BAB III PERKEMBANGAN GERAKAN PRAMUKA · Pawai pasukan berkuda saat Apel Besar Hari Pramuka 14...
Transcript of BAB III PERKEMBANGAN GERAKAN PRAMUKA · Pawai pasukan berkuda saat Apel Besar Hari Pramuka 14...
36
BAB III
PERKEMBANGAN GERAKAN PRAMUKA
A. PERMULAAN MASA BAKTI
1. Peresmian Gerakan Pramuka
Pidato Presiden pada tanggal 9 Maret 1961 menggariskan agar pada
peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI, Gerakan Pramuka telah ada dan dikenal
oleh masyarakat. Oleh karena itu Keppres RI No. 238 tahun 1961 perlu ada
pendukungnya yaitu penggurus dan anggotanya. Menurut Anggaran Dasar
Gerakan Pramuka, pimpinan perkumpulan ini dipegang oleh Majelis Pimpinan
Nasinonal (MAPINAS) yang di dalamnya terdapat Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka dan Kwartir Nasional Harian.
Badan Pimpinan Pusat secara simbolis disusun dengan mengambil angka
keramat 17-8-45, yaitu terdiri atas MAPINAS beranggotakan 45 orang
diantaranya duduk dalam Kwarnas 17 orang dan dalam Kwarnari 8 orang. Tetapi
pada kenyataannya, dalam Keppres RI No. 447 tahun 1961 jumlah anggota
Mapinas menjadi 70 orang dengan rincian 70 anggota tersebut 17 diantaranya
sebagai anggota Kwarnas dan 8 orang diantara Kwarnas ini menjadi Kwarnari.
Mapinas diketuai oleh Presiden RI Dr. Ir. Soekarno dengan Wakil Ketua I
yaitu Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Wakil Ketua II yaitu Brigjen TNI Dr.
A. Aziz Saleh. Dalam Kwarnas, Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjabat
37
sebagai Ketua dan Brigjen TNI Dr. A. Aziz Saleh sebagai Wakil Ketua
merangkap Ketua Kwarnari. 1
Gambar. 1
Pidato Presiden Soekarno mengenai perubahan nama Pandu menjadi Gerakan
Pramuka tahun 1961
Sumber : Koleksi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Jakarta
Berpegang pada Keppres No. 238 tahun 1961, Anggaran Dasar Gerakan
Pramuka sudah dapat dimulai dengan kegiatan baik di pusat maupun di daerah
dalam rangka menghadapi Hari Pramuka yang dikaitkan dengan Hari Proklamasi.
Beberapa persiapan yang dilakukan adalah :
1. Lambang yang akan digunakan dan juga sebagai Tanda Pelantikan berupa
Tunas Kelapa ciptaan Sunardjo Atmodipuro.
2. Setangan leher berwarna merah putih.
3. Pakaian seragam, untuk kemeja berwarna putih dan untuk rok atau celana
berwarna khaki drill.
1 Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Empat windu Gerakan Pramuka,
(Jakarta : Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, 1993), hlm. 32.
38
4. Bendera Gerakan Pramuka yang ditengahnya terdapat lambang tunas kelapa
berwarna merah, berlatar belakang putih dengan pinggiran di depan, di atas
dan di bawahnya berwarna merah.2
Gambar. 2
Pawai pasukan berkuda saat Apel Besar Hari Pramuka
14 Agustus 1961
Sumber : Koleksi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Jakarta
Gerakan Pramuka secara resmi diperkenalkan kepada seluruh rakyat
Indonesia pada 14 Agustus 1961 tidak hanya di Jakarta, tetapi juga di tempat yang
penting di Indonesia. Di Jakarta sekitar 10.000 anggota Gerakan Pramuka
mengadakan Apel Besar yang diikuti dengan pawai pembangunan dan defile di
depan Presiden dan berkeliling Jakarta. Sebelum kegiatan pawai atau defile,
Presiden melantik anggota Mapinas, Kwarnas, dan Kwarnari di Istana Negara dan
menyampaikan anugerah penghargaan dan kehormatan berupa Panji Gerakan
Kepanduan Nasional Indonesia yang dterimakan kepada Ketua Kwartir Nasional,
2 NN, Patah Tumbuh Hilang Berganti : 75 tahun Kepanduan dan
Kepramukaan, (Jakarta : Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, 1987), hlm. 65.
39
Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Peristiwa perkenalan tanggal 14 Agustus 1961
kemudian dilakukan sebagai HARI PRAMUKA yang setiap tahun diperingati
oleh seluruh jajaran dan anggota Gerakan Pramuka.
Pada tanggal 12 September 1961 untuk mengelola organisasi Gerakan
Pramuka yang meliputi seluruh wilayah Indonesia, maka Kwarnas mulai
menempati kantornya di Jalan Medan Merdeka Timur No.6, Jakarta Pusat.
Langkah-langkah yang segera diambil Kwarnas adalah dengan membentuk 4
macam panitia, antara lain : (1) Panitia I bertugas merumuskan pendidikan dan
kepramukaan, (2) Panitia II bertugas merumuskan bentuk tanda-tanda, (3) Panitia
III bertugas menyusun Anggaran Belanja tahun 1961-1962, dan (4) Panitia IV
bertugas menyusun petunjuk organisasi dan prosedur kerjanya.
Sambil menunggu hasil dari Panitia tersebut, demi mengatur kebutuhan
pembina pramuka yang terhimpun dalam Satuan Gerak Gugusdepan, dikeluarkan
Petunjuk Darurat yang diedarkan melalui Surat Terbuka, siaran RRI antara lain
tentang Fungsi dan Pengamanan Gerakan Pramuka (Surat Terbuka No. 1 dan 2
tahun 1961). Satuan karya dalam Pramuka terdiri dari Pramuka Penegak (umur 16
sampai 20 tahun) dan Pramuka Pandega (umur 21 sampai 25 tahun). Sedangkan
Pramuka Siaga dan Penggalang yaitu yang berusia 7 sampai 10 tahun dan 11
sampai 15 tahun. Para Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega menjadi instruktur
bagi adik-adiknya.3
3 Agus Sulistya, dkk, “Kepanduan di Indonesia dalam Lintas Sejarah”,
Koleksi Museum Benteng Vredeburg, Yogyakarta, 2008, hlm 57.
40
Pada tanggal 25 April 1963, atas bantuan Menteri Pertama Bidang
Khusus/Menteri Penerangan Dr. H. Roeslan Abudulgani maka terbitlah sebuah
buku Pedoman Gerakan Pramuka yang memuat 10 pedoman, terdiri dari :
1. Pedoman I tentang Amanat Presiden Soekarno pada tanggal 9 Maret 1961.
2. Pedoman II perihal Keppres No. 238 tahun 1961, dengan Anggaran Dasar
Gerakan Pramuka sebagai lampiran
3. Pedoman III tentang Amanat Presiden Soekarno kepada barisan Pramuka
serta masyarakat Indonesia pada Hari Pramuka yang pertama pada tanggal
14 Agustus 1961.
4. Pedoman IV perihal Keppres No. 448 tahun 1961 tentang penganugerahan
Panji Gerakan Pendidikan Kepanduan Nasional kepada Gerakan Pramuka.
5. Pedoman V perihal Surat Terbuka No. 1 dan 2 tahun 1961 tentang Fungsi
dan Pola Gerakan Pramuka.
