BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...
72
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Penelitian
Dalam penelitian ini dilaksanakan sebanyak 6 kali pertemuan
pembelajaran. Setiap pertemuan terhitung 2 jam pelajaran (2x35 menit).
Pelaksanaan pertemuan dimaksudkan untuk mengambil data guna diolah dalam
penelitian ini. Pembelajaran dilaksanakan di SD Negeri 2 Tuksongo Kecamatan
Pringsurat Kabupaten Temanggung. Pengambilan data melibatkan siswa kelas 4
sebagai subyek penelitian dan juga guru kelas 4 sebagai observer. Peneliti
berperan sebagai guru yang menjalankan pembelajaran berbasis Guided Discovery
Learning. Jumlah siswa kelas 4 yaitu 23 siswa dengan 14 siswa laki-laki dan 9
siswa perempuan. Sebelum melakukan kegiatan penelitan, terdapat beberapa
kegiatan yang berkaitan dengan keberlangsungan pengambilan data ini. Peneliti
terlebih dahulu meminta izin kepala sekolah SD Negeri 2 Tuksongo untuk
melakukan observasi pra-siklus guna mengetahui kondisi siswa dan sekolah.
Kegiatan ini terlaksana pada tanggal 9 Oktober 2017. Setelah itu peneliti
melakukan observasi pada tanggal 16 Oktober 2017. Dalam kegiatan ini peneliti
melakukan observasi pada saat pembelajaran berlangsung. Kelas 4 menjadi objek
utama dalam melakukan observasi ini karena pada nantinya akan menjadi subyek
dalam penelitian ini. Pelaksanaan observasi ini tidak menggunakan instrument
observasi akrena pada dasarnya pelaksanaan observasi ditujukan untuk
penyesuain peneliti terhadap lingkungan penelitian ini. Observasi dikhususkan
untuk mengetahui kondisi awal kegiatan pembelajaran siswa kelas 4. Selain
mengamati kegiatan pembelajaran, peneliti juga melakukan wawancara secara
lisan kepada guru kelas 4 tentang permasalahan yang dihadapi, kepribadian tiap
siswa, metode yang sering digunakan, dan hal-hal lainya terkait pelaksanaan
pembelajaran. Selain itu kegiatan sebelum pengambilan data adalah melakukan uji
instrument di kelas 5 dan 6 SD Negeri 2 Tuksongo. Alasan peneliti melaksanakan
uji instrument di dua tingkatan kelas yaitu untuk mendapatkan sampel lebih
73
banyak. Pengujian dengan sampel yang banyak akan menambah keakuratan hasil
uji instrument ini. Sebelum uji instrument dilaksanakan, peneliti terlebih dahulu
meminta izin kepala sekolah dan guru kelas 5 serta 6 untuk melakukan uji
instrument di SD Negeri 2 Tuksongo pada tanggal 12 November 2017. Uji
unstrumen dilaksanakan pada tanggal 18 Novem 2017 terlaksana di kelas 5 dan 19
November 2017 terlaksana di kelas 6.
Terdapat beberapa kegiatan lainya sebelum peneliti melakukan
pembelajaran di SD Negeri 2 Tuksongo, salah satunya yaitu merancang RPP.
Dalam perancangan RPP peneliti melibatkan guru kelas 4, karena beliau dirasa
sudah mengathui tentang pembelajaran di kelasnya. Peneliti sangat bersyukur
dengan pelaksanaan diskusi ini karena beliau memberikan banyak saran agar bisa
merancang pembelajaran yang baik dan sesuai dengan kondisi di SD Negeri 2
Tuksongo. Selain itu peneliti juga berdiskusi tentang penentuan waktu
pengambilan data. hal ini penting karena dalam Kurikulum 2013, pembelajaran
yang dilaksanakan harus sesuia buku guru dan peneliti tidak ingin merusak jadwal
yang sudah terencana oleh guru kelas. Kegiatan berdiskusi dengan guru kelas 4
terlaksana sebanyak 2 kali yaitu pada tanggal 1 dan 2 November 2017. Kegiatan
pra-siklus selanjutnya adalah menyiapkan bahan dan alat pembelajaran sesuai
RPP. Setelah itu peneliti melengkapi instrument pembelajaran yang dibutuhkan
dalam pelaksanaan siklus.
Sebelum terjun pelaksanaan siklus, peneliti kembali berdiskusi dengan
guru kelas 4 menjelaskan rencana kegiatan peneliti secara keseluruhan. Karena
beberapa masukan dari guru kelas 4 akhirnya pada tahap ini diputuskan bahwa
saat pelaksanaan pembelajaran peneliti bertindak sebagai guru. Alasan ini didasari
agar pelaksanaan pembelajaran tidak berbeda dengan apa yang direncanakan
dalam RPP. Hal ini juga didukung oleh dosen pembimbing penelitian ini.
Peniliti juga melakukan beberapa kegiatan sebelum siklus lainya yaitu
berdiskusi dengan dosen pembimbing dan dengan teman yang memiliki
74
kompetensi di bidang Penelitian Tindakan Kelas untuk menyempurnakan tahap
pelaksanaan dan pengambilan data.
Kegiatan pengambilan data dibagi kedalam dua siklus, yaitu siklus
pertama dan siklus kedua. Setiap siklus terdapat 3 kali pertemuan pembelajaran.
Pembelajaran dilaksanakan menggunakan model Guided Discovery Learning
yang disesuaikan dengan materi tema 3 sub tema 1 tentang Hewan Dan
Tumbuhna di Lingkunganku. Setiap pembelajaran dilaksanakan berdasarkan
langkah-langkah pembelajaran Guided Discovery Learning yang telah dijelaskan
di Bab II. Peneliti beranggapan pembelajaran menggunakan model Guided
Discovery Learning tidak selalu dilaksanakan di dalam jam belajar namun juga di
rumah. Penelitian ini juga menggunakan tugas rumah sebagai tahap exploring and
collecting the data. Artinya siswa juga bereksplorasi di rumah mereka dengan
berbagai sumber berdasarkan langkah-langkah kerja yang disediakan.
Penelitian ini memfokuskan pada peningkatan hasil belajar siswa
menggunakan metode Guided Discovery Learning. Peningkatan dapat dihitung
melalui perbandingan siswa sebelum mendapat treatment yaitu sebelum
diterapkanya model Guided Discovery Learning dan setelah mendapat treatment
yaitu setelah berakhirnya siklus kedua. Siklus pertama bertujuan untuk mengukur
dan menganalisa perkembangan siswa saat diterapkanya model Guided Discovery
Learning. Kemudian hasil dari siklus pertama diolah dan dievaluasi untuk
mendapatkan tindak lanjut dan diterapkan di siklus kedua. Di setiap akhir siklus
diadakan tes yang bertujuan untuk mengambil data secara kuantitatif yang
nantinya menjadi sumber utama dalam pengolahan data.
4.1.1 Pelaksanaan Siklus I
a. Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 22 November 2017.
