BAB III METODOLOGI PENELITIAN -...
Transcript of BAB III METODOLOGI PENELITIAN -...
54
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode merupakan suatu pendekatan yang digunakan dalam rangka
penyelesaian permasalahan penelitian. Metode yang digunakan harus dapat
menyelesaikan permasalahan secara efektif dan efisien. Artinya bahwa metode
yang digunakan harus relevan dengan permasalahan penelitian, serta harus
sedapat mungkin dalam mengungkap permasalahan yang ada secara
komprehensif.
Metode penelitian yang digunakan oleh penulis untuk mengungkap
permasalahan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen. Mengenai
metode eksperimen, Riduwan (2008:50) menyatakan bahwa, “Penelitian dengan
pendekatan eksperimen adalah suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh
variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara
ketat.” Berdasarkan pernyataan tersebut, maka metode penelitian eksperimen
adalah pendekatan yang cocok dalam penelitian penulis. Dalam penelitian ini
yang menjadi variabel bebas adalah pendekatan mengajar bermain dan pendekatan
mengajar kompetitif. Sedangkan variabel terikat adalah self-esteem siswa sebagai
sampel penelitian.
Bentuk dan jenis dari metode penelitian menurut Tuckman (1982:128)
dalam Riduwan (2008:50-51) bahwa, ‘Terdapat empat bentuk metode yaitu pre
experimetal, true experimental, factorial, dan quasy experimental.’ Senada
55
dengan Tuckman, Sugiyono (2009:72) membagi empat jenis metode penelitian
eksperimen, yaitu “Pre-Experimental, True-Experimental, Factorial Experimental
, dan Quasi Experimental.” Sedangkan Fraenkel dan Wallen (1993:245)
menyebutkan desain Pre-Eksperimental Design dengan sebutan Weak
Eksperimental Designs. Desain eksperimen yang digunakan tergantung pada
permasalahan yang hendak diselesaikan, serta situasi dan kondisi di lapangan.
Adapun jenis metode eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre-
Experimental Design atau Weak Experimental Design.
Fraenkel & Wallen (1993:245) mengemukakan mengenai Weak
Experimental Design:
These designs are refered to as “weak” because they do not have built-in
controls for threats to internal validity. In addition to the independent variable, there are a number of other plausible explanations for any outcomes that occur.
Desain ini cenderung lemah karena tidak memiliki kontrol terhadap
validitas internal. Variabel bebas dapat dipengaruhi oleh faktor lainnya di luar
dari perlakuan yang diberikan. Oleh karena itu, setiap peneliti yang menggunakan
salah satu dari desain ini memiliki kesulitan untuk mengukur atau menilai
efektivitas dari variable bebas. Untuk desain pre-eksperimental, cara pengambilan
sampel dilakukan dengan non-probability sampling atau purposive sampling.
Artinya tidak semua anggota populasi mendapatkan kesempatan untuk menjadi
bagian dari sampel karena pemilihan sampel tidak dilakukan secara acak.
56
B. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan
metode yang digunakan adalah The Static Group Pretest-Posttest Design.
Mengenai desain The Static Group Pretest-Posttest Design, Fraenkel dan Wallen
(1993:247) mengemukakan bahwa, “The static-group pretest-posttest design
differs from the static-group comparison design only in that a pretest is given to
both groups.” Static group pretest-posttest design berbeda dari static-group
comparison design only yang mana pretest atau tes awal diberikan pada kedua
kelompok.
Pada penelitian ini kedua kelompok diberikan perlakuan (treatment) yang
berbeda, yaitu pendekatan mengajar bermain dan pendekatan mengajar
kompetitif. Jadi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diubah menjadi
kelompok pendekatan mengajar bermain dan kelompok pendekatan mengajar
kompetitif.
Subjek penelitian digunakan dengan pengukuran atau observasi, kedua
kelompok penelitian dilakukan sebanyak dua kali tes. Pengukuran pertama
merupakan tes awal (pre-test) dan yang kedua sebagai tes akhir (post-test).
Penetapan kelompok kontrol maupun eksperimen dilakukan tidak secara acak.
Adapun bentuk dari desain yang digunakan dapat dilihat pada gambar 3.1.
Gambar 3.1
Static Group Pretest-Posttest Design Sumber: Fraenkel & Wallen (1993:247)
O X1 O
O X2 O
57
Keterangan:
O = Observasi self-esteem pada kelompok pendekatan mengajar bermain dan
kompetitif sebelum perlakuan.
O = Observasi self-esteem pada kelompok pendekatan mengajar bermain dan
kompetitif sesudah perlakuan.
X1 = Perlakuan (Treatment) pendekatan mengajar bermain.
X2 = Perlakuan (Treatment) pendekatan mengajar kompetitif.
