BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...2 ALK/ X-H 16 Th Wirausaha Antar jemput ortu 3 E A Wi/ XII...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...2 ALK/ X-H 16 Th Wirausaha Antar jemput ortu 3 E A Wi/ XII...
71
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 DESKRIPSI RESPONDEN (SUBYEK PENELITIAN)
Responden (sumber data penelitian / subyek
penelitian) merupakan orang yang merespon atau
menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik
pertanyaan tertulis maupun lesan (Suharsimi
Arikunto, 2013). Adapun responden dalam penelitian
ini meliputi: (1) Kepala Sekolah Baru (KSB), (2) Kepala
Sekolah Lama (KSL) (3) Koordinator Humas (Ko.H), (4)
Koordinator BK (Ko.BK), (5) Guru BK 1 (GBK1), (6)
Guru BK 2 (GBK 2), (7) Guru BK 3 (GBK 3), (8) Guru
Mapel (G.Mp) (9) Orang Tua Siswa (OTS), (10) Mitra
Unika (M.Un), (11) Mitra Udinus (M.Ud), (12) Siswa
SMA Karangturi (SK). Di bawah ini dijelaskan data
responden dari penelitian “evaluasi program education
expo di SMA Karangturi Semarang” adalah:
4.1.1 Kepala Sekolah
Subyek penelitian yang pertama adalah kepala
sekolah, karena kepala sekolah merupakan orang inti
dibalik semua manajemen yang ada di suatu sekolah,
termasuk manajemen program education expo. Kepala
Sekolah sebagai pembuat kebijakan. Namun dalam
penelitian evaluasi program education expo di SMA
Karangturi ini, kepala sekolah merekomendasikan ke
72
koordinator humas (Ko.H) dikarenakan kepala sekolah
saat ini baru menjabat sebagai kepala sekolah tahun
ajaran 2013-2014, dan karena koordinator humas
(Ko.H) adalah mantan kepala sekolah (KSL), yang
pernah menjabat sebagai kepala sekolah dari tahun
2007-2013, yang mengetahui persis atau menangani
kegiatan education expo di SMA Karangturi karena
terlibat langsung di dalamnya. Koordinator humas
mulai bekerja di SMA Karangturi sejak tahun 1990,
jadi sejak awal dimulainya kegiatan program education
expo SMA Karangturi tahun 1997 selalu mengikuti dan
terlibat langsung di dalamnya sebagai panitia,
koordinator humas berusia 50 tahun.
4.1.2 Pembimbing atau Guru BK
Subyek penelitian selanjutnya adalah guru
pembimbing. Guru pembimbing di SMA Karangturi
berjumlah 4 orang, yaitu koordinator BK (Ko.BK), guru
BK 1 (GBK1), guru BK 2 (GBK 2), serta guru BK 3
(GBK 3). Guru BK terlibat langsung sebagai panitia
kegiatan education expo. Guru BK merupakan pelaku
dari semua kegiatan BK di sekolah. Koordinator BK
mulai bekerja di SMA Karangturi tahun 1997 dan saat
ini berusia 46 tahun. Guru BK 1 mulai bekerja di SMA
Karangturi tahun 1988 dan saat ini berusia 50 tahun.
Guru BK 2 mulai bekerja di SMA Karangturi tahun
1988 dan saat ini berusia 51 tahun. Guru BK 3 mulai
bekerja di SMA Karangturi tahun 2010 dan saat ini
berusia 34 tahun. Semua guru BK terlibat sebagai
73
panitia kegiatan education expo dibantu oleh
kesiswaan (OSIS).
4.1.3 Guru Mata Pelajaran
Guru mata pelajaran (G.Mp) kebetulan sebagai
ketua panitia, yang terlibat langsung dalam kegiatan
education expo. Guru mapel sebagai responden dalam
penelitian ini adalah guru Seni Rupa, mulai bekerja di
SMA Karangturi 1998 dan saat ini berusia 47 tahun.
4.1.4 Orang Tua Siswa (OTS)
Orang tua siswa (OTS) juga terlibat dalam
kegiatan education expo, dengan mendampingi
anaknya dalam mencari informasi pendidikan tinggi.
Orang tua dapat menggali informasi tentang syarat
masuk perguruan tinggi, fasilitas perguruan tinggi,
biaya hidup selama kuliah, mendampingi anaknya dan
mendukung pilihan perguruan tinggi anaknya. Orang
tua siswa dalam penelitian ini kebetulan adalah bagian
dari pengurus sekolah, yaitu sebagai humas di SMA
Karangturi, mulai bekerja tahun 1999 dan saat ini
berusia 51 tahun.
4.1.5 Mitra Perguruan Tinggi
Mitra perguruan tinggi sebagai nara sumber yang
akan dituju siswa dalam menggali informasi seluas-
luasnya tentang perguruan tinggi. Mitra perguruan
tinggi yang menjadi responden dalam penelitian ini
adalah Mitra Unika (M.Un) dan Mitra Udinus (M.Ud).
Untuk responden Mitra Unika bekerja mulai tahun
2001 hingga sekarang, menjabat sebagai Ka bag
Promosi Unika dan saat ini berusia 46 tahun.
74
Responden Mitra Udinus sudah bekerja 4 tahun
menjabat sebagai Kepala Biro Promosi dan Admisi di
Udinus, dan saat ini berusia 41 tahun.
4.1.6 Siswa SMA Karangturi (SK)
Subyek penelitian terakhir adalah siswa, yang
terdiri atas siswa kelas X, XI, dan kelas XII. Siswa
merupakan pihak yang diberikan layanan bimbingan
dan informasi tentang perguruan tinggi. Siswa
merupakan obyek yang dicari oleh perguruan tinggi,
terutama siswa kelas XII. Disamping itu, kesiswaan
(OSIS) juga terlibat langsung membantu panitia
menyiapkan sarana prasarana kegiatan.
Tabel 4.1 Siswa-siswa yang menjadi responden
penelitian
No Nama / Kelas Usia Pekerjaan
Ortu
Transport
1 SRP/ X-E 17 Th Wirausaha Sepeda
Motor
2 ALK/ X-H 16 Th Wirausaha Antar jemput ortu
3 E A Wi/ XII IPA-3
18 Th Wirausaha Antar jemput ortu
4 AH/XII IPA-4 17 Th Wirausaha Antar jemput ortu
5 R H/XI IPS-1 17 Th Wirausaha Mobil
6 DAN/XI IPS-1 17 Th Wirausaha Jalan Kaki
4.2. ANALISIS
Tabel 4.2
Matrik Hail Evaluasi Program education expo di SMA Karangturi
tahun 2014
Variabel Sub Indikator Deskriptor
75
Variabel
Evaluasi Program
Education Expo
Context Definisi Konteks edu
expo
Topik kegiatan, difahami oleh siswa,
guru, ortu dan mitra
Identifikasi
kebutuhan
individu dan lingkungan
Kebutuhan individu
siswa untuk
mengambil keputusan,
tergambarkan tetapi
belum di rumuskan dalam laporan
assessment.
Kebutuhan
lingkungan
masyarakat dan orang tua, belum
dikenali. Tetapi
kebutuhan mitra
(universitas) sudah diidentifikasi
meskipun masih
terbatas pada informasi umum.
Tujuan edu expo
Tujuan diselenggarakan
Edu Expo difahami
siswa, guru, ortu dan mitra.
Peserta edu expo
Peserta yang terlibat dalam edu expo adalah siswa,
guru, staf, ortu dan masyarakat sekitar
dan sekoah lain
Kompetensi
pelaksanaan
edu expo
Kompetensi yang
ingin dicapai pada
pelaksanaan edu expo adalah pemenuhan
informasi PT yang dibutuhkan oleh
siswa
Input Strategi
pelaksanaan
Narasumber
menghadirkan mitra
76
program edu expo
(th 2013:26 , th 2012 :50 tah 2011
: 46 universitas
dalam dan luar negeri) melalui
proposal kerjasama
yang dikelola oleh guru BK.
Sasaran siswa kelas X, XI dan XII
Kelengkapan dalam
bentuk stan
pameran (expo) di
Mall Paragon (luar sekolah) selama 2
hari. Tahun
sebelumnya dilakukan di aula
sekolah.
Materi menyajikan
berbagai informasi
studi, jurusan, keunggulan, kriteria
masuk, syarat-
syarat, beaya, beasiswa, kelulusan
dan formulir
pendaftaran.
Prosedur
implementasi layanan
Metode edu expo
menggunakam kombinasi ceramah,
presentasi bersama
narasumber terpilih dan membuka stan
pameran dan
pendaftaran
bersama (th 2013:26 , th 2012 :50 tah
2011 : 46
universitas yang diundang
77
Media yang digunakan adalah
audio visual, brosur,
pramflet, karya ilmiah, buku dan
diskusi/ceramah
dan stan pameran
Desain langkah-
langkah layanan kegiatan disediakan
secara terbuka
langsung dengan antara
siswa/ortu/masyara
kat dan mitra (universitas).
Kegiatan edu expo
juga didesain melibatakan sekolah
lain (10-20 sekolah)
Pengelolaan
anggaran
Sumber biaya dari
sekolah, universitas
dan kerjasama dengan sponsor
(Paragon)
Pengelolaan
anggaran dilakukan
melalui panita kerja yang ditunjuk oleh
kepala sekolah.
Penjadwalan
layanan
Waktu dan tempat
edu expo disekolah
dan di luar sekolah (mall)
Process Identifikasi proses
pelaksanaan
Kesiapan panitia dan mitra yang
diundang cukup
responsif dan hadir semua (th 2013:26 ,
th 2012 :50 tah
78
2011 : 46.
Strategi yang digunakan adalah
mengirimkan surat
undangan/proposal ke pada mitra dan
stakeholders yang
terkait.
Metode pelaksanaan
Edu Expo menggunakan
kombinasi ceramah,
presentasi bersama
narasumber terpilih dan membuka stan
pameran dan
pendaftaran bersama universitas
yang diundang. (th
2013:26 , th 2012 :50 tah 2011 : 46
Media pelaksanaan Edu Expo
menggunakan Mall th 2013 Aula sekolah tahun 2011
& th 2012 sebagai
tempat utama
kegiatan. Yang berisi berbagai stan
informasi yang
dibutuhkan.
Penyampaian materi dilakukan oleh
mitra sekolah
(universitas) yang
hadir dalam kegiatan edu expo
melalui presentasi,
brosur, pamflet, audio visual dan
79
ceramah ilmiah.
Keterlaksanaan program
edu expo
Penggunaan media kombinasi audio
visual, produk cetak
dan presentasi.
Penggunaan metode sesuai dengan
perencanaan yang
ditetapkan.
Ketepatan waktu
pelaksanaan sesuai dengan perencanaan
Penggunaan tempat pelaksanaan
sebelum tahun 2014
menggunakan aula sekolah
SMAKarangturi dan
pada tahun 2014 di Mall Paragon
Semarang.
Keaktifan peserta
cukup meskipun
belum di ukur melalui pre test dan
post test.
Informasi
perbaikan
program
Hambatan-
hambatan dalam
proses pelaksanaan adalah
mengkoordinasikan
sekolah-sekola yang ada di sekitar untuk
terlibat. Serta
mengatur waktu
kegiatan di sela-sela belajar mengajar.
Perbaikan dan
pengembangan
80
masih pada lokasi kegiatan, yang
dulunya di aula
sekolah, tahun 2014 diselenggarakan di
luar sekolah (mall Paragon), sehingga cakupan peserta
dan penerima
manfaat lebih luas
cakupannya
Product Penilaian hasil capaian
dengan
tujuan
Evaluasi program masih
diselenggarakan
dalam bentuk pertanyaan lesan
terutama pada acara
kegiatan edu expo yang telah dilakukan, secara
lesan dan belum
tertulis dalam laporan evaluasi
yang baik.
Hasil kegiatan
belum diukur
dengan tujuan yang direncanakan.
Masih merupakan
kegiatan rutin yang belum jelas
prosedur evaluasi
setiap tahun. tindak lanjut
kegiatan masih
merupakan kegiatn
rutin saja tanpa inovasi karena
belum didukung
oleh gagasan kebutuhan yang
terus berkembang
Interpretasi
keunggulan
Keunggulan
program edu expo
81
dan kelemahan
program
melibatkan SMA yang ada disekitar
dan univeristas
dalam dan luar negeri. Konsisten
diselengggarakan
tiap tahun sejak tahun 1997.
Kelemahan program adalah belum
diselenggarakan
dalam siklus manajemen program
yang baik sehingga
terkesan kegiatan rutin dan monoton
tanpa bisa diukur
capaiannya. Belum ada laporan
assessment kebutuhan siswa
yang berkembang tiap tahun.
Belum tersedia
laporan evaluasi program edu expo
yang testruktur.
4.3. HASIL PENELITIAN Dalam bagian hasil penelitian akan disajikan hasil
penelitian dari aspek konteks (context), masukan
(input), proses (process) dan hasil (product) dari
pelaksanaan evaluasi program education expo SMA
Karangturi Semarang tahun 2011 sampai dengan
tahun 2013.
4.3.1. Aspek Konteks (Context)
Aspek konteks ini meliputi program kegiatan
education expo dari motif kegiatan, pengertian, tujuan
atau hasil yang diharapkan dan identifikasi kebutuhan
82
individu dan lingkungan, manajemen program serta
personil yang terlibat dalam kegiatan dan peranannya
masing-masing.
