BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode...
-
Upload
phungthien -
Category
Documents
-
view
215 -
download
0
Transcript of BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode...
20 Ema Nurliany, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER
HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE)
KELAS V SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Agar proses penelitian dapat berjalan dengan mudah dan terarah maka
dibutuhkan suatu metode penelitian yang sesuai dengan desain riset yang akan
diteliti. Penelitian ini menggunakan metode penelitian PTK yang
mengimplementasikan metode penelitian Didactical Design Research (DDR).
“Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu bentuk penelitian refleksif diri kolektif
yang dilakukan oleh peserta-pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan
penalaran dan keadilan praktif pendidikan dan praktik sosial mereka serta
pemahaman mereka terhadap praktik-praktik mereka dan terhadap situasi tempat
praktik-praktik tersebut dilakukan” Carr dan Kemmis, (dalam buku Kunandar
2013. hlm. 43).
Menurut Kunandar (2013, hlm. 44) ada tiga prinsip dalam penelitian
tindakan kelas yaitu:
1. Adanya partisipasi dari peneliti dalam suatu program atau kegiatan.
2. Adanya tujuan untuk meningkatkan kualitas suatu program atau kegiatan
melalui penelitian tindakan tersebut.
3. Adanya tindakan tretment untuk meningkatkan kualitas suatu program atau
kegiatan.
“Tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah untuk memecahkan
permasalahan nyata yang terjadi di kelas dan meningkatkan kegiatan nyata guru
dalam kegiatan nyata guru dalam kegiatan pembagian profesinya.” (Kunandar
2013:45)
Jadi Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang menitik beratkan
pada proses penelitian guru terhadap peningkatan mutu praktik pembelajaran di
kelas dengan cara melakukan kegiatan perencanaan, melaksanakan hasil
perencanaan, dan merefleksi hasil tindakan.
21
Ema Nurliany, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER
HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE)
KELAS V SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Metode penelitian Didactical Design Research (DDR) menurut Suryadi
(2010, hlm.12) metode penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang
menitik beratkan pada proses pengembangan situasi didaktis, analisis situasi
belajar yang terjadi sebagai respon atas situasi didaktis, yang dikembangkan
serat keputusan-keputusan yang diambil guru selama proses pembelajaran
berlangsung.
Selain itu Suryadi (dalam buku Suryadi & Suratno, 2014, hlm. 134)
mengemukakan pula bahwa “Proses berpikir guru dalam konteks pengajaran
dan pembelajaran yang berkembang di Eropa Sejak tahun 2007 dirumuskan
sebuah kerangka berfikir reflektif. Kerangka tersebut meliputi tiga hal, yakni
berfikir sebelum, pada saat dan setelah pengajaran dan pembelajaran”. Ketiga
proses berpikir tersebut mencerminkan kerangka pengembangan kurikulum
pada level implementasi praktis (enacted curriculum) di kelas (pembelajaran)
dan disebut sebagai penelitian Didactical Design Reaserch (DDR).
Melalui kegiatan Lesson Study para guru dibimbing untuk terus
meningkatkan kapasitasnya sebagai pendidik profesional. Siklus Plan-Do-See
menyediakan aktivitas berpikir guru yang alamiah sejalan dengan aktivitas
rutin sehari-hari. Namun demikian, potensi tersebut dirasakan belum terwujud
secara optimal (Suratno, 2012).
Hubungan guru, siswa dan materi tidak bisa dipisahkan dari proses pembelajran
maka Hubungan Guru-Siswa-Materi digambarkan oleh Kansanen dalam
Suryadi (2013. Hlm. 9) sebagai sebuah Segitiga Didaktik yang
menggambarkan hubungan didaktis (HD) antara siswa dan materi, serta
hubungan pedagogis (HP) antara guru dan siswa. Ilustrasi segitiga didaktik dari
Kansanen tersebut belum memuat hubungan guru-materi dalam konteks
pembelajaran. Dalam pandangan penulis, hubungan didaktis dan pedagogis
tidak bisa dipandang secara parsial melainkan perlu dipahami secara utuh
karena pada kenyataannya kedua hubungan tersebut dapat terjadi secara
bersamaan. Dengan demikian, seorang guru pada saat merancang sebuah
situasi didaktis, sekaligus juga perlu memikirkan prediksi respons siswa atas
situasi tersebut serta antisipasinya sehingga tercipta situasi didaktis baru.