6. Pedoman VI perihal Instruksi Kwarnas no. 1 tahun 1961 tentang Petunjuk
Cara Membentuk Manusia Sosial Indonesia.
7. Pedoman VII perihal Instruksi Kwarnas no. 1 tahun 1962 tentang Kiasan
Dasar.
8. Pedoman VIII perihal Surat Terbuka No. 14 tahun 1962 tentang Romantika
Kiasan Dasar.
9. Pedoman IX perihal Instruksi Kwarnas No. 17 tahun 1962 tentang
Penyelenggaraan Gugusdepan.
10. Pedoman X perihal penjelasan Kwarnas tentang Pramuka adalah Alat
Revolusi.
41
Gerakan Pramuka memiliki tujuan yaitu untuk mendidik anak-anak dan
pemuda Indonesia dengan prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan
yang pelaksanaanya disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan
bangsa dan masyarakat Indonesia agar menjadi manusia Indonesia yang baik dan
anggota masyarakat Indonesia yang berguna bagi perkembangan bangsa dan
negara.4 Gerakan Pramuka merupakan lembaga pendidikan bagi anak-anak dan
pemuda melakukan peninjauan kembali mengenai kegiatan-kegatan, latihan-
latihan serta mata acara pendidikan untuk disesuaikan dengan perkembangan
bangsa dan masyarakat. Pendidikan dalam Gerakan Pramuka dilakukan dengan
sistem among dan menggunakan prinsisp-prinsip dasar methodik, yaitu :
a. Kesukarelaan
Tujuan prinsip ini untuk menjamin terbukanya jiwa peserta didik menerima
engaruh Pembina Pramuka. Kesukarelaan merupakan sikap yang baik bagi
peserta didik dalam suasana kekeluargaan yang akrab dan tertib.
b. Kode Kehormatan
Landasan dalam melaksanaka tugas pokok Pramuka selain Pancasila dan
UUD 1945 adalah Kode Kehormatan yang berupa janji ketentuan moral
yang diberi nama Tri Satya dan Dasa Dharma bagi Penggalang, Penegak
dan Pandega sementara Dwi Satya dan Dwi Dharma bagi Siaga. Terdapat
tiga kewajiban yang tersirat dalam Kode Kehormatan Pramuka, yaitu
kewajiban untuk bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memupuk akhlak
dan budu pekerti yang luhur, serta berbuat amal shaleh dan amal ibadah
sebanyak-banyaknya.
4 Agus Sulistya, dkk, Op.cit., hlm 56-57.
42
c. Sistem beregu
Gerakan Pramuka adalah gerakan pendidikan kepanduan yang bertujuan
mendidik anak-anak dan pemuda agar menjadi manusia yang
berkepribadaian dan berwatak luhur dengan cara mengembangkan anggota-
anggotanya rasa percaya diri, tanggung jawab dan disiplin, maka para
anggota diorganisir dalam kelompok atau regu. Di dalam sistem beregu ini
anak didik dapat memperoleh kesempatan untuk belajar berorganisasi,
mempinpin dan dipimpin serta mengambil tanggung jawab.
d. Sistem satuan terpisah
Sesuai dengan tuntutan moral dan kesusilaan maka dalam pendidikan
Gerakan Pramuka diadakan sistem satuan terpisah, dimana anggota putera
dan puteri diadakan pembinaan secara terpisah. Dengan adanya sistem
terpisah maka dilakukanlah pendidikan sesuai dengan kepentingan dan
perkembangan masing-masing yang lebih terarah.
e. Sistem tanda kecakapan
Sistem tanda kecakapan dalam prinsip dasar metodik pendidikan
kepramukaan bertujuan agar peserta didik dapat memperoleh kecakapan-
kecakapan yang berguna bagi kehidupannya dan masyarakat.
f. Keprasahajaan hidup
Di dalam ART Gerakan Pramuka dijelaskan bahwa pramuka dididik untuk
melaksanakan kesederhanaan sikap dan kesederhanaan hidup dengan
maksud agar mereka sanggup dan mampu menghadapi segala macam
keadaan hidup.
43
g. Swadaya
Pendidikan pada umumnya ditujukan untuk menghasilkan manusia
Indonesia yang sehat jasmani dan rohani, cerdas dan terampil serta dapat
mengembangkan kreativitasnya. Prinsip swadaya dalam pendidikan
pramuka ditujukan untuk memberikan keterampilan dan pengembangan
kreasi dan tanggung jawab sehingga dapat terbentuk jiwa yang penuh
inisiatif dan berkemauan kuat dan dapat membawa kehidupannya sendiri
tanpa tergantung pada orang lain.
2. Lambang Gerakan Pramuka
Lambang Gerakan Pramuka digunakan sebagai tanda pengenal tetap yang
mengkiaskan cita-cita setiap anggota pramuka. Lambang tersebut diciptakan oleh
Bapak Soehardjo Admodipuro, seorang pembina pramuka yang aktif bekerja di
lingkungan Departmen Pertanian. Untuk pertama kalinya, lambang gerakan
pramuka digunakan pada 16 Agustus 1961. Lambang Gerakan Pramuka
digunakan pada Panji Bendera, papan nama Kwartir dan Satuan, tanda pengenal
administrasi Gerakan Pramuka. Lambang Gerakan Pramuka memiliki bentuk
silhouette tunas kelapa. Secara umum arti kiasan lambang Gerakan Pramuka,
sebagai berikut :
a. Buah nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikat
Lambang buah nyiur yang tumbuh itu mengkiaskan bahwa setiap anggota
Pramuka merupakan inti bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia sehingga
diharapkan generasi Pramuka harus berkesinambungan dan terus-menerus.
44
b. Buah nyiur dapat bertahan lama
Lambang buah nyiur dapat bertahan lama mengkiaskan bahwa setiap
anggota Pramuka adalah seorang yang rohaniah dan jasmaniah sehat, kuat, dan
ulet serta memiliki tekad yang kuat dalam menghadapi segala tantangan dalam
hidup. Selain itu, dapat menghadapi segala ujian dan kesukaran untuk mengabdi
pada tanah air dan bangsa Indonesia.
c. Nyiur dapat tumbuh dimana saja
Lambang nyiur dapat tumnbuh dimana saja. Hal ini membuktikan besarnya
upaya dalam menyesuaikan diri dimana pun berada. Seorang anggota Pramuka
tidak boleh menolak untuk mengabdikan dirinya walaupun di daerah terpencil.
d. Nyiur tumbuh menjulang ke atas
Lambang nyiur tumbuh menjulang ke atas mengkiaskan bahwa setiap
anggota Pramuka memiliki cita-cita yang tinggi, yaitu tetap tegak, tidak mudah
diombang-ambing dan tidak mudah terpengaruh oleh sesuatu apapun.
e. Akar nyiur tumbuh kuat dan erat di dalam tanah
Lambang nyiur tumbuh kuat erat di dalam tanah mengkiaskan bahwa tekad
dan keyakinan setiap anggota Pramuka yang berpegang pada dasar-dasar dan
landasan-landasan yang baik, benar, kuat dan nyata.
f. Nyiur adalah pohoh yang serbaguna dari ujung atas hingga akarnya
Lambang pohon nyiur yang serbaguna mengkiaskan bahwa setiap anggota
Pramuka adalah manusia yang berguna dan membaktikan diri untuk kepentingan
tanah air, bangsa, dan negara Republik Indonesia.5
5 Sarkonah, Panduan Pramuka (Penggalang), (Bandung : CV Nuansa
Aulia, 2011), hlm. 31-32.
