BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1...
-
Upload
truongkhanh -
Category
Documents
-
view
220 -
download
0
Transcript of BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1...
BAB IV
HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaaan Tindakan
Pada pelaksanaan tindakan ini akan diuraikan tentang deskripsi sebelum
tindakan, deskripsi siklus I yang terdiri dari tahap perencanaan tahap pelaksanaan
tindakan dan observasi, yang kemudian dilanjutkan pada reflesksi siklus I dan
deskripsi siklus II yang terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan dan
observasi, yang kemudian dilanjutkan pada refleksi siklus II.
4.1.1 Deskripsi Sebelum Tindakan
Penelitian dilakukan pada siswa kelas 4 SDN I Karangtengah Semester II
Tahun Pelajaran 2013/ 2014 yang berjumlah 26 siswa. Mata pelajaran yang diteliti
adalah IPA dengan Kompetensi Dasar (KD) Menyimpulkan hasil percobaan
bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak dan bentuk benda.
Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan observasi terhadap siswa dan
guru SDN I Karangtengah. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan
didapatkan berbagai permasalahan dalam pembelajaran yaitu tingkat konsentrasi
siswa kurang, dalam proses pembelajaran siswa kurang memperhatikan saat guru
mengajar, hal ini dapat dilihat dari beberapa siswa yang bermain dengan teman
sebangkunya. Selain itu penggunaan model pembelajaran yang diterapkan oleh
guru saat proses pembelajaran berlangsung guru lebih banyak menggunakan
metode konvensional. Hal ini membuat siswa kesulitan memahami materi
pelajaran karena guru lebih banyak menggunakan metode ceramah dan dalam
kenyataan hasil belajar IPA yang rendah.
Hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN I Karangtengah sebelum tindakan
masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes semester 1 pada mata pelajaran
IPA semester I bahwa sebagaian siswa memperoleh nilai di bawah Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 65).
Siswa yang mendapatkan nilai kurang dari KKM berjumlah 18 siswa
dengan persentase 69% sedangkan siswa yang memperoleh nilai di atas KKM
50
51
berjumlah 8 siswa dengan persentase 31%. Dari keadaan data tersebut dapat
dilihat bahwa siswa memperoleh nilai di bawah KKM lebih banyak dari pada
siswa yang memperoleh nilai di atas KKM. Ketuntasan belajar IPA di kelas 4
dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Nilai IPA Kondisi Awal
No Nilai Frekuensi Persentase
1. 35-45 2 8%
2. 46-56 5 19%
3. 57-67 13 50%
4. 68-78 2 8%
5. 79-89 3 11%
6. 90-100 1 4%
Jumlah 26 100%
Nilai Rata- rata 62,30
Nilai Tertinggi 95
Nilai Terendah 35
Dari tabel 4.1 Distribusi frekuensi nilai IPA kondisi awal dapat dikatakan
hasil belajar IPA siswa kelas 4 masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari
banyaknya siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran yaitu dibawah KKM
mata pelajaran IPA yaitu ≥ 65. Dari tabel tersebut diketahui nilai 35-45 sebanyak
2 siswa, 46-56 sebanyak 5 siswa, 57-67 sebanyak 13, 68-78 sebanyak 2 siswa, 79-
89 sebanyak 3 siswa dan nilai 90-100 sebanyak 1 siswa. Berdasarkan pernyataan
di atas dapat disajikan pada diagaram 4.1 berikut:
52
Diagram 4.1 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Kondisi Awal
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 65) data hasil
perolehan nilai kondisi awal ketuntasan belajar IPA kondisi awal dapat disajikan
dalam bentuk tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2
Ketuntasan Belajar IPA Kondisi Awal
NO Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa
Jumlah Persentase (%)
1. Tuntas 17 65%
2. Belum Tuntas 9 35%
Jumlah 26 100%
Ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal dapat diketahui bahwa siswa
yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM≥ 65)
sebanyak 18 siswa atau 69%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan
minimal sebanyak 8 siswa dengan persentase 31%. Dari hasil tersebut dapat
diketahui bahwa jumlah siswa yang mengalami ketuntasan diatas KKM lebih
sedikit dari pada jumlah siswa yang belum tuntas. Berdasarkan tabel 4.2 dapat
dinyatakan dalam diagram 4.2 sebagai berikut:
53
Diagram 4.2 Ketuntasan Belajar Kondisi Awal
Berdasarkan hasil belajar IPA yang masih rendah, maka peneliti
mengadakan perbaikan pembelajaran IPA dengan menerapkan model
pembelajaran NHT melalui pembelajaran siklus I dan siklus II.
4.1.2 Deskripsi Siklus I
Pada siklus I diuraikan tentang tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan
dan observasi, dan refleksi. Kegiatan pembelajaran pada siklus I ini dibagi
menjadi 3 pertemuan.
4.1.2.1 Tahap Perencanaan
Kegiatan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan 3 pertemuan dengan
rincian sebagai berikut:
1) Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada minggu ke 4 bulan Maret
2014. Sebelum melakukan pembelajaran penulis membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) menggunakan model pembelajaran NHT dengan Kompetensi
Dasar menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat
mengubah gerak dan bentuk benda. Setelah itu penulis juga mempersiapkan alat
peraga seperti bola tenis, meja, kursi dan kelereng. Penulis juga mempersiapkan
lembar kerja kelompok, lembar observasi pelaksanaan pembelajaran untuk guru
dalam penerapan model pembelajaran NHT, dan lembar observasi aktifitas siswa
dalam penerapan model pembelajaran NHT. Selanjutnya penulis, guru kelas dan
54
observer berkerjasama dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas 4 agar
pembelajaran bisa berjalan dengan lancar.
2) Pertemuan Keduan
Perencanaan pembelajaran pada pertemuan keduan sebagai tindak lanjut pada
pertemuan pertama yang membedakan pertemuan pertama adalah materi yang
akan dipelajari yaitu jenis- jenis gaya. Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran
pada pertemuan kedua, penulis menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan pada
proses pembelajaran, diataranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
dengan materi jenis- jenis gaya. Setelah menyiapkan RPP, penulis menyiapkan
alat peraga yaitu bola, kelereng,dan kertas. Selain itu penulis juga mempersiapkan
lembar observasi untuk guru, lembar observasi untuk siswa dan lembar kerja
kelopok untuk siswa. Selanjutnya penulis, guru kelas dan observer berkerjasama
dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas 4 agar pembelajaran bisa berjalan
dengan lancar.
3) Pertemuan Ketiga
Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan ketiga sebagai tindak
lanjut dari pertemuan sebelumnya yaitu pertemuan pertama dan pertemuan kedua.
Pada pertemuan ketiga digunakan untuk mengulas keseluruhan materi yang sudah
diajarkan, memberikan tes evaluasi yang berbentuk pilihan ganda sebanyak 20
soal,dalam mengerjakan soal evaluasi siswa diberikan waktu selama 50 menit dan
pemberian hadiah kepada kelompok yang memperoleh nilai tertinggi. Kegiatan
pembelajaran diakhiri dengan menyampaikan materi yang akan dipelajari
pertemuan berikutnya.
4.1.2.2 Pelaksanaan Tindakan dan Obsevasi
Pelaksanaan tindakan dan observasi ini merupakan deskripsi dari kegiatan
pembelajaran dari awal sampai akhir serta deskripsi observasi kegiatan guru dan
aktifitas siswa selama proses belajar mengajar.
