BAB IV FAKTOR-FAKTOR KENDALA PELAKSANAAN KONVERSI …
Transcript of BAB IV FAKTOR-FAKTOR KENDALA PELAKSANAAN KONVERSI …
77
BAB IV
FAKTOR-FAKTOR KENDALA PELAKSANAAN KONVERSI
SISTEM AKUNTANSI ASURANSI SYARIAH PSAK NO. 59 KE
PSAK NO. 111 DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA PADA
PT. ALLIANZ SYARIAH CABANG BANDUNG
Pada bab ini, penulis akan menguraikan mengenai hasil penelitian di
lapangan terkait faktor-faktor kendala pelaksanaan konversi sistem akuntansi dari
PSAK No. 59 kepada PSAK No. 111 yang dilakukan manajemen PT Allianz
Syariah Cabang Bandung. Data yang disajikan merupakan data hasil wawancara
dengan pihak PT Allianz Syariah yang kemudian dianalisa/ditinjau berdasarkan
teori-teori yang telah disajikan pada bab sebelumnya.
4.1. Pelaksanaan Konversi Sistem Akuntansi Asuransi Syariah PSAK No.
59 ke PSAK No 111 di PT Allianz Syariah Cabang Bandung
Pelaksanaan konversi sistem akuntansi di PT Allianz Syariah Cabang
Bandung dari PSAK No. 59 kepada PSAK No. 111 khusus untuk transaksi pada
lembaga asuransi syariah, hal ini dilakukan dengan metode Konversi Paralel.
Konversi Paralel yang dilakukan pihak manajemen PT Allianz Life untuk produk
asuransi syariah di PT Allianz Syariah Cabang Bandung adalah suatu pendekatan
dimana baik sistem akuntansi berdasarkan PSAK No. 59 dan PSAK No. 111
beroperasi secara serentak untuk période 2011 sampai 2014.
repository.unisba.ac.id
78
Pada pelaksanaan konversi sistem akuntansi ini, sistem akuntnasi
berdasarkan PSAK 111 dan sistem akuntansi berdasarkan PSAK 59 sama-sama
dijalankan. Setelah melalui awal 2015, sistem akuntansi berdasarkan PSAK No.
111 telah bisa diterima untuk menggantikan sistem akuntansi berdasarkan PSAK
No. 59 kemudian sistem akuntansi berdasarkan PSAK No. 59 tersebut dihentikan
(pada bulan Januari 2015).57
Sistem paralel yang digunakan manajemen PT
Allianz Life ini dilakukan berdasarkan rekomendasi dari Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI) sebagai fasilitator dan vendor sistem akuntansi baru yang ditunjuk
manajemen PT Allianz Life. IAI menganggap bahwa sistem konversi paralel ini
merupakan pendekatan yang paling aman dan memberikan derajat proteksi yang
tinggi kepada PT Allianz Syariah Cabang Bandung dari kegagalan sistem baru.
Anggaran dari pelaksnaan konversi sistem akuntansi di PT Allianz Syariah
Cabang Bandung mengeluarkan budget biaya yang cukup mahal, karena
pemakai/operator sistem komputerisasi akuntansi di PT Allianz Syariah Cabang
Bandung harus menjalankan dua sistem sekaligus. Besarnya biaya ini, paling
banyak dikeluarkan untuk penduplikasian fasilitas-fasilitas dan biaya personel
yang memelihara sistem rangkap tersebut.
Penggunaan sistem akuntansi syariah di PT Allianz Life Indonesia khusus
produk Syariah Cabang Bandung dimulai sejak beroperasinya produk asuransi
syariah di PT Allianz Life Indonesia sejak tahun 2008. Untuk kantor cabang Kota
Bandung, kegiatan operasional dimulai pada tahun 2011. Selama periode 2011,
PT Allianz Syariah mengalami perubahan sistem akuntansi asuransi syariah. Hal
57
Wawancara dengan Ibu Rina, Staff Back Office / Operational Support Officer PT Allianz Syariah
Cabang Bandung pada tanggal 25 Juni 2015
repository.unisba.ac.id
79
ini terjadi seiring dengan update Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia juga perubahan fatwa
DSN terkait pelaksanaan kegiatan asuransi yariah di lembaga asuransi syariah
yang disesuaikan dengan PSAK No. 59 Tentang Akuntansi Syariah dan PSAK
PSAK lainnya yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai syariah khsusunya
terkait penerapan sistem informasi akuntansi di lembaga asuransi syariah.
