BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran … IV.pdfyang nantinya diisi dari hasil...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran … IV.pdfyang nantinya diisi dari hasil...
-
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Gugus Pangeran Diponegoro
yang berada di Desa Asemrudung, Karanganyar, dan Bangsri. Gugus Pangeran
Diponegoro terdiri dari SD Negeri 1 Asemrudung, SD Negeri 2 Asemrudung, SD
Negeri 3 Asemrudung, SD Negeri 1 Karanganyar, SD Negeri 2 Karanganyar, SD
Negeri 3 Karanganyar, SD Negeri 4 Karanganyar, SD Negeri 5 Karanganyar, SD
Negeri 1 Bangsri, SD Negeri 2 Bangsri, dan SD Negeri 3 Bangsri.
Subyek dalam penelitian adalah kelas V, yaitu kelas V SD N 3 Asemrudung
sebagai kelas eksperimen berjumlah 30 siswa yang terdiri dari 19 siswa laki-laki dan
11 siswa perempuan. Kelas V SD N 3 Karanganyar sebagai kelas kontrol berjumlah
27 siswa yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan.
SD N 3 Asemrudung terletak di Dusun Saren RT 01 RW 03, Desa
Asemrudung, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan dan SD N 3 Karanganyar
terletak di Dusun Dalon RT 02 RW 03, Desa Karanganyar, Kecamatan Geyer,
Kabupaten Grobogan. Latar belakang sosial siswa dari kedua kelas ini mayoritas
sama yaitu dari keluarga petani dengan didukung lahan pertanian yang masih luas.
4.1.1 Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian di SD N 3 Asemrudung dan SD N 3 Karanganyar
Tahun Pelajaran 2011/2012 dilakukan 4 kali pertemuan pada kelas kontrol dan 4 kali
pertemuan pada kelas eksperimen seperti tercantum dalam jadwal penelitian. Jadwal
kegiatan yang dilaksanakan seperti pada Tabel 4.1. berikut.
-
36
Tabel 4.1 Jadwal Kegiatan Pembelajaran di SD N 3 Asemrudung dan SD N 3
Karanganyar Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2011/2012
No. Hari/Tanggal Uraian Kegiatan 1. Rabu, 21 Maret 2012 a) Perkenalan dengan siswa (kelas eksperimen dan
kelas kontrol)
b) Memberikan pre-test kepada kelas eksperimen
dan kelas kontrol.
2. Kamis, 22 Maret 2012 a) Kegiatan pembelajaran 1 pada kelas kontrol
tentang jenis-jenis pesawat sederhana.
3. Sabtu, 24 Maret 2012 a) Kegiatan pembelajaran 1 pada kelas eksperimen
tentang jenis-jenis pesawat sederhana.
4. Rabu, 28 Maret 2012 a) Kegiatan pembelajaran 2 pada kelas kelas
kontrol melanjutkan materi tentang jenis-jenis
pesawat sederhana.
5. Kamis, 29 Maret 2012 a) Kegiatan pembelajaran 2 pada kelas eksperimen
melanjutkan materi tentang jenis-jenis pesawat
sederhana.
6. Sabtu, 31 Maret 2012 a) Mengulas pembelajaran kemarin.
b) Memberikan post-test kepada kelas eksperimen
dan kelas kontrol.
4.1.2 Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran
4.1.2.1 Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran pada Kelas Eksperimen
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada kelas eksperimen ini terdiri dari dua
pertemuan dengan masing-masing pertemuan selama 70 menit (2x35 menit).
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 24 Maret 2012 dan
pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 29 Maret 2012.
-
37
a. Pertemuan Pertama Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai guru menyiapkan peralatan yang
dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), lembar pengamatan siswa, lembar unjuk kerja, alat peraga, buku
pelajaran, dan ruang untuk proses belajar mengajar. Materi pembelajaran pada
pertemuan pertama ini adalah pengertian pesawat sederhana, pengungkit, dan
bidang miring dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut.
1) Motivasi Pada tahap motivasi, siswa diberi motivasi oleh guru dengan memberikan
pertanyaan tentang cara mencabut paku. Jika siswa menjawab dengan
menggunakan alat pencabut paku, maka dilanjutkan dengan pertanyaan
tentang alasan menggunakan alat pencabut paku.
2) Perumusan Masalah Pada tahap perumusan masalah, guru memberikan rumusan masalah
berdasarkan materi yang akan diajarkan yaitu pengertian pesawat sederhana,
pengungkit, dan bidang miring.
3) Penyusunan Opini/ Hipotesis Pada tahap penyusunan opini/ hipotesis, siswa diberi kesempatan untuk
mengajukan pendapatnya sesuai dengan pengetahuan siswa. Siswa yang
mengajukan pendapat, menuliskannya di papan tulis sebagai dugaan
sementara. Misalnya: pesawat sederhana adalah alat yang digunakan untuk
memudahkan pekerjaan manusia.
4) Perencanaan dan Konstruksi Alat Pada tahap perencanaan dan konstruksi alat, siswa mempersiapkan alat-alat
yang digunakan untuk percobaan seperti martil, paku, papan kayu, kaleng
cat, obeng, gerobak kecil, sapu, balok kayu, dan benang.
