BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Tipe Penelitianeprints.umm.ac.id/45942/4/BAB...
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Tipe Penelitianeprints.umm.ac.id/45942/4/BAB...
67
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Tipe Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah
kuantitatif. Menurut Machmud (2016), pendekatan penelitian kuantitatif adalah
metode penelitian bebas nilai, yang lebih menekankan pada fenomena-fenomena
objektif, dan digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu.
Pendekatan penelitian ini identik dengan angka, dimulai dari pengumpulan data,
penafsiran data, hingga penyajian hasil data. Senada dengan definisi metode
penelitian kuantitatif oleh Sugiyono (dalam Machmud, 2016: 46), yakni suatu
metode penelitian dengan berdasarkan filsafat positivisme, untuk meneliti suatu
populasi atau sampel. Berbeda halnya dengan pendekatan penelitian kualitatif,
pada pendekatan kuantitatif penelitian dilakukan secara terpisah antara peneliti
dengan objek penelitian. Kelebihan pada penelitian kuantitatif adalah data yang
diperoleh dapat langsung diolah karena data yang didapatkan berupa skala atau
angka. Dalam bukunya yang berjudul Teknik Praktis Riset Komunikasi,
Kriyantono (2006: 56) menjelaskan bahwa riset kuantitatif memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
a. Hubungan riset dengan subjek jauh, artinya dalam penelitian ini peneliti
menganggap bahwa realitas berada jauh darinya, sehingga nilai
keobjektifitasannya tetap terjaga.
68
b. Riset kuantitatif digunakan untuk menguji teori atau hipotesis, apakah
penelitian tersebut menolak atau justru mendukung teori. Data hanya
sebagai pendukung teori, atau teori dibuktikan dengan adanya data. Bila
dalam proses analisis data ternyata teori atau hipotesis ditolak, biasanya
peneliti tidak seketika langsung menolak teori atau hipotesis tersebut,
melainkan melakukan pengecekan kembali. Misalnya apakah ada
kesalahan pada teknik sampling yang digunakan oleh peneliti.
c. Riset harus dapat digeneralisasikan, sehingga sampel juga harus dapat
merepresentasikan seluruh populasi.
d. Penelitian harus dilandasi oleh teori atau konsep yang mendukung.
Sehingga data di lapangan digunakan untuk membuktikan konsep atau
teori tersebut.
Pada penelitan ini digunakan tipe penelitian eksplanatif. MenurutRuslan
(2013), tipe penelitian tersebut digunakan untuk menghubungkan antara variabel
bebas dan variabel terikat. Selain itu tipe eksplanatif juga digunakan memperkecil
penyimpangan, meningkatkan nilai kepercayaan, serta untuk menguji hipotesis.
Variabel bebas (X) pada penelitian ini yakni terpaanjingle iklan televisi e-
commerce Shopee serta variabelterikatnya (Y) yakni brand awareness.
3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian
Waktu penelitian akan dilaksanakan selama 1 minggu, dimulai tanggal
1Januari 2019 sampai dengan 7 Januari 2019. Lokasi penelitian tentang pengaruh
terpaan jingle iklan televisi e-commerce Shopee terhadap brand awareness,
69
dilakukan di lingkungan RW 17, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember,
Jawa Timur.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi menurut Sugiyono (2017: 61) adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek atau subjek penelitian dengan karakteristik atau kualitas tertentu
tertentu yang telah ditentukan oleh peneliti, untuk nantinya dapat ditarik
kesimpulan. Sedangkan Machmud (2016) dalam bukunya menyebutkan secara
singkat bahwa populasi adalah keseluruhan unit yang menjadi bahan kajian dalam
suatu penelitian. Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah ibu rumah
tangga yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Ibu rumah tangga warga RW 17, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten
Jember, Jawa Timur dan berusia 40-65 tahun. Pembatasan usia hanya
hingga 65 tahun, karena dikhawatirkan konsistensi jawaban yang
misalnya dapat disebabkan oleh adanya penurunan daya ingat yang
terjadi bila responden berusia 65 tahun keatas (reliabilitas jawaban).
2. Pernah menonton iklan TV Shopee yang berjudul ‘Beli Semua di
Shopee’.