C. Langkah Penelitian
Langkah penelitian adalah urutan pelaksanaan penelitian yang digunakan
sebagai acuan bagi penulis dalam melaksanakan penelitian. Dalam hal ini
langkah penelitian akan menjadi patokan urutan kerja dari penelitian. Selain
sebagai patokan, langkah penelitian juga dapat memberikan kemudahan dalam
bekerja menentukan apa yang seharusnya terlebih dahulu dikerjakan dan apa yang
harus dilakukan berikutnya.
Secara garis besar urutan langkah penelitian dalam penelitian ini terlebih
dahulu dengan melakukan identifikasi mengenai permasalahan yang ada,
perencanaan pelaksanaan penelitian, pengambilan dan analisis data dan diakhiri
dengan menyimpulkan hasil penelitian. Adapun urutan langkah penelitian yang
hendak dilaksanakan, penulis gambarkan, dapat dilihat pada gambar 3.2
58
Penulusuran beragam empirik dan teoritik sebagai landasan kerangka berpikir berkaitan dengan masalah penelitian (Review of related literature)
Perumusan hipotesis dengan mengacu Pada kerangka berpikir dan kajian empiris serta teoritik
Gambar 3.2
Langkah Penelitian Diadaptasi dari sumber: Desertasi Sutresna, Nina. (2002:125)
Penulusuran permasalah di lapangan, sehingga memunculkan beragam masalah penelitian (selection and definition of a problem)
Penentuan metode penelitian berkenaan dengan; sampel, instrument, desain dan prosedur penelitian (method, subject, instruments, design & procedure)
Analisis dan Interpretasi data (Data analysis)
Penarikan kesimpulan, implikasi dan saran berdasarkan hasil penelitian
59
Penelitian diawali dengan menentukan populasi sebagai objek penelitian
dan menentukan ukuran sampel sebagai bagian dari populasi yang akan digunakan
dalam pelaksanaan penelitian. Sampel selanjutnya di bagi ke dalam dua
kelompok, yaitu kelompok yang akan diberikan perlakuan pendekatan bermain
dan kelompok pendekatan kompetitif. Pada kedua kelompok diberikan tes awal
untuk mengetahui keadaan awal self-esteem.
Setelah diketahui keadaan awal self-esteem pada kedua kelompok, maka
selanjutnya diberikan perlakuan yaitu pendekatan belajar dengan bermain dan
pendekatan belajar dengan kompetitif. Perlakuan dilaksanakan selama 12 kali
pertemuan untuk masing-masing kelompok. Selanjutnya di akhir perlakuan,
kedua kelompok kembali diberikan tes self-esteem untuk memperoleh data hasil
dari perlakuan yang diberikan. Data yang diperoleh lalu diolah dan dianalisis
dengan menggunakan statistik. Dari hasil pengolahan dan analisis tersebut
selanjutnya ditarik kesimpulan dan memberikan rekomendasi hasil penelitian.
D. Definisi Operasional Variabel
Asumsi atau pendapat setiap orang terhadap suatu permasalahan akan
berbeda-beda, tergantung dari sudut pandang mana orang tersebut memandang
permasalahan yang ada. Oleh karena itu perlu kiranya penulis menjabarkan atau
mendefinisikan mengenai variabel penelitian sebagai upaya untuk mencegah
terjadinya perbedaan pandangan. Terlebih dahulu penulis mencoba menjabarkan
mengenai variabel-variabel penelitian menurut beberapa ahli.
Hatch dan Farhady (1981) dalam Sugiyono (2009:60) menjelaskan bahwa,
‘Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau obyek,
60
yang mempunyai ‘variasi’ antara satu orang dengan yang lain atau suatu obyek
dengan obyek yang lain.’ Selanjutnya Sugiyono (2009:60) memberikan contoh
dari atribut-atribut penelitian tersebut yaitu, “Tinggi, berat badan, sikap, motivasi,
kepemimpinan, disiplin kerja, merupakan atribut-atribut dari setiap orang.”
Dengan kata lain bahwa, variabel merupakan berbagai sifat atau sesuatu yang ada
pada objek penelitian yang hendak diteliti. Objek penelitian dapat berupa orang,
binatang, tumbuhan atau objek lainnya yang memiliki atribut-atribut tertentu.
Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel bebas
(Independent variable), dan variabel terikat (dependent variable). Sugiyono
(2009:61) menyatakan bahwa, “Variabel bebas adalah merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
dependen (terikat).” Sedangkan mengenai variabel terikat Sugiyono (2009:61)
menyatakan bahwa, “Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.”
Berdasarkan desain penelitian, maka variabel dalam penelitian adalah:
1. Variabel Bebas (independent variable)
Dalam penelitian ini variabel bebas terdiri dari dua jenis pendekatan
mengajar yaitu pendekatan mengajar bermain dan pendekatan mengajar
kompetisi.
