BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Karakteristik Subjek Penelitian · Sarana dan prasarana di SD Negeri...
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Karakteristik Subjek Penelitian · Sarana dan prasarana di SD Negeri...
-
30
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Karakteristik Subjek Penelitian
Pada sub judul karakteristik subjek penelitian akan diuraikan menjadi tiga sub
judul yaitu seting tempat, seting waktu, dan karakteristik subjek penelitian. Seting
tempat akan membahas lokasi atau tempat dilaksanakannya peneliatian, selanjutnya
seting waktu membahas mengenai penentuan waktu, sementara pada sub judul
karakteristik subjek penelitian akan dibahas mengenai kondisi siswa kelas 5 saat
pembelajaran IPA yang dijadikan sebagai subjek penelitian.
3.1.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas 5 SDN 2 Surengede Kecamatan Kejajar
Kabupaten Wonosobo. Lokasi sekolah terletak di Desa Surengede.Letak sekolah yang
jauh dari perkampungan membuat siswa dengan menjangkau sekolah dan jauh dari
keraimaian sehingga dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi siswa
serta mendukung setiap kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Sarana dan prasarana di SD Negeri 2 Surengede cukup lengkap yaitu 6 ruang
kelas, 1 ruang kantor guru, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang perpustakaan dengan
macam-macam buku penunjang, 1 ruang laboratorium computer, 1 ruang serbaguna,
1 dapur, 2 kamar mandi guru dan siswa, tempat parkir serta halaman sekolah yang
cukup luas untuk menunjang setiap aktivitas siswa.
-
31
3.1.2 Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada semester II, tahun pelajaran 2015/2016 di SD
Negeri 2 Surengede. Rincian alokasi waktu penelitian dapat dilihat pada table 3.1
sebagai berikut:
Tabel 3.1
Alokasi Waktu Penelitian
No Keterangan Waktu
Februari
2016
Maret 2016 April 2016 Mei 2016
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Persiapan
PTK
2. Perencanaan
siklus I
3. Pelaksanaan
siklus I
4. Perencanaan
siklus II
5. Pelaksanaan
siklus II
6. Pelaporan
Berdasarkan table 3.1 diketahui bahwa penelitian tindakan kelas ini
dilaksanakan selama 4 bulan yaitu dari bulan Februari sampai dengan Mei 2016.Pada
bulan Februari dipergunakan peneliti untuk mempersiapkan penelitian seperti
penyususnan proposal, instrument penelitian, dan RPP.Perencanaan siklus I
-
32
dilakukan peneliti pada bulan Maret minggu ke-3, dalam kegiatan ini meliputi
persiapan RPP, lembar kerja siswa, instrument, penyususnan asesmen, dan media
pembelajaran.Pelaksanaan siklus I dilakukan pada bulan April minggu I yang
meliputi tindakan, observasi dan refleksi.Perencanaan siklus II dilakukan pada bulan
April minggu ke-2 dilanjutkan dengan pelaksanaan siklus II pada minggu
selanjutnya.Pelaksanaan tindakan siklus II mengacu kepada hasil refleksi dari
pelaksanaan tindakan siklus I, pelaksanaan observasi oleh guru observer dilaksanakan
bersamaan dengan pelaksanaan tindakan penelitian.Pada bulan April minggu ke-3
sampai bulan Mei kegiatan pelaporan yang meliputi kegiatan mengolah data hasil
penelitian, menyusun laporan penelitian, konsultasi laporan serta persiapan ujian.
3.1.3 Karakteristik Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 5 dengan jumlah siswa dalam satu
kelas sebanyak 28 anak terdiri dari 15 Siswa perempuan dan 13 Siswa laki-laki
dengan tingkat kemampuan siswa bermacam-macam ada yang kurang, ada yang
sedang, dan ada pula beberapa siswa yang memiliki kemampuan tinggi di atas rata-
rata. Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru kelas, karakteristik siswa
berasal dari latar belakang social ekonomi menengah kebawah.Pekerjaan orang tua
siswa mayoritas sebagai petani, bahkan hanya ibu rumah tangga.
3.2 Variabel Penelitian
Slameto (2015:195) mengungkapkan bahwa “variable penelitian didefinisikan
sebagai faktor yang apabila diukur memberikan nilai yang bervariasi.Adapun yang
mendefinisikan variable sebagai karakteristik dari orang, objek atau gejala yang
memiliki nilai yang berbeda-beda”. Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
-
33
3.2.1 Variabel bebas atau Independen Variabel (X)
Variabel bebas adalah variabel yang diduga sebagai penyebab
timbulnya variabel lain. Variabel bebas biasanya dimanipulasi, diamati dan
diukur untuk mengetahui pengaruhnya terhadap variable lain.
Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah TPS (Think-Pair-
Share). Pembelajaran TPS dilaksanakan dengan pemberian pertanyaan
secara induvidu setelah itu mendiskusikan secara berpasangan dan
mensharekan dengan anggota kelompok yang lain. Aspek yang diukur
dalam pembelajaran ini meliputi persiapan pembelajaran, penyampaian,
pelatihan, dan penampilan hasil. Aspek-aspek yang diukur dengan
menggunakan lembar observasi.
