Bab III Kajian Studi Terdahulu
-
Upload
goparipung-bambang -
Category
Documents
-
view
300 -
download
8
Transcript of Bab III Kajian Studi Terdahulu
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-1
LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK
BAB III
KAJIAN STUDI TERDAHULU
3.1. UmumPada penyusunan Bab ini adalah memaparkan
tentang hasil kajian studi dan perencanaan yang
sudah dilakukan sebelumnya, dimana pokok
pembahasannya adalah sebagai berikut :
1. Potensi Sumber Air Baku
2. Neraca Air
3. Kondisi Eksisting SIstem Penyediaan Air
4. Konsep Desain Master Plan Penyediaan Air Baku-Air Bersih Kota Metropolitan
Pontianak Kalimantan Barat
5. Kriteria Desain
3.2. Potensi Sumber Air Baku
A. Sungai Kapuas (Intake Kapuas Imam Bonjol, Sei Jawi Luar)
Untuk melayani Kota metropolitan dan sekitarnya, namun permasalahan yang ada
saat ini adalah kedua intake tersebut dipengaruhi Intrusi air laut saat musim
kemarau.
GAMBAR IMAM BONJOL
B. Waduk Penepat
Untuk mengantisipasi kondisi kemarau ( Sungai Kapuas terintruisi Air Asin)
dibangun Intake Cadangan di Penepat (24 km arah hulu Intake Kapuas ) dengan
sumber air baku Sungai Landak. Pengaliran dari Intake Penepat dilakukan dengan
pemompaan melalui pipa transmisi air baku sejauh 24 km selanjutnya diolah
menjadi air bersih pada IPA di Imam Bonjol Pontianak. Guna peningkatan kapasitas
air baku saat kemarau telah dilakukan pembangunan waduk penepat dengan luas
2 ( dua ) Ha yang mampu menampung air baku 45.000 m3 dengan 12 jam
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-2
LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK
pengaliran, pembangunan tersebut dimaksudkan untuk mengantisipasi jika Intake
Imam Bonjol terinteruisi air asin, sehingga kontinuitas layanan dapat terjaga
dengan kapasitas minimal.
Waduk Penepat hanya memiliki debit sebesar 400 l/dtk. Namun berdasarkan hasil
analisa hidrologi diketahui bahwa potensi debit pada Sungai Landak (Penepat)
sebesar 99,55 m3/dtk. Apabila akan digunakan untuk pemenuhan air (pada saat
interusi air laut) pada tahun 2030 harus ada penambahan kapisitas tampungan.
Berdasarkan perhitungan kebutuhan air baku pada taun 2030 diketahui sebesar 4
m3/detik (pembulatan dari 3,93 m3/dtk). Dengan asumsi kedalaman air sebesar 4
meter maka tabel berikut menampilkan kebutuhan lahan dan volumenya:
Tabel 3.1. Analisa Kebutuhan Ketersediaan Volume dan Luas Lahan Unuk Waduk
Penepat
No Kebutuhan Air Waktu Pengaliran Volume Kedalaman Luas(m3/dtk) (jam) (m3) (m) (ha)
1 4 12 172800 4 4.32 4 10 144000 4 3.63 4 8 115200 4 2.94 4 6 86400 4 2.25 4 4 57600 4 1.4
Kelebihan penggunaan waduk penepat
1. Pembangunan waduk Penepat beserta kelengkapannya telah
menghabiskan dana yang cukup besar sehingga akan sia-sia jika tidak
terus dimanfaatkan.
2. Tidak perlu pembuatan jalur pipa transmisi baru karena saat ini telah
dilakukan peremajaan pipa.
Kekurangan
1. Waduk Penepat memiliki potensi
terinterusi air laut, walaupun
jarang terjadi. Berdasarkan
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-3
LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK
informasi yang didapat oleh tim konsultan interusi air laut pada
Penepat bisa mencapai 1000 mg/liter.
2. Jalur suplesi yang cukup jauh antara waduk penepat dan PDAM Imam
Bonjol sehingga diperlukan beberapa boster. Hal tersebut cukup
merugikan ditinjau dari tingginya biaya OP.
Gambar 3.1. Fisual Sungai Landak Penepat
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-4
LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK
C. Sungai Landak (Biong)
Sungai Landak pada daerah Biong terletak di hulu Penepat sejauh 6 km.
Berdasarkan info yang didapat oleh tim Konsultan daerah tersebut belum interusi
air laut. Hanya sesekali saja saat kemarau panjang terjadi interusi dengan kadar
yang rendah yaitu sebesar <10 mg/liter.
Potensi dari sumber air sungai landak daerah Biong adalah untuk tambahan suply
air ke waduk penepat dengan jarak 6 km, sehingga untuk kebutuhan air bersih di
massa mendatang tidak membutuhkan perubahan desain tampungan dari waduk
penepat. Namun apaila dalam perkembangan kondisi persungaian di masa
mendatang waduk penepat sudah sering terjadi intrusi saat musim kemarau,
maka pengambilan dari biyung dapat digunakan untuk menggantikan
pengambilan dari waduk penepat.
Kelebihan
1. Prinsip dari alternative ini adalah menambahkan kapasitas pada Waduk
Penepat dari Sungai Landak di daerah Biong. Sehingga Waduk Penepat
tetap difungsikan.
2. Tidak diperlukan rekayasa yang rumit karena prinsip dasar dari
alternative ini adalah membuat intake dari Sungai Landak di daerah Biong
dan disalurkan dengan pipa menuju waduk penepat.
3. Jalur pipa antara waduk penepat dan PDAM Imam Bonjol tetap dapat
dimanfaatkan.
4. Daerah Biong jarang sekali terinterusi apabila terjadi hanya sebesar <10
mg/liter.
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-5
LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK
Gambar 3.2. Fisuali Sungai Landak Daerah Biong
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-6
LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK
D. Sungai Ambawang
Pengembangan Ambawang sendiri telah lama dilakukan study, yaitu pembangunan
bendung karet dan shortcut channel Sungai Landak yang dibawa menuju Sungai
Ambawang untuk tujuan supply debit dan pengenceran residu pada Sungai
Ambawang.
Potensi debit sungai ambawang adalah cukup besar yaitu : 4000 liter/detik mampu
memenuhi kebutuhan Metropolitan Pontianak hingga tahun 2030, namun memiliki
kelemahan yaitu :
1. Sungai Ambawang memiliki kedalaman 10 meter, sedangkan bendung karet
dari pabrik hanya setinggi 5 meter sehingga perlu dilakukan rekayasa teknis
untuk pembangunannya.
2. Sungai Ambawang merupakan jalur transportasi sungai yang cukup ramai.
Apabila dibangun Bendung Karet akan terjadi pemutusan jalur transportasi.
3. Memutuhkan suplesi air dari landak untuk kebutuhan pengenceran residu dan
sedimen Sungai Ambawang sejauh 9 km.
Gambar 3.3. Fisual Sungai Ambawang
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-7
LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK
Gambar 3.4. Fisual Anak Sungai Ambawang Bagian Hulu
E. Sungai Kapuas Kecil Wilayah Durian Kubu Raya
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-8
LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK
Di wilayah Durian Kabupaten Kubu Raya terdapat pengambilan air baku, dimana
di sunga ini beroperasi instalasi air yaitu :
Instalasi Arang Limbung kapasitas total terpasang 130 l/det terdiri dari 1 paket IPA
beton kapasitas 80 liter per detik, 1 paket baja 30 liter per detik dan 1 paket baja 20
liter per detik.
Instalasi penglahan air di Kuala dua kapasitas terpasang 10 liter per detik
Gambar 3.5. Fisual Anak Sungai Durian (Pengambilan Arang Limbung)
3.3. Neraca Air
Total Kebutuhan untuk Kota metropolitan hingga tahun 2030 adalah :
Tabel 3.2. Rekapitulasi Kebutuhan Air Baku Metropolitan Pontianak
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-9
LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK
No Tahun Kebutuhan Air(l/dtk)
1 2015 2751
2 2020 3367
3 2025 3684
4 2030 3926
2015 2020 2025 20300
1000
2000
3000
4000
5000
2751
33673684
3926
Tahun
Kebu
tuha
n Ai
r (l/
detik
)
Gambar 3.6. Grafik Peningkatan Kebutuhan Air Baku Metropolitan Pontianak
Sedangkan potensi ketersediaan sumber sumber air baku di sekitar Kota metropolitan
adalah sebesar :
Tabel 3.3. Debit Andalan Daerah Tangkapan Air Kapuas Kecil
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-10
LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK
n WeilbullJan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nov Des
1 0.090909 3183.22 3467.24 3113.45 3620.08 3519.47 2827.52 1804.74 3154.80 3623.03 4115.35 3473.20 3769.732 0.181818 3096.61 3047.43 2876.23 3247.97 3336.11 2262.48 1686.17 2788.97 2247.08 2748.69 3222.47 3268.433 0.272727 3002.45 2622.54 2733.93 2968.62 2636.84 2248.19 1642.20 1520.38 2015.26 2606.13 2924.64 2950.694 0.363636 2942.39 2567.85 2355.81 2869.56 2501.21 2030.00 1604.45 1427.73 1805.24 2560.37 2741.42 2946.135 0.454545 2871.95 2530.60 2139.33 2659.48 2236.31 2014.45 1332.60 1307.21 1404.67 2469.59 2447.06 2606.016 0.545455 2475.41 2144.53 1855.25 2448.31 2228.03 1628.04 1330.56 1140.09 1383.65 2168.87 2244.06 2419.527 0.636364 2439.68 1929.36 1841.82 2341.25 2148.29 1472.36 1238.97 1105.82 1299.29 1885.51 2287.77 2371.248 0.727273 2097.42 1774.42 1801.07 2212.74 2089.77 1396.05 1212.05 943.61 1155.04 1884.20 2266.37 2347.439 0.818182 2052.75 1686.21 1755.89 2117.40 1988.57 1224.05 1073.21 723.94 1145.48 1800.09 2098.92 2033.90
10 0.909091 1612.03 1501.27 1695.11 1781.67 1954.00 1218.60 1025.96 682.15 1134.93 1240.83 1974.98 1974.980.8 2061.69 1703.85 1764.93 2136.47 2008.81 1258.45 1100.98 767.87 1147.39 1816.91 2132.41 2096.600.9 1656.10 1519.77 1701.18 1815.24 1957.45 1219.15 1030.69 686.33 1135.99 1296.76 1987.37 1980.87
Debit (m3/dtk)
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sept
Okt
Nov
Des
0
500
1000
1500
2000
2500
Debit Andalan 80% DAS Kapuas Kecil
Bulan
Debi
t (m
3/dt
k)
Gambar 3.7. Debit Andalan 80% DTA Kapuas KecilSumber: Hasil Perhitungan
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sept
Okt
Nov
Des
0
500
1000
1500
2000
2500 Debit Andalan 90% DAS Kapuas Kecil
Bulan
Debi
t (m
3/dt
k)
Gambar 3.8. Debit Andalan 90% DTA Kapuas KecilSumber: Hasil Perhitungan
Tabel 3.4. Debit Andalan DTA Kapuas
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-11
LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nov Des1 0.09 1162.61 733.76 1052.95 1232.09 1244.92 949.64 814.03 846.19 1007.61 1104.11 1283.88 1291.582 0.18 1015.36 726.27 818.49 1121.54 910.79 722.38 721.12 676.52 962.20 1045.89 1150.66 1197.443 0.27 809.51 566.76 763.00 996.91 832.10 699.09 706.72 673.84 904.53 941.97 1150.04 1162.694 0.36 805.30 550.49 712.36 901.76 794.72 686.15 652.86 663.51 757.62 901.38 1117.31 1161.765 0.45 791.19 533.24 621.98 815.01 751.14 681.92 476.08 489.29 738.43 839.18 1088.09 1150.046 0.55 680.33 496.78 577.38 701.38 734.21 598.28 440.91 461.95 695.50 800.96 1085.61 1136.147 0.64 665.48 472.77 521.17 687.54 686.80 548.27 379.55 338.03 659.95 746.96 998.20 1095.038 0.73 584.75 438.10 451.87 664.95 684.33 489.07 352.57 327.49 572.94 712.61 896.23 977.229 0.82 401.15 405.71 441.32 596.77 567.67 423.42 298.58 302.12 399.47 620.34 860.85 750.17
10 0.91 301.60 389.68 401.88 567.79 543.33 218.87 283.87 100.72 277.11 282.10 770.69 580.590.80 437.87 412.19 443.43 610.41 591.00 436.55 309.38 307.19 434.16 638.79 867.93 795.580.90 311.56 391.28 405.82 570.69 545.76 239.32 285.34 120.86 289.35 315.92 779.70 597.55
n WeilbulDebit (m3/dtk)
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sept
Okt
Nov
Des
0100200300400500600700800900
1000
Debit Andalan 80% DTA Kapuas
Gambar 3.9. Debit Andalan 80% DTA KapuasSumber: Hasil Perhitungan
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sept
Okt
Nov
Des
0100200300400500600700800900
Debit Andalan 90% DTA Kapuas
Gambar 3.10. Debit Andalan 90% DTA Kapuas Sumber: Hasil Perhitungan
Tabel 3.5. Debit Andalan DTA Biyung
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-12
LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nov Des1 0.09 754.77 567.13 580.99 1178.82 997.16 581.93 469.60 668.45 669.90 867.20 840.66 842.242 0.18 743.89 548.80 554.23 689.65 588.91 534.33 452.42 584.63 606.98 716.30 805.70 832.143 0.27 738.98 535.46 464.10 635.13 586.41 461.46 436.87 498.79 556.70 667.30 797.76 811.444 0.36 609.83 472.46 394.16 597.39 507.76 424.82 374.74 485.53 465.80 621.15 715.95 808.445 0.45 606.84 432.20 385.85 532.00 489.85 399.98 340.93 391.54 448.78 600.84 706.96 688.106 0.55 570.73 329.17 322.04 526.56 467.26 397.60 328.96 386.38 447.83 581.93 688.10 610.687 0.64 460.11 299.49 289.28 524.13 413.71 356.48 264.86 260.00 376.90 524.05 662.25 535.228 0.73 412.66 287.04 264.31 411.51 383.90 344.60 239.61 100.51 293.11 494.75 653.72 519.149 0.82 323.53 258.09 252.26 286.45 361.89 315.89 192.69 82.96 279.26 337.81 530.13 473.64
10 0.91 211.20 205.11 245.52 285.26 292.63 290.43 162.49 80.60 268.61 139.25 437.22 433.870.80 341.35 263.88 254.67 311.46 366.29 321.63 202.07 86.47 282.03 369.20 554.85 482.740.90 222.43 210.41 246.20 285.38 299.56 292.98 165.51 80.84 269.67 159.10 446.51 437.84
n WeilbulDebit (m3/dtk)
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sept
Okt
Nov
Des
0
100
200
300
400
500
600
Debit Andalan 80% DTA Biyung
Gambar 3.11. Debit Andalan 80% DTA Biyung Sumber: Hasil Perhitungan
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sept
Okt
Nov
Des
050
100150200250300350400450500
Debit Andalan 90% DTA Biyung
Gambar 3.12. Debit Andalan 90% DTA Biyung Sumber: Hasil Perhitungan
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-13
LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK
Tabel 3.6. Debit Andalan DTA Penepat
