BAB III METODE PENELITIAN -...

17
53 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah format metode penelitian dengan pendekatan kuantitatif yang terbagi atas dua bagian yaitu: metode penelitian, meliputi uraian dan jumlah variabel yang akan digunakan dalam penelitian; defenisi operasional, yang akan memberikan informasi tentang bagaimana cara dalam mengukur variabel; teknik pengumpulan data; daya diskriminasi dan reliabilitas alat ukur; serta penentuan populasi dan sampel. Sedangkan teknik analisis data, meliputi uji asumsi klasik dan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regersi berganda. Penjelasan secara lebih terperinci akan dibahas dalam bab ini. III.1. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas (independent variable) yang biasanya diberi notasi X. Variabel bebas tersebut adalah kecerdasan emosi (X1) dan pola asuh otoritatif (X2). Penelitian ini juga terdapat satu variabel terikat (dependent variable) yang biasanya diberi notasi Y, yaitu perilaku prososial. III.2 Definisi Operasional III.2.1. Perilaku Prososial Caprara dkk., (2000) mendefinisikan perilaku prososial sebagai perilaku gotong-royong, ramah-tamah, menolong, percaya, berbagi, dan empatik terhadap orang lain. Perilaku prososial akan diukur menggunakan Prosocial Behaviour scale (PB) dari Caprara dan Pastorelli (1993), dengan aspek-aspek dari perilaku prososial diantaranya adalah altruism (altruism), kepercayaan (trust), ramah (agreeableness).

Transcript of BAB III METODE PENELITIAN -...

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9293/3/T2_832013014_BAB III.pdfformat metode penelitian dengan pendekatan kuantitatif yang terbagi

53

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

format metode penelitian dengan pendekatan kuantitatif yang terbagi atas

dua bagian yaitu: metode penelitian, meliputi uraian dan jumlah variabel

yang akan digunakan dalam penelitian; defenisi operasional, yang akan

memberikan informasi tentang bagaimana cara dalam mengukur variabel;

teknik pengumpulan data; daya diskriminasi dan reliabilitas alat ukur; serta

penentuan populasi dan sampel. Sedangkan teknik analisis data, meliputi uji

asumsi klasik dan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regersi

berganda. Penjelasan secara lebih terperinci akan dibahas dalam bab ini.

III.1. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas (independent

variable) yang biasanya diberi notasi X. Variabel bebas tersebut adalah

kecerdasan emosi (X1) dan pola asuh otoritatif (X2). Penelitian ini juga

terdapat satu variabel terikat (dependent variable) yang biasanya diberi

notasi Y, yaitu perilaku prososial.

III.2 Definisi Operasional

III.2.1. Perilaku Prososial

Caprara dkk., (2000) mendefinisikan perilaku prososial sebagai

perilaku gotong-royong, ramah-tamah, menolong, percaya, berbagi, dan

empatik terhadap orang lain.

Perilaku prososial akan diukur menggunakan Prosocial Behaviour

scale (PB) dari Caprara dan Pastorelli (1993), dengan aspek-aspek dari

perilaku prososial diantaranya adalah altruism (altruism), kepercayaan

(trust), ramah (agreeableness).

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9293/3/T2_832013014_BAB III.pdfformat metode penelitian dengan pendekatan kuantitatif yang terbagi

54

Penilaian skala ini, makin tinggi skor total yang diperoleh individu

menunjukkan prososialnya makin tinggi, sedangkan makin rendah skor

total yang diperoleh individu menunjukkan prososialnya makin lemah atau

rendah.

III.2.2. Kecerdasan Emosi

Sullivan (1999) mendefinisikan kecerdasan emosi adalah

kemampuan untuk memonitor perasaan dan emosi diri sendiri serta orang

lain dengan menggunakan perasaan-perasaan itu untuk memandu pikiran

dan tindakan seseorang.

Alat ukur kecerdasan emosi dalam penelitian ini menggunakan

Emotional Intelligence Scale for Children (EISC) dari Sullivan (1999),

dengan aspek-aspek antara lain, persepsi emosi (perception emotion),

memahami emosi (understanding emotions), dan mengelola emosi

(managing emotions).