3.2.2 Variabel terikat atau Dependent Variabel
Variabel terikat adalah variabel yang timbul sebagai akibat langsung
dari manipulasi dan pengaruh variabel bebeas. Dalam penelitian, variabel
terikat diamati dan diukur untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas.
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah hasil belajar.
Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh berupa pengetahuan, sikap
maupun ketrampilan yang mengakibatkan perubahan dari dalam individu
sebagai hasil belajar. Tes digunakan untuk mengukur kemampuan belajar
siswa dalam pembelajaran ilmu pengetahuan alam. Dimana hasil belajar
ilmu pengetahan alam akan dipengaruhi oleh adanya penggunaan model
TPS (Think-Pair-Share) dalam pembelajaran ilmu pengetahuan alam.
-
34
3.3 Rencana Tindakan
3.3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah PTK Penelitian Tindakan Kelas.(PTK)
adalah penelitian praktis yang dimaksud untuk memperbaiki pembelajaran di
kelas.Penelitian ini merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk
berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan mutu
pembelajaran di kelas (Slameto, 2015:148).
Dalam penelitian pelaksanaanya berkolaborasi dengan guru kelas 5 SDN 2
Surengede Wonosobo. Peneliti sebagai perancang RPP peneliti kolaboratif,
sedangkan guru mengajarkan pada saat pelaksanaan penelitian. Untuk observer, dapat
dilakukan oleh guru lain.
3.3.2 Desain Penelitian
Desain penelitian tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
model spiral yang dikemukakan oleh Kemmis dan Robin Mc.Taggart. Penelitian akan
dilaksanakan melalui dua siklus. Dalam satu siklus terdiri dari tiga tahap yaitu 1)
Perencanaan, 2) Pelaksanaan Tindakan dan Observasi, 3) Refleksi (Hamzah
B.Uno,dkk. 2011: 87). Prosedur pelaksanaan penelitian ditunjukan melalui gambar 3.1
berikut :
-
35
Gambar 3.1
PTK Model Spiral dari Kemmis dan Mc.Taggart
Gambar 3.1 menunjukan bahwa penelitian dilaksanakan minimal dalam dua
siklus, setiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan dan observasi serta refleksi.
a. Perencanaan (planning) merupakan kegiatan menyusun rancangan
tindakan. Kegiatan ini dilakukan untuk persiapan pelaksanaan penelitian.
Perencanaan dilaksanakan oleh peneliti sebelum tahap pelaksanaan
tindakan diterapkan. Kegiatan dalam tahap ini seperti : penyusunan rencana
pelaksaan pembelajaran, pembuatan instrument pengamatan, pembuatan
lembar kerja siswa, menyiapkan media pembelajaran, dan penyususnan
asesmen.
b. Pelaksanaan tindakan (acting) dan Observasi (observing).
Tindakan (acting) yaitu implementasi atau penerapan isi rancangan. Hal
yang perlu diingat pada tahap 2 ini pelaksaan harus sesuai dengan apa yang
sudah dirumuskan dalam rancangan. Dalam peneliti ini tindakan yang
diterapkan adalah model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think-Pair-
Share) dengan membentuk kelompok berpasangan dan guru sebagai
pelaksana tindakan. Observasi (observing), yaitu kegiatan mengamati
-
36
dampak atas tindakan diterapkan dalam kelas, sehingga tindakan dan
pengamatan berlangsung dalam waktu yang sama. Dalam tindakan guru
kelas sebagai pelaksana tindakan dan kegiatan pengamatan dilakukan oleh
guru lain. Kegiatan ini dilakukan dengan cara pengamatan terhadap apa
yang terjadi ketika tindakan berlangsung.
c. Refleksi (reflecting), yaitu kegiatan evaluasi perubahan yang terjadi atau
hasil yang diperoleh atas data yang terhimpun sebagai dampak yang telah
dirancang. Dalam kegiatan ini, setelah guru pelaksana selesai melakukan
tindakan kemudian berhadapan dengan peneliti, pengamat dan subjek
peneliti (dalam hal ini siswa yang diajar) untuk bersama-sama
mendiskusikan implementasi tindakan. Pada refleksi ini adanya perbaikan
tindakan dalam bentuk replaining dapat dilakukan untuk memperbaiki
kekurangan pertemuan berikutnya sedangkan kelebihan teta dipertahankan.
3.3.3 Rencana Pelaksanaan Tindakan
Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus dengan 3 kali pertemuan yang terdiri
dari 2 pertemuan tatap muka dan 1 pertemuan evaluasi. Perencanaan pelaksanaan
tindakan kelas dapat diuraikan sebagai berikut:
Siklus I
1. Tahap Perencanaan
Dalam tahap perencanaan yang dilakukan peneliti meliputi: menyusun RPP
IPA kelas 5 semester 2 dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think-Pair-
Share, hal ini diperlukan untuk merencanakan susunan pembelajaran yang akan
dilakukan supaya berjalan dengan baik, membuat skala penilaian dan lembar
observasi, hal ini untuk mendapatkan data sesuai dengan apa yang peneliti butuhkan,
dan membuat alat praga.
