BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik...
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik...
27
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di kelas 4 SDN Poncowarno, UPT Dinas Pendidikan
Pemuda dan Olah Raga Unit Kecamatan Poncowarno, Kabupaten Kebumen. Secara
geografis sekolah ini terletak di daerah ibukota kecamatan dan berhadapan dengan SMP
Negeri 1 Poncowarno, dekat dengan masjid, pasar tradisional, kantor kecamatan, balai desa,
Puskesmas dan kantor polisi. Jarak masing-masing tempat tersebut dengan sekolah berkisar
antara 50 sampai dengan 200 meter.
Fokus Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah kegiatan pembelajaran berupa
perilaku guru dan siswa dalam berinteraksi, artinya siswa terlibat secara langsung dalam
penelitian. Sehingga karakteristik siswa perlu dipahami supaya PTK berjalan sesuai dengan
tujuan yang telah dirumuskan. PTK ini dilaksanakan di kelas 4 SDN Poncowarno, UPT Dinas
Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Unit Kecamatan Poncowarno dengan jumlah siswa
sebanyak 20 terdiri atas 15 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan. Rentang usia berkisar
antara 9 tahun sampai 12 tahun. Mayoritas siswa berasal dari keluarga petani (14 siswa), 2
siswa dari keluarga pedagang, 2 siswa dari keluarga PNS, siswa dari keluarga buruh dan 2
dari keluarga karyawan. Tentang keadaan fisik siswa kelas 4 semuanya baik, sehat jasmani
dan rohani. Sedangkan jarak rumah dengan sekolah sangat bervariasi, yaitu berkisar antara
100 meter sampai dengan 1,5 kilometer. Mayoritas siswa berangkat ke sekolah dengan
berjalan kaki, hanya 7 siswa yang bersepeda dan 2 siswa diantar orang tuanya menggunakan
sepeda motor.
Prestasi akademik siswa pada semester satu pada umumnya cukup baik. Ham-pir
semua siswa mencapai kriteria ketuntasan minimal, hanya 1 siswa yang terpaksa belum tuntas
untuk beberapa mata pelajaran.
Waktu penelitian akan dilaksanakan pada semester dua tahun pelajaran 2012/ 2013
pada bulan April sampai dengan bulan Meii 2013. Adapun jadwal penelitian sebagai berikut :
(1) Siklus I: tanggal 2 April, 4 April dan 9 April 2013. (2) Siklus II: tanggal 18 April, 23 April
28
dan 2 Mei. 2013. Pelaksanaan penelitian akan disesuaikan dengan jadwal pelajaran yang
berlaku di kelas 4 SDN Poncowarno.
3.2 Variabel Penelitian 3.2.1 Variabel Bebas
Variable bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw. Arends (dalam Sugiyanto, 2008:43) menyatakan bahwa model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw pertama kali dikembangkan oleh Eliot Aronson dan teman-teman dari
Universitas Texsas, kemudian di adaptasi oleh Slavin dan teman-teman di Universitas
Hopkins.
Pengertian model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dinyatakan pula oleh Arends
dalam Sumarni, (2010) bahwa “Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah tipe pembelajaran
kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang ber-tanggung jawab
atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada
anggota lain dalam kelompoknya.
3.2.2 Variabel Terikat
Variable terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar. Adapun devinisi hasil belajar
menurut beberapa ahli diantaranya Angkowo (2007:47) dalam Rusna Ristasa (2010:19)
“Belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman. Perubahan persepsi dan pemahaman
ini tidak selalu berbentuk perubahan tingkah laku yang diamati. Belajar akan efektif jika
dilakukan dalam suasana yang menyenangkan.”
