BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil...

23
39 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Puskesmas Mongolato merupakan salah satu puskesmas yang terletak di kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo dan berada di dekat dengan Ibukota Propinsi Gorontalo. Secara geografis Puskesmas Mongolato mempunyai Luas wilayah kerja 5.308 Ha dan terdiri dari 9 (Sembilan ) Desa Yaitu : Desa Bulila, Desa Mongolato, Desa Hulawa, Desa Luhu, Desa Pilohayanga, Desa Pilohayanga Barat, Desa Dulohupa, Dan 2 ( Dua ) desa sulit yaitu Desa Dulamayo Selatan dan Dulamayo Barat. Puskesmas Mongolato berdiri sejak tahun 1952 dan mempunyai jumlah tenaga kesehatan yang ada sebanyak 36 orang, yang terdiri dari tenaga dokter umum 3 orang, dokter gigi 1 orang. Adapun tenaga Kesehatan masyarakat sebanyak 3 orang, tenaga apoteker 1 orang, tenaga farmasi 1 orang, tenaga perawat 10 orang dan tenaga bidan 9 orang yang terdiri dari 1 orang bidan yang bertugas di ruangan KIA dan KB Puskesmas Mongolato serta 8 orang bidan yang terbagi di setiap desa yang termasuk dalam wilayah kerja puskesmas, perawat gigi 1 orang, petugas sanitasi 2 orang, petugas imunisasi 1 orang, tenaga sanitasi 2 orang, tenaga pekarya 2 orang. Program kesehatan Puskesmas Mongolato mengacu pada program kesehatan nasional dengan mempertimbangkan paradigma masyarakat, dimana masyarakat semakin sadar akan tuntutan pelayanan kesehatan yang lebih optimal,

Transcript of BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil...

Page 1: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitianeprints.ung.ac.id/5738/9/2013-1-14201-841409063-bab4-27072013042713.pdfHASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... terbagi di setiap desa

39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Puskesmas Mongolato merupakan salah satu puskesmas yang terletak di

kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo dan berada di dekat dengan Ibukota

Propinsi Gorontalo. Secara geografis Puskesmas Mongolato mempunyai Luas

wilayah kerja 5.308 Ha dan terdiri dari 9 (Sembilan ) Desa Yaitu : Desa Bulila,

Desa Mongolato, Desa Hulawa, Desa Luhu, Desa Pilohayanga, Desa Pilohayanga

Barat, Desa Dulohupa, Dan 2 ( Dua ) desa sulit yaitu Desa Dulamayo Selatan dan

Dulamayo Barat.

Puskesmas Mongolato berdiri sejak tahun 1952 dan mempunyai jumlah

tenaga kesehatan yang ada sebanyak 36 orang, yang terdiri dari tenaga dokter

umum 3 orang, dokter gigi 1 orang. Adapun tenaga Kesehatan masyarakat

sebanyak 3 orang, tenaga apoteker 1 orang, tenaga farmasi 1 orang, tenaga

perawat 10 orang dan tenaga bidan 9 orang yang terdiri dari 1 orang bidan yang

bertugas di ruangan KIA dan KB Puskesmas Mongolato serta 8 orang bidan yang

terbagi di setiap desa yang termasuk dalam wilayah kerja puskesmas, perawat gigi

1 orang, petugas sanitasi 2 orang, petugas imunisasi 1 orang, tenaga sanitasi 2

orang, tenaga pekarya 2 orang.

Program kesehatan Puskesmas Mongolato mengacu pada program

kesehatan nasional dengan mempertimbangkan paradigma masyarakat, dimana

masyarakat semakin sadar akan tuntutan pelayanan kesehatan yang lebih optimal,

Page 2: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitianeprints.ung.ac.id/5738/9/2013-1-14201-841409063-bab4-27072013042713.pdfHASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... terbagi di setiap desa

40

dengan di landasi oleh kesadaran dan keyakinan bahwa kesehatan merupakan hak

azasi manusia, sehingga pemerintah dalam hal ini lembaga pelayanan kesehatan

dituntut peka terhadap berbagai permasalahan kesehatan yang berkembang

dimasyarakat serta memberikan pelayanan yang lebih optimal kepada masyarakat.

Program ini di dukung oleh program pemerintah Kabupaten Gorontalo. Dengan

visi Puskesmas adalah Menjadi Puskesmas Terbaik 2015. salah satu program

Diantaranya yaitu meningkatkan kesehatan ibu dan anak (KIA) dengan melakukan

pemeriksaan kehamilan (ANC) agar tidak terjadi masalah-masalah selama

kehamilan.

4.2 Analisis Univariat

Pada analisis univariat ini ditampilkan distribusi frekuensi dari masing-

masing variabel yang diteliti, baik variabel dependen yaitu usia, paritas,

pendidikan, pengetahuan, sikap, maupun independen yaitu kunjungan antenatal

care.

Tabel 4.2.1 Distribusi responden berdasarkan kelompok umur di Puskesmas

Mongolato Kec. Telaga Kab. Gorontalo. No Usia ibu hamil n Persentase 1. 2.

20-35 Tahun < 20 atau >35 Tahun

24 21

53,3 46,7

Total 45 100 Sumber: Data Primer 2013

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.2.1 menunjukkan distribusi ibu

hamil berdasarkan kelompok umur tidak merata untuk masing-masing kelompok

umur. Ibu hamil yang tergolong usia 20–35 tahun sebanyak 24 responden (53,3%)

lebih sedangkan ibu hamil yang tergolong usia < 20 tahun atau > 35 tahun 21

responden (46,7%).