Pembelajaran dimulai pukul 09.30 setelah istirahat pertama. Sebelum
melaksanakan pembelajaran peneliti terlebih dahulu mempersiapkan beberapa
perlengkapan di kelas terbur seperti instalasi LCD Proyektor, karena kelas 4
75
menempati bangungunan sementara untuk belajar karena pangunan utama
kelas 4 sedang dilakukan renovasi. Untuk itu peneliti memerlukan waktu
untuk menyiapkan pembelajaran. Setelah semua dirasa siap, peneliti memulai
kegiatan pembelajaran bersama guru kelas 4 sebagai observer.
- Introducing
Guru mengucapkan salam dan dijawab oleh sebagian siswa. Berdasarkan
pengamatan peneliti beberapa siswa tidak menjawab salam karena sibuk
melihat gambar yang terdapat dalam LCD dan memperbincangkanya
dengan teman lainya. Peneliti kemudian mematikan layar LCD untuk
mendapatkan perhatian dari semua siswa. Guru mengulangi menyapa
siswa dengan salam. Kali ini semua siswa memberikan salam dengan
kompaknya. Setelah itu guru mengajak siswa untuk berdiri dengan sikap
sempurna, namun tidak semua siswa melaksanakanya. Guru
mencontohkan berdiri dengan sikap sempurna dan mengajak siswa untuk
menirukannya. Setelah sebagian besar siswa bediri sempurna, guru
menunjuk salahs eorang siswa untuk maju dan memimpin teman-
temannya untuk menanyikan lagu nasional Indonesia Raya. Setelah itu
dilanjutkan dengan menyanyikan lagu wajib Hari Merdeka. Kemudian
guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan beserta
kegiatan-kegiatanya. Siswapun tampak antusias dengan kegiatan-
kegiatan yang akan dilaksanakan.
- Stimulating
Guru membentuk kelompok kerja dengan menyuruh 5 siswa yang
memiliki kemampuan belajar tinggi maju kedepan. Kelima anak tersebut
memilih teman kelompoknya secara berurutan. Settalh tebentuk
kelompok kerja, kemudian siswa duduk bersama kelompoknya masing-
masing. Guru pun membagi kertas warna di setiap kelompok untuk bahan
dasar pembuatan kolase dilanjutkan dengan pembagian lembar kerja
yang berisi langkah-langkah dan gambar seekor kupu-kupu sebagai
media penempelan kertas. Siswa mengerjakan tugas dengan memotong
76
kertas warna menjadi bagian-bagian kecil. Beberapa kelompok
menggunakan cara yang berbeda-beda dalam setiap pemotongannya.
Beberapa siswa menggaris dahulu kertas warna kemudian dipotong untuk
mendapatkan presisi potongan yang relative sama. Namun beberapa
siswa langsung memotongnya menjadi bagian-bagian kecil tanpa harus
menggarisnya terlebi hdahulu. Kegiatan ini dibatasi waktu selama 20
menit. Selama 20 menit tidak ada satu kelmpokpun yang menyelesaikan
tugasnya, akhirnya guru menambah 5 menit untuk menyelesaikan
tugasnya. Setelah waktu habis dan semua selesai dengan tugas
kelompoknya masing-masing, guru menginstruksikan agar
memperlihatkan hasil karya mereka kepada kelompok lain. Kelompok
lain memberikan tanggapan kepada hasil kelompok lainya. Kegiatan ini
bertujuan untuk membahas apresiasi karya seni. Setelah setiap kelompok
memberikan tanggpaanya masing-masing, guru menjelaskan bahwa
kupu-kupu bagian dari lingkungan. Guru kemudian mengaitkannya
dengan kegiatan selanjutnya yaitu mencari tanaman disekitar lingkungan
sekolah.
- Exploring and Collecting the Data
Guru menjelaskan aktivitas mencari tanaman secara keseluruhan bagian
di sekitar lingkungan sekolah berdasarkan kelompoknya masing-masing.
Guru membagikan kertas untuk media penempelan tanaman. Setelah
seluruh siswa terlihat memahami kegiatan ini, guru memberikan waktu
10 menit untuk mencari tanaman utuh yang ada di sekitar lingkungan
sekolah. beberapa kelompok mengambil tanaman yang terlalu besar dan
hal tersebut tidak akan bisa ditempelkan di kertas. Setelah mendapatkan
tanaman, siswa mencuci tanaman tersebut secara bergantian dan
dikeringkan dengan cara dikibaskan. Terdapat satu kelompok yang
terlalu memakan watu dalam pencarianya. Rupanya kelompok ini
mencari tanaman yang memang memiliki kelengkapan di setiap
bagianya. Setelah semuanya mendapakan tanaman, guru memberikan
waktu untuk menempelkan tanaman dan memnginstruksikan untuk
77
memberikan nama dari tanman tersebut. Setelah itu gutu menjelaskan
bahwa tanaman yang mereka dapat harus diidentifikasi bagian-bagianya
berdasarkan pengetahuan mereka sendiri. Kegiatan ini dibatasi waktu
selama 5 menit untuk memberikan anma disetiap bagianya.
- Data Processing
Siswa memberikan nama setiap bagianya dengan mendiskusikannya
dengan kelompoknya. Terlihat semua kelompok tidak merasa kesulitan
karena tidak satupun kelompok yang menanyakan tentang pemberian
nama di bagian tanaman tersebut. Beberapa siswa kesulitan karena
ketidak lengkapan bagian tanaman yang mereka ambil.
- Conforming and Data Verification
Guru menjelaskan bagian-bagian tanaman menggunakan power point.
Guru juga membuka sesi Tanya jawab tentang bagian-bagian tanaman.
Setelah itu siswa melakukan pembenara terhadap nama disetiap bagian
tanaman yang telah merekan lakukan. Nampak beberapa kelompok
mengalami kesalahan terutama dalam penamaan ranting dan dahan.
Secara keseluruhan kegiatan ini tidak ada kesulitan. Di kegiatan penutup
guru menyimpulkan materi pembelajaran yang dipelajari di pertemuan
pertama. Kemudian guru membagikan lembar tugas siswa tentang
mencari bentuk-bentuk daun di rumah. Sembari membagi guru
menjelaskan tentang tugas rumah tersebut. di akhir pembelajaran guru
mengucap salam
Secara keseluruhan pembelajaran di pertemuan pertama berjalan
dengan lancar dan sesuai RPP. Hanya beberapa siswa masih belum
melaksanakan kegiatan Discovery seperti dalam teori karena memang belum
terbiasa dengan metode ini. Guru juga belum melaksanakan pembelajaran
secara sempurna terlihat beberapa indicator dalam lembar observasi guru
belum dilakukan. Terlihat masih terdapat 5 indikator yang belum
dilaksanakan oleh guru dan catatan daro observer sehingga menjadi bahan
evaluasi untuk tindak lanjut di pertemuan kedua.
b. Pertemuan Kedua
78
Peretemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 23 November 2017.
Pembelajaran dimulai pukul 07.30. peneliti terlebih dahulu masuk kelas untuk
instalasi LCD proyektor dan memperisapkan berbagai bahan dan alat dalam
pertemuan kedua ini.