Program education expo yang dilaksanakan di
SMA Karangturi Semarang merupakan program
tahunan sejak tahun 1997. Awal diadakan kegiatan
education expo dikarenakan pertama kebutuhan siswa-
siswi SMA Karangturi yang setiap tahun pasti ada
yang melanjutkan ke Perguruan Tinggi baik ke luar
kota maupun luar negeri. Sebanyak 80% siswa-siswi
yang minta ijin meninggalkan sekolah maupun ijin
tidak masuk sekolah dengan tujuan hanya untuk
melihat dan bertanya ke kampus yang mereka tuju,
seperti Jakarta, Surabaya, Singapura, dan Malaysia.
Kedua, siswa-siswi klas XII sekitar lebih dari 50%
keluar sebelum lulus, karena harus menempuh
pendidikan Fondation di perguruan tinggi luar negeri,
yang memang program tersebut harus ditempuh saat
siswa masih duduk di kelas XII. Hal ini akan
menyebabkan kerugian sekolah, sehingga sekolah
perlu memfasilitasi agar siswa tidak ijin lagi dengan
mengundang perguruan tinggi.
Seperti yang disampaikan oleh Koordinator Humas
(Ko.H), mantan Kepsek Karangturi (KSL), yang sudah
berpengalaman menangani kegiatan education expo:
Dari kedua alasan kejadian tersebut dapat
mengakibatkan kerugian sekolah yaitu pertama,
sekolah menjadi repot karena siswa-siswi menjadi ketinggalan pelajaran. Kedua, adanya siswa-siswi
yang keluar sekolah sebelum selesai study (sebelum
lulus kelas XII), akan berpengaruh pada tingkat
83
kelulusan sekolah. Sehingga pihak sekolah
berinisiatif untuk memfasilitasi dengan mengundang perguruan tinggi yang diminati dan
dibutuhkan oleh para siswa.
Disamping itu yang menjadi motif SMA
Karangturi mengadakan education expo menurut Mitra
UNIKA adalah:
pertama, adanya kesadaran siswa-siswi di sekolah swasta dalam memilih jenjang
pendidikan yang lebih tinggi serta kesadaran
bahwa para siswa harus berkompetisi dalam memasuki jenjang perguruan tinggi. Kedua,
adanya keterlibatan orang tua dalam menentukan pilihan perguruan tinggi serta
kekhawatiran orang tua murid dengan masa depan siswa juga merupakan motif
diadakannya kegiatan education expo ini.
Semakin banyaknya Perguruan Tinggi baik dalam
maupun luar negeri membuat siswa sulit memilih
Perguruan Tinggi yang tepat, apalagi menentukan
jurusan yang sesuai dengan bakat, minat, kemampuan
serta masa depan yang menjanjikan untuk dirinya.
Oleh karenanya siswa harus jeli, menimbang dan
memutuskan pilihan yang tepat diantara lembaga
pendidikan tinggi yang ada. Siswa harus mendapatkan
informasi yang tepat dan dari sumber informasi yang
dapat dipercaya. Untuk itu, dalam mengundang
Perguruan Tinggi tersebut, sekolah tidak gegabah,
tetapi harus selektif juga, agar sesuai kebutuhan
siswa. Seperti yang dikatakan oleh Koordiantor Humas
yaitu:
84
... walau kami mendapat banyak peminat dari
Perguruan Tinggi saat melaksanakan kegiatan education expo, kami juga tidak gegabah dalam
menerima, kami harus selektif, kira-kira perguruan
tinggi mana yang diminati siswa,
Kegiatan education expo merupakan jembatan
siswa yang ingin mencari referensi untuk melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi dan membantu orang
tua mempersiapkan kebutuhan kuliah anaknya jika
berkuliah di PT yang mereka inginkan, serta
membantu perguruan tinggi mensosialisasikan diri
tentang program-program unggulan mereka kepada
calon mahasiswa. Menurut salah satu orang tua dari
siswa (OTS) SMA Karangturi yang telah lulus tahun
2012 bahwa education expo itu merupakan pameran
pendidikan baik dari perguruan tinggi dalam maupun
luar negeri, yang didalamnya mencakup segala hal
informasi tentang universitas, jurusan, dan program
unggulan dari universitas tersebut.
...edu expo itu yang saya tahu merupakan pameran
dari universitas, dari perguruan tinggi dalam dan luar negeri. Kita bisa menanyakan segala hal tentang
universitas, tentang jurusan, tentang baiknya di
universitas tersebut, unggulan adanya program yang ditawarkan di universitas itu.
Dengan demikian tujuan dari kegiatan education
expo SMA Karangturi Semarang, yaitu: (1) Memberikan
peluang kepada pelajar Sekolah Menengah Atas
agar mengetahui berbagai informasi tentang
Perguruan Tinggi demi masa depan mereka, (2)
Memberikan informasi perkembangan dunia
Perguruan Tinggi dan dinamika dalam bentuk-bentuk
85
pelayanan pembelajarannya, (3) Memberikan
bimbingan kepada pelajar untuk menentukan
pilihan fakultas, jurusan, dan Perguruan Tinggi yang
tepat demi pengembangan kompetensi dimasa depan.
Yang pada intinya tujuan dari kegiatan education expo
ini adalah memberikan informasi pendidikan, seperti
yang disampaikan oleh Guru BK SMA Karangturi (GBK
1): ”... tujuan kegiatan edu expo itu kan jelas
memberikan informasi...”
Pernyataan itu juga didukung oleh Koordinator
Humas (Ko.H) SMA Karangturi, bahwa dengan adanya
kegiatan education expo, siswa dapat memantapkan
diri dalam mendapatkan informasi dan memilih
Universitas yang dituju.
Sebelum pelaksanaan kegiatan education expo,
para siswa diberi penjelasan dan informasi tentang
bagaimana memilih universitas yang akan dituju yaitu
memperhatikan akreditasi universitas tersebut, karena
banyak perguruan tinggi yang belum terakreditasi,
sehingga siswa dapat menghindari Universitas yang
akreditasinya belum jelas meski jumlah beasiswanya
tinggi. Universitas terakreditasi merupakan Universitas
yang telah mendapatkan pengakuan yang jelas dari
pemerintah atau dinas pendidikan terkait. Sekolah
juga menghimbau agar siswa tidak hanya tergiur
dengan indahnya bentuk fisik dari gedung Universitas
atau jumlah beasiswa yang ditawarkan. Sekolah
mendaftar perguruan tinggi di berbagai kota di Jawa
yang banyak diminati oleh siswa. Sekolah juga
86
bekerjasama dengan agen-agen pendidikan luar negeri
seperti Alfalink, Universal, dan lain sebagainya. Agen-
agen ini diundang ke sekolah dan mendapat respon
yang bagus dari siswa maupun agen pendidikan itu
sendiri. Seperti yang diungkapkan oleh Koordinator
Humas SMA Karangturi:
Awalnya kita pantau anak-anak untuk
mengetahui minatnya dimana, kemudian kita
data perguruan tinggi yang diminati anak-anak baik dari Jakarta, Surabaya, Jogja dan
perguruan tinggi lain di Jawa, kemudian perguruan tinggi di luar negri, kita kerjasama
dengan agen-agen pendidikan, seperti Alfalink, Universal, dan banyak agen-agen pendidikan
yang kita data, akhirnya kemudian kita coba
mengundang mereka dan ternyata responnya bagus seperti jemput bola. Dari edu expo ini
siswa mendapatkan informasi dengan berkonsultasi langsung ke perguruan tinggi
yang diminati.
Untuk mengidentifikasi kebutuhan siswa,
pada awalnya hanya melihat fenomena siswa yang
sering ijin sekolah, namun pada tahun-tahun
selanjutnya siswa diberikan angket untuk mendata
perguruan tinggi yang diminati oleh siswa serta
informasi alumni yang telah kuliah di perguruan tinggi
tersebut. Walaupun sekolah sudah selektif dalam
mengundang perguruan tinggi yang ikut stan dalam
kegiatan education expo, ternyata tetap saja ada
perguruan tinggi yang tidak diminati siswa, bahkan
sepi pengunjung yang bertanya. Hal ini dikarenakan
sekolah merasa tidak enak, perguruan tinggi memaksa
87
untuk ikut dalam education expo, ingin
memperkenalkan diri kepada siswa, memberikan
informasi pendidikan dan fasilitas di Universitas.
Seperti yang diungkapkan oleh siswa seperti berikut:
Sebenarnya universitas yang mau saya tuju
belum ada di stan pameran itu, akhirnya saya cari informasi universitas lainnya yang ada
seperti di Alfalink apakah saya cocok disana...
Menurut Koordinator Humas, angket
dikhususkan untuk kelas XII namun pada
pelaksanaan education expo semua kelas terlibat atau
berpartisipasi dan diberikan bekal pertanyaan
minimal. Seperti kelas X diberikan pertanyaan minimal
mengenai pendekatan dengan universitas yang dituju,
sedangkan kelas XII diberikan pertanyaan mendetail
seperti informasi mengenai jurusan yang dituju dan
sebagainya. Pernyataan ini sesuai yang diungkapkan
oleh guru BK 2 berikut ini.
...kelas X dan XI tidak mendetail infomasinya
karena waktu yang kurang. Kelas tiga atau XII guru BK menyebarkan angket, tadinya hanya untuk
memahami, untuk mengelompokkan mereka supaya
mendengarkan presentasi, akhirnya supaya anak
juga banyak mendengar informasi, memberi kesempatan perguruan tinggi untuk
menginformasikan lebih lanjut setelah expo dengan
tanya jawab di stan yang disediakan..
Menurut Guru BK 1, manajemen education expo
diselenggarakan oleh guru SMA.
Saat di Paragon memang terhitung besar acaranya,
sehingga melibatkan berbagai segmen dari humas,
yayasan, dan guru SMA sendiri. Penyelenggaran di
88
sekolah, semua guru terlibat. Semua guru ada
tugas masing-masing dan juga berbagai seksi mengurus tugasnya. Dari pengurus ketua,
sekretaris, bendahara, seksi tempat, seksi
perlengkapan, seksi mendata perguruan tinggi yang akan jadi narasumber
Pernyataan ini sesuai yang diungkapkan oleh
Koordinator BK Karangturi berikut.
…dahulu, acara yang biasa disebut edu expo ini
tidak sebesar penyelenggaran pada tahun 2013 di
Mall Paragon. Panitia acara tersebut diambil dari guru SMA Karangturi. Guru Bimbingan Konseling
juga turut melibatkan diri dalam acara itu. Tak
hanya dari internal guru, tim gabungan yayasan ikut bergabung dalam pelaksanaan acara. Sistem
bergantian pun dipakai untuk menentukan panitia.
Pada tahun 2013, acara itu diselenggarakan selama dua kali tiap bulan. Di situ, guru SMA terlibat. Guru
BK menangani, tapi tidak secara detail.
Menurut Koordinator Guru BK bahwa peran
Guru BK tidak hanya mengkoordinir, tetapi juga
memiliki kewenangan untuk menangani presentasi
dari perguruan tinggi, mengurusi penempatan dan
penyaluran siswa selepas lulus. Peran para guru
sangat aktif. Hal ini dikarenakan mereka mengemban
tugas dan tanggung jawab sebagai guru di sekolah.
Disamping itu, berkaitan dengan status SMA
Karangturi sebagai sekolah swasta sehingga harus
mempromosikan tampilan yang terbaik kepada
siapapun yang ditemui. Totalitas para guru di SMA
Karangturi sangat terlihat. Dalam Penyelenggaran
acara education expo ini melibatkan OSIS dan wali
kelas.
89
Menurut Koordinator Humas, semua guru terlibat
dalam kepanitiaan kegiatan expo. Berikut juga
pernyataan Koordinator Humas tentang peranan
Humas dan personil yang terlibat dalam kegiatan edu
expo ini.
.., untuk acara edu expo bagian hubungan
masyarakat (humas) berperan penting untuk mengelola kegiatan ini, seperti persiapan,
pengelolaan. Seperti pada tahun yang lalu diadakan
edu expo di mall Paragon dengan panitia inti dari
pihak humas dengan dibantu guru dari berbagai jenjang pendidikan yakni TK-SMA...
Dalam wawancara dengan salah satu orang tua
siswa SMA Karangturi dan juga wawancara ke mitra
perguruan tinggi, UNIKA dan UDINUS menyatakan
bahwa orang tua juga terlibat dalam kegiatan ini,
mereka ikut mendampingi dan menentukan pilihan
perguruan tinggi bagi anaknya.
4.3.2. Aspek Masukan (Input)
Dalam aspek input ini mencakup tiga hal yaitu
pertama, strategi pelaksanaan meliputi nara sumber,
sasaran, kelengkapan, dan materi. Kedua, prosedur
implementasi meliputi metode, media, desain langkah.
Ketiga, pengelolaan anggaran meliputi sumber biaya
dan pengelolaannya.
Nara sumber atau mitra perguruan tinggi
sangat penting, karena mereka adalah bagian penting
yang dituju siswa agar mendapat informasi secara
detail tentang perguruan tinggi atau universitas.
90
Untuk itu harus dipersiapkan lebih awal dan
disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Dalam
wawancara dengan koordinator guru BK menyatakan
bahwa
…Pencarian mitra perguruan tinggi atau nara
sumber lebih banyak menjadi wewenang guru BK. Guru BK tentu saja telah memiliki mitra jaringan
yang bisa dihubungi. Pemimpin pun ikut andil. Pada
dasarnya, setiap tahun relasi SMA Karangturi bertambah setelah banyak pihak mengunjungi
kampus SMA Karangturi. Kalau ingin membuka stan
juga mudah sekali, tinggal masuk. Pihak Karangturi
menerapkan hukum timbal balik…
Untuk proses pencarian narasumber memakan
waktu sekitar satu bulan. Hal tersebut dikarenakan
para guru juga memiliki tugas wajib mengajar. Bisa
dikatakan, harus pintar membagi waktu karena
pikiran terpecah ke banyak hal. Pelayanan pada siswa
tetap diutamakan. Kebanyakan narasumber justru
menawarkan diri terlebih dahulu sebelum dihubungi.