Page 3: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitianeprints.ung.ac.id/5738/9/2013-1-14201-841409063-bab4-27072013042713.pdfHASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... terbagi di setiap desa

41

Tabel 4.2.2 Distribusi reponden berdasarkan paritas di Puskesmas Mongolato Kec.

Telaga Kab. Gorontalo No Paritas n Presentase 1 2

Primipara Multipara

26 19

57,8 42,2

Total 45 100 Sumber: Data Primer 2013

Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 4.2.2 menunjukkan sebagian besar

ibu hamil dengan paritas < 2 sebanyak 26 responden (57,8%), sedangkan ibu

dengan paritas 2 - 4 hanya ada 19 responden (42,2%).

Tabel 4.2.3 Distribusi responden berdasarkan tingkat pendididkan di Puskesmas

Mongolato Kec. Telaga Kab. Gorontalo. No Tingkat pendidikan n Presentase 1 2

Tinggi Rendah

27 18

60 40

Total 45 100 Sumber: Data Primer 2013

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.2.3 peneliti membagi tingkat

pendidikan menjadi dua kategori yaitu tingkat pendidikan tinggi dan rendah. Ibu

hamil berpendidikan tinggi yaitu sebanyak 27 ibu hamil (60%) lebih tinggi

dibandingkan ibu hamil dengan tingkat pendidikan rendah yaitu hanya 18 ibu

hamil (40%).

Tabel 4.2.4 Distribusi responden berdasarkan pengetahuan di Puskesmas Mongolato

Kec. Telaga Kab. Gorontalo. No Pengetahuan n Presentase 1 2

Baik Kurang

22 23

48,9 51,1

Total 45 100 Sumber: Data Primer 2013

Page 4: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitianeprints.ung.ac.id/5738/9/2013-1-14201-841409063-bab4-27072013042713.pdfHASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... terbagi di setiap desa

42

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.2.4 peneliti membagi

pengetahuan responden menjadi dua kategori yaitu pengetahuan baik dan

kurang. Ibu hamil yang memiliki pengetahuan baik hanya 22 ibu hamil (48,9%)

lebih rendah dibandingkan ibu hamil yang memiliki pengetahuan kurang yaitu

sebayak 23 ibu hamil (51,1%).

Tabel 4.2.5 Distribusi responden berdasarkan sikap ibu di Puskesmas Mongolato Kec.

Telaga Kab. Gorontalo. No Sikap n Presentase 1 2

Baik Kurang

31 14

68,9 31,1

Total 45 100 Sumber: Data Primer 2013

Berdasarkan hasi penelitian pada tabel 4.2.5 menunjukkan sebagian besar

ibu hamil memiliki sikap baik yaitu sebanyak 31 ibu hamil ( 68,9%), sedangkan

ibu hamil yang memiliki sikap kurang sebanyak 14 ibu hamil (31,1%).

Tabel 4.2.6 Distribusi responden berdasarkan kunjungan Antenatal Care di Puskesmas

Mongolato Kec. Telaga Kab. Gorontalo. No Kunjungan Antenatal Care n Presentase 1 2

Lengkap Tidak lengkap

25 20

55, 6 44,4

Total 45 100 Sumber: Data Primer 2013

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.2.6 dapat menunjukkan ibu

hamil yang yang melakukan kunjungan antenatal care yaitu sebanyak 25 ibu

hamil (55,6%) sedangkan ibu hamil yang melakukan kunjungan antenatal care

secara tidak lengkap sebanyak 20 org (44,4%).

Page 5: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitianeprints.ung.ac.id/5738/9/2013-1-14201-841409063-bab4-27072013042713.pdfHASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... terbagi di setiap desa

43

4.3 Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk melihat adanya hubungan antara variabel

independen yaitu usia, paritas, pendidikan, pengetahuan, dan sikap dengan

variabel dependen yaitu kunjungan antenatal care. Hasilnya dapat dilihat pada

tabel berikut :

1. Hubungan Usia Ibu Hamil Dengan Kunjungan Antenatal Care.

Tabel 4.3. 1 Hubungan Usia Ibu Hamil Dengan Kunjungan Antenatal Care Di Puskesmas

Mongolato Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo.

N o

Usia ibu hamil

Kunjungan antenatal care p- value Lengkap Tidak lengkap Jumlah

n % n % n % 1 2

20-35 Tahun < 20 atau >35

Tahun

18 7

75,0 33,3

6 14

25,0 66,7

24 21

100 100

0,005

Total 25 55,6 20 44,4 45 100 Sumber: Data Primer 2013

Berdasarkan pada tabel 4.3.1 menunjukkan bahwa ibu hamil yang

tergolong usia kehamilan (umur 20-35 tahun) sebanyak 24 sampel, dimana ibu

hamil yang melakukan kunjungan lengkap sebanyak 18 responden (75,0%) dan

ibu hamil yang tidak melakukan kunjungan antenatal care secara tidak lengkap

sebanyak 6 responden (25,0%). Sedangkan ibu hamil yang tergolong usia

kehamilan (umur <20 atau >35 tahun) sebanyak 21 sampel,dimana ibu hamil yang

melakukan kunjungan antenatal secara lengkap sebanyak 7 responden (33,3%)

dan ibu hamil yang tidak melakukan kunjungan antenatal care secara tidak

lengkap sebanyak 14 responden (66,7%).

