BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran...
-
Upload
nguyenlien -
Category
Documents
-
view
222 -
download
0
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran...
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum
4.1.1. Profil Sekolah
Berdasarkan surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayan RI No.
0557/O/1984 SMP Negeri 2 Tuntang berdiri pada tanggal 1 Juli 1984.
Tabel 4.1
Indentitas Sekolah Nama Sekolah : SMP NEGERI 2 TUNTANG
NSS : 2.01032E+11
NPSN : 20320272
Status Sekolah : Negeri
Bentuk Pendidikan : SMP
Alamat : Jl. Mertokusumo
RT : 1
RW : 11
Nama Dusun : Candi Indah
Desa/Kelurahan : Candirejo
Kode Pos : 50773
Kecamatan : Kec. Tuntang
Kabupaten/Kota : Kab. Semarang
Propinsi : Prop. Jawa Tengah
Nomor Telepon : 2983418143
Nomor Fax : 2983418143
Email : [email protected]
Website : http://www.smpnegeri2tuntang.com
SK Pendirian Sekolah : 0557/O/1984
Tanggal SK Pendirian : 1984-11-20
SK Izin Operasional : 0557/O/1984
Tanggal SK Izin Operasional : 1984-11-20
Nama Bank : BANK JATENG
Cabang/KCP/Unit : Salatiga
Nomor Rekening : 3-033-09592-8
Rekening Atas Nama : SMP NEGERI 2 TUNTANG
Nama Kepala Sekolah : Nur Salim
(Sumber: Profil SMP N 2 Tuntang, 2015)
38
4.1.2. Visi dan Misi
a. Visi
“ Terselenggaranya pendidikan bermutu yang ditandai dengan meningkatnya
prestasi dan budi pekerti luhur”.
Indikator Visi:
a. Terwujudnya pengembangan kurikulum yang adaptif.
b. Terwujudnya pengembangan tenaga pendidik dan kependidikan.
c. Terwujudnya penyelenggaraan proses pemeblajaran aktif, inovatif, kresatif,
efektif, dan menyenangkan.
d. Terwujudnya peningkatan fasilitas pendidikan.
e. Terwujudya peningkatan kompentensi lulusan.
f. Terwujudnya peningkatan mutu kelembagaan dan manajemen.
g. Terwujudnya pengembangan pembiayaan pendidikan yang memadai, wajar,
dan adil.
h. Terwujudnya pengembangan peniliaan.
i. Terwujudnya pendidikan karakter dan imtaq yang terintegrasi dengan semua
mata pelajaran dengan baik.
b. Misi
a. Mewujudkan pengembangan kurikulum yang adaftif.
b. Meningkatkan pengembangan tenaga pendidikan dan kependidikan.
c. Mengupayakan penyelengaraan proses pembelajaran aktif, inovatif, kreatif,
efektif, dan menyenangkan.
d. Mewujudnya peningkatan fasilitas pendidikan.
e. Mewujudya peningkatan kompentensi lulusan.
f. Merwujudnya peningkatan mutu kelembagaan dan manajemen.
g. Mewujudnya pengembangan pembiayaan pendidikan yang memadai, wajar,
dan adil.
h. Mewujudnya pengembangan peniliaan.
i. Mewujudnya pendidikan karakter dan imtaq yang terintegrasi dengan semua
mata pelajaran dengan baik.
39
4.2. Hasil Penelitian
4.2.1 Analisis SWOT
Analisis Strenght, Weakness, Opportunity, dan Threat (SWOT) merupakan
suatu anlisis yang digunakan untuk membandingkan antara faktor internal Strenght
dan Weakness dengan faktor Eksternal Opportunity dan Threat. Rekapitulasi Faktor
kekuatan dan faktor internal dan faktor eksternal adalah sebagai berikut:
4.2.1.1. Rekapitulasi Faktor Kekuatan Internal
a. Peningkatan kompetensi guru.
b. Menjalin MoU dengan institusi terkait.
c. Memiliki prestasi akademik dan non akademik
d. Letak geografis yang strategis
4.2.1.2. Rekapitulasi Faktor Kelemahan Internal
a. Faslitas pembelajaran kurang.
b. Input siswa
4.2.1.3. Rekapitulasi Faktor Peluang Eksternal
a. Biaya pendidikan gratis
b. Penghargaan (reward) terhadap prestasi guru.
c. Pameran hasil karya siswa.
d. Tingginya minta orang tua untuk menyekolahkan anaknya di sekolah ini.
