BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran...
33
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum
SMP Negeri 2 Suruh merupakan salah satu sekolah yang memiliki
akreditasi A. Sekolah ini berlokasi di Jalan Salatiga-Dadapayam Km. 11, Cukilan,
Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Provinsi Jawa Tengah. Kepala sekolah
yang menjabat di SMP 2 Suruh pada tahun ini, yaitu Ibu Umi Mazro’ah, S. Pd.
SMP Negeri 2 Suruh memiliki 23 guru, 278 peserta didik laki-laki, 236 peserta
didik perempuan, dan terdapat 16 ruang kelas, 2 laboratorium, satu buah ruang
perpustakaan, koperasi, serta kantin sekolah. Kurikulum yang diterapkan pada
tahun ajaran ini adalah kurikulum 2013 untuk kelas VII dan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan untuk kelas VIII dan IX.
Selama observasi yang peneliti lakukan di sekolah, peneliti mendapati
peserta didik yang telah sadar akan kebersihan lingkungan, memiliki rasa
tanggung jawab, dan kedisiplinan yang tinggi. Hal tersebut dapat dilihat dari
lingkungan SMP N 2 Suruh yang luas dan kebersihannya terjaga karena peserta
didik sadar akan kebersihan. Sebagai contoh konkretnya adalah mereka
membuang sampah pada tempatnya, mematuhi dan menjalankan jadwal piket
kelas dengan tanggung jawab, serta membersihkan tempat ibadah atau ruang
sekolah selain kelas secara bersama-sama. Selama peneliti melakukan penelitian
belum pernah sekalipun mendapati peserta didik yang terlambat. Hal tersebut
menunjukkan bahwa peserta didik memiliki tanggung jawab dan kedisiplinan
yang tinggi.
Selain itu guru, staf, dan karyawan juga memiliki tanggung jawab yang
tinggi. Hal tersebut terlihat pada guru yang tepat waktu dalam mengajar, baik
pada saat awal pembelajaran (masuk kelas) atau mengakhiri pembelajaran. Staf di
SMP Negeri 2 Suruh juga memberikan pelayanan dengan baik kepada peserta
didik, guru, atau pun teman sejawatnya. Begitu pula dengan karyawan disana,
pelaksanaan tugas pokok dan tugas tambahan dilakukan dengan baik.
34
4.2. Deskripsi Per Siklus
Siklus yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada desain PTK dari
Kemmis dan McTaggart dimana observasi dilakukan bersamaan dengan
pelaksanaan. Terdapat dua siklus yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini.
Setiap siklus dapat dijelaskan sebagai berikut.
Perbaikan pembelajaran dilaksanakan di kelas VIII B SMP N 2 Suruh
setiap hari Selasa dan Kamis yang dimulai tanggal 9 Januari 2018.
a. Siklus 1 terdiri dari tiga pertemuan:
Hari Selasa, 9 Januari 2018 pukul 08. 50-10. 10 WIB
Hari Kamis, 11 Januari 2018 pukul 07. 30-08. 50 WIB
Hari Selasa, 16 Januari 2018 pukul 08. 50-10. 10 WIB
b. Siklus 2 terdiri dari tiga pertemuan:
Hari Kamis, 18 Januari 2018 pukul 07. 30-08. 50 WIB
Hari Selasa, 23 Januari 2018 pukul 08. 50-10. 10 WIB
Hari Kamis, 25 Januari 2018 pukul 07. 30-08. 50 WIB
Materi perbaikan pembelajaran adalah Standar Kompetensi 5. Memahami
usaha persiapan kemerdekaan yang terdiri dari dua Kompetensi Dasar yaitu KD 5.
1 Menjelaskan proses persiapan kemerdekaan Indonesia dan KD 5. 2
Mendeskripsikan peristiwa-peristiwa sekitar proklamasi dan proses terbentuknya
negara kesatuan RI. Jumlah peserta didik kelas VIII B sebanyak 36 terdiri dari 20
peserta didik laki-laki dan 16 peserta didik perempuan.
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan
motivasi dan hasil belajar peserta didik kelas VIII B SMP N 2 Suruh, maka
peneliti mengembangkan rencana penelitian tindakan kelas berupa penggunaan
model pembelajaran Team Game Tournament (TGT) berbantu media powerpoint
berbasis video didalam kelas. Penelitian ini sabanyak dua siklus dan masing-
masing siklus terdiri dari persiapan/perencanaan, pelaksanaan tindakan,
observasi/pengamatan, dan refleksi.
35
4.2.1. Pra Siklus
Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 2 Suruh dengan subjek penelitian
yaitu kelas VIII B SMP N 2 Suruh, dengan jumlah peserta didik sebanyak 36 yang
terdiri dari 20 laki-laki dan 16 perempuan. Kelas VIII B SMP N 2 Suruh dijadikan
objek penelitian karena menurut hasil pengamatan, motivasi peserta didik dalam
mengikuti pembelajaran masih rendah. Data ini diperoleh dari observasi awal dan
pembagian kuesioner/angket kepada peserta didik kelas VIII B yang dilakukan
penulis sebelum merumuskan tindakan penelitian. Selain itu penulis juga
melakukan wawancara terhadap beberapa peserta didik dan guru mata pelajaran
yang bersangkutan. Peneliti berpendapat perlu adanya metode atau strategi baru
untuk menyampaikan materi pembelajaran sehingga membantu peserta didik lebih
termotivasi dan akhirnya akan berdampak pada hasil belajarnya.
Hasil wawancara terhadap beberapa peserta didik mengatakan bahwa
pembelajaran kurang menarik, monoton, guru menggunakan metode konvensional
dengan ceramah, dan media yang digunakan kurang bervariasi. Sementara itu hasil
wawancara dengan salah satu guru IPS di SMP N 2 Suruh yang mengatakan bahwa
masih banyak peserta didik yang pasif, mengantuk, kurang/tidak memiliki motivasi
dalam mengikuti pembelajaran IPS, serta berbicara dengan rekannya saat
dijelaskan. Peserta didik hanya mendengarkan dan mencatat saja tanpa mau
bertanya, sehingga tidak tercipta proses belajar yang diharapkan yang salah
satunya yaitu menjadikan peserta didik aktif yang ditandai dengan semangat
belajar dari peserta didik.
4.2.2. Siklus 1
4.2.2.1.Tahap Persiapan/Perencanaan Tindakan
Tahap pertama dalam siklus satu ini adalah menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan diajarkan sesuai dengan SK 5 yaitu
Memahami usaha persiapan kemerdekaan dengan KD yaitu 5. 1 Menjelaskan
proses persiapan kemerdekaan Indonesia.
36
Langkah-langkah tahap perencanaan yaitu sebagai berikut:
a. Membuat RPP menggunakan model belajar Team Game Tournament
(TGT).
b. Menyiapkan lembar observasi, untuk melihat kegiatan pembelajaran yang
dilakukan guru dan peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.
c. Membuat alat evaluasi belajar untuk peserta didik kerjakan secara
individu.
d. Menyiapkan kuesioner (angket) yang akan diisi oleh peserta didik setelah
pembelajaran selesai atau diluar jam pelajaran.
4.2.2.2.Tahap Pelaksanaan Tindakan
Tahap pelaksanaan adalah dimana pada tahap ini akan dilakukan perlakuan
pembelajaran yang berupaya untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar
peserta didik pada mata pelajaran IPS. Pada tahap ini akan dilakukan dengan
menggunakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun
sebelumnya.
