BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode...
Transcript of BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode...
28
Indah Lestari, 2015 KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Menurut pendapat Kerlinger (1973) yang dikutip oleh Syofian
(2013; hlm 53), bahwa survey research atau penelitian survey adalah
penelitian dengan tidak melakukan perubahan (tidak ada perlakuan khusus)
terhadap variabel-variabel yang diteliti. Menurut Kerlinger (1973) yang
dikutip oleh Syofian (2013; hlm 53) bahwa karakteristik penelitian survey
sebagai berikut :
1. Objek penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil,
tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari
dari populasi tersebut, sehingga dapat ditemukan kejadian-kejadian
relative, distribusi, dan hubungan-hubungan antarvariabel, sosiologis,
maupun psikologis.
2. Penelitian survey pada umumnya dilakukan untuk mengambil suatu
generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam.
3. Metode survey ini tidak memerlukan kelompok control seperti halnya
pada metode eksperimen.
Berdasarkan pendapat di atas, metode pada penelitian ini
menggunakan metode survey dengan pendekatan penelitian kuantitatif
melalui korelasi sederhana. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan
questionnaire atau angket. analisis ini akan digunakan dalam menguji
seberapa besar kontribusi motivasi intrinsik ( ) dan motivasi ekstrinsik ( )
denganaktivitas siswa ( ). Seperti yang dikemukakan oleh Syofian Siregar
(2013; hlm 57) bahwa kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi
28
29
Indah Lestari, 2015 KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang memungkinkan analisis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku,
dan karakteristik seseorang.
Dalam konteks ini motif berprestasi untuk beraktivitas fisik pada
cabang olahraga softball lebih banyak difokuskan pada motivasi intrinsik dan
motivasi ekstrinsik. Perbedaan signifikan tentang motivasi beraktivitas fisik.
Seperti penelitian yang sebelumnya mengenai motivasi untuk berpartisipasi
dalam beraktivitas fisik olahraga pada siswa dari tiga Negara yang berbeda
oleh Miran Kondrič,PhD., Joško Sindik, PhD., Gordana Furjan Mandić,
PhD., Bernd Schiefler (2013). Bahwa terdapat pengaruh motivasi yang
signifikan dalam beraktivitas fisik pada siswa sekolah menengah atas dalam
cabang olahrag softball di Kota Bandung.
B. Populasi dan Sampel
Populasi berasal dari bahasa Inggris yaitu population yang berarti
jumlah penduduk. Dalam metode penelitian, kata populasi amat popular
dipakai untuk menyebutkan sekelompok objek yang menjadi sasaran
penelitian. Populasi penelitian merpakan keseluruhan (universum) dari objek
penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara,
gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup dan sebagainya. Sehingga objek-objek ini
dapat menjadi sumber data penelitian (Bungi, 2006:99) yang dikutip oleh
Syofian Siregar (2013; hlm 59). Sedangkan sampel adalah suatu prosedur
pengambilan data dimana hanya sebagian populasi saja yang diambil dan
dipergunakan untuk menentukan sifat serta ciri yang dikehendaki dari suatu
30
Indah Lestari, 2015 KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
populasi. Populasi dan sampel menurut Sugiyono (2011; hlm 45), bahwa
populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya, sedangkan sampel
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut.
Berdasarkan pendapat di atas, populasi dalam penelitian ini adalah
atlet softball usia sekolah menengah atas di Kota Bandung, mereka
merupakan bibit pembinaan pada tahap persiapan prestasi sebanyak 173
orang. Sedangkan sampel pada penelitian ini adalah partisipan yang
dirandom dari siswa sekolah menengah atas di Kota Bandung yang memiliki
motivasi, minat, dan atensi terhadap cabang olahraga softball sebanyak 63
orang. Pelaksanaan pengambilan sampel random yaitu peneliti mendatangi
tiap klub softball yang memiliki anggota klub usia remaja sekolah menengah
atas.
Pengambilan sampel penelitian menggunakan rumus dari Taro
Yamane atau Slovin dalam Riduan (2007: hlm 65) sebagai berikut :
Keterangan :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi = 173 responden
31
Indah Lestari, 2015 KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
= Presisi (ditetapkan 10% dengan tingkat kepercayaan 95%)
Berdasarkan rumus tersebut diperoleh jumlah sampel sebagai berikut :
=
( ) =
Jadi, sampel yang diambil berdasarkan rumus dari Taro Yamane atau Slovin
sebesar 63 responden.
C. Instrumen Penelitian
Syofian Siregar (2013) mengatakan bahwa instrumen merupakan alat
yang digunakan sebagai pengumpul data dalam suatu penelitian dapat
berupa kuesioner, sehingga skala pengukuran instrument adalah
menentukan satuan yang diperoleh, sekaligus jenis data atau tingkatan data,
apakah data tersebut berjenis nominal, ordinal, interval maupun rasio.
Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah questionnaire atau
angket sesuai dengan pendapat dari Riduwan (2013), bahwa angket adalah
daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain bersedia memberikan
respons (responden) sesuai dengan permintaan pengguna. Tujuan
penyebaran angket adalah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu
masalah dan responden mengetahui informasi tertentu yang diminta.
Penelitian ini menggunakan PMQ (Participation Motivation
Quesionare); Gill et al., 1983., penggunaannya lebih meluas dalam
32
Indah Lestari, 2015 KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mempelajari secara umum tentang partisipasi di usia remaja. Siswa
melengkapi questionairre yang telah penulis bagikan, butir-butir pertanyaan
dari kemungkinan alasan motivasi siswa berpartisipasi dalam olahraga
softball di Kota Bandung.
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala
Likert, dimana menurut Riduwan (2013), skala Likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang
kejadian atau gejala sosial. Melalui penggunaan skala Likert, maka variabel
yang akan diukur dijabarkan menjadi dimensi, dimensi dijabarkan menjadi
sub variabel kemudian sub variabel dijabarkan lagi menjadi indikator-
indikator yang dapat diukur. Akhirnya indikator-indikator yang terukur ini
dapat dijadikan titik tolak untuk membuat item instrument yang berupa
pertanyaan atau pernyataan yang perlu dijawab oleh responden.
Peneliti menggunakan skala Likert untuk menentukan indikator dari
komponen pertanyaan yang akan diberikan pada responden untuk di jawab
ataupun dikomentari. Prosedur penelitian yang dilakukan oleh peneliti
adalah dengan menyebarkan angket penelitian kepada para atlet remaja usia
sekolah menengah atas di Kota Bandung yang tergabung dalam beberapa
Klub softball baseball di Kota Bandung. Setelah angket penelitian direspon
dan dikembalikan ke peneliti selanjutnya diuji keabsahan dari butir
pertanyaan yang terdapat pada angket penelitian. Penghitungan validitas
butir tes berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur
sehingga benar-benar mengukur apa yang harus diukur. Dengan melakukan
33
Indah Lestari, 2015 KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penghitungan validitas dan reliabilitas butir tes, instrumen penelitian tidak
membutuhkan lagi face validity untuk mengukur dan menentukan
keterandalan dari alat ukur yang digunakan. Sesuai yang dikemukakan oleh
Gaber (2013; hlm 473) bahwa “ … when you have content validity, you
automatically have face validity”. Pendapat dari Gaber tersebut telah
menggambarkan bahwa dengan peneliti melakukan pengujian validitas dan
reliabilitas butir soal secara otomatis instrumen penelitian yang dimiliki
oleh peneliti telah memiliki face validity.
Kisi-kisi intrumen penelitian untuk mengukur dan menganalisa
motivasi yang dimiliki oleh para atlet usia sekolah menengah atas di Kota
Bandung, ditunjukkan pada tabel 3.1 dibawah ini :
TABEL 3.1
KISI-KISI INTRUMEN PENELITIAN
34
Indah Lestari, 2015 KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Instrument penelitian yang diadopsi dari penelitian yang dilakukan
oleh Miran Kondrič,PhD., Joško Sindik, PhD., Gordana Furjan Mandić,
PhD., Bernd Schiefler : 2013, peneliti menggunakan “Back Translation
Methode “ dari Esposito (2001 : hlm 546), yaitu dengan menerjemahkan
PMQ kedalam bahasa Indonesia oleh ahli bilingual, selanjutnya
diterjemahkan kembali ke bahasa Inggris oleh ahli bilingual yang berbeda
setelah itu diterjemahkan kembali ke bahasa Indonesia untuk dipakai sebagai
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR-INDIKATOR
1 2 3 (+) (-)
SAYA SUKA BONUS YANG DITAWARKAN 13
