BAB III PEMBAHASAN...Makna dari logo yang dimiliki ICON + sendiri diambil dari nilai nilai budaya...
Transcript of BAB III PEMBAHASAN...Makna dari logo yang dimiliki ICON + sendiri diambil dari nilai nilai budaya...
40
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Tinjauan Perusahaan
PT Indonesia Comnets Plus (ICON+) merupakan salah satu anak perusahaan
PT PLN Persero Tbk, yang bergerak di bidang Internet dan Komunikasi berbasis
Fiber Optik dengan kantor pusat yang berada di Jakarta. Saat ini ICON+ memberikan
layanan internet dengan media transmisi berupa kabel Fiber Optik
3.1.1. Sejarah Perusahaan
Didirikan pada tanggal 3 Oktober 2000, PT Indonesia Comnets Plus (ICON+)
berfokus pada penyediaan jaringan, jasa, dan content telekomunikasi, khusus untuk
mendukung teknologi dan system informasi PT PLN (Persero) dan publik. Untuk itu
Perseroan mengadakan berbagai layanan unggulan seperti Clear Channel,Multi
Protocol Label Switching (MPLS), akses internet broadband, Voice over Internet
Protocol (VoIP), dan aplikasi perbankan.
Sebagai anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh PLN, pada awalnya
ICON+ berfokus untuk melayani kebutuhan PLN akan jaringan telekomunikasi.
Seiring dengan kebutuhan industri akan jaringan telekomunikasi dengan tingkat
availability dan reliability yang konsisten, Perseroan melihat peluang baru untuk
mengembangkan usahanya yaitu dengan mengkomersialkan kelebihan kapasitas
jaringan telekomunikasi ketenagalistrikan serat optik milik PLN di Jawa dan Bali.
Berdasarkan pemikiran tersebut, ICON+ mulai menjalin kerjasama dengan
41
berbagai perusahaan, terutama yang kegiatan operasionalnya membutuhkan jaringan
telekomunikasi yang ekstensif dan handal. Hingga saat ini Perseroan melayani lebih
dari 920 perusahaan di Indonesia, di industri-industri utama yaitu telekomunikasi,
perbankan, keuangan, pemerintahan dan manufaktur.
Dalam upaya menyediakan layanan yang handal selalu tersedia, dan dengan
down time minimal, sehingga memenuhi service level agreement, ICON+ didukung
oleh sumber daya manusia yang kompeten dan berpengalaman serta jaringan serat
optic yang mencakup Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi dan Kalimantan.
Sesuai dengan visi ICON+ yaitu menjadi penyedia jaringan terkemuka di
Indonesia, pada tahun 2008 Perseroan melakukan ekspansi konektifitas jaringan
telekomunikasi ke Pulau Sumatra dan wilayah-wilayah terpencil di Indonesia, serta
memaksimalkan pendayagunaan hak jaringan ketenagalistrikan milik PLN yang
mencakup seluruh wilayah Nusantara, yaitu "Right of Ways" (RoW).
3.1.2. Layanan layanan yang di miliki PT. Indonesia Comnets Plus
Untuk bersaing dengan penyedia layanan – layanan telekomunikasi yang telah
ada PT. Indonesia Comnets Plus menyediakan beberapa layanan yang dibutuhkan
oleh konsumen saat ini. Adapun layanan –layanan itu adalah:
1. Clear Channel
2. Metronet
3. IP VPN (Internet Protocol - Virtual Private Network)
42
1. CLEAR CHANNEL
Clear Channel by ICON+ adalah layanan komunikasi data yang bersifat
private dan dedicated berbasis teknologi SDH.
Sangat tepat bagi perusahaan yang membutuhkan:
a. Kapasitas bandwidth yang besar untuk koneksi point to point.
b. Tingkat privacy dan security yang tinggi.
Sangat tepat bagi perusahaan yang membutuhkan:
a. EoS (Ethernet Over SDH).
b. Link Komunikasi Ketenaga listrikan.
Spesifikasi :
a. Dedicated Line Point to Point Layer 2 (Bit Transparent).
b. Symetrical Link Capacity of n x 2 Mbps/E1 (each directions), DS3, STM-
1, STM-4 & STM-16.
c. SLA 99,90% Availability & 1x10-7 Bit Error Rate (BER).
d. ITU-T Interface : V35, G.703 & Ethernet (for E1) or G.708, G.709 -
G.957 (for STM -1 - STM-16).
e. Compatible with Communication Protocols such as IP, X.25, SDLC,
X28, SNA.
