.Pd Pembina Pramuka
6 Hamdah, S.Pd Pembina Alquran
7 Rahmani Pembina Kaligrafi
8 Alimuddin, S.Pd.I Pembina Pramuka
Sumber :Wawancara dengan Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Negeri 4
Barito Kuala.2
2 Wawancara dengan Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Negeri 4 Barito Kuala, 1 Juli
2019, pukul 9:30
60
5. Keadaan Siswa dan Siswi Madrasah Aliyah Negeri 4 Barito Kuala
Tabel 4.4 Jumlah Siswa dan Rombongan Belajar Madrasah Aliyah
Negeri 4 Barito Kuala
No Tahun Pelajaran Jumlah Siswa Rombel/Kelas
1 2010/2011 241 Orang 9 Rombel
2 2011/2012 234 Orang 9 Rombel
3 2012/2013 253 Orang 9 Rombel
4 2013/2014 258 Orang 10 Rombel
5. 2014/2015 298 Orang 11 Rombel
6. 2015/2016 290 Orang 12 Rombel
7 2016/2017 352 Orang 12 Rombel
8 2017/2018 362 Orang 13 Rombel
9 2018/2019 387 Orang 13 Rombel
Tabel 4.5 Jumlah Siswa Pada Tahun Ajaran 2018/2019 Madrasah
Aliyah Negeri 4 Barito Kuala
Nama kelas Gender Total
Laki Perempuan
X IPA 17 20 37
X PAI 15 23 38
X IPS. A 12 10 22
X IPS B 15 17 32
XI IPA.A 13 15 28
XI. IPA.B 17 20 37
XI. PAI. B 10 15 25
XI PAI. A 12 15 27
XI. IPS. A 17 14 31
XI.IPS.B 12 17 29
XII PAI. B 12 19 31
XII. IPA 10 10 20
XII. IPS 15 15 30
Total 177 210 387
61
6. Kondisi Sarana Prasana Madrasah Aliyah Negeri 4 Barito Kuala.
Table 4. 6 Sarana Prasana Madrasah Aliyah Negeri 4 Barito Kuala
No Jenis Bangunan Jumlah
1 Ruang Kelas 13
2 Ruang Kepala 1
3 Ruang Guru 1
4 Ruang Tata Usaha 1
5 Laboratorium Fisika 1
6 Laboratorium Kimia 1
7 Laboratorium Biologi 1
8 Laboratorium Komputer 1
9 Laboratorium Bahasa 1
10 Laboratorium PAI -
11 Ruang Perpustakaan 1
12 Ruang Usaha Kesehatan Sekolah 1
13 Ruang Keterampilan -
14 Ruang Kesenian -
15 Toilet Guru 1
16 Toilet Siswa 5
17 Ruang Bimbingan Konseling 1
18 Gedung Serba Guna (Aula) 1
19 Ruang Osis 1
20 Ruang Pramuka -
21 Mesjid 1
22 Ruang Olahraga 1
Jumlah 40
B. Penyajian Data
Data yang peneliti kemukakan ini diperoleh dari hasil penelitian yang
dilakukan dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi kemudian data
tersebut penulis gambarkan secara deskriptif kualitatif tentang bagaimana peran
guru dalam menanamkan nilai karakter Islam melalui peristiwa isra’ mi’raj Nabi
Muhammad SAW di Madrasah Aliyah Negeri 4 Barito Kuala.
62
Dalam penyajian data ini diuraikan mengenai peran guru dalam
menanamkan nilai karakter Islam melalui peristiwa isra’ mi’raj Nabi Muhammad
SAW di Madrasah Aliyah Negeri 4 Barito Kuala. Untuk keperluan penyajian data
ini, data yang digali dari wawancara dengan pihak yang bersangkutan yaitu salah
satu orang guru dan siswa kelas X PAI Madrasah Aliyah Negeri 4 Barito Kuala.
Disamping itu dengan melakukan observasi dalam peran guru dalam menanamkan
nilai karakter Islam melalui peristiwa isra’ mi’raj Nabi Muhammad SAW. Serta
dilengkapi dengan data dokumentasi yang relevan dengan permasalahan yang
diteliti.
1. Peran Guru Dalam Menanamkan Nilai Karakter Islam Melalui
Peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang peneliti lakukan
selama penelitian dalam proses peran guru dalam menanamkan nilai karakter
Islam melalui peristiwa isra’ mi’raj Nabi Muhammad SAW.
