BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu ... · 73 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi...
Transcript of BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu ... · 73 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi...
73
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Rencana penelitian dilaksanakan di Dojang Taekwondo di
Surakarta.
2. Waktu penelitian
Rencana waktu penelitian ini dilaksanakan dalam waktu 1 bulan
pada bulan Januari 2016.
Tabel 3.1. Jadwal Penelitian
NoKegiatan Penelitian
Waktu
Oktober 2015
November 2015
Desember2015
Januari2016
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.Judul dan penyusunan proposal
2. Seminar proposal
3.Revisi dan penyempurnaan proposal
4.Pelaksanaan penelitian
5.Penyusunan laporan
B. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan faktor penting yang sangat menentukan
hasil penelitian. Seorang peneliti terlebih dahulu harus betul-betul
memahami prosedur penelitian yang akan dilaksanakan, sehingga
penelitiannya akan berjalan dengan lancar. Sesuai dengan hal itu, dalam
melaksanakan penelitian diperlukan metode tertentu. Penggunaan metode
73
74
dalam suatu penelitian harus tepat dan mengarah pada tujuan penelitian agar
hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Metode
penelitian merupakan syarat pokok dalam sebuah penelitian. Berbobot
tidaknya suatu penelitian tergantung pada pertanggungjawaban dari
metodologi penelitiannya.
Sutrisno Hadi (2004), menyatakan bahwa metode penelitian
memberi garis-garis yang cermat dan mengajukan syarat-syarat yang besar
agar pengetahuan yang dicapai dari suatu penelitian dapat mempunyai harga
ilmiah yang tinggi. Dalam bab ini akan diuraikan beberapa hal yang
berhubungan dengan metode penelitian, yaitu sebagai berikut :
1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian merupakan rencana menyeluruh dari
penelitian mencakup hal-hal yang akan dilakukan peneliti mulai dari
membuat hipotesis dan implikasinya secara operasional sampai pada
analisis akhir data yang selanjutnya disimpulkan dan diberikan saran.
Dalam penelitian ini, penulis mengunakan metode deskriptif, yaitu suatu
metode penelitian dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau
deskripsi suatu keadaan atau objektif serta memecahkan suatu masalah
dengan cara pencarian data- data mengenai masalah yang diteliti sesuai
dengan prosedur penelitian. Seperti yang dikemukakan Arikunto
(2003:3), metode penelitian deskriptif adalah “penelitian yang
dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain- lain yang
sudah disebutkan, yang hasilnya di paparkan dalam bentuk laporan”.
Terdapat beberapa jenis metode penelitian deskriptif, jenis metode
penelitian deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode
deskriptif korelational. Pengertian penelitian korelational menurut
Arikunto (2010:4) adalah “penelitian yang dilakukan peneliti untuk
mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa
melakukan perubahan, tambahan atau manipulasi terhadap data yang
sudah ada”.
75
Alasan peneliti memilih metode deskriptif korelasional karena
penelitian ini bermaksud untuk mengungkapkan hubungan yang terjadi
antara variabel kepercayaan diri dan kondisi fisik terhadap prestasi dalam
olahraga Poomsae Taekwondo. Sedangkan teknik dalam penelititian ini
menggunakan teknik analisis korelasional regresi berganda. Peneliti
menggunakan analisis regresi berganda. Analisis regresi ini dapat
digunakan untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai
hubunganantara variabel dependen dan independen secara menyeluruh
baik secara simultan atau secara parsial. Sebelum melakukan uji regresi
linier berganda, metode mensyaratkan untuk melakukan uji asumsi klasik
guna mendapatkan hasil terbaik (Ghozali,2011). Dengan pertimbangan
dalam penggunaan regresi berganda, pengujian hipotesis harus
menghindari adanya kemungkinan penyimpangan asumsi-asumsi klasik.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi menurut Arikunto (2006: 130) adalah keseluruhan subjek
penelitian. Sedangkan, sedangkan menurut Sugiyono (2012: 61) populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh Taekwondoin Poomsae
Dojang di Surakarta, dalam penelitian awal mendapatkan kisaran jumlah
populasi sebesar 70 responden.
