BAB III USU Gaya Belajar
-
Upload
puri-kresnawati -
Category
Documents
-
view
229 -
download
4
Transcript of BAB III USU Gaya Belajar
BAB 3
KERANGKA PENELITIAN
1. Kerangka Konseptual
Kerangka penelitian ini menjelaskan dugaan adanya hubungan motivasi
berprestasi dan gaya belajar dengan prestasi belajar mahasiswa. Dimana motivasi
berprestasi meliputi tanggung jawab, prestasi, pengembangan diri, dan kemandirian.
Sedangkan gaya belajar terdiri dari visual, auditori, dan kinestetik. Prestasi belajar
merupakan penilaian aktivitas belajar siswa yang dinyatakan dalam bentuk simbol,
angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai
peserta didik dalam periode tertentu Tirtonegoro (1999) dalam (Tarmidi, 2005).
Penggolongan prestasi keberhasilan belajar dapat dilihat dari yaitu Indeks Prestasi
Kumulatif berdasarkan Peraturan Akademik Program Sarjana Universitas Sumatera
Utara (2007) pada pasal 8 tentang yudisium terbagi tiga yaitu, memuaskan, sangat
memuaskan, dan cumlaude. Berdasarkan tujuan penelitian dan tinjauan kepustakaan
maka kerangka penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Skema 3.1 Kerangka Konseptual Hubungan Motivasi Berprestasi dan Gaya belajar
dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas
Keperawatan USU
2. Definisi Konseptual
2.1 Motivasi Berprestasi
Motif atau motive adalah dorongan yang terarah kepada pemenuhan kebutuhan
psikis atau rokhaniah (Sukmadinata, 2005). Motivasi berprestasi yaitu dorongan untuk
berhasil dalam melakukan sesuatu tugas atau pekerjaan, dorongan untuk memperoleh
kesempurnaan (Uno, 2007).
2.2 Gaya Belajar
Gaya belajar adalah kunci untuk mengembang kinerja dalam pekerjaan, di
sekolah, dan dalam situasi-situasi antar pribadi. Gaya belajar seseorang adalah
kombinasi dari bagaimana ia menyerap, dan kemudian mengatur serta mengolah
informasi (DePorter & Henarcki, 2003).
Prestasi Belajar meliputi: Memuaskan Sangat memuaskan Cumlaude
Motivasi berprestasi meliputi: Tanggung jawab Prestasi Pengembangan diri Kemandirian
Gaya belajar meliputi: Visual Auditori Kinestetik
Universitas Sumatera Utara
2.3 Prestasi Belajar
Menurut Tirtonegoro (1999, dalam Tarmidi, 2005) menyatakan bahwa prestasi
belajar merupakan penilaian aktivitas belajar siswa yang dinyatakan dalam bentuk
simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah
dicapai peserta didik dalam periode tertentu.
3. Definisi Operasional
No Variabel Defenisi
Operasional
Alat ukur Hasil ukur Skala
1 Motivasi
berprestasi
meliputi
a.tanggung
jawab
b. prestasi
c.pengembang-
an diri
d. kemandirian
Motivasi berprestasi
dapat dipahami
sebagai motif yang
mendorong
mahasiswa Program
Profesi Ners yaitu
jalur A dan B untuk
mencapai sukses
dan bertujuan untuk
berhasil dalam
kompetisi dengan
beberapa ukuran
keunggulan
(standar of
excellence).
a. tanggung jawab:
suatu tindakan yang
dilakukan oleh
mahasiswa
program profesi
ners dengan kerja
Kuisioner dengan
26 pertanyaan
dengan 5 pilihan
jawaban yaitu:
0= Tidak pernah
1= Kurang
2=Kadang-
kadang
3=Sangat sering
4=Sering
Dinilai berdasarkan
skor tertinggi dari
masing-masing
jawaban yaitu:
Motivasi berprestasi
rendah dengan skor
0-52 dan motivasi
berprestasi tinggi 53-
104.
Ordinal
Universitas Sumatera Utara
keras dan menyatu
dengan tugas untuk
pencapaian suatu
tujuan.
b. Prestasi adalah
dorongan/keinginan
untuk sukses dan
unggul yang ada
pada mahasiswa
program profesi
ners serta adanya
keinginan umpan
balik atas hasil yang
telah dicapai.
c. Pengembangan
diri adalah suatu
tindakan yang
dilakukan oleh
mahasiswa program
profesi ners untuk
peningkatan
keterampilan yang
disertai dengan
dorongan untuk
maju.
d. Kemandirian
adalah suatu hal
atau keadaan dapat
berdiri sendiri tanpa
bergantung dengan
orang lain dalam
bekerja dan suka
pada tantangan.
Universitas Sumatera Utara
2 Tipe belajar a. Visual b. Auditori
c. Kinestetik
Belajar melalui apa yang mahasiswa Program Profesi Ners yaitu jalur A dan B lihat. Belajar yang dilakukan mahasiswa Program Profesi Ners yaitu jalur A dan B dengan cara mendengar Belajar yang dilakukan mahasiswa Program Profesi Ners yaitu jalur A dan B dengan gerak, bekerja dan menyentuh
Kuisioner dengan 12 pertanyaan yaitu nomor 1-12 dengan 3 pilihan jawaban yaitu: 0 = Tidak pernah 1=Kadang-kadang 2 = Sering Kuisioner dengan 12 pertanyaan yaitu nomor 13 – 24 dengan 3 pilihan jawaban, yaitu : 0 = Tidak pernah 1=Kadang-
kadang 2 = Sering Kuisioner dengan 12 pertanyaan yaitu nomor 25 – 36 dengan 3 pilihan jawaban, yaitu : 0 = tidak pernah 1=Kadang-
kadang 2 = Sering
Dinilai berdasarkan skor tertinggi dari masing-masing jawaban yaitu : tidak pernah dilakukan, kadang-kadang dilakukan dan sering dilakukan Dinilai berdasarkan skor tertinggi dari masing-masing jawaban yaitu : tidak pernah dilakukan, kadang-kadang dilakukan dan sering dilakukan
Dinilai berdasarkan
skor tertinggi dari
masing-masing
jawaban yaitu : tidak
pernah dilakukan,
kadang-kadang
dilakukan dan sering
dilakukan
Nominal Nominal Nominal
3 Prestasi Belajar Prestasi belajar
adalah hasil
penilaian dosen
Fakultas
keperawatan
terhadap proses dan
hasil belajar
mahasiswa program
profesi ners yang
menggambarkan
Transkip nilai /
Indeks Prestasi
Kumulatif yang
merupakan data
sekunder
Dinilai berdasarkan kriteria penilaian yang dimodifikasi dari predikat yudisium program sarjana (S1) USU, yaitu : Cumlaude = ≥ 3,51 Sangat memuaskan = 2,76-3,50 Memuaskan = 2,00-2,75
Ordinal
Universitas Sumatera Utara
penguasaan
mahasiswa program
profesi ners atas
materi pelajaran
sebagai akibat
adanya proses
belajar yang dialami
oleh mahasiswa
program profesi
ners dalam jangka
waktu tertentu yang
dilihat melalui
Indeks Prestasi
Kumulatif (IPK)
mahasiswa dalam
beberapa semester
4. Hipotesa Penelitian
Adapun hipotesa kerja dalam penelitian ini adalah :
1. Terdapat hubungan motivasi berprestasi dengan prestasi belajar mahasiswa
Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU.
2. Terdapat hubungan gaya belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program
Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU.
