BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......pembelajaran lima pada sub tema 1 Keberagaman...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......pembelajaran lima pada sub tema 1 Keberagaman...
55
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Tindakan
Bagian ini, akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi
Prasiklus/kondisi awal, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi
Prasiklus akan membahas mengenai kondisi awal siswa termasuk di dalamnya
hasil belajar muatan Matematika sebelum dilaksanakannya tindakan penelitian.
Selanjutnya, pada deskripsi siklus I akan menjelaskan tentang pelaksanaan
tindakan penelitian siklus I yang meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan,
kegiatan observasi, dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus I.
Begitu pula pada bagian deskripsi siklus II yang juga akan menguraikan tentang
tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, kegiatan observasi, dan kegiatan refleksi
dari pelaksanaan tindakan siklus II.
4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal
Sebelum melaksanakan penelitian tindakan kelas, peneliti terlebih dahulu
melakukan pengamatan pelaksanaan kegiatan pembelajaran terhadap siswa.
Penenlitian ini dilakukan di SDN Pati Kidul 01 pada semester I Tahun Pelajaran
2016/2017. Subjek penelitian pada PTK ini adalah siswa kelas 4 B di SDN Pati
Kidul 01 dengan jumlah 36 siswa, terdiri dari 22 siswa laki-laki dan 14 siswa
perempuan. Di awal tahun pelajaran ini, para siswa harus beradaptasi dengan
suasana baru, kelas baru dan guru baru.
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, ditemukan beberapa
permasalahan yang muncul di dalam pelaksanaan pembelajaran. Permasalahan
yang muncul adalah siswa masih kurang memiliki keberanian dalam
menyampaikan pendapat atau bertanya kepada guru. Selain itu, rendahnya rasa
ingin tahu, kurangnya keaktifan dan rasa takut yang dimiliki siswa dalam
pengunaan alat peraga. Setiap guru memberi pertanyaan atau rangsangan hanya
56
beberapa siswa saja yang merespon. Siswa yang lainnya hanya duduk dan diam,
bahkan ada yang kurang memeperhatikan.
Para siswa kelas 4 B memiliki karakteristik daya serap pembelajaran
yang berbeda. Daya serap yang berbeda ini memerlukan metode dan model
pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa agar hasil belajar dapat tercapai
dengan baik.
Studi awal penelitian dilakukan untuk mengetahui proses kegiatan
pembelajaran dan daya serap siswa terhadap materi pembelajaran. Pada studi awal
ini dapat diketahui bahwa tingkat keaktifan pembelajaran masih rendah, hal ini
disebabkan karena peran siswa yang masih pasif. Minat dan rasa ingin tahu siswa
yang rendah dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dapat terlihat dari sikap
siswa yang tidak memperhatikan guru saat menyampaikan materi. Keadaan ini
membuat guru mendominasi di setiap proses pembelajaran karena guru selalu
memberikan instruksi yang harus dilakukan oleh siswa.
Faktor penyebab lainnya dari guru antara lain masih kurangnya
keterampilan guru dalam menyusun kegiatan pembelajaran kreatif yang mampu
menumbuhkan rasa antusias siswa untuk belajar. Selain itu, pemanfaatan model
pembelajaran kreatif ataupun penggunaan alat peraga juga jarang digunakan oleh
guru sehingga siswa kurang berani dalam menggunakan alat peraga. Padahal
dengan menggunakan model pembelajaran dan alat peraga dapat membuat siswa
lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran dan akan lebih bermakna bagi siswa
karena akan menciptakan pengalaman bagi siswa yang akan diingat sampai
kapanpun. Hal tersebut juga dapat meningkatkan hasil belajar para siswa. Apabila
guru masih belum menggunakan media atau alat peraga, maka akan terjadi
muncul hambatan-hambatan yaitu menyebabkan pembelajaran yang berlangsung
menjadi kurang efektif sehingga siswa merasa kesulitan dalam memahami materi
ajar. Kondisi yang demikian berdampak pada perolehan hasil belajar muatan
Matematika.
Hasil belajar muatan Matematika siswa kelas 4 B SDN Pati Kidul 01
sebelum pelaksanaan tindakan diperoleh dari data evaluasi muatan Matematika
57
pada tema Indahnya Kebersamaan. Data hasil evaluasi muatan Matematika tema
Indahnya Kebersamaan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Nilai Muatan Matematika
Kondisi Awal
No. Rentang Nilai Frekuensi Persentase
1. 20 – 32 2 6%
2. 33 – 45 2 6%
3. 46 – 58 6 17%
4. 59 – 71 12 33%
5. 72 – 84 4 11%
6. 85 – 97 10 28%
Jumlah Siswa 36 100 %
Tabel 4.2
Deskripsi Nilai Muatan Matematika Kondisi Awal
No. Deskripsi Nilai
1. Nilai Tertinggi 90
2. Nilai Terendah 20
3. Nilai Rata-rata 69
Berdasarkan tabel 4.1 distribusi frekuensi nilai evaluasi muatan
Matematika menunjukkan hasil belajar muatan Matematika rata-rata belum di atas
KKM. Siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal Matematika
(KKM ≥ 75) ada 22 siswa dan yang tuntas KKM ada 14 siswa. Meskipun
demikian, hasil belajar tersebut dapat ditingkatkan lagi menjadi lebih baik. (Daftar
nilai evaluasi muatan Matematika semester I dapat dilihat pada lampiran nilai
kondisi awal).
Berdasarkan tabel 4.1 dapat digambarkan dalam gambar 4.1 sebagai
berikut:
58
Gambar 4.1 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Nilai Muatan
Matematika Kondisi Awal
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 75) data hasil nilai
pada kondisi awal/sebelum tindakan disajikan dalam bentuk tabel 4.3 sebagai
berikut:
Tabel 4.3
Ketuntasan Belajar Kondisi Awal
No. Ketuntasan
Belajar Nilai
Jumlah Siswa
Frekuensi Persentase (%)
1. Tuntas ≥ 75 14 39
2. Belum Tuntas < 75 22 61
Jumlah 36 100
Dari tabel 4.3 dapat diketahui bahwa persentase jumlah siswa yang telah
mencapai ketuntasan minimal lebih kecil dibandingkan dengan jumlah siswa yang
belum berhasil mencapai kentutasan minimal.
0
2
4
6
8
10
12
14
20 – 32 33 – 45 46 – 58 59 – 71 72 – 84 85 – 97
Fre
kue
nsi
Nilai
59
Gambar 4.2 Diagram Lingkaran Hasil Ketuntasan Belajar Kondisi
Awal
Berdasarkan hasil belajar muatan Matematika yang masih rendah,
dibuktikan dengan nilai evaluasi muatan Matematika siswa kelas 4 B SDN Pati
Kidul 01 sebelum pelaksanaan tindakan, maka peneliti merasa perlu mengadakan
perbaikan pembelajaran dengan menerapkan model discovery learning melalui
pendekatan saintifik sebagai upaya untuk meningkatkan keaktifan pembelajaran
dan hasil belajar muatan Matematika melalui penelitian tindakan kelas yang
dilaksanakan sebanyak dua siklus yaitu siklus I dan siklus II.
4.1.2 Deskripsi Siklus I
Pada deskripsi siklus I ini, akan menjelaskan tentang tahap perencanaan,
pelaksanaan tindakan, pelaksanaan observasi, hasil tindakan dan refleksi pada
siklus I. Kegiatan pembelajaran pada siklus I ini dibagi menjadi tiga kali
pertemuan pembelajaran yaitu pembelajaran dua, pembelajaran empat, dan
pembelajaran lima pada sub tema 1 Keberagaman Budaya Bangsaku.
4.1.2.1Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan akan dijelaskan tentang perencanaan yang
dilakukan peneliti bersama dengan teman sejawat sebelum pelaksanaan tindakan
pembelajaran dengan model discovery learning yang meliputi kegiatan
TUNTAS 39%
TIDAK TUNTAS 61%
60
penyusunan RPP, perlengkapan berupa media pembelajaran, perencanaan tes
evaluasi yang akan dilakukan pada pertemuan terakhir disetiap siklusnya.
Tindakan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan
yaitu pertemuan pertama pada pembelajaran dua, pertemuan kedua pada
pembelajaran empat, dan pertemuan ketiga pada pembelajaran lima pada sub tema
1 (Keberagaman Budaya Bangsaku). Tindakan pada tiap pertemuan akan
dijelaskan dengan rincian sebagai berikut:
1) Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada minggu ketiga bulan Juli.
Sebelum melakukan pembelajaran siklus I pertemuan pertama peneliti
menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan model
discovery learning dengan KD 3.8 Menjelaskan segi banyak beraturan dan segi
banyak tidak beraturan dengan indikator 3.8.1 Menyebutkan contoh-contoh segi
banyak di sekitar dan KD 4.8 Mengidentifikasi segi banyak beraturan dan segi
banyak tidak beraturan dengan indikator 4.8.1 Menuliskan segi banyak dalam
bentuk diagram frayer (contoh, bukan contoh, ciri-ciri dan definisi). Setelah
indikator dirumuskan kemudian peneliti menyusun tujuan pembelajaran yang
hendak dicapai pada pertemuan pertama. Tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai pada pembelajaran pertemuan pertama dengan menggunakan model
discovery learning ialah: (1) Setelah mengamati berbagai bentuk bangun datar,
siswa mampu menyebutkan contoh-contoh segi banyak di sekitar dengan benar,
(2) Setelah bereksplorasi, siswa mampu menuliskan konsep segi banyak dalam
bentuk diagram frayer (contoh, bukan contoh, ciri-ciri dan definisi) dengan benar.
Selanjutnya peneliti menyiapkan materi pembelajaran sesuai dengan RPP yang
telah dibuat. Selanjutnya peneliti menyiapkan media yang akan digunakan pada
pelaksanaan pembelajarannya. Media pembelajaran yang digunakan ialah media
gambar pawai budaya yang ditampilkan pada LCD Proyektor. Selain itu peneliti
juga mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar presensi siswa, lembar
observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa, lembar penilaian, dan
kertas gambar untuk membuat tangram. Selanjutnya peneliti mempelajari materi
61
yang akan diajarkan pada kelas 4 B agar pembelajaran dapat terlaksana dengan
baik. (Dapat dilihat di RPP siklus I pada lampiran)
(2) Pertemuan kedua
Perencanaan pertemuan kedua merupakan tindak lanjut dari pertemuan
pertama. Pada pembelajaran pertemuan kedua ini peneliti menyiapkan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan model discovery learning dengan
KD 3.8 Menjelaskan segi banyak beraturan dan segi banyak tidak beraturan
dengan indikator 3.8.2 Menyebutkan contoh segi banyak beraturan dan segi
banyak tidak beraturan di lingkungan dan 4.8 Mengidentifikasi segi banyak
beraturan dan segi banyak tidak beraturan dengan indikator 4.8.2 Menunjukkan
perbedaan segi banyak beraturan dan tidak beraturan. Setelah indikator
dirumuskan kemudian peneliti bersama menyusun tujuan pembelajaran yang
hendak dicapai pada pertemuan kedua. Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai
pada pembelajaran pertemuan kedua dengan menggunakan model discovery
learning ialah: (1) Setelah melakukan pengamatan, siswa mampu memberikan
contoh segi banyak beraturan dan segi banyak tidak beraturan dengan benar., (2)
Setelah bereksplorasi, siswa mampu menunjukkan perbedaan segi banyak
beraturan dan tidak beraturan dengan benar. Selanjutnya peneliti menyiapkan
materi pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Peneliti juga
menyiapkan media yang akan digunakan pada pelaksanaan pembelajarannya.
Media pembelajaran yang digunakan ialah media gambar kain batik. Selain itu
peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar presensi
siswa, lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa, lembar
penilaian, dan gambar kain tradisional. Kemudian peneliti mempelajari materi
yang akan diajarkan pada kelas 4 B agar pembelajaran dapat terlaksana dengan
baik.
