BAB IV HASIL PENELITIAN DAN...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN...
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1.1 Persiapan Penelitian
Tanggal 5 Februari 2014, peneliti mengurus surat permohonan ijin
penelitian dari Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang
ditunjukan kepada Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Dukuhseti di
Kecamatan Dukuhseti Kabupaten Pati. Kemudian pada tanggal 13
Februari 2014 peneliti menyerahkan surat tersebut kepada pihak sekolah
SMP Negeri 1 Dukuhseti dan tanggal 22 Februari Kepala Sekolah SMP
Negeri 1 Dukuhseti memberikan ijin penelitian pada peneliti.
1.2 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
SMP Negeri 1 Dukuhseti merupakan salah satu SMP Negeri yang
berada di Desa, tepatnya terletak di Jl. Tayu-Puncel Km.07. Berdasarkan
data tahun 2013/2014 SMP Negeri 1 Dukuhseti memiliki ± 400 siswa.
Sarana dan prasarana yang dimiliki SMP Negeri 1 Dukuhseti adalah 15
ruang kelas, 1 laboratorium komputer, laboratorium IPA, multimedia,
perpustakaan, lapangan olahraga, ruang UKS, kantin, mushola.
44
1.3 Gambaran Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini dari kelompok eksperimen dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Tabel 4.1
Data Komunikasi Antarpribadi Siswa Kelas VII C SMP Negeri 1
Dukuhseti Pati
Interval Kategori Pre-test eksperimen
Frekuensi Prosentase
41 – 65 Sangat rendah 4 50 %
66 – 91 Rendah 4 50 %
92 – 117 Sedang - -
118 – 143 Tinggi - -
144 – 164 Sangat tinggi - -
Total 8 100 %
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII C SMP Negeri 1
Dukuhseti yang berjumlah 21 siswa. Dari hasil Pretest terdapat 8 siswa
yang masuk kategori sangat rendah dan rendah yang dibagi menjadi 2
kelompok, yaitu kelompok eksperimen 4 siswa dan kelompok kontrol 4
siswa yang dipilih secara random.
1.4 Pengumpulan Data dan Pelaksanaan Penelitian
Proses pengumpulan data dalam penelitian ini dilaksanakan dua
kali yaitu Pretest dan Post-test. Pretest dilaksanakan pada tanggal 24
Februari 2014 pada siswa kelas VII C SMP Negeri 1 Dukuhseti sebelum
45
layanan bimbingan kelompok diberikan, dengan menyebarkan skala
sikap komunikasi antarpribadi dengan jumlah 41 item. Setelah Pretest
dilaksanakan treatment pada kelompok eksperimen dilaksanakan pada
tanggal 25 Februari 2014 sampai dengan 6 Maret 2014, adapun
pelaksanaan treatment layanan bimbingan kelompok sebagai berikut:
1. Pertemuan I dilaksanakan pada hari Selasa, 25 Februari 2014
Topik pada pertemuan pertama adalah kepercayaan diri.
Tujuan dari topik pertemuan pertama ini adalah untuk membantu
siswa lebih mengenal dirinya dan bisa mengembangkan potensi
yang siswa miliki, sehingga siswa merasa percaya diri dengan apa
yang siswa miliki dan dapat berinteraksi dengan sekitarnya dengan
baik. Dalam melaksanakan layanan bimbingan kelompok ini,
terdapat langkah yang dilakukan oleh peneliti yaitu:
a. Tahap awal
Pada tahap ini peneliti menyiapkan SATLAN (Satuan
Layanan) bimbingan kelompok, naskah drama yang akan
diperagakan.
b. Tahap pelaksanaan kegiatan
Pertemuan pertama dilakukan pada hari Selasa, 25
Februari 2014 bertempat di ruang BK. Pertemuan ini diawali
dengan rapport serta attending kepada siswa untuk
mengkondisikan suasana kelompok sehingga siswa siap
mengikuti kegiatan bimbingan kelompok. Kemudian peneliti
46
menjelaskan pengertian, tujuan, asas-asas serta mekanisme
pelaksanaan bimbingan kelompok. Memasuki kegiatan inti,
peneliti menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu
bermain drama dengan topik kepercayaan diri. Setelah
permainan drama selesai, peneliti bertanya jawab mengenai
makna-makna apa saja yang terkandung dalam cerita tersebut
dan sedikit memberikan materi. Selama proses tanya jawab
berlangsung masih sedikit pasif dan kurang antusias. Mungkin
mereka masing asing dengan kegiatan bimbingan kelompok
sehingga mereka masih kurang bisa terbuka saat kegiatan
berlangsung.