2. Tahap Pelaksanaan dan observasi
Adapun langkah-langkah kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:
-
37
1) Kegiatan Pendahuluan
a. Mengkondisikan kelas: mengajak siswa berdo,a mengucapkan salam,
mengisi daftar hadir kelas, mempersiapkan materi ajar.
b. Apersepsi: “selamat pagi anak-anak? Bagaimana kabar kalian?
c. Siswa diberikan motivasi dengan diajak bernyanyi “Siap Belajar”
d. Siswa menyimak tujuan pembelajaran, cakupan materi, dan kompetensi
yang diharapkan.
e. Siswa diberikan penjelasan tentang pembelajaran menggunakan model TPS
(Think-Pair-Share)
2) Kegiatan Inti
a. Siswa diperlihatkan kit batuan dan media gambarbatuan.
b. Siswa bersama guru bertanya jawab tentang macam-macam batuan
c. Siswa menyebutkan dan menggolongkan macam-macam batuan yang ada
pada kit dan media gambar
Melibatkan siswa secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran
Elaborasi
a. Siswa mendengarkan materi tentang “Proses pembentukan tanah karena
pelapukan batuan” oleh guru
Tahap Think
a. Siswa menerima pertanyaan atau tugas yang diberikan oleh guru.
b. Siswa secara individu mengerjakan pertanyaan dari guru.
Tahap Pair
a. Siswa membentuk kelompok secara berpasangan.
b. Memberikan kesempatan setiap pasangan untukberdiskusi.
c. Guru mengontrol kerja siswa dalam berdiskusi
Tahap Share
a. Setiap pasangan mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.
b. Siswa lain memberikan tanggapan kepada hasil presentasi temannya.
Konfirmasi
-
38
a. Guru bersama siswa membahas hasil kerja siswa secara kelompok dan
menarik kesimpulan kemudian menentukan skor yang diperoleh masing-
masing kelompok.
b. Memberikan penghargaan atau reward kepada kelompok yang mendapat
skor tertinggi guna mendorong motivasi siswa lebih giat dalam belajar.
3) Kegiatan Akhir
a. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang dipelajari
b. Guru melakukan refleksi pada pembelajaran hari ini
c. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.
Observasi
Observasi dilakukan oleh observer untuk mengamati kegiatan pembelajaran
terhadap siswa dan guru dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
TPS dalam mata pelajaran IPA.Observer menggunakan lembar observasi untuk
mencatat penerapan model pembelajaran TPS dalam kegiatan
pembelajaran.Pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran.
3. Refleksi
Kegiatan refleksi PTK dilakukan untuk memahami dan memakai segala
sesuatu yang berkaitan dengan hasil yang diperoleh akibat tindakan yang dilakukan
pada siklus I. pada tahap ini dilakukan analisis yang berkaitan dengan hambatan dan
kekurangan yang terjadi selama siklus I dalam penggunaan model Kooperatif tipe
TPS. Kelebihan yang ada tetap diertahankan, sedangkan kekurangan akan diperbaiki
pada siklus II.
Siklus II
Kegiatan yang dilakukan pada siklus II ini memperhatikan hasil refleksi pada
siklus I. kegiatan siklus II disertai dengan penambahan atau penyesuaian kegiatan
yang diperkirakan dapat mengatasi kesulitan belajar siswa dan yang dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
-
39
3.4 Data dan Cara Pengumpulannya
Untuk dapat membuat sebuah simpulan, diperlukan serangkaian data yang
mendukung. Tentu saja aktivitas ini membutuhkan sebuah proses pengumpulan data
dari subjek yang tepat. Langkah utama dalam proses pengumpulan data dari subjek
yang tepat. Lankah utama dalam proses pengumpulan data adalah menyiapkan alat
yang tepat untuk memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas (Slameto, 2015:227)
Pada sub judul ini akan menguraikan teknik pengumpulan data dan instrument
pengumpulan data. Teknik pengumpulan data akan memaparkan mengenai cara yang
dilakukan oleh peneliti dalam mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan
tindakan penelitian. Sementara pada sub judul instrumen pengumpulan data akan
menjelaskan mengenai alat-alat instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam
mengumpulkan data yang berkaitan dengan penelitian tindakan kelas yang dilakukan.