5) Percobaan Pada tahap percobaan, siswa melakukan percobaan untuk membuktikan
hipotesisnya benar atau tidak. Sebelum percobaan dimulai, guru membagi
-
38
kelas menjadi 5 kelompok. Kemudian guru memberikan lembar pengamatan
yang nantinya diisi dari hasil percobaan 1 (pengertian pesawat sederhana),
percobaan 2 (mengetahui titik tumpu, beban, dan kuasa pada tuas), dan
percobaan 3 (mengetahui prinsip kerja bidang miring) yang dilakukan oleh
kelompok. Siswa melakukan kerja kelompok dengan antusias dan aktif,
karena menggunakan benda-benda kongkrit seperti paku, martil, gerobak
kecil, sapu, dan bidang miring. Guru selalu membimbing siswa dalam setiap
percobaan sehingga materi yang disampaikan dalam percobaan tetap
tersampaikan.
6) Kesimpulan Pada tahap kesimpulan, siswa mengoreksi hasil pengamatannya dengan
hipotesis yang dibuat sebelumnya. Kemudian siswa dengan bimbingan guru
membuat kesimpulan berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan.
b. Pertemuan Kedua Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua guru
menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar pengamatan siswa, lembar unjuk kerja,
alat peraga, buku pelajaran, dan ruang untuk proses belajar mengajar. Materi
pembelajaran pada pertemuan kedua ini adalah katrol dan roda berporos dengan
langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut.
1) Motivasi Pada tahap motivasi, siswa diberi motivasi oleh guru dengan mengingat
kembali materi yang telah dipelajari pada pertemuan pertama dan
memberikan pertanyaan tentang alat yang digunakan untuk menimba air.
Jawaban siswa diarahkan pada katrol.
2) Perumusan Masalah Pada tahap perumusan masalah, guru memberikan rumusan masalah
berdasarkan materi yang akan diajarkan yaitu katrol dan roda berporos.
-
39
3) Penyusunan Opini/ Hipotesis Pada tahap penyusunan opini/ hipotesis, siswa diberi kesempatan untuk
mengajukan pendapatnya sesuai dengan pengetahuan siswa. Siswa yang
mengajukan pendapat, menuliskannya di papan tulis sebagai dugaan
sementara. Misalnya: katrol adalah roda yang berputar pada porosnya.
4) Perencanaan dan Konstruksi Alat Pada tahap perencanaan dan konstruksi alat, siswa mempersiapkan alat-alat
yang digunakan untuk percobaan seperti katrol, papan, benang, tali, beban,
karton tebal, dua sedotan, dua kotak kecil, dan gunting.
5) Percobaan Pada tahap percobaan, siswa melakukan percobaan untuk membuktikan
hipotesisnya benar atau tidak. Sebelum percobaan dimulai, guru membagi
kelas menjadi 5 kelompok. Kemudian guru memberikan lembar pengamatan
yang nantinya diisi dari hasil percobaan 1 (menentukan jenis katrol) dan
percobaan 2 (mengetahui prinsip kerja roda) yang dilakukan oleh kelompok.
Siswa melakukan kerja kelompok dengan antusias dan aktif, karena
menggunakan benda-benda kongkrit seperti katrol, papan, benang, tali,
beban, karton tebal, dua sedotan, dua kotak kecil, dan gunting. Guru selalu
membimbing siswa dalam setiap percobaan sehingga materi yang
disampaikan dalam percobaan tetap tersampaikan.
6) Kesimpulan Pada tahap kesimpulan, siswa mengoreksi hasil pengamatannya dengan
hipotesis yang dibuat sebelumnya. Kemudian siswa dengan bimbingan guru
membuat kesimpulan berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan.
4.1.2.2 Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran pada Kelas Kontrol
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada kelas kontrol ini terdiri dari dua
pertemuan dengan masing-masing pertemuan selama 70 menit (2x35 menit).
-
40
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari kamis tanggal 22 Maret 2012 dan
pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 28 Maret 2012.
a. Pertemuan Pertama Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai guru menyiapkan peralatan yang
dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), lembar pengamatan siswa, lembar unjuk kerja, alat peraga, buku
pelajaran, dan ruang untuk proses belajar mengajar. Materi pembelajaran pada
pertemuan pertama ini adalah pengertian pesawat sederhana, pengungkit, dan
bidang miring.
Pada awal pembelajaran guru memberikan apersepsi, yaitu “bagaimana
cara mencabut paku yang menempel di papan?”. Guru mengarahkan siswa
kepada materi yang akan dipelajari yaitu tentang pesawat sederhana. Setelah
kegiatan awal selesai disampaikan, kemudian dilanjutkan kegiatan inti dimana
dalam pembelajarannya lebih berpusat pada guru. Siswa mendengarkan
penjelasan dari guru tentang pengertian pesawat sederhana, jenis-jenis pesawat
sederhana, dan pengungkit. Selanjutnya guru bertanya kepada siswa, “ kenapa
jalan pegunungan dibuat melingkar mengelilingi pegunungan?”. Kemudian
siswa memperhatikan penjelasan dari guru tentang bidang miring dan siswa
menyebutkan contoh dari bidang miring.