55
a) Pertemuan Pertama
1) Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tidakan pada siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari
Rabu, 26 Maret 2014 pukul 07.00- 08.10 WIB. Kegiatan awal pembelajaran pada
pertemuan pertama diawali dengan memberikan salam, berdo’a, presensi,
menyampaikan materi tentang gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah
bentuk benda yang akan dipelajari, memberikan apersepsi dengan betanya kepada
siswa “ anak- anak pernakah kalian menarik dan mendorong suatu benda,
bagaimana keadaan benda setelah ditarik atau didorong” dan menyampaikan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu siswa dapat menyimpulkan bahwa
gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak suatu benda dengan benar
dan siswa dapat mengidentifikasi bahwa gaya dapat menyebabkan benda
bergerak, bergerak menjadi diam, bergerak semakin cepat dan bergerak berubah
arah dengan benar.
Setelah kegiatan awal disampaikan, dilanjutkan dengan kegiatan inti yang
terbagi menjadi tiga yaitu eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Pada kegiatan
eksplorasi guru bertanya jawab dalam menyampaikan materi dan menggali
kemampuan siswa dalam materi gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah
gerak benda, selanjutnya guru menggalikemampuan siswa untuk memberikan
contoh gaya dorongan dan tarikan dengan cara bertanya” anak- anak siapa yang
mau memberikan contoh dorongan dan tarikan terhadap benda diam. Selanjutnya
dalam kegiatan elaborasi guru meminta siswa untuk membentuk kelompok yang
terdiri dari 5 kelompok setiap kelompok terdiri dari 4- 5 siswa yang heterogen,
guru memberikan pertanyaan kepada setiap kelompok bagaimana pengaruh gaya
terhadap benda diam dan bergerak. Setelah memberikan pertanyaan guru
memberikan nomor ke siswa dalam kelompok dan guru menjelaskan peraturannya
yaitu setiap kelompok harus bekerja sama dan ketika guru menunjuk siswa untuk
mempresentasikan maka setiap siswa yang ditunjuk harus bersedia
mempresentasikannya didepan kelas, kemudian siswa menerima lembar kerja
kelompok siswa yang berisi tentang pengaruh dororongan dan tarikan terhadap
benda, kemudian LKS harus dikerjakan bersama kelompoknya dan guru
56
memberikan bantuan secukupnya kepada siswa dalam mengerjakan lembar kerja
kelompok, setelah siswa menyelesaikan lembar tugas guru memanggil siswa
secara acak untuk mempresentasikan hasil kerjanya yaitu guru memanggil
kelompok 4 nomor 4. Selanjutnya guru melangkah pada kegiatan
konfirmasi,dalam kegiatan konfirmasi guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menanggapi jawaban yang tidak sesuai dengan pendapat
kelompoknya, guru mengulas kembali materi yang telah didiskusikan bersama
kelompok, memberikan kesempatan untuk bertanya kepada siswa.
Pada kegiatan akhir guru dan siswa merefleksi pembelajaran yang telah
berlangsung dan menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan yang
akan datang. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.
2) Hasil Observasi
Hasil observasi yang telah dilakukan oleh observer dibagi menjadi 2 yaitu
terhadap proses pembelajaran guru dalam menerapkan model pembelajaran NHT
dan aktivitas siswa pada saat kegiatan pembelajaran. Hasil observasi proses
pembelajaran guru diperoleh dari lembar observasi yang terdiri dari 22 aspek dan
hasil obserfasi siswa terdiri dari 22 aspek. Masing- masing aspek dalam lembar
observasi tersebut diberi skor 1-4, skor 1 berarti sangat kurang, skor 2 berarti
cukup, skor 3 berarti baik dan skor 4 berarti baik sekali. Setelah itu skor akan
dijumlahkan, kemudian dibagi jumlah maksimal skor dikali 100 dan
diinterprentasikan berdasarkan kriteria penilaian. Kriterian penilaian pada lembar
observasi yaitu untuk total skor 61- 70 berarti kurang, skor 71- 80 berarti cukup,
skor 81- 90 berarti baik dan skor 91- 100 berarti baik sekali.
57
Hasil observasi kinerja guru pada siklus I pertemuan pertama dijabarkan
dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada table berikut.
Tabel 4.3
Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus I Pertemuan 1
Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah
Skor 1 2 3 4
Kegiatan awal 1,2,3 12
Melakukan apersepsi dan
menyampaikan tujuan
4,5 6 10
Menerapkan model
pembelajaran NHT
7,9,10,13,14,
16
8,11,12,15
17
38
Evaluasi 18,19 6
Penutup 21,22 20 10
Total 12 10 76
Berdasarkan tabel 4.3 hasil observasi kegiatan guru dapat diketahui indikator
yang memperoleh skor 3 sebanyak 12 indikator dan yang memperoleh skor 4
sebanyak 10 indikator, total skor seluruhnya 76 kemudian dibagi jumlah
maksimal (88) dan dikalikan 100 jadi hasil skor maksimalnya adalah 86. Pada
aspek kegiatan awal terdapat 3 indikator, masing- masing indikator tersebut
memperoleh skor 4 sehingga jumlah skornya 12. Pada aspek melakukan apersepsi
dan menyampaikan materi terdapat 3 indikator, indikator nomor 4, 5 memperoleh
skor 3 dan indikator nomor 4 memperoleh skor 4, sehingga pada aspek melakukan
apersepsi dan menyampaikan tujuan jumlah skornya 10. Pada aspek menerapkan
model pembelajaran NHT terdapat 11 indikator, indikator nomor 7,9,10,13,14,16
memperoleh skor 3 dan indikator nomor 8,11,12,15,17 memperoleh skor 4
sehingga jumlah skornya 38. Pada aspek evaluasi terdapat 2 indikator, masing-
masing indikator mendapatkan skor 3 sehingga jumlah skornya 6. Pada aspek
penutup terdapat 3 indikator, indikator nomor 21,22 memperoleh skor 3 dan
indikator nomor 20 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skornya 10.
58
Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi
yang dijabarkan dalam beberapa aspek dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 4.4
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I
Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah
Skor 1 2 3 4
Kegiatan awal 1,3 2 10
Mendengarkan apersepsi dan
tujuan pembelajaran
4,5 6 10
Mendengarkan pertanyaan,
berdiskusi dan
mempresentasikan hasil diskusi
7,8,10,12,13,
14,15
9,11,16,17 37
Evaluasi 18,19 6
Penutup 22 20,21 11
Total 14 8 74
Berdasarkan tabel 4.4 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui
indikator yang memperoleh skor 3 sebanyak 14 indikator, dan yang memperoleh
skor 4 sebanyak 8 indikator, sehingga diperoleh jumlah total 74 kemudian dibagi
jumlah skor maksimal (88) dan dikalikan 100 jadi hasil maksimalnya adalah 84 .
Pada aspek kegiatan awal terdapat 3 indikator, indikator nomor 1, 3 memperoleh
skor 3 dan indikator nomor 2 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skornya 10.
Pada aspek mendengarkan apersepsi dan tujuan pembelajaran 3 indikator,
indikator nomor 4, 5 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 6 memperoleh skor
4 sehingga jumlah skornya 10. Pada aspek mendengarkan pertanyaan, berdiskusi
dan mempresentasikan hasil diskusi, indikator nomor 7,8,10,12,13,14,15
memperoleh skor 3 dan indikator nomor 9,11,16,17 memperoleh skor 4 sehingga
jumlah skornya 37. Pada aspek evaluasi terdapat 2 indikator kedua indikator
tersebut mendapatkan skor 3 sehingga jumlah skornya 6. Pada aspek penutup
terdapat 3 indikator, indikator nomor 22 memperoleh skor 3 dan indikator nomor
20,21 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skornya 11.