43
Sumber: PT. Indonesia Comnets Plus
Gambar Topologi layanan Clear Channel
2. METRONET
MetroNet by ICON+ adalah layanan komunikasi data yang terintegrasi yang
merupakan kombinasi sempurna teknologi Optical Transport, Giga Ethernet
Switching, dan IP Network yang secara khusus diperuntukan untuk daerah
Metropolitan.
Sangat sesuai bagi Perusahaan-perusahaan seperti :
a. Bank & Lembaga Keuangan yang membutuhkan koneksi dari/ke DC atau DRC.
b. ISP & ASP yang membutuhkan koneksi dari/ke Indonesia Internet Exchange
(IIX).
c. Kebutuhan Backhaul dari/ke Kantor Pusat dengan cabang/pabrik/gudang/toko.
44
d. Pemerintahan yang membutuhkan koneksi untuk Backup System atau untuk
kebutuhan integrasi sistem IT antar departemen.
Spesifikasi :
a. Point to Point / Point to Multipoint
b. Full Duplex Communication
c. CIR based on QoS/GoS : Best Effort
d. MEF (Metro Ethernet Forum) standard : EPL / EVPL
e. SLA 99% Availability,
f. Historical Latency : Innercity 30ms, Intercity Jawa-bali 40ms, Intercity
Sumatra 100ms, Interislands 125ms
g. EIR (Excess Information Rate) 100%
Sumber: PT. Indonesia Comnets Plus
Gambar Topologi Jaringan Metronet
45
3. IPVPN (Internet Protocol - Virtual Private Network)
IP VPN (Internet Protocol - Virtual Private Network) by ICON+ adalah
layanan komunikasi data yang bersifat shared network dengan berbasis teknologi IP
dilengkapi oleh teknologi MPLS (Multi Protocol Label Switching) untuk membentuk
suatu wide area network (WAN)
Sangat tepat bagi perusahaan dengan banyak cabang yang membutuhkan :
a. Koneksi online 24/7 dengan berbagai jenis aplikasi yang beragam
b. Koneksi jaringan Mesh
c. Aplikasi bisnis yang bersifat kritis
Spesifikasi :
a. IP Based Network with MPLS (Multi Protocol Label Switching)
Technology
b. SLA 99,5%
c. Response Time : <250 ms pada peak traffic (>70%) dengan average<100
ms
d. Throughput : 90 %
Fitur :
a. Menggunakan standard backbone jaringan MPLS (multi protocol label
switching).
b. Mendukung konfigurasi jaringan point to point (P2P) dan point to
multipoint (P2MP).
c. Bandwidth simetris antara uplink dan downlink.
d. Trafik layanan jaringan bersifat best effort.
46
e. Disediakan monitoring trafik menggunakan MRTG (multi router traffic
grapher).
f. Mendukung untuk dilewatkan layanan Internet Corporate dan Internet
Bersama.
g. Menggunakan 1 VLAN ID yang eksklusif di semua titik yang
memungkinkan terhindar dari tercampur dengan data pelanggan lain.
h. Tiap titik akan mendapatkan 1 port interface yang akan dihubungkan ke
perangkat pelanggan.
Basic Package :
a. Tiap titik akan mendapatkan 1 port interface yang akan dihubungkan ke
perangkat pelanggan.
b. Konfigurasi basic adalah point to multipoint dengan menggunakan
metode hub and spoke (backhaul (1 node) dan remote (lebih dari 1
node)).
Value Added :
a. Penambahan port interface pada titik layanan eksisting.
b. Konfigurasi advance adalah untuk topologi multipoint to multipoint
dengan metode any to any.
c. Penambahan destination target di luar basic konfigurasi (konfigurasi hub
and spoke) yang telah ditentukan.
e. Frame Loss : kurang dari 1 %
47
Sumber: PT. Indonesia Comnets Plus
Gambar Topologi jaringan IP VPN
3.1.3. Arti logo PT Indonesia Comnet Plus
Logo yang dimiliki oleh PT.Indonesia Comnets Plus memiliki makna dan arti
disetiap elemen logo tersebut. Hal ini untuk menggambarkan nilai-nilai budaya yang
terdapat di lingkungan perusahaan.
