BAB III PEMBAHASAN · 34 BAB III PEMBAHASAN 3.1. Tinjauan Umum PT Bank Mandiri Tbk Cabang Nindya...
Transcript of BAB III PEMBAHASAN · 34 BAB III PEMBAHASAN 3.1. Tinjauan Umum PT Bank Mandiri Tbk Cabang Nindya...
-
34
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Tinjauan Umum PT Bank Mandiri Tbk Cabang Nindya Karya Jakarta
3.1.1. Sejarah dan Perkembangan PT Bank Mandiri Tbk
Bank Mandiri didirikan pada tanggal 2 Oktober 1998, sebagai bagian dari
program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia.
Pada bulan Juli 1999, empat bank pemerintah yaitu Bank Bumi Daya (BBD), Bank
Dagang Negara (BDN), Bank Expor Impor (Exim) dan Bank Pembangunan
Indonesia (Bapindo) digabung menjadi Bank Mandiri. Keempat bank tersebut telah
beroperasi di Indonesia dan mencatatakan sejarah perbankan Indonesia yang berawal
dari 150 tahun yang lalu.
Bank Bumi Daya awalnya merupakan perusahaan Belanda De Nationale
Handelsbank NV yang dinasionalisasi menjadi Bank Umum Negara pada tahun 1959.
Kemudian pada tahun 1964, bank milik Inggris yaitu Chartered Bank juga
dinasionalisasi, dan Bank Umum Negara diberikan hak untuk melanjutkan operasi
bank tersebut. Setahun kemudian, Bank Umum Negara digabungkan ke dalam Bank
Negara 34 Indonesia dan berganti nama menjadi Bank Negara Indonesia Unit IV.
Pada tahun 1968, beralih nama menjadi Bank Bumi Daya.
Bank Dagang Negara awalnya bernama Nederlandsch Indische Escompto
Maatschappij yang didirikan pada tahun 1857. Bank ini merupakan bank tertua di
Indonesia yang berkedudukan di Batavia. Pada tahun 1949, namanya beralih menjadi
-
35
Escomptobank NV yang kemudian pada tahun 1960 dinasionalisasi menjadi Bank
Dagang Negara. Bank Dagang Negara merupakan bank pemerintah yang membiayai
sektor industri dan pertambangan.
Bank Ekspor Impor Indonesia bermula dari perusahaan dagang Belanda
N.V Nederlansche Handels Maarschappij pada tahun 1827 dan di tahun 1870
berkembang di sektor perbankan. Kemudian pemerintah Indonesia menasionalisasi
perusahaan ini pada tahun 1960 dan menggabungkan dengan Bank Negara Indonesia
sehingga menjadi Bank Negara Indonesia Unit II. Pada tahun 1968, Bank Negara
Unit II dipecah menjadi dua unit, salah satunya menjadi Bank Negara Indonesia Unit
II Divisi Ekspor-Impor. Bank ini yang akhirnya menjadi Bank Ekspor-Impor
Indonesia yang merupakan bank milik pemerintah yang membiayai kegiatan ekspor
dan impor. Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) awalnya merupakan Bank
Industri Negara (BIN) yang merupakan bank industri yang berdiri tahun 1951. Misi
BIN adalah mendukung perkembangan sektor ekonomi tertentu, yang berfokus pada
perkebunan, industri, dan pertambangan.
Pada tahun 1960, Bapindo dibentuk sebagai bank milik negara kemudian
digabungkan dengan BIN. Bapindo membantu pembangunan nasional 35 melalui
pembiayaan jangka menengah dan jangka panjang pada sektor manufaktur,
transportasi, dan pariwisata.
Perjalanan sejarah keempat bank milik pemerintah tersebut yang kemudian
digabungkan dalam Bank Mandiri pada Juli 1999 menjadi warisan tak ternilai bagi
Bank Mandiri. Sejak berdirinya, Bank Mandiri meneruskan pelayanan jasa perbankan
dan keuangan yang telah menjadi tonggak sejarah dengan pengalaman lebih dari 150
-
36
tahun yang berperan besar dalam pembangunan ekonomi Indonesia pasca krisis
moneter tahun 1998.
Hingga September 2015, total aset Bank Mandiri telah mencapai Rp 905,8
Triliun atau mengalami pertumbuhan sebanyak 13,5 persen bila dibandingkan total
aset pada September 2014 yang sebesar Rp798,2 triliun. Ini mengukuhkan posisi
Bank Mandiri sebagai bank terbesar di Indonesia.PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
melaporkan penyaluran kredit sebesar Rp 595,5 triliun selama tahun 2015. Capaian
ini meningkat 12,3 persen dibandingkan Rp 530 triliun pada periode yang sama tahun
sebelumnya.
Kinerja Bank Mandiri juga didukung oleh perusahaan-perusahaan anak
yang memberikan kontribusi pendapatan signifikan. Kini Bank Mandiri memiliki
jaringan ATM terbesar, yaitu sejumlah 10.000 unit yang telah terpasang dan tersebar
di seluruh Indonesia. Ini menjadikan Bank Mandiri sebagai bank terbaik dalam
pelayanan selama 4 tahun berturut-turut dan menjadi perusahaan yang paling
terpercaya di Indonesia untuk Good Corporate Govenance selama 5 tahun
berturut-turut. Setelah memenuhi berbagai persyaratan dari Bank Indonesia, Bank
Mandiri kini berhak untuk menyandang titel sebagai Bank Internasional yang telah
beroperasi di sektor perbankan regional dan siap menjadi bank panutan di Indonesia.
Hal ini turut didukung dengan visi Bank Mandiri untuk menjadi Lembaga Keuangan
yang paling dikagumi dan paling progresif di Indonesia.
-
37
3.1.2. Struktur dan Tata Kerja Unit Mikro Mandiri PT Bank Mandiri Tbk
Cabang Nindya Karya Jakarta
Struktur Organisasi Unit Mikro Mandiri PT Bank Mandiri Tbk Cabang
Nindya Karya Jakarta dapat dilihat pada gambar III.1 dibawah ini :
Sumber : PT Bank Mandiri Tbk, Cabang Nindya Karya Jakarta
Gambar III.1.
Struktur Organisasi Unit Mikro Mandiri
PT Bank Mandiri Cab. Nindya Karya
1. Kepala Cabang
a. Bertugas memimpin sebuah unit atau cabang
b. Bertanggung jawab terhadap portfolio cabang dengan target debitur dari
sektor usaha kecil mikro dan menengah (UMKM) di area sekitar cabang,
c. Bertanggung jawab terhadap pengambilan dan rekomendasi keputusan kredit
d. Memonitor dan mensupervisi team marketing dalam pengajuan aplikasi,
pencapaian target, hubungan dengan debitur serta kelancaran pembayaran
angsuran debitur
Kepala Cabang
Manager Mikro
Mandiri
Mikro Kredit Analis Mikro Kredit Sales
-
38
e. Membangun jaringan bersama komunitas setempat terhadap
perusahaan/bank.
