BAB III METODE PENELITIAN A. Desain...
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN A. Desain...
Pahmi Hapilan, 2017 PERBANDINGAN TINGKAT KECEMASAN PELATIH ATLET TAEKWONDO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian pasti memiliki metode yang dijadikan sebagai bahan
pelaksanaan penelitian. Metodologi penelitian adalah seperangkat aturan, kegiatan
dan prosedur yang digunakan oleh para pelaku disiplin. Metodolgi juga
merupakan analisis teoritis metode atau metode.
A. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan
dan pelaksanaan penelitian ((Nazir, M.. 2011, hlm. 84). Penelitian ini merupakan
penelitian berjenis penelitian deskriptif komparatif. Penelitian ini memfaktorkan
variabel yang ada dan menarik kesimpulan dari hasil yang didapat.
Gambar 3.1
Desain Penelitian
Sumber : Peneliti
Keterangan :
X : Tingkat kecemasan
Y1 : Pelatih
X
Y1
Y2
Pahmi Hapilan, 2017 PERBANDINGAN TINGKAT KECEMASAN PELATIH ATLET TAEKWONDO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Y2 : Atlet
24
Pahmi Hapilan, 2017 PERBANDINGAN TINGKAT KECEMASAN PELATIH ATLET TAEKWONDO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Partisipan
Partisipan yang terlibat dalam Penelitian ini adalah pelatih dan atlet UKM
Taekwondo UPI. Dalam sampel ini pelatih dan atlet harus sudah mempunyai
pengalam bertanding dalam nomor kyurougi maupun poomsae. Lokasi penelitian
ini dalam peyebaran angket yaitu di Gymnasium Universitas Pendidikan
Indonesia.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti guna
dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya untuk dijadikan sebagai sumber data
dalam suatu penelitian (Darmadi, H., 2013, hlm. 48). Berdasarkan topik
penelitian, maka dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah atlet dan
pelatih UKM Taekwondo UPI dengan jumlah 15 orang, sesuai dengan tabel yang
disusun oleh Krecjie dan Morgan sebagaimana terdapat dalam Determining
Sample Size For Research Activities .
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2013, hlm. 149). Jadi sample adalah sebagian kecil
dari populasi yang diambil sebagai sumber data yang dapat mewakili seluruh
populasi dan sebagai data yang akan nantinya dijadikan sebagai pembahasan
penelitian.
Mengenai jumlah sampel peneliti mengambil Teknik pengambilan sampel
yang merujuk kepada Teknik Ukuran Sampel Krejcie dan Morgan yaitu 14
sampel. Terdapat beberapa pertanyaan tentang berapa besar sampel yang akan
diperlukan dalam sebuah survei. Salah satunya penetuan adalah dengan
menggunakan tabel yang disusun oleh Krecjie dan Morgan sebagaimana terdapat
dalam Determining Sample Size For Research Activities. Educational and
Psycohological Measurement, 30, 607-610.
25
Pahmi Hapilan, 2017 PERBANDINGAN TINGKAT KECEMASAN PELATIH ATLET TAEKWONDO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Rumusan umum dalam pengambilan ukuran sampel menurut Krecjie dan
Morgan ini sebagai berikut :
Adapun pengukuran sampel tersebut didasarkan dengan rumusan :
S = { λ² . N. P. Q}/ {d² (N-1) + λ² . P. Q }
dimana :
S = Jumlah sampel
λ² = Lamda (faktor pengali) dengan dk = 1, taraf kesalahan bisa 1%, 5%, 10%
N = Populasi
P (populasi menyebar normal) = Q = 0,5
d = 0,05
26
Pahmi Hapilan, 2017 PERBANDINGAN TINGKAT KECEMASAN PELATIH ATLET TAEKWONDO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.1
Tabel Ukuran Sampel Krecjie dan Morgan
Sumber : Kenpro (2016)
D. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian mengenai tingkat kecemasan atlet dan pelatih dengan
menggunakan alat ukur kuisioner dilaksanakan di Gedung Gymnasium UPI
setelah selesainya kegiatan UKM Taekwondo UPI, pada hari kamis tanggal 13
januari 2016 pada pukul 18.00 WIB.
E. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kuantitatif , peneliti menggunakan instrument untuk
mengumpulkan data. “Creswell (2012) menyatakan peneliti kuantitatif dalam
mengumpulkan data menggunakan instrument. Instrument merupakan alat untuk
27
Pahmi Hapilan, 2017 PERBANDINGAN TINGKAT KECEMASAN PELATIH ATLET TAEKWONDO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengukur, mengobservasi yang dapat menghasilkan data kuantitatif.” Dikutif
dalam oleh Sugiyono, 2013: 166.
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan angket
atau kuisioner. Sugiyono (2013: 199) menjelaskan bahwa “Kuisioner merupakan
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”.
Kuisioner yang digunakan oleh peneliti adalah untuk mengetahui apakah terdapat
perbedaan tingkat kecemasan pelatih dan atlet taekwondo.
Kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini peneliti menggunakan
kuisioner Competitive State Anxiety Inventory-2. Dalam kuisioner ini skala untuk
mengukur tingkat kecemasan tingkat kecemasan pelatih dan atlet taekwondo
dengan menggunakan skala likert. Dengan skala likert, maka variabel yang akan
diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut
dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat
berupa pernyataan atau pertanyaan.
Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai
gradasi dari sanagat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata
antara lain sebagai berikut :
Tabel 3.2
Skala Likert Skor untuk Positif
Sumber : Sugiyono (2013, hlm. 135)
Alternatif Jawaban Skor
SS (Sangat Sering) 4
S (Sering) 3
JR (Jarang) 2
TP (Tidak Pernah) 1
28
Pahmi Hapilan, 2017 PERBANDINGAN TINGKAT KECEMASAN PELATIH ATLET TAEKWONDO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.3
Skala Likert Skor untuk Negatif
Sumber : Sugiyono (2013, hlm. 135)
Alternatif Jawaban Skor
SS (Sangat Sering) 1
S (Sering) 2
JR (Jarang) 3
TP (Tidak Pernah) 4
Kemudian terdapat butir-butir soal pertanyaan-pertanyaan yang akan
diberikan kepada responden. Pengumpulan data kuisioner ini menggunakan skala
likert dengan bentuk checklis sebagai contoh dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3.4
Contoh Kuisioner
Sumber : CSAI-2
No Pertanyaan Alternatif Jawban
TP JR S SS
1 Saya khawatir dengan pertandingan ini.
2 Saya merasa gugup.
Keterangan :
SS : Sangat Sering
S : Sering
JR : Jarang
TP : Tidak Pernah
Skor untuk setiap alternatif jawaban berbeda-beda, mulai dari (SS) diberikan
nilai skor empat, dan seterusnya dengan (TP) diberikan nilai skor satu.