59
b) Pertemuan Kedua
1) Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan kedua dilaksanakan pada hari
Kamis 27 Maret 2014 pukul 07.00- 08.10 WIB. Pertemuan kedua pada siklus I ini
merupakan tidak lanjut dari pertemuan pertama. Pada kegiatan awal, pertemuan
kedua diawali dengan memberikan salam, berdo’a, presensi,menyampaikan materi
yang akan dipelajari yaitu jenis- jenis gaya, memberikan apersepsi dengan
bertanya kepada siswa “ anak- anak pernakah kalian naik sepeda bagaimana
keadaan sepeda jika sedang berjalan kemudia direm, apa yang terjadi” dan
menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu siswa dapat
mengidentifikasi jenis-jenis gaya dalam kehidupan sehari- hari.
Setelah kegiatan awal disampaikan, dilanjutkan dengan kegiatan inti yang
terbagi menjadi tiga yaitu eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Pada kegiatan
eksplorasi guru bertanya jawab dalam menyampaikan materi dan menggali
kemampuan siswa dalam materi jenis- jenis gaya, selanjutnya guru menggali
kemampuan siswa untuk memberikan contoh jenis- jenis gaya dalam sehari- hari
yang sering digunakan. Selanjutnya dalam kegiatan elaborasi guru meminta siswa
untuk membentuk kelompok yang terdiri dari 5 kelompok dan setiap kelompok
terdiri dari 4-5 siswa yang heterogen, guru memberikan pertanyaan kepada
kelompok apa saja jeni- jenis gaya yang ada disekitar kita. Setelah memberikan
pertanyaan guru memberikan nomor ke siswa dalam kelompok dan guru
menjelaskan peraturannya, kemudian siswa menerima lembar kerja kelompok
yang berisi 5 pertanyaan tentang jenis- jenis gaya, yang harus dikerjakan bersama
kelompoknya dan guru memberikan bantuan secukupnya kepada siswa dalam
mengerjakan lembar kerja kelompok, setelah siswa menyelesaikan lembar tugas
guru memanggil siswa secara acak untuk mempresentasikan hasil kerjanya yaitu
guru memanggil kelompok 1 nomor 4. Selanjutnya guru melangkah pada kegiatan
konfirmasi,dalam kegiatan konfirmasi siswa menanggapi jawaban yang tidak
sesuai dengan pendapat kelompoknya, kelompok yang menanggapi karena tidak
sesuai dengan jawaban kelompoknya dalah kelompok 3, guru mengulas kembali
60
materi yang telah didiskusikan bersama kelompok tentang jenis- jenis gaya,
memberikan kesempatan untuk bertanya kepada siswa.
Pada kegiatan akhir guru dan siswa merefleksi pembelajaran yang telah
berlangsung dan menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan yang
akan datang yaitu akan diadakan tes tertulis 20 soal tentang materi yang telah
disampaikan . Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.
2) Hasil Observasi
Hasil observasi kinerja guru pada siklus I pertemuan kedua dijabarkan dalam
beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Table 4.5
Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus I Pertemuan II
Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah
skor 1 2 3 4
Kegiatan awal 3 1,2 11
Memberikan apersepsi dan
menyampaikan tujuan
pembelajaran
4,5,6 12
Menerapkan model
pembelajaran NHT
8,10,14,15 7,9,11,12,13,
16,17
40
Evaluasi 18 19 6
Penutup 21,22 20 10
Total 1 7 14 79
Berdasarkan tabel 4.1 hasil observasi kegiatan guru dapat diketahui
indikator yang memperoleh skor 2 sebanyak 1 indikator, skor 3 sebanyak 7
indikator, dan yang memperoleh skor 4 sebanyak 14 indikator dan total skor
seluruhnya 79, kemudian dibagi jumlah nilai maksimal (88) dan dikalikan 100
maka hasil maksimalnya adalah 89. Pada aspek kegiatan awal terdapat 3 indikator,
indikator nomor 3 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 1, 2 memperoleh skor
4 sehingga jumlah skornya 11. Pada aspek memberikan apersepsi dan
menyampaikan tujuan pembelajaran terdapat 3 indikator, masing- masing
indikator memperoleh skor 4 sehingga jumlah skornya 12. Pada aspek
menerapkan model pembelajaran NHT terdapat 11 indikator, indikator nomor
61
8,10,14,15 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 7,9,11,12,13,16,17
memperoleh skor 4 sehingga jumlah skornya 40. Pada aspek evaluasi terdapat 3
indikator, indikator nomor 18 memperoleh skor 2 dan indikator nomor 19
memperoleh skor 4 sehingga jumlah skornya 6. Pada aspek penutup terdapat 3
indikator, indikator nomor 21,22 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 20
memperoleh skor 4 sehingga jumlah skornya 10.
Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar yang
dijabarkan dalam beberapa aspek dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 4.6
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 2
Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah
Skor 1 2 3 4
Kegiatan awal 2,3 1, 10
Mendengarkan apersepsi dan
tujuan pembelajaran
4, 5 6 10
Mendengarkan pertanyaan,
berdiskusi dan mempresentasikan
hasil diskusi
10,13,15 7,8,9,11,12,
14,16,17
41
Evaluasi 18 19 7
Penutup 22 20,21 11
Total 9 13 79
Berdasarkan tabel 4.4 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui
indikator yang memperoleh skor 3 sebanyak 9 , dan yang memperoleh skor 4
sebanyak 13 dan total skor seluruhnya 79 kemudian dibagi skor maksimal (88)
dan dikalikan 100 jadi hasil maksimalnya adalah 89. Pada aspek kegiatan awal
terdiri dari 3 indikator indikator nomor 2, 3 memperoleh skor 3 dan indikator
nomor 1 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skornya 10. Pada aspek
mendengarkan apersepsi dan tujuan pembelajaran terdapat 3 indikator, indikator
nomor 4,5 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 6 memperoleh skor 4 sehingga
jumlah skornya 10. Pada aspek mendengarkan pertanyaan, berdiskusi dan
mempresentasikan hasil kerjanya terdapat 11 indikator, indikator nomor 10,13,15
memperoleh skor 3 dan indikator nomor 7,8,9,11,12,14,16,17 memperoleh skor 4
sehingga jumlah skornya 41. Pada aspek evaluasi terdapat 2 indikator, indikator
62
nomor 18 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 19 memperoleh skor 4
sehingga jumlah skornya 7. Pada aspek penutup terdapat 3 indikator, indikator
nomor 22 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 20, 21 memperoleh skor 4
sehingga jumlah skornya 11.
c) Pertemuan Ketiga
Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari
Jum’at 28 Maret 2014 pukul 07.00- 08.10 WIB. Pembelajaran pada pertemuan
ketiga sebagai tindak lanjut dari pertemuan pertama dan kedua yaitu melakukan
tes evaluasi. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan ketiga diawali dengan
memberikan salam, berdoa, melakukan persensi, apersepsi dan meminta siswa
menyediakan alat tulis. Pada kegiatan inti siswa mengerjakan lembar evaluasi,
guru memberikan bantuan kepada siswa tentang soal yang tidak jelas, siswa
mengumpulkan lembar evaluasi. Pada kegiatan akhir guru menyampaikan materi
yang akan dipelajari pada pertemuan yang akan datang, memberikan hadiah
kepada siswa, menutup kegiatan pembelajaran.