SAYA SUKA DENGAN PERALATAN DAN FASILITAS YANG SAYA PAKAI 31
SAYA SUKA KARENA OLAHRAGA INI GLAMOUR 39
SAYA SUKA MELAKUKAN PERJALANAN 4
SAYA SUKA KARENA KELUAR DARI RUMAH 20
SAYA INGIN TERKENAL 26
SAYA INGIN MENINGKATKAN STATUS SOSIAL 29
SAYA MENJADI ATLET KARENA INGIN DIHARGAI ORANG LAIN 32
SAYA SENANG KARENA TERLIHAT LEBIH KEREN 36
SAYA SENANG KARENA INGIN MENDAPATKAN PERHATIAN DARI LAWAN JENIS 38
SAYA SENANG MENJADI PUSAT PERHATIAN 34
SAYA SENANG KARENA BANYAK YANG MENONTON 35
SAYA SENANG KARENA MENJADI PEMBERITAAN DI KORAN 41
SAYA SENANG KARENA MENJADI PEMBERITAAN DI TELEVISI 42
SAYA INGIN SELALU BERSAMA DENGAN TEMAN SAYA 2
ORANG TUA DAN TEMAN MENGINGINKAN SAYA BERMAIN DI OLAHRAGA INI 6
SAYA SENANG MEMILIKI TEMAN BARU 10
SAYA INGIN TUBUH SAYA TERLIHAT ATLETIS 25
SAYA SUKA PELATIHNYA 28
SAYA MELAKUKAN OLAHRAGA INI UNTUK MENGISI WAKTU LUANG 17
SAYA MERASA LUPA DENGAN SEMUA MASALAH KETIKA BERADA DI LAPANG 40
SAYA SUKA UNTUK MELAKUKAN AKSI DI OLAHRAGA INI 18
SAYA SUKA BERKOMPETISI 21
SAYA SUKA TANTANGAN DI OLAHRAGA INI 27
SAYA INGIN BELAJAR KETERAMPILAN YANG BARU 9
SAYA SENANG UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SAYA 14
SAYA SENANG BERLATIH 15
SAYA INGIN MENCAPAI LEVEL YANG LEBIH TINGGI DI OLAHRAGA INI 23
SAYA INGIN MENINGKATKAN KETERAMPILAN 1
SAYA SUKA BEKERJASAMA DALAM TIM 7
SAYA SENANG BERADA DI TIM DI OLAHRAGA INI 8
SAYA SUKA SPIRIT DARI TIM 19
SAYA INGIN TUBUH SAYA SEHAT 24
SAYA MERASA PENTING BERADA DI TIM 22
SAYA INGIN KEMENANGAN 3
SAYA SUKA HAL YANG MENYENANGKAN DI OLAHRAGA INI 5
SAYA SUKA MELAKUKAN SESUATU YANG SAYA KUASAI 11
SAYA SUKA BERADA DI OLAHRAGA INI UNTUK MENURUNKAN KETEGANGAN 12
SAYA SENANG MEMILIKI SESUATU HAL YANG DAPAT DILAKUKAN 16
SAYA SENANG KARENA MENDAPAT KESENANGAN DI OLAHRAGA INI 30
SAYA SENANG MENGIKUTI TURNAMEN YANG BERGENGSI 33
SAYA SENANG KARENA PRESTASINYA MUDAH DI DAPAT 37
MOTIVASI INTRINSIK
(COMPETENCE MOTIVATION)
PELLETION, ET. AL (1995)
REWARD
PERLAWATAN
DIPUJA ORANG
BERITA DI MEDIA MASSA
MOTIVASI EKSTRINSIK
(COMPETITIVE MOTIVATION)
VALLERAND (2003:2)
KEPUASAN PRIBADI
STATUS SOSIAL
ISENG
MEMILIKI KONSENTRASI YANG TINGGI
PENAMPILAN YANG LEBIH BAIK
SELF-DETERMINASI
NO. ITEM
35
Indah Lestari, 2015 KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
instrument penelitian. Sehingga penggunaan PMQ yang mengadopsi dari
penelitian sebelumnya dapat dilakukan dengan tepat.
D. Teknik Analisis Data
Untuk menghitung validitas alat ukur digunakan rumus Pearson
Product Moment adalah :
( ) ( ) ( )
√* ( ) + {
( ) }
Keterangan :
= Koefisien korelasi
= Jumlah skor item
= Jumlah skor total (seluruh item)
N = Jumlah responden
Selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan rumus :
√
√
Keterangan :
t = nilai
r = Koefisien korelasi hasil
n = Jumlah responden
Distribusi (tabel t) untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n-2)
Kaidah keputusan : Jika berarti valid, sebaliknya
berarti tidak valid.
36
Indah Lestari, 2015 KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks
korelasinya (r) sebagai berikut :
Antara 0,800 – 1,000 : sangat tinggi
Antara 0,600 – 0,799 : tinggi
Antara 0,400 – 0,599 : cukup
Antara 0,200 – 0,399 : rendah
Antara 0,000 – 0,199 : sangat rendah (tidak valid)
Setelah dihitung validasinya kemudian dihitung reliabilitasi skor tiap
item test. Uji reliabilitasi dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan
(keterandalan atau keajegan) alat pengumpul data (instrumen) yang
digunakan. Uji reliabilitas instrument dilakukan dengan rumus alpha. Metode
mencari reliabilitas internal yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu
kali pengukuran, rumus yang digunakan adalah alpha sebagai berikut :
Langkah-langkah mencari nilai reliabilitas dengan metode alpha sebagai
berikut.