Menurut Bloom dkk dalam Sumarni (2011) tujuan atau hasil belajar digolongkan dalam
tiga domain: kognitif, afektif, dan psikomotor. Pembagian hasil belajar ke dalam ketiga domain
tersebut sifatnya tidak terpisah secara tegas. Artinya pada waktu mengembangkan hasil
belajar kognitif tidak berarti guru tersebut tidak mengembangkan hasil belajar afektif dan
psikomotor. Pembagian ini dilakukan mengingat mata pelajaran memiliki ciri-ciri tertentu yang
mendapat tugas untuk mengembangkan hasil belajar tertentu pula.
3.3 Rencana Tindakan
.Konsep pokok penelitian tindakan kelas menurut Kemmis dan Mc Taggart (dalam
Suharsimi Arikunto, 2010: 137) terdapat 4 tahap rencana tindakan, meliputi: perencanaan
29
(planning), tindakan (acting), dan pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting) yang
disajikan dalam bagan berikut
Gambar 3.1
Model Tindakan Kemmis dan Mc Taggart
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) direncanakan dilaksanakan melalui minimal 2
(dua) siklus. Setiap siklus meliputi empat kegiatan yaitu merencanakan, melaksanakan,
observasi dan refleksi. Kegiatan diawali dengan kegiatan merencanakan. Kegiatan ini
merupakan langkah pertama dalam setiap kegiatan dan menjadi acuan dalam melaksanakan
tindakan. Tahap berikutnya yaitu pelaksanaan tindakan sebagai langkah yang kedua dan
merupakan tindakan proses pembelajaran yang sesuai dengan perencanaan yang telah
dipersiapkan. Supaya tindakan yang dilakukan dapat diketahui kualitasnya maka perlu
diobservasi. Observasi ini dilakukan oleh orang lain yang selanjutnya disebut observer.
Perencanaan
SIKLUS I
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS II
Pengamatan
Refleksi
Pelaksanaan
Pelaksanaan
Hasil
30
Observer penelitian tindakan kelas ini adalah teman sejawat di SDN Poncowarno. Observasi
dilakukan selama proses tindakan berlangsung. Hasil observasi tersebut didiskusikan bersama
observer untuk mendapatkan refleksi dari kegiatan pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan
oleh peneliti. Berdasarkan pengalaman melalui observasi tersebut, maka akan dapat
ditentukan apakah ada hal-hal yang perlu segera diperbaiki supaya tindakan dapat mencapai
tujuan yang telah dirumuskan.
Kegiatan terakhir dalam suatu siklus adalah refleksi. Kegiatan ini dilakukan dengan
cara merenungkan kembali proses pembelajaran baik mengenai kekurangannya maupun
keberhasilan pembelajaran bagi siswa. Dengan demikian akan dapat diketa-hui kelemahan
tindakan pembelajaran yang perlu diperbaiki pada siklus berikutnya.
Siklus penelitian tindakan kelas tersebut perlu dirancang lebih lanjut untuk
meminimalkan kelemahan pembelajaran yang akan dilaksanakan pada siklus berikutnya.
Sehingga secara kronologis peneliti akan dengan mudah melaksanakan perbaikan
pembelajaran sesuai dengan siklus yang direncanakan yaitu melalui dua siklus.
3.4 Data dan Cara Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan berupa informasi tentang proses pembelajaran IPA tentang
gaya, keaktifan siswa, dan serta kemampuan guru dalam menyusun rencana dan
melaksanakan pembelajaran di kelas. Data penelitian itu dikumpulkan dari berbagai sumber.
Sumber data penelitian ini adalah siswa dan guru (peneliti) dalam pembelajaran.
Adapun jenis data yang akan dikumpulkan merupakan data kuantitatif berupa: hasil
belajar siswa dan hasil penilaian, dan data kualitafif berupa: Respon, opini, dan pendapat
siswa tentang intervensi yang diterapkan; Keaktifan dan tanggung jawab belajar siswa;
Tanggapan siswa selama proses pembelajara; Tanggapan observer dalam mengamati proses
pembelajaran.
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data di atas meliputi: pengamatan,
wawancara atau diskusi, kajian dokumen dan tes yang masing-masing secara singkat
diuraikan sebagai berikut.