45
Gambar 3
Silhouette Tunas Kelapa Lambang Pramuka
Sumber : Buku Panduan Pramuka Penggalang
3. Kode Kehormatan Gerakan Pramuka
Salah satu persyaratan bagi organisasi kepramukaan adalah “Kode
Kehormatan”. Kode etik gerakan Pramuka adalah suatu kode kehormatan dimana
kita mengakui adanya Tuhan Yang Maha Esa, negara kesatuan Republik
Indonesia, dan Pancasila sebagai lambang negara. Kode Kehormatan adalah ciri
khas dari sistem pendidikan yang wajib diterapkan di setiap organisasi
kepramukaan. Kode Kehormatan bagi suatu organisasi kepramukaan biasanya
terdiri dari 2 bagian, yaitu :
a. Janji Pramuka, yang harus diucapkan secara sukarela pada saat seorang
calon dilantik menjadi anggota Gerakan Pramuka setelah selesai memenuhi ujian
kecakapan umum menurut golongannya masing-masing.
Janji Pramuka di dalam Gerakan Pramuka di sebut Tri Satya. Tri artinya tiga
dan Satya artinya janji. Tri Satya dapat diartikan sebagai tiga janji yang haris
46
dilakukan oleh setiap anggota Pramuka dalam kehidupan sehari-hari yang
berbunyi :
1. Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan dan negara kesatuan
Republik Indonesia dan menjalankan Pancasila.
2. Menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun
masyarakat.
3. Menepati Dasa Darma Pramuka.
b. Ketentuan Moral, sebagai pedoman tingkah laku dan sikap hidup yang wajib
dilaksanakan setiap Pramuka.
Ketentuan Moral di dalam Gerakan Pramuka disebut 10 macam darma atau
lebih dikenal dengan Dasa Darma Pramuka. Teks Dasa Darma ditulis dalam
Anggaran Dasar Gerakan Pramuka sebagai lampiran dari Keppres No. 238 tahun
1961 yang berbunyi :
1. Pramuka itu dapat dipercaya.
2. Pramuka itu setia.
3. Pramuka itu sopan dan perwira.
4. Pramuka itu sahabat sesama manusia dan saudara bagi tiap-tiap pramuka.
5. Pramuka itu penyayang sesama makhluk.
6. Pramuka itu siap menolong dan wajib berjasa.
7. Pramuka itu dapat menjalankan tugas tanpa membantah.
8. Pramuka itu sabar dan riang gembira dalam segala kesukaran.
9. Pramuka itu hemat dan cermat
10. Pramuka itu suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.6
6 Ibid, hlm. 33-34.
47
B. PRAMUKA MASA BAKTI 1974-1978
Bertempat di jalan silang Monumen Nasional Jakarta, Presiden Soeharto
bertindak sebagai inspektur upacara pada Apel Besar Gerakan Pramuka. Apel
Besar diadakan sehubungan dengan peringatan ulangtahun Proklamasi
Kemerdekaan R.I yang ke-29. Dihadapan para Pramuka yang berjumlah lebih
kurang 2000 orang yang terdiri dari 10 bartalion. Presiden Soeharto mengenakan
seragam Pramuka mengatakan bahwa perjuangan bangsa Indonesia tidak berhenti
sampai di sini saja. Bangsa Indonesia harus merebut kemerdekaan karena hanya
dengan kemerdekaan, bangsa Indonesia menjadi bangsa yang dihormati oleh
bangsa lain. Kemerdekaan dapat membnagun masyarakat yang sesuai dengan cita-
cita bangsa, maka dari itu Kepala Negara harus melanjutkan dengan perjuangan
baru dengan mengadakan pembangunan di segala bidang.
Dikemukakan pula oleh Presiden Soeharto selaku Ketua Majelis
Pembimbing Gerakan Pramuka bahwa dengan membangun, bangsa Indonesia
akan hidup bahagia lahir dan batin. Presiden juga meminta untuk menjiwai
Pancasila dan UUD ’45 karena hanya dengan Pancasila dan UUD ’45 akan
terwujud kebahagiaan bagi seluruh bangsa Indonesia. Pancasila dan UUD ’45
merupakan perasaan dari nilai-nilai luhur yang lahir, tumbuh dan menjadi
kepribadian bangsa Indonesia sendiri.7
7 Surat Kabar Berita Buana, 15 Agustus 1974, Koleksi Perpustakaan
Nasional Republik Indonesia.
48
1. Penghargaan Bronze Wolf dan Honorary Patron
Kepercayaan kepada Gerakan Pramuka diwujudkan World Scout dengan
meminta Presiden Soeharto menjadi Patron of World Scouting. Sri Sultan
Hamengku Buwono IX sebagai Ketua Kwarnas pun mendapatkan lencana Bronze
Wolf yaitu sebagai penghargaan tertinggi dari World Scout dan tanda keberhasilan
dalam iku sertanya Gerakan Pramuka dalam pembangunan masyarakat, bertempat
di Monas, Jakarta.
Gambar. 4
Penyerahan penghargaan Bronze Wolf
kepada Sri Sultan Hamengku Buwono IX tahun 1974
Sumber : Koleksi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Jakarta
Berdasarkan hal tersebut maka Presiden Soeharto mengeluarkan Keputusan
Presiden RI No.012/TK/Tahun 1974 yaitu Presiden RI menganugerahkan tanda
kehormatan Setya Lancana Kebudayaan kepada William D. Campbell (President
World Scout Conperence) dan Dr. Laszlo Nagy (Secretary General World Scout
Bureau) sebagai penghargaan atas jasa-jasanya yang besar terhadap Negara dan
49
Bangsa Indonesia, khususnya dalam mempererat hubungan baik dengan Gerakan
Pramuka Indonesia. 8
Gambar. 5
Presiden Soeharto menerima Honorary Patron of World Scouting tahun 1974
Sumber : Koleksi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Jakarta
Tanggal 3 Juli sampai 20 Agustus 1974 Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
telah melancarkan kampanye usaha dana. Kampanye usaha dana ini bukanlah
bulan dana seperti biasa yang bisa merugikan nama baik Gerakan Pramuka, usaha
dana yang diselenggarakan oleh Kwarnas adalah suatu cara baru dalam mencari
dan mengumpulkan dana, suatu organized fund raising yang dipikirkan dengan
hati-hati dan diatur sebaik mungkin dalam langkah-langkahnya.
Penyelenggaraan kampanye usaha dana, cara-cara yang tidak simpatik akan
dijauhkan sehingga tidak merugikan nama baik Gerakan Pramuka. Dengan
penerangan dan publikasi yang dilakukan, pengertian masyarakat mengenai
pendidikan kepramukaan dan popularitas Gerakan Pramuka meningkat dikalangan
8 NN, Op. Cit., hlm. 110.
50
masyarakat. Dari hasil kampanye usaha dana tersebut, dana abadi yang dimiliki
oleh Kwanas pada bulan Oktober 1974 sejumlah 200 juta rupiah.9
Di tahun yang sama, Kwartir Nasional Gerakan Pramuka memperbaharui
Syarat Kecakapan Umum (SKU) untuk para Pramuka Siaga sampai dengan
Pramuka Pandega berdasarkan surat Keputusan Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka Nomor 688/KN/74. Dengan diadakan pembaharuan pendidikan
kepramukaan maka kepercayaan dan perhatian masyarakat baik dari dalam
maupun luar negeri kepada Gerakan Pramuka di Indonesia semakin besar.
