BAB III METODE PENELITIAN ). Tujuan penelitian ini adalah...
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN ). Tujuan penelitian ini adalah...
62
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas (class
room action research). Tujuan penelitian ini adalah untuk menjembatani
kesenjangan antara teori dan praktek pembelajaran. Hal ini dapat terjadi karena
setelah meneliti kegiatannya sendiri, dikelas sendiri, dengan melibatkan siswanya
sendiri melalui sebuah tindakan-tindakan yang direncanakan, dilaksanakan dan
dievaluasi. maka guru dapat memperoleh umpan balik yang sistematik mengenai
kegiatan yang selama ini selalu dilakukan dalam proses pembelajaran. Adapun
metode penelitian ini, meliputi:
A. Lokasi dan Tempat Penelitian
Langkah pertama dalam usaha memasuki lapangan ialah memilih lokasi
situasi sosial yang dijabarkan oleh Nasution (1996 : 43) mengandung tiga unsur,
yakni adanya tempat, pelaku dan kegiatan. Tempat atau lokasi berlangsungnya
penelitian ini akan dilaksanakan di MI Al-Inayah Kota Bandung , pemilihan
lokasi ini dilakukan atas beberapa dasar pertimbangan diantaranya:
1. Peneliti adalah salah satu pengajar di MI Al-Inayah Kota Bandung, sehingga
memudahkan proses penelitian.
2. Kemampuan siswa di sekolah tersebut, dalam pembelajaran IPS dirasakan
masih belum optimal.
63
3. Proses pembelajaran IPS di sekolah belum dilaksanakan secara optimal,
sehingga penelitian yang dilakukan diharapkan memberikan kontribusi
terhadap perbaikan proses pembelajaran selanjutnya.
B. Waktu dan Jadwal Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada kegiatan pembelajaran IPS
pada semester genap mulai bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2011. Adapun
jadwal penelitian sebagai berikut:
Tabel 3.1 Waktu dan Jadwal Penelitian
NO JENIS KEGIATAN HARI JAM TANGGAL
1. Pembelajaran Awal Kamis 07.30 – 09.30 5 Mei 2011
2. Siklus I Kamis 07.30 – 09.30 12Mei 2011
3. Siklus II Kamis 07.30 – 09.30 19 Mei 2011
4. Siklus III Kamis 07.30 – 08.30 25 Mei 2011
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas 1 MI Al-Inayah Kota
Bandung yang berjumlah 34 siswa. Pengambilan subjek tersebut didasarkan pada
alasan bahwa siswa Kelas 1 tersebut memilki pencapaian tingkat ketrampilan
sosial dan kreativitas yang masih sangat rendah, serta proses interaktif yang
terjadi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa berjalan kurang baik.
64
Penelitian tindakan ini dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan sosial dan
kreativitas siswa dalam mata pelajaran IPS dengan menggunakan metode role
playing.
Selain itu ada pula dari pihak guru dan teman sejawat yang dilibatkan
sebagai kolaborator dalam penelitian ini, dengan tujuan agar proses penelitian ini
mendapat masukan-masukan positif serta dapat menghasilkan kesimpulan yang
dapat diakui kebenarannya.
D. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan yang difokuskan
pada situasi kelas, atau lazim dikenal dengan classroom action research. Metode
ini dipilih didasarkan atas pertimbangan bahwa: (1) analisis masalah dan tujuan
penelitian yang menuntut sejumlah informasi dan tindak lanjut berdasarkan
prinsip “daur ulang”, (2) menuntut kajian dan tindakan secara reflektif, kolaboratif
dan partisipatif berdasarkan situasi alamiah yang terjadi dalam pelaksanaan
pembelajaran.
Penelitian tindakan kelas adalah sebuah bentuk inkuiri reflektif yang
dilakukan secara kemitraan melalui situasi Sosial tertentu (termasuk pendidikan)
untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari a) kegiatan praktek Sosial atau
pendekatan mereka b) pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktek
pendidikan ini, dan c) situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan praktek
ini (Kemmis, 1983) dalam wiriaatmadja (2005).
65
Secara esensial, penelitian tindakan merupakan paduan antara prosedur
penelitian dengan tindakan substantif (Hopkins; 1993) yang diadopsi oleh Asrori
(2009). Sebagai prosedur penelitian, metode penelitian tindakan dicirikan oleh
suatu kajian reflektif-diri secara inkuiri, partisipasi diri dan kolaboratif terhadap
latar alamiah dan/atau implikasi dari suatu tindakan. Sedangkan sebagai tindakan
substantif, penelitian tindakan dicirikan oleh adanya intervensi skala kecil dengan
memfungsikan kealamiahan latar, sebagai upaya diri melakukan reformasi dan
peningkatan iklim situasi sosial (Hopkins;1993). Tujuannya meningkatkan
kualitas pembelajaran dan iklim sosial yang ada dan berlangsung di dalam latar
situasi sosial tersebut.