2. Sampel
Arikunto (2006: 131) menyatakan “sampel adalah sebagian atau
wakil populasi yang diteliti”. Pendapat lain menurut Sugiyono (2012:
62), “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
populasi”. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah
Taekwondoin Dojang Di seluruh Surakarta. Adapun pengambilan sampel
dengan teknik consecutive sampling adalah jenis pengambilan sampel
non probability terbaik dan seringkali merupakan cara yang paling
76
mudah. Pada consecutive sampling, setiap responden yang memenuhi
kriteria penelitian dimasukkan dalam penelitian sehingga jumlah
responden dalam penelitian terpenuhi, atau atas dasar pertimbangan
tententu yang dalam hal ini adalah pertimbangan lama berlatih olahraga
Taekwondo.
Sampel penelitian dari populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi sebagai berikut:
a. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari
suatu populasi target dan terjangkau yang akan diteliti. Dalam
penelitian ini terdiri dari :
1) Taekwondoin putra
2) Menyandang sabuk hijau, biru dan merah
3) Kelompok umur 13-15 tahun (Pra-Junior)
b. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah menghilangkan /mengeluarkan subjek
yang tidak memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab.
Dalam penelitian ini kriteria eksklusi terjadi bila: Responden tidak
bersedia dan tidak bekerjasama dalam mengikuti penelitian.
3. Besar sampel
Penentuan besarnya sampel menggunakan hasil dari penjaringan
melalui metode pengambilan sampel yang menggunakan purposive
random sampling dengan jumlah sampel 40 responden.
D. Variabel Penelitian
Variabel adalah obyek penelitian, atau apa yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2006:118). Sedangkan menurut
Sugiyono (2012:3), variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau
nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya, variabel
dalam penelitian ini memiliki rancangan sebagai berikut :
77
Keterangan dari variabel penelitian sebagai berikut :
1. Hubungan antara power otot tungkai terhadap prestasi Poomsae
Taekwondo.
2. Hubungan antara keseimbangan terhadap prestasi Poomsae Taekwondo
3. Hubungan antara koordinasi terhadap prestasi Poomsae Taekwondo.
4. Hubungan antara kepercayaan diri terhadap prestasi Poomsae
Taekwondo.
5. Hubungan power otot tungkai dan keseimbangan secara simultan
berhubungan terhadap prestasi Poomsae Taekwondo.
6. Hubungan power otot tungkai dan koordinasi secara simultan
berhubungan terhadap prestasi Poomsae Taekwondo.
7. Hubungan power otot tungkai dan kepercayaan diri secara simultan
berhubungan terhadap prestasi Poomsae Taekwondo.
8. Hubungan Keseimbangan dan koordinasi secara simultan berhubungan
terhadap prestasi Poomsae Taekwondo.
9. Hubungan Keseimbangan dan kepercayaan diri secara simultan
berhubungan terhadap prestasi Poomsae Taekwondo.
10. Hubungan Koordinasi dan kepercayaan diri secara simultan berhubungan
terhadap prestasi Poomsae Taekwondo.
Kepercayaan diri
Koordinasi
Keseimbangan
Power otot tungkai
Prestasi Taekwondo
78
11. Hubungan Power otot tungkai, keseimbangan, koordinasi dan
kepercayaan diri secara simultan berhubungan terhadap prestasi Poomsae
Taekwondo.
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 4 (empat) variabel bebas
(independent) dan 1 (satu) variabel terikat (dependent) dengan rincian yaitu:
1. Variabel Bebas (independent)
Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi
atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen
(Sugiyono, 2012:4). Terdiri dari:
a. Power otot tungkai
b. Keseimbangan
c. Koordinasi
d. Kepercayaan diri : Rasa aman, ambisi normal, konsep diri, mandiri
dan tidak mementingkan diri sendiri.
2. Variabel terikat (dependent)
Variabel dependent merupakan variabel yang dipengaruhi atau
yang diubah oleh variabel independent (Sugiyono, 2012:4). Variabel
dependen dalam penelitian ini yaitu :
a. Prestasi olahraga Poomsae Taekwondo.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Power otot tungkai
Daya ledak adalah kemampuan melakukan gerakan secara eksplosif pada
otot-otot tungkai
2. Keseimbangan
Keseimbangan didefinisikan sebagai kemampuan untuk mempertahankan
stabilitas tubuh pada pusat gravitasi terhadap bidang tumpu,
keseimbangan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah
keseimbangan statis.
