Bab iv

37
BAB IV ANALISA PUTUSAN PENGADILAN (Putusan No: 276 / PID.SUS / 2011 / PN.JKT.BAR) A. Identitas Terdakwa : Nama lengkap : Kurnia Widodo Tempat Lahir : Medan Umur/Tanggal Lahir : 36 Tahun/1 September 1974 Jenis Kelamin : Laki-laki Kebangsaan : Indonesia Tempat Tinggal : Jalan PHH Mustofa Gang Sukaharja No. 232 RT. 07/03 Kelurahan Sukapada, Kecamatan Cibeunying Kidul, Kotamadya Bandung Agama : Islam Pekerjaan : Guru Pendidikan : Sarjana B. Koronologi Kasus Bahwa terdakwa Kurnia Widodo alias Bobby bersama-sama dengan Abdul Ghofur alias Budi Hariyanto, Pahrul Ruji Tanjung alias Bayu, Helmy Priwardani alias Hamzah, dan Muhammad Iqbal alias Iqbal alias Ahong alias Kiki, pada sekitar bulan 73

Transcript of Bab iv

Page 1: Bab iv

BAB IV

ANALISA PUTUSAN PENGADILAN

(Putusan No: 276 / PID.SUS / 2011 / PN.JKT.BAR)

A. Identitas Terdakwa :

Nama lengkap : Kurnia Widodo

Tempat Lahir : Medan

Umur/Tanggal Lahir : 36 Tahun/1 September 1974

Jenis Kelamin : Laki-laki

Kebangsaan : Indonesia

Tempat Tinggal : Jalan PHH Mustofa Gang Sukaharja No. 232 RT.

07/03 Kelurahan Sukapada, Kecamatan Cibeunying

Kidul, Kotamadya Bandung

Agama : Islam

Pekerjaan : Guru

Pendidikan : Sarjana

B. Koronologi Kasus

Bahwa terdakwa Kurnia Widodo alias Bobby bersama-sama dengan Abdul

Ghofur alias Budi Hariyanto, Pahrul Ruji Tanjung alias Bayu, Helmy Priwardani alias

Hamzah, dan Muhammad Iqbal alias Iqbal alias Ahong alias Kiki, pada sekitar bulan

73

Page 2: Bab iv

Oktober 2009 sampai dengan tanggal 31 Juli 2010 atau setidak-tidaknya pada waktu lain

di tahun 2009 sampai dengan tahun 2010, bertempat di Jalan Manise Desa Sukaluyu

Kecamatan Cibiru Bandung, di Masjid As-Sunnah Cileunyi-Bandung atau setidak-

tidaknya di suatu tempat yang termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri

Subang, dan berdasarkan Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia

Nomor : 006/KMA/SK/I/2011 Tentang Penunjukan Pengadilan Negeri Jakarta Barat

untuk memeriksa dan mengadili sesuai dengan ketentuan Pasal 85 (KUHAP) melakukan

pemufakatan jahat, percobaan, atau pembantuan untuk melakukan tindak pidana

terorisme, yang secara melawan hukum memasukkan ke Indonesia, membuat,

menerima, mencoba memperoleh, menyerahkan atau mencoba menyerahkan,

menguasai, membawa, mempunyai persediaan padanya atau mempunyai dalam

miliknya, menyimpan, mengangkut, menyembunyikan, mempergunakan, atau

mengeluarkan ke dan/atau dan Indonesia sesuatu senjata api, amunisi, atau sesuatu

bahan peledak dan bahan-bahan lainnya yang berbahaya dengan maksud untuk

melakukan tindak pidana terorisme, yang dilakukan terdakwa pada pokoknya dengan

cara sebagai berikut :

- Bahwa pada sekitar bulan April 2009

terdakwa sebagai anggota Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) Subang. Kegiatan JAT

Subang melakukan pengajian rutin setiap malam minggu, disamping mengikuti

kegiatan rutin tersebut sejak tahun 2009 terdakwa juga mengikuti pengajian bulanan

yang diadakan di Masjid As-Sunnah Cileunyi-Bandung yang diisi oleh Ustad Aman

Abdurraman (Terpidana perkara terorisme “Bom Cimanggis” tahun 2003 di

74

Page 3: Bab iv

Pengadilan Negeri Jakarta Timur dan “Pendanaan Pelatihan Militer Aceh tahun

2010 di Pengadilan Negeri Jakarta Barat), pada pengajian tersebut terdakwa

berkenalan dengan Abdul Ghofur alias Budi Hariyanto, Bintang Juliardhi alias

Anggara Nusantara alias Banu, Yuli Harsono alias Abu Ayyas (meninggal dunia,

dalam kontak tembak dengan Densus 88 AT Polri di Klaten, Jawa Tengah), Pahrul

Ruji (terdakwa dalam berkas perkara terpisah, Helmy, Iqbal dan Abdul Ghofur;

- Bahwa tujuan dan visi Jamaah Ansharut

Tauhid (JAT) adalah untuk menegakkan syariat Islam melalui Dakwah dan Jihad

Fisabilillah yang dalam pemahaman JAT adalah perang sampai dengan tegaknya

syariat Islam melalui perang pemikiran dan angkat senjata. Dalam pemahaman para

anggota JAT tersebut diatas, penggunaan bom merupakan bagian dan pengertian

perang dengan mengangkat senjata sehingga dalam kelompok tersebut memiliki

senjata api, amunisi dan bahan peledak serta mempelajari cara membuat bom, Ustad

Aman Abdurahmman juga mengajarkan bahwa setiap orang yang tidak

mengamalkan syariat Islam maka halal untuk diperangi dengan cara ditembak dan

dibom sampai dengan tegaknya syariat Islam, sedangkan orang-orang yang

dianggap halal untuk diperangi yaitu semua aparat pemerintah yang tidak

menjalankan syariat Islam mulai dari Presiden, Menteri-Menteri, pemimpin

pemerintah pada tingkat Propinsi/Kabupaten, Polisi, Tentara (TNI) dan unsur-unsur

penehak hukum seperti Jaksa dan Hakim karena dianggap menolak tegakknya

syariat Islam;

75

Page 4: Bab iv

- Ketika anggota kelompok pengajian

terdakwa yaitu Pahrul Ruji, Iqbal dan Abdul Ghofur berada di rumah kontrakan

Helmy sering beberapa kali bermalam di rumah kontrakan Helmy, pada sekitar awal

bulan Juni 2010 terdakwa lulusan Teknik Kimia ITB (Institut Teknologi Bandung)

yang bergelar ST (Sarjana Teknik/Insinyur) menyampaikan ide kepada Helmy,

Pahrul Ruji dan Iqbal tentang perlunya untuk belajar merakit bom secara bertahap

dalam rangka membalas dendam terhadap polisi dan untuk merencanakan

meledakkan bom di Mabes Polri di Jakarta, sejak itulah Pahrul Ruji bersama Helmy

mulai mencari dan mengumpulkan bahan peledak dan mulai belajar tentang

pengetahuan dasar-dasar pembuatan bom yang diajarkan oleh terdakwa dan melihat

di dalam laptop milik Pahrul Ruji berasal dari internet (Youtube) yang di download

oleh Pahrul Ruji, sehingga sejak itulah Pahrul Ruji, Helmy, dan Iqbal belajar

membuat bom dan terdakwa secara bertahap mulai bulan Maret 2010 sampai

dengan ketika uji coba peledakan bom pada tanggal 30 Juli 2010;

- Adapun perolehan bahan-bahan

pembuatan bahan peledak, peranan dan tugas dan masing-masing dalam pembuatan

bahan peledak/bom adalah sebagai berikut :

- Untuk bahan peledak jenis sulfat dan

asam nitrat diperoleh Pahrul Ruji bersama Helmy dengan cara membeli melalui

pengusaha jaket karet (Uci) teman dan Helmy masing-masing asam nitrat 20 liter

dengan harga keseluruhan Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) yang dibeli pada

76

Page 5: Bab iv

sekitar bulan Maret 2010 dan uang berasal dari Helmy, yang disimpan di rumah

kontrakan Helmy;

- Pada bulan April 2010 terdakwa

membuat 2 buah detonator di rumah kontrakan Helmy di Desa Sukaluyu,

Kecamatan Cibiru, Bandung;