Demikian pula dengan perhatian dari organisasi dunia seperti UNICEF, ILO, dan
FAO. Salah satu bukti nyata adalah saat Gerakan Pramuka Indonesia
mendapatkan bantuan dari Australian Freedom from Hunger Campagin
Committee atas usaha FAO. Kerjasama yang dilakukan dengan Australian
Freedom from Hunger Campagin Committee adalah pembuatan film tentang
“Peternakan Lebah Pramuka”, lalu dengan Cepta Televison dalam pembuatan film
“Pramuka dan Pembangunan Masyarakat”, serta kerjasama Kwarnas dengan
VISNEWS London dan World Scout yang menghasilkan film tentang “Scouting in
Community Development”.
Sesudah beberapa kali menyelenggarakan NTC atau Kursus Pelatih Dasar
dan Penataran Pelatih, Kwarnas mendapat kepercayaan lagi dari WOSM untuk
mengadakan International Training The Team Course (ITTTC) sendiri di
Cipayung, Bogor dipimpin oleh J.P Silvestre selaku Executive Commissioner Asia
Pasific Region. Pada pelaksanaan ITTC tahun 1975-1978, negara lain yang
mengirim pesertanya ke Indonesia adalah Singapura, Malaysia, Thailand dan
9 Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Rekaman 25 tahun Gerakan
Pramuka, (Jakarta : Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, 1986), hlm. 47-48.
51
Hongkong. Selain dipercaya oleh kepanduan internasional, Pramuka Indonesia
juga turut dipercaya oleh PT. Arafat Lines selaku perusahaan yang menangani
pemberangkatan haji orang-orang Indonesia. Para Pramuka Penegak dan Pandega
sangat bermanfaat untuk membantu jemaah haji, karena itu setiap tahun dikirim
satu orang Pramuka Penegak dan Pandega dari cabang Jakarta. Setelah PT. Arafat
Lines dilikuidasi, Kwarnas mendapatkan jatah dari Departemen Agama untuk
mengirimkan beberapa Pembina Pramuka sebagai anggota Tim Pembinaan Haji
Indonesia.10
Kegiatan lain yang diselenggarakan adalah Karya Wisata pada saat libur
sekolah. Regu Karya Wisata dikirim ke berbagai perusahaan untuk belajar sambil
praktek, contohnya adalah regu Jakarta dikirim ke pabrik sepatu Bata, P.N.
Djajana, dan pertenunan “Talf”.
Gambar. 6
Karya Wisata Pramuka Jakarta di Pabrik penenunan Talf tahun 1975
Sumber : Koleksi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Jakarta
Dalam rangka memperingati Hari Pramuka 14 Agustus 1975, Kwarnas
mengadakan kegiatan bernama “Aksi Gotong Royong”. Aksi ini pelaksanaannya
diserahkan kepada Kwarda Jakarta dan Kwarda Jawa Barat, bekerjasama dengan
10
Ibid, hlm. 123.
52
Dinas Pekerjaan Umum dan Angkatan Darat. Kegiatannya berupa memperbaiki
jalan yang rusak akibat hujan deras. Aksi Gotong Royong dilanjutkan dengan
mengadakan kegiatan bersih-bersih di sekitar Monumen Nasional (Monas),
sepanjang jalan Pramuka, tempat umum, tempat ibadah, kantor Pemerintah,
pengapuran jembatan Jatinegara dan perbaikan tanggul kali Ciliwung.
2. Widya Mandala Krida Bakti Pramuka
Pada tanggal 12 – 16 April 1976 diselenggarakan Musyawarah Kerja
Nasional tahun 1976 (Mukernas 76) antara Kwarnas dan Kwarda-kwarda seluruh
Indonesia, bertempat di Wisma Tanah Air Cawang, Jakarta Timur. Muker 76
mengusung tema “Menghadapi tahun 1976/1977 dengan Meningkatkan Jumlah
dan Mutu Pembina Pramuka dan Mensukseskan Program Bakti Gerakan Pramuka
1976-1978.” Presiden Soeharto membuka Mukernas 76 dengan mencanangkan
Eka Prasetya Panca Karsa yang berisi 5 poin, yaitu :
1. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan menghargai orang lain yang
berlainan agama dan kepercayaan.
2. Mencintai sesama manusia dengan selalu ingat kepada orang lain, tidak
sewenang-wenang dan tepa selira.
3. Cinta kepada tanah air, serta menempatkan kepentingan negara dan bangsa
di atas kepentingan pribadi.
4. Demokrasi dan patuh pada keputusan rakyat yang sah.
5. Suka menolong dan menggunakan apa yang dimiliki untuk menolong orang
lain sehingga dapat meningkatkan kemampuan orang lain tersebut.
53
Sejak tahun 1970 telah timbul pemikiran agar Gerakan Pramuka memiliki
tempat atau arena yang memdai untuk mengembangkan kegiatan pendidikan,
latihan dan rekreasi sehat bertaraf nasional. Pada hari Pramuka 14 Agustus 1977,
Presiden Soeharto meresmikan penggunaan Lembaga Pusdika, Pusat Apiari
Pramuka dan Taman Bunga.
Sarana dan pendidikan milik Kwartir Nasional Gerakan Pramuka terletak di
daerah Cibubur, Jakarta pada areal tanah seluas kira-kira 213 hektar. Sarana-
sarana tersebut terdiri dari 4 bagian, yaitu :
a. Pusat Pendidikan Kader Pramuka (PUSDIKA)
Tempat untuk menyelenggarakan pendidikan kader-kader Gerakan
Pramuka, berupa kursus-kursus Pembina Pramuka dan Pelatih Pembina Pramuka,
serta kursus-kursus lainnya yang penyelenggaraannya menjadi wewenang dan
tanggungjawab Kwarnas. Tempat menyelenggarakan pendidikan atau latihan
keterampilan (vocational training), baik bagi anggota Geraka Pramuka maupun
para remaja dan pemuda lainnya, terutama yang mengalami putus sekolah.
Tempat menyelenggarakan musyawarah, seminar, lokakarya dan pertemuan-
pertemuan lainnya, baik yang diadakan oleh Gerakan Pramuka maupun instansi
lain yang berminat menggunakannya. Fasilitas yang ada dapat digunakan sebagai
wisma remaja bagi masyarakat umum.
b. Taman Bunga Pramuka
Tempat atau objek pendidikan, latihan dan penelitian di bidang tanaman
hias dan pertamanan, baik bagi anggota Gerakan Pramuka maupun masyarakat
umum, terutama remaja dan pemuda. Tempat atau objek rekreasi yang sehat,
bermanfaat dan mengandung unsur pendidikan, baik bagi anggota Gerakan
54
Pramuka maupun masyarakat umum, dalam usaha menanamkan kesadaran dan
kecintaan terhadap program pembinaan kelestarian alam (pengenalan flora,
fotografi, dan lain-lainnya).