3. Terdapat hubungan motivasi berprestasi dan gaya belajar dengan prestasi belajar
mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
1. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain korelasi yaitu desain penelitian atau
penelaahan hubungan antara dua variabel atau lebih pada situasi kelompok sampel
(Notoadmodjo, 2002). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah ada
hubungan antara variabel motivasi berprestasi dan gaya belajar dengan prestasi belajar
mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
2. Populasi dan Sampel
2.1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari objek penelitian yang akan diteliti. Populasi
pada penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Keperawatan yang sedang menjalani
Program Profesi Ners. Pemilihan populasi didasarkan karena pada kelompok telah
diketahui IPK akademik yang menjadi ukuran dalam prestasi belajar dan telah melalui
berbagai mata kuliah mulai dari mata kuliah dasar hingga mata kuliah khusus
keperawatan yang memiliki tingkat kesulitan yang berbeda-beda. Jumlah mahasiswa
Program Profesi Ners yaitu jalur A adalah sebanyak 49 orang dan mahasiswa Program
Profesi Ners jalur B adalah sebanyak 36 orang (Bagian Pendidikan PSIK FK USU,
2007). Maka jumlah populasi yaitu sebanyak 85 orang.
2.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan “sampling” tertentu
untuk bisa memenuhi/mewakili populasi (Nursalam, 2003). Pengambilan sampel
Universitas Sumatera Utara
menggunakan teknik Quota sampling, yaitu suatu teknik pengambilan sampel sesuai
dengan jumlah yang ditentukan sebelumnya, dan jika jumlah sampel tersebut sudah
dicapai maka si pengumpul data berhenti. Dalam menerapkan teknik ini, peneliti
pertama-tama harus memutuskan strata mana yang sesuai dengan penelitiannya,
selanjutnya peneliti menetapkan kuota untuk setiap stratumnya yang proporsinya
mewakili seluruh populasi (Zuriah, 2006). Adapun kriteria sampel dalam penelitian
ini adalah mahasiswa yang aktif kuliah (tidak sambil bekerja), belum menikah dan
bersedia berpartisipasi menjadi responden, serta dari hasil penyebaran kuesioner
didapati hanya memiliki salah satu gaya belajar yang dominan sehingga jumlah
sampel dalam penelitian ini yaitu 62 orang.
A B Jumlah
Semester I 13 31 44
Semester II 36 5 41
Jumlah 49 36 85
Penentuan besarnya jumlah sampel dari populasi yang telah diketahui dapat
ditentukan dengan menggunakan rumus (Notoatmodjo, 2005) yaitu :
Keterangan : n = besar sampel
N = besar populasi
d = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan = 0,05
N n = 1 + N (d2)
Universitas Sumatera Utara
Sehingga jumlah sampel yang akan diambil adalah :
85 n = = 70 orang
1+85 (0,05)
x 100 % dari jumlah mahasiswa setiap semester = 82 % , yaitu : 85
Jumlah sampel penelitian yang diambil dari tiap semester
2
Dan setiap jalur dapat diwakili dengan menggunakan rumus :
70
A B Jumlah Semester I
111310082
=x 253110082
=x 36
Semester II 3036
10082
=x 4510082
=x 34
Jumlah 41 29 70
3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
dengan pertimbangan bahwa jumlah sampel yang memadai, efisien waktu dan biaya
penelitian. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan, dimulai awal bulan Januari
2010 hingga awal bulan Maret 2010.
4. Pertimbangan Etik
Penelitian ini dilakukan setelah mendapat izin dari Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara. Sebelum melakukan penelitian ini terlebih dahulu
peneliti meminta kesediaan responden untuk membaca informed consent dan
menginformasikan makna dan tujuan dilakukannya penelitian ini. Penelitian dapat
Universitas Sumatera Utara
dimulai bila responden bersedia menandatangani informed consent yang telah
disediakan atau bersedia secara lisan, namun jika responden tidak bersedia maka
peneliti tidak akan memaksa dan menghormati keputusannya. Untuk menjaga
kerahasiaan maka nama responden tidak akan dicantumkan pada lembar kuesioner
yang diisi oleh responden dan hanya diberi kode tertentu. Kerahasiaan informasi yang
diberikan oleh responden dijamin oleh peneliti dan hanya dipergunakan untuk
kepentingan penelitian (Nursalam, 2003).
5. Instrumen Penelitian
5.1. Kuesioner Penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini dibuat dalam bentuk kuisioner.
Yang disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka. Instrumen terdiri dari
4 bagian yaitu data demografi, motivasi berprestasi, gaya belajar, dan Indeks Prestasi
Kumulatif.
Bagian pertama yaitu kuesioner demografi yang bertujuan untuk
mengidentifikasi karakteristik responden yang meliputi jalur program studi, semester,
usia, dan jenis kelamin.
Bagian kedua yaitu kuesioner motivasi berprestasi bertujuan untuk mengetahui
kecenderungan motivasi berprestasi mahasiswa. Kuesioner yang digunakan adalah
kuesioner motivasi berprestasi yang dimodifikasi dari buku Uno (2007) dengan
pemilihan beberapa pertanyaan dengan alasan ada beberapa pertanyaan yang tidak
sesuai dengan motivasi berprestasi. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner
tertutup, sehingga responden hanya perlu memberikan jawaban berupa tanda check
list ( √ ) pada jawaban yang tersedia. Kuesioner motivasi beprestasi terdiri dari 26
pertanyaan yang meliputi tanggung jawab, prestasi, pengembangan diri, kemandirian.
Universitas Sumatera Utara
Model skala motivasi berprestasi menggunakan skala likert. Pernyataan 5 pilihan
yaitu tidak pernah, kurang, kadang-kadang, sering, dan sangat sering. Jawaban
kuisioner disusun dengan pembobotan (skoring). Bobot penilaian sebagai berikut:
tidak pernah diberi skor 0, kurang diberi skor 1, kadang-kadang diberi skor 2, sering
diberi skor 3, sangat sering diberi skor 4. Berdasarkan rumus statistika p =
rentang/banyak kelas menurut Sudjana (1992) dimana p merupakan panjang kelas,
rentang merupakan pengurangan nilai tertinggi dengan nilai terendah. Nilai terendah
yang mungkin diperoleh oleh setiap responden adalah 0 dan nilai tertinggi 104.
Rentang kelas sebesar 104 (104-0) dan banyak kelas yang diinginkan adalah 2 yaitu
motivasi berprestasi rendah 0-52 dan motivasi berprestasi tinggi 53-104.
Bagian ketiga yaitu kuesioner gaya belajar mahasiswa yang diadopsi dari
DePorter & Henrcki (2003). Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup,
sehingga responden hanya perlu memberikan jawaban berupa tanda check list ( √ )
pada jawaban yang tersedia. Jumlah pertanyaan sebanyak 36 pertanyaan yaitu 1-12
untuk gaya belajar visual, 13-24 untuk gaya belajar auditori, 25-36 untuk gaya belajar
kinestetik. Model skala gaya belajar menggunakan skala likert dengan alternatif
jawaban yang tersedia pada kuesioner yaitu tidak pernah, kadang-kadang, sering.
Jawaban kuesioner disusun dengan pembobotan (skoring). Bobot penilaian sebagai
berikut: tidak pernah diberi skor 0, kadang-kadang diberi skor 1, sering diberi skor 2.
Jumlah skor yang paling tinggi pada tiap bagian maka akan menentukan gaya belajar
yang paling menonjol pada mahasiswa, jika terdapat skor yang sama artinya terdapat
lebih dari satu gaya belajar yang dominan pada mahasiswa sehingga responden tidak
dimasukkan kedalam sampel penelitian. Dalam hal ini hanya satu gaya belajar yang
diambil yaitu yang paling tinggi jumlah skornya.
Universitas Sumatera Utara
Bagian keempat berisi data Indeks Prestasi Kumulatif yang bertujuan untuk
menilai hasil pembelajaran dari responden selama kuliah di Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara, dengan kriteria penilaian berdasarkan peraturan
akademik Program Sarjana (S1) Universitas Sumatera Utara pada pasal 8 tentang
yudisium yaitu memuaskan (2,00-2,75), sangat memuaskan (2,76-3,50) dan cumlaude
(≥ 3,51) (Buku panduan akademik Fakultas Keperawatan USU).
5.2. Uji validitas dan Reliabilitas
Uji validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan sesuatu instrumen dan bertujuan untuk menggambarkan sejauh mana
instrumen mampu mengukur apa yang akan diukur (Arikunto , 2006).
Uji realibilitas dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran
tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang
sama dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2005).