79
3. Koordinasi
Koordinasi merupakan kemampuan untuk mengintegrasikan sistem
motorik dan sensorik kedalam satu pola gerak yang efisien. Koordinasi
yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah koordinasi mata kaki.
4. Kepercayaan diri
Kepercayaan diri yang dipakai dalam hal penelitian ini
menggunakan konsep kepercayaan diri menurut Drajat ( 1992 ), dimana
aspek kepercayaan diri tersebut adalah terpenuhinya rasa aman,
mempunyai ambisi normal, memiliki konsep diri yang benar, mandiri dan
tidak mementingkan diri sendiri atau toleransi.
5. Pengukuran power otot tungkai
Pengukuran power otot tungkai dalam penelitian ini menggunakan
lompat jauh tanpa awalan (Two footed vertical jump test)
a) Tujuan
Tes ini bertujuan untuk mengukur gerak eksplosif otot tungkai
b) Alat dan persiapan
1) Papan skala
2) Meteran dan alat pengukur
3) Kapur
4) Formulir dan alat tulis
c) Pengetes
1) Pengawas merangkap sebagai pencatat 1 orang
2) Pengukur 2 orang
3) Pembantu 1 orang
d) Teknik pelaksanaan tes
1) Peserta berdiri menghadap papan ukur
2) Dalam posisi berdiri dan kedua tangan diangkat, tandai ujung jari
tertinggi menggunakan kapur.
3) Peserta diminta meloncat setinggi mungkin, sambil menandai
kapur yang dipegang.
80
4) Hitung jarak antara tinggi ujung jari saat berdiri dan tinggi ujung
jari saat meloncat.
5) Setiap peserta diberikan kesempatan 3 kali mencoba
e) Pencatatan hasil
1) Hasil yang dicatat adalah jarak lompatan yang dicapai
2) Hasil lompatan diukur dengan satuan centimeter
3) Mencatat hasil terbaik dari hasil pengukuran two footed vertical
jump test.
Tabel 3.2. Penilaian Two Footed Vertical Jump
Kategori Nilai Two Footed Vertical Jump(cm)
Baik Sekali (BS) 5 > 66Baik (B) 4 53- 65
Sedang (S) 3 42- 52Kurang (K) 2 31- 41
Kurang Sekali (KS) 1 < 30Sumber : Tes Kesegaran Jasmani Indonesia, 1999.
Gambar 3.1. Two Footed Vertical Jump TestSumber: Assessment and evaluation of football performance
(Dieter Rosch,et al 2000:9)
81
6. Pengukuran Keseimbangan
a. Keseimbangan
Standing Stork Test
1) Tujuan: Untuk mengukur kemampuan seseorang dalam
mempertahankan keseimbangan statis
2) Perlengkapan:
a) Tempat yang nyaman
b) Stopwatch
c) Asisten
3) Prosedur:
a) Berdiri dengan kedua kaki
b) Meletakkan tangan pada pinggul
c) Mengangkat satu kaki dan meletakkan kaki yang diangkat
kedalam lutut disebelahnya
d) Dilanjutkan dengan mengangkat tumit dan berdiri dengan
menggunakan jari-jari kaki.
e) Dilakukan pengukuran dengan stopwatch
f) Mencatat waktu yang didapatkan
4) Penilaian:
Untuk cara pengukuran atau pengambilan waktu dilakukan
dengan ketentuan:
Gambar 3.2. Standing Stork TestSumber: Mobility and Balance (101 Evalution Test, 2005).
82
5) Tabel Nilai Standing Stork Test
Tabel 3.3. Penilaian Standing Stork Test
Kategori Nilai Standing Stork Test (detik)
Baik Sekali (BS) 5 > 50
Baik (B) 4 41- 50
Sedang (S) 3 31- 40
Kurang (K) 2 20- 30
Kurang Sekali (KS) 1 > 20
Sumber: Mobility and Balance (101 Evalution Test, 2005).