Adapun beberapa unsur dari pelaksanaan konversi sistem akuntansi di PT
Allianz Syariah Cabang Bandung yang akan dianalisa berdasarkan landasan teori
di Bab II meliputi hal-hal sebagai berikut :
4. Proses perencanaan dan permodelan
a. Analisa Kebutuhan
Pelaksanaan analisa kebutuhan konversi sistem akuntansi dari PSAK No.
59 kepada PSAK No. 111 di PT Allianz Syariah Cabang Bandung
dilakukan oleh analis dari Ikatan Akuntan Indonesia berdasarkan
rekomendasi Dewan Pengawas Syariah. Analis sistem yang merupakan
orang dari IAI di PT Allianz Syariah Cabang Bandung adalah seorang
yang ahli yang bersertifikat IAI yang mampu menyajikan dan
mentransformasi desain sistem informasi akuntansi berdasarkan PSAK
No. 111 kepada pemakai staff akunting di Operational Support Office PT
Allianz Syarih Cabang Bandung. Pelaksanaan analisis konversi sistem
dibagi menjadi empat tahap :
1) Analisis pendahuluan
Dalam analisis pendahuluan sistem ini, analisis sistem dari IAI tersebut
mengumpulkan informasi untuk memperoleh gambaran secara
repository.unisba.ac.id
80
menyeluruh mengenai PT Allianz Syariah. Dalam hal ini analis sistem
membuat work sheet atau check sheet untuk mengumpulkan informasi
yang dikumpulkan dalam analisis pendahuluan tersebut.
2) Penyusunan usulan pelaksanaan analisis sistem
Pelaksanaan analisis sistem direncanakan oleh analis sistem dari IAI
dalam suatu dokumen tertulis yang disebut “Usulan pelaksanaan
analisis sistem”. Hal ini digunakan untuk mempertemukan pikiran para
staff akunting pada Operational Support Office di PT Allianz Syariah
Cabang Bandung dengan analis sistem IAI mengenai pekerjaan
pengembangan sistem akuntansi berdasarkan PSAK No. 111 yang
akan dilaksanakan oleh analis sistem untuk memenuhi kebutuhan PT
Allianz Syariah.
b. Design
Dalam tahap desain, analis sistem dari IAI memberikan tiga macam
dokumen tertulis yang diserahkan kepada staff akunting pada Operational
Support Office di PT Allianz Syariah Cabang Bandung dengan tembusan
kepada PimCab, Direksi dan DPS. Tiga macam dokumen tersebut adalah
sebagai berikut :
1) Usulan desain sistem secara garis besar
2) Laporan final desain sistem secara garis besar
3) Laporan final desain sistem secara rinci
Berbagai dokumen tertulis terebut digunakan oleh analis sistem IAI untuk
menyajikan dan menawarkan desain sistem bagi manajemen PT Allianz
repository.unisba.ac.id
81
Syariah Cabang Bandung. Tahapan desain sistem dibagi menjadi enam
tahap :
1) Desain sistem akuntansi berdasarkan PSAK No. 111 secara garis besar
2) Penyusunan usulan desain sistem akuntansi berdasarkan PSAK No.
111 secara garis besar
3) Evaluasi sistem
4) Penyusunan laporan final desain sistem PSAK No. 111 secara garis
besar.
