BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1...
31
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 04 Kutowinangun dan SD Negeri
07 Kutowinangun yang terletak di Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga, yang terdiri
dari SD Negeri 04 Kutowinangun sebagai kelas eksperimen dan SD Negeri 07
Kutowinangun sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen terdiri dari 31 siswa dan
kelas kontrol terdiri dari 31 siswa, jadi jumlah siswa keseluruhan adalah 62 siswa.
Tahap yang dilakukan sebelum penelitian adalah: (1) Meminta ijin
observasi dan penelitian di SD Negeri 04 Kutowinangun dan SD Negeri 07
Kutowinangun sebagai subjek penelitian, (2) Mempersiapkan instrument
penelitian yang akan digunakan untuk mengajar menggunakan perlakuan
pembelajaran berbasis proyek, (3) Menyusun rancangan pembelajaran dan
menyusun instrument observasi, (4) Pelaksanaan penelitian pengaruh Model
Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap hasil belajar matematika siswa kelas 5
Sekolah Dasar Negeri Kutowinangun 04 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga.
Sejalan dengan pengimplementasian langkah-langkah pembelajaran yang
tertuang dalam RPP oleh guru, dilakukan kegiatan pengamatan/ observasi demi
kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan sintak pembelajaran. Kegiatan
pengamatan pembelajaran oleh guru tersebut dapat diamati dari lembar observasi
yang berisi aspek-aspek dalam sintak pembelajaran.
Lembar observasi tersebut berguna untuk mengetahui langkah-langkah yang
dilakukan guru dalam pembelajaran sesuai dengan sintak pembelajaran yang
tertuang dalam RPP atau tidak. Lembar observasi ini disusun berdasarkan kisi-kisi
instrumen observasi.
Lembar observasi mengajar guru dibagi menjadi tiga tahap yakni kegiatan awal,
kegiatan inti dan kegiatan penutup. Kegiatan awal terdiri dari 5 item, kegiatan inti terdiri
dari 18 item, dan kegiatan akhir terdiri dari 3 item. Jadi jumlah keseluruhan aspek yang
diamati dalam penerapan model pembelajaran berbasis proyek adalah 26 item.
32
Dalam proses pembelajaran, guru melaksanakan sesuai dengan yang
diharapkan. Mulai dari penyampaian pengetahuan awal melalui kegiatan apersepsi
yang dilanjutkan dengan tanya jawab sesuai dengan langkah-langkah yang sesuai
dengan rancangan pembelajaran.
Dalam kegiatan inti pembelajaran, guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk menemukan sendiri pengetahuan tentang simetri lipat melalui
kegiatan melipat bangun-bangun datar yang telah disediakan. Kemudian guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk membuktikan sendiri tentang sifat-
sifat simetri lipat melalui kegiatan membuat kupu-kupu dari kertas dimana
anggota kelompok, aturan main dan waktu pelaksanaan dalam pembuatan kupu-
kupu kertas ditentukan oleh siswa.
Setelah selesai, guru meminta setiap anggota kelompok mempresentasikan
hasil proyek yang berupa kupu-kupu kertas yang simetris. Setiap anggota
kelompok harus menjelaskan berapa simetri lipat yang terdapat pada kupu-kupu
kertas dan berapa jumlah bangun atau objek yang mempunyai ukuran yang sama
pada badan kupu-kupu kertas. Setelah itu guru bertanya jawab tentang hal-hal
yang belum dipahami siswa, siswa juga mendapat kesempatan untuk
mengutarakan pengalamannya selama menyelesaikan proyek.
Setelah itu posttest diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
4.2 Analisis Data Hasil Penelitian
4.2.1 Analisis Deskriptif
Data hasil penelitian yang diperoleh adalah data hasil belajar matematika.
Data hasil belajar tersebut digunakan untuk menjelaskan hasil penelitian yang
diolah dengan deskripsi data berupa distribusi frekuensi dan analisis data guna
mengetahui pengaruh hasil belajar matematika. Data yang dimaksud berupa data
hasil belajar matematika sebelum perlakuan (pretest) dan setelah diberikan
perlakuan (posttest).