Pada kegiatan akhir siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan
dari pembelajaran yang telah dilakukan. Kemudian guru memberikan soal
evaluasi untuk dikerjakan siswa. Setelah itu pembelajaran di akhiri dengan
tindak lanjut yaitu berupa penerapan pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari.
b. Pertemuan Kedua Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua guru
menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar pengamatan siswa, lembar unjuk kerja,
-
41
alat peraga, buku pelajaran, dan ruang untuk proses belajar mengajar. Materi
pembelajaran pada pertemuan kedua ini adalah katrol dan roda berporos.
Pada awal pembelajaran guru mengingatkan materi pada pertemuan
pertama, yaitu pengertian pesawat sederhana, pengungkit, dan bidang miring.
Kemudian guru mengarahkan siswa kepa yaitu berporos. Guru bertanya kepada
siswa “alat apa yang digunakan untuk menimba air?”. Setelah kegiatan awal
selesai disampaikan, kemudian dilanjutkan kegiatan inti dimana dalam
pembelajarannya lebih berpusat pada guru. Siswa mendengarkan penjelasan dari
guru tentang jenis katrol berdasarkan posisinya dan prinsip kerja roda berporos.
Selanjutnya siswa menyebutkan contoh roda berporos.
Pada kegiatan akhir siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan
dari pembelajaran yang telah dilakukan dan kesimpulan dari pembelajaran
pesawat sederhana secara keseluruhan dari pertemuan pertama dan pertemuan
kedua. Kemudian guru memberikan soal evaluasi untuk dikerjakan siswa. Setelah
itu pembelajaran di akhiri dengan tindak lanjut yaitu berupa penerapan
pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari.
4.2 Hasil Analisis Data
4.2.1 Hasil Analisis Data Ranah Kognitif dan Afektif
4.2.1.1 Hasil Uji Homogenitas
Uji homogenitas untuk memastikan kelompok data berasal dari populasi yang
homogen. Uji homogenitas menggunakan uji levene, kriterianya adalah signifikansi
untuk uji dua sisi hasil perhitungan lebih besar dari > 0, 05 berarti variansi pada tiap
kelompok sama (homogen) dengan menggunakan program komputer SPSS 16 for
windows.
Di bawah ini disajikan tabel hasil uji homogenitas menggunakan nilai pre-test
kedua kelas yang digunakan dalam penelitian, yaitu kelas V SD N 3 Asemrudung
sebagai kelas eksperimen dan kelas V SD N 3 Karanganyar sebagai kelas kontrol.
-
42
Tabel 4.2 Hasil Uji Homogenitas Kelas Ekperimen dan Kelas Kontrol SD Gugus
Pangeran Diponegoro Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2011/2012
Independent Samples Test Levene's
Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. T df
Sig. (2-
tailed) Mean
Difference Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the
Difference Lower Upper
Pre_test Equal variances assumed
.167 .685 1.611 54 .113 5.29231 3.28423 -1.29218 11.87679
Equal variances not assumed
1.617 53.522 .112 5.29231 3.27199 -1.26897 11.85358
Berdasarkan Tabel 4.2 di atas diketahui F hitung levene test sebesar 0,167
dengan probabilitas 0,685 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa kedua populasi
memiliki variance sama atau dengan kata lain kedua kelas homogen. Dengan
demikian analisis uji beda (t-test) harus menggunakan asumsi equal variance
assumed. Dari tabel 4.2 terlihat bahwa nilai t-test adalah 1,611 dengan probabilitas
signifikasi 0,113, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan nilai pre-
test. Jadi kedua kelas homogen atau dengan kata lain kedua kelas memiliki
kemampuan awal yang sama.
Setelah dilaksanakan uji homogenitas yang menunjukkan bahwa kedua kelas
memiliki kemampuan awal yang sama maka kelas V SD N 3 Asemrudung dan kelas
V SD N 3 Karanganyar Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan maka kedua kelas
tersebut dapat digunakan dalam penelitian ini.
-
43
4.2.1.2 Hasil Uji Normalitas
4.2.1.2.1 Uji Normalitas Pre-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Uji normalitas pre-test untuk melihat normal tidaknya penyebaran data pada
nilai pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji normalitas data menggunakan
uji Kolmogorov-Smirnov kriterianya adalah signifikansi untuk uji dua sisi hasil
perhitungan lebih besar dari > 0, 05 berarti berdistribusi normal dengan
menggunakan program komputer SPSS 16 for windows. Di bawah ini disajikan tabel
hasil uji normalitas nilai pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Pre-test Kelas Eksperimen dan Kontrol SD Gugus
Pangeran Diponegoro Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2011/2012
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Eksperimen Kontrol
N 30 26 Normal Parametersa Mean 69.6000 64.3077
Std. Deviation 12.54399 1.19156E1 Most Extreme Differences Absolute .128 .144
Positive .071 .107
Negative -.128 -.144 Kolmogorov-Smirnov Z .703 .732 Asymp. Sig. (2-tailed) .706 .658
a. Test distribution is Normal.