Pada penelitian ini uji validitas kuesioner motivasi berprestasi dilakukan oleh
salah satu dosen keperawatan Universitas Sumatera Utara yaitu Liberta Lumbantoruan
S.Kp, MKep dan Siti Zahara Nst S.Kep, MKep bentuk uji validitas yang dilakukan
adalah validitas isi. Uji reabilitas dilakukan terhadap 30 orang responden yaitu
mahasiswa Program Profesi Ners STIKES Medistra Lubuk Pakam dan mahasiswa
Program Profesi Ners STIKES Deli Husada yang memenuhi kriteria sampel
(Dempsey, 2002). Teknik analisa yang digunakan adalah rumus Cronbach Alpha.
Hasil uji reabilitas terhadap kuesioner motivasi berprestasi adalah 0,872. Berdasarkan
Pollit & Hungler (1999) yang menyatakan bahwa suatu instrumen dikatakan reliabel
apabila hasil uji lebih besar dari 0,70. Sehingga kuesioner motivasi berprestasi ini
dikatakan reliabel.
Universitas Sumatera Utara
Uji validitas dan reabilitas pada kuesioner gaya belajar telah dilakukan oleh
salah satu dosen keperawatan Universitas Sumatera Utara yaitu Ibu Rika Endah
Nurhidayah S.Kp. MPd. Bentuk uji validitas yang dilakukan adalah validitas isi. Uji
reliabilitas dilakukan terhadap 30 orang responden yaitu mahasiswa Jalur A Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang memenuhi kriteria sampel (Dempsey,
2002). Teknik analisa yang digunakan adalah rumus Cronbach Alpha. Hasil uji
reliabilitas terhadap kuesioner gaya belajar mahasiswa adalah 0,73. Berdasarkan Pollit
& Hungler (1999) yang menyatakan bahwa suatu instrumen dikatakan reliabel apabila
hasil uji lebih besar dari 0,70. Sehingga kuesioner gaya belajar ini dikatakan reliabel.
6. Pengumpulan Data
Pada tahap awal permohonan izin pelaksanaan peneliti diajukan pada institusi
pendidikan Fakultas Keperawatan USU. Setelah mendapat izin pelaksanaan penelitian
dari Dekan FKep USU, peneliti melaksanakan pengumpulan data penelitian.
Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner
kepada setiap responden sesuai dengan kriteria dan telah bersedia menjadi responden
dengan mengisi lembar persetujuan. Kepada responden dijelaskan tentang topik,
manfaat, serta tujuan peneliti kemudian responden diminta untuk mengisi kuesioner
yang sudah diberikan oleh peneliti, namun agar tidak terjadi kesalahan interpretasi
pada responden, peneliti perlu untuk bersama responden selama pengisian kuesioner
sehingga jika ada yang tidak dimengerti oleh responden dapat segera ditanyakan
kepada peneliti. Setelah responden selesai mengisi kuesioner, maka seluruh data
dikumpulkan untuk dianalisa.
Universitas Sumatera Utara
7. Analisa Data
Analisa data dilakukan setelah semua data berupa semua kuesioner
dikumpulkan oleh peneliti dan diperiksa satu persatu. Setiap data dan pernyataan
dalam kuesioner diberi kode untuk mempermudah proses analisa data. Kemudian
memasukkan data dari lembar kuesioner ke dalam program komputer dengan
menggunakan komputerisasi. Selanjutnya mengecek kembali data yang telah
dimasukkan untuk mengetahui ada kesalahan atau tidak.
7.1. Analisis Univariat
a. Deskripsi Data Demografi
Data demografi mahasiswa program profesi ners adalah data bentuk nominal,
menggunakan skala pengukuran katagorikal berupa skala nominal (Sastroasmoro,
2002). Data akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase.
b. Deskripsi Data Motivasi Berprestasi
Data motivasi berprestasi adalah data bentuk ordinal, menggunakan skala
pengukuran katagorikal berupa skala ordinal (Sastroasmoro, 2002) yaitu tinggi dan
rendah. Data akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase.
c. Deskripsi Data Gaya Belajar
Data gaya belajar adalah data bentuk nominal, menggunakan skala
pengukuran katagorikal berupa skala nominal (Sastroasmoro, 2002) yaitu visual,
audiotori dan kinestetik. Data akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
dan persentase.
d. Deskripsi Data Prestasi Belajar
Data prestasi belajar adalah data bentuk ordinal, menggunakan skala
pengukuran katagorikal berupa skala nominal (Sastroasmoro, 2002) yaitu
Universitas Sumatera Utara
memuaskan, sangat memuaskan, dan cum laude. Data akan disajikan dalam bentuk
tabel distribusi frekuensi dan persentase.
7.2. Analisis Bivariat
Hubungan motivasi berprestasi dengan prestasi belajar dan gaya belajar
dengan prestasi belajar akan dianalisa dengan menguji hipotesis penelitian. Untuk
pengujian hipotesa pertama dan kedua dilakukan dengan teknik korelasi sederhana
dan regresi sederhana. Teknik korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan
variabel motivasi berprestasi dengan prestasi belajar dan gaya belajar dengan prestasi
belajar yang dilakukan dengan menggunakan uji korelasi Pearson, dimana total skore
dari ketiga variabel dinumerikan yaitu motivasi, gaya belajar dan prestasi belajar
menggunakan data interval. Kemudian variabel independen (motivasi berprestasi dan
gaya belajar) langsung dikorelasikan dengan variabel dependen (prestasi belajar).
Analisis dilakukan secara komputerisasi menggunakan program SPSS versi 17,0
untuk mengkorelasikan antara keduanya. Uji Pearson digunakan dalam penelitian ini
karena variabel independen (motivasi berprestasi, gaya belajar) berskala numerik
interval dan variabel dependen (prestasi belajar) berskala numerik interval
(Dahlan, 2008).
Berdasarkan uji korelasi yang dilakukan, maka nilai r menginterpretasikan 4
hal yaitu arah korelasi, ada tidaknya korelasi, tinggi rendahnya korelasi dan signifikan
tidaknya harga r (Helmi dkk, 2008). Dalam Hartono (2008), dijelaskan bahwa SPSS
akan memberikan tabel berupa Corelations dimana pada tabel tersebut terlihat harga
koefisien korelasi yang dihasilkan dari korelasi peringkat Pearson. Jika ρ value lebih
kecil dari nilai α yang telah ditentukan sebelumnya yaitu 0,05, maka Ho ditolak yang
berarti ada hubungan. Namun jika sebaliknya harga ρ value lebih besar dari nilai α,
Universitas Sumatera Utara
berarti Ho gagal ditolak yang berarti tidak ada hubungan diantara variabel yang
diteliti. Tabel berikut merupakan tabel panduan interprestasi hasil uji hipotesis
berdasarkan kekuatan korelasi, nilai p, dan arah korelasi.
Kemudian regresi sederhana digunakan untuk mengetahui persamaan regresi
variabel motivasi berprestasi dengan prestasi belajar dan gaya belajar dengan prestasi
belajar.
Tabel 4.1. Kriteria Penafsiran Korelasi
No Parameter Nilai Interpretasi
1 Kekuatan korelasi (r) 0,00-0,199 0,20-0,399 0,40-0,599 0,60-0,799 0,80-1,000
Sangat lemah Lemah Sedang Kuat Sangat kuat
2 Nilai p p<0,05 p>0,05
Terdapat korelasi yang bermakna antar dua variabel yang diuji. Tidak terdapat korelasi yang bermakna antara dua variabel yang diuji.
3 Arah korelasi + (positif) - (negatif)
Searah, semakin besar nilai satu variabel, semakin besar pula nilai variabel yang lainnya. Semakin besar nilai satu variabel, semakin kecil nilai variabel yang lainnya.