Langkah 1 : menghitung varians skor tiap-tiap item dengan rumus :
( )
Keterangan :
= Varians skor tiap-tiap item
∑ = Jumlah kuadrat item
( ) = Jumlah item dikuadratkan
N = Dikuadratkan
Langkah 2 : kemudian menjumlahkan varians semua item dengan rumus :
37
Indah Lestari, 2015 KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterangan :
∑ = Jumlah varians semua items
Varians item ke-1,2,3…n
Langkah 3 : Menghitung Varians total dengan rumus :
( )
Keterangan :
= Varians total
∑ = Jumlah kuadrat x total
( ) = Jumlah x total dikuadratkan
N = Jumlah Responden
Langkah 4 : Masukkan nilai alpha dengan rumus :
(
)(
)
Keterangan :
= Nilai Reliabilitas
= Jumlah varians skor tiap-tiap item
= Varians total
= Jumlah item
38
Indah Lestari, 2015 KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kemudian diuji dengan Uji reliabilitas instrument yang dilakukan dengan
rumus Korelasi Product Moment, yaitu :
( ) ( ) ( )
√* ( ) + * ( ) +
(Riduwan 2007:115-116)
Harga menunjukkan reliabilitas setengah tes. Untuk mencari reliabilitas
seluruh tes digunakan rumus Spearman Brown, yakni :
Untuk mengetahui koefisien korelasinya signifikan atau tidak
digunakan distribusi (tabel r) untuk α = 0,05 atau α = 0,01 dengan derajat
kebebasan (dk = n-2). Kemudian dibuat keputusan dengan membandingkan
dengan . Adapun kaidah keputusan : Jika berarti
reliabel dan berarti tidak reliabel.
E. Hasil Uji Coba Instrument Penelitian.
Setelah instrument penelitian diujicobakan kepada 63 responden,
didapatkan hasil uji coba instrument penelitian sebagai berikut :
Tabel 3.2
PENGUJIAN VALIDITAS VARIABEL MOTIVASI EKSTRINSIK
NO
KOEFISIEN
KORELASI
HARGA
HARGA
KEPUTUSAN
HITUNGAN VALIDITAS
1 0,128 1,008 0,675 Valid Setelah ditabulasikan menggunakan rumus Korelasi
Product Moment ( ) kemudian dibandingkan 2 0,438 3,805 0,675 Valid 3 0,129 1,016 0,675 Valid
39
Indah Lestari, 2015 KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4 0,353 2,947 0,675 Valid dengan rumus ( ), sebagai berikut :
Contoh hitungan item No. 1
√
√ √
√
= 1,008
Distribusi untuk α = 0,50 dan uji dua pihak dengan
derajat kebebasan (dk = n-2 = 63-2 = 61), sehingga
didapat = 0,675
Kaidah keputusan :
Jika berarti valid,
berarti tidak valid
Ternyata 1,008 > 0,675, maka item (No.1) tersebut
dinyatakan valid.
Demikian juga hitungan (item No. 2 – No. 21)
5 0,277 2,544 0,675 Valid 6 0,116 0,912 0,675 Valid 7 0,338 2,805 0,675 Valid 8 0,063 0,493 0,675 Tidak Valid
9 0,323 2,666 0,675 Valid 10 0,132 1,040 0,675 Valid 11 0,415 3,563 0,675 Valid 12 0,146 1,153 0,675 Valid 13 0,086 0,675 0,675 Valid
14 0,041 0,320 0,675 Tidak Valid
15 0,116 0,912 0,675 Valid 16 0,141 1,112 0,675 Valid 17 0,085 0,666 0,675 Tidak Valid
18 0,398 3,388 0,675 Valid 19 0,184 1,462 0,675 Valid 20 0,663 6,917 0,675 Valid 21 0,502 4,533 0,675 Valid
Dari hasil uji coba instrument penelitian diperoleh kesimpulan bahwa 21
item alat ukur tersebut yang dinyatakan valid sebanyak 18 item yaitu item
pertanyaan pada nomor : 2; 4; 6; 10; 13; 17; 20; 26; 28; 29; 31; 32; 36; 36;
39; 40; 41 dan 42 (digunakan atau dipakai), sedangkan yang dinyatakan tidak
valid sebanyak 3 item, yaitu item pertanyaan pada nomor : 25; 34 dan 38.
Dengan demikian ke empat item ini dibuang.
Tabel 3.3
PENGUJIAN RELIABILITAS VARIABEL MOTIVASI EKSTRINSIK
( )
NO
KOEFISIEN
KORELASI
HARGA
HARGA
KEPUTUSAN
HITUNGAN RELIABILITAS
1 0,128 0,384 0,254 Reliabel Setelah ditabulasikan menggunakan rumus Korelasi
Product Moment ( ) kemudian dibandingkan
dengan Spearman Brown ( ), sebagai berikut :
Contoh hitungan item No. 1
( )
0,384
Distribusi untuk α = 0,05 dan derajat uji dua pihak
dengan derajat kebebasan (dk = n-2 = 63-2 = 61),
2 0,438 1.314 0,254 Reliabel 3 0,129 0,387 0,254 Reliabel 4 0,353 1,059 0,254 Reliabel 5 0,277 0,831 0,254 Reliabel 6 0,116 0,348 0,254 Reliabel 7 0,338 1,014 0,254 Reliabel 8 0,063 0,189 0,254 Tidak Reliabel 9 0,323 0,969 0,254 Reliabel
10 0,132 0,396 0,254 Reliabel 11 0,415 1,245 0,254 Reliabel
40
Indah Lestari, 2015 KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
12 0,146 0,438 0,254 Reliabel sehingga didapat = 0,254
Kaidah keputusan :
Jika berarti reliabel,
berarti tidak reliabel
Ternyata 0,384 > 0,254, maka item (No.1) tersebut
dinyatakan reliabel.