Setiap variabel bebas merupakan bentuk perlakuan (treatment) yang
diberikan pada setiap kelompok sampel. Dengan demikian sampel peneliti
terbentuk menjadi dua kelompok dan setiap kelompok sampel memperoleh
perlakuan berbeda yang sesuai dengan variabel bebas.
61
2. Variabel Terikat (dependent variable)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi karena adanya
variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini terdiri dari satu variable yaitu
Self-Esteem.
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Objek dalam merupakan sumber yang digunakan untuk memperoleh data
dari sebuah penelitian. Seperti telah dikemukakan di atas bahwa, objek penelitian
dapat berupa orang, binatang, tumbuhan dan sebagainya yang sesuai dengan
kebutuhan dalam penelitian. Objek dari penelitian disebut dengan populasi dan
sampel penelitian. Sugiyono (2009:80) menjelaskan bahwa, “Populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.”
Obyek atau subjek yang dipilih, harus memiliki karakteristik yang sesuai
dengan permasalahan penelitian. Pemilihan obyek penelitian akan mempengaruhi
terhadap hasil dari penelitian. Oleh karena itu penentuan obyek atau subyek harus
sesuai dengan kebutuhan penelitian, sehingga data yang diperoleh akan dapat
menjawab permasalahan yang ada.
Berdasarkan permasalahan dan kebutuhan, populasi dalam penelitian ini
adalah siswa kelas X Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Bandung yang
berjumlah 380 orang. Populasi dipilih berdasarkan kebutuhan dalam penelitian
penulis. Populasi dipilih karena alasan-alasan:
62
a. Hasil observasi penulis sebagai pengajar bahwa, siswa kelas X SMA N 1
Bandung memiliki self-esteem yang kurang seperti kurangnya motivasi dalam
mengikuti pelajaran penjas, tidak mau melakukan aktivitas penjas dengan
berbagai alasan, serta kurangnya kepercayaan diri. Kondisi tersebut terutama
terjadi pada siswa perempuan.
b. SMA N 1 Bandung merupakan tempat penulis mengabdikan diri sebagai
tenaga pengajar (guru), sehingga sangat memungkinkan bagi penulis untuk
dapat mengontrol obyek penelitian dengan lebih mudah.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian merupakan obyek penelitian yang diambil
sebagian dari jumlah populasi yang ada. Mengenai sampel, Sugiyono (2009:81)
mengemukakan bahwa, “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut.” Pengambilan sebagian populasi dikarenakan
peneliti tidak memungkinkan untuk mengambil seluruhnya menjadi objek dalam
penelitian.
Pengambilan sampel harus dapat mewakili populasi yang ada, karena hasil
dari penelitian harus dapat menggambarkan kondisi dari populasi tersebut.
Adapun sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagian dari siswa
kelas X SMA Negeri 1 Bandung yang dianggap mewakili populasi. Untuk cara
pengambilan sampel penulis menggunakan teknik non-probability sampling.
Riduwan (2008:57) menyatakan bahwa, “Ada dua macam teknik pengambilan
sampling dalam penelitian yang umum dilakukan yaitu: (1) probability sampling
63
dan (2) non-probability sampling.” Salah satu teknik yang termasuk ke dalam
non-probability sampling adalah purposive sampling. Mengenai purposive
sampling, Riduwan (2008:63) menjelaskan bahwa, “Purposive sampling dikenal
juga dengan sampling perimbangan ialah teknik sampling yang digunakan peneliti
jika peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu dalam pengambilan
sampelnya atau penentuan sampel untuk tujuan tertentu.”
Penulis dalam menentukan sampel yang digunakan dalam penelitian
adalah siswa SMA Negeri 1 Bandung kelas X-7 dan kelas X-8. Kelas X-7
digunakan sebagai kelompok pendekatan mengajar bermain, dan kelas X-8
digunakan sebagai kelompok pendekatan mengajar kompetitif. Pertimbangan
dalam penentuan sampel dua kelas adalah:
1) Berdasarkan pengamatan penulis, sampel kelas X.7 dan X.8 memiliki
karakteristik yang homogen artinya kemampuan gerak dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran penjas memiliki kemampuan yang sama.
2) Sampel yang dipilih kelas X.7 dan X.8 berdasarkan pengamatan penulis
kurangnya motivasi dalam mengikuti pelajaran penjas, tidak mau melakukan
aktivitas penjas dengan berbagai alasan, serta kurangnya kepercayaan diri.
Kondisi tersebut terutama terjadi pada siswa perempuan.
3) Penulis lebih mudah mengontrol obyek dalam pelaksanaan penelitian di
lapangan.
