BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek...
Transcript of BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek...
Desi Natalika, 2014 Perbandingan Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa SMP Yang Tinggal Di Daerah Pegunungan Dan Pantai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat Penelitian
Tempat penelitian di daerah pegunungan dilaksanakan di SMPN 1
Bojonggambir Desa Bojonggambir, Kecamatan Bojonggambir, Kabupaten
Tasikmalaya dengan ketinggian 800 mdpl dan di daerah pantai akan
dilaksanakan di SMPN 1 Cipatujah Desa Cipatujah, Kecamatan Cipatujah,
Kabupaten Tasikmalaya dengan ketinggian 70 mdpl.
b. Waktu Penelitian
Waktu untuk pemberian instrumen yaitu pada tanggal 9-14
September 2013
c. Sasaran Penelitian
Perbandingan tingkat kebugaran jasmani ini di tujukan kepada
siswa SMP kelas VII karena melihat dari karakter siswa SMP kelas VII
yang berumur 13-14 tahun merupakan karakter yang senang bergerak dan
dalam masa pertumbuhan, maka aktivitas yang mereka lakukan setiap
harinya akan berpengaruh besar terhadap tubuhnya.
2. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Dalam menyusun sampai dengan menganalisis data sehingga
mendapatkan gambaran sesuai dengan yang diharapkan diperlukan sumber
data. Pada umumnya sumber data dalam sebuah penelitian disebut
populasi dan sampel penelitian. Berkenaan dengan definisi populasi,
Sudjana (1989:6) menjelaskan bahwa:
“populasi adalah totalitas semua nilai mungkin, baik hasil
menghitung ataupun pengukuran kuantitatif atau kualitatif dari
pada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang
lengkap dan jelas”
54
Desi Natalika, 2014 Perbandingan Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa SMP Yang Tinggal Di Daerah Pegunungan Dan Pantai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
obyek/sebyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2010:117). Populasi bukan hanya orang, tetapi
juga objek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar
jumlah yang ada pada objek / subjek yang dipelajari tetapi meliputi
seluruh karakteristik / sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu
(sugiyono, 2008:117).
Berdasarkan penjelesan di atas, maka populasi yang diambil dalam
penelitian ini adalah siswa Sekolah Menengah Pertama kelas VIII
berjumlah 120 siswa yang berada di daerah pegunungan dan daerah pantai.
b. Sampel
Dalam penelitian ini tidak semua anggota pupolasi dijadikan
sumber data, tetapi hanya sebagian pupolasi yang umumnya disebut
sebagai sampel penelitian. Dalam penelitian ini, sampel yang akan diambil
adalah sebanyak 30 orang dari populasi. “Cara pengambilan sampel secara
acak yang berarti setiap individu dalam populasi mempunyai peluang yang
sama untuk dijadikan sampel tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
populasi itu” Sugiyono (2008:171). Untuk pengambilan sampelnya
Arikunto (2006:134) menyatakan bahwa :
“Untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang
dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelititannya
merupakan peenelitian populasi. Tetapi jika jumlah subyeknya
lebih besar, dapat diambil antara 10-15% atau lebih, tergantung
dari kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana serta
luas dan sempitnya pengamatan dari setiap objek dan besar
kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti.”
Dari pernyataan diatas, maka peneliti menentukan jumlah sampel
akan diambil 25% dari populasi maka sampel yang akan diteliti sebanyak
30 siswa kelas VIII SMP di daerah pegunungan dan 30 siswa kelas VIII
55
Desi Natalika, 2014 Perbandingan Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa SMP Yang Tinggal Di Daerah Pegunungan Dan Pantai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
SMP di daerah pantai, karena sudah sesuai dengan persyaratan ataupun
karakteristik penelitian yang akan peneliti lakukan dan dapat mewakili
populasi atau representatif.