Gambar Logo PT. ICON+
48
Makna dari logo yang dimiliki ICON + sendiri diambil dari nilai nilai budaya
yang terdapat dalam lingkungan ICON + :
Dimana logo ICON + tersebut terdiri dari beberapa kata :
1. ―I” yang memilik makna integritas
2. ―C‖ Care (Melayani dengan hati dan peduli)
3. ―O‖ Open Mind (terbuka, Komunikasi dan pembelajaran)
4. ―N‖ Kaligrafi N yang bermakna inovasi atau pembaruan
5. Teamwork (Synergy tim yang efektif)
6. ―+‖ Excellence (mau maju, melakukan yang terbaik)
7. Titikk pada huruf I, mengadah kekiri ataas bermakna ibadah
Dan dilengkapi juga dengan beberapa warna yang memiliki makna
1. Warna : menghormati induk (PLN) yang bermakna menghormati satu
sama lain.
2. Merah : Follow Your Passion.
3. Kuning: Sense of Alertness
4. Huruf dengan condong ke kanan memiliki makna rendah hati.
5. Tidak menggunakan huruf capital pada logo bermakna ramah.
3.1.4. Visi dan Misi PT Indonesia Comnet Plus
1. Visi PT. Indonesia Comnet Plus
Visi PT Indonesia Comnet Plus adalah ―Menjadi penyedia solusi TIK
terkemuka di Indonesia berbasis jaringan melalui pemanfaatan aset strategis‖.
Seiring dengan kemajuan zaman yang disertai dengan kemajuan teknologi
49
terutama di bidang komunikasi, maka PT Indonesia Comnet Plus memantapkan visi
bisnisnya untuk menyongsong perubahan-perubahan yang semakin cepat. Visi harus
bisa dikomunikasikan dan dijabarkan kepada seluruh warga Indonesia Comnet Plus
(karyawan) dan warga usaha agar bisa diarahkan sesuai dengan visi perusahaan.
2. Misi PT Indonesia Comnet Plus
Adapun untuk mencapai yang telah di tentukan oleh perusahaan, pt Indonesia
Comnets Plus pun menciptakan langkah – langkah atau visi untuk mencapai visi
tersebut . misi nya tersebut adalah:
a. Memberikan layanan TIK yang terbaik di kelasnya kepada pelanggan
guna meningkatkan nilai Perusahaan.
b. Memenuhi kebutuhan dan harapan PLN secara proaktif dengan
menyediakan solusi-solusi TIK yang inovatif dan memberikan nilai
tambah.
c. Membangun organisasi pembelajar yang berkinerja tinggi untuk
mendorong Perusahaan mencapai bisnis yang unggul dan menjadi pilihan
bagi talenta-talenta terbaik.
d. Memberi kontribusi terhadap perkembangan telekomunikasi nasional.
3.1.5. Nilai-nilai Perusahaan
Selain memiliki visi dan misi yang diemban, PT Indonesia Comnets Plus
juga mengembangkan sistem nilai yang terus dibudayakan baik kepada internal
ataupun eksternal perusahaan, adapun nilai-nilai perusahan itu sendiri antara lain:
50
1. Integrity
Jujur, tulus dan dapat dipercaya dalam berpikir, berkata dan bertindak.
2. Care
Bersikap peduli, berempati dan responsif dalam memberikan pelayanan yang
melebihi harapan stake holder.
3. Open Mind
Bersikap obyektif dan komunikatif untuk mencapai kinerja yang lebih
baik.
4. Inovation
Kreatif dalam segala hal untuk menghasilkan nilai tambah bagi
stakeholder (pemegang saham, pelanggan, karyawan, pemerintah, dan
mitra kerja).
5. Teamwork
Bersinergi dan bekerjasama untuk membentuk tim pemenang dan
menghasilkan kinerja yang maksimal.
6. Excellence
Bekerja cerdas dan persisten untuk menghasilkan kualitas terbaik dalam
mendukung keberhasilan perusahaan.