c. Observasi kegiatan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti
selama kegiatan bimbingan kelompok berlangsung terlihat
bahwa siswa kurang antusias mengikuti kegiatan, siswa sedikit
pasif dan malu-malu berpartisipasi mengikuti kegiatan dan
suasana dalam bimbingan kelompok masih sedikit kaku. Siswa
juga masih belum dapat terbuka, saat di tanya siswa masih
diam dan malu-malu.
d. Hasil evaluasi
Sebagai evaluasi peneliti mengadakan evaluasi proses
yaitu dengan mengobservasi proses layanan bimbingan
kelompok pada pertemuan pertama. Kemudian peneliti
47
mengevaluasi hasil kegiatan dengan meminta siswa
menyebutkan kepercayaan diri itu seperti apa dan pentingnya
memiliki kepercayaan diri. Secara keseluruhan kegiatan
bimbingan kelompok berjalan lancar tetapi siswa masih belum
terbuka dan malu-malu dengan mengikuti kegiatan. Hal ini
disebabkan karena kegiatan ini termasuk yang baru bagi siswa
dan belum terbuka terhadap peneliti.
2. Pertemuan II dilaksanakan pada hari Rabu, 26 Februari 2014
Topik pada pertemuan kedua adalah kepekaan diri dengan
keadaan sekitar. Tujuan dari topik pertemuan kedua ini adalah
untuk membantu siswa lebih memahami dan mengenal keadaan
disekitarnya, sehingga siswa akan dapat merasakan apa yang
dialami orang lain yang ada disekitarnya. Dalam melaksanakan
layanan bimbingan kelompok ini, terdapat langkah yang dilakukan
oleh peneliti yaitu:
a. Tahap awal
Pada tahap ini peneliti menyiapkan SATLAN (Satuan
Layanan) bimbingan kelompok, naskah drama yang akan
diperagakan.
b. Tahap pelaksanaan kegiatan
Peneliti memberikan penjelasan mengenai topik yang
akan dibahas dalam pertemuan yang kedua dengan topik
mengenai kepekaan diri. Kemudian siswa diminta
48
memperagakan drama dengan topik kepekaan diri. Saat siswa
memperagakan drama siswa masih malu-malu dan diam,
sedangkan 2 siswa perempuan sudah sedikit mau bicara
meskipun masih sedikit malu-malu. Selanjutnya siswa diminta
untuk bercerita tentang makna dalam cerita drama tersebut dan
peneliti memberikan penjelasan sedikit mengenai kepekaan
diri dan pentingya memiliki kepekaan diri terutama dalam
menjalin pertemanan. Saat menjawab siswa belum dapat
menangkap makna yang terdapat dalam cerita tersebut.
c. Observasi kegiatan
Dalam pengamatan yang peneliti lakukan saat kegiatan
bimbingan kelompok berlangsung siswa sudah mulai mau
berbicara meskipun harus ditunjuk terlebih dahulu, mereka
masih malu-malu dan suka menunduk. Siswa sudah mulai
sedikit antusias mengikuti kegiatan bimbingan kelompok.
d. Hasil evaluasi
Sebagai evaluasi peneliti mengadakan evaluasi proses
yaitu dengan mengobservasi proses layanan bimbingan
kelompok pada pertemuan kedua. Peneliti mengevaluasi hasil
kegiatan dengan meminta siswa menyebutkan pandangan
siswa mengenai kepekaan diri dan pentingnya memiliki
kepekaan diri. Secara keseluruhan kegiatan bimbingan
49
kelompok berjalan lancar tetapi siswa masih belum terbuka
dan malu-malu dengan mengikuti kegiatan.
