BAB IV KONSTRUKSI MEDIA -...
Transcript of BAB IV KONSTRUKSI MEDIA -...
32
BAB IV
KONSTRUKSI MEDIA
Setiap pemberitaan di media, secara tidak langsung membentuk sebuah
wacana yang akan mengarahkan pola pikir pembacanya. Begitu juga dalam
pemberitaan Kompas mengenai kasus penyuapan wisma atlet SEA Games oleh
Muhammad Nazaruddin. Disini pembentukan wacana per edisi Kompas dibuat dalam
bentuk tabel untuk memudahkan penjabaran. Dari wacana itulah dapat kita lihat
bagaimana pengkonstruksian yang dibentuk oleh Kompas
4.1 Gambaran Singkat Harian Kompas
Kompas pertama kali terbit tanggal 28 Juni 1965, yang didrikan oleh
PK Ojong (Petrus Kanisius Ojong atau Ojong Peng Koen) bersama Jakob
Oetama. Sebelumnya, keduanya mendirikan majalah bulanan Intisari yang
terbit pertama tahun 1963. jakob Oetama sendiri merintis karirnya sebagai
wartawan mingguan Penabur pada tahun 1955. setelah Ojong meninggal,
Jakob Oetama lah yang menjadi nahkoda membesarkan Kompas. Penerbit
Kompas saat itu adalah Yayasan Bentara Rakyat, yang kini berubah menjadi
PT. Kompas Media Nusantara. Harian Kompas mulai dicetak sendiri pada
tahun 1972, dengan cetak awal hanya 4 halaman dan kini Kompas terbit
dengan 40 halaman.
Visi dan Misi Kompas adalah memberikan pencerahan bagi
perkembangan masyarakat Indonesia yang demokratis dan bermatabat, serta
menjunjung tinggi asas dan nilai kemanusiaan. Dan misi mengantisipasi dan
merespon dinamika masyarakat secara profesional, sekaligus memberi arah
perubahan dengan menyediakan dan menyebarkan informasi yang terpercaya.
33
Targer market Kompas, masyarakat menengah keatas dengan
pendidikan minimum SMA. Wilayah sirkulasi Kompas meliputi Sumatera,
Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,
Bali, Kalimantan , dan Indonesia Timur.
4.2 Wacana Kompas tentang kasus penyuapan wisma atlet SEA Games oleh
Muhammad Nazaruddin.
4.2.1 Pemberitaan Kompas 1 Juli 2011
Unsur
Pembentukan
Teks
Evidensi
Alat Pembuktian Bukti dalam Teks Makna
Perlakuan
atas
Peristiwa
Penempatan Berita (Dominan): Halaman muka Kasus Nazaruddin
penting untuk
diketahui khalayak.
Tema yang
diangkat
- Rencana pemulangan Nazaruddin ke
Indonesia
Kompas
menghadirkan
narasumber dengan
opini yang
mengarahkan seolah-
olah Nazaruddin
adalah pihak yang
bersalah. Dengan
dinyatakannya
Nazaruddin sebagai
tersangka yang
berstatus buron
Sumber yang Nama dan Atribut - Daniel Sparingga, Staf Khusus Kompas ingin
34
dikutip Sosial Sumber yang
diwawancarai
Presiden Bidang Komunikasi Politik
- Busyro Muqoddas, Ketua Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK)
- Denny Indrayana, Staf Khusus
Presiden Bidang Hukum
- Bibit Samad Rianto, Wakil Ketua KPK
- OC Kaligis, Penasihat hukum
Nazaruddin.
- Denny Kailimang, Ketua Divisi
Advokasi dan Bantuan Hukum Dewan
Pimpinan Pusat Partai Demokrat.
menguatkan pendapat
masyarakat, bahwa
pemberitaan
mengenai kasus
Nazaruddin adalah
seperti fakta
persidangan yang
sebenarnya, karena
sumber merupakan
tokoh-tokoh dibidang
hukum dan politik
yang sudah dikenal
luas dan mempunyai
peran dalam
pemerintahan
Identifikasi
Masalah
Dikategorikan
dalam masalah
apa?
Kompas melihat kasus ini dari sudut
pandang hukum
Kompas
mengidentifikasi
bahwa kasus
Nazaruddin sama
sekali bukan masalah
Politik namun
masalah hukum.
Dimana kasus ini
merupakan kasus
korupsi dan juga
melibatkan orang-
orang dalam bidang
hukum. Dan
35
kesalahan ada pada
Nazaruddin
Cara
Penyajian
Penyampaian Fakta - Presiden meminta Singapura
mendukung pemberantasan Korupsi di
Indonesia dengan membantu
memulangkan Nazaruddin
- Kasus Nazaruddin memberatkan
Pemerintahan dan Partai Demokrat
- Nazaruddin tersangka
- Menurut kuasa hukum Nazaruddin,
Nazaruddin sebagai korban rekayasa
politik
- Demokrat siap membantu Nazaruddin
jika diminta, asalkan Nazaruddin
kembali ke Indonesia dan menyerahkan
diri
- KPK siap memberikan informasi, tidak
akan ada yang ditutup-tutupi
Dari pemberitaannya
dapat dilihat Kompas
memberi citra positif
kepada KPK dan
Demokrat.