Sistemnya, nara sumber yang mendaftar lebih dulu,
maka lebih dulu pula mendapat penanganan. Tidak
ada proses seleksi dan tampung menampung.
Dimaksudkan untuk tidak terkesan pilah-pilih. Meski
tidak ada proses seleksi, nara sumber yang datang
sudah memenuhi kebutuhan siswa. Sesuai tujuan
acara adalah untuk mempersiapkan dan memotivasi
siswa untuk lebih mengenal perguruan tinggi bagi
mereka yang ingin melanjutkan studi selepas lulus.
Yang perlu diingat, sekolah lain/sekolah sekitar SMA
Karangturi, bahkan dari luar kota Semarang juga ikut
hadir.
91
Pernyataan koordinator BK tersebut didukung
oleh Koorinator humas SMA Karangturi dalam
wawancara yang menyatakan bahwa dalam mencari
nara sumber dari perguruan tinggi, pihak sekolah
terlebih dahulu mencari informasi dari internet
mengenai perguruan tinggi tersebut. Untuk perguruan
tinggi asing, agen pendidikan akan menawarkan
beberapa perguruan tinggi asing, namun nantinya
tetap akan menyaring perguruan tinggi asing tersebut
dengan bantuan dari komite orang tua murid
mengenai perguruan tinggi yang bagus. Persiapan Edu
Expo sekitar 1-2 bulan, namun hal ini bisa berubah-
ubah tergantung bagaimana bentuk acara yang
diinginkan.
...kita biasanya melihat dari web internet,
sedangkan untuk perguruan tinggi luar negeri lewat agen-agen pendidikan yang ada di
Indonesia, mereka akan menawarkan beberapa
perguruan tinggi yang ada diluar. Kita tidak langsung percaya karena belum tahu kondisi yang
sebenarnya dari universitas itu, jangan sampai
menyia-nyiakan perguruan tinggi di Indonesia, ternyata di luar negeri justru lebih parah.
Memang terkadang promonya yang luar biasa,
membuat anak-anak menjadi tergiur. Untuk itu
kita minta bantuan ke orang tua alumni. Mereka sudah punya pengalaman menyekolahkan
anaknya ke luar negeri,. Di sekolah dinamakan
komite Perturi (Perhimpunan Orang Tua Siswa Karangturi). Dari mereka bisa memberikan
informasi yang valid tentang universitas yang
diinginkan.
Dalam wawancara dengan guru BK 1
menyatakan bahwa:
92
…Pencarian narasumber perguruan tinggi
dengan mengirim proposal ke perguruan tinggi yang dituju, melalui email. Sudah ada kontak
dengan perguruan tinggi yang diminati anak.
Pelaksanaannya butuh waktu antara satu hingga dua bulan untuk menghubungi narasumber.
Sekarang, justru dari perguruan tinggi yang aktif
menghubungi dan pesan tempat untuk ikut expo
di Karangturi...
Wawancara dengan siswa SMA Karangturi (SK)
menyatakan bahwa education expo bagi mereka sangat
membantu untuk lebih mudah mencari informasi
tentang dunia perkuliahan di dalam negeri maupun
luar negeri. Namun, tidak semua stan yang ada dalam
education expo dapat menarik minat siswa-siswi ini,
masih ada dari siswa-siswi hanya melihat-lihat stan-
stan yang mereka anggap menarik bagi mereka dan
recomended untuk melanjutkan pendidikan di
universitas tersebut.
Sedangkan wawancara dengan salah satu mitra
perguruan tinggi, disini adalah Unika Soegijapranata
merupakan mitra education expo dari SMA Karangturi
dan telah menjadi mitra expo SMA Karangturi. Untuk
education expo Unika Soegijapranata hanya memenuhi
panggilan sekolah untuk mengisi education expo
tersebut, selebihnya pihak Unika Soegijapranata
hanya meminta kepada sekolah untuk memberikan
presentasi mengenai program yang ditawarkan. Unika
Soegijapranata mulai aktif untuk mengisi undangan
education expo di berbagai SMA terutama di kota
Semarang sejak tahun 2004 hingga sekarang. Dalam
hal ini, Unika Soegijapranata sebagai universitas
93
swasta menyadari bahwa pihaknya bukan sebagai
pilihan utama para lulusan SMA namun tetap
membutuhkan mahasiswa sebagai aset penting serta
sumber dana, oleh karena itu pihaknya dengan aktif
mengisi education expo di berbagai SMA. Di sisi lain
Unika Soegijapranata tetap mengoptimalkan sarana
prasarana serta mengoptimalan dalam menyalurkan
lulusannya.
Strategi yang lain adalah sasaran dari program
education expo ini. Sudah disampaikan sebelumnya
bahwa sasaran dari program kegiatan education expo
ini adalah khusus kelas XII. Penyataan ini menurut
wawancara penulis dengan koordinator guru BK,
Koordinator Humas, serta guru BK sendiri, termasuk
siswa dan mitra perguruan tinggi juga menyatakan hal
sama. Alasannya karena waktu, targetnya kegiatan
untuk kelas XII, jadi kalau melayani kelas X dan XI
secara detail maka akan keteteran, dan biasanya
mereka yang menjaga stan hanya dua orang. Namun
begitu, tetap kelas X dan XI juga mendapat informasi
walau tidak sedetail kelas XII.
Hasil wawancara penulis dengan salah satu
mitra perguruan tinggi, disini adalah Unika
Soegijapranata menyatakan :
…Dalam presentasi program universitas memang dikhususkan untuk kelas XII karena target dari
presentasi ini adalah kelas XII. Untuk kelas X dan
XI pemberian informasi diberikan melalui stan yang ada ataupun pada sesi tersendiri. Pihak Unika
Soegijapranata tetap memperhatikan untuk
memberi informasi kepada kelas X dan XI untuk mengajak para siswa lebih memperhatikan
94
mengenai masa depan mereka. Selain itu,
keuntungan dari presentasi terhadap kelas X dan XI adalah mempersiapkan siswa kelas tersebut
karena di Unika Soegijapranata menawarkan
beasiswa prestasi yang dinilai dari kelas X dan XI, sehingga siswa tetap dapat menempuh studi
perguruan tinggi dengan biaya yang murah…
Dalam wawancara dengan guru BK 2 (GBK 2)
menyatakan bahwa
…Kelas X dan XI tidak diberi tugas karena apabila diberi tugas pihak universitas malah meladeni
anak-anak yang memiliki tugas. Sasaran utama
dalam expo ini adalah kelas XII. Mereka datang dengan orang tuanya sekalian konsultasi.
Pernyataan ini didukung oleh salah satu siswa
kelas XI menyatakan bahwa guru tidak memberi
tugas apapun, hanya diminta untuk melihat dan berpartisipasi. Kelas X yang diberi tugas untuk
membuat laporan…
Pernyataan ini juga didukung oleh koordinator
guru BK (Ko.BK) yang menyatakan bahwa sasaran
utama education expo adalah anak kelas XII. Anak
kelas X dan XI tetap dijadwalkan berkunjung ke stan-
stan perguruan tinggi. Mereka wajib mengikuti,
Sistemnya, guru Bahasa Indonesia menginstruksikan
para murid untuk membuat laporan karya tulis
kunjungan itu. Dengan demikian, mau tak mau
mereka harus hadir. Setiap tahun, diadakan
penggiliran kelas X atau kelas XI yang berkunjung.
Semua itu bukan tanpa landasan, evaluasi menjadi
patokan utama. Dengan demikian, siswa kelas X
memiliki wawasan lebih jauh. Bergiliran diberi tugas
mengerjakan laporan. Berdasarkan evaluasi yang
dilakukan. Supaya kelas X mempunyai wawasan lebih
jauh. Untuk mengetahui kehadiran anak-anak, dibuat
95
semacam buku untuk tandatangan di stan yang
mereka kunjungi. Apabila siswa tidak berkunjung,
tidak mengerjakan, kemungkinannya kecil. Siswa
sudah terpaku untuk mengerjakan tugas karena ada
nilai yang harus didapatkan. Di Karangturi juga
dibentuk karakter untuk disiplin, apabila tidak
mengerjakan, guru pelajaran akan lapor ke guru BK
untuk ditindaklanjuti.
Strategi pelaksanaan berikutnya adalah
kelengkapan, sarana dan prasarana serta materi yang
mendukung dalam kegiatan education expo ini. Dalam
wawancara dengan guru BK 3 (GBK 3) menyatakan
bahwa
…Setelah proposal diajukan ke mitra atau
perguruan tinggi, pihak narasumber akan
menghubungi pihak sekolah bila menyetujui. Ada sekitar empat puluh booth. Pihak sekolah sudah
menentukan pengaturannya. Jika di sekolah,
diadakan di aula. Ukuran stan 3 x 2,5, meja 2 dan kursi 4. Barang-barang pendukung ada juga yang
pinjam. Stan tersebut dirasa tidak kekecilan karena
sebatas konsultasi. Ada denah dan jam berkunjung
yang memudahkan pengunjung yang hadir. Ada jadwal supaya pengunjung nyaman. Sekolah
mengundang mitra/perguruan tinggi agar stan
tidak kosong…
Pernyataan didukung oleh koordinator guru BK.
Dalam wawancara dengan penulis menyatakan bahwa
untuk masalah ketercukupan ruang aula, maka
dipakailah koridor bawah. Pihak sekolah akan
mengupayakan sebaik mungkin untuk pihak
perguruan tinggi yang telah mendaftar. Meskipun,
lokasi stan tidak terkumpul jadi satu di aula, tetapi
96
tetap ramai dikunjungi. Sarana dan prasarana
education expo tentunya berasal dari sekolah. Pihak
perguruan tinggi juga memberikan kontribusi ke
sekolah, termasuk konsumsi.
Akan tetapi jika kegiatan expo ini dilaksanakan
diluar, seperti pada tahun 2013 dilaksanakan di Mall
Paragon, maka kelengkapan sarana prasarana dari
pihak Paragon, tetapi pihak sekolah tetap membantu,
dan ada aturan yang harus dipatuhi, misalnya
konsumsi ada tempat sendiri. Dalam penyelenggaraan
di Mall Paragon, pihak sekolah juga menggunakan jasa
event organizer.
Menurut wawancara dengan Koordinator Humas
menyatakan bahwa
…Dari sisi panitia expo di mall dianggap lebih
memudahkan panitia dari segi sarana prasarana, karena sarana prasarana di mall dianggap lebih
lengkap dibandingkan sarana prasarana di sekolah.
Selain itu panitia juga tidak perlu memfasilitasi
sekolah lain untuk datang ke expo yang diadakan di sekolah, karena apabila diadakan di mall lebih
terbuka dan dapat dapat dijangkau dengan mudah
oleh siswa sekolah lain ataupun masyarakat….
Materi disesuaikan dengan kebutuhan siswa.
Hasil wawancara penulis dengan koordinator BK
menyatakan bahwa sebelumnya para siswa sudah
berbicara ke guru BK tentang apa yang mereka
inginkan, tetapi hal ini ditargetkan kelas XII.
Kemudian sekolah memfasilitasi perguruan tinggi yang
mereka inginkan. Materi yang disampaikan adalah
ulasan tentang perguruan tinggi, kehidupan dan
berbagai macam hal di dalamnya. Durasinya 20 menit.
97
Apabila di dalam kegiatan education expo presentasi
perguruan tinggi melebihi durasi saat pemaparan, dan
masih butuh waktu presentasi lagi maka diberi
kesempatan pada jam BK di kelas lain kesempatan
setelah kegiatan education expo selesai. Hal itu tidak
dipermasalahkan lantaran untuk memberi variasi
layanan BK pada jam BK di kelas, sehingga tidak
hanya diisi guru BK.
Menurut mitra perguruan tinggi (Unika
Soegijapranata) menyatakan bahwa
…tiap sekolah mempunyai penawaran yang berbeda tergantung fasilitas yang diberikan, sebagai contoh
ada yang memberi fasilitas stan-stan ataupun
presentasi secara langsung ke tiap-tiap kelas. Untuk di SMA Karangturi sendiri, presentasi dilakukan
langsung kepada siswa kelas 12 yang dikumpulkan
dalam satu ruangan, namun dibagi per permintaan
yakni IPA dan IPS…
Dari Guru BK 1 menyatakan bahwa muatan dari
materi presentasinya adalah tentang jurusan,
mempromosikan jalur prestasi, pendaftaran mulai
kapan, syarat masuk, serta penjualan formulir
pendaftaran tentang perguruan tinggi.
Dalam wawancara penulis dengan
koordinator guru BK juga menyatakan bahwa
…expo harus melalui tahap pendataan dan
penjadwalan. Awalnya pernah menggunakan teknik anak mau masuk stan perguruan tinggi mana saja.
Sayangnya, justru membuat ada stan yang kosong.
Perkara antusiasme, kembali lagi pada minat siswa. Dengan waktu yang relatif pendek dan stan
perguruan tinggi yang jumlahnya banyak, maka
anak-anak harus didata terlebih untuk menyesuaikan kuota yang ada.