3. Pertemuan III dilaksanakan pada hari Kamis, 27 Februari
2014
Topik pada pertemuan ketiga adalah berkomunikasi yang
baik. Tujuan dari topik pertemuan ketiga ini adalah untuk
membantu siswa lebih memahami bagaimana berkomunikasi yang
baik agar tidak menyinggung orang lain. Dalam melaksanakan
layanan bimbingan kelompok ini, terdapat langkah yang dilakukan
oleh peneliti yaitu:
a. Tahap awal
Pada tahap ini peneliti menyiapkan SATLAN (Satuan
Layanan) bimbingan kelompok, naskah drama yang akan
diperagakan.
b. Tahap pelaksanaan kegiatan
Pada pertemunan ketiga peneliti menjelaskan mengenai
topik berkomunikasi yang baik. Kemudian siswa diminta
memainkan drama dengan cerita yang sudah disiapkan
peneliti. Saat pembagian peran siswa mulai berebut nama-
nama peran yang akan dimainkannya, dengan suasana yang
seperti itu berarti siswa mulai antusias mengikuti bimbingan
kelompok. Setelah permainan drama selesai peneliti meminta
siswa untuk mengungkapkan makna-makna apa saja yag
50
terdapat dalam cerita tersebut. Masih sama seperti pertemuan
berikutnya 2 siswa masih malu-malu dan suka menunduk
sedangkan 2 siswa lainnya sudah mulai banyak bicara. Siswa
masih belum begitu bisa menangkap makna-makna dalam
cerita, hal ini mungkin dikarenakan siswa masih kurang fokus
dalam memainkan drama tersebut.
c. Observasi kegiatan
Dalam pengamatan yang peneliti lakukan saat kegiatan
bimbingan kelompok berlangsung siswa sudah mau berbicara
meskipun masih ada 1 siswa yang malu-malu dan suka
menunduk. Siswa sudah mulai antusias mengikuti kegiatan
bimbingan kelompok.
d. Hasil evaluasi
Sebagai evaluasi peneliti mengadakan evaluasi proses
yaitu dengan mengobservasi proses layanan bimbingan
kelompok pada pertemuan ketiga. Peneliti mengevaluasi hasil
kegiatan dengan meminta siswa mengungkapkan makna yang
terdapat dalam cerita drama yang dimainkan dan meminta
siswa menceritakan pengalaman yang sama dengan cerita
tersebut, meskipun ada 1 siswa bercerita arahnya berbeda
dengan yang peneliti maksudkan tetapi siswa yang lainya tidak
masih tidak mau bercerita.
51
4. Pertemuan IV dilaksanakan pada hari Sabtu, 1 Maret 2014
Topik pada pertemuan keempat adalah saling menolong.
Tujuan dari topik pertemuan keempat ini adalah untuk
menumbuhkan rasa empati pada siswa yang semula hanya rasa
simpati saja, sehingga tidak hanya merasakannya saja tetapi bisa
menolong dengan tindakan yang mungkin siswa bisa lakukan.
Dalam melaksanakan layanan bimbingan kelompok ini, terdapat
langkah yang dilakukan oleh peneliti yaitu:
a. Tahap awal
Pada tahap ini peneliti menyiapkan SATLAN (Satuan
Layanan) bimbingan kelompok, naskah drama yang akan
diperagakan.
b. Tahap pelaksanaan kegiatan
Pertemuan keempat peneliti menjelaskan mengenai topik
saling menolong. Kemudian siswa diminta memainkan drama
yang sudah peneliti siapkan sebelumnya. Dalam pemilihan
peran siswa mulai memilih peran-peran yang mau
dimainkannya. Setelah permainan drama selesai peneliti
meminta siswa mengungkapkan makna-makna apa saja yang
dapat siswa ambil dalam cerita tersebut dan siswa sudah mau
berbicara tanpa harus ditunjuk siapa yang mau bicara terlebih
dulu. Peneliti juga memberikan penjelasan mengenai manfaat-
manfaat saling menolong dalam sebuah hubungan pertemanan
52
dan peneliti meminta siswa untuk menuliskan masalah-
masalah yang mereka alami dalam menjalin persahabatan yang
berbentuk drama.