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nov Des1 0.09 894.27 740.98 770.26 1486.97 1249.06 622.07 567.51 648.09 664.45 1073.83 1097.98 979.722 0.18 789.18 605.33 747.76 884.96 669.25 556.25 436.55 621.40 613.48 755.30 905.69 899.133 0.27 779.62 591.99 590.86 777.59 660.97 499.96 416.65 580.04 603.22 718.71 884.42 889.984 0.36 623.31 570.14 557.09 739.12 472.92 491.19 352.38 437.64 600.89 697.44 826.49 870.395 0.45 613.95 553.20 501.01 701.93 469.19 490.76 319.55 402.26 548.28 553.01 796.20 789.716 0.55 603.53 400.26 394.42 659.75 465.67 469.96 314.41 390.90 484.96 488.33 731.23 731.237 0.64 573.13 385.94 349.82 589.18 452.72 427.65 245.28 255.15 306.17 421.89 713.17 702.708 0.73 428.23 383.08 346.71 420.27 448.03 380.13 230.56 120.74 275.14 397.02 650.46 505.379 0.82 413.60 342.91 286.01 364.84 426.39 352.18 226.77 101.67 253.43 298.26 482.03 494.18
10 0.91 324.95 269.16 273.54 321.53 412.65 246.30 197.76 99.31 222.23 139.02 406.52 423.750.80 416.53 350.95 298.15 375.93 430.72 357.77 227.53 105.49 257.77 318.01 515.72 496.420.90 333.81 276.54 274.79 325.86 414.02 256.88 200.66 99.55 225.35 154.95 414.07 430.80
n WeilbulDebit (m3/dtk)
0
100
200
300
400
500
600
Jan
Feb
Mar
Ap
r
Me
i
Jun
Jul
Ags
Sep
t
Okt
No
v
De
s
Debit Andalan 80% DTA Penepat
Gambar 3.13. Debit Andalan 80% DTA Penepat Sumber: Hasil Perhitungan
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
500
Jan
Feb
Mar
Ap
r
Me
i
Jun
Jul
Ags
Sep
t
Okt
No
v
De
s
Debit Andalan 90% DTA Penepat
Gambar 3.14. Debit Andalan 90% DTA Penepat Sumber: Hasil Perhitungan
Tabel 3.7. Tabel 5. 1. Debit Andalan DTA Ambawang
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-14
LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nov Des1 0.09 81.10 96.78 78.34 75.35 94.89 85.03 51.53 122.23 153.66 88.57 85.84 93.622 0.18 77.63 85.14 60.60 72.59 69.39 69.23 48.89 75.85 85.92 67.89 82.15 87.213 0.27 65.15 60.07 57.96 60.31 63.30 56.79 47.22 49.66 57.95 63.81 77.29 80.424 0.36 61.33 54.04 53.28 58.11 51.02 49.92 40.70 40.48 50.69 58.75 74.04 64.035 0.45 52.55 47.81 52.17 52.89 48.94 38.18 38.95 35.06 45.43 58.02 65.44 55.756 0.55 49.99 43.51 29.26 51.22 43.76 37.17 36.26 33.48 40.73 57.67 60.67 54.457 0.64 49.46 37.93 27.31 43.44 38.49 31.33 27.97 22.71 35.35 44.22 51.83 43.328 0.73 48.30 24.77 23.52 29.26 33.49 17.66 19.96 22.01 35.20 42.38 47.45 39.369 0.82 30.19 17.54 23.28 27.00 31.80 14.20 18.14 16.51 29.85 29.93 41.23 38.48
10 0.91 10.76 14.80 21.65 22.72 18.43 14.15 14.38 11.58 23.09 28.90 23.20 23.200.80 33.81 18.98 23.33 27.45 32.14 14.90 18.50 17.61 30.92 32.42 42.48 38.660.90 12.70 15.07 21.81 23.15 19.76 14.16 14.76 12.07 23.77 29.00 25.00 24.73
n WeilbulDebit (m3/dtk)
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sept
Okt
Nov
Des
05
1015202530354045
Debit Andalan 80% DTA Ambawang
Gambar 3.15. Debit Andalan 80% DTA AmbawangSumber: Hasil Perhitungan
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sept
Okt
Nov
Des
0
5
10
15
20
25
30
35
Debit Andalan 90% DTA Ambawang
Gambar 3.16. Debit Andalan 90% DTA AmbawangSumber: Hasil Perhitungan
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-15
LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK
Tabel 3.8. Tabel 5. 2. Debit Andalan DTA Ambawang Hulu
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nov Des1 0.09 56.16 67.01 54.24 52.17 65.70 58.86 35.67 84.64 106.40 61.34 59.43 64.822 0.18 53.75 58.94 41.95 50.27 48.05 47.94 33.87 52.53 59.49 47.00 56.88 60.393 0.27 45.11 41.58 40.12 41.76 43.82 39.33 32.71 34.40 40.12 44.19 53.51 55.684 0.36 42.46 37.41 36.90 40.23 35.33 34.56 28.19 28.03 35.09 40.68 51.26 44.335 0.45 36.37 33.10 36.12 36.63 33.88 26.44 26.97 24.28 31.47 40.16 45.31 38.606 0.55 34.61 30.14 20.25 35.46 30.31 25.73 25.10 23.19 28.19 39.94 42.01 37.707 0.64 34.24 26.26 18.90 30.07 26.64 21.70 19.36 15.73 24.47 30.63 35.89 30.008 0.73 33.45 17.15 16.29 20.27 23.19 12.23 13.83 15.25 24.37 29.35 32.85 27.259 0.82 20.91 12.15 16.12 18.71 22.02 9.83 12.55 11.43 20.66 20.72 28.54 26.65
10 0.91 7.45 10.24 14.99 15.73 12.75 9.79 9.95 8.02 15.97 20.01 16.06 16.060.80 23.41 13.15 16.15 19.02 22.25 10.31 12.81 12.19 21.40 22.45 29.40 26.770.90 8.79 10.43 15.10 16.03 13.68 9.80 10.21 8.36 16.44 20.08 17.31 17.12
n WeilbulDebit (m3/dtk)
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sept
Okt
Nov
Des
0
5
10
15
20
25
30
35
Debit Andalan 80% DTA Ambawang Hulu
Gambar 3.17. Debit Andalan 80% DTA Ambawang Hulu
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sept
Okt
Nov
Des
0
5
10
15
20
25
Debit Andalan 90% DTA Ambawang Hulu
Gambar 3.18. Debit Andalan 90% DTA Ambawang HuluSumber: Hasil Perhitungan
Tabel 3.9. Rekapitulasi Debit Andalan Sungai Sungai Kota Metropolitan Pontianak
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-16
LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK
No Nama DTA Debit Andalan(m3/detik)
1 Kapuas Kecil 686.332 Kapuas 120.863 Biong 80.844 Penepat 99.555 Ambawang 12.076 Ambawang Hulu 8.36
LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT
Halaman I-17
Gambar 3.19. Gambar Peta Daerah Tangkapan Air Rencana Intake Pengambilan Penyediaan Air Baku
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT
LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-18
Berdasarkan besar tingkat kebutuhan air bersih dan besar ketersediaan air baku maka
berikut perbandingan ketersediaan dan kebutuhan air di Kota Metropolitan hingga
tahun 2030 :
Tabel 3.10. Neraca Air Wilayah Kota Metropolitan Pontianak
No Nama DTA Debit Andalan 90% (m3/dtk) Debit Kebutuhan (m3/dtk) Selisih (m3/dtk)1 Kapuas Kecil 686.33 3.93 682.402 Kapuas 120.86 3.93 116.933 Biyung 80.84 3.93 76.914 Penepat 99.55 3.93 95.625 Ambawang 12.07 3.93 8.146 Ambawang Hulu 8.36 3.93 4.43
Sumber: Hasil Analisa
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa potensi air di Kalimantan Barat
terutama daerah Metropolitan Pontianak cukup besar, Terjadi surplus air apabila
dibandingkan antara debit andalan dan kebutuhan air minum. Namun yang perlu
diperhatikan adalah masalah kualitas air dan interusi air laut.
3.4. Kondisi Eksisting SIstem Penyediaan Air
3.4.1. Kondisi Eksisting Sistem Penyediaan Air Kota Pontianak
Kegiatan penyediaan air minum Kota Pontianak dimulai tahun
1959 yang ditandai oleh pembangunan sarana dan prasarana
penyediaan air minum melalui pembangunan Instalasi
Pengolahan Air (IPA) Kapasitas 100 l/det di Kompleks IPA Imam
Bonjol dan mulai dioperasikan pada tahun 1962. Sumber air
yang digunakan adalah air permukaan yang berasal dari S.
Kapuas yang diolah secara konvensional melalui instalasi
dengan sistem pengolahan lengkap.
Pada awalnya pengelolaan ditangani oleh Dinas Saluran Air
Minum kemudian pada tanggal 14 Mei tahun 1975, Dinas
Saluran Air Minum tersebut berganti nama dan status menjadi
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) melalui Peraturan
Daerah Kotamadya Dati II Pontianak Nomor : 03 tahun 1975.
Sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan dan kebutuhan akan air minum melalui
berbagai upaya pihak manajemen Perusahaan bersama-sama Pemerintah baik Pusat
Unit produksi Imam Bonjol dan Sei Jawi Luar menggunakan air baku dari S.Kapuas dan lokasi Selat Panjang menyadap dari S. Landak. Kedua sungai tersebut berkapasitas cukup besar, namun saat air laut pasang muka air sungai tertahan naik. Rata-rata fluktuasi pasang surut muka air sungai sekitar 1 - 2 m,
LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-19
dan Daerah telah meningkatkan kapasitas Instalasi dari semula 100 l/det pada tahun
1959 menjadi 1.210 l/det sampai tahun 2009. Peningkatan ini dilakukan secara
bertahap dengan pendanaan yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
PDAM, Pinjaman Komersial, Rekening Pembangunan Daerah, maupun Hibah
Pemerintah.
Unit Air Baku
Unit produksi Imam Bonjol dan Sei Jawi Luar menggunakan air baku dari S.Kapuas
dan lokasi Selat Panjang menyadap dari S. Landak. Kedua sungai tersebut
berkapasitas cukup besar, namun saat air laut pasang muka air sungai tertahan naik.
Rata-rata fluktuasi pasang surut muka air sungai sekitar 1 - 2 m, musim kemarau
terhadap musim penghujan juga mengalami penurunan hingga 1m. Hal ini
menyebabkan fluktuasi min. – maks. mencapai 3m, bahkan walau sesaat tahunan
berkala terjadi mencapai 4 m. Sejalan dengan pasang-surut, air baku juga
mengandung fluktuasi kualitas air yang signifikan terhadap penyadapan dan unit-unit
proses IPA. Hal ini secara berkala harus dilakukan pemeriksaan kualitasnya di
laboratrium.
Musim kemarau secara berkala ditandai dengan intrusi air laut dengan kadar klorida
cukup tinggi. PDAM mencatat tahun 2009 Juni – Oktober kadar klorida tertinggi
10.601 mg/l pada bulan Agustus. Secara darurat telah disediakan suplesi air tawar
hulu s. Landak dari Penepat hanya kapasitas 275 l/d. Adapun musim penghujan
rawa-rawa melepas air gambut bersama air hujan membuat kedua sungai
mengandung warna tinggi sekitar 400 TCU dan sangat ter pengaruh saat hujan besar
daerah gambut, ditandai peningkatan warna yang sangat tinggi pada penyadapan air
baku. Gangguan lumpur dan sampah juga meminta perhatian yang lebih. Saat ini
PDAM masih melakukan kajian untuk menanggulangi kendala air baku tersebut dan
dibutuhkan studi regional tersendiri untuk mendapat rancang-bangun penyadapan
air baku yang handal.
Penyadapan Air Baku
Secara garis besar sistem penyediaan air minum yang dikelola PDAM Kota Pontianak
sebagai berikut :
(1) Sumber Air Baku, secara kronologi terdiri dari : Intake air baku S. Kapuas untuk Unit Produksi Imam Bonjol (Wil. Selatan),
LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-20
Intake air baku S. Kapuas untuk Unit Prduksi Sei Jawi Luar (Wil. Barat ), Intake air baku S. Landak di Penepat untuk Cadangan Unit Produksi Imam
Bonjol, Intake air baku S. Landak untuk Unit Produksi Selat Panjang (Wil. Utara)
(2) Unit Produksi, terdiri dari komponen : Bangunan Intake dengan Pemompaan air baku pada 4 lokasi ,diatas
Bangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA),
Bangunan Reservoir produksi dengan Pemompaan Distribusi,
Bangunan Penunjang UP (peralatan mekanikal / elektrikal (M/E), pembubuh kimia, Instrumentasi dan bangunan operasi serta sarana operasi),
Jaringan Perpipaan Site untuk air baku, di IPA dan Reservoar serta induk distribusi
Unit Instalasi
Secara keseluruhan sistem pengaliran air yang ada pada PDAM Tirta Khatulistiwa Kota
Pontianak mulai dari Intake air baku sampai ke pelanggan dilakukan dengan sistem
pemompaan selama 24 jam.
Pengolahan air dilakukan di 3 (tiga) lokasi dengan total kapasitas terpasang sebesar
1.210 liter/detik (104.544 m3/hari)yaitu :
a. Kompleks Instalasi Imam Bonjol kapasitas total terpasang 860 l/det atau (74.304 m3/hari).
b. Kompleks Instalasi Sei Jawi Luar kapasitas total terpasang 50 l/det atau (4.320 m3/hari).
c. Kompleks Instalasi Selat Panjang, Pontianak Utara dengan kapasitas total terpasang 300 liter/detik (25.920 m3/hari)
Kinerja Instalasi
Unit produksi Imam Bonjol merupakan induk system produksi dan distribusi, sehingga
peningkatan kapasitas yang direncanakan secara geografis dan kebijakan teknis
menuntut pengembangan dilokasi ini. Keterbatasan lahan yang ada dan tata ruangnya
menjadi perhatian utama untuk kinerja masa depan.
Bangunan unit produksi dan evaluasi survai meliputi :
Bangunan Intake :a. Terdapat 3 saluran intake, 2 diantaranya digunakan, saluran-Int.III berikut pompa
turbin merupakan intake awal pembangunan thn. 1958, tidak digunakan.
b. Bangunan rumah pompa untuk IPA 1,2 dan 3 serta bangunan khusus IPA – 4
LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-21
c. Peralatan M/E
Perpipaan air baku :Meliputi tiga jalur, 2 jalur dari pemompaan intake dan tambahan jalur dari intake
Penepat sebagai cadangan. Masing-masing dicabangkan dengan diengkapi meter
induk air baku kesetiap IPA.
Tabel 3.1. Perpipaan Air Baku
No. Lokasi
Diamater
Pipa
(mm)
Bahan
Tahun
Pemasangan
Pipa
Unit
Instalasi
Produksi
1. Intake I (Imam Bonjol) 450 DCIP 1982 IPA.1 – Imam Bonjol
2. Intake I (Imam Bonjol) 450 DCIP 1982 IPA.2 – Imam Bonjol
3. Intake I (imam (Bonjol) 300 GRP 1992 IPA.3 – ImamBonjol
4. Intake III (Imam Bonjol) 600 PVC 1995 IPA.4 – Imam Bonjol
5. Intake Penepat 600 DCIP 1982 IPA. Imam Bonjol
Sumber : PDAM Kota Pontianak (diolah)
Pada perpipaan air baku sebelum IPA dilengkapi dengan meter induk dan titik bubuh
Koagulan (static mixer). Adapun tanki menara pengaduk cepat yang untuk ketiga IPA
tidak difungsikan karena efek aerasi tinggi dalam proses yang akhirnya menimbulkan
busa berlebihan dan melemahkan filtrasi.
Bangunan Pembubuh Kimia :Bahan kimia yang digunakan dalam pengolahan air minum pada Instalasi PDAM
Kota Pontianak adalah alum sebagai koagulan, kian-chem sebagai coagulant aid
dan kapur powder sebagai netralisator. Pada reservoir dibubuhkan gas chlor
sebagai desinfektan. Seluruh unit pembubuhan bahan kimia tersebut dalam kondisi
berfungsi baik.
Adapun bangunan pembubuh hanya difungsikan dilokasi IPA – 1,2,3, sedangkan
bangunan terbaru di IPA-4 tidak difungsikan. Semula bangunan ini dilengkapi
dengan pengatur suspensi air baku menggunakan Kaolin/Zeolit.