Penilaian skala ini, semakin tinggi skor skala kecerdasan emosi yang

diperoleh, maka menunjukkan semakin tinggi kecerdasan emosinya.

Sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh, maka menunjukkan

semakin rendah kecerdasan emosinya.

III.2.3. Pola Asuh Otoritatif

Robinson dkk., (1995) mendefenisikan orang tua otoritatif adalah

orang tua yang dapat mengekspresikan kasih sayang, memberikan

kenyamanan, memahami, membimbing anak dengan rasional, serta

menghargai anak.

Pola asuh otoritatif akan diukur menggunakan Parenting Practices

Questionnaire (PPQ) dari Robinson dkk., (1995), dengan aspek-aspek dari

pola asuh otoritatif diantaranya adalah memiliki kehangatan dan

keterlibatan (warmth & involvement), memiliki nalar yang baik

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9293/3/T2_832013014_BAB III.pdfformat metode penelitian dengan pendekatan kuantitatif yang terbagi

55

(reasoning/induction), berpartisipasi demokratis (democratic

participation), serta baik hati (natured/easy going).

Penilaian skala pola asuh otoritatif orang tua yaitu makin tinggi skor

total yang diperoleh individu menunjukkan pola asuh semakin otoritatif,

sedangkan makin rendah skor total yang diperoleh individu menunjukkan

pola asuhnya semakin tidak otoritatif.

III.3. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini yakni semua siswa

yang berusia 9 – 11 tahun yang merupakan siswa-siswi pada SD Negeri 2

Passo Kecamatan Baguala di Kota Ambon. Alasan dipilih subjek penelitian

siswa-siswi yang berusia 9 – 11 tahun adalah:

1. Siswa-siswi di SD Negeri 2 Passo

Dengan alasan pertama adalah fenomena yang ditemui bahwa sangat

berbeda drastis perilaku lebih spesifik perilaku prososial siswa setelah

dan sesudah mengalami konflik sosial di Kota Ambon. Fenomena

sekarang ini, bahwa sebagian siswa pada sekolah tersebut memiliki

perilaku prososial yang rendah. Kedua, menarik diteliti karena sejak

dini perlulah ditanamkan perilaku prososial dalam kehidupan sehari-

hari untuk anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar.

Ketiga, adanya kenalan (ibu) saya yang mengajar di sekolah tersebut.

2. Usia 9 – 11 tahun

Pada usia ini anak sudah harus ditanamkan tingkah laku sosial yang

bertanggung jawab. Selain itu pada usia ini anak sudah dapat membaca

dan menulis secara baik. Sehingga mereka dapat mengerti setiap

pernyataan-pertanyaan yang ada di dalam skala.

Sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi

yang diteliti). Bilamana jumlah populasinya kecil, maka semua anggota

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9293/3/T2_832013014_BAB III.pdfformat metode penelitian dengan pendekatan kuantitatif yang terbagi

56

populasi dapat digunakan sebagai sampel. Seperti pendapat Arikuntoro

(2006) yang mengatakan bahwa jika anggota subjek dalam populasinya

hanya meliputi 100 hingga 150 atau kurang dari 100, dan dalam

pengumpulan menggunakan angket maka sebaiknya subjek sejumlah itu

diambil seluruhnya. Hal ini disebut sebagai sampel jenuh. Adapun sampel

yang digunakan dalam penelitian ini berupa sampel jenuh yaitu sebanyak

107 siswa. Sesuai data yang yang didapat dari tata usaha dan guru, siswa

yang berusia 9 – 11 tahun pada SD Negeri 2 Passo per September 2014.