98
Menurut guru BK 1 menyatakan bahwa awalnya
dilakukan pembentukan panitia, pembagian seksi-
seksi bagian, pelaksanaan, serta pembubaran.
Kemudian, mengundang mitra sekolah lain yang
letaknya dekat dengan SMA Karangturi seperti: SMA 3,
SMA 10, dan SMA 5. Biasanya diadakan lomba-lomba
untuk memeriahkan acara. Lomba-lomba itu juga
diselenggarakan agar pengunjung datang sekaligus
untuk datang ke expo. Pelaksanaan lomba tertulis
diadakan di ruangan. Dalam lomba juga dibagi brosur.
Brosur dan baleho juga disebarkan di jalan,
dilaksanakan 2 minggu sebelum pelaksanaan. Luas
stan 3x2,5 perblok. Diberikan undangan untuk orang
tua dan menawari mitra SMA. Berbeda dengan Waka
Humas menyatakan bahwa belum ditemukan cara
pelaksanaan yang efektif, semua yang ditempuh ada
kelebihan dan kekurangan.
Hal penting berikutnya yang mendukung
pelaksanaan education expo adalah mengenai
anggaran atau sumber biaya. Karena tanpa
anggaran/sumber biaya, pelaksanaan education expo
tidak akan terlaksana. Besar kecilnya anggaran
tergantung dari tempat yang digunakan beserta
fasilitasnya. Jika menggunakan tempat pelaksanaan di
sekolah akan berbeda biayanya dengan di luar, seperti
pelaksanaan di mall Paragon. SMA Karangturi pada
tahun 2013 melaksanakan education expo di mall
Paragon, untuk tahun 2011, 2012 dan tahun sebelum-
sebelumnya dilaksanakan di sekolah.
99
Dalam wawancara penulis dengan Koordinator
Humas Karangturi menyatakan bahwa
…anggaran dana acara edu expo ini berasal dari
sponsor dan kontribusi perguruan tinggi peserta
expo. Di sini peserta expo membayar kontribusi untuk menyewa stand expo di Paragon, kisaran
kontribusi ini antara 10-14 juta rupiah. Kisaran
harga kontribusi ini berbanding dengan sasaran dari expo ini. Selain itu, pengelolaan dana ini juga
digunakan untuk meminjam sarana-prasarana,
namun saat di Paragon panitia terbantu karena
semua sarana prasarana sudah disediakan oleh pihak Paragon, sedangkan di sekolah semua sarana
prasarana disiapkan oleh panitia….
Pernyataan ini didukung oleh guru BK 2, dalam
wawancara penulis dengan guru BK 2 menyatakan
bahwa biaya sepenuhnya dari perguruan tinggi mitra
yang menyewa stan, kemudian dipinjamkan sarana
dan prasarana yang dibutuhkan untuk expo, misalnya
sewa pengeras suara. Pernyataan yang sama juga dari
koordinator Pernyataan yang sama juga dari
koordinator guru BK 1 bahwa yang nenanggung
biayanya adalah perguruan tinggi yang menyewa stan.
4.3.3. Aspek Proses (Process)
Dalam aspek proses ini mencakup tiga hal yaitu
pertama, identifikasi proses pelaksanaan yang
meliputi: kesiapan panitia dan mitra yang diundang,
strategi yang digunakan, metode pelaksanaan, media
pelaksanaan, penyampaian materi. Kedua,
keterlaksanaan program, meliputi penggunaan media,
metode, ketepatan waktu pelaksanaan, penggunaan
tempat, keaktifan peserta, penilaian hasil kegiatan.
100
Ketiga, informasi perbaikan program, meliputi:
hambatan, perbaikan dan pengembangan.
Proses pelaksanaan kegiatan education expo di
dalam area sekolah (di aula sekolah) dengan di luar
sekolah (mall Paragon) berbeda dalam hal kepanitiaan
yang terlibat mengurus kelengkapan sarana
prasarana, strategi penyampaian materi/ceramah,
metode termasuk media juga berbeda, disamping biaya
juga berbeda. Pada tahun 2013, education expo SMA
Karangturi dilaksanakan di mall Paragon, tahun
sebelumnya yaitu tahun 2011 dan 2012 dilaksanakan
di sekolah. Alasan diadakan di mall Paragon karena
mall Paragon merupakan pusat perbelanjaan paling
ramai di Semarang sehingga bisa dimanfaatkan untuk
promosi sekolah Karangturi sekaligus serta open house
sekolah Karangturi.
Dalam wawancara penulis dengan guru BK 1
mengatakan:
Saat pelaksanaan di Paragon terhitung besar acaranya, sehingga melibatkan dari berbagai segmen
seperti humas, yayasan, dan guru SMA sendiri. Pada
saat penyelenggaraan di sekolah, semua guru terlibat. Dibentuk kepanitiaan atau berbagai seksi
yang mengurus masing-masing.
Pernyataan ini didukung oleh Koordinator
Humas Karangturi menyatakan bahwa
Dalam acara edu expo ini, bagian Humas berperan
penting mengelola kegiatan ini seperti persiapan dan pengelolaan. Pada saat edu expo ini diadakan di mall
Paragon, panitia intinya dari pihak Humas dengan
dibantu guru dari berbagai jenjang pendidikan,
yakni TK-SMA dan bagian kesiswaan (OSIS).
101
Karena Karangturi merupakan yayasan dari TK
samapai SMA dan Humas yang berjumlah 4 personil
yang ada di Karangturi itu merupakan humas
yayasan, bukan humas SMA, jadi jika kegiatan
melibatkan Humas berarti melibatkan yayasan. Dari
sisi kepanitiaan education expo di mall Paragon
dianggap lebih memudahkan panitia dari segi sarana
prasarana, karena sarana prasarana di Paragon lebih
lengkap dibandingkan di sekolah. Selain itu, panitia
juga tidak perlu memfasilitasi sekolah lain untuk
datang ke education expo yang diadakan di sekolah,
karena apabila diadakan di mall lebih terbuka dan
dapat dijangkau dengan mudah oleh siswa sekolah
lain ataupun masyarakat.
Jika dilihat dari stan yang ada dan pengunjung,
antara di mall Paragon dengan di aula sekolah
berbeda. Hasil wawancara dengan siswa Karangturi
(SK) menyatakan
Saat pelaksanaan di Paragon stannya sedikit, sekitar
30 an stan dan pengunjungnya banyak dari siswa
SMA Karangturi ataupun siswa SMA lain, serta masyarakat umum. Jika dilaksanakan di sekolah
yaitu di aula, stannya bisa lebih banyak sekitar 50an
stan dan pengunjungnya tidak terlalu banyak, hanya mencakup siswa SMA dan orang tua yang diundang
serta siswa SMA lain yang diundang sekolah.
Menurut koordinator Guru BK menyatakan bahwa
jika education expo dilaksanakan di sekolah memang
sangat minim pesertanya, tetapi stannya banyak.
Pihak sekolah justru lebih condong dan senang
diadakan di sekolah karena siswa dapat lebih fokus
102
bertanya informasi tentang perguruan tinggi dengan
bergiliran. Disamping itu, pihak guru akan
memaksimalkan fasilitas yang ada seperti AC agar
tidak sumpek sehingga suasana aula lebih kondusif
dan nyaman untuk siswa. Guru tidak harus berjaga
bergilir karena sesuai jam kerja. Tetapi berbeda
apabila education expo itu dilaksanakan di mall
Paragon. Pengunjung dari masyarakat umum lebih
banyak. Akan tetapi, siswa justru tidak fokus dalam
bertanya informasi perguruan tinggi. Disamping itu
sekolah harus menyediakan bus sekolah untuk ke
stan pameran. Guru atau panitia, juga harus berjaga
bergilir dari pagi hingga malam. Menurut Koordinator
Humas juga menyatakan:
Justru kalau di mal Paragon, kita harus berjaga
bergiliran disamping harus mengutus siswa untuk mengetahui situasi expo yang ada di mall Paragon,
apakah sepi pengunjung atau tidak. Jika sepi
pengunjung maka kita menghadirkan beberapa siswa kesana secara bergiliran. Berbeda jika di
sekolah, kita langsung bisa melihat situasi yang ada.
Jika dilihat dari segi waktu pelaksanaan juga
berbeda. Di mall Paragon jam pelaksanaannya lebih
lama dari jam 09.30 pagi hingga malam jam 21.30.
Jika di aula sekolah menyesuaikan jam sekolah dari
pagi jam 10.00 hingga jam 15.00. Menurut
Koordinator Humas Karangturi, kegiatan education
expo rutin diadakan tiap bulan September. Dalam
pelaksanaannya, selain menyesuaikan jam/waktu
siswa yang tidak mengganggu jam belajar siswa, pihak
Karangturi juga berkoordinasi dengan sekolah lain
103
yang ada di Semarang. Koordinasi dengan sekolah lain
di kota Semarang dilakukan untuk menghindari
jadwal yang berbenturan dengan sekolah lain. Selain
itu dalam penentuan waktu penyelenggaraan harus
mendapat ijin dari berbagai jenjang sekolah yang ada
dalam kompleks sekolah Karangturi.
Pernyataan ini juga didukung oleh koordinator
guru BK menyatakan bahwa pelaksanaan edu expo
disesuaikan dengan kebutuhan siswa, tidak
mengganggu jam belajar siswa, dilaksanakan pada
hari Jumat-Sabtu, rutin bulan September atau
Oktober tiap tahun. Dari wawancara penulis dengan
siswa, menyatakan hal yang sama tentang waktu
pelaksanaannya.
Pada proposal program education expo
dijelaskan adanya berbagai kegiatan meliputi:
pameran pendidikan tinggi baik dari universitas
negeri, universitas swasta nasional, dan universitas
internasional; adanya presentasi perguruan tinggi, ada
bazar dan lomba-lomba akademik, serta simulasi
TOEFL-IELTS.
Hasil wawancara penulis dengan siswa SMA
Karangturi menyatakan bahwa banyak kegiatan yang
dapat dilakukan oleh siswa-siswi SMA Karangturi
seperti menghadiri ceramah bagi siswa-siswi kelas XII
atau lebih tepatnya sosialisasi tentang education expo
tersebut, ikut memeriahkan acara tersebut dengan
datang ke stan-stan yang disediakan di mall Paragon
yang didampingi oleh orang tua mereka. Bagi murid-
104
murid, education expo sangat membantu mereka
untuk lebih mudah mencari informasi tentang dunia
perkuliahan di dalam negeri maupun luar negeri.
Pernyataan ini didukung oleh koordinator guru BK 2
Materi ceramah disesuaikan dengan kebutuhan
siswa. Materi yang disampaikan adalah ulasan
tentang perguruan tinggi, kehidupan dan berbagai macam hal di dalamnya. Materi ini ditujukan untuk
siswa SMA kelas XII
Untuk kelancaran dan kesuksesan kegiatan ini
tidak hanya memerlukan peran dari salah satu pihak
saja namun dari beberapa pihak, misalnya guru BK.
Dalam pelaksanaan education expo ini guru BK
membantu menjadi penghubung pihak perguruan
tinggi dengan sekolah. Guru BK mengatur jadwal
presentasi. Guru BK juga membimbing para siswa
untuk bertanya jurusan apa yang paling diminati pada
masing-masing universitas, apa yang seharusnya
mereka lakukan agar memperoleh informasi dengan
sebaik-baiknya. Guru BK banyak terlibat karena
kegiatan education expo, adalah salah satu dari
program BK. Namun, kepanitiaan melibatkan seluruh
personil sekolah. Disamping itu, menurut Koordinator
Humas Karangturi (Ko.H) menyatakan :
Acara edu expo ini sangat mengharapkan dukungan
orang tua karena orang tua memegang peranan
penting dalam studi siswa. Pihak yayasan juga sangat mendukung hal ini karena kegiatan dianggap
dapat meringankan beban siswa dan orang tua.
Untuk siswa-siswi kelas X mereka tidak hanya
dituntut untuk datang dan meramaikan acara itu,
namun mereka juga diwajibkan membuat laporan
105
tentang kegiatan educaition expo yang telah diikuti.
Laporan berupa tentang Perguruan Tinggi yang di
dalamnya meliputi, status, biaya kuliah, jurusan-
jurusan yang ada dalam PT tersebut dan sebagainya.
Bagi sebagian siswa, narasumber dan informasi dari
kegiatan ini tidak semua sesuai dengan kebutuhan
mereka karena kurang lengkapnya stan universitas
yang ada di education expo namun bagi siswa yang lain
ini sangat membantu karena mereka tidak hanya
mendapat informasi secara lisan namun juga secara
tertulis dengan mendapatkan buku, brosur, dll. Acara
ini bersifat bebas artinya mereka diberi kebebasan
untuk bertanya sebanyak-banyaknya sesuai
kebutuhan mereka, tidak ada nilai keaktifan yang
menjadi kriteria dalam acara tersebut, tidak ada tanda
bukti bahwa kita sudah mengunjungi stan mana saja.
Publikasi untuk suatu acara itu sangat diperlukan dan
penting dalam education expo ini mereka
menggunakan media sosial (BBM, Twitter, Fb) lalu
banner, spanduk, lalu media elektronik lainnya.
Hasil wawancara dengan guru BK 1
menyatakan:
Hambatan pelaksanaan edu expo misalnya stan
terkadang sepi. Lokasi yang dekat jalan besar, maka
suara dari bis-bis kerap menganggu. Aula yang
bolong-bolong menyebabkan AC tidak terasa, sehingga panas dan gerah. Tempat seringkali tidak
mendukung. Dari warga sekolah mendukung secara
positif. Dari siswa juga bertisipasi aktif, digilir.