Ditinjau dari tujuannya, penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk: (1)
meningkatkan atau mengembangkan kemampuan profesional guru dalam
menyelenggarakan pembelajaran di kelas; (2) mengadakan inovasi pembelajaran
dalam bentuk pembelajaran alternatif dan inovatif; dan (3) melakukan
pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan kelas.
Raka Joni, Kardiawarman, Hadisubroto seperti yang telah dikutip oleh
Wardani et al (2007:1-20) mengatakan:
Tujuan PTK adalah untuk memperbaiki praktek pembelajaran dengan sasaran akhir memperbaiki belajar siswa. Dengan PTK kesalahan dalam proses pembelajaran akan cepat dianalisis dan diperbaiki, sehingga kesalahan tersebut tidak akan berlanjut. Jika kesalahan dapat diperbaiki, hasil belajar siswa diharapkan dapat meningkat. Sebaliknya jika kesalahan dalam proses pembelajaran dibiarkan berlarut-larut, maka guru akan tetap mengajar dengan cara yang sama sehingga hasil belajarpun tetap sama, bahkan mungkin menurun. Dengan demikian ada hubungan timbale balik antara pembelajaran dengan perbaikan hasil belajar siswa.
66
Penelitian ini akan dimulai dengan studi pendahuluan. Temuan dari hasil
studi pendahuluan ini kemudian dilakukan refleksi bersama antara peneliti dengan
guru mitra, untuk menentukan langkah-langkah kegiatan selanjutnya (tindakan,
observasi dan penyusunan rencana ulang) hingga tujuan penelitian tercapai.
Rancangan desain penelitian yang akan dilakukan dikembangkan dari PTK
Metode Kemmis dan Mc. Taggart dengan sistem spiral refleksi diri yang dimulai
dengan rencana, tindakan, pengamatan, refleksi, perencanaan kembali yang
merupakan dasar untuk pemecahan permasalahan (Kasbolah, 1998:113) yang
diadopsi oleh Asrori (2009). Alasan dipilihnya metode Kemmis dan Mc. Taggart
dalam penelitian ini adalah karena metode ini akan mendaur ulang empat kegiatan
pokok yang berupa perencanaan (plan), pelaksanaan (act), pengamatan (observe),
dan refleksi (reflect). Dengan mendaur ulang empat kegiatan pokok ini dapat
menemukan suatu masalah dan dicarikan solusi yang berupa perencanaan
perbaikan, pelaksanaan tindakan yang telah direncankan dengan disertai kegiatan
observasi, lalu direfleksikan melalui diskusi balikan bersama peneliti sehingga
menghasilkan tindakan berikutnya.
67
Gambar 3.1 Desain Penelitian Tindakan Sistem Spiral
Metode Kemmis dan Mc Taggart (Sumber: Hopkins, 1993:48)
RENCANA
REFLEKSI
TINDAKAN/ OBSERVASSI
REFLEKSI
TINDAKAN/ OBSERVASSI
REFLEKSI
TINDAKAN/ OBSERVASSI
HASIL
RENCANA YANG DIREVISI
RENCANA YANG DIREVISI
68
E. Pendekatan Penelitian
Berdasarkan tujuan tersebut di atas, maka pendekatan yang dilakukan dalam
penelitian tindakan kelas ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan ini dipilih
atas pertimbangan bahwa dalam setiap pelaksanaan tindakan yang telah
dirancang, peneliti berupaya menelaah secara seksama masalah yang menjadi
fokus penelitian, dan dalam waktu yang bersamaan peneliti juga harus
menganalisis dan merefleksi permasalahan yang ada sebagai dasar melakukan
perbaikan terhadap rancangan tindakan pada tahap selanjutnya. Langkah-langkah
kegiatan tersebut dilakukan secara terus menerus selama penelitian, dan sesuai
dengan prinsip daur ulang
F. Tahap-tahap Kegiatan Penelitian
Prosedur penelitian yang digunakan berbentuk siklus yang mengacu pada
metode Kemmis dan Mc Taggart (Depdiknas, 1991:21, Mc Taggart, 1991:32,
Hopkins, 1993:48).
Siklus ini berlangsung beberapa kali hingga tercapai tujuan yang diinginkan,
dan apabila tidak muncul lagi permasalahan dan pembelajaran tampak sudah
stabil dengan respon siswa yang diharapkan, maka penelitian dapat diakhiri
hingga siklus tersebut (Wiriaatmadja, 2002:130-131).
Sebelum tahap-tahap siklus dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan studi
kelayakan penelitian pendahuluan (orientasi) untuk mengidentifikasi dan
mengangkat masalah dan ide yang tepat dalam kemampuan guru
mengembangkan bahan pelajaran.
69
Ada empat langkah penting dalam setiap siklus penelitian tindakan kelas,
yaitu perencanaan (plan), pelaksanaan (act), pengamatan (obsresved), dan
refleksi (reflect) (Hopkins, 1993:48, Wiriaatmadja, 2002:127-128, Zuriah,
2003:77-81). Selanjutnya pada siklus kedua dan seterusnya jenis kegiatan yang
dilaksanakan peneliti bersama guru mitra adalah memperbaiki rencana (resived
plan, pelaksanaan (act), pengamatan (observerd) dan refleksi (reflect), dan tahap-
tahap ini akan diulangi pada siklus berikutnya, dan seterusnya hingga siklus
terakhir.