2. Manager Mikro Mandiri (MMM)
a. Mengembangkan portofolio kredit sesuai target yang ditetapkan
b. Melakukan supervisi dan pengawasan terhadap tugas-tugas Mandiri Kredit
Sales (MKS) sehari-hari
c. Memberikan keputusan kredit sesuai kewenangan yang dimilikinya.
d. Menandatangani perjanjian kredit, menyimpan dan memelihara
dokumen-dokumen aktif yang menyangkut kredit, debitur, dan sebagainya
3. Mikro Kredit Analis (MKA)
a. Melakukan analisa kredit, membuat nota analisa, melakukan compliance
review sebelum aktivasi rekening pinjaman, melakukan verifikasi atas
Laporan Kunjungan Nasabah (LKN), dan meyakini keakuratan data hasil
penilaian agunan serta menerima setoran angsuran kredit
b. Melakukan pemeriksaan kelengkapan dokumen permohonan kredit
c. Melakukan proses analisa secara akurat atas dasar data dan dokumen yang
disampaikan oleh calon debitur sesuai ketentuan yang berlaku
d. Melakukan scoring dengan Mikro Banking Scoring Sistem (MBSS)
e. Memberikan rekomendasi/usulan keputusan kredit kepada MMM
f. Melakukan verifikasi debitur/dokumen/agunan bila diperlukan atas perintah
MMM dan Kepala Cabang
-
39
g. Melakukan compliance review kelengkapan dokumen legal sebelum
melakukan input aplikasi kredit
h. Melakukan monitoring pembayaran angsuran kredit dan mencetak daftar
debitur yang jatuh tempo.
4. Mikro Kredit Sales (MKS)
a. Melakukan pemasaran produk kredit mikro, mengumpulkan dokumen syarat
pengajuan kredit dan mencocokan dengan yang asli, melakukan penilaian
agunan serta menerima setoran angsuran kredit
b. Mencari debitur (debitur) baru yang layak untuk dibiayai dan diberikan
bantuan pinjaman kredit dengan mengisi dan menjalankan agenda harian
secara baik dan benar
c. Melakukan kunjungan debitur (on the spot)
d. Mengumpulkan dan meyakini akurasi dan kebenaran data atau dokumen
yang berkaitan dengan permohonan kredit
e. Mengelola portfolio (pinjaman) debitur yang ada secara sehat dengan
mengembangkan hubungan yang baik terhadap debitur. Antara lain: Cash
Pick Up, Maintain Usaha, Top Up dan Collection.
f. Melakukan penetrasi terhadap area penjualan maksimal 10 Km dari kantor
cabang.
g. Menjual dan bernegosiasi
h. Membina hubungan dengan debitur.
-
40
3.1.3. Kegiatan Usaha PT Bank Mandiri Tbk Cabang Nindya Karya Jakarta
Sebagai Leading foreign exchange provider di Indonesia, PT Bank Mandiri
Tbk, selalu mengutamakan keamanan, kemudahan dan kecepatan layanan dalam
bertransaksi. Bank Mandiri memiliki berbagai produk dan layanan terbaik untuk
memenuhi segala kebutuhan transaksi nasabahnya. Adapun produk dan jasa yang
ditawarkan pada PT Bank Mandiri Tbk Cabang Nindya Karya Jakarta yaitu :
1. Mandiri Tabungan
a. Nasabah bisa mendapatkan Mandiri Debit yang berfungsi sebagai kartu ATM
dan kartu debit yang dapat digunakan untuk berbelanja dan pembayaran
lainnya di merchant-merchant yang berlogo VISA baik di dalam maupun di
luar negeri
b. Nasabah dapat mengaktifkan layanan Autodebet untuk membantu nasabah
dalam melakukan pembayaran berbagai tagihan rutin bulanan, seperti air,
listrik, telepon, handphone, kartu kredit atau tagihan lainnya secara otomatis
setiap bulannya sehingga Anda terhindar dari tunggakan tagihan.
c. Nasabah dapat mengaktifkan Layanan Automatic Fund Transfer (AFT) untuk
membantu melakukan transfer dana rutin secara otomatis kepada keluarga
atau mitra bisnis sehingga tidak perlu khawatir kewajiban akan terlupakan.
2. Mandiri Giro
Bank Mandiri Cabang Nindya Karya Jakarta juga menawarkan transaksi
perbankan menguntungkan melalui Mandiri Giro. Simpanan dana pihak ketiga
dalam Rupiah yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan
-
41
menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya sesuai
ketentuan yang ditetapkan Bank Mandiri.
3. Mandiri Deposito
Mandiri Deposito Rupiah adalah simpanan berjangka dalam mata uang Rupiah
dengan bunga menarik dan beragam keuntungan lainnya. Tersedia berbagai
pilihan jangka waktu yang dapat nasabah tentukan sesuai dengan kebutuhan,
yaitu: 1, 3, 6, 12, atau 24 bulan dan bebas memperpanjang deposito secara
otomatis (Automatic Roll Over /ARO).
4. Mandiri Money Transfer
Jasa layanan Bank Mandiri kepada Nasabah untuk memberikan kemudahan
dalam hal transaksi pengiriman dan penerimaan uang Valuta Asing antar Negara.
5. Mandiri Kartu Kredit
a. Mandiri Visa
Produk :
1) Platinum Card
2) Gold & Seilver Card
3) Golf Card
4) Hypermart Card
5) Corporate Card
-
42
b. Mandiri MasterCard
Produk :
1) Skyz & Everyday Card
2) Feng Shui Card
6. Mandiri Kredit Konsumer
a. Mandiri KPR
Adalah kredit pemilikan rumah dari Bank Mandiri yang diberikan kepada
perorangan untuk keperluan pembelian rumah tinggal/apartemen/ruko/rukan
yang dijual melalui developer atau non developer.
b. Mandiri Kredit Tanpa Agunan
Mandiri Kredit Tanpa Agunan adalah kredit perorangan tanpa agunan dari
Bank Mandiri untuk berbagai kebutuhan seperti pendidikan, pernikahan,
kesehatan, renovasi rumah dan kebutuhan keluarga lainnya.
c. Mandiri Mitrakarya
Adalah fasilitas kredit yang diberikan kepada nasabah yang telah
menyalurkan gaji melalui Bank Mandiri dan perusahaan tempat bekerja
mempunyai Perjanjian Kerja Sama dengan Bank Mandiri. Fasilitas kredit ini
dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti Kredit Tanpa Agunan,
Pembelian Rumah dan Kredit Multifungsi dengan Agunan Rumah.