Pernyataan senada juga disampaikan oleh
Koordinator Humas (Ko.H) berikut.
106
Dalam pelaksanaan edu expo di mall Paragon
mendapatkan keluhan dari perguruan tinggi peserta expo karena dianggap suasana mall kurang
mendukung dalam mempromosikan perguruan
tinggi tersebut, namun di sisi lain pengunjung dari
expo tersebut bervariasi tidak hanya siswa dari Karangturi tetapi ada juga siswa dari sekolah lain.
Disamping itu edu expo di Paragon lebih sedikit
stannya. Jika di sekolah, stan banyak, pengunjung juga ramai dari siswa dan ortu siswa, serta siswa
sma lain, namun ada kendala juga yaitu bising
karena dekat jalan raya. Disamping itu, sekolah harus mencari waktu yang tepat dalam
penyelenggaraan karena kompleks sekolah yang
satu lokasi dengan SMP sehingga rancangan waktu
penyelenggaraan harus tepat dan tidak menggangu jam belajar-mengajar SMP. Dalam penentuan
waktu penyelenggaraan juga harus mendapat ijin
dari berbagai jenjang sekolah yang ada dalam kompleks sekolah Karangturi.
Menurut mitra Unika Soegijapranata dan
Udinus, penyelenggaraan education expo SMA
Karangturi di Paragon, cukup menguntungkan dari
segi target pengunjung yang lebih besar dari education
expo sebelumnya. Pada education expo yang di
selenggarakan di Paragon ini pengunjung tidak hanya
dari siswa Karangturi tetapi juga masyarakat di kota
Semarang. Di sisi lain terdapat kelemahan dari
penyelenggaraan education expo di mall Paragon yaitu
mitra atau peserta dari perguruan tinggi lebih sedikit,
tetapi menurut pihak Unika Soegijapranata hal ini
tidak mengurangi animo masyarakat untuk
mengetahui lebih lanjut mengenai program yang
ditawarkan Unika Soegijapranata. Di sisi lain animo
107
siswa Karangturi dalam mengikuti education expo di
dalam sekolah cukup tinggi
4.3.4. Aspek Hasil (Product)
Dalam aspek hasil ini mencakup penilaian hasil
capaian yang meliputi evaluasi program dan tindak
lanjut, serta interpretasi keunggulan dan kelemahan
program. Sesuai dalam proposal education expo
Karangturi bahwa penyelenggaraan kegiatan expo
pendidikan ini diharapkan dapat memberikan
informasi sedalam-dalamnya tentang pendidikan tinggi
kepada siswa baik pendidikan tinggi di dalam negeri
ataupun di luar negeri.
Hasil wawancara dengan siswa menyatakan
bahwa acara education expo ini diharapkan bisa
membekali siswa-siswi pengetahuan tentang
universitas pilihan mana yang mereka inginkan, serta
kegiatan education expo dapat berlanjut di setiap
tahunnya dengan kegiatan yang jauh lebih baik, baik
dari segi peserta yang jumlahnya lebih banyak dan
diikuti oleh universitas favorit, bagus, berkualitas dan
memiliki syarat tertentu menjadi peserta dalam
education expo. Misalnya dengan memberikan angket
untuk siswa agar memilih universitas yang menjadi
peserta sesuai dengan harapan, lalu perlunya
sosialisasi yang tidak hanya diperuntukan kelas XII
saja namun dari kelas XI bahkan kelas X.
Pernyataan ini didukung oleh Koordinator
Humas Karangturi bahwa
Telah diadakan evaluasi namun baru dari pihak
perguruan tinggi peserta expo, belum dari siswa.
108
Evaluasi dari pihak perguruan tinggi adalah
pembagian porsi presentasi dari setiap perguruan tinggi yang dianggap kurang adil, namun pihak
sekolah terus mencoba memperbaiki hambatan dan
kekurangan yang ada.
Menurut mitra perguruan tinggi Unika
Soegijapranata dan Udinus mengatakan bahwa
penyelenggaraan expo yang diadakan oleh SMA
Karangturi selama ini cukup baik dan cukup
memuaskan.
Saran untuk penyelenggaraan education expo di
SMA Karangturi adalah untuk membuat rak tersendiri
yang memuat brosur dari berbagai universitas setelah
education expo selesai sehingga siswa yang ketinggalan
info pada saat education expo tetap memperoleh
informasi dari brosur tersebut. Dari hasil education
expo di SMA Karangturi, siswa yang mendaftar di
Unika Soegijapranata cukup bervariasi hasilnya. Hal
ini menurut pihak Unika Soegijapranata karena SMA
Karangturi merupakan salah satu sekolah yang elit,
sehingga banyak siswa yang melanjutkan studi tidak
hanya di dalam negeri tetapi juga di luar negeri.
Namun animo dari siswa Karangturi tetap tinggi,
setidaknya lebih dari 20 siswa mendaftar di Unika
Soegijapranata.
Menurut guru BK telah mengadakan evaluasi
kepada siswa setelah pelaksanaan education expo,
namun evaluasinya secara lesan (tidak tertulis) karena
merasa sudah memiliki kebermanfaatan. Guru BK
secara tidak tertulis pada saat jam layanan di kelas
109
menanyakan kepada siswa yaitu tentang: kegiatan
education expo yang mereka ikuti, manfaat dari
kegiatan education expo, keluh kesah/ masukan siswa
dengan adanya universitas belum sesuai kebutuhan
atau harapan siswa.
Pada pelaksanaan education expo juga ada
evaluasi ke peserta, untuk mitra perguruan tinggi
diberikan angket dan untuk peserta lain melihat dari
formulir yang diambil. Evaluasi dari peserta
universitas yang ikut education expo secara tertulis
misalnya ada kepuasan, masukan, keantuasiasme
anak, pengunjung banyak, ac tidak dingin, kamar
mandi terlalu jauh. Evaluasi dari peserta dirasa sudah
mewakili evaluasi dari orang tua dan siswa.
Pernyataan ini didukung oleh koordinator guru
BK, menyatakan bahwa guru BK telah melaksanakan
evaluasi pada saat jam bimbingan di kelas, dengan
menanyakan secara lesan tentang education expo yang
telah dilaksanakan dan telah diikuti. Evaluasi kepada
siswa secara lesan dengan tanya jawab, secara tertulis
diberikan angket tetapi hanya untuk kelas XII dan
tidak selalu dilaksanakan, tergantung guru BK.
Disamping itu juga ada evaluasi dari peserta dari
sekolah lain.
Evaluasi keberhasilan kegiatan education expo
adalah dengan mengukur jumlah pengunjung.
Kriterianya adalah apabila pengunjung banyak berarti
kegiatan dianggap sukses, sebaliknya apabila
pengunjung sedikit dapat dikatakan kegiatan kurang
110
berhasil. Daftar pengunjung diketahui dengan
mendata dari buku pengunjung yang telah disediakan.
Setiap tahun guru BK mendata siswa-siswa kelas XII
yang masuk perguruan tinggi peserta education expo.
seperti tabel yang tertera dibawah ini.
Tabel 4.3. Tabel jumlah siswa yang masuk PTN/PTS
Sumber :Dokumen SMA Karangturi
Tahun Jumlah Siswa Yang Masuk
PTN/PTS X XI XII
2011 269 219 249 24 yang tercatat
2012 237 210 255 250 siswa
2013 248 226 238 7 yang tercatat
Laporan pelaksanaan education expo dari
panitia. Sedangkan untuk laporan prosentase siswa
diterima di Perguruan Tinggi mitra. Setiap tahun guru
BK mendata siswa-siswa kelas XII yang masuk
perguruan tinggi peserta education expo. Panitia lebih
mengevaluasi pelaksanaan yang lebih berdampak pada
peserta. Akan tetapi evaluasi yang langsung ke siswa,
misal data anak diterima dan masuk di PT mana,
adalah tugas guru BK yang membuat laporan.
Pendataan rutin dilakukan dengan merekap data dari
angket yang disebar ke siswa klas XII pada semester
lima, tetapi untuk menganalisis tidak rutin dilakukan.
Ada panduan yang tertulis, agar informasi dari anak
lebih terarah. Anak juga bisa datang ke ruang BK
tanpa dipanggil untuk mendapat informasi supaya
tidak bingung masuk perguruan tinggi. Belum ada
111
program kelompok yang dikhususkan untuk menindak
lanjuti siswa yang masih kebingungan. Hal ini
dikarenakan banyaknya kesibukan dan pekerjaan
pihak-pihak di Karangturi. Belum ada laporan evaluasi
secara detail dan administrasi dari mitra dan siswa.
Menurut Koordinator Humas Karangturi,
keunggulan dari kegiatan education expo ini adalah:
Memberikan informasi yang lebih awal dalam
memilih universitas yang akan dituju dengan tepat, sedangkan untuk orang tua akan merasa lebih
tenang dengan kepastian kelanjutan studi putra-
putrinya.
Keunggulan lainnya adalah terjalinnya hubungan
yang baik antara pihak sekolah dengan perguruan
tinggi yang menjadi peserta Setiap tahun guru BK
mendata anak-anak kelas XII yang masuk perguruan
tinggi peserta education expo.. Tindak lanjut dari
kegiatan education expo adalah adanya angket yang
menyatakan siswa telah diterima di perguruan tinggi
yang dituju. Rencana kedepannya untuk pelaksanaan
acara education expo adalah merubah konsep
penyelengaraan acara yang akan kembali diadakan di
sekolah karena dianggap lebih efektif bagi perguruan
tinggi untuk mempresentasikan dan mempromosikan
kampus mereka, selain itu apabila diadakan di sekolah
lebih menghemat waktu dan biaya yang dibutuhkan.
Di sini peran guru BK juga dibutuhkan untuk
mencatat track record siswa dalam memilih perguruan
tinggi.
Menurut guru BK, keunggulan dari acara ini juga
112
Memberikan informasi secara dini kepada siswa
dalam memilih perguruan tinggi sesuai minat dan bakat serta kemampuan siswa. Tindak lanjut dari
evaluasi tertulis maupun lisan adalah mengulang
kembali materi perguruan tinggi A, B, C, dst secara umum.
Catatan di dalam pelaksanaan evaluasi
education expo hanya secara teknik, bukan ke anak
secara langsung. Evaluasi yang didapat misalnya
tentang hal umum, tidak dibacakan. Kalau ada
evaluasi yang berbeda, maka dibacakan ke forum.
Diagendakan untuk membenahi tempatnya, namun
aula yang digunakan untuk olahraga tetap tidak bisa
mengakomodasi AC menjadi stabil dingin. Ada harga
ada rupa untuk menyewa partisi, meja, kursi, AC,
konsumsi, dll. Kalau di SMA lain, expo diadakan di
kelas. Di paragon baru coba-coba, ternyata mahal dan
tidak sebanding dengan keuntungan.
Menurut koodinator guru BK menyatakan hal
yang sama juga bahwa setiap tahun guru BK mendata
anak-anak kelas XII yang masuk perguruan tinggi
peserta education expo adalah memberi informasi
pendidikan tinggi kepada siswa. Hal yang harus
dibenahi adalah dari kerutinan sisi evaluasi. Belum
tentu siswa mendapat pencerahan ketika mendapat
informasi dari banyak perguruan tinggi. Keefektifan
Setiap tahun guru BK mendata anak-anak kelas XII
yang masuk perguruan tinggi peserta education expo.
juga harus dipertanyaan. Melibatkan siswa kelas X
dan kelas XI sesuai tujuan di proposal Setiap tahun
113
guru BK mendata anak-anak kelas XII yang masuk
perguruan tinggi peserta education expo, karena siswa
kelas X dan kelas XI butuh informasi dari awal.
Terkadang dari pihak perguruan tinggi tidak melayani
pertanyaan dari kelas X dan kelas XI.
Sedangkan education expo open house,
kelebihannya adalah banyak pengunjung yang datang
dari masyarakat umum, namun masalah biaya yang
mahal. Belum ada evaluasi tertulis dari sisi manfaat ke
orang tua. Pihak sekolah juga mengarahkan orang tua
untuk antusias membimbing anak menuju masa
depan yang cerah. Adanya sosialisasi education expo
ke orang tua melalui surat saat penerimaan rapor,
dilampiri daftar perguruan tinggi. Media sosialisasi ke
masyarakat melalui spanduk dan media-media.
4.4. PEMBAHASAN
Berdasarkan penjelasan hasil penelitian diatas,
maka ketegorisasi proses dan hasil evaluasi program
education expo dapat diuraiakan dibawah ini.
4.4.1. Evaluasi Konteks (Context Evaluation)
Evaluasi konteks dilakukan untuk mengetahui
apakah program yang disusun sesuai dengan
kebutuhan siswa. Dalam evaluasi konteks
mendefinisikan konteks program yang dilaksanakan,
mengidentifikasi kebutuhan semua individu yang
terlibat dalam program, mendiagnosis hal-hal yang
mendasari kebutuhan dan mendesain tujuan program.
Evaluasi konteks ini mencakup evaluasi terhadap
114
program kegiatan education expo (motif kegiatan,
pengertian topik kegiatan, tujuan atau hasil yang
diharapkan), identifikasi kebutuhan individu dan
lingkungan, manajemen program serta personil yang
terlibat dalam kegiatan dan peranannya masing-
masing.
