BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, Dan Sampel...
-
Upload
truongdung -
Category
Documents
-
view
213 -
download
0
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, Dan Sampel...
Irma Afriyanti, 2015 Pengaruh penggunaan model experiential learning terhadap peningkatan kreativitas siswa dalam pembelajaran tematik terpadu di sekolah dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi, Dan Sampel Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Percontohan Negeri Setiabudi
Bandung yang berada di Jl. Sari Rasa blok 4, Kelurahan Sarijadi, Kecamatan
Sukasari, Kota Bandung. Penelitian ini dilakukan di sekolah yang sebelumnya
telah menerapkan pembelajaran tematik terpadu.
2. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan objek yang akan diselidiki karakteristiknya.
Menurut Sugiyono (2011:117) “populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri dari objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV (empat)
SDPN Setiabudi Bandung sebanyak 102 siswa yang terbagi kedalam tiga
kelas A, B, dan C. Berikut rincian data populasi penelitian.
Tabel 3.1 Data Populasi Penelitian
No Nama Kelas Jumlah Siswa
1 IV A 34
2 IV B 32
3 IV C 36
3. Sampel Penelitian
Sampel merupakan subjek penelitian yang akan mewakili dari seluruh
populasi penelitian. Menurut Sugiyono (2011: 118), “sampel adalah bagian
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.
40
Irma Afriyanti, 2015 Pengaruh penggunaan model experiential learning terhadap peningkatan kreativitas siswa dalam pembelajaran tematik terpadu di sekolah dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan metode kuasi eksperimen yang ciri utamanya subjek penelitian
mengambil kelompok belajar yang sudah ada (intact group) untuk diberi
perlakuan tanpa pengambilan secara acak, maka penelitian menggunakan
kelompok yang sudah ada untuk dijadikan sampel penelitian.
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah menggunakan
cluster sampling, yaitu cara pengambilan sampel berdasarkan kelompok
sampel dan tidak diambil secara individu. Sampel yang digunakan dua kelas,
yaitu kelas IV A sebagai kelas eksperimen dan kelas IV B sebagai kelas
kontrol. Untuk penentuan jenis kelas dilakukan secara random karena pada
dasarnya dari kedua kelas berasal dari populasi yang memiliki karakteristik
yang sama yakni hasil pre-test yang tidak jauh berbeda. Berikut ini rincian
sampel penelitian.
Tabel 3.2 Sampel Penelitian
No. Nama Kelas Jumlah Kelompok
1 IV A 34 Eksperimen
2 IV B 32 Kontrol
B. Pendekatan dan Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen melalui pendekatan kuantitatif. Penelitian ini menggunakan bentuk
Quasi-experimental design. Metode kuasi eksperimen ini dimaksudkan agar tidak
mengubah kelas dan struktur yang ada dalam mengetahui pengaruh penggunaan
model experiential learning terhadap peningkatan kreativitas siswa dalam
pembelajaran tematik terpadu di sekolah dasar. Model desain kuasi eksperimen
yang digunakan adalah pre-test post-test tak ekuivalen dimana menggunakan
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang ada dan homogen. Kelompok
kontrol tidak diberi perlakuan dan kelompok eksperimen diberikan perlakuan
model experiential learning.
41
Irma Afriyanti, 2015 Pengaruh penggunaan model experiential learning terhadap peningkatan kreativitas siswa dalam pembelajaran tematik terpadu di sekolah dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain
eksperimen dengan model control group experiment yang menggunakan dua
kelompok, yakni kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Desain ini
menerapkan bentuk control group pre-test and post-test design. Berikut gambaran
struktur desain tersebut.
Tabel 3.3 Desain Penelitian Control Group Pre-test And Post-test Design
Kelompok Pre-test Treatment Post-test
Eksperimen O1 X O2
Kontrol O3 O4
Keterangan :
O1 : pengukuran kemampuan awal (sebelum diterapkan model
experiential learning)
O2 : pengukuran kemampuan akhir (sesudah diterapkan model
experiential learning)
X : penggunaan model experiential learning pada pembelajaran
tematik dalam meningkatkan kreativitas siswa.
