BAB III METODE PENELITIAN A. Metode...
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN A. Metode...
Achmad Ginanjar, 2016 TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI PERKEBUNAN TEH RAKYAT DI KECAMATAN DARANGDAN KABUPATEN PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Pemilihan metode penelitian dilandaskan pada suatu proses permasalahan
yang akan diteliti, karena penggunaan metode penelitian secara tepat dapat
menunjukkan tingkat relevansi dengan tujuan yang ingin dicapai, Surakhmad,
(1994, hlm. 13) “Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk
mencapai suatu tujuan dengan menggunakan teknik serta alat alat tertentu. Cara
utama dipergunakan itu dipergunakan setelah peneliti memperhatikan kewajaran
ditinjau dari penelitian”.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan metode
deskriptif. Menurut Tika (2005, hlm. 4) metode deskriptif yaitu penelitian lebih
mengarah pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya
dan mengungkapkan fakta – fakta yang ada, walaupun kadang - kadang diberikan
interpretasi atau analisis.
Metode deskriptif merupakan metode penelitian yang bertujuan untuk
menganalisa data hasil penelitian yang diperoleh dari masalah yang ada di
lapangan. Hal ini tentunya dilakukan atas dasar asumsi bahwa penelitian ini
dirancang dengan tujuan mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan status
gejala pada saat penelitian dilakukan. Berdasarkan pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa penelitian deskriptif yaitu menggambarkan keadaan di
lapangan sesuai dengan fakta, adapun data deskriptif sendiri dapat diperoleh dari
angket yang kemudian digunakan untuk mendeskripsikan data hasil penelitian di
lapangan.
Metode deskriptif, pada teknik pengumpulan datanya dapat ditampilkan
dalam bentuk tabel, bagan, grafik, daftar dan peta, sehingga analisis dan
interpretasi data tersebut memiliki makna dan akhirnya membuat kesimpulan-
kesimpulan penelitian lebih lanjut. Surachmad (1985, hlm.139) menyatakan
bahwa :
“Metode deskriptif esensinya membandingkan persamaan dan perbedaan
fenomena-fenomena tertentu, lalu mengambil studi komparatif atau
mengukur suatu dimensi seperti dalam berbagai bentuk studi kuantitatif,
40
Achmad Ginanjar, 2016 TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI PERKEBUNAN TEH RAKYAT DI KECAMATAN DARANGDAN KABUPATEN PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
angket, tes, interview dan lain-lain atau mengadakan klasifikasi, ataupun
mengadakan penelitian, penetapan standar (normatif), menetapkan hubungan
dan kedudukan (status) satu unsur dengan unsur yang lainnya.”
Tujuan penulis menggunakan metode deskriptif ini adalah untuk
mendeskripsikan tingkat kesejahteraan petani teh di perkebunan rakyat di
Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta. Alasan menggunakan metode
deskriptif karena untuk mendapatkan gambaran sistematis, faktual dan akurat
mengenai tingkat kesejahteraan petani teh di perkebunan rakyat di Kecamatan
Darangdan Kabupaten Purwakarta.
B. Variabel Penelitian
Variabel penelitian menurut Sugiono (2006, hlm. 38) adalah segala sesuatu
yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat kesejahteraan petani teh rakyat yang
diperoleh berdasarkan indikator kesejahteraan menurut BPS seperti pada gambar
3.1 variabel dalam penelitian ini yaitu
Tabel 3.1
Variabel Penelitian
Variabel Bebas (X) Variabel Terikat (Y)
Pendapatan
Tingkat Kesejahteraan Petani Teh Perkebunan Rakyat
di Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta
Pengeluaran
Keadaan tempat tinggal
Fasilitas tempat tinggal
Kesehatan
Kemudahan mendapatkan
fasilitas kesehatan
Kemudahan menyekolahkan
anak
Kemudahan mendapatkan
fasilitas transportasi
41
Achmad Ginanjar, 2016 TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI PERKEBUNAN TEH RAKYAT DI KECAMATAN DARANGDAN KABUPATEN PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Di dalam suatu penelitian diperlukan adanya populasi dan sampel yang
berupa wilayah dan manusia. Menurut Sumaatmadja ( 1988, hlm. 112) “populasi
adalah keseluruhan gejala individu, kasus dan masalah yang diteliti yang ada di
daerah penelitian yang menjadi objek penelitian geografi”. Populasi yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu populasi petani teh, yaitu seluruh masyarakat
yang bekerja sebagai petani teh yang bertempat tinggal di Kecamatan Darangdan
Kabupaten Purwakarta
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti. Menurut
Tika (2005, hlm.. 24) Sampel adalah sebagian dari objek atau individu-individu
yang mewakili suatu populasi. Sedangkan menurut Sugiyono (2011, hlm.118)
sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi.