c. Observasi kegiatan
Dalam pengamatan yang peneliti lakukan saat kegiatan
bimbingan kelompok berlangsung siswa sudah mulai banyak
bicara dan tidak malu-malu lagi. Selama permainan
berlangsung ada 1 siswa yang masih kurang fokus saat
bermain. Tetapi saat peneliti meminta siswa untuk bercerita
mengenai hambatan-hambatan yang pernah dialami dalam
menjalin pertemanan mereka masih sulit untuk bercerita,
mungkin dikarenakan mereka masih belum terbuka dan belum
ada kepercayaan kepada semua anggota kelompok.
d. Hasil evaluasi
Sebagai evaluasi peneliti mengadakan evaluasi proses
yaitu dengan mengobservasi proses layanan bimbingan
kelompok pada pertemuan ketiga. Peneliti mengevaluasi hasil
kegiatan dengan meminta siswa mengungkapkan makna-
makna yang siswa dapat dalam cerita yang siswa perankan.
Meminta siswa untuk menjelaskan sedikit pentingnya memiliki
sikap saling menolong. Dari tugas yang peneliti berikan ada 1
siswa yang tidak mau mengerjakannya dikarenakan siswa
tersebut merasa tidak ada masalah.
53
5. Pertemuan V dilaksanakan pada hari Senin, 3 Maret 2014
Topik pada pertemuan kelima adalah kejujuran. Tujuan dari
topik pertemuan kelima ini adalah untuk membantu siswa bisa
bersikap jujur pada dirinya sendiri dan orang lain. Dalam
melaksanakan layanan bimbingan kelompok ini, terdapat langkah
yang dilakukan oleh peneliti yaitu:
a. Tahap awal
Pada tahap ini peneliti menyiapkan SATLAN (Satuan
Layanan) bimbingan kelompok, naskah drama yang akan
diperagakan.
b. Tahap pelaksanaan kegiatan
Pertemuan kelima ini peneliti memberikan permainan
drama pada siswa dengan topik kejujuran. Seperti pertemuan
sebelumnya siswa berebut memilih nama yang akan
diperankannya. Setelah permainan selesai peneliti bertanya
pada siswa mengenai hal-hal apa saja yang dapat diambil
dalam cerita drama. Tanpa harus ditunjuk terlebih dahulu
siswa sudah berbicara mengenai makna-makna dalam drama
tersebut. Peneliti juga memberi penjelasan mengenai kejujuran
dan pentingnya memiliki sikap jujur terutama pada diri sendiri.
c. Observasi kegiatan
Dalam pengamatan yang peneliti lakukan saat kegiatan
bimbingan kelompok berlangsung siswa sudah banyak bicara,
54
tetapi belum dapat terbuka untuk menceritakan masalah yang
dihadapinya dan ada siswa yang kurang fokus dalam bermain
drama. Saat ada teman lain yang lewat di depan ruang BK,
siswa merasa malu dilihat temannya.
d. Hasil evaluasi
Sebagai evaluasi peneliti mengadakan evaluasi proses
yaitu dengan mengobservasi proses layanan bimbingan
kelompok pada pertemuan ketiga. Peneliti mengevaluasi hasil
kegiatan dengan meminta siswa mengungkapkan hal apa saja
yang dapat siswa ambil dalam cerita drama. Selama kegiatan
bimbingan kelompok berjalan dengan lancar.
6. Pertemuan VI dilaksanakan pada hari Selasa, 4 Maret 2014
Topik pada pertemuan keenam adalah positif thinking.
Tujuan dari topik pertemuan keenam ini adalah untuk membantu
siswa agar selalu berpikir positif dalam segala hal baik saat
menghadapi masalah dan saat akan melakukan sesuatu hal. Dalam
melaksanakan layanan bimbingan kelompok ini, terdapat langkah
yang dilakukan oleh peneliti yaitu:
a. Tahap awal
Pada tahap ini peneliti menyiapkan SATLAN (Satuan
Layanan) bimbingan kelompok, naskah drama yang akan
diperagakan.