Jumlah sampel untuk kelas X-7 adalah 36 orang siswa, sedangkan untuk
kelas X-8 berjumlah 38 orang siswa, sehingga jumlah total sampel adalah 74
64
orang. Jumlah tersebut dianggap mewakili populasi yang ada. Mengenai sampel,
Surakhmad ( 1982:93 ) mengemukakan :
Karena tidak mungkinnya penelitian selalu langsung menyelidiki populasi,
padahal tujuan penyelidikan menemukan generalisasi yang berlaku secara umum, maka sering kali penelitian terpaksa mempergunakan sebagian saja dari populasi yakni sebagai sampel, yang dapat dipandang representative terhadap populasi itu.
Mengenai jumlah sampel yang diperlukan pada suatu penelitian dari
populasi tertentu, Syaodih (2008:261) berpendapat :
Secara umum, untuk penelitian korelasional jumlah sampel (n) sebanyak
30 individu telah dipandang cukup besar, sedang dalam penelitian Kausal-Komparatif dan eksperimental 15 individu untuk setiap kelompok yang dibandingkan dipandang sudah cukup memadai, sedang untuk kelompok-kelompok sampel berkisar antara 20 sampai 50 individu.
Berdasarkan pendapat tersebut, maka jumlah sampel yang penulis gunakan
dalam penelitian dirasa cukup dan dianggap mewakili populasi. Adapun
pertimbangan lainnya dari pengambilan jumlah sampel yang digunakan adalah
kemampuan penulis untuk dapat mengontrol sampel selama pelaksanaan
penelitian. Karena dikhawatirkan apabila kontrol terhadap sampel penelitian
sangat kurang, akan berpengaruh terhadap hasil yang diperoleh.
F. Instrumen dan Skala Pengukuran
1. Penyusunan Instrumen
Instrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk memperoleh data
dalam penelitian. Instrumen atau alat ukur tentunya harus relevan dengan apa
65
yang hendak diukur. Oleh karena itu, peneliti terlebih dahulu harus mengetahui
secara pasti apa yang hendak diukur atau diperoleh dalam penelitiannya, sehingga
alat yang digunakan untuk memperoleh data juga harus sesuai peruntukannya.
Arikunto (1997:23) mengemukakan bahwa, “Setelah peneliti mengetahui
dengan pasti apa yang akan diteliti dan dari mana data bisa diperoleh, maka
langkah yang segera diambil adalah menentukan dengan apa data akan
dikumpulkan”. Apabila permasalahan penelitian sudah jelas, maka langkeh
berikutnya adalah menentukan alat ukur apa yang digunakan untuk permasalahan
tersebut. Mengenai alat ukur Arikunto (1997:138) menjelaskannya:
Berbicara tentang jenis-jenis metode dan instrumen pengumpulan data
sebenarnya tidak ubahnya dengan berbicara masalah evaluasi. Mengevaluasi tidak lain adalah memperoleh data tentang status sesuatu dibandingkan dengan standar atau ukuran yang telah ditentukan, karena mengevaluasi juga adalah mengadakan pengukuran.
Sesuai dengan permasalahan yang hendak diungkap dalam penelitian,
penulis menggunakan instrumen penelitian angket. Riduwan (2008:99)
mengemukakan bahwa ”Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada
orang lain bersedia memberikan respons(responden) sesuai dengan permintaan
pengguna.” Selanjutnya Arikunto (1993:125) mengemukakan bahwa “Angket
berupa sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden berkenaan dengan pribadinya atau hal-hal yang diketahui.”
Dari pernyataan tersebut maka angket merupakan instrumen yang sesuai
untuk memperoleh informasi yang lengkap dan mendalam mengenai suatu
masalah atau keadaan pribadi responden.
66
Angket yang dikembangkan penulis dalam penelitian ini mengacu pada
teori-teori yang relevan dikemukan oleh para ahli (seperti sudah dijelaskan pada
bab II). Adapun angket atau kuesioner yang digunakan penulis mengenai self-
esteem.
Langkah yang ditempuh dalam penyusunan instrument self-esteem terlebih
dahulu membuat kisi-kisi sesuai dengan teori yang dikembangkan para ahli.
Selanjutnya kisi-kisi tersebut dikembangkan menjadi pertanyaan atau pernyataan
untuk mengungkap self-esteem. Mengenai penyusunan instrumen, Surakhmad
(1989:184) menjabarkan:
a. Rumuskan setiap pernyataan sejelas-jelasnya dan seringkas-ringkasnya. b. Mengajukan pernyataan-pernyataan yang memang dapat dijawab oleh
responden, pernyataan mana yang menimbulkan kesan agresif. c. Sifat pernyataan harus bersifat netral dan objektif. d. Mengajukan hanya pernyataan yang jawabannya tidak dapat diperoleh
dari sumber lain.