4.1.2.3 Refleksi Siklus I
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dari pertemuan
pertama, kedua dan ketiga maka selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan
dalam proses pembelajaran. Hasil refleksi diambil dari hasil observasi yang
dilaksanakan pada siklus I. Refleksi ini digunakan sebagai bahan perbaikan
dengan membandingkan hasil tindakan dalam proses pembelajaran sudah sesuai
dengan indikator kinerja.
Berdasarkan hasil analisis data terhadap hasil observasi kegiatan guru pada
siklus I pertemuan I terdapat skor skor 3 sebanyak 12 dan skor 4 sebanyak 10.
Pada siklus I pertemuan 2 memperoleh skor 2 sebanyak 1, skor 3 sebanyak 7 dan
skor 4 sebanyak 14 item. Indikator yang mengalami peningkatan yaitu indikator
nomor 3 (mengabsen siswa), 4 (menyampaikan materi yang akan dipelajari), 5
(memberikan apersepsi), 6 (menyampaikan tujuan pembelajaran), 7
(menyampaikan materi), 9 (membagi kelompok), 13 (memberikan bantuan kepada
63
siswa), 16 (mengulas kembali materi yang di diskusikan). Dari hasil observasi
pada pertemuan 1 yang berjumlah 22 indikator mencapai persentase 86,36% dan
pada pertemuan dua mencapai 89,77%
Berdasarkan hasil analisis terhadap observasi aktivitas siswa pada siklus I
pertemuan I banyak skor terdapat 3 yaitu sebanyak 14 dan skor 4 sebanyak 8.
Pada siklus I pertemuan 2 memperoleh sekor 3 sebanyak 9 dan skor 4 sebanyak
13. Aspek yang mengalami peningkatan yaitu menjawab salam dari guru (1),
memperhatikan materi yang disampaikan (7), aktif dalam memberikan contoh (8),
mengerjakan dengan kelompoknya (12), mempresentasikan hasil kerja dengan
kelompoknya (14). Dari skor penilaian hasil observasi aktifitas siswa pada
pertemuan I mencapai persentase 84,09% dan pada pertemuan 2 meningkat
menjadi 89,77%.
Dari hasil observasi yang dilakukan pada proses pembelajaran siklus I
masih terdapat kekurangan atau kegiatan pembelajaran yang belum maksimal,
yaitu sebagai berikut:
1) Penerapan model pembelajaran NHT oleh kolaborator masih ada beberapa
aspek belum sesuai dengan rencana pembelajaran yang peneliti susun,
dikarenakan kolaborator belum begitu paham tentang model pembelajaran
NHT.
2) Guru belum mengaitkan materi dengan realitas kehidupan.
3) Masih banyak siswa yang merasa malu dalam mengeluarkan pendapat, hanya
beberapa siswa yang mau bertanya dan menjawab pertanyaan dan memberikan
tanggapan dari hasil presentasi teman yang maju..
4) Dalam kegiatan kelompok, belum semua siswa dalam kelompok ikut bekerja.
5) Guru masih bingung dalam melakukan penghitungan nilai kelompok
berdasarkan poin kemajuan dari nilai kuis individu.
Dari berbagai kekurangan tersebut, maka peneliti mengadakan analisis dan
konsultasi dengan guru kelas 4 tentang kondisi siswa serta pembelajaran yang
telah berlangsung hingga didapatkan penyelesaian dari
kekurangan tersebut sebagai berikut :
64
1) Peneliti memberikan penjelasan kepada kolaborator tentang langkah-langkah
pembelajaran NHT dan penghitungan skor kuis lebih jelas.
2) Guru memberikan pengarahan agar dalam kegiatan kerja kelompok semua
siswa ikut berpartisipasi.
4.1.3 Deskripsi Siklus II
Pada siklus II ini merupakan upaya perbaikan dari siklus I yang akan
diuraikan tentang tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan dan observasi, hasil
tindakan dan refleksi seperti pada siklus I.
4.1.3.1 Tahap Perencanaan
Pembelajaran pada Siklus II merupakan tindak lanjut dan upaya perbaikan
dari kegiatan pembelajaran siklus I. Kegiatan pembelajaran ini dilaksanakan
melalui 3 pertemuan dengan rincian sebagai berikut :
a) Pertemuan Pertama
Pembelajaran pada pertemuan pertama ini dilaksanakan pada minggu awal
bulan April dengan Kompetensi Dasar menyimpulkan hasil percobaan bahwa
gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak dan bentuk benda.
Sebelum melakukan pembelajaran penulis menbuat Rencan Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) menggunakan model pembelajaran NHT dengan Kompetensi
Dasar menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat
mengubah gerak dan bentuk benda. Setelah itu penulis juga mempersiapkan alat
peraga seperti karet gelang, plastik dan balon tiup . Penulis juga mempersiapkan
lembar kerja kelompok, lembar observasi pelaksanaan pembelajaran untuk guru
dalam penerapan model pembelajaran NHT, dan lembar observasi aktifitas siswa
dalam penerapan model pembelajaran NHT. Selanjutnya penulis, guru kelas dan
observer berkerjasama dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas 4 agar
pembelajaran bisa berjalan dengan lancar.
b) Pertemuan Kedua
Perencanaan pembelajaran pada pertemuan keduan sebagai tindak lanjut pada
pertemuan pertama yang membedakan pertemuan pertama adalah materi yang
65
akan dipelajari yaitu keadaan benda dalam air. Sebelum melakukan kegiatan
pembelajaran pada pertemuan kedua, penulis menyiapkan segala sesuatu yang
diperlukan pada proses pembelajaran, diataranya Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dengan materi keadaan benda dalam air. Setelah menyiapkan
RPP, penulis menyiapkan alat peraga yaitu bola, kelereng,air dan gelas aqua.
Selain itu penulis juga mempersiapkan lembar observasi untuk guru, lembar
observasi untuk siswa dan lembar kerja kelopok untuk siswa. Selanjutnya penulis,
guru kelas dan observer berkerjasama dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas 4
agar pembelajaran bisa berjalan dengan lancar.
c) Pertemuan Ketiga
Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan ketiga sebagai tindak lanjut
dari pertemuan sebelumnya yaitu pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Pada
pertemuan ketiga digunakan untuk mengulas keseluruhan materi yang sudah
diajarkan, memberikan tes evaluasi yang berbentuk pilihan ganda sebanyak 20
soal,dalam mengerjakan soal evaluasi siswa diberikan waktu selama 50 menit dan
pemberian hadiah kepada kelompok yang memperoleh nilai tertinggi. Kegiatan
pembelajaran diakhiri dengan menyampaikan materi yang akan dipelajari
pertemuan berikutnya.
4.1.3.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus II ini sama halnya dengan
siklus II yaitu merupakan deskripsi dari kegiatan pembelajaran dari awal sampai
akhir pembelajaran serta deskripsi observasi kegiatan guru dan aktivitas siswa
selama proses belajar mengajar. Yang membedakan dengan siklus I adalah pada
materi dan alat peraga.
a) Pertemuan Pertama
1) Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tidakan pada siklus II pertemuan pertama dilaksanakan pada hari
Rabu, 2 April 2014 pukul 07.00- 08.10 WIB. Kegiatan awal pembelajaran pada
pertemuan pertama diawali dengan memberikan salam, berdo’a,
66
absensi,menyampaikan materi yang akan dipelajari, memberikan apersepsi dan
menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu siswa dapat
memberikan contoh dalam kehidupan sehari- hari cara gaya mengubah gerak dan
bentuk benda dengan benar.