Diketahui bahwa ada beberapa tahapan untuk menanamkan nilai
karakter Islam kepada siswa dan siswi melalui peran guru yang diterapkan
oleh Madrasah Aliyah Negeri 4 Barito Kuala yang dilakukan terus menerus
dengan pengawasan guru oleh salah satu guru Madrasah Aliyah Negeri 4
Barito Kuala yang bernama Bapak Hilmansyah, S.Pd yang bertanggung
jawab sebagai wali kelas X PAI di Madrasah Aliyah Negeri 4 Barito Kuala
dan juga sebagai guru mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ,antara lain
peran guru dalam dalam menanamkan nilai karakter Islam melalui peristiwa
isra’ mi’raj Nabi Muhammad SAW, meliputi :
63
a. Peran Guru
Peran Guru di Madrasah Aliyah Negeri 4 Barito Kuala, memberi
segala stimulasi yang diperlukan oleh siswa dan siswi agar mereka dapat
berkembang seimbang mental, fisik dan spiritual. Menjadi seorang guru di
Madrasah Aliyah Negeri 4 Barito Kuala yang mempunyai peran untuk
menanamkan karakter Islami kepada siswa dan siswi disekolah, tidaklah
mudah, harus memiliki jiwa sosial tinggi, pengabdian, pelayanan,
semangat pengorbanan dan yang lebih utama merasa terpanggil untuk
melayani sesama.
Dalam hal ini guru secara tidak langsung mengambil hak dan peran
orang tua dalam keluarga dalam menanamkan kemandirian pada siswa dan
siswi. Antara lain:
1) Sebagai Pembimbing
Menerima, merawat, memelihara, melindungi, memberikan
arahan dan kasih sayang serta pola pembinaan yang terbaik.
Memberikan wujud kepemimpinan dan perlindungan siswa dan siswi
di antaranya dengan memberikan sikap adil pada siswa-siswi. Seperti
dalam hal memberikan arahan dalam aktivas sekolah.
Sebagaimana visi sekolah yaitu menjadija siswa bertaqwa,
berakhlak mulia, berilmu, terampil dan mampu mengaktualisasikan
diri dalam masyarakat. Untuk menjadi generasi yang cerdas dan
sholeh. Guru wajib menjadi sosok pemimpin yang disegani oleh siswa
dan siswinya dalam mendidik dengan memberikan pendidikan yang
64
layak serta religius sehingga bisa menjadi kebanggaan sekolah. Guru
merupakan orang yang paling dekat dan yang paling berpengaruh
terhadap perkembangan anak disekolah. Baik dari segi kognitif,
emosional, sosial, dan perkembangan lainnya yang dialami oleh setiap
siswa. Kelekatan guru dengan siswa merupakan kunci utama
perkembangan sosial dan kemandirian pada siswa disekolah,
Seperti halnya yang dilakukan Hilmansyah, S.Pd dalam
melaksanakan tanggung jawabnya sebagai wali kelas X PAI. Bapak
Hilmansyah, S.Pd atau kerap kali dipanggil Pak Hilman dalam
keseharian disekolah mengajar mata pelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam ditambah sebagai wali kelas X PAI. Beliau dalam melaksanakan
arahan kepada siswa dan siswi selalu disiplin dan tegas, karakter yang
beliau terapkan itulah yang kiranya mampu membuat beliau menjadi
sosok yang disegani di sekolah.3
2) Sebagai Suri Teladan
Guru adalah orang yang bertanggung jawab mencerdaskan
kehidupan anak didik. Pribadi susila yang cakap adalah yang
diharapkan ada pada diri setiap anak didik. Tidak ada seorang guru
pun yang mengharapkan anak didiknya menjadi sampah masyarakat.
Untuk itu guru dengan penuh dedikasi dan loyalitas berusaha
membimbing dan membina anak didik agar di masa mendatang
menjadi orang yang berguna bagi masa nusa dan bangsa.
3 Wawancara dengan Bapak Hilmansyah, S.Pd guru Madrasah Aliyah Negeri 4 Barito
Kuala, 1 Juli 2019, pukul 14:00.
65
Pak Hilman adalah sosok wali kelas yang mempunyai dampak
yang besar kepada para siswa dan siswi karena kelas yang dikelola
dengan baik akan menunjang jalannya interaksi edukatif. Sebaliknya,
kelas yang tidak dikelola dengan baik akan menghambat kegiatan
pengajaran. Anak didik tidak mustahil akan merasa bosan untuk
tinggal lebih lama dikelas.
Keteladanan dalam pendidikan amat penting dan lebih efektif,
apalagi dalam rangka mengembangkan suasana keagamaan disekolah,
siswa-siswi lebih memahami atau mengerti bila seorang guru yang
ditirunya. Dalam menanamkan karakter Islami kepada siswa dan siswi
yang paling di utamakan adalah dalam hal beribadah menjadi salah
satu keinginan serta harapan guru dan orang tua siswa. Banyak dapati
anak-anak yang sudah aqil baligh belum mandiri dalam menjalankan
ibadah. Salah satu faktor yang paling krusial adalah sosok keteladanan.
Karena sejatinya inti dari peristiwa Isra’ Mi’raj adalah seruan
untuk melaksanakan salat, karena salat adalah bagian satu kesatuan
yang tidak bisa dipisah oleh setiap muslim yang beriman, semakin
rajin ibadah seseorang muslim maka semakin bertambah pula imannya,
maka semakin jauh dari hal yang munkar.
