BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitianrepository.stitradenwijaya.ac.id/370/4/bab 3.pdf ·...
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitianrepository.stitradenwijaya.ac.id/370/4/bab 3.pdf ·...
53
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif karena
data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Jenis
penelitian ini adalah penelitian Deskriptif korelasi. Dimana penelitian
Deskriptif korelasi adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti untuk
mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan
perubahan, tambahan atau manipulasi terhadap data yang memang sudah ada.
Penelitian ini merupakan jenis korelasi sebab akibat karena peneliti
bermaksud untuk mengetahui apakah ada hubungan (korelasi) antara
penggunaan media pembelajaran dan profesionalitas guru terhadap hasil belajar
siswa. Untuk penggunaan media pembelajaran, profesionalitas guru dan hasil
belajar ini peneliti mempunyai asumsi atau perkiraan, jika professionalitas guru
tinggi maka akan dapat memilih berbagai macam media pembelajaran dengan
tepat sehingga hasil belajar siswa diperkirakan akan meningkat. Dengan kata
lain profesionalitas guru dan penggunaan media pembelajaran berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa atau profesionalitas guru dan penggunaan media
pembelajaran menjadi sebab dan hasil belajar menjadi akibat. Itulah sebabnya
penelitian ini termasuk penelitian jenis korelasi sebab akibat, karena
penggunaan media pembelajaran dan profesionalitas guru diasumsikan
berakibat pada meningkatnya hasil belajar siswa.
54
Penarikan kesimpulan dari hasil penelitian ini nantinya adalah
berdasarkan jumlah presentase. Proses dan hasil penelitian yang banyak
menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran data serta
pemaparan dari hasilnya. Demikian juga pemahaman akan kesimpulan
penelitian akan lebih baik apabila disertai dengan tabel, grafik, bagan, gambar
atau tampilan lain. Selain data yang berupa angka dalam penelitian kuantitatif
juga ada data berupa informasi kuantitatif. Teknik pengumpulan data pada
penelitian ini yaitu dengan melalui kuesioner (angket), dokumentasi dan
observasi (pengamatan).
B. Rancangan Penelitian
Agar suatu penelitian dapat terarah maka penulis membuat rancangan
penelitian yang akan berguna bagi semua pihak yang terlibat dalam proses
penelitian. Menurut Sugiyono Komponen proses penelitian kuantitatif sebagai
berikut:1
Gambar 3.1 Komponen dan Proses Penelitian Kuantitatif
1Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi, (Bandung : Alfabeta, 2015), 30
55
Berdasarkan gambar di atas peneliti mearik kesimpulan bahwa, dalam
penelitian kuantitatif masalah yang dibawa peneliti harus sudah jelas,
kemudian masalah tersebut diidentifikasi. Identifikasi masalah tersebut
dirumuskan berdasarkan fenomena-fenomena yang terjadi dilapangan,
sehingga didapat judul yang sesuai dengan masalah yang dihadapi tersebut
untuk dijadikan bahan penelitian.
Setelah masalah diidentifikasi dan dibatasi, maka selanjutnya masalah
tersebut dirumuskan. Rumusan masalah pada umumnya dinyatakan dalam
kalimat pertanyaan. Bagaimana pengaruh penggunaan Media Pembelajaran
dan Profesionalitas Guru terhadap Hasil Belajar siswa di SMP Tamansiswa?.
Dengan pertanyaan ini maka akan dapat memandu peneliti untuk kegiatan
penelitian selanjutnya. Proses perumusan masalah merupakan bagian dari
proses yang paling rumit, karena didalam perumusan masalah juga peneliti
menentukan arah dan tujuan dari penelitian tersebut. Karena apabila
penelitian tersebut tidak dirumuskan secara matang, maka bukan tidak
mungkin penelitian tersebut akan keluar dari jalur dan maksud penelitian
awal. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dirumuskan maka peneliti
menggunakan berbagai teori yang relevan untuk menjawabnya. Jawaban
terhadap rumusan masalah yang baru menggunakan teori tersebut dinamakan
hipotesis, maka hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian.
Hipotesis yang merupakan jawaban sementara tersebut, selanjutnya
akan dibuktikan kebenarannya secara empiris/nyata. Adapun hipotesis dalam
56
penelitian ini adalah lingkungan sekolah mempengaruhi hasil belajar
ekonomi.