Setelah kegiatan awal disampaikan, dilanjutkan dengan kegiatan inti yang
terbagi menjadi tiga yaitu eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Pada kegiatan
eksplorasi guru bertanya jawab dalam menyampaikan materi dan menggali
kemampuan siswa dalam materi gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah
gerak benda, selanjutnya guru menggalikemampuan siswa untuk memberikan
contoh gaya dorongan dan tarikan. Selanjutnya dalam kegiatan elaborasi guru
meminta siswa untuk membentuk kelompok, guru memberikan pertanyaan kepada
kelompok bagaimana pengaruh gaya terhadap benda diam dan bergerak. Setelah
memberikan pertanyaan guru memberikan nomor ke siswa dalam kelompok dan
guru menjelaskan peraturannya, kemudian siswa menerima lembar kerja
kelompok siswa yang harus dikerjakan bersama kelompoknya dan memberikan
bantuan secukupnya kepada siswa dalam mengerjakan lembar kerja kelompok,
setelah siswa menyelesaikan lembar tugas guru memanggil siswa secaraacak
untuk mempresentasikan hasil kerjanya. Selanjutnya guru melangkah pada
kegiatan konfirmasi,dalam kegiatan konfirmasi siswa menanggapi jawaban yang
tidak sesuai dengan pendapat kelompoknya, guru mengulas kembali materi yang
telah didiskusikan bersama kelompok, memberikan kesempatan untuk bertanya
kepada siswa.
Pada kegiatan akhir guru dan siswa merefleksi pembelajaran yang telah
berlangsung dan menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan yang
akan datang. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.
2) Hasil Observasi
Hasil observasi kinerja guru pada siklus II pertemuan pertama dijabarkan
dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
67
Tabel 4.7
Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus II Pertemuan 1
Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah
Skor 1 2 3 4
Kegiatan awal 1,2,3 12
Memberikan apersepsi dan
menyampaikan tujuan
pembelajaran
5 4,6 11
Menerapkan model pembelajaran
NHT
7,15,16 8,9,10,11,12,
13,14,17
41
Evaluasi 18,19 8
Penutup 20,21,22 12
Total 4 18 84
Berdasarkan tabel 4.7 hasil observasi guru dapat diketahui indikator yang
memperoleh skor 3 sebanyak 4 indikator, dan indikator yang mendapat skor 4
sebanyak 18 indikator dan totol skor seluruhnya adalah 84 kemudian dibagi
dengan nilai maksimal (88) dan dikalikan 100 jadi hasil maksimalnya adalah 95.
Pada aspek kegiatan awal terdiri dari 3 indikator, masing- masing indikator
memperoleh skor 4 sehingga jumlah skornya 12. Pada aspek memberikan
apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran terdapat 3 indikator, indikator
nomor 5 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 4, 6 memperoleh skor 4
sehingga jumlah skornya 11. Pada aspek menerapkan model pembelajaran NHT
terdapat 11 indikator, indikator nomor 7,15,16 memperoleh skor 3 dan indikator
nomor 8,9,10,11,12,13,14,17 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skornya 41.
Pada aspek evaluasi terdapat 2 indikator, masing – masing indikator memperoleh
skor 4 sehingga jumlah skornya 8. Pada aspek penutup terdapat 3 indikator,
masing – masing indikator memperoleh skor 4 sehingga jumlah skornya 12.
68
Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi
yang dijabarkan dalam beberapa aspek dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 4.8
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 1
Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah
Skor 1 2 3 4
Kegiatan awal 1,2,3
12
Mendengarkan apersepsi dan tujuan
pembelajaran
5 4,6 11
Mendengarkan pertanyaan, berdiskusi
dan mempresentasikan hasil diskusi
7,15 8,9,10,11,12,
13,14,16,17
42
Evaluasi 18 19 7
Penutup 20,21,22 12
Total 4 18 84
Berdasarkan tabel 4.8 hasil observasi siswa dapat diketahui indikator yang
memperoleh skor 3 sebanyak 4 dan skor 4 sebanyak 18 indikator dan jumlah
keseluruhan skornya adalah 84 kemudian dibagi jumlah nilai maksimal (88) dan
dikalikan 100 jadi hasil tertinggi adalah 95. Pada aspek kegiatan awal terdiri dari
3 indikator, masing – masing indikator memperoleh skor 4 sehingga jumlah
skornya 12. Pada aspek mendengarkan pertanyaan dan tujuan pembelajaran
terdapat 3 indikator, indikator nomor 5 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 4,
6 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skornya 11. Pada aspek mendengarkan
pertanyaan, berdiskusi dan mempresentasikan hasil kerjanya terdapat 11 indikator
indikator nomor 7,15 memperoleh skor 3 dan indikator nomor
8,9,10,11,12,13,14,16,17 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skornya 42. Pada
aspek evaluasi terdapat 2 indikator, indikator nomor 18 memperoleh skor 3 dan
indikator nomor 19 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skornya 7. Pada aspek
penutup terdapat 3 indikator, masing- masing indikator mendapatkan skor 3
sehingga jumlah skornya12.
69
b) Pertemuan Kedua
1) Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan kedua dilaksanakan pada hari
Kamis 3 April 2014 pukul 07.00- 08.10 WIB. Pertemuan kedua pada siklus I ini
merupakan tidak lanjut dari pertemuan pertama. Pada kegiatan awal, pertemuan
kedua diawali dengan memberikan salam, berdo’a, absensi,menyampaikan materi
yang akan dipelajari, memberikan apersepsi dan menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai yaitu siswa dapat mengidentifikasi benda yang
dapat terapaung, tenggelam, dan melayang di air.
Setelah kegiatan awal disampaikan, dilanjutkan dengan kegiatan inti yang
terbagi menjadi tiga yaitu eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Pada kegiatan
eksplorasi guru bertanya jawab dalam menyampaikan materi dan menggali
kemampuan siswa dalam materi keadaan benda dalam air, selanjutnya guru
menggali kemampuan siswa untuk memberikan benda yang dapat terapung,
tenggelam dan melayang di air dalam sehari- hari. Selanjutnya dalam kegiatan
elaborasi guru meminta siswa untuk membentuk kelompok, guru memberikan
pertanyaan kepada kelompok apa saja jeni- jenis gaya yang ada disekitar kita.
Setelah memberikan pertanyaan guru memberikan nomor ke siswa dalam
kelompok dan guru menjelaskan peraturannya, kemudian siswa menerima lembar
kerja kelompok siswa yang harus dikerjakan bersama kelompoknya dan
memberikan bantuan secukupnya kepada siswa dalam mengerjakan lembar kerja
kelompok, setelah siswa menyelesaikan lembar tugas guru memanggil siswa
secara acak untuk mempresentasikan hasil kerjanya. Selanjutnya guru melangkah
pada kegiatan konfirmasi,dalam kegiatan konfirmasi siswa menanggapi jawaban
yang tidak sesuai dengan pendapat kelompoknya, guru mengulas kembali materi
yang telah didiskusikan bersama kelompok, memberikan kesempatan untuk
bertanya kepada siswa.
Pada kegiatan akhir guru dan siswa merefleksi pembelajaran yang telah
berlangsung dan menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan yang
akan datang. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.