O3 : pengukuran kemampuan awal (kelompok kontrol)
O4 : pengukuran kemampuan akhir (kelompok kontrol)
Adapun yang menjadi variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah
penggunaan model experiential learning dan variabel terikat (Y) adalah
peningkatan kreativitas siswa dalam pembelajaran tematik terpadu.
Untuk melihat hubungan antar variabel yang akan diteliti dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
42
Irma Afriyanti, 2015 Pengaruh penggunaan model experiential learning terhadap peningkatan kreativitas siswa dalam pembelajaran tematik terpadu di sekolah dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.4 Hubungan Antar Variabel
Keterangan
XY1 : Peningkatan kreativitas siswa pada aspek kemampuan berpikir
lancar (fluency) dengan menggunakan model experiential learning
XY2 : Peningkatan kreativitas siswa pada aspek kemampuan berpikir
luwes (flexibility) dengan menggunakan model experiential
learning
XY3 : Peningkatan kreativitas siswa pada aspek kemampuan berpikir
merinci (elaboration) dengan menggunakan model experiential
learning
D. Definisi Operasional
Variabel Bebas
Variabel Terikat
Model Experiential
Learning (X)
Peningkatan
Kreativitas
siswa (Y)
Aspek kemampuan
berpikir lancar
(Fluency) (Y1)
XY1
Aspek kemampuan
berpikir luwes
(Flexibility) (Y2)
XY2
Aspek Kemampuan
berpikir merinci
(Elaboration) (Y3)
XY3
43
Irma Afriyanti, 2015 Pengaruh penggunaan model experiential learning terhadap peningkatan kreativitas siswa dalam pembelajaran tematik terpadu di sekolah dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penelitian ini memiliki beberapa istilah yang berkaitan dalam judul
penelitian. Istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini perlu dijelaskan
agar tidak terjadi kesalahpahaman, maka akan didefinisikan sebagai berikut :
1. Model Pembelajaran Experiential Learning
Model pembelajaran experiential learning dalam penelitian ini adalah
model pembelajaran berbasis pengalaman yang akan diterapkan dalam
pembelajaran kelas IV di SDPN Setiabudi Bandung. Siswa diarahkan
kedalam proses pembelajaran yang mengaktifkan siswa untuk membangun
pengetahuan dan keterampilan melalui pengalaman nyata secara langsung.
Pengetahuan terkonstruksi melalui transformasi pengalaman. Terdapat empat
tahapan dalam model pembelajaran experiential learning, yaitu pengalaman
nyata, penggunaan reflektif, konseptualisasi abstrak, dan percobaan aktif.
2. Kreativitas Siswa
Kreativitas yang dimaksud dalam penelitian ini peningkatan kreativitas
berpikir terhadap siswa kelas IV SDPN Setiabudi Bandung, dimana mereka
mengonstruksi pengetahuan yang didapatnya melalui pemikiran yang kreatif
(divergen). Peningkatan kreativitas diukur melalui aspek ciri-ciri kreativitas
yaitu kelancaran berpikir, keluwesan berpikir, dan elaborasi.
3. Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik terpadu merupakan model pembelajaran yang
diterapakan pada kurikulum 2013 di sekolah dasar. Dalam pembelajaran
tematik di sekolah mata pelajaran yang diterapkan terintegrasi secara tematik
dengan tujuan menjadikan pembelajaran yang bermakna pada siswa. Pada
Penelitian ini model experiential learning akan diterapkan pada pembelajaran
tematik terpadu.
E. Instrumen Penelitian
44
Irma Afriyanti, 2015 Pengaruh penggunaan model experiential learning terhadap peningkatan kreativitas siswa dalam pembelajaran tematik terpadu di sekolah dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Instrumen penelitian digunakan sebagai alat pengumpul data dan untuk
mengukur peningkatan kreativitas siswa. Sebelum digunakan instrumen dilakukan
uji coba terlebih dahulu untuk mengukur tingkat validitas, reliabilitas, dan tingkat
kesukaran butir soal instrumen. Instrumen penelitian ini menggunakan jenis
instrumen berupa tes berbentuk uraian (essay). Tes diberikan berupa soal pre-test
dan soal post-test. Soal tes diberikan pada kelas ekperimen dan kelas kontrol yang
digunakan untuk mengukur peningkatan kreativitas berpikir siswa pada
pembelajaran tematik.