- Pada bulan April 2010 Helmy membeli

pipa besi ukuran diameter 5 sampai 7 cm sebanyak 3 potongan besi dengan

ukuran panjang sekitar 15 cm yang disimpan di rumah kontrakan Helmy, Desa

Sukaluyu, Kecamatan Cibiru, Bandung;

- Pada awal bulan Juni 2010 Pahrul Ruji

membeli pupuk urea di sebuah “Toko Distributor Pupuk” di daerah Sumedang

sebanyak 5 kg, dengan harga total Rp. 9.000,- (sembilan ribu rupiah), yang

disimpan di rumah kontrakan Helmy Priwardani, di Desa Sukaluyu, Kecamatan

Cibiru, Bandung;

- Sedangkan peranan dalam

perakitan/pembuatan bahan peledak/bom adalah Pahrul dalam mempersiapkan

bahan peledak adalah membeli zat kimia asam sulfat dan asam nitrat melalui

pengrajin karet bernama Uci di Bandung, membeli kabel listrik seukuran 50 meter

di toko elektronik di Kota Bandung, pada saat peramuan bahan peledak untuk

pembuatan bom Pahrul Ruji ikut membantu terdakwa pada saat mengukur takaran

bahan kimia asam sulfat dan asam nitrat, Pada saat uji coba 2 buah bom di

Pegunungan Bulet Curug Sabu Sumedang Pahrul Ruji sebagai eksekutor yang

77

Page 6: Bab iv

meledakkan bom tersebut, dan tentang rencana pengeboman kantor Mabes Polri dan

Kantor Kedutaan Besar Denmark di Jakarta, saksi ikut serta pada saat mengadakan

dua kali pertemuan yaitu pertama di rumah kontrakan Helmy di Desa Sukaluyu,

Kecamatan Cibiru, Bandung dan kedua kali di Mushollah As-Sunnah Cileunyi

Bandung;

- Peranan Helmy adalah menyediakan

tempat penyimpanan bahan peledak di rumah kontrakannya di Desa Sukaluyu,

Kecamatan Cibiru, Bandung, membeli baterai untuk pembuatan bom di sebuah toko

Indomart di Kota Bandung, membeli pipa besi sebagai casing atau wadah bom,

pada saat peramuan bahan peledak di Pegunungan Bulet Curug Sabu Sumedang

Helmy juga ikut membantu terdakwa, dan pada saat uji coba 2 buah bom di

Pegunungan Bulet Curug Sabu Sumedang, Helmy juga ikut bersama-sama dengan

Pahrul Ruji, terdakwa dan Iqbal, dan tentang rencana pengeboman Kantor Mabes

Polri dan Kantor Kedutaan Besar Denmark di Jakarta Helmy juga ikut serta pada

saat mengadakan dua kali pertemuan yaitu pertama di rumah kontrakannya di Desa

Sukaluyu, Kecamatan Cibiru, Bandung dan kedua kali di Mushollah As-Sunnah

Cileunyi Bandung;

- Peranan terdakwa sebagai ahli kimia

adalah memberikan takaran bahan kimia yang akan dijadikan isian bom dan

memberikan petunjuk tentang ukuran pipa besi yang dijadikan casing atau wadah

bom, pada saat peramuan bahan peledak di Pegunungan Bulet Curug Sabu

Sumedang terdakwa merangkai kabel untuk dihubungkan dan baterai 9 volt merk

78

Page 7: Bab iv

alkalin ke balon lampu hias yang telah dihubungkan dengan detonator yang ada di

dalam wadah bom, dan pada saat uji coba 2 buah bom di Pegunungan Bulet Curug

Sabu Sumedang, terdakwa ikut bersama-sama dengan Pahrul Ruji, Helmy, dan

Iqbal, dan tentang rencana pengeboman kantor Mabes Polri dan kantor Kedutaan

Besar Denmark di Jakarta terdakwa juga ikut serta pada saat mengadakan dua kali

pertemuan yaitu pertama di rumah kontrakan Helmy di Desa Sukaluyu, Kecamatan

Cibiru, Bandung dan kedua kali di Mushollah As-Sunnah Cileunyi Bandung;

- Peranan Iqbal adalah membantu meramu

bahan kimia di rumah kontrakan Helmy di Desa Sukaluyu, Kecamatan Cibiru,

Bandung, pada saat peramuan bahan peledak di Pegunungan Bulet Curug Sabu

Sumedang Iqbal juga ikut membantu terdakwa sebelum uji coba 2 buah bom di

Pegunungan Bulet Curug Sabu Sumedang, dan tentang rencana pengeboman Kantor

Mabes Polri Kantor Kedutaan Besar Denmark di Jakarta. Iqbal juga ikut serta pada

saat mengadakan pertemuan di rumah kontrakan Helmy di Desa Sukaluyu,

Kecamatan Cibiru, Bandung. Sedangkan peranan Abdul Ghofur adalah membantu

meramu bahan kimia baik dirumahnya sendiri di Subang maupun di rumah

kontrakan Helmy di Desa Sukaluyu, Kecamatan Cibiru, Bandung yaitu dengan

tugas membuat urea nitrat dengan pupuk urea dengan cara dituangkan, kemudian

endapannya berupa kristal putih disaring dengan kain, lalu dijemur, setelah kering

akan menjadi urea nitrat sebagai bahan peledak, dan Abdul Ghofur di Desa

Sukaluyu, Kecamatan Cibiru, Bandung ketika membicarakan rencana pengeboman

Kantor Mabes Polri Kantor Kedutaan Besar Denmark di Jakarta;

79

Page 8: Bab iv

- Pada minggu kedua bulan Juni 2010

terdakwa, Pahrul Ruji, Iqbal, dan Helmy saling berkomunikasi melalui telepon HP

(hand phone) untuk berkumpul di rumah kontrakan Jl. Manise Cibiru Bandung

untuk membuat bahan peledak atau dalam istilah kelompok terdakwa adalah

“masak-masak”, dan setelah berkumpul di rumah kontrakan Jl. Manise Cibiru

Bandung untuk “masak-masak”, (istilah kami dalam membuat bahan peledak) dan

mulai belajar membuat bahan peledak bom dengan menggunakan bahan-bahan yang

sudah dibeli dan disimpan dalam gudang rumah kontrakan Jl. Manise Cibiru

Bandung, selanjutnya mereka berempat membuat bom dengan mengikuti panduan

dari laptopnya Pahrul Ruji dan panduan dari terdakwa karena lebih paham tentang

bahan-bahan kimia;

- Selama praktik memasak/membuat bahan

peledak bom tersebut terdakwa, Pahrul Ruji, Iqbal, dan Helmy bersama-sama

melakukan praktek tersebut baik dimulai dan mencampur, mengaduk sesuai dengan

arahan dan terdakwa yang lebih paham tentang kimia dan tuntunan/petunjuk yang

ada pada laptop Pahrul Ruji;

- Pada minggu kedua bulan Juni 2010,

mereka berempat kembali praktek membuat HE/inti bom dan boster yaitu sebagai

penghubung antara Detonator dengan “High Explosive”, akan tetapi dalam

pembuatan boster yang bahan-bahannya antara lain asam nitrat di campur asam

sulfat di tambah tepung jagung (maizena) dan air, namun yang memahami tentang

boster adalah terdakwa dan Pahrul Ruji;

80

Page 9: Bab iv

- Pada minggu ketiga tanggal 24 Juni 2010

mereka kembali praktek memasak/membuat HE/inti bom dan boster, dimana pada

hari itu ada tambahan satu orang lagi yaitu Abdul Ghofur yang diajak oleh Pahrul

Ruji kerumah kontrakan Helmy sekitar jam 20.00 wib dengan kegiatan yang

dilakukan adalah memasak atau meracik bahan-bahan untuk bom, pada saat itu ada

Helmy, Pahrul Ruji, Iqbal, terdakwa, dan Abdul Ghofur ;