Seorang guru harus memiliki sifat keteladanan, tidak hanya
bisa menginstruksikan saja, namun guru sebagai sosok contoh siswa
harus mampu melaksanakan apa yang diperintahkan dimulai dari guru
tersebut dalam mengawal ibadah siswa.
66
Semangat dakwah yang dimiliki Pak Hilman, membuat beliau
menjadi sosok yang ikhlas dalam melaksanakan tanggung jawabnya.
Selain siswa ia harus mau mengajak semua pihak untuk bersama
membangun religiusitas di sekolah. Keteladanan yang diterapkan oleh
Pak Hilman adalah mengusahakan diri menjadi sosok yang terdepan
bagi para siswa, misalnya dalam menyeru siswa untuk salat berjamaah,
Puncak karakter seorang muslim adalah taqwa, dan indikator
ketaqwaannya adalah terletak pada akhlaknya. Bangsa yang Beradab
adalah bangsa yang maju. Tujuan pendidikan yaitu manusia
berkarakter taqwa yaitu manusia yang memiliki akhlak budi pekerti
yang luhur. Karakter dibangun berdasarkan pemahaman tentang
hakikat dan struktur kepribadian manusia secara integral. Sehingga
manusia berkarakter taqwa adalah gambaran manusia ideal yaitu
manusia yang memiliki kecerdasan spiritual.
Kecerdasan spiritual inilah yang seharusnya paling ditekankan
oleh Pak Hilman. Hal ini dilakukan dengan penanaman nilai-nilai etis
religius melalui keteladanan dari keluarga, sekolah dan masyarakat,
penguatan tentang pendidikan salat melalui sejarah Isra’ Mi’raj
menajdi pengamalan peribadatan dan penghayatan.
Bagi Pak Hilman sistem yang baik, keteladanan dari guru di
sekolah, pengawasan orang tua di rumah, serta kontrol dari guru agama
mutlak diperlukan untuk mewujudkan karakter Islami siswa. Tidak
hanya dibebankan kepada guru disekolah saja.
67
3) Sebagai Motivator
Peran guru sebagai motivator sangat penting dalam proses
pembelajaran membangkitkan minat, mengarahkan siswa-siswi untuk
melakukan sesuatu berkaitan dengan kebutuhan atau keinginan yang
mempunyai hubungan dengan kepentingan sendiri, minat akan selalu
berkaitan dengan kebutuhan dan kepentingan pada diri seseorang.
Dalam hal ini guru menciptakan kondisi tertentu agar siswa-siswi
selalu butuh dan ingin terus belajar.
Selain mendidik dan membimbing siswa-siswi, guru juga harus
mampu menjadi seorang motivator untuk mendukung dan
menyemangati siswa dan siswinya dalam hal positif. Motivasi yang
diberikan oleh guru adalah dengan selalu memberikan contoh tauladan
yang baik, memberikan anjuran dan perintah, memberikan teguran dan
peringatan, memberikan hukuman kepada siswa yang melanggar,
pujian dan hadiah.
Karakter dalam Islam adalah sebuah satu kesatuan dengan
anjaran Akhlak dalam Islam guru harus bisa meaktualisasikan dalam
kehidupan individu dan membimbing siswa dan siswi. Kewajiban
seseorang kepada Tuhan, Rasul, manusia dan lingkungannya. Pak
Hilman selaku wali kelas X PAI sangat menekankan kepada
membibitan iman, motivasi yang diberikan beliau bersifat persuasive
karena kelas X adalah kelas transisi memasuki dunia baru ke jenjang
yang lebih tinggi, maka tanggung jawab sebagai hamba pun juga lebih
68
besar, maka dari itu Hal itu bisa dibuktikan dengan berbagai perbuatan
amal shaleh, ketakwaan, ketaatan dan ibadah kepada Allah secara
ikhlas. Yang selalu diseru kepada siswa dan siswi Madrasah Aliyah
Negeri 4 Barito Kuala.
b. Metode Pembinaan
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara metode pembinaan
yang dilaksanakan oleh guru dalam menanamkan nilai karakter Islam
melalui peristiwa isra’ mi’raj Nabi Muhammad SAW di Madrasah Aliyah
Negeri 4 Barito Kuala, meliputi:
1) Metode Ceramah/Nasehat
Metode ceramah ialah suatu cara penyajian bahan pelajaran
dengan melalui penuturan oleh guru kepada siswa. Dalam metode
ceramah proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru
umumnya didominasi dengan cara ceramah. Jadi melalui metode
ceramah ini guru menceritakan/menyampaikan kejadian-kejadian masa
lampau dan menjelaskan hikmah apa yang bisa diambil dari sejarah
tersebut.