3.4.1 Teknik Pengumpulan Data
Peneliti melakukan pengumpulan data dengan menggunakan beberapa teknik
yaitu dengan teknik tes dan teknik nontes yang disertai dngan kisi-kisi instrument
pengumpulan data. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini digunakan untuk
meningkatkan hasil belajar IPA siswakelas 5 di SDN 2 Surengede Kecamatan Kejajar
Kabupaten Wonosobo dengan menggunakan model TPS (Think-Pair-Share).tenik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1) Teknik Tes
Menurut Arikunto (dalam Purwanto, 2013:64) “Tes adalah serangkaian
pernyataan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur ketramplan,
pengetahuan, intelegensia, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau
kelompok”.
Menurut Sudjana (2011:35) “Tes sebagai lat penilaian adalah pertanyaan-
pertanyaan yang diberikan keada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam
bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes tertulis) atau dalam bentuk erbuatan
-
40
(tes tindakan). Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil
belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan
pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran.”
Tes evaluasi dilakukan pada setiap akhir siklus I dan siklus II.Bentuk
instrument tes evaluasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk tes pilihan
ganda.Pemberian tes evaluasi bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
IPA pada tiap siklus melalui pembelajaran menggunakan model TPS (Think-Pair-
Share).
2) Teknik Nontes
Menurut Purwanto (2013:63) nontes merupakan teknik pengumpulan data
yang sifatnya mengukur penampilan diri atau aktivitas dengan memberikan respon
secara objektif dan jujur sesuai dengan hasil pengamatan yang dilakukan.Jenis teknik
nontes yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan dokumentasi.
a. Observasi
Observasi dapat mengukur atau menilai hasil dan proses belajar (Sudjana
2012:84). Dalam penelitian ini yang akan diukur dengan observasi adalah kegiatan
pembelajaran yang dilakukan dengan model TPS (Think-Pair-Share).Penelitian
observasi ini dilakukan oleh observer (guru).
b. Dokumentasi
Arikunto (2010:201) menjelaskan dokumentasi adalah menyelidiki benda-
benda tertulis seperti buku-buku majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen
rapat, catatan harian, dan sebagainya.
Riduwan (2013:105) “Dokumentasi adalah ditunjukan untuk memperoleh data
langsung dari tempat penelitian, melipi buku-buku yang reevan, peraturan-peraturan,
laporan kegiatan, foto-foto, film documenter, data yang relevan penelitian”.
Dalam penelitian ini teknik dokumentasi digunakan untuk memperoleh data
awal tentang nama siswa dan nilai hasil ulangan siswa kelas 5 SDN 2 Surengede serta
foto-foto saat kegiatan pembelajaran dengan model TPS (Think-Pair-Share).
-
41
3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data
Instrument adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur dalam rangka
pengumpulan data (Purwanto, 2013:56). Instrumen pengumpulan data digunakan
adalah sebagai berikut:
1) Tes
Dalam PTK yang dilakukan di kelas 5 SDN 2 Suerengede, bentuk instrument
tes yang digunakan adalah tes evaluasi formatif tertulis dan jenis instrument yang
digunakan yaitu bentuk tes pilihan ganda. “tes formatif dimaksudkan sebagai tes yang
digunakan untuk mengetahuisejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti
proses belajar mengajar” (Purwanto, 2013:67).
Menurut Munthe (2009:115) “tes pilihan ganda adalah butir soal atau tugas
yang jawabannya dipilih dari alternative yang lebih dari dua. Alternative jawaban
kebanyakan berkisar antar 4 (empat) dan 5 (lima). Tes pilihan ganda terdiri dari dua
bagian, yaitu (1) bagian pertama disebut stem yang berbentuk oertanyaan atau
pertanyaan. (2) bagian keduan disebut options atau alternative jawaban. Alternative
jawaban terdiri atas dua unsur yaitu kunci jawan sebagai jawaban yang benar dan
alternatif bukan kunci jawaban disebut penegecoh atau distractors atau foils.
Sedangkan menurut Sudjana (2011:48) soal pilihan ganda adalah bentuk tes
yang mempunyai satu jawaban yang benar atau paling tepat. Sebelum soal pilihan
ganda diberikan sebagai tes evaluasi pada akhir pembelajaran siklus I dan siklus II,
terlebih dahulu soal tes pilihan ganda yang dibuat dan diuji cobakan pada sekolah lain
atau kelas lain yang sudah pernah mendapatkan pelajaran sebelumnya, kemudian
dihitung atau diproses menggunakan program SPSS 16.0 untuk mengetahui validitas
dan reliabilitas pada tiap soal. Soal pilihan ganda yang telah valis dan reliable
kemudian dijadikan tes evaluasi pada masing-masing siklus. Berikut ini adalah table
kisi-kisi soal evaluasi siklus I dan siklus II sebagai berikut:
-
42
Table 3.2
Kisi-kisi Tes Soal Evaluasi Siklus I
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator Nomor
Item
7. Memahami
perubahan yang
terjadi di alam dan
hubungannya
dengan
penggunaan
sumber daya
alam.
7.1
Mendeskripsikan
proses
pembentukan
tanah karena
pelapukan.
7.1.1 Menyebutkan macam-
macam batuan.