Adapun tahapan-tahapan penelitian yang di lakukan adalah sebagai berikut:
1. Orientasi,
Orientasi yaitu studi pendahuluan yang dilakukan peneliti sebelum
melakukan tindakan . Kegiatan ini dilakukan pada hari Senin 25 April 2011 secara
bersama antara peneliti dengan guru mitra terhadap praktek pembelajaran. Pada
fase ini dilakukan pengkajian untuk menemukan informasi-informasi yang
penting terutama dalam aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran di kelas.
Hasil orientasi ini akan disesuaikan dengan hasil kajian teoritis yang relevan,
sehingga menghasilkan suatu program pengembangan tindakan yang dipandang
valid dan akurat sesuai dengan situasi Sosial di tempat program tindakan kelas
dilaksanakan, yaitu MI Al-Inayah Kota Bandung.
2. Perencanaan
Perencanaan yaitu kegiatan yang dilakukan dalam menyusun rencana
tindakan yang hendak dilaksanakan di kelas. Alokasi waktu pelaksanaan April
sampai Mei 2011 (Semester II 2010-2011). Dari kegiatan yang teridentifikasi,
70
pada persiapan peenelitian di kelas 1 MI Al-Inyah Kota bandung, peneliti dan
guru merencanakan langkah-langkah penerapan metode role playing dalam
pembelajaran IPS untuk meningkatkan keterampilan Sosial dan kreativitas siswa,
dengan pokok bahasan yang ada pada kurikulum dengan mempertimbangkan
fleksibilitas. Hal ini mengingat karakteristik situasi kelas sendiri yang tidak bisa
diprediksi secara pasti (unpredictabel).
Perencanaan juga disusun dan dipilih atas dasar pertimbangan kemungkinan
untuk dilaksanakan secara efektif dalam berbagai situasi lapangan. Dalam kaitan
ini rencana disusun dan dipilih atas dasar pertimbangan kemungkinan untuk
dilaksanakan secara efektif, partisipatif antara peneliti dan guru agar tindakan
dapat lebih terarah pada sasaran yang hendak dicapai. Pada tahap perencanaan ini
disepakati mengenai focus yang akan diobservasi, criteria-kriteria penilaian,
materi atau topic bahasan yang disampaikan beserta buku sumber, tempat dan
waktu pelaksanaan kegiatan. Aspek-aspek tersebut terdapat pada satuan
pelajaran/rencana pembelajaran. Sebelum pelaksanaan penelitian dilakukan
persiapan mengajar, dengan maksud memperoleh gambaran dari tujuan yang akan
dicapai dalam melaksanakan pembelajaran. Adapun persiapan yang dilakukan
sebelum pembelajaran IPS tersebut adalah:
a. Menentukan tema
Tahap pertama dalam kesiapan mengajar adalah menentukan tema. Cukup
banyak tema yang dapat diangkat dalam proses pembelajaran ini, namun peneliti
dan guru menetapkan tema peristiwa sebagai latar dalam pembelajaran IPS ini.
Alasan pemilihan tema peristiwa ini yaitu disebabkan bahwa setiap anak pasti
71
memiliki serangkaian peristiwa dalam kehidupannya sehari-hari, hal ini membuat
peneliti berfikir bahwa tema peristiwa sangatlah cocok diberikan kepada siswa
kelas 1.
b. Membuat jaringan tema
Setelah penentuan tema disepakati oleh peneliti dan rekan guru, maka
langkah selanjutnya yang dilakukan adalah membuat jaringan tema. Jaringan tema
ini dimaksudkan untuk memadukan antara mata pelajran yang satu dengan mata
pelajaran yang lain. Dalam hal ini peneliti dan rekan guru memadukan mata
pelajarn IPS dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, Akidah
Akhlak, IPA, PKn, SBK dan Fiqih.
c. Membuat silabus
Silabus dibuat berdasarkan tema peristiwa yang didalamnya berisi tentang
muatan mata pelajaran yang berkaitan dengan tema peristiwa tersebut, yang dalam
hal ini mata pelajaran yang dikaitkan dengan tema peristiwa yaitu IPS, Akidah
Akhlak, SBK, Matematika, Bahasa Indonesia, IPA, PKN dan Fiqih. Tujuan
dibuatnya silabus dalam perencanaan ini adalah agar kelak apa yang akan
diajarkan tidak keluar dari pokok-pokok yang ada dalam silabus tersebut, yang
nanti silabus ini akan dijabarkan secara rinci dalam bentuk rencana pembelajaran.
d. Merumuskan tujuan pembelajaran
Tahap selanjutnya adalah merumuskan tujuan pembelajaran. Rumusan
pembelajaran ini ditulis pada satuan pelajaran/rencana pembelajaran Hal ini
dilakukan untuk mempersiapkan rencana yang akan dilakukan oleh guru dalam
72
mengajar, sehingga pada akhirnya KBM tidak jauh dari apa yang direncanakan
karena sudah terprogram dan disesuaikan dengan kondisi para siswa.
e. Menetapkan alat evaluasi
Setelah tujuan pembelajaran dirumuskan, maka dibuatlah alat evaluasi.