Selanjutnya peneliti mengumpulkan data sampel dan yang menjadi
objek pada penelitian ini adalah siswa SMP Tamansiswa Mojokerto. Teknik
pengumpulan data penelitian ini melalui angket, dokumentasi dan observasi
dengan maksud mencari data yang teliti. Instrument yang digunakan yaitu
angket dan check-list. Agar isntrumen dapat dipercaya, maka harus diuji
validitas dan reliabilitasnya. Setelah instrumen teruji validitas dan
reliabilitasnya, maka dapat digunakan untuk mengukur variabel yang telah
ditetapkan untuk diteliti.
Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis. Analisis yang
diarahkan untuk menjawab rumusan masalah dan hipotesis yang diajukan
adalah uji normalitas dan uji hipotesis. Dalam penelitian kuantitatif analisis
data menggunakan statistik. Data hasil analisis selanjutnya disajikan dan
diberikan pembahasan. Pembahasan terhadap hasil penelitian merupakan
penjelasan yang mendalam terhadap data-data yang telah disajikan.
Setelah hasil penelitian diberikan pembahasan, maka selanjutnya
dapat disimpulkan. Kesimpulan berisi jawaban singkat terhadap setiap
rumusan masalah berdasarkan data yang telah terkumpul. Setelah dibuat
kesimpulan maka peneliti berkewajiban memberikan saran-saran. Melalui
saran-saran tersebut diharapkan masalah dapat dipecahkan.
Maka dari itu, melalui desain penelitian diharapkan akan diperoleh
data yang sesuai dengan tujuan masalah yang akan dipecahkan. Penelitian
57
yang akan dilakukan ini untuk menguji pengaruh Pengguaan Media
Pembelajaran dan Profesionalitas Guru terhadap hasil belajar siswa.
C. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini berada di SMP Tamansiswa yang beralamat di
JL.Tamansiswa No.30 Kelurahan Purwotengah Kecamatan Magersari Kota
Mojokerto. Sekolah ini mempunyai jumlah siswa 868 yang terdiri dari dari 293
siswa kelas VII, 315 siswa kelas VIII dan 260 siswa kelas IX.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulanya. Dalam hal ini populasi yang akan peneliti ambil yaitu seluruh
siswa-siswi SMP Tamansiswa Mojokerto tahun ajaran 2017-2018 yang
berjumlah 868 siswa, terdiri dari 293 siswa kelas VII, 315 siswa kelas VIII
dan 260 siswa kelas IX.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan
dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang
diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu diambil dari
populasi itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk
58
itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif
(mewakili).
Untuk sekedar ancer-ancer,apabila subjeknya kurang dari 100, lebih
baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Tetapi, jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-
25% atau lebih. Kebanyakan peneliti beranggapan bahwa semakin banyak
sampel, atau semakin besar persentase sampel dari populasi, hasil penelitian
akan semakin baik. Anggapan ini benar, tetapi tidak selalu demikian. Hal ini
tergantung dari sifat-sifat atau ciri-ciri yang dikandung oleh subjek
penelitian dalam populasi. Selanjutnya sifat-sifat atau ciri-ciri tersebut
bertalian erat dengan homogenitas subjek dalam populasi.2Terdapat banyak
cara dalam menentukan sampel, akan tetapi sampel penelitian ini diambil
dengan menggunakan rumus Slovin yakni :
Tabel 3.1 Rumus Slovin
Keterangan
n : Jumlah Sampel
N : Jumlah Total Populasi
e : Batas Toleransi Eror
Tabel 3.2 Menghitung Jumlah Sampel dengan Rumus Slovin
2 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi VI (Jakarta:
Rineka Cipta, 2006), 134
n = N / ( 1 + N . (e)2
)
n = N / ( 1 + N . (e)2 )
n = 868 / (1 + 868 . (10%)2 )
= 868 / (1 + 868 . (0,1)2 )
= 868 / (1 + 868 . (0,01) )
= 868 / (1 + 8,68)
= 868 / 9,68
= 89,6
Dibulatkan menjadi 90
59
Dari paparan di atas dapat terlihat bahwa jumlah sampel yang akan
digunakan dalam penelitian ini berjumlah 90 siswa dengan Teknik
pengambilan sampel yang akan digunakan adalah Sampel Acak Berstrata
(Proportionate Stratified Random Sampling) yakni teknik sampling dimana
populasi terbagi dalam sub populasi yang berstrata atau bertingkat dan
mempunyai karakteristik yang tidak heterogen, dimana setiap strata atau
tingkat memiliki jumah yang berbeda sehingga untuk memperoleh sampel
yang representative digunakan teknik ini.
