BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN MANAJEMEN PEMBIAYAAN...
Transcript of BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN MANAJEMEN PEMBIAYAAN...
119
BAB IV
ANALISIS PELAKSANAAN MANAJEMEN PEMBIAYAAN
PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN MUTU MADRASAH DI MA
AL-IRSYAD GAJAH DEMAK
A. Analisis Perencanaan Pembiayaan Pendidikan di MA Al-Irsyad Gajah
Demak
Perencanaan merupakan suatu proses penentuan tujuan atau sasaran
yang hendak dicapai dalam menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan
untuk mencapai tujuan yang efisien dan seefektif mungkin dilakukan oleh MA
Al-Irsyad Gajah Demak melakukan perencanaan keuangan yang melibatkan
orang tua siswa, komite sekolah dan masyarakat desa. Sebelum perencanaan
keuangan Madrasah dibuat, dari pihak Yayasan memberikan surat
pemberitahuan kepada orang tua siswa untuk hadir dalam perencanaan
anggaran keuangan Madrasah. Ada beberapa hal yang dilakukan MA Al-
Irsyad Gajah Demak dalam melaksanakan perencanaan pembiayaan
pendidikan diantaranya:
1. Penyusunan rencana anggaran pendapatan belanja Madrasah Dalam
penyusunan rencana anggaran belanja Madrasah di MA Al-Irsyad Gajah
Demak merencanakan kebutuhan-kebutuhan untuk kegiatan-kegiatan yang
akan dilaksanakan oleh Madrasah dalam jangka waktu 1 tahun kedepan.
Setidaknya ada 9 sektor diantaranya: 1). gaji, 2). alat tulis kantor, 3).
kegiatan pembelajaran, 4). kegiatan kesiswaaan, 5). sarana dan prasarana,
120
6). belanja barang dan bahan habis pakai, 7). biaya jasa, 8). transportasi,
rapat dan 9). biaya lain-lain yang tidak terduga
Perencanaan anggaran ini berisi rancangan anggaran penerimaan dan
pengeluaran yang digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan-
kegiatan Madrasah dalam 1 tahun kedepan. Anggaran bagi MA Al-Irsyad Gajah
Demak difungsikan sebagai alat penaksir kebutuhan biaya yang diperlukan dan
rincian pengeluaran beserta kegiatannya. Anggaran yang berisi perkiraan
pendapatan dari berbagai jenis sumbangan dan pengeluaran untuk berbagai
kebutuhan Madrasah.
Perencanaan pembiayaan dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan dialokasikan sebagai berikut:
a. Standar isi
Perencanaan pembiayaan standar isi berjumlah 8,547,500 yang
diperoleh dari dana bos 8,547,500 diarahkan bagi peningkatan kualitas
kurikulum di A Al-Irsyad Gajah Demak.
b. Standar Proses
Perencanaan pembiayaan standar proses berjumlah 9,192,000
yang diperoleh dari dana bos 9,192,000 diarahkan bagi peningkatan
kualitas perangkat pembelajaran di MA Al-Irsyad Gajah Demak.
c. Standar Kompetensi Lulusan
Perencanaan pembiayaan standar proses berjumlah 92,952,000
yang diperoleh dari dana bos 92,952,000 diarahkan bagi peningkatan
121
kualitas peserta didik dalam bidang akademik di MA Al-Irsyad Gajah
Demak.
d. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Perencanaan pembiayaan standar pendidik dan tenaga
kependidikan berjumlah 7,750,000 yang diperoleh dari dana bos
7,750,000 diarahkan bagi peningkatan kualitas peserta didik dalam
bidang akademik di MA Al-Irsyad Gajah Demak.
e. Standar Sarana dan Prasarana
Perencanaan pembiayaan standar sarana dan prasarana
berjumlah 149,575,000 yang diperoleh dari dana bos 149,575,000
diarahkan bagi peningkatan pengadaan dan pemeliharaan
perlengkapan dan peralatan yagn dimiliki MA Al-Irsyad Gajah
Demak.
f. Standar Pengelolaan
Perencanaan pembiayaan standar standar pengelolaan tidak
menjadi prioritas peningkatan pada tahun ajaran 2014/2015 di MA Al-
Irsyad Gajah Demak.
g. Standar Pembiayaan
Perencanaan pembiayaan standar pembiayaan berjumlah
67,680,000 yang diperoleh dari dana bos 67,680,000 diarahkan bagi
peningkatan kesejahteraan guru dan pegawai bagi peningkatan
profesionalisme dimiliki MA Al-Irsyad Gajah Demak.
122
h. Standar Penilaian Pendidikan.
Perencanaan pembiayaan standar pembiayaan berjumlah
71,573,500 yang diperoleh dari dana bos 71,573,500 diarahkan bagi
peningkatan kesejahteraan guru dan pegawai bagi peningkatan
profesionalisme dimiliki MA Al-Irsyad Gajah Demak.