Berdasarkan hasil wawancara dan diskusi
terfokus dengan responden dapat disimpulkan bahwa
program education expo di SMA Karangturi ini
merupakan salah satu aplikasi dari program BK yang
diselenggarakan tiap tahun sejak tahun 1997. Program
education expo dilaksanakan karena adanya
kebutuhan siswa yang ingin melanjutkan ke
Perguruan Tinggi baik dalam maupun luar negeri,
disamping juga dikarenakan kebutuhan sekolah dalam
meningkatkan prestasi sekolah. Jadi program ini dapat
merupakan jembatan antara siswa dengan Perguruan
Tinggi, dimana siswa dapat mencari referensi untuk
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Disamping itu dapat membantu orang tua
mempersiapkan kebutuhan kuliah anaknya jika
berkuliah di Perguruan Tinggi yang mereka inginkan,
serta membantu perguruan tinggi mensosialisasikan
diri tentang program-program unggulan mereka
kepada calon mahasiswa.
Definisi kontek education expo dalam kontek topik
kegiatan difahami oleh siswa, guru, ortu dan mitra.
Pemahaman mereka bervariatif. Pemahaman guru BK,
Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah memahami
115
jelas topik dari kegiatan education expo. Demikian juga
urusan humas yang terlibat langsung dalam
perumusan kegiatan ini. Tetapi pemahaman yang
bervariatif muncul dari guru-guru dan siswa yang
tidak terlibat langsung maupun mereka yang hanya
menerima manfaat dari program kegiatan ini. Mereka
memahami topik tetapi tidak bisa menyebutkan secara
jelas apa topik kegiatan education expo tahun 2014
dan siapa penggagas munculnya topik tersebut.
Sementara dalam aspek identifikasi kebutuhan
individu dan lingkungan adalah pertama Kebutuhan
individu siswa untuk mengambil keputusan,
tergambarkan tetapi belum di rumuskan dalam
dokumen laporan assessment kebutuhan sekolah.
Kebutuhan siswa ini didapatkan oleh guru melalui
komunikasi tidak terstruktur, secara lesan dan
dimatangkan dalam rapat terbatas antara guru BK
dan pimpinan sekolah. Belum diselenggarakan
kegiatan-kegiatan untuk mendapatkan gambaran utuh
kebutuhan siswa/sekolah dalam kegiatan education
expo. Termasuk kegiatan asssessment yang
terstruktur sehingga hasilnya bisa dijadikan rujukan
landasan kegiatan. Kedua, Kebutuhan lingkungan
masyarakat dan orang tua, juga belum dikenali. Tetapi
kebutuhan mitra (universitas) sudah diidentifikasi
meskipun masih terbatas pada informasi umum.
Dalam aspek tujuan diselenggarakan education
expo dirumuskan oleh panita yang dibentuk oleh
sekolah. Meskipun demikian siswa, guru, ortu dan
116
mitra mengaku memahami tujuan dari education expo
ini. Pemahaman meraka adalah kegiatan edu expo
untuk memberikan informasi bagi siswa SMA
Karangturi yang ingin melanjutkan jenjang pendidikan
tinggi yaitu ke universitas. Pemahaman ini mereka
dapatkan dari informasi mulut ke mulut bukan dari
membaca brosur atau pamflet yang disediakan oleh
panitia penyelenggara. Meski demikian, mereka rata-
rata merasa cukup mendapatkan informasi atas
kegiatan education expo ini. Sementara pihak luar
(mitra sekolah), memahami tujuan edu expo dari
proposal kegiatan yang dikirimkan oleh sekolah dalam
bagian dari pengajuan kerjasama oleh sekolah SMA
Karangturi.
Dilihat dari evaluasi tujuan program, telah
sesuai dengan teori Badrujaman , yang menyatakan
bahwa orientasi utama dari evaluasi tujuan program
adalah untuk mengidentifikasi berbagai kebutuhan
peserta didik dan juga untuk menyediaka.
(Badrujaman, 2011). Karena obyek yang dituju adalah
siswa maka tujuan dari program kegiatan education
expo sendiri adalah: (1) Memberikan peluang kepada
siswa Sekolah Menengah Atas agar mengetahui
berbagai informasi tentang Perguruan Tinggi demi
masa depan siswa, (2) Memberikan informasi
perkembangan dunia Perguruan Tinggi dan dinamika
dalam bentuk-bentuk pelayanan pembelajarannya, (3)
Memberikan bimbingan kepada pelajar untuk
menentukan pilihan fakultas, jurusan, dan Perguruan
117
Tinggi yang tepat demi pengembangan kompetensi
dimasa depan.
Dari tujuan tersebut, diharapkan siswa
dapat memilih Perguruan Tinggi yang diinginkan
sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuan masing-
masing siswa. Tujuan edu expo ini juga sejalan dengan
pernyataan Graha Pena Menado pos (2013) dan dalam
proposal De Britto Education Fair (2010), yang intinya
adalah memberikan informasi seluas-luasnya
perguruan tinggi yang diminati siswa
Sementara sasaran peserta education expo
sejak awal ditetapkan adalah pertama, peserta SMA
Karangturi meliputi siswa di semua kelas, orang tua
dan guru/staf sekolah. Mereka ini yang dalam
perencanaan konteks dijadikan penerima manfaat
secara langsung. Kedua, masyarakat luas, adalah
mereka adalah siswa dan orang tua siswa dari
berbagai sekolah tingkat atas yang hadir atau
diundang berpartisipasi dalam kegiatan education expo
ini. Pemilihan dua sasaran ini karena merekalah yang
paling membutuhkan diselenggarakannya kegiatan
education expo.
Kompetensi yang ingin dicapai pada
pelaksanaan education expo adalah pemenuhan
informasi perguruan tinggi yang dibutuhkan oleh
siswa di dua kelompok sasaran tersebut diatas.
Pemenuhan kebutuhan tersebut oleh SMA Karangturi
menjadi bagian dari tugas sekolah khususnya bidang
BK untuk melayani siswa mendapatkan informasi
118
yang lengkap tentang perguruan tinggi dan ruang
lingkupnya. Pemenuhan kebutuhan ini akan
membantu siswa mengambil keputusan yang tepat
dalam meneruskan jenjang pendidikan perguruan
tinggi.
Dalam evaluasi konteks program education
expo, yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi
kebutuhan siswa dan lingkungan agar sesuai dengan
tujuan program yang ditetapkan. Berdasarkan
identifikasi pengalaman kegiatan tahun lalu, maka
identifikasi kebutuhan sekolah didapatkan melalui
hasil wawancara responden disimpulkan bahwa
identifikasi kebutuhan siswa dan lingkungan melihat
dari ketidakhadiran siswa (siswa yang ijin sekolah
untuk melihat perguruan tinggi yang diminati),
kemudian pemberian angket untuk mengetahui
perguruan tinggi mana saja yang diminati siswa,
namun sayangnya angket itu hanya untuk kelas XII.
Kelas X dan XI tidak diberikan angket dikarenakan
sasaran utamanya adalah kelas XII. Angket itupun
tidak rutin tiap tahun diberikan, padahal setiap tahun
siswa tidak sama/berbeda kalaupun sasarannya
hanya kelas XII. Selain itu identifikasi kebutuhan
siswa dilihat dari alumni yang telah masuk di
Perguruan Tinggi. Oleh karena itu, ada stan perguruan
tinggi yang sepi pengunjung atau dilewati, karena
memang tidak diminati oleh siswa.
Sebenarnya pihak sekolah berusaha
selektif dalam mengundang perguruan tinggi, tetapi
119
memang ada beberapa perguruan tinggi yang
memaksa ikut dalam stan education expo tersebut
dikarenakan merasa tidak enak dengan perguruan
tinggi itu, resikonya sepi pengunjung.
Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa
dalam pemilihan perguruan tinggi yang ikut stan
dalam education expo belum sepenuhnya sesuai
dengan kebutuhan siswa SMA Karangturi ataupun
lingkungan (pihak sekolah, orang tua, dan siswa SMA
lain). Secara otomatis identifikasi kebutuhan siswa
dan lingkungan belum sepenuhnya sesuai dengan
kriteria keberhasilan (antara tujuan program dan
kebutuhan siswa), seperti yang dinyatakan oleh
Badrujaman(2011) ataupun Gysbers dan Henderson
(2006) bahwa “sebuah program dikatakan berhasil jika
memenuhi kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan”.
Menurut Trotter et al, (dalam Badrujaman, 2011),
menyatakan bahwa identifikasi kebutuhan siswa
melalui diskusi dengan siswa, guru dan orang tua,
merancancang item survei, melakukan survei
kebutuhan, serta membandingkan kebutuhan siswa
berdasarkan evaluasi dengan tujuan yang telah
ditetapkan.
Dalam program education expo
dibutuhkan keterlibatan dari berbagai pihak, baik dari
masyarakat di dalam sekolah maupun di luar sekolah.
Seperti yang dikemukakan Gysbers dan Henderson
(2006) bahwa personil merupakan salah satu sumber
yang ada dalam sebuah program. Dari hasil
120
wawancara dan diskusi kelompok dapat disimpulkan
bahwa personil yang terlibat dalam pelaksanaan
education expo secara umum jelas semua terlibat baik
dari seluruh siswa SMA Karangturi, pihak sekolah
(semua guru dan karyawan), termasuk juga orang tua
siswa. Secara khusus adalah guru BK, humas dan
siswa. Karena kegiatan education expo ini adalah salah
satu aplikasi dari program BK, secara otomatis guru
BK terlibat penuh, disamping itu humas, yayasan, dan
semua guru juga terlibat karena terhitung besar
acaranya. Sebelum pelaksanaan, dibentuk panitia agar
bekerja sesuai dengan tugas masing-masing dari mulai
ketua, sekretaris, bendahara, dan seksi-seksi (baik
seksi perlengkapan, seksi dekorasi, seksi konsumsi,
seksi dokumentasi dan lainnya). Adanya kepanitiaan
menunjukkan keseriusan sebuah program. Karena
kepanitiaan nantinya yang akan terlibat langsung
dalam proses penyelenggaraan program education
expo, mengidentifikasi kekurangan dan kekuatan yang
dimiliki, memperbaiki kekurangan, mendiagnosis
masalah sehingga dapat ditemukan solusi perbaikan,
serta memberi gambaran setting program (Stufflebeam
dalam Badrujaman 2011). Semua guru terlibat dalam
kepanitiaan. Humas berperan penting dalam
mengelola kegiatan, baik persiapan maupun
pengelolaannya. Guru BK selain mengkoordinir, juga
memiliki kewenangan untuk menangani presentasi
dari perguruan tinggi, mengurusi penempatan dan
penyaluran siswa selepas lulus. Orang tua
121
mendampingi dan menentukan pilihan perguruan
tinggi bagi anaknya. Siswa berperan aktif dalam
mencari informasi perguruan tinggi baik dalam
maupun luar negeri.
4.4.2. Evaluasi Masukan (Input Evaluation)
Evaluasi input dilaksanakan untuk
mempertimbangkan sumber daya yang ada,
mengidentifikasi dan mencari tahu kemampuan atau
daya dukung sistem, alternatif strategi program,
desain prosedur implementasi program, pengelolaan
anggaran dan penjadwalan program. Dalam program
kegiatan education expo ini, evaluasi input mencakup
evaluasi terhadap strategi pelaksanaan (nara sumber,
sasaran, kelengkapan, dan materi), prosedur
implementasinya (metode, media, langkah), dan
pengelolaan anggaran (sumber biaya dan
pengelolaannya).
Evaluasi input juga untuk mengetahui apakah
strategi yang ditetapkan oleh panitia (pihak sekolah)
dalam mencapai tujuannya sudah tepat, tentunya
tidak akan terlepas dari sumber-sumber yang dimiliki.
Menurut Gysbers dan Henderson (2006) menyatakan
bahwa efisiensi program BK dapat diukur berdasarkan
keberadaan sumber-sumber yang dimiliki oleh
sekolah. Dengan mempertimbangkan sumber-sumber
yang dimiliki maka strategi akan lebih realistis dan
didukung dengan kemampuan yang ada. Strategi
pelaksanaan educatio expo meliputi nara sumber,
sasaran, kelengkapan dan materi.
122
Dari hasil wawancara dengan guru dan siswa
sebagaimana diuraikan dalam penjelasan hasil
penelitian, dapat disimpulkan bahwa nara sumber
(pembicara) mitra perguruan tinggi (PT) sangat
penting, karena PT adalah yang dituju siswa agar
mendapat informasi secara detail tentang perguruan
tinggi atau universitas. Menurut Patty (2014),
pembicara (nara sumber) menjadi kunci dari inti acara
education expo. Seyogyanya sebelum kegiatan, siswa
sebelumnya perlu melakukan persiapan misalnya
membaca bahan-bahan informasi perguruan tinggi
yang diundang dan yang diminati dari sumber-sumber
yang tersedia. Dengan begitu mereka akan lebih siap
mengikuti acara: mendengarkan ceramah,
mengajukan pertanyaan, berdiskusi, dan juga
menyusun pertanyaan untuk wawancara. Menurut
Sulton Masyud (2014) dalam penelitiannya
menyatakan bahwa education expo mengundang
personil dari perguruan tinggi untuk memberikan
penjelasan dan berdiskusi tentang keadaan dari
perguruan tinggi yang bersangkutan.