Adapun tujuan dari evaluasi ini adalah untuk mengetahui ataupun mengukur
keberhasilan siswa selama proses belajar mengajar dalam pencapaian tujuan
pembelajaran. Evalusi dilakukan pada awal pembelajaran, masa proses
pembelajaran, dan akhir pembelajaran.
Pada awal pembelajaran dilakukan evaluasi awal berupa pemberian
beberapa pertanyaan secara verbal tentang materi yang telah diajarkan. Evaluasi
verbal dilakukan dengan alasan karena jumlah jam pelajaran kelas 1 yang relatif
singkat, sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukan tes awal secara tertulis.
Selama masa proses pembelajaran evaluasi juga dilakukan dengan cara
melihat/memantau tentang sejauh mana penghayatan siswa terhadap materi
pembelajaran yang diberikan dengan metode role playing. Sedangkan pada akhir
pembelajaran dilakukan evaluasi tidak hanya dalam segi kognitif saja namun juga
evaluasi dilakukan dari segi afektif dan psikomotor. Adapun hasil evaluasi yang
masih rendah akan diulang lagi pada awal kegiatan pembelajaran untuk pertemuan
selanjutnya. Tujuan dilaksanakannya evaluasi awal adalah dengan maksud untuk
mengukur kemampuan anak sebelum mengikuti proses pembelajaran dengan
metode role playing. Dari hasil evaluasi tersebut dapat diketahui kemampuan
yang dimiliki siswa. Karena itu akan memberikan kemudahan untuk dapat
mengembangkan dalam proses pembelajaran selanjutnya. Evaluasi selama proses
73
pembelajaran dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami dan
melaksanakan materi yang diberikan. Adapun evaluasi akhir dilakukan untuk
menilai kemampuan siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Baik
evaluasi awal, proses pembelajaran dan evaluasi akhir, penilaian tidak hanya
ditujukan dalam kemampuan siswa dari segi kognitif saja namun juga evaluasi
dilakukan dari segi afektif dan psikomotor.
f. Membuat skenario pembelajaran tiap siklus
Tabel 3.2 Skenario Pembelajaran Siklus 1
Tema: Peristiwa Kelas/Semester: I/II
SIKLUS : 1
Mata
Pelajaran Waktu
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar Indikator
1. IPS
2 JPL
Mendeskripsikan
lingkungan
rumah
Menceriterakan
kembali
peristiwa penting
yang dialami
sendiri di
lingkungan
keluarga
• Menyebutkan
contoh peristiwa
yang
menyenagkan
• Bermain peran
dalam peristiwa
yang
menyenangkan
74
2. SBK
1 JPL
Seni Musik
Mengekspresikan
diri melalui seni
music
Mengekspresikan
diri melalui seni
musik
• Menyanyikan lagu
anak-anak
3. Aqidah
Akhlaq
2 JPL Membiasakan
perilaku terpuji
Menampilkan
adab makan dan
minum
• Menyebutkan
adab makan dan
minum
• Mempraktekan
adab makan dan
minum
• Membaca doa
sebelum makan
dan minum
• Membaca doa
sesudah makan
dan minum
Kegiatan Awal (10. Menit)
1) Mengkondisikan siswa dalam situasi yang kondusif
2) Menyampaikan apersepsi
3) Menanyakan sejauhmana tugas drama yang telah diberikan sebelum
bermain peran tema Peristiwa menyenangkan (ULTAH)
75
4) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai setelah
pembelajaran selesai
Kegiatan Inti (130 menit)
a. Eksplorasi
1) Siswa diberikan arahan dalam pelaksanaan scenario drama tema “ulang
tahun”
2) Siswa diberi kesempatan untuk mengeluarkan pendapat tentang
perannya masing-masing secara singkat
3) Siswa mengamati jalannya drama sederhana berjudul “ulang tahunku”
b. Elaborasi
1) Siswa melaksanakan drama sederhana tema “ulang tahunku” sesuai
dengan peran masing-masing
2) Berdoa untuk yang berulang tahun
3) Menyanyikan lagu anak” Selamat Ulang tahun”
4) Memberi kado secara bergiliran
5) Mempraktikan adab makan secara kelompok
6) Membaca do’a sebelum makan dan minum
7) Melaksanakan makan bersama dipesta ulang tahun
8) Membaca doa setelah makan dan minum
c. Konfirmasi
1) Guru memberi hasil pengamatan dan tanggapan dari kegiatan dari
eksplorasi dan elaborasi
76
2) Siswa diberikan reward dari hasil bermain peran tema peristiwa
menyenangkan “Ulang tahun”
3) Siswa diberi motivasi untuk belajar lebih baik
Kegiatan Akhir (10 menit)
1) Memberikan penilaian
2) Memberikan tugas mandiri
3) Melakukan evaluasi
Tabel 3.3 Skenario Pembelajaran Siklus 2
Tema: Peristiwa Kelas/Semester: I/II
SIKLUS : 2
Mata
Pelajaran Waktu
Standar
Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
1. IPS
2 JPL
Mendeskripsi
kan
lingkungan
rumah
Menceriterakan
kembali peristiwa
penting yang
dialami sendiri di
lingkungan
keluarga
• Menyebutkan
contoh
peristiwa yang
menyedihkan
• Bermain peran
dalam cerita
yang
menyedihkan
77
2. Matema
-tika
2 JPL
• Melakuka
n
penjumlah
an dan
pengurang
an
bilangan
sampai
dua angka
dalam
pemecaha
n masalah