Beberapa perencanaan di atas menunjukkan MA Al-Irsyad Gajah
Demak mengarahkan kegiatan pembiayaan bagi peningkatan mutu
Madrasah baik akademik maupun non akademik, fisik maupun non fisik
bagi terciptanya lembaga pendidikan yang berkualitas. MA Al-Irsyad
Gajah Demak juga memfokuskan anggaran untuk mempertahankan
kualitas perpustakaan dengan memfosting perkembangan perpustakaan,
karena perpustakaan merupakan sumber utama dalam meningkatkan mutu
Madrasah dan MA Al-Irsyad Gajah Demak memiliki prestasi memuaskan
yaitu juara pertama tingkat nasional dalam pengelolaan perpustakaan.
Hasil akhir rapat tahunan berupa pengeluaran dan pendapatan atau
penerimaan yang kemudian disusun menjadi RAPBM. Sumber pendapatan
atau penerimaan dana yang diterima oleh MA Al-Irsyad Gajah Demak
berupa penerimaan rutin dan penerimaan non rutin. Pendapatan ini
biasanya berasal dari siswa, yayasan, pemerintah dan dana sukarela dari
masyarakat kemudian yang digunakan untuk membiayai pengeluaran untuk
kegiatan Madrasah sesuai dengan program yang telah ditetapkan. MA Al-
Irsyad Gajah Demak juga menerapakan manajemen yang transparan
melibatkan seluruh warga sekolah. Data dan informasi yang diusulkan oleh
123
Madrasah, kemudian ditawarkan kepada orang tua siswa serta masyarakat
sekitar khususnya dari penyumbang dana.
2. Pengembangan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Madrasah
Pada proses perencanaan telah ditentukan tujuan atau sasaran yang
hendak dicapai, kemudian proses selanjutnya adalah proses pengembangan
RAPBM di MA Al-Irsyad Gajah Demak dengan membentuk kelompok
kerja yang terdiri dari Madrasah beserta wakil kepala Madrasah, bendahara
dan staf tata usaha dalam rapat akhir tahun atau awal tahun dalam rapat ini
merencanakan kebutuhan-kebutuhan apa yang memerlukan anggaran dana
berdasarkan proposal yang diberikan guru melalui wakil kepala Madrasah
baik meliputi kurikulum, kesiswaan, sarana dan prasarana dan lainnya.
Kelompok kerja ini memiliki tugas antara lain melaksanakan
perhitungan kebutuhan biaya yang harus dikeluarkan berdasarkan perkiraan
kebutuhan sesuai dengan kebutuhan Madrasah. Selanjutnya dikelompokkan
dan dilakukan perhitungan sesuai dengan kebutuhan Madrasah. Perkiraan
kebutuhan biaya yang dilakukan oleh kelompok kerja selanjutnya diseleksi
alokasi yang diperkirakan sangat mendesak dan tidak dapat dikurangi
sedangkan yang dipandang tidak mengganggu kelancaran kegiatan
pendidikan khususnya proses belajar mengajar. Maka dapat dilakukan
dengan pedoman skala prioritas. Kegiatan ini dilakukan pada awal tahun
atau akhir tahun.
Selain itu, penyusunan rencana program, kegiatan dan pembiayaan
MA Al-Irsyad Gajah Demak kepada isu-isu strategis bidang pendidikan, serta
124
membuat analisis lingkungan eksternal dan internal yang tertuang dalam
analisis SWOT, yaitu analisis yang memuat tentang kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman. Dengan menganalisis kelemahan, dapat diketahui
komponen-komponen yang dianggap sebagai faktor penghambat peningkatan
kinerja, dan diperlukan strategi peningkatan kinerja untuk menutupi kelemahan
tersebut. Analisis kekuatan merupakan suatu potensi yang dapat ditingkatkan
bagi pengembangan institusi. Peluang merupakan suatu data-data dari faktor
eksternal yang mendukung pelaksanaan pelaksanaan pengembangan yang
harus diberdayakan, sedangkan ancaman adalah faktor-faktor eksternal yang
mengancam eksistensi organisasi yang harus diminimalisir.
Menurut penelitian di lapangan, hasil rapat kerja menghasilkan
kegiatan skala prioritas untuk penyusunan rencana program dan kegiatan yang
mengarah pada peningkatan mutu madrasah yang berdasarkan pada delapan
standar mutu sekolah. Karena penetapan skala prioritas menganalisis
permasalahan-permasalahan yang dihadapi unit-unit dengan didukung data dan
informasi yang akurat, berikut dengan upaya pemecahan masalahnya.
Perencanaan suatu kegiatan dan alokasi biaya yang tepat dan
berkeadilan dilakukan MA Al-Irsyad Gajah Demak berdasarkan prioritas
program dan kegiatan yang telah ditetapkan dalam rencana kerja dengan setiap
wakil kepala Madrasah masing-masing bidang pendidikan telah membuat
rancangan program kegiatan kemudian diajukan kepada kepala Madrasah
untuk mendapat pengesahan.