Berdasarkan hasil uji normalitas nilai pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol
didapat hasil sebagai berikut :
1. Nilai pre-test kelompok eksperimen dengan teknik One Sample Kolmogorov-
Smirov Test. Dari tabel tersebut nampak nilai (Asymp. Sig. 2tailed) dengan taraf
signifikasi 0,706. Jika nilai Asimp. Sig (2 tailed ) > nilai taraf signifikansi, maka
berdistribusi normal. Nilai dari Asymp. Sig (2tailed) adalah 0,706 > 0,05, maka
diambil kesimpulan nilai pre-test kelompok eksperimen berdistribusi normal.
-
44
Berikut gambaran visual kenormalan penyebaran data karakteristik pre-test
kelompok eksperimen.
Gambar 4.1 Grafik batang Pre-test Kelas Eksperimen
2. Nilai pre-test kelompok kontrol dengan teknik One Sample Kolmogorov-Smirov
Test. Dari tabel tersebut nampak nilai (Asymp. Sig. 2tailed) dengan taraf
signifikasi 0,658. Jika nilai Asimp. Sig (2 tailed ) > nilai taraf signifikansi, maka
berdistribusi normal. Nilai dari Asymp. Sig (2tailed) adalah 0,658 > 0,05, maka
diambil kesimpulan nilai pre-test kelompok kontrol berdistribusi normal. Berikut
gambaran visual kenormalan penyebaran data karakteristik pre-test kelompok
kontrol.
-
45
Gambar 4.2 Grafik batang Pre-test Kelas Kontrol
4.2.1.2.2 Uji Normalitas Post-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Uji normalitas post-test untuk melihat normal tidaknya penyebaran data pada
nilai post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji normalitas data menggunakan
uji Kolmogorov-Smirnov kriterianya adalah signifikansi untuk uji dua sisi hasil
perhitungan lebih besar dari > 0, 05 berarti berdistribusi normal dengan
menggunakan program komputer SPSS 16 for windows. Di bawah ini disajikan tabel
hasil uji normalitas nilai post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol.
-
46
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Post-test Kelas Eksperimen dan Kontrol SD Gugus
Pangeran Diponegoro Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2011/2012
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Eksperimen Kontrol
N 30 26 Normal Parametersa Mean 81.2000 70.3077
Std. Deviation 10.97458 1.30070E1 Most Extreme Differences Absolute .134 .206
Positive .119 .108 Negative -.134 -.206
Kolmogorov-Smirnov Z .734 1.048 Asymp. Sig. (2-tailed) .654 .222
a. Test distribution is Normal.
Dari uji normalitas hasil belajar post-test kelompok eksperimen dan kontrol didapat
hasil sebagai berikut :
1. Nilai post-test kelompok eksperimen dengan teknik One Sample Kolmogorov-
Smirov Test. Dari tabel tersebut nampak nilai (Asymp. Sig. 2tailed) dengan taraf
signifikasi 0,654. Jika nilai Asimp. Sig (2 tailed ) > nilai taraf signifikansi, maka
berdistribusi normal. Nilai dari Asymp. Sig (2tailed) adalah 0,654 > 0,05, maka
diambil kesimpulan nilai post-test kelompok eksperimen berdistribusi normal.
Berikut gambaran visual kenormalan penyebaran data karakteristik post-test
kelompok eksperimen.
-
47
Gambar 4.3 Grafik batang Post-test Kelas Eksperimen
2. Nilai post-test kelompok kontrol dengan teknik One Sample Kolmogorov-Smirov
Test. Dari tabel tersebut nampak nilai (Asymp. Sig. 2tailed) dengan taraf
signifikasi 0,222. Jika nilai Asimp. Sig (2 tailed ) > nilai taraf signifikansi, maka
berdistribusi normal. Nilai dari Asymp. Sig (2tailed) adalah 0,222 > 0,05, maka
diambil kesimpulan nilai post-test kelompok kontrol berdistribusi normal.
Berikut gambaran visual kenormalan penyebaran data karakteristik post-test
kelompok kontrol.
-
48
Gambar 4.4 Grafik batang Post-test Kelas Kontrol
4.2.1.2.3 Uji Normalitas Angket Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Uji normalitas angket motivasi belajar untuk melihat normal tidaknya
penyebaran data pada skor angket kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji normalitas
data menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov kriterianya adalah signifikansi untuk uji
dua sisi hasil perhitungan lebih besar dari > 0, 05 berarti berdistribusi normal dengan
menggunakan program komputer SPSS 16 for windows. Di bawah ini disajikan tabel
hasil uji normalitas skor angket motivasi belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol.
-
49
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Angket Motivasi Belajar Kelas Eksperimen dan Kontrol
SD Gugus Pangeran Diponegoro Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2011/2012
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Eksperimen Kontrol
N 30 26 Normal Parametersa Mean 20.6667 15.9231
Std. Deviation 2.94001 2.20768 Most Extreme Differences Absolute .208 .149
Positive .114 .116 Negative -.208 -.149
Kolmogorov-Smirnov Z 1.141 .758 Asymp. Sig. (2-tailed) .148 .613
a. Test distribution is Normal.