5) Desain sistem PSAK No. 111 secara rinci
6) Penyusunan Laporan final desain sistem PSAK No. 111 secara rinci
5. Konstruksi
a. Penyusunan Kode
Tahapan penyusunan kode sistem akuntansi berbasis komputer di PT
Allianz Syariah, hal ini dilakukan oleh tim fasilitator dan vendor IT dari
IAI. Setelah berhasil melakukan peng-kode-an sistem komputer untuk
aplikasi akuntansi berdasarkan PSAK No. 111, pihak manajemen PT
Allianz Syariah Cabang Bandung dapat meng-input ulang data dengan
mengubah User serta Passwaord yang ada pada server dari sistem
akuntansi tersebut.
b. Pengujian
Setelah sistem berjalan dan dapat berfungsi sesuai dengan kebutuhan
perusahaan, maka pengujian sistem dilakukan seiiring dengan aktivitas
operasional PT Allianz Syariah Cabang Bandung. Dengan menggunakan
repository.unisba.ac.id
82
sistem konversi paralel, maka server sistem akuntansi berdasarkan PSAK
No. 59 tetap dijalankan sebagai back up data transaksi.
6. Pemrograman dan Pengetesan Perangkat Lunak (software)
a. Developmental (error testing per modul oleh programmer)
Pada tahapan ini, pihak tim fasilitator dan vendor IT dari IAI membuat
Prototype User Interface dan langsung diaplikasikan bersama operator
dari pihak PT Allianz Syariah.
b. Alpha testing
Tahapan ini merupakan tahapan testing sistem akuntansi berdasarkan
PSAK No. 111 digabungkan dengan interface user yang dipegang oleh
operator PT Allianz Syariah dan software tester yang dipegang oleh
vendor dari IAI.
c. Beta testing58
Tahapan ini merupakan testing pengoperasian sistem akuntansi berdarakan
PSAK No. 111 dengan transaksi dari kegiatan operasional langsung PT
Allianz Syariah Cabang Bandung yang real dan data sebenarnya.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan
konversi sistem akuntansi asuransi syariah PSAK No. 59 ke PSAK No 111 di PT
Allianz Syariah Cabang Bandung dilakukan melalui 3 tahapan yang meliputi
proses perencanaan dan permodelan, Konstruksi, serta Pemrograman dan
Pengetesan Perangkat Lunak (software) yang difasilitasi oleh tim fasilitator dari
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).
58
Tahapan ini dilakukan pada periode 2011-2012 (Sumber : Wawancara dengan Ibu Rina pada
tanggal 25 Juni 2014)
repository.unisba.ac.id
83
4.2. Faktor-faktor Kendala Pelaksanaan Konversi Sistem Akuntansi
Asuransi Syariah PSAK No. 59 ke PSAK No 111 di PT Allianz Syariah
Cabang Bandung
Pada sub-bab ini, penulis akan menjabarkan keterangan hasil penelitian
berupa jawaban dari wawancara dengan Ibu Rina sebagai pihak akunting pada
Opertional Support Officer di PT Allianz Syariah Cabang Bandung mengenai
faktor-faktor kendala pelaksanaan konversi sistem akuntansi. Adapun analisa
faktor-faktor kendala pelaksanaan konversi, hal ini disesuaikan dengan tahapan
pelaksanaan konversi sistem akuntansi yang sudah dijalankan PT Allianz Syariah
Cabang Bandung. Hal-hal yang dianalisa meliputi :
1. Proses perencanaan dan permodelan
a. Analisa Kebutuhan
Berdasarkan hasil wawancara, Ibu Rina memaparkan bahwa : “pada
tahapan ini tidak terjadi kendala yang berarti. Karena hal ini dilakukan
oleh pihak analis dari Ikatan Akuntan Indonesia yang sudah bersertifikasi
IAI. Analisa ini atas rekomendasi dari jajaran Direksi PT Allianz Life
setelah berkoordinasi dengan pihak Dewan Pengawas Syariah”.
1) Analisis pendahuluan
Pada tahapan ini, Ibu Rina memparkan : “Analisis pendahuluan yang
dilakukan analis dari IAI dengan mewawancarai para staff pada
Operasional Support Office tidak mengalami hambatan berarti karena
staff operasional di Cabang Bandung hanya berjumlah 3 orang,
sehingga proses ini bisa selesai dalam sehari. Kemudian karena tidak
ada perbedaan yang sangat mencolok dari sistem PSAK 59 dengan
repository.unisba.ac.id
84
PSAK 111, sehingga hal ini menjadikan tahapan analisa dilakukan
secara singkat ”. Menurut pemaran Ibu Rina, perbedaan yang
mencolok antara PSAK No. 59 yang diimplikasikan pada PSAK No.