22
Antisipasi tersebut tidak hanya menyangkut hubungan siswa-materi, akan
tetapi juga hubungan guru-siswa baik secara individu maupun kelompok atau
kelas. Atas dasar hal tersebut, maka pada segitiga didaktis Kansanen perlu
ditambahkan suatu hubungan antisipatif guru-materi yang selanjutnya bisa
disebut sebagai Antisipasi Didaktis dan Pedagogis (ADP)
Gambar 3.1
Segitiga Didaktis yang Dimodifikasi
Dari gambar segitiga didaktis diatas dapat diartikan bahwa hubungan antara guru,
materi dan siswa memiliki keterkaitan.
Didactical Design Research (DDR). Penelitian Disain Didaktis pada
dasarnya terdiri atas tiga tahapan yaitu:
1. analisis situasi didaktis sebelum pembelajaran yang wujudnya berupa Disain
Didaktis Hipotetis termasuk ADP,
2. analisis metapedadidaktik, dan
3. analisis retrosfektif yakni analisis yang mengaitkan hasil analisis situasi
didaktis hipotetis dengan hasil analisis metapedadidaktik. Dari ketiga tahapan
ini akan diperoleh Disain Didaktis Empirik yang tidak tertutup kemungkinan
untuk terus disempurnakan melalui tiga tahapan DDR tersebut.
23
Ema Nurliany, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER
HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE)
KELAS V SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jadi Penelitian Tindakan Kelas meiliki kesamaan komponen dalam
prosedur penelitian metode DDR yaitu adanya perencanaan, tindakan,
observasi dan refleksi.
B. Prosedur Penelitian
Model PTK Kemmis dan Mc Taggart pada hakekatnya berupa perangkat
atau untaian-untaian dengan atu perangkat terdiri dari empat komponen yaitu
meliputi beberapa tahapan yaitu, perencanaan, tindakan, pengamatan dan serta
refleksi.yang keempatnya merupakan satu siklus”. (Tukirah Taniredja, dkk.
2012. Hlm. 24). Tahapan-tahapan tersebut dalam Didactical Design Research
yaitu prospektif, metapedadidaktik dan retrospektif. Sedangkan tahapan PTK
yang diterapkan DDR yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, perencanaan
(prospektif), pelaksanaan & pengamatan (metapedadidaktik) dan refleksi
(retrospektif).
Berikut ini merupakan penjelasan tahapan-tahapan (siklus) Penelitian
Tindakan Kelas yang telah diterapkan Didactical Design Research yang
digunakan dalam penelitian ini.
24
Tabel 3.1
Siklus PTK yang Menerapkan DDR
Siklus PTK model Kemmis
Prasiklus Perencanaan Pelaksanaan Refleksi
Siklus DDR
Praimplementasi Lesson
Design
Implementasi Refleksi
Proses Pemetaan
Kurikulum
Pembuatan maind
map dari materi ajar
Analisis penyajian
buku teks
Repersonalisasi
Learning Obstacle
Prediksi respon siswa
Chapter
Desain
Lesson
Design
Fleksibilitas
Unity
Coherence
(observasi
kelas)
Bagaimana
hubungan
antara desain
desain
dengan
implementasi
pembelajaran
1. Perencanaan (Prospektif)
Pada tahap ini peneliti merumuskan perencanaan yang akan dilakukan
pada tahap selanjutnya. Peneliti menjelaskan bagaimana tindakan yang akan
dilakukan untuk mengatasi permasalahan dalam pembelajaran yang telah
ditemukan. Dalam tahap ini peneliti menentukan titik fokus peristiwa yang
perlu diperhatikan secara khusus untuk diamati. Kemudian membuat
25
Ema Nurliany, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER
HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE)
KELAS V SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
instrumen untuk mengumpulkan data tentang peristiwa yang terjadi selama
tindakan berlangsung.
2. Tindakan
Pada tahapan ini, perencanaan yang telah dilakukan sebelumnya diterapkan
pada pada pembelajaran. Tindakan harus sesuai dengan apa yang telah
direncanakan sebelumnya, sebagai upaya perbaikan.