Adapun ciri-ciri dari populasi penelitian ini dapat dikelompokan

berdasarkan jenis kelamin, populasi dapat dibedakan sebagai berikut:

Tabel 3.1

Populasi berdasarkan Jenis Kelamin

NO. Jenis Kelamin Populasi

1. Laki-laki 61 siswa

2. Perempuan 46 siswa

TOTAL 107 siswa

Tabel 3.2

Berdasarkan usia, populasi dibedakan sebagai berikut: NO. Usia Populasi

1. 9 tahun 43 siswa

2. 10 tahun 39 siswa

3. 11 tahun 25 siswa

TOTAL 107 siswa

Alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi

tentang kecerdasan emosi, pola asuh otoritatif dan perilaku prososial

menggunakan skala psikologi, dengan alasan skala psikologi memiliki

keunikan yang khas seperti: stimulusnya berupa pertanyaan atau pernyataan

yang tidak langsung mengungkapkan indikator perilaku dari atribut yang

bersangkutan, selalu berisi banyak aitem, dan respon partisipan tidak

dikalsifikasikan dalam benar atau salah. Semua jawaban dapat diterima

sepanjang diberikan secara jujur dan sungguh-sungguh. Ciri khas inilah

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9293/3/T2_832013014_BAB III.pdfformat metode penelitian dengan pendekatan kuantitatif yang terbagi

57

yang membedakan skala psikologi dari berbagai alat pengumpulan data

lainnya seperti angket, daftar isian, dan inventori.

Skala psikologi yang digunakan dalam penelitian ini, dikembangkan

berdasarkan skala Likert dengan lima alternatif jawaban, yakni: Sangat

Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak

Setuju (STS).

III.4. Skala

III.4.1. Skala Perilaku Prososial

Perilaku prososial diukur dengan menggunakan Prosocial

Behaviour scale (PB) dari Caprara dan Pastorelli (1993) dengan jumlah 15

aitem. Skala ini memiliki nilai alpha Cronbach sebesar 0,77. Skala ini

pernah digunakan oleh Kanacri dkk., (2013) untuk mengukur perilaku

prososial anak dengan nilai alpha Cronbach sebesar 0,71. Caprara dkk.,

(2000) dalam mengukur perilaku prososial anak juga memakai skala ini

dengan nilai alpha Cronbach sebesar 0,78. Skala ini kemudian dimodifikasi

oleh penulis dalam hal menambah beberapa item dalam tiap-tiap aspek.

Item akan disusun melalui pernyataan favorable (pernyataan positif) dan

unfavorable (pernyataan negatif).

Penjabaran dari aspek perilaku prososial, indikator dan sebaran total

item sebagai blue print alat ukur yang nantinya akan dipakai dalam

penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.3 di bawah ini:

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9293/3/T2_832013014_BAB III.pdfformat metode penelitian dengan pendekatan kuantitatif yang terbagi

58

Tabel 3.3

Blue Print Skala Perilaku Prososial

NO. ASPEK INDIKATOR AITEM TOTAL

Favorable Unfavorable

1. Altruism

(altruism)

Tidak egois

terhadap orang

lain

6, 12, 19 2 4

Melakukan hal-

hal sederhana

untuk

membantu

1, 3 13, 15 4

2. Kepercayaan

(trust)

Dapat

diandalkan

9, 18 5 3

Berperilaku

jujur

10, 17 8 3

Baik hati 16 1

3. Keramahan

(agreeableness)

Berhati lembut 4 14 2

Selalu

mengalah

7, 20 11 3

Jumlah Aitem 13 7 20

TOTAL 20

Untuk proses try out, jumlah aitem diperbanyak menjadi menjadi 25

aitem. Penjabaran dari aspek perilaku prososial, indikator dan sebaran total

aitem untuk try out alat ukur dapat dilihat pada Tabel 3.4.

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9293/3/T2_832013014_BAB III.pdfformat metode penelitian dengan pendekatan kuantitatif yang terbagi

59

Tabel 3.4

Sebaran Aitem Perilaku Prososial Untuk Try Out

NO. ASPEK INDIKATOR AITEM TOTAL

Favorable Unfavorable

1. Altruism

(altruism)

Tidak egois

terhadap orang

lain

7, 16*, 24* 3 4

Melakukan hal-

hal sederhana

untuk

membantu

1, 4, 9 17*, 19* 5

2. Kepercayaan

(trust)

Dapat

diandalkan

12, 23* 6 3

Berperilaku

jujur

13, 21* 11 3

Baik hati 15, 20*, 22* 8 4

3. Keramahan

(agreeableness)