7.3. Analisis Multivariat
Untuk mengetahui hubungan motivasi berprestasi dan gaya belajar terhadap
prestasi belajar dilakukan teknik korelasi ganda dan regresi linear berganda. Teknik
korelasi ganda (R) digunakan untuk mengetahui hubungan dan kontribusi dari kedua
variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Analisis regresi linear
berganda digunakan untuk melihat hubungan linear antar beberapa variabel bebas
Universitas Sumatera Utara
yang biasa disebut X1,X2,X3 dan seterusnya dengan variabel terikat yang disebut Y
(Helmi dkk, 2008). Tujuan menggunakan analisis regresi linear berganda adalah
untuk mencari pengaruh dua atau lebih variabel prediktor (bebas) atau untuk mencari
hubungan dua variabel prediktor (bebas) atau lebih terhadap variabel kliteriumnya
(terikat), atau untuk meramalkan dua variabel – variabel prediktor (bebas) atau lebih
terhadap variabel kriteriumnya (terikat) (Hartono, 2008).
Dalam pemodelan ini semua variabel prediktor dicobakan secara bersama-
sama. Model yang diasumsikan dari regresi linear berganda adalah:
Y=a + b1X1 +b2X2 +b3X3 ...... bnXn
Variabel dengan nilai p-value < 0,05 artinya kesimpulan constant dari model regresi
linear berganda ini signifikan. Analisis bertujuan untuk mengetahui hubungan
beberapa variabel bebas dengan variabel terikat secara bersama-sama.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini diuraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan antara lain
tentang: deskripsi karakteristik responden, deskripsi motivasi berprestasi, deskripsi
gaya belajar mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU, deskripsi
prestasi belajar mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU, analisa
hubungan antara motivasi berprestasi dengan prestasi belajar mahasiswa Program
Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU, analisa hubungan gaya belajar dengan
prestasi belajar mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU serta
analisa motivasi berprestasi dan gaya belajar dengan prestasi belajar mahasiswa
Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU.
1. Hasil Penelitian
1.1. Deskripsi Karakteristik Responden
Analisis univariat pada penelitian ini melihat distribusi frekuensi dan persentase
karakteristik responden usia dan jenis kelamin.
Berdasarkan tendensi sentral dapat diketahui bahwa usia responden dalam
penelitian ini memiliki modus pada usia pada kelompok usia 21-23 tahun (n=3,
51,6%). Sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan (n=54, 87,1%). Tabel
5.1 berikut disajikan karakteristik demografi responden mahasiswa.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik responden
Variabel Frekuensi Persen (%) Usia Max = 29 Min = 21 Mode = 23
2 6 15
3,23
9,7 24,2
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan
8 54
12,9 87,1
1.2. Deskripsi Motivasi Berprestasi Mahasiswa
Hasil penelitian terhadap motivasi berprestasi mahasiswa dapat dilihat pada
tabel 5.2 yang menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki motivasi
berprestasi yang tinggi (n=56, 90,3%).
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi dan persentase motivasi berprestasi responden
Motivasi Berprestasi Frekuensi Persen (%)
Tinggi
Rendah
56
6
90,3
9,7
Total 62 100.0
1.3. Deskripsi Gaya Belajar Mahasiswa
Hasil penelitian terhadap gaya belajar mahasiswa dapat dilihat pada tabel 5.3
yang menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki gaya belajar visual
(n=41, 66,1%). Dari data tersebut dapat diketahui bahwa pelajar visual cenderung
lebih banyak bila dibandingkan dengan pelajar auditori maupun kinestetik.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi dan persentase gaya belajar responden
Gaya Belajar Frekuensi Persen (%)
Visual
Auditori
Kinestetik
41
14
7
66,1
22,6
11,3
Total 62 100.0
1.4. Deskripsi Prestasi Belajar Mahasiswa
Prestasi belajar menjadi indikator untuk menilai tingkat keberhasilan mahasiswa
dalam proses belajar. Winkel (1996) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah suatu
bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan
kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Hasil penelitian terhadap
prestasi belajar mahasiswa dapat dilihat pada tabel 5.4 yang menunjukkan bahwa
mahasiswa dengan prestasi belajar sangat memuaskan (IPK 2,76-3,50) lebih banyak
dibandingkan dengan prestasi belajar memuaskan (IPK 2,00-2,75) dan prestasi belajar
cumlaude (3,51-4,00).
Tabel 5.4 Distribusi frekuensi dan persentase prestasi belajar responden
Prestasi Belajar Frekuensi Persen (%)
Cumlaude(3,51-4,00)
Sangat Memuaskan (2,76-3,50)
Memuaskan (2,00-2,75)
Total
3
52
7
62
4,8
83,9
11,3
100,0
Universitas Sumatera Utara
2. Pengujian Statistik
Pengujian statistik berisi uji asumsi klasik seperti uji normalitas, dan pengujian
hipotesis dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana.
2.1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak.
Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati
normal. Menurut Helmi (2008), untuk uji normalitas data dengan melihat histogram
(bentuk loncang) jika data tersebut tidak menceng ke kiri atau ke kanan maka data
berdistribusi normal. Hasil uji normalitas dengan menggunakan, disajikan
sebagaimana gambar dibawah ini:
Gambar 5.1 Diagram Normal Histogram
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan output dari pengolahan data dengan menggunakan SPSS 17.0,
dengan melihat pada grafik normal histogram dari variabel motivasi berprestasi, gaya
belajar dan prestasi belajar tampak bahwa data-datanya tidak menceng ke kiri atau
menceng ke kanan maka data dari ketiga variabel tersebut dapat dikatakan
berdistribusi normal.
Universitas Sumatera Utara
2. Analisis Motivasi Berprestasi dan Gaya Belajar dengan Prestasi Belajar
Mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU
Analisis bivariat pada penelitian ini melihat hubungan masing-masing variabel
independen (motivasi berprestasi, gaya belajar) dengan variabel dependen (prestasi
belajar).
2.1. Hubungan Motivasi Berprestasi dengan Prestasi Belajar Mahasiswa
Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Prestasi belajar dapat dipengaruhi oleh motivasi berprestasi yang ada pada diri
seseorang. Dimana semakin tinggi motivasi berprestasi seseorang maka prestasi yang
dihasilkan semakin optimal. Berdasarkan penelitian diperoleh hasil bahwa 83,9%
mahasiswa dikategorikan memiliki prestasi belajar sangat memuaskan dan sebagian
besar mahasiswa memiliki motivasi berprestasi yang tinggi (n=56, 90,3%).
Uji korelasi Pearson dilakukan secara komputerisasi dan memberikan nilai
kekuatan korelasi (r) yaitu 0,423 yang artinya kekuatan korelasi sedang dan
sig. (1-tailed) sebesar 0,001. Angka ini lebih kecil dari nilai α = 0,05 sehingga hal ini
diinterpretasikan bahwa Ho ditolak, yang artinya terdapat hubungan antara motivasi
berprestasi dengan prestasi belajar mahasiswa program profesi ners Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Hasil uji korelasi Pearson yang telah
dilakukan disajikan pada tabel 5.5 berikut.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.5. Hubungan Motivasi Berprestasi dengan prestasi belajar mahasiswa
Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU
Dari hasil uji regresi linear sederhana, pada tabel 5.6 didapatkan persamaan
linear dari hubungan motivasi berprestasi (X1) dengan prestasi belajar (Y) yang
dilihat dari korelasi koefisien yaitu:
Y = 2,508 + 0,008X1
Sesuai dengan persamaan diatas dapat dideskripsikan secara ringkas yaitu
apabila terjadi kenaikan 1 unit variabel motivasi berprestasi akan meningkatkan
prestasi belajar sebesar 0,008. Secara umum menunjukkan bahwa perubahan motivasi
berprestasi pada mahasiswa program profesi ners fakultas keperawatan USU sebesar
0,008 ke arah positif akan diikuti dengan peningkatan prestasi belajar sebesar 2,508.