55
b. Tahap pelaksanaan kegiatan
Pertemuan keenam ini peneliti memberikan topik pada
siswa tentang positif thinking karena dari hasil tugas yang
kemari dikerjakan siswa apa salah satu siswa yang bercerita
mengenai rasa dendamnya karena pernah dikucilkan dan
dipukul oleh temannya dan siswa tersebut ingin menbalasnya
suatu saat nanti. Setelah peneliti menjelaskan topik yang akan
diberikan, peneliti meminta siswa untuk memainkan drama
yang sudah peneliti siapkan sebelumnya dan membagi siswa
dengan peran yang akan dimainkan. Peneliti meminta siswa
untuk mengungkapkan makna yang terdapat dalam cerita
tersebut setelah permainan selesai dan juga peneliti
memberikan penjelasan sedikit mengenai makna-makna dalam
cerita agar siswa lebih paham.
c. Observasi kegiatan
Dalam pengamatan yang peneliti lakukan saat kegiatan
bimbingan kelompok berlangsung siswa sudah banyak
berbicara. Saat permainan drama berlangsung masih ada siswa
yang tidak fokus.
d. Hasil evaluasi
Sebagai evaluasi peneliti mengadakan evaluasi proses
yaitu dengan mengobservasi proses layanan bimbingan
kelompok pada pertemuan ketiga. Peneliti mengevaluasi hasil
56
kegiatan dengan meminta siswa mengungkapkan makna-
makna yang siswa dapat dalam cerita tersebut dan meminta
siswa menjelaskan mengenai manfaat-manfaat selalu bersikap
positif. Pertemuan keenam sikap siswa masih sama seperti
pertemuan sebelumnya.
7. Pertemuan VII dilaksanakan pada hari Rabu, 5 Maret 2014
Topik pada pertemuan ketujuh adalah menjaga perasaan.
Tujuan dari topik pertemuan ketujuh ini adalah untuk membantu
siswa menghargai perasaan orang lain terutama dengan sikap
bicara yang baik agar tidak menyinggung orang lain. Dalam
melaksanakan layanan bimbingan kelompok ini, terdapat langkah
yang dilakukan oleh peneliti yaitu:
a. Tahap awal
Pada tahap ini peneliti menyiapkan SATLAN (Satuan
Layanan) bimbingan kelompok, naskah drama yang akan
diperagakan.
b. Tahap pelaksanaan kegiatan
Pertemuan ketujuh ini dilaksanakan hari rabu di ruang
BK, peneliti memberikan penjelasan mengenai topik menjaga
perasaan kepada siswa sebelum permainan drama dimainkan.
Sebelum permainan drama berlangsung peneliti membagi
siswa dengan peran-peran yang akan dimainkan. Setelah
permainan drama selesai peneliti meminta siswa untuk
57
mengungkapkan makna apa saja yang dapat siswa ambil dari
cerita drama dan peneliti sedikit memberikan penjelasan
mengenai menjaga perasaan.
c. Observasi kegiatan
Dalam pengamatan yang dilakukan peneliti selama
kegiatan bimbingan kelompok berlangsung masih ada siswa
yang kurang fokus dalam mengikuti proses permainan drama.
Siswa sudah banyak berbicara dalam mengikuti kegiatan
bimbingan kelompok tetapi saat siswa dilihat teman lain saat
mengikuti bimbingan kelompok siswa tersebut masih merasa
malu-malu.
d. Hasil evaluasi
Sebagai evaluasi peneliti mengadakan evaluasi proses
yaitu dengan mengobservasi proses layanan bimbingan
kelompok pada pertemuan ketiga. Peneliti mengevaluasi hasil
kegiatan dengan meminta siswa mengungkapkan makna-
makna yang didapat siswa dari cerita drama. Melihat sikap
siswa yang masih malu saat dilihat teman dan belum dapat
terbuka mungkin dikarenakan cara berpikir siswa yang masih
kanak-kanak.
8. Pertemuan VIII dilaksanakan pada hari Kamis, 6 Maret 2014
Topik pada pertemuan kedelapan adalah persahabatan.
Tujuan dari topik pertemuan kedelapan ini adalah untuk
58
membantu siswa memahi sebuah hubungan persahabatan dan
mampu menerima teman atau orang lain dengan kekurangan dan
kelebihan yang dimiliki. Dalam melaksanakan layanan bimbingan
kelompok ini, terdapat langkah yang dilakukan oleh peneliti yaitu:
a. Tahap awal
Pada tahap ini peneliti menyiapkan SATLAN (Satuan
Layanan) bimbingan kelompok, naskah drama yang akan
diperagakan.