Berhati lembut 2, 5 18* 3

Selalu

mengalah

10, 25* 14 3

Jumlah Aitem 17 8 25

TOTAL 25

Keterangan: tanda (*) adalah aitem yang ditambah

III.4.2. Skala Kecerdasan Emosi

Kecerdasan emosi diukur dengan Emotional Intelligence Scale for

Children (EISC) dari Sullivian (1999) dengan jumlah 40 aitem. Skala ini

memiliki nilai alpha Cronbach yang cukup, sub-skala wajah (α = 0,56),

music (α = 0,39), subskala cerita (α = 0,52), skala memahami emosi (α =

0,57), dan skala mengelola emosi (α = 0,66). Jika dilihat maka skala ini

cukup handal untuk digunakan dalam mengukur kecerdasan emosi anak.

Skala ini pernah digunakan oleh Ulutas dan Ömeroglu (2007) untuk

mengukur kecerdasan emosi anak dengan memiliki validitas yang memadai

(a = 0,68-0,90) dan kehandalan (0,97-0,99).

Skala kecerdasan emosi untuk anak-anak dari Sullivan (1999)

didasarkan pada kemampuan kecerdasan emosi seperti mengenali,

memahami, dan mengelola emosi. Aspek mengenali emosi terdiri dari

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9293/3/T2_832013014_BAB III.pdfformat metode penelitian dengan pendekatan kuantitatif yang terbagi

60

wajah, lagu, dan cerita. Terdapat sembilan aitem yang menggunakan

gambar wajah pada bagian faces (wajah), empat aitem menggunakan lirik

lagu pada bagian music (musik), dan lima item tentang situasi tertentu

seperti guntur atau kematian hewan pada bagian stories (cerita). lima item

dalam bagian memahami emosi dan tiga item dalam bagian mengelola

emosi. Peneliti membaca masing-masing item untuk anak dan kemudian

bertanya pertanyaan tentang hal itu. Masing-masing anak diperlukan untuk

menanggapi pertanyaan peneliti dengan “sanggat setuju”, “setuju”, “netral”,

“tidak setuju" dan "sangat tidak setuju".

Skala ini kemudian dimodifikasi oleh penulis agar dapat dipakai

oleh subjek penelitian. Item akan disusun melalui pernyataan favorable

(pernyataan positif) dan unfavorable (pernyataan negatif).

Penjabaran dari aspek kecerdasan emosi, indikator dan sebaran total

item sebagai blue print alat ukur yang nantinya akan dipakai dalam

penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.5 di bawah ini.

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9293/3/T2_832013014_BAB III.pdfformat metode penelitian dengan pendekatan kuantitatif yang terbagi

61

Tabel 3.5

Blue Print Kecerdasan Emosi

NO. ASPEK INDIKATOR NO AITEM TOTAL

Favorable Ufavorable

1. Persepsi Emosional

(Emotional

Peception)

Kemampuan

mengenali emosi

diri dan orang lain

Wajah (Face) 1, 2, 3, 4, 5 6, 7, 8, 9 9

Musik (Music) 10, 11 12, 13 4

Cerita (Story) 15, 16, 17 14, 18 5

2. Memahami

Emosional

(Understanding

Emotions)

Kemampuan

memahami emosi

diri dan orang lain

20, 21, 22 19, 23 5

3. Mengelola Emosi

(Managing

Emotions)

Kemampuan

mengelola emosi

diri dan orang lain

24, 25 26 3

Jumlah Aitem 15 11 26

TOTAL 26

Seluruh aitem asli dari Sullivan (1999) yang telah dimodifikasi oleh

penulis digunakan dalam proses try out. Penjabaran dari aspek kecerdasan

emosi, indikator dan sebaran total aitem untuk try out alat ukur dapat dilihat

pada Tabel 3.6.