Untuk memudahkan proses penelitian, maka diperlukan sampel yang
merupakan bagian dari populasi yang bersifat mewakili populasi bersangkutan
(Sumaatmaja, dalam Fitri, 2007). Teknik yang akan penulis gunakan dalam
penelitian ini adalah purposive sampling Erwan dan Dyah (2011, hlm. 47)
menjelaskan bahwa purposive sampling adalah:
“Pengambilan sampel berdasarkan keperluan penelitian Artinya setiap
unit/individu yang diambil dari populasi di pilih dengan sengaja berdasarkan
pertimbangan tertentu.”
Jumlah sampel yang akan dijadikan responden dalam penelitian ini dihitung
dengan menggunakan rumus Solvin dalam Nugraha (2007, hlm. 6). Adapun
rumus Solvin yaitu sebagai berikut :
n =N
1 + (N x e2)
Keterangan :
n : jumlah elemen/anggota sampel
N : jumlah elemen/anggota populasi
42
Achmad Ginanjar, 2016 TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI PERKEBUNAN TEH RAKYAT DI KECAMATAN DARANGDAN KABUPATEN PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
e : eror level (tingkat kesalahan) (catatan: umumnya digunakan 1% atau
0.01, 5% atau 0.05, dan 10% atau 0.1)
Pada penelitian ini peneliti menggunakan batas kesalahan yang ditolerir
sebesar 10%.
N = 1184
1 +(1184x e2) =
1184
1 +(1184x 0,12)=
1184
12,84= 92
Berdasarkan hasil perhitungan rumus, maka jumlah sampel yang diteliti
dalam penelitian ini berjumlah 92 orang. Jumlah ini menurut penulis dinilai
sudah cukup representatif dari total populasi tersebut.
Jumlah populasi yang terdiri dari berbagai angkatan tersebut diperlukan
penghitungan sampel kembali dari setiap angkatan. Supaya jumlah sampel
proporsional sesuai dengan jumlah populasi dapat dihitung dengan menggunakan
rumus berikut:
Keterangan:
ni : Jumlah sampel menurut stratum
Ni : Jumlah populasi menurut stratum
n : Jumlah sampel seluruhnya
N : Jumlah populasi seluruhnya
Setelah jumlah sampel secara keseluruhan diketahui, maka dengan
menggunakan rumus di atas, dapat diketahui jumlah sampel yang diajukan dari 4
desa tersebut yaitu
1) Desa Pasirangin
=638
1184 𝑥 92
= 49,57 dibulatkan menjadi 50 orang
2) Desa Nangewer
=263
1184 𝑥 92
ni =Ni
Nxn
43
Achmad Ginanjar, 2016 TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI PERKEBUNAN TEH RAKYAT DI KECAMATAN DARANGDAN KABUPATEN PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
= 20,43 dibulatkan menjadi 20 orang
3) Desa Neglasari
=117
1184 𝑥 92
= 9,06 dibulatkan menjadi 9 orang
4) Desa Cilingga
=166
1184 𝑥 92
= 12,89 dibulatkan menjadi 13 orang
Untuk hasil perhitungan jumlah penyadap yang dijadikan sampel pada
masing-masing desa, untuk lebih jelas dapat dilihat pula pada tabel berikut:
Tabel 3.2
Populasi dan Sampel Responden
Sumber : Hasil Perhitungan Sampel
D. Definisi Operasional
Menurut Nazir dalam ( Mardiantri, 2013, hlm. 40) definisi operasional
adalah “Suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara
memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengatur variabel
tersebut”. Dalam penelitian ini penulis menggunakan definisi operasional sebagai
berikut :
No Nama Desa Populasi Petani Sampel Petani
1. Pasir angin 638 50
2. Nangewer 263 20
3. Neglasari 117 9
4. Cilingga 166 13
Jumlah 1184 92
44
Achmad Ginanjar, 2016 TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI PERKEBUNAN TEH RAKYAT DI KECAMATAN DARANGDAN KABUPATEN PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Kesejahteraan
Menurut Badan Pusat Statistik (2005), indikator yang digunakan untuk
mengetahui tingkat kesejahteraan ada delapan yaitu pendapatan, pengeluaran
keluarga, keadaan tempat tinggal, fasilitas tempat tinggal, kesehatan anggota
keluarga, kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan, kemudahan
menyekolahkan, kemudahan mendapatkan fasilitas transportasi.