• Mengenal
bangun
datar
sederhana
• Membilang
banyak benda
• Mengenal
segitaga,
segiempat dan
lingkaran
• Menghitung
banyak benda
• Menyebutkan
nama benda
bangun datar
3. IPA 1 JPL
Mengenal
berbagai
energy dan
manfaaatnya
dalam
kehidupan
Membedakan
benda yang mudah
bergerak dan yang
sulit bergerak
melalui percobaan
• Menyebutkan
benda yang
mudah
bergerak
• Menyebutkan
benda yang
78
Kegiatan Awal (10. Menit)
1) Mengkondisikan siswa dalam situasi yang kondusif
2) Menyampaikan apersepsi
3) Menanyakan sejauhmana tugas drama yang telah diberikan sebelum bermain
peran tema Peristiwa menyedihkan (Jatuh saat bermain bola)
4) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai setelah pembelajaran
selesai
Kegiatan Inti (130 menit)
a. Eksplorasi
1) Siswa diberikan arahan dalam pelaksanaan scenario drama tema “Jatuh
saat bermain bola”
2) Siswa diberi kesempatan untuk mengeluarkan pendapat tentang perannya
masing-masing secara singkat
3) Siswa mengamati jalannya drama sederhana berjudul “Jatuh saat bermain
bola”
b. Elaborasi
1) Siswa melaksanakan drama sederhana tema “jatuh saat bermain bola”
sesuai dengan peran masing-masing
sehari-hari sulit bergerak
79
2) Melakukan percobaan benda yang mudah bergerak dan benda yang sulit
bergerak
3) Membagi kelompok untuk berdiskusi
4) Melaksanakan diskusi kelompok
5) Membacakan hasil diskusi kelompok secara bergiliran
c. Konfirmasi
1) Guru memberi hasil pengamatan dan tanggapan dari kegiatan dari
eksplorasi dan elaborasi
2) Siswa diberikan reward dari hasil bermain peran tema peristiwa
menyedihkan “Jatuh saat bermain bola”
3) Siswa diberi motivasi untuk belajar lebih baik
Kegiatan Akhir (10 menit)
1) Memberikan penilaian
2) Memberikan tugas mandiri
3) Melakukan Evaluasi
Tabel 3.4 Skenario Pembelajaran Siklus 3
Tema: Peristiwa Kelas/Semester: I/II
SIKLUS : 3
Mata
Pelajaran Waktu
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar Indikator
80
1. IPS
2 JPL
Mendeskripsika
n lingkungan
rumah
Menceriterakan
kembali
peristiwa
penting yang
dialami sendiri
di lingkungan
keluarga
• Menyebutkan
contoh peristiwa
yang
membanggakan
• Bermain peran
dalam ceritera yang
membanggakan
2. Fiqih
1 JPL Menghafal
bacaan shalat
Melafalkan
bacaan shalat
• Menyebutkan
banyak rakaat
dalam setiap shalat
• Menyebutkan
waktu shalat
dengan tepat
• Menghafal bacaan
niat shalat
3. PKn 2 JPL Menerapkan
kewajiban di
rumah dan di
sekolah
Mengikuti tata
tertib di rumah
dan di sekolah
• Menyebutkan
contoh tata tertib di
sekolah
• Menyebutkan
contoh tata tertib di
81
rumah
• Menjelaskan
manfaat mematuhi
tata tertib di
sekolah
• Menjelaskan
manfaat mematuhi
tata tertib di rymah
• Menjelaskan akibat
dari tidak
mematuhi tata
tertib di rumah dan
di sekolah
Kegiatan awal (10 menit)
1) Mengkondisikan siswa dalam situasi yang kondusif
2) Menyampaikan apersepsi
3) Menanyakan sejauhmana tugas drama yang telah diberikan sebelum bermain
peran tema peristiwa membanggakan yakni “juara kelas”
4) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai setelah pembelajaran
selesai
Kegiatan Inti (130 menit)
a. Eksplorasi
82
1) Siswa diberikan arahan dalam pelaksanaan skenario drama tema “juara
kelas”
2) Siswa diberi kesempatan untuk mengeluarkan pendapat tentang perannya
masing-masing secara singkat
3) Siswa mengamati jalannya drama sederhana tentang “juara kelas”
b. Elaborasi
1) Siswa melaksanakan drama sederhana tentang “juara kelas” sesuai dengan
peran masing-masing
2) Guru dan siswa yang lain mengamati jalanya drama tersebut
3) Menyanyikan lagu “ Rakaat Shalat” dan “Waktu Shalat”
4) Tanya jawab tentang tata tertib di sekolah dan di rumah
5) Pembagian LKS
6) Membacakan niat shalat secara bergiliran
c. Konfirmasi
1) Guru memberi tanggapan atas hasil eksplorasi dan elaborasi siswa
2) Guru memberi reward kepada siswa
3) Guru member motivasi kepada siswa untuk belajar lebih baik
Kegiatan Akhir (10 menit)
1) Guru memberikan penilain
2) Pemberian tugas mandiri
3) Melakukan Evaluasi
83
3. Pelaksanaan/Tindakan
Pelaksanaan/tindakan yaitu kegiatan pembelajaran yang dilakukan
berdasarkan rencana yang telah disepakati sebelumnya antara peneliti dengan guru
mitra. Pelaksanaannya (tindakan) dilakukan pada minggu berikutnya. Tindakan
ini dilakukan untuk memperbaiki keadaan atau proses pembelajaran dan hasil
belajar siswa. Dalam hal ini untuk memperbaiki keadaan pembelajaran yang
kurang menarik, proses pembelajaran tidak efektif, evisien dan setelah proses
evaluasi nilai pretes yang dilaksanakan pada fase orientasi belum memenuhi
standar ketuntasan.