- Introducing
Guru masuk kelas tanpa menghidupkan LCD dan memulai dengan mengucap
salam. Kemudian memilih salah satu siswa untuk maju dan memimpin doa.
Setelah berdoa guru memimpin untuk menyanyikan lagu wajib Indonesia
Raya dan lagu Benderaku. Kemudian guru menyampaikan tujuan
pembelajaran disertai kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dalam
pertemuan kedua ini.
- Stimulating
Pembelajaran dimulai dengan menanyakan permasalahan yang dihadapai
dalam melaksanakan tugas rumah. Siswa mempersiapkan tugas mereka di
atas meja dan guru meneliti tugas mereka. Guru memberikan pertanyaan ke
bebepapa siswa tentang nama daun yang mereka peroleh. Kemudian
memberikan pancingan tentang bentuk-bentuk daun yang mereka dapatkan.
Guru menggambarkan bentuk daun sesua bentuk yang siswa katakan.
Kemudia guru menjelaskan bentuk-bentuk daun menggunakan power point.
- Exploring and Collecting the Data
Siswa memberikan nama jenis tulang daun di setiap daun yang mereka
dapatkan berdasarkan penjelasan dari guru. Dalam kegiatan ini tidak ada
kesulitan yang berarti di penggolangan nya. Pasalnya mereka mengetahui
karena perbedaan bentuk tulang daun yang sangat mencolok. Hanya ada
sebagian kecil siswa yang salah dalam penamaanya disebabkan tulang daun
yang mereka dapatkan kurang jelas. Akhirnya guru bertanya kepada seluruh
siswa tentang jenis tulang daun yang kurang jelas tersebut. serentak siswa
menjawan benar dan siswa tersebut memahami arti perbedaan tulang daun.
Setelah itu seluruh siswa bersama-sama menempelkan hasil kerja mereka di
tempat yang sudah disediakan. Kemudian setelah tertempel semua guru
menjelaskan kegiatan selanjutnya yaitu menonton sebuah video tentang
79
fungsi disetiap bagian-bagian tumbuhan. Siswa terlihat antusias untuk
mengikuti kegiatan ini.
- Data processing
Siswa dibagikan lembar kerja untuk kegiatan menonton video tentang fungsi
dari pagian-bagian tumbuhan. Lembar kerja berisi daftar pertanyaan yang
merangkum keseluruhan isi video tersebut. Sebelum memutar video guru
kembali menjelaskan bahwa video hanya diputar sebanyak dua kali maka
siswa harus memperhatikan dengan seksama agar informasi bisa terserap
secara maksimal. Setelah video diputar dua kali Nampak beberapa siswa tidak
menangkap informasi secara keseluruhan karena beberap poin soal tidak
terisi. Akhirnya guru menukarkan lembar jawab siswa ke siswa lain untuk
dilakukan koreksi dan konfirmasi jawaban.
- Confirming and Data Verification
Guru mencocokan hasil kerja siswa dengan memutar video dan mencari
jawaban di dalam video tersebut. disela-sela pencocokannya guru juga
membuka pertanyaan kepada siswa. Akhirnya kegiatan ini selain untuk
konfirmasi jawaban juga untuk verifikasi jawaban yang dimiliki siswa.
Setelah selesai guru menyimpulkan mebelajaran pertmeuan kedua. Tidak lupa
guru menginformasikan bahwa pertemuan selanjutnya akan diadakan ulangan
dari pertemuan pertama dan kedua. Kemudian guru memimpin doa dan
mengucap salam.
Dalam pertemuan kedua nampak beberapa indicator yang di pertemuan
satu tidak dilakukan oleh guru diperbaiki dan dilakukan. Namun masih terdapat
beberapa indicator yang belum terlaksana karena permasalahan waktu. Terdapat
salah satu kegiatan yang juga tidak terlaksanaa yaitu tes lisan dan mempersilahkan
siswa untuk istirahat. Alasanya dalam pertemuan kedua banyak kegaitan yang
menyita waktu untuk itu peneliti tidak melakukan kegiatan berdasarkan indicator
yang telah dibuat. Namun pembelajaran pertemuan kedua dikatakn suskses karena
setiap langkah Guided Discovery Learning terlaksana sesuai perosedur dan siswa
lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran.
80
c. Pertemuan Ketiga
Pertemuan ketiga terlaksana pada hari Jumat, 24 November 2017. Kegiatan
pertemuan ketiga dimulai pukul 07.30-09.00. Guru tidak melakukan persiapan
dalam pertemuanini karena tujuan utama pertemuan ini hanya melaksanakan tes
ulangan dan sedikit refleksi matei pertemuan pertama dan kedua.
- Introducing
Guru memulai pembelajaran dengan berdoa dipimpin oleh salah satu siswa.
Setelah berdoa guru dan seluruh siswa berdiri untuk menyanyikan lagu wajib
Indonesia Raya dan lagi nasional Garuda Pancasila. Guru menjelaskan
kegiatan pembelajaran di pertemuan ketiga ini.
- Stimulating
Guru menjelaskan dan merefleksi pembelajaran pertemuan satu dan dua.
Selain itu guru memberika kesmpatan siswa untuk bertanya hal yang mereka
belum paham.
- Data processing
Guru membagikan soal ulangan dan menginstruksikan agar tidak ada buku
maupun catatan diatas meja. Dan juga guru memberikan peraturan terkait tes
yang akan dilakukan. Siswa mengerjakan tes selama 45 menit.
- Confirming and Data Verification
Guru mencocokan hasil tes bersama siswa sembari memberikan konformasi
jawaban dengan menjelaskan setiap butir soal secara singkat.
Di pertemuan ketiga secara keseluruhan kegiatan pembelajaran terlaksana
sesuai RPP. walaupun tidak berjalan sesuai langkah pembelajaran Guided
Discovery, namun pembelajaran tetap dikatakan berjalan dengan baik karena
tujuan utamanya adalah mengukur hasil belajar siswa.
4.1.1.1 Hasil Observasi
Observasi dilakukan dengan mengisi instrument observasi yang telah
disediakan. Tindakan ini dilakukan oleh observer dalam penelitian ini adalah guru
kelas 4. Tugas observer yaitu menganalisa dan mencatat tindakan yang dilakukan
oleh peneliti sebagai guru dan tindakan siswa saat proses belajar. Hasil observasi
81
tindakan guru yang menerapkan pembelajaran dengan metode Guided Discovery
Learning dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.
Tabel 4.1
Keterlaksanaan Indikator Sintak Pembelajaran oleh Guru
Metode Guided Discovery Learning
Pertemuan I Pertemuan II
Terlaksana Tidak Terlaksana Tidak
18 5 19 4
Jumlah
Indikator 23 23
Dari tabel tersebut dapat dilihat indikator yang terlaksana dari pertemuan
pertama hingga ketiga. Dapat dibandingkan di pertemuan pertama masih terdapat
5 indikator yang belum terlaksana. Kemudian peneliti melakuakn evaluasi dan
tindak lanjut di pertemuan kedua indicator yang belum terlaksana menurun
menjadi 4. Jika diprosentasekan pertemuan pertama sebesar 78,2% indikator
kegiatan guru dilaksanakan dan di pertemuan kedua sebesar 82,6% indicator
tindakan guru terlaksana. Terjadi peningkatan tindakan guru sebesar 4,4% dari
pertemuan pertama hingga kedua.