Peneliti memilih menggunakan teknik Proportionate Stratified
Random Sampling dikarenakan jumla poplasi yang besar serta populasi
tidak homogen yakni populasi yang berstrata yaitu siswa kelas 7,8 dan 9.
serta jumlah unit populasi dalam setiap strata tidak sama. Dengan adanya
stratifikasi juga dapat meningkatkan presisi dari sampel terhadap populasi
serta pelaksanaanya yang menjadi lebih mudah. Jumlah Sampling yang
ditentukan oleh peneliti yaitu 90 siswa dan terdapat 3 strata yaitu siswa
kelas 7,8 dan 9. Adapun sampel dalam setiap strata/tingkatan dihitung
dengan menggunakan rumus di bawah ini :
Tabel 3.3 Jumlah Sampel setiap strata/timgkatan
Strata / tingkatan Jumlah Sampel
Kelas VII 293x 90 = 30,3
868 Dibulatkan menjadi 30 siswa
Kelas VIII 315 x 90 = 32,6
868 Dibulatkan menjadi 33 siswa
Kelas IX 260 x 90 = 26,9
868 Dibulatkan menjadi 27 siswa
Jumlah siswa tiap kelas x jumlah kuota sampel
jumlah keseluruhan siswa
60
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kelas VII
diambil 30 siswa sebagai sampel dalam penelitian, kelas VIII diambil 33
siswa sebagai sampel dalam penelitian dan kelas IX diambil 27 siswa
sebagai sampel dalam penelitian. Dalam mengumpulkan data, peneliti
menghubungi subjek yang memenuhi persyaratan ciri-ciri populasi, tanpa
menghiraukan dari mana subjek tersebut (asal masih dalam populasi).
Biasanya yang dihubungi adalah subjek yang mudah ditemui, sehingga
pengumpulan datanya mudah. Yang penting diperhatikan di sini adalah
terpenuhinya jumlah (quotum) yang telah ditetapkan sesuai strata yang ada.
E. Variabel dan Definisi Operasional
Definisi operasional variabel adalah pengertian variabel (yang
diungkap dalam definisi konsep) tersebut, secara operasional, secara praktik,
secara nyata dalam lingkup obyek penelitian/obyek yang diteliti. Variabel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat.
1. Variabel Bebas (Independent Variable) Variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi, yang menyebabkan timbulnya atau berubahnya variabel
terikat. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penggunaan media pembelajaran dan profesionalitas guru.
2. Variabel Terikat (Dependent Variable) Variabel terikat adalah variabel yang
dipengaruhi karena adanya variabel bebas.Variabel terikat yang digunakan
dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa.
Definisi operasional variabel penelitian merupakan penjelasan dari
masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian terhadap indikator-
61
indikator yang membentuknya. Definisi operasional penelitian ini dapat dilihat
pada tabel berikut ini :
Tabel 3.4 Variabel dan Definisi Operasional
Jenis Variabel Definisi
Media
Pembelajaran
(X1)
suatu alat perantara komunikasi antara guru dan siswa sehingga merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta kemauan peserta didik sedemikian
rupa sehingga proses belajar terjadi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran
secara efektif serta materi dapat diterima siswa dengan baik dan semaksimal
mungkin
Profesionalitas
Guru (X2)
merupakan suatu tingkatan kemampuan dan keahlian guru dalam bidangnya yang
sesuai dengan standar yang telah ditentukan, sehingga guru dapat melaksanakan
tugasnya dengan baik
Hasil Belajar
siswa (Y)
tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa baik kognitif, afektif dan
psikomotorik setelah selesai melaksanakan proses pembelajaran yang berupa
nilai siswa didalam raport
F. Teknik pengumpulan Data
1. Angket
Angket merupakan data penunjang yang digunakan untuk
mengumpulkan informasi terkait respon atau tanggapan siswa terhadap
lingkungan sekolah. Kuisioner atau angket merupakan teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk di jawabnya.3
Berdasarkan penjelasan di atas mengenai angket maka teknik ini
digunakan oleh penulis untuk dapat mengungkapkan data dari variabel X2
yaitu profesionalitas guru. Jawaban yang disediakan disesuaikan dengan
skala likert. Menurut Sugiyono, “skala likert digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial”. Terdapat 5 Alternatif jawaban dalam skala likert yang
digunakan dan diberi skor sebagai berikut :
3 Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi, (Bandung : Alfabeta, 2015), 142
62
Tabel 3.5 Skala Likert
Alternatif Bobot/Nilai
Sangat setuju/selalu/sangat positif 5
Setuju/sering/positif 4
Ragu-ragu/kadang-kadang/netral 3
Tidak setuju/hampir tidak pernah/negative 2
Sangat setuju/tidak pernah 1
Teknik ini digunakan oleh penulis untuk dapat mengungkapkan
kriteria nilai rata-rata jawaban setiap butir angket siswa-siswi SMP
Tamansiswa Mojokerto. Kuesioner dalam penelitian ini mencakup
kuesioner variabel X2 yaitu Profesionalitas Guru Pendidikan Agama Islam
yang akan diisi oleh guru Pendidikan Agama Islam serta siswa-siswi SMP
Tamansiswa.