b. Tahap pelaksanaan kegiatan
Pertemuan kedelapan ini peneliti memjelaskan mengenai
topik yang akan dibahas yaitu persahabatan. Peneliti membagi
peran yang akan dimainkan oleh siswa. Setelah permainan
drama selesai peneliti meminta siswa untuk mengungkapkan
hal-hal positif ada yang dapat diambil dalam cerita drama
persahabatan. Peneliti juga memberikan menjelasan mengenai
persahatan dan makna-makna apa yang dapat diambil sebagai
contoh dalam menjalin sebuah hubungan persabahatan.
c. Observasi kegiatan
Dalam pengamatan yang dilakukan peneliti selama
kegiatan bimbingan kelompok berlangsung siswa antusias
mengikuti permainan drama. Terdapat 1 siswa yang masih
kurang fokus dalam mengikuti permainan drama. Siswa sudah
59
banyak bicara dan bercanda. Siswa masih suka malu-malu jika
dilihat teman lain saat mengikuti bimbingan kelompok.
d. Hasil evaluasi
Sebagai evaluasi peneliti mengadakan evaluasi proses
yaitu dengan mengobservasi proses layanan bimbingan
kelompok pada pertemuan ketiga. Peneliti mengevaluasi hasil
kegiatan dengan meminta siswa mengungkapkan makna-
makna yang dapat diambil dalam cerita drama. Sikap siswa
sudah banyak berbicara dan bercanda. Cara berpikir mereka
yang masih kanak-kanakan, masih malu-malu dan kurang
fokus saat bermain drama .
Post-test dilaksanakan pada tanggal 8 Maret 2014 kepada 8 siswa
kelas VII C SMP Negeri 1 Dukuhseti. Pada kegiatan ini, peneliti
membagikan skala sikap komunikasi antarpribadi yang berjumlah 41
item. Peneliti mengolah hasil instrumen yang telah diisi siswa kemudian
diolah menggunakan teknik analisis Mann Whitney.
1.5 Analisis Data
Pelaksanaan Post-test yang diberikan setelan pemberian layanan
bimbingan kelompok. Adapun hasil analisis Post-test dapat dilihat pada
tabel 4.3 berikut ini :
60
Tabel 4.2
Hasil Pretest Komunikasi Antarpribadi pada Kelompok
Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Interval Kategori Frekuensi Prosentase
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
41 – 65 Sangat rendah 3 1 75% 25%
66 – 91 Rendah 1 3 25% 75%
92 – 117 Sedang - - - -
118 – 143 Tinggi - - - -
144 – 164 Sangat tinggi - - - -
Total 4 4 100% 100%
Tabel 4.3
Hasil Post-test Komunikasi Antarpribadi pada Kelompok
Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Interval Kategori Frekuensi Prosentase
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
41 – 65 Sangat rendah - - - -
66 – 91 Rendah - - - -
92 – 117 Sedang 2 4 50% 100%
118 – 143 Tinggi 2 - 50% -
144 – 164 Sangat tinggi - - - -
Total 4 4 100% 100%
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat hasil Post-test kelompok
eksperimen setelah pemberian treatment dengan layanan bimbingan
kelompok teknik permainan sosiodrama. Tingkat kategori komunikasi
antarpribadi SMP Negeri 1 Dukuhseti kategori tinggi 50% dan kategori
61
sedang 50%, sedangkan kelompok kontrol yang tidak mendapatkan
treatment komunikasi antarpribadi masuk dalam kategori sedang 100%
Dari tabel 4.3 selanjutnya dilakukan perhitungan uji analisis
dengan menggunakan teknik analisis Mann Whitney, untuk mengetahui
perbandingan rata-rata kelompok kontrol dan eksperimen setelah
pemberian treatment dengan layanan bimbingan kelompok teknik
permainan sosiodrama. Adapun hasil analisis uji Mann Whitney pada
tabel 4.5 sebagai berikut :
Tabel 4.4
Hasil Analisis Uji Mann Whitney Pretest Kelompok Kontrol dan
Kelompok Eksperimen
Mann-Whitney Test
Ranks
VAR00002 N Mean Rank Sum of Ranks
VAR00001 eksperimen 4 3.25 13.00
kontrol 4 5.75 23.00
Total 8
Test Statisticsb
VAR00001
Mann-Whitney U 3.000
Wilcoxon W 13.000
Z -1.452
Asymp. Sig. (2-tailed) .146
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .200a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: VAR00002
62
Tabel 4.5
Hasil Analisis Uji Mann Whitney Post-test Kelompok Kontrol dan
Kelompok Eksperimen
Mann-Whitney Test
Ranks
VAR00002 N Mean Rank Sum of Ranks
VAR00001 eksperimen 4 5.00 20.00
kontrol 4 4.00 16.00
Total 8
Test Statisticsb
VAR00001
Mann-Whitney U 6.000
Wilcoxon W 16.000
Z -.581
Asymp. Sig. (2-tailed) .561
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .686a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: VAR00002
Pengolahan hasil Post-test kelompok eksperimen dan kontrol
diperoleh hasil uji statistik dengan teknik analisis Mann Whitney yaitu
Asymp.Sig.(2-tailed) p=0.561≥0.051 sehingga tidak ada perbedaan yang
signifikan antara komunikasi antarpribadi pada kelompok eksperimen
dengan kelompok kontrol, sehingga tidak ada peningkatan rata-rata
komunikasi antarpribadi pada kelompok eksperimen setelah pemberian
layanan bimbingan kelompok teknik permainan sosiodrama.