Tabel 5.6 Koefisien Hubungan Motivasi Berprestasi dengan Prestasi Belajar
Mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU
Model Koefisien
Sig. (Constant) 2.508 .000 Motivasi .008 .001
2.2. Hubungan Gaya Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program
Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
Prestasi belajar yang baik dapat mencerminkan tipe belajar yang baik karena
dengan mengetahui dan memahami tipe belajar yang terbaik bagi dirinya akan
Variabel Motivasi Berprestasi IPK Sig Motivasi Berprestasi 1 r = 0,423 ** 0,001 IPK r = 0,423** 1 0,001
Universitas Sumatera Utara
membantu mahasiswa dalam belajar sehingga prestasi yang dihasilkan akan
maksimal. Berdasarkan penelitian diperoleh hasil bahwa 83,9% responden
dikategorikan memiliki prestasi belajar sangat memuaskan memiliki kecenderungan
pada tipe belajar visual (n=41, 66,1%) dibandingkan dengan pelajar auditori (n=14,
22,6%) maupun kinestetik (n=7, 11,3%).
Uji korelasi Pearson dilakukan secara komputerisasi dan memberikan nilai
kekuatan korelasi (r) yaitu 0,381 yang artinya kekuatan korelasi sedang dan
sig. (1-tailed) sebesar 0,001. Angka ini lebih kecil dari nilai α = 0,05 sehingga hal ini
diinterpretasikan bahwa Ho ditolak, yang artinya terdapat hubungan antara gaya
belajar dengan prestasi belajar mahasiswa program profesi ners Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara. Hasil uji korelasi Pearson yang telah dilakukan disajikan
pada tabel 5.7 berikut.
Tabel 5.7 Hubungan Gaya Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program
Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU
Dari hasil uji regresi sederhana, pada tabel 5.8 didapatkan persamaan linear
dari hubungan gaya belajar (X2) dengan prestasi belajar (Y) yang dilihat dari
koefisien korelasi yaitu:
Y = 2,544+0,031X
Sesuai dengan persamaan diatas dapat dideskripsikan secara ringkas yaitu
apabila terjadi kenaikan 1 unit variabel gaya belajar akan meningkatkan prestasi
2
Variabel Gaya Belajar IPK Sig Gaya Belajar 1 r = 0,381 0,001 IPK r = 0,381 1 0,001
Universitas Sumatera Utara
belajar sebesar 0,031. Secara umum menunjukkan bahwa perubahan gaya belajar
sebesar 0,031 mahasiwa program profesi ners fakultas keperawatan USU ke arah
positif akan diikuti dengan peningkatan prestasi belajar sebesar 2,544.
Tabel 5.8 Koefisien Hubungan Gaya Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa
Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU
Model Koefisien Sig. (Constant) 2.544 .000 Gaya belajar .031 .002
3. Analisis Regresi Linier Berganda
Pengujian hipotesis secara simultan dimaksudkan untuk menguji keberartian
hubungan variabel bebas yaitu motivasi berprestasi (X1), gaya belajar (X
2)
dengan
prestasi belajar (Y).
Uji keberartian koefisien regresi dilakukan dengan uji F secara komputerisasi
dan diperoleh Fhitung sebesar 10.728 dengan signifikansi = 0,000 < 0,05, dimana harga
F(5%, 2:59)
sebesar 3,68, karena harga Fhitung lebih besar dari 3,68 maka disimpulkan
bahwa koefisien korelasi gandanya signifikan artinya ada hubungan yang signifikan
antara motivasi berprestasi an gaya belajar dengan prestasi belajar. Hal ini berarti ini
berarti bahwa hipotesis kerja (Ha) diterima. Dinyatakan ada hubungan motivasi
berprestasi (X1) dan gaya belajar (X
2
) dengan prestasi belajar (Y). Hasil uji
keberartian koefisien regresi yang telah dilakukan disajikan pada tabel 5.9 berikut.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.9 Hasil Uji Keberartian Koefisien Regresi
Dalam tabel 5.10 harga koefisien korelasi hubungan motivasi berprestasi dan
gaya belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara diperoleh R= 0,516 berarti hubungan
motivasi berprestasi, gaya belajar dengan prestasi belajar sebesar 51,6% , dimana
hubungannya sedang.
Tabel 5.10 Harga Koefisien Korelasi Hubungan Motivasi Berprestasi dan Gaya Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 0.516a 0.267 0.242 .19986
3.1. Uji Hipotesis
Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 5.11 diperoleh model regresi hubungan
motivasi berprestasi (X1), dan gaya belajar (X
2) dengan prestasi belajar (Y) untuk
mahasiswa program profesi ners.
Y = 2,178 + 0,007X1+0,024X
Model regresi tersebut mengandung arti bahwa setiap terjadi kenaikan 1 unit
variabel motivasi berprestasi akan meningkatkan prestasi belajar sebesar 0,007. Setiap
2
Model Df F Sig.
Regression 2 10.728 .000a
Residual 59
Total 61
Universitas Sumatera Utara
terjadi kenaikan 1 variabel gaya belajar akan meningkatkan prestasi belajar sebesar
0,024. Secara umum menunjukkan bahwa perubahan motivasi berprestasi dan gaya
belajar pada mahasiswa program profesi ners fakultas keperawatan USU ke arah
positif akan diikuti dengan peningkatan prestasi belajar sebesar 2,178. Model regresi
tersebut diatas diuji kebermaknaannya menggunakan uji simultan (F) dan uji
parsial (t).
Tabel 5.11 Koefisien Hubungan Motivasi Berprestasi dan Gaya Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU
Model Koefisien Sig
(Constant) 2.178 .000 Motivasi .007 .003 Gaya belajar .024 .010
3.2. Uji Simultan (F)
Uji simultan dengan uji F merupakan suatu pengujian untuk mengetahui
signifikansi/kebermaknaan persamaan garis regresi yang terbentuk. Berdasarkan tabel
5.10 diketahui bahwa di dapatkan harga Fhitung sebesar 10,728 dengan signifikansi
0,000. Karena harga signifikansinya (0,000) lebih kecil dari 0,05 maka persamaan
garis regresi yang didapatkan tersebut bermakna atau dapat digunakan untuk
memprediksi prestasi belajar bila hanya dipengaruhi oleh motivasi berprestasi dan
gaya belajar.
Universitas Sumatera Utara
3.3. Uji Parsial
Uji parsial dilakukan dengan menggunakan uji t yang bertujuan untuk menguji
signifikansi/kebermaknaan konstanta dan koefisien variabel bebas berdasarkan model
regresi linier ganda yang terbentuk. Berdasarkan tabel 5.12 diketahui hasil
perhitungan menunjukkan bahwa thitung untuk konstanta sebesar 11,169 dengan
signifikansi 0,000. Sehingga besarnya hubungan masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat dapat diketahui sebagai berikut:
1. Hubungan motivasi berprestasi dengan prestasi belajar
Pengujian hipotesa secara parsial ini dimaksudkan untuk menguji pengaruh
motivasi berprestasi (X1) dengan prestasi belajar (Y). Berdasarkan tabel 5.12
uji keberartian koefisien regresi tersebut dengan uji t diperoleh t hitung sebesar 3,126
dengan p value = 0,03 < 0,05, sehingga Ha diterima. Hal ini berarti hipotesis kerja
(Ha) yang menyatakan variabel motivasi berprestasi (X2
Pengujian hipotesa secara parsial ini dimaksudkan untuk menguji hubungan gaya
belajar (X
) berhubungan secara
signifikan dengan prestasi belajar (Y). Maka dapat diputuskan bahwa secara parsial
motivasi berprestasi berpengaruh signifikan dengan prestasi belajar pada
mahasiswa program profesi ners fakultas keperawatan USU.
2. Hubungan gaya belajar dengan prestasi belajar
2) dengan prestasi belajar (Y). Berdasarkan tabel 5.12 uji keberartian
koefisien regresi tersebut dengan uji t diperoleh thitung sebesar 2,657 dengan
p value = 0,010 < 0,05, sehingga Ha diterima. Hal ini berarti bahwa hipotesis kerja
(Ha) yang menyatakan gaya belajar (X2) berhubungan secara signifikan dengan
Universitas Sumatera Utara
prestasi belajar (Y). Maka dapat diputuskan bahwa secara parsial gaya belajar
berpengaruh signifikan dengan prestasi belajar mahasiswa program profesi ners
fakultas keperawatan USU
Tabel 5.12 Hasil Uji Parsial Hubungan Motivasi Berprestasi dan Gaya Belajar
dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas
Keperawatan USU
3.4. Koefisien Determinasi
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 5.10 menunjukkan bahwa harga koefisien
determinasinya sebesar 0,267 atau 26,7 % artinya besar pengaruh prestasi belajar bila
hanya dipengaruhi oleh motivasi berprestasi dan gaya belajar adalah 26,7% sedangkan
73,3% lainnya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diungkap dalam penelitian ini.