2) Hasil Observasi
70
Hasil observasi kinerja guru pada siklus II pertemuan pertama dijabarkan
dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.9
Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus II Pertemuan 2
Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah
Skor 1 2 3 4
Kegiatan awal 1,2,3 12
Memberikan apersepsi dan
menyampaikan tujuan
pembelajaran
5 4,6 11
Menerapkan model pembelajaran
NHT
7,8,9,10,1112,13,
14,15,1617
44
Evaluasi 18 19 7
Penutup 20,21,22 12
Total 2 20 86
Berdasarkan tabel 4.9 hasil observasi kegitan guru dapat diketahui
indikator yang memperoleh skor 3 sebanyak 2, skor 4 sebanyak 20 dan jumlah
skornya 86 kemudian dibagi nilai maksimal (88) dan dikalikan 100 maka hasil
tertinggi adalah 97. Pada aspek kegiatan awal terdapat 3 indikator, masing-
masing indikator mendapatkan skor 4 sehingga jumlah skornya 12. Pada aspek
memberikan apersepsi dan menyampaikan tujuan terdapat 3 indikator, indikator
nomor 5 mendapatkan skor 3 dan indikator nomor 4, 6 memperoleh jumlah skor
11. Pada apek menerapkan model pembelajaran NHT terdapat 11 indikator,
masing - masing indikator mendapatkan skor 4 sehingga jumlah skornya 44. Pada
aspek evaluasi terdapat 2 indikator, indikator nomor 18 mendapatkan skor 3 dan
indikator nomer 19 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skornya 7. Pada aspek
penutup terdapat 3 indikator, masing- masing indikator mendapatkan skor 4
sehingga jumlah skornya 7.
71
Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi
yang dijabarkan dalam beberapa aspek dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 4.10
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 2
Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah
skor 1 2 3 4
Kegiatan awal 1,2,3 12
Mendengarkan apersepsi dan tujuan
pembelajaran
4,5,6 12
Mendengarkan pertanyaan, diskusi
dan mempresentasikan hasil diskusi
7,16 8,9,10,11,12,
13,14,15,17
42
Evaluasi 18,19 8
Penutup 20,21,22 12
Total 2 20 86
Berdasarkan tabel 4.10 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui
indikator yang memperoleh skor 3 sebanyak 2, yang mendapatkan skor 4
sebanyak 20 dan jumlah skor seluruhnya adalah 86 kemudian dibagi nilai
maksimal (88) dan dikalikan 100 maka hasil tertingi adalah 97. Pada aspek
kegiatan awal terdapat 3 indikator, masing- masing indikator mendapatkan skor 4
sehingga jumlah skornya 12. Pada aspek mendengarkan apersepsi dan tujuan
pembelajaran terdapat 3 indikator, masing- masing indikator mendapatkan skor 4
sehingga jumlah skornya 12. Pada aspek mendengarkan pertanyaan, berdiskusi,
mempresentasikan hasil diskusi terdapat 11 indikator, indikator nomor 7, 8
memperoleh skor 3 dan indikator nomor 8,9,10,11,12,13,14,15,17 mendapatkan
skor 4 sehingga jumlah skornya 42. Pada aspek evaluasi terdapat 2 indikator,
masing- masing indikator mendapatkan skor 4 sehingga jumlah skornya 8. Pada
aspek penutup terdapat 3 indikator, masing – masing indikator mendapatkan skor
4 sehingga jumlah skornya 12.
72
c) Pertemuan Ketiga
Pembelajaran pada pertemuan ketiga sebagai tindak lanjut dari pertemuan
pertama dan pertemuan kedua yaitu melakukan tes evaluasi. Kegiatan
pembelajaran pada pertemuan ketiga diawali dengan berdoa, presensi dan
dilanjutkan dengan tanya jawab guru dan siswa untuk mengulang materi yang
telah dipelajari pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua secara singkat.
Kemudian guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya tentang materi yang
belum diketahui. Setelah itu guru mengadakan tes evaluasi. Bagi siswa yang
sudah selesai dapat mengumpulkan lembar jawab dan kembali ke tempat duduk.
Kemudian kegiatan diakhiri dengan pemberian hadiah kepada kelompok yang
mendapatkan nilai paling tinggi.
4.1.3.3 Refleksi Siklus II
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh berdasarkan observasi
kegiatan guru pada siklus II pertemuan 1 mendapat skor 3 sebanyak 4 item dan
skor 4 sebanyak 18 item. Pada siklus II pertemuan 2 memperoleh skor 3 sebanyak
2 dan skor 4 sebanyak 20. Indikator yang mengalami peningkatan yaitu
menyampaikan materi yang sesuai dengan pembelajaran (7), memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menanggapi jawaban temannya (15), mengulas
kembali materi yang telah di diskusikan (16). Secara keseluruhan model
pembelajaran NHT yang diterapkan oleh kolaborator yaitu guru mata pelajaran
IPA kelas 4 sudah baik. Dari hasil observasi pada pertemuan 1 yang berjumlah 22
item mencapai persentase 95,45%dan pada pertemuan 2 meningkat menjadi
97,72%.
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh berdasarkan observasi
aktivitas siswa pada siklus II pertemuan 1 banyak terdapat skor 3 yaitu sebanyak 4
item dan skor 4 sebanyak 18 item. Pada siklus II pertemuan 2 memperoleh skor 3
sebanyak 2 dan skor 4 sebanyak 20. Indikator yang mengalami peningkatan yaitu
mendengarkan apersepsi yang diberikan (5), mengulas materi yang telah
didiskusikan (16) dan merefleksi pembelajaran (18). Dari skor penilaian hasil
73
observasi aktivitas siswa pada pertemuan 1 mencapai persentase 95,45% dan
pada pertemuan 2 meningkat menjadi 97,72 %.
Hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus II
berdasarkan pengamatan dari observer secara keseluruhan masih mengalami
hambatan yaitu kurangnya interaksi positif diantara siswa, masih ada beberapa
siswa yang kurang berani mempresentasikan jawaban di depan kelas, dan
memberikan tanggapan dalam kegiatan presentasi hal tersebut dapat diselesaikan
dengan bimbingan dari guru, memberikan penguatan positif pada siswa, melatih
siswa agar berani dan tidak malu/ takut presentasi serta berpendapat di depan
kelas dengan memberikan penghargaan untuk siswa yang presentasi dengan baik.
4.2 Hasil dan Analisis Tindakan
Hasil tindakan diperoleh dari data, siklus I, dan siklus II yang meliputi
data tes evaluasi siswa pada akhir siklus. Dari data tersebut kemudian dianalisis
dengan membandingkan data pada kondisi awal, siklus I dan siklus II.
Berdasarkan hasil penelitian yang dikakukan di SD Negeri I Karangtengah
diketahui bahwa dari hasil belajar IPA siswa kelas 4 dari kondisi awal, siklus I,
dan siklus II mengalami peningkatan setelah diterapkan model pembelajaran
NHT.
a) Siklus I
Hasil tindakan pembelajaran siklus 1 ini berupa hasil dari lembar observasi
dan hasil tes evaluasi. Lembar observasi ini digunakan untuk mengukur
keberhasilan penerapan model pembelajaran NHT dalam kegiatan pembelajaran.
Lembar observasi ini ditujukan untuk siswa dan guru. Penilaian observasi ini
dilakukan oleh observer dan peneliti. Hasil tindakan proses model pembelajaran
NHT pada siklus I ini terdiri dari 3 pertemuan, yaitu pertemuan I, pertemuan II,
dan pertemuan III. Sedangkan hasil tes evaluasi digunakan untuk mengukur hasil
belajar siswa. Siswa yang mendapat nilai di atas KKM berarti tuntas, dan siswa
yang mendapat nilai dibawah KKM maka berarti belum tuntas. (Untuk hasil dari
lembar observasi dan tes evaluasi dapat dilihat dalam tabel pada analisis data).