125
Berbagai perencanaan pembiayaan yang dilakukan di MA Al-Irsyad
Gajah Demak sesuai dengan pendapat Fatah (2004: 50) yang menyatakan
perencanaan pendidikan adalah keputusan yang diambil untuk melakukan
tindakan selama waktu tertentu agar sistem pendidikan menjadi lebih efektif
dan efisien, serta menghasilkan pendidikan bermutu yang relevan dengan
kebutuhan pembangunan. Hal ini dilakukan agar nantinya visi dan misi yang
ada pada MA Al-Irsyad Gajah Demak dapat tercapai dengan baik melalui
perencanaan pembiayaan yang baik sehingga terwujud mutu pendidikan
sebagaimana menurut Mulyasa (2004: 212) bahwa perencanaan pembiayaan ini
dimaksudkan untuk dapat tercapainya tujuan pendidikan dan tujuan sekolah sesuai
dengan yang diharapkan.
Suatu rencana sebaiknya disusun dengan analisis kebutuhan,
pencapaian tujuan dan beorientasi kepada hasil kegiatan dan mutu pendidikan.
Dalam kaitan ini Handayaningrat (2000:11) menjelaskan sebagai berikut:
1. Hasil akhir: yaitu spesifikasi dari berbagai tujuan/sasaran, target
perencanaan. Di sini ditentukan apa yang ingin dicapai dan bilamana kita akan mencapainya.
2. Alat-alat: yaitu meliputi pemilihan kebijaksanaan, strategi, prosedur
dan prakteknya. Di sini ditentukan dengan apa dapat menyelesaikan rencana.
3. Sumber-sumber: yaitu meliputi kuantitas, mendapatkan dan mengalokasikan bermacam sumber, antara lain: tenaga kerja, keuangan, material dan sebagainya.
4. Pelaksanaan: yaitu penentuan prosedur pengambilan keputusan dan cara mengorganisasikannya sehingga rencana tersebut dapat
dilaksanakan dan 5. Pengawasan: yaitu menentukan apa yang akan dilakukan dalam
menemukan kesalahan, kegagalan rencana dan untuk mencegah atau
memperbaiki kesalahan selanjutnya. Perencanaan anggaran yang baik selalu membuat kajian dan analisa
cara memanfaatkan dana secara efisien, dialokasikan secara tepat sesuai
126
dengan skala prioritas. Hal ini mengingat sumber dana untuk anggaran
pendidikan sangat terbatas, sementara kebutuhan alokasi biaya pendidikan
sangat banyak dan besar. Untuk itu, maka perlunya prosedur penyusunan
anggaran.
B. Analisis Pelaksanaan Pembiayaan Pendidikan di MA Al-Irsyad Gajah
Demak
Pelaksanaan manajemen pembiayaan di MA Al-Irsyad Gajah Demak
dalam prosesnya melakukan berbagai perundingan mengenai hasil dari
RAPBM. Biasanya program tersebut yang membutuhkan tambahan biaya
disesuaikan dengan besarnya biaya yang akan dikeluarkan. Dalam
pelaksanaannya bendahara bertugas sebagai pengatur apabila ada uang yang
masuk baik dari siswa maupun dari pemerintah maupun yayasan. Mengatur
bagaimana penerimaan keuangan dipergunakan sebagaimana mestinya. Serta
bertugas mengatur pengeluaran untuk dialokasikan kepada masing-masing
bidang pendidikan sesuai dengan yang tercantum dalam program kegiatan di
RAPBM. Pelaksanaan manajemen pembiayaan MA Al-Irsyad Gajah Demak
mempunyai dua jenis kegiatan penerimaan dan pengeluaran.
1. Penerimaan
Pembiayaan pendidikan sebagaimana disebutkan dalam Peraturan
Menteri Agama No 90 Tahun 2013 tentang penyelenggaraan pendidikan
Madrasah menyatakan bahwa pembiayaan Madrasah bersumber dari
pemerintah, pemerintah daerah, penyelenggara Madrasah, masyarakat dan
sumber dari manapun yang sah dan tidak melanggar aturan hukum yang
127
berlaku. Pembiayaan tersebut dipergunakan sebagai biaya investasi, biaya
operasi dan personal yang mengarah pada lembaga pendidikan yang
berkualitas.
Penerimaan biaya di MA Al-Irsyad Gajah Demak berasal dari
pendapatan rutin dan non rutin. Pendapatan rutin berasal dari Uang
pendaftaran, Uang kegiatan 1 tahun, Shodaqoh, setiap bulannya dan
sumbangan dari orang tua siswa, biasanya dilakukan pada awal tahun
berupa infaq pemeliharaan dan pengembangan sarana prasarana dan
seragam, uang kegiatan selama 1 tahun dan lain-lain yang digunakan untuk
membiayai semua kegiatan pendidikan. Sedangkan pendapatan non rutin
berasal dari bantuan pemerintah seperti BOS dan badan usaha yang
dimiliki yayasan dan sukarela Sumbangan sukarela merupakan sumbangan
yang di terima Madrasah dari perseorangan maupun masyarakat.