Dari uji normalitas motivasi belajar kelompok eksperimen dan kontrol didapat hasil
sebagai berikut :
1. Nilai motivasi belajar kelompok eksperimen dengan teknik One Sample
Kolmogorov-Smirov Test. Dari tabel tersebut nampak nilai (Asymp. Sig. 2tailed)
dengan taraf signifikasi 0,148. Jika nilai Asimp. Sig (2 tailed ) > nilai taraf
signifikansi, maka berdistribusi normal. Nilai dari Asymp. Sig (2tailed) adalah
0,148 > 0,05, maka diambil kesimpulan nilai motivasi belajar kelompok
eksperimen berdistribusi normal. Berikut gambaran visual kenormalan
penyebaran data karakteristik motivasi belajar kelompok eksperimen.
-
50
Gambar 4.5 Grafik batang Angket Motivasi belajar Kelas Eksperimen
2. Nilai motivasi belajar kelompok kontrol dengan teknik One Sample Kolmogorov-
Smirov Test. Dari tabel tersebut nampak nilai (Asymp. Sig. 2tailed) dengan taraf
signifikasi 0,613. Jika nilai Asimp. Sig (2 tailed ) > nilai taraf signifikansi, maka
berdistribusi normal. Nilai dari Asymp. Sig (2tailed) adalah 0,613 > 0,05, maka
diambil kesimpulan nilai motivasi belajar kelompok kontrol berdistribusi normal.
Berikut gambaran kenormalan penyebaran data karakteristik motivasi belajar
kelompok kontrol. Berikut gambaran visual kenormalan penyebaran data
karakteristik motivasi belajar kelompok eksperimen.
-
51
Gambar 4.6 Grafik batang Angket Motivasi belajar Kelas Kontrol
4.2.1.3 Hasil Uji - T
4.2.1.3.1 Hasil Uji - T Post-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Menurut (Riduwan & Sunarto, 2009) tujuan uji t dua variabel bebas adalah
untuk membandingkan (membedakan) apakah kedua variabel tersebut sama atau
berbeda. Uji beda (t-test) nilai post-test untuk menguji signifikasi perbedaan mean
hasil belajar kognitif siswa antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Di
bawah ini disajikan tabel hasil uji beda (t-test) nilai post-test kelas eksperimen dan
kelas kontrol.
-
52
Tabel 4.6 Hasil Uji T Post-test Kelas Eksperimen dan Kontrol SD Gugus Pangeran
Diponegoro Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2011/2012
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. T df
Sig. (2-
tailed) Mean
Difference Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Post_test Equal variances assumed
.173 .679 3.399 54 .001 10.89231 3.20423 4.46820 17.31641
Equal variances not assumed
3.358 49.215 .002 10.89231 3.24372 4.37454 17.41008
Berdasarkan Tabel 4.6 di atas terlihat hasil F hitung levene test sebesar 0,173
dengan probabilitas 0,679 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa kedua populasi
memiliki variance sama atau dengan kata lain kedua kelas homogen. Dengan
demikian analisis uji beda t-test harus menggunakan asumsi equal variance assumed.
Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai t adalah 3,399 dengan probabilitas signifikasi
0,001 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
untuk pembelajaran dengan menggunakan metode discovery dengan pembelajaran
konvensional. Perbedaan rata-ratanya berkisar antara 4,46820 sampai 17,31641
dengan perbedaan rata-rata 10,89231.
4.2.1.3.2 Uji - T Angket Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Menurut (Riduwan & Sunarto, 2009) tujuan uji t dua variabel bebas adalah
untuk membandingkan (membedakan) apakah kedua variabel tersebut sama atau
berbeda. Uji beda (t-test) skor angket motivasi belajar untuk menguji signifikasi
-
53
perbedaan mean hasil belajar afektif siswa antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Di bawah ini disajikan tabel hasil uji t-test skor angket motivasi
belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Tabel 4.7 Hasil Uji T Angket Motivasi Belajar Kelas Eksperimen dan Kontrol SD Gugus
Pangeran Diponegoro Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2011/2012
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. T Df Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Angket Equal variances assumed 2.243 .140 6.740 54 .000 4.74359 .70375 3.33265 6.15453
Equal variances not assumed
6.879 52.991 .000 4.74359 .68962 3.36038 6.12680
Berdasarkan Tabel 4.7 di atas terlihat hasil F hitung levene test sebesar 2,243
dengan probabilitas 0,140 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa kedua populasi
memiliki variance sama atau dengan kata lain kedua kelas homogen. Dengan
demikian analisis uji beda t-test harus menggunakan asumsi equal variance assumed.
Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai t adalah 6,740 dengan probabilitas signifikasi
0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
untuk pembelajaran dengan menggunakan metode discovery dengan pembelajaran
konvensional. Perbedaan rata-ratanya berkisar antara 3,33265 sampai 6,15453
dengan perbedaan rata-rata 4,74359.