Hasil analisis data deskriptif kelas kontrol dan eksperimen menggunakan
program SPSS 16 for windows dapat dilihat dibawah ini
33
4.2.1.1 Analisis Data Hasil Belajar Pretest
1. Kelompok Eksperimen
Data hasil belajar pretest pada kelompok eksperimen yang didapat berupa
data mentah yang perlu diolah agar diperoleh gambaran yang baik berupa
distribusi frekuensi. Untuk dapat membuat tabel distribusi frekuensi maka data
hasil belajar pretest tersebut diolah melalui perhitungan dalam mencari range,
banyaknya katagori atau kelompok, dan menggunakan rumus (Buediono, 2008 :
42) , yaitu k = 1 + 3,3 log n, dimana k adalah banyaknya kelas, dan n adalah
banyaknya data. Adapun tabel distribusi frekuensi skor hasil belajar pretest
kelompok eksperimen adalah sebagai berikut:
Banyaknya kategori (K) = 1+ 3,33 log n
= 1 + 3,33 log 31
= 5.8 (dibulatkan menjadi 6)
Range/ jangkauan (R) = skor maksimal – skor minimal
= 100 – 65
= 35
Interval = 𝑟𝑎𝑛𝑔𝑒
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑘𝑎𝑡𝑎𝑔𝑜𝑟𝑖
= 35
6
= 5,8 (dibulatkan menjadi 6)
Setelah diketahui banyaknya katagori (K), jumlah jangkauan / range (R),
dan panjang interval kelas V kemudian disusun tabel distribusi frekuensinya.
Rangkuman distribusi frekuensi skor hasil belajar pretest kelompok eksperimen
siswa kelas SD Negeri Kutowinangun 04 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga dilihat
pada Tabel 4.2.
34
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Pretest
Kelompok Eksperimen Siswa Kelas 5
SD Negeri Kutowinangun 04 Kota Salatiga
No Interval Frekuensi Presentase
1 65-71 8 31%
2 72-78 6 19%
3 79-85 10 28%
4 86-92 2 6%
5 93-99 3 10%
6 100 2 6%
Jumlah 31 100%
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui distribusi frekuensi skor hasil belajar
pretest kelompok eksperimen yang dikelompokkan ke dalam 6 kelas dengan
panjang interval 6. Skor hasil belajar pretest siswa kelas 5 SD Negeri Kutowingun
04 Kota Salatiga dijabarkan sebagai berikut: dari jumlah seluruh siswa kelas 5
yaitu 31 siswa diperoleh siswa yang mendapatkan skor 65 sampai 71 sebanyak 8
siswa dengan presentase 31%.
Siswa yang mendapat skor 72 sampai 78 sebanyak 6 siswa dengan
presentase 19%. Siswa yang mendapatkan skor 79 sampai 85 sebanyak 10 siswa
dengan presentase 28%. Siswa yang mendapatkan skor 86 sampai 92 sebanyak 2
siswa dengan presentase 6%.
Siswa yang mendapatkan skor 93 sampai 99 sebanyak 3 siswa dengan
presentase 10%. Siswa yang mendapat skor 100 sampai 106 sebanyak 2 siswa
dengan presentase 6%. Distribusi frekuensi skor hasil belajar pretest kelompok
eksperimen disajikan dalam gambar sebagai berikut:
35
Gambar 4.1
Diagram Batang Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelompok Eksperimen
Setelah data hasil pretest dianalisis dengan tabel dan gambar, kemudian
dilanjutkan dengan analisis deskriptif. Analisis deskriptif menggunakan program
SPSS 16 for windows, maka akan diperoleh nilai minimum, nilai maksimum,
maen, dan standar devisiasi atau standart penyimpangan. Berikut adalah hasil
pengolahan data hasil belajar pretest kelompok eksperimen yang dapat dilihat
pada Tabel 4.3.
2. Kelompok Kontrol
Data hasil belajar pretest pada kelompok kontrol yang didapat berupa data
mentah yang perlu diolah agar diperoleh gambaran yang baik berupa distribusi
frekuensi. Untuk dapat membuat tabel distribusi frekuensi maka data hasil belajar
pretest tersebut diolah melalui perhitungan dalam mencari range, banyaknya
katagori atau kelompok, dan menggunakan rumus (Buediono, 2008 : 42) , yaitu
k= 1 + 3,3 log n, dimana k adalah banyaknya kelas, dan n adalah banyaknya data.