Page 6: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitianeprints.ung.ac.id/5738/9/2013-1-14201-841409063-bab4-27072013042713.pdfHASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... terbagi di setiap desa

44

Berdasarkan analisis data dengan menggunakan uji statistik Chi- Square

dengan nilai p- value= 0,005< α = 0,05 yang berarti terdapat hubungan antar usia

ibu hamil dengan kunjungan antenatal care.

2. Hubungan Paritas Dengan Kunjungan Antenatal Care.

Tabel 4.3. 2 Hubungan Paritas Dengan Kunjungan Antenatal Care Di Puskesmas

Mongolato Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo

N o

Paritas Kunjungan antenatal care

p- value Lengkap Tidak lengkap Jumlah n % n % n %

1 2

Primipara Multipara

19 6

73,1 31,6

7 13

26,9 68,4

26 19

100 100

0,006

Total 25 55,6 20 44,4 45 100 Sumber: Data Primer 2013

Berdasarkan pada tabel 4.3.2 menunjukkan bahwa ibu hamil yang

memiliki paritas < 2 (primipara) sebanyak 26 sampel, dimana ibu hamil yang

memiliki paritas < 2 (primipara) melakukan kunjungan lengkap sebanyak 19

responden (73,1%) dan ibu hamil yang memiliki paritas < 2 (primipara) yang

tidak melakukan kunjungan antenatal care secara tidak lengkap sebanyak 7

responden (26,9%). Sedangkan ibu hamil yang mempunyai jumlah anak > 2

(multipara) sebanyak 19 sampel, dimana ibu hamil yang mmiliki paritas > 2

(multipara) yang melakukan kunjungan antenatal secara lengkap sebanyak 6

responden (31,6%) dan ibu hamil yang memiliki paritas > 2 (multipara) yang

tidak melakukan kunjungan antenatal care secara tidak lengkap sebanyak 13

responden (68,4%).

Berdasarkan analisis data dengan menggunakan uji statistik Chi- Square

dengan nilai p- value= 0,006 < α = 0,05 yang berarti terdapat hubungan antara

paritas/jumlah anak dengan kunjungan antenatal care.

Page 7: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitianeprints.ung.ac.id/5738/9/2013-1-14201-841409063-bab4-27072013042713.pdfHASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... terbagi di setiap desa

45

3. Hubungan Pendidikan Ibu Hamil Dengan Kunjungan Antenatal Care.

Tabel 4.3. 3 Hubungan Pendidikan Ibu Hamil Dengan Kunjungan Antenatal Care Di

Puskesmas Mongolato Kec. Telaga Kab. Gorontalo.

N o

Pendidikan Kunjungan antenatal care

p- value Lengkap Tidak lengkap Jumlah n % n % n %

1 2

Tinggi Rendah

19 6

70,4 33,3

8 12

29,6 66,7

27 18

100 100

0,014

Total 25 55,6 20 44,4 45 100 Sumber: Data Primer 2013

Berdasarkan pada tabel 4.3.3 menunjukkan bahwa ibu hamil yang

mempunyai pendidikan tinggi sebanyak 27 sampel, dimana ibu hamil yang

melakukan kunjungan lengkap sebanyak 19 responden (70,4%) dan ibu hamil

yang tidak melakukan kunjungan antenatal care secara tidak lengkap sebanyak 8

responden (29,6%). Sedangkan ibu hamil yang mempunyai pendidikan rendah

sebanyak 18 sampel, dimana ibu hamil yang melakukan kunjungan antenatal

secara lengkap sebanyak 6 responden (33,3%) dan ibu hamil yang tidak

melakukan kunjungan antenatal care secara tidak lengkap sebanyak 12 responden

(66,7%).

Berdasarkan analisis data dengan menggunakan uji statistik Chi- Square

dengan nilai p- value= 0,014 < α = 0,05 yang berarti terdapat hubungan antara

pendidikan ibu hamil dengan kunjungan antenatal care.

Page 8: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitianeprints.ung.ac.id/5738/9/2013-1-14201-841409063-bab4-27072013042713.pdfHASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... terbagi di setiap desa

46

4. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Dengan Kunjungan Antenatal Care.

Tabel 4.3. 4 Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Dengan Kunjungan Antenatal Care Di

Puskesmas Mongolato Kec. Telaga Kabupaten Gorontalo.

N o Tingkat

pengetahuan

Kunjungan antenatal care p- value Lengkap Tidak lengkap Jumlah

N % N % N % 1 2

Baik Kurang

17 8

77,3 34,8

5 15

22,7 65,2

22 23

100 100

0,004

Total 25 55,6 20 44,4 45 100 Sumber: Data Primer 2013

Berdasarkan pada tabel 4.3.3 menunjukkan bahwa ibu hamil yang

mempunyai pengetahuan baik sebanyak 22 sampel, dimana ibu hamil yang

melakukan kunjungan lengkap sebanyak 17 responden (77,3%) dan ibu hamil

yang tidak melakukan kunjungan antenatal care secara tidak lengkap sebanyak 5

responden (22,7%). Sedangkan ibu hamil yang mempunyai pengetahuan kurang

sebanyak 23 sampel, dimana ibu hamil yang melakukan kunjungan antenatal

secara lengkap sebanyak 8 responden (34,8%) dan ibu hamil yang tidak

melakukan kunjungan antenatal care secara tidak lengkap sebanyak 15 responden

(65,2%).