a) Kriteria tempat tinggal yang dinilai ada 5 item yaitu jenis atap rumah, dinding,
status kepemilikan rumah, lantai dan luas lantai. Dari 5 item tersebut kemudian
akan di golongkan ke dalam 3 golongan yaitu:
a. Permanen
Kriteria permanen ditentukan oleh kualitas dinding, atap dan lantai.
Bangunan rumah kayu adalah rumah yang dindingnya terbuat dari
tembok/kayu kualitas tinggi, lantai terbuat dari ubin/keramik/kayu kualitas
tinggi dan atapnya terbuat dari seng/genteng/sirep/asbes
b. Semi permanen
Rumah semi permanen adalah rumah yang dindingnya setengah
tembok/bata tanpa plester/kayu kualitas rendah, lantainya dari ubin/semen
kayu kualitas rendah dan atapnya seng/genteng/sirep/asbes
c. Non permanen
Sedangkan rumah tidak permanen adalah rumah yang dindingnya sangat
sederhana(bambu/papan/daun) lantainya dari tanah dan atapnya dari
dedaunan atau atap campuran genteng/seng bekas dan sebagainya.
b) Indikator fasilitas tempat tinggal yang dinilai terdiri dari 12 item, yaitu
pekarangan, alat elektronik, pendingin, penerangan, kendaraan yang dimiliki
bahan bakar untuk memasak, sumber air bersih, fasilitas air minum, cara
memperoleh air minum, sumber air minum, fasilitas MCK, dan jarak MCK dari
rumah. Dari 12 item tersebut kemudian akan digolongkan ke dalam 3 golongan
yaitu :
a. Lengkap
b. Cukup
c. Kurang
45
Achmad Ginanjar, 2016 TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI PERKEBUNAN TEH RAKYAT DI KECAMATAN DARANGDAN KABUPATEN PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c) Indikator kesehatan anggota keluarga digolongkan menjadi 3 item yaitu
a. Bagus (<25% sering sakit)
b. Cukup (25%-50 % sering sakit)
c. Kurang (>50 % sering sakit)
d) Indikator kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan terdiri dari 5 item
yaitu jarak rumah sakit terdekat, jarak toko obat, penanganan obat-obatan,
dan alat kontrasepsi.
Dari 5 item tersebut kemudian digolongkan ke dalam 3 golongan yaitu :
a. Mudah
b. Cukup
c. Sulit
e) Indikator kemudahan memasukkan anak ke jenjang pendidikan terdiri dari
3 item yaitu biaya sekolah, jarak ke sekolah dan proses penerimaan.
Dari 3 item tersebut digolongkan ke dalam 3 golongan yaitu
a. Mudah
b. Cukup
c. Sulit
f) Indikator kemudahan mendapatkan transportasi terdiri 3 item, yaitu ongkos
kendaraan, fasilitas kendaraan dan status kepemilikan kendaraan. Dari 3 item
tersebut kemudian akan di golongkan ke dalam 3 golongan yaitu :
a. Mudah
b. Cukup
c. Sulit
2. Petani teh rakyat
Pengertian petani dalam hal ini merupakan petani adalah seseorang yang
secara nyata bercocok tanam dan membuat keputusannya sendiri dalam bercocok
tanam. Petani yang tak bertanah tidak termasuk karena hanya dianggap sebagai
pekerja atau buruh yang tidak berhak membuat keputusan atas tanaman. Petani
teh rakyat di sini dimaksudkan petani teh yang mengusahakan tanahnya untuk
usaha perkebunan teh, petani di sini tidak termasuk buruh tani atau pemetik teh,
karena pemetik teh di sini tidak berhak dalam membuat keputusan atas tanaman.