Skenario pembelajaran akan dilakukan dengan menggunakan model
belajar Team Game Tournament (TGT) menggunakan media powerpoint berbasis
video pada setiap siklusnya. Pertemuan akan dilaksanakan selama 6 jam pelajaran
(3 x 80 menit) disetiap siklus. Pada tahap ini peneliti bertindak sebagai guru dan
akan didampingi oleh observer yang akan mengamati selama kegiatan
pembelajaran berlangsung.
Adapun tahap pelaksanaannya sebagai berikut:
Pertemuan Pertama
Materi:
- Terbentuknya BPUPKI
- Sidang BPUPKI dan Perumusan Dasar Negara
A. Kegiatan Awal (5 menit)
Kegiatan yang dilakukan oleh guru antara lain:
1) Mengucapkan salam pembuka dan berdoa
2) Melakukan pengkondisian kelas dan peserta didik
37
3) Menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu KD 5. 1 Menjelaskan proses
persiapan kemerdekaan Indonesia
4) Menyampaikan teknik penilaian yang akan digunakan yaitu pemberian
kuis dan ulangan harian
5) Menyampaikan metode pembelajaran yang akan digunakan yaitu Team
Game Tournament (TGT)
6) Apersepsi dan motivasi kepada peserta didik
B. Kegiatan Inti
Eksplorasi (20 menit)
Guru melakukan berbagai hal sebagai berikut:
1) Melibatkan peserta didik untuk mencari informasi tentang proses
persiapan kemerdekaan Indonesia yang akan dipelajari dari berbagai
sumber;
2) Menggunakan pendekatan pembelajaran TGT, media powerpoint, dan
sumber belajar lain untuk menyampaikan materi proses persiapan
kemerdekaan Indonesia;
3) Menyajikan video yang berhubungan dengan proses persiapan
kemerdekaan Indonesia;
4) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses belajar mengajar yaitu
dengan melakukan diskusi, tanya jawab, presentasi hasil, dll; dan
5) Menfasilitasi peserta didik jika ada materi yang kurang jelas atau hal lain
yang berhubungan.
Elaborasi (30 menit)
Guru melakukan proses pembelajaran sebagai berikut:
1) Guru memandu peserta didik untuk mengkaji buku sumber atau referensi
untuk membahas alasan Jepang membentuk BPUPKI, sidang BPUPKI,
dan perumusan dasar negara;
2) Tanya jawab mengenai materi pembentukan BPUPKI, sidang BPUPKI,
dan perumusan dasar negara;
3) Peserta didik dibagi menjadi 6 kelompok dan setiap kelompok terdapat 6
peserta didik;
38
4) Memberikan peserta didik bahan diskusi berupa kuis sebanyak 10 soal
beserta jawaban yang disusun secara acak;
5) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertukar pendapat,
menganalisis kuis, menyelesaikan kuis, dan bertindak tanpa ragu-ragu;
6) Memberi arahan kepada peserta didik dalam pembelajaran kooperatif;
7) Mendampingi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan
prestasi belajar;
8) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menyajikan hasil
kerja, baik individu maupun kelompok.
Konfirmasi (20 menit)
Pada tahap konfirmasi guru melakukan hal sebagai berikut:
1) Tanya jawab mengenai materi proses persiapan kemerdekaan Indonesia
yang belum dipahami peserta didik;
2) Meluruskan kesalahpahaman, memberi penguatan dan kesimpulan.
C. Kegiatan Penutup (5 menit)
Pada akhir kegiatan yaitu kegiatan penutup guru melakukan hal sebagai
berikut:
1) Guru bersama dengan peserta didik menyimpulkan materi tentang proses
persiapan kemerdekaan Indonesia;
2) Guru meminta peserta didik menyimpulkan nilai atau manfaat apa yang
didapat pada pembelajaran tentang proses persiapan kemerdekaan
Indonesia yang telah selesai dibahas;
3) Guru memberikan reward kepada kelompok yang memperoleh skor
tertinggi;
4) Merencanakan kegiatan tindak lanjut yaitu berupa remidi, program
pengayaan, layanan konseling atau pemberian tugas;
5) Menyampaikan materi yang akan dipelajari selanjutnya yaitu pembentukan
PPKI dan perannya;
6) Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam penutup.
39
Pertemuan Kedua
Materi:
- Pembentukan PPKI
- Peran PPKI
A. Kegiatan Awal (5 menit)
Kegiatan yang dilakukan oleh guru antara lain:
1) Mengucap salam pembuka dan berdoa
2) Melakukan pengkondisian kelas dan peserta didik
3) Menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu KD 5. 1 Menjelaskan proses
persiapan kemerdekaan Indonesia materi pembentukan PPKI dan perannya
4) Menyampaikan teknik penilaian yang akan digunakan yaitu pemberian
kuis dan ulangan harian
5) Menyampaikan metode pembelajaran yang akan digunakan yaitu Team
Game Tournament (TGT)
6) Apersepsi dan motivasi kepada peserta didik
B. Kegiatan Inti
Eksplorasi (20 menit)
Guru melakukan berbagai hal sebagai berikut:
1) Melibatkan peserta didik mencari informasi tentang proses persiapan
kemerdekaan Indonesia materi pembentukan PPKI dan perannya dari
berbagai sumber;
2) Menggunakan pendekatan pembelajaran TGT, media powerpoint, dan
sumber belajar lain untuk menyampaikan materi pembentukan PPKI dan
perannya yang akan dipelajari;
3) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses belajar mengajar yaitu
dengan melakukan diskusi, tanya jawab, presentasi hasil, dll; dan
4) Menfasilitasi peserta didik jika ada materi pembentukan PPKI dan
perannya yang kurang jelas atau hal lain yang berhubungan.
40
Elaborasi (30 menit)
Guru melakukan proses pembelajaran sebagai berikut:
1) Guru memandu peserta didik untuk mengkaji buku sumber atau referensi
untuk membahas alasan mengapa dibentuk PPKI dan perannya dalam
proses persiapan kemerdekaan Indonesia;
2) Tanya jawab mengenai materi pembentukan PPKI dan perannya yang
telah dibahas;
3) Meminta peserta didik secara berkelompok terdiri dari 9 orang (satu baris)
untuk memperdalam materi dengan cara membaca kembali;
4) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertukar pendapat,
menganalisis kuis, menyelesaikan kuis, dan bertindak tanpa ragu-ragu;
5) Memberi arahan kepada peserta didik dalam pembelajaran kooperatif;
6) Mendampingi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan
prestasi belajar;
7) Memfasilitasi peserta didik mengeksplorasi pengetahuannya dengan cara
memberikan kuis dalam bentuk pernyataan sejumlah 20 (dikerjakan secara
tim);
8) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menyajikan hasil
kerja, baik individu maupun kelompok.
Konfirmasi (20 menit)
Pada tahap konfirmasi guru melakukan hal sebagai berikut:
1) Tanya jawab tentang pembentukan PPKI dan perannya yang belum
dipahami peserta didik;
2) Meluruskan kesalahpahaman, memberi penguatan dan kesimpulan;
3) Memberikan motivasi agar peserta didik lebih aktif dalam proses
pembelajaran.
C. Kegiatan Penutup (5 menit)
Pada akhir kegiatan yaitu kegiatan penutup guru melakukan hal sebagai
berikut:
1) Guru bersama dengan peserta didik menyimpulkan materi pembentukan
PPKI dan perannya yang telah dibahas;
41
2) Guru meminta peserta didik menyimpulkan nilai atau manfaat apa yang
didapat pada pembelajaran yang telah selesai dibahas;
3) Guru memberikan reward kepada kelompok yang memperoleh skor
tertinggi;
4) Merencanakan kegiatan tindak lanjut yaitu berupa remidi, program
pengayaan, layanan konseling atau memberikan tugas;
5) Menyampaikan materi yang akan dipelajari selanjutnya yaitu KD 5. 2
Peristiwa Sekitar Proklamasi dan Terbentuknya NKRI;
6) Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam penutup.