Sumbangan sukarela ini berupa hibah, waqaf tanah, sumbangan material
dan sumbangan bangunan. Sebagaimana menurut Siagian (t.th.: 133)
bahwa penerimaan merupakan sumber dana yang dibutuhkan oleh sekolah
baik dari intern sekolah seperti iuran siswa maupun bantuan dari luar
seperti instansi pemerintah maupun swasta. Penerimaan keuangan sekolah
dari sumber-sumber dana perlu dibukukan berdasarkan prosedur
pengelolaan yang selaras dengan ketetapan yang disepakati, baik berupa
konsep teoritis maupun peraturan pemerintah. Penerimaan keuangan
sekolah tersebut bersumber dari pemerintah, penerimaan khusus untuk
pendidikan seperti bantuan atau pinjaman luar negeri yang diperuntukkan
128
bagi pendidikan, uang sekolah dan sumbangan sukarela dari orang tua
maupun masyarakat.
Proses penerimaan keuangan tergolong panjang melalui persetujuan
antara lain dari pengawas keuangan, bendahara, pembantu direktur
keuangan melalui kwitansi berita acara biasanya penerimaan berasal dari
siswa penerimaan keuangan diterima oleh tata usaha bidang keuangan,
sedangkan penerimaan keuangan yang berasal dari pemerintah dan yayasan
diterima langsung pada bendahara. Biasanya uang yang telah diterima
langsung disimpan dalam bank demi keamanan.
2. Pengeluaran
Pelaksanaan pengeluaran di Madrasah Aliyah Al-Irsyad Gajah
Demak meliputi pengeluaran rutin dan pengeluaran non rutin. Pengeluaran
rutin meliputi biaya pengeluaran rutin yang setiap bulan dikeluarkan.
Pengeluaran non rutin meliputi biaya pengeluaran yang tidak dikeluarkan
setiap bulan. Pengeluaran non rutin ini dilaksanakan jika ada kebutuhan
mendadak atau kebutuhan yang dilaksanakan setiap tahun sekali dan juga
kebutuhan yang sebelumnya direncanakan pada RAPBM.
Secara garis besar program utama pembiayaan yang dilakukan oleh
MA Al-Irsyad Gajah Demak di berikan dengan post-post antara lain:
a. Post Kurikulum
Ada dua sektor utama yang perhatian dari pendanaan di bidang
kurikulum yaitu pengembangan mutu sumber daya manusia melalui
129
detail kegiatan dan peningkatan penunjang kegiatan pembelajaran
seperti alat belajar.
b. Post kesiswaan
Ada lima sektor utama yang perhatian dari pendanaan di bidang
kesiwaan yaitu: Penerimaan siswa, keterampilan, pengembangan diri, bakat
minat dan seni.
c. Post saran dan prasarana
Ada empat sektor utama yang perhatian dari pendanaan di
bidang sarana dan prasarana yaitu:
1) Pengadaan saspras untuk mendukung kegiatan belajar mengajar
seperti pembangunan gedung, asrama, perlengkapan alat bahan
2) Pemeliharaan bisa dilakukan secara berkala dan insidental
3) Inventerasisasi
4) Pemanfaatan dari sarana dan prasarana
d. Pos kegiatan masyarakat
Post kegiatan kemasyarakatan di bawah waka humas,
pendanaan pada kehumasan bertujuan agar dalam melaksanakan
hubungan dengan masyarakat secara optimal, beberapa kegiatan humas
yang membutuhkan anggaran pembiayaan diantaranya:
1) Mengadakan pertemuan Wali Murid
2) Musyawarah Kegiatan Belajar
3) Home visit
4) Surat
130
5) Publisitas Sekolah
6) HBI dan HBN
7) Kalender
e. Post perpustakaan
Post perpustakaan di bawah kendali kepala bidang
kepustakaan, perpustakaan menjadi post utama karena perpustakaan
menjadi alat penting dalam meningkatkan mutu pendidikan. Proses
pendanaan yang baik dan pengelolaan yang sistematis mengantarkan
MA Al-Irsyad Gajah Demak menjadi juara satu perpustakaan tingkat
nasional.
Upaya meningkatkan mutu pendidikan khususnya di MA Al-Irsyad
Gajah Demak merupakan bagian penting dalam meningkatkan kualitas
sumber daya yang ada dalam madrasah untuk dikembangkan ke rah
kualitas yang terbaik yang mengacu pada delapan standar mutu pendidikan.
MA Al-Irsyad Gajah Demak mengelola sumber-sumber dana dikelola
berdasarkan prosedur pengelolaan yang selaras dengan ketepatan yang
disepakati, baik berupa konsep teoritis maupun peraturan pemerintah.