Metode ceramah adalah salah satu metode yang diterapkan
guru dalam proses dalam menanamkan nilai karakter Islam melalui
peristiwa isra’ mi’raj Nabi Muhammad SAW di Madrasah Aliyah
Negeri 4 Barito Kuala, melalui metode ini guru dapat menjelaskan
sejarah isra’ mi’raj terutama tentang kewajiban salat dengan seksama
kesemua siswa dan siswi disekolah
69
Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 8 Juli 2019, metode
ini biasa diterapkan pada pada setiap pembelajaran agama yang
dilaksanan oleh Pak Hilman. Metode ini memberikan kebebasan oleh
guru dalam menyampaikan ilmu pengetahuan kepada siswa dan siswi.
Tidak hanya digunakan pada moment tertentu, metode ini pun
digunakan guru dalam bersosialiasi kepada siswa disekolah
Adapaun Peristiwa isra’ mi’raj memiliki nilai-nilai yang
berbeda dengan peristiwa lainnya. dengan nilai tersebut dapat
membangun dan membentuk karakter Islami kepada siswa dan siswi.
Oleh karena itu, Isra’ mi’raj dalam sejarahnya mengajarkan kepada
manusia melalui tiga aspek, yakni spiritual (iman), ritual dan sosial.
Perjalanan isra’ mi’raj berkaitan langsung dengan keimanan
seseorang. Ketika mendapatkan kabar yang diluar jangkauan logika,
tentu hanya iman yang bisa mempercayainya. Aspek ritual ini
berkaitan dengan maksud dari isra’ mi’raj itu sendiri yaitu untuk
menjemput perintah shalat. Aspek ketiga dalam Isra Mi'raj tersebut
adalah aspek sosial. Yaitu ibadah salat bukan hanya berhubungan
vertikalnya dengan Allah, namun juga hubungan horizontalnya ke
sesama manusia. Ibadah shalat merupakan media untuk mencapai
kesalehan spiritual individual, hubungannya dengan Allah. Tetapi
shalat juga menjadi sarana menguatkan hubungan sosial. Hal ini
sebagaimana Firman Allah dalam ayat sebagai berikut, “Dan
dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-
70
perbuatan) keji dan mungkar” . Oleh karena itu sholat yang benar akan
membawa seseorang berprilaku baik serta jauh dari sifat tercela dalam
hubungan kemanusiaan.
Adapun karakter Islam yang dituntut kepada siswa dan siswi
melalui Isra’ Mi’raj di Madrasah Aliyah Negeri 4 Barito Kuala adalah
a) Religius (iman), yakni ketaatan dan kepatuhan dalam memahami
dan melaksanakan ajaran agama yakni dalam ibadah salat dan
juga menjalankan fitrahnya sebagai hamba yang beriman yaitu
taat kepada Allah SWT sebagai bentuk akhlak seseorang muslim
i. Serta mengambil dan menjalan hikmah dari peristiw Isra’ Mi’raj
yaitu hubungan vertikal kepada yang maha kuasa yaitu Allah
SWT
b) Jujur, yakni sikap dan perilaku yang menceminkan kesatuan
antara pengetahuan, perkataan, dan sehingga menjadikan siswa
dan siswi Madrasah Aliyah Negeri 4 Barito Kuala sebagai pribadi
yang dapat dipercaya.
c) Disiplin, yakni kebiasaan dan tindakan yang konsisten terhadap
segala segala ibadah yang dilaksanakan, untuk menjaga iman
tetap pada koridornya.
d) Mandiri, perilaku yang tidak tergantung pada orang lain dalam
melaksanakan ibadah adalah salah satu yang diutamakan oleh Pak
Hilman, karena jika seorang muslim sudah mengalami aqil baligh
maka dia wajib melaksanakan tanggung jawabnya sebagai
71
seorang muslim, dengan adanya kemandirian diharapkan siswa
dan siswa mampu menjadi insan yang taat mampu menjaga ritual
dalam beribadah.
e) Tanggung jawab, perilaku siswa dan siswi dalam melaksanakan
tugas dan kewajiban fitrahnya sebagai hamba yang beriman
dengan taat beribadah.
f) Komunikatif, senang bersahabat dan tindakan terbuka terhadap
orang lain melalui komunikasi yang santun adalah hal yang juga
penting, karena aktualiasisi akhlak ada salah satu akhlak kepada
sesama menjaga diri dari pergaulan yang bebas, karena masa
remaja adalah fase yang rentan terpengaruh oleh budaya budaya
yang menyimpang , maka Pak Hilman juga sangat menyarakan
siswa dan siswi untuk menjadi individu yang sosialis, lebih
banyak menambah kawan dari pada lawan sehingga tercipta kerja
sama secara kolaboratif dengan baik sesame siswa dan siswi
Madrasa Aliyah Negeri 4 Barito Kuala.
g) Peduli lingkungan, tindakan yang selalu berupaya menjaga dan
melestarikan lingkungan sekitar, dan juga sikap dan perbuatan
yang mencerminkan kepedulian tidak merusak lingkungan salah
satu mensyukri nikmat yang diberi Allah SWT.