Adapun proses pengembangan instrumen melalui tahapan-tahapan pengujian
sebagai berikut :
1. Uji Validitas
Menurut Arifin (2011: 245), “validitas adalah suatu derajat ketepatan
instrumen (alat ukur), maksudnya apakah instrumen yang digunakan betul-
betul tepat untuk mengukur apa yang diukur.” Untuk mengetahui tingkat
validitas suatu instrumen dalam penelitian ini, dapat digunakan uji statistik
yakni teknik korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson,
adapun rumus untuk menguji validitas digunakan rumus korelasi product
moment adalah sebagai berikut:
2222 YYNXXN
YXXYNrxy
(Arifin, 2009: 254)
Keterangan :
rxy =Koefisien korelasi yang dicari
∑XY = Hasil kali skor X dan Y untuk setiap responden
∑Y = Skor responden
45
Irma Afriyanti, 2015 Pengaruh penggunaan model experiential learning terhadap peningkatan kreativitas siswa dalam pembelajaran tematik terpadu di sekolah dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
∑X = Skor item tes
(∑X2) = Kuadrat skor item tes
(∑Y2) = Kuadrat responden
Untuk memberikan penafsiran tinggi rendahnya koefisien korelasi, maka
dapat berpedoman pada tabel berikut :
Tabel 3.5 Kriteria Acuan Validitas Soal
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,81 – 1,00 Sangat rendah
0,61 – 0.80 Rendah
0,41 – 0,60 Sedang
0,21 – 0,40 Kuat
0,00 – 0,20 Sangat kuat
(Arifin, 2009: 257)
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menurut Arifin (2011: 248) adalah “derajat konsistensi
instrumen yang bersangkutan.” Penggunaan reabilitas adalah untuk melihat
konsistensi soal dalam mengukur responden sebenarnya. Uji reliabilitas
dilakukan dengan menggunakan rumus Spearman Bronwn teknik split half.
Adapun rumus Spearman Brown adalah:
2.1
2.1
)1(1
2
rn
rrnn
( Arifin, 2011:249)
Keterangan:
rnn= korelasi antara skor-skor setiap belahan tes
46
Irma Afriyanti, 2015 Pengaruh penggunaan model experiential learning terhadap peningkatan kreativitas siswa dalam pembelajaran tematik terpadu di sekolah dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
r12= koefisien reabilitas yang sudah disesuaikan
n = panjang tes yang selalu sama dengan 2 karena seluruh tes = 2 x2
1
Sebagai ukuran koefisiensi reliabilitas, digunakan klasifikasi sebagai
berikut (Arikunto, 2010: 319) :
Tabel 3.6 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas
Koefisien Reliabilitas Interpretasi
0,81 – 1,00 Reliabilitas sangat tinggi
0,61 – 0,80 Reliabilitas tinggi
0,41 – 0,60 Reliabilitas cukup
0, 21 – 0,40 Reliabilitas rendah
0,00 – 0,20 Reliabilitas sangat rendah
3. Tingkat Kesukaran Soal
Perhitungan tingkat kesukaran soal dilakukan untuk mengukur seberapa
besar derajat kesukaran soal apakah soal tergolong mudah atau sulit. Arifin
(2009: 266) “jika suatu soal memiliki tingkat kesukaran seimbang
(proposional), maka dapat dikatakan bahwa soal tersebut baik”. Untuk
menghitung tingkat kesukaran soal menurut Arifin (2009: 135) dapat dihitung
dengan melalui langkah-langkah sebagai berikut :
a. Menghitung rata-rata skor untuk setiap butir soal dengan rumus :
b. Menghitung tingkat kesukaran soal dengan rumus :
47
Irma Afriyanti, 2015 Pengaruh penggunaan model experiential learning terhadap peningkatan kreativitas siswa dalam pembelajaran tematik terpadu di sekolah dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Membandingkan tingkat kesukaran soal dengan kriteria berikut :
0,00 – 0,30 = sukar
0,31 – 0,70 = sedang
0,071 – 1,00 = mudah
d. Membuat penafsiran tingkat kesukaran dengan membandingkan
koefisien tingkat kesukaran.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan setelah intrumen penelitian dilakukan
pengujian validitas dan reliabilitas. Teknik pengumpulan data merupakan
langkah-langkah dalam memperoleh data penelitian. Teknik yang dilakukan
dalam penelitian dengan memberikan tes. Tes yang diberikan dalam penelitian ini
berbentuk uraian (essay) untuk memperoleh data tentang peningkatan kreativitas
berpikir siswa baik sebelum dilakukan tindakan maupun setelah dilakukan
tindakan (pre-test dan post-test).