Nazaruddin adalah
pihak bersalah yang
menyusahkan banyak
pihak
Perspektif
Berita
Penyebab / pihak
bersalah
- Nazaruddin sebagai tersangka
Nazaruddin di tuding
membebani Partai
Demokrat juga
membebani
kepemerintahan
Presiden Susilo
Bambang Yudoyono.
Pemerintah juga KPK
yang meminta kerja
sama pemerintah
36
Singapura untuk
memulangkan
Nazarudin yang
sudah ditetapkan
tersangka korupsi
Wisma Atlet SEA
Games ke Indonesia
Jalan pikiran
(Kesimpulan)
Yang dibuat:
(Kompas mengkonstrusikan): Kompas menghadirkan Narasumber yang memberikan
citra positif dan memberikan pembenaran kepada KPK dan juga Presiden. Karena akan
segera memulangkan Nazaruddin ke Indonesia dengan meminta dukungan dari
pemerintah Singapura
4.2.2 Pemberitaan Kompas 9 Agustus 2011
Unsur
Pembentukan
Teks
Evidensi
Alat Pembuktian Bukti dalam Teks Makna
Perlakuan
atas
Peristiwa
Penempatan Berita (Dominan): Halaman muka Kasus Nazaruddin
penting untuk
diketahui khalayak
Tema yang
diangkat
- Nazaruddin ditangkap dan akan
dipulangkan ke Indonesia
Kompas mulai
mengarahkan citra
positif untuk KPK
karena
keberhasilannya
menangkap
Nazaruddin
37
Sumber yang
dikutip
Nama dan Atribut
Sosial Sumber yang
diwawancarai
- Djoko Suyanto, Menteri Koordinator
Politik, Hukum, dan Keamanan.
- Michael Menufandu, Duta Besar RI
untuk Kolombia.
- Anton Bachrul Alam, Kepala Divisi
Humas Polri Inspektur Jenderal.
- Anton Bachrul Alam, Kepala Divisi
Humas Polri Inspektur Jenderal.
Kompas ingin
menguatkan pendapat
masyarakat, bahwa
pemberitaan
mengenai kasus
Nazaruddin adalah
seperti fakta
persidangan yang
sebenarnya, karena
sumber merupakan
tokoh-tokoh dibidang
hukum dan politik
yang sudah dikenal
luas dan mempunyai
peran dalam
pemerintahan
Identifikasi
Masalah
Dikategorikan
dalam masalah
apa?
Kompas melihat kasus ini dari sudut
pandang hukum
Kompas
mengidentifikasi
bahwa kasus
Nazaruddin sama
sekali bukan masalah
Politik namun
masalah hukum.
Dimana kasus ini
merupakan kasus
korupsi dan juga
melibatkan orang-
orang dalam bidang
38
hukum. Dan
kesalahan ada pada
Nazaruddin
Cara
Penyajian
Penyampaian Fakta - Nazaruddin tertangkap di Cartagena
- Hasil identifikasi identitas diri
menyatakan yang tertangkap memang
Nazaruddin
- Untuk pembuktian yang akurat
diadakan test DNA
- Tertangkapnya Nazaruddin merupakan
prestasi bagi KPK
Kompas memberikan
citra positif bagi
KPK dalam
keberhasilan mereka
menangkap
Nazaruddin.
Perspektif
Berita
Penyebab / pihak
bersalah
- Nazaruddin sebagai buron
- Nazaruddin segera dipulangkan
Nazaruddin tetap
diposisikan sebagai
pihak yang bersalah.
Karena Nazaruddin
adalah tersangka
yang sekaligus buron
dan
KPK disini
ditempatkan sebagai
pihak yang benar
karena keberhasilan
mereka menangkap
Nazaruddin.
Jalan pikiran
(Kesimpulan)
Yang dibuat:
(Kompas mengkonstrusikan): Kompas sangat berpihak kepada melihat citra yang
dibentuk pada KPK adalah sebagai pahlawan karena mampu menangkap Nazaruddin
yang statusnya buron.
39
4.2.3 Pemberitaan Kompas 14 Agustus 2011
Unsur
Pembentukan
Teks
Evidensi
Alat Pembuktian Bukti dalam Teks Makna
Perlakuan
atas
Peristiwa
Penempatan Berita (Dominan): Halaman muka Kasus Nazaruddin
penting untuk
diketahui khalayak
Tema yang
diangkat
- Nazaruddin di Tangan KPK
- Nazaruddin di tahan di Rutan Brimob.