4.2.1.4.Rekapitulasi Faktor Ancaman Eksternal
a. Memberikan peringatam kepada guru yang tidak disiplin.
b. Kurang pedulinya orang tua.
c. Keamanan.
40
4.3.4. Pembobotan Faktor - Faktor Strategis
a) Faktor-Faktor Internal
Tabel 4.2.
Pembobotan Faktor Internal
Keterangan Bobot:
*0,0,- 0,05 : Tidak Penting * 0,05-0,10: Cukup Penting *0,10-0,20 : Penting
b). Pembobotan Faktor Eksternal
Tabel 4.3.
Pembobotan Faktor Eksternal
Keterangan Bobot:
*0,0,05: Tidak Penting *0,05-0,10: Cukup Penting * 0,10-0,20: Penting
Faktor – Faktor Internal Bobot
Kekuatan
Peningkatan kompetensi guru 0.20
Menjalin MoU dengan institusi terkait 0.15
Memiliki prestasi akademik dan non akademik 0.20
Letak geografis yang strategis 0.15
Kelemahan
Fasilitas pembelajaran kurang 0.15
Input siswa 0.15
Total 1.00
Faktor- Faktor Eksternal Bobot
Peluang
Biaya pendidikan gratis 0.20
Penghargaan terhadap prestasi guru 0.20
Pameran hasil karya siswa 0.10
Tingginya minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya di sekolah ini 0.20
Ancaman
Memberikan peringatan kepada guru yang tidak disiplin 0.05
Kurang pedulinya orang tua 0.10
Keamanan 0.15
Total 1.00
41
4.3.5 Peratingan Faktor-Faktor Strategis
a) Faktor-Faktor Internal
Tabel 4.4.
Peratingan Faktor Internal
SMP N 2 Tuntang
Faktor Internal Rating
Kekuatan
Peningkatan kompetensi guru 4
Menjalin MoU dengan institusi terkait 3
Memiliki prestasi akademik dan non akademik 4
Letak geografis yang strategis 4
Kelemahan
Fasilitas pembelajaran kurang 2
Input siswa 2
Keterangan Rating
Sangat lemah : 1 Lemah : 2
Kuat : 3 Sangat kuat : 4
b) Faktor-Faktor Eksternal
Tabel 4.5.
Peratingan Faktor Eksternal
SMP N 2 Tuntang
Faktor Eksternal Rating
Peluang
Biaya pendidikan gratis 4
Penghargaan terhadap prestasi guru 4
Pameran hasil karya siswa 3
Tingginya minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya di sekolah ini 4
Ancaman
Memberikan peringatan kepada guru yang tidak disiplin 2
Kurang pedulinya orang tua 1
Keamanan 1
Keterangan Rating
Sangat lemah : 1 Lemah : 2
Kuat : 3 Sangat kuat : 4
42
4.1.4. Matriks IFAS (Internal Factor Analysis Summary)
Analisis kondisi internal SMP Negeri 2 Tuntang disusun untuk merumuskan
faktor-faktor strategis internal. Analisis kondisi tersebut, dapat melihat peluang dan
ancaman yang akan berdampak pada organisasi.
Tabel 4.6.