4.2.2.3.Tahap Observasi/ pengamatan
Pada tahap ketiga ini adalah melakukan observasi terhadap penelitian
tindakan kelas. Pengamatan yang dilakukan adalah untuk mengetahui sejauh mana
peningkatan motivasi peserta didik setelah diberikan perlakuan menggunakan
model belajar TGT pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan media
powerpoint berbasis video, pengamatan ini diperoleh dengan menggunakan
lembar observasi. Untuk mengetahui motivasi belajar peserta didik peneliti juga
menggunakan lembar kuesioner untuk mengukurnya dan untuk mengukur hasil
belajar peserta didik peneliti menggunakan tes tertulis dalam bentuk pilihan
ganda.
4.2.2.4.Tahap Refleksi
Peneliti melakukan refleksi pembelajaran yang telah berlangsung terhadap
kegiatan pembelajaran dari pertemuan pertama disiklus pertama. Adapun refleksi
dilakukan dengan:
a. Melakukan evaluasi terhadap motivasi, hasil belajar dan ketepatan waktu
dalam setiap tahap pelaksanaan.
b. Membahas hasil evaluasi.
c. Memperbaiki pelaksanaan tindakan kelas sesuai hasil dari evalusi yang
dilakukan agar siklus berikutnya hasilnya lebih baik lagi.
42
4.2.3. Siklus 2
4.2.3.1.Tahap Persiapan/Perencanaan Tindakan
Tahap pertama dalam siklus dua ini adalah memperbaiki model
pembelajaran Team Game Tournament (TGT) menggunakan media powerpoint
berbasis video berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama. Untuk tahap
perbaikan ini peneliti telah menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
yang akan diajarkan sesuai dengan Kompetensi Dasar yaitu KD 5. 2
Mendeskripsikan peristiwa-peristiwa sekitar proklamasi dan proses terbentuknya
NKRI.
Langkah-langkah tahap perencanaan yaitu sebagai berikut:
a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan model belajar
Team Game Tournament (TGT).
b. Menyiapkan lembar observasi, untuk melihat kegiatan pembelajaran yang
dilakukan guru dan peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.
c. Membuat alat evaluasi belajar untuk peserta didik kerjakan secara
individu.
d. Menyiapkan lembar kuesioner yang akan diisi oleh peserta didik setelah
pembelajaran selesai atau diluar jam pelajaran dengan modifikasi yang
lebih baik.
4.2.3.2.Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini peneliti akan melakukan perbaikan tindakan dengan
melaksanakan pembelajaran yang berpacu dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) pada mata pelajaran IPS yang telah disusun sebelumnya.
Adapun tahap pelaksanaannya sebagai berikut:
43
Pertemuan Pertama
Materi:
- Perbedaan perspektif antara golongan muda dan tua
- Kronologi proklamasi kemerdekaan Indonesia
- Kronologi proses penyebaran berita proklamasi
A. Kegiatan Awal (5 menit)
Kegiatan yang dilakukan oleh guru antara lain:
1) Mengucap salam pembuka dan berdoa
2) Melakukan pengkondisian kelas dan peserta didik
3) Menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu KD 5. 2 Mendeskripsikan
peristiwa-peristiwa sekitar proklamasi dan proses terbentuknya NKRI
4) Menyampaikan teknik penilaian yang akan digunakan
5) Menyampaikan metode pembelajaran yang akan digunakan yaitu Team
Game Tournament (TGT)
6) Apersepsi dan motivasi kepada peserta didik
B. Kegiatan Inti
Eksplorasi (20 menit)
Guru melakukan berbagai hal sebagai berikut:
1) Melibatkan peserta didik mencari informasi tentang peristiwa sekitar
proklamasi dan proses terbentuknya NKRI yang akan dipelajari dari
berbagai sumber;
2) Menggunakan pendekatan pembelajaran TGT, media powerpoint, dan
sumber belajar lain untuk menyampaikan materi peristiwa sekitar
proklamasi dan proses terbentuknya NKRI yang akan dipelajari;
3) Menyajikan video yang berhubungan dengan materi peristiwa sekitar
proklamasi dan proses terbentuknya NKRI;
4) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses belajar mengajar yaitu
dengan melakukan diskusi, tanya jawab, presentasi hasil, dll; dan
44
5) Menfasilitasi peserta didik jika ada materi peristiwa sekitar proklamasi dan
proses terbentuknya NKRI yang kurang jelas atau hal lain yang
berhubungan.
Elaborasi (30 menit)
Guru melakukan proses pembelajaran sebagai berikut:
1) Guru memandu peserta didik untuk mengkaji buku sumber atau referensi
untuk membahas peristiwa sekitar proklamasi;
2) Tanya jawab mengenai materi peristiwa sekitar proklamasi dan proses
penyebaran berita proklamasi yang telah dibahas;
3) Memberi arahan kepada peserta didik dalam pembelajaran kooperatif;
4) Mendampingi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan
prestasi belajar;
5) Memfasilitasi peserta didik mengeksplorasi pengetahuannya dengan cara
memberikan tugas mandiri;
6) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menyajikan hasil
kerja, baik individual maupun kelompok.
Konfirmasi (20 menit)
Pada tahap konfirmasi guru melakukan hal sebagai berikut:
1) Tanya jawab tentang materi peristiwa sekitar proklamasi dan proses
penyebaran berita proklamasi yang belum dipahami peserta didik;
2) Meluruskan kesalahpahaman, memberikan penguatan dan kesimpulan;
3) Memberikan motivasi agar peserta didik lebih aktif dalam proses
pembelajaran.
C. Kegiatan Penutup (5 menit)
Pada akhir kegiatan yaitu kegiatan penutup guru melakukan hal sebagai
berikut:
1) Guru bersama dengan peserta didik menyimpulkan materi peristiwa sekitar
proklamasi dan proses penyebaran berita proklamasi yang telah dibahas;
2) Guru meminta peserta didik menyimpulkan nilai atau manfaat apa yang
didapat pada pembelajaran yang telah selesai dibahas;
45
3) Guru memberikan reward kepada kelompok yang memperoleh skor
tertinggi;
4) Merencanakan kegiatan tindak lanjut yaitu berupa remidi, program
pengayaan, layanan konseling atau memberikan tugas;
5) Menyampaikan materi yang akan dipelajari selanjutnya yaitu materi
tentang proses terbentuknya NKRI beserta kelengkapannya, dukungan
spontan dan tindakan heroik diberbagai daerah;
6) Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam penutup.
Pertemuan 2
Materi:
- Proses terbentuknya NKRI beserta kelengkapannya
- Dukungan spontan dan tindakan heroik diberbagai daerah
A. Kegiatan Awal (5 menit)
Kegiatan yang dilakukan oleh guru antara lain:
1) Mengucap salam pembuka dan berdoa
2) Melakukan pengkondisian kelas dan peserta didik
3) Menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu KD 5. 2 Mendeskripsikan
peristiwa-peristiwa sekitar proklamasi dan proses terbentuknya NKRI
materi proses terbentuknya NKRI beserta kelengkapannya, dukungan
spontan dan tindakan heroik diberbagai daerah
4) Menyampaikan teknik penilaian yang akan digunakan yaitu kuis dan
ulangan harian
5) Menyampaikan metode pembelajaran yang akan digunakan yaitu Team
Game Tournament (TGT)
6) Apersepsi dan motivasi kepada peserta didik
B. Kegiatan Inti
Eksplorasi (20 menit)
Guru melakukan berbagai hal sebagai berikut:
1) Melibatkan peserta didik mencari informasi tentang materi proses
terbentuknya NKRI beserta kelengkapannya, dukungan spontan dan
46
tindakan heroik diberbagai daerah yang akan dipelajari dari berbagai
sumber;
2) Menggunakan pendekatan pembelajaran TGT, media powerpoint, dan
sumber belajar lain untuk menyampaikan materi proses terbentuknya
NKRI beserta kelengkapannya, dukungan spontan dan tindakan heroik
diberbagai daerah;
3) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses belajar mengajar yaitu
dengan melakukan diskusi, tanya jawab, presentasi hasil, dll; dan
4) Menfasilitasi peserta didik jika ada materi yang kurang jelas atau hal lain
yang berhubungan.