B. Desain Penelitian dan Langkah-langkah Penelitian
1. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan randomized posttest only
design. Desain ini merupakan modifikasi dari desain eksperimen, dimana
dalam desain ini terdapat variabel bebas yang tidak dimanipulasi dengan tanda
(x) berbeda dengan desain eksperimen. Maksud dari tidak di manipulasi yaitu
pada penelitian ini variabel bebasnya telah terjadi atau sesuai dengan
kenyataan. Desain atau rancangan penelitian yang dilakukan oleh penulis
seperti yang terlihat dalam skema seperti pada gambar berikut :
Gambar 3.1
Desain penelitian randomized posttest only design
Keterangan :
Z1 : siswa di daerah pegunungan
Z2 : siswa didaeran pantai
Y1 : tes kebugaran jasmani Indonesia di daerah pegunungan
Y2 : tes kebugaran jasmani Indonesia di daerah pantai
(X) : Variabel bebas yang tidak dimanipulasi
2. Langkah-langkah Penelitian
Mengenai langkah-langkah penelitian, Sutresna (2002:125)
menjelaskan bahwa, “umumnya langkah penelitian di awali dengan proses
penelusuran masalah, penelurusan data dan teori, perumusan hipotesis,
Z1 - ( X) Y1
Z2 - ( X ) Y2
56
Desi Natalika, 2014 Perbandingan Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa SMP Yang Tinggal Di Daerah Pegunungan Dan Pantai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penentuan metode penelitian, analisis dan interprestasi data, penarikan
kesimpulan.” Secara skematis, langkah penelitian ini disusun dalam bagan
berikut:
Bagan 3.1
Langkah-langkah Penelitian
C. Metode Penelitian
Dalam setiap penelitian diperlukan suatu metode. Penggunaan metode
dalam penelitian diseduaikan dengan masalah dan tujuan penelitiannya. Hal ini
seperti metode penelitian memiliki kedudukan yang penting dalam pelaksanaan
dan analisis data.
Metode penelitian membicarakan mengenai tata cara pelaksanaan
penelitian, metode penelitian menurut Arikunto (2002) mengemukakan bahwa
Rumusan Masalah
Populasi
Sampel
Siswa di Pegunungan Siswa di Pantai
Tes TKJI SMP
Data
Kesimpulan
Analisis dan Pengolahan Data
57
Desi Natalika, 2014 Perbandingan Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa SMP Yang Tinggal Di Daerah Pegunungan Dan Pantai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
“metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpukan
dan penelitiannya”
Terdapat beberapa macam metode penelitian, seperti metode eksperimen,
deskriptif, ex post facto dll. Berdasarkan beberapa macam metode penelitian
tersebut, dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian “ex post
facto” yaitu menguji apa yang telah terjadi pada subjek. Ex post Facto secara
harfian berarti “sesudah fakta”, karena kausa atau sebab yang diselidiki tersebut
sudah berpengaruh terhadap variabel lain. Penelitian ini disebut penelitian kausal
komparatif karena dimaksud untuk menyelidiki kausa yang mungkin untuk suatu
pola perilaku yang dilakukan dengan cara membandingkan subjek dimana pola
tersebut ada dengan subjek yang serupa dimana pola tersebut tidak ada atau
berbeda (Glass & Hopkin, 1979). Tujuan utama penelitian ini adalah untuk
menyelidiki apakah satu atau lebih kondisi yang sudah terjadi mungkin
menyebabkan perbedaan perilaku pada subjek. Dengan kata lain, penelitian ini
menentukan apakah terdapat perbedaan yang terjadi antar kelompok subjek
(dalam variabel independen) menyebabkan terjadinya perbedaan pada variabel
dependen.
Menurut Millan dan Schumacher (1989) penelitian ex post facto
mempunyai kesamaan dengan penelitian eksperimen dalam hal:
1. Tujuan : untuk menetukan hubungan kausa
2. Kelompok perbandingan, dan
3. Teknik analisis yang digunakan
Hanya saja dalam penelitian ex post facto tidak ada manipulasi kondisi
karena kondisi tersebut sudah terjadi sebelum penelitian mulai dilaksanakan.
Karena penelitian ini memerlukan waktu yang relatif singkat.
D. Definisi Operasional
Berikut merupakan beberapa istilah yang di gunakan dalam penelitian, yaitu:
1. Kebugaran jasmani menurut Roiman Kebugaran jasmani adalah kesanggupan
dan kemampuan tubuh untuk melakukan penyesuaian (adaptasi) terhadap
58
Desi Natalika, 2014 Perbandingan Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa SMP Yang Tinggal Di Daerah Pegunungan Dan Pantai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembebanan fisik yang diberikan kepadanya (dari kerja yang dilakukan sehari-
hari) tanpa menimbulkan kelelahan berlebihan yang berarti.
2. Siswa menurut Rasyad (Adnan 2004), mengemukakan bahwa “...peserta didik
adalah seseorang atau sekelompok orang yang bertindak sebagai pelaku
pencari, penerima dan penyimpan isi pelajaran yang dilakukan untuk mencapi
tujuan”
3. Menurut Ruhimat (2006:2), mengemukakan “daerah pantai atau dataran rendah
adalah suatu wilayah yang landai atau datar dengan ketinggian 0-500 mdpl.”