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9293/3/T2_832013014_BAB III.pdfformat metode penelitian dengan pendekatan kuantitatif yang terbagi

62

Tabel 3.6

Sebaran Aitem Kecerdasan Emosi Untuk Try Out

NO. ASPEK INDIKATOR NO AITEM TOTAL

Favorable Ufavorable

1. Persepsi Emosional

(Emotional

Peception)

Kemampuan

mengenali emosi

diri dan orang lain

Wajah (Face) 1, 2, 3, 4, 5 6, 7, 8, 9, 10 10

Musik (Music) 11, 12, 13 14, 15, 16 6

Cerita (Story) 18, 20, 21 17, 19, 22 6

2. Memahami

Emosional

(Understanding

Emotions)

Kemampuan

memahami emosi

diri dan orang lain

24, 25, 26, 28,

30, 31, 32

23, 27, 29,

33, 34

12

3. Mengelola Emosi

(Managing

Emotions)

Kemampuan

mengelola emosi

diri dan orang lain

35, 36, 39, 40 37, 38 6

Jumlah Aitem 22 18 40

TOTAL 40

III.4.3. Skala Pola Asuh Otoritatif

Pola asuh otoritatif diukur dengan menggunakan Parenting

Practices Questionnaire (PPQ) dari Robinson dkk., (1995) dengan jumlah

27 aitem. Skala ini mempunyai tingkat keandalan yang cukup, dapat dilihat

dari nilai alpha Cronbach sebesar 0,91. Gogolinski (2012) menggunakan

skala ini juga untuk mengukur pola asuh orang tua terhadap anak dengan

alpha Cronbach sebesar 0,90. Skala ini kemudian dimodifikasi oleh penulis

dengan bahasa yang sederhana agar dapat dimengerti oleh anak-anak. Item

pernyataan akan disusun dalam pernyataan favorable (pernyataan positif)

dan unfavorable (pernyataan negatif).

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9293/3/T2_832013014_BAB III.pdfformat metode penelitian dengan pendekatan kuantitatif yang terbagi

63

Penjabaran dari aspek pola asuh otoritatif, indikator dan sebaran

total item sebagai blue print alat ukur yang nantinya akan dipakai dalam

penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.7 di bawah ini.

Tabel 3.7

Blue Print Pola Asuh Otoritatif

NO. ASPEK INDIKATOR NO AITEM TOTAL

Favorable Unfavorable

1. Kehangatan &

Keterlibatan

(Warmth &

Involvement)

Memberikan kasih

sayang

4, 5, 8 3

Peduli dengan keadaan

anak

2, 6, 7 1, 3 5

2. Penuh

Pertimbangan

(Reasoning/Indu

ction)

Mempunyai banyak

waktu dengan anak

9, 10 2

Berpikir kritis dan

kreatif

11, 14, 15 3

Argumentasi yang tepat 13 12 2

3. Partisipasi

Demokrasi

(Democratic

Participation)

Memprioritaskan anak 16, 17 2

Mempertimbangkan dan

mendorong anak dalam

mengekspresikan diri

18 1

4. Baik Hati

(Good

Natured/Easy

Going)

Memiliki karateristik

lembut, sabar, humoris,

dan saling menghormati

19, 20 2

Jumlah Aitem 16 4 20

TOTAL 20

Seluruh aitem asli dari Robinson dkk., (1995) yang telah

dimodifikasi oleh penulis digunakan dalam proses try out. Penjabaran dari

aspek pola asuh otoritatif, indikator dan sebaran total aitem untuk proses try

out alat ukur dapat dilihat pada Tabel 3.8.

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9293/3/T2_832013014_BAB III.pdfformat metode penelitian dengan pendekatan kuantitatif yang terbagi

64

Tabel 3.8

Sebaran Aitem Pola Asuh Otoritatif Untuk Try Out

NO ASPEK INDIKATOR NO AITEM TOTAL

Favorable Unfavorable

1. Kehangatan &

Keterlibatan

(Warmth &

Involvement)

Memberikan kasih

sayang

4, 5, 8 9 3

Peduli dengan keadaan

anak

2, 6, 7 1, 3 2

2. Penuh

Pertimbangan

(Reasoning/Indu

ction)