Demikian juga hitungan (item No. 2 – No. 21)
13 0,086 0,258 0,254 Reliabel 14 0,041 0,123 0,254 Tidak Reliabel 15 0,116 0,348 0,254 Reliabel 16 0,141 0,423 0,254 Reliabel 17 0,085 0,253 0,254 Tidak Reliabel 18 0,398 1,194 0,254 Reliabel 19 0,184 0,552 0,254 Reliabel 20 0,663 1,989 0,254 Reliabel 21 0,502 1,506 0,254 Reliabel
Dari hasil uji coba instrument penelitian diperoleh kesimpulan bahwa 21
item alat ukur tersebut yang dinyatakan reliabel sebanyak 18 item yaitu item
pertanyaan pada nomor : 2; 4; 6; 10; 13; 17; 20; 26; 28; 29; 31; 32; 36; 36;
39; 40; 41 dan 42 (digunakan atau dipakai), sedangkan yang dinyatakan tidak
reliabel sebanyak 3 item, yaitu item pertanyaan pada nomor : 25; 34 dan 38.
Dengan demikian ke empat item ini dibuang.
Tabel 3.4
PENGUJIAN VALIDITAS VARIABEL MOTIVASI INTRINSIK ( )
NO
KOEFISIEN
KORELASI
HARGA
HARGA
KEPUTUSAN
HITUNGAN VALIDITAS
1 0,148 1,577 0,675 Valid Setelah ditabulasikan menggunakan rumus Korelasi
Product Moment ( ) kemudian dibandingkan
dengan rumus ( ), sebagai berikut :
Contoh hitungan item No. 1
√
√ √
√
= 1,577
Distribusi untuk α = 0,50 dan uji dua pihak dengan
derajat kebebasan (dk = n-2 = 63-2 = 61), sehingga
didapat = 0,675
Kaidah keputusan :
Jika berarti valid,
berarti tidak valid
Ternyata 1,577 > 0,675, maka item (No.1) tersebut
2 0,027 0,211 0,675 Tidak Valid
3 0,448 3,914 0,675 Valid
4 0,336 2,786 0,675 Valid
5 0,095 0,745 0,675 Valid
6 0,785 9,897 0,675 Valid
7 0,080 0,622 0,675 Tidak Valid
8 0,123 0,968 0,675 Valid
9 0,125 0,983 0,675 Valid
10 0,049 0,382 0,675 Tidak Valid
11 0,251 2,025 0,675 Valid
12 0,711 7,896 0,675 Valid
13 0,129 1,016 0,675 Valid
14 0,065 0,508 0,675 Tidak Valid
15 0,381 3,217 0,675 Valid
16 0,928 16,12 0,675 Valid
17 0,329 2,721 0,675 Valid
18 0,214 1,711 0,675 Valid
41
Indah Lestari, 2015 KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
19 0,166 1,315 0,675 Valid dinyatakan valid.
Demikian juga hitungan (item No. 2 – No. 21) 20 0,017 0,133 0,675 Tidak Valid
21 0,230 1,846 0,675 Valid
Dari hasil uji coba instrument penelitian diperoleh kesimpulan bahwa 21
item alat ukur tersebut yang dinyatakan valid sebanyak 16 item yaitu item
pertanyaan pada nomor : 1; 5; 7; 8; 9; 12; 14; 16; 18; 19; 22; 23; 24; 27; 30
dan 37 (digunakan atau dipakai), sedangkan yang dinyatakan tidak valid
sebanyak 5 item, yaitu item pertanyaan pada nomor : 3; 11; 15; 21 dan 33.
Dengan demikian ke empat item ini dibuang.
Tabel 3.5
PENGUJIAN RELIABILITAS VARIABEL MOTIVASI INTRINSIK
( )
NO
KOEFISIEN
KORELASI
HARGA
HARGA
KEPUTUSAN
HITUNGAN RELIABILITAS
1 0,148 0,444 0,254 Reliabel Setelah ditabulasikan menggunakan rumus Korelasi
Product Moment ( ) kemudian dibandingkan
dengan Spearman Brown ( ), sebagai berikut :
Contoh hitungan item No. 1
( )
0,444
Distribusi untuk α = 0,05 dan derajat uji dua pihak
dengan derajat kebebasan (dk = n-2 = 63-2 = 61),
sehingga didapat = 0,254
Kaidah keputusan :
Jika berarti reliabel,
berarti tidak reliabel
Ternyata 0,444 > 0,254, maka item (No.1) tersebut
dinyatakan reliabel.