101 untuk asuransi syariah dengan PSAK No. 111 adalah dalam
penyusunan Laba Rugi. Laporan laba rugi yang mengacu pada PSAK
101 di PT Allianz Syariah Cabang Bandung diungkapkan secara detail
dan terperinci mengenai beberapa komponen transaksi. Akan tetapi
dalam PSAK No. 111, penyusunan laporan laba rugi pengungkapannya
dilakukan berdasarkan komponen transkasi utama, sehingga lebih
simple dan singkat dalam melakukan penginputan data dibanding
sistem akuntansi berdasarkan PSAK 101.
2) Penyusunan usulan pelaksanaan analisis sistem
Pada tahapan ini Ibu Rina tidak menguraikan jawaban secara rinci
karena tahapan ini ada pada ranah direksi dan pimcab. Penulis hanya
menyalin kopian dokumen dari Pimcab melalui staff Operational
Support Office di PT Allianz Syariah Cabang Bandung.
b. Design
Dalam tahap desain, Ibu Rina selaku SPV Operational Support Office di
PT Allianz Syariah Cabang Bandung mengaku mengalami beberapa
kesulitan. Menurut Ibu Rina, dalam tahapan design ada beberapa
komponen akuntansi yang tidak biasa dan mengalami perubahan pada
penempatan dari sistem pembukuan. Walaupun menurut pengakuan Ibu
Rina, justru sistem yang PSAK No. 111 dianggap lebih simpel dan praktis
dengan cukup mencantumkan beberapa komponen transkasi utama
repository.unisba.ac.id
85
sebagaimana yang telah diuraikan di atas, akan tetapi karena terbiasa
dengan sistem PSAK 101 maka hal ini manjadikan proses adaptasi dari
para staff Operational Support Office di PT Allianz Syariah Cabang
Bandung sedikit terhambat.
2. Konstruksi
a. Penyusunan Kode
Tahapan penyusunan kode sistem akuntansi berbasis komputer di PT
Allianz Syariah diakui oleh Ibu Rina tidak mengalami kendala yang berarti
dan mudah difahami oleh para staff Operational Support Office di PT
Allianz Syariah Cabang Bandung.
b. Pengujian
Pada tahapan ini selama periode awal 2011, para staff Operational
Support Office di PT Allianz Syariah Cabang Bandung menurut penuturan
Ibu Rina masih mengalami kendala dari adaptasi pengakuan laporan
transaksi pada sistem baru berdasarkan PSAK No. 111. Dan para staff
Operational Support Office di PT Allianz Syariah Cabang Bandung dapat
dikatakan terbiasa dan lancar menginput data, hal ini terjadi pada
pertengahan tahun 2011 antara bulan Juli sampai Desember 2011.
3. Pemrograman dan Pengetesan Perangkat Lunak (software)
a. Developmental (error testing per modul oleh programmer)
Pada tahapan ini, menurut pemaparan Ibu Rina, para staff Operational
Support Office di PT Allianz Syariah Cabang Bandung mengikuti arahan
dari tim fasilitator IAI dengan baik dan berinterkasi serta komunikasi
dilakukan secara lancar.
repository.unisba.ac.id
86
b. Alpha testing
Pada tahapan ini, Ibu Rina menuturkan tidak mengalami hambatan yang
berarti. Hanya saja para operator atau staff akunting pada Operational
Support Office di PT Allianz Syariah Cabang Bandung terkesan kerja dua
kali dalam penginputan data, pertama input data pada komputer yang telah
diprogram sesuai PSAK No. 111, kedua menginput back up data pada
server komputer yang diprogram sesuai PSAK 101 yang lama. Namun
secara umum, staff akunting di PT Allianz Syariah Cabang Bandung tidak
mengalami hambatan yang benar-benar menghambat kegiatan operasional.