- Pada akhir bulan Juni 2010 Helmy

dihubungi oleh Yuli Harsono (Almarhum) yang mengabarkan dalam perjalanan ke

Bandung naik kereta api dan sampai di Bandung oleh Helmy langsung ajak

kerumah kontrakan di Cibiru-Bandung, dalam perjalanan Yuli Harsono menanyakan

kabar kawan-kawan di Bandung apa kegiatannya sehingga Helmy menceritakan

bahwa “di Bandung sedang ada program pelatihan pembuatan bahan-bahan

peledak”, dan Yuli Harsono mendukung kegiatan tersebut dan memberikan motivasi

serta menyarankan targertnya ke gedung-gedung pemerintahan, menyerang balas

Polisi yang sudah menewaskan kawan-kawan dan Yuli Harsono juga mendoakan

agar program yang sedang dilaksanakan di Bandung dapat berjalan dengan lancar,

setelah sampai dirumah kontrakan Cibiru tersebut kami berdua disambut oleh Iqbal

dan terdakwa, dan keesokan harinya Yuli Harsono pulang diantar oleh terdakwa ke

stasiun dan Helmy pulang ke rumah orang tua di Ciwideuy, Bandung. Namun ketika

Helmy melihat berita di televisi bahwa Yuli Harsono tewas dalam baku tembak di

Klaten, Jawa Tengah;

81

Page 10: Bab iv

- Satu minggu kemudian sekitar bulan Juli

2010, sekira jam 14.00 wib, Pahrul Ruji datang kerumah Abdul Ghofur dengan

membawa 1 buah jerigen warna putih ukuran 10 liter berisi 10 liter Asam Nitrat,

dan diserahkan pada Abdul Ghofur sambil Pahrul Ruji mengatakan “TNT untuk

membuat urea nitrat”, selanjutnya Pahrul Ruji pulang dan asam nitrat Abdul Ghofur

simpan di dapur;

- Kemudian Pahrul Ruji datang lagi ke

rumah Abdul Ghofur membawa 1 buah jerigen warna putih berisi 10 liter asam

sulfat dan diserahkan pada Abdul Ghofur sambil Pahrul Ruji “ini titip dulu nanti

asam nitrat jangan dipakai dulu karena akan ditukar kalau saya ke Bandung” yang

selanjutnya Pahrul Ruji pulang kemudian asam sulfat Abdul Ghofur simpan di

dapur, pada keesokan harinya sekitar jam 10.00 WIB, Abdul Ghofur membeli

pupuk urea sebanyak 5 kg di Toko Pertanian belakang Polres Subang, setelah di

rumah Abdul Ghofur membuat urea nitrat, yaitu pupuk urea sebanyak 5 kg

dilarutkan dengan air sebanyak kurang lebih 7 liter dengan menggunakan ember,

setelah larut Abdul Ghofur tuangkan asam nitrat sebanyak kurang lebih 3 liter,

setelah itu langsung terjadi pengendapan yang berbentuk kristal/serbuk berwarna

putih selanjutnya endapannya berupa kristal putih tersebut Abdul Ghofur saring

dengan kain dan dijemur di belakang rumah dengan menggunakan terpal ukuran 1

m2 (meter persegi) selama 2 hari, dan hasil pencampuran bahan-bahan tersebut

menghasilkan sekitar 1 kg urea nitrat;

82

Page 11: Bab iv

- Pada awal bulan Juli 2010 terdakwa

datang ke rumah kontrakan Helmy yang saat itu rumah kontrakan tersebut sudah

ada Pahrul Ruji, Helmy, Iqbal, dan pada saat pertemuan tersebut Helmy sanggup

untuk menyediakan bahan atau wadah berupa pipa besi yang akan digunakan untuk

uji coba peledakan bom, selanjutnya Helmy membeli pipa besi ditukang loak di

daerah pasir koja-Bandung di dekat usahanya Helmy;

- Pada hari jumat tanggal 30 Juli 2010

terdakwa bersama-sama dengan Pahrul Ruji, Helmy, dan Iqbal membawa bahan

peledak yang telah diramu yaitu jenis pupuk urea, asam sulfat, asam nitrat, arang,

bahan petasan dan serbuk korek api, untuk di uji coba peledakan bom di

Pegunungan Cileat Subang, dalam perjalanan mereka singgah membeli kabel

(warna merah hitam) dengan ukuran panjang 50 meter di sebuah toko elektronik di

Kota Bandung, kemudian membeli 2 buah baterai 9 volt merk alkalin di sebuah

Indomart di Kota Bandung, kemudian membeli keperluan makanan dan minuman

(indomie, minuman kaleng, dan lain-lain), selanjutnya Pahrul Ruji bersama

terdakwa, Helmy dan Iqbal melanjutkan perjalanan menuju ke Pegunungan Cileat

Subang dengan menggunakan 2 unit sepeda motor yaitu honda revo warna silver

milik Pahrul Ruji dan suzuki warna biru milik terdakwa, namun batal melakukan uji

coba tersebut karena kondisi di Pegunungan Cileat Subang tidak memungkinkan

dan berdekatan dengan pemukiman penduduk. Sehingga atas saran dari Iqbal maka

mereka menuju ke Pegunungan Bulet Curug Sabuk Sumedang untuk melakukan uji

coba bom. Pada hari itu juga sekitar jam 17.00 WIB mereka berempat menuju ke

83

Page 12: Bab iv

Pegunungan Bulet Curug Sabuk Sumedang dengan membawa 2 buah bom pipa,

masing-masing Pahrul Ruji berboncengan dengan Helmy yang mengendarai sepeda

motor honda revo warna silver, sedangkan terdakwa berboncengan dengan Iqbal

yang mengendarai sepeda motor suzuki warna biru. Dalam perjalanan Pahrul Ruji

bersama Helmy dan Iqbal, serta terdakwa untuk merakit 2 buah bom pipa yang

terbuat dari pipa besi selama kurang lebih satu jam, yaitu dengan cara :

- Detonator dimasukkan ke dalam cashing

dan pulpen besi dengan diameter 1 cm dan panjang 5 cm;

- Cashing luar berupa pipa bei dengan

diameter 1,5 cm dan panjang 7 cm diisi oleh urea nitrat yang rumus kimianya

<CO(NH2)2.HNO3> ;

- Sebagai pemicunya digunakan lampu

natal yang bohlamnya sudah dipecahkan dan dimasukkan bahan detonator yang

ditempelkan dalam cashing detonator;

- Untuk menyalakan lampu tersebut

dihubungkan dengan kabel sepanjang 50 meter yang dipicu dengan baterai 9 volt,

dan hasil ledakan cukup keras yang mengakibatkan/menimbulkan kulit kayu

dekat bom ditancapkan terkelupas dan tanah tempat bom diletakkan

menimbulkan lubang tetapi tidak dalam;

- Setelah uji coba pertama ini, terdakwa

bersama-sama teman-temannya menginap di Curug Sabuk Sumedang Selatan dan

84

Page 13: Bab iv

pada malam itu juga setelah makan malam mulai merakit bom yang kedua, dengan

cara :

- Detonator menggunakan wadah pulpen

besi yang sama ukurannya dengan yang diledakan pertama, pipa boster diameter

0,5 inchi panjang 6 cm pipa luar yang berisi high explosive/urea nitrat

<CO(NH2)2.HNO3> dengan dimensi tebal 1 inchi panjang 10 cm;

- Cashing luar paling bawah ditutup

dengan potongan kaleng sarden yang diikat dengan klem yang sebelumnya diisi

dengan gotri, dan pagi harinya pada tanggal 31 Juli 2010 sekitar jam 05.30 WIB

kami meledakkan dengan menggunakan kabel sepanjang 50 meter dan

menggunakan baterai sebagai pemicunya dan ledakannya lebih keras dari uji

coba yang pertama, dan akibat ledakan yang kedua tersebut menimbulkan kulit

salah satu pohon terlihat sobek-sobek bekas pecahan pipa dan gotri dan terjadi

lubang pada tanah dengan ukuran radius sekitar 10 sampai 15 cm;

- Setelah melakukan uji coba terhadap 2

buah bom tersebut, kemudian Pahrul Ruji bersama terdakwa, Helmy dengan

membawa sisa bahan peledak yang telah diramu sebanyak ± (lebih kurang) 1 kg,

karena sejak itu tanggal 30 Juli 2010 sisa bahan peledak tersebut tersimpan di rumah

kontrakan Helmy di Sukaluyu Kecamatan Cibiru Bandung hingga akhirnya terhadap

Pahrul Ruji, terdakwa, Helmy dan Iqbal berhasil tertangkap oleh Densus 88 AT

Polri pada tanggal 7 Agustus 2010;

85

Page 14: Bab iv

- Bahwa terdakwa melakukan

permufakatan jahat dengan Pahrul Ruji, Helmy, dan Iqbal dengan merakit bom

kemudian melakukan uji coba peledakan bahan peledak (bom) tujuan untuk

melakukan pemboman di Mako Brimod, Mabes Polri dan Kedutaan Besar

Denmark.