Tabel 3.2. .Pemakaian bahan kimia utama pada proses pengolahan air tahun 2005
Bahan Kimia UtamaPemakaian Rata-Rata Jumlah
LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-22
No. Tahun 2005 Perbulan Pemakaian
(Kg) (Kg) (mg/l)
1. Alum (Tawas) 520.500 86.750 33.53
2. Soda Ash 276.600 46.100 17.86
3. Kianchem
4. Gas Chlor
5.. Kaporit 17.055 2.843 1.09
Sumber : PDAM Kota Pontianak (diolah)
Bangunan IPA : Berdasarkan data operasi PDAM selama tahun 2009 menunjukan kinerja kapasitas
sbb.:
a. Operasi maksimum terjadi bulan Januari, 894.6 l/d (102.83 %), tetapi IPA-3 tidak maksimal hanya 63.91 %. Produksi ini dapat dimaksimalkan seluruh IPA mencapai tambahan 10 % produksi (masing-masing IPA maks.operasi dibulan berbeda).
b. Rata-rata inplant loss 5.64 % dan maks. distribusi bulan Juli IPA-1 109.12 % menunjukan adanya suplesi antar reservoir produksi walau relatip kecil. Hal ini ditandai inplant-loss IPA-1 dan 3 sering terhitung negative. Rata-rata produksi 98.6% atau 857.86 l/d tercapai. Gambaran maksimum interkoneksi ditunjukan operasi bulan Juli bahwa Inplan-loss IPA-2 sebesar 17.04 % sebaliknya terhitung negative (-) 9.12 % di IPA -1 dan 3.
c. Suplesi interkoneksi selalu dibutuhkan dalam konteks seasonal load. Hal ini mempertimbangkan berbagai kebutuhan kondisional dan situasional yang ada secara berkala, keterbatasan wash-load, peak-load dan safety/emergency-load, dengan interkoneksi reservoir.
d. Peluang uji operasi IPA-3, dan akurasi system kapasitas seluruh unit produksi bisa dilakukan dengan kalibrasi Flow-meter dan tidak mengganggu operasinya.
Tabel 3.3. Kapasitas Operasi rata-rata bulanan thn. 2009
Lokasi IPAOperasi proses A.baku (l/d - %)
Operasi distribusi A.bersih (l/d - %)
Inplant – Loss (%)
IPA I Pulsator 177.51 118.34 182.72 102.94 - 2.94
IPA II Pulsator 308.78 102.93 277.07 89.73 10.27
IPA III Maswandi 76.50 69.55 78.37 102.44 - 2.44
IPA IV Kedasih 295.07 95.18 271.30 91.94 8.06
LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-23
Total Kapasitas 857.86 98.61 809.47 94.36 5.64
3.4.2. Kondisi Eksisting Sistem Penyediaan Air Kabupaten Pontianak
Sistem Produksi
Perusahaan daerah air minum (PDAM) Kabupaten Pontianak yang instalasinya tersebar
di beberapa kecamatan dengan jumlah pelanggan keadaan Desember 2003 menurut
urutan terbanyak, pertama Kecamatan Sungai Raya 7.670 pelanggan, Mempawah Hilir
2.298 pelanggan, Sungai Pinyuh 786 pelanggan. Sungai Kunyit (Semudun) 416
pelanggan, Kecamatan Siantan (Jungkat) 240 pelanggan dan Padang Tikar 136
pelanggan. Pelayanan perusahaan daerah air minum Kabupaten Pontianak yang
tersebar dibeberapa kecamatan hanya menjangkau 11.546 rumah tangga.
Kecilnya jangkauan pelayanan air minum terhadap masyarakat yang dikelola PDAM
tersebut barangkali terbatasnya dana yang tersedia sehingga belum dapat menjangkau
daerah lain yang hingga saat ini masih belum terlayani. Pendistribusian air tahun 2003
ke Kecamatan Sungai Raya merupakan kecamatan yang terbesar distribusi airnya ke
pelanggan, yakni sebanyak 1.584.449 M3 (74,70%) dikarenakan pelanggan juga
terbanyak dibanding dengan daerah lain, kemudian menyusul Kecamatan Mempawah
Hilir 292.806 M3 (4,30%), Sungai Pinyuh 72.996 M3 (3,40%), Semudun 53.122 M3
(2,50%) dan Padang Tikar 25.680 M3 (1,2%). Data pada tahun 2008 sistem pelayanan
PDAM Kabupaten Pontianak dari IPA Tanjung Berkat Ke area pelayanan unit Semudun
dengan jumlah sambungan rumah 420 SR, ke daerah pelayanan unit Kuala/Senggiring
dengan jumlah Sambungan 278 SR, ke daerah pelayanan Kota mempawah dengan
jumlah sambungan rumah 2.477 SR, ke daerah pelayanan Sei Pinyuh dengan jumlah
sambungan rumah 201 SR, ke daerah pelayanan jungkat dengan jumlah sambungan
rumah 183 SR. Total jumlah sambungan rumah 3.559 SR.
Unit Air Baku
Air baku bagi sistem penyediaan air minum Kabupaten Pontianak terbagi atas :
Pada saat normal (musim hujan) Air baku yang digunakan pada musim normal/hujan
berasal dari sumber air utama S. Mempawah, dan Intake cadangan Sungai Bemban.
Unit Instalasi
Secara keseluruhan sistem pengaliran air yang ada pada PDAM Kabupaten Pontianak
mulai dari Intake air baku sampai ke pelanggan dilakukan dengan sistem pemompaan
selama 24 jam.
LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-24
Pengolahan air dilakukan di 3 (tiga) lokasi dengan total kapasitas terpasang sebesar
155 liter/detik yaitu :
Instalasi Mempawah kapasitas total terpasang 115 l/det.
Instalasi Pinyuh kapasitas total terpasang 20 l/det.
Instalasi Jungkat kapasitas total terpasang 20 l/det.
Kinerja Instalasi
Unit produksi Mempawah merupakan induk system produksi dan distribusi, karena
mempunyai kapasitas Instalasi pengolahan air yang terbesar dikabupaten Pontianak
dan mempunyai sambungan langganan yang paling banyak.
Bangunan Intake :
a) Sumber air terinstrusi air laut.
b) Adanya pencemaran limbah penambangan tanpa izin (PETI)
c) Peralatan M/E terutama pompa air baku mengalami penurunan efisiensi
Perpipaan air baku :
Perpipaan air baku ke IPA Tanjung Berkat jenis pipa ACP Diameter 250 mm
mengalami keropos dengan jarak 8000 meter
Bangunan Pembubuh Kimia :
Bahan kimia yang digunakan dalam pengolahan air minum pada Instalasi PDAM
Kabupaten Pontianak adalah alum sebagai koagulan, Soda Ash sebagai
penyeimbang pH dan Kaporite sebagai desinfektan.
Tabel 3.4. Pemakaian bahan kimia utama pada proses pengolahan air Juni tahun 2010
No.Bahan Kimia Utama Pemakaian
Tahun 2010Rata-RataPerbulan
(Kg) (Kg)1. Alum (Tawas) 45.600 3.8002. Soda Ash 1.800 1503. Kaporit 540 45
Sumber : PDAM Kabupten Pontianak
Bangunan IPA :
Berdasarkan data operasi PDAM selama tahun 2008 menunjukan kinerja kapasitas
sbb.:
a) Operasi maksimum terjadi bulan Oktober, 92.880 m3.
b) Rata-rata penurunan kinerja IPA mencapai 50%
LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-25
Tabel 3.5. Kapasitas Operasi Rata-Rata Bulanan Thn. 2009Lokasi IPA Terpasang Realisasi
IPA Mempawah 115 45
IPA Pinyuh 20 8
IPA Jungkat 20 8
Sumber : data PDAM Kab. Pontianak (satuan LPS)
Bangunan Reservoar Produksi
Reservoar produksi berfungsi ganda :
a) Menjaga waktu kontak desinfeksi min. 5 menit dan untuk kebutuhan operasi
disetiap IPA (service water: back-wash, dosing, cleaning, dll)
b) Pemompaan distribusi yang membutuhkan kapasitas reservoir terhadap tingkat
fluktuasi pelayanan. Kenyataan pemompaan ini dominan untuk transmisi air
minum ke reservoir-reservoar boster.
3.4.3. Kondisi Eksisting Sistem Penyediaan Air Kabupaten Kubu Raya
Sistem Produksi
Air minum merupakan kebutuhan dasar (basic need) bagi penduduk, baik untuk
memasak/minum, mencuci/mandi dan kebutuhan-kebutuhan lainnya. Bagi kebanyakan
penduduk secara tradisional penggunaan air minum bersumber dari air sungai dan air
hujan. Sebagian besar kebutuhan air minum di Kabupaten Kubu Raya masih belum
dapat dilayani oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), sehingga kebutuhan air
minum masyarakat masih dilakukan dengan menampung air hujan atau penampung air
hujan (PAH), memanfaatkan air tanah dengan menggali sumur dalam dan dengan cara
langsung memanfaatkan air dari sungai-sungai yang ada. Satu-satunya kecamatan di
Kubu Raya yang terlayani oleh PDAM Kabupaten Pontianak adalah kecamatan Sungai
Raya. Berdasarkan data PDAM Tahun 2005, jumlah pelanggan di Kecamatan Sungai
Raya sebanyak 8.310 pelanggan, dengan jumlah air yang dapat didistribusikan
sebanyak 1.398.093 m3.
Kecilnya jangkauan pelayanan air minum terhadap masyarakat yang di kelola PDAM
Kubu Raya pada saat ini selain dikarenakan oleh beberapa faktor teknis teknologis
dengan sulitnya mendapatkan air baku yang mudah dan murah untuk diproses dan
diolah menjadi air minum yang kualitasnya layak dan sesuai dengan standar baku mutu
yang berlaku dari Permenkes. Program pengembangan mendesak sangat dibutuhkan
LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-26
dan perlu diprioritaskan untuk dilakukan secara bertahap sehingga dapat menjangkau
daerah lain yang samasekali belum terakses air minum baik dengan sistem perpipaan
maupun juga dengan non perpipaan. Daerah yang saat ini sudah terakses air minum
dengan non perpipaan yang belum terlindungi diprogramkan agar menjadi terlindungi
selanjutnya daerah non perpipaan yang sudah terlindungi diplot supaya dapat
ditingkatkan menjadi sistem perpipaan.
Perusahaan daerah air minum (PDAM) Kabupaten Kubu Raya mempunya instalasi
pengolahan air (IPA) yang berlokasi di Arang Limbung Kecamatan Sungai Raya.
Kapasitas produksinya adalah 130 liter per detik dan kapasitas reservoarnya adalah
400m3 dilengkapi beberapa booster pump di Pondok Indah.
Unit Air Baku
Air baku bagi sistem penyediaan air minum Kabupaten Kubu Raya terbagi atas :
Pada saat normal (musim hujan) Air baku yang digunakan pada musim normal/hujan
berasal dari sumber air utama S. Kapuas Kecil
Unit Instalasi
Secara keseluruhan sistem pengaliran air yang ada pada PDAM Kabupaten Kubu Raya
mulai dari Intake air baku sampai ke pelanggan dilakukan dengan sistem pemompaan
selama 24 jam.
Pengolahan air dilakukan di 3 (tiga) lokasi dengan total kapasitas terpasang yaitu :
Instalasi Arang Limbung kapasitas total terpasang 130 l/det terdiri dari 1 paket IPA
beton kapasitas 80 liter per detik, 1 paket baja 30 liter per detik dan 1 paket baja 20
liter per detik.
Instalasi penglahan air di Kuala dua kapasitas terpasang 10 liter per detik
Instalasi penglahan air di Sungai Kakap kapasitas terpasang 20 liter per detik
Kinerja Instalasi
Unit produksi ini merupakan induk system produksi dan distribusi, karena mempunyai
kapasitas Instalasi pengolahan air yang terbesar dikabupaten Kubu Raya dan
mempunyai sambungan langganan yang paling banyak.
Bangunan Intake :
a) Sumber air terinstrusi air laut pada musim kemarau.
b) Peralatan M/E terutama pompa air baku mengalami penurunan efisiensi
Perpipaan air baku :
Perpipaan air baku ke IPA Arang Limbung relative dekat karena lokasi IPA dekat
dengan sumber air bakunya yaitu Sungai Kapuas Kecil .
LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-27
Bangunan Pembubuh Kimia :
Bahan kimia yang digunakan dalam pengolahan air minum pada Instalasi PDAM
Kabupaten Kubu Raya adalah alum sebagai koagulan, Soda Ash sebagai
penyeimbang pH dan Kaporite sebagai desinfektan.
Bangunan IPA :
Berdasarkan data operasi PDAM selama tahun 2010 menunjukan kinerja kapasitas
sbb.:
a) Operasi maksimum terjadi tiap bulan, 133.175 m3.
b) Rata-rata penurunan kinerja IPA mencapai 40%.
Tabel 3.6. Kapasitas Operasi rata-rata bulanan thn. 2010Lokasi IPA Terpasang Realisasi
IPA Arang Limbung 130 110IPA Kuala Dua 10 8IPA Sungai Kakap 20 15Sumber : data PDAM Kab. Kubu Raya (satuan LPS)
Bangunan Reservoar Produksi
Reservoar produksi berfungsi ganda :
a) Untuk kebutuhan operasi disetiap IPA (service water: back-wash, dosing,
cleaning, dll)
b) Pemompaan distribusi yang membutuhkan kapasitas reservoir terhadap tingkat
fluktuasi pelayanan. Kenyataan pemompaan ini dominan untuk transmisi Air
Minum ke reservoar boster.
3.5. Konsep Desain Master Plan Penyediaan Air Baku-Air Bersih Kota Metropolitan
Pontianak Kalimantan Barat
Rencana pengembangan sistem penyediaan air minum Metropolitan Pontianak
disesuaikan dengan arahan pengembangan wilayah pada daerah tersebut. Dalam
RTRW Nasional ditetapkan Kota Pontianak sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN), hal
ini mengandung konsekuensi bahwa Kota Pontianak harus dapat mengemban fungsi :
LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-28
1. Pusat yang mempunyai potensi sebagai pintu gerbang ke kawasan-kawasan
internasional dan mempunyai potensi untuk mendorong kemajuan daerah
sekitarnya.
2. Pusat jasa-jasa pelayanan keuangan/bank yang telah melayani skala nasional atau
melayani beberapa provinsi.
3. Pusat pengolahan/pengumpul barang secara nasional atau meliputi beberapa
provinsi.
4. Simpul transportasi secara nasional atau untuk beberapa provinsi.
5. Pusat jasa pemerintahan untuk skala nasional atau meliputi beberapa provinsi.
6. Pusat jasa-jasa kemasyarakatan yang lain untuk skala nasional atau meliputi
beberapa provinsi.
Rencana pengembangan sistem penyediaan air minum mengikuti rencana tata ruang
wilayah metropolitan pontianak. Peta rencana pengembangan metropolitan Pontianak
ditampilkan pada peta dibawah ini. Rencana zonasi dan pentahapan berdasarkan tata
ruang dan kondisi lingkungan yang tertera pada peta.
LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT
Halaman I-29
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT
LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-30
Sehingga berdasarkan rencana pengembangan wilayah Kota Metropolitan Pontianak, maka
rencana pengembangan penyediaan air minum Metropolitan Pontianak, dilakukan bertahap
yaitu sebagai berikut :
A. Rencana Pengembangan Tahun 2010 – 2015Metropolitan Pontianak tetap akan menggunakan Sungai Kapuas sebagai sumber air baku
utama. Metropolitan Pontianak tahun 2010 – 2015 didominasi kawasan perumahan
perkotaan, pertokoan dan industri. Sehingga ketersediaan air baku harus terjaga
sepanjang tahun.