29
Pahmi Hapilan, 2017 PERBANDINGAN TINGKAT KECEMASAN PELATIH ATLET TAEKWONDO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
F. Prosedur Penelitian
Pengambilan data pada penelitian ini yaitu dilakukan dengan mengisi angket
atau kuisiner kepada sampel yaitu pelatih dan atlet taekwondo yang sudah
memiliki pengalaman bertanding. Peneliti akan memberikan tahapan mengenai
prosedur penelitian sebagai berikut :
Gambar 3.2
Langkah Penelitian
Sumber : Darmadi, H. (2013, hlm. 187)
Dalam prosedur penelitian deskriptif menurut Darmadi, H. (2013, hlm. 187)
yang sudah terstruktur penelitian deskriptif memiliki langkah-langkah
mengindetifikasi adanya permasalah yang signifikan utnuk dipecahkan melalui
metode deskriptif, yaitu merumuskan masalah yang ada secara jelas mengenai
tingkat kecemasan pelatih dan atlet taekwondo. Adapun rumusan masalah yang
sudah di rumuskan diantaranya adalah gambaran tingkat kecemasan pelatih
sebelum atletnya bertanding, gambaran tingkat kecemasan atlet sebelum
bertanding dan perbedaan tingkat kecemasan pelatih dan atlet taekwondo. Setelah
merumuskan masalah langkah selanjutnya adalah menentukan tujuan dan mafaat
Merumuskan Masalah
Tujuan dan Manfaat
Penelitian
Melakukan Studi Pustaka
Hipotesis Penelitian
Metode Penelitian
Analisis Data
Membuat Laporan
Penelitian
30
Pahmi Hapilan, 2017 PERBANDINGAN TINGKAT KECEMASAN PELATIH ATLET TAEKWONDO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penelitian. Dari penelitian tentang tingkat kecemasan pelatih dan atlet peneliti
mempunyai tujuan penelitian sesuai dengan rumusan masalah yang ada, yaitu
ingin mengetahui gambaran tingkat kecemasan pelatih dan atlet dan ingin melihat
perbedaan tingkat kecemasan pelatih dan atlet taekwondo. Manfaat penelitiannya
adalah secara toritis dan secara praktisi.
Langkah selanjutnya adalah melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan
permasalah yang ada, perlu adanya kekayaan wawasan dalam penelitian mengenai
tingkat kecemasan pelatih dan atlet taekwondo sehingga diharapakan dalam
penelitian peneliti mempunyai gambaran dan pengetahuan yang cukup. Setelah
melakukan studi pustaka tahap selanjutnya adalah tahap yang mempunyain poin
penting dalam penelitian yakni metode penelitian. Mendesain metode penelitian
yang hendak digunakan termasuk menentukan populasi, sampel, menentukan
instrumen pengumpulan data dan analisis data. Populasi yang peneliti ambil
adalah kelompok besar yang terdapat pada UKM Taekwondo UPI dengan sampel
menggunakan teknik ukuran sampel menurut Krecjie dan Morgan yakni 14
sampel pelatih dan atlet taekwondo yang pernah berpengalaman dalam
bertanding. Instrumen yang peneliti gunakan adalah kuisioner mengenai tingkat
kecemasan yang bersumber dari Competitive State Anxiety Invetory-2. Setelah
melakukan pengumpulan data, peneliti melakukan analisis mengenai data pelatih
dan atlet yang sudah diambil di lapangan. Dari hasil data penelitian, peneliti akan
menarik kesimpulan dan menjadikan hasil data sebagai pembahasan penelitian
mengenai tingkat kecemasan pelatih dan atlet taekwondo. Setelah langkah
penelitian selesai selanjutnya adalah kesimpulan hasil data.
G. Analisis Data
Analasis data atau pengolahan adalah aspek yang sangat penting dalam
sebuah penelitian, karena dengan analisis data ini peneliti bisa menarik keputusan
dan menarik kesimpulan hasil dari penelitian ini. Dan untuk analisis data yang
telah diperoleh, peneliti melakukan langkah-langkah secara sistematis, mulai dari
uji validitas hingga analisis statistik parametrik menggunakan independent sample
t test. Namun untuk memudahkan peneliti dalam melakukan pengolahan, peneliti
menggunakan bantuan Ms. Excel untuk menghitung jumlah rata-rata dan
31
Pahmi Hapilan, 2017 PERBANDINGAN TINGKAT KECEMASAN PELATIH ATLET TAEKWONDO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
simpangan baku (standar deviasi), serta dibantu oleh perangkat lunak (software) I
yakni SPSS versi 21, dengan menggunakan analisis data sebagai berikut :
1. Uji Validitas
Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukan tingkat keandalan atau
ketepatan suatu alat ukur. Dan untuk mengetahui tingkat validitas dari instrumenn
(kuisioner) yang digunakan dalam pengumpulan data. Uji validitas ini dilakukan
untuk mengetahui apakah item-item pertanyaan mengenai tingkat kecemasan
pelatih dan tingkat kecemasan atlet yang tersaji dalam kuisioner benar-benar
valid.