Hal ini terjadi karena selain para tim fasilitator dari IAI memiliki
kemapuan mengkomunikasikan transformasi konversi sistem dengan baik,
para staff Operational Support Office di PT Allianz Syariah Cabang
Bandung juga antusias dalam menjalankan test sistem akuntansi PSAK
No. 111 tersebut.
c. Beta testing
Pada tahapan ini, diakui oleh Ibu Rina, para staff Operational Support
Office di PT Allianz Syariah Cabang Bandung masih memiliki proses
hambatan adaptasi pada awal tahun 2011. Akan tetapi para staff
Operational Support Office di PT Allianz Syariah Cabang Bandung mulai
terbiasa dengan sistem yang baru setelah sistem berjalan secara paralel
dengan PSAK No. 59 setelah kurang lebih 6 bulan berjalan. Selama masa
konversi paralel tersebut, pihak manajemen PT Allianz Syariah tetap
melakukan konsolidasi bersama pihak IAI terkait pelaksanaan sistem
akuntansi berdasrkan PSAK No. 111. Selain itu, pihak manajemen PT
repository.unisba.ac.id
87
Allianz Syariah Cabang Bandung mengirimkan staff akunting kepada IAI
untuk dilakukan up-grading dan pendampingan pengetahuan sistem
akuntansi asuransi syariah yang berdasarkan PSAK No. 111.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor
kendala pelaksanaan konversi sistem akuntansi asuransi syariah PSAK No. 59 ke
PSAK No 111 di PT Allianz Syariah Cabang Bandung secara umum terdapat dua
bagian. Pertama, kesiapan instalasi IT yang meliputi, perangkat komputer di PT
Allianz Syariah Cabang Bandung, dan budget biaya dalam melakukan
pemasangan sistem baru berdasarkan PSAK No. 111. Kedua, kesiapan SDM
terutama pada staff akunting yang memerlukan proses adaptasi serta
pendampingan dari tim fasilitator terkait pelaksanaan konversi sistem akuntansi
tersebut.
4.3. Upaya Penanggulangan Faktor Kendala Pelaksanaan Konversi Sistem
Akuntansi Asuransi Syariah PSAK No. 59 ke PSAK No. 111 pada PT.
Allianz Syariah Cabang Bandung
Pada sub-bab ini, penulis akan menganalisa keterangan hasil penelitian
yang berupa jawaban dari wawancara dengan Ibu Rina sebagai pihak akunting
pada Opertional Support Officer di PT Allianz Syariah Cabang Bandung
mengenai faktor-faktor kendala pelaksanaan konversi sistem akuntansi ditinjau
berdasarkan teori yang telah dibahas pada BAB II.
Perencanaan sistem akuntansi dalam suatu perusahaan seperti PT Allianz
Syariah Cabang Bandung, hal ini dilakukan dengan mekanisme metode System
Development Life Cycle (SDLC). Proses SDLC dirancang untuk memastikan end-
repository.unisba.ac.id
88
state solusi memenuhi kebutuhan pengguna dalam mendukung tujuan bisnis
strategis dan tujuan. Selain itu, SDLC juga menyediakan panduan lengkap untuk
membantu Manajer Program dengan semua aspek pengembangan sistem IT,
terlepas dari ukuran dan ruang lingkup sistem. SDLC berisi daftar komprehensif
dari aturan dan peraturan yang mengatur sistem TI, dan merupakan salah satu cara
untuk memastikan pengembang sistem mematuhi semua peraturan Pemerintah
yang berlaku, karena konsekuensi dari tidak melakukannya tinggi dan luas.