Pengertian ibu rumah tangga merujuk pada Kamus Besar Bahasa
Indonesia9, diartikan sebagai wanita yang hanya mengatur berbagai pekerjaan
rumah tangga; istri atau ibu yang hanya mengurus pekerjaan rumah tangga (tidak
bekerja di kantor). Batasan usia subyek penelitian tidak lebih dari 65 tahun,
9https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/ibu%20rumah%20tangga
70
karena dikhawatirkan adanya gangguan ingatan yang terjadi pada perempuan
lanjut usia, dan berpengaruh pada reliabilitas jawaban pada kuesioner. Menurut
data yang diperoleh dari hasil pra-penelitian yang dilakukan oleh peneliti, terdapat
rincian data pekerjaan para ibu di lingkungan RW 17, Kecamatan Sumbersari,
Kabupaten Jember, pada tabel 3.1 di bawah ini:
Tabel 3.1
Data Pekerjaan Para Ibu di RW 17, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten
Jember.
RT
Data Pekerjaan
Jumlah Ibu Rumah
Tangga
Pekerja
01 14 6 20
02 14 9 23
03 12 13 25
04 24 28 52
05 9 14 23
06 15 2 17
07 3 11 14
08 11 8 19
Jumlah 102 91 193
Sumber: Data Olahan dari Pengurus RT 01-08 RW 17, Kel. Sumbersari, Kec.
Sumbersari, Jember, Jawa Timur.
Pada tabel 3.2 (ada pada halaman selanjutnya) terdapat rincian data
mengenai ibu rumah tangga, RW 17, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember.
Data tersebut menunjukkan bahwa terdapat 71 orang yang memenuhi kriteria
pertama. Sedangkan yang memenuhi kedua kriteria yang telah ditentukan dan
dijadikan sebagai populasi pada penelitian ini sebanyak 55 responden, sebab 16
orang menjawab tidak pernah menonton iklan Shopee yang dimaksud.
71
Tabel 3.2
Data Ibu Rumah Tangga, RW 17, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten
Jember, Jawa Timur
RT 1 2 3 4 5 6 7 8 Jumlah
Ibu Rumah
Tangga (IRT)
14 14 12 24 9 15 3 11 102
IRT Usia 40-65
Tahun
10 7 6 12 9 15 3 9 71
IRT Usia 40-65
Tahun dan Pernah
Menonton Iklan
Shopee yang
Dimaksud
8 6 4 9 7 13 1 7 55
IRT Usia 45-60
Tahun dan Tidak
Pernah Menonton
Iklan Shopee yang
Dimaksud
2 1 2 3 2 2 2 2 16
Sumber: Data Olahan dari Pengurus RT 01-08 RW 17, Kel. Sumbersari, Kec.
Sumbersari, Jember, Jawa Timur, serta olahan data yang didapat dari pra-
penelitian peneliti.
3.3.2 Sampel dan Teknik Sampling
Sampel merupakan subjek penelitian yang diambil dari sebagian populasi
yang ada (Idrus, 2009: 93). Hamidi (2010) juga mendefinisikan sampel sebagai
sebagian dari populasi atau hasil pengurangan dari populasi dengan cara tertentu,
yang dianggap dapat mewakili populasi. RW 17 terdiri dari 8 rukun tetangga,
yang di dalamnya terdapat masing-masing 14 hingga 52 KK. Penentuan jumlah
sampel yang dilibatkan pada penelitian ini, dihitung dengan menggunakan rumus
Taro Yamane dengan nilai presisi sebesar 5% atau 0,05. Sampel yang diambil
Berikut jumlah sampel (pada halaman berikutnya) yang digunakan oleh peneliti
menggunakan rumus Taro Yamane (dalam Hamidi, 2010: 132):
72
n =N
N d2 + 1
n =55
(55)(0,05)2 + 1
n =55
0,1375 + 1=
55
1,1375= 48,3
n = 48 orang
Keterangan:
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
d = nilai presisi (tingkat kesalahan)
1 = angka konstan
Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah simple
random sampling. Simple random sampling dilakukan dengan cara mengambil
anggota sampel dari populasi tersebut secara acak, karena anggota pada populasi
tersebut dianggap bersifat homogen. Hal ini dilakukan agar mempermudah
peneliti dalam membuat kerangka populasi (Sugiyono, 2017: 64). Cara
mengambil anggota sampel, dilakukan dengan menggunakan undian. Peneliti
akan menuliskan seluruh nama anggota populasi, yakni sebanyak 55 orang.
Kemudian peneliti akan mengambil 48 nama secara acak untuk dijadikan sebagai
sampel penelitian.