Mempunyai banyak

waktu dengan anak

10, 11 2

Berpikir kritis dan

kreatif

12, 15, 16 17 4

Argumentasi yang tepat 14, 18 13 3

3. Partisipasi

Demokrasi

(Democratic

Participation)

Memprioritaskan anak 19, 20 2

Mempertimbangkan dan

mendorong anak dalam

mengekspresikan diri

21, 23 22 3

4. Baik Hati

(Good

Natured/Easy

Going)

Memiliki karateristik

lembut, sabar, humoris,

dan saling menghormati

24, 25, 26 27 4

Jumlah Aitem 20 7 27

TOTAL 27

III.5. Jenis Data dan Prosedur Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan adalah data primer yang didapat dari

penyebaran angket pernyataan yang didalamnya berisi skala-skala

psikologi, dengan cara semua subjek penelitian dikumpulkan di dalam kelas

masing-masing kemudian dibagikan skala psikologi dan data sekunder yang

didapati dari bagian tata usaha serta guru dijadikan objek penelitian.

III.6. Penskalaan

Hal yang tidak dapat dipisahkan dengan pengukuran adalah metode

penskalaan, merupakan proses penentuan letak stimulus atau letak kategori

respon tertentu pada suatu kontinum psikologis (Azwar, 2013). Metode

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9293/3/T2_832013014_BAB III.pdfformat metode penelitian dengan pendekatan kuantitatif yang terbagi

65

penskalaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert.

Pemberian skor untuk Sangat Setuju adalah 5; Setuju adalah 4; adalah

Netral 3; Tidak Setuju adalah 2; Sangat Tidak Setuju adalah 1.

III.7. Daya Diskriminasi dan Reliabilitas Alat Ukur

III.7.1. Daya Diskriminasi

Penelitian ini menggunakan skala psikologi untuk mengumpulkan

data primer, oleh karena itu untuk menghasilkan item yang tepat dan

reliabel atau handal, maka kuesioner harus diuji terlebih dahulu. Untuk

mengetahui apakah skala mampu menghasilan data yang akurat sesuai

dengan tujuan ukurnya, diperlukan suatu proses pengujian validitas atau

validasi (Azwar, 2013), dalam hal ini daya diskriminasi. Pengujian item

dilakukan dengan mengukur daya beda atau daya diskriminasikan yang

mengukur sejauh mana item mampu membedakan antara individu atau

kelompok individu yang memiliki atribut yang diukur (Azwar, 2013).

Pengujian daya diskriminasi item dilakukan dengan cara menghitung

koefisien korelasi antara distribusi skor item dengan distribusi skor skala itu

sendiri yang akan menghasilkan koefisien korelasi item-total (rix). Untuk

mengujinya akan dilihat hasil dari corrected item-total correlation dengan

bantuan program SPSS for windows versi 16.0. Menurut Azwar (2013)

semua item yang mencapai corrected item-total correlation 0,30 daya

bedanya dianggap memuaskan sehingga item dengan corrected item-total

correlation < 0,30 dinyatakan gugur.

III.7.2. Reliabilitas

Reliabilitas meruapakan penerjemahan dari kata reliability yang

mempunyai mempunyai asal kata rely dan ability. Pengukuran yang

memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel.

Walaupun reliabilitas mempunyai berbagai nama lain seperti

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9293/3/T2_832013014_BAB III.pdfformat metode penelitian dengan pendekatan kuantitatif yang terbagi

66

keterpercayaan, keterandalan, keajengan, kestabilan, dan konsistensi,

namun ide pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah sejauh

mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 2013).

Reliabilitas dalam penelitian ini akan diuji menggunakan teknik

realiabilitas alpha Cronbach, dan angka yang dihasilkan dalam pengujian

ini berupa koefisien realiabilitas, dihitung dengan SPSS 16.00 for windows

release.