c. Pusat Apiari Pramuka
Sebagai Pusat Pengelolaan (Head Quarter) dari proyek-proyek Apiari milik
Gerakan Pramuka. Tempat atau objek pendidikan, latihan dan penelitian di bidang
peternakan lebah, baik bagi anggota Gerakan Pramuka maupun masyarakat
umum, dalam usaha membantu pemerintah mengembangkan peternakan lebah
secara modern. Dalam jangka panjang akan diusahakan sebagai pusat penghasil
bibit lebah unggul guna disebarkan ke daerah-daerah diseluruh tanah air.
d. Bumi Perkemahan Pramuka
Tempat berkemah (camping) yang menyenangkan bagi anggota Gerakan
Pramuka dan masyarakat umum, dengan disediakan segala fasilitas perkemahan
yang lengkap. Tempat pendidikan, latiham dan kegiatan berbagai kecakapan
praktek dan kegemaran di bidang kebhayangkaraan, kedirgantaraan, kebaharian
da ketarunabumian, baik bagi anggota Gerakan Pramuka maupun para remaja dan
pemuda lainnya. Tempat atau objek rekreasi yang sehat, bermanfaat dan
mengandung unsur pendidikan, baik bagi anggota Gerakan Pramuka maupun
masyarakat umum.11
11
Pamflet Sarana Pendidikan dan Rekreasi Gerakan Pramuka WIDYA
MANDALA KRIDA BAKTI PRAMUKA, Koleksi Arsip Nasional Republik
Indonesia, Arsip Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 89.
55
Gambar. 7
Presiden Soeharto dan Ibu Tien Soeharto meninjau WILADATIKA
di Cibubur, Jakarta tahun 1977
Sumber : Koleksi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Jakarta
Pramuka mempergunakan Lembaga Pusdika dengan melaksanakan kursus
Pembina Pramuka Mahir Dua dengan peserta dan pelatih dari beberapa Kwarda.
Di atas lapangan Perkemahan khusus pembina berdiri tegak Gedung Kesenian,
beberapa rumah makan dan perpustakaan. Seluruh kompleks Cibubur meliputi
Bumi Perkemahan, Graha Wisata Pramuka, Taman Rekreasi Pramuka, Pusat
Apiari Pramuka dan Lembaga Pusdika disebut Widya Mandala Krida Bakti
Pramuka disingkat menjadi WILADATIKA yang dapat diartikan sebagai tempat
ilmu atau pengetahuan dan tempat mengolah Pramuka untuk dapat berbakti
kepada masyarakat, Nusa dan Bangsa. Organisasi Gerakan Pramuka di tingkat
Nasional semakin mantap dengan sarana fisik yang megah sebagai pendukung
kegiatan sehingga para anggota Gerakan Pramuka menjadi bangga.
56
Pramuka melakanakan kegiatan daftar ulang keanggotaan tahun 1974-1978
dengan hasil sebagai berikut :
Tabel. 1
Jumlah Anggota Pramuka Daerah Jakarta Raya
masa bakti 1974-1978
TAHUN Peserta Didik
Putera
(orang)
Peserta Didik
Puteri
(orang)
Pelatih
(orang)
Jumlah
1974 35.329 17.664 8.365 61.298
1975 57.989 28.994 11.268 98.251
1976 80.648 40.325 13.720 134.693
1977 110.924 55.462 14.871 181.257
1978 142.828 71.415 17.323 231.566
Sumber : Biro Perencanaan dan Sumber Daya Informasi, Kwartir Nasional
Gerakan Pramuka
Keanggotaan Gerakan Pramuka mengalami peningkatan dari tahun-tahun yang
diikuti pula dengan peningkatan kualitas dan kuantitas Pembina Gerakan
Pramuka. Di setiap daerah jumlah anggota Pramuka hampir semuanya berjumlah
sama.12
Di kota besar seperti Jakarta, jumlah anggota Pramuka dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan baik Pramuka putera maupun Pramuka puteri.
C. PRAMUKA MASA BAKTI 1978-1983
Pramuka masa bakti 1978-1983 mengalami perubahan masa bakti yang
sebelumnya hanya 4 tahun berganti menjadi lima tahun dimulai dari tahun 1978.
12
Wawancara dengan Henry Rahman tanggal 22 April 2016.
57
Lima tahun masa bakti yang dijalankan Pramuka dari tahun 1978-1983 banyak
program kerja yang terlaksana dengan cukup baik. Salah satu contoh adalah
Pramuka cabang Jakarta yang hanya memiliki 6 wilayah (Utara, Selatan, Timur,
Barat, Pusat dan Kepulauan Seribu) sehingga dapat melaksanakan kegiatan-
kegiatan dengan baik karena kerjasamanya yang kompak dan aktivitas atau
kegiatan dari Pramuka Ranting, Pramuka Cabang, Pramuka Daerah DKI Jakarta
saling bersinergi. Beberapa kegiatan yang diadakan oleh Gerakan Pramuka
Jakarta antara lain pelaksanaan Seminar on Management Oriented Community
Development yang membahas mengenai masyarakat dalam pembangunan, Asia
Pasific Sub-Regional Training Seminar yang membahas mengenai pendidikan,
dan lainnya dan puncak kegiatannya adalah pelaksanakan Jambore 1981 yang
ditingkatkan menjadi Jambore Asia-Pasific ke VII.
1. Seminar Pembangunan Masyarakat dan Pendidikan
Pada bulan Februari 1978 diadakan Seminar on Management Oriented
Community Development di Pusdika, Cibubur yang dihadiri oleh utusan dari
hampir semua Kwarda dan utusan dari Pakistan, Bangladesh, serta utusan dari
World Scout Bureau. Kwarda DKI Jakarta Raya sendiri mengirimkan tiga orang
utusannya yaitu Letjen TNI (Purn) Kusno Utomo, Mayjen TNI (Purn) Azis Saleh
dan Drs. Endy Atmasulistya.
Bertempat di Pusat Pendidikan Pramuka WILADATIKA, Cibubur telah
dibuka secara resmi acara Asia Pasific Sub-Regional Training Seminar pada
tanggal 5 Juli 1979 oleh Ka Kwarnas Letjen TNI (Purn) Mashudi. Seminar ini
bertujuan untuk memberi kesempatan kepada Pelatih Mahir dan Andalan Urusan
58
Latihan untuk megadakan pertukaran pengetahuan dan pengalaman serta
mengadakan penilaian tentang keberhasilan pendidikan orang dewasa di masing-
masing negara atau wilayahnya. Seminar ini diharapkan dapat digunakan secara
efektif dan efisien sehingga menghasilkan rekomendasi yang berbobot dan dapat
dipertanggungjawabkan, dan juga dapat memupuk rasa persaudaraan dan
persatuan di antara peserta.
Gambar. 8
Pembukaan Pasific Sub-Regional Training Seminar 5 Juli 1979
Sumber : Surat Kabar Berita Buana 7 Juli 1979
Pada tanggal 19 Agustus 1978, Kwarcab Jakarta Utara dalam
memperingati ulangtahun Pramuka ke-17 dan Kemerdekaan R.I ke-33 dengan
melakukan ziarah laut di Teluk Jakarta. Ziarah dilakukan dengan menggunakan
kapal jenis TAT 218 dan kapal BC 401 yang diikuti dua regu Penggalang putra-
putri serta Pembina. Upacara dimulai dengan mengheningkan cipta yang
kemudian dilanjutkan dengan acara penaburan bunga oleh Wakil Kwartir Daerah
59
Gerakan Pramuka Jakarta Raya.13
Kegiatan ini dilakukan agar para Pramuka
cabang Jakarta Utara mengingat jasa pahlawan yang telah memerdekakan Negara
Kesatuan Republik Indonesia ini.