Berdasarkan analisis data dengan menggunakan uji statistik Chi- Square

dengan nilai p- value= 0,004 < α = 0,05 yang berarti terdapat hubungan antara

pengetahuan ibu hamil dengan kunjungan antenatal care.

Page 9: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitianeprints.ung.ac.id/5738/9/2013-1-14201-841409063-bab4-27072013042713.pdfHASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... terbagi di setiap desa

47

5. Hubungan sikap Ibu Hamil Dengan Kunjungan Antenatal Care.

Tabel 4.3. 5 Hubungan Sikap Ibu Hamil Dengan Kunjungan Antenatal Care Di

Puskesmas Mongolato Kec. Telaga Kab. Gorontalo.

N o Sikap Kunjungan antenatal care

p- value Lengkap Tidak lengkap Jumlah N % N % N %

1 2

Baik Kurang

22 3

71,0 21,4

9 11

29,0 78,6

31 14

100 100

0,004

Total 25 55,6 20 44,4 45 100 Sumber: Data Primer 2013

Berdasarkan pada tabel 4.3.5 menunjukkan bahwa ibu hamil yang

mempunyai sikap yang baik sebanyak 31 sampel, dimana ibu hamil yang

melakukan kunjungan lengkap sebanyak 22 responden (71,0%) dan ibu hamil

yang tidak melakukan kunjungan antenatal care secara tidak lengkap sebanyak 9

responden (29,0%). Sedangkan ibu hamil yang mempunyai sikap kurang

sebanyak 14 sampel, dimana ibu hamil yang melakukan kunjungan antenatal

secara lengkap sebanyak 3 responden (21,4%) dan ibu hamil yang tidak

melakukan kunjungan antenatal care secara tidak lengkap sebanyak 11 responden

(78,6%).

Berdasarkan analisis data dengan menggunakan uji statistik Chi- Square

dengan nilai p- value= 0,004 < α = 0,05 yang berarti terdapat hubungan antar

sikap ibu hamil dengan kunjungan antenatal care.

4.4 Analisis Multivariat

Analisis multivariat digunakan utuk melihat lebih dari satu variabel yang

paling berhubungan dengan kunjungan antenatal care.

1. Besarnya hubungan masing – masing variabel (usia, paritas, pendidikan,

pengetahuan, dan sikap) terhadap kunjungan antenatal care.

Page 10: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitianeprints.ung.ac.id/5738/9/2013-1-14201-841409063-bab4-27072013042713.pdfHASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... terbagi di setiap desa

48

Tabel 4.4.1 Hubungan Masing – Masing Variabel Terhadap Kunjungan Antenatal Care

DI Puskesmas Mongolato Kec. Telaga Kab. Gorontalo. No Variabel Wald Exp (B) 1 Paritas 7.995 0.038 2 Sikap 4.274 0.101 3 Pengetahuan 3.700 0.157 4 Umur 2.416 0.213 5 Pendidikan 0.130 1.422

Berdasarkan table 4.4.1 diatas menunjukkan bahwa dari hasil analisis

multivariat, dapat diketahui dari ke 5 variabel (umur, paritas, pendidikan,

pengetahuan, sikap) yang hubungan terhadap kunjungan antenatal care. Di

urutkan berdasarkan variabel yang paling berhubungan yaitu paritas dengan nilai

Wald sebesar 7.416 dan Exp (B) 0.038, kemudian sikap dengan nilai Wald 4.274

dan Exp(B) 0.101, setelah itu disusul oleh pengetahuan dengan nilai Wald 3.700

dan Exp(B) 0.157, kemudian umur dengan nilai Wald sebesar 2.416 dan Exp(B)

0.213 dan urutan yang paling terakhir yaitu pendidikan dengan nilai Wald 0.130

dan Exp(B) 1.422.

2. Menilai kualitas rumus yang diperoleh dari analisis multivariat.

Kualitas rumus yang diperoleh dapat dinilai berdasarkan diskriminasi dan

kalibrasi.

a. Diskriminasi

Diskriminasi dilihat berdasarkan Area Curve (AUC) pada analisis ROC,

suatu rumus dikatakan memiliki diskriminasi yang baik jika nilai AUC semakin

mendekati angka 1. Pada analisi multivariat, nilai AUC yang diperoleh adalah

0.093, dengan demikian dapat dikatakan persamaan yang diperoleh memiliki

diskriminasi kategori yang lemah.

Page 11: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitianeprints.ung.ac.id/5738/9/2013-1-14201-841409063-bab4-27072013042713.pdfHASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... terbagi di setiap desa

49

b. Kalibrasi

Kalibrasi dinilai berdasarkan uji Hosmer and Lameshow Test. Suatu

rumus dikatakan memiliki kalibrasi yang baik apabila nilai p > 0,05 pada uji

Hosmer and Lameshow Test. Pada analisis multivariat, nilai p pada uji Hosmer

and Lameshow Test yang diperoleh adalah 0.805, dengan demikian dapat

dikatakan persamaan yang diperoleh memiliki kalibrasi kategori yang baik.

4.5 Pembahasan

1. Usia Ibu Hamil

Analisis data dengan menggunakan uji Chi-Square pada tabel

4.3.1 diperoleh p value 0,005 < α 0,05 hal ini berarti ada hubungan antara

usia ibu hamil dengan kunjungan antenatal care di puskesmas mongolato

Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo.