1. Observasi (Pengamatan)
Pada saat pelaksanaan tindakan di kelas dengan menggunakan metode role
playing dan langkah-langkah yang telah disepakati, peneliti mulai mengamati dan
mendokumentasikan proses, keadaan, kendala, dan faktor-faktor lain yang timbul
dan berkembang selama pelaksanaan tindakan Hasil dari observasi ini dijadikan
sebagai dasar melakukan refleksi dan refisi terhadap rencana dan tindakan yang
telah dilakukan dan dijadikan sebagai dasar dalam merancang dan merumuskan
tindakan selanjutnya.
2. Refleksi
Pada tahap ini peneliti dan guru mitra secara kolaboratif mengkaji serta
merenungkan kembali tentang rencana dan pelaksanaan tindakan yang telah
dilakukan berdasarkan hasil analisis terhadap data, proses, dan hasil pelaksanaan
tindakan yang telah dilakukan. Berangkat dari hasil refleksi ini, peneliti bersama
guru mitra merumuskan kembali rencana pembelajaran untuk ditindaklanjuti pada
84
siklus berikutnya. Adapun dalam penelitian ini, jumlah siklus yang direncanakan
terdiri atas 3 siklus untuk mencapai tujuan, berdasarkan pada rencana yang telah
disusun/dirumuskan sebelumnya. Artinya penelitian tindakan ini akan diakhiri
apabila sudah tidak ditemukan lagi permasalahan dan pembelajaran sudah stabil,
serta respon dari peserta didik sudah sesuai dengan yang diharapkan.
3. Evaluasi
Berdasarkan hasil pengkajian dan refleksi terhadap pelaksanaan program
tindakan sesuai dengan rencana program tindakan yang telah ditetapkan, peneliti
dan guru mitra secara kolaboratif dan partisipatif melakukan revisi terhadap
rencana program tindakan yang telah disusun dan ditetapkan sebelumnya. Hal ini
dimaksudkan untuk melakukan perbaikan-perbaikan terhadap rencana dan
pelaksanaan program tindakan yang telah dilakukan dan sebagai dasar
penyusunan rancangan rencana program tindakan selanjutnya.
Revisi yang dilakukan dalam kegiatan penelitian ini adalah sebagai upaya
perbaikan dari kekurangan dan kelemahan yang masih dialami dari setiap
tindakan yang dilakukan sehingga memperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan
yang diharapkan.
Secara garis besar tahap kegiatan penelitian yang telah diuraikan di atas
dapat dirangkum dalam tabel di bawah ini.
Tabel 3.5 Deskripsi Kegiatan
TAHAP DESKRIPSI KEGIATAN
i. Orientasi a. Melakukan survey lapangan
85
b. Observasi awal terhadap objek penelitian
ii. Perencanaan a. Menentukan tema
b. Membuat jaringan tema
c. Membuat silabus
d. Merumuskan tujuan pembelajaran
e. Membuat RPP
f. Menyusun alat evaluasi
g. Menyusun instrument penelitian
h. Menyusun lembar observasi, angket dan
pedoman wawancara
iii. Pelaksanaan/Tindakan a. Mengembangkan strategi pembelajaran
role playing
b. Pengenalan materi tema peristiwa secara
klasikal menggunakan system
pembelajaran konvensional dan
melakukan evaluasi awal (dilakukan
untuk mengetahui kondisi awal
kemampuan siswa) (pertemuan 1, pada
masa orientasi)
c. Pembelajaran materi tema peristiwa
tentang kejadian yang menyenangkan
dengan menggunakan metode role
playing (pertemuan 2, siklus I)
86
d. Pembelajaran materi tema peristiwa
tentang kejadian yang menyedihkan
dengan menggunakan metode role
playing (pertemuan 3, siklus II)
e. Pembelajaran materi tema peristiwa
tentang kejadian yang membanggakan
dengan menggunakan metode role
playing (pertemuan 4, siklus III)
f. Melakukan evaluasi akhir (dilakukan
disetiap akhir siklus I, II dan III)
iv. Pengamatan/Observasi a. Mengamati proses pembelajaran
(kelemahan dan kelebihan)
b. Mengamati hasil pembelajaran
v. Refleksi a. Mengkaji kelemahan dan kelebihan hasil
pembelajaran.