2. Observasi
Sutrisno Hadi dalam Sugiyono mengatakan bahwa, observasi
merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari
proses biologis dan psikologis.4 Sringkali seseoran mengartikan Observasi
sebagai suatu aktiva yang sempit, yakni memperhatikan sesuatu dengan
menggunakan mata. Di dalam pengertian psikologis, observasi atau yang
disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian
terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Jadi,
mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman,
pendengaran, peraba, dan pengecap. Apa yang dikatakan ini sebenarnya
adalah pengamatan langsung. Di dalam artian penelitian observasi dapat
dilakukan dengan tes, kuesioner, rekaman gambar, rekaman suara. Jenis
observasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi langsung.
4 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung : Alfabeta, 2016), 145
63
Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahuidata
dari variabel X1 yaitu penggunaan media pembelajaran pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam di SMP Tamansiswa Tahun 2017-2018.
3. Dokumentasi
Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-
barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti
menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen,
peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya.
Adapun data yang dimaksud data dokumentasi di dalam penelitian
ini adalah sejarah sekolah, visi dan misi sekolah, struktur kurikulum, silabus
pelajaran Pendidikan agama Islam, struktur organisasi sekolah, serta hasil
data dokumentasi proses pembelajaran yang berhubungan dengan Hasil
Belajar siswa yang berupa nilai raport.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat bagi peneliti yang digunakan
untuk megumpulkan data atau informasi yang relevan dengan permasalahan
penelitian.5Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap
fenomena sosial maupun alam. Oleh karena itu, harus ada alat ukur yang baik.
Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Jadi
instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
fenomena alam ataupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena
ini disebut variabel penelitian. Dalam mendukung proses pengumpulan data
5 Indrawan R dan Yaniawati P, Metodologi peelitian kuantitatif, kualitatf dan campuran untuk
manajemen pembangunan dan pendidikan revisi, (Bandung : Refika Aditama, 2014), 112
64
dan memperoleh data yang diinginkan, peneliti menggunakan 3 macam
instrumen yakni :
1. Data Angket
Angket adalah sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden.6Adapun instrumen
angket atau kuesioner adalah angket atau kuesioner. Dalam penelitian ini
angket yang digunakan dengan menggunakan skala berbentuk skala likert,
yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam
penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan oleh peneliti, yang
selanjutnya disebut dengan variabel penelitian.
Dengan menggunakan skala likert maka variabel yang akan diukur
dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian variabel tersebut dijadikan
sebagai titik tolak untuk menyusun item-item pada instrument yang dapat
berupa pertanyaan atau pernyataan. Adapun angket tersebut dibagikan
kepada guru mata pelajaran pendidikan agama islam dan juga siswa-siswi
SMP Tamansiswa yang dijadikan sebagai sampel dalam penelitian. Terdapat
25 pernyataan yang masing-masing diisi oleh guru pendidikan agama islam
dan siswa-siswi SMP Tamansiswa yang dijadikan sampel serta 5 alternatif
pilihan jawaban di dalam lembar angket yang dijadikan instrumen yang ada
di lampiran.
6Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi VI (Jakarta:
Rineka Cipta, 2006), 134
65
2. Data Observasi
Data observasi didapatkan pada saat Praktik Pengalaman Lapangan
(PPL) di SMP Tamansiswa pada bulan Oktober, November dan Desember
sehingga menemukan berbagai permasalahan yang ada di sana dan
dicantumkan dalam identifikasi masalah. Sedangkan observasi yang
berhubungan secara detail dengan Variabel X1 (Penggunaan Media
Pembelajaran) peneliti lakukan setelah seminar proposal penelitian ini.