3. Pengamatan (Metapedadidaktik)
Pada tahapan ini Peneliti mengamati proses pembelajaran yang sedang
terjadi.
4. Refleksi (Retrospektif)
Tahap terakhir adalah refleksi yaitu mengemukakan kembali terhadap
apa yang sudah dilakukan pada tahap sebelumnya. Peneliti mengevaluasi
kekurangan-kekurangan yang ditemukan pada saat tindakan berlangsung.
Peneliti juga mengevaluasi hubungan antara prospektif dengan
metapedadidaktik.
Bagan 3.1
Modifikasi Alur Siklus PTK Model Kemmis dan McTaggart dengan
Penerapan DDR.
Perencanaan
(Prosfektif)
Tindakan
Pengamatan
(Metapedadidaktik)
Refleksi
(Retrospektif)
26
C. Prosedur Tindakan
Tindakan (Metapedadidaktik)
Menerapkan desain pembelajaran
(RPP) dalam pembelajaran IPA
tentang sifat-sifat cahaya
Pengamatan
Mengamati situasi pembelajaran yang
dilakukan oleh guru sebagai observer
Mengamati cara guru menyajikan materi
yang ada dalam buku pegangan
Repersonalisasi buku teks
Refleksi
Merumuskan yang ditemukan pada
proses pembelajaran
Perencanaan (Prospektif)
Melakukan pretest pada siswa untuk
mengetahui pengetahuan awal siswa
Membuat Chapter Design
Membuat desain pembelajaran (RPP) IPA
tentang sifat-sifat cahaya
Siklus 2
Siklus 1
Refleksi (Retrospektif)
Menganalisis hubungan antara prospektif
dengan metapedadidaktik
Mengkategorikan tipe learning obstacle baru
setelah penerapan desain pembelajaran
Hasil refleksi digunakan untuk menentukan
langkah lebih lanjut dalam upaya mengkaji
tujuan penelitian
Pengamatan (Metapedadidaktik)
Mengamati, apakah ada kesulitan dan
kemajuan yang dialami siswa dalam
pembelajaran tersebut
27
Ema Nurliany, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER
HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE)
KELAS V SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Prasiklus
a. Observasi
1) Repersonalisasi Learning Obstacle pada Buku Teks
Tahapan ini merupakan suatu tahapan awal yang dilakukan oleh peneliti
untuk mengetahui kesulitan belajar siswa melalui analisis materi yang akan
dipelajari oleh siswa. Pada tahapan ini peneliti membaca buku IPA siswa dan
mencoba menjadi siswa kelas V Sekolah Dasar yang sedang belajar materi
tentang sifat-sifat cahaya. Dengan menjalankan kegiatan tersebut menjadi
langkah awal untuk menganalisis kesulitan belajar siswa ketika memahami
materi tentang sifat-sifat cahaya.
2) Observasi kelas
Dari hasil observasi yang dilakukan terhadap pembelajaran IPA di kelas V
SDN Kadumerak 5, peneliti mengamati kegiatan guru salama proses kegiatan
pembelajaran mengenai materi yang didajarkan yaitu pada materi sifat-sifat
cahaya.
3) Pretest
Langkah ini merupakan tahapan penilaian dengan memberikan soal ujian
kepada siswa untuk mengetahui pemahaman dan pengetahuan awal mengenai
materi sifat-sifat cahaya. Peneliti melakukan pretest kepada siswa kelas V
Sekolah Dasar mengenai sifat-sifat cahaya. Siswa mengerjakan soal pilihan
ganda sebanyak 20 dengan klasifikasi kesulitan soal mulai dari sukar, sedang
dan mudah. Tiap soal yang dijawab dengan benar maka akan diberi skor 1.
4) Refleksi
Jika hasil pembelajaran belum maksimal, maka
melakukan perbaikan dan menyusun desain
pembelajaran baru untuk siklus berikutnya
Bagan 3.2
Modifikasi Alur Siklus PTK Model Kemmis dan McTaggart (dalam Takirah Taniredja,
Dkk.) dengan Penerapan DDR dalam pembelajaran Sifat-Sifat Cahaya Berbasis model
Cooperative Learning Tipe Number Head Together (NHT).