Kompas masih
mengarahkan
pemberitaannya
kepada keberhasilan
KPK yang telah
menangkap dan kini
menahan Nazaruddin
Sumber yang
dikutip
Nama dan Atribut
Sosial Sumber yang
diwawancarai
- Busyro Muqoddas, M Jasin,
Haryono Umar, Chandra M
Hamzah, Bibit Samad Rianto, KPK
- Jenderal Sutarman , Kepala Bareskrim
Mabes Polri Komisaris
- Julian Aldrin Pasha, Juru Bicara
Kepresidenan
- Anas yusuf, Direktur Tindak Pidana
Tertentu Badan Reserse Kriminal Polri
Brigadir Jenderal (Pol)
- Johan Budy, Juru bicara KPK
- Deny Kailimang, Ketua Divisi dvokasi
dan Bantuan Hukum Partai Demokrat
Kompas ingin
menguatkan pendapat
masyarakat, bahwa
pemberitaan
mengenai kasus
Nazaruddin adalah
seperti fakta
persidangan yang
sebenarnya, karena
sumber merupakan
tokoh-tokoh dibidang
hukum dan politik
yang sudah dikenal
40
luas dan mempunyai
peran dalam
pemerintahan
Identifikasi
Masalah
Dikategorikan
dalam masalah
apa?
Kompas melihat kasus ini dari sudut
pandang hukum
Kompas
mengidentifikasi
bahwa kasus
Nazaruddin sama
sekali bukan masalah
Politik namun
masalah hukum.
Dimana kasus ini
merupakan kasus
korupsi dan juga
melibatkan orang-
orang dalam bidang
hukum. Dan
kesalahan ada pada
Nazaruddin
Cara
Penyajian
Penyampaian Fakta - KPK akan pertahankan independensi
mereka dalam penyelidikan kasus
Nazaruddin
- Setibanya di Indonesia Nazaruddin
langsung di bawa ke mako brimob
Kompas memberikan
citra positif kepada
KPK yang
meyakinkan akan
mempertahankan
independensi dalam
penyelidikan
Nazaruddin
Perspektif
Berita
Penyebab / pihak
bersalah
- Nazaruddin di tahan di Rutan Mako
Brimob
Nazarudin aktor yang
bersalah karena status
41
Nazaruddin adalah
sebagai tersangka.
Yang saat ini sudah
ditahan dan akan
menjalani proses
hukum.
Jalan pikiran
(Kesimpulan)
Yang dibuat:
(Kompas mengkonstrusikan): Kompas sangat memihak KPK, dengan pernyataan
bahwa KPK adalah pihak yang dipercaya presiden untuk menangani kasus Nazaruddin.
Demokrat yang lepas tangan akan kasus Nazaruddin juga menegaskan bahwa pihak
Demokrat tidak terkait sama sekali dengan kasus ini.
4.2.4 Pemberitaan Kompas 1 Desember 2011
Unsur
Pembentukan
Teks
Evidensi
Alat Pembuktian Bukti dalam Teks Makna
Perlakuan
atas
Peristiwa
Penempatan Berita (Dominan): Halaman muka Kasus Nazaruddin
penting untuk
diketahui khalayak
Tema yang
diangkat
- Nazaruddin mulai diadili
Mulai diadilinya
Nazaruddin
menegaskan
Nazaruddin adalah
pihak yang salah.
Selain itu keterangan
yang diberikan
Nazaruddin tidak
berdasar dan bukti
42
kurang kuat
Sumber yang
dikutip
Nama dan Atribut
Sosial Sumber yang
diwawancarai
- Febri Diansyah, Divisi Hukum dan
Monitoring Peradilan Indonesia
Corruption Watch
- Johan Budi, Juru Bicara KPK
- Benny K Harman, Ketua Departemen
Penegakan Hukum Dewan Pimpinan
Pusat Partai Demokrat
- Nazarudin
- KPK
Kompas ingin
menguatkan pendapat
masyarakat, bahwa
pemberitaan
mengenai kasus
Nazaruddin adalah
seperti fakta
persidangan yang
sebenarnya, karena
sumber merupakan
tokoh-tokoh dibidang
hukum dan politik
yang sudah dikenal
luas dan mempunyai
peran dalam
pemerintahan
Identifikasi
Masalah
Dikategorikan
dalam masalah
apa?
Kompas melihat kasus ini dari sudut
pandang hukum
Kompas
mengidentifikasi
bahwa kasus
Nazaruddin sama
sekali bukan masalah
Politik namun
masalah hukum.
Dimana kasus ini
merupakan kasus
korupsi dan juga
43
melibatkan orang-
orang dalam bidang
hukum. Dan
kesalahan ada pada
Nazaruddin
Cara
Penyajian
Penyampaian Fakta - Nama yang disertakan Nazaruddin
harus ada bukti
- Angelina jelas kaitannya dengan
Nazaruddin
- Kasus Nazaruddin mencemarkan nama
Demokrat
- Nazaruddin menyatakan tidak tahu
akan dakwaan yang dituduhkan
kepadanya
Hanya Angelina saja
yang terbukti terkait
dengan kasus
Nazaruddin.
Demokrat adalah
korban yang nama
baiknya jadi ikut
tercemar karena
kasus ini.