G. Teknik Analisis Data
Data yang telah diperoleh dilapangan melalui instrumen penelitian,
selanjutnya dianalisis, dengan tujuan untuk memperoleh jawaban dari pertanyaan
penelitian dan menguji hipotesis apakah hipotesis yang diajukan dapat diterima
atau ditolak. Untuk data proses penerapan model experiential learning dilakukan
proses kuantifikasi data sebagai pengukuran seberapa pengaruh proses model
experiential learning yang diterapkan dalam pembelajaran tematik terpadu.
Adapun ukuran koefisiensi pengaruh penerapan model pembelajaran, digunakan
klasifikasi melalui skor yaitu sebagai berikut :
Tabel 3.7 Koefisien Pengaruh Penerapan Model Experiential Learning
48
Irma Afriyanti, 2015 Pengaruh penggunaan model experiential learning terhadap peningkatan kreativitas siswa dalam pembelajaran tematik terpadu di sekolah dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Skor Interpretasi
1 Model experiential learning sangat kurang
diterapkan untuk meningkatkan kreativitas berpikir
siswa dalam pembelajaran tematik terpadu.
2 Model experiential learning kurang diterapkan
untuk meningkatkan kreativitas berpikir siswa
dalam pembelajaran tematik terpadu
3 Model experiential learning baik diterapkan untuk
meningkatkan kreativitas berpikir siswa dalam
pembelajaran tematik terpadu
4 Model experiential learning sangat baik diterapkan
untuk meningkatkan kreativitas berpikir siswa
dalam pembelajaran tematik terpadu
Data yang didapkan di lapangan untuk mengetahui peningkatan kreativitas
siswa dalam pembelajaran tematik dengan menggunakan model experiential
learning, dilakukan analisis data melalui perhitungan statistik. Adapun langkah
perhitungannya sebagai berikut :
1. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah salah satu cara untuk memeriksa keabsahan atau
normalitas sampel. Uji normalitas data dimaksudkan untuk memperlihatkan
bahwa data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Pengujian
normalitas dalam penelitian ini menggunakan program pengolahan data
SPSS ver.16 for windows (Statistical Product and Service Solution) dengan
uji normalitas kolmogorov smirnov. Kriteria pengujiannya, jika nilai
signifikansi < 0,05 maka distribusi adalah tidak normal, sedangkan jika nilai
signifikansi > 0,05 maka distribusi adalah normal.
49
Irma Afriyanti, 2015 Pengaruh penggunaan model experiential learning terhadap peningkatan kreativitas siswa dalam pembelajaran tematik terpadu di sekolah dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui data sampel berasal
dari populasi yang memiliki variansi yang sama (homogen) atau tidak. Teknik
pengujian pada penelitian ini menggunakan program pengolahan data SPSS
ver.16 for windows (Statistical Product and Service Solution) dengan uji
homogenitas levene’s test. Kriteria pengujiannya, jika nilai signifikansi < 0,05
maka data berasal dari populasi yang tidak mempunyai variansi yang tidak
sama, sedangkan jika nilai signifikansi > 0,05 maka data berasal dari
populasi yang mempunyai variansi yang sama (homogen).