28
Pada tahapan ini peneliti dan guru mitra melkukan diskusi mengenai kesulitan
belajar siswa berdasarkan hasil observasi yang peniliti lakukan ketika
kegiatan pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya berlangsung. Dari
kegiatan refleksi ini akan didapatkan suatu masukan yang dapat menentukan
tindakan yang harus dilakukan selanjutnya. Apabila hasil tindakan belum
maksimal, maka peneliti an dilanjutkan ke siklus berikutnya.
2. Siklus 1
a. Tahap Perencanaan
Tahapan perencanaan ini meliputi kegiatan:
1) Tahap Pembuatan Chapter Design
Tahap ini merupakan rancangan peta konsep materi yang sesuai dengaan
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang ada di dalam
kurikulum.Peneliti membuat rancangan peta konsep untuk materi sifat-
sifat cahaya. Dalam peta konsep yang dibuat memuat materi yang akan
diajarkan beserta analisis keterkaitan materi ajar di kelas IV, V dan VI
serta kelas VIII SMP. Apakah materi sifat-sifat cahaya tersebut sudah
perah dipelari atau belum di kelas tersebut.
2) Pembuatan Lesson Design
Tahap ini merupakan sebuah rancangan pembelajaran atau yang disebuut
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memuat Komponen RPP
hampir sama dengan RPP pada uumumnya, didalamnya terdapat standar
kompetensi, kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, materi esensial,
media belajar, tahapan kegiatan pembelajaran, terdapat pula prediksi
respon siswa disertai dengan antisipasi didaktis guru dan kegiatan evaluasi.
Peneliti membuat RPP yang meliputi serangkaian kegiatan mulai dari
analisis SK dan KD, menganalisis tujuan pembelajaran agar desain RPP
mencangkup tujuan dari pembelajarn, analisis materi esensial, menentukan
metode pembelajaran dan media sesuai kebutuhan penyampaian materi.
Peneliti juga memprediksikan respon siswa yang akan mempelajari sifat-
29
Ema Nurliany, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER
HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE)
KELAS V SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sifat cahaya berdasarkan disain pembelajaran yang sudah peneliti rancang
hal ini untuk menentukan antisipasi didaktik apa yang harus diberikan oleh
peneliti untuk membantu ketika siswa mengalami kesulitan belajar.
3) Prediksi respon siswa merupakan suatu analisis memprediksikan situasi
belajar siswa berdasarkan respon siswa ketika mempelajari materi tentang
sifat-sifat cahaya. Dengan memperhatikan respon siswa, akan membantu
peneliti untuk menentukan apakah siswa mengalami kesulitan atau tidak
dan membantu pula untuk memberikan antisipasi didaktis pada siswa.
b. Tahap Tindakan
Pada tahapan tindakan ini meliputi kegiatan menerapkan desain
pembelajran yang sudah dibuat peneliti sekaligus untuk mengamati kesulitan
belajar selama proses pembelajran berlangsung. Terdapat tiga komponen
yang terintegrasi yaitu kesatuan, fleksibilitas, dan koherensi. Maksud dari
kesatuan, fleksibilitas dan koherensi dalam tahapan penelitian ini adalah:
1) kesatuan (unity) adalah kesatuan utuh dari komponen-komponen situasi
didaktis.
2) fleksibilitas (flexibility) adalah intervensi guru dalam mengantisipasi dan
mengembangkan alur belajar siswa.
3) koherensi (coherence) adalah keterpaduan logis antar situasi didaktis
(situasi aksi-formulasi-validasi) yang dikembangkan.
Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini yaitu:
a) menerapkan desian pembelajran (RPP) yang menerapkan model
pembelajaran kooperatife learning tipe Number Head Together
(NHT). Adapun langkah-langkah pembelajraan dengan menerapkan
model pembelajaran pembelajaran Cooperatife Learning Tipe Number
Head Together (NHT) adalah sebagai berikut:
(1) Siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok.
(2) Masing-masing siswa dalam kelompok diberi nomor.
30
(3) Guru member tugas/pertanyaan pada masing-masing siswa
dalam kelompok untuk mengerjakannya.
(4) Setiap kelompok mulai berdiskusi untuk menemukan jawaban
yang dianggap paling tepat dan memastikan semua anggota
kelompok mengetahui jawaban tersebut.