Perspektif
Berita
Penyebab / pihak
bersalah
- Nama Angelina disebut terkait dalam
kasus Nazaruddin
- Nazaruddin menyangkal dakwaan
yang dituduhkan kepadanya
Angelina bisa
menjadi tersangka
yang baru.
Nazaruddin tidak
mengakui kesalahan
yang dilakukannya
Jalan pikiran
(Kesimpulan)
Yang dibuat:
(Kompas mengkonstrusikan): Demokrat adalah korban pencemaran nama baik akibat
tuduhan Nazaruddin yang tak terbukti. Angelina bisa menjadi tersangka yang baru.
Walaupun proses persidangan baru dimulai, namun Kompas seakan menegaskan
bahwa Demokrat tidak terkait dalam masalah ini.
4.2.5 Pemberitaan Kompas 17 Januari 2012
Unsur Evidensi
44
Pembentukan
Teks
Alat Pembuktian Bukti dalam Teks Makna
Perlakuan
atas
Peristiwa
Penempatan Berita (Dominan): Halaman muka Kasus Nazaruddin
penting untuk
diketahui khalayak
Tema yang
diangkat
- Kesaksian Mindo Rosalina Manulang
Dalam pemberitaan
kali ini Kompas
memposisikan
Angelina sebagai
pihak yang juga
terlibat. Karena
kesaksian Mindo
menyatakan
keterkaitan Angelina.
Anas Urbaningrum
yang dinyatakan
terkait, tidak
sepenuhnya
diposisikan dalam
pihak yang bersalah.
Sumber yang
dikutip
Nama dan Atribut
Sosial Sumber yang
diwawancarai
- Mindo Rosalina Manulang
- Elsya Syarief, Penasihat Hukum
Nazaruddin
- Putra M. Zein, Penasihat Hukum
Ketua Umum Partai Demokrat Anas
Urbaningrum
- Lili Pintauli, Anggota Lembaga
Perlindungan Saksi dan korban
Kompas ingin
menguatkan pendapat
masyarakat, bahwa
pemberitaan
mengenai kasus
Nazaruddin adalah
seperti fakta
persidangan yang
45
sebenarnya, karena
sumber merupakan
tokoh-tokoh dibidang
hukum dan politik
yang sudah dikenal
luas dan mempunyai
peran dalam
pemerintahan
Identifikasi
Masalah
Dikategorikan
dalam masalah
apa?
Kompas melihat kasus ini dari sudut
pandang hukum
Kompas
mengidentifikasi
bahwa kasus
Nazaruddin sama
sekali bukan masalah
Politik namun
masalah hukum.
Dimana kasus ini
merupakan kasus
korupsi dan juga
melibatkan orang-
orang dalam bidang
hukum. Dan
kesalahan ada pada
Nazaruddin
Cara
Penyajian
Penyampaian Fakta - Mindo Rosalina Manulang bersaksi
dalam persidangan kasus wisma atlet
SEA Games oleh Nazaruddin
- Ada jatah untuk partai Demokrat
dalam proyek wisma atlet
Kesaksian Mindo
menegaskan bahwa
Angelina memang
terlibat.
Anas masi belum
46
- Mindo mengakui percakapannya
dengan Angie melalui BBM
- Anas Urbaningrum adalah ketua besar
- Pihak Anas menyangkal tudingan
tersebut
terbukti
keterlibatannya.
Perspektif
Berita
Penyebab / pihak
bersalah
- Angelina melakukan percakapan
melalui BBM dengan Mindo
Angelina memang
terlibat dalam kasus
wisma atlet SEA
Games. Tidak ada
bukti yang
menyatakan Anas
bersalah
Jalan pikiran
(Kesimpulan)
Yang dibuat:
(Kompas mengkonstrusikan): Kompas menitik beratkan pada Agelina terlibat dalam
kasus wisma atlet dan akan menjadi tersangka selanjutnya. Walaupun Anas dituduh
sebagai ketua besar. Namun tidak adanya bukti membuat Anas diposisi korban. Ini
secara tidak langsung menegaskan bahwa Anas tidak bersalah
4.2.6 Pemberitaan Kompas 18 Januari 2012
Unsur
Pembentukan
Teks
Evidensi
Alat Pembuktian Bukti dalam Teks Makna
Perlakuan
atas
Peristiwa
Penempatan Berita (Dominan): Halaman muka Kasus Nazaruddin
penting untuk
diketahui khalayak
Tema yang
diangkat
- KPK: Panggil semua nama Kompas mencitrakan
KPK adalah pihak
yang netral, adil, dan
47
tidak memihak
dengan memanggil
semua nama yang
disebutkan dalam
kesaksian Mindo
Sumber yang
dikutip
Nama dan Atribut
Sosial Sumber yang
diwawancarai
- Abraham Samad, Ketua KPK
- Bambang Widjojanto, Wakil Ketua
KPK
- Johan Budi, SP , Juru Bicara KPK
- Andi Mallarangeng
- Denny Kailimang, Ketua Advokasi
dan Bantuan Hukum Dewan Pengurus
Pusat Partai Demokrat
-Saan Mustopa, Wakil Sekretaris
Jenderal Partai Demokrat
Kompas ingin
menguatkan pendapat
masyarakat, bahwa
pemberitaan
mengenai kasus
Nazaruddin adalah
seperti fakta
persidangan yang
sebenarnya, karena
sumber merupakan
tokoh-tokoh dibidang
hukum dan politik
yang sudah dikenal
luas dan mempunyai
peran dalam
pemerintahan
Identifikasi
Masalah
Dikategorikan
dalam masalah
apa?