-
54
4.2.2 Hasil Analisis Data Ranah Psikomotor
4.2.2.1 Hasil Analisis Deskriptif Data
Menurut Sugiyono (2009:147), analisis deskriptif di gunakan untuk
menganalisis sejumlah data yang dikumpulkan dalam penelitian sehingga
memperoleh gambaran mengenai keadaan suatu subyek yang diteliti. Dalam analisis
deskriptif ini digunakan ukuran rata-rata hitung (mean), standar devisi, maksimum,
minimum dan ukuran kenormalan data skor unjuk kerja kelas eksperimen. Dalam
rangka mengetahui penyebaran data skor unjuk kerja kelas eksperimen, data yang
telah terkumpul diklasifikasikan dan diberi skor. Skor penilaian unjuk kerja kelas
eksperimen adalah sebagai berikut.
Tabel 4.8 Skor Rata-rata Unjuk Kerja Tiap Aspek
No Aspek Skor Rata-rata
Setiap Aspek 1 2 3 4 1. Mengidentifikasi pengertian pesawat
sederhana. 0 7 36 17 3,2
2. Menggolongkan pengungkit berdasarkan letak titik tumpu, titik beban, dan titik kuasa
0 22 95 63 3,2
3. Mengidentifikasi prinsip kerja bidang miring. 0 2 35 23 3,4
4. Menggolongkan katrol berdasarkan posisinya. 0 10 62 18 3,1
5. Mengidentifikasi prinsip kerja roda berporos.
0 6 38 16 3,2
Rata-rata 0 9,4 53,2 27,4 3,2
Hasil tabel diatas dapat dilihat bahwa dalam setiap indikator penilaian unjuk
kerja mencapai rata-rata yang tinggi dengan rata-rata > 3. Skor 1 dalam semua
indikator hanya memperoleh rata-rata 0. Skor 2 dalam semua indikator mendapatkan
rata-rata 9,4. Skor 3 dalam semua indikator mendapatkan rata-rata 53,2. Skor 4
dalam semua indikator mendapatkan nilia rata-rata 27,4. Sehingga sebagian siswa
-
55
dikatakan aktif dalam proses pembelajaran karena nilai yang di dapat sebagian besar
siswa adalah > 3 dari skor maksimal 4.
Penilaian hasil unjuk kerja yang dilakukan peneliti saat perlakuan dapat
didiskripsikan bahwa nilai tertinggi adalah 57 didapat oleh 1 siswa, nilai terendah
adalah 38 didapat oleh 2 siswa. Rata-rata kelas penilaian unjuk kerja mencapai 48.
Sebagaian besar siswa mendapatkan nilai diatas 34.
Tinggi rendahnya nilai digunakan lima kategori mengikuti acuan penilaian
pada SD N 3 Asemrudung Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan, yaitu : baik
sekali, baik, cukup, hampir cukup, kurang. Distribusi frekuensi skor penilaian unjuk
kerja adalah sebagai berikut.
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Skor Unjuk Kerja Kelas Eksperimen
Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
52 – 60 Baik Sekali 8 27
43 – 51 Baik 17 56
34 – 42 Cukup 5 17
25 – 33 Hampir Cukup 0 0
15 – 24 Kurang 0 0
Jumlah 30 100
Nilai Minimum 38
Nilai Maksimum 57
Rata-rata 48
Dari Tabel 4.9. di atas dapat diketahui tidak ada siswa yang mendapat skor 15
sampai 24 dan nilai 25 sampai dengan 33. Siswa yang mendapat nilai skor 34 sampai
dengan 42 sebanyak 5 anak dengan persentase 17 %. Siswa yang mendapat skor 43
sampai dengan 51 sebanyak 17 anak dengan persentase 56 %. Dan siswa yang
mendapat nilai 52 sampai dengan 60 sebanyak 8 anak dengan persentase 27%. Di
-
56
bawah ini disajikan gambaran visual diagram lingkaran unjuk kerja kelas
eksperimen.
Gambar 4.7. Diagram lingkaran Distribusi Frekuensi Unjuk kerja Kelas Eksperimen
4.3 Hasil Uji Hipotesis
Dari hasil analisis data yang telah dilakukan, setelah diperoleh dari hasil t-
hitung maka analisis hipotesisnya adalah :
1) Ho1 : µ1 = µ2 (metode discovery tidak efektif terhadap hasil belajar kognitif
bagi siswa kelas V SD).
Ha1 : µ1 ≠ µ2 (metode discovery efektif terhadap hasil belajar kognitif bagi
siswa kelas V SD).
Berdasarkan nilai post-test yang diperoleh siswa, diketahui bahwa rata-rata nilai
post-test kelas eksperimen sebesar 81,20 dan rata-rata kelas kontrol sebesar
70,31. Berarti rata-rata nilai post-test antara siswa yang belajar menggunakan
metode discovery dengan siswa yang belajar menggunakan metode konvensional
berbeda. Nilai post-test siswa yang menggunakan metode discovery lebih tinggi
daripada nilai siswa yang belajar dengan metode konvensional, dalam hal ini
-
57
maka diartikan ada perbedaan hasil belajar kognitif antara siswa yang
menggunakan metode discovery dengan siswa yang belajar dengan metode
konvensional. Hal ini diperkuat dengan hasil analisis uji hipotesis dengan
menggunakan uji t, Ho1 diterima jika signifikasi lebih besar dari 0,05 (Ho1 >
0,05). Dan Ho1 ditolak jika signifikasi lebih kecil dari 0,05 (Ho1 < 0,05). Dari
hasil t-hitung yang telah dilakukan diperoleh signifikasi 0,001 lebih kecil dari
0,05 (0,001 < 0,05). Karena signifikasi lebih kecil dari 0,05 maka Ho1
ditolak dan Ha1 yang menyatakan “metode discovery efektif terhadap hasil
belajar kognitif bagi siswa kelas V SD” diterima.