Rencana Pengembangan 2010-2015 adalah sebagai berikut :
1. Kondisi Normal
Fokus rencana pengembangan Tahun 2010 – 2015 Metropolitan Pontianak adalah
terkonsentrasi pada Kota Pontianak, diperhitungkan kebutuhan Kota Pontianak
sebesar 1792 liter/detik. Untuk mengatasi peningkatan kebutuhan air maka perlu
adanya peningkatkan kapasitas sebanyak 582 liter/detik. Berdasarkan lokasi daerah
pelayanan perlu adanya peningkatan kapasitas sebagai berikut :
Tabel 4. Penambahan Kapasitas IPA Tahun 2015
No IPA Daerah Pelayanan Kapasitas Eksisting Kebutuhan (2015) Penambahan Kapasitas
(liter/detik) (liter/detik) (liter/detik)
1 PDAM Imam Bonjol Pontianak Selatan 800 1415 615
Pontianak Tenggara
Pontianak Timur
Pontianak Barat
Pontianak Kota
2 IPA Selat Panjang Pontianak Utara 300 377 77
2. Kondisi Interusi
Permasalahan yang muncul adalah interusi air laut pada Sungai Kapuas lokasi
pengambilan PDAM Kota Pontianak Imam Bonjol. Permasalahan tersebut diatasi
LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-31
dengan supply dari Waduk Penepat yang belum terintrusi air laut. Jika Sungai Landak
(waduk penepat) juga terintrusi air laut pada pekerjaan ini direncanakan pengganti
tambahan supply Sungai Landak daerah Biyung untuk memenuhi kebutuhan
Metropolitan Pontianak.
Gambar 3. Kebutuhan Air Metropolitan Pontianak 2015
Gambar 4. Rencana Pengembangan SPAM Metropolitan Pontianak 2015
LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-32
B. Rencana Pengembangan Tahun 2015 – 2020Pada tahap ini perkembangan Metropolitan Pontianak telah masuk pada wilayah
Kabupaten Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya tepatnya sebagai berikut:
1. Kab Kubu Raya sebelah utara Sungai Landak atau kanan dan kiri aliran Sungai Landak
yaitu Kecamatan Kuala Mandor
2. Kab. Kubu Raya sebelah kanan dan kiri aliran Kapuas kecil yaitu Kec. Sungai Raya,
3. Kabupaten Kubu Raya sebelah Barat Daya Kota Pontianak yaitu Kec. Sungai Kakap
4. Kabupaten Kubu Raya Kecamatan S. Ambawang
5. Kab. Pontianak sebelah Barat Laut kota Pontianak yaitu Kec. Siantan
Gambar 5. Wilayah Rencana Pengembangan SPAM Metropolitan Pontianak 2020
Pengembangan SPAM Metropolitan Pontianak 2020(Kec. Kuala Mandor)
Pengembangan SPAM Metropolitan Pontianak 2020(Kec. Sungai Raya)
Pengembangan SPAM Metropolitan Pontianak 2020(Kec. Sungai Kakap)
Pengembangan SPAM Metropolitan Pontianak 2020(Kec. Siantan)
Pengembangan SPAM Metropolitan Pontianak 2020(Kec. S. Ambawang)
LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-33
Gambar 6 Kebutuhan Air Metropolitan Pontianak 2020
Gambar 7. Skema Pengembangan Air Minum Metropolitan Pontianak 2020
Skenario yang direncanakan untuk tahun 2020 adalah sebagai berikut:
a. Kondisi Normal (tanpa interusi)
LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-34
Seiring dengan adanya penambahan jumlah penduduk maka kebutuhan air
juga meningkat. Oleh karena itu peningkatan kapasitas tiap IPA diperlukan.
Berikut adalah perhitungannya:
Tabel 5. Penambahan Kapasitas IPA Tahun 2020
No IPA Daerah Pelayanan Kapasitas Eksisting Kebutuhan (2015) Penambahan Kapasitas
(liter/detik) (liter/detik) (liter/detik)
1 IPA Jungkat Kec. Siantan (Kab. Pontianak) 20 104 84
2 PDAM Imam Bonjol Pontianak Selatan 800 1510 710
Pontianak Tenggara
Pontianak Timur
Pontianak Barat
Pontianak Kota
3 IPA Selat Panjang Pontianak Utara 300 400 100
4 Sui Kakap Sungai Kakap 20 331 311
5 Arang Limbung Rasau Jaya 130 1021 891
Sungai Raya
Kuala Mandor
Sungai Dua
b. Kondisi Interusi
Saat interusi umumnya seluruh IPA tidak mampu melakukan netralisir air asin. Oleh
karena itu Waduk Penepat akan dikembangkan potensinya untuk memenuhi daerah
Metropolitan Pontianak tahun 2020. Dan jika saat waduk penepat terganggu adanya
intrusi maka pembangunan intake biyung yang dilakukan untuk menghadapi
pengembangan hingga tahun 2015 dapat digunakan untuk supply pengganti penepat
untuk ke lima IPA diatas.
C. Rencana Pengembangan Tahun 2020 – 2030
Perkembangan wilayah Metropolitan Pontianak tahun 2020 – 2030 merupakan
perluasan wilayah dari tahun 2020 – 2030.
LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-35
Gambar 8. Wilayah Rencana Pengembangan SPAM Metropolitan Pontianak 2030
Pengembangan SPAM Metropolitan Pontianak 2030(Kec. Kuala Mandor)
Pengembangan SPAM Metropolitan Pontianak 2030(Kec. Sungai Raya)
Pengembangan SPAM Metropolitan Pontianak 2030(Kec. Sungai Kakap)
Pengembangan SPAM Metropolitan Pontianak 2030(Kec. Siantan)
Pengembangan SPAM Metropolitan Pontianak 2030(Kec. S. Ambawang)
Pengembangan SPAM Metropolitan Pontianak 2030(Kec. Rasau Jaya)
LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-36
Gambar 9. Kebutuhan Air Metropolitan Pontianak 2030
Skenario yang direncanakan untuk tahun 2030 adalah sebagai berikut:
a. Kondisi Normal (tanpa interusi)
1. Pada tahun 2030 terdapat perluasan wilayah Metropolitan Pontianak.
Maka diperlukan peningkatan kapasitas sebagai berikut:
Tabel 6. Penambahan Kapasitas IPA Tahun 2030
LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-37
2. Pada perkembangan tahun 2020-2030 tersebut digunakan IPA yang
sudah ada di Sungai Raya/ Durian untuk mendukung kebutuhan air di
daerah Sungai Raya daerah sekitar bandara. Untuk pengembangan
wilayah sebelah selatan bandara di rencanakan pengambilan intake
bebas dari sungai raya / durian dimana untuk mengatasi permasalahan
kekeruhan sungai tersebut di rencanakan pembangunan kontruksi
Wetland, dimana inflow tampungan Wetland dari debit Sungai
Raya/Durian dan dijernihkan dalam tampungan Wetland, kemudian di
keluarkan kembali menuju aliran Sungai Raya/Durian untuk ditangkap di
Intake Intake bagian hilirnya.
3. Wilayah Kecamatan S. Ambawang bagian timur dilayani oleh S.
Ambawang. Pada studi ini tidak direncanakan Bendung Karet dengan
beberapa alasan yang telah dijelaskan tentang kelemahan
pembangunan Bendung Ambawang di atas. Pada studi direncanakan
sebuah intake bebas. Resiko adanya intrusi dan kondisi air yang jelek
pada sungai Ambawang, di desain untuk mengatasinya adalah dengan
pembangunan kontruksi Wetland, dengan outflownya akan di
koneksikan ke Intake IPA Ambawang.
LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-38
S. Ambawang juga di rencanakan untuk supply tambahan kebutuhan air
baku Metropolitan Pontianak dari waduk penepat atau biyung, yang
dikoneksikan ke Pipa Eksisting Penepat Imam bonjol.
b. Kondisi Interusi
Pada kondisi kedepan yaitu untuk Tahun 2030, saat terjadi Intrusi banyak
kemungkinan-kemungkinan kondisi yang dapat terjadi, yaitu :
1. Intrusi hanya terjadi pada daerah intake Kapuas Imam Bonjol Maka
pelaksanaan desain layanan menggunakan waduk penepat, ambawang dan
raya durian sudah layak dan cukup untuk mengairi wilayah bagian Barat,
Utara, timur, selatan Kota Pontianak. Sedangkan untuk kebutuhan layanan
daerah sungai raya di layani oleh Intake Durian Sungai Raya dan intake
bagain hulu.
2. Intrusi terjadi hingga di waduk penepat maka pelaksanaan desain
layanan haruslah menggunakan tambahan supply pengganti Intake Biyung
– menuju Penepat dan di bantu inflow dari ambawang. Sedangkan untuk
kebutuhan layanan daerah sungai raya di layani oleh Intake Durian Sungai
Raya dan intake bagain hulu.
3. Resiko perubahan klimatologi dan siklus hidrologi di Tahun tahun
mendatang hingga tahun 2030, sehingga di mungkinkan terjadi siklus
hidrologi yang tidak teratur, penurunan debit sungai saat musim kering,
sehingga kejadian intrusi mencapai wilayah sungai intake intake di atas,
Maka perlu segera dipersiapkan bangunan tampungan air berupa tendon-
tandon yang di desain dengan kapasitas volume untuk melayani selama 4
jam (Asumsi durasi waktu laju intrusi air laut)
LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-39
3.6. Kriteria Desain
Berikut ini kriteria desain yang disebutkan diatas, tentang desain-desain kusus yang
dibutuhkan yaitu :
1. Wetland
2. Tandon
A. Wetland
Definisi wetland sangat beragam diantaranya wetland adalah suatu lahan yang
jenuh air dengan kedalaman air tipikal yang kurang dari 0,6 m yang mendukung
pertumbuhan tanaman air emergent misalnya Cawetlandil, bulrush, umbrella
plant dan canna (Metcalf and Eddy, 1991), pengertian lainnya Constructed
wetland merupakan suatu rawa buatan yang di buat untuk mengolah air limbah
untuk aliran air hujan dan mengolah lindi (leachate) atau sebagai tempat hidup
habitat liar lainnya, selain itu constructed wetland dapat juga digunakan untuk
reklamasi lahan penambangan atau gangguan lingkungan lainnya. Wetland dapat
berupa biofilter yang dapat meremoval sediment dan polutan seperti logam
berat. (wikipedia, 2007)
Pada Constructed wetland terdapat tiga faktor utama, yaitu:
Area yang digenangi air dan mendukung hidupnya aquatic plant jenis
hydrophita
Media tumbuh berupa tanah yang selalu digenangi air
Media jenuh air
Tanaman yang digunakan : Eceng Gondok, tanaman akar wangi, atau
tanaman air lainnya.
1. DESAIN TEKNIS WETLAND YANG DIBUTUHKAN UNTUK PENGEMBANGAN
PENYEDIAAN AIR BAKU SUNGAI AMBAWANG
Data teknis pengembangan Sungai Ambawang :
1. Debit Rerata Sungai Ambawang : 8,36 m3/det
2. Debit demand puncak pengambilan intake Sungai Ambawang 0,271 m3/det
3. Lokasi Wet Land diletakkan pada lokasi setelah Intake pengambilan Sungai
Ambawang
LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-40
Sehingga berikut ini desain teknis kontruksi Wet Land untuk pengembangan Sungai
Ambawang :
a. Diketahui Debit Pengambilan Sungai Ambawang : 0.271 m3/det
Maka untuk pengisian dengan retaining time (HRT) /waktu tunggu selama 4
jam membutuhkan volume tampungan Wet land :
0.271 m3/det x 4 jam = 3902.4 m3
b. Desain HRT 4 jam ketika wetland terisi penuh/crest spillway, yaitu untuk
mendesain panjang aliran pada area Wet Land , yang dikontrol dengan syarat
kecepatan endap adalah sebesar 0.004 m/det
Panjang Aliran yang dibutuhkan : Kecepatan endap Ijin x HRT
Panjang Aliran = 0.004 m/det x 4 jam = 57.6 m.
c. Desain Kedalaman Wet Land = 2.5 m Area endapan
d. Maka lebar konruksi wetland yang dibutuhkan sebesar :
Volume We Land = P x L x t
Maka :
L =
VolumePxt
=3902. 457 . 6x2. 5 =27.1 m
e. Kontrol Debit Intake WetLand dan Desain Lebar Pelimpah
Akibat fungsi luas tampungan memberikan dampak adanya pengurangan debit
outflow, dan desain lebar pelimpah akan berpengaruh terhadap tarikan debit
outflow yang akan keluar dari system tampungan Wet Land. Sehingga perlu
adanya cek control unuk desain intake Wet Land agar ouflow dari Wet Land
sesuai dengan kebutuhan /Demand layanan untuk Daeral Layanan Sungai
Amawang ini.
Berikut adalah tahapan desain control debit intake Wetland dan Lebar
Pelimpah :
1. Kapasitas Debit Pelimpah
H Pelimpah : 2.5 , Desain lebar pelimpah didesain dengan Hd diatas
pelimpah < 0,5 m didapatkan lebar pelimpah = 1 m
Tabel 7 Kapasias Pengaliran Diatas Pelimpah
No. ElevasiH = h C L efektif Q
( m ) ( m1/2/dt) ( m ) ( m3/dt )
LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-41
1 2.50 0.0 1.6000 1.0000 0.0000
2 2.60 0.10 1.5999 0.9960 0.0504
3 2.70 0.20 1.5997 0.9920 0.1419
4 2.80 0.30 1.5996 0.9880 0.2597
5 2.90 0.40 1.5994 0.9840 0.3982
6 3.00 0.50 1.5993 0.9800 0.5541
7 3.10 0.60 1.5992 0.9760 0.7254
8 3.20 0.70 1.5990 0.9720 0.9103
9 3.30 0.80 1.5989 0.9680 1.1075
10 3.40 0.90 1.5988 0.9640 1.3159
11 3.50 1.00 1.5986 0.9600 1.5347
12 3.60 1.10 1.5985 0.9560 1.7630
13 3.70 1.20 1.5983 0.9520 2.0002
2. Tabel 8 Hubungan elevasi Luas Genangan dan Volume waduk dan Di Atas Pelimpah
H pelimpah ElevasiGenangan
Luas Volume Limpahan Volume Tampungan
(Kedalaman) (m) (m2) 103 (m2) (Ha) m3 m3
0.00 2.50 1560.96 1.56 0.16 0.00 4311.36
0.10 2.60 1560.96 1.56 0.16 187.43 4498.79
0.20 2.70 1560.96 1.56 0.16 376.01 4687.37
0.30 2.80 1560.96 1.56 0.16 565.75 4877.11
0.40 2.90 1560.96 1.56 0.16 756.63 5067.99
0.50 3.00 1560.96 1.56 0.16 948.67 5260.03
0.60 3.10 1560.96 1.56 0.16 1141.86 5453.22
0.70 3.20 1560.96 1.56 0.16 1336.20 5647.56
0.80 3.30 1560.96 1.56 0.16 1531.70 5843.06
0.90 3.40 1560.96 1.56 0.16 1728.35 6039.71
1.00 3.50 1560.96 1.56 0.16 1926.14 6237.50
1.10 3.60 1560.96 1.56 0.16 2125.09 6436.45
1.20 3.70 1560.96 1.56 0.16 2325.20 6636.56
Sumber : Desain Tampungan
LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-42
Tabel 9 Hubungan H-S-Q Pelimpah Berpintu - Buka penuh
No.