-
43
d. Mandiri Tunas Finance
Adalah produk pembiayaan motor baru dan motor bekas bagi perorangan
(individu)/perusahaan/badan hukum untuk keperluan pribadi, keluarga, atau
usaha, dengan sumber pembayaran angsuran dari total penghasilan.
7. Asuransi Axa Mandiri Financial Services
AXA Mandiri menyediakan produk kombinasi asuransi dan investasi yang
disebut unit-linked, yaitu Mandiri Investasi Sejahtera dan Mandiri Rencana
Sejahtera. Selain itu terdapat produk asuransi jiwa murni yakni Mandiri Jiwa
Sejahtera. Selain ketiga produk dasar ini, AXA Mandiri juga menyediakan
perlindungan tambahan yang memberikan manfaat lebih antara lain Perlindungan
Kecelakaan, Perlindungan Kesehatan, Perlindungan Pembayaran Premi dan
perlindungan terhadap penyakit kritis.
AXA Mandiri juga memberikan perlindungan yang disegmentasikan pada
masing-masing nasabah. Untuk bisnis grup, AXA Mandiri menyediakan produk
Mandiri Protection yang memberikan perlindungan bagi pemegang kartu kredit
Mandiri Visa, serta proteksi asuransi jiwa bagi nasabah Consumer Loan.
8. Payroll Package
Jasa Layanan Bank kepada Nasabah untuk memberikan kemudahan dalam hal
pembayaran gaji karyawannya. Hanya untuk nasabah yang telah mengisi
permohonan kepada Bank Mandiri. Dilaksanakan setelah ada perjanjian kerja
sama pelaksanaan payroll package.
http://www.bankmandiri.co.id/article/555516327528.asphttp://www.bankmandiri.co.id/article/mrs.asphttp://www.bankmandiri.co.id/article/mrs.asphttp://www.bankmandiri.co.id/article/666616327528.asphttp://www.bankmandiri.co.id/article/666616327528.asp
-
44
9. Mandiri Kredit Mikro
PT Bank Mandiri Tbk Cabang Nindya Karya menyediakan Kredit Usaha Mikro
bagi nasabah yang membutuhkan Kredit Investasi (KI) dan atau Kredit Modal
Kerja (KMK) untuk pengembangan usaha produktif maupun konsumtif skala
mikro. Fasilitas pembiayaan ini dapat diberikan kepada semua pemilik usaha
mikro dan usaha rumah tangga baik berbentuk perusahaan, kelompok usaha, dan
perorangan (seperti pedagang, petani, peternak, dan nelayan).
a. KUM (Kredit Usaha Mikro)
Mandiri Kredit Usaha Mikro khusus diberikan kepada Usaha Mikro dengan
maksimum limit kredit sebesar Rp 100 juta. Khusus untuk fasilitas top up
diperkenankan sampai dengan limit Rp 200 juta.
b. KSM (Kredit Serbaguna Mikro)
Mandiri KSM ditunjukan bagi pegawai berpenghasilan tetap untuk tujuan
konsumtif. Kredit yang diberikan untuk pembiayaan berbagai macam
keperluan baik produktif maupun non produktif (konsumtif/sebaguna),
selama tidak melanggar kesusilaan, ketertiban umum dan bertentangan
dengan hukum.
-
45
3.2. Hasil Penelitian
3.2.1. Analisa Prosedur Pemberian Kredit Usaha Mikro Pada PT Bank
Mandiri Tbk Cabang Nindya Karya Jakarta
PT Bank Mandiri Tbk merupakan badan usaha atau lembaga keuangan yang
kegiatan usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana
ke masyarakat dalam bentuk pemberian kredit usaha mikro yang tertuang dalam
produk KUM (Kredit Usaha Mikro).
Mandiri Kredit Usaha Mikro ditujukan bagi masyarakat yang
mengembangkan usaha mikro untuk tujuan produktif, contohnya antara lain warung
sembako, makanan, minuman, kelontong, pakaian, dan lain-lain. Adapun kriteria
usaha mikro yaitu :
1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh
juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga
ratus juta rupiah).
Berikut adalah beberapa ketentuan dalam proses pengajuan dan pemberian
Kredit Usaha Mikro di Bank Mandiri :
1. RAC (Risk Acceptance Criteria)
Sebagai langkah awal dalam pemberian kredit kepada pengusaha mikro, terlebih
dahulu harus memperhatikan RAC. RAC terdiri dari :
a. DSR (Debt Service Ratio) adalah perbandingan antara besarnya angsuran
dengan penghasilan maks 35% dengan memperhitung-kan kewajiban
keuangan lainnya.
-
46
b. Berdasarkan IDI – Bank Indonesia, calon debitur/debitur tidak memiliki
kredit atau mempunyai kredit dengan kolektibilitas seluruhnya lancar dan
tidak masuk Daftar Hitam Nasional Penarik Cek dan/atau Bilyet Giro
Kosong.
c. Untuk KUM yang mensyaratkan agunan, maksimum LTV (Loan To Value)
100%. LTV adalah perbandingan antara limit kredit dengan nilai agunan.
2. Syarat-Syarat Pemohon :
a. Usaha min 2 tahun di lokasi dengan bidang usaha yang sama.
b. Usia min 21 tahun atau sudah menikah. Maksimal usia 60 tahun saat kredit
lunas.
c. Melampirkan bukti diri berupa KTP (Kartu Tanda Penduduk), KK (Kartu
Keluarga) serta Surat Nikah (bagi yang menikah).
d. Khusus kredit Rp 50 juta keatas dipersyaratkan NPWP (Nomor Pokok Wajib
Pajak).
e. Surat Keterangan Usaha dari Desa/Kelurahan, Dinas Pasar atau Otorita
setempat dimana yang bersangkutan memiliki usaha atau Surat Ijin Usaha.
f. Belum pernah memperoleh fasilitas kredit atau pernah/telah memperoleh
fasilitas kredit dengan kolektibilitas “lancar” atau tidak dalam kondisi kredit
bermasalah.
3. Limit Kredit : Lebih dari Rp 10 juta sampai dengan Rp 100 juta.
4. Jangka waktu : Maksimal 36 bulan
5. Suku bunga : Tingkat suku bunga yang berlaku adalah suku bunga segmen
mikro.