Elaborasi (30 menit)
Guru melakukan proses pembelajaran sebagai berikut:
1) Guru memandu peserta didik untuk mengkaji buku sumber atau referensi
untuk membahas tentang proses terbentuknya Negara Kesatuan Republik
Indonesia beserta kelengkapannya, dukungan spontan, dan tindakan heroik
diberbagai daerah;
2) Tanya jawab mengenai materi proses terbentuknya Negara Kesatuan
Republik Indonesia beserta kelengkapannya, dukungan spontan, dan
tindakan heroik diberbagai daerah yang telah dibahas;
3) Meminta peserta didik secara berkelompok (terdiri dari 4 orang) untuk
memperdalam materi proses terbentuknya Negara Kesatuan Republik
Indonesia beserta kelengkapannya, dukungan spontan, dan tindakan heroik
diberbagai daerah dengan cara membaca kembali;
4) Memfasilitasi peserta didik mengeksplorasi pengetahuannya dengan cara
memberikan kuis dalam bentuk Teka-Teki Silang (TTS) yang dikerjakan
secara kelompok;
5) Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertukar pendapat,
menganalisis kuis, menyelesaikan kuis, dan bertindak tanpa ragu-ragu;
6) Memberikan arahan kepada peserta didik dalam pembelajaran kooperatif;
7) Mendampingi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan
prestasi belajar;
47
8) Memberika kesempatan kepada peserta didik untuk menyajikan hasil
kerja, baik individu maupun kelompok.
Konfirmasi (20 menit)
Pada tahap konfirmasi guru melakukan hal sebagai berikut:
1) Tanya jawab tentang materi KD 5. 1 dan KD 5. 2 yang belum dipahami
peserta didik;
2) Meluruskan kesalahpahaman, memberikan penguatan dan kesimpulan;
3) Memberikan motivasi agar peserta didik lebih aktif dalam proses
pembelajaran.
C. Kegiatan Penutup (5 menit)
Pada akhir kegiatan yaitu kegiatan penutup guru melakukan hal sebagai
berikut:
1) Guru bersama dengan peserta didik menyimpulkan materi proses
terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia beserta
kelengkapannya, dukungan spontan, dan tindakan heroik diberbagai
daerah yang telah dibahas;
2) Guru meminta peserta didik menyimpulkan nilai atau manfaat apa yang
didapat pada pembelajaran yang telah selesai dibahas;
3) Guru memberikan reward kepada kelompok yang memperoleh skor
tertinggi;
4) Merencanakan kegiatan tindak lanjut yaitu berupa remidi, program
pengayaan, layanan konseling atau memberikan tugas;
5) Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam penutup.
4.2.3.3.Tahap Observasi/ Pengamatan
Pada tahap ketiga ini adalah melakukan observasi terhadap penelitian
tindakan kelas. Pengamatan yang dilakukan adalah untuk mengetahui sejauh mana
peningkatan motivasi dan hasil belajar peserta didik setelah diberikan perlakuan
menggunakan model belajar Team Game Tournament (TGT) berbantu media
powerpoint berbasis video pada mata pelajaran IPS, pengamatan ini dinilai
menggunakan lembar observasi. Untuk mengetahui motivasi belajar peserta didik
48
meningkat peneliti menggunakan lembar kuesioner untuk mengukurnya dan untuk
mengukur hasil belajar peserta didik peneliti menggunakan tes tertulis.
4.2.3.4.Tahap Refleksi
Peneliti melakukan refleksi pembelajaran yang telah berlangsung terhadap
kegiatan pembelajaran dari pertemuan pertama sampai pertemuan kedua disiklus
kedua.
Adapun refleksi dilakukan dengan:
a. Melakukan evaluasi terhadap motivasi belajar, hasil belajar dan ketepatan
waktu dalam setiap tahap pelaksanaan.
b. Membahas hasil evaluasi.
c. Memperbaiki pelaksanaan tindakan kelas sesuai hasil dari evalusi yang
dilakukan agar siklus berikutnya hasilnya menjadi lebih baik lagi.
Berdasarkan refleksi pada akhir siklus kedua, motivasi dan hasil belajar
sudah memenuhi target yang ditetapkan yaitu 90%. Sehingga penelitian berhenti
pada siklus dua dan tidak ada siklus ketiga atau siklus lanjutan.
1.3. Hasil penelitian
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada materi memahami usaha
persiapan kemerdekaan dengan menggunakan model pembelajaran Team Game
Tournament (TGT) berbantu media powerpoint berbasis video pada mata
pelajaran IPS kelas VIII B di SMP Negeri 2 Suruh dapat berhasil dengan baik
karena berkat kerjasama antara penulis dengan guru mata pelajaran, konsultasi
dengan pembimbing, mengkaji berbagai sumber yang memuat teori belajar
mengajar yang berkaitan dengan tindakan yang penulis gunakan dalam perbaikan
proses pembelajaran. Pengukuran tingkat motivasi dan evaluasi belajar dilakukan
disetiap akhir siklus.
1.3.1. Pra Siklus
Hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa
peserta didik tidak bersemangat dalam mengikuti pembelajaran IPS. Peserta didik
49
hanya duduk, mencatat, dan bahkan tidak sedikit peserta didik yang berbicara
dengan rekannya. Hasil wawancara terhadap guru mata pelajaran juga
menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik dinilai rendah. Untuk mengetahui
tingkat motivasi peserta didik peneliti melakukan pengambilan data dengan cara
membagikan kuesioner kepada seluruh peserta didik. Kuesioner terdiri dari 20
pernyataan yang merupakan motivasi internal dan eksternal yang dinilai menjadi
indikator dari peningkatan motivasi. Setelah dianalisis menggunakan SPSS versi
16. 0 dari 20 pernyaaan hanya 10 yang memenuhi kriteria reliabilitas dan
validitasnya. Nilai reliabilitas dan validitas sebelumnya sudah ditentukan oleh
peneliti dengan mangacu teori dari para ahli.
Tersedia sebanyak lima jawaban dari setiap pernyataan yang diberikan.
angka yang diberikan yaitu mulai angka satu untuk jawaban sangat tidak setuju
dan angka lima untuk jawaban sangat setuju. Peserta didik mengisi kuesioner
diluar jam pelajaran dengan bimbingan peneliti. Pengisian kuesioner dilakukan
pada tanggal 4 Januari 2018 yaitu sebelum dilakukan perlakuan. Setelah mengisi
kuesioner yang diberikan didapat hasil bahwa rata-rata pra siklus atau sebelum
dilakukan perlakuan pembelajaran dengan menggunakan model Team Game
Tournament (TGT) motivasi peserta didik sebesar 2, 26 artinya dari sepuluh
pernyataan, peserta didik kebanyakan menjawab tidak setuju. Hanya sebanyak 45,
39% peserta didik yang memiliki motivasi dalam pembelajaran IPS.