Berdasarkan uraian di atas, upaya penanggulangan faktor kendala
pelaksanaan konversi sistem akuntansi di PT Allianz Syariah Cabang Bandung,
hal ini dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Proses perencanaan dan permodelan
Proses ini dilakukan oleh tim analis dari IAI yang telah bersertifikat IAI. Hal
ini menjadikan proses perencanaan pengenalan model sistem akuntansi
berdasarkan PSAK No. 111 di PT Allianz Syariah sudah baik karena dapat
meminimalisir human error dalam perencanaan penerapan suatu sistem
akuntansi. Sering kali sebuah perusahaan melakukan kesalahan dalam
melakukan pengalihan dari suatu sistem lama ke sistem baru (konversi sistem)
yang disebabkan pihak analis yang kurang kompeten di bidang akuntansi. Hal
ini tentunya dapat berakibat fatal bagi organisasi, apalagi PT Allianz Syariah
merupakan salah satu perusahaan asuransi syariah yang cukup memiliki nama
besar di Indoensia. Kelancaran pada tahap ini, merupakan upaya manajemen
PT Allianz Syariah melakukan langkah-langkah awal dengan tepat sebelum
dilakukan konversi. Dalam melakukan pengalihan sistem akuntansi, pihak
manajemen PT Allianz Syariah melakukan persiapan secara matang. Hal ini
repository.unisba.ac.id
89
telah sesuai dengan standarisasi persiapan pengalihan sistem akuntansi pada
suatu perusahan, dimana pihak perusahaan perlu melakukan persiapan secara
matang sebelum melakukan proses konversi. Persiapan-persiapan tersebut
yaitu :
a. Proses perencanaan dan permodelan, yang meliputi analisa kebutuhan dan
design, dimana hal ini dilakukan manajemen PT allianz Syariah bersama
pihak Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang memiliki landasan kebijakan
operasional akuntansi berdasarkan aturan akuntansi yang berlaku di
Indonesia serta sudah sesuai secara teori maupun teknik di lapangan.
b. Konstruksi, meliputi penyusunan kode dan pengujian. Hal ini diserahkan
pihak manajemen PT Allianz Syariah kepada pihak IAI yang memiliki
fasilitator dan vendor resmi serta teruji terkait penerapan sistem standar
akuntansi di Indoensia.
c. Pemrograman dan pengetesan perangkat lunak (software) yang dilakukan
dengan sistem paralel, hal ini memungkinkan untuk dilakukan oleh
manajemen PT Allianz Syariah. Sistem konversi dengan metode paralel ini
sangat cocok bagi PT Allianz Syariah, mengingat kegiatan operasional PT
Allianz Syariah Cabang Bandung telah lama berjalan sejak tahun 2008.
2. Analisa Kebutuhan
Tahapan analisa kebutuhan yang tidak mengalami kendala berarti
sebagaimana pengakuan dari pihak PT Allianz Syariah, hal ini
mengindikasikan tahapan awal konversi sistem akuntansi yang berhasil
dilakukan pihak manajemen PT Allianz Syariah.
repository.unisba.ac.id
90
a. Analisis pendahuluan
Pada tahapan analisis pendahuluan yang dilakukan secara singkat, hal ini
mengindikasikan bahawa SDM akunting yang ada pada manajemen PT
Allianz Syariah Cabang Bandung telah memiliki kualifikasi sebagai
akunting dengan baik. Kualifikasi SDM pada bagian akunting merupakan
suatu hal yang sangat penting, karena hal ini menentukan jalan tidaknya
operasi sistem akuntansi pada suatu perusahaan. Fenomena adanya
perubahan dari sistem lama ke sistem akuntansi baru biasanya akan terjadi
keadaan dimana karyawan menghadapi masa transisi yaitu keharusan
menjalani adaptasi yang dapat berupa adaptasi teknikal (skill, kompetensi,
proses kerja), kultural (perilaku, mind set, komitment) dan politikal
(munculnya isu efisiensi karyawan/PHK, sponsorship/dukungan top
management). Dengan adanya ketiga hal ini maka terjadi saling tuding di
dalam organisasi, dimana manajemen puncak menyalahkan bawahan yang
bertanggung jawab, konsultan, vendor bahkan terkadang peranti TI itu
sendiri. Dengan demikian, baiknya kualifikasi SDM akunting di PT
Allianz Syariah, hal ini dapat menghindari fenomena negatif yang dapat
menganggu aktivitas kegiatan usaha perusahaan.