-
47
6. Agunan : Agunan kebendaan/Fixed Asset (minimal 100% dari limit kredit).
7. Status Agunan :
Atas nama Calon Debitur atau istri/suami calon debitur. Agunan milik pihak
ketiga sebaiknya dihindari. Agunan pihak ketiga yang dapat diterima Bank
adalah yang memenuhi syarat :
a. Pihak ketiga tersebut memiliki hubungan keluarga satu derajat dengan
debitur (orang tua, suami/istri, kakak/adik kandung, anak kandung).
b. Pihak ketiga menyerahkan surat pernyataan yang berisi bahwa yang
bersangkutan mengetahui/memahami segala resiko yang mungkin timbul
sebagai akibat penyerahan asset sebagai agunan kredit sampai kredit
dinyatakan lunas.
c. Pengikatan agunan dilakukan secara langsung oleh pemilik agunan (tidak
menggunakan sarana kuasa).
8. Pengikatan Agunan :
a. Agunan berupa stok dan piutang menggunakan surat kuasa menjual dibawah
tangan.
b. Agunan kebendaan berupa :
1) Kendaraan bermotor minimal dengan surat kuasa menjual dibawah
tangan dan dapat dilakukan blokir BPKB.
2) Tanah/tanah dan bangunan :
a) Limit ≤ Rp 50 juta min dilakukan pengikatan SKMHT.
b) Limit > Rp 50 juta dilakukan pengikatan APHT.
-
48
9. Asuransi :
a. Asuransi jiwa dipersyaratkan, minimal sebesar limit kredit dan jangka waktu
kredit.
b. Asuransi kerugian minimal sebesar limit kredit dan mengcover jangka waktu
kredit.
c. Asuransi dengan syarat Banker’s Clause Bank Mandiri.
10. Provisi :
a. Limit ≤ Rp 50 juta : 0,5 % dari limit kredit.
b. Limit > Rp 50 juta : 1,0 % dari limit kredit.
11. Biaya Administrasi :
a. Limit ≤ Rp 50 juta : Rp 50 ribu.
b. Limit > Rp 50 juta : Rp 100 ribu.
12. Ketentuan Lain :
a. Diwajibkan membuka Tabungan (mandiri tabungan/ mandiri tabungan mikro)
a.n calon debitur.
b. Pencairan, penarikan, dan pembayaran kredit dilakukan melalui Tabungan
Mandiri.
c. Denda keterlambatan pembayaran angsuran kredit (pokok dan bunga)
sebesar 2% di atas suku bunga yang berlaku dan dihitung dari jumlah
tunggakan.
-
49
13. Pelunasan Sebagian Sebelum Jatuh Tempo Kredit : Pelunasan sebagian kredit
sebelum jatuh tempo diperkenankan, namun dikenakan denda sebesar 2% dari
baki debet yang dilunasi dan biaya administrasi pelunasan sebagian sebesar 2%
dari baki debet yang dilunasi.
14. PJST (Pelunasan Sebelum Jatuh Tempo) Kredit :
a. Penalti 2% dari baki debet.
b. Biaya administrasi 6% dari baki debet.
c. Bila tanggal pelunasan tidak sama dengan tanggal jatuh tempo pembayaran
angsuran bulanan, perhitungan didasarkan pada baki debet periode berjalan
ditambah bunga berjalan.
15. Waktu Proses : Maksimal 5 hari kerja setelah dokumen diterima lengkap.
Pengelolaan kredit usaha mikro memperhatikan prinsip cepat, sederhana dan
pendekatan hubungan. Prinsip cepat dilaksanakan melalui penjualan yang proaktif
dengan mendatangi dan mengenali calon debitur, keputusan kredit di dalam satu atap
untuk mempercepat proses kredit, dan pencairan cepat untuk memenuhi tuntutan
bisnis dengan putaran tinggi. Prinsip sederhana dilaksanakan melalui administrasi dan
persyaratan mudah dipenuhi dan proses kredit dilakukan didalam satu atap.
Dalam proses pemberian kredit usaha mikro di Bank Mandiri terdapat
beberapa tahapan yang harus dilakukan oleh petugas pemberian kredit dan beberapa
dokumen yang harus diserahkan oleh calon debitur.
-
50
Berikut ini adalah gambaran proses pemberian Kredit Usaha Mikro di PT Bank
Mandiri Tbk Cabang Nindya Karya Jakarta :
Sumber: Data Olahan Penulis
Gambar. III. 2.
Flowchart Proses Pemberian Kredit
di PT Bank Mandiri Tbk Cabang Nindya Karya
Disetujui
Keputusan Di atas wewenang
disposisi MMM ke
Kepala Cabang
Pengajuan Kredit Usaha
Mikro
Pengumpulan persyaratan dan informasi
Investigasi dan verifikasi
Analisis Kredit
Usulan ke
MMM
Pemberitahuan
melalui surat
(Surat Penolakan
Kredit)
Penandatangana
n
- Perjanjian Kerjasama
- Perjanjian Kredit
- BAST
- Surat Kuasa Menjual
- Jadwal Angsuran,dll
Pencairan Kredit
Pengelolaan
Pengawasan
Feedback
Nota
Analisa
Kredit
Laporan
Kunjungan
Nasabah &
Verifikasi
Tidak
T
O
L
A
K
P
E
R
M
O
H
O
N
A
N
K
R
E
D
I
T
Memenuhi Syarat & Layak
diteruskan
Ditolak
Layak diteruskan
Data
Kurang
Tidak
-
51
1. Pengajuan Kredit Usaha Mikro
Pada tahap ini calon debitur mengajukan permohonan kredit dan menyerahkan
berkas persyaratan kepada Mikro Kredit Sales (MKS).
a. Apabila Calon Debitur tertarik untuk melakukan peminjaman, maka MKS
menyerahkan Formulir Aplikasi Kredit Usaha Mikro untuk diisi oleh Calon
Debitur dan memberikan beberapa dokumen persyaratan awal seperti
fotocopy KTP, fotocopy KTP suami/istri (bagi yang sudah menikah),
fotocopy Kartu Keluarga dan NPWP.
b. Apabila Calon Debitur tidak memenuhi persyaratan, maka permohonan
kredit tidak dapat diproses lebih lanjut.
Pada tahap ini, permasalahan yang sering terjadi adalah tidak bisa dihubunginya
nomor yang diberikan calon debitur. Dalam formulir pengajuan kredit, calon
debitur akan diminta untuk menuliskan data diri beserta nomor yang bisa
dihubungi yang nantinya akan digunakan oleh bank untuk memverifikasi data
diri. Baik itu nomor pribadi atau nomor tempat bekerja. Kegagalan verifikasi
terjadi ketika bank tidak dapat menghubungi nomor yang diberikan. Solusi dari
permasalahan ini adalah usahakan untuk selalu mengingatkan kepada calon
debitur untuk memberikan nomor yang selalu siap menjawab dan bisa
memberikan informasi yang valid tentang data diri calon debitur.