63
1.6 Uji Hipotesis
Pengolahan hasil uji beda Post-test kelompok kontrol dan
eksperimen diperoleh hasil p=0.561≥0.051 yang dapat dilihat pada baris
Asymp.Sig.(2-tailed). Hasil tersebut menunjukan tidak ada perbedaan
yang signifikan antara kelompok kontrol dan eksperimen dalam hal
kemampuan komunikasi antarpribadi setelah diberikan layanan
bimbingan kelompok. Dengan demikian hipotesis pada penelitian ini
yang menyatakan bahwa “ada peningkatan yang signifikan kemampuan
komunikasi antarpribadi dengan menggunakan teknik permainan
sosiodrama pada siswa kelas VII C SMP Negeri 1 Dukuhseti” dinyatakan
ditolak.
1.7 Pembahasan
Hasil uji hipotesis diketahui bahwa tidak ada peningkatan yang
signifikan kemampuan komunikasi antarpribadi dengan teknik
permainan sosiodrama, yang ditunjukan dari hasil uji beda dengan nilai
Mann-Whitney U 6.000, Asymp.Sig.(2-tailed) p=0.561≥0.051, Mean
Rank kelompok eksperimen 5.00 dan kelompok kontrol 4.00. Selisih
mean rank antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen
sebesar 1.00, sehingga tidak ada peningkatan antara kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen dalam kemampuan komunikasi antarpribadi
setelah diberikan layanan dengan teknik permainan sosiodrama.
64
Penelitian ini tidak ada peningkatan dikarenakan masih baru bagi
siswa mengenai layanan bimbingan kelompok, masih kurangnya
pemahaman siswa mengenai tujuan layanan bimbingan kelompok yang
ingin membantu siswa dalam permasalahanya, dan kemauan pada diri
siswa untuk mengembangkan kemampuan komunikasi antarpribadi.
Selain itu, siswa dalam penelitian kelompok eksperimen masih bersikap
malu-malu sampai pertemuan kedelapan dan juga masih ada yang kurang
fokus saat mengikuti bimbingan kelompok, sehingga dalam teknik
permainan sosiodrama belum dapat membantu siswa dalam mengatasi
permasalahan komunikasi antarpribadi.
Menurut Romlah (2001) mengenai teori teknik permainan
sosiodrama yang menyatakan permainan peranan yang ditunjukan untuk
memecahkan masalah sosial yang timbul dalam hubungan antarmanusia,
dalam pernelitian ini masih kurang efektif dalam peningkatan
kemampuan komunikasi antarpribadi.
Hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti menyatakan bahwa
teknik permainan sosiodrama tidak ada peningkatan komunikasi
antarpribadi siswa. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Ratnawati (2013) menyatakan bahwa layanan bimbingan
kelompok teknik sosiodrama efektif untuk meningkatkan kemampuan
berkomunikasi interpersonal peserta didik, dan Widayat (2013) yang
menyatakan bahwa ada pengaruh bimbingan kelompok dengan metode
sosiodrama untuk meningkatkan komunikasi antar pribadi peserta didik.