46
Achmad Ginanjar, 2016 TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI PERKEBUNAN TEH RAKYAT DI KECAMATAN DARANGDAN KABUPATEN PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Perkebunan Rakyat
Perkebunan rakyat dalam hal ini adalah perkebunan yang di selenggarakan
atau dikelola oleh rakyat/pekebun yang dikelompokkan dalam usaha tanaman
perkebunan rakyat dan usaha rumah tangga perkebunan rakyat.
4. Kecamatan Darangdan
Merupakan Kecamatan yang terletak di Kabupaten Purwakarta, yang
menjadi lokasi penelitian ini.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen merupakan alat untuk mengumpulkan data. Menurut Sugiyono
(2011, hlm. 348) instrumen penelitian harus valid dan reliabel. Valid yaitu
instrumen dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur sedangkan
reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur
obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Instrumen dalam bentuk angket yang ditujukan kepada
Petani teh rakyat di Kecamatan Darangdan untuk mengetahui tingkat
kesejahteraan petani teh rakyat di Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta.
Tujuan menggunakan instrumen angket dalam penelitian ini adalah untuk
memudahkan dalam pengkodean selain itu dapat menghemat waktu bagi peneliti.
Tabel 3.3
Kisi kisi Instrumen Penelitian
Variabel No
Sub variabel Indikator No
item
Kes
ejah
tera
an
1. Pendapatan Pendapatan utama
Pendapatan sampingan
2. Pengeluaran
Makan
Pakaian
Biaya sekolah
Biaya kesehatan
Biaya transportasi
Listrik
Peralatan rumah tangga
3. Keadaan Tempat Tinggal
Listrik Jenis atap Rumah
Jenis Dinding
Status Kepemilikan Rumah
Jenis lantai
Luas lantai
47
Achmad Ginanjar, 2016 TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI PERKEBUNAN TEH RAKYAT DI KECAMATAN DARANGDAN KABUPATEN PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sumber : Badan Pusat Statistik 2005
F. Teknik Pengumpulan data
1. Data primer
Data primer adalah data yang dapat langsung dikumpulkan atau didapatkan
langsung dari lapangan oleh peneliti dan dapat juga disebut sebagai data asli.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data primer berupa observasi
lapangan dan wawancara.
a) Observasi lapangan
Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara meneliti dan
mengamati, secara langsung di lapangan (objek penelitian) dengan cara melihat,
mengamati, mendengar serta mencatat data – data mengenai objek yang diteliti
oleh penulis. Metode observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
metode observasi langsung. Menurut Tika (2005, hlm. 42) bahwa :
“Observasi langsung adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan
pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau
fenomena yang ada pada objek di tempat atau tempat berlangsungnya
peristiwa sehingga observer berada bersama objek yang diteliti”.
4. Fasilitas tempat tinggal
Pekarangan
Alat elektronik
Pendingin
Penerangan
Kendaraan yang dimiliki
Jenis Bahan bakar untuk memasak
Sumber air bersih
Fasilitas air minum
Cara memperoleh air minum
Sumber air minum
Jamban
Jarak jamban dari rumah
5. Kesehatan anggota
keluarga
Bagus (<25% sering sakit)
Cukup (25%-50% sering sakit)
Kurang (>50% sering sakit)
6. Kemudahan mendapatkan
fasilitas kesehatan
Jarak rumah sakit terdekat
Jarak toko obat
Penanganan obat-obatan
Harga obat-obatan
Alat kontrasepsi
7. Kemudahan memasukan
anak ke jenjang pendidikan
Biaya sekolah
Jarak ke sekolah
Proses penerimaan
8. Kemudahan mendapatkan
fasilitas transportasi
Ongkos kendaraan
Fasilitas kendaraan
Status kepemilikan kendaraan
48
Achmad Ginanjar, 2016 TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI PERKEBUNAN TEH RAKYAT DI KECAMATAN DARANGDAN KABUPATEN PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dengan melakukan metode ini maka penulis akan mendapatkan data primer
melalui kegiatan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala
atau fenomena yang ada pada objek yang diteliti. Data yang diperoleh dari
observasi lapangan ini seperti lokasi perkebunan teh rakyat dan kondisi tempat
tinggal petani teh.
b) Wawancara
Menurut Tika (2005, hlm. 49) “wawancara merupakan metode
pengumpulan data dengan cara tanya jawab yang dikerjakan dengan sistematis
berlandaskan pada tujuan penelitian”. Alat yang digunakan dalam pewawancaraan
ini adalah pedoman wawancara. Pada penelitian ini teknik wawancara dilakukan
kepada petani teh yang statusnya sebagai pemilik lahan teh.