2) Ho2 : µ3 = µ4 (metode discovery tidak efektif terhadap hasil belajar afektif bagi
siswa kelas V SD).
Ha2 : µ3 ≠ µ4 (metode discovery efektif terhadap hasil belajar afektif bagi siswa
kelas V SD).
Berdasarkan skor angket yang diperoleh siswa, diketahui bahwa rata-rata skor
angket kelas eksperimen sebesar 20,67 dan rata-rata kelas kontrol sebesar 15,92.
Berarti rata-rata skor angket antara siswa yang belajar menggunakan metode
discovery dengan siswa yang belajar menggunakan metode konvensional
berbeda. Skor angket siswa yang menggunakan metode discovery lebih tinggi
daripada skor angket siswa yang belajar dengan metode konvensional, dalam hal
ini maka diartikan ada perbedaan hasil belajar afektif antara siswa yang
menggunakan metode discovery dengan siswa yang belajar dengan metode
konvensional. Hal ini diperkuat dengan hasil analisis uji hipotesis dengan
menggunakan uji t, Ho2 diterima jika signifikasi lebih besar dari 0,05 (Ho2 >
0,05). Dan Ho2 ditolak jika signifikasi lebih kecil dari 0,05 (Ho2 < 0,05). Dari
hasil t-hitung yang telah dilakukan diperoleh signifikasi 0,000 lebih kecil dari
0,05 (0,000 < 0,05). Karena signifikasi lebih kecil dari 0,05 maka Ho2
ditolak dan Ha2 yang menyatakan “metode discovery efektif terhadap hasil
belajar afektif bagi siswa kelas V SD” diterima.
-
58
3) Metode discovery efektif terhadap hasil belajar psikomotor siswa kelas V SD
dengan aspek mengidentifikasi pengertian pesawat sederhana, menggolongkan
pengungkit berdasarkan letak titik tumpu, titik beban, dan titik kuasa,
mengidentifikasi prinsip kerja bidang miring, menggolongkan katrol
berdasarkan posisinya, dan mengidentifikasi prinsip kerja roda berporos jika
hasil penilaian unjuk kerja lebih besar dari 34.
Berdasarkan analisis deskriptif data diperoleh hasil penilaian unjuk kerja lebih
besar dari 34. Tidak ada siswa yang mendapat skor kurang dari 34. Rata-rata
hasil belajar psikomotor siswa sebesar 48 dengan skor minimal 38 dan skor
maksimal 57. Hasil penilaian unjuk kerja siswa yang mendapat skor dengan
kategori cukup sebanyak 5 siswa dengan persentase 17%, kategori baik
sebanyak 17 siswa dengan persentase 56%, dan kategori baik sekali sebanyak 8
siswa dengan persentase 27%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
metode discovery efektif terhadap hasil belajar psikomotor siswa.
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian Pada pelaksanaan penelitian ini, pokok bahasan yang disampaikan pada kelas
eksperimen dan kontrol sama yaitu jenis-jenis pesawat sederhana. Jadi perlakuan
yang berbeda hanya terletak pada metode yang digunakan. Setelah itu pada kedua
kelas diberi perlakuan yang berbeda, yaitu pada kelas eksperimen menggunakan
metode discovery sedangkan untuk kelompok kontrol menggunakan metode
konvensional.
Pemberian perlakuan yang tidak sama antara kedua kelompok, ternyata
diperoleh hasil yang berbeda secara signifikan berdasarkan hasil post-test dan angket
motivasi belajar yang dikerjakan oleh siswa. Pada akhir pembelajaran serta
penilaian unjuk kerja siswa pada saat pembelajaran berlangsung.
Hasil uji normalitas nilai pre-test kelas eksperimen menunjukkan hasil uji
Kolmogrov-Smirnov Z untuk hasil pre-test kelas eksperimen normal yaitu sebesar
0,703 dengan probabilitas signifikasi 0,706. Karena signifikasi lebih besar dari 0,05
-
59
maka hal ini menunjukkan bahwa distribusi hasil pengukuran untuk variabel pre-test
pada nilai pre-test kelas eksperimen adalah normal.
Hasil uji normalitas nilai pre-test kelas kontrol menunjukkan hasil uji
Kolmogrov-Smirnov Z untuk hasil pre-test kelas kontrol normal yaitu sebesar 0,732
dengan probabilitas signifikasi 0,658. Karena signifikasi lebih besar dari 0,05 maka
hal ini menunjukkan bahwa distribusi hasil pengukuran untuk variabel pre-test pada
nilai pre-test kelas kontrol adalah normal.