Pengamatan yang peneliti lakukan adalah pengamatan berperan serta secara aktif.
Pengamatan tersebut dilakukan terhadap guru pada saat melaksanakan kegiatan
31
pembelajaran di kelas maupun kinerja siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
Pengamatan dilakukan oleh rekan sejawat yang diminta sebagai observer dengan mengambil
tempat duduk paling belakang. Dalam posisi itu, observer dapat lebih leluasa dalam
melakukan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswadan guru di
kelas.
Pengamatan terhadap guru difokuskan pada kegiatan guru dalam melaksanakan
pembelajaran IPA tentang gaya dengan menggunakan media benda asli dalam penerapan
metode jigsaw.. Pengamatan terhadap kinerja guru juga diarahkan pada kegiatan guru dalam
menjelaskan materi pelajaran, memotivasi siswa, mengajukan pertanyaan dan menanggapi
jawaban siswa, mengelola kelas, memberikan latihan dan umpan balik, dan melakukan
penilaian terhadap hasil belajar siswa. Sementara itu pengamatan terhadap siswa difokuskan
pada keaktifan dan tanggung jawab belajar siswa yang ditunjukkan dengan keaktifan dan
antusias siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Wawancara/diskusi dilakukan antara observer dan siswa setelah dan atas dasar hasil
pengamatan di kelas maupun kajian dokumen. Wawancara/diskusi dengan siswa
dilaksanakan setelah melakukan pengamatan pertama terhadap kegiatan pembelajaran
dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan
pelaksanaan pembelajaran khususnya pembelajaran tentang gaya.
Dari hasil wawancara, kegiatan pengamatan, dan kajian dokumen yang dilakukan,
identifikasi permasalahan yang ada berkenaan dengan keberhasilan pembelajaran serta
faktor-faktor penyebabnya.
Kajian juga dilakukan terhadap berbagai dokumen atau arsip yang ada, seperti
kurikulum, rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat guru, buku atau materi pelajaran,
dan nilai yang diberikan guru.
Pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh hasil yang diperoleh
siswa setelah kegiatan pemberian tindakan pada setiap siklus.
3.5 Indikator Kinerja
Keberhasilan dalam perbaikan pembelajaran IPA dalam proses dan hasil belajar
diukur dengan indikator-indikator. Indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan hasil
32
belajar siswa adalah peningkatan hasil belajar siswa baik secara individual maupun klasikal
serta ketuntasan belajar siswa. Secara individual siswa dinyatakan tuntas belajar jika telah
memperoleh nilai ≥ KKM mata pelajaran IPA kelas 4 SDN Poncowarno, yaitu 70. Sedangkan
secara klasikal dinyatakan tuntas belajar apabila ≥ 85 % siswa dalam kelas tuntas belajar.
Sedangkan indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan keaktifan dan motivasi
belajar siswa adalah sebagai berikut:(1) Keaktifan: Siswa aktif melakukan kegiatan,
menemukan dan mengeluarkan gagasan/ide dalam pemecahan masalah baik pada saat
melaksanakan tugas kelompok maupun individu, (2) Tanggung jawab belajar: Siswa memiliki
tanggung jawab belajar yang ditunjukkan dengan rasa ingin tahu yang cukup besar, bersikap
gembira dan sungguh-sungguh mempelajari bahan/materi yang harus dipelajarinya dalam
kegiatan kelompok maupun pada saat mengerjakan tugas individu.
3.6 Tekhnik Analisis Data.
Teknik analisisi data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data deskriptif
komparatif yaitu dengan cara membandingkan data hasil belajar IPA pada kondisi awal, data
hasil belajar pada siklus 1, dan data hasil belajar pada siklus II. Dari perbandingan data
tersebut dilihat perubahan dan peningkatan hasil belajar IPA pada kondisi awal, siklus 1, dan
siklus II dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berbantuan media
benda asli
33