BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi...
25
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Kristen Satya Wacana Salatiga pada
semester II tahun pelajaran 2015/2016. Populasi dalam penelitian ini adalah SD
yayasan Kristen yang ada di kota Salatiga, yaitu SD Kristen Satya Wacana, SD
Kristen 1, SD Kristen 3 Eben Haezer dan SD Kristen 4. Diambil 2 kelas sampel
dari populasi yang akan dijadikan sebagai subjek dalam penelitian yaitu kelas IVA
(24 siswa) dan kelas IVB (24 siswa) SD Kristen Satya Wacana. Sebelum
dilakukan penelitian pada kedua kelas maka diberi pretest guna untuk mengerahui
kesamaan kemampuan awal kedua kelas. Nilai rata-rata pretest pada kelas IVA
46,87 dan nilai rata-rata pretest pada kelas IVB 46,79. Berdasarkan nilai rata-rata
pretest kelas IVA dan kelas IVB dapat dikatakan bahwa kemampuan awal kedua
kelas relatif sama. Sehingga ditentukan kelas IVA sebagai kelas eksperimen dan
kelas IVB sebagai kelas kontrol. Daftar jumlah siswa pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Data Subjek Penelitan SD Kristen Satya Wacana Salatiga
Kelas Jumlah Siswa
IVA Eksperimen 24 siswa
IVB Kontrol 24 siswa
Jumlah Keseluruhan 48 siswa
Kondisi fisik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dikatakan
dalam keadaan yang sama, hal ini di lihat dari tata ruang dan fasilitas yang ada di
kedua kelas misalnya meja, kursi, papan tulis, LCD, dll sama-sama dimiliki kedua
kelas dan dalam kondisi masih bagus.
4.2 Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas IVA dan kelas IVB SD Kristen
Satya Wacana Salatiga pada semester genap tahun pelajaran 2015/2016. Jumlah
subjek yang digunakan dalam penelitian sebanyak 48 orang, 24 orang dari kelas
IVA sebagai kelas eksperimen dan 24 orang dari kelas IVB sebagai kelas kontrol.
26
Kedua kelas ini telah diuji kesamaan variansnya yang menunjukkan bahwa
keadaan kedua kelas homogen atau memiliki kondisi yang sama. Hal ini
menunjukkan bahwa sebelum diberi perlakuan, kedua kelas mempunyai kondisi
awal yang sama. Sehingga kelas eksperimen dapat diberi perlakuan pembelajaran
dengan model pembelajaran STAD dan kelas kontrol dapat diberi perlakuan
pembelajaran dengan model pembelajaran Example Non Example.
4.3 Analisis Validasi Instrumen
Sebelum digunakan sebagai instrumen dalam pengambilan data, instrumen
pretest dan posttest terlebih dahulu dilakukan validasi konstruk yaitu validasi
berdasarkan 3 pendapat para pakar/ahli (Sugiyono). Dalam penelitian ini, validasi
konstruk instrument tes dilakukan oleh Ari Pujiono, S.Pd, Rah Seto Sumirat,
M.Pd, Sisfitika Dwi W, S.Pd selaku guru Sekolah Dasar.
Hasil validitas instrumen berupa tes, menunjukkan bahwa soal pretest yang
berjumlah sepuluh soal, enam soal isian dan empat soal uraian tentang materi
persegi dan persegi panjang telah memenuhi kriteria, karena kisi-kisi instrumen
yang disusun dengan butir-butir soal yang disusun sesuai. Hasil validitas
instrumen tes, untuk posttest yang berbentuk uraian sebanyak sepuluh butir soal
tentang materi bangun ruang kubus dan balok telah memenuhi kriteria, karena
adanya kesesuaian kisi-kisi instrumen yang disusun dengan butir soal yang
dipakai dan kesesuaian dengan materi yang diajarkan, bahasa yang digunakan
dalam penyusunan instrument tes mudah dipahami oleh peserta didik.
4.4 Analisis Kemampuan Awal
Kemampuan awal dalam penelitian ini adalah pretest, pretest diberikan
kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum kedua kelas mendapat
perlakuan pada pembelajaran menggunakan model pembelajaran STAD dan
Example Non Example. Nilai rata-rata pretest kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol dapat di lihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Rata-rata Nilai Pretest
Kelompok Rata-rata Nilai Pretest
Eksperimen 46,87
Kontrol 46,79
27
Berdasarkan tabel 4.2 menunjuklan bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen
dan kelas kontrol tidak berbeda secara signifikan. Kelas eksperimen memiliki nilai
rata-rata sebesar 46,87 dan kelas kontrol memiliki nilai rata-rata sebesar 46,79.
Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan awal siswa dalam kedua kelas tidak
berbeda secara signifikan. Kedua kelas dapat diberi perlakuan yang berbeda untuk
mengetahui perbedaan hasil belajar pada model pembelajaran mana yang lebih
efektif antara model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan model pembelajaran
Example Non Example.
4.3.1 Uji Normalitas Data Awal Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah data pretest dari kelas
eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal atau tidak. Pengambilan data
untuk uji normalitas pretest dilakukan di awal penelitian, sebelum pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran STAD dan Example Non
Example. Uji normalitas ini dilakukan dengan uji kolmogorov-smirnov dengan
menggunakan program SPSS version 16.0 for windows dengan taraf signifikansi
0,05.
Tahap melakukan uji normalitas dengan uji kolmogorov-smirnov melalui
program SPSS version 16.0 for windows adalah Analyze → Nonparametic Tests
→ 1-Sample K-S (Kolmogorov-Smirnov) → maka keluar kotak One-Sample
Kolmogorov-Smirnov → masukkan data yang akan di uji pada kolom Variable list
→ centang normal → Ok. Hasil uji normalitas untuk data pretest dari kelas
eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Normalitas Data Awal Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Eksperimen Kontrol
N 24 24
Normal Parametersa Mean 46.88 46.79
Std. Deviation 6.873 7.868
Most Extreme Differences Absolute .259 .254
Positive .228 .254
Negative -.259 -.252
Kolmogorov-Smirnov Z 1.267 1.244
Asymp. Sig. (2-tailed) .081 .090
a. Test distribution is Normal.
28
Berdasarkan Tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai signifikansi kelas
eksperimen sebesar 0,081 dan nilai signifikansi kelas kontrol sebesar 0,090. Nilai
signifikansi kelas eksperimen dan kelas kontrol lebih besar dari 0,05 (0,081 > 0,05
dan 0,090 > 0,05) yang berarti H0 diterima, dengan kata lain bahwa kelas
eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal. Berikut adalah histogram yang
menunjukkan bahwa hasil pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
berdistribusi normal.
Gambar 4.1 Histogram Data Awal Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
4.3.2 Uji Homogenitas Data Awal Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah data pretest kelas
eksperimen dan kelas kontrol berasal dari varians yang sama atau tidak.
Pengambilan data untuk uji homogenitas dilakukan di awal penelitian, sebelum
pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran STAD dan
Example Non Example. Uji homogenitas ini menggunakan statistik uji One-Way
ANOVA dengan bantuan program SPSS version 16.0 for windows dengan taraf
signifikansi 0,05.
Tahap melakukan uji normalitas dengan uji One-Way ANOVA melalui
program SPSS version 16.0 for windows adalah Analyze → Compare Means →
29
One-Way ANOVA → maka keluar kotak One-Way ANOVA → masukkan data
pretest pada kolom Dependent list, masukkan data kelas pada kolom Factor →
klik Options → centang Homogeneity of Variance test → Continue → Ok. Hasil
uji homogenitas untuk data pretest dari kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat
dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Homogenitas Data Awal Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Test of Homogeneity of Variances
Pretest
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.009 1 46 .925
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa nilai signifikansinya sebesar
0,925 yang lebih besar dari 0,05 (0,925 > 0,05) berarti H0 diterima. Hal ini
menunjukkan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varians yang
sama atau homogen.
4.3.3 Uji Kesamaan Rata-rata (Independent Samples t-test)
Uji kesamaan rata-rata digunakan untuk mengetahui apakah terdapat
perbedaan hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum
diberikan perlakuan pada pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran STAD dan Example Non Example. Uji kesamaan rata-rata ini
menggunakan statistik uji Independent Samples t-test dengan bantuan program
SPSS version 16.0 for window dengan taraf signifikansi 0,05.
Tahap melakukan uji kesamaan rata-rata dengan uji Independent Samples t-
test melalui program SPSS version 16.0 for window adalah Analyze → Compare
Means → Independent-Samples T Test → maka keluar kotak Independent-
Samples T Test → masukkan data nilai pada kolom Test Variable (s), masukkaan
data kelas pada kolom Grouping Variable → klik Define Groups, tulis 1 pada
group 1 dan 2 pada group 2 → Continue → Ok. Hasil uji kesamaan rata-rata
menggunakan uji independent samples t-test untuk data pretest dari kelas
eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.5.