73
3.4 Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua,
yakni sumber data primer dan sumber data sekunder (Machmud, 2016: 62):
a. Sumber data primer:
Hamidi (Sari, 2012:40) menyampaikan bahwa data primer adalah
data yang langsung didapatkan melalui sumber pertama yang ada di lokasi
penelitian atau pada objek yang diteliti. Sumber data primer pada
penelitian kuantitatif adalah responden atau yang disebut sampel
penelitian. Sampel penelitian dianggap dapat merepresentasikan masalah
yang menjadi objek penelitian. Meskipun sampel penelitian dapat
merepresentasikan hal tersebut, namun akan menjadi tidak efektif bila
keseluruhan data digunakan pada penelitian. Bila jumlah responden kurang
dari seratus atau mudah dijangkau, maka sebaiknya seluruh data tersebut
digunakan. Namun bila jumlahnya lebih dari seratus atau peneliti
mengalami kesulitan dalam pengambilan data, maka perlu dilakukan
sampling.
b. Sumber data sekunder:
Sumber data sekunder didapatkan dari buku, jurnal (penelitian
terdahulu), internet, dokumen pendukung lainnya.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan
menggunakan kuesioner atau angket dan dokumentasi. Pengisian kuesioner dapat
dilakukan dengan atau tanpa peneliti, serta peneliti juga dapat berlaku sebagai
74
pembaca kuesioner, sehingga responden dapat langsung menjawabnya sesuai
dengan pilihan jawaban (Sugiyono, 2017: 97). Pada kuesioner tersebut, responden
akan disuguhkan beberapa pertanyaan dengan pilihan jawaban menggunakan
skala likert. Penggunaan skala likert ditujukan untuk mengukur sikap, pendapat,
serta persepi responden terhadap suatu fenomena sosial (Machmud, 2016: 49).
Tujuan menggunakan kuesioner dalam pengumpulan data yakni agar mendapat
informasi yang relevan dengan tujuan penelitian, serta informasi tersebut dapat
diperoleh dalam waktu yang bersamaan (Ruslan, 2013: 64). Teknik pengumpulan
data menggunakan dokumentasi, bertujuan untuk mendapatkan data yang
mendukung analisis dan interpretasi data. Dokumen dapat berupa dokumen publik
atau data pribadi, misalnya pada penelitian ini, menampilkan data mengenai
pekerjaan ibu RW 17, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember, Jawa Timur
(Kriyantono, 2006: 120).
3.6 Skala Pengukuran
Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan diolah menjadi data
kuantitatif dengan menggunakan skala interval. Skala interval adalah skala yang
memiliki jarak yang sama antara data satu dan data lainnya, serta memiliki jarak
atau interval yang sama (dalam Kriyantono, 2006: 137). Pengukuran data pada
penelitian ini menggunakan Skala Likert. Skala Likert biasanya digunakan untuk
mengukur sikap individu mengenai sesuatu objek sikap. Setiap pernyataan atau
pertanyaan yang diajukan, akan diberikan pilihan jawaban berupa dukungan yang
diungkapkan dengan kata-kata dan masing-masing diberikan skor sebagai berikut:
Sangat Tidak Setuju (1); Tidak Setuju (2); Setuju (3); Sangat Setuju (4).
75
Pada pilihan jawaban, tidak diberikan pilihan ragu-ragu atau netral. Hal ini
dilakukan karena bila responden mendapatkan pilihan tersebut, maka responden
akan cenderung memilihnya. Pilihan ragu-ragu atau netral, cenderung dipilih
responden karena mereka ragu atau bingung memilih jawaban mana yang tepat.
Sehingga banyak data yang hilang yang seharusnya didapatkan oleh peneliti
karena pilihan jawaban tersebut (Kriyantono, 2006: 139).
3.7 Pengujian Instrumen
3.7.1 Uji Validitas Data
Validitas menurut Azwar (dalam Machmud, 2016: 65) berasal dari kata
validity yang berarti bahwa sejauh mana sebuah alat ukur menjalankan fungsinya
seperti ketepatan dan kecermatan dalam mengukur. Pengujian validitas pada
penelitian ini menggunakan validitas konstruk. Validitas konstruk mencakup
hubungan antara konsep-konsep yang yang ada pada kerangka teori dengan
instrumen penelitian (Kriyantono, 2006: 150). Validitas mengacu pada
kemampuan tiap item dalam mengukur suatu aspek. Biasanya tiap item
dinyatakan valid bila harga validitasnya di atas 0,3 (dalam Idrus, 2009: 130).