Kategori tingkatan reliabilitas dengan koefisien alpha yang dikutip

dari Sugiyono (2005) dan akan menjadi pedoman penelitian ini sebagai

berikut:

Tabel 3.9

Pedoman Penilaian Reliabilitas

Alpha Kriteria

0.00 – 0.199 Sangat Rendah

0.20 – 0.399 Rendah

0.40 – 0.599 Sedang

0.60 – 0.799 Kuat

0.80 – 1.000 Sangat Kuat

III.8. Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik dilakukan agar mendapatkan model regresi

yang baik dan benar-benar mampu memberikan estimasi yang handal dan

tidak bias sesuai dengan kaidah Best Linear Unbiased Estimator (BLUE).

Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji multikolinieritas, uji

heteroskedastisitas, uji linearitas.

III.8.1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model

regresi, kedua variabel (bebas maupun terikat) mempunyai distribusi

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9293/3/T2_832013014_BAB III.pdfformat metode penelitian dengan pendekatan kuantitatif yang terbagi

67

normal atau setidaknya mendekati normal (Ghozali, 2009). Senada dengan

itu, menurut Arikuntoro (2006) uji normalitas dilakukan untuk mengetahui

bahwa data itu berdistribusi normal, selain itu dari hasil pengujiam

normalitas juga dapat menunjukkan bahwa sampel yang diambil

berdistribusi normal atau hampir berdostribusi normal.

Dalam penelitian ini pengujian normalitas dilakukan dengan melihat

gambar grafik normal Histogram dan P-P Plot. Normalitas juga dilihat

melalui uji model regresi dan Kolmogrov-Smirnov untuk melihat apakah

residual terdistribusi normal atau tidak. Residual berdistribusi normal jika

nilai signifikansi lebih dari 0,05. (Santoso, 2010).

III.8.2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas adalah untuk menguji apakah pada model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).

Apabila terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem

multikolinearitas. Pengujian akan dilakukan dengan melihat nilai tolerance

dan Variance Inflation Factor (VIF). Multikolinearitas terjadi jika nilai

tolerance ≤ 0,10 dan VIF ≥ 10 (Ghozali, 2009).

III.8.3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas adalah untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika varians

berbeda disebut heteroskedstisitas. Model regresi yang baik adalah yang

homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2009).

Dengan kata lain, dapat dikatakan uji ini dilakukan untuk melihat

hasil grafik scatterplot, hasil perhitungan menyebar di atas dan di bawah

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9293/3/T2_832013014_BAB III.pdfformat metode penelitian dengan pendekatan kuantitatif yang terbagi

68

angka 0 pada sumbu Y serta tidak membentuk pola yang jelas atau tertentu,

maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Santoso, 2000).

III.8.4. Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui linearitas hubungan

antara variabel bebas dengan variabel terikat dan untuk mengetahui

signifikansi penyimpangan dari linearitas hubungan tersebut. Jika

signifikan penyimpangan (p > 0,05), dan signifikansi linearitas (p < 0,05),

maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat adalah linear

(Hadi, 2000).

III.9. Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis penelitian, teknik analis data yang

digunakan adalah analisis regresi berganda. Analisis ini bermaksud untuk

meramalkan bagaimana keadaan variabel terikat, bila dua atau lebih

variabel bebas dimanipulasi (Sugiyono, 2005). Analisis regresi berganda

dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal dua.

Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

variabel bebas yaitu: kecerdasan emosi (X1), pola asuh autoritatif (X2),

terhadap variabel terikatnya yaitu perilaku prososial (Y).

III.9.1. Teknik Analisis ANOVA Satu Arah (One Way ANOVA)

Analysis of variance (ANOVA) merupakan metode untuk menguji

hubungan antar satu variabel terikat (skala metrik) dengan satu atau lebih

variabel bebas (skala nonmetrik atau kategorikal). Anova dua arah

digunakan untuk data yang memiliki satu variabel dependen (terikat) dan

dua variabel independen (bebas) (Ghozali, 2009).

One Way ANOVA adalah analisis yang digunakan untuk menguji

perbandingan rata-rata antara beberapa kelompok data. Pada analisis ini

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9293/3/T2_832013014_BAB III.pdfformat metode penelitian dengan pendekatan kuantitatif yang terbagi

69

terdapat satu variabel terikat dengan tipe data kuantitatif dengan variabel

bebas sebagai pembanding (Ghozali, 2009).