72
2) Metode Pembiasaan
Berdasarkan wawancara dengan guru metode pembinaan disini
yaitu berupa pembiasaan melaksanakan serta kedisiplinan dalam
menanamkan nilai karakter Islam siswa dan siswi Madrasah Aliyah
Negeri 4 Barito Kuala. terutama dalam aktif melaksanakan kegiatan
ibadah salat sebagai perintah yang diturunkan Allah dalam peristiwa
Isra’ Mi’raj .
Pembiasaan dilakukan guna membiasakan siswa dan siswi
Madrasah Aliyah Negeri 4 Barito Kuala sehingga dapat menjadi suatu
bagian yang terikat pada dirinya. Kemudian menjadi suatu kebiasaan
perbuatan atau akhlak. Sebagai contoh dengan membiasakan diri untuk
melaksanakan ibadah shalat berjamaah di masjid, ketika tidak
melaksanakan shalat berjamaah di masjid akan menimbulkan rasa yang
kurang, seakan ada hal berharga yang hilang.
Pembiasaan ibadah salat sebagai aktualisasi dari peristiwa Isra’
Mi’raj dilaksanakan secara berjama’ah maupun sendiri. Sebagaimana
ada 7 karakteri Islam yang meski diterapkan dan diamalkan secara
konsisten oleh siswa dan siswi Madrasah Aliyah Negeri 4 Barito yang
diterapkan oleh Pak Hilman selaku wali kelas X PAI “ Menyeru
memang mudah, namun menjaga konsistensi dalam melaksanakannya
nya yang sangat sulit, misalnya saat saya mengajar Sejarah
Kebudayaan Islam, saya selalu menasehati anak anak untuk jangan
lupa salat dan jangan ditinggal kan karena salat adalah perintah
73
Allah yang diturunkan melalui peristiwa Isra’ Mi’raj, namun kendala
paling berat menurut saya dalam menanamkan karakter Islam adalah
membiasaan, namun bagi saya itu adalah tantang bagi seorang guru
seperti saya dan nanti akan menjadi amal jariyah di akhirat kelak”4
Kebiasaan yang baik dapat menempa peribadi yang berahlak
mulia. Seperti; terbiasa dalam salat berjamaah di masjid atau mushalla,
dan lain-lain sebagainya. Manusia dilahirkan dalam keadaan suci dan
bersih, dalam keadaan seperti ini manusia akan mudah menerima
kebaikan atau keburukan. Karena pada dasarnya manusia mempunyai
potensi untuk menerima kebaikan atau keburukan.
Metode pembiasaan menurut Pak Hilman adalah metode utama
dalam menanamkan karakter Islam, dan merupakan metode yang tepat.
Pembiasaan yang dilakukan terus menerus akan memebawa kegemaran
dan kebiasaan tersebut menjadi semacam adaptasi kebiasaan sehingga
menjadi bagian tidak terpisahkan dari kepribadiannya. Oleh karena itu,
jika dibiasakan mengerjakan yang baik, lalu tumbuh di atas kebaikan
itu maka bahagialah ia didunia dan akhirat, orang tuanya pun mendapat
pahala bersama.”
Metode pembiasaan bagi perbaiakan dan penanamakan karakter
Islam melalui pembiasaan, dengan demikian pembiasaan yang
dilakukan berdampak besar terhadap kepribadian dan karakter . Sebab
pembiasan yang telah dilakukan akan melekat kuat di ingatan dan
4 Wawancara dengan Bapak Hilmansyah, S.Pd guru Madrasah Aliyah Negeri 4 Barito
Kuala, 1 Juli 2019, pukul 14:00.
74
menjadi kebiasaan yang tidak dapat dirubah dengan mudah. Dengan
demikian metode pembiasaan sangat baik dalam rangka mendidik
akhlak anak.
c. Nilai-Nilai Karakter Islam Melalui Isra Mi’raj
1) Jujur
Jujur adalah perilaku yang sangat dicintai islam, dengan jujur hidup
akan terasa tenang dan damai. Orang baik itu tergantung dari kecilnya,
jika dari kecil sudah diacari akhlak yang baik pasti besarnya sampai tua
pun akan baik juga. Berdasarkan hasil wawancara dengan Pak Hilman
selaku wali kelas X PAI cermin manusia yang jujur dan disiplin dalam
mengerjakan kewajiban shalat sebagai muslim, akan terlihat pula dalam
kehidupan sehari-hari baik dalam kehidupan di keluarga, masyarakat
maupun lingkungan pekerjaan. Nabi Muhammad sejak dahulu telah
mengajarkan kita tentang kejujuran. Kejujuran ini sangat berkaitan
dengan komitmen yang tentunya akan berdampak pada kredibilitas diri
seorang muslim.
2) Istiqamah
Telah menjadi sunnatulah bahwa setiap manusia yang hidup di dunia
ini pasti tidak terlepas dari cobaan dan rintangan hidup, karena memang
hidup ini sendiri, baik sukses-beruntung atau tidak adalah cobaan.