30
Tabel 4.5 Independent Sample T-test Data Awal kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. T Df Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence
Interval of the Difference
Lower Upper
Nilai Equal variances assumed
.009 .925 .039 46 .969 .083 2.133 -4.209 4.376
Equal variances not assumed
.039 45.184 .969 .083 2.133 -4.212 4.378
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa nilai signifikansi pada kolom
Sig. (2-tailed) baris equal variances assumed sebesar 0,969 yang lebih besar dari
0,05 (0,969 > 0,05) berarti H0 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa tidak
terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan pada hasil pretest dari kelas
eksperimen dan kelas kontrol, sehingga dapat dikatakan bahwa kelas eksperimen
dan kelas kontrol memiliki kondisi awal yang sama atau seimbang.
4.4 Analisis Kemampuan Akhir
Kemampuan akhir dalam penelitian ini adalah posttest, posttest diberikan
kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah kedua kelas mendapat
perlakuan pada pembelajaran menggunakan model pembelajaran STAD dan
Example Non Example. Nilai rata-rata posttest kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol dapat di lihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6 Rata-rata Nilai Posttest
Kelompok Rata-rata Nilai Posttest
Eksperimen 89,04
Kontrol 80,58
Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa kelas eksperimen yang diberi
perlakuan menggunakan model pembelajaran STAD memperoleh nilai rata-rata
89,04, sedangkan kelas kontrol yang di beri perlakuan menggunakan model
31
pembelajaran Example Non Example memperoleh nilai rata-rata 80,58. Hal ini
menunjukkan bahwa hasil belajar matematika yang menggunakan penerapan
model pembelajaran STAD lebih efektif dari pada model pembelajaran Example
Non Example.
4.4.1 Uji Normalitas Data Akhir Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah data posttest dari kelas
eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal atau tidak. Pengambilan data
untuk uji normalitas posttest dilakukan di akhir penelitian, setelah pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran STAD dan Example Non
Example. Uji normalitas ini dilakukan dengan uji kolmogorov-smirnov dengan
menggunakan program SPSS version 16.0 for windows dengan taraf signifikansi
0,05.
Tahap melakukan uji normalitas dengan uji kolmogorov-smirnov melalui
program SPSS version 16.0 for windows adalah Analyze → Nonparametic Tests
→ 1-Sample K-S (Kolmogorov-Smirnov) → maka keluar kotak One-Sample
Kolmogorov-Smirnov → masukkan data yang akan di uji pada kolom Variable list
→ centang normal → Ok. Hasil uji normalitas untuk data posttest dari kelas
eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Normalitas Data Akhir Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Eksperimen Kontrol
N 24 24
Normal Parametersa Mean 89.04 80.58
Std. Deviation 12.153 15.452
Most Extreme Differences Absolute .191 .154
Positive .184 .117
Negative -.191 -.154
Kolmogorov-Smirnov Z .938 .755
Asymp. Sig. (2-tailed) .343 .618
a. Test distribution is Normal.
Berdasarkan Tabel 4.7 menunjukkan bahwa nilai signifikansi kelas
eksperimen sebesar 0,343 dan nilai signifikansi kelas kontrol sebesar 0,618. Nilai
signifikansi kelas eksperimen dan kelas kontrol lebih besar dari 0,05 (0,343 > 0,05
dan 0,618 > 0,05) yang berarti H0 diterima, dengan kata lain bahwa kelas
32
eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal. Berikut adalah histogram yang
menunjukkan bahwa hasil posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
berdistribusi normal.
Gambar 4.2 Histogram Data Akhir Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
4.4.2 Uji Homogenitas Data Akhir Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah data posttest kelas
eksperimen dan kelas kontrol berasal dari varians yang sama atau tidak.
Pengambilan data untuk uji homogenitas dilakukan di akhir penelitian, setelah
pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran STAD dan
Example Non Example. Uji homogenitas ini menggunakan statistik uji One-Way
ANOVA dengan bantuan program SPSS version 16.0 for windows dengan taraf
signifikansi 0,05.