3. Uji Hipotesis
Untuk mengetahui kebenaran dari suatu hipotesis baik penolakan
maupun penerimaan suatu hipotesis, maka dilakukan uji hipotesis. Secara
teknik pegujiannya dilakukan menggunakan program pengolahan data SPSS
ver.16 for windows (Statistical Product and Service Solution) dengan
menggunakan uji signifikansi perbedaan rata-rata (compare means) dengan
analisis data Independent Samples T-Test atau uji t independen. Berikut
rumus uji-t independen :
√
(Sugiyono, 2008:138)
Keterangan :
t : nilai t yang dihitung
50
Irma Afriyanti, 2015 Pengaruh penggunaan model experiential learning terhadap peningkatan kreativitas siswa dalam pembelajaran tematik terpadu di sekolah dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
X1 : rata-rata data kelompok eksperimen
X2 : rata-rata data kelompok kontrol
S1 : varians data kelompok eksperimen
S2 : varians data kelompok kontrol
n1 : jumlah anggota sampel kelompok eksperimen
n2 : jumlah anggota sampel kelompok kontrol
H. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian
Uji coba tes atau instrumen dilakukan terlebih dahulu untuk mengetahui
tingkat validitas, reliabilitas, dan indeks per butir soal seperti tingkat kesukaran
soal. Hasil uji coba soal ini menunjukan kualitas soal yang akan diberikan saat
penelitian di lapangan. Pengujian dilakukan terhadap siswa dalam satu populasi
tetapi di luar sampel sebanyak 36 siswa. Soal uji coba pada penelitian ini terdiri
dari 12 soal uraian berkaitan dengan aspek kreativias berpikir. Adapun data
pengolahan perhitungan uji validitas, uji reliabilitas dan uji tingkat kesukaran soal
terlampir dalam lampiran A.6. Berikut ini hasil uji coba didapatkan data validitas
butir soal, reliabilitas soal, dan tingkat kesukaran soal.
1. Hasil Uji Validitas
Uji validitas dilakukan dengan menggunakan rumus Pearson Product
Moment. Berdasarkan perhitungan hasil uji coba instrumen berikut adalah
hasil uji validitas dan tingkat signifikansinya :
Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Instrumen
r Kriteria thitung ttabel Keterangan
51
Irma Afriyanti, 2015 Pengaruh penggunaan model experiential learning terhadap peningkatan kreativitas siswa dalam pembelajaran tematik terpadu di sekolah dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
0,549 Sedang 3,81 1,697 Signifikan
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien korelasi r sebesar
0,549 dan thitung sebesar 3,81 serta ttabel dengan derajat kebebasan (dk) = 36-2
= 34 dengan α = 0,05 (5%) pada taraf kepercayaan 95 % sehingga didapatkan
ttabel sebesar 1,697. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa uji
signifikansi alat pengumpul data atau instrumen tes dinyatakan valid secara
signifikan karena thitung > ttabel.
Adapun validitas tiap butir soal dari hasil pengolahan dan perhitungan uji
coba instrumen ditunjukan pada tabel berikut.
Tabel 3.9 Hasil Uji Validitas Tiap Butir Soal
No. soal r hitung r tabel Keterangan
1 0.3506 0,329 Valid
2 0.37774 0,329 Valid
3 0.61531 0,329 Valid
4 0.56434 0,329 Valid
5 0.15474 0,329 Tidak Valid
6 0.35428 0,329 Valid
7 0.6452 0,329 Valid
8 0.44601 0,329 Valid
9 0.39885 0,329 Valid
10 0.35901 0,329 Valid
11 0.34765 0,329 Valid
12 0.12858 0,329 Tidak Valid
52
Irma Afriyanti, 2015 Pengaruh penggunaan model experiential learning terhadap peningkatan kreativitas siswa dalam pembelajaran tematik terpadu di sekolah dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Setiap butir soal dinyatakan valid jika nilai signifikansi rhitung > rtabel.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui nilai rtabel = 0,329 dari jumlah siswa
sebanyak (N) 36 orang. Dari perhitungan 12 soal uji coba diperoleh hasil 10
soal valid dan 2 soal tidak valid, yaitu soal nomor 5 dan 12. Soal yang tidak
valid tersebut tidak digunakan dalam penelitian dan 10 soal yang valid akan
digunakan dalam penelitian sebagai alat ukur kemampuan berpikir kreatif
siswa aspek fluency, flexibility, dan elaboration pada kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol.