Matriks IFAS Peningkatan Mutu Sekolah
SMP N 2 Tuntang
Faktor Internal Bobot Rating
Bobot
×
Rating
Kekuatan
Peningkatan kompetensi guru 0.20 4 0.80
Menjalin MoU dengan institusi terkait 0.15 3 0.45
Memiliki prestasi akademik dan non akademik 0.20 4 0.80
Letak geografis yang strategis 0.15 4 0.60
Sub Total Kekuatan 2.65
Kelemahan
Fasilitas pembelajaran kurang 0.15 3 0.45
Input siswa 0.15 1 0.15
Sub Total Kelemahan 0.60
Total 1.00 3.25
(Sumber: Data yang diolah, 2015)
Berdasarkan hasil dari matriks IFAS yang telah disusun pada tabel 4.2
diketahui bahwa nilai IFAS sebesar 3.25 yang didapat dari penjumlahan total faktor
kekuatan sebesar 2.65 dan total faktor kelemahan sebesar 0.60. Pada salah satu skor
bobot dan rating faktor kekutan tertinggi yang dimiliki oleh SMP Negeri 2 Tuntang
adalah memiliki kualitas pada program peningkatan kompetensi guru serta memiliki
prestasi akademik dan non akademik sehingga dapat mendukung penerapan strategi
agresif. Faktor ini merupakan skor tertinggi (0,80) yang terletak pada bobot 0,20 yang
berarti faktor yang penting dan menduduki peringkat 4 (sangat kuat).
43
Skor kelemahan tertinggi yang dimiliki oleh SMP Negeri 2 Tuntang adalah
fasilitas pembelajaran kurang dengan skor 0.45, dengan bobot 0,15 (penting) dan
berada pada peringkat 3 (kuat). Hal ini bermakna bahwa fasilitas pembelajaran kurang
tetapi sangat diperhatikan.
4.1.6 Matriks EFAS (External Factor Analysis Summary)
Matriks EFAS disusun untuk merumuskan faktor-faktor strategis dalam
kerangka peluang dan acaman. Matriks EFAS dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3
Matriks EFAS Peningkatan Mutu Sekolah
SMP N 2 Tuntang
Faktor Eksternal Bobot Rating
Bobot
×
Rating
Peluang
Biaya pendidikan gratis 0.20 4 0.80
Penghargaan terhadap prestasi guru 0.20 4 0.80
Pameran hasil karya siswa 0.10 3 0.30
Tingginya minat orang tua untuk menyekolahkan
anaknya di sekolah ini 0.20 4 0.80
Sub Total Peluang 2.70
Ancaman
Memberikan peringatan kepada guru yang tidak
disiplin 0.05 2 0.10
Kurang pedulinya orang tua 0.10 1 0.10
Keamanan 0.15 1 0.15
Sub Total Ancaman
0.35
Total 1.00
3.05
(Sumber: Data yang diolah, 2015)
44
Berdasarkan hasil dari matriks EFAS yang telah disusun pada tabel 4.3
diketahui bahwa nilai EFAS sebesar 3.05 . Pada salah satu skor bobot dan rating faktor
peluang tertinggi yang dimiliki oleh SMP Negeri 2 Tuntang antara lain biaya
pendidikan gratis, penghargaan terhadap prestasi guru , dan tingginya minat orang
tua untuk menyekolahkan anaknya di sekolah ini dengan skor 0,80 dengan bobot 0,20
dan berada pada rating 4 (sangat kuat).
Pada salah satu skor ancaman tertinggi adalah faktor keamanan memiliki skor
0,20, dengan bobot 0,20 (penting), dengan bobot 1 (sangat lemah). Usaha dalam hal
keamanan masih lemah, misalnya komputer di SMP Negeri 2 Tuntang sudah
kebobolan sampai tiga kali.
4.1.6 Matriks IE (Internal External)
Alat perumusan strategi ini meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan
kelemahan utama dalam area-area fungsional organisasi dan juga menjadi landasan
untuk mengidentifikasi serta mengevaluasi hubungan di antara area tersebut. Hasil
analisis dengan menggunakan matriks IFAS dan EFAS, masing-masing diperoleh skor
IFAS 3.25 dan skor EFAS sebesar 3.05.