Elevasi H Q Q/2 D SD S / D t Psi Phi
D t = 1 jam y = DS/Dt - Q/2 f = DS/Dt + Q/2
( m ) ( m ) ( m3/det ) ( m3/det ) m3 ( m3/det ) ( m3/det ) ( m3/det )
1 2.50 - - - - - - -
2 2.60 0.100
0.05 0.0252 187.430400 0.052 0.02687 0.08
3 2.70 0.20
0.14 0.0710 376.012800 0.104 0.03348 0.18
4 2.80 0.30
0.26 0.1298 565.747200 0.157 0.02731 0.29
5 2.90 0.40
0.40 0.1991 756.633600 0.210 0.01110 0.41
6 3.00 0.50
0.55 0.2771 948.672000 0.264 (0.01355) 0.54
7 3.10 0.60
0.73 0.3627 1,141.862400 0.317 (0.04551) 0.68
8 3.20 0.70
0.91 0.4551 1,336.204800 0.371 (0.08397) 0.83
9 3.30 0.80
1.11 0.5537 1,531.699200 0.425 (0.12826) 0.98
10 3.40 0.90
1.32 0.6579 1,728.345600 0.480 (0.17785) 1.14
11 3.50 1.00
1.53 0.7673 1,926.144000 0.535 (0.23230) 1.30
12 3.60 1.10
1.76 0.8815 2,125.094400 0.590 (0.29120) 1.47
13 3.70 1.20
2.00 1.0001 2,325.196800 0.646 (0.35422) 1.65
Sumber : Hasil Perhitungan
LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-43
4. Pencarian Desain Pengambilan Intake Wet Land
Desain pengambilan intake untuk pengambilan pengaliran Wet Land adalah
dengan melakukan trial error pada debit inflow perhitungan routing debit diatas
pelimpah yaitu sebagai berikut :
No
Waktu Inflow 0,5 (I1 + I2) Psi Phi Outflow-gab H Elevasi
pelimpah pelimpah
t I y f O h
( jam )
(
m3/det )
( m3/det ) ( m3/det )
(
m3/det )
( m3/det ) ( m ) ( m )
1 0.00 0.51 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2.50
2 1.00 0.51 0.51 0.00 0.51 0.2566 0.30 2.80
3 2.00 0.51 0.51 0.03 0.53 0.2729 0.31 2.81
4 3.00 0.51 0.51 0.03 0.53 0.2719 0.31 2.81
5 4.00 0.51 0.51 0.03 0.53 0.2719 0.31 2.81
6 5.00 0.51 0.51 0.03 0.53 0.2719 0.31 2.81
7 6.00 0.51 0.51 0.03 0.53 0.2719 0.31 2.81
8 7.00 0.51 0.51 0.03 0.53 0.2719 0.31 2.81
9 8.00 0.51 0.51 0.03 0.53 0.2719 0.31 2.81
10 9.00 0.51 0.51 0.03 0.53 0.2719 0.31 2.81
11 10.00 0.51 0.51 0.03 0.53 0.2719 0.31 2.81
12 11.00 0.51 0.51 0.03 0.53 0.2719 0.31 2.81
13 12.00 0.51 0.51 0.03 0.53 0.2719 0.31 2.81
14 13.00 0.51 0.51 0.03 0.53 0.2719 0.31 2.81
15 14.00 0.51 0.51 0.03 0.53 0.2719 0.31 2.81
16 15.00 0.51 0.51 0.03 0.53 0.2719 0.31 2.81
17 16.00 0.51 0.51 0.03 0.53 0.2719 0.31 2.81
18 17.00 0.51 0.51 0.03 0.53 0.2719 0.31 2.81
19 18.00 0.51 0.51 0.03 0.53 0.2719 0.31 2.81
20 19.00 0.51 0.51 0.03 0.53 0.2719 0.31 2.81
21 20.00 0.51 0.51 0.03 0.53 0.2719 0.31 2.81
22 21.00 0.51 0.51 0.03 0.53 0.2719 0.31 2.81
23 22.00 0.51 0.51 0.03 0.53 0.2719 0.31 2.81
24 23.00 0.51 0.51 0.03 0.53 0.2719 0.31 2.81
25 24.00 0.51 0.51 0.03 0.53 0.2719 0.31 2.81
Maksimum 0.27 0.31 2.81
LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-44
Garfik Hubungan Inflow dan OutflowTampungan Wet Land Sungai Ambawang
0.0000
0.0500
0.1000
0.1500
0.2000
0.2500
0.3000
0.3500
0.4000
0.4500
0.5000
0.5500
0.6000
0.6500
0.7000
1 2 3 4 5
Periode Penelusuran t (jam)
Deb
it (m3 /d
t)
Inflow Outflow
Hubungan Inflow Outflow Tampungan Wet Land Sungai Ambawang
Berdasarkan hasil diatas maka diketahui bahwa selisih inflow dan outflow sebesar 0.24
m3/det, dan Hd diatas pelimpah dengan kedalaman diatas pelimpah : 0.31 m.
Dengan nilai Hd = 0.31 maka :total aliran di badan Wet Land adalah dengan kedalaman : 2,5 +
0.31 = 2.81 m sehingga kecepatan aliran untuk setiap pembagian luasan penampang melintang
Wet Land sedalam Hd adalah sebesar :0.27 m dengan debit aliran memiliki kecepatan :
Q = V x A (Luasan Penampang Basah kedalam Hd + P Pelimpah)
0.24 = V x (b+mh) x h
0.24 = V x (27.1 + 1 x 2.81) x 2.81
0.24 = V x 84.0471
V = 0.0029 m/det
Sehingga dengan panjang Aliran sepanjang dimensi Wet Land = 57.6 m, maka :
Berawal dari Intake menuju Outlet membuuhkan waktu : Jarak/kecepatan
Waktu empuh = 57,6 / 0.0029 = 5.7 jam (Oke memenui syarat HRT)
Kesimpulan dimensi Wet Land :
LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-45
Kedalaman 2.5 m
Panjang : 57.6 m
Lebar : 27.1 m
Volume : 3902.4 m3
Tinggi Pelimpah : 2.5 m
Lebar Pelimpah : 1 m
LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-46
2. DESAIN TEKNIS WETLAND YANG DIBUTUHKAN UNTUK PENGEMBANGAN
PENYEDIAAN AIR BAKU WILAYAH DURIAN
a. Diketahui Debit Pengambilan Wilayah Durian : 0.093 m3/det
Maka untuk pengisian dengan retaining time (HRT) /waktu tunggu selama 4
jam membutuhkan volume tampungan Wet land :
0.093 m3/det x 4 jam = 1339.2 m3
b. Desain HRT 4 jam ketika wetland terisi penuh/crest spillway, yaitu untuk
mendesain panjang aliran pada area Wet Land , yang dikontrol dengan syarat
kecepatan endap adalah sebesar 0.004 m/det
Panjang Aliran yang dibutuhkan : Kecepatan endap Ijin x HRT
Panjang Aliran = 0.004 m/det x 4 jam = 57.6 m.
c. Desain Kedalaman Wet Land = 2.5 m Area endapan
d. Maka lebar konruksi wetland yang dibutuhkan sebesar :
Volume We Land = P x L x t
Maka :
L =
VolumePxt
=1339 .257 . 6x2. 5 = 9.3 m
e. Kontrol Debit Intake WetLand dan Desain Lebar Pelimpah
Akibat fungsi luas tampungan memberikan dampak adanya pengurangan debit
outflow, dan desain lebar pelimpah akan berpengaruh terhadap tarikan debit
outflow yang akan keluar dari system tampungan Wet Land. Sehingga perlu
adanya cek control unuk desain intake Wet Land agar ouflow dari Wet Land
sesuai dengan kebutuhan /Demand layanan untuk Daeral Layanan Sungai
Amawang ini.
Berikut adalah tahapan desain control debit intake Wetland dan Lebar
Pelimpah :
1. Kapasitas Debit Pelimpah
H Pelimpah : 2.5 , Desain lebar pelimpah didesain dengan Hd diatas
pelimpah < 0,5 m didapatkan lebar pelimpah = 1 m
Tabel 10 Kapasias Pengaliran Diatas Pelimpah
No. Elevasi H = h C L efektif Q
LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-47
( m ) ( m1/2/dt) ( m ) ( m3/dt )
1 2.50 0.0 1.6000 1.0000 0.0000
2 2.60 0.10 1.5999 0.9960 0.0504
3 2.70 0.20 1.5997 0.9920 0.1419
4 2.80 0.30 1.5996 0.9880 0.2597
5 2.90 0.40 1.5994 0.9840 0.3982
6 3.00 0.50 1.5993 0.9800 0.5541
7 3.10 0.60 1.5992 0.9760 0.7254
8 3.20 0.70 1.5990 0.9720 0.9103
9 3.30 0.80 1.5989 0.9680 1.1075
10 3.40 0.90 1.5988 0.9640 1.3159
11 3.50 1.00 1.5986 0.9600 1.5347
12 3.60 1.10 1.5985 0.9560 1.7630
13 3.70 1.20 1.5983 0.9520 2.0002
Tabel 11 Hubungan elevasi Luas Genangan dan Volume waduk dan Di Atas Pelimpah
H pelimpah ElevasiGenangan
Luas Volume Limpahan Volume Tampungan
(Kedalaman) (m) (m2) 103 (m2) (Ha) m3 m3
0.00 2.50 535.68 0.54 0.05 0.00 1699.20
0.10 2.60 535.68 0.54 0.05 82.94 1782.14
0.20 2.70 535.68 0.54 0.05 167.04 1866.24
0.30 2.80 535.68 0.54 0.05 252.29 1951.49
0.40 2.90 535.68 0.54 0.05 338.69 2037.89
0.50 3.00 535.68 0.54 0.05 426.24 2125.44
0.60 3.10 535.68 0.54 0.05 514.94 2214.14
0.70 3.20 535.68 0.54 0.05 604.80 2304.00
0.80 3.30 535.68 0.54 0.05 695.81 2395.01
0.90 3.40 535.68 0.54 0.05 787.97 2487.17
1.00 3.50 535.68 0.54 0.05 881.28 2580.48
1.10 3.60 535.68 0.54 0.05 975.74 2674.94
1.20 3.70 535.68 0.54 0.05 1071.36 2770.56
LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-48
Tabel 12 Hubungan H-S-Q Pelimpah Berpintu - Buka penuh
No.
Elevasi H Q Q/2 D SD S / D t Psi Phi
D t = 1 jam y = DS/Dt - Q/2 f = DS/Dt + Q/2
( m ) ( m ) ( m3/det ) ( m3/det ) m3 ( m3/det ) ( m3/det ) ( m3/det )
1 2.50 - - - - - -
2 2.60 0.100 0.05 0.0252 82.944000 0.023 (0.00215)
3 2.70 0.20 0.14 0.0710 167.040000 0.046 (0.02457)
4 2.80 0.30 0.26 0.1298 252.288000 0.070 (0.05976)
5 2.90 0.40 0.40 0.1991 338.688000 0.094 (0.10500)
6 3.00 0.50 0.55 0.2771 426.240000 0.118 (0.15867)
7 3.10 0.60 0.73 0.3627 514.944000 0.143 (0.21965)
8 3.20 0.70 0.91 0.4551 604.800000 0.168 (0.28714)
9 3.30 0.80 1.11 0.5537 695.808000 0.193 (0.36045)
10 3.40 0.90 1.32 0.6579 787.968000 0.219 (0.43907)
11 3.50 1.00 1.53 0.7673 881.280000 0.245 (0.52254)
12 3.60 1.10 1.76 0.8815 975.744000 0.271 (0.61046)
13 3.70 1.20 2.00 1.0001
1,071.36000
0 0.298 (0.70251)
Sumber : Hasil Perhitungan
5. Pencarian Desain Pengambilan Intake Wet Land
Desain pengambilan intake untuk pengambilan pengaliran Wet Land adalah
dengan melakukan trial error pada debit inflow perhitungan routing debit diaas
pelimpah yaitu sebagai berikut :
No
Waktu Inflow 0,5 (I1 + I2) Psi Phi Outflow-gab H Elevasi
pelimpah-
berpintu
pelimpah-
berpintu
t I y f O h
( jam ) ( m3/det ) ( m3/det ) ( m3/det ) ( m3/det ) ( m3/det ) ( m ) ( m )
1 0.00 0.17 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2.50
2 1.00 0.17 0.17 0.00 0.17 0.1095 0.16 2.66
3 2.00 0.17 0.17 -0.02 0.15 0.0977 0.15 2.65
4 3.00 0.17 0.17 -0.01 0.16 0.0998 0.15 2.65
5 4.00 0.17 0.17 -0.01 0.16 0.0994 0.15 2.65
6 5.00 0.17 0.17 -0.01 0.16 0.0995 0.15 2.65
LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-49
No
Waktu Inflow 0,5 (I1 + I2) Psi Phi Outflow-gab H Elevasi
pelimpah-
berpintu
pelimpah-
berpintu
t I y f O h
( jam ) ( m3/det ) ( m3/det ) ( m3/det ) ( m3/det ) ( m3/det ) ( m ) ( m )
7 6.00 0.17 0.17 -0.01 0.16 0.0994 0.15 2.65
8 7.00 0.17 0.17 -0.01 0.16 0.0994 0.15 2.65
9 8.00 0.17 0.17 -0.01 0.16 0.0994 0.15 2.65
10 9.00 0.17 0.17 -0.01 0.16 0.0994 0.15 2.65
11 10.00 0.17 0.17 -0.01 0.16 0.0994 0.15 2.65
12 11.00 0.17 0.17 -0.01 0.16 0.0994 0.15 2.65
13 12.00 0.17 0.17 -0.01 0.16 0.0994 0.15 2.65
14 13.00 0.17 0.17 -0.01 0.16 0.0994 0.15 2.65
15 14.00 0.17 0.17 -0.01 0.16 0.0994 0.15 2.65
16 15.00 0.17 0.17 -0.01 0.16 0.0994 0.15 2.65
17 16.00 0.17 0.17 -0.01 0.16 0.0994 0.15 2.65
18 17.00 0.17 0.17 -0.01 0.16 0.0994 0.15 2.65
19 18.00 0.17 0.17 -0.01 0.16 0.0994 0.15 2.65
20 19.00 0.17 0.17 -0.01 0.16 0.0994 0.15 2.65
21 20.00 0.17 0.17 -0.01 0.16 0.0994 0.15 2.65
22 21.00 0.17 0.17 -0.01 0.16 0.0994 0.15 2.65
23 22.00 0.17 0.17 -0.01 0.16 0.0994 0.15 2.65
24 23.00 0.17 0.17 -0.01 0.16 0.0994 0.15 2.65
25 24.00 0.17 0.17 -0.01 0.16 0.0994 0.15 2.65
Maksimum 0.10 0.16 2.66
LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-50
Garfik Hubungan Inflow dan OutflowTampungan Wet Land Pengembangan Wilayah Durian
0.0000
0.0500
0.1000
0.1500
0.2000
0.2500
0.3000
1 2 3 4 5
Periode Penelusuran t (jam)
Deb
it (m3 /d
t)
Inflow Outflow
Hubungan Inflow Outflow Tampungan Wet Land Sungai Ambawang
Berdasarkan hasil diatas maka diketahui bahwa selisih inflow dan outflow sebesar 0.1m3/det,
dan Hd diatas pelimpah dengan kedalaman diatas pelimpah : 0.16 m.
Dengan nilai Hd = 0.16 maka :total aliran di badan Wet Land adalah dengan kedalaman : 2,5 +
0.16 = 2.67 m sehingga kecepatan aliran untuk setiap pembagian luasan penampang melintang
Wet Land sedalam Hd adalah sebesar :0.16 m dengan debit aliran memiliki kecepatan :
Q = V x A (Luasan Penampang Basah kedalam Hd + P Pelimpah)
0.1 = V x (b+mh) x h
0.24 = V x (9.3 + 1 x 2.67) x 2.67
0.24 = V x 84.0471
V = 0.0022 m/det
Sehingga dengan panjang Aliran sepanjang dimensi Wet Land = 57.6 m, maka :
Berawal dari Intake menuju Outlet membuuhkan waktu : Jarak/kecepatan
Waktu empuh = 57,6 / 0.0022 = 7.1 jam (Oke memenui syarat HRT)
Kesimpulan dimensi Wet Land :
Kedalaman 2.5 m
LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-51
Panjang : 57.6 m
Lebar : 9.3 m
Volume : 1339.2 m3
Tinggi Pelimpah : 2.5 m
Lebar Pelimpah : 1 m
LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-52
B. Tandon/Tampungan
Pada studi ini dilakukan alternative pembuatan tandon-tandon penampungan air untuk mengatasi
interusi air laut saat musim kemarau. Konsep yang digunakan untuk pembuatan tandon ini
disesuaikan berdasarkan luas daerah pelayanan. Dimensi tandon akan didesain berdasarkan
kebutuhan air minum pada suatu kawasan. Berikut adalah perhitungan sederhana dari tandon
pada masing-masing zona.