Tabel 5.10 Harga Koefisien Korelasi Hubungan Motivasi Berprestasi dan Gaya Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .516a .267 .242 .19986
Model T Sig. (Constant) 11.169 .000 Motivasi 3.126 .003 Gayabelajar 2.657 .010
Universitas Sumatera Utara
3.5. Koefisien Determinasi Parsial
Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 5.13 diperoleh besarnya pengaruh
masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dapat diketahui dari besarnya
determinasi parsial (r2) dari masing-masing variabel tersebut. Dengan demikian
besarnya hubungan motivasi berprestasi dengan prestasi belajar adalah (0,377)2
atau
14,2% Dan besarnya hubungan gaya belajar dengan prestasi belajar adalah (0,327)2
atau 10,7%.
Tabel 5.13 Harga Koefisien Korelasi Parsial Hubungan Motivasi Berprestasi dan
Gaya Belajar Mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas
Keperawatan USU
4. Faktor yang Paling Berhubungan dengan Prestasi Belajar Mahasiswa
Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU
Untuk mengetahui adanya hubungan sejumlah variabel independen dengan
variabel dependen dilakukan analisis multivariat. Analisis multivariat yang digunakan
adalah uji regresi linear berganda. Dalam analisis ini kedua variabel independen
dicobakan bersama-sama sehingga dihasilkan suatu persamaan linear.
Model Korelasi Parsial
Motivasi berprestasi .377
Gaya belajar .327
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 5.11 diperoleh model regresi berganda
hubungan motivasi berprestasi (X1) dan gaya belajar (X
2) dengan prestasi belajar (Y)
untuk mahasiswa program profesi nurse yaitu sebagai berikut:
Y = 2,178 + 0,007X1+0,024X
2
Sesuai dengan persamaan diatas dapat didekskripsikan secara ringkas yaitu
apabila terjadi kenaikan 1 unit variabel motivasi berprestasi akan meningkatkan
prestasi belajar sebesar 0,007 dan dengan kenaikan 1 variabel gaya belajar akan
meningkatkan prestasi belajar sebesar 0,024. Secara umum menunjukkan bahwa
perubahan motivasi berprestasi dan gaya belajar pada mahasiswa program profesi ners
fakultas keperawatan USU ke arah positif akan diikuti dengan peningkatan prestasi
belajar sebesar 2,178.
Tabel 5.11 Koefisien Hubungan Motivasi Berprestasi dan Gaya Belajar dengan
Prestasi Belajar Mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas
Keperawatan USU
Model Koefisien Sig
(Constant) 2.178 .000 Motivasi .007 .003 Gaya belajar .024 .010
5. Pembahasan
Hasil penelitian yang diperoleh akan diuraikan pada pembahasan yaitu untuk
menjawab pertanyaan penelitian tentang hubungan motivasi berprestasi dengan
prestasi belajar mahasiswa program profesi ners, hubungan gaya belajar dengan
prestasi belajar mahasiswa program profesi ners serta hubungan motivasi berprestasi
Universitas Sumatera Utara
dan gaya belajar dengan prestasi belajar mahasiswa program profesi ners fakultas
Keperawatan USU.
5.1. Motivasi Berprestasi Mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas
Keperawatan USU.
Motivasi berprestasi merupakan harapan untuk melakukan tugas dengan
berhasil, persepsi tentang nilai tugas, dan kebutuhan untuk sukses menurut Mc
Clelland (1985) dalam (Nursalam & Efendi, 2008). Sedangkan menurut Wayan
(2009) bahwa motivasi berprestasi adalah konstruk psikologis yang mendorong siswa
untuk melakukan usaha dengan sebaik-baiknya atas dasar kompetisi yang sehat dan
bertanggung jawab agar tercapai hasil belajar yang maksimal berdasarkan standard
keunggulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden
memiliki motivasi berprestasi tinggi (90,3%). Menurut Anni (2006) yang menyatakan
bahwa salah satu teori motivasi yang paling penting dalam psikologi adalah motivasi
berprestasi yakni kecenderungan untuk mencapai keberhasilan atau tujuan dan
melakukan kegiatan yang mengarah pada kesuksesan atau kegagalan . Motivasi tidak
hanya penting namun juga menyebabkan belajar untuk mencapai prestasi belajar.
Hasil pengolahan data pada penelitian ini diketahui bahwa pelajar yang
memiliki motivasi berprestasi tinggi cenderung lebih banyak dibandingkan dengan
pelajar yang memiliki motivasi berprestasi rendah (90,3%). Motivasi berprestasi yang
tinggi merupakan tumpuan pertama para mahasiswa untuk dapat mengikuti pelajaran
yang diberikan dengan baik. Keinginan mereka untuk dapat mengikuti dan menyerap
pelajaran akan berpengaruh pada hasil belajarnya yang berupa prestasi belajar yang
meningkat.
Universitas Sumatera Utara
5.2. Gaya Belajar Mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara.
Gaya belajar merupakan tipe belajar yang dimiliki oleh setiap individu yang
merupakan cara termudah dalam menyerap, mengatur dan mengolah informasi
(DePotter dan Hernachi, 2003). Sedangkan menurut Zaini (2002) tipe belajar adalah
karakteristik dan preferensi atau pilihan individu untuk mengumpulkan informasi,
menafsirkan, mengorganisasi, merespon, dan memikirkan informasi yang diterima.
Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki
gaya belajar visual 66,1%. Menurut Richard Bandler, John Grinder, dan Michael
Grinder, dalam karya mereka Neuro Linguistic Programming (NLP) dalam
Binakreatif (2008)
Hasil pengolahan data pada penelitian ini diketahui bahwa pelajar visual
cenderung lebih banyak bila dibandingkan dengan pelajar auditori (22,6%) maupun
kinestetik (11,1%). Berdasarkan hasil penelitian mahasiswa program profesi ners
mengemukakan bukti kuat bahwa secara umum kita memiliki ciri
belajar yang dominan yaitu: Visual (penglihatan). Dan hal ini didukung oleh
penelitian yang dilakukan Maulida (2008) yang menemukan bahwa sebagian besar
siswa di SMK Muhammadiyah 2 Malang memilik gaya belajar yang paling dominan
digunakan adalah gaya belajar visual dengan frekuensi (72,2%) . Berdasarkan hasil
penelitian Panggabean (2009) terhadap 123 orang mahasiswa program reguler
Fakultas Keperawatan USU menunjukkan bahwa 83 orang responden memiliki
prestasi belajar yang sangat memuaskan memiliki kecenderungan tipe belajar visual
(72,5%) dan auditori (65,7%). Hasil penelitian Sundari (2010) terhadap 55 orang
mahasiswa program ekstensi Fakultas Keperawatan USU 28 orang responden
memiliki prestasi belajar yang sangat memuaskan memiliki kecenderungan gaya
belajar visual (50,9%) dan auditori (29,1%)
Universitas Sumatera Utara
cenderung memiliki kemudahan dalam belajar dengan menggunakan gaya belajar
visual, yaitu pilihan individu untuk menyerap informasi kuliah yang disampaikan oleh
dosen melalui apa yang mahasiswa lihat. Mahasiswa dengan gaya belajar visual lebih
mudah mengingat apa yang disampaikan oleh dosen selama masa perkuliahan
berlangsung melalui apa yang ditampilkan oleh dosen, berupa tulisan, gambar, dan
visualisasi. Hal ini didukung oleh strategi pengajaran yang digunakan di Fakultas
Keperawatan USU banyak menguntungkan mahasiswa dengan gaya belajar visual.