Demikian juga hitungan (item No. 2 – No. 21)
2 0,027 0,081 0,254 Tidak Reliabel
3 0,448 1,344 0,254 Reliabel 4 0,336 1,008 0,254 Reliabel 5 0,095 0,285 0,254 Reliabel 6 0,785 2,355 0,254 Reliabel 7 0,080 0,240 0,254 Tidak Reliabel
8 0,123 0,369 0,254 Reliabel 9 0,125 0,375 0,254 Reliabel
10 0,049 0,147 0,254 Tidak Reliabel 11 0,251 0,753 0,254 Reliabel 12 0,711 2,133 0,254 Reliabel 13 0,129 0,387 0,254 Reliabel 14 0,065 0,195 0,254 Tidak Reliabel
15 0,381 1,143 0,254 Reliabel 16 0,928 2,946 0,254 Reliabel 17 0,329 0,987 0,254 Reliabel 18 0,214 0,642 0,254 Reliabel 19 0,166 0,498 0,254 Reliabel
20 0,017 0,051 0,254 Tidak Reliabel
21 0,230 0,690 0,254 Reliabel
Dari hasil uji coba instrument penelitian diperoleh kesimpulan bahwa 21
item alat ukur tersebut yang dinyatakan reliabel sebanyak 17 item yaitu item
42
Indah Lestari, 2015 KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pertanyaan pada nomor : 1; 5; 7; 8; 9; 12; 14; 16; 18; 19; 22; 23; 24; 27; 30
dan 37 (digunakan atau dipakai), sedangkan yang dinyatakan tidak valid
sebanyak 5 item, yaitu item pertanyaan pada nomor : 3; 11; 15; 21 dan 33.
Dengan demikian ke empat item ini dibuang.
F. Deskripsi Operasional Variabel
Secara operasional variabel perlu didefinisikan yang bertujuan untuk
menjelaskan makna variabel penelitian. Singarimbun (1987:23) yang dikutip
oleh Riduwan (2013:281) memberikan pengertian tentang definisi
operasional, yang diartikan bahwa unsur penelitian yang memberikan
petunjuk bagaimana variabel itu diukur. Variabel penelitian terdiri dari dua
variabel yaitu dua variabel bebas dan satu variabel terikat.
a. Motivasi Ekstrinsik ( ) adalah suatu kondisi yang berpengaruh dan
membangkitkan dorongan dari luar atau lingkungan sekitar atlet yang
berhubungan dengan aktivitas fisik siswa sekolah menengah terhadap
cabang olahraga softball di Kota Bandung.
b. Motivasi Intrinsik ( ) adalah suatu kondisi yang berpengaruh dan
membangkitkan dorongan dari dalam diri atlet yang berhubungan
dengan aktivitas fisik siswa sekolah menengah terhadap cabang
olahraga softball di Kota Bandung.
c. Aktivitas fisik (y) yaitu segala bentuk kegiatan positif yang
melibatkan pergerakan secara teratur, stimultan, dan terkoordinasi
43
Indah Lestari, 2015 KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
untuk mencapai suatu tujuan yang berakibat baik untuk pelaku (siswa
usia remaja yang menjadi atlet).
Deskripsi sebagai gambaran dari design penelitian untuk mengetahui
perspektif atau kerangka acuan dan memandang teori yang diajukan dalam
penelitian melalui pendugaan pengujian hipotesis dan untuk mengetahui ada
atau tidaknya kontribusi motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik dengan
aktivitas fisik siswa. Kontribusi antar variabel dapat digambarkan sebagai
berikut :
Gambar 3.1
Desain Penelitian dan y
Keterangan :
: Motivasi Ekstrinsik (Variabel independen)
: Motivasi Intrinsik (Variabel independen)
: Aktivitas Fisik Siswa (Variabel dependen)
R : Koefisien Korelasi
𝑅 𝑥 𝑥 𝑦
𝑥 𝑥 y 𝑅 𝑥 𝑦 𝑅 𝑥 𝑦
44
Indah Lestari, 2015 KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan keterangan di atas dapat kita tentukan kedudukan
variabel y sebagai variabel dependen yang banyak dipengaruhi oleh variabel
x sebagai variabel independen.
G. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik adalah hipotesis operasional yang diterjemahkan
ke dalam bentuk angka-angka statistik sesuai dengan alat ukur yang dipilih
oleh peneliti, yaitu :
1. Terdapat kontribusi yang signifikan antara motivasi ekstrinsik
terhadap aktivitas fisik atlet remaja usia sekolah menengah atas pada
cabang olahraga softball di Kota Bandung. (Ha)
Tidak terdapat kontribusi yang signifikan antara motivasi ekstrinsik
terhadap aktivitas fisik atlet remaja usia sekolah menengah atas pada
cabang olahraga softball di Kota Bandung.(Ho)
2. Terdapat kontribusi yang signifikan antara motivasi intrinsik terhadap
aktivitas fisik atlet remaja usia sekolah menengah atas pada cabang
olahraga softball di Kota Bandung. (Ha)
Tidak terdapat kontribusi yang signifikan antara motivasi intrinsik
terhadap aktivitas fisik atlet remaja usia sekolah menengah atas pada
cabang olahraga softball di Kota Bandung.(Ho).