Korelasi produk momen menjadi metode yang paling sering digunakan peneliti
untuk mencari validitas instrumen.
Pengujian validitas dilakukan dengan mengkorelasikan antara skor tiap
butir pertanyaan dengan skor total (dalam Idrus, 2009: 128). Pengujian validitas
instrumen menurut Solimun (2003), seharusnya memperhatikan dua hal. Pertama,
kondisi uji coba harus menjamin data yang diperoleh dapat merepresentasikan
keadaan yang ada di lapangan. Kedua, dilakukan minimal pada 30 responden.
76
Dalam uji validitas ini, peneliti menggunakan program SPSS untuk memudahkan
perhitungan. Namun untuk menghitung validitas data dapat menggunaka product
momentdan dihitung secara manual menggunakan rumus perhitungan sebagai
berikut (Wahyuni, 2014):
𝑟𝑥𝑦 =𝑁∑𝑋𝑌 − (∑𝑋)(∑𝑌)
√(𝑁∑𝑋2 − (∑𝑋)2)(𝑁∑𝑌2 − (∑𝑌)2)
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi antara skor item dengan skor total item
∑XY = jumlah perkalian antara skor item dengan skor total item
∑X2 = jumlah dari kuadrat nilai X
∑Y2 = jumlah dari kuadrat nilai Y
(∑X)2 = jumlah nilai X kemudian di kuadratkan
(∑Y)2 = jumlah nilai Y kemudian di kuadratkan
3.7.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas artinya konsistensi atau ketetapan. Artinya, instrumen tersebut
meskipun digunakan berulang-ulang, digunakan oleh siapa saja dan kapan saja
akan memberikan hasil yang sama atau hampir sama dengan sebelumnya (Idrus,
2009: 130). Menurut Malhotra (dalam Solimun, 2003: 19), bila
koefisienCronbach’s Alpha> 0,6, maka instrumen tersebut dinyatakan reliable
untuk digunakan pada penelitian.Pada penelitian ini, peneliti menggunakan
program SPSS untuk membantu perhitungan dalam uji reliabilitas. Namun bila
77
dilakukan perhitungan secara manual, dapat menggunakan rumus Cronbach’s
Alpha untuk menghitung koefisien reliabilitas:
𝛼 = (𝑛
𝑛−1) (1 −
∑𝜎𝑖2
𝜎𝑡2 )
Keterangan:
n = banyaknya butir pertanyaan
𝜎𝑖2 = varians skor tiap-tiap item
𝜎𝑡2 = varians skor total
Sebelum mencari koefisien reliabilitas menggunakan rumus di atas,
pertama-tama mencari varian tiap-tiap item terlebih dahulu dengan menggunakan
rumus berikut:
𝜎2 =∑𝑋2 −
(∑𝑋)2
𝑁𝑁
Keterangan:
𝜎2 = varians skor tiap-tiap item
N = banyaknya testee/responden
X = varians skor total item
3.8 Teknik Analisis Data
Analisis data diartikan oleh Maleong (dalam Kriyantono, 2006: 167)
sebagai proses mengorganisasi dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan
78
satuan uraian dasar hingga nantinya ditemukan tema dan hipotesis kerja yang
disarankan oleh data. Dalam analisis data kuantitatif, yakni statistik deskriptif dan
statistik inferensial (p.183). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan uji F,
Koefisien Determinas (R2), dan Regresi Linear Sederhana.