Berdasarkan hasil lapanagan prosedur penerimaan keuangan MA Al-Irsyad
Gajah Demak dilakukan berdasarkan prosedur tidak menyimpang dari
petunjuk penggunaan dan pengeluaran yang telah di sepakati dalam
RAPBM, hal ini sesuai pendapat Mulyasa (2003: 203-204) bahwa untuk
mengefektifkan pembuatan perencanaan keuangan sekolah, maka yang
sangat bertanggung jawab sebagai pelaksana adalah kepala sekolah. Kepala
131
sekolah harus mampu mengembangkan sejumlah dimensi pembuatan
administratif. Kemampuan untuk menerjemahkan program pendidikan ke
dalam ekuivalen keuangan merupakan hal penting dalam penyusunan
anggaran belanja. Kegiatan membuat anggaran belanja bukan pekerjaan
rutin atau mekanis, melibatkan pertimbangan tentang maksud-maksud
dasar dari pendidikan dan program. Berdasarkan perspektif tersebut
perencanaan keuangan sekolah harus dapat membuka jalan bagi
pengembangan dan penjelasan konsep-konsep tentang tujuan-tujuan
pendidikan yang diinginkan, dan merancang cara-cara pencapaiannya
Pengelolaan pembiayaan di MA Al-Irsyad Gajah Demak dikelola
langsung oleh bendahara. Sedangkan kepala Madrasah MA Al-Irsyad Gajah
Demak hanya bertugas mengelola kegiatan pendidikan di Madrasah. Kepala
Madrasah bertugas pelaksana bagaimana meningkatkan mutu pendidikan yaitu
dengan mengkoordinir kegiatan-kegiatan demi berlangsungnnya peningkatan
mutu pendidikan melalui pembiayaan yang telah diatur oleh pembantu direktur
bidang keuangan. Manajemen pembiayaan dalam meningkatkan mutu
pendidikan di Madrasah perlu memperhatikan tiga komponen penentu
keberhasilan Madrasah dalam meningkatkan mutu pendidikan yang
membutuhkan perhatian pengalokasian dana antara lain:
1. Siswa
Dalam usaha peningkatan mutu pendidikan siswa merupakan
sumber daya terpenting dalam proses pembelajaran dan juga kegiatan
sekolah. Wahana yang paling tepat untuk melibatkan para siswa adalah
132
kegiatan-kegiatan ko kurikuler atau ekstrakurikuler (Sumidjo, 2008: 239).
Semakin banyak kegiatan yang di ikuti siswa maka akan menambah
pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki siswa. ekstrakurikuler ini
bertujuan untuk mempertajam pemahaman terhadap keterkaitan dengan
mata pelajaran kurikuler.
Para siswa dibina kearah mantapnya pemahaman, kesetiaan dan
pengalaman nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, watak dan kepribadian bangsa, budi pekerti luhur, kesadaran
berbangsa dan bernegara, keterampilan dan kemandirian, olahraga dan
kesehatan serta persepsi, apersepsi dan kreasi seni (Sumidjo, 2008: 241-
242).
Mengingat begitu pentingnya ekstrakurikuler dalam meningkatkan
kualitas siswa, untuk itu pengelola Madrasah memberikan anggaran
kegiatan untuk menunjang tercapainya proses kegiatan agar berjalan
dengan lancar. Tanpa adanya pengalokasian dana yang cukup pelaksanaan
kegiatan tidak akan berjalan dengan lancar. Maka dari itu kegiatan
ekstraklurikuler yang ada di MA Al-Irsyad Gajah Demak ini telah
mendapat pengalokasian dana yang telah tercantum dalam RAPBM. Jika
dalam pelaksanaannya kegiatan ekstrakurikuler dapat mengajukan proposal
kegiatan untuk diserahkan kepada pihak Madrasah, hal ini terarah sesuai
pendapat Alma (2003: 63-65) yang menyatakan “Sebagai suatu lembaga
penghasil jasa, Madrasah harus mampu memberikan pelayanan yang
bermutu, dengan pimpinan yang betul-betul berkualifikasi baik”.
133
Layanan akademik dalam konteksnya memposisikan guru selain
harus profesional yang ditandai dengan penguasaan terhadap bahan ajar
dengan baik, serta penguasaan berbagai strategi pembelajaran dan teknik-
teknik evaluasi, juga harus mampu mengembangkan strategi pembelajaran
yang membelajarkan siswa, dan tidak membiarkan siswa tertinggal,
sehingga tidak ada siswa yang kompetensinya di bawah standar. Semua
akan keluar dengan kompetensi ideal bahkan bagi siswa-siswa yang
memiliki kemampuan belajar akselaratif, guru harus memberi mereka
peluang untuk memperkaya pengalaman keilmuannya dengan mempelajari
berbagai bahan ajar lain, saat teman lainnya melakukan reinforcement atau
penguatan bersama gurunya (Rosyada, 2004: 297), sehingga kepuaaan dari
siswa dalam beljar benar-benar terpenuhi yang pada gilirnnya akan
meningkatkan mutu pendidikan di MA Al-Irsyad Gajah.