Pengujian validitas yang peneliti lakukan yaitu menggunakan bantuan
perangkat lunak (software) yaitu SPSS bersi 21 dengan analisis Correlation
Bivariate. Selanjutnya untuk uji validitas yang peneliti gunakan dengan
menggunakan uji r kritis sesuai dengan teori di buku Sugiyono. Syarat yang
digunakan adalan pearson correlation harus lebih besar dari r kritis yaitu 0.30 jika
kurang dari 0.3 maka item pertanyaan angket di angap tidak valid. Peneliti akan
mencoba untuk menjabarkan bagaimana cara melakukan uji validitas dengan
menggunakan aplikasi perangkat lunak (Software) yaitu SPSS versi 21. Pertama
yang harus di lakukan yaitu membukan apilaksi SPSS versi 21, lalu masukan
Name pada Variabel View yang ada di SPSS versi 21. Contoh nya bisa kita lihat
pada gambar 3.6.
Selanjutnya setelah peneliti memasukan Name pada variabel View kita akan
memasukan skor atau hasil angket yang sudah diisi untuk nantinya apabila valid
akan langsung disebar kepada populasi dan sampel yang akan digunakan oleh
peneliti dalam pengumpulan data dan sebagai bahan analisis data penelitian.
32
Pahmi Hapilan, 2017 PERBANDINGAN TINGKAT KECEMASAN PELATIH ATLET TAEKWONDO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.3
Contoh Gambar Cara memasukan Name pada Variabel data di SPSS versi 21
Sumber : Peneliti
Lalu langkah selanjutnya, setelah peneliti memasukan skor untuk uji validitas.
Klik Analyze Correlate Bivariate. Kemudian akan muncul seperti pada
gambar 3.7. peneliti mengkontol A agar semua variabel terseleksi selanjutnya
pindahkan ke variables. Klik Option pada SPSS kemudian ceklis pada Means dan
Standar Deviations lalu Continue dan klik Pearson dan Two-tailed selanjutnya
klik Continue.
33
Pahmi Hapilan, 2017 PERBANDINGAN TINGKAT KECEMASAN PELATIH ATLET TAEKWONDO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.4
Contoh Gambar Bivariate Correlations
Sumber : Peneliti
Setelah peneliti selesai melakukan tahap yang sudah dijelaskan, kuisioner
yang telah di uji validitas dengan jumlah pertanyaan sebanyak 27 pertanyaan
dinyatakan valid. Hasil uji validitas bisa kita lihat pada Tabel 3.8.
Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas Angket
Sumber : Peneliti
No Soal Indikator r hitung r kritis/tabel Keterangan
1 Cognitive 0.57 0.3 Valid
2 Somatic 0.676 0.3 Valid
3 Confedence 0.325 0.3 Valid
4 Cognitive 0.617 0.3 Valid
5 Somatic 0.58 0.3 Valid
6 Confedence 0.427 0.3 Valid
34
Pahmi Hapilan, 2017 PERBANDINGAN TINGKAT KECEMASAN PELATIH ATLET TAEKWONDO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7 Cognitive 0.658 0.3 Valid
8 Somatic 0.764 0.3 Valid
9 Confedence 0.354 0.3 Valid
10 Cognitive 0.327 0.3 Valid
11 Somatic 0.629 0.3 Valid
12 Confedence 0.322 0.3 Valid
13 Cognitive 0.423 0.3 Valid
14 Somatic 0.528 0.3 Valid
15 Confedence 0.345 0.3 Valid
16 Cognitive 0.635 0.3 Valid
17 Somatic 0.747 0.3 Valid
18 Confedence 0.34 0.3 Valid
19 Cognitive 0.693 0.3 Valid
20 Somatic 0.629 0.3 Valid
21 Confedence 0.174 0.3 Valid
22 Cognitive 0.797 0.3 Valid
23 Somatic 0.643 0.3 Valid
24 Confedence 0.498 0.3 Valid
25 Cognitive 0.58 0.3 Valid
26 Somatic 0.85 0.3 Valid
27 Confedence 0.32 0.3 Valid
Keterangan :
H0 = Item pertanyaan tidak valid
H1 = Item pertanyaan Valid
Dari kesimpulan diatas yaitu perbandingan antara r hitung dan r tabel. Peneliti
menggunakan r kritis/tabel yaitu sebesar 0.3 sebagai alat ukur validitas angket.