Skor IFAS dan EFAS kemudian dimasukan ke dalam matriks IE dan
kemudian ditarik garis vertikal dan horizontal, maka terjadi sebuah titik pertemuan
pada sel I (Growth) .
45
IFAS
HIGH MEDIUM LOW
3,00-4,00 2,00-3,00 1,00-2,00
HIGH I
GROWTH
II
GROWTH
III
RENTRECHCMENT
3,00-4,00 kosentrasi melalui
integrasi vertikal
konsentrasi
melalui
integrasi
horizontal
strategi turn-around
EFAS MEDIUM
IV
STABILITY
V
GROWTH
VI
RENTRECHCMENT
2,00-3,00
konsentrasi
melalui
integrasi
horizontal,
STABILITY
profit strategi
Strategi divestasi
LOW VII
GROWTH
VII
GROWTH
IX
LIKUIDASI
1,00-2,00 diversifikasi
konsentrik
difersifikasi
klongmerat
Gambar 4.1. Hasil Matriks Internal Eksternal (IE)
Berdasarkan hasil analisis matriks Internal-Eksternal pada gambar 4.1. bahwa
organisasi berada pada posisi sel kelima. Strategi yang dapat diterapkan adalah
meningkatkan kualitas sumber daya guru dan dengan cara melakukan pelatihan-
pelatihan serta meningkatkan kerjasama dengan pihak-pihak yang terkait dengan
pendidikan.
4.1.7 Diagram SWOT
Setelah didapatkan hasil dari tabel IFAS sebesar 2,88 dan tabel EFAS sebesar
2,65, maka selanjutnya adalah memuat titik potong antara sumbu X dan sumbu Y,
dimana nilai dari sumbu X didapat dari selisih antara subtotal kekuatan dan subtotal
kelemahan, sedangkan untuk nilai sumbu Y didapat dari selisih antara subtotal
46
peluang dan ancaman. Berikut adalah perhitungan untuk mendapatkan titik potong
sumbu X dan Y.
Sumbu X = subtotal kekuatan-subtotal kelemahan
= 2.65 – 0.60
= 2.05
Sumbu Y = subtotal peluang-subtotal ancaman
= 2.70 – 0.35
= 2.35
Berdasarkan hasil perhitungan sumbu X dan sumbu Y, maka didapatkan titik
potong antara kedua sumbu tersebut adalah (1.56, 2.35). Gambaran titik potong antara
sumbu X dan sumbu Y pada diagram SWOT peningkatan mutu sekolah SMP N 2
tuntang dapat dilihat pada gambar 4.2..
BERBAGAI PELUANG
3.Mendukung strategi turn-around
1.Mendukung
strategi agresif
(2, 05)
KELEMAHAN INTERNAL
KEKUATAN INTERNAL
(2,35)
4. Mendukung
strategi defensive
2. Mendukung Strategi
difersifikasi
BERBAGAI ANCAMAN
Gambar 4.2. Hasil Diagram Analisis SWOT
47
Berdasarkan gambar 4.2, di atas dihasilkan faktor internal dan eksternal yang
positif, berarti bahwa kekuatan SMP negeri 2 Tuntang relatif lebih unggul
dibandingkan dengan kelemahannya, sedangkan peluang yang saat ini dihadapi lebih
besar daripada ancamannya. Titik potong antara sumbu X dan sumbu Y berada pada
kuadran I „Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung
kebijakan pertumbuhan agresif “. Organisasi memiliki peluang dan kekuatan sehingga
dapat memanfaatkan peluang yang memungkinkan pihak manajemen SMP Negeri 2
Tuntang untuk mendayagunakan secara optimal dengan cara melaksanakan tindakan
yang agresif untuk mempertahankan dan meraih keunggulan.
4.1.8 Mariks SWOT
Analisis matriks SWOT bertujuan untuk mengembangkan strategi alternatif
organisasi yang mendukung strategi pertumbuhan yang sesuai dengan posisi
organisasi. Analisis ini didasarkan pada suatu strategi yang efektif akan
memaksimalkan kekuatan dan peluang serta meminimalkan kelemahan dan ancaman.