Gambar. 9
Ziarah Pramuka Cabang Jakarta Utara tahun 1978
Sumber : Surat Kabar Berita Buana 19 Agustus 1978
Pada tanggal 25 -26 September 1978 berdasarkan tugas yang diberikan oleh
Munas 74, Kwarnas mengadakan lokakarya tentang perubahan teks Dasa Darma,
yang bertempat di Pusdika Cibubur. Hasil rumusan lokakarya itu setelah
disempurnakan dalam rapat tanggal 19 Oktober 1978 kemudian disahkan dalam
keputusan Kwarnas No. 123/KN/78 tanggal 28 Oktober 1978, yang berbunyi :
1. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Kasih sayang sesama manusia dan cinta alam.
3. Patriot yang sopan dan Perwira.
4. Suka bermusyawarah dan patuh.
5. Rela menolong dan tabah.
13
Surat Kabar Berita Buana, 19 Agustus 1978, Koleksi Perpustakaan
Nasional Republik Indonesia.
60
6. Rajin, riang dan terampil.
7. Hemat, cermat dan bersahaja.
8. Disiplin, setia, dan berani.
9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya.
10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.
Kwarcab Jakarta Timur pada tanggal 14-15 Juli 1979 telah
menyelenggarakan Musyawarah Cabang (Mucab) bertempat di Ruang Pola
Kantor Walikota Jakarta Timur. Selain mengesahkan Laporan
Pertanggungjawaban Ketua Kwarcab Jakarta Timur masa bakti 1977-1979,
Mucab yang pembukaannya dilakukan Sekretaris Walikota Jakarta Timur
mewakili Mabicab telah berhasil memilih pengurus Kwarcab Jakarta Timr masa
bakti 1979-1982. Para pengurus hasil Mucab dan telah dilantik andalah sebagai
berikut :
a. Ketua : R. Achmad S.
b. Waka Bid. Latihan : Drs. Soegeng Santoso
c. Waka Litbang : Zain A.S.
d. Waka Bid. Kegiatan : Ny. Ade Djajadi
e. Waka Bid. Khusus : Eko Sulistio Alaga
f. Sekretaris : Mariyati
g. Ancu Putra : Soetomo BA
h. Ancu Putri : Ny. Ety Achmad
i. Ancu Perlengkapan : Ign. Sumertono dan Ratno Sumirat
j. Ancu Pendidikan : Agus Salim Husein BA
k. Ancu Dirgantara : Zubair
61
l. Ancu Islam : H. Dachlan S.
m. Ancu Katolik : Piet Sudiono
n. Ancu Kristen : Kawilarang
o. Ancu Budaya : Pradajasa Soeprapto
p. Ketua Cadika : Soenaryadhi
Walikota Jakarta Timur, Drs. H. Sofyan Hakim selaku Ketua Majelis Pembimbing
Cabang mengharapkan agar Kwarcab Jakarta Timur beserta Andalannya yang
baru dilantik tetap mempertahankan prestasi kerja pada masa bakti yang lalu
untuk kemudian ditingkatkan dan dikembangkan dengan dedikasi yang tinggi.
Pada tanggal 8 Agustus 1979, bertempat di Suku Dinas (Sudin)
Kebudayaan Jakarta Pusat juga telah dilakukan pelantikan terhadap pengurus
Kwarcab Jakarta Pusat yang merupakan hasil dari Musyawarah Cabang Luar
Biasa Jakarta Pusat yang berlangsung 16-17 Juli 1979. Susunan pengurus
Kwarcab Jakarta Pusat yang baru dilantik sebagai berikut :
a. Ketua Kwarcab : J. Soeminto H.
b. Waka Kwarcab I : Azjad Gunadiningrat.
c. Waka Kwarcab II : M. Noor Azis Toonda BA.
d. Waka Kwarcab III : Subadi.
e. Sekretaris : T. Ridha Sasmita
f. Ancu Putra : Aminulah
g. Ancu Putri : Ny. Oemiyatie Mulyono
h. Ancu Keuangan : Soeparmo
i. Ancu Perlengkapan : Pelor Sam Sukmadi
j. Ancu Pendidikan : AJ Thomas
62
k. Ancu Litbang : SM Fadjar
l. Ancu Kesehatan : dr. Mpu Kanoko
m. Ancusaka Dirgantara : Agus Sutedjo
n. Ancusaka Tarunabumi : Harry Suharto
o. Ancusaka Bhayangkara : Yusuf Sudradjat
p. Ancusaka Bahari : Kapt. (L) Supardi
q. Ketua DKC : Basrizal Oesman
r. Waka DKC : Noor Sylviani
s. Ka Kortan Menteng : Inbu Sa’ud
t. Ka Kortan Gambir : Drs. Kusdiono
u. Ka Kortan Tanah Abang : T. Riha Sasmitha
v. Ka Kortan Sawah Besar : M. Noor Aziz Toonda BA
w. Ka Kortan Kemayoran : Ny. Sariaty H
x. Ka Cempaka Putih : Drs. Hadi Sudibyo
Pada tanggal 3 Agustus 1979 untuk memperingati HUT Proklamsi R.I ke-34
dan HUT ke-451 kota Jakarta, Kwarda DKI Jakarta bersama-sama dengan Dinas
Museum dan Sejarah DKI Jakarta menyelenggarakan Pameran Foto Kegiatan
Pramuka. Pembukaan pameran ini ditandai dengan pengguntingan pita oleh
Kepala Dinas Museum dan Sejarah DKI Jakarta G.A. Warmansyah yang
mewakili Gubernur DKI Jakarta di Gedung Museum Sumpah, Jl. Kramat Raya
106 Jakarta Pusat dan kegiatan ini berlangsung selama satu minggu. Selain foto-
foto kegiatan para anggota Pramuka DKI Jakarta, terdapat juga hasil kerajinan
tangan para anggota Pramuka serta perelengkapan kepramukaan yang selama
63
pameran berlangsung mendapat perhatian para pengunjung yang terdiri dari
anggota Pramuka dan masyarakat umum.14
Gambar. 10
Pameran Foto di Museum Sumpah Pemuda tahun 1979
Sumber : Surat Kabar Berita Buana 11 Agustus 1979
Minggu sore tanggal 17 Februari 1980 bertempat di lapangan Olahraga Yon.
Hub. Kodam V / Jaya yang terletak di Kampung Ilir Jakarta Barat, telah
diresmikan pembentukan Gugusdepan Jakarta Barat 5101-5102, Kortan Kebon
Jeruk. Peresmian Gudep Jakarta Barat 5101-5102 ditandai dengan pealntikan dan
pengukuhan Ketua anggota Majelis Pembimbing. Ketua Kwartir Cabang Jakarta
Barat Drs. Suhanda Panji yang dalam acara tersebut mewakili Walikota Jakarta
Barat selaku Ka Mabicab Jakarta Barat menyatakan bahwa dibentuknya Gudep
tersebut adalah bertujuan untuk menggalakkan Gerakan Pramuka di daerah
tersebut, khususnya bagi para remaja di lingkungan Keluarga Hankam ABRI.
14
Surat Kabar Berita Buana, 11 Agustus 1979, Koleksi Perpustakaan
Nasional Republik Indonesia.