Selain observasi yang dilakukan pada tindakan guru, penelitian ini juga
memfokuskan hasil tindakan yang dilakukan oleh seswa selama pembelajaran
menggunakan metode Guided Discovery Learning. Hasil observasi tindakan siswa
dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 4.2
Keterlaksanaan Indikator Sintak Pembelajaran oleh siswa
Metode Guided Discovery Learning
82
Pertemuan I Pertemuan II
Terlaksana Tidak Terlaksana Tidak
11 12 18 5
Jumlah
Indikator 23 23
Berdasarkan data hasil observasi tindakan siswa diatas dapat disimpulkan
bahwa tindakan di siklus I mengalami peningkatan tindakan siswa. Di pertemuan
pertama sebanyak 11 indikator telah dilaksanakan oleh siswa dan dipertemuan
kedua sebanyak 18 indikator telah dilakasanakan oleh siswa. Jika diprosentasekan
sebesar 47,8% indikator telah terlaksana di pertemuan pertama dan sebesar 78,2%
indikator terlaksana. Terdapat peningkatan aktivitas belajar siswa di siklus I
sebesar 26,1% selama tindakan pertemuan pertama dan kedua.
4.1.1.2 Hasil Refleksi
Dapat disimpulkan bahwa tindakan siklus pertama dari pertemuan satu
hingga tiga berjalan lancar walaupun masih banyak kekurangan yang perlu
ditingkatkan. Dapat dikatakan lancar karena dari pertemuan satu hingga tiga
mengikuti langkah-langkah pembelajaran Guided Discovery meski beberapa
indikator dalam lembar observasi guru masih belum terlaksana oleh guru.
Beberapa kekurangan juga masih ditemukan saat siswa tidak dapat memahami arti
dari kegiatan Discovery. Dalam kegaitan ini seharusnya siswa melakukan
explorasi berdasarkan langkah-langkah yang sudah ada untuk mencari informasi
sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber. Namun kenyataanya dalam
pembelajaran sebagian siswa tidak menggunakan kesempatan exsplorasi dengan
baik, mereka malah banyak bercanda dengan temannya sehingga teman yang lain
mengikutinya. Hal ini sangat mengganggu berjalanya kegiatan Discovery. Hal ini
dikarenakan kurangnya pemahaman siswa terhadap instruksi guru terhadap
kegiatan explorasi. Peneliti juga menyadari bahwa berdasarkan lembar observasi
memang indikator dalam memotivasi siswa untuk melakukan explorasi belum
83
terlaksana. Hal ini yang akan menjadi salah satu kekurangan yang mengakibatkan
tidak berjalanya kegiatan discovery, walaupun hanya terjadi pada beberapa siswa
saja. Untuk itu peneliti sadar bahwa memotivasi siswa terkait materi sebelum
melaksanakan kegiatan discovery sangat penting dan menjadi bahan evaluiasi
untuk tindak lanjut di siklus II.
Kekurangan lainya adalah kesiapan dan persiapan peneliti selama
pelaksanaan pembelajaran. Dalam pertemuan pertama peneliti menghabiskan
waktu dalam melaksanakan persiapan pembelajaran dan berakibat pada
menurunya antusiasme siswa untuk mengikuti pembelajaran. Dengan menurunya
antusiasme belajar siswa akan mengganggu jalannya pembelajaran di kegiata
introduction dan stimulating. Terlihat dari catatan lembar observasi siswa pasif
bertanya tentang kegiatan dan materi yang akan dipelajari. Selain itu siswa juga
tidak tertarik untuk mengeluarkan gagasannya sehingga kegiatan introduction dan
stimulating terkesan hanya terjadi interaksi searah. Hal ini juga menjadi catatan
observer agar menjadi bahan evaluasi bagi peneliti. Dalam lembar observasi guru,
observer menyarankan agar mempersiapkan pembelajaran dengan baik sehingga
waktu yang tersedia tidak terganggu.
Peneliti juga mengalami kesulitan dengan manajemen waktu dalam
menerapkan metode Guided Discovery Learning. Walaupun dalam RPP
dijelaskan batasan-batasan waktu yang harus diselesaikan, namun kenyataanya
dalam pembelajaran, tidak semua siswa dapat melakukan kegiatan discovery
sesuai waktu yang direncanakan. Berdasarkan pengamatan, pada kegaitan
explorasilah yang menyita waktu terlalu banyak sehingga kegiatan-kegiatan
selanjutnya yang sudah terncana terganggu dalam hal waktu. Di pertemuan
pertama, kegiatan pembelajaran terjadi hampir selama 85 menit karena kegiatan
explorasi yang terlalu lama. Selain karena siswa tidak melaksanakan sesuai
tuntunan guru juga tidak semua siswa memiliki kemampuan yang sama dalam
mencari sebuah informasi baru. Permasalahan ini juga menjadi bahan
pertimbangan peneliti untuk melaksanakan tindakan di siklus II. Perencanaan
84
yang matang dan memikirkan berbagai hal yang tidak terduga akan menjadi
tindak lanjut peneliti.
Permasalahan yang lain adalah munculnya hal-hal yang tidak terduga yang
menghambat berjalanya pembelajaran. Contohnya di pertemuan pertama siswa
ditugaskan untuk mencari tanaman disekitar, beberapa hal ydiluar dugaan ternyata
jangkauan pencarian siswa terlalu luas sehingga peneliti kesulitan dalam
membimbingnya. Kemudian siswa terlalu asik dengan kegiatan diluar dan
mengakibatkan terganggunya kegaitan lainya. Hal ini menajdi pertimbangan
bahwa dalam merencanakan kegiatan dalam RPP di siklus II harus memikirkan
berbagai faktor dan akibatnya.
Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi di siklus I di dapat beberapa
kelemahan yang perlu ditingkatkan di siklus II. Peneliti perlu memikirkan tentang
cara memberikan pemahaman siswa bahawa pentingnya kegaitan explorasi yang
harus dilakukan dengan baik. Selain itu peneliti juga memikirkan tentang teknik
explorasi yang efektif agar tidak terlalu menghabiskan waktu dalam penerapnnya.
Peneliti juga menyadari bahwa penguasaan kelas perlu ditingkatkan mengingat
bahwa observer memberikan catatan tersendiri tentang kurangnya penguasaan
kelas saat pembelajaran. Dalam rancangan RPP di siklus II perlu dipertimbangkan
tentang hela-hal yang mungkin akan terjadi saat melaksakan kegiatan tertentu.
Tentunya peneliti harus meminimalisisr hal-hal tersebut agar kegiatan di siklus II
lebih terorganisir. Lembar observasi guru yang tidak terlaksana juga menjadi
refleksi peneliti dalam tindak lanjut di siklus II. Peneliti akan berusaha melakukan
seluruh indicator yang tertulis dalam lembar observasi guru sehingga akan
berdampak pula dalam meningkatnya indicator yang terlaksana lembar observasi
siswa.