Selain pengambilan data menggunakan kuesioner/angket, peneliti juga
mendapat data hasil ulangan peserta didik semester 1 dari guru mata pelajaran
IPS. Guru menyatakan jika dari 36 peserta didik hanya sebanyak 12 orang yang
mencapai KKM yang ditetapkan yaitu 76. Rata-rata yang didapat juga rendah
yaitu sebesar 68. Oleh sebab itu peneliti melakukan pembelajaran dengan
menggunakan model Team Game Tournament (TGT) berbantu media powerpoint
berbasis video. Perlakuan akan dilaksanakan sebanyak dua siklus dan akan
dilakukan evaluasi disetiap akhir siklusnya.
1.3.2. Siklus 1
50
Peneliti menggunakan media powerpoint berbasis video untuk
penyampaian pembelajaran pada setiap pertemuan. Pada pertemuan pertama
sudah terlihat bahwa peserta didik memperhatikan saat peneliti menampilkan
video dengan materi proses persiapan kemerdekaan Indonesia. Peserta didik
terlihat lebih antusias atau lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran pada
saat peneliti memberikan kuis yang menjadi inti dari model pembelajaran Team
Game Tournament (TGT). Pertemuan pertama diakhiri dengan pemberian tugas
yang berhubungan dengan materi pada pertemuan berikutnya yaitu tentang
pembentukan PPKI dan perannya.
Pertemuan kedua membahas tentang materi pembentukan PPKI dan
perannya. Peserta didik memperhatikan saat proses belajar mengajar, walaupun
masih belum ada yang bertanya tentang materi yang belum dipahami. Pada
pertemuan kedua peneliti melakukan metode yang sama, yaitu dengan
menampilkan video yang berhubungan dengan materi pembentukan PPKI dan
perannya. Disamping itu peneliti juga sudah menyiapkan kuis yang akan
dikerjakan oleh peserta didik. Kuis pada pertemuan kedua sedikit berbeda dengan
kuis pada pertemuan pertama. Kuis pada pertemuan pertama dalam bentuk
pernyataan yang berjumlah sepuluh dan jawaban yang disusun secara acak.
Peserta didik berkelompok (satu kelompok enam orang) dan mengerjakan kuis
yang diberikan dengan cara menempel jawaban yang sesuai pernyataan dan diberi
waktu selama 10 menit. Tiga kelompok tercepat yang menyelesaikan kuis akan
mendapat skor tambahan.
Sedangkan kuis pada pertemuan kedua yaitu dalam bentuk pernyataan
sejumlah dua puluh dan tidak disertai dengan jawaban. Cara bermainnya adalah
peserta didik dibagi menjadi empat kelompok (satu kelompok sembilan orang),
kemudian peneliti menampilkan pernyataan dan peserta didik harus tunjuk tangan
sebelum menjawab pernyataan tersebut. Jika peserta didik kurang tepat atau salah
menjawab pernyataan yang sedang ditampilkan maka kelompok lain dapat tunjuk
tangan dan mengambil poin dari kelompok yang tidak bisa menjawab. Peraturan
yang lain yaitu peserta didik yang sudah tunjuk tangan dan berhasil menjawab,
51
tidak boleh tunjuk tangan lagi tetapi diperbolehkan membantu rekan
sekelompoknya.
Setelah siklus pertama selesai dengan dua pertemuan, peneliti melakukan
evaluasi pembelajaran dengan ulangan harian dalam bentuk pilihan ganda
sebanyak 40 soal dan yang lolos uji validitas dan reliabilitasnya sebanyak 25 soal.
Sebagai tambahan salah satu cara yang digunakan peneliti agar peserta didik mau
membaca materi maka pada akhir pembelajaran peneliti memberikan tugas rumah
yaitu menuliskan kronologi proklamasi kemerdekaan Indonesia. Didapat hasil
evaluasi yaitu dari 36 peserta didik yang mencapai KKM sebanyak 21 dan sisanya
belum tuntas atau 58, 33% dari jumlah keseluruhan. Peneliti juga membagikan
kuesioner/angket untuk diisi oleh peserta didik diluar jam pelajaran. Setelah
peneliti melakukan perhitungan, rata-rata jawaban yang diberikan oleh peserta
didik adalah 3, 85. Artinya 77, 06% dari jumlah keseluruhan peserta didik
memberikan jawaban setuju dan sisanya masih banyak yang menjawab ragu-ragu.
Hal itu terlihat pada saat proses belajar mengajar terdapat beberapa peserta didik
yang berbicara dengan rekannya, tidak mengerjakan tugas rumah yang diberikan
dan kurang sadar akan pentingnya program perbaikan dan pengayaan. Hasil yang
diperoleh pada siklus pertama dinilai belum berhasil oleh peneliti karena belum
mencapai target yang diharapkan. Maka peneliti melakukan siklus lanjutan yaitu
siklus dua.
1.3.3. Siklus 2
Pada siklus kedua pertemuan pertama peneliti meminta peserta didik
secara acak maju kedepan kelas untuk mempresentasikan hasil tugas yang
diberikan yaitu menuliskan kronologi proklamasi kemerdekaan Indonesia dan
dilengkapi oleh beberapa peserta didik lainnya. Kemudian peneliti menampilkan
video yang berhubungan dan memberikan klarifikasi tentang apa yang telah
disampaikan peserta didik. Peserta didik mulai meningkat motivasinya, hal
tersebut terlihat pada sikap dan tindakan yang ditunjukkan yaitu tidak lagi
berbicara dengan rekannya dan mau mengerjakan program perbaikan dan
pengayaan yang sebelumnya diberikan.
52
Peningkatan motivasi semakin terlihat pada pertemuan kedua yaitu
membahas tentang materi proses terbentuknya NKRI beserta kelengkapannya,
dukungan spontan dan tindakan heroik yang dilakukan diberbagai daerah. Pada
pertemuan kedua peneliti menyiapkan kuis dalam bentuk Teka Teki Silang (TTS)
sebanyak 15 soal. Kuis dikerjakan secara kelompok, satu kelompok terdiri dari
empat orang. Jumlah orang dalam kelompok diperkecil karena menurut hasil
evaluasi pada siklus pertama peneliti berpendapat, jika dalam satu kelompok
terlalu banyak anggota maka tidak efisien karena tidak semua anggota aktif. Hal
tersebut terbukti ketika observasi dilakukan bahwa terdapat beberapa peserta didik
hanya duduk diam dan meminta rekannya untuk menulis namanya didaftar
kelompok.
Siklus kedua diakhiri dengan pemberian evaluasi berupa ulangan harian
oleh peneliti pada pertemuan berikutnya. Pengisian kuesioner/angket juga
dilakukan pada saat itu dan didapat rata-rata sebesar 4, 48. Artinya 89, 78%
peserta didik setuju dengan pernyataan yang diberikan yang salah satunya yaitu
bersemangat ketika pelajaran IPS. Selain itu dari 36 peserta didik terdapat 33 yang
sudah mencapai KKM atau sebesar 91, 67% dan masih ada 3 peserta didik yang
masih dibawah KKM. Hal tersebut dikarenakan salah satu peserta didik tidak
berangkat pada pertemuan sebelumnya dikarenakan sakit tetapi tanpa surat ijin
resmi. Sedangkan kedua peserta didik yang tidak mencapai KKM memiliki
masalah dengan lingkungannya dan berkebutuhan khusus.
Dapat dikatakan penelitian ini berhasil karena sudah mencapai target yang
telah ditentukan oleh peneliti yaitu sebesar 90%. Salah satu aspek yang
menyebabkan motivasi peserta didik tidak mencapai 100% dikarenakan
ketidakterlaksananya pernyataan yang ditulis pada lembar observasi yaitu peserta
didik bertanya jika terdapat materi yang belum paham. Walaupun pada
kenyataannya peserta didik lebih banyak bertanya pada saat diluar jam pelajaran.