74
Hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri 1 Karangtengah diperoleh dengan
mengadakan tes evaluasi diakhir siklus yaitu pada pertemuan ketiga. Dari hasil tes
tersebut diketahui terjadi peningkatan hasil belajar IPA. Hasil belajar IPA siswa
kelas 4 SD Negeri 1 Karangtengah pada Kompetensi Dasar menyimpulkan hasil
percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak dan bentuk
benda disajikan pada tabel daftar nilai IPA (terlampir), dan berikut disajikan pada
tabel 4.11.
Tabel 4.11
Distribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus I
No Nilai Frekuensi Persentase
1. 45-53 2 8 %
2. 54-62 7 27 %
3. 63-71 12 46 %
4. 72-80 1 4 %
5. 81-89 3 11 %
6. 90-98 1 4 %
Jumlah 26 100%
Nilai Rata- rata 67,30
Nilai Tertinggi 95
Nilai Terendah 45
Berdasarkan tabel 4.11 distribusi nilai mata pelajaran IPA dapat dikatakan
bahwa hasil belajar IPA siswa kelas 4 mengalami peningkatan dari kondisi awal,
ditandai dengan nilai rata- rata hasil belajar kondisi awal meningkat menjadi
67,30 sedangkan persentase ketuntasan juga meningkat menjadi 65% yang didapat
oleh 17 siswa. Siswa yang mendapat nilai dibawah KKM atau dikatakan tidak
tuntas mengalami penurunan yaitu menjadi 35% yang didapat oleh 9 siswa, untuk
nilai tertingginya 95 dan nilai terendahnya yang semula pada kondisi awal 35
pada siklus I menjadi 45. Berdasarkan tabel 4.11 dapat dinyatakan dalam diagram
4.3 yaitu sebagai berikut:
75
Diagram 4.3 Hasil Perolehan Nilai IPA Siklus I
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=65) data hasil perolehan
nilai siklus I dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.12 berikut:
Tabel 4.12
Ketuntasan Belajar Siklus I
No Ketuntasan
Belajar
Jumlah Siswa
Jumlah Persentase (%)
1. Tuntas 17 65%
2. Belum tuntas 9 35%
Jumlah 26 100%
Ketuntasan belajar siswa pada siklus I dapat dijelaskan bahwa siswa yang
memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=65) sebanyak 9
siswa atau 35%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak
17 siswa dengan persentase 65%. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa
jumlah siswa yang mengalami ketuntasan diatas KKM lebih banyak daripada
jumlah siswa yang tidak tuntas, namun indikator kinerja hasil belajar IPA yang
peneliti tentukan belum tercapai yaitu 80%. Ketuntasan belajar siswa pada tabel
4.12 dapat dilihat dapat dibuat diagram yang tertuang pada diagram 4.4 berikut:
76
Diagram 4.4 Ketuntasan Belajar IPA Siklus I
b) Siklus II
Hasil tindakan pembelajaran pada siklus II ini berupa hasil dari lembar
observasi dan hasil tes evaluasi. Lembar observasi ini digunakan untuk mengukur
keberhasilan penerapan model pembelajaran NHT dalam kegiatan pembelajaran.
Lembar observasi ini ditujukan untuk siswa dan guru. Penilaian observasi ini
dilakukan oleh observer dan peneliti. Hasil tindakan proses model pembelajaran
NHT pada siklus II ini terdiri dari 3 pertemuan, yaitu pertemuan pertama,
pertemuan kedua, dan pertemuan ketiga. Sedangkan hasil tes evaluasi digunakan
untuk mengukur hasil belajar siswa. Siswa yang mendapat nilai di atas KKM
berarti tuntas, dan siswa yang mendapat nilai dibawah KKM maka berarti belum
tuntas. (Untuk hasil dari lembar observasi dan tes evaluasi dapat dilihat dalam
tabel pada analisis data).
Hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri 1 Karangtengah pada Kompetensi
Dasar menyimpulkan percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat
mengubah gerak dan bentuk benda disajikan pada tabel daftar nilai IPA
(terlampir), dan berikut disajikan pada tabel 4.13 yaitu tentang distribusi frekuensi
nilai IPA, siswa kelas 4 SD Negeri 1 Karangtengah Tahun Pelajaran 2013/2014.
77
Tabel 4.13
Distribusi Frekuensi Nilai IPA
Siklus II
No Nilai Frekuensi Persentase
1. 55-62 2 8 %
2. 63-70 4 15 %
3. 71-78 7 27 %
4. 79-86 9 35 %
5. 87-93 1 4 %
6. 94-100 3 11 %
Jumlah 26 100%
Nilai Rata- rata 78
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 55
Dari tabel 4.13 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran IPA dapat
dikatakan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas 4 mengalami peningkatan dari
siklus I, ditandai dengan nilai rata- rata yang meningkat menjadi 78, sedangkan
presentase ketuntasan meningkat menjadi 92% yang didapat oleh 24 siswa. Siswa
yang mendapat nilai dibawah KKM atau dikatakan tidak tuntas mengalami
penurunan yaitu menjadi 8% yang didapat dari 2 siswa, untuk nilai tertinggi
menjadi 100 sedangkan nilai terendahnya 55. Berdasarkan tabel 4.13 dapat
dinyatakan diagram 4.5 yaitu sebagai berikut:
Diagram 4.5 Hasil Perolehan Nilai IPA siklusII
78
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=65) data hasil perolehan
nilai siklus I dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.14.
Tabel 4.14
Ketuntasan Belajar Siklus II
Ketuntasan belajar siswa pada siklus II dapat diketahui bahwa siswa yang
memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=65) sebanyak 2
siswa atau 8%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 24
siswa dengan persentase 92%. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa jumlah
siswa yang mengalami ketuntasan diatas KKM lebih banyak dari pada jumlah
siswa yang tidak tuntas, ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.14 dapat dilihat
dapat dibuat diagram 4.6 berikut:
Diagram 4.6 Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II
No Ketuntasan
Belajar
Jumlah Siswa
Jumlah Persentase (%)
1. Tuntas 24 92
2. Belum tuntas 2 8
Jumlah 26 100
79
c) Analisis Komparatif
Pada analisis komparatif ini akan diuraikan tentang perbandingan hasil belajar
dan ketuntasan belajar IPA siswa kelas 4 dari kondisi awal, siklus I dan siklus II
untuk mengetahui peningkatan hasil belajar. Perbandingan hasil belajar siswa
ditunjukkan pada tabel 4.15 berikut.
Tabel 4.15
Perbandingan Nilai Hasil Belajar IPA
Kondisi awal, Siklus I, dan Siklus II
No Ketuntasan
Belajar
Nilai
(X)
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1. Belum
Tuntas
<65 18 69 9 35 2 8
2. Tuntas ≥ 65 8 31 17 65 24 92
Jumlah 26 100 26 100 26 100
Nilai tertinggi 95 95 100
Nilai terendah 35 45 55
Rata- rata 62,30 67,30 78,46
Berdasarkan tabel di 4.15 nilai rata-rata dari tiap siklus mengalami
peningkatan, pada siklus I nilai rata-rata kelas sebesar 67,30 yang semula 62,30
pada pembelajaran kondisi awal sedangkan pada siklus II nilai rata-rata menjadi
78,46. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram 4.7.