2. Guru
Guru merupakan salah satu faktor yang mepengaruhi kualitas siswa.
guru mempunyai peranan penting menjadi media dalam proses
pembelajaran siswa. mutu siswa tergantung bagaimana peran guru dalam
memberikan pembelajaran yang tepat kepada siswanya. Proses
pembelajaran yang ada di Madrasah Aliyah Al-Irsyad Gajah Demak masih
menggunakan pembelajaran konvensional antara lain menggunakan sistem
Sorogan karena Madrasah ini berbasis pesantren.
Selain itu jenjang pendidikan yang telah ditempuh oleh guru juga
mempengaruhi peningkatan mutu pendidikan. Di MA Al-Irsyad Gajah
134
Demak masih terdapat guru yang berpendidikan terakhir Madrasah Aliyah
dan pesantren. Untuk meningkatkan profesionalisme guru di MA Al-Irsyad
Gajah Demak mendapatkan bantuan dari Kemenag yaitu peningkatan
profesionalisme guru dengan adanya program peningkatan profesionalisme
mutu guru yaitu adanya pelatihan, diklat, workshop diharapkan dapat
meningkatkan kualitas guru dalam proses belajar mengajar.
Adanya peningkatan kinerja ini dimaksudkan akan dapat
meningkatkan profesionalisme kerja guru. Peningkatan kesejahteraan ini
bertujuan untuk mengacu peningkatan mutu dalam proses pendidikan dan
pembelajaran sehingga guru dapat berlomba-lomba dalam meningkatkan
kinerja mengajarnya dan secara bersamaan akan berimplikasi pada kualitas
dalam peningkatan mutu pendidikan. Hal ini sesuai dengan pendapat
Subroto, (2004: 198-199) yang menyatakan guru harus menyediakan pengalaman
pembelajaran yang menghasilkan output yang baik, customers mereka (orang tua,
lapangan kerja) tidak akan menyukainya dan para guru, harus dilatih dan dilatih
kembali dalam pengembangan mutu guru harus melatih siswa agar menjadi warga
dan pekerja masa depan dengan mengembangkan kemampuan pengendalian diri,
pengambilan keputusan, dan pemecahan masalah.
Mutu pendidikan sangat ditentukan oleh kualitas pengemasan
pelajaran dan metodologi yang digunakan oleh pengajar (guru) (Depag RI
Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 2001: 41).
Sebagai pengajar guru berfungsi sebagai komunikator sumber dan penyedia
informasi. Bagaimana guru menyaring, mengevaluasi informasi yang
tersedia dan mengolahnya ke dalam suatu bentuk yang cocok bagi
135
kelompok penerima suatu informasi, sehingga kelompok penerima
informasi dapat memahami informasi itu dalam pengetahuan tertentu yang
ditransfer kepada para pelajar, sehingga membantu membawa atau
mengantar mereka baik secara individu maupun kelompok kepada tingkat
perkembangan kepribadian yang lebih tinggi dari apa yang dimiliki
sebelumnya.
3. Sarana dan prasarana
Faktor yang mempengaruhi peningkatan mutu proses pembelajaran
salah satunya adalah sarana dan prasarana pendidikan. Agar sarana
prasarana pendidikan dapat terus berdaya guna aktif dalam proses
pembelajaran pihak Madrasah harus terus melakukan perkembangan dan
penambahan sarana dan prasarana pendidikan sesuai dengan perkembangan
zaman, karena zaman sekarang teknologi semakin berkembang terutama
dalam bidang pendidikan.
Sarana dan prasarana yang ada di MA Al-Irsyad Gajah Demak
perlu mendapat perhatian pengelolaan pengalokasian dan untuk
mendapatkan sarana dan prasarana yang baik sehingga dapat menunjang
proses pembelajaran siswa. Menurut lainnya Mastuhu, (2003: 66)
pengelolaan suatu unit pendidikan, mutu dapat dilihat dari: “masukan”,
yang meliputi: siswa, tenaga pengajar, administrator, dana, sarana,
prasarana, kurikulum, buku-buku perpustakaan, laboratorium, dan alat
pembelajaran. “Proses”, yang meliputi: pengelolaan lembaga, pengelolaan
program studi, pengelolaan kegiatan belajar mengajar, interaksi akademik,
136
seminar, penelitian, wisata ilmiah. dan “hasil”, yang meliputi: lulusan,
temuan-temuan, perilaku/akhlak, hasil-hasil, kinerja
Pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan yang ada di MA Al-
Irsyad Gajah Demak selain mendapatkan dana yang berasal dari yayasan
juga mendapatkan dana swadaya dari orang tua siswa. Pengalokasian dana
untuk pengelolaan sarana dan prasarana di MA Al-Irsyad Gajah Demak
telah tercantum dalam perencanaan RAPBM.
Agar pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan dapat
mempengaruhi mutu pendidikan perlu partisipasi aktif dari guru dan murid,
serta perlunya dukungan dari kepala Madrasah untuk mewujudkannya. Sarana
dan prasarana pendidikan yang sudah ada perlu dimaksimalkan penggunaannya
karena dengan demikian sarana dan prasarana tersebut akan terus berdaya guna
aktif terhadap proses pembelajaran.