7. Pengukuran Koordinasi
Pengukuran koordinasi dalam penelitian ini menggunakan Soccer Wall
Volley Test.
a) Tujuan
Tes ini bertujuan untuk mengukur tingkat koordinasi dari gerakan kaki
dan mata.
b) Alat dan persiapan
5) Bola
6) Dinding yang keras dan lembut
7) Marking tape
8) Stopwatch
9) Formulir dan alat tulis
c) Pengetes
4) Pengawas merangkap sebagai pencatat 1 orang
5) Pengukur 2 orang
6) Pembantu 1 orang
d) Teknik pelaksanaan tes
Prosedur: Siswa berdiri di belakang garis tendang, yang
merupakan perpanjangan dari satu kaki pada kedua sisi dari garis 4
kaki pada area lantai dari dinding. Responden menempatkan bola di
tempat-tempat yang dipilih di belakang garis. Sesudah aba-aba
83
responden memulai menendang bola ke arah dinding dan menendang
bola kembali yang memantul.
Jika bola keluar dari garis, maka responden harus menempatkan
dan membawanya kembali ke dalam posisi untuk tendangan lagi.
Ketika responden mencoba untuk mengambil bola, yang berada dalam
jarak 4 x 2 lantai yang luas antara jalur penahanan dan dinding,
responden tidak boleh menggunakan tangannya. Namun jika bola
berada di luar daerah tersebut, responden boleh menggunakan
tangannya.
Waktu pelaksanaan dilakukan selama 30 detik dan diulang
selama empat kali percobaan dan diambil nilai terbanyak.
mencetak: Tabel ini berisi penilaian umum untuk Soccer Wall
Voley Test., berdasarkan skor jumlah tangkapan sukses dalam waktu
30 detik.Pencatatan hasil :
Tabel 3.4. Nilai Koordinasi Soccer wall voley test
Kategori Soccer wall voley test. Nilai tangkapan dalam 30 detik
Baik Sekali (BS) >35
Baik (B) 30-35
Sedang (S) 20-29
Kurang (K) 15-19
Kurang Sekali (KS) <15
Tabel Penilaian Soccer wall voley test Sumber:Topandsport (2014)
e) Hasil yang dicatat adalah jumlah tangkap selama 30 detik.
8. Pengukuran Kepercayaan diri
Pengukuran kepercayaan diri dalam penelitian ini menggunakan
skala kepercayaan diri yang disusun oleh Andriyani ( 2007 ), skala
kepercayaan diri tesebut terdiri dari 45 butir, yang terdiri dari 24 butir
favourable dan 21 butir unfavourable. Setiap butir disediakan 4 ( empat )
alternatif jawaban yaitu sangat sesuai, sesuai, tidak sesuai, dan sangat
tidak sesuai. Subyek diminta memilih salah satu dari empat alternatif
84
jawaban yang sesuai dengan keadaan dirinya dari setiap butir, dengan
penilaian setiap butir favourable dan unfavourable sebagai berikut.
Tabel 3.5. Penilaian butir favourable dan unfavourable.
Pilihan jawaban favourable unfavourable
Sangat Sesuai 4 1
Sesuai 3 2
Tidak Sesuai 2 3
Sangat Tidak Sesuai 1 4
Tabel 3.6. Susunan butir favourable dan unfavourable.
Aspek Nomor butir
Favourable Unfavorable
Perasaan aman 1, 3, 6, 8 10, 12, 14,
Ambisi normal 18, 20, 22, 24, 26 28, 30, 32, 35
Konsep diri 37, 38, 40, 42, 44 2, 4, 5, 7, 9
Mandiri 11, 13, 15, 16, 17 19, 21, 23, 25, 27
Toleransi 29, 31, 33, 34, 36 39, 41, 43, 45
Jumlah 24 21
45
a. Alat yang digunakan
Alat yang digunakan mengetahui kecerdasan emosional siswa
dengan menggunakan angket/ kuesioner. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode angket dengan menggunakan skala
Linkert. Skala pengukuran ini digunakan untuk mengklarifikasi
variabel yang akan diukur supaya tidak terjadi kesalahan dalam
menentukan analisis data dan langkah selanjutnya.
1) Skala
Skala yang digunakan untuk mengukur kecerdasan emosional
adalah skala numerik (angka) dari angket jawaban mengenai angket
85
kecerdasan emosional tersebut akan diperoleh nilai maksimum dan
minimum, kemudian dikategorikan dengan kepercayaan diri sangat
tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah.