(3) Pertemuan ketiga
Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan ketiga merupakan
tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya. Pada pembelajaran siklus I pertemuan
62
ketiga ini Pada pembelajaran pertemuan kedua ini peneliti menyiapkan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan model discovery learning dengan
KD 3.8 Menjelaskan segi banyak beraturan dan segi banyak tidak beraturan
dengan indikator 3.8.3 Menjelaskan perbedaan segi banyak beraturan dan segi
banyak tidak beraturan dan KD 4.8 Mengidentifikasi segi banyak beraturan dan
segi banyak tidak beraturan dengan indikator 4.8.3 Menyajikan segi banyak
beraturan dan tak beraturan dalam diagram frayer. Setelah indikator dirumuskan
kemudian peneliti bersama menyusun tujuan pembelajaran yang hendak dicapai
pada pertemuan ketiga Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada
pembelajaran pertemuan ketiga dengan menggunakan model discovery learning
ialah: (1) Setelah berdiskusi tentang bangun segi banyak pada tangram, siswa
mampu menjelaskan perbedaan segi banyak beraturan dan segi banyak tidak
beraturan dengan benar. Selanjutnya peneliti menyiapkan materi pembelajaran
sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Peneliti juga menyiapkan media yang akan
digunakan pada pelaksanaan pembelajarannya. Media pembelajaran yang
digunakan ialah tangram yang telah siswa buat pada pertemuan sebelumnya.
Selain itu peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar
presensi siswa, lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa,
dan lembar penilaian. Kemudian peneliti mempelajari materi yang akan diajarkan
pada kelas 4 B agar pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.
Dalam pertemuan ketiga ini, selain untuk penelitian pembelajaran juga
digunakan untuk pelaksanaan tes evaluasi siklus I, kegiatan ini dimaksudkan
untuk mengetahui peningkatan hasil belajar muatan Matematika setelah
dilaksanakannya tindakan pembelajaran menggunakan model discovery learning
pada siswa kelas 4 B SDN Pati Kidul 01. Materi evaluasi ialah materi yang telah
dipelajari oleh siswa pada pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga mengenai
segi banyak. Soal yang diujikan pada siklus I berjumlah 20 soal berbentuk pilihan
ganda. Sebelum pelaksanaan kegiatan pembelajaran, peneliti menyiapkan hal-hal
yang diperlukan untuk proses pembelajaran, diantaranya Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), lembar soal evaluasi yang terdiri dari 20 soal berbentuk
pilihan ganda untuk 36 siswa, lembar jawab untuk 36 siswa, serta ruang atau
63
lokasi yang akan digunakan untuk pelaksanaan tes evaluasi siklus I yaitu di ruang
kelas 4 B SDN Pati Kidul 01. Sebelum mengadakan tes evaluasi guru mengulang
materi tentang segi banyak yang dipelajari selama tiga kali pertemuan. Setelah itu
guru mengadakan tes evaluasi selama satu kali 35 menit.
4.1.2.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pada tahap pelaksanaan tindakan mendeskripsikan tentang pelaksanaan
tindakan pembelajaran siklus I dari awal hingga akhir pembelajaran pada setiap
pertemuan. Pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan.
Rincian pelaksanaan tindakan siklus I sebagai berikut:
(1). Pertemuan Pertama
Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan pertama dilaksanakan.pada
hari Jumat tanggal 22 Juli 2016. Guru yang di tunjuk sebagai observer untuk
mengamati berlangsungnya kegiatan pembelajaran meliputi pengamatan terhadap
aktivitas guru dan siswa ialah Bapak Yamin, S. Pd. Kegiatan awal pembelajaran
pada pertemuan pertama diawali dengan mengucapkan salam, ketua kelas
memimpin menyiapkan para siswa kemudian doa, dilanjutkan presensi oleh guru.
Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung guru melakukan kegiatan apersepsi
dan motivasi dengan melakukan tanya jawab. Guru memberikan stimulus dengan
menunjukkan media gambar pawai budaya yang ditayangkan pada LCD
proyektor. Kemudian guru memberikan pertanyaan “apakah kalian menemukan
bangun datar pada gambar tersebut?”, “bangun datar apa yang kalian temukan?”.
Dari berbagai jawaban siswa misalnya persegi, segitiga, belah ketupat dan lain-lai,
guru meminta siswa menulis apa yang siswa pikirkan sebagai langkah
mengidentifikasi masalah. Selanjutnya, guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang hendak dicapai yaitu siswa mampu menyebutkan contoh-contoh segi banyak
di sekitar dengan benar, dengan KD 3.8 Menjelaskan segi banyak beraturan dan
segi banyak tidak beraturan dan 4.8 Mengidentifikasi segi banyak beraturan dan
segi banyak tidak beraturan.
Setelah kegiatan awal disampaikan, dilanjutkan dengan kegiatan inti yang
terdiri dari kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan
64
mengkomunikasikan. Pada kegiatan mengamati, gambar pawai budaya yang ada
di buku siswa. Pada kegiatan menanya, guru meminta mengidentifikasi bangun
datar yang ada pada gambar. Pada kegiatan mencoba, siswa menuliskan
jawabannya di kertas plano/ HVS. Kemudian setiap kelompok menukarkan
jawabannya dengan kelompok lain. Guru meminta satu kelompok untuk
menyampaikan jawabannya, sementara kelompok lain memberikan tanda jika
jawabannya benar. Guru memberi kesempatan kepada kelompok lain jika ada
jawaban yang berbeda.
Selanjutnya pada kegiatan menalar, guru meminta siswa mengelompokkan
bangun datar yang ditemukan. Guru berkeliling melihat hasil pekerjaan siswa.
Guru menanyakan kepada tiap kelompok alasan pengelompokkannya. Kemudian
pada kegiatan mengkomunikasikan, perwakilan kelompok mempresentasikan
hasil pengelompokkan tersebut. Guru menulis di papan tulis segi banyak dan
bukan segi banyak. Guru menanyakan kepada siswa, apa yang mereka ketahui
tetang segi banyak. Siswa menjawab secara bergantian.
Pada kegiatan akhir pembelajaran guru melakukan tahap generalization/
menarik kesimpulan. Secara klasikal siswa dan guru menyimpulkan tentang segi
banyak. Lalu dilanjutkan dengan kegiatan refleksi yang dilakukan oleh guru
bersama dengan siswa. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.
(2). Pertemuan kedua
Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan kedua dilaksanakan.pada hari
Senin tanggal 25 Juli 2016. Guru yang di tunjuk sebagai observer untuk
mengamati berlangsungnya kegiatan pembelajaran meliputi pengamatan terhadap
aktivitas guru dan siswa ialah Bapak Yamin, S.Pd. Pertemuan kedua pada siklus I
ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama. Kegiatan awal pembelajaran
pada pertemuan pertama diawali dengan mengucapkan salam, ketua kelas
memimpin menyiapkan para siswa kemudian dilanjutkan berdoa, setelah itu guru
melakukan presensi. Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung guru melakukan
kegiatan apersepsi dan motivasi dengan melakukan tanya jawab. Guru
menyampaikan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan “Apakah anak-anak
punya baju batik di rumah?” dan hampir semua siswa menjawab “iya”. Kemudian
65
guru bertanya lagi “Apakah kalian pernah mengamati motif pada kain batik?”, ada
siswa yang menjawab ya dan ada yang menjawab tidak.
Dari jawaban siswa “ya” dan “tidak”, guru memilih jawaban “ya” sebagai
jawaban kunci untuk menuju materi pembelajaran kali ini. Kemudian guru
menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai yaitu siswa mampu
memberikan contoh segi banyak beraturan dan segi banyak tidak beraturan
dengan benar.
Setelah kegiatan awal disampaikan, kemudian dilanjutkan dengan
kegiatan inti yang terdiri dari kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar,
dan mengkomunikasikan. Pada kegiatan mengamati, siswa mengamati gambar
kain tradisional yang ada di buku siswa. Kemudian dilanjutkan kegiatan menanya
yaitu dengan siswa mengidentifikasi bentuk segi banyak yang ada di buku siswa.
Hasil identifikasi tersebut ditulis di kolom yang disediakan di buku siswa yang
telah difotocopy oleh guru. Siswa bereksplorasi untuk menemukan konsep segi
banyak beraturan dan segi banyak tidak beraturan.
Pada kegiatan mencoba, siswa duduk berkelompok dan guru menyiapkan
potongan segitiga sama sisi dan segitiga sembarang dengan ukuran yang cukup
besar. Siswa bisa menjiplaknya pada kertas kemudian mengguntingnya. Siswa
bereksplorasi dengan menjawab pertanyaan yang ada di tabel buku siswa. Catatan
saat ini siswa belum belajar mengukur sudut. Siswa akan menemukan besar sudut
sama atau berbeda dengan cara menggunting salah satu ujung segitiga dan
menempelkan pada sudut lainnya. Pada kegiatan menalar, siswa mengelompokkan
segi banyak beraturan dan tidak beraturan dari pola kain tradisional. Selanjutnya,
siswa mencari 3 segi banyak beraturan dan tidak beraturan yang ada di sekitarnya.
Pada kegiatan mengkomunikasikan, siswa mempresentasikan hasil diskusinya.
Siswa saling menilai apakah jawaban temannya sudah sesuai.
Pada kegiatan akhir pembelajaran guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami oleh siswa. Guru
menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam penutup.
66
(3) Pertemuan Ketiga
Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari
Rabu, 27 Agustus 2016 oleh peneliti. Guru yang di tunjuk sebagai observer untuk
mengamati berlangsungnya kegiatan pembelajaran meliputi pengamatan terhadap
aktivitas guru dan siswa ialah Bapak Yamin, S.Pd. Kegiatan pembelajaran pada
pertemuan ketiga diawali dengan berdoa, presensi, dan dilanjutkan dengan tanya
jawab oleh guru dan siswa untuk mengingatkan bahwa kita semua harus
menghargai keberagaman. Setelah kegiatan awal disampaikan, kemudian
dilanjutkan dengan kegiatan inti yang terdiri dari kegiatan mengamati, menanya,
mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan. Pada kegiatan mengamati, siswa
mengamati tangram yang pernah dibuat pada pembelajaran sebelumnya. Setelah
mereka mengamati, para siswa melakukan kegiatan menanya yang dilakukan
denan cara mengidentifikasi tangram yang mereka buat. Para siswa membahas
tentang bangun yang digunakan dalam penyusunan tangram.
Selanjutnya pada kegiatan mencoba, siswa mencoba menemukan segi
banyak yang terdapat dalam tangram tersebut. Kemudian pada kegiatan menalar,
siswa menjelaskan tentang segi banyak yang mereka temukan pada tangram dan
menjelaskan mengapa segi banyak tersebut dinamai segi banyak beraturan dan
tidak beraturan. Selanjutnya, siswa mengkomunikasikan hasilnya tentang ciri-ciri
segi banyak beraturan dan segi banyak tidak beraturan pada diagram frayer di
depan kelas.
Selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
tentang materi yang belum dipahami oleh siswa. Setelah semua siswa paham
tentang materi yang diajarkan, guru mengadakan tes evaluasi selama 35 menit.
Siswa mengerjakan soal tes evaluasi dengan tertib dan lancar. Bagi siswa yang
telah selesai mengerjakan soal evaluasi tersebut dapat mengumpulkan lembar
jawab berserta dengan soal dan kembali ke tempat duduk. Setelah itu guru
menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya. Guru
menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam untuk mengakhiri
kegiatan pembelajaran.
67
4.1.2.3 Pelaksanaan Observasi
Pada pelaksanaan observasi, akan menjelaskan mengenai analisis data
hasil observasi aktivitas guru dan siswa selama pelaksanaan tindakan siklus I
dengan menerapkan model discovery learning yang terdiri dari analisis hasil
observasi pada setiap pertemuan yaitu pertemuan pertama, pertemuan kedua, dan
pertemuan ketiga sebagai berikut:
1) Pertemuan Pertama
Kegiatan observasi dilakukan oleh guru observer untuk mengamati
aktivitas selama proses pembelajaran berlangsung, baik itu aktivitas guru maupun
aktivitas siswa. Hasil pengamatan proses pembelajaran diperoleh dari lembar
observasi yang terdiri dari 15 indikator aktivitas guru dan 15 indikator aktivitas
siswa. Masing-masing indikator dalam lembar observasi tersebut diberi skor 1-4.
Skor 1 berarti kurang, skor 2 berarti cukup, skor 3 berarti baik, dan skor 4 berarti
sangat baik. Kemudian skor akan dijumlahkan dan diinterpretasikan berdasarkan
kriteria penilaian. Kriteria penilaian pada lembar observasi yaitu untuk total skor
pada persentase 1%-20% berada pada kriteria sangat kurang, persentase 21%-40%
berada pada kriteria kurang, persentase 41%-60% termasuk ke dalam kriteria
cukup baik, persentase skor 61%-80% termasuk ke dalam kriteria baik, dan
persentase skor 81%-100% pada kriteria sangat baik.
Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan pertama dijelaskan
dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut:
68
Tabel 4.4
Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan Ke- 1
Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah
Skor 1 2 3 4
Stimulation
Membimbing siswa melakukan
pengamatan (observing)
1,2 6
Problem Statement
Mengarahkan siswa untuk mampu
merumuskan masalah
(Questioning)
3,4,5 9
Data Collecting
Mengarahkan siswa dalam
menemukan jawaban
(Experimenting)
7,8 6 10
Data Processing
Membimbing siswa dalam
mengolah data yang diperoleh
(Associating)
9,11 10 10
Verification
Mengarahkan siswa melakukan
telaah ulang terhadap hasil diskusi
(Associating)
12,13 6
Generalization
Mengarahkan siswa
mempresentasikan hasil diskusi
(Communicating)
15 14 7
TOTAL 12 3 48
Hasil observasi aktivitas guru terdapat lima aspek yang diamati, masing-
masing aspek merupakan kegiatan pendekatan saintifik, yaitu: membimbing siswa
melakukan pengamatan sebagai tindakan saintifik mengamati (observing) dengan
skor 6. Pada aspek mengarahkan siswa untuk mampu merumuskan masalah
sebagai tindakan saintifik menanya (questioning) dengan skor 9. Aspek
membimbing siswa menemukan jawaban sebagai tindakan saintifik mencoba
(experimenting) dengan skor 10. Aspek mengorganisir siswa untuk berdiskusi
sebagai tindakan saintifik menalar (Associating) dengan skor 16. Aspek membuat
simpulan dan melakukan kegiatan refleksi sebagai tindakan mengkomunikasikan
(Communicating) dengan skor 7. Jumlah keseluruhan skor yang diperoleh dari
hasil observasi aktivitas guru adalah 48 atau dalam persentase 80%. Dari jumlah
skor tersebut menunjukkan bahwa aktivitas guru termasuk dalam kriteria
69
baik.Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan
pertama dapat dilihat pada diagram berikut ini:
Gambar 4.3 Diagram Batang Aktivitas Guru
Siklus I Pertemuan Ke- 1
Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi
yang dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan Ke- 1
Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah
Skor 1 2 3 4
Stimulation
Siswa melakukan pengamatan
(observing)
1, 2 6
Problem Statement
Siswa mampu merumuskan
masalah (Questioning)
5 3, 4 8
Data Collecting
Siswa mengumpulkan informasi
dalam menemukan jawaban
(Experimenting)
8 6, 7 8
Data Processing
Siswa dalam mengolah data yang
diperoleh (Associating)
11 10 9 9
Verification
Siswa melakukan telaah ulang
terhadap hasil diskusi
(Associating)
12, 13 6
Generalization 14, 15 6
0 2 4 6 8
10 12 14 16 18
Ban
yakn
ya S
kor
Aspek yang Diamati
70
Siswa mempresentasikan hasil
diskusi
(Communicating)
TOTAL 3 11 1 43
Hasil observasi aktivitas siswa terdapat lima aspek yang diamati, masing-
masing aspek merupakan kegiatan pendekatan saintifik, yaitu: Siswa melakukan
pengamatan sebagai tindakan saintifik mengamati (observing) dengan skor 6.
Pada aspek siswa mampu merumuskan masalah sebagai tindakan saintifik
menanya (questioning) dengan skor 8. Aspek siswa dalam mengumpulkan
informasi dalam menemukan jawaban (Eksperimenting) dengan skor 8. Aspek
siswa melakukan diskusi secara kelompok sebagai tindakan saintifik menalar
(associating) dengan skor 15. Aspek membuat simpulan sebagai tindakan
mengkomunikasikan (communicating) dengan skor 6. Jumlah keseluruhan skor
yang diperoleh dari hasil observasi aktivitas siswa adalah 43 atau dalam
persentase 72%. Dari jumlah skor tersebut menunjukkan bahwa aktivitas siswa
termasuk dalam kriteria baik. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas siswa
siklus I pertemuan pertama dapat dilihat pada diagram berikut ini:
Gambar 4.4 Diagram Batang Aktivitas Siswa
Siklus I Pertemuan Ke- 1
0
2
4
6
8
10
12
14
16
Ban
yakn
ya S
kor
Aspek yang Diamati
71
2) Pertemuan Kedua
Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan kedua dijelaskan
dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut:
Tabel 4.6
Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan Ke- 2
Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah
Skor 1 2 3 4
Stimulation
Membimbing siswa melakukan
pengamatan (observing)
2 1 7
Problem Statement
Mengarahkan siswa untuk mampu
merumuskan masalah
(Questioning)
3,4,5 9
Data Collecting
Mengarahkan siswa dalam
menemukan jawaban
(Experimenting)
7,8 6 10
Data Processing
Membimbing siswa dalam
mengolah data yang diperoleh
(Associating)
9,10 6
Verification
Mengarahkan siswa melakukan
telaah ulang terhadap hasil diskusi
(Associating)
11,12,13 9
Generalization
Mengarahkan siswa
mempresentasikan hasil diskusi
(Communicating)
14, 15 6
TOTAL 13 2 46
Hasil observasi aktivitas guru terdapat lima aspek yang diamati, masing-
masing aspek merupakan kegiatan pendekatan saintifik, yaitu: membimbing siswa
melakukan pengamatan sebagai tindakan saintifik mengamati (observing) dengan
skor 6. Pada aspek mengarahkan siswa untuk mampu merumuskan masalah
sebagai tindakan saintifik menanya (questioning) dengan skor 9. Aspek
membimbing siswa menemukan jawaban sebagai tindakan saintifik mencoba
(experimenting) dengan skor 10. Aspek mengorganisir siswa untuk berdiskusi
sebagai tindakan saintifik menalar (Associating) dengan skor 15. Aspek membuat
72
simpulan dan melakukan kegiatan refleksi sebagai tindakan mengkomunikasikan
(Communicating) dengan skor 6. Jumlah keseluruhan skor yang diperoleh dari
hasil observasi aktivitas guru adalah 46 atau dalam persentase 77%. Dari jumlah
skor tersebut menunjukkan bahwa aktivitas guru termasuk dalam kriteria
baik.Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan
pertama dapat dilihat pada diagram berikut ini:
Gambar 4.5 Diagram Batang Aktivitas Guru
Siklus I Pertemuan Ke- 2
Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar
observasi yang dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.7 berikut:
0
2
4
6
8
10
12
14
16
Ban
yakn
ya S
kor
Aspek yang Diamati
73
Tabel 4.7
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan Ke- 2
Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah
Skor 1 2 3 4
Stimulation
Siswa melakukan pengamatan
(observing)
1, 2 6
Problem Statement
Siswa mampu merumuskan
masalah (Questioning)
3,4,5 9
Data Collecting
Siswa mengumpulkan informasi
dalam menemukan jawaban
(Experimenting)
8 6,7 11
Data Processing
Siswa dalam mengolah data yang
diperoleh (Associating)
9 10 7
Verification
Siswa melakukan telaah ulang
terhadap hasil diskusi
(Associating)
12,13 11 7
Generalization
Siswa mempresentasikan hasil
diskusi
(Communicating)
14, 15 6
TOTAL 2 10 3 46
Hasil observasi aktivitas siswa terdapat lima aspek yang diamati, masing-
masing aspek merupakan kegiatan pendekatan saintifik, yaitu: Siswa melakukan
pengamatan sebagai tindakan saintifik mengamati (observing) dengan skor 6.
Pada aspek siswa mampu merumuskan masalah sebagai tindakan saintifik
menanya (questioning) dengan skor 9. Aspek siswa dalam mengumpulkan
informasi dalam menemukan jawaban (Eksperimenting) dengan skor 11. Aspek
siswa melakukan diskusi secara kelompok sebagai tindakan saintifik menalar
(associating) dengan skor 14. Aspek membuat simpulan sebagai tindakan
mengkomunikasikan (communicating) dengan skor 6. Jumlah keseluruhan skor
yang diperoleh dari hasil observasi aktivitas siswa adalah 46 atau dalam
persentase 77%. Dari jumlah skor tersebut menunjukkan bahwa aktivitas siswa
termasuk dalam kriteria baik. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas siswa
siklus I pertemuan pertama dapat dilihat pada diagram berikut ini:
74
Gambar 4.6 Diagram Batang Aktivitas Siswa
Siklus I Pertemuan Ke- 2
3) Pertemuan Ketiga
Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan ketiga dijelaskan
dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut:
0
2
4
6
8
10
12
14
16
Ban
yakn
ya S
kor
Aspek yang Diamati
75
Tabel 4.8
Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan Ke- 3
Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah
Skor 1 2 3 4
Stimulation
Membimbing siswa melakukan
pengamatan (observing)
1 2 7
Problem Statement
Mengarahkan siswa untuk mampu
merumuskan masalah
(Questioning)
3,4,5 9
Data Collecting
Mengarahkan siswa dalam
menemukan jawaban
(Experimenting)
6,7 6
Data Processing
Membimbing siswa dalam
mengolah data yang diperoleh
(Associating)
8,9,10 9
Verification
Mengarahkan siswa melakukan
telaah ulang terhadap hasil diskusi
(Associating)
11,13 12 10
Generalization
Mengarahkan siswa
mempresentasikan hasil diskusi
(Communicating)
14, 15 6
TOTAL 13 2 47
Hasil observasi aktivitas guru terdapat lima aspek yang diamati, masing-
masing aspek merupakan kegiatan pendekatan saintifik, yaitu: membimbing siswa
melakukan pengamatan sebagai tindakan saintifik mengamati (observing) dengan
skor 7. Pada aspek mengarahkan siswa untuk mampu merumuskan masalah
sebagai tindakan saintifik menanya (questioning) dengan skor 9. Aspek
membimbing siswa menemukan jawaban sebagai tindakan saintifik mencoba
(experimenting) dengan skor 6. Aspek mengorganisir siswa untuk berdiskusi
sebagai tindakan saintifik menalar (Associating) dengan skor 19. Aspek membuat
simpulan dan melakukan kegiatan refleksi sebagai tindakan mengkomunikasikan
(Communicating) dengan skor 6. Jumlah keseluruhan skor yang diperoleh dari
hasil observasi aktivitas guru adalah 47 atau dalam persentase 78%. Dari jumlah
skor tersebut menunjukkan bahwa aktivitas guru termasuk dalam kriteria
76
baik.Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan ketiga
dapat dilihat pada diagram berikut ini:
Gambar 4.7 Diagram Batang Aktivitas Guru
Siklus I Pertemuan Ke- 3
Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar
observasi yang dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.9 berikut:
0 2 4 6 8
10 12 14 16 18 20
Ban
yakn
ya S
kor
Aspek yang Diamati
77
Tabel 4.9
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan Ke- 3
Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah
Skor 1 2 3 4
Stimulation
Siswa melakukan pengamatan
(observing)
1 4
Problem Statement
Siswa mampu merumuskan
masalah (Questioning)
2 2,3 8
Data Collecting
Siswa mengumpulkan informasi
dalam menemukan jawaban
(Experimenting)
5,7 6 10
Data Processing
Siswa dalam mengolah data yang
diperoleh (Associating)
8,9 6
Verification
Siswa melakukan telaah ulang
terhadap hasil diskusi
(Associating)
10,11 12 10
Generalization
Siswa mempresentasikan hasil
diskusi
(Communicating)
13,15 14 10
TOTAL 1 10 4 48
Hasil observasi aktivitas siswa terdapat lima aspek yang diamati, masing-
masing aspek merupakan kegiatan pendekatan saintifik, yaitu: Siswa melakukan
pengamatan sebagai tindakan saintifik mengamati (observing) dengan skor 4.
Pada aspek siswa mampu merumuskan masalah sebagai tindakan saintifik
menanya (questioning) dengan skor 8. Aspek siswa dalam mengumpulkan
informasi dalam menemukan jawaban (Eksperimenting) dengan skor 10. Aspek
siswa melakukan diskusi secara kelompok sebagai tindakan saintifik menalar
(associating) dengan skor 16. Aspek membuat simpulan sebagai tindakan
mengkomunikasikan (communicating) dengan skor 10. Jumlah keseluruhan skor
yang diperoleh dari hasil observasi aktivitas siswa adalah 48 atau dalam
persentase 80%. Dari jumlah skor tersebut menunjukkan bahwa aktivitas siswa
termasuk dalam kriteria baik. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas siswa
siklus I pertemuan ketiga dapat dilihat pada diagram berikut ini:
78
Gambar 4.8 Diagram Batang Aktivitas Siswa
Siklus I Pertemuan Ke- 3
4.1.2.4 Pelaksanaan Evaluasi Siklus I
Pada sub bab hasil tindakan ini, akan menguraikan tentang hasil tindakan
pembelajaran, berupa nilai muatan Matematika siswa kelas 4 B SDN Pati Kidul
01 setelah pelaksanaan tindakan siklus I penerapan model discovery learning.