Kompas melihat kasus ini dari sudut
pandang hukum
Kompas
mengidentifikasi
bahwa kasus
Nazaruddin sama
sekali bukan masalah
Politik namun
masalah hukum.
48
Dimana kasus ini
merupakan kasus
korupsi dan juga
melibatkan orang-
orang dalam bidang
hukum. Dan
kesalahan ada pada
Nazaruddin
Cara
Penyajian
Penyampaian Fakta - Tidak ada yang kebal hukum termasuk
Anas yang ketua partai sekalipun
- Semua nama yang disebutkan Mindo
dalam kesaksiaannya akan dimintai
keterangan jika diperlukan
Dapat dilihat
bagaimana Kompas
memberikan citra
positif kepada Mindo
karena sebagai lat
bukti dan
memberikan
kesaksian. Tidak
menutup
kemungkinan Anas
akan diperiksa
Perspektif
Berita
Penyebab / pihak
bersalah
- Anas Urbaningrum, Mirwan Amir,
Mahyudin, Angelina Sondakh, I Wayan
Koster, Sutan Bathoegana, Andi
Mallaranggeng, Choel Mallaranggeng,
dan lainnya adalah nama-nama yang
disebut terlibat kasus wisma atlet dalam
kesaksian Mindo
Nama-nama tersebut
akan diperiksa dan
bisa saja menjadi
tersangka
Jalan pikiran
(Kesimpulan)
(Kompas mengkonstrusikan): Kompas kembali memberikan citra positif kepada KPK.
Dengan pernyataan KPK bahwa tidak ada yang kebal akan hukum walaupun ketua
49
Yang dibuat: partai sekalipun. Jika bersalah pasti diperiksa secara hukum. Tapi bukti keterlibatan
Anas belum ada. Itu masih tudingan tanpa dasar. Ini juga secara tidak langsung
menyatakan Anas tidak bersalah.
4.2.7 Pemberitaan Kompas 16 Februari 2012
Unsur
Pembentukan
Teks
Evidensi
Alat Pembuktian Bukti dalam Teks Makna
Perlakuan
atas
Peristiwa
Penempatan Berita (Dominan): Halaman muka Kasus Nazaruddin
penting untuk
diketahui khalayak
Tema yang
diangkat
- Angelina memberikan kesaksian palsu Kompas menegaskan
bahwa Angelina
bersalah. Terbukti
dari kesaksian palsu
dan kebohongan yang
diungkapkan oleh
Angelina.sedangkan
KPK telah memiliki
bukti keterlibatan
Angelina. Secara
tidak langsung
Kompas kembali
meberi citra yang
positif kepada KPK
Sumber yang
dikutip
Nama dan Atribut
Sosial Sumber yang
- Angelina PP Sondakh
- Darmawati Ningsih, Ketua Majelis
Kompas ingin
menguatkan pendapat
50
diwawancarai Hakim
- Ugo, Anggota Majelis Hakim
-Anang Supriatna, Jasa Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK)
- Hotman Paris Hutapea, Penasihat
Hukum Nazaruddin
- Bambang Widjojanto, Wakil Ketua
KPK
-Johan Budi, Juru bicara KPK
masyarakat, bahwa
pemberitaan
mengenai kasus
Nazaruddin adalah
seperti fakta
persidangan yang
sebenarnya, karena
sumber merupakan
tokoh-tokoh dibidang
hukum dan politik
yang sudah dikenal
luas dan mempunyai
peran dalam
pemerintahan
Identifikasi
Masalah
Dikategorikan
dalam masalah
apa?
Kompas melihat kasus ini dari sudut
pandang hukum
Kompas
mengidentifikasi
bahwa kasus
Nazaruddin sama
sekali bukan masalah
Politik namun
masalah hukum.