Dalam siklus I sebagian besar kegiatan berjalan sesuai RPP. Hasilnya di
pertemuan kedua siklus I siswa lebih aktif dan tertarik pada kegiatan explorasi.
Selain itu siswa juga memiliki antusiasme tinggi terhadap pembelajaran. Hasil
belajar siswapun mengalami peningkatan dibandingkan hasil belajar siswa pra
85
siklus. Dari peningkatan hasil belajar bhawa tindakan siklus I dapat dikatakan
berhasil terlepas dari beberapa kekurangan yang terjadi. Inilah yang menjadi
pedoman untuk merancang dan melaksanakan tindakan di siklus II agar hasil yang
didapatkan lebih baik.
4.1.2 Pelaksanaan Siklus II
a. Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama di siklus dua terlaksana pada Sabtu, 25 November 2017.
Pembelajaran dimulai pukul 07.15-09.00. Peneliti mengawali dengan
memperseiapkan segala macam hal yang terkait pembelajaran sebelum pukul
07.00 untuk memaksimalkan penggunaan waktu pelajaran. Setelah semua
dirasa siap peneliti memulai pelajaran.
- Introducing
Guru masuk kelas kemudian mengucap salam. Guru memilih seorang
siswa maju dan memimpin berdoa di awal pembelajaran. Setelah doa guru
mengajak seluruh siswa untuk berdiri sempurna guna menyanyikan lagu
wajib Indonesia Raya dan lagu nasional Padamu Negeri. Ternyata
sebagain besar siswa belum hafal dengan lirik lagu Padamu Negeri.
Sebagian masih salah susunan liriknya. Guru menuliskan lirik padamu
negeri dan mengajak siswa untuk membaca bersama-sama lirik tersebut.
guru mengajak siswa membaca sebanyak lima kali secara berulang-ulang.
Kemudia guru menyampaikan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan
dalam pertemuan pertama ini. Selain itu juga guru menjelaskan tujuan
pembelajaran yang harus dicapai siswa.
- Stimulating
Guru menanyakan beberapa siswa tentang pengalaman mereka saat di kota
maupun di pantai. Ternyata sebagian siswa tidak memiliki pengalaman
pergi ke pantai. Guru memerikan pancingan untuk mengaitkan materi
kenampakan alam di berbagai daerah. Beberapa siswa masih kesulitan
dalam mendefiniskan kota. Setelah itu guru memutarkan sebuah video
tentang kondisi di daerah pantai. Setelah itu guru mengajak siswa agar
86
mengeluarkan pendapat mereka tentang kondisi daerah panati dengan
menanyakan tanaman apa saja yang ada di pantai serta mata pencaharian
masyarakatnya. Kemudian guru memutar video yang kedua yaitu kondisi
di daerah perkotaan. Guru juga melakukan hal yang sama seperti video
yang pertama. Akhirnya guru membagian lembar kerja siswa dengan
memilih siswa yang telah ke pantai dan ke kota, karena beberapa siswa
belum pernah pergi ke pantai.
- Exploring and Collecting the Data
Siswa mengerjakan lembar kerja dengan menjawab soal yang tersedia
dengan batasan wakti 15 menit. Setelah selesai kemudian siswa
menggabungkan hasil jawaban mereka kedalam sebuah teks paragraph
sehingga setelah mereka selesa akan memiliki satu cerita pengalaman
pribadi yang menggambarkan kenampakan alam masing-masing. Guru
membagi kedalam 4 kelompok berdasarkan tempat tempat yang mereka
ceritakan.
- Data Processing
Guru menuliskan beberapa poin yang harus mereka diskusikan di dalam
kelompok kemudian mereka putuskan. Poin tersebut menyangkut jenis
tanaman di masing-masing daerah, jenis pekerjaan, jenis barang yang ada,
dan hasil alam yang ada. Setiap kelompok berdiskusi berdasarkan
pengalaman mereka. Setelah waktu yang ditentukan masing-masing
kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka dan ditanggapi oleh
kelompok lain. Guru menuliskan kesimpulan setiap kelompok agar dapat
ditarik kesimpulan umum.
- Confirming and Verification
Setelah kegiatan presentasi terlaksana, guru memberikan konfirmasi
tentang perbedaan kondisi di tiap-tiap daerah berdasarkan jawaban siswa.
Guru menjelaskan kondisi tiap-tiap daerah beserta karakteristiknya.
Setelah selesai guru menjelaskan tugas rumah. Guru membagi siswa
berdasrkan kelompok yang sudah ada. Tugas rumah berupa wawancara
87
terhadap petani padi di daerah mereka. Setalh semua dirasa paham guru
mengakhiri pembelajaran dengan mengucap salam.
Secara teknis pembelajaran pertama ini berjalan lancar karena sebagian
besar telah telaksana sesuai RPP. terdapat satu kegiatan yang tidak sesuai rencana
yaitu perkiraan bahwa semua siswa memiliki pengalaman pergi ke pantai, pada
kenyataannya terdapat beberapa siswa yang belum ke pantai. Hal ini akan menajdi
pertimbangan duntuk melaksanakan pembelajaran di pertemuan kedua.
b. Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua terlaksana pada Senin, 27 November 2017 dimulai pukul
08.45-09.00. guru terlebih dahulu mempersiapkan alat dan barang sebelum
dimulai jam pelajaran termasuk instalasi LCD. Karena hari itu diadakan
upacara maka setelah selesai melakukan persiapan guru dan murid mengikuti
upacara bersama-sama.
- Introducing
Guru masuk kelas dengan mengucap salam dilanjutkan menanyakan kabar
siswa. Setelah beberapa saat melakukan apersepsi berupa perbincangan
ringan kemudian guru menunjuk seorang siswa untuk memimpin doa.
Siswa tersebut juga memimpin teman-temannya untuk berdiri dan
menyanyikan lagu wajib Indonesia Raya dan lagu nasional Halo-halo
Bandung. Setelah itu guru memberikan motivasi berupa menceritakan
kerja keras seorang petani padi dalam merawat dan menghasilkan padi
untuk konsumsi sehari-hari. Guru menjelaskan kegiatan yang akan
dilakukan dan tujuan pembelajarannya
- Stimulating
Guru menginstruksikan untuk duduk berdasarkan kelompoknya masing-
masing untuk kemudian berdiskusi tentang tugas rumah yang mereka
kerjakan. Mereka harus berdiskusi untuk melakukan presentasi agar
ditanggapi kelompok lain. Kemudian guru menggambar sebuah mind map
tentang poin-poin daftar wawancara. Guru mengumpulkan jawaban hasil
88
wawancara dengan pertain dari setiap kelompok dengan menggabungkan
dalam mind map tersebut.
- Exploring and Collecting the Data
Perwakilan siswa setiap kelompok maju untuk menuliskan jawaban
wawancara mereka di kolom-kolom yang telah disediakan di papan tulis
menggunakan mind mapping. Siswa memperhatikan dan diinstruksikan
untuk menganalisa setiap perbedaan jawaban yang ada dalam papan tulis.