4. Menurut Supriatna (2006:3), mengemukakan bahwa “daerah pegunungan
adalah wilayah yang berbukit-bukit dengan ketinggian di atas 500 mdpl.”
E. Instrumen Penelitian
Dalam suatu penelitian diperlukan alat ukur untuk mendapatkan data dari
sampel yang diteliti. Biasanya alat ukuryang digunakan dalam suatu penelitian
disebut dengan instrumen penelitian seperti yang dikemukakan oleh sugiono
(2008:148) bahwa: “Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan
mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Berkaitan dengan
penelitian ini, instrumen penelitian yang digunakan adalah Tes Kebugaran
Jasmani Indonesia.
Dalam pengumpulan data kebugaran jasmani siswa sekolah menengah
pertama ini menggunakan Tes Kebugaran Jasmani Indonesia untuk Sekolah
Menengah Pertama yang di rancang dalam modul Tes dan Pengukuran
Keolahraga oleh Nurhasan (2007:119) yang terdiri dari 5 (lima) item tes. Dimana
TKJI merupakan uji kemampuan maksimal untuk menilai kemampuan anaerobik
(alaktasid dan laktasid) dan kemampuan aerobik. Adapun tata cara pelaksanaan
Tes Kebugaran Jasmani Tersebut Sebagai Berikut:
1. Tes Lari Cepat 50 meter
Tujuan : untuk mengukur kecepatan lari seseorang
Alat/fasilitas :
a. Lintasan lurus, rata dan tidak licin, jarak antara garis start dan finish 50
meter
59
Desi Natalika, 2014 Perbandingan Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa SMP Yang Tinggal Di Daerah Pegunungan Dan Pantai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Peluit
c. Stopwatch
d. Bendera start dan tiang panjang
Pelaksanaan : subyek berdiri do belakang garis start dengan sikap
berdiri, aba-aba “ya” subyek lari kedepan secepat mungkin menempuh jarak
50 meter. Pada saat subyek menyentuh/ melewati garis finish stopwatch
dihentikan.
2. Tes Angkat Tubuh (30detik untuk putri; 60 detik untuk putra)
Tujuan: mengukur kekuatan dan daya tahan otot lengan dan otot bahu
Alat/fasilitas:
a. Lantai yang rata dan bersih
b. Palang tunggal yang tinggi rendahnya dapat di atur sehingga subyek dapat
bergantung
c. Stopwatch
d. Formulir pencatat hasil
Pelaksanaan: subyek bergantung pada palang tunggal, sehingga
kepala, badan dan tungkai lurus. Kedua lengan dibuka selebar bahu dan
keduanya lurus. Kemudian subyek mengangkat tubuhnya, dengan
membengkokan kedua lengan, sehingga dagu menyentuh atau melewati
palang tunggal, kemudian kembali kesikap semula. Lakukan gerakan tersebut
secara berulang-ulang, tanpa istirahat selama 30 detik untuk putri dan 60
detik untuk putra.
3. Tes Baring Duduk 60 detik
Tujuan : mengukur kekuatan dan daya tahan otot perut
Alat/fasilitas :
a. Lantai/lapangan rumput yang bersih
b. Stopwatch
60
Desi Natalika, 2014 Perbandingan Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa SMP Yang Tinggal Di Daerah Pegunungan Dan Pantai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Formulir pencatat hasil
d. Alat tulis
Pelaksanaan : subyek berbaring di atas lantai/rumput. Kedua lutut
ditekuk ± 90º. Kedua tangan dilipat dan diletakan di belakang kepala dengan
jari tangan saling berkaitan dan kedua lengan menyentuh lantai. Salah
seorang teman subyek membantu memegang dan menekan kedua
pergelangan kaki, agar kaki subyek tidak terangkat. Pada aba-aba “ya”
subyek bergerak mengambil sikap duduk, sehingga kedua sikunya menyentuh
paha, kemudian kembali ke sikap semula. Lakukan gerakan itu berulang-
ulang cepat tanpa istirahat dalam waktu 60 detik.
4. Tes Loncat Tegak
Tujuan: Mengukur daya ledak (tenaga eksplosit) otot tongkai
Alat/fasilitas :
a. Dinding yang rata dan lantai yang rata dan cukup luas
b. Papan berwarna gelap berukuran 30 x 150 cm, berskala ukuran cm yang
digantung pada dinding dengan ketinggian jarak antara lantai dengan angka
0 (nol) pada papan skala ukuran 150cm
c. Serbuk kapur dan alat penghapus
d. Formulir pencatatan hasil tes dan alat tulis
Pelaksanaan : subyek berdiri tegak dekat dinding, kedua kaki, papan
dinding berada di samping tangan kiri atau kanannya. Kemudian tangan yang
berada dekat dinding diangkat lurus ke atas telapak tangan dan ditempelkan
pada papan berskala, sehingga meninggalkan bekas raihan jarinya. Kedua
tangan lurus berada disamping badan kemudian subyek mengambil sikap
awalan dengan membengkokan kedua lutut dan kedua lengan diayun ke
belakang, kemudian subyek meloncat setinggi mungkin sambil menepuk
papan berskala dengan tangan yang terdekat dengan dinding, sehingga
meninggalkan bekas raihan pada papan berskala. Subyek diberi kesempatan
sebanyak tiga kali loncatan.