Tahap melakukan uji normalitas dengan uji One-Way ANOVA melalui
program SPSS version 16.0 for windows adalah Analyze → Compare Means →
One-Way ANOVA → maka keluar kotak One-Way ANOVA → masukkan data
posttest pada kolom Dependent list, masukkan data kelas pada kolom Factor →
klik Options → centang Homogeneity of Variance test → Continue → Ok. Hasil
uji homogenitas untuk data posttest dari kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat
dilihat pada Tabel 4.8.
33
Tabel 4.8 Homogenitas Data Akhir Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Test of Homogeneity of Variances
Posttest
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.165 1 46 .286
Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa nilai signifikansinya sebesar
0,286 yang lebih besar dari 0,05 (0,286 > 0,05) berarti H0 diterima. Hal ini
menunjukkan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varians yang
sama atau homogen.
4.4.3 Uji Kesamaan Rata-rata (Independent Samples t-test)
Uji kesamaan rata-rata digunakan untuk mengetahui apakah terdapat
perbedaan hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberikan
perlakuan pada pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran STAD
dan Example Non Example. Uji kesamaan rata-rata ini menggunakan statistik uji
Independent Samples t-test dengan bantuan program SPSS version 16.0 for
window dengan taraf signifikansi 0,05.
Tahap melakukan uji kesamaan rata-rata dengan uji Independent Samples t-
test melalui program SPSS version 16.0 for window adalah Analyze → Compare
Means → Independent-Samples T Test → maka keluar kotak Independent-
Samples T Test → masukkan data nilai pada kolom Test Variable (s), masukkan
data kelas pada kolom Grouping Variable → klik Define Groups, tulis 1 pada
group 1 dan 2 pada group 2 → Continue → Ok. Hasil uji kesamaan rata-rata
menggunakan uji independent samples t-test untuk data posttest dari kelas
eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.9.
34
Tabel 4.9 Independent Sample T-test Data Akhir Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. T Df Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence
Interval of the Difference
Lower Upper
Nilai Equal variances assumed
1.165 .286 2.108 46 .041 8.458 4.013 .381 16.536
Equal variances not assumed
2.108 43.579 .041 8.458 4.013 .369 16.548
Berdasarkan Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa nilai signifikansi pada kolom
Sig. (2-tailed) baris equal variances assumed sebesar 0,041 kurang dari 0,05
(0,041 < 0,05) berarti H0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
rata-rata yang signifikan pada nilai posttest dari kelas eksperimen dan kelas
kontrol setelah diberikan perlakuan dengan model pembelajaran STAD dan
Example Non Example. Hal ini juga ditunjukkan dengan rata-rata nilai posttest
kelas eksperimen yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran STAD
(89,04) lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang diberi perkaluan
deangan model pembelajaran Example Non Example (80,58). Berdasarkan hal ini,
maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika yang diajarkan dengan
menggunakan model pembelajaran STAD lebih efektif dari pada hasil belajar
matematika yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Example
Non Example.
4.5 Proses Penelitian Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
4.5.1 Proses Penelitian Kelas Eksperimen
Pretest diberikan sebelum siswa mendapat perlakuan. Pretest kelas
eksperimen dilakukan pada hari jumat tanggal 29 April 2016.
Proses pembelajaran pada kelas eksperimen dilakukan pada hari senin 02
Mei 2016 dan kamis 05 Mei 2016. Proses pembelajaran pada kelas eksperimen
35
yaitu dengan model pembelajaran STAD dapat membuat siswa aktif selama
proses pembelajaran. Siswa belajar dalam kelompok kecil, berdiskusi dan bekerja
sama dalam menyelesaikan serta memahami tugas yang diberikan oleh guru.
Diawal kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran STAD, siswa
kurang antusias mengukuti pembelajaran, hal ini karena guru melakukan
pembentukan kelompok belajar yang baru, sehingga siswa merasa asing untuk
bergabung dan bekerja sama dengan anggota-anggota kelompok yang baru. Guru
berusaha meyakinkan siswa untuk masuk dalam anggota kelompok, guru
menjelaskan tanggung jawab setiap anggota kelompok dan menegaskan
keberhasilan belajar ditentukan oleh kerja sama setiap anggota kelompok.
Sehingga siswa menjadi antusias dan bersemangat mengikuti kegiatan
pembelajaran.