Adapun instrumen yang peneliti pakai dalam observasi terstruktur adalah
instrumen observasi Check-list. Check-list yaitu daftar variabel yang
dikumpulkan datanya.
Dalam hal iniPeneliti mengamati segala sesuatu yang berhubungan
dengan penggunaan Media Pembelajaran serta suasana pembelajaran di
kelas. Terdapat 20 Pernyataan masing-masing untuk guru dan siswa di
dalam lembar observasi yang akan peneliti gunakan sebagai pedoman
sewaktu observasi. Hasil observasi merupakan observasi yang diangkakan
sehingga terdapat 5 alternatif pilihan jawaban yang diisi oleh peneliti sendiri
sesuai dengan keadaan yang ada pada saat proses pembelajaran (lampiran).
3. Data Dokumentasi
Instrumen yang dipakai dalam mendapatkan data dokumentasi ini
adalah instrumen dkumentasi Check-list. Check-list adalah daftar variabel
yang akan dikumpulkan datanya dalam hal ini peneliti tinggal memberi
tanda atau tally setiap pemunculan gejala yang dimaksud. Adapun data
dokumentasi yang dijadikan instrumen adalah sejarah sekolah, visi dan misi
sekolah, struktur kurikulum, silabus pelajaran Pendidikan agama Islam,
66
struktur organisasi sekolah, hasil belajar siswa yang berupa nilai Raport
serta foto penggunaan media pembelajaran pada saat proses pembelajaran.
Adapun lembar instrument dokumentasi ada di lampiran.
H. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah
data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam
analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis
responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden,
menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk
menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji
hipotesis yang telah diajukan
Teknik analisis data kuantitatif menggunakan statistik, statistik disini
ada 2 macam yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Penelitian ini
menggunakan teknik analisis data statistik inferensial yaitu teknik statistik
yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan
untuk populasi. Dalam statistik inferensial ini, menggunakan statistik
parametrik. Karena statistik parametrik digunakan untuk menguji ukuran
populasi melalui data sampel. Dan juga karena hipotesis yang diajukan adalah
hipotesis asosiatif/hubungan, serta data yang nantinya terkumpul yaitu
berbentuk interval atau ratio. Dalam analisis data, dilakukan pengujian
validitas dan realibiltas instrument.
67
1. Uji Instrumen
a. Uji Validitas
Validitas ialah mengukur apa yang ingin diukur. Sebuah
validitas dikatakan valid apabila hasil penelitian terdapat kesamaan
data yang terkumpul dengan data sesungguhnya terjadi pada objek
yang diteliti.
Dalam penelitian ini digunakan pendekatan validitas konstruk
(construct validity) yaitu validitas yang mengacu pada konsistensi dari
semua komponen kerangka konsep. Untuk menguji tingkat validitas
instrumen penelitiannya, maka digunakan teknik korelasi product
moment pearson dengan rumus :
rXY = N ( XY )−( X )( Y )
{N X 2−( X )2} {N Y 2−( Y )2}
Keterangan:
rXY = Koefisien product moment (korelasi antara X dan Y)
N = Jumlah
X = Jumlah skor item
Y = Jumlah skor total
XY = Jumlah perkalian antara skor item dengan skor total
X2 = Jumlah kuadrat skor item
Y2 = Jumlah kuadrat skor total
Perhitungan validitas dilakukan dengan bantuan komputer
yaitu program SPSS (statistikal package for sosial solution) for windows.
68
Jika hasil korelasi item dengan total item didapatkan probabilitas (P) <
0,05 berarti signifikan, maka item tersebut dinyatakan valid, sebaliknya
jika (P) > 0,05 berarti tidak signifikan, yang berarti bahwa item tersebut
tidak valid.Dengan N = 90, teknik korelasi dengan rumus product
moment pearson. Besarnya korelasi untuk dianggap suatu item dikatakan
valid adalah rtabel ≥ 0,207. Jadi, jika korelasi antara item pertanyaan
dengan skor kurang dari 0,2071 maka item dinyatakan tidak valid
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah mengukur instrumen terhadap ketepatan
(konsisten). Realibilitas disebut juga keterandalan, keajegan, consistency,
stability atau dependability. Data yang reliabel adalah data yang
dihasilkan dapat dipercaya dan diandalkan. Apabila datanya memang
benar-benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kali pun
diambil, tetap akan sama. Perhitungannya dilakukan dengan bantuan
komputer yaitu program SPSS (statistikal package for sosial solution) for
windows. Dengan ketentuan apabila Cronbach Alpha > 0,6 maka
instrument pengamatan dinyatakan reliable dan apabila Cronbach Alpha
< 0,6 maka instrument pengamatan tidak reliable.