Nara sumber harus disesuaikan dengan
kebutuhan siswa, sehingga perlu diersiapkan dengan
matang. Dari hasil wawancara disimpulkan bahwa
pencarian nara sumber atau mitra perguruan tinggi
menjadi wewenang guru BK. Selain dari data channel
atau mitra jaringan yang pernah ikut stan education
expo di SMA Karangturi, juga referensi dari orang tua
siswa alumni. Disamping itu juga mencari informasi
123
lewat web internet, yaitu dengan mengirimkan email
proposal ke perguruan tinggi yang dituju, kemudian
setelah mendapat balasan dan ditelfon ada
kesepakatan. Proses pelaksanaannya butuh waktu 1-2
bulan. Pihak sekolah berusaha selektif mungkin untuk
nara sumber atau mitra perguruan tinggi, tetapi ada
sebagian perguruan tinggi yang dahulu mendaftar ikut
stan pada education expo, yang hal ini tidak bisa
ditolak oleh pihak sekolah karena merasa tidak enak
dan agar mereka mempunyai kesempatan
mendekatkan diri dengan siswa. Jadi dapat
diinterpretasikan bahwa pencarian nara sumber belum
selektif, belum ada kriteria khusus yang bisa
mengikuti education expo.
Dari aspek sasaran kegiatan education expo
adalah untuk seluruh siswa SMA baik kelas X, XI, dan
XII. Dari hasil wawancara terdapat kesenjangan antara
siswa, guru BK dengan mitra perguruan tinggi.
Pernyataan siswa yang dikhususkan adalah siswa
kelas XII yang mendapat informasi langsung secara
detail tentang perguruan tinggi, sedang siswa kelas X
dan XI informasinya lewat berkunjung ke stan
perguruan tinggi yang diinginkan, itupun secara
bergiliran dan terbatas waktu sehingga informasi
lanjutan lewat guru BK sekolah. Pernyataan inipun
didukung oleh mitra perguruan tinggi karena
mengingat efisien waktu, yang dilayani secara detail
khusus kelas XII. Dari pernyataan ini dapat
diinterpretasikan bahwa sasaran belum sepenuhnya
124
sesuai dengan proposal education expo karena adanya
kendala waktu. Seharusnya selain siswa kelas XII yang
mendapatkan informasi dan dapat memilih pendidikan
tinggi yang diminati (perguruan tinggi dan
jurusannya), maka siswa kelas X dan XI pun dapat
memperoleh informasi lebih awal mengenai perguruan
Tinggi sehingga siswa lebih mantap dalam pemilihan
jurusan di SMA, serta dapat merencanakan
perkuliahan dalam penentuan jurusan di perguruan
tinggi.
Strategi pelaksanaan berikutnya adalah
kelengkapan (sarana dan prasarana) serta materi yang
mendukung dalam kegiatan education expo ini. Dari
hasil wawancara disimpulkan bahwa kelengkapan
(sarana prasarana) disiapkan oleh panitia untuk
mendukung kegiatan education expo. Kelengkapan
berhubungan dengan media yang digunakan. Menurut
Badrujaman (2011) bahwa media diartikan sebagai
sarana fisik yang digunakan untuk menyampaikan
materi sebuah program. Dalam education expo SMA
Karangturi perlengkapannya meliputi ruangan stan,
meja, kursi, buku tamu, buku pesan dan kesan, sound
system, lampu sorot, poster, selebaran, tas souvenir,
buku panduan. Pernyataan ini sesuai penelitian
Cahyono (2002) bahwa penyelenggaraan pameran
memerlukan perlengkapan (sarana dan prasarana)
seperti: ruangan, meja, buku tamu, buku pesan dan
kesan, panil (penyekat ruangan). lampu sorot, sound
system, poster, selebaran.
125
Sementara pada bagian materi yang
merupakan bagian utama dari education expo ini,
maka muatan materi disesuaikan dengan kebutuhan
siswa. Seperti yang dikemukakan oleh Gysbers dan
Henderson (2006) bahwa materi dalam program
bimbingan ditentukan dari kompetensi yang
diharapkan dari program. Pernyataan ini sejalan pula
dengan Badrujaman (2011), yaitu materi program
dipilih berdasarkan pencapaian tugas perkembangan
siswa dan tinkat permasalahan siswa. Integrasi
keduanya merupakan kebutuhan siswa yang harus
dilayani dalam sebuah program. Dari hasil wawancara
disimpulkan bahwa materi education expo SMA
Karangturi mencakup informasi tentang perguruan
tinggi, jurusan, biaya kuliah termasuk biaya hidup
kuliah disana, keunggulan/ fasilitas dari perguruan
tinggi, serta syarat masuk kuliah. Penyampaian materi
sekitar 20 menit.
Pada aspek kepanitiaan, sebelum pelaksanaan
kegiatan education expo, terlebih dahulu dibentuk
panitia baik ketua, sekretaris, bendahara, dan seksi-
seksi. Kemudian mengundang mitra sekolah lain dan
mitra perguruan tinggi, serta orang tua siswa.
Disamping itu mengatur anggaran, menyiapkan
materi, berpartisipasi dalam pameran, serta evaluasi
pelaksanaan. Pernyataan ini sesuai dengan
pernyataan Gebarowski (2012) yang menjelaskan
langkah menyiapkan dan mengadakan sebuah
pameran. Dalam education expo ini juga melalui tahap
126
pendataan dan penjadwalan agar bermanfaat bagi
semua pihak.
Materi merupakan hal penting yang mendukung
kegiatan education expo. Materi disesuaikan dengan
kebutuhan siswa. Seperti yang dikemukakan oleh
Gysbers dan Henderson (2006) bahwa materi dalam
program bimbingan ditentukan dari kompetensi yang
diharapkan dari program. Pernyataan ini sejalan pula
dengan Badrujaman (2011), yaitu materi program
dipilih berdasarkan pencapaian tugas perkembangan
siswa dan tinkat permasalahan siswa. Integrasi
keduanya merupakan kebutuhan siswa yang harus
dilayani dalam sebuah program. Dari hasil wawancara
disimpulkan bahwa materi edu expo SMA Karangturi
mencakup informasi tentang perguruan tinggi,
jurusan, biaya kuliah termasuk biaya hidup kuliah
disana, keunggulan/ fasilitas dari perguruan tinggi,
serta syarat masuk kuliah. Penyampaian materi
sekitar 20 menit.
Materi education expo di siapkan oleh mitra
sekolah (universitas) yang diundang dalam kegiatan
education expo. Substansi materi yang direncanakan
adalah memuat informasi perguruan tinggi meliputi
jurusan yang disediakan, keahlian, keunggulan,
kriteria masuk, syarat-syarat, biaya dan beasiswa,
kelulusan dan pendaftaran siswa. Pengemasan
informasi tersebut diserahkan sepenuhnya pada
masing-masing stand promosi yang telah disediakan
oleh panitia pelaksana.
127
Pada aspek prosedur implementasi layanan,
metode pengelolaan education expo menggunakan
kombinasi metode kegiatan ceramah, presentasi
bersama narasumber terpilih dan yang membuka stan
pameran dan pendaftaran bersama universitas yang
diundang th 2013:26 , th 2012 :50 tah 2011:46.
Media yang digunakan adalah kombinasi audio visual,
brosur, pramflet, karya ilmiah, buku dan
diskusi/presentasi dan stan pameran kreatif sesuai
dengan perguruan tinggi masing-masing.
Prinsipnya, desain langkah-langkah layanan
kegiatan disediakan secara terbuka langsung dengan
antara siswa/ortu/masyarakat dan mitra (universitas).
Sejak awal, kegiatan edu expo tahun 2014 didesain
melibatkan sekolah lain (10 sampai 20 sekolah)
disekitar SMA Karangturi sebagai penerima manfaat
langsung kegiatan education expo.
Hal penting berikutnya yang mendukung
pelaksanaan education expo adalah mengenai
anggaran atau sumber biaya. Karena tanpa
anggaran/sumber biaya, education expo tidak akan
terlaksana. Menurut Badrujaman (2011) menyatakan
bahwa program BK dapat terlaksana dengan baik,
apabila mendapatkan dukungan yang memadai secara
finansial. Sebaik apapun strategi yang dirancang
untuk mencapai tujuan akan tetapi tidak
mempertimbangkan dukungan keuangan yang dimiliki
maka sulit untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
128
Menurut Gysbers dan Henderson (2006)
mengemukakan bahwa yang termasuk komponen
sumber keuangan adalah anggaran, bahan dan
perlengkapan, serta fasilitas. Besar kecilnya anggaran
tergantung dari tempat yang digunakan beserta
fasilitasnya. Menurut hasil wawancara dan diskusi
kelompok menyatakan bahwa jika menggunakan
tempat pelaksanaan di sekolah akan berbeda biayanya
dengan di luar, seperti mall Paragon. SMA Karangturi
pada tahun kemarin yaitu tahun 2013 melaksanakan
education expo di mall Paragon, untuk tahun sebelum-
sebelumnya (tahun 2011 dan tahun 2012)
dilaksanakan di sekolah. Anggaran dana acara
education expo ini berasal dari sponsor dan kontribusi
perguruan tinggi peserta education expo. Di sini
peserta education expo membayar kontribusi untuk
menyewa stand expo di Paragon, kisaran kontribusi ini
antara 10-14 juta rupiah. Kisaran harga kontribusi ini
berbanding dengan sasaran dari education expo. Selain
itu, pengelolaan dana juga digunakan untuk
meminjam sarana-prasarana, namun saat di mall
Paragon panitia terbantu karena semua sarana-
prasarana sudah disediakan oleh pihak Paragon,
sedangkan di sekolah semua sarana-prasarana
disiapkan oleh panitia.
Penjadwalah waktu kegiatan diselenggarakan
pada waktu awal semester ganjil di tiap tahun ajaran
yaitu bulan September. Untuk rencana education expo
tahun 2014, diselenggarakan di dalam sekolah dengan
129
pertimbangan waktu yang lebih efektif, tidak sampai
malam hari, peserta dari Mitra PT lebih banyak.
Sebagaimana jika penyelenggaran education expo
dilakukan di luar sekolah waktu lebih banyak dan
sampai malam.
4.4.3. Evaluasi Proses (Process Evaluation)
Evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui
apakah proses dalam pelaksanaan program education
expo sudah sesuai dengan strategi yang telah
direncanakan. Di dalam evaluasi proses ini yang perlu
dilakukan yaitu mengidentifikasi atau memprediksi
proses-proses yang menghambat desain prosedur atau
implementasinya, merekam dan menilai
keterlaksanaan prosedur kegiatan dan menyediakan
bahan-bahan informasi untuk penyusunan program di
masa depan. Evaluasi proses ini mencakup tiga hal
yaitu pertama, evaluasi proses pelaksanaan yang
meliputi: kesiapan panitia dan mitra yang diundang,
strategi yang digunakan, metode pelaksanaan, media
pelaksanaan, penyampaian materi. Kedua, evaluasi
keterlaksanaan program, meliputi penggunaan media,
metode, ketepatan waktu pelaksanaan, penggunaan
tempat, keaktifan peserta, penilaian hasil kegiatan.
Ketiga, evaluasi perbaikan program, meliputi:
hambatan, perbaikan dan pengembangan.
Menurut hasil wawancara dan diskusi kelompok
disimpulkan bahwa proses pelaksanaan kegiatan
education expo yang meliputi kepanitiaan, undangan
kepada mitra perguruan tinggi, orang tua dan SMA
130
lain, strategi, metode, media ataupun materi telah
dipersiapkan semaksimal mungkin walau masih ada
hambatan. Menurut Badrujaman (2011) bahwa adanya
evaluasi proses pelaksanaan diharapkan program
dapat terlaksana dengan efektif.
Dari hasil diskusi dan wawancara bahwa
pelaksanaan education expo di dalam area sekolah (di
aula sekolah) dengan di luar sekolah (di mall Paragon)
berbeda dalam hal kepanitiaan yang terlibat mengurus
kelengkapan sarana prasarana, strategi penyampaian
materi/ceramah, metode termasuk media juga
berbeda, disamping biaya juga berbeda. Pada tahun
2013, education expo SMA Karangturi dilaksanakan di
mall Paragon, tahun sebelumnya di sekolah. Alasan
diadakan di mall Paragon karena mall Paragon
merupakan pusat perbelanjaan paling ramai di
Semarang dan pada saat itu ada open house, sehingga
bisa dimanfaatkan untuk promosi sekolah Karangturi
sekaligus. Di mall Paragon karena acaranya besar
melibatkan berbagai segmen seperti humas, yayasan
dan guru SMA sendiri, juga biayanya yang mahal
untuk membayar ruangan, sarana prasarana sebagian
besar dari pihak mall; stannya lebih sedikit;
pengunjung kebanyakan masyarakat umum membuat
siswa tidak fokus mencari informasi perguruan tinggi,
waktu cukup lama dari pagi jam 10.00 hingga jam
21.00an; guru juga harus berjaga bergilir dari pagi
hingga malam. Berbeda dengan penyelenggaraan di
aula sekolah. Di aula melibatkan guru SMA dari
131
humas sampai guru BK; stannya lebih banyak;
pengunjung dari siswa SMA Karangturi dan siswa SMA
lain yang diundang serta orang tua mereka yang
diundang; siswa bisa lebih fokus mencari informasi
pendidikan tinggi karena digilir saat mengunjunginya;
waktu dari jam 08.00 hingga pulang sekolah; guru
berjaga sesuai jam sekolah dan langsung bisa melihat
situasi kegiatan education expo.
Dari uraian pelaksanaan education expo
tersebut dapat disimpulkan bahwa secara fisik
pelaksanaan program education expo terlaksana.
Namun belum sepenuhnya dapat membuat siswa puas
dengan tempat, materi, media, dan strateginya, yang
berarti belum sesuai antara program pelaksanaan,
keterlaksanaan program serta hambatan-hambatan
yang dijumpai di lapangan (Badrujaman, 2011).