61
Desi Natalika, 2014 Perbandingan Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa SMP Yang Tinggal Di Daerah Pegunungan Dan Pantai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5. Tes Lari jauh (800 meter untuk putri; 1000meter untuk putra)
Tujuan : mengukur daya tahan (cardio respiratory endurance)
Alat/fasilitas :
a. Lapangan yang rata atau lintasan yang telah diketahui panjangnya mudah
untuk menentukan jarak 800-1000 meter
b. Bendera start dan tiang pancang
c. Peluit
d. Stopwatch
e. Nomor dada
f. Formulir pencatatan hasil tes dan alat tulis
g. Tanda/garis untuk start dan finish
Pelaksanaan : subyek berdiri dibelakang garis start. Pada aba-aba
“siap” subyek mengambil sikap start berdiri untuk siap lari. Pada aba-aba
“ya” subyek berlari menuju garis finish dengan menempuh jarak 800 meter
untuk putri dan 1000 meter untuk putra. Bila ada yang mencuri start maka
subyek tersebut dapa mengulangi tes tersebut. Adapun kriteris penilaian tiap
butir tes adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1
Klasifikasi Nilai Tes Lari Cepat 50 Meter:
Putera Puteri Nilai
sd – 6.7” sd – 7.7 “ 5
6.8 “ – 7.6 “ 7.8 “ – 8.7 “ 4
7.7 “ – 8.7 “ 8.8 “ -9.9 “ 3
8.8 “ – 10.3 “ 10.0 “ – 11.9 “ 2
10.4 “ – dst 12.0” – dst 1
62
Desi Natalika, 2014 Perbandingan Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa SMP Yang Tinggal Di Daerah Pegunungan Dan Pantai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.2
Klasifikasi Nilai Tes Angkat Tubuh Selama 30 Detik Untuk Putri Dan 60
Detik Untuk Putra
Putera Puteri Nilai
16 keatas 41 keatas 5
11 – 15 22 – 40 4
6 – 10 10 – 21 3
2 – 5 3 – 9 2
0 – 1 0 – 2 1
Tabel 3.3
Klasifikasi Nilai Tes Baring Duduk 60 Detik
Putera Puteri Nilai
38 keatas 28 keatas 5
28 – 37 19 – 27 4
19 – 27 9 – 18 3
8 – 18 3 – 8 2
0 – 7 0 – 2 1
Tabel 3.4
Klasifikasi Nilai Tes Loncat Tegak
Putera Puteri Nilai
66 ke atas 50 ke atas 5
53 – 65 39 – 49 4
42 – 52 30 – 38 3
31 – 41 21 – 29 2
0 – 30 0 – 20 1
63
Desi Natalika, 2014 Perbandingan Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa SMP Yang Tinggal Di Daerah Pegunungan Dan Pantai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.5
Klasifikasi Nilai Tes Lari Jauh 800 Meter Untuk Putri Dan 1000 Meter
Untuk Putra
Putera Puteri Nilai
sd – 3’.04” sd – 3’.06” 5
3’.05” – 3’.53” 3’.07” – 3’.55” 4
3’.54” – 4’.46” 3’.56” – 4’.58” 3
4’.47” – 6’.04” 4’.59” – 6’.40” 2
6’.05” ke atas 6’.41” ke atas 1
Untuk menentukan tingkat kebugaran jasmani, ikuti langkah-langkah berikut :
1. Jumlahkan nilai kelima butir tes
2. Cocokkan hasil penjumlahan nilai tersebut dengan norma tes kebugaran
jasmani dibawah ini, yaitu:
Tabel 3.6
Klasifikasi Norma Tes Kebugaran Jasmani
Jumlah Nilai Klasifikasi
Nilai
22 – 25 Baik sekali
18 – 21 Baik
14 – 17 Sedang
10 – 13 Kurang
5 – 9 Kurang sekali
F. Prosedur Pengolahan Data
Setelah data dari tes dengann instrumen yang telah di rancang, langkah
selanjutnya adalah mengolah dan menganalisis data tersebut secara statistik.