b. Merencanakan pembelajaran/tindakan
selanjutnya
vi. Evaluasi
a. Menyusun draft laporan
b. Merevisi butir-butir pembelajaran yang
belum berhasil
87
G. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini pengumpulan data mengenai pelaksaan dan hasil dari
program tindakan akan dilakukan dengan menggunakan instrument penelitian
dalam bentuk evaluasi awal dan akhir. Evaluasi awal dilakukan untuk mengetahui
kemampuan awal siswa dan evaluasi akhir dilakukan untuk mengetahui tingkat
ketrampilan social dan kreativitas siswa dalam menguasai materi pembelajaran.
Sedangkan teknik lain yang digunakan adalah observasi dan wawancara. Adapun
instrument yang digunakan adalah sebagai berikut:
(1). Lembar panduan observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
menggunakan pengamatan langsung di lokasi penelitian (Sumanto, 1995:88).
Dalam penelitian ini observasi dilakukan selama proses pembelajaran
berlangsung. Dalam hal ini peneliti menggunakan lembar panduan observasi ini
sebagai cara untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas belajar siswa selama
pengembangan tindakan dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan metode
role playing. Adapun format yang digunakan oleh peneliti yaitu dalam bentuk
format isian, peneliti sebagai pengamat hanya memberikan nilai 1-4 pada aspek
yang muncul. Observasi jenis ini (kasbolah, 1999:96) menyebutnya dengan istilah
observasi terstruktur. Adpun kisi-kisi dari instrument pengamatan yang digunakan
adalah sebagai berikut.
88
Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Observasi
Keterampilan Sosial dan Kreativitas Siswa
No Dimensi Sub Dimensi Indikator Item
Pengamatan
A. Keterampilan
Sosial
Komunikasi
Toleransi
1. Siswa dapat
berargumentasi dengan
temannya
2. Mudah bergaul
3. Ikut serta dalam
kegiatan bersama
1. Mau menuruti kata-
kata yang disampaikan
2. Tidak mengganggu
teman atau tidak usil
1
2
3
4
5
B. Kreativitas Interaksi
1. Berusaha menarik
perhatian orang lain
6
89
Inovasi
2. Bekerjasama dengan
teman
3. Bergaul/berinteraksi
dengan siapa saja (lebih
tua atau muda dan
sebaya)
1. Tidak mudah
menyerah
2. Sering diikuti oleh
teman-temannya
7
8
9
10
(2). Pedoman wawancara
Kegiatan interview (wawancara) digunakan untuk mengumpulkan informasi
berkaitan dengan hal yang diteliti, pada awal dan akhir kegiatan dilakukakan,
dalam hal ini wawancara dilakukan untuk menjaring data berkaitan dengan
rencana pelaksanaan tindakan, pandangan dan pendapat guru dan siswa, terhadap
metode role playing yang dikembangkan dalam pembelajaran IPS, baik sebelum
dan sesudah dilakukan program tindakan, sebagaimana ditegaskan bahwa
wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data, pencatatan data, informasi
90
atau pendapat yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab (Sudirman,
1997:279). Adapun wawancara yang dilakukan dalam hal ini oleh peneliti yaitu
kepada kepala sekolah, guru mitra dan peserta didik (siswa kelas 1) yang dipilih
secara acak yang dilaksanakan beberapa hari pada masa orientasi yaitu tanggal 28-
30 April 2011.
Tabel 3.7 Pedoman wawancara
Narasumber Jadwal
hari/tanggal/waktu Aspek yang dinilai
Kepala sekolah
Nama : Hj.Siti Sa’adah,
S.Ag
Kamis, 28 April 2011
10.15 – 10.45
Profil pembelajaran
yang dikembangkan di
MI Al-Inayah Kota
Bandung
Guru mitra
Nama : Sari Nurhayati,
S.Pd
Jumat, 29 April 2011
10.15 – 10.45
a. Latar belakang
pendidikan guru
mitra
b. Seputar
pembelajaran
dengan
menggunakan
metode role playing
Siswa siswi kelas 1 MI
Al-Inayah
Sabtu, 30 April 2011
10.15 – 10.45
a. Latar belakang
sekolah siswa
91
b. Mata pelajaran yang
disenangi
c. Mata pelajaran yang
tidak disenangi
d. Metode yang
disenangi pada saat
pembelajaran
Di samping itu wawancara dengan guru mitra dalam bentuk diskusi dan
refleksi juga dilakukan untuk mengetahui dan mencari alternative pemecahan
masalah yang mungkin saja ditemukan ketika pelaksanaan tindakan berlangsung.