7, 12, 20,
27
7.1.2 Mengidentifikasi ciri-ciri
batuan beku, batuan endapan
dan batuan malihan.
5, 6, 24,
26
7.1.3Mengidentifikasi proses
terbentuknya batuan beku,
batuan endapan dan batuan
malihan.
16, 30
7.1.4 Mengidentifikasi
manfaat batuan beku, batuan
endapan dan batuan malihan
1, 2, 3, 4,
23, 25
7.1.5 Menyebutkan proses
pembentukan tanah karena
pelapukan batuan.
10, 13,
17, 21,
28
7.1.6 Mengidentifikasi
pelapukan kimia.
15, 14,
18
7.1.7 Mengidentifikasi
pelapukan kimia.
8, 9, 11,
22
7.1.8 Mengidentifikasi
pelapukan biologi.
19, 29
Jumlah 30
-
43
Tabel 3.3
Kisi-kisi Tes Soal Evaluasi Siklus II
Standar
Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator Nomor
Item
7. Memahami
perubahan yang
terjadi di alam dan
hubungannya
dengan
penggunaan
sumber daya
alam.
7.2
Mengidentifikasi
jenis-jenis tanah.
7.2.1 Menyebutkan lapisan-
lapisan tanah.
3, 14,
15, 18,
28, 29,
30, 50
7.2.2 Mengidentifikasi lapisan
tanah atas, bawah, bahan induk
dan induk.
1, 2, 4,
12, 19,
23, 24,
27
7.2.3 Menyebutkan ljenis-jenis
tanah.
21, 25,
6, 7, 8,
11
7.2.4 Mengidentifikasi jens-
jenis tanah, misalnya: berpasir,
tanah humus dll.
5, 13,
16, 9,
10, 17,
22, 26
Jumlah 30
Pada setiap jawaban bentuk tes pilihan ganda, setiap jawaban yang benar
dinilai dan diberi skor satuatau bergantungan dengan pada keinginan guru, namun
pada umumnya diberi skor satu (Sudjana, 2011:54).Setiap jawaban benar pada soal
tes evaluasi hasil belajar IPA siklus I dan siklus II diberi skor satu.Perhitungan nilai
tes evaluasi hasil belajar IPA siswa kelas 5 SDN 2 Surengede berpedoman pada
-
44
perhitungan menggunakan rumus. Rumus menghitung nilai tes evaluasi siswa adalah
sebagai berikut:
∑
∑
Keterangan :
X = nilai tes evaluasi
∑ = jumlah skor
∑ = jumlah skor maksimum
KKM yang telah diterapkan oleh peneliti sebesar 75, sehingga berdasarkan
perbandingan nilai KKM dan evaluasi belajar IPA dapat diketahui bahwa siswa sudah
tuntas belajar atau belum. Kriteria ketuntasan belajar siswa adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4
Kriteria Ketuntasan Belajar
Rentang Kriteria
Belum memenuhi KKM atau tidak tuntas
Memenuhi KKm atau tuntas
2) Lembar Observasi
Lembar observasi dalam peneitian ini digunakan untuk mengamati kegiatan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan menerapkan model pembelajaran TPS
(Think-Pair-Share).lembar observasi diisi oleh observer dengan memberi tanda
centang (checklist) dalam kolom. Jawaban dibentuk dalam model skor (skala likert)
yaitu skor 4-1 meliputi skor 1 menunjukan kurang, skor 2 menunjukan cukup, skor 3
menunjukan baik, skor 4 menunjukan sangat baik. Adapun kisi-kisi lembar observasi
pelaksanaan pembelajaran dengan model TPS (Think-Pair-Share) disajikan dalam
table 3.5 berikut ini :
-
45
Tabel 3.5
Kisi-kisi Observasi Aktivitas Guru dalamPelaksanaan Model Pembelajaran TPS
Variabel Aspek Indikator No
Item
Pelaksanaan
Model
Pembelajaran
TPS (Think-
Pair-Share)
IKegiatan
Awal
Pembelajaran
- Guru membuka pelajaran
- Guru memberikan apersepsi dan
motivasi
- Guru menyampaikan kompetensi
(tujuan) yang akan dicapai
- Guru menjelaskan langkah-langkah
pembelajaran model TPS (Think-Pair-
Share)
1
2
3
4
II. Kegiatan
Inti Pelajaran
Eksplorasi
- Guru memperlihatkan kit batuan dan
gambar batuan
- Guru bertanya jawab dengan siswa
Elaborasi
- Guru menyampaikan materi inti
5
6
7
Tahap Think
Tahap Pair
Tahap Think
- Guru memberi pertanyaan untuk
dikerjakan secara individu
Tahap Pair
- Guru meminta siswa ntuk membentuk
kelompok secara berpasangan
- Guru meminta setiap pasangan
mendiskusikan hasil pengerjaan
individunya
8
9
10
-
46
Tahap Share
Tahap Share
- Guru meminta setiap pasangan
mempresentasikan hasil diskusinya
- Guru meminta kelompok/pasangan
lain menanggapi hasil presentasi