Gambar 1.Lokasi Tandon dan Kawasan PeruntukanPada perhitungan luas tandon digunakan beberapa asumsi sebagai berikut:
1. Jumlah penduduk adalah jumlah penduduk yang masuk pada masing-masing wilayah zona.
2. Kebutuhan air adalah 150 l/orang/hari.
3. Kolam hanya digunakan pada saat musim kemarau dengan asumsi interusi laut selama 4 jam.
4. Sumber kolam dari air sungai yang sudah diolah. Air tersebut ditampung dan digunakan saat interusi
air laut.
5. Kedalaman kolam sebesar 3,5 m.
Berdasarkan hal di atas dilakukan perhitungan sebagai berikut:
LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT
Halaman I-53
Tabel 13 .Rencana Luas Kolam
Kolam Sumber Luas Layanan Wilayah Administrasi Kepadatan Penduduk Jumlah Penduduk Kebutuhan Air Kebutuhan Air Volume Volume Luas Kolam(km2) jiwa/km2 (l/orang/hari) (l/hari) (m3) (m3) (m2)
1 Kapuas-Penepat-Biong 11 KOTA PONTIANAK 4889 53779 150 8066850 1344 1500 3842 Kapuas-Penepat-Biong-Durian 11 KOTA PONTIANAK 4889 53779 150 8066850 1344 1344 3843 Kapuas-Penepat-Biong 29 KOTA PONTIANAK 4889 141781 150 21267150 3545 3545 10134 Kapuas-Penepat-Biong 23 KOTA PONTIANAK 4889 112447 150 16867050 2811 2811 8035 Kapuas-Penepat-Biong 18 KOTA PONTIANAK 4889 88002 150 13200300 2200 2200 6296 Kapuas-Penepat-Biong 30 KOTA PONTIANAK 4889 146670 150 22000500 3667 3667 10487 Kapuas-Penepat-Biong 28 KUBU RAYA 70 1960 150 294000 49 49 148 Kapuas-Penepat-Biong 22 KUBU RAYA 70 1540 150 231000 39 39 119 Kapuas-Penepat-Biong-Durian 36 KUBU RAYA 70 2520 150 378000 63 63 18
10 Durian 17 KUBU RAYA 70 1190 150 178500 30 30 911 Durian 12 KUBU RAYA 70 840 150 126000 21 21 612 Kapuas-Penepat-Biong 14 KAB. PONTIANAK 174 2436 150 365400 61 61 1713 Kapuas-Penepat-Biong 12 KAB. PONTIANAK 174 2088 150 313200 52 52 1514 Kapuas-Penepat-Biong 6 KUBU RAYA 70 420 150 63000 11 11 315 Ambawang 7 KUBU RAYA 70 490 150 73500 12 12 416 Ambawang 8 KUBU RAYA 70 560 150 84000 14 14 417 Kapuas-Penepat-Biong-Durian 5 KUBU RAYA 70 350 150 52500 9 9 318 Durian 22 KUBU RAYA 70 1540 150 231000 39 39 1119 Durian 14 KUBU RAYA 70 980 150 147000 25 25 720 Durian 21 KUBU RAYA 70 1470 150 220500 37 37 1121 Durian 21 KUBU RAYA 70 1470 150 220500 37 37 1122 Kapuas-Penepat-Biong 10 KUBU RAYA 70 700 150 105000 18 18 5
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT
LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-54
Untuk mengetahui apakah kapasitas kolam memenuhi kebutuhan maka perlu dilakukan simulasi
tiap 4 jaman dari setiap tandon untuk mengetahui volume dan luas kolam. Pada simulasi ini
dipperhitungkan nilai load factor untuk mengetahui kemampuan tandon dalam mensuplai air.
Tabel 14 Simulasi Tampungan Tandon 1
No Waktu Load Faktor Tampungan Q outflow Sisa
(jam) (m3) (l/jam) (m3/jam) (m3/jam) (m3)
1 1:00 0.37 1344 336118.75 336.12 124.36 1220.112 2:00 0.45 1220 336118.75 336.12 151.25 1068.863 3:00 0.64 1069 336118.75 336.12 215.12 853.744 4:00 1.15 854 336118.75 336.12 386.54 467.21
5 5:00 1.15 1344 336118.75 336.12 386.54 957.946 6:00 1.40 958 336118.75 336.12 470.57 487.377 7:00 1.53 487 336118.75 336.12 514.26 -26.898 8:00 1.56 -27 336118.75 336.12 524.35 -551.23
9 9:00 1.38 1344 336118.75 336.12 463.84 880.6310 10:00 1.27 881 336118.75 336.12 426.87 453.7611 11:00 1.20 454 336118.75 336.12 403.34 50.4212 12:00 1.14 50 336118.75 336.12 383.18 -332.76
13 13:00 1.17 1344 336118.75 336.12 393.26 951.2214 14:00 1.18 951 336118.75 336.12 396.62 554.6015 15:00 1.22 555 336118.75 336.12 410.06 144.5316 16:00 1.31 145 336118.75 336.12 440.32 -295.78
17 17:00 1.38 1344 336118.75 336.12 463.84 880.6318 18:00 1.25 881 336118.75 336.12 420.15 460.4819 19:00 0.98 460 336118.75 336.12 329.40 131.0920 20:00 0.62 131 336118.75 336.12 208.39 -77.31
21 21:00 0.45 1344 336118.75 336.12 151.25 1193.2222 22:00 0.37 1193 336118.75 336.12 124.36 1068.8623 23:00 0.25 1069 336118.75 336.12 84.03 984.8324 0:00 0.30 985 336118.75 336.12 100.84 883.99
Q outflow
Tabel 15. Simulasi Tampungan Tandon 2
LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-55
No Waktu Load Faktor Tampungan Q outflow Sisa
(jam) (m3) (l/jam) (m3/jam) (m3/jam) (m3)
1 1:00 0.37 1344 336118.75 336.12 124.36 1220.112 2:00 0.45 1220 336118.75 336.12 151.25 1068.863 3:00 0.64 1069 336118.75 336.12 215.12 853.744 4:00 1.15 854 336118.75 336.12 386.54 467.21
5 5:00 1.15 1344 336118.75 336.12 386.54 957.946 6:00 1.40 958 336118.75 336.12 470.57 487.377 7:00 1.53 487 336118.75 336.12 514.26 -26.898 8:00 1.56 -27 336118.75 336.12 524.35 -551.23
9 9:00 1.38 1344 336118.75 336.12 463.84 880.6310 10:00 1.27 881 336118.75 336.12 426.87 453.7611 11:00 1.20 454 336118.75 336.12 403.34 50.4212 12:00 1.14 50 336118.75 336.12 383.18 -332.76
13 13:00 1.17 1344 336118.75 336.12 393.26 951.2214 14:00 1.18 951 336118.75 336.12 396.62 554.6015 15:00 1.22 555 336118.75 336.12 410.06 144.5316 16:00 1.31 145 336118.75 336.12 440.32 -295.78
17 17:00 1.38 1344 336118.75 336.12 463.84 880.6318 18:00 1.25 881 336118.75 336.12 420.15 460.4819 19:00 0.98 460 336118.75 336.12 329.40 131.0920 20:00 0.62 131 336118.75 336.12 208.39 -77.31
21 21:00 0.45 1344 336118.75 336.12 151.25 1193.2222 22:00 0.37 1193 336118.75 336.12 124.36 1068.8623 23:00 0.25 1069 336118.75 336.12 84.03 984.8324 0:00 0.30 985 336118.75 336.12 100.84 883.99
Q outflow
Tabel 16 Simulasi Tampungan Tandon 3
LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-56
No Waktu Load Faktor Tampungan Q outflow Sisa
(jam) (m3) (l/jam) (m3/jam) (m3/jam) (m3)
1 1:00 0.37 3545 886131.250 886.131 327.869 3216.6564382 2:00 0.45 3217 886131.250 886.131 398.759 2817.8973753 3:00 0.64 2818 886131.250 886.131 567.124 2250.7733754 4:00 1.15 2251 886131.250 886.131 1019.051 1231.722438
5 5:00 1.15 3545 886131.250 886.131 1019.051 2525.4740636 6:00 1.40 2525 886131.250 886.131 1240.584 1284.8903137 7:00 1.53 1285 886131.250 886.131 1355.781 -70.8905008 8:00 1.56 -71 886131.250 886.131 1382.365 -1453.255250
9 9:00 1.38 3545 886131.250 886.131 1222.861 2321.66387510 10:00 1.27 2322 886131.250 886.131 1125.387 1196.27718811 11:00 1.20 1196 886131.250 886.131 1063.358 132.91968812 12:00 1.14 133 886131.250 886.131 1010.190 -877.269938
13 13:00 1.17 3545 886131.250 886.131 1036.774 2507.75143814 14:00 1.18 2508 886131.250 886.131 1045.635 1462.11656315 15:00 1.22 1462 886131.250 886.131 1081.080 381.03643816 16:00 1.31 381 886131.250 886.131 1160.832 -779.795500
17 17:00 1.38 3545 336118.750 336.119 463.844 3080.68112518 18:00 1.25 3081 336118.750 336.119 420.148 2660.53268819 19:00 0.98 2661 336118.750 336.119 329.396 2331.13631320 20:00 0.62 2331 336118.750 336.119 208.394 2122.742688
21 21:00 0.45 3545 336118.750 336.119 151.253 3393.27156322 22:00 0.37 3393 336118.750 336.119 124.364 3268.90762523 23:00 0.25 3269 336118.750 336.119 84.030 3184.87793824 0:00 0.30 3185 336118.750 336.119 100.836 3084.042313
Q outflow
\
Tabel 17 Simulasi Tampungan Tandon 4
LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-57
No Waktu Load Faktor Tampungan Q outflow Sisa
(jam) (m3) (l/jam) (m3/jam) (m3/jam) (m3)
1 1:00 0.37 2811 702793.75 702.79 260.03 2551.142 2:00 0.45 2551 702793.75 702.79 316.26 2234.883 3:00 0.64 2235 702793.75 702.79 449.79 1785.104 4:00 1.15 1785 702793.75 702.79 808.21 976.88
5 5:00 1.15 2811 702793.75 702.79 808.21 2002.966 6:00 1.40 2003 702793.75 702.79 983.91 1019.057 7:00 1.53 1019 702793.75 702.79 1075.27 -56.228 8:00 1.56 -56 702793.75 702.79 1096.36 -1152.58
9 9:00 1.38 2811 702793.75 702.79 969.86 1841.3210 10:00 1.27 1841 702793.75 702.79 892.55 948.7711 11:00 1.20 949 702793.75 702.79 843.35 105.4212 12:00 1.14 105 702793.75 702.79 801.18 -695.77
13 13:00 1.17 2811 702793.75 702.79 822.27 1988.9114 14:00 1.18 1989 702793.75 702.79 829.30 1159.6115 15:00 1.22 1160 702793.75 702.79 857.41 302.2016 16:00 1.31 302 702793.75 702.79 920.66 -618.46
17 17:00 1.38 2811 702793.75 702.79 969.86 1841.3218 18:00 1.25 1841 702793.75 702.79 878.49 962.8319 19:00 0.98 963 702793.75 702.79 688.74 274.0920 20:00 0.62 274 702793.75 702.79 435.73 -161.64
21 21:00 0.45 2811 702793.75 702.79 316.26 2494.9222 22:00 0.37 2495 702793.75 702.79 260.03 2234.8823 23:00 0.25 2235 702793.75 702.79 175.70 2059.1924 0:00 0.30 2059 702793.75 702.79 210.84 1848.35
Q outflow
Tabel 18 Simulasi Tampungan Tandon 5
LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-58
No Waktu Load Faktor Tampungan Q outflow Sisa
(jam) (m3) (l/jam) (m3/jam) (m3/jam) (m3)
1 1:00 0.37 2200 550012.50 550.01 203.50 1996.552 2:00 0.45 1997 550012.50 550.01 247.51 1749.043 3:00 0.64 1749 550012.50 550.01 352.01 1397.034 4:00 1.15 1397 550012.50 550.01 632.51 764.52
5 5:00 1.15 2200 550012.50 550.01 632.51 1567.546 6:00 1.40 1568 550012.50 550.01 770.02 797.527 7:00 1.53 798 550012.50 550.01 841.52 -44.008 8:00 1.56 -44 550012.50 550.01 858.02 -902.02
9 9:00 1.38 2200 550012.50 550.01 759.02 1441.0310 10:00 1.27 1441 550012.50 550.01 698.52 742.5211 11:00 1.20 743 550012.50 550.01 660.02 82.5012 12:00 1.14 83 550012.50 550.01 627.01 -544.51
13 13:00 1.17 2200 550012.50 550.01 643.51 1556.5414 14:00 1.18 1557 550012.50 550.01 649.01 907.5215 15:00 1.22 908 550012.50 550.01 671.02 236.5116 16:00 1.31 237 550012.50 550.01 720.52 -484.01
17 17:00 1.38 2200 550012.50 550.01 759.02 1441.0318 18:00 1.25 1441 550012.50 550.01 687.52 753.5219 19:00 0.98 754 550012.50 550.01 539.01 214.5020 20:00 0.62 215 550012.50 550.01 341.01 -126.50
21 21:00 0.45 2200 550012.50 550.01 247.51 1952.5422 22:00 0.37 1953 550012.50 550.01 203.50 1749.0423 23:00 0.25 1749 550012.50 550.01 137.50 1611.5424 0:00 0.30 1612 550012.50 550.01 165.00 1446.53
Q outflow
Tabel 19 Simulasi Tampungan Tandon 6
LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-59
No Waktu Load Faktor Tampungan Q outflow Sisa
(jam) (m3) (l/jam) (m3/jam) (m3/jam) (m3)
1 1:00 0.37 3667 916687.50 916.69 339.17 3327.582 2:00 0.45 3328 916687.50 916.69 412.51 2915.073 3:00 0.64 2915 916687.50 916.69 586.68 2328.394 4:00 1.15 2328 916687.50 916.69 1054.19 1274.20