Adapun tabel distribusi frekuensi skor hasil belajar pretest kelompok kontrol
adalah sebagai berikut:
Banyaknya kategori (K) = 1+ 3,33 log n
= 1 + 3,33 log 31
= 5,8 (dibulatkan menjadi 6)
65-71 72-78 79-85 86-92 93-99 100-106
Persentase 31% 19% 28% 6% 10% 6%
31%
19%
28%
6%
10%
6%
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
36
Range/ jangkauan (R) = skor maksimal – skor minimal
= 95 – 65
= 30
Interval = 𝑟𝑎𝑛𝑔𝑒
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑘𝑎𝑡𝑎𝑔𝑜𝑟𝑖
= 30
6
= 5
Setelah diketahui banyaknya katagori (K), jumlah jangkauan / range (R),
dan panjang interval kelas 5 kemudian disusun tabel destribusi frekuensinya.
Rangkuman distribusi frekuensi skor hasil belajar pretest kelompok kontrol siswa
kelas 5 SD Negeri Kutowinangun 07 Salatiga dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Pretest Kelompok Kontrol Siswa Kelas 5 SD Negeri
Kutowinangun 07 Salatiga
No Interval Frekuensi Presentase
1 65-70 9 30%
2 71-76 5 16%
3 77-82 5 16%
4 83-88 5 16%
5 89-94 2 6%
6 95-100 5 16%
Jumlah 31 100%
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui distribusi skor hasil belajar pretest
kelompok kontrol yang dikelompokkan ke dalam 5 kelas dengan panjang interval
6. Skor hasil belajar pretest siswa kelas 5 SD Negeri Kutowinangun 07 dijabarkan
sebagai berikut: dari jumlah seluruh siswa kelas 5 yaitu 31 siswa diperoleh siswa
yang mendapatkan skor 65 sampai 70 sebanyak 9 siswa dengan presentase 30%.
Siswa yang mendapat skor 71 sampai 76 sebanyak 5 siswa dengan
presentase 16%. Siswa yang mendapatkan skor 77 sampai 82 sebanyak 5 siswa
dengan presentase 16%. Siswa yang mendapatkan skor 83 sampai 88 sebanyak 5
siswa dengan presentase 16%.
Siswa yang mendapatkan skor 89 sampai 94 sebanyak 2 siswa dengan
presentase 6% dan siswa yang mendapat skor 95 sampai 100 sebanyak 5 siswa
dengan persentase 16%. Distribusi frekuensi skor hasil belajar pretest kelompok
kontrol disajikan dalam gambar sebagai berikut:
37
Gambar 4.2
Diagram Batang Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Pretest Kelompok Kontrol
Setelah data hasil pretest kelompok kontrol dianalisis dengan tabel dan
gambar, kemudian dilanjutkan dengan analisis deskriptif. Analisis deskiptif
menggunakan program SPSS 16 for windows, maka akan diperoleh nilai
minimum, nilai maksimum, maen, dan standar devisiasi atau standart
penyimpangan. Berikut adalah hasil pengolahan data hasil belajar pretest
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang disajikan pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4
Analisis Deskriptrif Skor Hasil Belajar Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok
Kontrol Siswa Kelas 5 SD Negeri Kutowinangun 04 dan Kutowinangun 07
Descriptives
Pretest
N Mean
Std.
Deviation
Std.
Error
95% Confidence Interval for
Mean
Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound
1 Eksperimen 31 78.71 9.914 1.781 75.07 82.35 65 100
2. Kontrol 31 78.23 9.087 1.632 74.89 81.56 65 95
Total 62 78.47 9.434 1.198 76.07 80.86 65 100
Dari tabel 4.4 diketahui bahwa N menyatakan banyaknya siswa masing-
masing kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yaitu 31 siswa, kemudian
diperoleh bahwa nilai minimum kelompok eksperimen adalah 65, nilai maksimum
65-70 71-76 77-82 83-88 89-94 95-100
Persentase 30% 16% 16% 16% 6% 16%
30%
16% 16% 16%
6%
16%
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
38
adalah 100 dengan mean 78,71 dan standar devisiasinya adalah 9,914. Kemudian
kelompok kontrol nilai minimum 65, nilai maksimum 95 dengan mean 78,23 dan
standar deviasi sebesar 9,087.