51
3.1.6. Struktur Organisasi PT. Indonesia Comnet Plus
Pada penghujung minggu kedua Februari 2012 lalu (Jumat,10/2), ICON+
melaksanakan acara serah terima jabatan Dewan Direksi yang berlangsung di Aula
Serbaguna ICON+, Mampang, Jakarta. Hadir dalam kesempatan tersebut Nur
Pamudji, Direktur PLN selaku pemilik saham ICON+; Yusuf Hamdani selaku
Komisaris Utama ICON+, serta jajaran Manajer ICON+.
Serah terima jabatan ini menandai berakhirnya masa tugas jajaran Direksi
ICON+ periode 2009—2011 yang digawangi oleh Direktur Utama Muljo Adjie AG,
Direktur Niaga Viran Nasution, Direktur Perencanaan & Operasi, Ritme Aulia Jaffar,
Direktur KP ada penghujung minggu kedua Februari 2012 lalu (Jumat,10/2), ICON+
melaksanakan acara serah terima jabatan Dewan Direksi yang berlangsung di Aula
Serbaguna ICON+, Mampang, Jakarta. Hadir dalam kesempatan tersebut Nur
Pamudji, Direktur PLN selaku pemilik saham ICON+; Yusuf Hamdani selaku
Komisaris Utama ICON+; serta jajaran Manajer ICON+.
Serah terima jabatan ini menandai berakhirnya masa tugas jajaran Direksi
ICON+ periode 2009—2011 yang digawangi oleh Direktur Utama Muljo Adjie AG,
Direktur Niaga Virano Nasution, Direktur Perencanaan & Operasi, Ritme Aulia
Jaffar, Direktur Keuangan Sri Fortuna, dan Direktur SDM Rulianti Darwanto. Guna
meningkatkan efektifitas, efisiensi dan optimalisasi kinerja, maka pada periode
2012—2016 ICON+ melakukan perampingan struktur organisasi, yaitu dari 5
Direktorat menjadi 3 Direktorat. Dengan demikian, gerak langkah ICON+ selama 5
tahun kedepan akan dipimpin oleh 3 Direksi baru, yaitu Muhammad Buldansyah
sebagai Direktur Utama, IskandaR sebagai Direktur Keuangan & SDM, serta Hikmat
52
Drajat sebagai Direktur Niaga. Nama Muhammad Buldansyah tentunya sudah tidak
asing dalam dunia telekomunikasi.
Beliau pernah menjabat salah satu Direksi PT Exelcomindo Pratama
(sekarang XL Axiata) dan juga sebagai salah satu wakil Direktur Utama di Bakrie
Telecom. Pengalaman tersebut tentunya menjadi landasan utama bagi PT PLN
(Persero) dalam memberikan kepercayaan kepada Muhammad Buldansyah untuk
menakhodai salah satu anak perusahaannya yang bergerak di bidang telekomunikasi.
"Perombakan Direksi ini diharapkan akan membawa angin segar bagi
pergerakan dan kemajuan pertumbuhan bisnis ICON+", ujar Nur Pamudji. Lebih
lanjut, dalam sambutannya Nur Pamudji menyampaikan harapan terhadap jajaran
direksi baru untuk dapat membawa ICON+ berlari lebih kencang sehingga mampu
mencapai pertumbuhan yang lebih mengesankan. Tak lupa, ucapan terimakasih pun
disampaikan beliau kepada jajaran Direksi pendahulu atas prestasi ICON+ di tahun
2011. Pada kesempatan sama, Muljo Adjie memaparkan kinerja ICON+ selama tahun
2011 dan menyerahkan secara simbolik dokumen-dokumen perusahaan kepada
Muhammad Buldansyah selaku Dirut ICON+ yang baru.