Persentase tertinggi adalah penggunaan indera penglihatan, hal ini terbukti
pada penggunaan metode TGT berbantu powerpoint berbasis video. Selain teori
tersebut penelitian ini juga membuktikan teori yang dikemukakan oleh Decce dan
Growford mengenai fungsi guru yang salah satunya adalah pemberian arahan
53
perilaku kepada peserta didik. Pemberian arahan perilaku kepada peserta didik
dapat berupa: pergunakan pujian verbal, pergunakan tes dan nilai secara
bijaksana, membangkitkan rasa ingin tahu dan hasrat eksplorasi, melakukan hal
yang luar biasa, memanfaatkan apersepsi peserta didik, menerapkan konsep yang
unik agar peserta didik lebih terlibat, meminta peserta didik mempergunakan hal-
hal yang sudah dipelajari sebelumnya, penggunaan simulasi dan permainan,
perkecil daya tarik sistem motivasi yang bertentangan, dan memperkecil
konsekuensi yang tidak menyenangkan terhadap peserta didik dari keterlibatannya
dalam belajar. Kesebelas pernyataan yang dikemukakan oleh Decce dan Growford
telah dilakukan oleh peneliti dengan model pembelajaran Team Game
Tournament (TGT) dan hasilnya signifikan dalam peningkatan motivasi peserta
didik.
Pembelajaran IPS dilakukan sebanyak dua siklus dan disetiap siklusnya
dilakukan observasi oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan. Hasil observasi
yang dilakukan oleh guru mata pelajaran IPS disajikan pada tabel berikut.
Tabel 4. 1
Hasil Observasi
PERNYATAAN SIKLUS KETERLAKSANAAN
1 sampai 10
Siklus 1 80 %
Siklus 2 90%
Dari tabel 4. 1 dapat dijelaskan bahwa pada siklus 1 keterlaksanaan sudah
mencapai 80% tetapi belum mencapai target yang ditentukan oleh peneliti yaitu
90%. Karena dua pernyataan tidak dilakukan pada saat proses pembelajaran yaitu
menyampaikan tujuan dan peserta didik tidak bertanya pada saat pembelajaran.
Pada siklus 2 keterlaksanaan mengalami kenaikan menjadi 90% dari keseluruhan.
Penambahan 10% didapat dari terlaksananya pernyataan untuk menyampaikan
tujuan pembelajaran. Hal ini dapat menggambarkan bahwa motivasi peserta didik
mulai meningkat dan sudah mencapai target yang diharapkan. Pernyataan yang
diberikan sebanyak sepuluh dan satu pernyataan bernilai 10% dari keseluruhan,
54
maka 10% yang tidak terlaksana adalah pernyataan tentang peserta didik yang
bertanya kepada guru berkaitan dengan materi Standar Kompetensi 5 yaitu
memahami usaha persiapan kemerdekaan.
1.3.4. Perbandingan Antar Siklus
Selain melalui observasi yang dilakukan oleh guru mata pelajaran yang
bersangkutan, peneliti juga membagikan kuesioner/angket yang sebelumnya
sudah diuji reliabilitas dan validitasnya untuk diisi oleh peserta didik kelas VIII B.
Pengisian kuesioner/angket dilakukan sebanyak tiga kali, yaitu pra-siklus, akhir
siklus 1, dan akhir siklus 2 yang berfungsi untuk melihat tingkat motivasi peserta
didik. Hasil kuesioner, hasil observasi, dan hasil evaluasi dapat dilihat secara lebih
jelas pada tabel berikut.
Tabel 4. 2
Hasil Kuesioner
PERNYATAAN
1-10
RATA-RATA
PRA
SIKLUS
SIKLUS
1
SIKLUS
2
Rata-Rata 2, 26 3, 85 4, 48
Persentase 45, 39% 77, 06% 89, 78%
Rata-rata dari tabel 4. 2 diperoleh dari jawaban peserta didik sebanyak 36
dengan kriteria jawaban SS (Sangat Setuju), S (Setuju), R (Ragu-Ragu), TS
(Tidak Setuju), dan STS (Sangat Tidak Setuju). Angka 5 diberikan untuk jawaban
tertinggi yaitu sangat setuju dan angka 1 diberikan untuk jawaban sangat tidak
setuju. Persentase yang didapat melalui perhitungan sebagai berikut:
P = SPD/SM* 100%
Keterangan:
P = Persentase
SPD = Jumlah skor jawaban peserta didik
55
SM = Skor maksimal
Rata-rata pra siklus atau sebelum dilakukan perlakuan pembelajaran
dengan menggunakan model Team Game Tournament (TGT) motivasi peserta
didik sebesar 2, 26 artinya dari sepuluh pernyataan, peserta didik kebanyakan
menjawab tidak setuju. Hanya sebanyak 45, 39% peserta didik yang memiliki
motivasi dalam pembelajaran IPS. Setelah dua kali pertemuan dengan materi KD
5. 1 Menjelaskan proses persiapan kemerdekaan Indonesia rata-rata jawaban
meningkat menjadi 3, 85 yang artinya sebagian besar peserta didik setuju dengan
pernyataan yang diberikan tetapi masih terdapat jawaban ragu-ragu. Pada siklus
ini persentase peserta didik meningkat menjadi 77, 06%. Pada siklus kedua rata-
rata naik menjadi 4, 48 dengan persentase 89, 78% dan dapat dikatakan sudah
mencapai target, karena dari 36 peserta didik memberikan jawaban setuju atas
pernyataan yang diberikan. Hal tersebut merupakan gambaran bahwa motivasi
peserta didik mengalami peningkatan.
Telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa penemuan pada penelitian
terdahulu menunjukkan bahwa hasil belajar pada umumnya meningkat jika
motivasi untuk belajar bertambah. Terdapat dua macam motivasi, yaitu motivasi
intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Salah satu motivasi yang digunakan oleh peneliti
termasuk motivasi ekstrinsik. Penggunaan media dan model pembelajaran Team
Game Tournament (TGT) yang digunakan berhasil meningkatkan motivasi
peserta didik. Hal ini terlihat dari rata-rata yang diperoleh pada perhitungan
kuesioner yang telah diisi oleh peserta didik. Disamping untuk meningkatkan
motivasi belajar peserta didik, model pembelajaran yang digunakan peneliti juga
mengacu pada peningkatan hasil belajar.
Hasil evaluasi belajar dicapai peserta didik pada siklus 2 dengan tingkat
ketuntasan sudah memenuhi kriteria keberhasilan. Hal tersebut terbukti dari
peserta didik kelas VIII B SMP N 2 Suruh yang terdiri dari 36 dapat lulus Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) dengan nilai rata-rata 84, 4 yaitu sebanyak 33 peserta
didik. Dengan demikian proses perbaikan pembelajaran dapat dikatakan telah
berhasil.
56
Perolehan data sebelum perbaikan siklus 1 dan perbaikan siklus 2 pada
materi usaha persiapan kemerdekaan Indonesia, mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4. 3
Hasil Evaluasi Prasiklus
Statistics
PraSiklus
N Valid 36
Missing 0
Mean 68.
0556
Minimum 10. 00
Maximum 100. 00
Berdasarkan tabel 4. 3 pelaksanaan pembelajaran sebelum perbaikan
menyatakan bahwa hasil tes formatif sejumlah 36 peserta didik memiliki rata-rata
sebesar 68, nilai terendah adalah 10 dan nilai tertinggi yaitu 100. Peserta didik
yang mencapai KKM atau tuntas sebanyak 12 orang, sedangkan peserta didik
yang masih dibawah KKM atau belum tuntas sebanyak 24 orang. Daftar nilai pra
siklus terlampir.