- Data Processing
Guru membuka sesi Tanya jawab disetiap kelompok jika terdapat
perbedaan pendapat. Beberapa kelompok saling bertanya dengan jawaban
mereka masing-masing karena memang setiap narasumber memiliki cara
dan teknik masing-masing. Dalam sesi ini guru terlibat sebagai moderator
dan pihak penengah setiap kelompok yang berbeda pendapat.
- Confirming and Verification
Guru menyimpulkan dari berbagai jenis jawaban yang telah di petakan.
Selain itu juga mengakumulasi informasi dari berbagai sudut pandang
kedalam bentuk mind map secara final. Siswa menulis hasil simpulan dari
guru dicatatan mereka masing-masing siswa. Guru menginformasikan
bahwa pertemuan selanjutnya akan diadakan ulangan dari pertemuan satu
dan dua. Guru membuka Tanya jawab dengan siswa. Tidak satupun siswa
mau bertanya dan akhirnya guru menutup pembelajaran dengan salam.
c. Pertemuan Ketiga
Pertemuan ketiga terlaksana pada Selasa, 28 November 2017 pukul 07.30-
09.00. pada pertemuan ini siswa melaksanakan tes kemampuan dari
pertemuan satu hingga tiga. Kegiatan dimulai dengan berdoa dipimpin oleh
ketua kelas kemudian dilanjutkan menyanyikan lagu wajib dan lagu nasional.
Setelah itu guru membuka Tanya jawab tentang materi yang telah dipelajari.
Beberapa siswa bertanya tentang kenampakan alam. Guru mengulas kembali
secara singkat seluruh materi di tindakan siklus dua. Setelah itu siswa
mengerjakan ulangan dengan diberi batasan waktu. Setelah selesai lembar
ulangan siswa ditukar dengan siswa lain kemudian dilakukan pencocokan.
89
Dalam kegiatan pencocokan guru mebaca satu persatu dengan menjelaskan
setiap nomer secara singkat. Kegiatan diakhiri dengan sebuah permainan
check and guess dengan materi penampakan alam. Siswa bersemangat dalam
melaksanakan permainan ini. Setelah beberapa saat siswa telah rileks
kemudian guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucap salam dan terima
kasih.
4.1.2.1 Hasil Observasi
Di siklus II tetap dilakukan tindakan observasi untuk mengukur
penignkatan perilaku siswa maupun guru saat menerapkan pambelajaran
menggunakan metode Guided Discovery Learning. Hasil di siklus II dapat dilihat
mengalami peningkatan di bidang jumlah keterlaksanaan indikator karena guru
menyadari dan melakukan tindak lanjut apa yang menjadi kelemahan di siklus I.
Hasil observasi tindakan guru dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.
Tabel 4.3
Keterlaksanaan Indikator Sintak Pembelajaran oleh Guru
Metode Guided Discovery Learning
Pertemuan I Pertemuan II
Terlaksana Tidak Terlaksana Tidak
20 3 23 0
Jumlah
Indikator 23 23
Tindakan di siklus kedua dilakukan berdasarkan hasil evaluasi dari siklus
pertama. Beberapa permasalahan di siklus pertama menjadi bahan pertimbangan
untuk menjadi tindak lanjut di siklus kedua. Salah satunya adalah belum
terlaksanakannya beberapa indicator dalam lembar observasi guru. Dalam siklus
dua ini peneliti berusaha di setiap pertemuannya memperhatikan tindakan-
tindakan yang tertera pada indikator. Terlihat perbandingan di setiap pertemuan di
siklus kedua mengalami peningkatan keterlaksaan indikatonya. Di pertemuan
90
pertama terlaksana 20 dari 23 indikator dan di pertemuan kedua menjadi 23 dari
23 indikator. Bila diprosentasekan pertemuan pertama sebesar 86,9% indicator
yang dilaksanakan oleh guru dan pertemuan kedua sebesar 100% indikator yang
dilaksanakan oleh guru. Jika dibandingkan dengan pertemuan terakhir di siklus I
terdapat penignkatan sebesar 4,7% dan kembali terjadi peningkatan sebesar 13,1%
pada pertemuan kedua.
Dalam observasi terhadap siswa di siklus II juga diperoleh catatan setelah
peneliti melakukan evaluasi terhadap tindakan siklus I. Dalam siklus II terjadi
peningkatan dilihat dari perilaku siswa yang melakukan pembelajaran
menggunakan metode Guided Discovery Learning. Tindakan siswa dapat dilihat
dalam tabel berikut ini.
Tabel 4.3
Keterlaksanaan Indikator Sintak Pembelajaran oleh Siswa
Metode Guided Discovery Learning
Pertemuan I Pertemuan II
Terlaksana Tidak Terlaksana Tidak
19 4 21 2
Jumlah
Indikator 23 23
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa di pertemuan pertama sebanyak 19
indikator telah terlaksana dan di pertemuan kedua sebanyak 21 indikator telah
terlaksana oleh siswa. Jika diprosentasekan di pertemuan pertama sebesar 82,6%
terlaksana dan mengalami peningkatan sebesar 4,4 % jika dibandingkan dengan
pertemuan terakhir di siklus I. Di pertemuan kedua didapat prosentase sebesar
91,3% keterlaksanaan indicator pada siswa dan terjadi peningkatan sebesar 8,7%
dari pertemuan pertama.
91
4.1.2.2 Hasil Refleksi
Secara keseluruhan tindakan di siklus dua berjalan dengan baik. Tidak ada
permasalahan yang dapat menghambat jalanya kegiatan belajar. Beberapa
kekurangan di siklus pertama terlah di lakukan tindak lanjut pada siklus kedua.
Peneliti telah melaksanakan persiapan sebelum jam pelajaran di mulai sehingga
tidak mengganggu jampelajaran. Dilihat dari catatan observer peneliti telah
memperbaiki kelemahan yang terjadi di siklus pertama. Dengan memberikan
penjelasan pentingnya kegaitan explorasi agar informasi yang didapat siswa lebih
banyak. Hasilnya di siklus kedua siswa lebih memahami arti dari Discovery
karena mereka memanfaatkan kegiatan explorasi memang untuk mencari
informasi yang mereka butuhkan. Dalam kegaitan explorasi siswa tidak lagi
banyak bercanda dengan temannya. Berdasarkan apa yang terjadi siswa lebih
antusias untuk mencari informasi dengan temannya. Indikator pembelajaran
Guiided Discovery juga telah dilaksakan dan mengalami peningkatan dibanding
siklus satu.