Standar devisi adalah standart penyimpangan oleh sebaran data yang ada, jika
semakin besar standar deviasi maka sebaran datanya akan semakin jauh dari mean
dan kebalikannya jika standar devisianya kecil maka sebaran datanya tidak terlalu
jauh dari mean yang ada.
4.2.1.2 Analisis Data Hasil Belajar Posttest
1. Kelompok Eksperimen
Data hasil belajar posttest kelompok eksperimen yang didapat berupa data
mentah yang perlu diolah agar diperoleh gambaran yang baik berupa distribusi
frekuensi. Untuk dapat membuat tabel distribusi frekuensi maka data hasil belajar
postest tersebut diolah melalui perhitungan dalam mencari range, banyaknya
katagori/ kelompok dan interval dengan menggunakan rumus (Buediono, 2008
:42) , yaitu k= 1 + 3,3 log n, dimana k adalah banyaknya kelas, dan n adalah
banyaknya data. Adapun tabel distribusi frekuensi skor hasil belajar posttest
kelompok eksperimen adalah sebagai berikut:
Banyaknya kategori (K) = 1+ 3,33 log n
= 1 + 3,33 log 31
= 5.8 (dibulatkan menjadi 6)
Range/ jangkauan (R) = skor maksimal – skor minimal
= 100 - 65
= 35
Interval = 𝑟𝑎𝑛𝑔𝑒
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑘𝑎𝑡𝑎𝑔𝑜𝑟𝑖
= 35
6
= 5,8 (dibulatkan menjadi 6)
Setelah diketahui banyaknya katagori (K), jumlah jangkauan/ range (R), dan
panjang interval kelas 5 kemudian disusun tabel distribusi frekuensinya.
39
Rangkuman distribusi frekuensi skor hasil belajar posttest kelompok eksperimen
siswa kelas 5 SD Negeri Kutowinangun 04 Salatiga dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Posttest Kelompok Eksperimen Siswa Kelas 5 SD
Negeri Kutowinangun 04 Salatiga
No Interval Frekuensi Persentase
1 65-71 3 10%
2 72-78 1 3%
3 79-85 9 29%
4 86-92 4 13%
5 93-100 14 45%
Jumlah 31 100%
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui distribusi skor hasil belajar posttest
kelas eksperimen yang dikelompokkan ke dalam 5 kelas dengan panjang interval
6. Skor hasil belajar posttest siswa kelas 5 SD Negeri Kutowinangun 04
dijabarkan sebagai berikut: dari jumlah seluruh siswa kelas 5 yaitu 31 siswa
diperoleh siswa yang mendapatkan skor 65 sampai 71 sebanyak 3 siswa dengan
presentase 10%.
Siswa yang mendapatkan skor 72 sampai 78 sebanyak 1 siswa dengan
presentase 3%. Siswa yang mendapatkan skor 79 sampai 85 sebanyak 9 siswa
dengan presentase 29%. Siswa yang mendapatkan skor 86 sampai 92 sebanyak 4
siswa dengan presentase 13%.
Siswa yang mendapatkan skor 93 sampai 100 sebanyak 14 siswa dengan
presentase 45%. Distribusi frekuensi nilai skor hasil belajar posttest kelompok
eksperimen disajikan dalam gambar sebagai berikut:
40
Gambar 4.3
Diagram Batang Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelompok Eksperimen
2. Kelompok Kontrol
Data hasil belajar posttest kelompok kontrol yang didapat berupa data mentah
yang diolah agar diperoleh gambaran yang baik berupa distribusi frekuensi. Untuk
dapat membuat tabel distribusi frekuensi maka data hasil belajar posttest tersebut
diolah melalui perhitungan dalam mencari range, banyaknya katagori/ kelompok
dan interval dengan menggunakan menggunakan rumus (Buediono, 2008 : 42) ,
yaitu k = 1 + 3,3 log n, dimana k adalah banyaknya kelas, dan n adalah
banyaknya data. Adapun tabel distribusi frekuensi skor hasil belajar posttest
kelompok kontrol adalah sebagai berikut:
Banyaknya kategori (K) = 1+ 3,33 log n
= 1 + 3,33 log 31
= 5,8 (dibulatkan menjadi 6)
Range/ jangkauan (R) = skor maksimal – skor minimal
= 100 – 60
= 40
Interval = 𝑟𝑎𝑛𝑔𝑒
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑘𝑎𝑡𝑎𝑔𝑜𝑟𝑖
65-71 72-78 79-85 86-92 93-100
Persentase 10% 3% 29% 13% 45%
10%
3%
29%
13%
45%
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
40%
45%
50%
41
= 40
6
= 6,8 (dibulatkan menjadi 7)
Setelah diketahui banyaknya katagori (K), jumlah jangkauan/ range (R), dan
panjang interval kelas 5 kemudian disusun tabel destribusi frekuensinya.