Hasil belajar muatan Matematika siswa kelas 4 B SDN Pati Kidul 01
diperoleh melalui pelaksanaan tes evaluasi di akhir siklus I yaitu pada pertemuan
ketiga siklus I. Berikut adalah distribusi frekuensi nilai muatan Matematika siklus
I siswa kelas 4 B SDN Pati Kidul 01 Tahun Pelajaran 2016/2017 yang disajikan
dalam bentuk tabel yang sebelumnya juga dicari terlebih dahulu interval nilainya
sebagai berikut:
1) R = skor maksimal – skor minimal
= 95 – 45
= 50
2) K = 1 + 3,3 log 36
= 1 + 3,3 (1,556302501)
= 1 + (5,14)
= 6,14 dibulatkan menjadi 6
3) i =
= 8,3 dibulatkan menjadi 8
0 2 4 6 8
10 12 14 16 18
Ban
yakn
ya S
kor
Aspek yang Diamati
79
Tabel 4.10
Distribusi Frekuensi Nilai Muatan Matematika
Siklus I
No. Rentang Nilai Frekuensi Persentase
1. 45 – 53 2 6%
2. 54 – 62 2 6%
3. 63 – 71 3 8%
4. 72 – 80 10 28%
5. 81 – 89 4 11%
6. 90 – 98 15 42%%
Jumlah Siswa 36 100 %
Tabel 4.11
Deskripsi Nilai Muatan Matematika Siklus I
No. Deskripsi Nilai
1. Nilai Tertinggi 95
2. Nilai Terendah 45
3. Nilai Rata-rata 81
Berdasarkan tabel di atas distribusi frekuensi nilai muatan Matematika
siswa kelas 4 B mengalami peningkatan dari kondisi awal, dapat diketahui adanya
peningkatan nilai rata-rata siswa yang pada kondisi awal 69 menjadi 81 pada
siklus I. Berdasarkan tabel 4.9 dapat dinyatakan dalam diagram 4.9 yaitu sebagai
berikut:
Gambar 4.9 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Nilai Muatan
Matematika Siklus I
0
2
4
6
8
10
12
14
16
45 – 53 54 – 62 63 – 71 72 – 80 81 – 89 90 – 98
Fre
kue
nsi
Rentang Nilai
80
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 75) data hasil
perolehan nilai siklus I dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.10 berikut:
Tabel 4.12
Ketuntasan Belajar Siklus I
No. Ketuntasan
Belajar Nilai
Jumlah Siswa
Frekuensi Persentase
1. Tuntas ≥ 75 29 81%
2. Tidak Tuntas < 75 7 19%
Jumlah 36 100%
Dari tabel 4.12 ketuntasan belajar siswa pada siklus I dapat dijelaskan
bahwa siswa yang memperoleh nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM ≥ 75) sebanyak 7 siswa atau 19% dari jumlah keseluruhan siswa,
sedangkan yang sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 75)
sebanyak 29 siswa dengan persentase 81% dari jumlah keseluruhan siswa. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa sudah ada peningkatan hasil belajar muatan
Matematika, namun hasil yang diperoleh tersebut masih dapat ditingkatkan lagi
dengan indikator keberhasilan minimal 90%. Ketuntasan belajar siswa pada tabel
4.12 dapat dilihat pada gambar 4.10 berikut:
Gambar 4.10 Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar
Siklus I
Tuntas 81%
Tidak Tuntas
19%
81
4.1.2.5 Refleksi Siklus I
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dari
pertemuan pertama, kedua, dan ketiga maka selanjutnya diadakan refleksi atas
pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus I. Hasil refleksi diambil dari hasil
observasi yang dilaksanakan pada siklus I. Refleksi ini digunakan sebagai bahan
perbaikan dengan membandingkan hasil tindakan selama proses pembelajaran
dengan indikator aktivitas yang telah ditetapkan. Kegiatan refleksi diadakan
dalam bentuk diskusi yang dilakukan dengan guru observer, peneliti, dan
perwakilan dari beberapa siswa kelas 4B. Kegiatan diskusi tersebut berisi tentang
evaluasi pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model discovery
learning. Dari diskusi yang dilakukan diketahui bahwa dengan melaksanakan
kegiatan pembelajaran menggunakan model discovery learning guru dapat
memperoleh pengalaman dan wawasan yang baru di dalam pembelajaran, selain
itu guru juga merasa lebih mudah dalam mengajar khususnya di dalam
menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Sementara itu bagi siswa dengan
pembelajaran dengan model discovery learning, siswa merasa suasana
pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak membosankan lagi, siswa tidak harus
selalu mendengarkan penjelasan guru dengan ceramah. Kegiatan diskusi dan
kerjasama dalam menemukan sebuah konsep yang dilakukan antar siswa dalam
kegiatan discovery learning menjadikan materi pelajaran dapat dipahami dengan
mudah oleh siswa menggunakan cara kreatif dan berbeda melalui hasil temuan
yang ditemukan oleh siswa.
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh melalui hasil observasi
aktivitas guru pada siklus I pertemuan pertama diketahui indikator yang
memperoleh skor 3 yaitu sebanyak 12 item, dan skor 4 sebanyak 3 item. Pada
siklus I pertemuan kedua indikator yang memperoleh skor 3 sebanyak 13 item dan
skor 4 sebanyak 2 item. Pada siklus I pertemuan ketiga indikator yang
memperoleh skor 3 sebanyak 13 item dan skor 4 sebanyak 2 item. Dari hasil
observasi pelaksanaan tindakan siklus I, aspek- aspek tersebut merupakan aspek
membimbing siswa tentang langkah-langkah discovery learning. Dengan
pembelajaran model discovery learning, siswa secara kreatif mampu
82
mengidentifikasi materi dan menemukan suatu konsep pembelajaran dengan
suasana yang menyenangkan dan membuat siswa lebih antusias dalam kegiatan
pembelajaran.
Hasil observasi pada pertemuan pertama dengan indikator penilaian
aktivitas guru sebanyak 15 item, hasil persentase aktivitas guru pertemuan
pertama, kedua dan ketiga masih naik-turun yaitu pertemuan pertama sebesar
80%, selanjutnya pada pertemuan kedua adalah 77%, dan pada pertemuan ketiga
adalah 78%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.11 hasil persentase
berdasarkan hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan pertama, kedua dan
ketiga sebagai berikut:
Gambar 4.11 Diagram Batang Persentase Aktivitas Guru
Siklus I
Berdasarkan analisis data hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I
pertemuan pertama indikator aktivitas belajar siswa yang memperoleh skor 2 yaitu
sebanyak 3 item, skor 3 sebanyak 11 item, dan skor 4 sebanyak 1 item. Kemudian
pada pertemuan kedua perolahan skor 2 sebanyak 2 item, skor 3 sebanyak 10
item, dan skor 4 sebanyak 3 item. Pada pertemuan ketiga perolehan skor 2
sebanyak i item, skor 3 sebanyak 10 item, dan skor 4 sebanyak 4 item. Indikator
aktivitas siswa yang mengalami peningkatan yaitu dalam aspek pengumpulan
Pertemuan ke-1 Pertemuan ke-2 Pertemuan ke-3
Persentase 80% 77% 78%
75%
76%
77%
78%
79%
80%
81%
Aktivitas Guru
83
data. Dalam aspek ini, para siswa menjadi lebih aktif dan bersemangat dalam
menemukan suatu konsep kemudian dibuktikan kebenarannya. Dari skor penilaian
hasil observasi aktivitas siswa pada pertemuan pertama persentase yang diperoleh
mencapai 72%, pada pertemuan kedua persentase hasil observasi siswa meningkat
menjadi 77% dan pada pertemuan ketiga meningkat menjadi 80%. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.12 peningkatan persentase hasil observasi
aktivitas siswa siklus I pertemuan pertama dan kedua sebagai berikut:
Gambar 4.12 Diagram Batang Persentase Aktivitas Siswa
Siklus I
Hasil evaluasi yang diperoleh siswa dengan ketuntasan belajar pada
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 75) pada pelaksanaan tindakan siklus I
mencapai 81% siswa tuntas. KKM ini merupakan kriteria minimal yang harus
diperoleh siswa sebagai evaluasi hasil belajar dari aspek pengetahuan dengan
kategori yang harus dicapai minimal B skor 3,00. Hasil tersebut belum memenuhi
indikator keberhasilan yang peneliti tentukan sebesar 90%, masih ada 7 siswa
yang perolehan nilainya berada di bawah KKM 75. Namun demikian, setelah
pelaksanan siklus I, nilai rata-rata hasil belajar muatan Matematika siswa kelas 4
Pertemuan ke-1 Pertemuan ke-2 Pertemuan ke-3
Persentase 72% 77% 80%
68%
70%
72%
74%
76%
78%
80%
82%
Aktivitas Siswa
84
B SDN Pati Kidul 01 sudah mengalami peningkatan dari kondisi awal 69 menjadi
81, dengan persentase ketuntasan belajar siswa naik dari kondisi awal 39%
menjadi 81%.
Dari hasil observasi yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan siklus I
dapat diketahui beberapa kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaan tindakan
pembelajaran menggunakan model discovery learning. Kekurangan yang ditemui
selama tindakan pembelajaran menjadikan kegiatan pembelajaran menjadi kurang
maksimal. Kelebihan dan kekurangan tersebut diantaranya:
1) Kelebihan
a. Membantu siswa untuk memperbaiki keterampilan usaha penemuan.
b. Kegiatan pembelajaran ini menimbulkan rasa senang bagi siswa karena
kegiatan melakukan penyelidikan.
c. Membuat siswa berperan aktif dalam mengungkapkan pendapat atau
gagasan pikiran.
d. Mendorong siswa untuk dapat berpikir mandiri
2) Kekurangan
a. Dalam penerapan model discovery learning bagi siswa yang kurang pandai
mengalami kesulitan dalam berpikir dan mengungkapkan ide baik tertulis
ataupun lisan.
b. Masih ada beberapa siswa yang belum bekerjasama secara optimal dalam
kegiatan diskusi kelompok.
c. Beberapa siswa kurang percaya diri dalam menyampaikan gagasan atau
pendapatnya.
Dari berbagai kekurangan yang ditemui, maka peneliti melakukan
analisis tentang kondisi siswa serta pelaksanaan tindakan pembelajaran yang telah
berlangsung, untuk menyusun rencana perbaikan dari kekurangan tersebut yang
selanjutnya akan diterapkan pada siklus II, sebagai berikut:
1) Sebelum melaksanakan tindakan pembelajaran, peneliti sebaiknya melakukan
pengarahan dan diskusi bersama guru teman sejawat mengenai langkah-
langkah dari model discovery learning sehingga antara rencana dan
pelaksanaan dapat berjalan selaras.
85
2) Guru harus memberikan instruksi dan peraturan yang jelas di dalam kegiatan
pembelajaran agar pelaksanaan kegiatan tersebut dapat berlangsung sesuai
dengan perencanaan yang telah disusun.
3) Guru membimbing dan memberikan pengarahan agar dalam pelaksanaan
kegiatan pembelajaran semua siswa dapat ikut berpartisipasi dan bekerja sama
dengan baik.
4) Guru harus selalu memberikan motivasi kepada siswa agar siswa berani dalam
menyampaikan setiap ide atau gagasan.
4.1.3 Deskripsi Siklus II
Pada deskripsi siklus II ini, akan menjelaskan tentang tahap perencanaan,
pelaksanaan tindakan, pelaksanaan observasi, hasil tindakan dan refleksi pada
siklus II. Kegiatan pembelajaran pada siklus II ini dibagi menjadi tiga kali
pertemuan pembelajaran yaitu pembelajaran dua, pembelajaran empat dan
pembelajaran lima pada sub tema Keberagaman Budaya Bangsaku.