C. Dakwaan

- Dakwaan pertama primair, sebagaimana

diatur dan diancam pidana dalam pasal 15 jo. pasal 7 Undang-Undang No. 15 Tahun

2003 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 1

Tahun 2002 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme, Menjadi Undang-

Undang.

- Dakwaan pertama subsidair, sebagaimana

diatur dan diancam pidana dalam pasal 15 jo. pasal 9 Undang-Undang No. 15 Tahun

2003 Tentang Penetapan Perpu No. 1 Tahun 2002 Tentang Pemberantasan Tindak

Pidana Terorisme, Menjadi Undang-Undang.

- Dakwaan kedua primair, sebagaimana

diatur dan diancam pidana dalam pasal 13 huruf b Undang-Undang No. 15 Tahun

2003 Tentang Penetapan Perpu No. 1 Tahun 2002 Tentang Pemberantasan Tindak

Pidana Terorisme, Menjadi Undang-Undang.

- Dakwaan kedua subsidair, sebagaimana

diatur dan diancam pidana dalam pasal 13 huruf c Undang-Undang No. 15 Tahun

86

Page 15: Bab iv

2003 Tentang Penetapan Perpu No. 1 Tahun 2002 Tentang Pemberantasan Tindak

Pidana Terorisme, Menjadi Undang-Undang.

D. Tuntutan

Adapun tuntutan Jaksa Penuntut Umum pada pokoknya adalah sebagai berikut :

1. Menyatakan terdakwa Kurnia Widodo alias Bobby terbukti secara sah dan

meyakinkan melakukan tindak pidana terorisme secara melawan hukum

memasukkan ke Indonesia, membuat, menerima, mencoba memperoleh,

menyerahkan atau mencoba menyerahkan, menguasai, membawa, mempunyai

persediaan padanya atau mempunyai dalam miliknya, menyimpan, mengangkut,

menyembunyikan, mempergunakan, atau mengeluarkan ke dan/atau dari Indonesia

sesuatu senjata api, amunisi, atau sesuatu bahan peledak dan bahan-bahan lainnya

yang berbahaya dengan maksud untuk melakukan tindak pidana terorisme

sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Dakwaan Pertama Subsidair pasal 15

jo. pasal 9 Undang-Undang RI No. 15 Tahun 2003 Tentang Penetapan Peraturan

Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 1 Tahun 2002 Tentang Pemberantasan

Tindak Pidana Terorisme menjadi Undang-Undang;

2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Kurnia Widodo alias Bobby, dengan pidana

penjara selama 8 (delapan) tahun dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan,

dengan perintah terdakwa tetap ditahan;

3. Menyatakan barang bukti berupa :

87

Page 16: Bab iv

a. Barang bukti yang tersebut dalam point E.1, E.2, E.3, E.4, dan E.5 huruf a dan b

tetap terlampir dalam berkas perkara untuk dipergunakan dalam perkara

terdakwa Muhammad Iqbal;

b. Barang bukti yang tersebut dalam point E.5 huruf c dikembalikan kepada

terdakwa;

4. Menetapkan supaya terdakwa Kurnia Widodo alias Bobby dibebani biaya perkara

sebesar Rp. 2000,- (dua ribu rupiah).

E. Pertimbangan dan Putusan Hakim

Menimbang, bahwa dengan berdasarkan pada fakta-fakta yang terungkap di

persidangan, Majelis sependapat dengan Jaksa Penuntut Umum bahwa dakwaan yang

akan dipertimbangkan terlebih dahulu adalah dakwaan pasal 15 jo. pasal 9 Undang-

Undang RI No. 15 tahun 2003 Tentang Penetapan Perpu No. 1 Tahun 2002 Tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme menjadi Undang-Undang;

Menimbang, bahwa sebelum Majelis Hakim menjatuhkan putusan atas diri

terdakwa tersebut, berdasarkan pasal 197 ayat 1 f KUHAP (Kitab Undang-Undang

Hukum Acara Pidana) terlebih dahulu akan dipertimbangkan mengenai hal-hal yang

memberatkan dan hal-hal yang meringankan para terdakwa :

Hal-hal yang memberatkan :

- Perbuatan terdakwa membahayakan

keamanan negara;

88

Page 17: Bab iv

- Perbuatan terdakwa dapat menimbulkan

keresahan dan ketakutan pada masyarakat;

- Terdakwa tidak menunjukkan rasa

penyesalan;

Hal-hal yang meringankan :

- Terdakwa bersikap sopan dan tidak

mempersulit jalannya persidangan;

- Terdakwa belum pernah di hukum;

Menimbang, bahwa untuk lebih memudahkan Penuntut Umum dalam

melaksanakan putusan ini, maka berdasarkan ketentuan pasal 197 ayat (1) huruf k, perlu

diperintahkan agar para terdakwa tetap berada dalam tahanan rumah tahanan negara;

Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan pasal 22 ayat (4) KUHAP maka

masa penangkapan dan atau penahanan terhadap para terdakwa tersebut dikurangkan

seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;

Menimbang, bahwa mengenai barang bukti pada poin E.1 huruf a sampai hhh,

poin E.2 dan poin E.4 barang tersebut telah dipergunakan dalam melakukan tindak

pidana, maka berdasarkan ketentuan pasal 46 ayat (2) KUHAP, barang bukti tersebut

harus dirampas untuk dimusnahkan;

Menimbang, bahwa mengenai barang bukti pada E.1, E.2, E.3, E.4, dan E.5

huruf a dan b tetap terlampir dalam berkas perkara oleh karena masih diperlukan dalam

perkara atas nama Muhammad Iqbal;

89

Page 18: Bab iv

Menimbang, bahwa sedangkan mengenai barang bukti pada barang bukti yang

tersebut dalam poin E.5 huruf c dikembalikan kepada terdakwa;

Menimbang, bahwa oleh karena terdakwa dinyatakan bersalah maka biaya

perkara dalam perkara ini dibebankan kepada terdakwa;

Mengingat khususnya pasal 15 jo. pasal 9 Undang-Undang RI No. 15 Tahun

2003 Tentang Penetapan Perpu No. 1 Tahun 2002 Tentang Pemberantasan Tindak

Pidana Terorisme menjadi Undang-Undang, serta pasal-pasal lain yang bersangkutan

dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 Tentang KUHAP;

MENGADILI :

- Menyatakan terdakwa Kurnia Widodo,

ST alias Bobby tersebut terbukti secara sah dan menyakinkan bersalah

melakukan tindak pidana “TERORISME”;

- Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa

tersebut dengan penjara selama 6 (enam) tahun;

- Menetapkan lamanya terdakwa berada

dalam tahanan dikurangkan segenapnya dengan pidana penjara yang

dijatuhkan;

- Menetapkan agar terdakwa tetap berada

dalam tahanan;

- Menetapkan barang bukti berupa :

90

Page 19: Bab iv

- Barang bukti yang tersebut dalam poin E.1, E.2, E.3, E.4 dan E.5 huruf

a dan b tetap terlampir dalam berkas perkara untuk dipergunakan

dalam perkara terdakwa Muhammad Iqbal;

- Barang bukti yang disebut dalam poin E.5 huruf c dikembalikan

kepada terdakwa;

- Menetapkan agar terdakwa membayar biaya perkara Rp. 2000,- (dua ribu

rupiah).