Rangkuman distribusi frekuensi skor hasil belajar posttest kelompok kontrol siswa
kelas 5 SD Negeri Kutowinangun 07 disajikan pada tabel 4.6.
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Postest Kelompok Kontrol Siswa Kelas 5 SD Negeri
Kutowinangun 07
No Interval Frekuensi Persentase
1 60-67 6 20%
2 68-75 6 20%
3 76-83 4 13%
4 84-91 7 23%
5 92-99 7 23%
6 100 1 3%
Jumlah 31 100%
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui distribusi skor hasil belajar postest
kelompok kontrol yang dikelompokkan ke dalam 7 kelas dengan panjang interval
6. Skor hasil belajar posttest kelompok kontrol siswa kelas 5 SD Negeri
Kutowinangun 07 dijabarkan sebagai berikut: dari jumlah seluruh siswa kelas 5
yaitu 31 siswa diperoleh siswa yang mendapatkan skor 60 sampai 67 sebanyak 6
siswa dengan presentase 19%.
Siswa yang mendapatkan skor 68 sampai 75 sebanyak 6 siswa dengan
presentase 20%. Siswa yang mendapatkan skor 76 sampai 83 sebanyak 4 siswa
dengan presentase 13%. Siswa yang mendapatkan skor 84 sampai 91 sebanyak 7
siswa dengan presentase 23%.
Siswa yang mendapatkan skor 92 sampai 99 sebanyak 7 siswa dengan
presentase 23% dan siswa yang mendapat skor 100 sebanyak 1 dengan persetase
3%. Distribusi frekuensi skor hasil belajar posttest kelompok kontrol disajikan
dalam gambar sebagai berikut:
42
Gambar 4.4
Diagram Batang Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelompok Kontrol
Setelah data hasil posttest kelompok kontrol dianalisis dengan tabel,
kemudian dilanjutkan dengan analisis deskriptif. Analisis deskriptif menggunakan
program SPSS 16 for windows, maka akan diperoleh nilai minimum, nilai
maksimum, mean, dan standar devisiasi atau standar penyimpangan. Berikut
adalah hasil pengolahan data hasil belajar posttest kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen yang dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7
Analisis Deskriptrif Skor Hasil Belajar Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok
Kontrol Siswa Kelas 5 SD Negeri Kutowinangun 04 dan Kutowinangun 07
Descriptives
Posttest
N Mean
Std.
Deviation
Std.
Error
95% Confidence Interval for
Mean
Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound
1 Eksperimen 31 88.22 9.914 1.781 75.07 82.35 65 100
2 Kontrol 31 79.03 9.087 1.632 74.89 81.56 60 100
Total 62 83.625 9.434 1.198 76.07 80.86 65 100
Dari Tabel 4.7 diketahui bahwa N menyatakan banyaknya siswa masing-
masing kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yaitu 31 siswa, kemudian
diperoleh bahwa nilai minimum kelompok eksperimen adalah 65, nilai maksimum
adalah 100 dengan mean 88,22 dan standar devisiasinya adalah 9,914. Kemudian
60-67 68-77 76-83 84-91 82-99 100-107
Persentase 20% 20% 13% 22% 22% 3%
20% 20%
13%
22% 22%
3%
0%
5%
10%
15%
20%
25%
43
kelompok kontrol nilai minimum 60, nilai maksimum 100 dengan mean 79,03 dan
standar deviasi sebesar 9,087.