Penulis menyusun instrumen self-esteem dengan mengembangkan 47 butir
pernyataan, yaitu 22 pernyataan positif dan 25 pernyataan negatif. Penempatan
dari setiap nomor pernyataan dilakukan secara acak. Hal ini dilakukan untuk
mencegah terjadinya bias dalam penyusunan instrumen yang digunakan.
Penulis akan menjabarkan mengenai definisi konseptual dan definisi
operasional mengenai self-esteem sebelum membuat kisi-kisi instrumen.
2. Instrument Angket
Instrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk memperoleh data
dalam permasalahan penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
67
adalah angket. Melalui angket dapat diperoleh informasi atau gambaran secara
mendalam mengenai self-esteem siswa melalui bentuk pendekatan mengajar
pendidikan jasmani.
a. Definisi Konseptual
Definisi konseptual self-esteem merujuk pada pendapat Maslow (1970
dalam Sudibyo Setyobroto, 2001:72), bahwa ‘Self-esteem (harga diri) merupakan
kebutuhan individu yang berhubungan dengan motif berprestasi dan kepercayaan
diri sendiri. Harga diri juga berkaitan erat dengan status, pengakuan, dan reputasi
yang menimbulkan perasaan untuk menghargai diri sendiri.’
b. Definisi Operasional
Definisi operasional bertujuan untuk memperjelas makna variable yang
akan diteliti. Menurut Masri (2003:63) mengemukakan bahwa, “Definisi
operasinal adalah semacam petunjuk pelaksanaan caranya mengukur suatu
variable.”
Aspek-aspek operasional yang terkandung dalam variable self-esteem
adalah motif berprestasi, kepercayaan diri, perasaan diri dan penghargaan diri.
Kisi-kisi angket self-esteem yang digunakan dalam penelitian dapat
dilihat pada tabel 3.1
68
Tabel 3.1 Kisi-kisi Angket Self-Esteem Siswa
KOMPONEN SUB KOMPONEN
SELF-ESTEEM SISWA
Nomor Soal
( + ) ( - )
Self-Esteem (harga diri) merupakan kebutuhan individu yang berhubungan dengan motif berprestasi dan kepercayaan diri sendiri. Harga diri juga berkaitan erat dengan status, pengakuan, dan reputasi yang menimbulkan perasaan untuk menghargai diri sendiri. Maslow (1970 dalam Sudibyo Setyobroto, 2001:72).
Motif berprestasi 1, 6, 15, 23, 41
4, 10, 30, 32, 46, 47
Kepercayaan diri
8, 14, 17, 20, 39, 43
7, 9, 11, 18, 21, 34, 35, 37
Perasaan diri
2, 3, 22, 27, 31, 33, 42, 44
13, 16, 19, 28, 36, 38
Penghargaan diri 5, 24, 25, 26
12, 29, 40, 45
Berikut ini adalah kisi-kisi angket yang memuat variabel penelitian, sub
variabel, indikator, nomor soal. Indikator pada angket merupakan penjelasan atau
rincian dari setiap sub variabel berdasarkan kajian teoritik. Kisi-kisi angket self-
esteem siswa yang lebih rinci dapat dilihat pada tabel 3.2
Tabel 3.2 Pernyataan Angket Self-Esteem Siswa
Komponen Sub Komponen Indikator No Item
(+) ( - )
Self-Esteem
Motif berprestasi
- memiliki motivasi yang kuat - mampu melakukan sesuatu
pekerjaan - memahami kekuatan diri - tidak mudah frustasi
1 6 23 41
69
- tidak mengakui kelebihan orang lain
- tidak adanya keinginan melakukan sesuatu hal yang baru
- tidak memiliki motivasi - tidak memahami kekuatan
diri - sulit berprestasi - tidak mengembangkan
potensi diri
4 10 30 32 46 47
Kepercayaan diri
- bersikap tenang - menerima diri sendiri - memiliki sikap - mampu memelihara
hubungan dengan orang lain - menyesuaikan perilaku - mengakui kelemahan diri - percaya diri yang tinggi - mengkritik diri sendiri - berkata negatif atas
kemampuan yang dimilikinya - pesimis - tidak menerima keadaan diri
sendiri - frustasi - percaya dirinya rendah - tidak memiliki sikap - tidak mampu menyesuaikan
perilaku - tidak bersikap tenang
3 8 14 15 17 20 39 43
7 9 11 18 21 34 35 37
Perasaan diri
- merasa layak - optimis - penyesuaian emosi - merasa pantas - bertoleransi - memaklumi kesalahan yang
sudah dialami - senang berinteraksi social - tidak memiliki toleransi - merasa tidak pantas - merasa tidak layak - tidak mampu menyesuaikan
emosi
2 22 27 31 33 42 44
13 16 19 28
70
- tidak seimbang dalam memberi dukungan
- merasa tidak berguna bagi orang lain
36
38
Penghargaan diri
- mengakui kelebihan orang lain