(5) Guru memanggil salah satu nomor secara acak.
(6) Siswa dengan nomor yang dipanggil mempresentasikan
jawaban dari hasil diskusi kelompok mereka.
(7) Tahap pengamatan merupakn tahapan melakukan analisis
kesulitan dan kemajuan siswa dalam belajar yang baru selama
proses pembelajaran berlangsung dengan menerapkan model
pembelajaran Cooperatife Learning Tipe Number Head
Together (NHT).
c. Tahap Refleksi
Pada tahapan ini meliputi kegiatan menganalisis hubungan antara desain
dengan implementasi pembelajaran.
D. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2012, hlm. 308) teknik pengumpulan data merupakan
langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian
adalah mendapatkan data. Dalam penelitian yang berjudul Desain Pembelajaran
Konsep Cahaya Berbasis Cooperative Learning Tipe Number Head Together
(NHT) Berdasarkan Analisis Kesulitan Belajar Siswa (Learning Obstacle) Kelas
V Semester 2, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara
observasi kelas dan tes.
Teknik pengumpulan data dengan, observasi, wawancara dan juga tes.
1. Observasi
“Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk
memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran” (Kunandar, 2013,
hlm. 143). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Teknik Observasi Langsung, cara mengumpulkan data yang dilakukan yaitu
31
Ema Nurliany, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER
HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE)
KELAS V SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
melalui pengamatan dan pencatatan gejala-gejala yang tampak pada objek
penelitian secara langsung, mengobservasi keadaan atau situasi yang terjadi di
tempat penelitian. Selain itu peneliti juga melakukan observasi terhadap guru dan
siswa. Observasi guru dimaksudkan untuk mengetahui aktivitas guru dalam proses
mengajarkan sifat-sifat cahaya. sedangkan observasi siswa dimaksudkan untuk
mengetahui aktifitas siswa selama proses pembelajaran dan untuk mengetahui
kesulitan siswa ketika mempelajari sifat-sifat cahaya.
Tabel 3.2
Pedoman Observasi Aktivitas Guru pada Materi Sifat-Sifat Cahaya
Menggunakan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Number Head
Together (NHT).
No Indikator Nilai
1 2 3 4
1 Kegiatan Orientasi
a. Menentukan unit pebelajaran
b. Menarik perhatian siswa
c. Menumbuhkan motivasi siswa
d. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
2 Kegiatan penyajian materi, metode, media
pembelajaran
a. Kejelasan materi
b. Metodebelajar Cooperative
Learning Tipe Number Head
32
Together (NHT)
c. Penggunaan alat peraga yang
sesuai
3 Kegiatan belajar mengajar
a. Guru membagi Siswa ke dalam
kelompok-kelompok.
b. Guru memberi nomor pada Masing-
masing siswa dalam kelompok
c. Guru memberi tugas untuk semua
kelompok
d. Guru memberi pertanyaan pada
masing-masing siswa dalam
kelompok untuk mengerjakannya.
e. Guru memberikan kesempatan
kepada Setiap kelompok untuk
memulai diskusi menemukan jawaban
yang dianggap paling tepat dan
memastikan semua anggota kelompok
mengetahui jawaban tersebut.
f. Guru memanggil salah satu nomor
secara acak.
g. Guru memberikan kesempatan
kepada siswa dengan nomor yang
dipanggil mempresentasikan jawaban
dari hasil diskusi kelompok mereka.
Jumlah skor
Nilai rata-rata
Tingkat penguasaan
Keterangan : 1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
33
Ema Nurliany, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER
HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE)
KELAS V SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4 = Sangat Baik
Skor maksimal = Jumlah deskriptor x Nilai tertinggi
Presentasi Pencapaian = Skor yang diperoleh
skor maksimal X 100% =
Nilai rata-rata = skor yang diperoleh
jumlah deskriptor=
Kriteria penilaian kemampuan mengajar guru dalam pendekatan pembelajaran
Cooperative Tipe Number Head Together.
2. Tes
“Tes adalah pengambilan data yang berupa informasi mengenai pengetahuan,
sikap, bakat dan lainnyadapat dilakukan dengan tes atau pengukuran bekal atau
hasil belajar dengan berbagai prosedur penelitian” (Kunandar, 2013, hlm.186).