Standar devisi adalah standart penyimpangan oleh sebaran data yang ada, jika
semakin besar standar deviasi maka sebaran datanya akan semakin jauh dari mean
dan kebalikannya jika standar devisianya kecil maka sebaran datanya tidak terlalu
jauh dari mean yang ada.
4.3 Analisis Data
Data yang dianalisis adalah skor nilai siswa berupa hasil belajar matematika
yang berupa posttest kelas eksperimen maupun postest kelas kontrol. Analisis data
pada penelitian ini menggunakan SPSS 16 for windows dengan analisis
parametrik untuk analisis deskriptif.
4.3.1 Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah populasi data
berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data dengan bantuan SPSS
16 for windows. Pengujian normalitas data menggunakan Kolmogorov-Smirnov,
dengan ketentuan data dikatakan berdistribusi normal jika nilai
probabilitas/signifikansi > 0,05. Hasil uji normalitas yang dilakukan dapat dilihat
pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8
Hasil Uji Normalitas Nilai Pretest-Posttest SDKelompok Eksperimen dan Kontrol SD Negeri
Kutowinangun 04 dan SD Negeri Kutowinangun 07
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Pretes_
Eksperimen
Posttest_
Eksperimen
Pretest_kontrol Posttest_kontrol
N 31 31 31 31
Normal
Parametersa
Mean 78.71 88.23 78.23 79.03
Std.
Deviatio
n
9.914 9.269 9.087 10.521
Asymp. Sig.
(2-tailed)
.367 .102 .447 .492
a. Test distribution is Normal.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai Asymp.Sig. (2-tailed) hasil pretest-
posttest kelompok eksperimen adalah 0,367 dan 0,102.Sedangkan hasil pretest-
posttest kelompok kontrol adalah 0,447 dan 0,492. Karena signifikansi ≥ 0,05 maka
44
dapat disimpulkan bahwa data hasil pretest-posttest kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen SD Negeri Kutowinangun 04 dan 07 dapat dinyatakan
berdistribusi normal.
4.3.2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas varian bertujuan untuk menentukan apakah varian kedua
kelompok homogen atau tidak. Homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah
data dari masing-masing kelompok sampel mempunyai varians yang sama atau
berbeda. Hasil uji homogenitas nilai pretest kelompok eksperimen dan kontrol
yang dapat dilihat pada Tabel 4.9.
Tabel 4.9
Hasil Uji Homogenitas Nilai Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol SD
Negeri Kutowinangun 04 dan SD Negeri Kutowinangun 07
Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic df1 df2 Sig.
Pretest Based on Mean .138 1 60 .711
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa hasil output test of homogeneity
of variance nilai pretest menunjukkan angka signifikansi untuk based on mean =
0,711. Karena nilai signifikansi ≥ 0,05 maka dapat dikatakan bahwa data nilai
pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen SD Negeri Kutowinangun 04
dan SD Negeri Kutowinangun 07 memiliki varian yang sama atau homogen.
Kemudian hasil uji homogenitas nilai postest kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel 4.10
Tabel 4.10
Hasil Uji Homogenitas Nilai Posttest Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen SD
Negeri Kutowinangun 04 dan SD Negeri Kutowinangun 07
Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic df1 df2 Sig.
Posttest Based on Mean .253 1 60 .617
Berdasarkan Tabel 4.10 diketahui bahwa hasil output test of homogeneity
of variance nilai posttest menunjukkan bahwa angka signifikansi yang diperoleh
adalah untuk probabilitas based on mean = 0,617.
Karena nilai signifikansi ≥ 0,05 maka dapat dikatakan bahwa data nilai
posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen SD Negeri Kutowinangun
04 dan 07 memiliki varian yang sama atau homogen.
45
4.3.3 Uji Hipotesis
Uji hipotesis pada penelitian ini adalah dengan membandingkan hasil
belajar siswa kelas 5 SDN Kutowinangun 04 yang diajarkan dengan
menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dan siswa kelas 5 SDN
Kutowinangun 07 yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran
konvensional. Uji hipotesis dilakukan untuk melihat perbedaan hasil belajar pada
kedua kelompok ini dan apakah model pembelajaran berbasis proyek memberikan
pengaruh pada hasil belajar siswa. Untuk melakukan uji hipotesis, digunakan
Independent Samples Test untuk melihat ada atau tidaknya pengaruh penggunaan
model pembelajaran berbasis proyek pada hasil belajar siswa. Untuk mengetahui t
hitung dapat dilihat dari output tabel dibawah ini.