Muslim dituntut untuk istiqomah dalam keimanannya dengan sebenar-
benar dan sesempurna-sempurna istiqomah. Istiqomah yang benar dan
sempurna, yaitu benar dan lurus, konsisten dengan teguh hati dalam
75
setiap ucapan, perbuatan dan tujuan. Sama hal nya dalam sholat selaku
guru kelas X Pak Hilman sangat meutamakan nilai istiqomah terutama
dalam pembinaan kegiatan ibadah disekolah seperti sholat berjamaah
rutin dan tadarus Alquran agar siswa terbiasa untuk kedepannya mampu
mengamalkan setelah selesai atau masa depannya
3) Sabar
Sabar adalah suatu sikap menahan emosi dan keinginan, serta
bertahan dalam situasi sulit dengan tidak mengeluh. sabar merupakan
kemampuan mengendalikan diri yang juga dipandang sebagai sikap
yang mempunyai nilai tinggi dan mencerminkan kekokohan jiwa orang
yang memilikinya. Semakin tinggi kesabaran yang seseorang miliki
maka semakin kokoh juga ia dalam menghadapi segala macam masalah
yang terjadi dalam kehidupan. Sabar menjadi kunci utama dalam
melaksanakan ibadah sholat sebagai control manusia dalam menjaga
diri untuk menjadi insan yang baik.
Shalat dikatakan dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar ialah
bahwa seorang hamba yang mendirikan shalat, menyempurnakan
rukun-rukunnya, syarat-syaratnya, khusyu’nya, maka hatinya akan
bercahaya, dadanya akan menjadi bersih, imannya akan bertambah, dan
bertambah kecintaannya kepada kebaikan, dan menjadi sedikit bahkan
hilanglah keinginannya terhadap kejelekan. Yang terpenting, terus
melakukannya dan menjaganya menurut cara seperti ini, maka shalat
76
dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Dan ini termasuk
tujuan dan buah yang paling besar dari shalat.
C. Analisis Data
Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan dan kemukakan dalam
penyajian data, maka tahap selanjutnya adalah penganalisaan data agar mudah dan
menarik kesimpulan.
Pada dasarnya ada dua macam yang dianalisis, yaitu tentang bagaimana
peran guru dalam menanamkan nilai karakter Islam melalui peristiwa isra’ mi’raj
Nabi Muhammad SAW di Madrasah Aliyah Negeri 4 Barito Kuala dan faktor
yang mempengaruhi peran guru dalam menanamkan nilai karakter Islam melalui
peristiwa isra’ mi’raj Nabi Muhammad SAW di Madrasah Aliyah Negeri 4 Barito
Kuala.
1. Peran Guru
a. Sebagai Pembimbing
Berdasarkan hasil analisi peneliti peran guru sebagai pemimpin
adalah salah satu bentuk pengaplikasian sosok individu yang sangat efektif
diterapkan oleh Pak Hilman selaku wali kelas X PAI dan guru mata
pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Aliyah Negeri 4 Barito
Kuala.
Sosok Pak Hilman adalah sosok pemegang kendali yang bersifat
krusial. Pak Hilman bagi peneliti adalah sosok yang profesional akan
77
mampu menjadi seorang yang berdiri di depan menunjukkan bagaimana
seharusnya menjadi guru yang berkualitas bagi guru-guru lainnya.
Sikap mengayomi dan santai membuat sosok Pak Hilman menjadi
sosok yang disegani oleh para siswa dan siswi disekolah, selain figur
pembawaan beliau, pola saat mengajarpun menjadi faktor yang terlebih
juga penting
b. Sebagai Suri Teladan
Keteladanan merupakan metode yang paling berpengaruh dalam
mendidik, khususnya dalam pembentukan kepribadian, keteladanan yang
sempurna adalah keteladanan Rasulullah, yang dapat menjadi acuan bagi
guru sebagai teladan utama, sehingga peserta didik atau siswa –siswi
mempunyai figur pendidik yang dapat menjadikan panutan
Guru merupakan teladan bagi para siswa dan siswi disekolah,
sebagai mana pepatah “Guru Kencing Berdiri, Murid Kencing Berlari”
yang mana artinya siswa biasanya bulat-bulat mencontoh gurunya, maka
guru sebaiknya jangan memberikan contoh yang buruk. Menjadi tokoh
panutan di masyarakat hendaknya jangan sampai memberi contoh yang
buruk. Jika seorang pemimpin berbuat buruk, maka pengikut-pengikutnya
akan berbuat lebih buruk daripada yang dilakukan oleh pemimpin tersebut.