Dimana kasus ini
merupakan kasus
korupsi dan juga
melibatkan orang-
orang dalam bidang
hukum. Dan
kesalahan ada pada
51
Nazaruddin
Cara
Penyajian
Penyampaian Fakta - Terungkap adanya percakapan berupa
permintaan uang antara Angelina
dengan Mindo melalui BBM
- Angelina mengingkari tuduhan
tersebut
- Angelina mengaku tidak punya BB
- KPK tidak masalah Angelina
berbohong karena KPK memiliki Bukti
Kompas Memberikan
citra negatif kepada
Angelina, karena
jelas Angelina
berbohong dan KPK
memiliki bukti yang
sebenarnya
Perspektif
Berita
Penyebab / pihak
bersalah
- Bukti keterlibatan Angelina sudah
sangat jelas
- KPK tidak masalah Angelina
berbohong
Dengan tidak
mengakuinya bukti –
bukti yang sudah ada,
Angelina Sondakh
ditetapkan sebagai
pihak yang bersalah
Jalan pikiran
(Kesimpulan)
Yang dibuat:
(Kompas mengkonstrusikan): Kompas seakan menegaskan bahwa Angelina sudah
pasti bersalah karena sesuai bukti yang ada ia memang terlibat, dan Angelina
berbohong ketika memberikan kesaksian.
4.2.8 Pemberitaan Kompas 1 Maret 2012
Unsur
Pembentukan
Teks
Evidensi
Alat Pembuktian Bukti dalam Teks Makna
Perlakuan
atas
Penempatan Berita (Dominan): Halaman muka Kasus Nazaruddin
penting untuk
52
Peristiwa diketahui khalayak
Tema yang
diangkat
- Anas menyangkal tuduhan Anas tidak mengakui
tuduhan yang
diberikan kepadanya
dan menganggap
kesaksian mantan
pegawainya adalah
rekayasa
Sumber yang
dikutip
Nama dan Atribut
Sosial Sumber yang
diwawancarai
- Anas Urbaningrum
- Ferdian Rico Bascoro, Manatan
Manajer Gedung Tower Permai,
Mampang, Jakarta
- Hotman Paris Hutapea, Pengacara
Nazaruddin
- Aan, Mantan Supir Nazaruddin
- Heri Sunandar, Supir Operasional
Keuangan Grup Permai
- Hidayat, Mantan Supir Yulianis
- Putra M. Zen, Penasihat Hukum Anas
- Anang Supriatna, Jaksa KPK
- Lili P Siregar, Anggota Lembaga
Perlindungan Saksi dan Korban
Kompas ingin
menguatkan pendapat
masyarakat, bahwa
pemberitaan
mengenai kasus
Nazaruddin adalah
seperti fakta
persidangan yang
sebenarnya, karena
sumber merupakan
tokoh-tokoh dibidang
hukum dan politik
yang sudah dikenal
luas dan mempunyai
peran dalam
pemerintahan
Identifikasi
Masalah
Dikategorikan
dalam masalah
apa?
Kompas melihat kasus ini dari sudut
pandang hukum
Kompas
mengidentifikasi
bahwa kasus
Nazaruddin sama
53
sekali bukan masalah
Politik namun
masalah hukum.
Dimana kasus ini
merupakan kasus
korupsi dan juga
melibatkan orang-
orang dalam bidang
hukum. Dan
kesalahan ada pada
Nazaruddin
Cara
Penyajian
Penyampaian Fakta - Kesaksian mantan pegawai di Grup
Permai makin menyeret Anas
Urbaningrum dalam kasus wisma atlet
SEA Games
- Anas disebut dalam jumlah milyaran
rupiah dari Grup Permai sebelum kasus
wisma atlet mencuat
- Anaspemilik Grup Permai
Anas menerima uang
milyaran rupiah dan
ikut terlibat dalam ,
kasus wima atlet
Perspektif
Berita
Penyebab / pihak
bersalah
- Nazaruddinlah yang sebenarnya
pemilik dan pengendali Grup Permai
Tetap Nazaruddin
yang bersalah
Jalan pikiran
(Kesimpulan)
Yang dibuat:
(Kompas mengkonstrusikan): Anas tidak bersalah dan terlibat dalam kasus wisma
atlet. Walaupun adanya kesaksian, itu dianggap kesaksian palsu yang mencemarkan
nama baik Anas. Yang tetap bersalah adalah Nazaruddin
54
4.2.9 Pemberitaan Kompas 29 Maret 2012
Unsur
Pembentukan
Teks
Evidensi
Alat Pembuktian Bukti dalam Teks Makna
Perlakuan
atas
Peristiwa
Penempatan Berita (Dominan): Halaman muka Kasus Nazaruddin
penting untuk
diketahui khalayak
Tema yang
diangkat
- Nazaruddin bersikukuh tidak telibat
dalam kasus penyuapan wisma atlet
SEA Games
Walaupun
Nazaruddin
bersikukuh tidak
terlibat. Dan
menyatakan bahwa
Anas yang terlibat.
Namun bukti tetap
menyatakan
Nazaruddin bersalah.
Sumber yang
dikutip
Nama dan Atribut
Sosial Sumber yang
diwawancarai
- Nazaruddin
- Anang Supriatna, Jaksa KPK
- Yudi, Jaksa KPK
- Dharmawati Ningsih, Ketua Majelis
Hakim
Kompas ingin
menguatkan pendapat
masyarakat, bahwa
pemberitaan
mengenai kasus
Nazaruddin adalah
seperti fakta
persidangan yang
sebenarnya, karena
sumber merupakan
tokoh-tokoh dibidang
55
hukum dan politik
yang sudah dikenal
luas dan mempunyai
peran dalam
pemerintahan
Identifikasi
Masalah
Dikategorikan
dalam masalah
apa?