Dari hasil pengamatan di siklus II terjadi perubahan pola tingkah laku
siswa. Seluruh siswa telah melaksanakan kegiatan explorasi saat pembelajaran
berlangsung. Hal ini menjadi sebuah prestasi peningkatan yang meningkat karena
pada siklus I tidak semua siswa melakukan kegiatan explorasi. Dalam siklus II
kegiatan siswa yang menyimpang dari rencana kegiatan juga menurun. Walaupun
tetap ada tetapi masih dianggap wajar karena pada dasarnya siswa SD masih
belum bisa untuk fokus dan paham sepenuhnya makna sebuah kegiatan. Karena
inti dari pembelajaran discovery adalah kegiatan explorasi, dalam siklus II juga
menambahkan intensitas explorasi yang dilakukan siswa. Siswa melakukan
banyak kegiatan explorasi di rumah dengan mengerjakan tugas rumah yang
mengharuskan siswa melakukan kegiatan explorasi. Hal ini terbukti efektif karena
hasil yang mereka dapatkan cukup lengkap dibanding pada saat kegiatan explorasi
di siklus I yang terkesan apa adanya. Penugasan siswa untuk bereksplorasi
berhasil karena saat siswa melakukannya di rumah tidak akan ada batasan waktu,
jadi mereka akan mencari informasi yang di maksud tanpa harus mengorbankan
92
waktu yang lain. Jadi pada saat kegiatan di sekolah tinggal melanjutkan ke
tahapan Guided Discovery Learning yang selanjutnya yaitu data processing.
Selain itu karena siswa lebih intens dalam melakukan kegiatan
pembelajaran berakibat pada keaktifan siswa saat pelajaran meningkat. Siswa
lebih banyak melakukan Tanya jawab kepada siswa lain maupun guru. Bahkan
beberapa siswa mengajak diskusi dengan guru tentang apa yang siswa temukan.
Ini menjadi sebuah pencapaian positif setelah siswa mendapatkan treatment
pembelajaran metode Guided Discovery Learning.
Walaupun terjadi peningkatan perilaku disbanding siklus I, namun dalam
pelaksanaan siklus II juga masih kurang sempurna. Terdapat dua butir indicator
siswa yang belum terlaksanakan oleh siswa., yaitu siswa terlibat dalam pembuatan
kesimpulan dan penemuan materi yang relevan dengan sendiri. Peneliti menyadari
masih merasa kesulitan untuk melibatkan siswa dalam menyimpulakn sendiri
setelah melakukan kegiatan explorasi. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran
Guided Discovery terdapat tahap conforming and verification. Pada tahap ini guru
berperan penuh untuk memberikan kesimpulan. Jika siswa dituntut untuk
menyimpulakn sendiri tidak akan memunculkan hasil pengetahuan yang ilmiah
karena pemahaman setiap siswa akan berbeda. Oleh sebab itu penyelarasan materi
oleh guru sangat penting dan kegiatan siswa menyimpulkan materi tidak terlalu
dibutuhkan.
Permasalahan yang lain adalah masih terdapat 3 siswa yang tetap tidak
tuntas KKM pada akhir pembelajaran di siklus II. Berdasarkan wawancara dengan
guru kelas bahwa ketiga siswa tersebut memang memiliki kemampuan belajar
yang kurang. Mereka kesulitan dalam memahami materi dan kesulitan untuk
konsentrasi terhadap pembelajaran. Namun setelah mendapat treatment hasil
mereka mengalami peningkatan dibanding hasil belajar yang mereka dapatkan
pada pra siklus walaupun hasil akhir mereka belum tuntas KKM.untuk itu
perlunya waktu penelitian yang lebih agar treatment yang mereka dapat lebih
maksimal sehingga hasil belajar ketiga anak tersebut minimal tuntas KKM.
93
Dalam siklus II terdapat peningkatan dari tindakan guru maupun siswa
dilihat dari prosentase keterlaksanaan tindakan guru maupun perilaku siswa. Hal
ini menggambarkan keberhasilan pembelajaran menggunakan metode Guided
Discovery Learning dinilai dari sisi tindakan guru maupun siswa. Siswa juga lebih
aktif belajar karena metode ini menuntut siswa untuk lebih explorative dalam
belajarnya. Siswa juga lebih kritis dan analisis dalam menganggapi sebuah
permasalahan. Antusiasme siswa terhadap pembelajaran juga meningkat.
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Hasil Belajar Pra Siklus
Data hasil belajar pra siklus diambil dari data nilai Ulangan Tengah
Semester kelas 4 tahun ajaran 2017/2018. Perhitungan penentuan interval sebagai
berikut:
range = (skor maksimal – skor minimal)
= (87 – 48) +1
= 40
Banyaknya Kataori = 1 + 3,33 log n
= 1 + 3,33 log 20
= 5,33 ( dibulatkan menjadi 5)
Interval = range/banyak katagori
= 40/5
= 8
Berikut interval perolehan hasil belajar siswa kelas 4 pada tabel 4.5.
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Kelas 4 Pada Tindakan Pra Siklus
No Interval Frekuensi Prosentase (%)
1 48-56 7 30,43
94
2 57-64 6 26,09
3 65-72 7 30,43
4 73-80 1 4,35
5 81-87 2 8,70
Jumlah 23 100
Dari data diatas didapat siswa yang memiliki nilai antara rentan 40-49
sebanyak 1 siswa, 48-56 sebanyak 7 siswa, 57-64 sebanyak 6 siswa, 65-72
sebanyak 7 siswa, 73-80 sebanyak 1 siswa, 81-87 sebanyak 2 siswa. Artinya
jumlah siswa yang tuntuas KKM pada hasil belajar pra siklus rendah. Dengan
Kriteria Ketuntasan Minimal sebesar 70, hanya terdapat 4 dari 23 siswa yang
tuntas. Didapat prosentase sebesar 26,8% siswa tuntas KKM.
4.2.2 Hasil Belajar Tindakan Siklus I
Data hasil belajar siklus I diambil dari nilai tes pertemuan tiga siklus I.
Perhitungan penentuan interval sebagai berikut:
range = (skor maksimal – skor minimal)
= (90 – 58) +1
= 33
Banyaknya Kataori = 1 + 3,33 log n
= 1 + 3,33 log 20
= 5,33 ( dibulatkan menjadi 5)
Interval = range/banyak katagori
= 33/5
= 6,6 ( dibulatkan menjadi 7)
Berikut interval perolehan hasil belajar siswa kelas 4 pada tabel 4.6.
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Kelas 4 Pada Tindakan Pra Siklus
95
No Interval Frekuensi Prosentase (%)
1 58-64 6 26,09
2 65-71 1 4,35
3 72-78 7 30,43
4 79-85 7 30,43
5 86-90 2 8,70
Jumlah 23 100
Dari data diatas didapat siswa yang memiliki nilai antara rentan 58-64
sebanyak 6 siswa, 65-71sebanyak 1 siswa, 72-78sebanyak 7 siswa, 79-85
sebanyak 7 siswa, dan 86-90 sebanyak 2 siswa. Dengan Kriteria Ketuntasan
Minimal sebesar 70, terdapat 17 dari 23 siswa yang tuntas. Didapat prosentase
sebesar 73,91% siswa tuntas KKM. Setelah tindakan siklus I terdapat peningkatan
sebesar 47,11% dibanding dengan hasil belajar siswa pra siklus.
4.2.3 Hasil Belajar Tindakan Siklus II
Data hasil belajar siklus I diambil dari nilai tes pertemuan tiga siklus I.