Tabel 3.7. Penilaian tingkat kepercayaan diri.
Interval scor kategori
157,5 ≤ X ≤ 180 Sangat tinggi
135 ≤ X < 157,5 Tinggi
90 ≤ X < 135 Sedang
67,5 ≤ X < 90 Rendah
45 ≤ X < 67,5 Sangat rendah
9. Pengukuran Prestasi Poomsae Taekwondo
Untuk mengukur tingkat prestasi olahraga Taekwondo pada
Taekwondoin adalah dengan menghitung nilai rata-rata (scoring point)
yang diperoleh Taekwondoin pada setiap mode pertandingan. Penilaian
poin dalam Taekwondo berdasarkan pada serangan yang dilakukan
dengan penilaian sebagai berikut :
a. Kriteria penilaian Poomsae Taekwondo
1) Accuracy
a) Akurasi gerakan dasar
b) Detail dari setiap poomsae
2) Presentation
a) Skill
1)) Range of movement (Lintas gerakan)
2)) Balance (Kestabilan)
3)) Speed & power (Kecepatan dan tenaga)
b) Ekspresi
1)) Strenght/Speed/Rhtym (Kekuatan, kecepatan dan ritme)
2)) Expression (Penjiwaan dan sikap penampilan)
Metode Penilaian.
86
b. Metode penelitian
1) Accuracy
a) Nilai awal adalah 5,0
b) Setiap kontestan melakukan kesalahan minor (kecil) nilainya
dikurangi 0,1 poin.
c) Setiap kontestan melakukan kesalahan major (besar) nilainya
dikurangi 0,5 poin.
2) Presentation
a) Nilai awal adalah 5,0
b) Kontestan akan dinilai presentasi secara menyeluruh untuk
kelima aspek skill dan expression, kemudian dimasukkan nilai
masing-masing aspek oleh wasit untuk mendapatkan nilai total
presentation.
3) Pengurangan poin (oleh recorder)
a) Kontestan yang melakukan poomsaenya melebihi batas waktu 2
menit akan dikurangi 0,5 poin dari nilai terakhirnya.
b) Kontestan yang melewati garis batas (boundary line) akan
dikurangi 0,5 poin dari nilai terakhirnya.
4) Perhitungan nilai
a) Kedua nilai accuracy dan presentation dilihat
b) Nilai tertinggi dan terendah dari para wasit (untuk setiap
kategori) diabaikan, lalu nilai yang tersisa dirata-ratakan dan
dijumlah (accuracy dan presentation) untuk mendapatkan nilai
akhir.
c) Bila terdapat penalty dan pengurangan poin, maka akan
dikurangi dari nilai akhir tersebut.
Judge’s score sheet (Diklat pelatih poomsae tingkat daerah
Yogyakarta, 2010).
87
Gambar 3.3. Arena pertandingan Poomsae Taekwondo
Sumber : WTF Poomsae Competition Rules and Interpretation, 1st January 2014.
88
Tabel 3.8. Tabel penilaian dalam pertandingan Poomsae Taekwondo.
10. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan
hasilnya akan lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis
sehingga mudah diolah (Arikunto, 2006:160).
Tabel 3.9. Instrumen penelitian yang digunakan
No Jenis Alat1 Lembar identitas responden2 Lembar penilaian power otot tungkai, keseimbangan
dan koordinasi3 Lembar quisioner kepercayaan diri4 Lembar penilaian prestasi bertanding5 Stopwatch 6 Cone7 Meteran 8 Alat dokumentasi untuk merekam jalannya penelitian
11. Prosedur Penelitian
89
a. Tahap persiapan
Tahap persiapan menyangkut :
1) Studi kepustakaan dari buku, jurnal, proseding, internet dan lain-
lain yang relevan dengan topik penelitian.
2) Mengurus surat-surat penelitian dan persetujuan penelitian kepada
Dojang Taekwondo Di Ngawi.
3) Membuat jadwal pelaksanaan penelitian.
4) Menyiapkan alat-alat ukur yang baku dan punya ketelitian yang
dapat dipercaya dan diakui secara ilmiah.