Hasil uji normalitas nilai post-test kelas eksperimen menunjukkan hasil uji
Kolmogrov-Smirnov Z untuk hasil post-test kelas eksperimen normal yaitu sebesar
0,734 dengan probabilitas signifikasi 0,654. Karena signifikasi lebih besar dari 0,05
maka hal ini menunjukkan bahwa distribusi hasil pengukuran untuk variabel post-test
pada nilai post-test kelas eksperimen adalah normal.
Hasil uji normalitas nilai post-test kelas kontrol menunjukkan hasil uji
Kolmogrov-Smirnov Z untuk hasil post-test kelas kontrol normal yaitu sebesar 1,048
dengan probabilitas signifikasi 0,222. Karena signifikasi lebih besar dari 0,05 maka
hal ini menunjukkan bahwa distribusi hasil pengukuran untuk variabel post-test pada
nilai post-test kelas kontrol adalah normal.
Hasil uji normalitas nilai angket kelas eksperimen menunjukkan hasil uji
Kolmogrov-Smirnov Z untuk hasil angket kelas eksperimen normal yaitu sebesar
1,141 dengan probabilitas signifikasi 0,148. Karena signifikasi lebih besar dari 0,05
maka hal ini menunjukkan bahwa distribusi hasil pengukuran untuk variabel angket
pada nilai angket kelas eksperimen adalah normal.
Hasil uji normalitas nilai angket kelas kontrol menunjukkan hasil uji
Kolmogrov-Smirnov Z untuk hasil angket kelas kontrol normal yaitu sebesar 0,758
dengan probabilitas signifikasi 0,613. Karena signifikasi lebih besar dari 0,05 maka
hal ini menunjukkan bahwa distribusi hasil pengukuran untuk variabel angket pada
nilai angket kelas kontrol adalah normal.
Perhitungan hasil nilai post-test siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol,
diketahui bahwa rata-rata untuk kelas eksperimen sebesar 81,20 dan rata-rata kelas
-
60
kontrol sebesar 70,31. Berarti rata-rata nilai post-test antara siswa yang belajar
menggunakan metode discovery lebih tinggi daripada nilai siswa yang belajar
menggunakan metode konvensional. Hal ini diperkuat dengan hasil analisis uji
hipotesis dengan menggunakan uji t, Ho1 diterima jika signifikasi lebih besar dari
0,05 (Ho1 > 0,05). Dan Ho1 ditolak jika signifikasi lebih kecil dari 0,05 (Ho1 < 0,05).
Dari hasil t-hitung yang telah dilakukan diperoleh signifikasi 0,001 lebih kecil dari
0,05 (0,001 < 0,05). Karena signifikasi lebih kecil dari 0,05 maka Ho1 ditolak
dan Ha1 yang menyatakan “metode discovery efektif terhadap hasil belajar kognitif
bagi siswa kelas V SD” diterima.
Perhitungan hasil skor angket siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol,
diketahui bahwa rata-rata untuk kelas eksperimen sebesar 20,67 dan rata-rata kelas
kontrol sebesar 15,92. Berarti rata-rata skor angket antara siswa yang belajar
menggunakan metode discovery lebih tinggi daripada skor angket siswa yang belajar
menggunakan metode konvensional. Hal ini diperkuat dengan hasil analisis uji
hipotesis dengan menggunakan uji t, Ho2 diterima jika signifikasi lebih besar dari
0,05 (Ho2 > 0,05). Dan Ho2 ditolak jika signifikasi lebih kecil dari 0,05 (Ho2 < 0,05).
Dari hasil t-hitung yang telah dilakukan diperoleh signifikasi 0,000 lebih kecil dari
0,05 (0,000 < 0,05). Karena signifikasi lebih kecil dari 0,05 maka Ho2 ditolak
dan Ha2 yang menyatakan “metode discovery efektif terhadap hasil belajar afektif
bagi siswa kelas V SD” diterima.
Berdasarkan analisis deskriptif data diperoleh hasil penilaian unjuk kerja
lebih besar dari 34. Tidak ada siswa yang mendapat skor kurang dari 34. Rata-rata
hasil belajar psikomotor siswa sebesar 48 dengan skor minimal 38 dan skor
maksimal 57. Hasil penilaian unjuk kerja siswa yang mendapat skor dengan kategori
cukup sebanyak 5 siswa dengan persentase 17%, kategori baik sebanyak 17 siswa
dengan persentase 56%, dan kategori baik sekali sebanyak 8 siswa dengan persentase
27%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode discovery efektif terhadap
hasil belajar psikomotor siswa.
-
61
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penggunaan
metode discovery terhadap hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotor siswa pada
pelajaran IPA kelas V Sekolah Dasar Gugus Pangeran Diponegoro Kecamatan Geyer
Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012. Untuk menganalisis
data yang diperoleh dalam penelitian digunakan uji beda (t-test) dan analisis
deskriptif data. Hasil penelitian diketahui bahwa signifikan ditunjukkan oleh
perbedaan rata-rata hasil akhir tes (post-test) dan angket motivasi belajar kerja kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Deskriptif data skor unjuk kerja siswa pada mata
pelajaran IPA lebih dari 34. Penggunaan metode discovery dalam proses
pembelajaran ternyata efektif terhadap hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotor
siswa pada pelajaran IPA kelas V Sekolah Dasar Gugus Pangeran Diponegoro
Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012.