F. Analisa Kasus

Menurut penulis dalam kasus ini, bahwa terdakwa telah terbukti secara sah dan

meyakinkan bersalah melakukan “permufakatan jahat, percobaan, atau pembantuan

untuk melakukan tindak pidana terorisme” melanggar pasal 15 jo. pasal 9 Undang-

Undang RI No. 15 Tahun 2003 Tentang Penetapan Perpu No. 1 Tahun 2002 Tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme menjadi Undang-Undang;

Hal tersebut berdasarkan pasal 15 jo. pasal 9 Undang-Undang RI No. 15 Tahun

2003 Tentang Penetapan Perpu No. 1 Tahun 2002 Tentang Pemberantasan Tindak

Pidana Terorisme menjadi Undang-Undang yang mengandung unsur-unsur sebagai

berikut :

1. Unsur setiap orang;

2. Unsur melakukan permufakatan jahat, percobaan atau pembantuan melakukan

tindak pidana terorisme;

91

Page 20: Bab iv

3. Unsur secara melawan hukum memasukkan ke Indonesia, membuat, menerima,

mencoba memperoleh, menyerahkan atau mencoba menyerahkan, menguasai,

membawa, mempunyai persediaan padanya atau mempunyai dalam miliknya,

menyimpan, mengangkut, menyembunyikan, mempergunakan, atau mengeluarkan

ke dan/atau dari Indonesia sesuatu senjata api, amunisi, atau sesuatu bahan peledak

dan bahan-bahan lainnya yang berbahaya;

4. Unsur dengan maksud untuk melawan tindak pidana terorisme;

Ad. 1 Unsur setiap orang

Bahwa berdasarkan Ketentuan Umum pasal 1 angka 2 Undang-Undang RI No.

15 tahun 2003 Tentang Penetapan Perpu No. 1 Tahun 2002 Tentang Pemberantasan

Tindak Pidana Terorisme menjadi Undang-Undang disebutkan setiap orang adalah orang

perseorangan, kelompok orang baik sipil, militer, maupun polisi yang bertanggung

jawab secara individu atau korporasi;

Bahwa menurut Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 1308

K/Pid/1994 tanggal 30 Juni 1995, pengertian setiap orang disamakan pengertiannya

dengan barang siapa adalah setiap orang (een eider) atau siapa saja pelaku tindak pidana

sebagai subyek hukum yang dapat bertanggung jawab menurut hukum atas segala

tindakannya, sehingga setiap orang menunjuk pada subyek hukum orang yang dapat

dipertanggungjawabkan secara pidana. Syarat untuk dapat dipidananya seseorang

sebagai pelaku tindak pidana adalah adanya unsur kesalahan dan pertanggungjawaban.

Untuk dapat dipertanggungjawabkan sebagai pelaku tindak pidana maka orang tersebut

92

Page 21: Bab iv

haruslah orang yang sehat jasmani dan rohani, tidak ada alasan pemaaf, pembenar

maupun penghapus pidana;

Bahwa berdasarkan fakta yang terungkap dipersidangan ternyata benar bahwa

terdakwa adalah orang yang sehat jasmani dan rohani mengerti apa yang didakwakan

oleh penuntut umum, hal ini dapat dilihat selama persidangan terdakwa dapat

mengikutinya dengan baik dan tidak ditemukan adanya fakta sebaliknya;

Bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut maka unsur setiap orang telah

terpenuhi;

Ad. 2 Unsur melakukan permufakatan jahat, percobaan atau pembantuan

melakukan tindak pidana terorisme

Bahwa unsur kedua diatas terdiri dari beberapa elemen unsur yang bersifat

alternatif, artinya dengan terpenuhinya salah satu sub unsur atau elemen unsur

diantaranya, maka dianggap unsur ini telah terpenuhi;

Bahwa yang dimaksud permufakatan jahat diatur dalam pasal 88 KUHP.

Permufakatan jahat (samenspaning) dianggap ada bila saja dua orang atau lebih

bermufakat untuk melakukan kejahatan itu;

Bahwa permufakatan jahat ini sebagaimana diterangkan dimuka merupakan

bentuk deelneming yaitu deelmening samenspaning yang mensyaratkan adanya kata

sepakat akan dilakukan kejahatan;

Bahwa dari fakta hukum yang terungkap dipersidangan diketemukan adanya

fakta yang membuktikan adanya kata sepakat antara terdakwa dengan pelaku lain

sebagai berikut :

93

Page 22: Bab iv

Bahwa setelah saksi Helmy mengontrak rumah di Jl. Manise Desa Sukaluyu

Kecamatan Cibiru Bandung saksi Pahrul Ruji, terdakwa, dan Iqbal sering berkumpul di

rumah kontrakan Helmy tersebut, pada awalnya hanya berkumpul untuk melepas lelah

saja karena kesibukan masing-masing, ketika berkumpul sering bercerita tentang

kegiatan pekerjaan masing-masing selain itu juga melakukan bahasan tentang ceramah-

ceramah agama, melihat film-film perjuangan umat Islam tentang Jihad melalui laptop

milik saksi Pahrul Ruji;

Bahwa pada suatu malam setelah sholat Isya’ sekitar awal bulan Juni 2010

minggu pertama yaitu ketika Pahrul Ruji, Iqbal, terdakwa dan Helmy sedang menonton

film Jihad di laptopnya Pahrul Ruji timbul gagasan untuk belajar membuat bahan

peledak atau merakit bom dengan panduan yang sudah ada di laptopnya Pahrul Ruji,

dengan adanya gagasan tersebut maka terbagi tugas untuk membeli bahan-bahan yang

dibutuhkan, antara lain : Helmy membeli bahan berupa asam sulfat dan asam nitrat

karena tahu tempatnya dan Pahrul Ruji membeli pupuk urea sedangkan bahan-bahan lain

yang diperlukan dibeli oleh terdakwa;

Bahwa sesuai dengan uraian pertimbangan hukum tersebut diatas maka penulis

berpendapat bahwa unsur “melakukan permufakatan jahat, percobaan atau pembantuan

melakukan tindak pidana terorismee” tersebut telah terpenuhi;

Ad. 3 Unsur secara melawan hukum memasukkan ke Indonesia, membuat,

menerima, mencoba memperoleh, menyerahkan atau mencoba menyerahkan,

menguasai, membawa, mempunyai persediaan padanya atau mempunyai dalam

miliknya, menyimpan, mengangkut, menyembunyikan, mempergunakan, atau

94

Page 23: Bab iv

mengeluarkan ke dan/atau dari Indonesia sesuatu senjata api, amunisi, atau

sesuatu bahan peledak dan bahan-bahan lainnya yang berbahaya

Bahwa unsur ketiga diatas terdiri dari beberapa elemen unsur atau sub unsur

yang bersifat alternatif, artinya dengan terpenuhinya salah satu sub atau elemen unsur

diantaranya, maka dianggap unsur ini telah terpenuhi;

Bahwa dari keterangan saksi-saksi dan keterangan terdakwa diperoleh fakta

bahwa terdakwa bersama-sama saksi Helmy, saksi Iqbal pada sekitar pertengahan bulan

Juni 2010 bertempat di rumah kontrakan Helmy di Sukaluyu Kecamatan Cibiru

Bandung, membicarakan tentang amaliyah ke depan dengan menggunakan bom,

sehingga perlu dilakukan I’dat (persiapan) untuk melakukan “Jihad Fi Sabilillah”.

Dalam pertemuan tersebut secara bersama-sama terdakwa dan saksi-saksi membuka

laptop milik Pahrul Ruji dan dengan melalui internet terdakwa dengan bersama Helmy

(berkas terpisah), Iqbal (berkas terpisah) mempelajari tata cara merakit bom dan saat itu

di rumah kontrakan Helmy tersimpan bahan peledak jenis pupuk urea, asam sulfat, asam

nitrat, arang, bahan petasan dan serbuk korek api, sejak itulah terdakwa dan Helmy

mulai mencari dan mengumpulkan bahan peledak dan mulai belajar tentang pengetahuan

dasar-dasar pembuatan bom yang diajarkan oleh terdakwa, sehingga sejak itulah Helmy

dan Iqbal belajar membuat bom dari terdakwa secara bertahap mulai pada sekitar bulan

maret 2010 sampai dengan ketika uji coba peledakkan bom pada tanggal 30 Juli 2010,

dan setelah mendapatkan dasar-dasar pengetahuan tentang pembuatan bom, maka saksi

Pahrul Ruji mengajarkan cara pembuatan bom kepada Abdul Ghofur di kontrakan

Helmy di Sukaluyu Cibiru Bandung yaitu proses pembuatan bahan berupa pencampuran

95

Page 24: Bab iv

pupuk urea dengan asam nitrat hingga menghasilkan urea nitrat secara bertahap hingga

Abdul Ghofur juga mengerti tentang cara merakit bom;

Bahwa pada awal bulan April 2010 saksi Pahrul Ruji membeli pupuk urea di

sebuah toko distributor pupuk di daerah Sumedang sebanyak 5 kg dengan harga total

Rp. 9000,- (sembilan ribu rupiah). Pupuk urea tersebut kemudian disimpan di rumah

kontrakan Helmy di Desa Sukaluyu Kecamatan Cibiru Bandung dan kemudian membuat

2 buah detonator di rumah kontrakan Helmy di Desa Sukaluyu Kecamatan Cibiru

Bandung;

Bahwa selanjutnya pada bulan April 2010 Helmy membeli pipa besi ukuran

diameter 5 sampai 7 cm sebanyak 3 potongan besi dengan ukuran panjang sekitar 15 cm.