4.1.3.1 Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan akan dijelaskan tentang perencanaan yang
dilakukan peneliti bersama dengan teman sejawat sebelum pelaksanaan tindakan
pembelajaran dengan model discovery learning melalui pendekatan saintifik yang
meliputi kegiatan penyusunan RPP, perlengkapan berupa media pembelajaran,
perencanaan tes evaluasi yang akan dilakukan pada pertemuan terakhir disetiap
siklusnya. Tindakan pembelajaran pada siklus II dilaksanakan dalam tiga kali
pertemuan yaitu pertemuan pertama pada pembelajaran dua, pertemuan kedua
pada pembelajaran empat dan pertemuan ketiga pada pembelajaran lima yang
terdapat pada sub tema 2 (Keberagaman Budaya Bangsaku). Tindakan pada tiap
pertemuan akan dijelaskan dengan rincian sebagai berikut:
1) Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama pada siklus II dilaksanakan pada minggu pertama
bulan Agustus. Sebelum melakukan pembelajaran siklus II pertemuan pertama
peneliti menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) saintifik
menggunakan model discovery learning dengan KD 3.12 Menjelaskan dan
86
menentukan ukuran sudut pada bangun datar dalam satuan baku dengan
menggunakan busur derajat dan 4.12 Mengukur sudut pada bangun datar dalam
satuan baku dengan menggunakan busur derajat. Diskusi dilakukan untuk
membahas tentang penentuan waktu penelitian, penyusunan indikator dan tujuan
pembelajaran serta media yang akan digunakan di dalam proses pembelajaran.
Indikator pada pertemuan pertama antara lain 3.12.1 Menentukan besar sudut
dalam pada segi banyak dan 4.12.1 Menjelaskan hubungan banyak sisi dan besar
sudut pada segi banyak beraturan. Setelah indikator dirumuskan kemudian peneliti
menyusun tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pertemuan pertama.
Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pembelajaran pertemuan pertama
dengan menggunakan model discovery learning ialah: (1) setelah berdiskusi,
siswa mampu mengidentifikasi teknik mengukur sudut dengan satuan baku busur
derajat dengan benar, (2) telah mengamati contoh, siswa mampu mengukur
benda-benda dengan menggunakan busur dengan cermat. Selanjutnya peneliti
menyiapkan materi pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat tentang
teknik mengukur sudut. Selanjutnya peneliti menyiapkan media dan alat yang
akan digunakan pada pelaksanaan pembelajarannya. Media dan alat pembelajaran
yang digunakan ialah media gambar, papan tulis dan busur derajat. Selain itu
peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar presensi
siswa, lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa, lembar
penilaian. Selanjutnya peneliti mempelajari materi yang akan diajarkan pada kelas
4 B agar pembelajaran dapat terlaksana dengan baik. (Dapat dilihat di RPP siklus
II pada lampiran)
2) Pertemuan kedua
Perencanaan pertemuan kedua merupakan tindak lanjut dari pertemuan
pertama. Pada pembelajaran pertemuan kedua ini peneliti menyiapkan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) saintifik menggunakan model discovery
learning dengan KD 3.12 Menjelaskan dan menentukan ukuran sudut pada
bangun datar dalam satuan baku dengan menggunakan busur derajat dan 4.12
Mengukur sudut pada bangun datar dalam satuan baku dengan menggunakan
busur derajat. Indikator pada pertemuan kedua antara lain 3.12.2 Menentukan
87
banyak sudut pada bangun datar dan 4.12.2 Mengukur besar sudut pada bangun
datar.
Setelah indikator dirumuskan kemudian peneliti menyusun tujuan
pembelajaran yang hendak dicapai pada pertemuan kedua. Tujuan pembelajaran
yang hendak dicapai pada pembelajaran pertemuan kedua dengan menggunakan
model discovery learning ialah: (1) setelah mengamati, siswa mampu menentukan
banyak sudut pada bangun datar dengan benar, (2) setelah bereksplorasi, siswa
mampu mengukur besar sudut pada bangun datar dengan benar. Selanjutnya
peneliti menyiapkan materi pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat.
Selanjutnya peneliti menyiapkan media yang akan digunakan pada pelaksanaan
pembelajarannya. Media pembelajaran yang digunakan ialah media gambar pada
LCD proyektor. Selain itu peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran
seperti daftar presensi siswa, lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi
aktivitas siswa, lembar penilaian, dan gambar jam gadang. Selanjutnya peneliti
mempelajari materi yang akan diajarkan pada kelas 4 B agar pembelajaran dapat
terlaksana dengan baik.
3) Pertemuan ketiga
Perencanaan pertemuan ketiga merupakan tindak lanjut dari pertemuan
kedua. Pada pembelajaran pertemuan ketiga ini peneliti menyiapkan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) saintifik menggunakan model discovery
learning dengan KD 3.8 Menjelaskan segi banyak beraturan dan segi banyak tidak
beraturan dan 4.8 Mengidentifikasi segi banyak beraturan dan segi banyak tidak
beraturan. Indikator pada pertemuan ketiga antara lain 3.8.6 Membandingkan
hasil penaksiran dan pengukuran sudut- sudut yang terdapat dalam segi banyak
pada tangram dan 4.8.6 Menyajikan hasil penaksiran dan pengukuran sudut- sudut
yang terdapat dalam segi banyak pada tangram.
Setelah indikator dirumuskan kemudian peneliti menyusun tujuan
pembelajaran yang hendak dicapai pada pertemuan kedua. Tujuan pembelajaran
yang hendak dicapai pada pembelajaran pertemuan kedua dengan menggunakan
model discovery learning ialah: (1) dengan mengamati dan mengukur sudut-sudut
88
yang terdapat pada segi banyak pada tangram, siswa mampu membandingkan
hasil penaksiran dan pengukuran dengan tepat, (2) dengan mengamati dan
mengukur sudut-sudut yang terdapat pada segi banyak pada tangram, siswa
mampu menyajikan hasil penaksiran dan pengukuran dengan tepat. Selanjutnya
peneliti menyiapkan materi pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat.
Selanjutnya peneliti menyiapkan media yang akan digunakan pada pelaksanaan
pembelajarannya. Media pembelajaran yang digunakan ialah media gambar pada
LCD proyektor. Selain itu peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran
seperti daftar presensi siswa, lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi
aktivitas siswa, lembar penilaian, dan gambar jam gadang. Selanjutnya peneliti
mempelajari materi yang akan diajarkan pada kelas 4 B agar pembelajaran dapat
terlaksana dengan baik
Perencanaan pembelajaran pada siklus II pertemuan ketiga sebagai tindak
lanjut dari pertemuan sebelumnya yaitu pertemuan pertama dan pertemuan kedua.
Pada pertemuan ketiga ini selain digunakan guru untuk kegiatan pembelajaran,
guru juga melaksanakan tes evaluasi siklus II, materi yang diteskan ialah materi
tentang pengukuran sudut pada bangun segi banyak, banyak sudut pada bangun
datar, dan perbandingan besar sudut. Penyusunan soal yang akan dipakai untuk tes
evaluasi siklus II disesuaikan dengan indikator. Sebelum kegiatan tes evaluasi
berlangsung, peneliti menyiapkan hal-hal yang diperlukan untuk proses
pembelajaran, diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar soal
evaluasi yang terdiri dari 20 soal berbentuk pilihan ganda untuk 36 siswa kelas 4
B SDN Pati Kidul 01, lembar jawab untuk 36, serta ruang atau lokasi yang akan
digunakan untuk pelaksanaan tes yaitu di ruang kelas 4 B SDN Pati Kidul 01.
Sebelum mengadakan tes evaluasi, guru mengulang materi yang telah dipelajari
pada pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga.Setelah itu guru mengadakan
tes evaluasi selama 35 menit.
4.1.3.2Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Pada tahap pelaksanaan tindakan mendeskripsikan tentang pelaksanaan
tindakan pembelajaran siklus II dari awal hingga akhir pembelajaran pada setiap
89
pertemuan. Pelaksanaan tindakan siklus II dilakukan sebanyak tiga kali
pertemuan. Rincian pelaksanaan tindakan siklus II sebagai berikut:
1) Pertemuan Pertama
Pelaksanaan tindakan pada siklus II pertemuan pertama dilaksanakan.
pada hari Jumat tanggal 5 Agustus 2016. Guru yang di tunjuk sebagai observer
untuk mengamati berlangsungnya kegiatan pembelajaran meliputi pengamatan
terhadap aktivitas guru dan siswa ialah Bapak Yamin, S.Pd. Kegiatan awal
pembelajaran pada pertemuan pertama diawali dengan mengucapkan salam, ketua
kelas memimpin doa, dilanjutkan presensi oleh guru. Sebelum kegiatan
pembelajaran berlangsung guru melakukan kegiatan apersepsi dan motivasi
dengan melakukan tanya jawab. Kemudian guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang hendak dicapai yaitu dengan mengamati media gambar rumah
adat, siswa dapat mengidentifikasi gambar rumah adat dengan teliti, dengan
mengamati media gambar rumah adat, siswa dapat mengidentifikasi gambar
tersebut dengan teliti, dengan KD 3.12 Menjelaskan dan menentukan ukuran
sudut pada bangun datar dalam satuan baku dengan menggunakan busur derajat.
Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, dilanjutkan dengan kegiatan
inti yang terdiri dari kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan
mengkomunikasikan. Pada kegaiatan mengamati, siswa diminta untuk mengamati
gambar rumah adat. Guru meminta siswa untuk melingkari sudut-sudut yang ada
pada rumah adat. Siswa menuliskan jenis sudut yang sudah ditemukan.
Padakegiatan menanya, guru menggali pengetahuan siswa dengan menunjukkan
berbagai gambar tentang sudut. Guru meminta siswa mengukur sudut dengan
pengetahuan yang mereka miliki. Guru meminta satu kelompok maju ke depan
untuk mempraktikkan cara mengukur sudut dan meminta siswa untuk bertanya
atau mengemukakan pendapat.
Selanjutnya pada kegiatan mencoba, siswa diberikan kesempatan untuk
mengukur kembali sudut yang sudah dibagikan dengan teknik yang benar. Guru
mencermati satu persatu teknik mengukur sudut yang dilakukan oleh siswa. Siswa
mencari 5 benda yang ada di sekitarnya yang mempunyai sudut dan
menuliskannya ke buk. Pada kegiatan menalar, siswa memperkirakan besar sudut
90
dan jenis sudut (lancip, tumpul, dan siku-siku) benda-benda yang dipilihnya.
Siswa mengurutkan benda-benda berdasarkan besar sudut yang ditemukan. Pada
kegiatan mengkomunikasikan, guru menminta siswa untuk melakukan presentasi.
Pada kegiatan akhir pembelajaran, guru mengulas materi yang telah
diajarkan dan melakukan refleksi bagi para siswa. Setelah itu guru menyampaikan
materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya. Guru mengakhiri
pembelajaran dengan salam.
2) Pertemuan kedua
Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan kedua dilaksanakan. pada
hari Senin tanggal 8 Agustus 2016. Guru yang di tunjuk sebagai observer untuk
mengamati berlangsungnya kegiatan pembelajaran meliputi pengamatan terhadap
aktivitas guru dan siswa ialah Bapak Yamin, S.Pd. Pertemuan kedua pada siklus I
ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama. Kegiatan awal pembelajaran
pada pertemuan pertama diawali dengan mengucapkan salam, ketua kelas
memimpin berdoa, dilanjutkan presensi oleh guru. Sebelum kegiatan
pembelajaran berlangsung guru melakukan kegiatan apersepsi dan motivasi
dengan melakukan tanya jawab. Kemudian guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang hendak dicapai yaitu menentukan banyak sudut pada bangun
datar, siswa dapat memahami dan mengukur sudut pada bangun datar dengan
benar.
Setelah kegiatan awal disampaikan, kemudian dilanjutkan dengan
kegiatan inti yang terdiri dari kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar
dan mengkomunikasikan. Pada kegiatan mengamati, siswa diminta mengamati
jam gadang dan mengamati sudut-sudut yang ada di jam gadang. Pada kegiatan
menanya, siswa mengidentifikasi sudut pada jam gadang dan melingkari dan
memberikan nomor pada jam gadang, kemudian membuat pertanyaan untuk
temannya. Kemudian pada kegaiatan mencoba, siswa melakukan pengkuran
dengan menggunakan busur.
Selanjutnya pada kegiatan menalar, siswa memperkirakan jenis sudut
yang sesuai dengan hasil pengukuran tadi. Guru memberikan waktu 15 menit
91
untuk berdiskusi. Siswa menjelaskan tentang penentuan jenis sudut. Setelah waktu
diskusi dirasa cukup perwakilan masing-masing kelompok secara bergantian maju
mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Kegiatan tersebut masuk kegiatan
mengkomunikasikan. Setelah semua kelompok sudah menyampaikan hasil
diskusinya, kemudian guru mengajak siswa untuk membuat simpulan tentang
banyak sudut pada bangun datar.