Umur sangat mempengaruhi proses reproduksi. Seorang ibu

sebaiknya hamil pada umur 20 - 35 tahun, karena masa ini merupakan

masa yang aman untuk hamil. Mulai umur 20 tahun, rahim dan bagian

tubuh lainnya sudah siap untuk menerima kehamilan. Selain itu pada umur

tersebut biasanya wanita sudah merasa siap untuk menjadi seorang ibu.

Lain halnya dengan ibu yang berumur kurang dari 20 tahun, rahim dan

panggulnya belum berkembang dengan baik, sehingga perlu diwaspadai

adanya kemungkinan mengalami persalinan yang sulit dan keracunan

kehamilan. Sedangkan ibu yang berumur di atas 35 tahun, kesehatan dan

keadaan rahimnya sudah tidak seperti umur 20 - 35 tahun, sehingga perlu

diwaspadai kemungkinan terjadinya persalinan lama, perdarahan.

Page 12: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitianeprints.ung.ac.id/5738/9/2013-1-14201-841409063-bab4-27072013042713.pdfHASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... terbagi di setiap desa

50

Hasil penelitian yang dilaksanakan di Puskesmas Mongolato

Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo menunjukkan bahwa ibu hamil

yang tergolong dalam usia baik yaitu 20-35 tahun memiliki presentase

lebih tinggi dalam melakukan kunjungan antenatal care sebesar 75,0%

dibandingkan ibu hamil yang tergolong usia kehamilan < 20 atau > 35

tahun sebesar 33,3% dalam melakukan kunjungan antenatal care.

Berdasarkan hasil penelitian diatas peneliti berasumsi bahwa ibu

hamil yang yang usia tergolong 20-35 tahun lebih banayak melakukan

kunjungan antenatal care bila dibandingkan dengan ibu hamil yang

tergolong usia kurang dari 20 tahun atau pun lebih dari 35 tahun. Hal ini

karena ibu yang tergolong usia 20-35 memiliki kesiapan untuk hamil

dimana dalam proses kehamilan diperlukan kematangan psikologis

seorang ibu, kesabaran, pemahaman kebutuhan ibu hamil dan ketrampilan

yang dimiliki demi untuk keselamatan dalam proses persalinan. Dan pada

penelitiaan ini juga tampak usia ibu hamil yang tergolong kurang dari 20

tahun atau pun lebih dari 35 tahun masih sangat kurang untuk melakukan

antenatal care secara selangkap seharusnya ibu hamil yang usi tergolong

mudah atau kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun harus lebih

efektif lagi untuk melakukan kunjungan antenatal care karena di usia yang

tergolong kurang baik ini lebih banyak mengalami kesulitan dalam proses

kehamilan dimana dalam usia kurang dari 20 tahun kematangan rahim dan

psikologis seorang wanita belum begitu baik dan di usia lebih dari 35

tahun sudah tergolong kehamilan beresiko karena bisa mengalami

Page 13: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitianeprints.ung.ac.id/5738/9/2013-1-14201-841409063-bab4-27072013042713.pdfHASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... terbagi di setiap desa

51

preeklamsi dan eklamsi saat menjalani proses kehamilan dikarenakan

bukanlah usia yang baik untuk menjalani kehamilan.

Hasil ini sejalan dengan konsep menurut Rohmah (2010) yaitu

kesiapan ibu hamil dalam mengikuti pelayanan antenatal bermakna dengan

perubahan yang terjadi akibat proses pertumbuhan dan perkembangan

(bertambahnya umur) dan interaksi dengan latar belakang pengalaman.

Rentang usia tertentu adalah baik untuk menjalankan peran pengasuhan

dan mengikuti pelayanan antenatal, apabila terlalu muda atau terlalu tua

mungkin tidak dapat menjalankan peran tersebut secara optimal. Dalam

hal ini ada kesesuaian antara teori tersebut dengan hasil analisis yaitu

banyaknya kelompok umur ibu hamil antara 20–35 tahun yang

memanfaatkan kunjungan antenatal secara lengkap dibandingkan dengan

kelompok umur ibu hamil < 20 atau > 35 tahun.

Pada penelitian lain yang dilakukan Hariastuti (2003) yang

menunjukkan adanya distribusi yang bermakna antara umur dengan

kunjungan antenatal secara lengkap, yaitu pada ibu yang berumur 20 - 35

tahun mempunya peluang 1,56 kali untuk memanfaatkan pelayanan

antenatal, dibandingkan dengan ibu yang berumur < 20 tahun dan lebih

dari 35 tahun.

Oleh sebab itu tenaga kesehatan yaitu bidan harus lebih banyak

melakukan penyuluhan kepada ibu-ibu hamil agar mereka lebih sering

melakukan kunjungan antenatal care karena di usia yang terlalu muda dan

usia yang lebih tua sebagian besar mengalami penyulit pada saat hamil.

Page 14: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitianeprints.ung.ac.id/5738/9/2013-1-14201-841409063-bab4-27072013042713.pdfHASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... terbagi di setiap desa

52

2. Paritas

Analisis data dengan menggunakan uji Chi-Square pada tabel 4.3.2

diperoleh p value 0,006 < α 0,05 hal ini berarti ada hubungan antara

paritas/ jumlah anak dengan kunjungan antenatal care di Puskesmas

Mongolato Kecamaatan Telaga.

Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dialami oleh

seorang wanita Bagi ibu yang baru pertama kali hamil, antenatal care

merupakan suatu hal yang baru sehingga memiliki motivasi tinggi dalam

memeriksakan kehamilannya pada pelayanan kesehatan. Sebaliknya ibu

yang sudah pernah melahirkan lebih dari satu kali mempunyai anggapan

bahwa ia sudah memiliki pengalaman sehingga tidak termotivasi untuk

memeriksakan kehamilannya (BKKBN, 2006).

Hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Mongolato

Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo diperoleh bahwa kelompok ibu

yang memiliki paritas < 2 (primipara) yang lebih banyak melakukan

kunjungan antenatal care secara lengkap sebesar 73,1% lebih tinggi

dibandingkan dengan kelompok ibu hamil yang memiliki anak > 2

(multipara) sebesar 31,6%.

Berdasarkan hasil penelitian diatas peneliti berasumsi bahwa ibu

hamil yang mempunyai anak < 2 lebih rajin dan teratur memeriksakan

kehamilannya dibanding ibu yang mempunyai anak banyak > 2

(multipara), hal ini dikarenakan ibu hamil yang mempunyai anak < 2 atau

primipara lebih termotivasi untuk melakukan kunjungan antenatal care

Page 15: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitianeprints.ung.ac.id/5738/9/2013-1-14201-841409063-bab4-27072013042713.pdfHASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... terbagi di setiap desa

53

dan sangat mengharapkan kehamilannya baik-baik saja sehingga ia

memeriksakan kehamilannya secara teratur agar selama kehamilannya

tidak ada masalah yang terjadi sehingga berakhir dengan baik dan

mendapatkan anak yang sehat dan tidak tidak terjadi masalah pada bayi

yang dilahirkan, dan pada penelitian ini juga masih tamapak sebagian kecil

ibu hamil yang mempunyai anak > 2 (multipara) tidak melakukan

kunjungan antenatal care secara lengkap karena mereka lebih merasa

memiliki pengalaman yang lebih banyak dalam proses kehamilan sampai

melahirkan sehinggga mereka tidak begitu perduli dengan program

pemerintah yang dicanakan dalam hal ini pemeriksaaan kehamilan (ANC),

terlebih lagi bila selama kehamilannya ibu tidak mengalami peristiwa atau

pun kejadian seperti pendarahan yang banyak dan lama mungkin tidak

merasa perlu untuk memeriksakan kehamilannya. Mereka tidak menyadari

bahwa dalam melakukan antenatal care ibu hamil dapat mengetahui apa

yang terjadi dengan keadaan tubuhnya dan kelainan pada janin yang

dikandungnya.

Penelitian Simanjuntak (2002) yang mengungkapkan bagi ibu yang

hamil pertama kali, kunjungan antenatal care merupakan suatu hal yang

baru sehingga ibu memiliki motivasi yang tinggi dalam memeriksakan

kehamilannya di pelayanan kesehatan. Sebaliknya semakin banyak ibu

memiliki riwayat melahirkan, kunjungan antenatal care menjadi

berkurang karena ia menganggapp memiliki pengalaman yang cukup

sehingga kurang termotivasi untuk memeriksakan kehamilannya

Page 16: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitianeprints.ung.ac.id/5738/9/2013-1-14201-841409063-bab4-27072013042713.pdfHASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... terbagi di setiap desa

54

Dalam penelitian Hariastuti (2003) terdapat hubungan yang

signifikan antara paritas dengan frekuensi pemanfaatan pelayanan

antenatal, dari hasil analisis tersebut ibu dengan paritas kurang dari 2 anak

mempunyai peluang 2 kali untuk memanfaatkan pelayanan antenatal lebih

atau sama dengan 4 kali dibandingkan dengan ibu yang paritasnya 2-4

anak.

Oleh sebab itu tenaga kesehatan harus lebih sering memotivasi

semua ibu hamil untuk melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan,

agar semua ibu hamil dapat dimonitoring keadaan ibu dan bayinya

sehingga dapat mencegah terjadinya komplikasi baik dalam masa

kehamilan, persalinan maupun masa nifas.

3. Pendidikan ibu

Analisis data dengan menggunakan uji Chi-Square pada tabel 4.3.3

diperoleh p value 0,014< 0,05 hal ini berarti bahwa ada hubungan

pendidikan ibu hamil dengan kunjungan antenatal care di Puskesmas

Mongolato.

Pendidikan sangat penting bagi seseorang dimana pendidikan

formal akan membekali seseorang dengan dasar-dasar pengetahuan, teori

dan logika, pengetahuan umum, kemampuan analisis serta pengembangan

kepribadian. Dalam hubunganya dengan pelayanan kesehatan, bila

seseorang mempunyai pengetahuan dan pendidikan yang tinggi, maka

akan mempercepat penerimaan pesa-pesan, informasi yang disampaikan

tentang manfaat dan jenis pelayanan yang disediakan.

Page 17: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitianeprints.ung.ac.id/5738/9/2013-1-14201-841409063-bab4-27072013042713.pdfHASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... terbagi di setiap desa

55

Hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Mongolato

Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo diperoleh bahwa responden

memiliki latar latar belakang pendidikan yang beragam mulai dari tingkat

pendidikan SD sampai dengan perguruan tinggi. Pada penelitian ini

responden yang memiliki tingkat pendidikan tinggi sebesar 70,4% masih

sangat jauh dibandingkan dengan responden yang memiliki tingkat

pendidikan rendah sebesar 33,3%.