Pipa besi tersebut juga disimpan di rumah kontrakan Helmy di Desa Sukaluyu

Kecamatan Cibiru Bandung;

Bahwa pada tanggal 30 Juli 2010 sekitar jam 07.30 WIB terdakwa bersama-

sama dengan Iqbal membawa bahan peledak yang telah diramu yaitu jenis pupuk urea,

asam sulfat, asam nitrat, arang, bahan petasan dan serbuk korek api, untuk diuji coba di

Pegunungan Cileat Subang, dalam perjalanan kami singgah membeli kabel (warna

merah-hitam) dengan ukuran panjang 50 meter di sebuah toko elektronik di Kota

Bandung, kemudian membeli 2 buah baterai 9 volt merk alkalin di sebuah indomart di

Kota Bandung, serta membeli makanan dan minuman (indomie, minuman kaleng pocari,

dan lain-lain), selanjutnya terdakwa bersama Iqbal dan Helmy melanjutkan perjalanan

menuju ke Pegunungan Cileat Subang dengan menggunakan 2 sepeda motor yaitu honda

revo warna silver milik Pahrul Ruji dan suzuki warna biru milik terdakwa, namun batal

96

Page 25: Bab iv

melakukan uji coba karena kondisi di Pengunungan Cileat Subang tidak memungkinkan

dan berdekatan dengan pemukiman penduduk. Sehingga atas saran Iqbal maka bersama-

sama terdakwa, Helmy dan Iqbal menuju ke Pegunungan Bulet Curug Sabu Sumedang

untuk melakukan uji coba bom, dan pada hari itu juga sekitar jam 17.00 WIB Iqbal

bersama terdakwa dan Helmy menuju ke Pegunungan Bulet Curug Sabu Sumedang

dengan membawa 2 buah bom pipa, masing-masing Pahrul Ruji berboncengan dengan

Helmy yang mengendarai sepeda motor honda revo, sedangkan terdakwa berboncengan

dengan Iqbal yang mengendarai sepeda motor suzuki warna biru milik terdakwa. Dalam

perjalanan sendiri yang membawa 2 buah bom pipa berikut isian bahan peledak yang

telah diramu, 2 buah baterai 9 volt serta kabel ukuran panjang sekitar 50 meter;

Bahwa setelah sampai di Pegunungan Bulet Curug Sabu Sumedang, Iqbal

bersama Helmy membantu terdakwa untuk merakit 2 buah bom pipa yang terbuat dari

pipa besi berdiameter ± 7 cm dan panjang ± 10 cm selama kurang lebih satu jam, yaitu

dengan cara memasukkan bahan-bahan kimia yang telah diramu ke dalam pipa besi

hingga padat, kemudian terdakwa membuat lubang ukuran kecil pada bagian tengah

isian bom, dan kemudian detonator dihubungkan dengan bola lampu hias ukuran kecil

yang kacanya telah dipecahkan dengan maksud untuk menimbulkan api, setelah itu dari

bola lampu dihubungkan dua jalur kabel (positif dan negatif) yang kemudian dua kabel

positif (+) dan negatif (-) tersebut dihubungkan ke baterai 9 volt merk alkalin. Setelah

selesai dirangkai maka bom siap untuk untuk diledakkan, dan pada hari itu juga Jumat

tanggal 30 Juli 2010 sekitar jam 17.00 WIB, Iqbal sendiri untuk melakukan uji coba

ledakan terhadap 2 buah bom pipa secara satu persatu dan hasil dari uji coba tersebut, 2

97

Page 26: Bab iv

buah bom tersebut berhasil diledakkan. Terlihat efek ledakan dari dua buah bahan

peledak tersebut yaitu terjadi lubang pada tanah dengan ukuran radius sekitar 10 sampai

15 cm;

Bahwa setelah melakukan uji coba terhadap dua buah bom tersebut, kemudian

terdakwa bersama Iqbal dan Helmy kembali ke kontrakan Helmy dengan membawa sisa

bahan peledak yang telah diramu sebanyak ± 1 kg. Sejak itu (30 Juli 2010) sisa bahan

peledak tersebut tersimpan di rumah kontrakan Helmy di Sukaluyu Kecamatan Cibiru

Bandung hingga terdakwa ditangkap pada tanggal 7 Agustus 2010 pada sekitar jam

11.00 WIB ketika terdakwa berada di rumah kontrakan Helmy di Sukaluyu Kecamatan

Cibiru, Bandung;

Bahwa terhadap terdakwa pribadi maupun kelompok terdakwa tidak pernah

diberikan hak oleh pejabat yang berwenang di Indonesia untuk membuat, memiliki atau

menyimpan atau menggunakan bahan peledak atau bom sebagaimana yang terdakwa

uraikan diatas;

Bahwa sehingga unsur secara melawan hukum memasukkan ke Indonesia,

membuat, menerima, mencoba memperoleh, menyerahkan atau mencoba menyerahkan,

menguasai, membawa, mempunyai persediaan padanya atau mempunyai dalam

miliknya, menyimpan mengangkut, menyembunyikan, mempergunakan, atau

mengeluarkan ke dan/atau dari Indonesia sesuatu senjata api, amunisi, atau sesuatu

bahan peledak dan bahan-bahan lainnya yang berbahaya terbukti secara sah menurut

hukum;

Ad. 4 Unsur : “Dengan maksud untuk melakukan tindak pidana terorisme”

98

Page 27: Bab iv

Bahwa tentang apa yang dimaksudkan “Dengan Maksud”, menurut pendapat

ahli hukum pidana Prof. Van Bammelen yang dimaksud adalah “naaste doel” atau

maksud selanjutnya dari pelaku”. Maksud seperti itu tidak perlu telah tercapai pada

waktu selesai melakukan tindak pidananya, melainkan cukup jika terbukti bahwa pelaku

mempunyai maksud seperti itu;

Bahwa dari keterangan saksi-saksi dan keterangan terdakwa dan dihubungkan

dengan barang bukti diperoleh fakta bahwa terdakwa mengetahui bom maupun senjata

api dapat digunakan untuk menghilangkan nyawa orang lain dan sasaran bom maupun

senjata api adalah orang-orang yang berseberangan pemikiran/paham dengan terdakwa;

Bahwa sudah merupakan pengetahuan umum (Notoire Feiten) bahwa senjata

api, amunisi, atau sesuatu bahan peledak merupakan bahan-bahan yang berbahaya,

sehingga dalam penggunaan maupun pemanfaatannya diatur dalam perundang-

undangan. Dan masyarakat akan merasa ketakutan apabila senjata api, amunisi, atau

sesuatu bahan peledak tersebut berada ditangan orang-orang yang tidak berhak untuk

menguasainya;

Bahwa berdasarkan fakta yang telah dipertimbangkan diatas, Majelis Hakim

berpendapat bahwa unsur dengan maksud untuk melakukan tindak pidana terorisme

terbukti terpenuhi menurut hukum.

G. Analisa Putusan Nomor : 276/PID.SUS/2011/PN.JKT.BAR. Ditinjau Dari

Teori Kriminologi (Asosiasi Diferensial)

99

Page 28: Bab iv

Edwin H. Sutherland menyajikan “Teori Asosiasi Diferensial” yang

menekankan bahwa semua tingkah laku itu dipelajari, tidak ada yang diturunkan

berdasarkan pewarisan orang tua. Tegasnya, pola perilaku jahat tidaklah diwariskan oleh

orang tua tetapi dipelajari melalui suatu pergaulan yang akrab.