64
Desi Natalika, 2014 Perbandingan Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa SMP Yang Tinggal Di Daerah Pegunungan Dan Pantai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Langkah-langkah pengolahan data tersebut ditempuh dengan prosedur sebagai
berikut:
1. Mencari nilai rata-rata dari skor . Pendekatan statistiknya
menggunakan rumus :
=
Arti dari tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah:
: Skor rata-rata yang dicari
x : Skor yang diperoleh
n : jumlah sampel
∑ : ‘sigma’ yang berarti jumlah
2. Menghitung simpangan baku, dengan skor yang tidak dikelompokan,
menurut Nurhasan (2002:37) menggunakan pendekatan statistik
dengan rumus:
S =
Arti unsur-unsur tersebut adalah :
S : Simpangan baku
X1 : Skor yang dicapai seseorang
: nilai rata-rata
n: Banyaknya jumlah orang
3. Menguji homogenitas, dalam uji ini menurut Nurhasan (2002:110)
menggunakan pendekatan uji F, yang formulasi rumusnya adalah
sebagai berikut :
F =
Kriteria pengujiannya adalah terima hipotesis, jika F-hitung < F-tabel
dengan derajat kebebasan = (V1,V2) dan taraf nyata α = 0,05.
4. Menguji normalitas distribusi data dengan menggunakan pendekatan
Uji Liliefors.
Uji ini dinamakan uji normalitas distribusi dengan pendekatan
non parametrik. Hal ini dilakukan andaikata kelompok sampel yang
65
Desi Natalika, 2014 Perbandingan Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa SMP Yang Tinggal Di Daerah Pegunungan Dan Pantai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
digunakan dalam sebuah penelitian itu diasumsikan sebagai kelompok
‘kecil’. Dalam uji ini tidak diperlukan parameter-parameter tertentu,
oleh karena itu dikenal dengan pendekatan uji normalitas distribusi
non parametrik.
Adapun langkah-langkah pengujian yang dapat dilakukan
menurut Nurhasan (2002:105) adalah sebagai berikut:
a) Menyusun data hasil pengamatan, yang dimulai dari
pengamatan yang paling kecil sampai nilai pengamatan yang
paling besar.
b) Untuk semua nilai pengamatan dijadikan angka baku Z dengan
pendekatan Z-skor yaitu:
Z =
c) Untuk setiap bangku angka tersebut dengan bantuan tabel
distribusi normal baku (tabel distribusi Z). Kemudian hitung
peluang dari masing-masing nilai Z (Fzi) dengan ketentuan :
jika nilai Z negatif, maka dalam menentukan Fzi-nya adalah
0,5-luas daerah distribusi Z.
d) Menentukan proporsi masing-masing nilai Z (Szi) dengan cara
melihat kedudukan nilai Z pada nomor urut sampel yang
kemudian dibagi dengan banyaknya sampel.
e) Hitung selisih antara F(zi) – S(zi) dan tentukan harga
mutlaknya.
f) Ambilah harga mutlak yang paling besar diantara harga mutlak
dari seluruh sampel yang ada dan berilah simbol Lo. Dengan
bantuan tabel nilai kritis L untuk uji liliefors, maka tentukan
nilai L. Untuk menolak atau menerima hipotesis, kita
bandingkan Lo dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar
untuk taraf nyata α yang dipilih. Kriterianya adalah ; tolak
hipotesis nol, jika Lo yang diperoleh dan data pengamatan
melebihi L (Ho jika Lo > Lα = tidak normal). Dalam hal
lainnya hipotesis diterima jika Lo ≤ Lα = normal).
66
Desi Natalika, 2014 Perbandingan Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa SMP Yang Tinggal Di Daerah Pegunungan Dan Pantai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5. Pengujian Hipotesis
Dalam pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji
kesamaan dua rata-rata (dua pihak). Adapun pendekatan statistika
yang digunakan menurut Sudjana (2005:243) yaitu sebagai berikut:
Dalam hal rumusnya:
t =
dengan S2
=
arti unsur-unsur tersebut :
t = nilai t yang dicari ( t hitung)
: nilai rata-rata kelompok 1
: nilai rata-rata kelompok 2
n1 : banyaknya sample kelompok 1
n2 : banyaknya sampel kelompok 2
s : variansi induk
: variansi kelompok 1
: variansi kelompok 2
Kriteria pengujian yang berlaku adalah :
Terima Hipotesis (Ho) jika, t < t(1- α )(n1+n2-2).
Tolak Ho jika t mempunyai harga-harga lain.