Pada kegiatan akhir pembelajaran guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami oleh siswa. Guru
menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam penutup.
3) Pertemuan ketiga
Pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari
Selasa tanggal 9 Agustus 2016. Pembelajaran pada pertemuan ketiga ini
merupakan tindak lanjut dari pembelajaran pada pertemuan pertama dan
pertemuan kedua yang telah guru laksanakan pada hari Jumat dan Senin. Guru
yang di tunjuk sebagai observer untuk mengamati berlangsungnya kegiatan
pembelajaran meliputi pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa ialah Bapak
Yamin, S.Pd. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan ketiga diawali dengan
berdoa, presensi, dan dilanjutkan dengan tanya jawab oleh guru. Setelah kegiatan
awal disampaikan, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan inti yang terdiri dari
kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan. Pada
kegiatan mengamati, Siswa diajak mengamati kembali berbagai segi banyak pada
tangram yang telah mereka buat. Setelah mereka mengamati, para siswa
melakukan kegiatan menanya yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi
tangram dan memberi label huruf (A, B, C, D, dan seterusnya) di setiap sudut
pada segi banyak yang terdapat pada tangram.
Selanjutnya pada kegiatan mencoba, siswa mencoba menulis taksiran
mereka untuk besar masing-masing sudut yang sudah mereka beri huruf dan
dituliskan pada tabel yang terdapat dalam buku siswa. Setelah siswa menuliskan
taksiran mereka tentang besar sudut, kemudian melakukan pembuktian dengan
mengukur sudut-sudut tersebut menggunakan busur derajat. Kemudian pada
92
kegiatan menalar, siswa membandingkan hasil penaksiran dan pembuktian
pengukuran sudut pada tangram. Siswa menuliskan kesimpulan tentang hasil
penaksiran dan pembuktian pengukuran sudut pada tangram. Siswa saling
menukarkan daan mengecek ulang pekerjaan teman. Pada kegiatan
mengkomunikasikan, siswa mempresentasikan hasilnya di depan kelas.
Selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang
materi yang belum dipahami oleh siswa.
Setelah semua siswa paham tentang materi yang diajarkan, guru
mengadakan tes evaluasi siklus II selama 35 menit. Siswa mengerjakan soal tes
evaluasi dengan tertib dan lancar. Bagi siswa yang telah selesai mengerjakan soal
evaluasi tersebut dapat mengumpulkan lembar jawab berserta dengan soal dan
kembali ke tempat duduk. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan
mengucapkan salam untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran.
4.1.3.3 Pelaksanaan Observasi Siklus II
Pada pelaksanaan observasi ini akan dijelaskan mengenai analisis data
hasil observasi aktivitas guru dan siswa selama pelaksanaan tindakan siklus II
dengan menerapkan model discovery learning. Analisis data hasil observasi
tersebut terdiri dari analisis hasil observasi pada setiap pertemuan yaitu pertemuan
pertama, pertemuan kedua dan pertemuan ketiga yang akan diuraikan sebagai
berikut:
1) Pertemuan Pertama
Kegiatan observasi dilakukan oleh guru observer untuk mengamati
aktivitas selama proses pembelajaran berlangsung, baik itu aktivitas guru maupun
aktivitas siswa. Hasil pengamatan proses pembelajaran diperoleh dari lembar
observasi yang terdiri dari 15 indikator aktivitas guru dan 15 indikator aktivitas
siswa. Masing-masing indikator dalam lembar observasi tersebut diberi skor 1-4.
Skor 1 berarti kurang, skor 2 berarti cukup, skor 3 berarti baik, dan skor 4 berarti
sangat baik. Kemudian skor akan dijumlahkan dan diinterpretasikan berdasarkan
kriteria penilaian. Kriteria penilaian pada lembar observasi yaitu untuk total skor
pada persentase 1%-20% berada pada kriteria sangat kurang, persentase 21%-40%
93
berada pada kriteria kurang, persentase 41%-60% termasuk ke dalam kriteria
cukup baik, persentase skor 61%-80% termasuk ke dalam kriteria baik, dan
persentase skor 81%-100% pada kriteria sangat baik.
Hasil observasi aktivitas guru pada siklus II pertemuan pertama
dijelaskan dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.13
berikut:
Tabel 4.13
Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan ke- 1
Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah
Skor 1 2 3 4
Stimulation
Membimbing siswa
melakukan pengamatan
(observing)
1 2 7
Problem Statement
Mengarahkan siswa untuk
mampu merumuskan masalah
(Questioning)
5 3,4 11
Data Collecting
Mengarahkan siswa dalam
menemukan jawaban
(Experimenting)
9 7,8 6 12
Data Processing
Membimbing siswa dalam
mengolah data yang diperoleh
(Associating)
10,11,12 9
Verification
Mengarahkan siswa
melakukan telaah ulang
terhadap hasil diskusi
(Associating)
13,14 6
Generalization
Mengarahkan siswa
mempresentasikan hasil
diskusi
(Communicating)
15 4
TOTAL 1 9 5 49
Hasil observasi aktivitas guru terdapat lima aspek yang diamati, masing-
masing aspek merupakan kegiatan pendekatan saintifik, yaitu: membimbing siswa
94
melakukan pengamatan sebagai tindakan saintifik mengamati (observing) dengan
skor 7. Pada aspek mengarahkan siswa untuk mampu merumuskan masalah
sebagai tindakan saintifik menanya (questioning) dengan skor 11. Aspek
membimbing siswa menyusun data pendukung pembelajaran sebagai tindakan
saintifik mencoba (experimenting) dengan skor 12. Aspek mengorganisir siswa
untuk berdiskusi sebagai tindakan saintifik menalar (associating) dengan skor 15.
Aspek membuat simpulan dan melakukan kegiatan refleksi sebagai tindakan
membentuk jejaring (networking) dengan skor 4. Jumlah keseluruhan skor yang
diperoleh dari hasil observasi aktivitas guru adalah 49 atau dalam persentase 82%.
Dari jumlah skor tersebut menunjukkan bahwa aktivitas guru termasuk dalam
kriteria sangat baik. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas guru siklus II
pertemuan I dapat dilihat pada gambar 4.13 berikut ini:
Gambar 4.13 Diagram Batang Aktivitas Guru
Siklus II Pertemuan ke- 1
Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar
observasi yang dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.14 berikut:
0
2
4
6
8
10
12
14
16
Ban
yak
Sko
r
Aspek yang Diamati
95
Tabel 4.14
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan Ke- 1
Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah
Skor 1 2 3 4
Stimulation
Siswa melakukan pengamatan
(observing)
1 2 7
Problem Statement
Siswa mampu merumuskan
masalah (Questioning)
3,5 4 10
Data Collecting
Siswa mengumpulkan
informasi dalam menemukan
jawaban (Experimenting)
6,7,8 12
Data Processing
Siswa dalam mengolah data
yang diperoleh (Associating)
9,11 10 10
Verification
Siswa melakukan telaah ulang
terhadap hasil diskusi
(Associating)
13 12 7
Generalization
Siswa mempresentasikan hasil
diskusi
(Communicating)
14, 15 7
TOTAL 8 7 52
Hasil observasi aktivitas siswa terdapat lima aspek yang diamati, masing-
masing aspek merupakan kegiatan pendekatan saintifik, yaitu: Siswa melakukan
pengamatan sebagai tindakan saintifik mengamati (observing) dengan skor 7.
Pada aspek siswa mampu merumuskan masalah sebagai tindakan saintifik
menanya (questioning) dengan skor 10. Aspek siswa dalam mengumpulkan
informasi dalam menemukan jawaban (Eksperimenting) dengan skor 12. Aspek
siswa melakukan diskusi secara kelompok sebagai tindakan saintifik menalar
(associating) dengan skor 17. Aspek membuat simpulan sebagai tindakan
mengkomunikasikan (communicating) dengan skor 6. Jumlah keseluruhan skor
yang diperoleh dari hasil observasi aktivitas siswa adalah 52 atau dalam
persentase 87%. Dari jumlah skor tersebut menunjukkan bahwa aktivitas siswa
96
termasuk dalam kriteria sangat baik. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas
siswa siklus I pertemuan pertama dapat dilihat pada gambar 4.14 berikut ini:
Gambar 4.14 Diagram Batang Aktivitas Siswa
Siklus II Pertemuan ke- 1
(2) Pertemuan Kedua
Hasil observasi aktivitas guru pada siklus II pertemuan kedua dijelaskan
dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut:
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
Ban
yak
Sko
r
Aspek yang Diamati
97
Tabel 4.15
Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan Ke- 2
Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah
Skor 1 2 3 4
Stimulation
Membimbing siswa melakukan
pengamatan (observing)
1 2 7
Problem Statement
Mengarahkan siswa untuk mampu
merumuskan masalah
(Questioning)
3,5 4 10
Data Collecting
Mengarahkan siswa dalam
menemukan jawaban
(Experimenting)
7 6,8 11
Data Processing
Membimbing siswa dalam
mengolah data yang diperoleh
(Associating)
10 9 7
Verification
Mengarahkan siswa melakukan
telaah ulang terhadap hasil diskusi
(Associating)
11,12 13 10
Generalization
Mengarahkan siswa
mempresentasikan hasil diskusi
(Communicating)
15 14 7
TOTAL 8 7 52
Hasil observasi aktivitas guru terdapat lima aspek yang diamati, masing-
masing aspek merupakan kegiatan pendekatan saintifik, yaitu: membimbing siswa
melakukan pengamatan sebagai tindakan saintifik mengamati (observing) dengan
skor 7. Pada aspek mengarahkan siswa untuk mampu merumuskan masalah
sebagai tindakan saintifik menanya (questioning) dengan skor 10. Aspek
membimbing siswa menyusun data pendukung pembelajaran sebagai tindakan
saintifik mencoba (experimenting) dengan skor 11. Aspek mengorganisir siswa
untuk berdiskusi sebagai tindakan saintifik menalar (associating) dengan skor 17.
Aspek membuat simpulan dan melakukan kegiatan refleksi sebagai tindakan
membentuk jejaring (networking) dengan skor 7. Jumlah keseluruhan skor yang
diperoleh dari hasil observasi aktivitas guru adalah 52 atau dalam persentase 87%.
Dari jumlah skor tersebut menunjukkan bahwa aktivitas guru termasuk dalam
98
kriteria sangat baik. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas guru siklus II
pertemuan kedua dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 4.15 Diagram Batang Aktivitas Guru
Siklus II Pertemuan ke- 2
Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar
observasi yang dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.16 berikut:
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18 B
anya
k Sk
or
Aspek yang Diamati
99
Tabel 4.16
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan Ke- 2
Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah
Skor 1 2 3 4
Stimulation
Siswa melakukan pengamatan
(observing)
2 1 7
Problem Statement
Siswa mampu merumuskan
masalah (Questioning)
3,5 4 10
Data Collecting
Siswa mengumpulkan
informasi dalam menemukan
jawaban (Experimenting)
7,8 6 10
Data Processing
Siswa dalam mengolah data
yang diperoleh (Associating)
9,10 8
Verification
Siswa melakukan telaah ulang
terhadap hasil diskusi
(Associating)
11,12 13 10
Generalization
Siswa mempresentasikan hasil
diskusi
(Communicating)
14,15 8
TOTAL 7 8 53
Hasil observasi aktivitas siswa terdapat lima aspek yang diamati, masing-
masing aspek merupakan kegiatan pendekatan saintifik, yaitu: Siswa melakukan
pengamatan sebagai tindakan saintifik mengamati (observing) dengan skor 7.