Dari hasil wawancara diketahui bahwa acara
education expo sebelumnya (sebelum tahun 2014)
dilaksanakan tiap tahun pada bulan September,
selama 2 hari dan diusahakan tidak mengganggu jam
belajar siswa, dari hari Jumat-Sabtu. Jadi waktu
pelaksanaan sesuai dengan rencana program. Peserta
aktif dalam mencari informasi, mengunjungi stan
perguruan tinggi, dalam hal ini adalah siswa dan
orang tua, walaupun ada stan yang sepi pengunjung
karena kurang diminati siswa. Dalam pelaksanaan
education expo pihak sekolah berusaha untuk
menyesuaikan kebutuhan siswa, namun tetap masih
ada kekurangannya, karena segala sesuatu memang
132
tidak semulus yang dikehendaki. Disamping adanya
pameran perguruan tinggi baik dari universitas negeri,
universitas swasta nasional, dan universitas
internasional, dalam education expo terdapat berbagai
kegiatan lain yaitu: adanya presentasi perguruan
tinggi, ada bazar dan lomba-lomba akademik, serta
simulasi TOEFL-IELTS.
Pernyataan hasil wawancara tersebut sesuai
dengan proposal education expo SMA Karangturi.
Presentasi perguruan tinggi hanya diperuntukkan
kelas XII, sedang kelas X dan XI hanya mengikuti
pameran di stan dan jika ingin menghendaki informasi
bertanya kepada stan yang dikunjungi. Alasannya
tidak cukup waktu untuk meladeni semua siswa dan
mereka (mitra perguruan tinggi) itu targetnya kelas
XII. Padahal jikalau untuk semua siswa (kelas X dan
XI) dapat bertanya langsung dan lebih dini mengenal
perguruan tinggi dan penjurusannya, sehingga siswa X
dan XI bisa mempersiapkan belajarnya untuk menuju
perguruan tinggi yang diinginkan. Dalam hal ini
ternyata diperlukan peran dari guru BK.
Jadi dalam pelaksanaan education expo, peran
dari guru BK yaitu (1) membantu menjadi penghubung
pihak perguruan tinggi dengan sekolah, (2) mengatur
jadwal presentasi, (3) membimbing para murid untuk
bertanya jurusan apa yang paling diminati pada
masing-masing universitas, apa yang seharusnya
mereka lakukan agar memperoleh informasi dengan
sebaik-baiknya. Guru BK banyak terlibat karena
133
kegiatan ini adalah program guru BK. Namun, panitia
dari seluruh pihak sekolah. Disamping itu sangat
diharapkan dukungan orang tua karena orang tua
memegang peranan penting dalam studi siswa. Pihak
yayasan juga sangat mendukung hal ini karena
kegiatan dianggap dapat meringankan beban siswa
dan orang tua.
Bagi sebagian siswa, narasumber dan informasi
dari kegiatan ini tidak semua sesuai dengan
kebutuhan mereka karena kurang lengkapnya stan
universitas yang ada di education expo namun bagi
siswa yang lain ini sangat membantu karena mereka
tidak hanya mendapat informasi secara lisan namun
juga secara tertulis dengan mendapatkan buku,
brosur, dll. Acara ini bersifat bebas artinya mereka
diberi kebebasan untuk bertanya sebanyak-banyaknya
sesuai kebutuhan mereka, tidak ada nilai keaktifan
yang menjadi kriteria dalam acara tersebut, tidak ada
tanda bukti bahwa kita sudah mengunjungi stan mana
saja. Publikasi untuk suatu acara itu sangat
diperlukan dan penting dalam education expo pihak
sekolah menggunakan media sosial (BBM, Twitter, Fb),
banner, spanduk, dan media elektronik lainnya.
Menurut hasil wawancara dan diskusi kelompok
disimpulkan bahwa hambatan program pada sisi
pelaksanaan education expo. Pelaksanaan di aula
sekolah, karena lokasi yang dekat jalan besar, maka
suara dari bis-bis kerap menganggu. Aula yang
bolong-bolong menyebabkan AC tidak terasa, sehingga
134
panas dan gerah. Tempat seringkali tidak mendukung,
tetapi warga sekolah mendukung secara positif. Dari
siswa juga bertisipasi aktif, digilir. Dalam pelaksanaan
education expo di mall Paragon mendapatkan keluhan
dari perguruan tinggi peserta expo karena dianggap
suasana mall kurang mendukung dalam
mempromosikan perguruan tinggi tersebut, namun di
sisi lain pengunjung dari expo tersebut bervariasi tidak
hanya siswa dari Karangturi tetapi ada juga siswa dari
sekolah lain. Disamping itu education expo di mall
Paragon lebih sedikit stannya. Jika di sekolah, stan
banyak, pengunjung juga ramai dari siswa dan ortu
siswa, serta siswa SMA lain, namun ada kendala juga
yaitu bising karena dekat jalan raya. Disamping itu,
sekolah harus mencari waktu yang tepat dalam
penyelenggaraan karena kompleks sekolah yang satu
lokasi dengan SMP sehingga rancangan waktu
penyelenggaraan harus tepat dan tidak menggangu
jam belajar-mengajar SMP. Dalam penentuan waktu
penyelenggaraan juga harus mendapat ijin dari
berbagai jenjang sekolah yang ada dalam kompleks
sekolah Karangturi. Hal ini dapat diinterpretasikan
bahwa pelaksanaan education expo baik di aula
sekolah ataupun di mall Paragon terdapat kelemahan
dan kekurangannya, akan tetapi kedepannya lebih
disukai pelaksanaannya di aula sekolah, dengan
mempertimbangkan hambatan / kekurangannya
sehingga kegiatan education expo sesuai dengan
tujuan dan sasarannya. Jadi jika diketahui kelemahan
135
dan hambatannya, maka usaha perbaikan dapat
dilakukan. Pernyataan ini sesuai dengan Badrujaman
(2011) yaitu usaha perbaikan tentunya dapat
dilakukan jika guru BK memiliki cukup informasi data
berkenaan dengan kelebihan dan kelemahan program
yang dilakukan.
4.4.4. Evaluasi Hasil (Product Evaluation)
Evaluasi ini dilaksanakan untuk mengetahui
apakah produk/hasil sudah sesuai dengan tujuan
program. Yang perlu dilakukan yaitu mengumpulkan
deskripsi dan penilaian mengenai hasil dicapai dan
membandingkannya dengan tujuan; informasi tentang
konteks, input, proses; menginterpretasi nilai unggul
dari program. Dalam evaluasi hasil ini mencakup
penilaian hasil capaian yang meliputi evaluasi program
dan tindak lanjut, serta interpretasi keunggulan dan
kelemahan program. Sesuai dalam proposal education
expo Karangturi bahwa penyelenggaraan kegiatan
education expo ini diharapkan dapat memberikan
informasi sedalam-dalamnya tentang pendidikan tinggi
kepada siswa baik pendidikan tinggi di dalam negeri
ataupun di luar negeri.
Penilaian terhadap hasil capaian dengan
tujuan adalah: Evaluasi program masih
diselenggarakan dalam bentuk pertanyaan lesan
terutama pada acara kegiatan education expo yang
telah dilakukan, secara lesan dan belum tertulis dalam
laporan evaluasi yang baik.
136
Hasil kegiatan belum diukur dengan tujuan
yang direncanakan pertama, produk kegiatan
education expo masih merupakan kegiatan rutin yang
belum dibuat prosedur evaluasinya tiap tahun. Faktor
utama yang mempengaruhi adalah kegiatan evaluasi
terhadap kegiatan education expo masih terbatas dan
belum mendalam dengan menggunakan pendekatan
analisis CIPP yang baik dan terstruktur. Oleh sebab
itu, sekolah dan siswa maupun mitra kesulitan
mengukur kinerja hasil dan kaitannya dengan capaian
tujuan. Kedua, Sekolah kesulitan mendapatkan
gambaran tindaklanjut kegiatan dan inovasi lanjutan.
Karena kegiatan education expo masih belum
didukung oleh gagasan kebutuhan yang terus
berkembang melalui mekanisme evaluasi yang baik.
Inovasi yang ada dengan mengubah kegiatan dari
terbatas di sekolah (pada kegiatan education expo
sebelum tahun 2014), tetapi inovasi ini sifatnya
sementara .
Interpretasi keunggulan program kegiatan
education expo adalah pertama, Keunggulan program
education expo melibatkan SMA yang ada disekitar
SMA Karangturi. Tidak mudah bagi sekolah untuk
menyelengarakan kegiatan bersama, mengatur waktu
yang tepat dalam kerangka rencana kerja tahunan
sekolah. Apalagi melibatkan partisipasi sekolah lain.
Tentu ini satu keunggulan dari kegiatan ini. Kedua,
mampu menghadirkan kerjsama dengan universitas
dalam dan luar negeri serta pihak swasta (Mall
137
Paragon) sehingga kegiatan ini meluas manfaatnya
sampai pada tingkat kota. Ketiga, Konsistensi SMA
Karangturi untuk menyelenggarakan kegiatan
education expo setiap tahun sejak tahun 1997.
Dari hasil wawancara dan diskusi terfokus dapat
disimpulkan bahwa pelaksanaan education expo
diharapkan dapat membekali siswa dengan
pengetahuan tentang pendidikan tinggi (universitas
dan jurusan) yang mereka inginkan, serta kegiatan ini
dapat berlanjut di setiap tahunnya dengan kegiatan
yang jauh lebih baik, tidak hanya diperuntukkan
untuk kelas XII saja, akan tetapi kelas X dan XI juga.
Pernyataan ini sesuai dengan Gysbers dan Henderson
(2006) menyatakan bahwa program BK merupakan
program yang diselenggarakan untuk membantu siswa
mencapai tugas perkembangannya. Dalam hal ini
program BK nya adalah program education expo.
Namun hasil yang dicapai belum sepenuhnya sesuai
dengan tujuan yang diharapkan, akan tetapi pihak
sekolah akan selalu berusaha memaksimalkan agar
sesuai dengan tujuan.
Dari segi konteks dapat disimpulkan bahwa
kegiatan education expo ini sepenuhnya belum sesuai
kebutuhan siswa dan lingkungan, terbukti masih ada
stan perguruan tinggi yang kosong/sepi pengunjung
dan siswa masih mencari stan PT yang mereka
butuhkan, begitu juga saat kegiatan presentasi, siswa
masih harus dibagi untuk mengisi ruang yang belum
138
ada peminatnya, agar semua ruang presentasi terisi
siswa.
Dari segi input, sasaran kegiatan education expo
masih terfokus pada kelas XII, dan adanya angketpun
hanya untuk kelas XII, itupun tidak rutin. Untuk kelas
X dan XI hanya pertanyaan lesan saja, dan pembuatan
laporan hanya kelas X. Seharusnya disesuaikan
dengan tujuan dari proposal awal, kegiatan education
expo ini untuk selurus siswa baik kelas X, XI dan XI.
Jadi sedini mungkin atau sebelum pelaksanaan
education expo diadakan penyebaran angket untuk
memilih perguruan tinggi mana yang sesuai dengan
bakat, minat dan kemampuan mereka. Untuk
pemberian materi sebaiknya juga kelas X dan XI juga
dilibatkan, tidak hanya kelas XII saja agar siswa (kelas
X dan XI) lebih dini memahami informasi perguruan
tinggi dan lebih mantap belajarnya untuk menuju
perguruan tinggi yang diinginkan.
Dari aspek proses pelaksanaan, secara garis
besar terlaksana namun masih ada hambatan-
hambatannya. Hambatan dari segi kelengkapan
(sarana prasarana), adanya perbaikan ruangan
mengenai ventilasi ruangan jika dilaksanakan di aula
sekolah. Ada kesepakatan dengan sekolah lain (satu
lokasi) dengan SMA agar kegiatan education expo tidak
mengganggu jam belajar siswa. Untuk lebih efektif dan
efisien maka kegiatan education expo selanjutnya
diselenggarakan di sekolah.
139
Penyelenggaran evaluasi pelaksanaan sudah
dilaksanakan tetapi masih sepintas, belum
menyeluruh. Dengan melihat daftar hadir pengunjung
dan pertanyaan lesan dengan panitia dengan memberi
angket mitra, seharusnya evaluasi pelaksanaan secara
menyeluruh dan harus diadministrasikan sehingga
perlu adanya angket evaluasi kepada siswa, peserta,
orang tua termasuk juga guru yang terlibat.
Tujuannya agar dapat segera diperbaiki kekurangan
dan hambatan yang ada sehingga dapat
dikembangkan kegiatan education expo tahun-tahun
berikutnya.
Pada aspek kelemahan interpretasi keunggulan
dan kelemahan secara manajemen program adalah
pertama, kegiatan program education expo adalah
belum diselenggarakan dalam siklus manajemen
program yang baik sehingga terkesan kegiatan rutin
dan monoton tanpa bisa diukur capainnya.
Perencanaan kegiatan education expo belum disertai
dengan prosedur evaluasi untuk mengukur kinerja
kegiatan dan capainnya. Kedua, belum ada laporan
assessment kebutuhan siswa yang berkembang tiap
tahun. Sehingga dapat dikatakan semua level
perencanaan telah dijalankan prosedurnya tetapi
belum menyentuh substansi tujuan kegiatan education
expo itu sendiri. Oleh sebab itu kelemahan mendasar
yang ketiga adalah belum tersedia laporan evaluasi
program education expo yang testruktur yang
140
mencerminkan keterkaitan yang jelas antara rencana
dan tujuan kegiatan.