Kompas melihat kasus ini dari sudut
pandang hukum
Kompas
mengidentifikasi
bahwa kasus
Nazaruddin sama
sekali bukan masalah
Politik namun
masalah hukum.
Dimana kasus ini
merupakan kasus
korupsi dan juga
melibatkan orang-
orang dalam bidang
hukum. Dan
kesalahan ada pada
Nazaruddin
Cara
Penyajian
Penyampaian Fakta - Nilai suap wisma atlet tidak hanya
bernilai 4,6 milyar sesuai dakwaan.
- Ada 3 lembar cek lagi yang bernilai 3
milyar
- Nazaruddin mengaku kaburnya keluar
negeri adalah perintah Anas ketika
kasus wisma atlet mencuat
Nazaruddin masih
tidak mengakui ihwal
keterlibatannya
dalam kasus korupsi
wisma atlet dan
bersikeras bahwa
Anas lah dalangnya
Perspektif Penyebab / pihak - Nilai suap yang diterima Nazaruddin Pernyataan
56
Berita bersalah tidak hanya bernilai 4,6 milyar sesuai
dakwaan.
- Ada 3 lembar cek lagi yang bernilai 3
milyar
Nazaruddin,
membuat keyakinan
bahwa Nazaruddin
tidak memberikan
kesaksian yang
sebenarnya. Karena
bukti tetap mengarah
Nazaruddin yang
bersalah
Jalan pikiran
(Kesimpulan)
Yang dibuat:
(Kompas mengkonstrusikan): Bagaimanapun bersikukuhnya Nazaruddin menyatakan
diri tidak bersalah dan menuduh bahwa Anaslah yang terlibat didalammnya. Tetap saja
Anas diposisikan sebgai korban yang disangkutpautkan. Dan kesalahan sepenuhnya
ada pada Nazaruddin
4.2.10 Pemberitaan Kompas 21 April 2012
Unsur
Pembentukan
Teks
Evidensi
Alat Pembuktian Bukti dalam Teks Makna
Perlakuan
atas
Peristiwa
Penempatan Berita (Dominan): Halaman muka Kasus Nazaruddin
penting untuk
diketahui khalayak
Tema yang
diangkat
- Anas tidak bersalah
- Nazaruddin dijatuhi hukuman 4 tahun
10 bulan penjara, denda 200juta
subsider 4 bulan kurungan
Dari awal
pemberitaaannya
Anas memang
diposisikan tidak
bersalah. Dan
memang tidak ada
57
bukti yang
menyatakan Anas
bersalah. Nazaruddin
akhirnya dijatuhi
hukuman.
Sumber yang
dikutip
Nama dan Atribut
Sosial Sumber yang
diwawancarai
- Sofialdi, Anggota majelis hakim.
- A Busyro Muqoddas, Wakil Ketua
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
- Dharmawati Ningsih, Majelis Hakim
- Firman Wijaya, Penasihat Hukum
Anas
.- Indriyanto Seno Adji, Guru Besar
Hukum Pidana dari Universitas
Indonesia
- Gandjar Laksana, Ahli Hukum Pidana
- Oce Madril, Pusat Kajian Antikorupsi
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
- Andi Mallarangeng
Kompas ingin
menguatkan pendapat
masyarakat, bahwa
pemberitaan
mengenai kasus
Nazaruddin adalah
seperti fakta
persidangan yang
sebenarnya, karena
sumber merupakan
tokoh-tokoh dibidang
hukum dan politik
yang sudah dikenal
luas dan mempunyai
peran dalam
pemerintahan
Identifikasi
Masalah
Dikategorikan
dalam masalah
apa?
Kompas melihat kasus ini dari sudut
pandang hukum
Kompas
mengidentifikasi
bahwa kasus
Nazaruddin sama
sekali bukan masalah
Politik namun
masalah hukum.
58
Dimana kasus ini
merupakan kasus
korupsi dan juga
melibatkan orang-
orang dalam bidang
hukum. Dan
kesalahan ada pada
Nazaruddin
Cara
Penyajian
Penyampaian Fakta - Majelis hskim Pengedilan Tindak
Pidana Korupai (Tipikor) menilai ,
keterangan Nazaruddin soal aliran dana
untuk anas tidak relevan
- Majelis hakim menyatakan Nazaruddin
terbukti menerima suap sebesar 4,6
Milyar dari PT. DGI terkait
pembengunan wisma atlet
Kompas memberikan
hasil persidangan
bahawa Nazaruddin
terbukti menerima
suap dan bersalah
Perspektif
Berita
Penyebab / pihak
bersalah
- Majelis hakim menyatakan Nazaruddin
terbukti menerima suap sebesar 4,6
Milyar dari PT. DGI terkait
pembengunan wisma atlet
- Nazaruddin dijatuhi hukuman 4 tahun
10 bulan penjara, denda 200juta
subsider 4 bulan kurungan
Nazaruddin terbukti
bersalah
Jalan pikiran
(Kesimpulan)
Yang dibuat:
(Kompas mengkonstrusikan): Sejak awal Kompas memposisikan Anas tidak bersalah
dan Nazaruddin adalah pihak yang bersalah sepenuhnya. Dan fakta yang ada memang
mengarahkan Nazaruddin menerima suap terkait pembangunan wisma atlet SEA
Games. Disini kompas pun kembali memberi citra yang positif kepada KPK karena
59
berhasil menyelesaikan kasus Nazaruddin dengan tuntas.