Selama proses pembelajaran berlangsung siswa terlihat begitu bersemangat
mengerjakan tugas kelompok, siswa mengerjakan latihan kelompok secara
bersama dan bekerjasama untuk mempersiapkan presentasi hasil kerja kelompok,
serta belajar bersama untuk memahami materi pembelajaran guna mempersiapkan
pengetahuan untuk menjawab soal kuis. Selama kegiatan kerja kelompok dan
memahami materi pembelajaran secara berkelompok berlangsung, guru berjalan
memantau setiap kelompok untuk memastikan setiap anggota kelompok ikut
bekerja dan berpartisipasi dalam mengerjakan dan memahami materi kelompok.
Presentasi dilakukan setelah setiap kelompok selesai mengerjakan tugas
kelompok. Setiap perwakilan kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil
kerja kelompok dan selama aktivitas presentasi guru mengecek ketepatan jawaban
dan memberikan penghargaan berupa bintang ketepatan pada setiap kelompok
yang telah mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Diakhir jam pembelajaran
guru memberikan kuis kepada masing-masing siswa, kuis dikerjakan secara
pribadi dan tidak boleh bekerja sama.
Posttest pada kelas eksperimen diberikan pada hari jumat tanggal 6 Mei
2016 yaitu akhir pertemuan. Jadwal pelaksanaan penelitian kelas eksperimen
dapat di lihat pada tabel 4.10.
36
Tabel 4.10 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Kelas Eksperimen
No Tanggal Kegiatan
1 Jumat, 29 April 2016 Pretest kelas eksperimen
2 Senin, 02 Mei 2016
Melakukan proses pembelajaran 1 pada kelas
eksperimen dengan menggunakan model
pembelajaran STAD pada materi bangun ruang
kubus dan balok.
3 Kamis, 05 Mei 2016
Melakukan proses pembelajaran 2 pada kelas
eksperimen dengan menggunakan model
pembelajaran STAD pada materi bangun ruang
kubus dan balok.
4 Jumat, 06 Mei 2016 Posttest kelas eksperimen
4.5.2 Proses Penelitian Kelas Kontrol
Pretest diberikan sebelum siswa mendapakan perlakuan. Pretest diberikan
pada hari jumat tanggal 29 April 2016.
Proses pembelajaran pada kelas eksperimen dilakukan pada hari senin 02
mei 2016 dan kamis 05 mei 2016. Proses pembelajaran pada kelas kontrol yaitu
menggunakan model pembelajaran Example Non Example dapat membuat siswa
berperan aktif selama proses pembelajaran. Siswa belajar dalam kelompok-
kelompok kecil, berdiskusi dan bekerja sama dalam kelompok guna untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Diawal kegiatan siswa kurang antusias untuk
mengikuti kegiatan pembelajaran, hal ini dikarenakan pembentukan kelompok
baru yang dilakukan oleh guru. Setelah guru bersusaha meyakinkan siswa bahwa
belajar secara berkelompok dan dengan orang yang berbeda-beda akan lebih asik
dan menyenangkan, akhirnya siswa mengikuti dan mulai terbiasa dengan
kelompoknya.
Kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Example Non
Example lebih memfokuskan siswa untuk belajar melalui gambar. Guru
membagikan gambar pada setiap kelompok dan menempelkan gambar yang
serupa di papan tulis serta memberikan lembar kerja kelompok yang harus siswa
kerjakan secara berkelompok sesuai petunjuk pada lembar kerja kelompok. Siswa
secara antusias bekerja sama dalam kelompok dan berlomba-lomba
menyelesaikan tugas kelompoknya. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan
tugas kelompok, setiap perwakilan kelompok diminta untuk mempresentasikan
hasil kerja kelompok. Guru membimbing dan membenarkan jawaban-jawaban
37
yang kurang tepat dalam presentasi kelompok. Diakhir jam pembelajaran guru
memberikan soal evaluasi.
Posttest pada kelas kontrol diberikan pada hari rabu tanggal 6 Mei 2016
yaitu akhir pertemuan. Jadwal pelaksanaan penelitian kelas kontrol dapat di lihat
pada tabel 4.10.
Tabel 4.11 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Kelas Kontrol
No Tanggal Kegiatan
1 Jumat, 29 April 2016 Pretest kelas kontrol
2 Senin, 02 Mei 2016
Melakukan proses pembelajaran 1 pada kelas
kontrol dengan menggunakan model pembelajaran
Example Non Example pada materi bangun ruang
kubus dan balok.
3 Kamis, 05 Mei 2016
Melakukan proses pembelajaran 2 pada kelas
kontrol dengan menggunakan model pembelajaran
Example Non Example pada materi bangun ruang
kubus dan balok.