c) Angket atau lembar kuesioner
Angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang berisi
sejumlah pertanyaan tertulis yang telah disusun berdasarkan variabel penelitian
yang ditentukan oleh sejumlah peneliti. Dalam penelitian ini, angket ini digunakan
untuk memperoleh data atau informasi yang langsung dari petani teh yang
berhubungan dengan tingkat kesejahteraan petani teh rakyat yang dilihat dari
beberapa indikator seperti pendapatan, pengeluaran, keadaan rumah, fasilitas
rumah, fasilitas rumah, kesehatan anggota keluarga, kemudahan dalam
mendapatkan fasilitas transportasi.
2. Data sekunder
Sedangkan data sekunder adalah data yang dapat didapatkan oleh peneliti
dari buku – buku, jurnal atau catatan-catatan terdahulu yang berada di instansi
pemerintah atau lembaga yang terkait dengan penelitian ini. Di dalam penelitian
ini, peneliti menggunakan data sekunder berupa studi literatur dan dokumentasi.
a) Studi Literatur
Studi literatur merupakan pengkajian pengkajian literatur yang digunakan
penulis untuk memperoleh teori yang sesuai dengan penelitian. Adapun studi
kepustakaan yang berkaitan antara lain buku dan hasil penelitian pihak lain yang
berkaitan dengan penelitian yang dimaksudkan untuk menjadi petunjuk dan
bahan pertimbangan sehingga dapat memperjelas analisis dalam pemecahan
masalah peneliti. Studi literatur yang digunakan di antaranya yang berhubungan
49
Achmad Ginanjar, 2016 TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI PERKEBUNAN TEH RAKYAT DI KECAMATAN DARANGDAN KABUPATEN PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan perkebunan teh rakyat dan kesejahteraan sebagai pedoman dalam
memperoleh informasi dalam penelitian.
b) Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi untuk melengkapi data dalam rangka analisis masalah
yang diteliti diperlukan informasi-informasi dan dokumen yang berhubungan
dengan objek yang dipelajari. Studi dokumentasi merupakan metode
pengumpulan data yaitu dengan mencari data mengenai hal-hal berupa dokumen-
dokumen yang berkaitan dengan penelitian, seperti monografi Kecamatan
Darangdan, peta Kabupaten Purwakarta (peta - peta wilayah kajian) data - data
mengenai perkebunan teh rakyat di Kecamatan Darangdan. Dokumen-dokumen
tersebut diperoleh dengan cara mendatangi instansi - instansi pemerintah seperti
Dinas Pertanian, perkebunan dan kehutanan, BAPPEDA (Badan Pembangunan
Daerah), BPS (Badan Pusat Statistik), Kantor Kecamatan, Kantor Desa, diktat
serta buku-buku yang terkait dengan penelitian.
G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data Penelitian
1. Teknik Pengolahan Data
Data yang sudah berhasil dikumpulkan, diolah terlebih dahulu untuk
kemudian dianalisis lebih lanjut. Pengolahan data terdiri atas :
a. Tahap persiapan atau mengoleksi data, langkah ini dimaksudkan untuk
mengetahui kelengkapan data yang terkumpul melalui instrumen penelitian
yaitu angket dan pedoman wawancara.
b. Editing data
Penelitian kembali data yang telah dikumpulkan dengan menilai apakah data
tersebut cukup baik atau relevan untuk di proses atau diolah lebih lanjut.
Dalam proses ini ada beberapa hal yang harus diteliti diantaranya
kelengkapan pengisian instrumen.
c. Coding
Usaha mengklasifikasikan jawaban dari para responden menurut macamnya.
Dalam melakukan koding, jawaban responden klasifikasikan dengan
memberikan kode tertentu berupa angka.