5) Mengadakan pelatihan pengukuran dengan teman-teman yang
membantu dalam pelaksanaan penelitian.
b. Pengambilan Data Awal
1) Pengisian lembar identitas responden dan informed consent
2) Interview kepada pemain atau pelatih tentang kesediaan menjadi
responden penelitian
3) Pemeriksaan dan pengukuran power otot tungkai, keseimbangan,
koordinasi, kepercayaan diri dan prestasi dengan instrumen yang
telah dipersiapkan dan lembar penilaian yang telah disediakan.
4) Mengkategorikan hasil pengukuran power otot tungkai,
keseimbangan, koordinasi, kepercayaan diri dan prestasi kedalam
tabel kategori yang telah tersedia.
5) Pemeriksaan dan pengukuran prestasi dengan instrumen
pertandingan yang telah dipersiapkan dan lembar penilaian yang
telah disediakan.
c. Tahap Pemilihan dan Penentuan Sampel
Prosedur pemilihan dan penentuan sampel menyangkut:
1) Semua responden yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi
sebagai sampel diberikan nomor urut.
d. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Secara garis besar langkah-langkah yang dilakukan dalam
pelaksanaan penelitian ini adalah sebagi berikut:
90
1) Sebelum pelaksanaan penelitian responden diberikan penjelasan
tentang tujuan dan manfaat penelitian, jadwal dan tempat
penelitian, tatalaksana penelitian, dan hak-hak subjek dalam
pelaksanaan penelitian.
2) Dilakukan interview kepada responden dan pelatih mengenai
riwayat cedera terdahulu atau sekarang.
3) Dilakukan pemeriksaan dan pengukuran power otot tungkai,
keseimbangan, koordinasi, kepercayaan diri dan prestasi.
Kemudian kategorikan hasil pengukuran kedalam tabel yang telah
disediakan.
4) Dilakukan pertandingan pada Taekwondoin untuk mendapatkan
hasil pengukuran prestasi poomsae yang kemudian dicatat kedalam
tabel yang telah disediakan.
5) Menganalisa faktor power otot tungkai, keseimbangan, koordinasi
dan kepercayaan diri terhadap prestasi pada atlet Taekwondo.
91
12. Alur Penelitian
Gambar 3.4. Alur penelitian
F. Teknik Analisis Data
Teknik dalam penelititian ini menggunakan teknik analisis
korelasional regresi berganda. Peneliti menggunakan analisis regresi
berganda. Analisis regresi ini dapat digunakan untuk memperoleh
gambaran mengenai hubungan antara variabel dependen dan independen
secara menyeluruh baik secara simultan atau secara parsial. Sebelum
melakukan uji regresi linier berganda, metode mensyaratkan untuk
melakukan uji asumsi klasik guna mendapatkan hasil terbaik
(Ghozali,2011). Dengan pertimbangan dalam penggunaan regresi
Populasi
Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi
Pengisian & Interview:1. Identitas responden2. Informed consent
Sampel
Pemeriksaan & Pengukuran:1. Power otot tungkai2. Keseimbangan3. Koordinasi4. Kepercayaan diri
Prestasi
92
berganda, pengujian hipotesis harus menghindari adanya kemungkinan
penyimpangan asumsi-asumsi klasik.
1. Uji Prasyarat Analisis
Penelitian ini menggunakan data primer. Untuk mendapatkan
ketepatan model yang akan dianalisis, perlu dilakukan pengujian atas
beberapa persyaratanasumsi klasik yang mendasari model regresi. Ada
beberapa langkah untukmenguji model yang akan diteliti, antara lain:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Seperti diketahui bahwa uji t dan uji f mengasumsikan bahwa nilai
residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini di langgar
maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada
dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistrubusi normal atau
tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.
Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak
hati-hati seecara visual kelihatan normal, pada hal secara statistik bisa
sebaliknya. Oleh sebab itu dianjurkan disamping uji grafik dilengkapi
dengan uji statistik. Uji statistik sedderhana dapat dilakukan dengan
melihat nilai kurtosis dan skewness.