57
Tabel 4. 4
Hasil Evaluasi Siklus 1
Statistics
Siklus1
N Valid 36
Missing 0
Mean 73. 3333
Minimum 32. 00
Maximum 96. 00
Berdasarkan tabel 4. 4 pelaksanaan pembelajaran setelah perbaikan
pertama menyatakan bahwa hasil tes formatif sejumlah 36 peserta didik
mengalami kenaikan yang sebelumnya rata-rata nilai 68, pada siklus 1 rata-rata
menjadi 73, 33%. Nilai terendah yang diperoleh adalah 32 dengan nilai tertinggi
96. Peserta didik yang mencapai KKM atau tuntas sebanyak 21 orang, sedangkan
peserta didik yang masih dibawah KKM atau belum tuntas sebanyak 15 orang.
Hasil ketuntasan yang didapat belum mencapai target dan peneliti memutuskan
untuk melanjutkan perlakuan pada siklus kedua yaitu Standar Kompetensi 5.
Memahami Usaha Persiapan Kemerdekaan dengan Kompetensi Dasar 5. 2
Mendeskripsikan peristiwa-peristiwa sekitar proklamasi dan proses terbentuknya
NKRI.
58
Tabel 4. 5
Hasil Evaluasi Siklus 2
Statistics
Siklus2
N Valid 36
Missing 0
Mean 84. 4444
Minimum 70. 00
Maximum 100. 00
Berdasarkan tabel 4. 5 pelaksanaan pembelajaran setelah perbaikan kedua
menyatakan bahwa hasil tes formatif sejumlah 36 peserta didik mencapai rata-rata
yang tinggi yaitu 84, 44 dengan nilai terendah 70 dan nilai tertinggi 100. Peserta
didik yang mencapai KKM atau tuntas sebanyak 33 orang, sedangkan peserta
didik yang masih dibawah KKM atau belum tuntas sebanyak 3 orang.
Tabel 4. 6
Rekapitulasi Hasil Evaluasi Mata Pelajaran IPS
Prasiklus, Siklus 1, dan Siklus 2
NO
NILAI HASIL EVALUASI
KETUNTASAN PRASIKLUS SIKLUS 1 SIKLUS 2
1 Tuntas 12 21 33
2 Belum Tuntas 24 15 3
Jumlah 36 36 36
1.4. Pembahasan
Hamalik dalam (Djamarah, 2011:148) yang menyatakan motivasi
merupakan suatu perubahan energi didalam pribadi seseorang yang ditandai
59
dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. Definisi
tersebut juga mendukung pelaksanaan pembelajaran pada setiap siklusnya. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa perubahan motivasi telah terjadi pada peserta
didik. Perubahan tersebut dapat dilihat melalui afektif dan reaksi peserta didik
yang merasa senang dan antusias mengikuti pembelajaran. Peserta didik juga
mengikuti sesi game dengan semangat dan mengikuti petunjuk yang diberikan
peneliti. Skor tertinggi menjadi tujuan setiap kelompoknya.
Motivasi belajar yang dimiliki peserta didik dalam setiap kegiatan
pembelajaran sangat berperan untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik
dalam mata pelajaran tertentu (Nashar, 2004:11). Pernyataan tersebut menjadi
alasan peneliti pada siklus pertama terfokus pada peningkatan motivasi peserta
didik. Karena telah dijelaskan bahwa motivasi sangat berperan untuk
meningkatkan prestasi peserta didik. Hasil belajar merupakan salah satu prestasi
dari peserta didik. Hasil penelitian menunjukkan hal yang sama dengan teori yang
dikemukakan oleh Nashar. Hasil belajar peserta didik meningkat pada akhir siklus
pertama yang ditandai dengan jumlah anak yang mencapai KKM lebih banyak
dari pra siklus.
Setelah dilakukan refleksi oleh peneliti dan guru mata pelajaran pada akhir
siklus, peneliti menyadari bahwa belum semua peserta didik terlibat dalam
pembelajaran. Peneliti mendapat masukan dari guru mata pelajaran agar pada
siklus berikutnya lebih memerhatikan langkah-langkah pada saat melakukan
pembelajaran. Catatan hasil observasi oleh guru mata pelajaran adalah peneliti
tidak menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Guru mata pelajaran
juga memberikan saran agar peneliti menunjuk peserta didik untuk menjawab
pertanyaan bukan hanya peserta didik yang duduk didepan tetapi menyeluruh.
Catatan lain dari guru mata pelajaran yang bersangkutan adalah
memperkecil jumlah peserta didik disetiap kelompok. Karena hal itu dianggap
efektif oleh guru mata pelajaran dan peneliti. Kenyataannya memang benar,
terlalu banyak peserta didik dalam satu kelompok, pekerjaan tidak efektif.
Terdapat peserta didik yang hanya duduk, diam, dan meminta temannya untuk
menuliskan nama didalam kelompok.
60
Setelah diadakan refleksi pada siklus pertama, peneliti melakukan refleksi
berkolaborasi dengan guru mata pelajaran pada akhir siklus dua. Hasil refleksi
yang dilakukan adalah peserta didik masih enggan bertanya tentang materi yang
belum paham kepada peneliti. Peserta didik hanya bertanya pada saat pengerjaan
kuis atau penugasan tetapi dalam kenyataannya terdapat beberapa peserta didik
yang bertanya kepada peneliti tentang materi yang belum paham diluar jam
pelajaran. Hal tersebut merupakan salah satu bukti bahwa motivasi peserta didik
meningkat yang diperlihatkan dalam bentuk kemauan mereka mencari tahu
tentang materi yang belum paham.
Penelitian ini juga membuktikan teori yang dikemukakan oleh Edgar Dale
dalam (Sadirman, 2002:8) bahwa pengalaman belajar seseorang 75% diperoleh
dari indera penglihatan (mata), 13% melalui indera pendengaran (telinga) dan
selebihnya melalui indera yang lain. Penelitian ini menunjukkan bahwa
penggunaan media powerpoint disetiap siklusnya terbukti membangkitkan
antusias peserta didik dalam mengikuti pembelajaran dan berdampak pada hasil
belajar mereka. Begitu pula dengan penggunaan video disetiap pembelajaran. Hal
itu memudahkan peserta didik mengingat apa yang telah dilihatnya dan dapat
menerapkan pengalaman yang didapat tersebut untuk mengerjakan kuis, tugas,
maupun ulangan. Peserta didik mampu mengingat pembelajaran yang telah
diberikan yang terlihat pada hasil evaluasi yang diberikan pada disetiap akhir
siklus mengalami peningkatan yang signifikan.
Hasil observasi yang dilakukan oleh guru mata pelajaran juga
menyebutkan bahwa peserta didik lebih tertarik dengan penggunaan powerpoint
dan video. Karena dapat meminimalis peserta didik yang mengantuk, bermain-
main pena, dan mengobrol dengan temannya. Hal tersebut merupakan wujud rasa
bosan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. Peneliti juga menyajikan
video pada setiap siklus yang berhubungan dengan materi yang sedang dibahas.
Video juga menjadi kisi-kisi jawaban dari kuis yang nantinya akan diberikan
sehingga peserta didik memperhatikan dengan baik karena mereka ingin
mengerjakan kuis dengan maksimal dan mendapat skor tertinggi.