4.3 Hasil Konstruksi Media
Dari rincian tabel tiap berita diatas dapat dilihat bahwa Kompas memberikan
nilai yang tinggi terhadap kasus Nazaruddin. Dengan penempatan setiap pemberitaan
Nazaruddin dihalaman depan, Kompas menginginkan berita Nazaruddin ini disimak
oleh setiap khalayak karena memang berita hangat yang patut disimak. Dalam
pemberitaan kasus Nazaruddin keseluruhan saling terkait dan mengenai proses
persidangan Nazaruddin. Nara sumber yang diwawancarai juga pihak-pihak yang
terkait didalam kasus tersebut. Selain itu juga narasumber-narasumber itu memiliki
kuasa dan pengeruh dalam pemerintahan. Jadi setiap peryataan dari narasumber
menguatkan pemberitaan dan memberikan kesan fakta yang sebenarnya.
Dalam pemberitaannya Kompas berhasil membentuk citra yang positif bagi
KPK. Dari kasus Nazaruddin ini KPK berhasil mempunyai nama dimata masyarakat.
Kompas disini menempatkan KPK selayaknya pahlawan yang berhasil mengalahkan
musuhnya. Pencitraan KPK dan Demokrat dalam keseluruhan pemberitaan Kompas
diberitakan begitu akurat oleh Kompas. Kompas disini berusaha menekankan bahwa
dalam pemberitaan kasus Nazaruddin ini kompas bersikap netral dan meminimalis
keberpihakan media.
Dari keseluruhan pemberitaan Kasus Nazaruddin diatas dapat di lihat
bagaimana Kompas membentuk wacana bahwa KPK adalah lembaga yang memang
tepat dibentuk untuk menangani kasus korupsi. Dan Demokrat adalah partai yang
sedari awal memang tidak pernah terlibat kasus korupsi wisma atlet tersebut.
Pekerjaan media pada hakikatnya adalah mengkonstruksikan realitas. Isi
media adalah hasil para pekerja media mengkonstruksikan berbagai realitas yang
60
dipilihnya. Pada kasus Nazaruddin ini Kompas mengkonstruksikannya sebagai
masalah hukum. Walaupun bisa dilihat dari sisi politik Kompas memilih
mengarahkan kasus Nazaruddin ini ke ranah hukum. Dalam pemberitaannya Kompas
mencoba melihat dari perspektif hukum bahkan narasumber yang dipilih pun berlatar
belakang hukum.
Pemberitaan kasus Nazaruddin memang dominan mengenai penyelidikan
keterlibatan Nazaruddin. Hal ini dikarenakan sedari awal Nazaruddin memang
diposisikan sebagai pihak yang bersalah. Meskipun Kompas berusaha menetralkan
pemberitaannya akan tetapi bisa dilihat bagaimana Nazaruddin selalu dipojokkan,
setiap pembelaan yang dinyatakan Nazaruddin akan selalu dipatahkan oleh pendapat
KPK ataupun pihak Partai Demokrat, dan pernyataan Nazaruddin pun tidak dibahas
lebih lanjut lagi. Terlihat jelas bagaimana Kompas mengkonstruksikan bahwa
Nazaruddin adalah pihak yang bersalah dan tidak ada pembenaran sedikit pun untuk
Nazaruddin. Pihak-pihak yang dituduh oleh Nazaruddin merupakan korban yang
tidak bersalah sama sekali.
Begitu juga dengan pemberitaan berulang mengenai keberhasilan dan
suksesnya penyelidikan terhadap Nazaruddin yang dilakukan oleh KPK mampu
membentuk citra positif bagi KPK.
Kompas juga mengkonstruksi bahwa baik Anas Urbaningrum dan beberapa
kader Demokrat yang dituduh oleh Nazaruddin tidak bersalah melainkan hanya
korban tuduhan Nazaruddin. Sedangkan fakta penyelidikan Anas dan juga pihak-
pihak yang terkait tidak diberitakan lebih lanjut.
Untuk melihat lebih lanjut lagi bagaimana Kompas melihat kasus
Nazaruddin,bagaimana Kompas mengkostruksi dan melakukan peradilan media akan
peneliti analisa lebih dalam dengan analisis Framing dalam bab berikutnya..