Rumus Alpha Cronbach7:
𝛼 =𝑘
𝑘− 1 1−
𝑠2𝑖
𝑠2𝑖
Keterangan :
7Husaini Usman dan R. Purnomo Setiady Akbar, Pengantar Statistika: Edisi Kedua (Jakarta: Bumi
Putera, 2006), hlm. 291
69
𝛼 = Alpha Cronbach
k = jumlah item
𝑠2𝑖 = jumlah varians skor total
𝑠2𝑖 = varians responden untuk item ke i
2. Uji Prasyarat Untuk Uji Hipotesis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui populasi pada
penelitian berdistribusi normal. Alat yang digunakan untuk menguji
normalitas data populasi sangat banyak modelnya, yang meliputi Uji K-
S (Kolmogorov-Smirnov), dan yang kedua Melalui Explore.
Pengujian normalitas data pada penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan statistik Kolmogorov-Smirnov atau disebut juga dengan
uji K-S yang tersedia dalam program SPSS.
b. Uji Liniearitas
Uji Linearitas digunakan untuk mengetahui apakah variabel
mempunyai hubungan yang liniear atau tidak secara signifikan. Uji ini
digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi liniear.
Uji linearitas pada penelitian ini menggunakan SPSS 20.0 dengan
menggunakan Test for Linearity dengan pada taraf signifikansi 0,05. Dua
variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linear apabila signifikansi
Deviation from Linearity>0,05.
70
c. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas ialah antarvariabel independen yang terdapat
dalam model regresi memiliki hubungan linier yang sempurna atau
mendekati sempurna (koefisien korelasinya tinggi atau bahkan 1).8 Jadi,
uji asumsi tentang multikolinearitas ini dimaksudkan untuk
membuktikan atau menguji ada tidaknya hubungan yang linier antara
variabel bebas (independen) satu dengan variabel bebas (independen)
yang lainnya yaitu antara variabel X1 (penggunaan media pembelajaran)
dengan variabel X2 (profesionalitas guru).
Ada beberapa metode uji multikolinearitas yakni, Dengan
membandingkan nilai koefisien determinasi individual (r2) dengan nilai
determinasi secara serentak (R2). Pada program SPSS terdapat pada
dialog Linier Regression. Yang kedua dengan melihat nilai tolerance
dan inflation factor (VIF) pada model regresi. cut-offyang dipakai untuk
menunjukkan adanya multikolinearitas adalah apabila Nilai
Tolerance>0,10 artinya tidak terjadi multikolinearitas, apabila Nilai
Tolerance <0,10 artinya terjadi multikolinearitas. Sedangkan apabila
Nilai VIF <10,00 maka tidak terjadi multikolinearitas dan apabila Nilai
VIF > 10,00 maka artinya terjadi multikolinearitas.
d. Uji Autokorelasi
Autokorelasi merupakan korelasi antara anggota seri observasi
yang disusun menurut urutan waktu (seperti data time series) atau urutan
8Duwi Priyatno, 5 Jam Belajar Olah Data dengan SPSS 1, (Yogyakarta: ANDI, 2009), 152.
71
tempat/ruang (data cross section), atau korelasi yang timbul pada dirinya
sendiri. Berdasarkan konsep tersebut, maka uji asumsi tentang
autokorelasi sangat penting untuk dilakukan tidak hanya pada data yang
bersifat time series saja, akan tetapi semua data (independen variabel)
yang diperoleh perlu diuji terlebih dahulu autokorelasinya apabila akan
dianalisis dengan regresi linier ganda.
Pengujian autokorelasi ini dimaksudkan untuk mengetahui
apakah terjadi korelasi di antara data pengamatan atau tidak. Ada
tidaknya autokorelasi dalam penelitian ini dideteksi dengan
menggunakan uji Durbin-Watson.
e. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastistas ialah varian residual yang tidak sama
pada semua pengamatan di dalam model regresi. Uji asumsi
heteroskedastistas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah variasi
residual absolut sama atau tidak sama untuk semua pengamatan. Apabila
asumsi tidka terjadi heteroskedastistas ini tidak terpenuhi, maka penaksir
menjadi tidak lagi efesien baik dalam sampel kecil maupun besar dan
estimasi koefisien dapat dikatakan menjadi kurang akurat.