2. Hasil Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik
split half dari Spearman Brown yang kemudian dilakukan uji tingkat
signifikansinya, maka diperoleh data pada tabel berikut :
Tabel 3.10 Hasil Uji Reliabilitas
r hitung r tabel Interpretasi
0,71 0,329 Reliabel
Instrumen tes dinyatakan reliabel jika nilai signifikansi rhitung > rtabel.
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilai rhitung sebesar 0,71 dengan jumlah N
= 36 didapatkan rtabel sebesar 0,329. Sehingga dapat disimpulkan bahwa uji
signifikansi alat instrumen adalah reliabel.
3. Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal
Hasil perhitungan tingkat kesukaran soal dari tiap butir soal yang
digunakan dalam penelitian ini setelah dilakukan pengujian ditujukan pada
tabel berikut.
Tabel 3.11 Tingkat Kesukaran Soal
53
Irma Afriyanti, 2015 Pengaruh penggunaan model experiential learning terhadap peningkatan kreativitas siswa dalam pembelajaran tematik terpadu di sekolah dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Nomor Soal Kategori Soal
1 Mudah
2 Mudah
3 Sedang
4 Sedang
5 Sedang
6 Sedang
7 Sedang
8 Sedang
9 Sedang
10 Sedang
11 Sedang
12 Sedang
I. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini dilakukan kedalam tiga tahapan, yaitu
sebagai berikut :
1. Tahap Perancangan Penelitian
a. Memilih masalah, peneliti memilih masalah penelitian dengan
melakukan studi pustaka berasal dari beberapa literatur seperti jurnal,
artikel, buku-buku referensi, skripsi, tesis, dan sebagainnya.
b. Melakukan studi pendahuluan dengan mengunjungi tempat yang akan
dijadikan sebagai tempat penelitian. Peneliti melakukan studi
pendahuluan melalui observasi ke SDPN Setiabudi bandung dan
memperoleh informasi terkait pelaksanaan kurikulum 2013,
54
Irma Afriyanti, 2015 Pengaruh penggunaan model experiential learning terhadap peningkatan kreativitas siswa dalam pembelajaran tematik terpadu di sekolah dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pelaksanaan pembelajaran tematik serta kondisi kelas dan
pembelajaran.
c. Merumuskan masalah dengan melakukan indentifikasi masalah,
melakukan perumusan judul, dan merancang desain penelitian sesuai
dengan masalah dan tujuan yang akan diteliti.
d. Merumuskan hipotesis.
e. Memilih metode yang digunakan dalam penelitian, yaitu metode
kuasi eksperimen dengan pendekatan kuantitatif dan menentukan
variabel penelitian, yaitu penerapan model experiential learning dan
peningkatan kreativitas siswa.
f. Menentukan, menyusun dan mengembangkan instrumen. Adapun
data-data pengembangan instrumen penelitian terlampir dalam
lampiran A.1- A.5.
g. Melakukan uji coba instrumen penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
a. Menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperiemen
menggunakan kelas IV A dan kelas kontrol menggunakan kela IV B.
b. Kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan pre-test.
c. Melakukan treatment pembelajaran, yaitu penerapan model
experiential learning pada kelas eksperimen melalui empat tahapan
model yaitu concrete experience, reflective observation, abstract
conceptualization , dan active experimentation. Treatment dilakukan
berdasarkan RPP yang telah dibuat (terlampir dalam lampiran A.7).
55
Irma Afriyanti, 2015 Pengaruh penggunaan model experiential learning terhadap peningkatan kreativitas siswa dalam pembelajaran tematik terpadu di sekolah dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
d. Pembelajaran tematik di kelas kontrol melalui penggunaan model
pembelajaran konvensional.
e. Dilakukan kegiatan post-test terhadap kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
3. Tahap Akhir Penelitian
a. Melakukan pengolahan data hasil pre-test dan post-test.
b. Menganalisis data yang telah diolah.
c. Menarik kesimpulan hasil penelitian berdasarkan hipotesis.
d. Membuat laporan penelitian dalam bentuk skripsi berdasarkan
penulisan karya tulis ilmiah.