5 5:00 1.15 3667 916687.50 916.69 1054.19 2612.566 6:00 1.40 2613 916687.50 916.69 1283.36 1329.207 7:00 1.53 1329 916687.50 916.69 1402.53 -73.348 8:00 1.56 -73 916687.50 916.69 1430.03 -1503.37
9 9:00 1.38 3667 916687.50 916.69 1265.03 2401.7210 10:00 1.27 2402 916687.50 916.69 1164.19 1237.5311 11:00 1.20 1238 916687.50 916.69 1100.03 137.5012 12:00 1.14 138 916687.50 916.69 1045.02 -907.52
13 13:00 1.17 3667 916687.50 916.69 1072.52 2594.2314 14:00 1.18 2594 916687.50 916.69 1081.69 1512.5315 15:00 1.22 1513 916687.50 916.69 1118.36 394.1816 16:00 1.31 394 916687.50 916.69 1200.86 -806.69
17 17:00 1.38 3667 916687.50 916.69 1265.03 2401.7218 18:00 1.25 2402 916687.50 916.69 1145.86 1255.8619 19:00 0.98 1256 916687.50 916.69 898.35 357.5120 20:00 0.62 358 916687.50 916.69 568.35 -210.84
21 21:00 0.45 3667 916687.50 916.69 412.51 3254.2422 22:00 0.37 3254 916687.50 916.69 339.17 2915.0723 23:00 0.25 2915 916687.50 916.69 229.17 2685.8924 0:00 0.30 2686 916687.50 916.69 275.01 2410.89
Q outflow
Tabel 20 Simulasi Tampungan Tandon 7
LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-60
No Waktu Load Faktor Tampungan Q outflow Sisa
(jam) (m3) (l/jam) (m3/jam) (m3/jam) (m3)
1 1:00 0.37 49 12250.00 12.25 4.53 44.472 2:00 0.45 44 12250.00 12.25 5.51 38.963 3:00 0.64 39 12250.00 12.25 7.84 31.124 4:00 1.15 31 12250.00 12.25 14.09 17.03
5 5:00 1.15 49 12250.00 12.25 14.09 34.916 6:00 1.40 35 12250.00 12.25 17.15 17.767 7:00 1.53 18 12250.00 12.25 18.74 -0.988 8:00 1.56 -1 12250.00 12.25 19.11 -20.09
9 9:00 1.38 49 12250.00 12.25 16.91 32.1010 10:00 1.27 32 12250.00 12.25 15.56 16.5411 11:00 1.20 17 12250.00 12.25 14.70 1.8412 12:00 1.14 2 12250.00 12.25 13.97 -12.13
13 13:00 1.17 49 12250.00 12.25 14.33 34.6714 14:00 1.18 35 12250.00 12.25 14.46 20.2115 15:00 1.22 20 12250.00 12.25 14.95 5.2716 16:00 1.31 5 12250.00 12.25 16.05 -10.78
17 17:00 1.38 49 12250.00 12.25 16.91 32.1018 18:00 1.25 32 12250.00 12.25 15.31 16.7819 19:00 0.98 17 12250.00 12.25 12.01 4.7820 20:00 0.62 5 12250.00 12.25 7.60 -2.82
21 21:00 0.45 49 12250.00 12.25 5.51 43.4922 22:00 0.37 43 12250.00 12.25 4.53 38.9623 23:00 0.25 39 12250.00 12.25 3.06 35.8924 0:00 0.30 36 12250.00 12.25 3.68 32.22
Q outflow
Tabel 21 Simulasi Tampungan Tandon 8
LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-61
No Waktu Load Faktor Tampungan Q outflow Sisa
(jam) (m3) (l/jam) (m3/jam) (m3/jam) (m3)
1 1:00 0.37 39 9625.00 9.63 3.56 34.942 2:00 0.45 35 9625.00 9.63 4.33 30.613 3:00 0.64 31 9625.00 9.63 6.16 24.454 4:00 1.15 24 9625.00 9.63 11.07 13.38
5 5:00 1.15 39 9625.00 9.63 11.07 27.436 6:00 1.40 27 9625.00 9.63 13.48 13.967 7:00 1.53 14 9625.00 9.63 14.73 -0.778 8:00 1.56 -1 9625.00 9.63 15.02 -15.79
9 9:00 1.38 39 9625.00 9.63 13.28 25.2210 10:00 1.27 25 9625.00 9.63 12.22 12.9911 11:00 1.20 13 9625.00 9.63 11.55 1.4412 12:00 1.14 1 9625.00 9.63 10.97 -9.53
13 13:00 1.17 39 9625.00 9.63 11.26 27.2414 14:00 1.18 27 9625.00 9.63 11.36 15.8815 15:00 1.22 16 9625.00 9.63 11.74 4.1416 16:00 1.31 4 9625.00 9.63 12.61 -8.47
17 17:00 1.38 39 9625.00 9.63 13.28 25.2218 18:00 1.25 25 9625.00 9.63 12.03 13.1919 19:00 0.98 13 9625.00 9.63 9.43 3.7520 20:00 0.62 4 9625.00 9.63 5.97 -2.21
21 21:00 0.45 39 9625.00 9.63 4.33 34.1722 22:00 0.37 34 9625.00 9.63 3.56 30.6123 23:00 0.25 31 9625.00 9.63 2.41 28.2024 0:00 0.30 28 9625.00 9.63 2.89 25.31
Q outflow
Tabel 22 Simulasi Tampungan Tandon 9
LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-62
No Waktu Load Faktor Tampungan Q outflow Sisa
(jam) (m3) (l/jam) (m3/jam) (m3/jam) (m3)
1 1:00 0.37 63 15750.0 15.8 5.8 57.22 2:00 0.45 57 15750.0 15.8 7.1 50.13 3:00 0.64 50 15750.0 15.8 10.1 40.04 4:00 1.15 40 15750.0 15.8 18.1 21.9
5 5:00 1.15 63 15750.0 15.8 18.1 44.96 6:00 1.40 45 15750.0 15.8 22.1 22.87 7:00 1.53 23 15750.0 15.8 24.1 -1.38 8:00 1.56 -1 15750.0 15.8 24.6 -25.8
9 9:00 1.38 63 15750.0 15.8 21.7 41.310 10:00 1.27 41 15750.0 15.8 20.0 21.311 11:00 1.20 21 15750.0 15.8 18.9 2.412 12:00 1.14 2 15750.0 15.8 18.0 -15.6
13 13:00 1.17 63 15750.0 15.8 18.4 44.614 14:00 1.18 45 15750.0 15.8 18.6 26.015 15:00 1.22 26 15750.0 15.8 19.2 6.816 16:00 1.31 7 15750.0 15.8 20.6 -13.9
17 17:00 1.38 63 15750.0 15.8 21.7 41.318 18:00 1.25 41 15750.0 15.8 19.7 21.619 19:00 0.98 22 15750.0 15.8 15.4 6.120 20:00 0.62 6 15750.0 15.8 9.8 -3.6
21 21:00 0.45 63 15750.0 15.8 7.1 55.922 22:00 0.37 56 15750.0 15.8 5.8 50.123 23:00 0.25 50 15750.0 15.8 3.9 46.124 0:00 0.30 46 15750.0 15.8 4.7 41.4
Q outflow
Tabel 23 Simulasi Tampungan Tandon 10
LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-63
No Waktu Load Faktor Tampungan Q outflow Sisa
(jam) (m3) (l/jam) (m3/jam) (m3/jam) (m3)
1 1:00 0.37 30 1785.00 1.79 0.66 29.092 2:00 0.45 29 1785.00 1.79 0.80 28.293 3:00 0.64 28 1785.00 1.79 1.14 27.144 4:00 1.15 27 1785.00 1.79 2.05 25.09
5 5:00 1.15 30 1785.00 1.79 2.05 27.706 6:00 1.40 28 1785.00 1.79 2.50 25.207 7:00 1.53 25 1785.00 1.79 2.73 22.478 8:00 1.56 22 1785.00 1.79 2.78 19.68
9 9:00 1.38 30 1785.00 1.79 2.46 27.2910 10:00 1.27 27 1785.00 1.79 2.27 25.0211 11:00 1.20 25 1785.00 1.79 2.14 22.8812 12:00 1.14 23 1785.00 1.79 2.03 20.84
13 13:00 1.17 30 1785.00 1.79 2.09 27.6614 14:00 1.18 28 1785.00 1.79 2.11 25.5615 15:00 1.22 26 1785.00 1.79 2.18 23.3816 16:00 1.31 23 1785.00 1.79 2.34 21.04
17 17:00 1.38 30 1785.00 1.79 2.46 27.2918 18:00 1.25 27 1785.00 1.79 2.23 25.0619 19:00 0.98 25 1785.00 1.79 1.75 23.3120 20:00 0.62 23 1785.00 1.79 1.11 22.20
21 21:00 0.45 30 1785.00 1.79 0.80 28.9522 22:00 0.37 29 1785.00 1.79 0.66 28.2923 23:00 0.25 28 1785.00 1.79 0.45 27.8424 0:00 0.30 28 1785.00 1.79 0.54 27.30
Q outflow
Tabel 24 Simulasi Tampungan Tandon 11
LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-64
No Waktu Load Faktor Tampungan Q outflow Sisa
(jam) (m3) (l/jam) (m3/jam) (m3/jam) (m3)
1 1:00 0.37 21 5250.00 5.25 1.94 19.062 2:00 0.45 19 5250.00 5.25 2.36 16.703 3:00 0.64 17 5250.00 5.25 3.36 13.344 4:00 1.15 13 5250.00 5.25 6.04 7.30
5 5:00 1.15 21 5250.00 5.25 6.04 14.966 6:00 1.40 15 5250.00 5.25 7.35 7.617 7:00 1.53 8 5250.00 5.25 8.03 -0.428 8:00 1.56 0 5250.00 5.25 8.19 -8.61
9 9:00 1.38 21 5250.00 5.25 7.25 13.7610 10:00 1.27 14 5250.00 5.25 6.67 7.0911 11:00 1.20 7 5250.00 5.25 6.30 0.7912 12:00 1.14 1 5250.00 5.25 5.99 -5.20
13 13:00 1.17 21 5250.00 5.25 6.14 14.8614 14:00 1.18 15 5250.00 5.25 6.20 8.6615 15:00 1.22 9 5250.00 5.25 6.41 2.2616 16:00 1.31 2 5250.00 5.25 6.88 -4.62
17 17:00 1.38 21 5250.00 5.25 7.25 13.7618 18:00 1.25 14 5250.00 5.25 6.56 7.1919 19:00 0.98 7 5250.00 5.25 5.15 2.0520 20:00 0.62 2 5250.00 5.25 3.26 -1.21
21 21:00 0.45 21 5250.00 5.25 2.36 18.6422 22:00 0.37 19 5250.00 5.25 1.94 16.7023 23:00 0.25 17 5250.00 5.25 1.31 15.3824 0:00 0.30 15 5250.00 5.25 1.58 13.81
Q outflow
Tabel 25 Simulasi Tampungan Tandon 12
LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-65
No Waktu Load Faktor Tampungan Q outflow Sisa
(jam) (m3) (l/jam) (m3/jam) (m3/jam) (m3)
1 1:00 0.37 61 15225.0 15.2 5.6 55.32 2:00 0.45 55 15225.0 15.2 6.9 48.43 3:00 0.64 48 15225.0 15.2 9.7 38.74 4:00 1.15 39 15225.0 15.2 17.5 21.2
5 5:00 1.15 61 15225.0 15.2 17.5 43.46 6:00 1.40 43 15225.0 15.2 21.3 22.17 7:00 1.53 22 15225.0 15.2 23.3 -1.28 8:00 1.56 -1 15225.0 15.2 23.8 -25.0
9 9:00 1.38 61 15225.0 15.2 21.0 39.910 10:00 1.27 40 15225.0 15.2 19.3 20.611 11:00 1.20 21 15225.0 15.2 18.3 2.312 12:00 1.14 2 15225.0 15.2 17.4 -15.1
13 13:00 1.17 61 15225.0 15.2 17.8 43.114 14:00 1.18 43 15225.0 15.2 18.0 25.115 15:00 1.22 25 15225.0 15.2 18.6 6.516 16:00 1.31 7 15225.0 15.2 19.9 -13.4
17 17:00 1.38 61 15225.0 15.2 21.0 39.918 18:00 1.25 40 15225.0 15.2 19.0 20.919 19:00 0.98 21 15225.0 15.2 14.9 5.920 20:00 0.62 6 15225.0 15.2 9.4 -3.5
21 21:00 0.45 61 15225.0 15.2 6.9 54.022 22:00 0.37 54 15225.0 15.2 5.6 48.423 23:00 0.25 48 15225.0 15.2 3.8 44.624 0:00 0.30 45 15225.0 15.2 4.6 40.0
Q outflow
Tabel 26 Simulasi Tampungan Tandon 13
LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-66
No Waktu Load Faktor Tampungan Q outflow Sisa
(jam) (m3) (l/jam) (m3/jam) (m3/jam) (m3)
1 1:00 0.37 52 13050.0 13.1 4.8 47.42 2:00 0.45 47 13050.0 13.1 5.9 41.53 3:00 0.64 41 13050.0 13.1 8.4 33.14 4:00 1.15 33 13050.0 13.1 15.0 18.1
5 5:00 1.15 52 13050.0 13.1 15.0 37.26 6:00 1.40 37 13050.0 13.1 18.3 18.97 7:00 1.53 19 13050.0 13.1 20.0 -1.08 8:00 1.56 -1 13050.0 13.1 20.4 -21.4
9 9:00 1.38 52 13050.0 13.1 18.0 34.210 10:00 1.27 34 13050.0 13.1 16.6 17.611 11:00 1.20 18 13050.0 13.1 15.7 2.012 12:00 1.14 2 13050.0 13.1 14.9 -12.9
13 13:00 1.17 52 13050.0 13.1 15.3 36.914 14:00 1.18 37 13050.0 13.1 15.4 21.515 15:00 1.22 22 13050.0 13.1 15.9 5.616 16:00 1.31 6 13050.0 13.1 17.1 -11.5
17 17:00 1.38 52 13050.0 13.1 18.0 34.218 18:00 1.25 34 13050.0 13.1 16.3 17.919 19:00 0.98 18 13050.0 13.1 12.8 5.120 20:00 0.62 5 13050.0 13.1 8.1 -3.0
21 21:00 0.45 52 13050.0 13.1 5.9 46.322 22:00 0.37 46 13050.0 13.1 4.8 41.523 23:00 0.25 41 13050.0 13.1 3.3 38.224 0:00 0.30 38 13050.0 13.1 3.9 34.3
Q outflow
Tabel 27. Simulasi Tampungan Tandon 14
LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-67
No Waktu Load Faktor Tampungan Q outflow Sisa
(jam) (m3) (l/jam) (m3/jam) (m3/jam) (m3)
1 1:00 0.37 11 2625.0 2.6 1.0 9.52 2:00 0.45 10 2625.0 2.6 1.2 8.33 3:00 0.64 8 2625.0 2.6 1.7 6.74 4:00 1.15 7 2625.0 2.6 3.0 3.6
5 5:00 1.15 11 2625.0 2.6 3.0 7.56 6:00 1.40 7 2625.0 2.6 3.7 3.87 7:00 1.53 4 2625.0 2.6 4.0 -0.28 8:00 1.56 0 2625.0 2.6 4.1 -4.3
9 9:00 1.38 11 2625.0 2.6 3.6 6.910 10:00 1.27 7 2625.0 2.6 3.3 3.511 11:00 1.20 4 2625.0 2.6 3.2 0.412 12:00 1.14 0 2625.0 2.6 3.0 -2.6
13 13:00 1.17 11 2625.0 2.6 3.1 7.414 14:00 1.18 7 2625.0 2.6 3.1 4.315 15:00 1.22 4 2625.0 2.6 3.2 1.116 16:00 1.31 1 2625.0 2.6 3.4 -2.3
17 17:00 1.38 11 2625.0 2.6 3.6 6.918 18:00 1.25 7 2625.0 2.6 3.3 3.619 19:00 0.98 4 2625.0 2.6 2.6 1.020 20:00 0.62 1 2625.0 2.6 1.6 -0.6
21 21:00 0.45 11 2625.0 2.6 1.2 9.322 22:00 0.37 9 2625.0 2.6 1.0 8.323 23:00 0.25 8 2625.0 2.6 0.7 7.724 0:00 0.30 8 2625.0 2.6 0.8 6.9
Q outflow
Tabel 28 Simulasi Tampungan Tandon 15
LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-68
No Waktu Load Faktor Tampungan Q outflow Sisa
(jam) (m3) (l/jam) (m3/jam) (m3/jam) (m3)
1 1:00 0.37 12 3062.50 3.06 1.13 11.122 2:00 0.45 11 3062.50 3.06 1.38 9.743 3:00 0.64 10 3062.50 3.06 1.96 7.784 4:00 1.15 8 3062.50 3.06 3.52 4.26
5 5:00 1.15 12 3062.50 3.06 3.52 8.736 6:00 1.40 9 3062.50 3.06 4.29 4.447 7:00 1.53 4 3062.50 3.06 4.69 -0.248 8:00 1.56 0 3062.50 3.06 4.78 -5.02
9 9:00 1.38 12 3062.50 3.06 4.23 8.0210 10:00 1.27 8 3062.50 3.06 3.89 4.1311 11:00 1.20 4 3062.50 3.06 3.68 0.4612 12:00 1.14 0 3062.50 3.06 3.49 -3.03
13 13:00 1.17 12 3062.50 3.06 3.58 8.6714 14:00 1.18 9 3062.50 3.06 3.61 5.0515 15:00 1.22 5 3062.50 3.06 3.74 1.3216 16:00 1.31 1 3062.50 3.06 4.01 -2.70
17 17:00 1.38 12 3062.50 3.06 4.23 8.0218 18:00 1.25 8 3062.50 3.06 3.83 4.2019 19:00 0.98 4 3062.50 3.06 3.00 1.1920 20:00 0.62 1 3062.50 3.06 1.90 -0.70
21 21:00 0.45 12 3062.50 3.06 1.38 10.8722 22:00 0.37 11 3062.50 3.06 1.13 9.7423 23:00 0.25 10 3062.50 3.06 0.77 8.9724 0:00 0.30 9 3062.50 3.06 0.92 8.05
Q outflow
Tabel 29 Simulasi Tampungan Tandon 16
LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-69
No Waktu Load Faktor Tampungan Q outflow Sisa
(jam) (m3) (l/jam) (m3/jam) (m3/jam) (m3)
1 1:00 0.37 14 3500.00 3.50 1.30 12.712 2:00 0.45 13 3500.00 3.50 1.58 11.133 3:00 0.64 11 3500.00 3.50 2.24 8.894 4:00 1.15 9 3500.00 3.50 4.03 4.87
5 5:00 1.15 14 3500.00 3.50 4.03 9.986 6:00 1.40 10 3500.00 3.50 4.90 5.087 7:00 1.53 5 3500.00 3.50 5.36 -0.288 8:00 1.56 0 3500.00 3.50 5.46 -5.74
9 9:00 1.38 14 3500.00 3.50 4.83 9.1710 10:00 1.27 9 3500.00 3.50 4.45 4.7311 11:00 1.20 5 3500.00 3.50 4.20 0.5212 12:00 1.14 1 3500.00 3.50 3.99 -3.47
13 13:00 1.17 14 3500.00 3.50 4.10 9.9114 14:00 1.18 10 3500.00 3.50 4.13 5.7815 15:00 1.22 6 3500.00 3.50 4.27 1.5116 16:00 1.31 2 3500.00 3.50 4.59 -3.08
17 17:00 1.38 14 3500.00 3.50 4.83 9.1718 18:00 1.25 9 3500.00 3.50 4.38 4.8019 19:00 0.98 5 3500.00 3.50 3.43 1.3720 20:00 0.62 1 3500.00 3.50 2.17 -0.81
21 21:00 0.45 14 3500.00 3.50 1.58 12.4322 22:00 0.37 12 3500.00 3.50 1.30 11.1323 23:00 0.25 11 3500.00 3.50 0.88 10.2624 0:00 0.30 10 3500.00 3.50 1.05 9.21
Q outflow
Tabel 30 Simulasi Tampungan Tandon 17
LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-70
No Waktu Load Faktor Tampungan Q outflow Sisa
(jam) (m3) (l/jam) (m3/jam) (m3/jam) (m3)
1 1:00 0.37 9 2187.5 2.2 0.8 7.92 2:00 0.45 8 2187.5 2.2 1.0 7.03 3:00 0.64 7 2187.5 2.2 1.4 5.64 4:00 1.15 6 2187.5 2.2 2.5 3.0
5 5:00 1.15 9 2187.5 2.2 2.5 6.26 6:00 1.40 6 2187.5 2.2 3.1 3.27 7:00 1.53 3 2187.5 2.2 3.3 -0.28 8:00 1.56 0 2187.5 2.2 3.4 -3.6
9 9:00 1.38 9 2187.5 2.2 3.0 5.710 10:00 1.27 6 2187.5 2.2 2.8 3.011 11:00 1.20 3 2187.5 2.2 2.6 0.312 12:00 1.14 0 2187.5 2.2 2.5 -2.2
13 13:00 1.17 9 2187.5 2.2 2.6 6.214 14:00 1.18 6 2187.5 2.2 2.6 3.615 15:00 1.22 4 2187.5 2.2 2.7 0.916 16:00 1.31 1 2187.5 2.2 2.9 -1.9
17 17:00 1.38 9 2187.5 2.2 3.0 5.718 18:00 1.25 6 2187.5 2.2 2.7 3.019 19:00 0.98 3 2187.5 2.2 2.1 0.920 20:00 0.62 1 2187.5 2.2 1.4 -0.5
21 21:00 0.45 9 2187.5 2.2 1.0 7.822 22:00 0.37 8 2187.5 2.2 0.8 7.023 23:00 0.25 7 2187.5 2.2 0.5 6.424 0:00 0.30 6 2187.5 2.2 0.7 5.8
Q outflow
Tabel 31 Simulasi Tampungan Tandon 18
LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-71
No Waktu Load Faktor Tampungan Q outflow Sisa
(jam) (m3) (l/jam) (m3/jam) (m3/jam) (m3)
1 1:00 0.37 39 9625.0 9.6 3.6 34.92 2:00 0.45 35 9625.0 9.6 4.3 30.63 3:00 0.64 31 9625.0 9.6 6.2 24.44 4:00 1.15 24 9625.0 9.6 11.1 13.4
5 5:00 1.15 39 9625.0 9.6 11.1 27.46 6:00 1.40 27 9625.0 9.6 13.5 14.07 7:00 1.53 14 9625.0 9.6 14.7 -0.88 8:00 1.56 -1 9625.0 9.6 15.0 -15.8
9 9:00 1.38 39 9625.0 9.6 13.3 25.210 10:00 1.27 25 9625.0 9.6 12.2 13.011 11:00 1.20 13 9625.0 9.6 11.6 1.412 12:00 1.14 1 9625.0 9.6 11.0 -9.5
13 13:00 1.17 39 9625.0 9.6 11.3 27.214 14:00 1.18 27 9625.0 9.6 11.4 15.915 15:00 1.22 16 9625.0 9.6 11.7 4.116 16:00 1.31 4 9625.0 9.6 12.6 -8.5
17 17:00 1.38 39 9625.0 9.6 13.3 25.218 18:00 1.25 25 9625.0 9.6 12.0 13.219 19:00 0.98 13 9625.0 9.6 9.4 3.820 20:00 0.62 4 9625.0 9.6 6.0 -2.2
21 21:00 0.45 39 9625.0 9.6 4.3 34.222 22:00 0.37 34 9625.0 9.6 3.6 30.623 23:00 0.25 31 9625.0 9.6 2.4 28.224 0:00 0.30 28 9625.0 9.6 2.9 25.3
Q outflow
Tabel 32. Simulasi Tampungan Tandon 19
LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-72
No Waktu Load Faktor Tampungan Q outflow Sisa
(jam) (m3) (l/jam) (m3/jam) (m3/jam) (m3)
1 1:00 0.37 25 6125.0 6.1 2.3 22.22 2:00 0.45 22 6125.0 6.1 2.8 19.53 3:00 0.64 19 6125.0 6.1 3.9 15.64 4:00 1.15 16 6125.0 6.1 7.0 8.5
5 5:00 1.15 25 6125.0 6.1 7.0 17.56 6:00 1.40 17 6125.0 6.1 8.6 8.97 7:00 1.53 9 6125.0 6.1 9.4 -0.58 8:00 1.56 0 6125.0 6.1 9.6 -10.0
9 9:00 1.38 25 6125.0 6.1 8.5 16.010 10:00 1.27 16 6125.0 6.1 7.8 8.311 11:00 1.20 8 6125.0 6.1 7.4 0.912 12:00 1.14 1 6125.0 6.1 7.0 -6.1
13 13:00 1.17 25 6125.0 6.1 7.2 17.314 14:00 1.18 17 6125.0 6.1 7.2 10.115 15:00 1.22 10 6125.0 6.1 7.5 2.616 16:00 1.31 3 6125.0 6.1 8.0 -5.4
17 17:00 1.38 25 6125.0 6.1 8.5 16.018 18:00 1.25 16 6125.0 6.1 7.7 8.419 19:00 0.98 8 6125.0 6.1 6.0 2.420 20:00 0.62 2 6125.0 6.1 3.8 -1.4
21 21:00 0.45 25 6125.0 6.1 2.8 21.722 22:00 0.37 22 6125.0 6.1 2.3 19.523 23:00 0.25 19 6125.0 6.1 1.5 17.924 0:00 0.30 18 6125.0 6.1 1.8 16.1
Q outflow
Tabel 33. Simulasi Tampungan Tandon 20
LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-73
No Waktu Load Faktor Tampungan Q outflow Sisa
(jam) (m3) (l/jam) (m3/jam) (m3/jam) (m3)
1 1:00 0.37 37 9187.5 9.2 3.4 33.42 2:00 0.45 33 9187.5 9.2 4.1 29.23 3:00 0.64 29 9187.5 9.2 5.9 23.34 4:00 1.15 23 9187.5 9.2 10.6 12.8
5 5:00 1.15 37 9187.5 9.2 10.6 26.26 6:00 1.40 26 9187.5 9.2 12.9 13.37 7:00 1.53 13 9187.5 9.2 14.1 -0.78 8:00 1.56 -1 9187.5 9.2 14.3 -15.1
9 9:00 1.38 37 9187.5 9.2 12.7 24.110 10:00 1.27 24 9187.5 9.2 11.7 12.411 11:00 1.20 12 9187.5 9.2 11.0 1.412 12:00 1.14 1 9187.5 9.2 10.5 -9.1
13 13:00 1.17 37 9187.5 9.2 10.7 26.014 14:00 1.18 26 9187.5 9.2 10.8 15.215 15:00 1.22 15 9187.5 9.2 11.2 4.016 16:00 1.31 4 9187.5 9.2 12.0 -8.1
17 17:00 1.38 37 9187.5 9.2 12.7 24.118 18:00 1.25 24 9187.5 9.2 11.5 12.619 19:00 0.98 13 9187.5 9.2 9.0 3.620 20:00 0.62 4 9187.5 9.2 5.7 -2.1
21 21:00 0.45 37 9187.5 9.2 4.1 32.622 22:00 0.37 33 9187.5 9.2 3.4 29.223 23:00 0.25 29 9187.5 9.2 2.3 26.924 0:00 0.30 27 9187.5 9.2 2.8 24.2
Q outflow
Tabel 34 Simulasi Tampungan Tandon 21
LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-74
No Waktu Load Faktor Tampungan Q outflow Sisa
(jam) (m3) (l/jam) (m3/jam) (m3/jam) (m3)
1 1:00 0.37 37 9187.5 9.2 3.4 33.42 2:00 0.45 33 9187.5 9.2 4.1 29.23 3:00 0.64 29 9187.5 9.2 5.9 23.34 4:00 1.15 23 9187.5 9.2 10.6 12.8
5 5:00 1.15 37 9187.5 9.2 10.6 26.26 6:00 1.40 26 9187.5 9.2 12.9 13.37 7:00 1.53 13 9187.5 9.2 14.1 -0.78 8:00 1.56 -1 9187.5 9.2 14.3 -15.1
9 9:00 1.38 37 9187.5 9.2 12.7 24.110 10:00 1.27 24 9187.5 9.2 11.7 12.411 11:00 1.20 12 9187.5 9.2 11.0 1.412 12:00 1.14 1 9187.5 9.2 10.5 -9.1
13 13:00 1.17 37 9187.5 9.2 10.7 26.014 14:00 1.18 26 9187.5 9.2 10.8 15.215 15:00 1.22 15 9187.5 9.2 11.2 4.016 16:00 1.31 4 9187.5 9.2 12.0 -8.1
17 17:00 1.38 37 9187.5 9.2 12.7 24.118 18:00 1.25 24 9187.5 9.2 11.5 12.619 19:00 0.98 13 9187.5 9.2 9.0 3.620 20:00 0.62 4 9187.5 9.2 5.7 -2.1
21 21:00 0.45 37 9187.5 9.2 4.1 32.622 22:00 0.37 33 9187.5 9.2 3.4 29.223 23:00 0.25 29 9187.5 9.2 2.3 26.924 0:00 0.30 27 9187.5 9.2 2.8 24.2
Q outflow
Tabel 35. Simulasi Tampungan Tandon 22
LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-75
No Waktu Load Faktor Tampungan Q outflow Sisa
(jam) (m3) (l/jam) (m3/jam) (m3/jam) (m3)
1 1:00 0.37 18 4375.0 4.4 1.6 15.92 2:00 0.45 16 4375.0 4.4 2.0 13.93 3:00 0.64 14 4375.0 4.4 2.8 11.14 4:00 1.15 11 4375.0 4.4 5.0 6.1
5 5:00 1.15 18 4375.0 4.4 5.0 12.56 6:00 1.40 12 4375.0 4.4 6.1 6.37 7:00 1.53 6 4375.0 4.4 6.7 -0.48 8:00 1.56 0 4375.0 4.4 6.8 -7.2
9 9:00 1.38 18 4375.0 4.4 6.0 11.510 10:00 1.27 11 4375.0 4.4 5.6 5.911 11:00 1.20 6 4375.0 4.4 5.3 0.712 12:00 1.14 1 4375.0 4.4 5.0 -4.3
13 13:00 1.17 18 4375.0 4.4 5.1 12.414 14:00 1.18 12 4375.0 4.4 5.2 7.215 15:00 1.22 7 4375.0 4.4 5.3 1.916 16:00 1.31 2 4375.0 4.4 5.7 -3.9
17 17:00 1.38 18 4375.0 4.4 6.0 11.518 18:00 1.25 11 4375.0 4.4 5.5 6.019 19:00 0.98 6 4375.0 4.4 4.3 1.720 20:00 0.62 2 4375.0 4.4 2.7 -1.0
21 21:00 0.45 18 4375.0 4.4 2.0 15.522 22:00 0.37 16 4375.0 4.4 1.6 13.923 23:00 0.25 14 4375.0 4.4 1.1 12.824 0:00 0.30 13 4375.0 4.4 1.3 11.5
Q outflow
Berdasarkan simulasi pada seluruh tandon di atas masih terdapat nilai minus maka volume tandon
yang diperlukan kurang memenuhi untuk kebutuhan sesuai load factor. Maka perlu diperbesar
dimensi tandon.
Tabel 36. Volume dan Luas Kolam (tandon)
LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-76
Kolam Sumber Luas Layanan Wilayah Administrasi Jumlah Penduduk Kebutuhan Air Volume Luas Kolam(km2) (l/hari) (m3) (m2)
1 Kapuas-Penepat-Biong 11 KOTA PONTIANAK 53779 8066850 1900 3802 Kapuas-Penepat-Biong-Durian 11 KOTA PONTIANAK 53779 8066850 1900 3803 Kapuas-Penepat-Biong 29 KOTA PONTIANAK 141781 21267150 5000 10004 Kapuas-Penepat-Biong 23 KOTA PONTIANAK 112447 16867050 4000 8005 Kapuas-Penepat-Biong 18 KOTA PONTIANAK 88002 13200300 3150 6306 Kapuas-Penepat-Biong 30 KOTA PONTIANAK 146670 22000500 5200 10407 Kapuas-Penepat-Biong 28 KUBU RAYA 1960 294000 70 148 Kapuas-Penepat-Biong 22 KUBU RAYA 1540 231000 60 129 Kapuas-Penepat-Biong-Durian 36 KUBU RAYA 2520 378000 90 18
10 Durian 17 KUBU RAYA 1190 178500 10 211 Durian 12 KUBU RAYA 840 126000 30 612 Kapuas-Penepat-Biong 14 KAB. PONTIANAK 2436 365400 90 1813 Kapuas-Penepat-Biong 12 KAB. PONTIANAK 2088 313200 80 1614 Kapuas-Penepat-Biong 6 KUBU RAYA 420 63000 20 415 Ambawang 7 KUBU RAYA 490 73500 20 416 Ambawang 8 KUBU RAYA 560 84000 20 417 Kapuas-Penepat-Biong-Durian 5 KUBU RAYA 350 52500 15 318 Durian 22 KUBU RAYA 1540 231000 55 1119 Durian 14 KUBU RAYA 980 147000 35 720 Durian 21 KUBU RAYA 1470 220500 55 1121 Durian 21 KUBU RAYA 1470 220500 55 1122 Kapuas-Penepat-Biong 10 KUBU RAYA 700 105000 25 5