4 Jumat, 06 Mei 2016 Posttest kelas kontrol
4.6 Pembahasan
Hasil data pretest dan posttest siswa dari kelas eksperimen dan kelas kontrol
menunjukkan bahwa kedua kelas sampel masing-masing berasal dari populasi
yang berdistribusi normal dan kedua kelas sampel berasal dari populasi yang
memiliki varians sama. Data pretest untuk uji rata-rata juga menunjukkan bahwa
kedua kelas memiliki kondisi awal yang seimbang dan uji rata-rata untuk data
posttest menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan pada
nilai postest dari kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberikan perlakuan
dengan model pembelajaran STAD dan Example Non Example.
Proses penelitian dengan perbedaan perlakuan yang diberikan di kedua kelas
sampel dilaksanakan pada tanggal 29 April sampai 06 Mei 2015. Setiap kelasnya
terdapat 4 kali pertemuan sebanyak 7 jam pelajaran termasuk untuk pretest 1 jam
pelajaran di awal pertemuan dan posttest 2 jam pelajaran di akhir pertemuan.
Kegiatan pembelajaran di kelas IVA yaitu kelas eksperimen menggunakan model
pembelajaran STAD, sedangkan di kelas IVB yaitu kelas kontrol menggunakan
model pembelajaran Example Non Example.
Penelitian ini sudah melakukan tahapan model pembelajaran STAD dan
model pembelajaran Example Non Example sesuai dengan sintak pembelajaran.
38
Keterampilan dalam membuka dan menutup pelajaran serta efisiensi guru dalam
menggunakan waktu selama pembelajaran juga telah dilakukan dengan tepat.
Penguasaan kelas, merespons siswa, menggunakan bahasa tulis dan lisan sudah
guru lakukan dengan baik.
Penerapan model pembelajaran STAD yang digunakan dalam pembelajaran
matematika di kelas eksperimen dimulai dengan guru melakukan apersepsi untuk
mengarahkan dan menanamkan konsep kepada siswa tentang materi pelajaran
yang akan diajarkan (bangun ruang kubus dan balok). Guru juga menyampaikan
kompetensi yang ingin dicapai melalui kegiatan pembelajaran dan memotivasi
siswa untuk belajar dengan baik sesuai model yang guru gunakan dalam proses
pembelajaran. Kegiatan inti dalam penerapan model pembelajaran STAD ini
dimulai dengan penjelasan guru tentang materi pembelajaran dan pembentukan
kelompok kecil atau kelompok belajar setelah guru selesai menyampaikan materi
pembelajaran. Setelah pembentukan kelompok siswa diberikan lembar kerja
kelompok yang harus diselesaikan secara berkelompok. Siswa secara spontan
aktif dan sibuk dengan pekerjaan kelompok, siswa disetiap kelompok juga
bertanggung jawab untuk memastikan setiap anggota kelompoknya bekerja dan
dapat memahami hasil kerja kelompoknya. Guru menegaskan bahwa pemahaman
siswa dalam kelompok akan bermanfaat untuk menentukan keberhasilan belajar
kelompok, hal ini membuat setiap anggota kelompok sibuk mengerjakan tugas
kelompok dan anggota kelompok yang sudah menguasai meteri atau hasil kerja
kelompok juga antusias untuk memberi penjelasan kepada anggota kelompoknya
yang belum memahani materi atau hasil kerja kelompok.
Penerapan model pembelajaran Example Non Example yang digunakan
dalam pembelajaran matematika di kelas kontrol dimulai dengan guru melakukan
apersepsi untuk mengarahkan dan menanamkan konsep kepada siswa tentang
materi pelajaran yang akan diajarkan (bangun ruang kubus dan balok). Guru juga
menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai melalui kegiatan pembelajaran dan
memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai model yang guru gunakan
dalam proses pembelajaran. Setelah itu guru membentuk kelompok kecil atau
kelompok balajar yang akan digunakan selama proses pembelajaran berlangsung.
Kegiatan inti dalam penerapan model pembelajaran Example Non Example ini
39
dimulai dengan mengerjakan tugas kelompok berdasarkan gambar yang guru
berikan. Siswa memulai aktivitas kerja kelompok dengan memahami gambar dan
hasil pemahaman siswa tentang gambar dituliskan pada lembar kerja kelompok
sesuai dengan pertanyaan yang tersedia pada lembar kerja kelompok. Guru
membimbing siswa dalam menyelesaikan pekerjaan kelompok dan memberi
penjelasan tentang materi pelajaran setelah siswa selesai mempresentasikan hasil
kerja kelompok.