Sebagai teladan, tentu saja pribadi Pak Hilman mendapat sorotan siswa
serta orang di sekitar lingkungannya yang menganggap atau mengakuinya
sebagai guru. Guru yang baik adalah yang menyadari kesenjangan antara
apa yang diinginkan dengan apa yang ada pada dirinya,
78
kemudian menyadari kesalahan ketika memang bersalah. Kesalahan harus
diikuti dengan sikap merasa dan berusaha untuk tidak mengulanginya.
c. Sebagai Motivator
Sebagai seorang siswa rasa lelah, jenuh dan beberapa alasan lain
bisa muncul setiap saat. Disinilah unsur guru sangat penting dalam
memberikan motivasi, mendorong dan memberikan respon positif guna
membangkitkan kembali semangat siswa yang mulai menurun terutama
dalam hal beribadah.
Pak Hilman seorang guru yang dapat mendorong siswanya agar
berani mengungkapkan pendapat dan menanggapinya dengan positif.
beliau juga harus bisa menerima segala kekurangan dan kelebihan tiap
siswanya. Misalnya ada siswa yang telat masuk beliau hanya menegur
untuk tidak mengulanginya lagi, beliau berusaha memahami kemungkinan
terdapatnya masalah pribadi dari siswa, yakni dengan menunjukkan
perhatian terhadap permasalahan yang dihadapi siswa, dan menunjukkan
sikap ramah serta penuh pengertian terhadap siswa. Siswa bagi Pak
Hilman layaknya tanaman yang harus dirawat dengan telaten, sabar dan
penuh perhatian. Dalam hal ini motivasi sangat dibutuhkan untuk setiap
siswa guna menanamkan karakter Islam.
2. Metode Pembinaan
a. Metode Ceramah/Nasehat
Metode ceramah merupakan cara mengajar yang paling tradisional
dan tidak asing lagi dan telah lama dijalankan dalam sejarah
79
pendidikan. Bukan hanyar seorang yang berprofesi guru namun setiap
orang yang ingin membagikan sebuah ilmu pengetahuan tidak terlepas
dari metode ini
Berdasarkan penyajian data di atas metode ini adalah metode wajib
yang selalu dipakai oleh guru di sekolah Madrasah Aliyah Negeri 4
Barito Kuala. Melalui metode ini guru bisa memberikan motivasi serta
memberikan sebuah doktrin kepada siswa-siswi karena penanaman
karakter Islam harus dilaksanakan dengan terus menerus Terutama saat
Pak Hilman mengajar mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
dikelas.
b. Metode Pembiasaan
Pemahaman dengan cara menginformasikan tentang hakikat dan
nilai – nilai yang terkandung peristiwa Isra’ Mi’raj, pemahaman yang
diberikan setiap saat sehingga dapat dipahami dan diyakini bahwa
obyek itu benar – benar berharga dan bernilai. Dengan demikian akan
menimbulkan di dalam hatinya sehingga siswa dan siswi Madrasah
Aliyah Negeri 4 Barito Kuala akan melakukan perbuatan yang baik
dikeseharianya sesuai dengan apa yang ia pahami dan yakini.
Sebuah Pembiasaan yang konsisten dalam yang dilaksanakan oleh
Pak Hilman dalam melaksanakan penanaman nilai Islam melalui esensi
sejarah Isra’ Mi’raj terbukti efektif untuk menanamkan membiasakan
beribadah kepada siswa dan taat kepada agama.
80
“Menurut saya Isra’ Mi’raj adalah sebuah sejarah yang luar biasa.
Sejarah awal mula ibadah salat, dan untuk mendapatkan perintah itu
tidak lah singkat namun melalui perjalanan yang Panjang yang
membuat kami merasa Nabi Muhammad SAW adalah seseorang Nabi
yang sangat kami kagumi.”5
“Pak Hilman orangnya baik dan ramah dalam mengajar, membuat
kami dikelas merasa nyaman, apalagi saat beliau mengajar sesuai
bidang beliau Sejarah Kebudayaan Islam, beliau Panjang lebar bercerita
tentang sejarah Islam dengan cara candaan beliau sehingga mudah kami
pahami ”6
“Pak Hilman selalu mengatakan jika kalian ingin dihargai maka
hargailah orang lain, sama seperti penanaman karakter oleh beliau, jika
kalian kagum terhadap sosok Nabi Muhammad SAW, maka jangan
lalaikan salat”7
Orang-orang yang menjaga salat dengan menunaikannya
diwaktunya masing-masing dan memperhatikan hal-hal yang terkait
dengan kesempurnaan salat. Hal-hal tersebut baik yang dilakukan
sebelum salat dan setelah salat.
5 Wawancara dengan Siti Fatimah salah satu siswi kelas X PAI Madrasah Aliyah Negeri
4 Barito Kuala, 15 Juni 2019, pukul 10:00.
6 Wawancara dengan Muhammad Faris salah satu siswa kelas X PAI Madrasah Aliyah
Negeri 4 Barito Kuala, 15 Juni 2019, pukul 10:00.
7 Wawancara dengan Nanda salah satu siswa kelas X PAI Madrasah Aliyah Negeri 4
Barito Kuala, 15 Juni 2019, pukul 10:00.