Pada aspek siswa mampu merumuskan masalah sebagai tindakan saintifik
menanya (questioning) dengan skor 10. Aspek siswa dalam mengumpulkan
informasi dalam menemukan jawaban (Eksperimenting) dengan skor 10. Aspek
siswa melakukan diskusi secara kelompok sebagai tindakan saintifik menalar
(associating) dengan skor 18. Aspek membuat simpulan sebagai tindakan
100
mengkomunikasikan (communicating) dengan skor 8. Jumlah keseluruhan skor
yang diperoleh dari hasil observasi aktivitas siswa adalah 53 atau dalam
persentase 88%. Dari jumlah skor tersebut menunjukkan bahwa aktivitas siswa
termasuk dalam kriteria sangat baik. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas
siswa siklus II pertemuan kedua dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 4.16 Diagram Batang Aktivitas Siswa
Siklus II Pertemuan Ke- 2
(3) Pertemuan Ketiga
Hasil observasi aktivitas guru pada siklus II pertemuan ketiga dijelaskan
dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.17 berikut:
0 2 4 6 8
10 12 14 16 18 20
Ban
yak
Sko
r
Aspek yang Diamati
101
Tabel 4.17
Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan Ke- 3
Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah
Skor 1 2 3 4
Stimulation
Membimbing siswa melakukan
pengamatan (observing)
2 1 7
Problem Statement
Mengarahkan siswa untuk mampu
merumuskan masalah
(Questioning)
3,4 5 10
Data Collecting
Mengarahkan siswa dalam
menemukan jawaban
(Experimenting)
8 6,7,9 15
Data Processing
Membimbing siswa dalam
mengolah data yang diperoleh
(Associating)
12 10,11 11
Verification
Mengarahkan siswa melakukan
telaah ulang terhadap hasil diskusi
(Associating)
13,14 6
Generalization
Mengarahkan siswa
mempresentasikan hasil diskusi
(Communicating)
15 4
TOTAL 7 8 53
Hasil observasi aktivitas guru terdapat lima aspek yang diamati, masing-
masing aspek merupakan kegiatan pendekatan saintifik, yaitu: membimbing siswa
melakukan pengamatan sebagai tindakan saintifik mengamati (observing) dengan
skor 7. Pada aspek mengarahkan siswa untuk mampu merumuskan masalah
sebagai tindakan saintifik menanya (questioning) dengan skor 10. Aspek
membimbing siswa menyusun data pendukung pembelajaran sebagai tindakan
saintifik mencoba (experimenting) dengan skor 15. Aspek mengorganisir siswa
untuk berdiskusi sebagai tindakan saintifik menalar (associating) dengan skor 17.
102
Aspek membuat simpulan dan melakukan kegiatan refleksi sebagai tindakan
mengkomunikasikan (communicating) dengan skor 4. Jumlah keseluruhan skor
yang diperoleh dari hasil observasi aktivitas guru adalah 53 atau dalam persentase
88%. Dari jumlah skor tersebut menunjukkan bahwa aktivitas guru termasuk
dalam kriteria sangat baik. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas guru
siklus II pertemuan ketiga dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 4.17 Diagram Batang Aktivitas Guru
Siklus II Pertemuan ke- 3
Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar
observasi yang dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.18 berikut:
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
Ban
yak
Sko
r
Aspek yang Diamati
103
Tabel 4.18
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan Ke- 3
Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah
Skor 1 2 3 4
Stimulation
Siswa melakukan pengamatan
(observing)
2 1 7
Problem Statement
Siswa mampu merumuskan
masalah (Questioning)
3 4,5 11
Data Collecting
Siswa mengumpulkan informasi
dalam menemukan jawaban
(Experimenting)
6 7,8,9 15
Data Processing
Siswa dalam mengolah data yang
diperoleh (Associating)
10,12 11 10
Verification
Siswa melakukan telaah ulang
terhadap hasil diskusi
(Associating)
13,14 8
Generalization
Siswa mempresentasikan hasil
diskusi
(Communicating)
15 4
TOTAL 5 10 55
Hasil observasi aktivitas siswa terdapat lima aspek yang diamati, masing-
masing aspek merupakan kegiatan pendekatan saintifik, yaitu: Siswa melakukan
pengamatan sebagai tindakan saintifik mengamati (observing) dengan skor 7.
Pada aspek siswa mampu merumuskan masalah sebagai tindakan saintifik
menanya (questioning) dengan skor 11. Aspek siswa dalam mengumpulkan
informasi dalam menemukan jawaban (Eksperimenting) dengan skor 15. Aspek
siswa melakukan diskusi secara kelompok sebagai tindakan saintifik menalar
(associating) dengan skor 18. Aspek membuat simpulan sebagai tindakan
mengkomunikasikan (communicating) dengan skor 4. Jumlah keseluruhan skor
104
yang diperoleh dari hasil observasi aktivitas siswa adalah 55 atau dalam
persentase 92%. Dari jumlah skor tersebut menunjukkan bahwa aktivitas siswa
termasuk dalam kriteria sangat baik. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas
siswa siklus II pertemuan ketiga dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 4.18 Diagram Batang Aktivitas Siswa
Siklus II Pertemuan Ke- 3
4.1.3.4 Pelaksanaan Evaluasi Siklus II
Hasil belajar muatan Matematika siswa kelas 4 B SDN Pati Kidul 01
dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi nilai muatan Matematika siklus II
sebagai berikut:
Tabel 4.19
Distribusi Frekuensi Nilai Muatan Matematika
Siklus II
No. Rentang Nilai Frekuensi Persentase
1. 55 – 63 1 3 %
2. 64 – 72 1 3 %
3. 73 – 81 11 31 %
4. 82 – 90 15 42 %
5. 91 – 100 8 22 %
Jumlah Siswa 36 100 %
0 2 4 6 8
10 12 14 16 18 20
Ban
yak
Sko
r
Aspek yang Diamati
105
Tabel 4.20
Deskripsi Nilai Muatan Matematika Siklus I
No. Deskripsi Nilai
1. Nilai Tertinggi 100
2. Nilai Terendah 55
3. Nilai Rata-rata 85
Berdasarkan tabel 4.19 distribusi frekuensi nilai muatan Matematika,
dapat dikatakan bahwa hasil belajar muatan Matematika siswa kelas 4 B
mengalami peningkatan dari hasil belajar pada siklus I, ditandai dengan
meningkatnya perolehan nilai rata-rata siswa dari 81 pada siklus I menjadi 85
pada siklus II. Berdasarkan tabel 4.19 dapat dinyatakan dalam gambar 4.19 yaitu
sebagai berikut:
Gambar 4.19 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Nilai Muatan
Matematika Siklus II
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 75) data hasil
perolehan nilai siklus II dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.21 berikut:
Tabel 4.21
Ketuntasan Belajar Siklus II
No. Ketuntasan
Belajar Nilai
Jumlah Siswa
Frekuensi Persentase
1. Tuntas ≥ 75 34 94%
2. Belum Tuntas < 75 2 6%
Jumlah 36 100%
0
2
4
6
8
10
12
14
16
55-63 64-72 73-81 82-90 91-100
Fre
kue
nsi
Rentang Nilai
106
Dari tabel 4.18 ketuntasan belajar siswa pada siklus II naik menjadi 96%
tuntas. Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.21 dapat dilihat pada gambar 4.20
berikut:
Gambar 4.20 Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II
4.1.3.5 Refleksi Siklus II
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II dari
pertemuan pertama, kedua, dan ketiga, maka selanjutnya diadakan refleksi atas
kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kegiatan refleksi dilakukan
dalam bentuk diskusi untuk mengevaluasi berlangsungnya kegiatan pembelajaran
selama pelaksanaan tindakan siklus II. Diskusi ini dilakukan oleh peneliti, guru
observer dan beberapa perwakilan siswa kelas 4 B. Pada pelaksanaan tindakan
siklus II telah dilakukan berbagai upaya perbaikan tindakan yang telah
direncanakan disesuaikan dengan hasil refleksi pada siklus I.
Dari refleksi yang telah dilakukan diketahui bahwa guru sudah dapat
menerapkan model discovery learning dalam kegiatan pembelajarannya. Bagi
siswa, penerapan model discovery learning menjadikan siswa menguasai
keterampilan saintifik dan menemukan suatu konsep pembelajaran secara kreatif
dan menyenangkan.
Dari hasil observasi pada pertemuan pertama dengan indikator penilaian
aktivitas guru sebanyak 15 item, hasil aktivitas guru pada pertemuan pertama
Tuntas 94%
Tidak Tuntas
6%
107
memperoleh persentase sebesar 82%, pertemuan kedua meningkat menjadi 87%,
dan pada pertemuan ketiga menjadi 88%. Dapat disimpulkan bahwa pada siklus II
hasil observasi aktivitas guru pada setiap pertemuan hasilnya meningkat. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram peningkatan persentase hasil observasi
aktivitas guru siklus II pertemuan pertama sampai dengan pertemuan ketiga
adalah sebagai berikut:
Gambar 4.21 Diagram Batang Aktivitas Guru Siklus II
Dari skor penilaian hasil observasi aktivitas siswa pada pertemuan
pertama besar persentase yang diperoleh 87%, pada pertemuan kedua persentase
hasil observasi siswa meningkat menjadi 88% dan pada pertemuan ketiga
meningkat menjadi 92%. Jadi, dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa pada
siklus II mengalami peningkatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
persentase hasil observasi aktivitas siswa siklus II pertemuan pertama, kedua, dan
ketiga adalah sebagai berikut:
Gambar 4.22 Diagram Batang Aktivitas Siswa Siklus II
Pertemuan ke-1 Pertemuan ke-2 Pertemuan ke-3
Persentase 82% 87% 88%
78%
80%
82%
84%
86%
88%
90%
Aktivitas Guru
Pertemuan ke-1 Pertemuan ke-2 Pertemuan ke-3
Persentase 87% 88% 92%
84%
86%
88%
90%
92%
94%
108
Hasil evaluasi yang diperoleh siswa dengan ketuntasan belajar pada
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 75), masih ada 2 siswa yang nilainya di
bawah KKM. Dari hasil evaluasi siswa pada siklus II ketuntasan siswa telah
mencapai 94%. Artinya jika dilihat dari indikator keberhasilan yang ditentukan,
hasil evaluasi tertulis siswa telah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan
oleh peneliti.
Berdasarkan pengamatan dari observer pada siklus II secara keseluruhan
hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus II sebagai berikut:
1) Pelaksanaan pembelajaran sudah sesuai dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Guru berhasil melakukan perbaikan
pada pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus II sesuai dengan rencana
perbaikan yang telah disusun pada kegiatan refleksi siklus I, yang dapat
diketahui dari adanya peningkatan skor hasil observasi guru.
2) Siswa lebih aktif mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan
model discovery learning, terlihat dari respon positif siswa selama
berlangsungnya kegiatan pembelajaran, siswa mulai berani menyampaikan
pendapat dan menanggapi jawaban.
3) Siswa dapat berdiskusi secara kondusif di dalam proses pembelajaran.
Dapat disimpulkan bahwa permasalahan-permasalahan yang muncul
pada pelaksanaan tindakan siklus I sudah dapat diatasi dengan baik yang
direncanakan pada kegiatan refleksi siklus I yang kemudian diterapkan pada
pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus II, diantaranya:
1) Peneliti dan observer telah melakukan diskusi bersama untuk membahas
mengenai langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan
model discovery learning sehingga proses pembelajaran yang berlangsung
menjadi lebih sistematis dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan.
2) Guru sudah mempersiapkan dan memperlajari materi yang akan disampaikan
kepada siswa sehingga penyampaian materi sudah terstruktur dengan baik,
guru juga dapat mengaitkan materi yang sedang dipelajari oleh siswa dengan
realitas kehidupan yang dialami oleh siswa.
109
3) Guru selalu melatih siswa agar berani dan tidak malu atau takut berpendapat
di depan kelas.
4.2 Analisis Komparatif Pelaksanaan dan Hasil Tindakan
Pada sub analisis komparatif ini, akan menguraikan tentang perbandingan
proses dan hasil belajar muatan Matematika siswa kelas 4 B SDN Pati Kidul 01
pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II sehingga dapat diketahui peningkatan
proses dan hasil belajar muatan Matematika yang diperoleh siswa kondisi
awal/sebelum pelaksanaan tindakan dan setelah pelaksanaan tindakan yaitu pada
siklus I dan siklus II ditunjukkan pada tabel 4.19 berikut:
Tabel 4.22
Perbandingan Ketuntasan Belajar muatan Matematika
Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II
No. Ketuntasan
Belajar Nilai
Kondisi awal Siklus I Siklus II
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1. Tuntas ≥ 75 14 39 29 81 34 94
2. Belum Tuntas < 75 22 61 7 19 2 6
Jumlah 36 100 36 100 36 100
Nilai Rata-rata 69 81 85
Berdasarkan tabel 4.19 tentang perbandingan ketuntasan belajar muatan
Matematika, diketahui bahwa terjadi peningkatan hasil belajar dari kondisi awal,
siklus I, dan siklus II. Dari hasil pelaksanaan tindakan siklus I diketahui bahwa
secara klasikal nilai rata-rata siswa sudah tercapai namun ketuntasan belajar siswa
belum mampu mencapai indikator keberhasilan tindakan penelitian yang telah
ditentukan sehingga masih diperlukan perbaikan pada siklus II. Kemudian
tindakan dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan siklus II agar ketuntasan
belajar muatan Matematika siswa bisa mencapai indikator keberhasilan yang
diharapkan yaitu sejumlah 90% atau keseluruhan siswa mencapai ketuntasan.