Tabel 4.13
Hasil Uji
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the
Difference
F Sig. t df
Sig.
(2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference Lower Upper
Posttest Equal
variances
assumed
.253 .617 3.651 60 .001 9.194 2.518 4.156 14.231
Equal
variances
not
assumed
3.651 59.061 .001 9.194 2.518 4.154 14.233
Tabel 4.9 Hasil analisis menunjukkan bahwa data yang diperoleh homogen
(F=0,253; 0,617>0,05). Artinya tidak ada varians antara kelompok eksperimen
46
dan kontrol. Dengan kata lain variasi data pada kedua kelompok adalah sama.
Karena data yang diperoleh homogen, maka kita arahkan mata kita membaca
kolom Equal Variances Assumed.
Terlihat bahwa ada perbedaan pada taraf 5 persen (t=3,651; 0,001<0,05).
Artinya kelompok eksperimen memiliki perubahan yang signifikan dibanding
dengan kelompok kontrol sebelum dan sesudah diberi perlakuan masing-masing
model. Jadi, perlakuan yang diberikan pada kelompok eksperimen yang
menggunakan model pembelajaran berbasis proyek berhasil atau bias dikatakan
berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa kelas 5 SD Kutowinangun
04 Salatiga.
Berdasarkan hasil output tabel 4.9 Independent Samples Test diatas dapat
dilihat bahwa hasil belajar matematika kelas eksperimen yang menggunakan
model pembelajararan berbasis proyek berbeda dengan hasil belajar kelas kontrol
yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Dengan demikian dapat
disimpilkan bahwa penggunaan model pembelajaran berbasis proyek berpengaruh
terhadap hasil belajar matematika kelas 5 SDN Kutowinangun 04 Salatiga.
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian
Rata-rata nilai pretest siswa kelas 5 SD Negeri Kutowinangun 04 (kelas
eksperimen) pada pembelajaran matematika mencapai 78,71 sedangkan rata-rata
nilai siswa kelas 5 SD Negeri Kutowinangun 07 (kelas Kontrol) mencapai 78,23.
Berdasarkan tingkat rata-rata hasil belajar siswa kelas 5 SD Negeri
Kutowinangun 04 setelah diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran
berbasis proyek pada pembelajaran matematika mencapai 88,71 sedangkan rata-
rata nilai siswa kelas 5 SD Negeri Kutowinangun 07 yang menggunakan model
Konvensional pada pembelajaran matematika mencapai 79,03.
Berdasarkan uji hipotesis nilai posttest pada Independent Samples Test
kelas eksperimen dan kelompok kontrol yaitu dengan menggunakan model
Pembelajaran Berbasis Proyek dan model Konvensional menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar pada pembelajaran
Matematika.
47
Hasil analisis menunjukkan bahwa data yang diperoleh homogen (F=0,253;
0,617>0,05). Artinya tidak ada varians antara kelompok eksperimen dan kontrol.
Dengan kata lain variasi data pada kedua kelompok adalah sama. Karena data
yang diperoleh homogen, maka kita arahkan mata kita membaca kolom Equal
Variances Assumed.
Terlihat bahwa ada perbedaan pada taraf 5 persen (t=3,651; 0,001<0,05).
Artinya kelompok eksperimen memiliki perubahan yang signifikan dibanding
dengan kelompok kontrol sebelum dan sesudah diberi perlakuan masing-masing
model. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan rata-rata antar kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol.
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa kedua model yang dipakai pada
kelas eksperimen dan kelas konvensional dalam tahap akhir keduannya sama-
sama memberikan peningkatan hasil belajar. Akan tetapi perbedaan yang nampak
jelas terlihat pada kelompok eksperimen.