Ada beberapa pendekatan yang digunakan untuk mendeteksi ada
tidaknya heteroskedastistas, yaitu Uji koefisien korelasi Spearman’s rho,
Melihat titik-titik pada grafik regresi. Pada penelitian ini menggunakan
pendekatan melihat titik-titik pada grafik regresi (scatterplot) dan juga
gletjser.
72
3. Uji Hipotesis
a. Uji Korelasi Product Moment
Pengujian hipotesis penelitian ini yang pertama adalah
menggunakan uji korelasi product moment dengan SPSS 20.0. uji
korelasi product moment adalah uji hipotesis yang digunakan untuk
mengetahu tingkat keeratan hubungan variabel yang dinyatakan dengan
koefisien koreasi (r). jenis hubungan antar variabel X dan Y dapat
bersifat positif (apabila X lebih tinggi dan nilai Y meningkat) dan
negative(apabila X lebih tinggi dan nilai Y menurun).
Dasar pengambilan keputusan adanya korelasi atau tidak adalah
apabila nilai Sig.<0,05 maka dinyatakan ada korelasi, sedangkan apabila
nilai Sig.>0,05 maka tidak berkorelasi.
b. Uji Regresi Linier Sederhana
Istilah regresi digunakan dalam mengembangkan suatu
persamaan untuk meramalkan hubungan fungsional antara variabel-
variabel. Analisis regresi berguna untuk meramalkan pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikatnya. Dalam penelitian ini menggunakan
analisis regresi sederhana karena untuk menjelaskan hubungan
fungsional antara satu variabel bebas dengan satu variabel terikat.
Rumus regresi linier sederhana:
Keterangan:
Y = a + bX
73
X = Variable independent (variabel bebas)
Y = Variabel dependent (varibel terikat)
a = Bilangan konstan
b = Koefisien regresi
Untuk melihat bentuk korelasi antar variabel dengan persamaan
regresi tersebut, maka nilai a dan b ditentukan terlebih dahulu.
b = N XY−( X)( Y)
X2−( X)2
a = Y−b X
n
Untuk analisis regresi ini dilakukan dengan bantuan komputer
yaitu program SPSS (statistikal package for sosial solution) for
windows.
c. Uji Regresi Linear Berganda
Regresi ganda (multiple regression) ialah suatu perluasan dari
teknik regresi apabila terdapat lebih dari satu variabel bebas untuk
mengadakan prediksi terhadap variabel terikat.9 Adapun persamaan pada
regresi linier berganda adalah sebagai berikut:
Ῠ : Nilai prediksi variabel dependen (Hasil Belajar)
bo : Konstanta; nilai Y’ jika X1 = 0, dan X2 = 0
b1b2 : Koefisien regresi, yaitu nilai peningkatan atau penurunan variabel
Y yang didasarkan variabel X1 dan variabel X2
9Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta : Rineka Cipta, 2013), 338.
Ῠ= bo + b1X1 + b2X2
74
X1 : Variabel independen (Penggunaan Media Pembelajaran)
X2 : Variabel independen (Profesionalitas Guru)
Analisis regresi linier berganda adalah hubungan secara linier
antara dua atau lebih variabel independen (X1,X2..) dengan variabel
dependen (Y). analisis ini digunakan untuk mengetahui arah hubungan
antara variabel independen dengan variabel dependen apakah masing-
masing variabel idependen memiliki hubungan yang positif ataukah
negative dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai
variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan.
Berbeda dengan alat analisis lainnya, regresi liner ganda
memerlukan uji persyaratan yang sangat ketat. Uji persyaratan pada regresi
linier ganda biasa disebut dengan istilah uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik
pada penelitian ini meliputi uji normalitas, uji autokorelasi, uji
heteroskedastisitas, dan uji multikolinearitas.10
Uji asumsi klasik ini
dilakukan untuk mengetahui agar besaran atau koefisien statistik yang
diperoleh benar-benar merupakan penduga parameter yang memang dapat
dipertanggungjawabkan atau akurat.
10
R. Gunawan Sudarmanto, Analisis Regresi Linier Ganda dengan SPSS (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2005), 101.