Bab III Alk Minggu 4
Transcript of Bab III Alk Minggu 4
BAB III ANALISIS LAPORAN KEUANGAN: TEKNIK-TEKNIK DASAR
1. Tehnik-tehnik Cross-sectional
a. Common-Size Statemens : membandingkan laporan keuangan perusahaan
yang berbeda ukurannya berdasarkan persentase tertentu. Analisis Common
Size adalah analisis dengan pembacaan data-data keuangan untuk beberapa
periode (untuk mencari trend-trend tertentu). Analisis common size disusun
dengan cara menghitung tiap-tiap rekening dalam laporan laba-rugi dan
neraca menjadi proporsi dari total penjualan (untuk laporan laba-rugi) atau
dari total aktiva (untuk neraca).
Analisis common size perusahaan dianalisa dengan melihat trend yang
muncul.
Analisis common size perusahaan selanjutnya dibandingkan dengan analisis
common size industri untuk melihat kekuatan dan kelemahan perusahaan.
Untuk kekuatan akan diupayakan untuk dipertahankan sedang kelemahan
diupayakan untuk diperbaiki. Laporan dengan prosentase per komponen
menunjukan prosentase dari total aktiva yang telah diinvestasikan dalam
masing-masing jenis aktiva. Dengan mempelajari laporandengan prosentase
ini dan memperbandingkan dengan rata-rata industri sebagai keseluruhan dari
perusahaan yang sejenis, akan dapat diketahui apakah investasi kita dalam
suatu aktiva melebihi batas-batas yang umum berlaku (over investment) atau
justru masih terlalu kecil (under investment), dengan demikian untuk periode
berikutnya kita dapat mengambil kebijaksanaan-kebijaksanaan yang perlu,
agar investasi kita dalam suatu aktiva tidak terlalu kecil ataupun terlalu besar.
Laporan dengan cara ini juga menunjukan distribusi daripada hutang dan
modal, jadi menunjukan sumber-sumber darimana dana yang diinvestasikan
pada aktiva tersebut. Studi tentang ini akan menunjukan sumber mana yang
merupakan sumber pokok pembelanjaan perusahaan, juga akan menunjukan
seberapa jauh perusahaan menggunakan kemampuannya untuk memperoleh
kredit dari pihak luar, karena dari itu juga dapat diduga/diketahui berapa
besarnya margin of safety yang dimiliki oleh para kreditur. Prosentase per
komponen yang terdapat pada neraca akan merupakan prosentase per
komponen terhadap total aktiva, sehingga perbandingan secara horizontal dari
tahun ketahunnya akan menunjukan trend daripada hubungan (trend of
relationship), dan tidak menunjukan ada tidaknya perubahan secara absolut.
Perubahan ini dapat dilihat kalau dikembalikan pada data absolutnya. Jadi
1
perubahan dari tahun ke tahun tidak menunjukan secara pasti adanya
perubahan dalam data absolut. Laporan dalam prosentase per komponen
dalam hubungannya dengan laporan rugi-laba menunjukan jumlah atau
prosentase dari penjualan netto atau net sales yang diserap tiap -tiap individu
biaya dan prosentase yang masih tersedia untuk income. Oleh karena itu
Common Size percentage analysis banyak digunakan oleh perusahaan
dalamhubungannya dengan income statement, karena adanya hubungan yang
erat antara penjualan, harga pokok dan biaya operasi, sedang untuk neraca
tidak banyak digunakan. Dalam laporan prosentase per komponen (Common
Size statement) semua komponenatau pos dihitung prosentasenya dari jumlah
totalnya, tetapi untuk lebih meningkatkanatau menaikan mutu atau kualitas
data maka masing-masing pos atau komponen tersebut tidak hanya prosentase
dari jumlah totalnya tetapi juga dihitung prosentase dari masing-masing
komponen terhadap sub totalnya, misalnya komponen aktiva lancar
dihubungkan atau ditentukan prosentasenya terhadap jumlah aktiva lancar,
komponen hutang lancar terhadap jumlah hutang lancar dan sebagainya
b. Analisis rasio keuangan terdiri dari 7 tekhnik yaitu:
Posisi kas : semakin tinggi posisi kas maka semakin tinggi pula
sumberdaya uang yang tersedia di perusahaan
Liquiditas : kemampuan perusahaan untuk membayar utang jangka
pendek (semakin tinggi tasio liquiditas maka semakin tinggi posisi
liquiditas)
Modal kerja/arus kas : semakin tinggi rasionya, semakin besar
modal kerja atau arus kas yang dihasilkan perusahaan dalam
operasinya.