Biaya pendidikan dalam penelitian ini adalah biaya yang dikeluarkan
oleh individu (peserta didik) untuk mengikuti pendidikan, dari sudut lembaga
penyelenggara pendidikan serta dari sudut negara dan masyarakat yang juga
mengeluarkan dana untuk pendidikan yang meliputi uang sekolah (SPP, uang
laboratorium, uang komputer, uang gedung, uang komite dll. Sebagai
konsekuensi keberadaan sekolah swasta). uang transport, pakaian seragam
sekolah, alat tulis, buku dan alat pelajaran, konsumsi, akomodasi (kalau ada),
dan pengeluaran lainnya.
Besar atau kecilnya anggaran yang disalurkan untuk membiayai
penyelenggaraan pendidikan akan berbeda satu sama lain, tergantung pada
137
jenjang dan jenis satuan atau sistem dimana proses penyelenggaraan
pendidikan dilaksanakan. Penggunaan anggaran dalam pembiayaan pendidikan
tetap harus berpedoman pada azas efisiensi dan efektivitas. Hal ini
sebagaimana dijelaskan oleh Pidarta (2000:253) sebagai berikut :
Maksud dari efisiensi dalam menggunakan dana pendidikan adalah
penggunaan dana yang harganya sesuai atau lebih kecil daripada produksi dan layanan pendidikan yang telah direncanakan. Atau secara lebih luas
biaya pendidikan lebih kecil daripada produksi pendidikan bila semuanya dapat diuangkan. Sementara itu yang dimaksud dengan dana tersebut tujuan pendidikan yang telah direncanakan bisa dicapai dengan relatif
sempurna.
Merujuk pada kutipan di atas memberi kejelasan bahwa efisiensi
merupakan asas yang harus menjadi pedoman dalam pelaksanaan manajemen
pembiayaan pendidikan. Dalam kaitan ini Hough (2001:107) menyatakan
bahwa, “Ketidakefisiensian pengelolaan sumber-sumber biaya dan
pemanfaatannya selaku investasi dalam sistem pendidikan dapat memberikan
dampak negatif terhadap jumlah dan mutu produk pendidikan”.
Kondisi ini memberikan peluang cukup besar munculnya nilai
ekonomis yang rendah. Ketidakefisienan, karena ketidaktepatan dalam
penggunaan dana yang dapat mencakup dalam pengelolaan biaya dari beberapa
komponen utama sistem pendidikan, yaitu guru, siswa, kurikulum, sarana dan
prasarana.
C. Analisis Pengawasan atau Evaluasi Pembiayaan Pendidikan di MA Al-
Irsyad Gajah Demak
Pelaksanaan kegiatan yang menggunakan sumber dana relatif terbatas,
memerlukan adanya pengawasan dan pengendalian yang bertujuan antara lain
138
agar semua komponen sistem bergerak secara efektif dan efisien. Menurut
Morphett (1975) bahwa, ”Pada dasarnya rencana dan pelaksanaan merupakan
satu kesatuan tindakan, walaupun hal ini sangat jarang terjadi. Pengawasan
diperlukan untuk melihat hasil yang telah dicapai”.
Pengawasan pembiayaan di MA Al-Irsyad Gajah Demak dilakukan
oleh kepala Madrasah dan wakil kepala Madrasah dengan cara mengecek
setiap awal bulan serta akhir bulan kepada bendahara. Pengawasan
pembiayaan di bagi menjadi 2, jika dana dari masyarakat pengawasan
dilakukan Madrasah dan yayasan, kalau dana dari pemerintah dilaporkan
kepada pemerintah yang sesuai dengan aturan pemerintah
Pemeriksaan terhadap pendapatan keuangan Madrasah di MA Al-
Irsyad Gajah Demak ini dilakukan dari dua arah yaitu dari internal Madrasah
yang dilakukan oleh kepala Madrasah dan dari eksternal Madrasah yang
dilakukan oleh pihak yayasan, komite sekolah dan masyarakat desa.
Pemeriksaan ini menilai mengenai sumber-sumber dana yang dimungkinkan
yang biasanya bersumber dari orang tua siswa dan pemerintah, bantuan
masyarakat, sumbangan suka rela dari orang tua siswa, dan kegiatan wira
usaha sekolah.
Pengelolaan keuangan Madrasah pada pelaksanaan Madrasah sistem
terlalu rumit sehingga apabila ada kebutuhan keuangan untuk program
kegiatan mendadak dari masing-masing bidang keuangan maka proses
pencairan dana melalui dua tahapan sehingga dana prosesnya berjalan lama
ketika dibutuhkan. Selain itu tidak adanya pertanggungjawaban pada komite
139
Madrasah mengakibatkan pertanggungjawabannya hanya pada kepala
Madrasah dan bendahara yang mengetahui keuangan. MA Al-Irsyad Gajah
Demak sedang menyusun program pengawasan melalui melakukan E Bugeting
yang aktif dilakukan pada tahun 2016, dan sekarang dimulai oleh bendahara
dengan mencat semua pemasukan dan pengeluaran dalam program excel bukan
pada buku lagi, dengan memonitoring setiap bulan sekali berita acara
pemeriksaan atau auditing sehingga bisa dilihat siapa saja, karena MA Al-
Irsyad Gajah Demak yang merupakan Madrasah swasta besar maka perlu
transparansi pembiayaan Madrasah karena rawan dengan penyalahgunaan
anggaran.