45
Indah Lestari, 2015 KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Terdapat perbedaan kontribusi yang signifikan antara motivasi
ekstrinsik dan motivasi terhadap aktivitas fisik atlet remaja usia
sekolah menengah atas pada cabang olahraga softball di Kota
Bandung.(Ha).
Tidak terdapat perbedaan kontribusi yang signifikan antara motivasi
ekstrinsik dan motivasi instrinsik terhadap aktivitas fisik atlet remaja
usia sekolah menengah atas pada cabang olahraga softball di Kota
Bandung.(Ho).
Jika Ha = 0 , dan Ho 0
Maka Ho diterima, jika :
Ho ditolak, jika :
-α +α
Penentuan daerah penolakan uji dua pihak
Gambar 3.2
H. Regresi Sederhana
Regresi atau peramalan adalah suatu proses memperkirakan secara
sistematis tentang apa yang paling mungkin terjadi di masa yang akan datang
berdasarkan informasi masa lalu dan sekarang yang dimiliki agar
Daerah
penerimaan Ho
Daerah
penolakan Ho
Daerah
penolakan Ho
46
Indah Lestari, 2015 KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kesalahannya dapat diperkecil. (Riduwan, 2013:146). Peramalan yang
dilakukan tidak memberikan jawaban pasti tentang apa yang akan terjadi,
melainkan berusaha mencari pendekatan apa yang akan terjadi. Ada
beberapa langkah untuk menguji regresi, sebagai berikut :
Langkah 1.
Ha: Terdapat kontribusi yang signifikan antara motivasi eksternal dan
internal terhadap aktivitas fisik siswa usia sekolah menengah atas
pada cabang olahraga softball di Kota Bandung.
Ho: Tidak terdapat kontribusi yang signifikan antara motivasi eksternal
dan internal terhadap aktivitas fisik siswa usia sekolah menengah atas
pada cabang olahraga softball di Kota Bandung.
Langkah 2.
Ha: r 0
Ho: r = 0
Langkah 3.
Membuat Tabel Penolong untuk menghitung angka statistik : ( )
Langkah 4.
1) Menghitung rumus b
( )
2) Menghitung rumus a
47
Indah Lestari, 2015 KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3) Menghitung persamaan regresi sederhana
4) Membuat garis persamaan regresi
a. Menghitung rata-rata X dengan rumus :
b. Menghitung rata-rata Y dengan rumus :
Menguji signifikansi dengan langkah-langkah berikut :
Langkah.1.
Mencari jumlah kuadrat regresi ( , -) dengan rumus :
, - ( )
Langkah 2.
Mencari jumlah kuadrat regresi ( , -) dengan rumus :
( , -) = { ( )( )
}
Langkah 3.
Mencari jumlah Kuadrat Residu ( ) dengan rumus :
, - , -
Langkah 4.
48
Indah Lestari, 2015 KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Mencari rata-rata jumlah Kuadrat Regresi , - dengan rumus :
, - , -
Teknik 5.
Mencari rata-rata jumlah Kuadrat Regresi ( , -) dengan rumus :
, - , -
Langkah 6.
Mencari rata-rata jumlah Kuadrat Residu ( ) dengan rumus :
)
Langkah 7.
Menguji signifikansi dengan rumus :
, -
Kaidah pengujian signifikansi :
Jika , maka Ho DITOLAK artinya signifikan dan
, maka Ho DITERIMA arttinya tidak signifikan
Dengan taraf signifikansi (α) = 0,05
Mencari nilai menggunakan Tabel F dengan rumus :
= *( )( , - ) ( )+
Cari mencari : angka 1 = pembilang, angka 61 penyebut
49
Indah Lestari, 2015 KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
=5,99
Langkah 8.
Membuat kesimpulan dari hasil perhitugan regresi yang dilakukan.
Perhitungan regresi atau perkiraan secara sistematis tentang variabel
terikat dalam penelitian ini, yaitu aktivitas fisik dan variabel bebas yaitu
motivasi ekstrinsik dan intrinsik. Dengan membuat perhitungan regresi dapat
memperkirakan perubahan, agar tidak salah mengerti bahwa perkiraan
regresi ini tidak memberikan jawaban pasti, melainkan berusaha mencari
pendekatan apa yang akan terjadi.
I. Analisis dan Pengolahan Data
Untuk mengolah hasil penelitian yang telah dilakukan penulis
menggunakan system ANOVA (Analysis of Variance) untuk menghitung
hasil yang di dapat dari PMQ. ANOVA menyediakan tes statistik dari berarti
atau tidaknya hasil yang di dapat dari kelompok sampel yang diteliti. Melalui
perhitungan t-skor akan didapatkan hasil dan eror dari hasil penelitian yang
dilakukan.