Matriks ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategi, kombinasi
antara faktor internal dan eksternal untuk saling melengkapi dan memperkecil
kelemahan satu lain. Hasil matriks SWOT yang telah disusun dapat dilihat pada tabel
4.4.
48
Tabel 4.4
Matriks SWOT Strategi Peningkatan Mutu Sekolah
SMP Negeri 2 Tuntang
IFAS
EFAS
Kekuatan (Strength) Kelemahan
(Weaknesses)
Peningkatan
kompetensi guru.
Fasilitas pembelajaran
kurang.
Menjalin MoU
dengan institusi
terkait.
Input siswa
Letak geografis yang
strategis
Peluang (Opportunities) Strategi SO Strategi WO
Biaya pendidikan gratis Memberikan
pelatihan serta
penghargaan terhadap
guru.
Mendorong siswa agar
kreatif dalam berinovasi
.
Penghargaan terhadap
prestasi guru
Pameran hasil karya
siswa
Tingginya minat orang tua
untuk menyekolahkan
anaknya di sekolah ini
Menjalin MoU untuk
menambah jaringan
dengan instutusi lain
untuk meningkatkan
kredibilitas sekolah.
Meningkatkan
program unggulan
agar menjadi daya
tarik bagi calon
siswa.
Ancaman (Threats) Strategi ST Strategi WT
Memberikan peringatan
kepada guru yang tidak
disiplin.
Memperhatikan
murid yang
bermasalah
Memberikan
sosialiasi kepada
orang tua agar lebih
memperhatikan anak-
anak mereka selama
di luar sekolah.
Kurang pedulinya orang
tua.
Keamanan
(Sumber: Data yang diolah, 2015
49
1.3. Pembahasan
Strategi peningkatan mutu sekolah dalam implementasinya tidak lepas dari
manajemen peningkatan mutu sekolah.
“Berkaitan dengan hal ini, Usman menyatakan bahwa manjemen
peningkatan mutu memiliki prinsip (1) peningkatan mutu harus
dijalankan disekolah, (2) peningkatan mutu hanya dapat dilaksanakan
dengan adanya kepemimpinan yang baik, (3) peningkatan mutu harus
didasarkan pada data dan fakta baik bersifat kualitatif maupun
kuantitatif, (4) peningkatan mutu harus memberdayakan dan
melibatkan semua unsur yang ada di sekolah, (5) peningkatan mutu
memilki tujuan bahwa sekolah dapat memberikan kepuasan kepada
peserta didik”1.
Strategi peningkatan mutu pendidikan merupakan perencanaan yang berisi
tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk memastikan bahwa tujuan dapat
dicapai melaui tindakan yang tepat. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan,
sebagai alternatif strategi untuk meningkatkan mutu sekolah sebaiknya melakukan
strategi integrasi horizontal. Strategi peningkatan mutu sekolah SMP Negeri 2
Tuntang berada pada sel kelima, strategi yang digunakan adalah strategi pertumbuhan
melalui integrasi horizontal yaitu meningkatkan kualitas sumber daya guru dan dengan
cara melakukan pelatihan-pelatihan serta meningkatkan kerjasama dengan pihak
dalam negeri maupun luar negeri yang terkait dengan pendidikan.
Berdasarkan analisis diagram SWOT peningkatan mutu sekolah SMP Negeri 2
Tuntang berada pada kuadran I yaitu „Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi
ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan agresif”. Organisasi memiliki peluang
dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang memungkinkan pihak
manajemen SMP Negeri 2 Tuntang untuk mendayagunakan secara optimal dengan
1Usman dalam Sujoko, Edi. 2014. Strategi Peningkatan Mutu Sekolah Berdasarkan Analisis
SWOT di SMP Negeri 1 Bawen Kabupaten Semarang. (Tesis tidak diterbitkan). Salatiga: UKSW.