53
Sumber: PT. Indonesia Comnets Plus
Gambar Struktur Organisasi Di perusahaan PT Indonesia Comnets Plus
1. Divisi Gangguan ROJB (Regional Jakarta dan Banten)
Semakin meningkatnya kebutuhan akan jarigan telekomunikasi pada saat ini,
maka semakin bertambah juga jumlah pelanggan dan calon pelanggan yang akan
menggunakan jasa layanan PT.Indonesia Comnets Plus, maka dari itu Untuk menjaga
seluruh jaringan dan layanan PT.ICON+ diseluruh Indonesia agar tetap terjaga dan
proposional PT.ICON+ menyediakan beberapa region yang dibagi sesuai dengan
wilayah dan cakupan masing masing region. Region adalah wilayah-wilayah yang
telah ditetapkan sesuai dengan batas wilayah, yang apabila ada suatu gangguan di
region tertentu maka, region tersebutlah yang bertanggung jawab dalam penanganan
54
gangguan dari awal hingga selesai. Adapun beberapa region tersebut adalah :
a. SBU (Sumatera Bagian Utara)
b. SBT (Sumatera Bagian Tengah)
c. SBS (Sumatera Bagian Selatan)
d. ROJB (Regional Jakarta dan Banten)
e. Region Jabar
f. Region Jateng
g. Region Jatim
h. Region Bali dan Nusa Tenggara
i. Region Indonesia Timur (meliputi Sulawesi dan Papua)
Setiap region memiliki cakupan – cakupan wilayah sesuai yang sudah
disepakati oleh para direksi. Perbatasan wilayah yang ada biasanya ditandai oleh letak
dari suatu POP (present of point) atau Hub dan juga perbatasan wilayah lastmile
(pelanggan).
Regional Jakarta dan Banten merupakan salah satu region yang memiliki
cakupan wilayah yang paling luas diantara region-region lainnya, dimana ROJB
mencakup seluruh wilayah Jabodetabek termasuk juga wilayah Serang dan Pontianak
Kalimantan Barat. Serta juga seperti kita ketahui pada umumnya untuk jaringan kabel
yang berada di Jakarta dan sekitarnya saat ini sudah sangat – sangat padat, dimana
dalam satu tiang bisa terdapat 5 hingga 12 kabel Fiber Optik.
Oleh karena wilayah cakupan ROJB yang cukup luas, maka dalam suatu
penanganan gangguannya pun juga dibagi lagi menjadi 5 wilayah yaitu Barat, Utara,
55
Timur, Selatan dan Tengah. Adapun pembagian wilayah tersbut:
a. Barat mencakup daerah Serang, Tangerang dan Jakarta Barat.
b. Utara mencakup daerah Jakarta Utara dan Pontianak
c. Timur mencakup wilayah Jakarta timur , hingga wilayah Cikarang
d. Selatan mencakup daerah Jakarta Selatan dan Bogor
e. Tengah mencakup wilayah Jakarta Pusat.
Didalam suatu wilayah terdapat Supervisor-supervisor yang bertanggung
jawab dalam suatu penanganan gangguan didaerah mereka masing-masing.
3.2. Analisa Jaringan
3.2.1. Skema Jaringan
Skema jaringan digunakan sebagai gambaran awal dalam perancagan sebuah
jaringan , dengan adanya gambaran kita dapat meminimalisir kesalahan yang
mungkin saja terjadi, dalam membangun sebuah jaringan kita tidak mungkin
langsung membuat jaringan, tetapi kita harus membuat gambaran bagaimana bentuk
atau struktur jaringan yang akan kita buat , dalam hal inilah sebuah skema jaringan
dibutuhkan, Metropolitan Area Network (MAN) pada PT. Indonesia Comnets Plus
(Icon+) adalah sebagai berikut :
56
1. BLOK DIAGRAM
Sumber: PT. Indonesia Comnets Plus
Gambar Blok Diagram Jaringan
Jaringan komputer yang terdapat pada PT.Indonesia comnets Plus adalah sebagai
berikut :
57
1. Terdapat 1 server yang biasa di sebut POP (Point of presence) dan 1 switch
ME3600 yang berfungsi sebagai layer 3 menghubungkan koneksi ke ISP
icon+
2. Terdapat 1 buat telways stand modular yang berfungsi untuk mengkonvert
media transisi UTP ke FO , untuk di arahkan ke masing masing gedung.
3. Terdapat 2 buah perangkat telways standalone di masing masing gedung
untuk mengkonvert dari FO ke UTP .
4. Terminal yang berfungsi untuk penghubung berupa satu buah main switch
C3750 dan 3 buah switch yang di hubungkan ke masing masing divisi.
5. Perkiraan jumlah client di semua divisi dan semua gedung terdapat 87 pc
6. Media transmisi/kabel yang digunakan dalam pembentukan jaringan
komputer menggunakan kabel fiber optic untuk pengkabelan server.
Sedangkan media transmisi untuk pengkabelan dari server ke switch dan
client menggunakan kabel UTP dengan konektor RJ-45.