64
Selain di Jakarta Barat, Pramuka Jakarta Pusat juga melakukan pelantikan.
Kwarcab Pramuka Jakarta Pusat yang diwakili oleh Azjad Gunadiningrat pada
hari Rabu, 20 Februari 1980 melantik Mabigus serta Pembina Gudep 335/336
Jakarta Pusat di halaman UNIJA Jl. Kenari Jakarta Pusat. Dibentuknya Gudep
335/336 ini terdiri dari guru serta murid SD “Rumah Kita Kenari” dengan harapan
agar menjadi putra-putri Indonesia yang bermental ksatria dalam membela Tanah
Air dan Bangsa Indonesia. Diharpkan agar mulai sekarang berlatih sungguh-
sungguh dan dalam Jambore 1981 mendatang Gudep 335/336 akan turut serta
membawa Panji Pramuka Cabang Jakarta Pusat. Acara pelantikan dilakukan
dengan pengambilan sumpah dan pemasangan kacu Pramuka oleh Ka Kwarcab
serta sekaligus membuka selubung papan nama Gudep 335/336 yang disaksikan
Ka Kortan Senen, AY Thomas.
Gambar. 11
Peresmian Gugusdepan 335/336 Jakarta Pusat tahun 1980
Sumber : Surat Kabar Berita Buana 23 Februari 1980
Pada tanggal 8 Maret 1980, tiga orang Penegak putra-putri dari gudep 2267-
2268 Jakarta Selatan setelah menyelesaikan Syarat kecakapan Umum tingkat
65
BANTARA melanjutkan dengan mengikuti interview atau tanya jawab dalam
sidang ke-BANTARAAN yang diadakan oleh pembina satuan penegak. Sidang
ke-BANTARAAN merupakan acara tradisi bagi gudep untuk para penegak yang
akan mencapai tingkat Bantara. Para Penegak akan diuji sampai dimana
pengetahuannya di dalam bidang kepramukaan dan sejauh mana pengetahuan
didalam jiwanya sebagai seorang anggita pramuka, lebih dari itu diharapkan agar
seorang Bantara dapat benar-benar menerapkan jiwa kepemimpinannya dan
mejadi lebih kreatif.
Pada tanggal 24-27 Februari 1980 diadakan perkemahan Gudep Jakarta
Pusat dengan tema “Dengan Berkemah Kita Bina Persahabatan” dalam rangka
mengisi libur sekolah di Ciawi Bogor dimana peserta yang ikut tidak hanya
berasal dari gudep Jakarta Pusat, seperti dari SD Trisula dan SD LPK, SD
Menteng Atas 16 Petang, SD Guntur 01 Pagi, gudep Jakarta Pusat 043-044, loka
dirgantara, dan gudep Jakarta Timur 5361-5362. Perkemahan yang diadakan
empat hari tersebut diisi dengan berbagai kegiatan pramuka diantaranya
menjelajah, P3K, tali-temali, sandi, pertandinagn sepak bola, keterampilan, dan
kegiatan malam. Upacara penutupan diadakan acara bakti masyarakat yaitu
berupa penyerahan beberapa potong pakaian, beras dan bahan makanan yang
penerimaannya diwakili oleh bapak atau ibu daerah setempat.15
Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran DKI Jakarta Drs. Achmad
mengatakan bahwa penyelenggaraan Kursus Mahir Dasar Pramuka yang diikuti
oleh guru-guru SD se-Jakarta dalam rangka ikut perpartisipasi dan
15
Surat Kabar Berita Buana, 23 Maret 1980, Koleksi Perpustakaan
Nasional Republik Indonesia.
66
mengembangkan serta mengaktifkan pendidikan Pramuka terhadap anak didik
SD. Tujuan kursus ini antara lain memberikan pengertian kepada guru-guru SD
arti dan makna pendidikan Pramuka bagi anak-anak didik SD sekaligus menjadi
pembina pramuka yang baik dan terampil. Diutamakan bahwa seluruh SD dalam
wilayah DKI Jakarta dapat mendirikan gugusdepan Pramuka sehingga anak didik
SD dapat pendidikan Pramuka sebagai kegiatan ekstrakurikuler. Ketua Kwarcab
Jakarta Timur mengatakan bahwa saat ini pembina pramuka kurang terutama
Pembina Pramuka putri. Maka dari itu, dengan adanya kerjasama antara Pramuka
dengan Dinas P dan K DKI Jakarta sangat tepat sehingga menghasilkan pembina-
pembina yang baik dan teramoil dan dapat menanggulangi masalah pramuka.
Pelaksanakan Kursus Pembina Mahir Dasar Pramuka akan berlangsung sampai
tanggal 10 Maret secara bertahap di wilayah Jakarta Pusat, Barat, dan Selatan
dengan masing-masing 50 peserta.
Bertempat di Pusat Pendidikan Kader Pramuka (Pusdika) Cibubur, Wakil
Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Prof. Dr. W.P Napitupulu atas nama
Pimpinan Kwarnas membuka Kursus Pembina Koperasi Pramuka Angkatan ke V.
Pembukaan tersebut dihadiri oleh Kepala Latihan dan Penataran Latihan Koperasi
mewakili Dirjen Koperasi, 40 orang peserta KPL XII dan 42 orang peserta Kursus
Koperasi. Kursus-kursus tersebut berlangsung selama 8 hari untuk KPL XII dan
20 hari untuk Kursus Koperasi yang diikuti oleh para Pelatih dan Pembina
Pramuka. Tujuan diadakannya KPL XII ini adalah untuk mencukupi akan
permintaan tenaga Pelatih Pembina Pramuka dengan meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan para peserta dengan merode sesuai dengan kebijaksanaan World
Scout Bureau. Sedangkan Kursus Pembina Koperasi Pramuka yang
67
diselenggarakan atas kerjasama Kwarnas dengan Ditjen Koperasi dimaksudkan
untuk memperbanyak jumlah dan meningkatkan mutu kader-kader koperasi
dikalangan Pembina.
2. Jambore Nasional 1981
Puncak kegiatan Pramuka dalam masa bakti 1978-1983 adalah Jambore
Nasional 1981 ditingkatkan menjadi Jambore Asia-Pasific VII yang
diselenggarakan pada tanggal 20-27 Juni 1981 di Cibubur, Jakarta dengan jumlah
peserta 29.753 orang termasuk peserta dari luar negeri. Acara dibuka dengan
pawai pasukan berkuda sambil melakukan hormat. Upacara pembukaan Jambore
1981 dipimpin Komandan Upacara berasal dari Penggalang Putri gudep 104
Kortan Gambir, Jakarta Pusat yang kini sudah meraih 10 TKK. Jambore 1981
juga menyediakan Kedai Pramuka yang menjual berbagai macam souvenir hasil
karya anggota Pramuka dari berbagai daerah yang selalu penuh dikunjungi oleh
para anggota Pramuka.