5.3. Prestasi Belajar Mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara
Prestasi belajar responden dinilai berdasarkan pada nilai IPK mahasiswa pada
delapan semester yang telah dilalui. Hasil penelitian terhadap prestasi belajar
mahasiswa menunjukkan bahwa mahasiswa dengan prestasi belajar sangat
memuaskan (IPK 2,76-3,50) berjumlah 52 orang, jumlah ini lebih banyak
dibandingkan memuaskan (IPK 2,00-2,75) yaitu 7 orang dan mahasiswa dengan
prestasi belajar cumlaude (3,51-4,00) yaitu 3 orang. Kemungkinan besar hal ini
disebabkan oleh karena mahasiswa pada semester ini cenderung memiliki motivasi
dan berusaha untuk lulus dengan nilai yang sangat memuaskan (IPK ≥ 3,00).
Mahasiswa dengan prestasi belajar sangat memuaskan memiliki kecenderungan
motivasi berprestasi tinggi (87,1%), hal disebabkan karena adanya dorongan pada diri
mahasiswa untuk sukses dimana memperoleh prestasi yang baik dan dapat
menyelesaikan kuliah tepat waktu. Selain itu, mahasiswa dengan prestasi belajar
sangat memuaskan kecenderungan memiliki gaya belajar visual (54,84%), hal ini
disebabkan karena mata kuliah yang disampaikan dalam bentuk ceramah dan diskusi
lebih banyak bila dibandingkan dengan kuliah praktikum sehingga prestasi belajar
Universitas Sumatera Utara
yang dimiliki oleh mahasiswa dengan gaya belajar visual maupun auditori lebih baik
bila dibandingkan dengan gaya belajar kinestetik. Mahasiswa dengan gaya belajar
kinestetik lebih banyak memiliki prestasi belajar sangat memuaskan (6,5%) bila
dibandingkan dengan prestasi belajar memuaskan (4,8%). Berdasarkan pengamatan
peneliti mahasiswa dengan gaya belajar kinestetik yang hasil belajarnya memuaskan
disebabkan oleh lebih banyaknya mata kuliah yang disampaikan tidak dalam bentuk
praktek sehingga mahasiswa merasa kesulitan untuk meningkatkan prestasi
belajarnya.
Mahasiswa yang belajar tanpa metode dan teknik yang baik namun memperoleh
hasil yang baik, kemungkinan tidak menyadari bahwa seandainya ia melakukan
belajar dengan cara yang tepat pasti akan memperoleh hasil yang lebih baik lagi.
5.4 Hubungan Motivasi Berprestasi dengan Prestasi Belajar Mahasiswa
Program Profesi Ners
Berdasarkan uji korelasi regresi sederhana yang dilakukan, didapat nilai yang
signifikan untuk terjadinya hubungan yaitu r = 0,423 dan α = 0,001, sehingga Ho
ditolak atau terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi berprestasi dengan
prestasi belajar mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU. Nilai
korelasi regresi sederhana sebesar 0,423 menunjukkan bahwa arah korelasi positif
dengan kekuatan korelasi adalah sedang.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Arifuddin (2009) yang menjelaskan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi dan prestasi belajar siswa kelas XI
IPS SMAN 2 Singaraja dengan harga koefisien korelasi sebesar 0,796 dan thitung
sebesar 11,623 > ttabel = dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Juga penelitian yang
telah dilakukan oleh Santoso (2008) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
Universitas Sumatera Utara
positif signifikan antara motivasi berprestasi dengan prestasi belajar siswa jurusan
akutansi SMK PGRI 06 Malang dengan nilai koefisien korelasi (r hitung) sebesar
0,639 dengan nilai (2-tailed) adalah sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa
motivasi berprestasi yang ada pada mahasiswa akan berpengaruh terhadap hasil
belajar mahasiswa. Serta sesuai juga dengan penelitian yang dilakukan Ulya (2003)
ada hubungan positif yang sangat signifikan antara motivasi berprestasi dengan
prestasi belajar matematika di SDN I Paciran Lamongan dengan mengendalikan
faktor inteligensi (r = 341; p < .05). Berarti semakin tinggi motivasi berprestasi maka
semakin tinggi prestasi belajar matematika, begitu juga sebaliknya semakin rendah
motivasi berprestasi maka semakin rendah pula prestasi belajar matematikanya.
Menurut pendapat Umar (2003) mengemukakan motivasi berprestasi adalah
dorongan dari dalam diri seseorang untuk mengatasi segala tantangan dan hambatan
dalam upaya mencapai tujuan. Motivasi berprestasi merupakan bentuk spesifik dari
motivasi instrinsik, peranannya sangat menentukan agar tercapai prestasi belajar yang
bermakna. Motivasi berprestasi perlu ditemukenali, dipupuk serta
ditumbuhkembangkan oleh guru secara maksimal dalam proses pembelajaran. Hal ini
senada dengan pendapat Dimyati dan Mudjiono (1991) yang menyatakan bahwa
motivasi berprestasi dikatakan sebagai motivasi instrinsik yang perlu diperhatikan dan
dikembangkan oleh guru sejak Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah
Lanjutan Tingkat Pertama, dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas.
Motivasi berprestasi merupakan suatu usaha yang mendorong seseorang untuk
bersaing dengan standar keunggulan dimana standar keunggulan ini dapat berupa
kesempurnaan tugas, dapat diri sendiri atau prestasi orang lain. Siswa yang
mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi nampaknya akan memperoleh prestasi
yang lebih tinggi.
Universitas Sumatera Utara
5.5. Hubungan Gaya Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program
Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan uji korelasi regresi sederhana yang dilakukan, didapat nilai yang
signifikan untuk terjadinya hubungan yaitu nilai p= 0,381, sehingga Ho ditolak atau
terdapat hubungan yang signifikan antara gaya belajar dengan prestasi belajar
mahasiswa program profesi ners Fakultas keperawatan USU. Nilai korelasi regresi
sederhana sebesar 0,381 menunjukkan bahwa arah korelasi positif dengan kekuatan
korelasi adalah lemah.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Hidayana (2009) yang menjelaskan
bahwa gaya belajar berpengaruh sebesar 55,8% terhadap prestasi belajar siswa kelas
X SMK Negeri 2 Balikpapan, juga penelitian yang pernah dilakukan oleh Astuti
(2009) yang menjelaskan bahwa gaya belajar berpengaruh sebesar 61,5 % terhadap
prestasi belajar siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Malang, serta penelitian yang
pernah dilakukan oleh Maulida (2008) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan antara gaya belajar dengan prestasi belajar siswa kelas I Penjualan SMK
Muhammadiyah 2 Malang yaitu sebesar 20,6%. Hal ini menunjukkan bahwa
metode/strategi yang digunakan pada saat proses belajar mengajar berlangsung yang
sesuai dengan gaya belajar mahasiswa akan berpengaruh pada hasil belajar
mahasiswa.
Beberapa peneliti telah menemukan bahwa kecocokan atau ketidakcocokan
antara strategi pengajaran dengan gaya belajar secara signifikan mempengaruhi
keberhasilan pelajar (Dunn, dkk, 1989 dikutip dari Pranata, 2009). Menurut Sanjaya
(2009) mahasiswa yang memiliki gaya belajar yang tidak cocok dengan strategi
pembelajaran yang distrukturkan dosen bagi mereka cenderung tidak mampu
Universitas Sumatera Utara
mengembangkan konsep desain belajar mereka, bahkan cenderung mengalami frustasi
sehingga prestasi belajar yang didapatkan sangat tidak memuaskan.