2. Pengumpulan Persyaratan dan Informasi Calon Debitur
Apabila Calon Debitur telah memenuhi syarat kualifikasi dan layak untuk
diteruskan, maka MKS meminta Calon Debitur untuk melengkapi data
-
52
persyaratan pendukung calon debitur yang telah ditentukan, seperti informasi
mengenai lokasi dan tempat usaha, surat izin usaha, surat nikah, rekening
koran/tabungan, bukti pembayaran PBB tahun terakhir, sertifikat agunan seperti
SHM, SHGB dan BPKB dan dokumen berharga lainnya seperti ijazah dan data
keuangan seperti laporan keuangan, bukti/bon penjualan dan pembelian.
Pada tahap ini, permasalahan yang sering terjadi adalah perbandingan jumlah
limit dengan nilai agunan dibawah ketentuan yang diterapkan oleh bank. Sebagai
contoh calon debitur mengajukan kredit senilai Rp. 50.000.000,- tetapi hanya
bisa menjaminkan agunan BPKB motor yang mana nilainya hanya sekitar Rp.
15.000.000,-.
3. Investigasi dan Verifikasi
Setelah melakukan pengumpulan data dan informasi tahap selanjutnya adalah
proses investigasi dan verifikasi kredit calon debitur dengan melakukan kegiatan
pengecekan/penelusuran untuk menilai kewajaran/kebenaran dari suatu
objek/data/kegiatan. Pada tahap ini MKS melakukan kunjungan ke lokasi usaha,
tempat tinggal dan tempat agunan sesuai dengan berkas yang berikan oleh Calon
Debitur.
Semua informasi yang diperoleh termasuk denah tempat usaha, tempat tinggal,
dan tempat agunan calon debitur harus dituangkan dalam Laporan Kunjungan
Nasabah (LKN).
Setelah MKS membuat Laporan Kunjungan Nasabah (LKN), LKN tersebut
diserahkan kepada MKA untuk dilakukan verifikasi atau pengecekan ulang
-
53
terhadap aplikasi kredit dan kelengkapan dokumen Calon Debitur atas hasil
investigasi yang dilakukan dan diserahkan oleh MKS. Apabila terdapat
ketidaklengkapan dokumen yang dipersyaratkan, maka MKA meminta MKS
untuk melengkapi dokumen persyaratan. Verifikasi yang dilakukan meliputi
verifikasi dokumen (kecocokan nama, KTP, alamat, tandatangan), verifikasi
penghasilan (omzet, laba usaha, biaya usaha, penghasilan lain, biaya hidup,
kemampuan membayar), verifikasi agunan (lokasi, legalitas, kesesuaian bentuk
fisik kendaran, tanah atau bangunan) dan verifikasi hutang (angsuran bulanan
kepada bank, leasing, koperasi, instansi lain).
Pada tahap ini, permasalahan yang sering terjadi adalah calon drbitur
mengajukan limit yang besar. Namun, jumlah limit kredit yang diberikan bank
kepada calon debitur tidak ditentukan seenaknya saja. Besaran limit kredit akan
disesuaikan dengan kondisi finansial. Terutama dilihat dari berapa besar
penghasilan dan kemampuan membayar cicilan. Jika jumlah kredit yang diajukan
terlampau besar dari pengasilan dan kemampuan membayar cicilan, maka bank
akan menolak pengajuan calon debitur.
4. Analisa Kredit
Pada tahap ini MKA melakukan analisa kredit jika pemenuhan dokumen yang
dipersyaratkan telah lengkap, setelah itu MKA mencetak nota analisa kredit
untuk diajukan kepada Manager Mikro Mandiri (MMM) atau pemegang
kewenangan memutus lainnya. Apabila dari analisa masih ada persyaratan
-
54
dokumen yang kurang, maka MKA meminta MKS untuk melengkapi data dan
informasi calon debitur, apabila dari analisa permohonan tidak layak diteruskan
maka permohonan pengajuan kredit usaha mikro ditolak dan tidak diteruskan.
Apabila dari hasil analisa layak diteruskan, maka MKA mengusulkan ke
Manager Mikro Mandiri (MMM) untuk diberikan keputusan apakah calon
debitur diberikan kredit atau tidak.
5. Persetujuan Kredit
Pada tahap ini Manager Mikro Mandiri (MMM) memberikan menyetujui calon
debitur tersebut untuk di berikan kredit atau tidak dengan melakukan penilaian
nota analisa kredit yang disampaikan oleh MKA sebagai dasar pengembalian
keputusan kredit dan/atau merekomendasikan ke tingkat yang lebih tinggi.
Jika permohonan kredit yang akan diputus melebihi kewenangannya, maka
MMM meneruskan Nota Analisa Kredit kepada pemegang kewenangan yang
lebih tinggi seperti ke Kepala Cabang. Jika permohonan ditolak, maka MMM
menugaskan MKA untuk membuat Surat Penolakan Kredit (SPK) yang
ditandatangani MMM untuk disampaikan kepada pemohon.
Jika hasil dari keputusan yang berwewenang dalam pemutusan kredit disetujui
maka langkah selanjutnya adalah MKA membuat dan mencetak Surat Perjanjian
Kerjasama (SPK) dan Perjanjian Kredit antara Bank Mandiri dan Calon Debitur.
-
55
6. Penandatanganan Perjanjian Kredit
Pada tahap ini dilakukan perikatan pinjam meminjam uang secara tertulis antara
Bank (sebagai kreditur) dengan pihak lain/ calon debitur yang mengatur hak dan
kewajiban para pihak sebagai akibat adanya pinjam meminjam uang. Dengan
penandatanganan PK, maka diperoleh bukti tertulis bahwa bank telah
memberikan pinjaman sejumlah yang tertera pada PK tersebut kepada debitur
yang telah menandatangani Akta PK, baik atas namanya sendiri ataupun yang
diwakili perusahaan.
Sebelum penandatanganan PK, MKS meminta calon debitur untuk:
1) Menunjukkan dan/atau menyerahkan dokumen asli sesuai persyaratan yang
diminta.
2) Membayar biaya-biaya yang dipersyaratkan, seperti provisi, biaya
administrasi, premi asuransi, dan sebagainya.
3) MKS meminta calon debitur untuk membuka rekening tabungan sebagai
sarana pencairan dan pembayaran angsuran.
Pada tahap ini juga dilakukan perikatan pengamanan agunan dengan
penandatangan Surat Kuasa Menjual dan Berita Acara Serah Terima Dokumen
Agunan. Proses pengikatan agunan /penandatanganan dokumen pengamanan
agunan dilakukan bersamaan dengan penandatanganan PK.