Gambar. 12
Jambore Asia-Pasific VII di Cibubur, Jakarta tahun 1981
Sumber : Koleksi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Jakarta
68
Pada tanggal 11 Maret 1982, Bapak Presiden Soeharto meresmikan Gedung
Perpustakaan Pramuka “Ki Hajar Dewantara” serta Gelanggang Olahraga dan
Kesenian Pramuka dalam rangka kegiatan 11 Maret (Supersemar) di Cibubur,
Jakarta. Satu bulan kemudian, ditandatangani persetujuan antara Ketua Kwarnas
dengan Sekretaris Jendral World Scout Bureau tentang iuran anggota. Dalam
persetujuan tersebut dinyatakan bahwa Gerakan Pramuka akan membayar uang
sejumlah US$ 500.000. Dengan membayarkan sejumlah uang tersebut maka
tunggakan iuran Gerakan Pramuka kepada WOSM sebesar Rp 103.455.351,54
dianggap lunas dan iuran anggota untuk seterusnya tidaka akan diminta lagi.16
Pada tanggal 6 Juni 1982, Wakil Kepala III Kwartir Cabang Jakarta Pusat
meresmikan penutupan kegiatan Lomba Tingkat III di halaman Pusat Pertamina
Jakarta. Kegiatan dalam lomba tersebut diikuti oleh 28 regu Penggalang putra-
putri yang dilaksanakan selama dua hari dengan 13 materi seperti peta lapangan,
Hasta Karya, Panorama, Tali-temali, P3K, Tata Laksana Regu, Mencari Jejak,
Keagamaan, Keterampilan, Baris-berbaris, Teknik Pramuka dan sebagainya. Dari
28 regu yang terdiri dari utusan wilayah Jakarta Pusat, dipilih 2 regu putra dan 2
regu putri sebagai pemenangnya dimana akan mewakili DKI Jakarta pada
kegiatan tanggal 17 Juni di perkemahan Cibubur.
16
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Rekaman 25 tahun Gerakan
Pramuka, Op. Cit., hlm. 67.
69
Gambar. 13
Kegiatan Mencari Jejak dalam Lomba Tingkat III tahun 1982
Sumber : Surat Kabar Berita Buana 12 Juni 1982
Di tahun 1982, telah diselenggarakan pendidikan kesadaran berbangsa
dalam rangka membantu penyebarluasan P-4 dan membantu mensukseskan
Pemilihan Umum 1982, serta penanggulangan kenakalan remaja. Kegiatan ini
dilkasanakan oleh Tim Khusus berdasar keputusan Kwarnas No.041 tahun 1981,
terdiri dari :
Letjen TNI (Purn) H. Kusno Utomo sebagai Ketua merangkap anggota.
Prof. Dr. W.P Napitupulu sebagai Wakil Ketua merangkap anggota.
R.M. Soetanto SH sebagai Wakil Ketua merangkap anggota.
Selain hal-hal di atas, beberapa kegiatan juga dilaksanakan oleh Gerakan Pramuka
dalam memperigati Hari Pramuka tahun 1982, yaitu :
1. Raimuna Nasional V tanggal 7-14 Agustus 1982.
2. Lomba Tingkat V tanggal 7-14 Agustus 1982.
3. Pertemuan Pramuka Luar Biasa tanggal 11-14 Agustus 1982.
4. Pesta Siaga tanggal 14 Agustus 1982.
70
5. Apel Besar Pramuka tanggal 14 Agustus 1982 dengan Presiden Soeharto
sebagai Pembina dan diikuti oleh seluruh peserta kegiatan.
Tabel. 2
Jumlah Anggota Pramuka Daerah Jakarta Raya
masa bakti 1979-1983
TAHUN Peserta Didik
Putera
(orang)
Peserta Didik
Puteri
(orang)
Pelatih
(orang)
Jumlah
1979 173.104 86.552 18.474 278.130
1980 173.104 86.592 18.474 278.170
1981 195.791 97.895 19.625 313.311
1982 226.066 113.033 22.077 361.176
1983 257.970 128.986 19.174 406.130
Sumber : Biro Perencanaan dan Sumber Daya Informasi, Kwartir Nasional
Gerakan Pramuka
Perkembangan jumlah keanggotaan masa bakti 1978-1983 diimbangi
dengan peningkatan mutu, baik melalui rencana pendidikan, kegiatan yang
terarah, penataran, kursus-kursus, maupun bakti masyarakat. Pengembangan
potensi Pramuka di Gugusdepan yang berpangkalan di Kampus Perguruan Tinggi
dilakukan dengan menyelenggarakan LPK, Kursus Mahir Dasar atau Lanjutan dan
lokakarya Pramuka Penegak dan Pandega, atas kerjasama dengan Ditjen
Pendidikan Tinggi, Departemen P dan K. Mengikutsertakan Andalan Nasional
dan anggota staf Kwarnas pada berbagai pelatihan dan latihan, baik yang
diselenggarakan oleh Kwarnas sendiri maupun oleh instansi lain seperti:
1. Penataran P-4 tipe A di tingat Nasional, kerjasama dengan BP-7 Pusat.
2. Kursus Bahasa Inggris dan Bahasa Jepang (hanya staf Kwarnas)
71
3. Kursus Pembina Pramuka Mahir Dasar dan Lanjutan.
4. Seminar, lokakarya dan lain sebagainnya.17
Pada akhir bulan Februari 1983, atas bantuan Presiden Soeharto dan Ibu
Tien Soeharto maka Kwarnas berhasil menghimpun dana sebesar Rp.
4.075.000.000. Selain itu, Ibu Tien Soeharto ikut menyumbang kepada WOSM
yang telah membentuk World Scout Foundation sebesar US$ 10.000 jika
dirupiahkan menjadi Rp. 6.858.500.
Kegiatan Nasional yang diselenggarakan dalam masa bakti 1983 dimulai
ditandai dengan berbagai macam kegiatan seperti :
a. Rakernas 1983 yang merupakan langkah awal dari Munas 1983. Rapat
Kerja Nasional ini diselenggarakan dari tanggal 11 – 13 Agustus 1983 di Pusdika
Cibubur, Jakarta dengan tujuan memperlancar sidang-sidang yang diadakan dalam
Munas 83 sehingga bisa sukses dan bermanfaat bagi perkembangan, kemajuan
dan kesinambungan Gerakan Pramuka.
Gambar. 14
Rakernas 1983 di Pusdika, Cibubur
Sumber : Koleksi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Jakarta
17
NN, op.cit., hlm. 140.
72
b. Karang Pamitran tingkat Nasional pertama dilaksanakan tanggal 14-20
Agustus 1983 di Cibubur, Jakarta dengan peserta 603 orang Pembina Putra dan
Putri dari 27 Kwarda termasuk Jakarta Raya.
c. Pertemuan Pramuka Luar Biasa tingkat Nasioanal yang dilaksanakan pada
tanggal 13-17 Agustus 1983 dengan jumlah peserta 464 Pramuka Penggalang
Putera dan Puteri dimana Kwarda Jakarta Raya mengikutsertakan 17 orang
perwakilan yaitu 10 Penggalang Putera dan 7 Penggalang Puteri.
d. Lomba Drum Band Tingkat Nasional pertama diselenggarakan tanggal 12-
13 Agustus 1983 di Cibubur Jakarta, diikuti oleh 8 unit Drumband dari Kwarda
Jakarta Raya, Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Gambar. 15
Perlombaan Drum Band di Cibubur, Jakarta tahun 1983
Sumber : Koleksi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Jakarta
e. Kegiatan Pelayaran Dewa Ruci yang mengikutsertakan 2 orang Pandega,
yaitu Freddy Johny Waromi dari Kwarda Irian Jaya dan Verry Lumingkewas dari
Kwarda Jakarta Raya.18
18
NN, Op.cit., hlm. 139.