temannya
11
12
Kegiatan
penghargaan
Konfirmasi
- Guru bersama siswa membahas hasil
kerja kelompok dan individu, menarik
kesimpulan, menghitung skor masing-
masing kelompok
- Memberikan penghargaan atau reward
dan memberikan motivasi
13
14
III. Kegiatan
Akhir
Pembelajaran
- Menyimpulkan materi pembelajaran
- Guru bersama siswa melakukan
refleksi pembelajaran
- Menutup pelajaran
15
16
17
Jumlah 17
-
47
Tabel 3.6
Kisi-kisi Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran TPS
Variabel Aspek Indikator No
Item
PembelajaranModel
TPS (Think-Pair-
Share)
Kegiatan
Awal
- Siswa bersiap-siap untuk
menerima pelajaran
- Siswamendengarkan penjelasan
pembelajaran TPS
1
2
Kegiatan Inti
Tahap Think
Tahap Pair
Tahap Share
- Siswa menyimak materi
- Siswa mendengarkan
penjelasan guru mengenai tugas
atau permasalahan yang
diberikan oleh guru
- Siswa secara individu berpikir
(Think) untuk menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh
guru
- Siswa duduk berkelompok
secara berpasangan (2 orang)
- Secara berpasangan
(Pair)siswa berdiskusi dan
bertukar pikiran untuk
menyelesaikan pertanyaan atau
permasalahan yang tadi telah
dipikirkan secara individu
- Siswa (pasangan) berbagi
(Share) atau mempresentasikan
3
4
5
6
7
8
9
-
48
Tahap
Penghargaan
hasil jawabannya di depan
kelas
- Siswa (pasangan) lain
memeberikan tanggapan
kepada hasil presentasi
temannya
- Siswa melakukan penegasan
terhadap materi yang telah
dipelajari dengan bimbingan
dari guru
- Siswa diberikan reward atau
penghargaan oleh guru, apabila
menjawab benar pada saat
presentasi
10
11
Kegiatan
Akhir
- Siswa bersama guru
menyimpulkan materi
pembelajaran
- Siswa bersama guru melakukan
refleksi pembelajaran hari ini
- Siswa bersiap untuk
mengakhiri pelajaran
12
13
14
Jumlah 14
-
49
Berdasarkan langkah-langkah tersebut maka kriteria aktivitas guru dan siswa
adalah sebagai berikut: (Depdiknas, 2003)
Tabel 3.7
Kriteria Skor aktivitas Guru dan Siswa
Rentang Kriteria
>86% Baik sekali
70-85% Baik
55-69% Cukup baik
-
50
dan diagram.Data nilai hasil belajar IPA dianalisis menggunakan teknik analisis
deskriptif komparatif untuk membandingkan hasil belajar IPA siklus I dan siklus II.
Analisis hasil belajar IPA dilakukan dengan menghitung persentase
ketuntasan belajar IPA secara klasikal dan rata-rata hasil belajar IPA. KKM yang
ditentukan oleh pihak sekolah untuk kelas 5 mata pelajaran IPA yaitu ≥ 75 sehingga
dengan membendingkan KKM dengan hasil belajar IPA dapat diketahui bahwa siswa
yang telah tuntas atau belum.
Sementara itu untuk menghitung nilai rata-rata hasil belajar IPA
menggunakan rumus sebagai berikut:
X = ∑
Keterangan :
X = nilai rata-rata
∑ = jumlah seluruh nilai yang diperoleh
N = jumlah siswa
Untuk menghitung ketuntasan belajar siswa secara klasikal dapat dihitung
menggunakan rumus sebagai berikut:
KB =
X 100%
Keterangan :
KB = Ketuntasan belajar
NS = jumlah siswa diatas KKM (nilai ≥ 75)
N = jumlah seluruh siswa
Berdasarkan nilai presentase yang diperoleh, ketuntasan belajar siswa dalam
pembelajaran IPA melalui model TPS (Think-Pair-Share) dijabarkan menjadi lima
kriteria. Kriteria ketuntasan belajar disajikan dalam tabel 3.8 sebagai berikut
-
51
Tabel 3.7
Kriteria Ketuntasan Belajar
Rentang Kriteria
1% - 20% Sangat rendah
21% - 40% Rendah
41% - 60% Sedang
61% - 80% Tinggi
81% - 100% Sangat tinggi
Sumber: Saur Tampubolon (2014:214)
3.6 Uji Instrumen
Uji instrumen pada penelitian ini meliputi uji validitas dan uji reliabilitas.Uji
validitas dan uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui valid
atau tidaknya instrumen yang digunakan. Jika instrument sudah valid maka instrumen
dapat digunakan untuk menguji tingkat keberhasilan suatu pembelajaran.Adapun uji
validitas dan reliabilitas adalah sebagai berikut.