Pengawasan dengan E Bugeting diperlukan untuk menghasilkan
informasi tentang penyelenggaraan berbagai kegiatan operasional yang sedang
terjadi. Informasi tersebut diperoleh dengan berbagai cara seperti dengan
pelaporan, hasil wawancara, penyebaran, kuesioner dan pengamatan langsung
oleh pengawas di lapangan. Pengamatan dilakukan dengan memantau atau
memonitoring kegiatan yang sedang dan telah dilakukan. Mekanisme
monitoring tersebut antara lain :
1. Melaksanakan pemantauan pada unit kerja atau pelaksana kegiatan untuk
mengumpulkan data dan informasi.
2. Menganalisis data dan informasi pelaksanaan kegiatan sebagai bahan
evaluasi.
3. Mengevaluasi hasil pelaksanaan kegiatan sebagai bahan laporan.
140
Pemantauan tidak hanya menerima bentuk laporan dari pelaksana
kegiatan, tetapi juga menganalisis kesesuaian kegiatan dan rencana, baik dari
aspek fisik maupun non fisik di lapangan. Misalnya, memonitor kesesuaian
spesifikasi barang, alat atau fisik lainnya antara laporan pertanggungjawaban
dengan barang sebelum diberikan kepada penggunanya oleh panitia pengadaan
dan penerima barang.
Sistem pengendalian yang dilakukan E Bugeting dilakukan secara
periodik, untuk menghindari penyimpangan-penyimpangan dari rencana yang
telah ditetapkan. Pengawasan internal secara periodik untuk menghidari
penyimpangan-penyimpangan lebih dini atau tidak terlalu lama. Karena
apabila penyimpangan tersebut sudah terlalu jauh sulit dikendalikan. Berkaitan
dengan manajemen pembiayaan, maka pengendalian juga diarahkan untuk
mengevaluasi tahapan-tahapan penggunaan keuangan negara, yang dimulai
dari proses perencanaan sampai dengan pengendalian.
Supriadi (2003) merinci makna yang terkadung di dalam akuntabilitas
adalah, ”Cocok atau sesuai dengan peranan yang diharapkan; Menjelaskan dan
mempertimbangkan kepada orang lain tentang tindakan dan keputusan yang
diambil; dan suatu performan yang docok dan meminta pertimbangan kepada
orang lain”. Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa aspek yang
terkandung di dalam akuntabilitas antara lain: rasa puas dari pihak lain; model
kontrol dan kriteria ukuran.
Rasa puas dari pihak lain dapat terjadi apabila menurut kenyataan
mampu memenuhi apa yang telah ditentukan, tepat atau sesuai dengan kriteria
141
yang diinginkan dan tercermin di dalam kontrol yang dilakukan oleh pihak
lain. Dengan demikian, akuntabilitas adalah suatu keadaan performan para
petugas pengelola biaya yang mampu bekerja dan memberikan hasil kerja
sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan, sehingga memberikan rasa puas
pihak yang berkepentingan. Berdasarkan hal tersebut, Supriadi (2003:56)
merinci langkah-langkah untuk menentukan akuntabilitas sebagai berikut:
1. Kembangkan kriteria performan untuk setiap program
2. Siapkan pemeriksaan bebas untuk mengukur performan
3. Siapkan laporan kepada masyarakat tentang hasil pengukuran.
Sejalan dengan pendapat di atas, akuntabilitas merupakan peningkatan
sikap tanggung jawab pengelola meliputi :
1. Penggunaan sumber daya yang efisien dan efektif.
2. Kesesuaian anta tujuan, hasil dan kegiatan fungsional dan hasil dengan
moral, etika serta nilai masyarakat.
3. Kepedulian mengenai peningkatan kualitas yang berkelanjutan sesuai
dengan tuntugan pihak-pihak yang berkepentingan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa untuk mewujudkan dari
sikap akutantabilitas dalam pengelolaan biaya tercermin dari adanya
pembukuan, pemeriksaan dan pelaporan. Sistem pengendalian yang dilakukan
oleh MA Al-Irsyad Gajah Demak dilakukan secara periodik, untuk
menghindari penyimpangan-penyimpangan dari rencana yang telah ditetapkan.
Pengawasan internal secara periodik untuk menghidari penyimpangan-
penyimpangan lebih dini atau tidak terlalu lama. Karena apabila penyimpangan
142
tersebut sudah terlalu jauh sulit dikendalikan. Berkaitan dengan manajemen
pembiayaan, maka pengendalian juga diarahkan untuk mengevaluasi tahapan-
tahapan penggunaan keuangan negara, yang dimulai dari proses perencanaan
sampai dengan pengendalian.