50
cara melaksanakan tindakan yang agresif untuk mempertahankan dan meraih
keunggulan.
Rencana strategis dalam jangka pendek yang dapat dilakukan pihak sekolah
antara lain:
a) Memberikan pelatihan serta penghargaan terhadap guru-guru yang
berprestasi
Strategi peningkatan mutu pendidikan merupakan perencanaan yang berisi
tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk memastikan bahwa tujuan dapat
dicapai melaui tindakan yang tepat.
“Danim menyatakan bahwa untuk dapat mempertahankan mutu
sekolah maka perlu dilakukan perbaikan secara terus menerus
karena tidak ada capaian yang bersifat sempurna dan permanen,
upaya peningkatam mutu harus dilakukan secara
berkesinambungan”2.
Upaya peningkatan mutu yang berkesinambungan adalah meningkatkan
kemampuan professional guru sebagai pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah. Selaras dengan kebijaksanaan pembangunan yang
meletakkan pembangunan sumber daya manusia sebagai prioritas pembangunan
nasional, maka kedudukan dan peran guru semakin bermakna strategis dalam
mempersiapkan SDM yang berkualitas di era global sekarang ini.
Peningkatan strategi dengan meningkatkan kemampuan professional guru
melalui kegiatan IHT (In House Training), melakukan desain mata pelajaran
2 Danim dalam Suhartini. 2014. Alternatif Strategi Peningkatan Mutu Sekolah Berdasarkan
Analisis SWOT di SDN Ngadirejo Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung. (Tesis tidak
diterbitkan). Salatiga: UKSW.
51
kelompok sesuai dengan rumpun mata pelajaran, dan dilakukan pemantauan
pembelajaran oleh supervisor di bawah koordinator kepala sekolah serta masing-
masing guru melakukan refleksi atas pembelajaran yang dilakukan untuk mengetahui
kelemahan. Pendidik yang berprestasi akan diberikan penghargaan (reward) dalam
bentuk, a) dikutsertakan untuk mengikuti diklat supaya meningkatkan karir dan
keprofesionalan, b) mendapatkan sertifikat keteladanan guru berprestasi atau tergiat I,
II dan III, c) diberikan dalam bentuk uang.
b) Menjalin MoU (Memorandum of Understanding) untuk menambah
jaringan dengan instutusi lain untuk meningkatkan kredibilitas sekolah.
Meningkatkan daya tarik sekolah perlu memperhatikan peningkatan kualitas
secara serius. Salah satu cara agar peningkatan kualitas bisa tercapai dengan lebih
cepat adalah dengan menjalin kerjasama dengan instusi lain.
“Mutu pendidikan adalah tingkat kecerdasan kehidupan bangsa yang
dapat diraih dari penerapan sistem pendidikan nasional. Mutu dalam
pendidikan merupakan hal yang membedakan antara kesuksesan dan
kegagalan. Sehingga, mutu merupakan masalah pokok yang akan
menjamin perkembangan sekolah dalam meraih status di tengah-
tengah persaingan di dunia pendidikan”3
SMP Negeri 2 Tuntang telah menjalin kerjasama dengan UKSW, STAIN,
POLSEK, PUSKESMAS dan KORAMIL.. Kerjasama dilakukan untuk menjamin
perkembangan sekolah dalam meraih status di tengah-tengah persaingan di dunia
pendidikan. Kesempatan untuk berpartisipasi dalam menjalin kerjasama dengan
organisasi lain juga sangat terbuka pada era sekarang ini. Kegiatan yang sangat baik
untuk dilakukan dengan menjalin kerjasama dengan pihak – pihak yang berhubungan
3 Indonesia.. Permendiknas Nomor 63 Tahun 2009 dalam Mulyasana Deddy. Op.cit. hal 129.
52
erat dengan proses pendidikan di sekolah sekaligus bisa dijadikan sebagai benchmark
bagi peningkatan kualitas pendidikan.