- aktif dalam hidup berkelompok
- seimbang dalam memberi dukungan
- berguna bagi orang lain - tidak mampu memelihara
hubungan dengan orang lain - tidak mengakui kelemahan
diri - tidak aktif dalam hidup
berkelompok - membela diri dengan alasan
irasional
5 24 25 26
12
29
40
45
3. Skala Pengukuran
Skala pengukuan yang digunakan dalam penyekoran angket penelitian,
penulis mengacu pada skala Likert. Mengenai skala Likert ini, Sudjana dan
Ibrahim (2001:107) mengemukakan:
Skala Likert dinyatakan dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden, apakah pernyataan itu didukung atau ditolak, melalui rentangan nilai tertentu. Oleh sebab itu pernyataan ada dua kategori, yakni pernyataan positif dan pernyataan negatif. Salah satu skala sikap yang sering digunakan dalam penelitian pendidikan adalah skala Likert. Dalam skala Likert, pernyataan-pernyataan yang diajukan baik pernyataan positif maupun negatif dinilai subyek sangat setuju, setuju, tidak punya pilihan, tidak setuju dan sangat tidak setuju.
71
Berdasarkan alternatif jawaban yang disediakan untuk setiap pernyataan
terdiri dari lima alternatif jawaban, dari mulai yang positif sampai yang negatif.
Gradasi jawaban instrumen ini, Sugiyono (2009:93) mengemukakan bahwa,
“Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai
gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif...” Adapun alternatif jawaban
yang penulis sediakan untuk setiap item pernyataan dimulai dari Sangat Setuju,
Setuju, Ragu-ragu, Tidak Setuju, dan Sangat Tidak Setuju.
Katagori penyekoran untuk setiap pernyataan item tes, penulis jabarkan
dapat dilhat pada tabel 3.3
Tabel 3.3 Skor Alternatif Jawaban
Alternatif Jawaban Skor Pernyataan
Positif Negatif Sangat Setuju (SS) 5 1 Setuju (S) 4 2 Ragu-ragu (R) 3 3 Tidak Setuju (TS) 2 4 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5
G. Uji Coba Instrumen
Instrumen penelitian yang sudah di buat sebelum diberikan kepada sampel
terlebih dahulu diujicobakan. Tujuannya adalah untuk mengetahui validitas serta
reliabilitas dari instrumen yang akan digunakan. Validitas maksudnya adalah alat
ukur yang digunakan benar-benar tepat untuk mengukur apa yang hendak diukur.
72
Sedangkan reliabilitas maksudnya untuk mengetahui keajegan alat ukur yang
digunakan.
Sugiyono (2009:173) menjelaskan bahwa, “Instrumen yang valid berarti
alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid
berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya
diukur.” Dengan kata lain, sebuah alat ukur harus dapat dipercaya dan diakui oleh
banyak orang bahwa alat ukur tersebut layak digunakan untuk mengukur.
Untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen yang akan digunakan,
ada beberapa langkah yang ditempuh. Langkah pertama, instrumen yang dibuat
selanjutnya diujicobakan dengan diberikan kepada responden yang memiliki
karakteristik sama dengan sampel penelitian, tetapi bukan sampel yang
sebenarnya. Adapun pelaksanaan uji coba instrumen ini penulis laksanakan pada
hari Senin tanggal 18 Oktober 2010 di SMA Negeri 1 Bandung, diberikan pada
siswa yang bukan termasuk pada kelompok sampel penelitian.
Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis data terhadap hasil uji
coba instrumen dengan menggunakan program SPSS Seri 17. Adapun urutan
langkah pengujiannya adalah:
1. Menyeleksi angket dari kemungkinan adanya item tes yang tidak diisi.
2. Memberikan skor pada masing-masing alternatif jawaban responden sesuai
dengan patokan yang telah dibuat.
3. Melakukan input data pada program Microsoft Excell.
4. Melakukan uji dengan SPSS Seri 17 dengan teknik korelasi setiap butir item
tes.
73
Teknik korelasi ini merupakan teknik uji yang masih banyak digunakan
untuk menguji validitas instrumen. Masrun (1979) dalam Sugiyono (2009:188)
menyatakan bahwa, ‘Teknik korelasi untuk menentukan validitas item ini sampai
sekarang merupakan teknik yang paling banyak digunakan.’ Korelasi yang
digunakan adalah korelasi Pearson Moment, yaitu mengkorelasikan antara skor
tiap butir dengan skor total.