b. Penyusunan usulan pelaksanaan analisis sistem
Pada tahapan ini ada pada ranah direksi dan pimcab. Dari sisi kajian teori
akademik, hal ini sesuai dengan manajemen perusahaan asuransi yang
menghendaki adanya perencanaan dan penyususnan sistem yang harus
dilakukan oleh pihak yang memiliki wewenang khusus.
repository.unisba.ac.id
91
3. Design
Dalam tahap desain, adanya beberapa kesulitan yang dialamai para staff
Operational Support Office di PT Allianz Syariah karena terdapat beberapa
sistem pengakuan akuntansi secara akrual yang berbeda antara sistem PSAK
No. 101 dengan PSAK No. 111. Berdasarkan PSAK No. 111, dimana harus
ada pemisahan pencatatan antara rekening dana pihak peserta dan pengelola,
maka hal tersebut berimplikasi pada penghitungan Solvabilitas Minimum PT
Allianz Syariah dari sebelumnya, yaitu pada sistem PSAK 101 dari tidak
adanya pemisahan antara rekening dana pengelola dan peserta dalam
penghitungannya, berubah menjadi berbasiskan dana tabarru’/peserta dalam
penghitungannya..
4. Konstruksi
a. Penyusunan Kode
Tahapan penyusunan kode sistem akuntansi berbasis komputer di PT
Allianz Syariah dengan tidak mengalami kendala yang berarti dan mudah
difahami oleh para staff Operational Support Office di PT Allianz Syariah
Cabang Bandung, hal ini mengindikasikan kualifikasi SDM yang dimiliki
PT Allianz Syariah Cabang Bandung tergolong cukup baik. Keunggulan
SDM yang dimiliki PT Allianz Syariah adalah suatu hal khusus yang dapat
memberi kekuatan dalam menghadapi pesaing di dunia bisnis asuransi.
b. Pengujian
Pada tahapan ini selama periode awal 2011, para staff Operational
Support Office di PT Allianz Syariah Cabang Bandung masih mengalami
kendala dari adaptasi pengakuan laporan transaksi pada sistem baru
repository.unisba.ac.id
92
berdasarkan PSAK No. 111. Dan para staff Operational Support Office di
PT Allianz Syariah Cabang Bandung dapat dikatakan terbiasa dan lancar
menginput data, hal ini terjadi pada pertengahan tahun 2011 antara bulan
Juli sampai Desember 2011. Dalam menyikapi hal ini, sebaiknya pihak
manajemen PT Allinaz Syariah memberikan kesempatan bagi para staff
Operational Support Office untuk meng-upgrade pengetahuan mereka
mengenai PSAK No. 111. Sosialisasi sistem informasi akuntansi yang
baru atau dengan melakukan up-grading SDM akunting di PT Allianz
Syariah sangat penting dilakukan. Up-grading tersebut dilakukan dalam
bentuk pendidikan dan pelatihan pemakai informasi, pelatihan dan
koordinasi teknisi yang akan menjalankan sistem, pengujian sistem, dan
pengubahan yang dilakukan untuk membuat sistem informasi yang
dirancang menjadi dapat dilaksanakan secara operasional. Hal ini akan
meminimalisir berbagai kesalahan dan hambatan pada pelaksanaan
konversi sistem akuntansi di lembaga asuransi syariah.
5. Pemrograman dan Pengetesan Perangkat Lunak (software)
a. Developmental (error testing per modul oleh programmer)
Pada tahapan ini para staff Operational Support Office di PT Allianz
Syariah Cabang Bandung mengikuti arahan dari tim fasilitaor IAI dengan
baik dan berinteraksi serta komunikasi dilakukan secara lancar. Dengan
demikian, secara umum penerapan sistem akuntansi berbasis komputer di
PT Allianz Syariah tergolong sudah cukup baik. Sistem informasi
akuntansi dalam sebuah perusahaan asuransi yang sudah didukung oleh
teknologi informasi (SIA berbasis komputer) merupakan bagian dari
repository.unisba.ac.id
93
sistem yang ada, hal ini dapat memberikan informasi bagi semua tingkat
manajemen di PT Allianz Syariah, mulai dari manajemen tingkat atas (Top
Level Management) seperti direktur dan Eksekutif, manajemen menengah
(Midle Level Management) seperti kepala cabang, divisi serta manajemen
tingkat bawah (Lower Level management) seperti mandor, supervisor.