61
Selain pembuktian terhadap teori yang sudah ada, penelitian ini sesuai
dengan penelitian yang sebelumnya telah dilakukan oleh Idawati, 2016 dengan
judul “Pengelolaan Model Pembelajaran TGT Dalam Meningkatkan Motivasi
Belajar IPS Kelas VII-5 SMP Negeri 3 Percut Sie Tuan” dan penelitian yang
dilakukan oleh Tri Hartiti, 2014 dengan judul “Peningkatan Keterampilan Sosial
dan Hasil Belajar IPS Melalui Model Kooperatif TGT di SMP N 1 Secang”.
Terdapat perbedaan penelitian ini dengan kedua penelitian tersebut.
Perbedaan yang pertama dapat dilihat dari jumlah peserta didik pada
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Tri Hartiti yaitu sebanyak 32 peserta
didik sedangkan pada penelitian ini sebanyak 36 peserta didik. Persentase
peningkatan hasil belajar pada penelitian sebelumnya rata-rata sebesar 23, 44%
sedangkan pada penelitian ini rata-ratanya yaitu 29, 17%. Hal ini membuktikan
bahwa semakin banyak jumlah peserta didik tidak memberikan dampak yang
buruk pada hasil belajarnya. Pada penelitian ini justru hasil belajar meningkat
secara drastis dengan model belajar yang tepat yang digunakan peneliti yaitu
model TGT berbantu media powerpoint berbasis video.
Perbedaan kedua adalah jumlah peserta didik disetiap kelompoknya. Pada
penelitian yang dilakukan oleh Idawati pembagian kelompok sebanyak 6 peserta
didik disetiap siklusnya, penelitian yang dilakukan oleh Tri Hartiti sebanyak 4
peserta didik disetiap siklusnya, dan pada penelitian ini pembagian kelompok
disetiap siklus berbeda jumlahnya. Siklus I pertemuan pertama, satu kelompok
terdiri dari 6 peserta didik, pertemuan kedua terdiri dari 9 peserta didik dan siklus
II pertemuan kedua sebanyak 4 peserta didik. Pembelajaran TGT memang
menuntut adanya banyak siswa tetapi dalam praktiknya, semakin banyak jumlah
anggota disetiap kelompok maka semakin tidak maksimal hasilnya. Jika satu
kelompok terdiri dari banyak anggota maka terdapat peserta didik yang pasif dan
hanya menjadi penonton saja. Pada akhirnya peneliti menetapkan 4 peserta didik
dalam satu kelompok pada siklus kedua pertemuan kedua dan hasil yang diperoleh
sangat memuaskan.
Perbedaan ketiga, yaitu langkah-langkah pada penelitian ini menggunakan
model TGT dengan modifikasi yang telah dilakukan oleh peneliti sedangkan
62
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Idawati mengacu pada model TGT
yang dikemukakan oleh Slavin. Alasan peneliti melakukan modifikasi model TGT
adalah agar waktu digunakan secara efektif. Disamping itu, karakter peserta didik
menuntut peneliti agar menyampaikan pembelajaran dengan sederhana dan mudah
dipahami. Dengan modifikasi tersebut, maka penelitian ini lebih efektif dilihat
dari segi waktu yang relatif cepat dan hasilnya memenuhi target yang diharapkan.
Jika peneliti memutuskan menggunakan model TGT tanpa modifikasi
dimungkinkan tidak akan seberhasil ini.
Keempat, bentuk kuis yang diberikan oleh peneliti kepada peserta didik.
Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Idawati, hanya menggunakan
kartu soal saja. Sedangkan pada penelitian ini kuis berbentuk pernyataan singkat
dengan jawaban acak dan peserta didik menempelkan jawaban yang sesuai
dengan pernyataan. Kuis yang kedua berbentuk softfile, yaitu peneliti
menayangkan pernyataan menggunakan LCD kemudian peserta didik mengangkat
tangan untuk menjawabnya. Kuis yang ketiga yaitu berbentuk teka-teki silang.
Variasi kuis yang diberikan oleh peneliti bermaksud agar peserta didik tidak bosan
dengan permainan atau kuis yang diberikan.
Perbedaan yang kelima adalah media dan alat bantu mengajar yang
menggunakan powerpoint berbasis video. Setelah melakukan observasi di SMP N
2 Suruh, guru mata pelajaran jarang menggunakan media tersebut. Padahal telah
dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa pengalaman belajar seseorang 75%
diperoleh dari indera penglihatan (mata). Dari pernyataan tersebut peneliti
memutuskan menggunakan media dan alat bantu mengajar menggunakan
powerpoint berbasis video, sehingga mampu membangkitkan motivasi peserta
didik khususnya di kelas VIII B dan berdampak pada hasil belajarnya.
Perbedaan terakhir dilihat dari hasil yang akan dicapai, penelitian yang
dilakukan oleh Idawati mengacu pada motivasi dan didalamnya membahas pula
tentang hasil belajar yang meningkat, penelitian Tri Hartiti mengharapkan
peningkatan keterampilan sosial dan hasil belajar, sedangkan penelitian ini
bermaksud untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar perserta didik. Karena
motivasi berhubungan erat dengan hasil belajar yang akan diperoleh. Jika peserta
63
didik tidak atau kurang memiliki motivasi dalam belajar khususnya mata pelajaran
IPS, maka sulit untuk mendapatkan hasil belajar yang baik.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Idawati kondisi awal tingkat motivasi
dikatakan sebesar 43, 99%, siklus pertama 69, 62%, dan siklus kedua 80, 99%.
Sedangkan hasil penelitian ini mencapai target yang cukup tinggi yaitu dari yang
sebelumnya 45,39%, siklus pertama 77,06%, dan siklus kedua 89,78%. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Tri Hartiti mengenai hasil belajar pada kondisi
awal yaitu 40,62%, siklus pertama 78,12%, dan siklus kedua 87,5%. Hasil
tersebut tidak jauh dengan hasil dari penelitian ini. Secara rinci akan dibahas pada
tabel berikut.
Tabel 4. 7
Rekap Hasil Penelitian
No Peneliti Aspek yang Diteliti Pra
Siklus
Siklus
1
Siklus
2
1. Anggita G. S. Motivasi 45,39% 77,06% 89,78%
Hasil Belajar 33,33% 58,33% 91,66%
2. Idawati Motivasi Belajar 43,99% 69,62% 80,99%
Hasil Belajar 16,67% 63,89% 86,11%
3. Tri Hartiti Keterampilan Sosial 46,88% 72,66% 80,78%
Hasil Belajar 40,62% 78,12% 87,5%
Peningkatan motivasi menjadi acuan oleh peneliti karena pada pra siklus
atau kondisi awal peserta didik hanya 45,39% yang memiliki motivasi dalam
mengikuti pembelajaran IPS. Dapat dikatakan tidak ada setengah dari jumlah
peserta didik yang antusias belajar IPS. Hal ini terbukti dengan hasil belajar yang
rendah yaitu hanya 33,33% yang mencapai KKM. Pemberlakuan pembelajaran
pada siklus satu yang terdiri dari dua pertemuan membuahkan hasil. Motivasi
64
peserta didik yang awalnya hanya 45, 39% menjadi 77, 06% dan dibarengi dengan
meningkatnya hasil belajar yaitu 58, 33% peserta didik sudah mencapai KKM.
Peneliti belum cukup puas dengan hasilnya karena belum mencapai target
yang diharapkan, sehingga dilakukan siklus yang kedua. Pada siklus kedua
peningkatan motivasi cukup tajam dari 77, 06% menjadi 89, 78%. Hal ini
dikarenakan pemberian kuis yang bervariasi menjadikan peserta didik lebih
semangat dalam mengikuti pembelajaran IPS. Selain motivasi yang meningkat
tajam, hasil belajar juga mengalami peningkatan yang tinggi pula yaitu dari 58,
33% menjadi 91, 66% peserta didik sudah mencapai KKM.