c) Meningkatkan program unggulan agar menjadi daya tarik bagi calon
siswa
Setiap sekolah tentunya memiliki visi misi dalam mewujudkan sekolah yang
ideal dan juga dalam rangka menerapkan tujuan pendidikan nasional. Visi yang di
miliki oleh SMP Negeri 2 Tuntang adalah “Terselenggaranya pendidikan bermutu
yang ditandai dengan meningkatnya prestasi dan budi pekerti luhur”. Oleh karena itu,
untuk mewujudkan cita-cita tersebut sekolah memiliki beberapa program unggulan
yang sekaligus sebagai daya tarik calon siswa ataupun orang tua calon siswa untuk
menyekolahkan anaknya di sekolah ini. Program unggulan sekolah in adalah pencak
silat dan Qasidah. Kegiatan lain seperti pembinaan atau untuk disiapkan lomba S2N,
OSN dan sebgainya. Persiapan lomba tersebut disediakan tim pendamping serta
diikutkan dalam lomba baik ditingkat rayon ataupun suprayon kemudian provinsi.
d) Memperhatikan murid yang bermasalah
Penanganan siswa bermasalah melalui pendekatan disiplin merujuk pada
aturan dan ketentuan (tata tertib) yang berlaku di sekolah beserta sanksinya. Sebagai
salah satu komponen organisasi sekolah, aturan (tata tertib) siswa beserta sanksinya
memang perlu ditegakkan untuk mencegah sekaligus mengatasi terjadinya berbagai
penyimpangan perilaku siswa. yang mengalami gangguan penyimpangan perilaku.
Sebagai lembaga pendidikan, justru kepentingan utamanya adalah bagaimana berusaha
menyembuhkan segala penyimpangan perilaku yang terjadi pada para siswanya.
53
Rencana strategis jangka panjang yang dapat dilakukan pihak sekolah antara
lain:
a) Mendorong siswa agar kreatif dalam berinovasi
Kreatifitas merupakan tuntutan pendidikan dan kehidupan pada saat ini.
Kreatifitas akan menghasilkan berbagai inovasi dan perkembangan baru. Individu dan
organisasi yang kreatif akan selalu dibutuhkan oleh lingkungannya, karena mereka
mampu memenuhi kebutuhan lingkungannya yang terus berubah. Individu dan
organisasi yang kreatif akan mampu bertahan dalam kompetisi global yang dinamis
dan ketat. Strategi pengajaran kreatif telah terbukti berhasil meningkatkan kreatifitas
para siswa. “Strategi adalah sebuah rencana yang komprehensif mengintegrasikan
segala resources dan capabilities yang mempunyai tujuan jangka panjang untuk
memenangkan kompetisi.”4. Keterbatasan sarana dan prasarana memaksa guru dan
murid harus kreatif seperti membuat media pembelajaran sederhana yang mampu
menunjang proses pembelajaran, menghubungkan pelajaran dengan pengalaman
pribadi masing-masing peserta didik.
b) Memberikan sosialiasi kepada orang tua agar lebih memperhatikan
anak-anak mereka selama di luar jam sekolah
Menurut wawancara dengan Bapak NS, kurang pedulinya orang tua terhadap
putra-putrinya dalam belajar. Setiap perilaku orang tua, pola asuh, dan pendidikan
yang diterapkannya di dalam keluarga berpengaruh dalam pembentukan kepribadian
anak. Perilaku itu antara lain kedekatan emosi orang tua serta penanaman nilai-nlai
yang dapat mempengaruhi kepribadian anak. Mengembangkan pendidikan dalam
4 Sagala, Syaiful.Op.cit, hal 137
54
keluarga, maka orang tua memegang peran penting dalam mencetak anak mempunyai
akhlak yang luhur, perilaku jujur, disiplin dan semangat sehingga akhirnya menjadi
dasar untuk meningkatkan kualitas dirinya. Cara untuk mengatasi masalah tersebut
adalah dengan memberikan sosialisasi kepada orang tua melalui pertemuan orang tua.