-
56
7. Pencairan Kredit
Tahap ini merupakan tahap dimana Bank Mandiri memberikan dana kepada
debitur atau disebut pula proses pencairan dana kredit. Setelah PK ditandatangani
oleh Kepala Cabang dan Debitur, selanjutnya dilakukan pembukaan
rekening/aktivasi rekening pinjaman. Setelah rekening pinjaman diaktivasi,
MMM membuat nota pemindahbukuan ke rekening tabungan debitur.
Pemindahbukuan dilakukan agar debitur dapat melakukan penarikan dana dari
rekening tabungannya.
8. Pengelolaan
Kredit yang telah dicairkan harus dimonitoring untuk mengetahui perkembangan
kondisi usaha debitur yang terlihat pada meningkat atau menurunnya omzet,
kemampuan keuangan yang terlihat dari meningkat atau menurunnya laba, cash
flow dan permasalahan utama yang dihadapi debitur sehubungan dengan usaha
seperti kondisi kesehatan, pengeluaran yang tidak diperkirakan sebelumnya.
9. Pengawasan
Pada tahap ini debitur dipantau kembali bagaimana tenornya (jangka waktu
peminjaman) setelah semua pemantauan dan hasilnya bagus maka debitur
ditawarkan kembali untuk melakukan pinjaman kredit.
-
57
10. Feed Back
Feed Back merupakan langkah dimana Bank Mandiri menawarkan kembali
kepada debitur untuk melakukan peminjaman kembali kepada Bank Mandiri.
Debitur yang ditawarkan merupakan yang memiliki/memenuhi kriteria yang baik.
Apabila debitur menyetujui untuk melakukan peminjaman kembali pada Bank
Mandiri maka debitur tersebut harus melakukan tahap awal kembali.
Contoh Kasus :
Pada tahun 2014, Calon Debitur bernama Yani mengajukan limit kredit
sejumlah Rp. 150.000.000,- dalam jangka waktu 36 bulan. Data usaha diantaranya
bentuk usaha perorangan, nama badan usaha Toko Hada, memiliki presentase
kepemilikan sebesar 100 %, bidang usahanya adalah warung sembako, alamat usaha
di pasar rebo, dan status kepemilikan tempat usaha adalah milik sendiri. Jenis agunan
yang digunakan adalah SHM.
Terdapat dokumen pendukung yang disampaikan ke Bank yaitu Copy KTP/
identitas pemohon dan suami/ istri, copy surat nikah, Copy KK, foto terakhir
pemohon ukuran 4x6, akte pendirian & perubahan perusahaan, legalitas usaha, surat
keterangan usaha dari kelurahan setempat.
Dari info yang penulis dapatkan, Surat berharga Yani yang sebagai agunan
bank tidak tersedia. Kredit pada 2009 Yani meminjam pada PT Bank Rakyat
Indonesia Cabang Jakarta Ps Minggu dengan menggunakan pinjaman perdagangan
eceran investasi-kredit umum pedesaan (kupedes) yang menyatakan sudah LUNAS.
Kemudian pada tanggal 2011 Yani meminjam kembali kepada PT Bank Rakyat
-
58
Indonesia Cabang Jakarta Ps Minggu dengan menggunakan yang pada tahun 2009
dan menyatakan tidak ada tunggakan sekarang pun sudah LUNAS. Pada tahun 2012
Yani Haryati meminjam kembali untuk kepentingan yang sama dengan melakukan
resupervisi ke PT Bank Rakyat Indonesia Cabang Jakarta-Kramat Jati dengan
pemberitahuan LUNAS. Dan pada tahun 2013 Yani melakukan resupervisi kepada PT
Bank Rakyat Indonesia Cabang Jakarta-Kramat Jati. Pada tahun 2011 Yani meminjam
kepada PT Bank Central Asia Cabang Jakarta untuk kepentingan lain-lain –
kendaraan – kredit konsumsi lainnya dengan status LUNAS. Dan kepada PT Bank
Rakyat Indonesia Cabang Jakarta-Kramat Jati dengan status LUNAS. Tagihan lainnya,
irrevocable L/C, garansi bank, kredit kelolaan pada Yani data tidak tersedia. Agunan
dan penjamin Yani pun data tidak tersedia. Ini menunjukan bahwa Yani Haryati cukup
bagus dalam catatan keuangan, tidak terdapat catatan hitam.
Pada Laporan Kunjungan Nasabah (LKN) & Investigasi Kredit KUM dengan
usaha kelontong sembako pada Yani menjelaskan tanggal kunjungan, contact person,
pengajuan dengan take over beragunan dari Bank Rakyat Indonesia kepada Bank
Mandiri mengajukan dana yang lebih besar, pemilik agunan menyatakan debitur.
Terdapat juga keterangan dokumen, legalitas, & compliance dengan fakta
bahwa alamat pada KTP lengkap & jelas sesuai tertera pada form aplikasi mandiri
kredit usaha mikro, aplikasi telah ditandatangani & sesuai tandatangan pada KTP,
usaha telah memiliki ijin dari kelurahan setempat, nama calon debitur/debitur pada
aplikasi sama dengan nama pada KTP, pengisian aplikasi telah lengkap disertai
tanggal, aplikasi sudah ditandatangani calon debitur, calon debitur termasuk segment
mikro, dan calon debitur sudah menyerahkan dokumen lengkap. Yang diserahkan
-
59
dokumen copy KTP, copy surat nikah, copy KK, pas foto terakhir ukuran 4 x 6, surat
keterangan usaha dari kelurahan, NPWP, bukti pembayaran PBB tahun terakhir, dan
copy sertifikat tanah sebagai agunan dalam pemberian kredit.
Terdapat keterangan investigasi dan verifikasi usaha, yaitu bidang usaha Yani
sembako, alamat lokasi usaha Jl H Enjong No 63, Yani memiliki lama usaha hingga
20 tahun dengan usaha yang sama dan memiliki SHU (Surat Keterangan Usaha),
status tempat usaha sudah milik sendiri, kondisi bangunan usaha milik Yani
permanent, skala usaha milik Yani toko hada, sarana dan prasarana sangat memadai,
memiliki tempat khusus penyimpanan persedia yang beralamat di Jl H Enjong no 63,
memiliki 2 pegawai, pengelola usaha adalah Yani, stabilitas & kontinuitas bahan baku
sangat stabil & kontinyu, memiliki 10 lebih jumlah supplier/pemasok tetap/tempat
kulukan tetap, tingkat ketergantungan terhadap suplier/pemasok/tempat kulukan
tinggi.