Berdasarkan hasil penelitian diatas peneliti berasumsi bahwa

semakin tinggi pendidikan seseorang khususnya ibu hamil semakin baik

pula melakukan kunjungan antenatal care karena pendidikan merupakan

hal yang penting dengan pendiddikan ibu hamil yang tinggi dapat

mendukung pengetahuan dan informasi-informasi yang dimilikinya

sehingga dapat memacu ibu hamil dalam melakukan antenatal care demi

keselamatan dirinya dan lebih khusus pada janin yang sedang

dikandungnya. Dan pada penelitian ini ini juga masih tampak sebagian

kecil ibu hamil yang memiliki tingkat pengetahuan yang rendah, dengan

pendidikan yang rendah pula menyebabkan kurangnya pengetahuan

seorang ibu terhadap pentingnya antenatal care secara teratur karena

mereka masih kurang menemukan informasi-informasi yang baru tentang

masalah kesehatan khususnya pemeriksaan kehamilan (ANC) selain itu

masih juga di pengaruhi oleh lingkungan sekitarnya.

Pendidikan dapat mempengaruhi daya intelektual seseorang dalam

memutuskan suatu hal, termasuk dalam hal kunjungan antenatal care.

Page 18: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitianeprints.ung.ac.id/5738/9/2013-1-14201-841409063-bab4-27072013042713.pdfHASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... terbagi di setiap desa

56

Pendidikan lebih tingi memiliki pandangan lebih luas tentang suatu hal

dan lebih mudah untuk menerima ide atau cara kehidupan yang baru

sedangkan seseorang dengan tingkat pendidikan yang kurang

memyebabkan daya intelektualnya masih terbatas sehingga perilakunya

masih dipengaruhi oleh keadaan sekitarnya.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Tura (2007)

mengungkapkan ibu hamil dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi

akan lebih mudah menerima informasi yang diberikan kepadanya serta

memiliki pengetahuan yang lebih baik daripada ibu dengan tingkat

pendidikan rendah.

Penelitian Watti (2011) yang mengungkapkan terdapat hubungan

antara tingkat pendidikan ibu hamil dengan kunjungan antenatal care.

Semakin tinggi tingkat pendidikan ibu hamil, frekuensi kunjungan

antenatal semakin meningkat. Pendidikan yang tinggi mencerminkan

pengetahuan yang dimiliki semaki baik dan mempengaruhi seseorang

dalam menerapkannya terhadap pelaksanaan antenatal care.

4. Pengetahuan Ibu

Analisis data dengan menggunakan uji Chi-Square pada tabel 4.3.4

diperoleh p value 0,004 < 0,05 hal ini berarti bahwa ada hubungan

pengetahuan ibu dengan kunjungan antenatal care di Puskesmas

Mongolato Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo.

Keadaan ini mencerminkan bahwa secara parsial mempunyai

keeratan hubungan pengetahuan dengan kunjungan antenatal care, artinya

Page 19: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitianeprints.ung.ac.id/5738/9/2013-1-14201-841409063-bab4-27072013042713.pdfHASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... terbagi di setiap desa

57

semakin tinggi pengetahuan ibu maka semakin tinggi ibu hamil melakukan

kunjungan antenatal care. pengetahuan yang dimiliki ibu hamil tentang

kunjungan antenatal care mempengaruhi dirinya dalam bertindak untuk

menghindari kejadian yang beresiko pada masa kehamilan.

Pengetahuan merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan dalam

rangka merubah pola pikir dan prilaku dalam lingkungan masyarakat, oleh

sebab itu semakin tinggi pengetahuan yang di miliki seseorang khususnya

ibu hamil semakin baik pula tindakan yang di ambil dalam hal ini

kunjungan antenatal care.

Hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Mongolato

Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo diperoleh bahwa responden yang

memiliki tingkat pengetahuan baik sebesar 77,3% masih jauh berbeda

bila dibandingkan dengan pengetahuan kurang sebesar 34,8%.

Berdasarkan hasil penelitian diatas peneliti berasumsi bahwa

semakin tinggi pengetahuan ibu semakin baik pula khusunya untuk

kunjungan antenatal care karena dengan pengetahuan yang baik dapat

membuka cakrawala berpikir ibu hamil sehingga lebih mengetahui tentang

manfaat dilakukannya antenatal care (ANC) bagi dirinya serta bayi yang

dikandungnya. Selain itu, ibu hamil yang mempunyai pengetahuan baik

mengetahui kapan sebaiknya pemeriksaan kehamilan dilakukan pertama

kali. Dengan pengetahuan yang baik pula akan lebih menjaga

kesehatannya selama kehamilannya sampai tiba proses melahirkan. Dan

pada peneltian ini juga masih tampak sebagian kecil ibu hamil yang

Page 20: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitianeprints.ung.ac.id/5738/9/2013-1-14201-841409063-bab4-27072013042713.pdfHASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... terbagi di setiap desa

58

mempunyai pengetahuan rendah dikarenakan kurangnya informasi yang

didapatkan atau pun kurangnya pengetahuan tentang antenatal care yang

di miliki ibu sehingga masih ada sebagian kecil ibu hamil yang tidak

melakukan kunjungan antenatal care secara lengkap. selain itu dengan

pengetahuan yang kurang terhadap pemeriksaan selama kehamilan

merupakan penyebab utama terjadinya kematian pada saat melahirkan.