Penelitian yang berkaitan dengan hal ini juga telah dilakukan oleh Husain
(2000) dengan judul penelitian Learning and Personality Styles in Second Language
Acquisition : Gaya belajar dan gaya kepribadian dalam perolehan bahasa kedua
pada 414 responden mahasiswa UNM Ujung Pandang dengan hasil penelitian bahwa
mahasiswa yang diajar dengan menyesuaikan gaya mengajar dosen dengan gaya
belajar dan gaya keperibadian mahasiswa akan memperoleh hasil belajar yang lebih
baik. Hal ini dibuktikan dengan menggunakan analisis uji-t. Hasil uji-t = - 10.815, ini
berarti hasil uji t lebih kecil dari taraf signifikan 0.05. Oleh karena itu, peneliti
menyimpulkan bahwa penyesuaian metode/strategi mengajar dengan tipe belajar
mahasiswa sangat membantu mahasiswa dalam memperoleh prestasi belajar yang
optimal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang dikategorikan
memiliki prestasi belajar sangat memuaskan memiliki kecenderungan pada gaya
belajar visual. Kemungkinan besar hal ini disebabkan oleh metode belajar dan media
pembelajaran yang diterapkan di Fakultas Keperawatan USU cenderung
menguntungkan mahasiswa dengan gaya belajar visual, seperti penggunaan LCD,
OHP, dan white board.
Keefektifan belajar adalah implementasi yang berhasil dari komponen-
komponen pengajaran dimana masing-masing komponen pengajaran mempunyai
hubungan dengan keterampilan pengajar. Leivie dan Leivie (1975) dalam Rusyanti
(1998) yang membaca kembali hasil-hasil penelitian tentang belajar melalui stimulus
gambar dan stimulus kata atau visual dan verbal menyimpulkan bahwa stimulus visual
membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuk tugas-tugas seperti mengingat,
mengenali, mengingat kembali, dan menghubung-hubungkan fakta dan konsep.
Universitas Sumatera Utara
Penggunaan media pengajaran visual dengan model pembelajaran kooperatif
diharapkan mampu membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar
mahasiswa, membantu keefektifan proses pembelajaran, menarik dan mengarahkan
perhatian mahasiswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran, memperlancar
pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau yang diberikan,
pembelajaran menjadi lebih menarik, membawa kesegaran dan variasi baru bagi
pengalaman belajar mahasiswa sehingga mahasiswa tidak bosan dan tidak bersikap
pasif, serta dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu, dengan
menghadirkan gambaran objek yang sedang dipelajari di dalam ruang kelas.
5.6. Hubungan Motivasi Berprestasi dan Gaya Belajar dengan Prestasi Belajar
Mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU
Berdasarkan hasil analisis regresi berganda dari hubungan motivasi berprestasi
dan gaya belajar dengan prestasi belajar mahasiswa program profesi ners fakultas
keperawatan USU diperoleh persamaan linear yaitu:
Y = 2,178 + 0,007X1+0,024X
2
Dari persamaan liner diatas menunjukkan bahwa motivasi berprestasi
berhubungan langsung dengan prestasi belajar. Artinya motivasi berprestasi tersebut
berpengaruh positif dan signifikan dengan prestasi belajar. Apabila terjadi kenaikan 1
unit variabel motivasi berprestasi akan meningkatkan prestasi belajar sebesar 0,007.
Dan berdasarkan koefisien determinasi parsial (r2
Dan dari persamaan linear diatas juga diperoleh bahwa gaya belajar
berhubungan langsung dengan prestasi belajar. Artinya gaya belajar tersebut
berpengaruh positif dan signifikan dengan prestasi belajar. Apabila dengan kenaikan 1
), motivasi berprestasi berpengaruh
langsung terhadap prestasi belajar yaitu sebesar 14,2%.
Universitas Sumatera Utara
variabel gaya belajar akan meningkatkan prestasi belajar sebesar 0,024. dan
berdasarkan koefisien determinasi parsial (r2
Secara umum menunjukkan bahwa perubahan motivasi berprestasi dan gaya
belajar pada mahasiswa program profesi ners fakultas keperawatan USU ke arah
positif akan diikuti dengan peningkatan prestasi belajar sebesar 2,178. Tidak jauh
berbeda dengan motivasi berprestasi, gaya belajar pun ikut memberikan konstribusi
yang nyata terhadap prestasi belajar. Jadi dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar
dapat dioptimalkan dengan meningkatkan motivasi berprestasi dan mengenal gaya
belajar.
), gaya belajar berpengaruh langsung
terhadap prestasi belajar yaitu sebesar 10,7%.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti dapat mengambil kesimpulan
bahwa hasil yang diperoleh dalam penelitian hubungan motivasi berprestasi dan gaya
belajar dengan prestasi belajar mahasiswa program profesi ners Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara adalah sebagai berikut:
1. Mayoritas responden memiliki motivasi berprestasi tinggi (n=56, 90,3%) dan
gaya belajar visual (n=41, 66,1%) dan sebagian besar memiliki prestasi belajar
sangat memuaskan (n=52, 83,9%).
2. Hasil uji regresi sederhana didapat hasil yang positif dan signifikan untuk
terjadinya hubungan antara motivasi berprestasi dengan prestasi belajar mahasiswa
program profesi ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dengan
nilai r = 0,423, dan memiliki persamanan regresi Y= 2,508+0,08X1
3. Hasil uji regresi sederhana didapat hasil yang positif dan signifikan untuk
terjadinya hubungan gaya belajar dengan prestasi belajar mahasiswa program
profesi ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dengan nilai r =
0,381, dan memiliki persamanan regresi Y= 2,544+0,031X
dan memiliki
konstribusi sebesar 14,2%.
2
4. Hasil uji regresi berganda didapat hasil yang positif dan signifikan untuk
terjadinya hubungan motivasi berprestasi dan gaya belajar dengan prestasi belajar
mahasiswa program profesi ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera
dan memiliki
konstribusi sebesar 10,7%.
Universitas Sumatera Utara
Utara dengan nilai r=0516, dan memiliki persamanan regresi
Y=2,178+0,007X1+0,024X2
dan memiliki konstribusi sebesar 26,7%.
2. Saran
2.1. Bagi Mahasiswa Keperawatan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, hendaknya mahasiswa lebih
meningkatkan motivasi berprestasi dalam dirinya, dan juga hendaknya mahasiswa
bisa mengenali gaya belajar yang sesuai dengan dirinya sendiri, sehingga jika metode/
strategi pada saat proses belajar mengajar di kelas tidak sesuai dengan gaya
belajarnya, mahasiswa mampu menentukan sendiri cara yang paling mudah baginya
untuk menyerap pelajaran yang diberikan baik itu pada saat belajar di kelas maupun
ketika belajar di rumah sehingga dapat mengoptimalkan prestasi belajar mahasiswa.
2.2. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi dan masukan bagi
Fakultas Keperawatan USU yaitu :
1. Perlu dilakukan pengkajian/identifikasi terhadap motivasi berprestasi dan gaya
belajar yang ada pada mahasiswa program profesi ners. Karena dengan hal
tersebut, diharapkan dosen dapat membantu dalam meningkatkan motivasi
berprestasi mahasiswa dan dapat meneyesuaikan gaya/strategi mengajar dengan
gaya belajar mahasiswa sehingga tercapai hasil belajar yang lebih optimal.
2. Memberikan kesempatan bagi dosen untuk mengikuti pelatihan-pelatihan yang
berhubungan dengan pengembangan metode dan strategi mengajar.
3. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa program profesi
ners Fakultas Keperawatan USU adalah pelajar visual. Oleh karena itu, perlu
Universitas Sumatera Utara
menambah penggunaan media/strategi visual dalam pengajaran, akan tetapi
lebih baik jika strategi dan media yang digunakan dikombinasikan untuk ketiga
gaya belajar, karena mahasiswa program profesi ners Fakultas Keperawatan USU
terdiri dari mahasiswa dengan gaya belajar visual, auditori dan kinestetik dan
semakin banyak modalitas belajar yang dilibatkan dalam proses belajar mengajar
akan meningkatkan minat dan derajat pemahaman mahasiswa terhadap pelajaran
2.3. Bagi Penelitian Selanjutnya
Ada banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa. Oleh karena
itu agar memperoleh hasil yang lebih representative maka peneliti menyarankan
kepada peneliti berikutnya untuk melakukan penelitian yang berhubungan dengan
faktor-faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar. Hasil penelitian ini diharapkan
dapat menjadi tambahan informasi bagi penelitian lanjutan yang berhubungan dengan
prestasi belajar mahasiswa.
Universitas Sumatera Utara