Perbandingan ketuntasan belajar kondisi awal, siklus I, dan siklus IIdapat dilihat
pada gambar 4.23 berikut:
110
Gambar 4.23 Diagram Batang Perbandingan Ketuntasan Belajar
muatan Matematika Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II
Untuk memperjelas peningkatan rata-rata hasil belajar muatan
Matematika dapat dilihat pada gambar 4.24 berikut ini:
Gambar 4.24 Diagram Batang Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar
Matematika Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II
14
22
29
7
34
2
0
5
10
15
20
25
30
35
40
Tuntas Tidak Tuntas
Tuntas Tidak Tuntas
Tuntas Tidak Tuntas
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Ban
yak
Sisw
a
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Rata-rata 69 81 85
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
111
4.3 Pembahasan
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti di kelas 4
B SDN Pati Kidul 01, diketahui bahwa sebelum tindakan penelitian dilaksanakan
pembelajaran yang diterapkan oleh guru masih kurang dalam melatih siswa untuk
melaksanakan pembelajaran aktif dan kurang menekankan pendekatan saintifik.
Proses pembelajaran yang diterapkan sebelum adanya penerapan
discovery learning menyebabkan siswa kelas 4 B kurang aktif di dalam proses
pembelajaran, tidak ada aktivitas belajar yang bermakna bagi siswa untuk
menemukan sebuah konsep materi, kegiatan dalam pembelajaran masih
didominasi oleh guru sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran terkesan
monoton dan tidak menyenangkan. Siswa menjadi kurang berani dalam
mengemukakan pendapatnya. Hal tersebut merupakan faktor yang mempengaruhi
kurangnya keaktifan pembelajaran serta hasil belajar muatan Matematika siswa
kelas 4 B SDN Pati Kidul 01. Berdasarkan kondisi yang demikian maka perlu
adanya tindakan perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar
muatan Matematika siswa kelas 4 B SDN Pati Kidul 01 dengan menerapkan
model pembelajaran inovatif yaitu model discovery learning.
Berikut ini tabel 4.23 perbandingan hasil analisis observasi aktivitas guru
dan siswa pada pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II:
Tabel 4.23
Perbandingan Analisis Rata-rata Observasi
Siklus I dan Siklus II
Tindakan Siklus I Siklus II
% %
Aktivitas Guru 47 78 51 86
Aktivitas Siswa 46 76 53 89
Berdasarkan tabel 4.23 tentang perbandingan analisis rata-rata skor
observasi aktivitas guru dan siswa diketahui terjadi peningkatan aktivitas guru dan
siswa dari siklus I dan siklus II dengan penerapan model discovery learning
melalui pendekatan saintifik. Setelah pelaksanaan tindakan siklus I rata-rata skor
aktivitas guru mencapai 47 dengan persentase 78%. Pada siklus II rata-rata skor
112
aktivitas guru mengalami peningkatan menjadi 51 dengan persentase 86%.
Dengan adanya peningkatan aktivitas guru, rata-rata skor aktivitas siswa juga
mengalami peningkatan. Pada siklus I rata-rata skor aktivitas siswa 46 dengan
persentase 76%, kemudian pada siklus II rata-rata skor meningkat menjadi 53
dengan persentase 89%. Untuk menjelaskan perbandingan rata-rata hasil analisis
skor observasi aktivitas guru dan siswa pada siklus I dan siklus II dapat diketahui
pada gambar 4.25 sebagai berikut:
Gambar 4.25 Diagram Batang Perbandingan Analisis Rata-rata
Aktivitas Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan gambar 4.25 tentang peningkatan rata-rata skor observasi
aktivitas guru dan siswa terlihat bahwa pada setiap siklusnya baik aktivitas guru
maupun aktivitas siswa mengalami peningkatan. Peningkatan rata-rata skor
observasi guru dan siswa selama pelaksanaan tindakan siklus I dan II dengan
menerapkan model discovery learning tersebut berdampak pada peningkatan hasil
belajar muatan Matematika siswa kelas 4 B SDN Pati Kidul 01. Dapat diketahui
bahwa setelah pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan menerapkan model
discovery learning hasil belajar muatan Matematika yang diperoleh siswa semakin
baik dan mencapai KKM ≥ 75. Kondisi tersebut terbukti dari nilai hasil tes
evaluasi dari masing-masing siklus, baik siklus I maupun siklus II. Peningkatan
Siklus I Siklus II
Aktivitas Guru 78% 86%
Aktivitas Siswa 76% 89%
65%
70%
75%
80%
85%
90%
Pe
rse
nta
se O
bse
rvas
i
113
rata-rata hasil belajar muatan Matematika siswa kelas 4 B SDN Pati Kidul 01
setelah pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II dapat diketahui dalam tabel
4.24 sebagai berikut:
Tabel 4.24
Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar Muatan Matematika
Siklus I dan Siklus II
Siklus Hasil Belajar muatan Matematika
Siklus I 81
Siklus II 85
Pada pelaksanaan tindakan siklus I nilai rata-rata siswa mencapai 81
mengalami peningkatan dari kondisi awal nilai rata-rata yang diperoleh siswa
hanya 69 dengan pencapaian ketuntasan belajar muatan Matematika siswa
mencapai 81%. Dari perolehan data hasil tindakan penelitian tersebut dapat
dinyatakan bahwa tindakan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I sudah
menunjukkan peningkatan hasil belajar muatan Matematika, tetapi hasil yang
diperoleh tersebut masih belum maksimal, maka dari itu masih diperlukan
perbaikan pada siklus II.
Setelah pelaksanaan tindakan pada siklus II, diketahui bahwa hasil
belajar muatan Matematika semakin menunjukkan peningkatan, nilai rata-rata
hasil belajar Matematika yang diperoleh siswa 85 dengan pencapaian ketuntasan
belajar muatan Matematika siswa mencapai 94%. Kondisi yang demikian
menunjukkan bahwa hasil pelaksanaan tindakan pada siklus II telah berhasil
karena siswa tuntas sudah lebih dari 90% seperti indikator keberhasilan yang
diharapkan. Untuk memperjelas peningkatan rata-rata nilai hasil belajar siklus I
dan siklus II dapat diketahui melalui gambar 4.26 sebagai berikut:
114
Gambar 4.26 Diagram Batang Perbandingan Analisis Rata-rata
Hasil Belajar Muatan Matematika Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan pengamatan selama pelaksanaan tindakan pembelajaran
pada siklus I dan siklus II terlihat rata-rata kemampuan siswa di dalam proses
pembelajaran saintifik maupun hasil tindakan pembelajaran saintifik semakin baik
dan mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Siswa lebih antusias dan aktif
mengikuti setiap proses pembelajaran, lebih berani di dalam menyampaikan
gagasan dan melakukan kegiatan tanya jawab bersama guru, dengan penerapan
model discovery learning pembelajaran yang berlangsung menjadi lebih menarik
dan bermakna bagi siswa, proses pembelajaran tidak hanya terpusat pada guru
melainkan siswa juga ikut terlibat dalam proses pembelajarannya.
Pada siklus I masih terdapat kekurangan yaitu tingkat ketuntasan masih
kurang dari 90% atau masih dikatakan kurang dari indikator keberhasilan yang
diharapkan, sehingga peneliti harus melakukan penelitian pada siklus II. Hasil dari
siklus II lebih baik dari siklus I dan sudah bisa dikatakan berhasil karena
persentase ketuntasan mencapai 94%, meskipun masih ada 2 siswa yang belum
tuntas. Berdasarkan data yang peneliti dapatkan lewat hasil nilai harian, 2 siswa
tersebut memang memiliki nilai di bawah KKM untuk hampir semua muatan.
Siklus I Siklus II
Rata-rata 81 85
79
80
81
82
83
84
85
86
115
Peneliti juga melakukan wawancara dengan guru kelas sebelumnya dan hasilnya
pun sama, dua anak tersebut kurang dalam pembelajaran.
Secara garis besar, penerapan model discovery learning sudah
memberikan banyak hal positif bagi siswa, dapat dibuktikan dengan adanya
peningkatan hasil belajar mata pelajaran Matematika. Dengan melakukan
penerapan model discovery learning, siswa mampu mengidentifikasi materi dan
mampu menemukan konsep pembelajaran yang ada dalam pembelajaran muatan
Matematika. Dapat dikatakan bahwa model discovery learning dapat
meningkatkan aktivitas belajar secara kognitif, peningkatan aktifitas belajar secara
kognitif tersebut ditunjukkan dengan meningkatnya hasil belajar muatan
Matematika pada siswa kelas 4 B SDN Pati Kidul 01 setelah dilaksanakannya
tindakan penelitian menggunakan model discovery learning.
Berdasarkan uraian penelitian, maka penerapan model discovery learning
dalam pembelajaran tema Indahnya Kebersamaan pada muatan Matematika pada
siswa kelas 4 B Semester I SDN Pati Kidul 01 Tahun Pelajaran 2016/2017 ini
selaras dengan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Bambang
Supriyanto, hasil penelitiannya adalah hasil belajar siswa pada siklus 1 sebesar
60,60%, dan pada pembelajaran siklus 2 hasil belajar siswa mengalami
peningkatan sebesar 30,30% yaitu dari 60,60% menjadi 90,90%, dalam hal ini
dari 33 siswa yang mengikuti pembelajaran terdapat 30 siswa yang tuntas dan 3
siswa yang belum tuntas.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Tiara Cita diketahui rata-rata
hasil belajar mata pelajaran Matematika meningkat dari siklus pertama nilai rata-
rata siswa mencapai 66,15 atau 55,56% siswa yang mencapai nilai KKM. Pada
siklus kedua mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata mencapai 74,72 atau
sebanyak 71,12% siswa yang mencapai nilai KKM. Pada siklus ketiga mengalami
peningkatan dengan nilai rata-rata mencapai 77,22 atau sebanyak 82,22% siswa
yang mencapai nilai KKM.
Selanjutnya penelitian oleh Heidy Pratiwi juga menunjukkan hasil yang
sama pada mata pelajaran Matematika bahwa dengan menerapkan model
discovery learning dapat meningkatkan hasil belajar dengan peningkatan
116
persentase siswa aktif siklus I sebesar 61,90% (aktif), siklus II sebesar 80,95%
(sangat aktif) mengalami peningkatan sebesar (19,05%). Rata-rata hasil belajar
siswa, siklus I sebesar 69,52 (baik), siklus II sebesar 75,23 (amat baik),
peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar (5,71). Meningkatnya hasil belajar
siswa juga dapat di ketahui dari persentase siswa tuntas, siklus I sebesar 71,42%
(tinggi), siklus II sebesar 85,71% (sangat tinggi), peningkatan dari siklus I ke
siklus II sebesar (14,29%).
Penelitian berikutnya dilakukan oleh Supaijan dengan hasil peningkatan
persentase tingkat ketuntasan berturut-turut dari pra siklus mencapai 52%, siklus I
mencapai 76%, siklus II mencapai 90,5% dan Syu'ara Yusufa Anggriawan dengan
hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa siklus 1 menunjukkan
nilai rata-rata siswa sebesar 74,75 dengan nilai teringgi 90 dan nilai terendah 55
siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 5 siswa dan yang sudah mencapai
KKM sebanyak 15 siswa dengan presentase 75%, sedangkan pada siklus 2 hasil
belajar siswa mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus 1, hal ini
ditunjukkan dengan nilai rata-rata siswa sebesar 80,75 dengan nilai teringgi 100
dan nilai terendah 60 siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 3 siswa dan
yang sudah mencapai KKM sebanyak 17 siswa dengan persentase 85%.
Berdasarkan beberapa penelitian di atas, hasilnya sama-sama mengalami
peningkatan dari siklus I dan siklus II dan tingkat ketuntasan juga masih belum
bisa 100% tuntas meskipun jumlah siswa yang belum tuntas sudah berkurang.
Adapun perbedaannya yaitu pada penelitian yang dilakukan oleh TiaraCita.
Penelitian tersebut dilakukan sebanyak 3 siklus, sedangkan penelitian yang
dilakukan pada siswa kelas 4 B Semester I SDN Pati Kidul 01 Tahun Pelajaran
2016/2017 sebanyak 2 siklus. Dari hasil penelitian tersebut terbukti bahwa model
discovery learning dapat meningkatkan keaktifan pembelajaran dan hasil belajar.