Ketika r hitung > 0.3 maka item pertanyaan dikatakan valid dan jika r hitung < 0.3
maka item pertanyaan dinyatakan tidak valid.
Dari Tabel 3. Itu dapat dilihat bahwa, 27 item pertanyaan dinyatakan valid.
Sebanyak 27 item pertanyaan tersebut bisa dipakai sebagai alat ukur instrumen
tingkat kecemasan.
35
Pahmi Hapilan, 2017 PERBANDINGAN TINGKAT KECEMASAN PELATIH ATLET TAEKWONDO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengujian seluruh butir instrumen dalam satu variabel dapat juga dilakukan
dengn mencari daya pembeda tiap item dari kelompok tingkat kecemasan pelatih
dan tingkat kecemasan atlet yang memberikan jawaban tinggi dan jawaban
rendah. Dalam hal ini Masrun (1997) yang dikutif oleh Sugiyono (2013: 179)
menyatakan bahwa “.... analisis untuk mengetahui daya pembeda, sering juga
dinamakan analisis untuk mengetahui validitas item”.
2. Uji Reliabilitas
Reabilitas menyangkut masalah ketepatan alat ukur. Ketepan ini dapat dinilai
dengan analisis statistik untuk mengetahui kesalahan ukur. Realiablitas lebih
mudah dimengerti dengan memperhatikan aspek pemantapan, ketepatan, dan
homogenitas. Instrumen yang peneliti akan gunakan adalah mengenai tingkat
keemasan pelatih dan tingkat kecemasan atlet jika instrumen tersebut dianggap
reabel maka akhirnya dapat dipercaya sebagai alat ukur data penelitian.
Penelitian ini uji reabilitas dilakukan dengan rumus croanbach’s Alpha.
Adapun Croanbach’s Alpha adalah sebagai berikut :
Gambar 3.5
Rumus Croanbach‟s Alpha
Sumber : Purwanto, 2002, hlm. 193)
(Purwanto, 2002, hlm. 193)
Keterangan :
r1 = Reablitas instrumen
n = Jumlah butir pertanyaan
s12 =
Varians butir
st2 =
Varians total
36
Pahmi Hapilan, 2017 PERBANDINGAN TINGKAT KECEMASAN PELATIH ATLET TAEKWONDO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kriteria dari nilai Croanbach’s Alpha adalah apabla didapatkan nilai kurang
dari 0.600 berarti buruk, sekitar 0.700 diterima dan lebih dari atau sama dengan
0.800 adalah baik.
Tabel 3.6
Nilai Croanbachs‟s Alpha
Sumber : Peneliti
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items
N of Items
,911 ,916 17
Langkah uji reabilitas bisa kita lihat pada gambar 3.9. Setelah kita
memasukan data yang sudah valid dari uji validitas maka akan di uji reabilitas.
Selanjutnya klik Analyze Scale Reability Analisis.