3.6.1 Uji Validitas
Validitas adalah salah satu syarat tes hasil belajar yang baik. Validitas
berhubungan dengan kemampuan tes hasil belajar untuk mengukur keadaan yang
akan diukurnya (Purwanto, 2014:132). Pelaksanaan uji validitas instrumen dilakukan
di kelas 6 SDN 2 Surengede dengan jumlah peserta tes adalah 31 Siswa. Uji validitas
pada penelitian ini menggunakan aplikasi IBM SPSS Statistic 16 dengan teknik
Corrected Item Total Correlation untuk mencari koefisien korelasinya. Sugiyono
(2011:128) menyatakan jika r hitung > r table maka dapat dikatakan bahwa tes hasil
belajar mengukur keadaan yang ingin diukur (valid). Harga tabel untuk jumlah siswa
(N) 31 dengan taraf signifikan 5% menunjukan angka sebesar 0,355 hasil uji validitas
yang dilakukan di kelas 6 SDN 2 Surengede disajikan pada table 3.9 sebagai berikut.
-
52
Tabel 3.9
Hasil Uji Validitas Siklus I
Bentuk Soal Item Soal Valid Soal Tidak Valid
Pilihan Ganda 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,
9, 10, 11, 12, 13,
14, 15, 16, 17, 18,
19, 20, 21, 22, 23,
24, 25, 26, 27, 28,
19, 30
2, 3, 5, 6, 8, 12, 13,
14, 15, 16, 17, 18,
19, 20, 23, 24, 25,
36, 27, 30
1, 4, 7, 9, 10, 11,
21, 22, 28, 29
Jumlah 30 20 10
Berdasarkan hasil uji validitas 30 item soal diketahui dari table 3.9 di atas
terdapat 10 soal yang tidak valid, sedangkan 20 soal lainnya terbukti valid setelah
diuji menggunakan aplikasi IBM SPSS Statistic16. Soal yang valid tersebut kemudian
peneliti gunakan sebagai soal evaluasi pada siklus I.
Tabel 3.10
Hasil Uji Validitas Siklus II
Bentuk Soal Item Soal Valid Soal Tidak Valid
Pilihan Ganda 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,
9, 10, 11, 12, 13,
14, 15, 16, 17, 18,
19, 20, 21, 22, 23,
24, 25, 26, 27, 28,
29, 30
1, 2, 3, 5, 6, 8, 9,
10, 11, 14, 15, 16,
18, 19, 21, 23, 24,
26, 27, 29
4, 7, 12, 13, 17,
20, 22, 25, 28, 30
Jumlah Soal 30 21 9
-
53
Berdasarkan uji validitas 30 Item soal diketahui dari table 3.10 di atas terdapat
9 Soal yang tidak valid, sedangkan 21 soal lainya terbukti valid setelah diuji
kemudian peneliti gunakan sebagai soal evaluasi pada siklus II.
3.6.2 Uji Reliabilitas
Keandalan (reliability) berasal dari kata rely yang artinya percaya dan reliabel
yang artinya dapat dipercaya. Suatu instrument dikatakan dapat dipercaya apabila
memberikan hasil pengukuran hasil belajar yang relative tetap secara konsisten
(Purwanto, 2013:154).Sebagai alat ukur, instrument memenuhi persyaratan
reliabilitas. Instrument yang tidak reliabel tidak dapat digunakan untuk
mengumpulkan data hasil belajar karena tidak memberikan informasi
apapun.Wardani (2012: 346) menjelaskan bahawa semakin tinggi reliabilitas suatu tes
(mendekati 1), makin tinggi pula keajegan/ketepatannya. Tes yang memiliki
konsistensi tinggi akan akurat terhadap kesempatan testing dan instrument tes
lainnya. Sebagai anacar-anacar koefisien reliabilitas berdasarkan nilai Alfa dapat
diiterpretasikan dalam table 3.11sebagai berikut:
Tabel 3.11
Kriteria Reliabilitas Instrumen
Indeks Interpretasi
0,80 – 1,00 Sangat reliable
< 0,80 – 0,60 Reliabel
< 0,60 – 0,40 Cukup reliable
< 0,40 – 0,20 Agak reliable
< 0,20 Kurang reliable
-
54
Hasil uji reliabilitas dapat menggunakan SPSS versi 16 for Windows disajikan
dalam table 3.12 sebagai berikut :
Tabel 3.12
Hasil Uji Reliabilitas Siklus I
Bentuk Instrumen Koefisien Reliabel Kategori
Pilihan Ganda 0,854 Sangat reliable
Tabel 3.13
Hasil Uji Reliabel Siklus II
Bentuk Intrumen Koefisien Reliabilitas Kategori
Pilihan ganda 0,855 Sangat reliable
Berdasarkan table 3.12 dan 3.13 dapat diketahui bahwa hasil uji reliabilitas
dengan program SPSS 16 for Windows koefisien reliabilitas pada siklus I mencapai 0,
854 dengan kategori sangat reliabel. Sedangkan, koefisien reliabilitas pada siklus II
mencapai 0,855 dengan kategorisangat reliabel. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
instrument yang digunakan adalah sangat reliabel karena nilai koefisien Alpha lebih
dari 0,80
3.7 Uji Tingkat Kesukaran
Croker dan Algina (Purwanto, 2013:99) mengatakan bahwa tingkat kesukaran
(difficulty indek) didefinisikan sebagai proporsi siswa peserta tes yang menjawab
benar.Tingkat kesukaran adalah jumlah peserta yang menjawab benar dibagi dengan
jumlah peserta. Analisis tingkat kesukaran dapat dihitung menggunakan rumus
sebagai berikut :
-
55
TK = ∑
∑
Keterangan :
TK = Tingkat kesukaran
∑ = Jumlah siswa yang menjawab benar
∑ = Jumlah siswa peserta tes
Nilai TK butir merentang antara 0 sampai 1. TK sebuah butir sama dengan 0
(nol) apabila semua peserta tidak ada yang menjawab benar, sebaliknya TK sebuah
butir sama dengan 1 (satu) apabila semua peserta menjawab benar. Semakin tinggi
indeks TK maka butir soal semakin mudah.Jika butir soal semakin mudah atau terlalu
sukar bagi dua atau lebih peserta maka skor tidak lagi dapat membedakan kemampan
para peserta.Sebaiknya butir soal memiliki TK yang sedang (Purwanto, 2013:100).