Selain menggunakan uji normalitas, untuk menguji normalitas
data dapat juga menggunakan uji statistik Kolmogorov Smirnov (K-S)
yang dilakukandengan membuat hipotesis nol (Ho) untuk data
berdistribusi normal dan hipotesis alternatif (Ha) untuk data tidak
berdistribusi normal. Ghozali (2011;160), dengan rumus sebagai
berikut :
93
b. Uji linearitas
Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel
mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji ini
biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau
regresi linier. Uji linieritas adalah suatu prosedur yang digunakan
untuk mengetahui status linier atau tidaknya suatu distribusi dan
penelitian. Hasi yang diperoleh melelui uji linieritas akan menentukan
teknik-teknik analisis yang digunakan bisa digunakan atau tidak.
Apabila dari hasil uji linieritas didapatkan kesimpulan bahwa
distribusi data penelitian dikategorikan linier, maka data penelitian
dikategorikan dapat digunakan dengan metoda-metoda yang
ditentukan (analisis regresi linier).
Pada uji linieritas yang diharapkan dalah harga F empiric yang
lebih kecil dari F teoritik yang berarti bahwa dalam distribusi data
yang diteliti memiliki bentuk yang linier, dan apabila F empiric lebih
besar dari F teoritic maka berarti distribusi data yang diteliti tidak
linier. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
1) Menyusun tabel kelompok data variabel X dan Y, dimana tabel
diurutkan dari yang terkecil sampai yang terbesar.
2) Menghitung jumlah kuadran regresi (JKreg(a)) dengan rumus :
(∑Y)2
JKreg(a) = N
3) Menghitung jumlah kuadran residu (JKres) dengan rumus :
JKres = ∑Y2 – JKreg(b/a) – JK reg (a)
4) Mencari nili uji F dengan rumus :
RJKTC
F =
RJKE
94
2. Uji Hipotesis
a. Analisis Regresi Berganda
Penelitian ini menggunakan model regresi berganda dalam
menganalisis data.Model ini digunakan untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh variable independen terhadap variabel dependen yaitu
kinerja keuangan bank. Berdasarkankerangka pemikiran yang telah
ditulis, model penelitian ini secara matematisdapat ditulis sebagai
berikut:
PPT = α + β1PW + β2KS + β1KO + β2KD + e
α : Konstanta
β1- β5 : Koefisien
PPT : Prestasi Poomsae Taekwondo
PW : Power otot tungkai
KS : Keseimbangan
KO : Koordinasi
KP : Kepercayaan Diri
e : error
Untuk mengetahui kebaikan model penelitian yang diuji, bisa
menggunakan koefisien determinasi (R²). Koefisien determinasi
digunakan untuk menguji kemampuan model menjelaskan variabel
independen terhadap variabel dependen. Besaran koefisien determinasi
adalah antara 0 dan 1. Nilai R² yang menjauhi 1 berarti kemampuan
variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel-variabel
dependen sangat terbatas, sedangkan nilai yang mendekati 1 berarti
variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi untuk
memprediksi varian variabel independen. Penggunaan koefisien
determinasi memiliki kelemahan yang cukup mendasar yaitu terdapat bias
pada jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model
sehingga banyak peneliti yang menganjurkan untuk menggunakan
adjusted R² pada saat mengevaluasi model regresi terbaik.
95
b. Uji statistik F
Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh antara
variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen (Ghozali,
2011:98). Uji ini memiliki beberapa tahap, yaitu:
1) Hipotesis ditentukan dengan formula nol secara statistik, diuji
dalam bentuk:
Jika Ho :βι= β2 = ...= 0, berarti tidak ada pengaruh yang
signifikan antara variabel dependen dan independen secara
simultan.
Jika Ho :βι≠β2≠...≠0, berarti ada pengaruh signifikan antara
variabeldependen dan independen secara simultan.
2) Derajat keyakinan ( level significance / α= 5%)
Apabila nilai signifikansi F hitung lebih besar dari nilai F tabel,
makahipotesis alternatif diterima.
Apabila nilai signifikansi F hitung lebih kecil dar nilai F tabel
makahipotesis alternatif ditolak.