Perhitungan penentuan interval sebagai berikut:
range = (skor maksimal – skor minimal)
= (100 – 58) +1
= 43
Banyaknya Kataori = 1 + 3,33 log n
= 1 + 3,33 log 20
= 5,33 ( dibulatkan menjadi 5)
Interval = range/banyak katagori
= 43/5
= 8,6 ( dibulatkan menjadi 9)
Berikut interval perolehan hasil belajar siswa kelas 4 pada tabel 4.7.
96
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Kelas 4 Pada Tindakan Pra Siklus
No Interval Frekuensi Prosentase (%)
1 58-66 2 8.70
2 67-75 3 13.04
3 76-84 2 8.70
4 85-93 6 26.09
5 94-100 10 43.48
Jumlah 23 100
Dari data diatas didapat siswa yang memiliki nilai antara rentan di antara
58-66 sebanyak 2 siswa, 67-75sebanyak 3 siswa, 76-84sebanyak 2 siswa, 85-93
sebanyak 6 siswa, dan 94-100 sebanyak 10. Dengan Kriteria Ketuntasan Minimal
sebesar 70, terdapat 20 dari 23 siswa yang tuntas. Didapat prosentase sebesar
86,95% siswa tuntas KKM. Setelah tindakan siklus II terdapat peningkatan
sebesar 13,04% dibanding dengan hasil belajar siswa di tindakan siklus I.
4.3 Analisis Penelitian
4.3.1 Analisis Komparatif
Berdasarkan hasil analisis pada siklus I dan siklus II, maka dapat
dibandingkan hasil belajar siswa dalam tabel berikut.
Tabel 4.8
Analisis Kuantitatif Hasil Belajar Siswa Menggunakan Metode Guided
Discovery Learning
Hasil Belajar KKM Pra Siklus Silus I Siklus II
97
Fq % Fq % Fq %
Tuntas ≥ 70 4 26,08 17 73,91 20 86,95
Tidak tuntas < 70 19 73,92 6 26,09 3 13,05
Rerata 63,57 74,22 88,17
Dari tabel diatas dapat diketahui perbandingan ketuntasan siswa dari pra
siklus, tindakan siklus I dan tindakan di siklus II. Pada masa pra siklus terdapat 4
siswa tuntas atau hanya sebesar 26,08% siswa yang tuntas KKM. Kemudian
setelah dilakukan treatment menggunakan metode pembelajaran Guided
Discovery Learning mengalami peningkatan jumlah siswa yang tuntas KKM.
Dapat dilihat dalam tindakan siklus I sebanyak 17 siswa tuntas KKM atau sebesar
73,91% siswa tuntas KKM, artinya terjadi peningkatan sebesar 47,83%.
Kemudian setelah dilakukan evaluasi pada siklus I dan tindak lanjut di siklus II
kembali terjadi peningkatan jumlah siswa yang tuntas KKM. Sebanyak 20 siswa
tuntas KKM atau sebesar 86,95% siswa tuntas KKM, artinya kembali terjadi
peningkatan sebesar 13,04% dari tindakan siklus I. Perbandingan ketuntasan
siswa dari pra siklus, siklus I, dan siklus II dapat dilihat dengan diagram sebagai
berikut.
98
Gambar 1 Komparatif Ketuntasan Hasil Belajar
Diagram diatas menununjukan peningkatan Kriteria Ketuntasan Minimal
siswa kelas 4 sebelum dan setelah treatment. Keberhasilan pembelajaran
menggunakan metode Guided Discovery Learning dapat dilihat dari hasil akhir
pada tindakan siklus II sebesar 86, 95% siswa tuntas KKM. (Depdiknas, 2006)
menjelaskan bahwa siswa dikatakan tuntas belajar bila memenuhi KKM yang
telah ditentukan, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat
85% siswa yang telah mencapai KKM. Dalam tindakan siklus II siswa tuntas
KKM >85% dan dapat dikatan penelitian ini berhasil.
Dilihat dari segi rata-rata hasil belajar siswa sebelum dan setelah treatment
juga mngalami peningkatan. Dapat dilihat berdasarkan tabel 4.8 rata-rata hasil
belajar siswa pra siklus sebesar 63,57. Setelah dilakukan treatment pada tindakan
siklus I meningkat menjadi 74,22 dan meningkat kembali pada tindakan siklus II
menjadi 88,17. Penignkatan rata-rata hasil belajar dapat dilihat pada diagram
berikut ini.
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Komparatif Ketuntasan Hasil Belajar
Tuntas Tidak Tuntas
99
Gambar 2 Komparatif Rata-rata Hasil Belajar
Berdasarkan analisa komparasi banyak siswa yang mencapai KKM dan
rata-rata hasil belajar siswa membuktikan penerapan metode Guided Discovery
Learning dapat meningkatkan hasil belajar.
4.4 Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran
Dalam penelitian ini metode Guided Discovery Learning terbukti mampu
meningkatkan hasil belajar siswa kelas 4 SD negeri 2 Tuksongo. Selain itu siswa
juga termotivasi dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Dengan
menerapkan metode Guided Discovery Learning secara tidak langsung kegiatan
pembelajaran akan lebih dinamis dan meminimalkan dampak kebosanan bagi
siswa sehingga siswa akan lebih senang dan memiliki motivasi dalam mengikuti
pembelajaran. Walaupun dalam penerapanya banyak terjadi ketidak sesuaian
dengan rencana namun dapat disimpulkan perilaku siswa setelah mendapat
treatment mengalami perubahan positif. Dapat dilihat dari hasil observasi
terhadap siswa yang menunjukan beberapa penignkatan dan perubahan perilaku
dalam melakukan kegiatan pembelajarannya.
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Komparatif Rata-rata Hasil Belajar
Nilai Rata-rata
100
Dalam penelitian ini juga memperkuat beberapa teori tentang metode
Guided Discovery Learning salah satunya yaitu pendapat Suryosubroto (2009:
185) yang menjelaskan metode Guided Discovery Learning menyebabkan siswa
mengarahkan sendiri cara belajarnya, sehingga ia lebih merasa terlibat dan
termotivasi sendiri untuk belajar. Suryosubroto melanjutkan pendapatnya bahwa
Strategi penemuan membangkitkan gairah pada siswa, misalnya siswa merasakan
jerih payah penyelidikannya, menemukan keberhasilan dan kadang-kadang
kegagalan. Hal ini terbukti antusiasme siswa kelas 4 SD Negeri 2 Tuksongo
meningkat setelah dilakukan treatment. Suryosubroto (2009: 185) menambahkan
bahwa metode ini menyebabkan siswa mengarahkan sendiri cara belajarnya,
sehingga ia lebih merasa terlibat dan termotivasi sendiri untuk belajar.
Kenyataanya siswa lebih termotivasi dalam belajarnya dengan keseriusannya
dalam melaksanakan setiap kegaitan pembelajaran. Hal ini terlihat pada
pembelajaran di pertemuan kedua siklus dua bahwa siswa sangat terstruktur dalam
belajranya, seluruh kegaitan mereka lakukan dengan baik dan berdasarkan
langkah-langkah yang ditentukan. Hasilnya di siklus II siswa mendapat hasil
belajar yang tinggi.