Proses pembayaran pelanggan yang digunakan Yani adalah pembayaran tunai,
key person dalam menjalankan usaha adalah Yani sendiri, tingkat ketergantungan
terhadap key person usaha sedang, tingkat keahlian Yani dalam menjalankan
usahanya tinggi, prospek usaha yang dijalankan oleh Yani sangat baik, perkembangan
usaha 2 tahun terakhir penambahan stok atau persedian cukup, cara penjualan dengan
eceran, Proses pembayaran kepada supplier/pemasok tunai.
Proses penjualan kepada pembeli dengan cara tunai, jumlah pelanggan
tetap/utama berjumlah antara 10 hingga 15 pelanggan tetap, pelanggan yang
diberikan kepada pelanggan tetap dengan cara pengantaran barang yang dibeli,
kurang dari 5 pesaing dalam radius 1 km dari lokasi usaha, skala usaha pesaing
-
60
terhadap usaha Yani sama besar, lokasi usaha berada pada lingkungan pemukiman
padat, posisi lokasi toko mudah dijangkau.
Terdapat verifikasi keuangan usaha Yani yaitu : Yani menyerahkan laporan
keuangan/pembukuan, dokumen/bukti kwitansi/invoice pembelian bahan baku,
terdapat kwitansi pembelian barang/jasa usaha, reputasi usaha Yani menurut supplier
baik. Usaha Yani memiliki omzet rata-rata perhari pada saat ramai Rp 4.500.000,- ,
sedangkan omzet rata-rata perhari pada saat sepi Rp 2.000.000,-, dan omzet rata-rata
perhari pada saat normal Rp 2.500.000,-. Pendapatan & biaya yang berisi tentang
penghasilan pasangan dengan pekerjaannya sebesar Rp 3.000.000,-.
Rincian pengeluaran biaya usaha/operasional listrik Rp 300.000,- dan telepon
Rp 250.000,-. Yani rutin menabung jika memiliki keuntungan banyak, frekuensi
menabung mingguan, nominal rata-rata setiap kali menabung sebesar Rp 2.000.000,-.
Yani dengan membuka usaha sembako sudah dapat memperoleh harta berupa
bangunan, tanah, motor, dan logam mulia.
Yani pernah mengalami masa sulit dalam menjalankan usahanya dan pernah
berhasil melewatinya. Konsistensi Yani terhadap usahanya dengan cara tidak pernah
ganti usahanya. Karakter Yani berdasarkan hasil wawancara terhadap lingkungan
sekitar positif, dengan menggunakan 3 orang. Catatan terhadap informasi yang Yani
sampaikan pada saat kunjungan masuk akal. Yani terbuka dalam memberikan
informasi.
Rencana usaha Yani kedepannya adalah menambah stock barang sembako,
membeli beberapa mesin, menjadi agen beras. Terdapat denah lokasi usaha Yani dan
terdapat bukti keuangan dengan bentuk kwitansi yang dimiliki oleh Yani dalam
-
61
menjalankan usaha toko hada dengan tanggal yang berbeda.
Terdapat nota analisa kredit permohonan Yani direkomendasi. Pada nota
analisa tersebut terdapat permohonan debitur, informasi calon debitur, final score
rekomendasi, hubungan dengan Bank Mandiri, hubungan dengan bank lain, analisa
kualitatif, dan analisa kuantitatif, NIP MKS, nama MKS, NIP MKA, nama MKA,
limit, tujuan. Selain itu terdapat keterangan dokumen usaha yang sudah diserahkan
yaitu : copy surat nikah, copy sertifikat hak milik, copy NPWP. Dengan nilai agunan
Rp 181.000.000,- ratio agunan terhadap pinjaman 120,67 %. Nota analisa tersebut
juga berisi tentang keputusan approved, sifat kredit dengan perjanjian kredit-lainnya,
jenis kredit take over unggulan beragunan, limit kredit Rp. 150.000.000,-, jangka
waktu 36 bulan, angsuran perbulan Rp 6.011.667,- suku bunga 11,76 % nota analisa
kredit usaha mikro ditandatangani oleh MKS dan MMM.
Debitur/Yani juga melakukan pembayaran asuransi untuk mengurangi/
mencegah resiko yang mungkin terjadi kepada debitur/Yani sebesar Rp 810.000,-
sebagai bukti balas jasa kepada Bank Mandiri dari debitur.
Debitur/Yani melakukan pembayaran provisi sebagai balas jasa kepada Bank
Mandiri dari debitur dari Yani Haryati/debitur yang sudah diberikan kredit usaha
sebesar Rp 1.700.000,-.
Terdapat Perjanjian Kredit, Surat Kuasa Menjual Agunan dan BAST
Dokumen Agunan yang ditandatangani oleh Yani dan Kepala Cabang. Terdapat pula
jadwal angsuran yang harus dibayar oleh debitur/Yani selama 36 bulan jangka waktu
yang diberikan oleh Bank Mandiri. Jadwal angsuran ini telah ditandatangani dibawah
kanan yang bertanda bahwa debitur sudah mengerti dan paham tentang isi jadwal
-
62
angsuran tersebut.
Pada tahap analisa kredit ini, Bank Mandiri sangat memperhatikan dan
berpedoman pada prinsip 5 C untuk meminimalisir resiko wanprestasi kredit dan
untuk memastikan layak atau tidaknya calon debitur untuk diberikan Kredit Usaha
Mikro serta memiliki kemauan dan kemampuan untuk memenuhi kewajiban atas
kredit yang diperolehnya.
-
63
3.2.2. Analisa Perbandingan Antara Jumlah Limit yang Diajukan oleh Calon
Debitur dengan Jumlah yang Dicairkan oleh PT Bank Mandiri Tbk
Cabang Nindya Karya Jakarta.
Berikut ini merupakan perbandingan antara jumlah limit yang diajukan
oleh Calon Debitur dengan jumlah yang dicairkan oleh PT Bank Mandiri Tbk Cabang
Nindya Karya Jakarta :
Tabel III.1
Perbandingan Jumlah Limit yang Diajukan dengan Jumlah yang Dicairkan
PT Bank Mandiri Tbk Cabang Nindya Karya Jakarta
Tahun 2014
Periode
Jumlah
Debitur
Jumlah Limit yang
Diajukan
(dalam Rp)
Jumlah Limit
yang Dicairkan
(dalam Rp)
Selisih
(dalam Rp)
Jan-Apr
(Kuartal I)
28 Org 1,215,000,000 1,005,000,000 210,000,000
Mei-Agust
(Kuartal II)
32 Org 1,310,000,000 1,095,000,000 215,000,000
Sept-Des
(Kuartal III)
15 Org 875,000,000 855,000,000 20,000,000
Total 75 Org 3,400,000,000 2,955,000,000 445.000.000
Sumber : Data Olahan Penulis
-
64
Dari Tabel III.1 di atas dapat dibuat grafik sebagai berikut :
Sumber : Data Olahan Penulis
Gambar III.3
Grafik Perbandingan Jumlah Limit yang Diajukan dengan Jumlah yang
Dicairkan
PT Bank Mandiri Tbk Cabang Nindya Karya Jakarta
Tahun 2014
Dari data diatas tersebut dapat diketahui bahwa total limit yang diajukan
Calon Debitur pada tahun 2014 mencapai Rp. 3.400.000.000,- (tiga milyar empat
ratus juta rupiah), sementara total limit yang dicairkan oleh PT Bank Mandiri Tbk
Cabang Nindya Karya sejumlah Rp. 2.955.000.000,- (dua milyar sembilan ratus lima
puluh lima juta rupiah) atau selisih sebesar Rp. 445.000.000,- (empat ratus empat
puluh lima juta rupiah).