R2 - k F = (1-R2)/ n – k - 1
c. Koefisien Determinasi (adjusted R2)
Koefisien determinasi (adjusted R2) berfungsi untuk melihat
sejauh mana keseluruhan variabel independen dapat menjelaskan
variable dependen. Apabila angka koefisien determinasi semakin
mendekati 1, maka pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen adalah semakin kuat, yang berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sedangkan nilai
Koefisien determinasi (adjusted R2) yang kecil berarti kemampuan
variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen adalah terbatas (Ghozali, 2011;97).
96
(b1 x ∑x1y) + (b2 x ∑x2y) + (b3 x ∑x3y) + (b4 x ∑x4y) Ry
(1234) = ∑y2
d. Uji statistik t
Uji statistik t dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari masing-
masing variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali,
2011;101). Pengujian ini memiliki beberapa tahap, yaitu:
1. Hipotesis ditentukan dengan formula nol secara statistik, diuji
dalam bentuk:
Jika Ho: βi> 0, berarti ada pengaruh yang signifikan antara
variabel dependen dan independen secara parsial.
Jika Ho: βi= 0, berarti tidak ada pengaruh signifikan antara
variabel dependen dan independen secara parsial.
2. Menghitung Nilai sig t dengan rumus
t hitung = βi / se (βi)
Dimana
βi = Koefisien regeresi
se (βi) = Standar Error dari βi
3. Derajat keyakinan (level significance / α= 5%)
Apabila besarnya nilai sig t lebih besar dari tingkat alpha
yangdigunakan, maka hipotesis yang diajukan, ditolak.
Apabila besarnya nilai sig t lebih kecil dari tingkat alpha
yangdigunakan, maka hipotesis yang diajukan, diterima.
r √ n - 2 t = √ 1 – r2
1. Analisisa data
Data yang diperoleh dianalisis menggunakan perangkat lunak
SPSS dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Pada model analisis regresi linier berganda ini analisa data
menggunakan uji korelasioal pearson untuk melihat hubungan
97
antara variabel independen dengan variabel dependen. Untuk uji
regresi Linier Berganda yang akan disimulasikan pada bagian ini
menggunakan pendekatan Ordinary Least Squares (OLS).
Penjelasan akan dibagi menjadi 4 (empat) tahapan, yaitu:
1) Persiapan Data (Tabulasi Data)
2) Estimasi Model Regresi Linier (Berganda)
5) Intepretasi Model Regresi Linier (Berganda)
b. Uji t dalam regresi linier berganda dimaksudkan untuk menguji
apakah parameter (koefisien regresi dan konstanta) yang diduga
untuk mengestimasi persamaan/model regresilinier berganda sudah
merupakan parameter yang tepat atau belum. Maksud tepat disini
adalah parameter tersebut mampu menjelaskan perilaku variabel
bebas dalam mempengaruhi variabel terikatnya. Parameter yang
diestimasi dalam regresi linier meliputi intersep (konstanta) dan
slope (koefisien dalam persamaan linier). Pada bagian ini, uji t di
fokuskan pada parameter slope (koefisien regresi) saja. Jadi uji t
yang dimaksud adalah uji koefisien regresi.
c. Uji keterandalan model atau uji kelayakan model atau yang lebih
populer disebut sebagaiuji F (ada juga yang menyebutnya sebagai
uji simultan model) merupakan tahapan awal mengidentifikasi
model regresi yang diestimasi layak atau tidak. Layak (andal) disini
maksudnya adalah model yang diestimasi layak digunakan untuk
menjelaskan pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel
terikat. Nama uji ini disebut sebagai uji F, karena mengikuti
mengikuti distribusi F yang kriteria pengujiannya seperti One Way
Anova.
d. Koefisien determinasi menjelaskan variasi pengaruh variabel-
variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Atau dapat pula
dikatakan sebagai proporsi pengaruh seluruh variabel bebas
terhadap variabel terikat. Nilai koefisien determinasi dapat diukur
oleh nilai R Square atau Adjusted R-Square. R-Square digunakan
98
pada saat variabel bebas hanya 1 saja (biasa disebut dengan Regresi
Linier Sederhana), sedangkan Adjusted R-Square digunakan pada
saat variabel bebas lebih dari satu. Dalam menghitung nilai
koefisien determinasi penulis lebih senang menggunakan R-Square
daripada Adjusted R-Square, walaupun variabel bebas lebih dari
satu.