Gambar 3.6
Uji Reabilitas
Sumber : Peneliti
37
Pahmi Hapilan, 2017 PERBANDINGAN TINGKAT KECEMASAN PELATIH ATLET TAEKWONDO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Uji Normalitas Data dan Homogenitas
Uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov Smirnov untuk melihat
distribusi data. Sebelum melakukan uji statistika parametrik atau nonparametrik
(inverensi) harus adanya uji normalitas data terlebih dahulu, uji normalitas
dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi data yang didapatkan mengikuti
atau mendekati hukum sebaran normal baku GAUSS. Setelah dikatakan data
berdistribusi normal maka akan dilanjutkan ke dalam uji t. Uji normalitas
menggunakan uji Kolmogorov-Smimov, dengan langkah :
o Aktifkan SPSS for Window
o Pada halaman SPSS data editor klik Variabel View. Kemudian ketik inisial
variabel pada kolom name dan nama variabel pada kolom Label, serta Scale
pada kolom Measure.
o Klik Data View, kemudian masukan data sesuai dengan variabel nya.
o Klik Analyze Descriptive Statistics Explore. Kemudian pindahkan
kedua variabel ke kotak Dependent List. Klik Plots dan pilih Normality Plots
With Tests. Klik continue dan kemudian klik OK.
Keterangan :
p > 0.05 maka data tersebut berdistribusi normal
p < 0.05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal
Lalu, uji homogenitas yang peneliti gunakan adalah menggunakan Levene
Test untuk melihat homogenitas dari data. Taraf signifikansi yang digunakan
adalah 0.05 (α = 0.05) maka
p > 0.05 maka data tersebut homogen
p < 0.05 maka data tersebut tidak homogen
4. Pengujian Statistika Deskriptif
Pada prinsipnya tujuan uji deskriptif ini adalah untuk adalah ingin
mengetahui perbedaan rata-rata (mean) antara dua populasi, dengan melihat rata-
rata dua sampel Singgih S (2003, hlm. 269). Pada umumnya dalam pengujian
statistika deskriptif menggunakan Frequencies dilakukan untuk mengetahui nilai
38
Pahmi Hapilan, 2017 PERBANDINGAN TINGKAT KECEMASAN PELATIH ATLET TAEKWONDO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mean, std. deviasi serta grafik untuk melihat gambaran mengenai tingkat
kecemasan pelatih dan atlet.
Peneliti akan memberikan langkah-langkah bagaimana cara untuk
memasukan data yang akan dianalisis menggunakan statistika inferensi yaitu
independen sample t test. Berikut adalah langkahnya :
o Aktifkan SPSS for Window
o Pada halaman SPSS data editor klik Variabel View. Kemudian ketik inisial
variabel pada kolom name dan nama variabel pada kolom Label, serta Scale
pada kolom Measure.
o Klik Data View, kemudian masukan data sesuai dengan variabel nya.
Klik Analyze Frequencies.
5. Pengujian Statistika Inferensi
Pada prinsipnya tujuan uji deskriptif ini adalah untuk adalah ingin
mengetahui perbedaan rata-rata (mean) antara dua populasi, dengan melihat rata-
rata dua sampel. Singgih S (2003: 269). Dasar pengambilan keputusan hipotesis
pada Independen Sample T Test adalah sebagai berikut :
p < 0.05 maka H0 diterima dan H1 ditolak
p > 0.05 maka H0 ditolak dan H1 diterima
Peneliti akan memberikan langkah-langkah bagaimana cara untuk
memasukan data yang akan dianalisis menggunakan statistika inferensi yaitu
independen sample t test. Berikut adalah langkahnya :
o Aktifkan SPSS for Window
o Pada halaman SPSS data editor klik Variabel View. Kemudian ketik inisial
variabel pada kolom name dan nama variabel pada kolom Label, serta Scale
pada kolom Measure.
o Klik Data View, kemudian masukan data sesuai dengan variabel nya.
Klik Analyze Compare Means Independen Sample T Tes.