81
Metode pembiasaan diterapkan oleh Pak Hilman sebagai
pembentukan karakter, bila seorang siswa telah terbiasa dengan sifat-
sifat terpuji, impuls-impuls positif lalu tersimpan dalam system limbic
otak sehingga aktivitas yang dilakuakn oleh siswa tercover secara
positif.
Nilai Karakter Islam dalam Isra Mi’raj yakni terletak pada sebuah konsep
ibadah yakni shalat, nilai nilai shalat itu telah mampu kita implementasikan, maka
menurut analisi yang dilakukan penulis yakin perasaan sombong, ujub, takabbur,
arogan, dan berbagai sifat negatif lainnya mampu kita hindari, sehingga
terbentuklah sifat tawadhu, disiplin, sabar, dan jujur dalam kehidupan sehari hari.
Bahkan dengan prinsip disiplin dan kepatuhan yang diajarkan dalam shalat, dapat
menunjang ikhtiar mewujudkan masyarakat yang aman, tenteram, bahagia, dan
harmonis sehingga kualitas shalat perlu ditingkatkan sehingga setiap muslim
merasakan shalat sebagai kebutuhan yang harus dipenuhi, bukan sebatas
menunaikan kewajiban.
Spiritual mengajarkan manusia untuk senantiasa taat, tunduk, dan patuh
kepada segala ketentuan yang digariskan oleh Allah SWT, dengan suatu
keyakinan bahwa perbuatan benar mendatangkan pahala dan perbuatan salah
mengakibatkan dosa. Adapun secara sosial Isra’ Mi’raj mengajak manusia untuk
senantiasa melakukan perubahan, melakukan hijrah dari kesalahan menuju
kesalehan, dari jalan gelap menuju terang, dan dari keterbelakangan menuju
kemajuan.
82
Faktor Yang Mempengaruhi Peran Guru Dalam Menanamkan Nilai
Karakter Islam Melalui Peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW Di
Madrasah Aliyah Negeri 4 Barito Kuala.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan peneliti dari hasil wawancara
dan observasi dapat disimpulkan, faktor yang mempengaruhi peran guru dalam
menanamkan nilai karakter Islam melalui peristiwa isra’ mi’raj Nabi Muhammad
SAW di Madrasah Aliyah Negeri 4 Barito Kuala Banjarmasin meliputi:
Adanya faktor yang mempengaruhi nilai karakter Islam di sekolah, dapat
ditarik kesimpulan bahwa secara garis besar ada dua faktor yang mempengaruhi
karakter seseorang. Diantaranya yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal adalah semua unsur kepribadian yang secara kontinyu mempengaruhi
perilaku manusia, yang meliputi instink biologis, kebutuhan psikologis, dan
kebutuhan pemikiran. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang bersumber
dari luar manusia, akan tetapi dapat mempengaruhi perilaku manusia, baik
langsung maupun tidak langsung. Sebagai berikut :
1. Faktor Lingkungan
Suasana yang baik akan menghasilkan sesuatu yang baik pula begitu
pula sebaliknya, lingkungan Madrasah Aliyah Negeri 4 Barito Kuala. Sangat
menjaga adab terhadap kawan sesama menekan rasa solidaritas saling
membantu, mengingatkan baik kebaikan maupun kesalahan, menjaga, dan
saling berbagi. Membuat siswa dan siswi dengan lingkungan disana menjadi
nyaman dalam belajar
83
Lingkungan sekolah menjadi faktor yang sangat krusial dalam proses
menanamkan nilai Karakter Islam oleh guru, karena sebaik apapun metode
atau pola yang diterapkan oleh guru jika lingkungan nya tidak mendukung
maka bisa dikatakan percuma dan sangat sulit tentunya proses ini diterapkan
oleh guru.
2. Faktor Kesadaran Diri
Kesadaran diri menjadi faktor yang mempengaruhi karakter Islam
mampu diterima oleh siswa dan siswi Madrasah Aliyah Negeri 4 Barito
Kuala. ada dua faktor yang biasa mempengaruhi kesadarai diri, yaitu faktor
dari dalam yaitu potensi fisik, intelektual dan hati yang dibawa si anak sejak
lahir, dan faktor dari luar yang dalam hal ini adalah kedua orang tua di rumah,
guru di sekolah, dan tokoh-tokoh serta pemimpin masyarakat.
Berdasarkan hal diatas dapat disimpulkan bahwa yang
mempengaruhi penanaman karakter Islam adalah ditentukan oleh faktor fitrah
dari seseorang atau faktor alami dari seseorang dan faktor eksternal dari
seseorang yaitu lingkungan sosial siswa. Intinya bahwa kemandirian ibadah
seseorang ditentukan oleh faktor pembawaan dan sosial, seseorang anak pasti
membawa potensi yang baik ketika lahir, namun yang menjadikan ia
memiliki akhlak yang buruk atau baik pada nantinya juga dipengaruhi kondisi
sosial kehidupanya.