Sedangkan instrumennya berupa pedoman wawancara, angket, kuesioner,
catatan hasil evaluasi.
Wawancara secara langsung kepada siswa dengan bertanya tentang metode
apa yang disenangi, apakah siswa menyenangi pembelajaran dengan metode
konvensional atau dengan metode role playing. Bentuk pertanyaan yang diberikan
berupa angket, hal ini semata-mata dilakukan untuk memudahkan dalam
pengumpulan data.
(3). Hasil Evaluasi
Hasil evaluasi belajar yang akan dijadikan data adalah evaluasi sebelum
diimplementasikan metode role playing dan evaluasi setelah
diimplementasikannya metode role playing, yang dilaksanakan pada siswa
dibawah bimbingan guru (peneliti) dan guru mitra, sesuai dengan materi
92
pembelajaran, dengan maksud untuk mengukur peningkatan ketrampilan social
dan kreativitas siswa. Kemudian hasil evaluasi yang diperoleh siswa
dibandingkan, antara hasil evaluasi sebelum dan sesudah pelaksanaan metode role
playing pada sesi akhir.
H. Studi Literatur
Teknik ini dilakukan dengan cara membaca, mempelajari buku-buku
peraturan tertulis dan bacaan lainnya yang ada hubungannya dengan masalah yang
dimaksud. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh data teoritis yang sekiranya
dapat mendukung pada kenyataan yang berlaku pada penelitian ini.
I. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan dan analisis data dilakukan secara terus menerus sepanjang
penelitian ini berlangsung dari awal hingga akhir, yaitu mulai dari tahap orientasi
sampai pada tahap berakhirnya seluruh program tindakan sesuai dengan
karakteristik pokok permasalahan dan tujuan (Hopkins, 1993)
Analisis data ini dilakukan secara reflektif, partisipatif dan kolaboratif pada
setiap tahap refleksi sehingga dari hasil analisis refleksi ini dapat diperoleh
alternative jalan keluar untuk menentukan rencana tindakan yang akan
dilaksanakan pada tindakan berikutnya.
Menurut Hopkins (1993:151-158) yang pendapatnya di adopsi oleh
Wiriaatmadja (2005) mengatakan bahwa prosedur pengolahan dan analisis data
93
dalam penelitian tindakan kelas dapat dilakukan melalui beberapa tahapan,
sebagai berikut:
1. Pengumpulan, Kodifikasi, dan katagorisasi Data
Pada tahap ini seluruh data yang telah diperoleh berdasarkan instrument
penelitian dikumpulkan, kemudian data tersebut diberikan kode-kode tertentu
berdasarkan jenis dan sumbernya. Kategori data yang dimaksud adalah: (1)
situasi kelas, berupa informasi tentang latar fisik dan latar belakang guru dan
siswa, (2) proses pembelajaran, berupa informasi tentang interaksi Sosial antara
guru dengan siswa, antara siswa dengan siswa dan perubahan yang terjadi selama
berlangsungnya proses pembelajaran, (3) aktivitas berupa informasi tentang
tindakan guru dan tindakan siswa. Selanjutnya dilakukan interpretasi terhadap
keseluruhan data.
2. Validasi Data
Hasil interpretasi dan katagorisasi data serta rumusan hipotesis sehubungan
dengan hasil pelaksanaan program tindakan yang telah dirumuskan divalidasi
dengan menggunakan beberapa teknik validasi data (Miles dan Huberman; 1992)
untuk mendapatkan data yang benar-benar mendukung dan sesuai dengan
karakteristik fokus permasalahan dan tujuan penelitian. Teknk validasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah:
Triangulasi, yaitu mengecek keabsahan (validitas) data dengan
mengkonfirmasikan data yang telah ada dengan data atau sumber data yang lain.
Dari guru, dilakukan pada saat pelaksanaan dskusi balikan setelah pelaksanaan
tindakan dan dengan data yang dijaring melalui lembar observasi yang dilakukan
94
oleh guru itu sendiri. Sedangkan dari siswa, dilakukan dengan melakukan
wawancara dengan beberapa orang siswa, setelah pelaksanaan pembelajaran.
Audit Trial, yaitu pengecekan keabsahan temuan penelitian, beserta
prosedur penelitan yang telah diperiksa keabsahannya dengan mengkonfirmasikan
kepada sumber data pertama (guru dan siswa)
Member-check, yaitu melakukan pengecekan terhadap keabsahan data
dengan mengkonfirmasikan data tersebut kepada sumber data . Proses ini
dilakukan pada saat akhir pelaksanaan program tindakan dan pada waktu
berakhirnya keseluruhan program tinakan yang direncanakan sesuai dengan tujuan
penelitian.
J. Interpretasi
Interpretasi dilakukan terhadap keseluruhan temuan penelitian berdasarkan
teoritik dan norma-norma ilmiah yan telah disepakati mengenai proses
pembelajaran sesuai dengan karakteristik fokus permasalahan dan tujuan
penelitian, sampai diperoleh suatu kerangkan konseptual yang memungkinkan
bagi pengembangan metode role playing dalam pembelajaran IPS di sekolah
dasar.