Dalam penelitian ini menggunakan tes tertulis. Peneliti memilih tes tertulis
yang berbentuk tes objektif yaitu dibuat dalam bentuk soal Pilihan Ganda (PG)
yang berjumlah 10 soaldengan 4 pilihan jawaban yaitu a, b,c, dan d., dan 10 soal
isian singkat Setiap soal diberi skor 1 pada jawaban yang benar.
Kriteria pengkategorian nilai hasil belajar siswa sebagai berikut;
85-100 = Baik Sekali (A)
65-84 = Baik (B)
45-64 = Cukup (C)
25-44 = Kurang (D)
0-24 = Gagal (E)
(Dalam Sudjana Nana, 2010, hlm.204)
34
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Soal Pretest
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas / Semester : V / 2
Standar Kompetensi : Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat
suatu karya atau model.
Kompetensi Dasar Indikator
Tingkat
Kesulitan
Ingatan Pemahaman Aplikasi Jumlah
PG Isian PG Isian PG Isian
Menjelaskan Sifat-
Sifat Cahaya
Mengidentifikasi
cahaya merambat
lurus (sifat-sifat
cahaya)
Mudah
1
1
Sedang
2
1
Sukar
35
Ema Nurliany, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER
HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE)
KELAS V SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Membedakan sifat
cahaya yang
mengenai berbagai
benda (bening,
berwarna, dan
gelap).
Mudah
1,4
2
Sedang
5, 6
2
Sukar
Mendeskripsikan
sifat-sifat cahaya
yang mengenai
cermin datar ,
cermin cekung,
dan cermin
cembung.
Mudah
7
7
2
3
Sedang
3
3
2
Sukar
5
1
Menunjukkan
contoh peristiwa
pembiasan cahaya
dalam kehidupan
sehari-hari melalui
percobaan.
Mudah
4
8
2
Sedang
8
9
2
Sukar
10
1
Menunjukkan
bukti bahwa
cahaya putih
terdiri dari
berbagai warna.
Mudah
Sedang
6
10
2
Sukar
9
1
Jumlah
5
10
5
20
36
A. Isilah soal di bawah ini dengan memberi tanda (X) pada a, b, c, d
dengan jawaban yang benar!
1. Dibawah ini manakah yang bukan termasuk sifat-sifat cahaya…….
a. Cahaya merambat lurus c. cahaya dapat diuraikan
b. Cahaya dapat dipantulkan d. cahaya dapat menembus dinding
2. Peristiwa yang merupakan bukti cahaya merambat lurus adalah…
a. Terbentuknya pelangi saat turun hujan
b. Pemantulan cahya pada cermin
c. Rambatan cahaya matahari lurus ketika melewati genting kaca
d. Cahaya menembus benda bening
3. Jarak bayang-bayang ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin. Itu
adalah salah satu sifat bayang-bayang pada….
a. Cermin datar
b. Cermin cekung
c. Cermin cembung
37
Ema Nurliany, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER
HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE)
KELAS V SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
d. Cermin lengkung
4. Peristiwa di bawah ini yang tidak menunjukan pembiasan cahaya
adalah…..
a. Pelangi
b. Fatamorgana
c. Terbentuknya bayang-bayang
d. Dasar kolam tampak lebih dangkal
5. Jika cahaya mengenai cermin datar maka sifat bayangan dari cermin
tersebuut adalah…
a.maya, tegak, sama besar
b. nyata tegak diperkecil
c. maya, tegak lebih, besar
d. maya, terbalik, lebih besar
6. di bawah ini manakh yang menunjukan peristiwa cahaya terdiri dari
beberapa warna…
a. fatamorgana
b. pelangi
c. gerhana
d. hujan
7. permukaan air kolam jika dilihat dari atas kolam akan nampak terlihat..
a. dalam
b. surut
c. dangkal
d. sedang
8. kaca spion termasuk kedalam cermin….
a. lengkung
b. cekung
c. datar
d. cembung
38
9. dibawah ini manakah yang termasuk kedalam warna pelangi
a. jingga kuning, abu-abu, nila, hijau
b. coklat, biru, hijau unggu,
c. merah kuning, biru, hitam, putih
d. merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu
10. jika sebuah pensil dimasukan kedalam segelas air bening maka pinsil akan
nampak terlihat
a. patah
b. lurus
c. tegak
d.terbalik
A. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang benar!