Pengetahuan merupakan indikator seseorang dalam melakukan

tindakan. Jika seseorang didasari dengan pengetahuan yang baik terhadap

kesehatan maka orang tersebut akan memahami pentingnya menjaga

kesehatan dan memotivasi untuk diaplikasikan dalam kehidupannya. Ibu

hamil yang memiliki pengetahuan yang baik tentang kesehatan selama

kehamilan akan termotivasi untuk menjaga kehamilannya dengan

melakukan antenatal care yang teratur (Notoatmodjo, 2005).

Penelitian yang dilakukan Watti (2011) mengungkapkan bahwa

semakin baik pengetahuan yang ibu hamil miliki, semakin mudah pula

mereka memahami dan menerima Kunjungan antenatal care sebagai suatu

bentuk pelayanan kesehatan yang digunakan untuk memonitor kondisi

kesehatan ibu dan bayi selama masa kehamilan.

Dan penelitian lain yang dilakukan Twinn & Yim (2011) bahwa

ibu hamil yang memiliki pengetahuan yang baik tentang kesehatan selama

kehamilannya akan termotivasi untuk menjaga kehamilan dengan

melakukan antenatal care secara teratur.

Page 21: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitianeprints.ung.ac.id/5738/9/2013-1-14201-841409063-bab4-27072013042713.pdfHASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... terbagi di setiap desa

59

Oleh sebab itu tenaga kesehatan yaitu bidan lebih banyak

melakukan penyuluhan kepada ibu-ibu hamil khususnya yang

berpengetahuan kurang agar mereka lebih sering melakukan kunjungan

antenatal care.

5. Sikap Ibu

Analisis data dengan menggunakan uji Chi-Square pada tabel 4.3.5

diperoleh p value 0,004 < 0,05 hal ini menunjukka bahwa ada hubungan

sikap ibu dengan kunjungan antenatal care di Puskesmas Mongolato

Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo.

Menurut Notoatmodjo (2003) bahwa sikap merupakan kesiapan

atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan pelaksana motif tertentu, sikap

disposisi tindakan atau prilaku.

Hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Mongolato

Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo menunjukkan bahwa ibu hamil

yang memiliki sikapyang kategori baik terhadap kunjungan antenatal care

sebesar 71,0% masih jauh bila dibandingkan dengan ibu hamil yang

memiliki sikap yang kategori kurang terhadap kunjungan antenatal care

sebesar 21,4%.

Berdasarkan hasil penelitian diatas peneliti berasumsi bahwa ibu

hamil yang mempunyai sikap tentang antenatal care kategori baik lebih

banyak yang melakukan kunjungan antenatal care sesuai dengan umur

kehamilan yang baik, dengan sikap yang baik pula ibu hamil selalu

berkeinginan untuk melakukan antenatal care karena mengingat dirinya

Page 22: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitianeprints.ung.ac.id/5738/9/2013-1-14201-841409063-bab4-27072013042713.pdfHASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... terbagi di setiap desa

60

sedang hamil dan harus sering melakukan kunjungan untuk memeriksakan

kehamilanya. Hal ini menunjukkan bahwa faktor sikap dengan kunjungan

antenatal care merupakan variabel yang saling berkaitan dengan

kelengkapan kunjungan antenatal care, dimana dengan sikap yang baik

terhadap kehamilan ibu hamil akan selalu mengetahui kondisi kesehatan

untuk diri dan bayi yang dikandungnya disetiap melakukan kunjungan

antenatal care. Dan pada peneltian ini juga masih tampak sebagian kecil

ibu hamil yang memiliki sikap kurang terhadap kunjungan antenatal care,

ini dikarenakan ibu hamil masih kurang tanggap dalam hal kunjungan

antenatal care. Selain itu ibu hamil yang mempunyai sikap yang kurang

terhadap pemeriksaan kehamilan tidak menyadari bahwa tindakan ataupun

sikap yang mereka lakukan dapat mempengaruhi selama proses kehamilan

karena tidak mengetahui bagaimana kondisi saat ini yang sedang

dialaminya selama hamil.

Lebih lanjut aspek sikap dalam pemeriksaan kehamilan dapat

dijelaskan menurut pendapat Notoatmodjo (2003) sikap terdiri dari

berbagai tingkatan seperti menerima, merespon, menghargai dan

bertanggung jawab. Mengacu kepada tingkatan sikap yang disebutkan di

atas dapat dijelaskan bahwa tingkatan sikap ibu hamil di Puskesmas

Mongolato terhadap kunjungan antenatal care dengan persentase terbesar

tergolong pada kategori baik dapat dikelompokkan pada tingkatan

menerima dan mampu merespon.

Page 23: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitianeprints.ung.ac.id/5738/9/2013-1-14201-841409063-bab4-27072013042713.pdfHASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... terbagi di setiap desa

61

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Adri (2008) menyatakan

bahwa ibu hamil yang memiliki sikap positif terhadap antenatal care lebih

banyak melakukan antenatal care dari pada ibu dengan sikap negatif

terhadap antenatal care.

Oleh sebab itu tenaga kesehatan khususnya bidan harus lebih giat

untuk melakukan survey terhadap ibu-ibu hamil agar mereka lebih sering

melakukan kunjungan antenatal care.