58
3. Skema jaringan MAN dari kantor PT.Indonesia Comnets Plus :
Sumber : PT. Indonesia Komnets Plus
Gambar 3.2.1 Skema jaringan MAN PT. ICON+
Pada skema jaringan MAN di atas dapat kita lihat bahwa PT Indonesian
comnet plus mempuyai server yang terletak di POP shelter cawang dengan perangkat
ME3600 yang sudah bisa di jadikan layer 3 untuk mengkoneksikan ISP icon+ sendiri
ke masing masing gedung yaitu gedung wisma mulia dan gedung icon+ duren 3 , dari
sisi POP sendiri akan masuk ke switch C3600 dan masuk ke perangkat converter
59
yang bernama telways modular dari kabel UTP menjadi kabel fiber optic.
kabel FO yang pertama mengikuti jalur di lapangan untuk sampai ke ruang
server duren 3 , dan media transisi FO itu sendiri masuk ke sisi duren 3 ke media
converter yang bernama telways standalone karena perangkat tersebut hanya untuk
end to end dari perangkat telways modular. Media transmisi FO di convert di
perangkat telways standalone menjadi transisi UTP RJ45, lalu ke switch yang
bertindak sebagai terminal untuk 3 buah switch yang terhubung ke masing masing
client divisi di gedung duren 3.
Begitu juga untuk yang di sisi icon+ wisma mulia , media transisi FO masuk
ke perangkat telways standalone dan di ubah ke menjadi utp untuk masuk ke
perangkat switch yang di jadikan terminal untuk ke 3 switch yang terhubung ke
masing masing divisi di gedung wisma mulia.
Untuk IP yang di gunakan oleh kedua sisi tersebut menggunakan IP kelas A
yang ruang lingkup user nya cukup besar
Tabel 3.2 Tabel IP Adress
No. Client Ip Address
1 Direksi 10.10.5.10
2 Bagian Infrastruktur 10.10.5.11 – 10.10.5.28
3 Bagian IT / SDM / Sekre 10.10.5.29 – 10.10.5.35
4 Divisi Asset 10.10.2.3 – 10.10.2.14
5 Divisi HAR 10.10.2.15 – 10.10.2.37
60
6 Divisi Aktivasi 10.10.2.38 – 10.10.2.50
7 Server Utama 10.10.X.X
Sumber : PT.Indonesia coments plus
3.2.2. Spesifikasi Perangkat Keras
Dalam sebuah jaringan Metropolitan Area Network (MAN) membutuhkan
beberpa perangkat dan media transmisi. Perangkat yang digunakan pada jaringan
Metropolitan Area Network (MAN) di PT. Indonesia Comnets Plus (ICON+) adalah
switch. Switch yang digunakan oleh PT. Indonesia Comnets Plus (ICON+) perangkat
yang berkualitas terbaik dengan merk yang sangat terkenal. Sedangkan media
transmisi antar server menggunakan kabel fiber optik yang kualitasnya baik karena
dipesan secara khusus dari rekanan yang bekerjasama dengan PT. Indonesia Comnets
Plus (ICON+). , berikut perangkat yang di gunakan :
1. Switch
Switch yang digunakan untuk jaringan Metropolitan Area Network (MAN)
pada PT. Indonesia Comnets Plus (ICON+) dapat kita lihat pada tebel di bawah ini :
Tabel 3.2.2
Spesifikasi Switch
No Nama Perangkat MERK Keterangan
1 Switch ME3600 – 24 Port CISCO 24 one gigabit
Ethernet ports ,
61
2 Switch ME3750 – 24 Port CISCO -
3 Switch ME3750 – 24 Port CISCO -
4 Switch ME3750 – 24 Port CISCO -
5 Switch ME3750 – 24 Port CISCO -
6 Switch ME2960 – 8 Port CISCO -
7 Switch ME2960 – 8 Port CISCO -
Sumber : PT. Indonesia Comnets Plus
2. Kabel Fiber Optik
Kabel fiber optik yang digukan pada jaringan diatas adala kabel fiber optik
dengan jenis Fig.8, yaitu kabel yang dikhususkan untuk dipasangan di tiang listrik
milik PT. PLN.
kenapa dinamain figure 8, karena penampakan kabel ini apabila dilihat dari
atas mirip angka 8 dimana tersusun dari 2 bagian utama yakni Kawat Baja dan Kabel
Fiber Optik, kawat baja ini digunakan sebagai penahan kabel ketika digunakan pada
tiang.