Berdasarkan hasil uji korelasi dan analisis dengan program SPSS Seri 17
diperoleh 30 item tes yang dinyatakan valid dan 17 item tes dinyatakan tidak
valid. Berikut ini adalah rincian hasil uji validitas instrumen self-esteem yang
diperoleh dari pengujian SPSS Seri 17. Dapat dilihat pada tabel 3.4
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Self-esteem
No. Soal Pearson
Correlation Sig.(2-tailed) No. Soal
Pearson Correlation
Sig.(2-tailed)
1 0,290 0,120 25 0,052 0,786 2 0,446 0,014 26 0,191 0,312 3 0,274 0,143 27 0,373 0,042 4 0,015 0,937 28 0,490 0,006 5 -0,270 0,149 29 0,080 0,674 6 0,401 0,028 30 0,556 0,001 7 0,566 0,001 31 0,375 0,041 8 0,273 0,144 32 0,272 0,146 9 0,519 0,003 33 0,492 0,007 10 0,712 0,000 34 0,494 0,006 11 0,649 0,000 35 0,607 0,000 12 0,499 0,005 36 0,460 0,010 13 0,507 0,004 37 0,388 0,034 14 0,259 0,167 38 0,489 0,006 15 0,488 0,006 39 0,745 0,000 16 0,461 0,010 40 0,578 0,001 17 0,532 0,002 41 0,512 0,004 18 0,269 0,150 42 0,167 0,379
74
19 0,647 0,000 43 -0,055 0,772 20 -0,103 0,589 44 0,659 0,000 21 0,496 0,005 45 0,364 0,048 22 0,378 0,040 46 0,457 0,011 23 0,152 0,423 47 0,695 0,000 24 0,590 0,001
Adapun kriteria penentuan item tes yang valid adalah:
1. Jika nilai probabilitas sig.(2-tailed) > 0,05 maka item tes dinyatakan tidak
valid.
2. Jika nilai probabilitas sig.(2-tailed) < 0,05 maka item tes dinyatakan valid.
Hasil pengujian secara lengkap dan rinci untuk uji validitas instrumen self-
esteem tersebut di atas, penulis sajikan pada bagian lampiran.
Setelah dilakukan uji validitas, selanjutnya dilakukan uji reliabilitas
terhadap item tes instrumen yang dinyatakan valid. Pengujian dilakukan dengan
program SPSS Seri 17, dan mengacu pada penghitungan Cronbach Alpha.
Hasil penghitungan uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel 3.5.
Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
0,880 30
75
Kriteria ketentuan untuk pengujian reliabilitas instrumen adalah bahwa,
apabila nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,6 maka instrumen dinyatakan
reliabel. Apabila nilai Cronbach’s Alpha semakin mendekati angka 1 maka
reliabilitas instrumen memiliki tingkat yang sangat tinggi. Berdasarkan hasil
analisis diperoleh nilai Cronbach’s Alpha 0,880 yang artinya instrument cukup
reliabel dan layak digunakan untuk penelitian.
H. Teknik Pengumpulan Data
Pada pembahasan metode penelitian yang digunakan telah dijelaskan,
bahwa metode yang digunakan adalah Weak Eksperimental Designs dengan
desain The Static Group Pretest-Posttest Design. Langkah awal yang ditempuh
adalah menentukan sampel baik itu kelompok pendekatan mengajar bermain
maupun kelompok pendekatan mengajar kompetitif.
Untuk memperoleh data penelitian diawali dengan memberikan tes awal
(pretest) kepada kedua kelompok untuk mengetahui kondisi awal self-esteem
sampel. Tes awal dilakukan dengan memberikan instrumen yang telah
diujicobakan sebelumnya dan diuji validitas dan reliabilitasnya. Berikut ini
penulis uraikan langkah dan teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam
penelitian adalah:
1. Melakukan tes (pretest) awal self-esteem kepada kedua kelompok sampel
2. Memberikan perlakuan (treatment) pendekatan mengajar bermain kepada
sampel kelas X-7 yang termasuk pada kelompok bermain. Treatment
dilaksanakan sebanyak 12 kali pertemuan, dengan materi setiap pertemuan
berbeda-beda.
76
3. Memberikan perlakuan (treatment) pendekatan mengajar kompetitif kepada
sampel kelas X-8 yang termasuk pada kelompok kompetitif. Treatment
dilaksanakan sebanyak 12 kali pertemuan, dengan materi setiap pertemuan
berbeda-beda.
4. Pada akhir perlakuan dilakukan tes akhir untuk memperoleh data hasil selama
pelaksanaan perlakuan (treatment).
5. Data yang diperoleh selanjutnya diolah dan dianalisis dengan menggunakan
statistik.
I. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil penelitian selanjutnya diolah dan dianalisis.