1. Cahaya dapat menembus air yang jernih karena air yang jernih termasuk
benda….
2. Jika berkas cahaya seajar jatuh pada permukaan yang licin, maka akan
terjadi pemantulan….
3. Benda terlihat lebih besar jika dipantulkan oleh cermin…..
4. Benda-benda yang dapat meneruskan cahaya secara sempurna disebut…
5. Pemantulan baur terjadi jika cahaya mengenai benda yang
permukaannya…
6. Cahaya dapat menembus air yang jernih karena air yang jernih termasuk
benda…….
7. Benda terlihat lebih besar daripada benda aslinya jika dipantulkan oleh
cermin………
8. Pada saat melihat dari permukaan air, dasar bak mandi tampak
…………….. dari pada ukuran sebenarnya
39
Ema Nurliany, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER
HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE)
KELAS V SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
9. Pembiasan cahaya menghasilkan warna-warna cahaya. Peristiwa itu
disebt……
10. Cahaya putih matahari jika diuraikan akan menghasilkan warna…….
Kunci Jawaban
Soal Pilihan Ganda
1. c
2. c
3. a
4. a
5. a
6. b
7. a
8. d
9. d
10. c
Soal Isian
1. benda bening
2. teratur
3. cembung
4. benda bening
5. kasar
6. bening
7. cembung
8. dangkal
9. dispersi cahaya
10. me ji ku hi bi ni u (warna pelangi)
E. Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini berdasarkan hasil observasi dan
hasil belajar siswa. Adapun langkah-langkah pengolahan data tersebut yaitu:
1. Pengolahan Data Hasil Observasi
40
Pada kegiatan observasi ini kegiatan yang diamati adalah aktivitas belajar siswa.
Sebelum data diolah terlebih dahulu membuat aspek-aspek yang dinilai.Setiap
aspek dibuat kriteria pengamatan dan melakukan pengamatan di kelas V SDN
Kadumerak 5 terhadap aktivitas yang diamati baru dikumpulkan.
Rumus tabel observasi hasil belajar dalam pembelajaran IPA dengan model
Cooperative Learning Tipe Number Head Together (NHT) pada materi sifat-sifat
cahaya.
Nilai: 1 = Kurang 3 = Baik
2 = Cukup 4 = SangatBaik
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
(Sumber: Cece Rakhmat dan Solehudin, 2006 hlm. 67)
2. Pengolahan Data dari Tes Hasil Belajar Siswa
Untuk memperoleh data yang reliable dengan tes yang akan diberikan
yaitu tes objektif bentuk pilihan ganda sebanyak 10 butir soal dan soal isian
singkat sebanyak 5 soal.
Makaskor tes hasil belajar siswa ditentukan dengan rumus:
Keterangan:
S = nilai yang diharapkan (dicari)
R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar
N = skor maksimum dari tes tersebut
(Purwanto Ngalim, 2009, hlm. 112)
S = 𝑅
𝑁 X 100
41
Ema Nurliany, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER
HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE)
KELAS V SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adapun nilai rata-rata kelas ditentukan dengan rumus:
Keterangan:
X = rata-rata (mean)
∑X = jumlah seluruh skor
N = banyaknya subjek
(Sudjana Nana, 2010, hlm. 109)
F. Subjek dan Lokasi Penelitian
1. Subyek Penelitian
Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah Siswa Sekolah Dasar
Kelas V SDN Kadumerak 5 pada mata pelajaran IPA khususnya materi sifat-
sifat cahaya. Jumlah murid kelas V di SDN Kadumrak 5 berjumlah 20 orang,
yang terdiri dari laki-laki 10 siswa perempuan 10 siswa.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan oleh peneliti di kelas V SDN Kadumerak 5
Kecamatan Karangtanjung Kabupaten Pandeglang. Adapun alasanpenelitian
ini dilakukan di SD tersebut yaitu:
1. Lokasi dekat dengan peneliti sehingga lebih memudahkan peneliti untuk
melakukan penelitian.
X = ∑𝑋
𝑁