Teori asosiasi diferensial yang dikemukakan Sutherland merujuk pada proses

dimana seseorang terlibat dalam perilaku kriminal. Dalam hal ini tidak berarti bahwa

hanya sekelompok yang melakukan pergaulan dengan penjahat saja yang akan

menyebabkan terjadinya perilaku kriminal, tetapi yang terpenting adalah isi atau muatan

komunikasi dengan orang lain yang menyebabkan perilaku kriminal.

Teori asosiasi diferensial yang dikemukakan Sutherland merujuk pada proses

dimana seseorang terlibat dalam perilaku kriminal. Untuk itu, Sutherland kemudian

menjelaskan proses terjadinya kejahatan melalui 9 (sembilan) premis linear, yaitu :

1. Tingkah laku jahat itu dipelajari. Sutherland menyatakan bahwa tingkah laku itu

tidaklah diwarisi sehingga tidak mungkin ada orang jahat secara mekanis. Dalam

premis ini terdakwa menjadi teroris oleh karena belajar agama Islam yang salah

diartikan oleh Ustad Aman Abdurrahman, yang mengatakan dalam ceramahnya di

Masjid As-Sunnah Cileunyi Bandung bahwa tujuan dan visi Jamaah Ansharut

Tauhid (JAT) adalah untuk menegakkan syariat Islam melalui “Dakwah dan Jihad

Fisabililah” yang dalam pemahaman JAT adalah perang sampai dengan tegaknya

“Syariat Islam” baik melalui perang pemikiran maupun angkat senjata. Ustad Aman

Abdurrahman juga mengajarkan bahwa setiap orang yang tidak mengamalkan syariat

Islam maka halal untuk diperangi dengan cara ditembak dan dibom sampai dengan

100

Page 29: Bab iv

tegaknya Syariat Islam, sedangkan orang-orang yang dianggap halal untuk diperangi

yaitu semua aparat pemerintah pada tingkat Provinsi/Kabupaten, Polisi, Tentara

(TNI) dan unsur-unsur penegak hukum seperti Jaksa dan Hakim karena dianggap

menolak Syariat Islam. Jadi di dalam premis ini, sudah jelas bahwa terdakwa

menjadi teroris oleh karena mempelajari ceramah-ceramah dari Ustad Aman

Abdurrahman;

2. Tingkah laku jahat itu dipelajari dari orang-orang kedalam suatu proses interaksi.

Dalam premis ini, terdakwa telah berkali-kali bertemu Ustad Aman Abdurrahman

dalam pengajian bulanan yang diadakan di Masjid As-Sunnah Cileunyi Bandung;

3. Bagian yang terpenting dari tingkah laku jahat yang dipelajari dalam kelompok-

kelompok pergaulan yang akrab. Dalam premis ini terdakwa berteman dengan

sesama anggota kelompok pengajian yang dibawakan oleh Ustad Aman

Abdurrahman, yaitu Pahrul Ruji, Iqbal, Abdul Ghofur dan Helmy, yang dimana

semua teman terdakwa mempunyai guru pengajian yang sama yaitu Ustad Aman

Abdurrahman;

4. Apabila tingkah laku itu dipelajari maka yang dipelajari dalam premis ini adalah,

terdakwa berencana dan berusaha meracik bom rakitan yang dibantu oleh teman-

temanya satu kelompok pengajian tersebut, terdakwa mampu meracik bom, karena

terdakwa merupakan lulusan Fakultas Teknik Kimia, Institut Teknologi Bandung

(ITB) yang bergelar ST (Sarjana Teknik/Insinyur);

5. Bimbingan yang bersifat khusus mengenai motif dan serangan itu dipelajari dari

penafsiran undang-undang. Dalam premis ini terdakwa bertentangan dengan pasal 15

101

Page 30: Bab iv

jo. pasal 9 Undang-Undang RI No. 15 Tahun 2003 Tentang Penetapan Perpu No. 1

Tahun 2002 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme menjadi Undang-

Undang;

6. Seseorang yang menjadi delinkuen disebabkan karena ekses dari pengertian yang

lebih banyak dinilai sebagai pelanggaran undang-undang daripada penataan undang-

undang yang berlaku. Dalam premis ini, terdakwa selaku Seorang terpelajar (Sarjana

Teknik/Insinyur) menyadari bahwa perbuatannya meracik bom untuk meledakkan

kepada orang lain adalah keliru, akan tetapi terdakwa merasa cara dan tujuan dari

perbuatan itu adalah benar menurut konteks Syariat Islam, maka terdakwapun

melakukannya demi tegaknya Syariat Islam. Pola pikir terdakwa telah berubah sejak

mengikuti pengajian yang dibawakan Ustad Aman Abdurrahman;

7. Lingkungan pergaulan yang ditandai oleh perbedaan-perbedaan tersebut dapat

bervariasi atau berubah-ubah dan perubahan tergantung pada frekuensi, jangka

waktu masa lampau dan intensitas. Dalam premis ini, terdakwa bergaul dengan

anggota pengajian yang dipimpin oleh Ustad Aman Abdurrahman karena didasarkan

persaudaraan akan Islam, dan terdakwa juga sering mengikuti pengajian dan

mendengarkan ceramah-ceramah Ustad yang sangat ingin menegakkan Syariat Islam

di Indonesia;

8. Proses mempelajari tingkh laku jahat melalui pergaulan dengan pola-pola kriminal

dan anti kriminal meliputi semua mekanisme sebagaimana mempelajari yang lain.

Dalam premis ini, setelah terdakwa menginap di rumah Helmy, mereka mempunyai

102

Page 31: Bab iv

rencana untuk membuat bom dan menentukan target sasaran mereka di Kantor

Mabes Polri dan Kantor Kedutaan Besar Denmark di Jakarta;

9. Apabila tingkah laku kriminal adalah ekspresi dari kebutuhan-kebutuhan dan nilai-

nilai yang umum, akan tetapi tingkah laku non kriminal pun juga merupakan

pencerminan dari kebutuhan umum dan nilai-nilai yang sama. Hal ini disebabkan

kelakuan yang tidak jahatpun merupakan ekspresi dari kebutuhan-kebutuhan dan

nilai-nilai yang sama. Dalam premis ini, mereka melakukan perbuatan kejahatan

tersebut dikarenakan mempunyai tujuan dan cara yang sama, yang ingin melakukan

perubahan seperti yang mereka maksud.

Berdasarkan kasus terdakwa, dengan memperhatikan Putusan Nomor :

276/PID.SUS/2011/PN.JKT.BAR, jika penulis kaitkan dengan teori kriminologi yang

mendasari seseorang melakukan suatu kejahatan tertentu, kasus ini termasuk kedalam

teori asosiasi diferensial.

H. Wawancara Pribadi Dengan Terpidana.

Berikut Pedoman Wawancara Penulis Dengan Terpidana di Lembaga

Pemasyarakatan Kelas I Cipinang, Jakarta-Timur.

1. Anda terlibat kasus apa ? Saya terlibat tindak pidana terorisme.

2. Kenapa anda melakukannya ? Karena perintah agama Islam, dalam surat Al-

Anfal ayat 60.

3. Apa yang mendorong atau memotivasi anda melakukan tindak pidana

terorisme ? Yang mendorong saya yaitu, agar terlaksananya “syariat Islam” di

103

Page 32: Bab iv

Negara Kesatuan Republik Indonesia”. Dalam pemahaman saya, belajar

membuat bahan peledak merupakan bagian dari perintah agama Islam. Perintah

agama Islam yaitu memperkuat diri dalam bentuk materi, pengetahuan dan

keimanan.

4. Apakah keluarga tahu akan hal ini ? Keluarga saya tidak tahu, bahwa saya

terlibat aksi terorisme di Indonesia.