Kategori TK dibagi ke dalam tiga kelompok menurut Purwanto (2013:101), yaitu
disajikan dalam table 3.14 sebagai berikut:
Tabel 3.14
Kategori Tingkat Kesukaran
Rentang TK Kategori
0,00 – 0,32 Sukar
0,33 – 0,66 Sedang
0,67 – 1,00 Mudah
Berikut ini tabel hasil tingkat kesukaran soal siklus I yang berbentuk soal
pilihan ganda dengan jumlah 30 soal yang telah di ujikan pada siswa uji cobadalam
tabel 3.15 sebagai berikut:
-
56
Tabel 3.15
Hasil Tingkat Kesukaran Soal Siklus I
No. Rentang TK Kategori No Item Jumlah
1. 0,00 – 0,32 Sukar 2 1
2. 0,33 – 0,66 Sedang 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11,
12, 13, 14, 15, 16, 18, 19,
17
3. 0,67 – 1,00 Mudah 17, 20 2
Total
Berdasarkan tebel 3.15 dapat diuraikan bahwa untuk tingkat kesukaran soal
piliham ganda sebanyak 20 Soal terdapat tiga kategori sukar terdapat 1 Soal, kategori
sedang terdapat 17 Soal dan kategori mudah terdapat 2 Soal.
Berikut ini tabel hasil tingkat kesukaran soal siklus II yang berbentuk pilihan
ganda dengan jumlah 21 Soal yang telah diujikan pada siswa uji coba dalam tabel
3.16 sebagai berikut:
Tabel 3.16
Hasil Tingkat Kesukaran Soal Siklus II
No. Rentang TK Kategori No Item Jumlah
1. 0,00 – 0,32 Sukar 18, 19 2
2. 0,33 – 0,66 Sedang 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11,
12, 13, 14, 15, 16, 17, 20
18
3. 0,67 – 1,00 Mudah 1 1
Total 21
-
57
Berdasarkan tabel 3.16 dapat diuraikan bahwa untuk tingkat kesukaran soal
pilihan ganda sebanyak 21 Soal terdapat tiga kategori sukar terdapat 2 soal, kategori
sedang terdapat 18 soal dan kategori sukar terdapat 1 soal
3.8 Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dari penelitian yang dilakukan pada siswa SDN 2
Surengede dengan menggunakan model TPS (Think-Pair-Share) pada pembelajaran
IPA meliputi indikator proses dan hasil.
Indikator proses dan hasil dijabarkan sebagai berikut:
3.8.1 Indikator Proses
Indikator proses merupakan indikator keberhasilan dari proses pelaksanaan
tindakan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa melalui penerapan model
TPS (Think-Pair-Share). Pada penelitian ini aktivitas guru dan siswa dalam
pembelajaran IPA melalui model pembelajaran TPS (Think-Pair-Share) dapat
dikatakan berhasil apabila mengalami peningkatan secara signifikan minimal 10%.
3.8.2 Indikator Hasil
Indikator hasil dalam penelitian ini yaitu hasil belajar IPA, penerapan model
TPS (think-Pair-Share) dikatakan dapat meningkatkan hasil belajar IPA apabila siswa
kelas 5 SD Negeri 2 Surengede mengalami ketuntasan belajar individual dengan nilai
hasil belajar IPA ≥75 dan mengalami ketuntasan belajar secara klasikal dengan nilai
rata-rata hasil belajar IPA meningkat minimal 5 nilai dari KKM 75 yang ditentukan
oleh sekolah atau ketuntasan belajar secara klasikal ≥85% dari 28 siswa (kriteria
baik) dalam pembelajaran IPA.