Melalui model Pembelajaran Berbasis Proyek, guru diberikan kesempatan
untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek,
kemudian siswa dituntut untuk merancang, memecahkan masalah, membuat
keputusan, melakukan investigasi serta siswa diberikan kesempatan untuk bekerja
mandiri.
Menurut Moursund (1997) sebagaimana dikutip Made Wena menyebutkan
bahwa Pembelajaran Berbasis Proyek memiliki beberapa kelebihan yang sangat
bermanfaat dalam pembelajaran yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa,
mampu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, membuat siswa lebih
aktif, meningkatkan kolaborasi dalam kerja kelompok sehingga membantu peserta
didik mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan berkomunikasi.
Berbeda dengan pembelajaran model konvensional. Pembelajaran dengan
model konvensional lebih berpusat kepada guru yaitu guru lebih banyak
menggunakan metode ceramah dibandingkan mengusahakan siswa untuk dapat
menggali pengetahuannya sendiri, sehingga siswa cenderung pasif dan kegiatan
pembelajaran berjalan monton. Pembelajaran konvensional tidak memberikan
kesempatan kepada siswa memperoleh pengalaman belajar secara langsung.
48
Pembelajaran dengan model konvensional menitik beratkan proses transfer
pengetahuan dan bukan konstruksi pengetahuan. Hal tersebut menyebabkan hasil
belajar Matematika siswa pada kelompok kontrol yang diberi perlakuan dengan
model konvensional lebih rendah dibandingkan dengan kelompok eksperimen
yang diberi perlakuan dengan model Pembelajaran Berbasis Proyek.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti, setelah dibandingkan
dengan teori-teori yang relevan, hasil penelitian yang dilakukan peneliti sudah
menunjukkan bahwa penelitian yang dilakukan peneliti sudah sesuai dengan teori-
teori yang ada. Dimana hasil penelitian yang dilakukan terbukti terdapat pengaruh
yang signifikan terhadap hasil belajar Matematika dengan menggunakan model
Pembelajaran Berbasis Proyek.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Gigin
Ginanjar (2010) yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Berbasis
Proyek(Project Based Learning) Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa” menunjukkan bahwa adanya peningkatan proses pembelajaran dari hasil
pelaksanaan tindakan, aktivitas siswa dengan model pembelajaran Project Based
Learning meningkat dari kategori hampir setengahnya menjadi setengahnya.
Hasil penelitian juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ida
Ayu Kade Sastrika yang berjudul pengaruh model pembelajaran berbasis proyek
terhadap pemahaman konsep kimia dan keterampilan berpikir kritis. Hasil analisis
data maka dapat disimpulkan (1) terdapat perbedaan pemahaman konsep dan
keterampilan berpikir kritis siswa antara siswa yang mengikuti MPBP dan siswa
yang mengikuti MPK (Fhitung = 13,921> Ftabel = 3,91). (2) terdapat perbedaan
pemahaman konsep antara siswa yang mengikuti MPBP dan siswa yang
mengikuti MPK (Fhitung = 9,263 > Ftabel = 3,91). (3) terdapat perbedaan
keterampilan bepikir kritis antara siswa yang mengikuti MPBP dan siswa yang
mengikuti MPK (Fhitung = 20,714 > Ftabel = 3,91).
Hasil penelitian ini sejalan dengan Penelitian yang dilakukan oleh Nur
Jannatu Na’imah (2015) yang berjudul Penerapan Pembelajaran Berbasis Proyek
Berbantuan E-Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Penelitian ini
49
menunjukkan bahwa ketercapaian indikator psikomotorik dan afektif menurut
analisis deskriptif rata-rata kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol.
Hasil penelitian juga sejalan dengan Penelitian yang dilakukan oleh Ni
Ketut Ayu Mustika Parwita Dewi, yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran
Berbasis Proyek (Project Based Learning) Untuk Meningkatkan Motivasi Dan
Hasil Belajar Siswa Kelas Viii E Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan
Komunikasi Smp Negeri 3 Singaraja Semester Genap Tahun Ajaran 2011/2012.
Hal ini berarti terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan terhadap hasil
belajar Matematika yang diajarkan dengan menggunakan model Pembelajaran
Berbasis Proyek. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran Berbasis Proyek berpengaruh terhadap hasil belajar Matematika
siswa kelas 5 SD.