5. Apa reaksi keluarga ketika keluarga tahu bahwa anda ditahan pihak Kepolisian

dalam hal ini Detasemen Khusus 88 Anti Teror (Densus 88) ? Keluarga saya

sangat terkejut dan tidak menyangka, karena keluarga saya hanya tahu saya

bekerja sebagai guru. Tapi istri saya mencari tahu dan akhirnya tahu saya

ditangkap pihak Kepolisian melalui televisi, lalu saya dan istri saya bertemu di

Polda Metro Jaya, Jakarta.

6. Apakah anda menyesal dengan hukuman ini ? Saya menyesal, karena tidak

pantas saya melakukan tindakan kejahatan ini. Terlebih mengingat profesi saya

yang adalah seorang guru di sekolah.

7. Apakah saudara dapat menerimanya ? Tentu saya tidak menerima dihukum

seperti ini. Saya hanya mengakui hukum Islam saja. Tapi saya terpaksa

menjalani hukuman ini karena dipaksakan oleh negara. Dan dalam hati saya,

saya tidak ikhlas menjalani hukuman yang telah dijatuhkan oleh Hakim di

Pengadilan Jakarta Barat.

8. Bagaimana proses peradilan yang anda alami mulai dari Kepolisian, Kejaksaan

dan Pengadilan ?

104

Page 33: Bab iv

a. Proses di Kepolisian, sangat tidak adil sekali karena banyak terjadi kekerasan

fisik yang tidak bisa diungkapkan, saya disiksa oleh Polisi. Surat

Penangkapan tidak sampai kepada keluarga saya. Saya juga disekap di suatu

tempat selama 2 minggu (dengan catatan, hari pertama tidak diberi makan),

Ketika saya diintrogasi selama 2 minggu, saya disiksa oleh Polisi, dan di

tubuh saya ada luka cambuk di punggung, dan memar di bagian tubuh

lainnya. Di dalam Berita Acara Penyidikan (BAP) pertama masih ada

kekerasan fisik. Selama saya di Rutan Polda Metro Jaya, Jakarta di dalam

penyidikan, masih ada tekanan moral, apabila saya membantah Polisi, maka

saya merasa ditekan secara moral di depan para Polisi, ini karena jawaban

saya tidak sesuai dengan keinginan pihak Kepolisian. Saya juga pernah

ditahan oleh polisi di hotel daerah sekitar Bandung dan di wisma penginapan

di sekitar Jakarta.

b. Proses di Kejaksaan, saya diperiksa tanpa didampingi pengacara. Saya

ditawari agar selama saya di Kejaksaan, saya akan didampingi oleh

pengacara pilihan dari Kejaksaan, tetapi saya menolak karena saya yakin

saya akan dibela oleh Tim Pengacara Muslim (TPM) yang ada di Jakarta.

Dan ketika ada yang mau membesuk saya, saya merasa dipersulit, dan di

dalam tahanan Kejaksaan saya sering dipindah-pindahkan. Setelah P21 (Surat

Pelimpahan dari Kepolisian kepada Jaksa Penuntut Umum), saya masih

ditahan di Polda Metro Jaya, Jakarta dan masih dalam pengawasan penuh

dari Densus 88. Lalu akhirnya saya bisa dibela oleh pengacara dari Tim

105

Page 34: Bab iv

Pengacara Muslim (TPM) Pusat yang berlokasi di Jakarta. Selama

persidangan, Jaksa yang hadir berganti-ganti, dan nama Jaksa Penuntut

Umum yang saya ingat yaitu Ibu Rini, karena Ibu Rini selalu ada ketika

sidang kasus saya disidangkan oleh Hakim.

c. Proses di Pengadilan Jakarta Barat, saya menjalani persidangan kurang lebih

12 (dua belas) tahap sidang. Saya rasa Polisi dalam hal ini Densus 88 berbuat

curang karena setiap kali saya disidangkan, Densus selalu membawa senjata

api selayaknya ingin berperang. Dalam Sidang Tahap Eksepsi, dan Pledoi

sidangnya dilaksanakan pada malam hari, dimulai setelah waktu magrib

sampai larut malam sekitar pukul 21.00 wib, dan Penjelasan Hakim hal ini

dimaksudkan agar wartawan tidak hadir, tetapi sidang tersebut tetap terbuka

untuk umum. Lalu pada saat olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) selama 3

hari, saya tidak didampingi oleh Tim Pengacara Muslim. Pada saat sidang,

ada satu orang Hakim sempat sekali tidak hadir. Di dalam putusan Hakim,

barang bukti motor agar dikembalikan kepada terdakwa. Tetapi kenyataannya

motor saya yang disita oleh Pengadilan tidak dikembalikan kepada keluarga.

9. Setelah di Lembaga Pemasyarakatan Cipinang, apa yang anda rasakan ? saya

merasa, saya tidak ikhlas dan seharusnya saya tidak berada di LP. Karena yang

berlaku bagi saya hanyalah hukum Islam.

10. Apa pendapat anda mengenai proses pembinaan di LP ? saya tidak tertarik.

11. Apa kesan anda ? tidak ada yang mengesankan, karena saya tidak mengikuti

pembinaan yang ada di LP.

106

Page 35: Bab iv

12. Bagaimana hubungan anda dengan sesama terpidana di LP ? Napi teroris

disegani di dalam LP.

13. Adakah perbedaan perlakuan antara terpidana oleh petugas ? Tentu ada, tetapi

yang perlu diketahui adalah petugas tetap memegang kendali di dalam LP. Tapi

yang mau saya ceritakan adalah setiap warga binaan yang berada di lantai 2

dengan yang di lantai 4 ada perlakuan khusus. Lalu di dalam LP Cipinang, warga

binaan dalam perkara teroris selalu disegani oleh warga binaan lainnya.

14. Apakah anda harus memberikan sesuatu kepada petugas agar anda mendapatkan

perhatian khusus, misalnya agar ada pengurangan hukuman atau remisi ? Kalau

saya tidak memberi apa-apa kepada petugas, tapi saya tidak tahu apabila ada

warga binaan lain yang bermain dengan petugas.

15. Secara pribadi bagaimana hubungan anda dengan petugas ? Hubungan saya

dengan petugas kadang ada masa tegang, kadang baik-baik saja, kadang juga

saling menghormati satu sama lain.

16. Apakah dengan masuknya anda di LP, ada manfaatnya ? Mungkin ada, karena

saya bisa lebih mendalami lagi dengan Ustad yang lebih senior usianya dan yang

lebih paham mengenai agama Islam (atau disebut Ulama).

17. Apakah keluarga anda sering menengok anda di LP ? Ibu saya sering

mengunjungi saya, kira-kira seminggu sekali datang ke LP. Sedangkan Istri dan

Anak saya sekitar 2 bulan sekali.

18. Apakah pendapat saudara mengenai pembinaan di LP (sudah cukup baik atau

masih perlu disempurnakan) ? Menurut saya sudah cukup, tapi masih butuh

107

Page 36: Bab iv

sarana tambahan, contohnya seperti sarana dan prasarana olahraga saya rasakan

kurang banyak.

19. Selama di LP apa yang paling anda sukai dan yang paling anda tidak sukai

khususnya dalam program pembinaan ? Menurut saya tidak ada yang saya sukai,

tetapi ada yang saya tidak sukai yaitu ketika senam pagi dengan instruktur wanita

dengan acara musik yang bervolume keras di gasibu.

20. Apa saran anda yang harus LP lakukan di dalam pembinaan ? Saran saya agar

warga binaan perkara teroris tidak dibatasi dalam memiliki santri dan bolehnya

Ustad napi teroris untuk mengajar di Masjid dan Mushola sekitar LP.

21. Apa cita-cita anda setelah keluar dari LP ? Saya ingin kerja, tapi sangat sulit bagi

mantan napi teroris untuk bekerja selayaknya masyarakat pada umumnya. Saya

mau melamar pekerjaan, tetapi saya rasa tidak ada perusahaan yang mau

mempekerjakan seorang mantan teroris. Saya juga masih kurang tahu mau kerja

di bidang apa (pola pikir saya masih gelap). Kalau bisnis, saya juga belum tahu

mau bisnis apa, tetapi keluarga saya sudah memberikan janji-janji untuk

memberikan saya modal untuk usaha.

Jakarta, 5 September 2012

Warga Binaan,

Tanda Tangan

108

Page 37: Bab iv

(Kurnia Widodo, S.T)

109