Penggunaan kabel tersebut biasanya untuk penarikan di tiang dimana kawat
seling berguna sebagai penahan kabel. Sebagai alat tambahan untuk mengaitkan
kabel ini di tiang ada 2 aksesoris yang harus di pasang yakni Figure 8 Suspension dan
Figure 8 Dead End. Untuk kabel jenis ini, biasanya digunakan untuk penarikan
dimana rentang antar tiang skitar 40meter – 70meter, kawat baja itulah yang
menguatkan tarikan kabel agar tidak tertarik gravitasi bumi.
62
Kabel jenis ini memiliki jumlah core optic bervariasi, mulai dari 6 Core, 12
Core, 24 Core, 48 Core dan terbanyak saat ini adalah 288 Core Optik dalam satu
kabel.
3. Komputer Client atau Workstation
Dalam sebuah rangkaian jaringan juga terdapat komputer komputer yang
berfungsi sebagai terminal akses (workstion). Komputer tersebut akan menjadi sarana
untuk memasukan data dan memperoleh hasil pengolahan, sehingga PT.Indonesia
comnets plus membutuhkan beberapa rangkaian komputer sebagai client dan
workstation yang memiliki spesifikasi sebagai berikut :
Tabel 3.2.2
Spesifikasi Komputer client
Komputer Client
Sistem Operasi Windows 8
Processor Intel Core i3-45703.2 GHz
RAM 4 GB
Harddisk 1 TB
Power Supply Coller Master GX 450W
Monitor Samsung
63
4. Komputer server
Merupakan suatu komputer yang berfungsi sebagai penyedia layanan untuk
seluruh pemakai, Komputer dengan unjuk kerja tinggi akan mampu mengirim dan
mengakses data dalam jaringan dengan cepat, sebagai server mutlak harus memiliki
unjuk kerja yang lebih tinggi dibandingkan komputer komputer lain yang sebagai
workstationnya, karena server akan bertugas menyediakan fasilitas dan mengelola
operasional jaringan tersebut, spesifikasi yang di tetapkan untuk memilih sebuah
server meliputi ketangguhan, kecepatan tinggi, dan di lengkapi dengan I/O (Input
Output) yang tepat , pada ICON+ memliki spesifikasi sebagai berikut :
Tabel Spesifikasi Komputer server
Komputer Server
Sistem Operasi Linux
Processor Intel Core i5-45703.2 GHz
RAM 4 GB
Harddisk Seagatex 1 TB
Memory DDR 3 Sdram-ecc
VGA N-Vidia Gforce GTX 780
3.2.3. Spesifikasi Perangkat Lunak
Berikut perangkat lunak yang di gunakan pada jaringan PT.Indonesia
Comnets Plus .
64
1. Server
Untuk server nya ICON+ memakai sistem operasi Red Hat Enterprise Linux
5,4 dan windows 7, Aplikasi yang dipakai adalah JAVA, Database Oracle,
Adobe Flash serta memakai Antivirus Kapersky.
2. Client
Untuk client nya ICON+ memakai sistem operasi windows 8 dan antivirus
kapersky serta program pendukung seperti Mozilla, chrome, dan Adobe flash.
3.2.4. Keamanan Jaringan
Dari hasil Riset Penulis di PT.Indonesia Comnets Plus untuk sistem
keamanannya menggunakan firewall yang di konfigurasi dari backbone icon+ sendiri.
untuk hak akses, icon+ membuat netcheck yang di setting di server backbone
icon+ begitupun dengan firewall dan penyimpanan data .
Contoh Netcheck icon+ :
65
3.3. Permasalahan Pokok
Setelah menganalisa layanan jaringan Metropolitan Area Network (MAN) di
PT. Indonesia Comnets Plus, saya mendapatkan permasalahan yang sering terjadi
pada Metropolitan Area Network (MAN) di ICON+ , Berikut beberapa permasalahan
yang sering terjadi :
1. FOT
FOT atau yang sering di sebut fiber optic terminal sering juga menjadi
masalah di jaringan MAN ini , contoh dari permasalahnnya adalah karena kabel UTP
terlepas karena human error menyebabkan link RTO, perangkat di sisi gedung atau
POP hank menyebabkan alarm external, perangkat pendukung kotor menyebabkan
link intermitten.