50
Achmad Ginanjar, 2016 TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI PERKEBUNAN TEH RAKYAT DI KECAMATAN DARANGDAN KABUPATEN PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Teknik Analis Data Penelitian
Teknik analisis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis deskriptif. Untuk mengolah data yang terkumpul dalam penelitian maka
menggunakan teknik sebagai berikut :
P = 𝑓
𝑛 x 100%
Keterangan :
p = Persentase
f = Frekuensi setiap kategori jawaban
n = Jumlah seluruh responden
100% = Bilangan Konstanta
Untuk menghitung responden, penulis menggunakan angka indeks untuk
membandingkan suatu objek atau data, baik bersifat faktual ataupun
perkembangan. Hasil perhitungan berupa persentase tersebut digunakan untuk
mempermudah penafsiran dan pengumpulan data sementara penulis. Kriteria
tersebut sebagai berikut
Tabel 3.4
Kriteria Persentase
Sumber : Arikunto (1990, hlm. 57)
1. Teknik scoring atau pengharkatan
Teknik ini digunakan untuk memberikan nilai pada masing-masing
karakteristik parameter dari indikator-indikator agar dapat dihitung nilanya serta
dapat ditentukan peringkatnya. Adapun parameter yang digunakan dalam
penelitian ini adalah indikator kesejahteraan menurut Badan Pusat Statistik (BPS)
tahun 2005 yang meliputi pendapatan, pengeluaran rumah tangga, keadaan tempat
tinggal, fasilitas tempat tinggal, kesehatan anggota keluarga, kemudahan
Persentase (%) Keterangan
0 Tidak ada
01-24 Sebagian kecil
25-49 Kurang dari setengahnya
50 Setengahnya
51-74 Lebih dari setengahnya
75-99 Sebagian
100 Seluruhnya
51
Achmad Ginanjar, 2016 TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI PERKEBUNAN TEH RAKYAT DI KECAMATAN DARANGDAN KABUPATEN PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mendapatkan fasilitas kesehatan, kemudahan menyekolahkan anak dan
kemudahan mendapatkan fasilitas transportasi.
Tabel 3.5
Indikator Keluarga Sejahtera
Berdasarkan Badan Pusat Statistik 2005
Sumber : Badan Pusat Statistik 2005
Kriteria untuk masing-masing klasifikasi sebagai berikut :
Tingkat Kesejahteraan tinggi : nilai skor 20-24
Tingkat Kesejahteraan Sedang : nilai skor 14-19
Tingkat Kesejahteraan Rendah : 8-13
H. Alat dan Bahan Pengumpulan Data
1. GPS untuk menentukan titik koordinat daerah penelitian
2. Kamera handphone ASUS Zenfone 5 mega pixel, digunakan untuk
mengambil gambar objek objek yang diperlukan dalam penelitian
No Indikator Kesejahteraan Kriteria Skor
1. Pendapatan
Tinggi (> Rp 10.000.000,-) 3
Sedang (Rp. 5.000.000 – Rp.
10.000.000,)
2
Rendah (<Rp 5.000.000,) 1
2. Konsumsi dan pengeluaran rumah
tangga
Tinggi (> Rp 5.000.000,-) 3
Sedang (Rp. 1.000.000 – Rp.
5.000.000,)
2
Rendah (<Rp 1.000.000,) 1
3. Keadaan tempat tinggal
Permanen (11-15) 3
Semi Permanen (6-10) 2
Non Permanen (1-5) 1
4. Fasilitas tempat tinggal
Lengkap (34-44) 3
Cukup (23-33) 2
Sulit (6-10) 1
5. Kesehatan anggota keluarga
Bagus (<25%) 3
Cukup (25%-50%) 2
Kurang (>50%) 1
6. Kemudahan mendapatkan pelayanan
kesehatan
Mudah (16-20) 3
Cukup (11-15) 2
Sulit (6-10) 1
7. Kemudahan memasukan anak ke jenjang
pendidikan
Mudah (7-9) 3
Cukup (5-6) 2
Sulit (3-4) 1
8. Kemudahan mendapatkan fasilitas
transportasi
Mudah (7-9) 3
Cukup ( 5-6) 2
Sulit (3-4) 1
52
Achmad Ginanjar, 2016 TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI PERKEBUNAN TEH RAKYAT DI KECAMATAN DARANGDAN KABUPATEN PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Laptop Acer 4750
4. Pedoman wawancara
5. Angket untuk mengumpulkan informasi dari responden
6. Ceklis lapangan
7. Peta Rupa Bumi Indonesia Skala 25.000 lembar 1209-241 Maniis,
Peta Rupa Bumi Indonesia Skala 25.000 lembar 1209-242 Cikalong Wetan
Peta Rupa Bumi Indonesia Skala 25.000 lembar 1209-313 Cimahi,
Peta Rupa Bumi Indonesia Skala 25.000 lembar 1209-331 Wanayasa