80
Diagram 4.7 Perbandingan Nilai Rata- rata IPA
Sedangkan ketuntasan hasil belajar IPA dapat dijelaskan bahwa pada
kondisi awal ada 18 siswa (69%), yang belum tuntas karena mendapat nilai di
bawah KKM (65), sedangkan 8 siswa (31%) telah tuntas karena mendapat nilai di
atas KKM (65). Pada siklus I terlihat peningkatan ketuntasan pembelajaran siswa
yang cukup banyak dibandingkan pada kondisi awal, siswa kelas 4 SDN I
Karangtengah telah mencapai ketuntasan belajar sebanyak (65%) dari 17 siswa,
sedangkan siswa yang belum tuntas sebanyak 9 (35%) dengan KKM 65.
Kemudian tindakan dilanjutkan pada siklus II agar ketuntasan belajar IPA siswa
bisa mencapai lebih dari indikator kinerja yang diharapkan yaitu mencapai 80%.
Pembelajaran IPA pada siklus II, siswa yang memperoleh nilai lebih dari KKM
yang ditentukan yaitu 65 sebanyak 24 (92%). Sedangkan siswa yang tidak
mencapai ketuntasan hanya 2 siswa (8%). Perbandingan ketuntasan dari setiap
siklus dapat dilihat pada gambar diagram 4.8 debawah ini
81
Kondisi awal Siklus I Siklus II
Tuntas 8 17 24
Tidak Tuntas 18 9 2
0
5
10
15
20
25
30Ju
mla
h S
isw
a
Diagram 4.8 Perbandingan Ketuntasan Belajar IPA
4.3 Pembahasan
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, sebelum
penelitian dilakukan guru cenderung menggunakan metode konvensional dalam
proses pembelajaran. Keadaan ini membuat siswa kesulitan untuk memahami
materi pelajaran sehingga pembelajaran kurang antusias, siswa bermain sendiri,
cerita dengan temannya, dan juga menjadi pasif. Hal tersebut yang menyebabkan
rendahnya hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN Karangtengah rendah. Siswa yang
mencapai KKM (65) hanya 8 siswa atau 31%, sedangkan yang belum mencapai
KKM ada 18 siswa atau 69%. Dari keadaan tersebut, maka perlu dilakukan
tindakan perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar IPA.
Hasil belajar IPA siswa kelas 4 meningkat seiring meningkatnya kinerja
guru dan aktivitas siswa selama pembelajaran, meningkatnya kinerja guru dan
aktifitas siswa pada siklus I dan II dapat dilihat pada tabel 4.16 Sebagai berikut:
82
Tabel 4.16
Hasil Kinerja Guru dan Aktivitas Siswa Siklus I dan II
No Keterangan Siklus I Siklus II
Pertemuan I Pertemuan 2 Pertemuan I Pertemuan 2
1. Guru 86 89 95 97
2. Siswa 84 89 95 97
Berdasarkan tabel 4.16 hasil kinerja guru dan aktivitas siswa, rata- rata
kinerja guru pada siklus I pertemuan pertama adalah 86 dan rata-rata hasil
aktivitas siswa adalah 84. Sedangkan pada pertemuan kedua siklus I rata- rata
hasil kinerja guru adalah 89 dan rata-rata hasil aktivitas siswa adalah 89.
Hasil analisis lembar observasi kinerja guru pada siklus II dan aktivitas
siswa semakin meningkat. Siswa lebih aktif bertanya, bekerja sama dalam
kelompok, antusias dalam mengikuti pelajaran. Rata-rata hasil observasi kinerja
guru pada siklus II pertemuan pertama adalah 95 dan hasil observasi aktivitas
siswa I yaitu 95. Kemuadian pada pertemuan kedua hasil observasi kegiatan guru
adalah 97 dan hasil observasi siswa 97. Dalam hal ini siswa dapat lebih
berpartisipasi aktif untuk mengikuti kegiatan pembelajaran dan bekerjasama
dalam kelompok.
Peningkatan hasil belajar IPA dengan menerapkan model pembelajaran
NHT juga dapat dibuktikan dengan meningkatnya nilai hasil tes evaluasi dari
siklus I dan siklus 2. Rata- rata hasil tes siklus I dan siklus II dapat dilihat pada
tabel 4.17 berikut:
Tabel 4.17
Perbandingan Rata- Rata Hasil Belajar IPA Siklus I dan Siklus II
No Keterangan Rata- rata
Nilai IPA
Ketuntasan (%)
Tuntas Tidak Tuntas
1. Siklus I 67,30 65 % 35%
2 Siklus II 78,46 92 % 8 %
Berdasarkan tabel 4.17. Perbandingan rata- rata hasil belajar IPA siklus I
dan siklus II, hasil belajar siswa sudah mengalami peningkatan nilai rata-rata
83
siswa 67,30. Ketuntasan siswa pada siklus I juga sudah meningkat dari 26 siswa,
siswa yang tuntas atau di atas KKM berjumlah 17 siswa atau 65% dan siswa yang
tidak tuntas yaitu 9 siswa atau 35%. Dari data tersebut dapat dinyatakan bahwa
pembelajaran sudah meningkat tetapi hasil tersebut masih dibawah indikator
keberhasilan, karena indikator keberhasilan yang ditetapkan adalah 80%.
Pada pembelajaran siklus II ini indikator kinerja hasil belajar yang peneliti
tentukan telah tercapai, yaitu nilai rata-rata hasil tes IPA mencapai 78,00
sementara indikator kinerja yang ditentukan sebesar 80%, untuk persentase
ketuntasan juga telah tercapai yaitu sebesar 92% dengan jumlah siswa yang tuntas
di atas KKM sebanyak 24 siswa Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dari 24
siswa kelas 4 SD Negeri 1 Karangtengah. Siswa yang tidak tuntas hanya
berjumlah 2 (8%), hal ini dikarenakan tingkat konsentrasi siswa yang rendah dan
kemampuan membaca yang rendah.
Peningkatan hasil belajar ini terjadi karena model pembelajaran NHT dapat
melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran tidak hanya berpusat pada guru.
Dalam pembelajaran ini guru dibantu dengan alat peraga sehingga siswa dapat
berpikir secara kongkrit. Siswa bekerja secara tim, adanya tim dalam
pembelajaran ini memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, dan
lebih khususnya lagi adalah mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan
kuis dengan baik. Hal ini juga membuat siswa merasa senang, tidak tegang dan
takut selama pelajaran berlangsung. Selain itu adanya penghargaan yang berupa
hadiah dan sertifikat yang diberikan pada tim yang menang, dapat menumbuhkan
persaingan antar tim dan membuat siswa menjadi semangat untuk belajar. Dengan
suasana yang demikian sehingga dapat mempengaruhi hasil belajar.
Berdasarkan uraian penelitian yang telah disajikan, maka penggunaan
model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam pembelajaran IPA pada kelas 4
Semester 2 SDN Karangtengah Tahun Pelajaran 2013/2014 ini selaras dengan
penelitian yang telah dilakukan oleh Maimunah rata- rata hasil belajar meningkat
menjadi 72,27. Penelitian yang dilakukan oleh Suyitno rata- rata hasil belajar
mencapai 71,3. Dan Penelitian yang dilakukan oleh Winarti rata- rata hasil belajar
menjadi 79,75 dari 32 siswa atau 100% dan tidak ada siswa yang mendapatkan
84
nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal. Nilai rata-ratanya adalah 79,75
sedangkan nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendahnya adalah 68. dengan
memberikan patokan KKM = 65 dan ketuntasan 80% dari jumlah siswa kelas V
di SDN Banyumudal 2 dari hasil nilai evaluasi siklus II didapatkan 100% siswa
sudah memenuhi KKM. Dari penelitian tersebut terbukti bahwa model
pembelajaran NHT dapat meningkatkan hasil belajar.