-
65
Pada Kuartal I (Periode Januari - April), jumlah limit yang diajukan oleh
Calon Debitur mencapai Rp. 1.215.000.000,- (satu milyar dua ratus lima belas juta
rupiah) sedangkan jumlah yang dicairkan oleh PT Bank Mandiri Tbk Cabang Nindya
Karya sebesar Rp. 1.005.000.000,- (satu milyar lima juta rupiah).
Pada Kuartal II (Periode Mei - Agustus), merupakan jumlah limit terbanyak
yang diajukan oleh Calon Debitur yaitu mencapai Rp. 1.310.000.000,- (satu milyar
tiga ratus sepuluh juta ribu rupiah), sedangkan jumlah limit yang dicairkan pada
periode ini sebesar 1,095,000,000 (satu milyar sembilan puluh lima juta rupiah).
Sementara pada Kuartal III (Periode September - Desember) tercatat
merupakan jumlah limit terkecil yang diajukan oleh Calon Debitur dan dicairkan oleh
Bank Mandiri dibandingkan dengan periode - periode sebelumnya. Pada Kuartal ini
jumlah limit yang diajukan oleh Calon Debitur hanya sebesar Rp. 875.000.000,-
(delapan ratus tujuh puluh lima juta rupiah), sedangkan jumlah limit yang dicairkan
oleh Bank Mandiri sebesar Rp. 855.000.000,- (delapan ratus lima puluh lima juta
rupiah).
Dari uraian diatas dapat dicermati bahwa adanya selisih yang cukup
signifikan antara jumlah limit yang diajukan dengan jumlah limit yang dicairkan.
Menurut data yang diperoleh penulis, hal ini dikarenakan nilai agunan yang
dijaminkan oleh Calon Debitur tidak sebanding atau bernilai lebih kecil dari jumlah
limit yang diajukan sesuai dengan ketentuan Bank Mandiri bahwa nilai agunan
minimal 100% dari jumlah limit kredit. Misalkan Calon Debitur X mengajukan limit
kredit sebesar Rp. 50.000.000,-, sementara jaminan yang dijadikan agunan hanya
berupa 1 buah BPKB motor yang nilai agunannya hanya sebesar Rp.10.000.000,-.
-
66
3.2.3. Analisa Perkembangan Kredit Usaha Mikro Pada PT Bank Mandiri Tbk
Cabang Nindya Karya Jakarta.
Berikut ini merupakan data pencairan kredit usaha mikro Tahun 2014 pada
PT Bank Mandiri Tbk Cabang Nindya Karya Jakarta:
Tabel III.2
Data Pencairan Kredit Usaha Mikro
PT Bank Mandiri Tbk Cabang Nindya Karya Jakarta
Tahun 2014
Periode Jumlah
Debitur
Jumlah Limit
(dalam Rp)
Kenaikan /
Penurunan
(dalam Rp)
Kenaikan /
Penurunan
(dalam %)
Jan-Apr
(Kuartal I)
28 Org 1,005,000,000 - -
Mei-Agust
(Kuartal II)
32 Org 1,095,000,000 90,000,000 8.96%
Sept-Des
(Kuartal III)
15 Org 855,000,000 (240,000,000) (21.92%)
Total 75 Orang 2,955,000,000 (150.000.000,-) (12.96%)
Sumber : Data Olahan Penulis
-
67
Dari Tabel III.2 di atas dapat dibuat grafik sebagai berikut :
Sumber : Data Olahan Penulis
Gambar III.4
Grafik Data Pencairan Kredit Usaha Mikro
PT Bank Mandiri Tbk Cabang Nindya Karya Jakarta
Tahun 2014
Dari data di atas tersebut dapat diketahui bahwa total Debitur Kredit Usaha
Mikro di PT Bank Mandiri Tbk Cabang Nindya Karya Jakarta pada tahun 2014
sejumlah 75 orang Debitur dengan total penyaluran pencairan kredit usaha mikro
mencapai Rp. 2.955.000.000,- (dua milyar sembilan ratus lima puluh lima juta
rupiah).
Pencairan kredit terbanyak terjadi pada Kuartal II (periode Mei - Agustus)
yang mencapai Rp. 1.095.000.000,- (satu milyar sembilan puluh lima juta rupiah),
tumbuh sebanyak Rp. 90.000.000,- (sembilan puluh juta rupiah) atau sebesar 8,96%
-
68
dari posisi Kuartal I (Periode Januari - April) senilai Rp. 1.005.000.000,- (satu milyar
lima juta rupiah).
Sedangkan jumlah pencairan kredit usaha mikro terkecil terjadi pada Kuartal
III (periode September - Desember) yaitu senilai Rp. 855.000.000,- (delapan ratus
lima puluh lima juta rupiah) dimana pada Kuartal ini terjadi penurunan penyaluran
kredit dari kuartal sebelumnya sebesar Rp. 240.000.000,- (dua ratus empat puluh juta
rupiah) atau sebesar 21,92%.
Dari uraian di atas dapat dicermati bahwa kenaikan terjadi pada Kuartal II
(Periode Mei - Agustus). Menurut data yang penulis peroleh, hal ini dikarenakan pada
periode ini terjadi peningkatan motivasi masyarakat yang menekuni bidang usaha
mikro untuk mengembangkan usahanya dalam persiapan menyambut bulan suci
Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri, antara lain mengembangkan usaha warung
makanan, sembako maupun pakaian jadi. Sedangkan pada Kuartal III (Periode
September - Desember) terjadi penurunan angka jumlah pencairan kredit yang cukup
drastis. Hal ini disebabkan karena adanya imbas isu likuiditas yang ketat yang
membuat Bank Mandiri mengurangi laju pertumbuhan kredit. Selain itu penurunan
yang terjadi juga diakibatkan adanya pembagian pengelolaan kredit usaha mikro di
tiap cabang dalam satu area agar dapat memenuhi target per tahun untuk setiap unit
kredit mikro.