39
Pahmi Hapilan, 2017 PERBANDINGAN TINGKAT KECEMASAN PELATIH ATLET TAEKWONDO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.7
Uji T Indpendent Sample T Test
Sumber : Peneliti
Kemudian pindahkan variabel tingkat kecemasan ke kotak test variabel (s)
lalu pindahkan kelompok pelatih dan atlet ke kotak grouping variabel.
40
Pahmi Hapilan, 2017 PERBANDINGAN TINGKAT KECEMASAN PELATIH ATLET TAEKWONDO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.8
Gambar Independen Sample T Test
Sumber : Peneliti
Klik pada define group. Tampak pada gambar 3.12.
Gambar 3.9
Kotak Dialog Define Group
Sumber : Peneliti
Lalu group 1 isi dengan angka 1, yang berarti group 1 berisikan tanda 1 atau
„pelatih‟. Sedangkan group 2 isi dengan angka 2, yang berarti group 2 berisikan
angka 2 atau „atlet‟. Seteah pengisian selesai klik continue untuk melanjutkan ke
menu sebelumnya.
41
Pahmi Hapilan, 2017 PERBANDINGAN TINGKAT KECEMASAN PELATIH ATLET TAEKWONDO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Setelah langkah diatas dilakukan kemudian klik OK. Maka akan muncul
analisis data pada output SPSS.
H. Penilaian Acuan Norma
Pada umumnya, penilaian acuan norma dipergunakan untuk seleksi. Penilaian
acuan norma biasanya digunakan pada akhir unit pembelajaran untuk menentukan
tingkat hasil belajar peserta didik. Pedoman konversi yang digunakan dalam
pendekatan PAN sama dengan pendekatan PAP. Perbedaannya hanya terletak
dalam menghitung rata-rata dan simpangan baku. Dalam pendekatan PAN, rata-
rata dan simpangan baku dihitung dengan rumus statistik sesuai dengan skor
mentah yang diperoleh peserta didik.
Konsep dari pendekatan PAN yaitu dengan menggunakan cara
membandingkan prestasi atau skor mentah peserta didik dengan sesama peserta
didik dalam kelompok/kelasnya sendiri. Makna nilai dalam bentuk angka maupun
kualifikasi memiliki sifat relatif, artinya bila sudah berhasil menyusun pedoman
konversi skor berdasarkan tes yang sudah dilakukan pada suatu kelas/kelompok
maka pedoman itu hanya berguna bagi kelompok/kelas itu dan kemungkinan
besar pedoman itu tidak berguna bagi kelompok/kelas lain karena distribusi skor
peserta tes sudah lain. Kecuali, pada saat pengolahan skor kelompok/kelas yang
lain tadi disatukan dengan kelompok/kelas pertama. Hasil pengolahan dengan
pendekatan PAN memiliki sifat relatif, oleh sebab itu pendekatan PAN disebut
juga pendekatan penilaian norma relatif atau norma empirik. Artinya secara
statistika, pendekatan PAN menggunakan dasar asumsi normalitas. Apabila Anda
memiliki kumpulan skor/nilai pada kelas/kelompok yang heterogen maka
distribusinya akan membentuk kurva normal sebagai berikut (perhatikan gambar
kurva normal di bawah ini):
42
Pahmi Hapilan, 2017 PERBANDINGAN TINGKAT KECEMASAN PELATIH ATLET TAEKWONDO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.10
Kurva Normal Konversi Skala-3
Sumber : PAN (Penilaian Acuan Norma)
Gambar 3.11
Rumus Simpangan Baku (s)
Sumber : PAN (Penilaian Acuan Norma)
rata-rata
simpangan baku
Kurva normal tersebut terbagi menjadi lima daerah dan setiap daerah
menunjukkan kualifikasi atau nilai dari kanan ke kiri A, B, dan C. Berdasarkan
pembagian itu, pedoman konversi skala-3 disusun sebagai berikut :
A
B
C