b. Alpha testing
Pada tahapan ini secara umum manajemen PT Allianz Syariah tidak
mengalami hambatan yang berarti. Hal ini disebabkan karena selain para
tim fasilitator dari IAI memiliki kemapuan transformasi sistem dengan
baik, para staff Operational Support Office di PT Allianz Syariah Cabang
Bandung juga antusias dalam menjalankan test sistem akuntansi PSAK
No. 111 tersebut.
c. Beta testing
Pada tahapan ini para staff Operational Support Office di PT Allianz
Syariah Cabang Bandung masih memiliki proses hambatan adaptasi pada
awal tahun 2011. Akan tetapi para staff Operational Support Office di PT
Allianz Syariah Cabang Bandung mulai terbiasa dengan sistem yang baru
setelah sistem berjalan secara paralel dengan PSAK No. 59 setelah kurang
lebih 6 bulan berjalan. Dengan adanya sistem konversi dengan metode
paralel yang dilakukan manajemen PT Allianz Syariah, hal ini terbukti
efektif dalam menghindari serta meminimalisir kesalahan selama proses
konversi sistem berlangsung. Konversi yang dilakukan dengan
menggantikan suatu bagian dari sistem PSAK 59 atau PSAK 101 dengan
sistem PSAK 111 melalui metode paralel, hal ini dapat menghindarkan
repository.unisba.ac.id
94
resiko yang ditimbulkan oleh konversi langsung dan memberikan waktu
yang banyak kepada para staff Operational Support Office di PT Allianz
Syariah untuk beradaptasi terhadap perubahan. Dengan pendekatan seperti
ini, akhirnya semua sistem akuntansi berdasarkan PSAK No. 59 dan
PSAK No. 101 akan tergantikan oleh sistem akuntansi berdasrkan PSAK
No. 111. Kelebihan dari sistem konversi paralel yang diterapkan
manajemen PT Allianz Syariah ini yaitu, kecepatan perubahan dalam
organisasi tertentu bisa diminimalisasi, dan sumber-sumber pemrosesan
data dapat diperoleh sedikit demi sedikit selama periode waktu yang luas.
Sistem konversi ini dianggap oleh pihak manajemen PT Allianz Syariah
lebih aman daripada konversi langsung. Dengan metode Konversi Paralel
ini, sistem akuntansi berdasarkan PSAK No. 111 diimplementasikan
beberapa kali, yang secara sedikit demi sedikit mengganti sistem PSAK
No. 101. Metode ini juga menghindarkan dari resiko yang ditimbulkan
oleh konversi langsung dan memberikan waktu yang banyak kepada para
staff Operational Support Office di PT Allianz Syariah Cabang Bandung
untuk mengasimilasi perubahan. Hal ini meskipun benyak manfaatnya,
namun diperlukan biaya khusus untuk mengembangkan interface temporer
dengan sistem PSAK No. 101. Selain itu daya terapnya terbatas dan
kemungkinan bisa terjadi kemunduran semangat, dikarenakan orang-orang
tidak pernah merasa menyelesaikan sistem.
Berdasarkan berbagai uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa upaya
yang dilakukan oleh manajemen PT Allianz Syariah Cabang Bandung dalam
mengatasi kendala pelaksanaan konversi sistem akuntansi, hal ini dilakukan
repository.unisba.ac.id
95
dengan cara berkoordinasi bersama pihak Ikatan Akuntan Indonesia sebagai
konsultan sekaligus fasilitator. Selain itu, upaya lain dalam mengatasi kendala
pelaksanaan konversi sistem akuntansi PSAK No. 59 kepada PSAK No. 111
manajemen PT Allianz Syariah melakukan up-grading bagi para staff
akuntingnya terutama pada Operational Suppor Office di PT Allianz Syariah
Cabang Bandung.
repository.unisba.ac.id