3.8.1 Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh pada variabel
independen terhadap variabel dependen. Bila nilai dari F hitung telah ditemukan,
maka dibandingkan dengan F tabel dengan menentukan besar taraf signifikansi
(0,05), kemudian df ditentukan oleh nilai numerator (k-1), dan df untuk
denominator (n-k). Setelah didapatkan nilai F tabel, maka dibandingkan antara
besar F hitung dengan F tabel. Bila F hitung > F tabel, maka artinya variabel
independen mempengaruhi variabel dependen, begitu pula sebaliknya (Widarjono,
2010: 23-24). Dalam memudahkan perhitungan, peneliti menggunakan program
SPSS. Namun nilai F hitung dapat dihitung menggunakan rumus berikut
(Widarjono, 2010: 23):
𝐹 =R2/(𝑘 − 1)
1 − R2/(𝑛 − 𝑘)
Keterangan:
R2 = koefisien determinasi
n = jumlah responden
k = jumlah konstanta
79
3.8.2 Koefisien Determinasi (R2)
Menurut Ghozali (dalam Sutrisni, 2010: 76), koefisien determinasi
digunakan untuk mengetahui besarnya kemampuan variabel independen dalam
merepresentasikan variabel dependen. Senada dengan pendapat Ghozali,
Widarjono (2010) menyatakan bahwa koefisien determinasi digunakan untuk
mengukur persentase total variasi variabel dependen Y yang dijelaskan oleh
variabel independen di dalam garis regresi. Dalam memudahkan perhitungan,
peneliti menggunakan program SPSS. Namun terdapat rumus yang dapat
digunakan untuk mengetahui nilai koefisien determinasi, dengan menghitung nilai
r terlebih dahulu menggunakan rumus product moment, kemudian nilai r tersebut
dikuadratkan, maka akan didapatkan nilai koefisien determinasi (Sugiyono, 2017:
274-275):
𝑟 = 𝑛∑𝑋𝑌 − (∑𝑋)(∑𝑌)
√(𝑛∑𝑋2 − (∑𝑋)2)(𝑛∑𝑌2 − (∑𝑌)2)
3.8.3 Regresi Linear Sederhana
Menurut Mustikoweni (dalam Kriyantono, 2006: 183), analisis regresi
digunakan untuk mengetahui bentuk hubungan dari dua variabel atau lebih dalam
bentuk persamaan. Senada dengan pendapat Mustikoweni, menurut Widarjono
(2010), regresi digunakan untuk mengetahui bagaimana variabel dependen
dipengaruhi oleh variabel independen, dengan tujuan dapat memprediksi atau
memperkirakan nilai rata-rata variabel dependen didasarkan pada nilai variabel
independen yang diketahui. Untuk mempermudah dalam mendapatkan nilai
80
persamaan, peneliti dibantu dengan program SPSS. Namun, terdapat rumus yang
dapat digunakan untuk melakukan perhitungan manual (Kriyantono, 2006: 184):
Y = a + bX
Keterangan :
Y = Variabel tidak bebas (dependen)
X = Variabel bebas (independen)
a = Nilai konstan
b = Koefisien regresi, yakni peningkatan atau penurunan variabel
dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka
naik, bila b (-) maka ada penurunan.
Nilai a dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut
(Kriyantono, 2006: 185):
𝑎 = ∑𝑌(∑𝑋2) − ∑𝑋∑𝑋𝑌
𝑛∑𝑋2 − (∑𝑋)2
Sedangkan nilai b dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut
(Kriyantono, 2006: 185):
𝑏 = 𝑛∑𝑋𝑌 − ∑𝑋∑𝑋𝑌
𝑛∑𝑋2 − (∑𝑋)2
81
3.9 Uji Hipotesis (Uji t)
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara
variabel independen secara individu terhadap variabel dependen. Terdapat dua
hipotesis yang diajukan oleh peneliti yakni hipotesis nol (H0) dan hipotesis
alternatif (Ha). H0 dianggap benar sampai dibuktikan dengan data sampel (keadaan
yang sebenarnya di lapangan). Sementara itu, Haadalah lawan dari H0. Bila H0
ditolak atau terbukti salah, maka Ha harus benar (Widarjono, 2010: 25). Untuk
menghitung uji t, dalam penelitian ini, peneliti menggunakan program SPSS.
Namun ada formula yang dapat digunakan untuk mendapatkan t hitung secara
manual (Widarjono, 2010: 26).
𝑡 =𝛽1
𝑠𝑒(𝛽1)
Pada formula diatas 𝛽1dimaksudkan sebagai prediktor pada variabel
independen. Bila uji t telah dilakukan, maka tahap selanjutnya yakni melakukan
perbandingan dengan tabel t. Bila hasilnya t hitung > t tabel, maka H0 ditolak, dan
artinya variabel independen secara signifikan mempengaruhi variabel dependen,
begitupun berlaku sebaliknya (Widarjono, 2010: 26).
Bila uji t telah dilakukan, maka tahap selanjutnya yakni melakukan
perbandingan dengan tabel t. Bila hasilnya t hitung > t tabel, maka H0 ditolak, dan
artinya variabel independen secara signifikan mempengaruhi variabel dependen,
begitupun berlaku sebaliknya (Widarjono, 2010: 26).