Data hasil penelitian akan diolah dengan menggunakan Software
IBM SPSS Statistik (19.0). Pengukuran dasar dari penelitian deskriptif yang
dikalkulasikan (mean, standar deviasi, dan frekwensi). Keberagaman
ANOVA telah digunakan untuk menguji keragaman motivasi terhadap siswa
sekolah menengah atas di Kota Bandung untuk setiap item questioner.
Kemudian peneliti akan menampilkan faktor analisis untuk menguji
50
Indah Lestari, 2015 KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
partisipan (dalam tiga kelompok mereka), dan faktor skor digunakan dalam
MANOVA dan analisis untuk menguji hubungan motivasi ekstrinsik dan
motivasi intrinsik dengan aktivitas fisik siswa sekolah menengah atas di Kota
Bandung pada olahraga softball di Kota Bandung.
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan oleh
penulis adalah analisis Peardon Product Moment dan korelasi ganda.
Analisis ini akan digunakan dalam menguji besarnya kontribusi variabel ,
dan terhadap . Analisis yang dilakukan ini untuk mengetahui kontribusi
motivasi intrinsik ( ), dan kontribusi motivasi ekstrinsik ( ), secara
bersama-sama berkontribusi secara signifikan terhada aktivits fisik ( ) siswa
sekolah menengah atas di Kota Bandung. Rumus analisis korelasi Pearson
Product Moment (PPM) adalah sebagai berikut :
( ) ( ) ( )
√* ( ) + * ( ) +
Korelasi PPM dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari
harga ( ). Apabila nilai r = -1 artinya korelasinya negatif
sempurna; r = 0 artinya tidak ada korelasi; dan r = 1 berarti korelasinya
sangat kuat. Sedangkan arti harga r akan dikonsultasikan dengan tabel
interpretasi nilai r sebagai berikut
Tabel 3.6
Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r
Interval Koefisien Tingkat Pengaruh
0,80 - 1,000 Sangat Tinggi
0,60 - 0,799 Tinggi
51
Indah Lestari, 2015 KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
0,40 - 0,599 Cukup
0,20 - 0,399 Rendah
0,00 - 0,199 Sangat Tinggi
Sumber : Riduwan (2008:138)
Pengujian lanjutan yaitu uji signifikasi yang berfungsi apabila peneliti ingin
mencari makna pengaruh variable x terhadap y, maka hasil korelasi PPM
tersebut diuji dengan Signifikasi dengan rumus :
√
√
Keterangan :
= Nilai t
r = Nilai Koefisien Korelasi
n = Jumlah sampel
Selanjutya untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel x
terhadap y dapat ditentukan dengan rumus koefisien determinan. Koefisien
determinasi adalah kuadrat dari koefisien korelasi PPM yang dikalikan
100%. Dilakukan untuk mengetahui seberapa besar variabel x mempunyai
sumbangan atau ikut menentukan variabel y. sumbangan dicari dengan
menggunakan rumus :
KD = . 100%
Keterangan :
KD = Niai Koefien Diterminan (Kontribusi antar Variabel)
52
Indah Lestari, 2015 KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
r = Nilai Koefisien Korelasi
Mengetahui pengaruh antara variabel dan terhadap variabel
digunakan rumus korelasi ganda sebagai berikut :
√
( ) ( ) ( )
Analisis penghitungan lanjut digunakan teknik korelasi sederhana dengan
menggunakan bantuan software program Statistical Product and Service
Solutions (SPSS).
J. Jadwal Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini bertempat di Kota Bandung, dengan mengambil sampel
seluruh atlet usia sekolah menengah atas yang ada di Kota Bandung dibawah
naungan Pengcab Perbasasi Kota Bandung.
2. Waktu Penelitian
Penjadwalan penelitian ini dimulai dari usulan penelitian sampai
penulisan tesis yang meliputi :
a. Menyusun usulan penelitian (proposal) dengan arahan dosen
Pembimbing Akademik mulai bulan Desember 2014.
53
Indah Lestari, 2015 KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Seminar usulan penelitian dengan komisi pembimbing dan penelaah,
bulan Januari 2015 minggu ke empat.
c. Pengumpulan data di lapangan mulai bulan Januari 2015 sampai
dengan pertengahan bulan Februari 2015.
d. Analisa data yang telah diperoleh dari lapangan dilakukan pararel
dengan kegiatan pengumpulan data yang dimulai pada bulan Februari
2015 sampai dengan bulan Maret 2015.
e. Penulisan laporan (tesis) dengan arahan tim pembimbing mulai bulan
April 2015 sampai dengan bulan Mei 2015.
f. Sidang ujian tahap I dan II diperkirakan bulan bulan Juni 2015.
Tabel 3.7
Jadwal Penelitian
BULAN DES'14 JAN'15 FEB'15 MAR'15 APR'15 MEI'15 JUN'15
KEGIATAN
Penyusunan proposal
penelitian
Seminar proposal penelitian
Pengumpulan data
Analisis data
Penulisan laporan (Tesis)
Sidang Tesis