2. FOC
FOC atau yang sering di sebut fiber optic cable yang paling banyak menjadi
gangguan karena penyebabnya bisa karena faktor alam atau ulah manusia
dilingkungan umum, beberapa contoh permasalahan yang paling banyak di jumpai
adalah kabel putus karena dryband, kabel putus karena tertarik kendaraan atau di
sabotase, dan core putus atau crack di tengah.
3.4. Pemecahan Masalah
Alternatif pemecahan masalah gangguan pada PT. Indonesia Comnets Plus
(ICON+) adalah sebagai berikut :
1. Permasalahan FOT (Perangkat)
66
Untuk mengatasi permasalah perangkat adalah memastikan suhu ruangan
server selalu d ingin agar idak terjadi lagi perangkat hang. Instalasi perangkat harus
sesuai standar agar tidak terjadi lagi patchcore atau UTP yang kendur atau rusak.
Untuk souce power sendiri harus diperhatikan dalam pemasangannya dan harus
tersedia backup power yang baik agar ketika terjadi listrik padam masih dapat
terbackup.
Fiber Optik Terminal atau sering juga disebut dengan tim perangkat
merupakan tim yang khusus bertugas untuk menangani gangguan pada perangkat atau
konverter milik perusahaan seperti contohnya Telways, adva, Catalyst 2960, ME3600
ataupun perangkat OP 108 ataupun OP 34.
Gambar salah satu contoh Perangkat Konverter milik Icon
Biasanya hal yang sering dijumpai dalam penanganan gangguan perangkat ini
adalah perangkat tersebut ngehang akibat suhu ruangan panas dan menyebabkan
perangkat over heat, kabel adaptor dari perangkat tersebut rusak, konfigurasi
67
perangkat bermasalah yang menyebabkan perangkat harus di konfigurasi ulang, port
pada perangkat itu bermasalah, ataupun perangkat tersebut rusak.
2. Permasalahan FOC (Fiber Optik Cabel)
Untuk mengatasi permasalahan pada kabel fiber optik kami menyarankan agar
dilakukan tindakan preventive terjadwal guna mengecek kabel. Sehingga potensi
terjadi gangguanpun akan berkurang. Dan untuk instalasi FOC harus benar-benar
diperhatikan sesuai standar perusahan agar tidak terjadi lagi putus core atau core
banding. Dengan demikian gangguan yang terjadi akan semakin sedikit.
Fiber Optic Cable atau sering juga disebut tim kabel. Tim ini khusus untuk
menangani permasalahan-permasalahan yang terdapat pada jalur fiber optic milik
perusahaan
Adapun hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan pada jalur kabel
optic adalah tertarik nya kabel oleh kendaraan besar, terkena induksi dari kabel milik
PLN, terkena penebangan pohon ataupun galian –galian, sabotase dari pihak-pihak tidak
bertanggung jawab, dan yang terakhir adalah buruk nya kualitas core pada kabel itu
sendiri yang menyebabkan core putus pada jalur.
68
3.5. Skema Jaringan Usulan
Dengan tidak adanya sebuah link cadangan maka penulis mengusulkan untuk
membangun sebuh link backup/cadangan,kelemahan dari skema jaringan sebelumnya
adalah jika main link sedang ada masalah fo cut atau di bagian terminalnya maka skema
ini berfungsi untuk mengantisipasi jika link utama terkendala masalah atau sedang dalam
recovery , dalam hal ini penulis ngusulkan untuk membuat jalur FO yang berbeda dengan
link main serta menambahkan 1 telways standalone dan 1 main switch di masing masing
gedung .
69
Tabel Rincian biaya
No Komponen Keterangan Tahun Harga
1. Telways Stand Alone Single Mode
Fiber Converter
[TFC-110S15]
2014 Rp 1,188,000
2. Telways Stand Alone [TFC-110S15] 2014 Rp 1,188,000
3. Kabel Fiber Oprik Kabel FO fig 8
/ DW Optik 2
Core, 1
roll(10000m)
2015 Rp 2.550.000/
1km
4. 2X CISCO CAT 3750 CISCO Switch
Managed [WS-
C3750X-24T-
L]
2015 Rp 10.000.000
5. Biaya pemasangan Vendor Rp 3.000.000
TOTAL Rp 17.960.000