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan statistik, yang dalam penelitian
ini penulis menggunakan program statistik Statistical Product and Service
Solution (SPSS) Seri. 17. Tujuan pengolahan dan analisis data ini adalah untuk
memperoleh hasil penelitian serta mendapatkan kesimpulan dari permasalahan
yang ada dalam penelitian.
Sebelum melakukan pengolahan data dengan program SPSS Seri 17
terlebih dahulu penulis menempuh langkah-langkah, yaitu:
1. Menyeleksi data dari instrumen self-esteem yang terkumpul baik hasil tes
awal maupun hasil tes akhir. Seleksi dilakukan untuk memastikan seluruh
item tes terisi oleh responden.
2. Memberikan skor pada setiap item tes yang diisi oleh responden sesuai dengan
kriteria skala yang telah ditentukan, yaitu mengacu pada skala likert.
77
3. Melakukan input data pada program software komputer Microsoft Excell
2007.
4. Melakukan pengolahan data dengan menggunakan program statistik SPSS
Seri 17.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam pengolahan data dengan
SPSS Seri 17 penulis uraikan:
1. Uji normalitas data
Uji normalitas data merupakan langkah pertama dalam pengolahan data
penelitian. Uji normalitas merupakan syarat mutlak yang harus ditempuh sebelum
dilakukan uji berikutnya. Pengujian normalitas data dimaksudkan untuk
mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Selain itu, uji normalitas
juga untuk mengetahui analisi statistik apa yang akan digunakan berikutnya,
apakah statistik parametrik atau non parametrik.
Output uji normalitas yang diperoleh dari pengujian statistik dengan SPSS
17 terdapat lima hasil uji, yaitu kolmogorov smirnov, shapiro-wilk, QQ-Plots,
Detrended normal QQ-Plots, dan Spread VS Level QQ-Plots. Untuk uji ini
penulis mengacu pada hasil dari Shapiro-wilk, dengan asumsi bahwa sampel
termasuk ke dalam kelompok besar atau lebih dari 30 orang.
2. Uji homogenitas data
Setelah dilakukan uji normalitas data, langkah selanjutnya adalah
melakukan uji homgenitas data. Uji homogenitas data dilakukan untuk
78
mengetahui apakan data berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Selain
itu, uji homogenitas juga untuk menentukan pengujian hipotesis dengan statistik
apa yang akan digunakan apakah parametrik atau non-parametrik. Untuk uji
homogenitas data mengacu pada hasil penghitungan SPSS dengan uji lavene atau
Lavene test statistic.
3. Uji hipotesis
Setelah dilakukan uji normalitas dan homogenitas data, maka langkah
berikutnya adalah melakukan uji hipotesis data. Uji ini dilakukan untuk
memperoleh kesimpulan dari permasalahan penelitian.
Untuk menguji data hasil tes awal dan hasil tes akhir guna mengetahui
pengaruh dari perlakuan digunakan uji-t dua fihak. Dalam pengolahan statistik
SPSS pengujian dilakukan dengan Paired Sample t-test untuk statistika
parametrik, dan 2 Related Samples t-test untuk statistik non-parametrik. Kedua
uji membandingkan rata-rata hasil tes awal dengan rata-rata hasil tes akhir pada
satu kelompok. Untuk membandingkan hasil tes self-esteem kedua kelompok,
yaitu kelompok pendekatan mengajar bermain dan kompetitif mengacu pada uji-t
satu fihak.
Dalam SPSS pengujian dilakukan dengan Independent Sample t-test untuk
statistika parametrik dan 2 Independent Sample t-test untuk uji statistika non-
parametrik. Pengujian dilakukan dengan membandingkan antara hasil tes awal
self-esteem kelompok pendekatan mengajar bermain dan kelompok mengajar
kompetitif. Pengujian juga dilakukan dengan membandingkan hasil tes akhir
79
untuk mengetahui perbedaan self-esteem pada kedua kelompok pendekatan
mengajar tersebut.
4. Analisis data
Setelah dilakukan pengolahan data, maka selanjutnya dilakukan analisis
terhadap data atau angka yang diperoleh dari pengolahan tersebut. Analisis
dilakukan untuk dapat memperoleh kesimpulan dari data yang dihasilkan. Proses
analisis data mengacu pada kriteria-kriteria ketentuan dari setiap uji statistik dan
membandingkannya dengan hipotesis kerja.
Hasil dari analisis tersebut selanjutnya dibahas berdasarkan temuan di
lapangan serta teori dan pendapat-pendapat para ahli yang selanjutnya
disimpulkan menjadi kesimpulan dari hasil penelitian. Kesimpulan tersebut
digunakan untuk menjawab rumusan masalah penelitian yang diajukan.