Hasil pretest pada kelas eksperimen menunjukkan nilai rata-rata siswa
adalah 46,87, sedangkan pada kelas kontrol nilai rata-rata siswa adalah 46,79.
Nilai rata-rata posttest yang diperoleh siswa pada kelas eksperimen setelah diberi
perlakuan dengan model pembelajaran STAD sebesar 89,04, sedangkan nilai rata-
rata posttest yang diperoleh siswa pada kelas kontrol setelah diberi perlakuan
dengan model pembelajaran Example Non Example sebesar 80,58.
Berdasarkan hasil akhir yang diperoleh dari nilai posttest kelas eksperimen
dan kelas kontrol, diketahui bahwa hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yang
menggunakan model pembeljaran STAD pada pelaksanaan pembelajaran lebih
tinggi dari pada kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran Example
Non Example untuk mata pelajaran matematika materi bangun ruang kubus dan
balok. Hasil eksperimen menunjukkan tarap signifikansi 0,041 > 0,05 yang berarti
ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar matematika pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
Hasil yang diperoleh menyatakan bahawa hasil akhir kelas eksperimen yang
menerapkan model pembelajaran STAD lebih tinggi dari pada kelas kontrol yang
menerapkan model pembelajaran Example Non Example. Hasil menunjukkan
bahwa terdapat perubahan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yang
menerapkan model pembelajaran STAD. Kelas yang menerapkan model
pembelajaran STAD memiliki nilai pretest 46,87 dan posttest 89,04 dan terdapat
kenaikan nilai sebesar 42,17. Hal tersebut menunjukkan bahwa model
pembelajaran STAD efektif digunakan dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan uraian diatas, hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan hasil belajar matematika yang signifikan antara siswa yang diajar
dengan menggunakan model pembelajaran STAD dengan yang diajar
40
menggunakan model pembelajaran Example Non Example pada Materi Bangun
Ruang Kubus dan Balok siswa kelas IV SD Kristen Satya Wacana Kecamatan
Siderejo Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hendra
(2012) dengan judul penelitian “Perbedaan Hasil Belajar Matematika yang Diajar
Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement
Division) dan Model Pembelajaran CTL (Contextual Teaching And Learning)
pada Materi Kubus dan Balok Kelas IV SD Negeri Sumogawe 01 Kecamatan
Geta” yang menyatakan bahwa model pembelajaran STAD efektif digunakan
pada materi kubus dan balok kelas IV SD Negeri Sumogawe 01 Kecamatan Geta.
Penerapan model pembelajaran STAD dan Example Non Example terbukti
dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa walaupun memiliki perbedaan
hasil yang signifikan. Hal tersebut bisa dilihat dari perolehan nilai rata-rata kelas
eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Secara umum terdapat perbedaan
hasil belajar matematika yang signifikan antara siswa kelas eksperimen yang
diajar dengan menggunakan model pembelajaran STAD dan kelas kontrol yang
diajar dengan menggunakan model pembelajaran Example Non Example. Hal ini
disebabkan karena siswa pada kelas kontrol kurang memperhatikan pembelajaran,
sehingga ketika mengerjakan tes akhir ada beberapa siswa yang memperoleh nilai
kurang baik, keterbatasan waktu dalam penelitian ini juga menjadi penyebab
terjadinya perbedaan hasil belajar matematika siswa yang signifikan.
Manfaat praktis yang didapat setelah pelaksanaan penelitian eksperimen
yaitu sekolah dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang lebih baik dengan
mengemas suatu pembelajaran yang menyenangkan dan dapat mengaktifkan
siswa melalui berbagai model pembelajaran. Manfaat yang didapat bagi guru
adalah dapat memberikan wawasan untuk mencoba berbagai macam model
pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga siswa aktif
dan antusias di dalam mengikuti proses pembelajaran. Manfaat yang didapat siswa
adalah sikap aktif dan antusias siswa dalam mengikiti proses pembelajaran serta
sikap positif siswa yang dapat menerima kekurangan dan kelebihan masing-
masing anggota kelompoknya. Manfaat yang didapat oleh peneliti selanjutnya
adalah dapat memperoleh gambaran tentang penggunaan model pembelajaran