Struktur modal : semakin tinggi rasionya maka semakin tinggi pula
aset yang di danai bukan dari pemegang saham.
Debt Sevice Coverage : kemampuan perusahaan untuk membayar
bunga kepada pemberi modal (semakin ginggi rasionya maka semakin
tinggi pula kemampuan perusahaan membayarkan bunga ke pada
pihak luar.
Profitability : kemampuan perusahaan mendapatkan hasil/laba bersih
setelah dikeluarkan biaya.
Turnover : rasio ini menunjukkan berapa kali di back up oleh total
harta
2
2. Teknik-teknik time series
a. trend statements : memilih tahun tertentu sebagai tahun dasar dan
menyatakan nilai tahun berikutnya relatif terhadap tahun dasar, berdasarkan
kesepakatan, bahwa tahun dasar diberi nilai 100. Analisis trend merupakan
suatu metode analisis yang ditujukan untuk melakukan suatu estimasi atau
peramalan pada masa yang akan datang. Untuk melakukan peramalan dengan
baik maka dibutuhkan berbagai macam informasi (data) yang cukup banyak
dan diamati dalam periode waktu yang relatif cukup panjang, sehingga dari
hasil analisis tersebut dapat diketahui sampai berapa besar fluktuasi yang
terjadi dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terhadap perubahan
tersebut. Secara teoristis, dalam analisis time series yang paling menentukan
adalah kualitas atau keakuratan dari informasi atau data-data yang diperoleh
serta waktu atau periode dari data-data tersebut dikumpulkan. Analisis trend
juga dapat diartikan sebagai analisis laporan keuangan yang biasanya
dinyatakan dalam presentase terterntu. Dalam analisis trend perbandingan
analisis dapat dilakukan dengan menggunakan analisis horizontal atau
dinamis. Data yang digunakan adalah data tahunan atau periode yang
digunakan biasanya hanya dua atau tiga periode saja. Hal ini disebabkan
karena jika lebih dari tiga periode, akan mengalami kesulitan untuk
menganalisanya lebih cepat. Data keuangan yang digunakan untuk
mengadakan analisis trend dengan presentase adalah data yang paling awal.
Kemudian data tersebut dibandingkan dengan data selanjutnya. Artinya data
paling awal dianggap sebagai tahun dasar sebagai awal perhitungan. Data
awal tahun yang dianalisis dianggap data normal diantara tahun yang akan
dianalisis
b. Analisis rasio keuangan : tekhnik lain yang digunakan dalam rasio
keuangan.
c. Ukuran variabilitas : rasio tertinggi dikurang rasio terendah dibagi
rasio keuangan rata-rata
3. Menggabungkan Laporan Keuangan dengan Informasi Laporan non
Keuangan.
a. informasi pasar produksi
b. informasi pasar modal
3
BAB VI Analisis Cross-Sectional Terhadap Informasi Laporan Keuangan.
Analisis cross-sectional digunakan untuk:
o Penilaian merger atau akusisi
o Penilaian kinerja manajemen dan kompensasi eksekutif
o Prediksi keuangan dan
o Keputusan kebijakan publik mengenai kelebihan laba pajak.
Kriteria yang digunakan untuk memilih perbandingan
1) Kesamaan pada sisi penawaran
2) Kesamaan pada sisi permintaan
3) Kesamaan dalam atribut pasar modal
4) Kesamaan dalam kepemilikan legal
Pemilihan yang Aggregate pada Analisis Cross-Sectional
1) Menggunakan ukuran central tendency misalnya median,
ataupun mean;
2) Menggunakan central tendency dan ukuran dispersi
misalnya media dan interquartile range, mean dan standar deviasi;
3) Menggunakan prcentile atau fractile dari distribusi rasio
dan
4) Menggunakan ranking dan rasio masing-masing
perusahaan.
Masalah ketersediaan data pada analisis Cross-Sectional
Banyak masalah yang muncul dari pengumpulan data antara lain:
a. Ketidaktersediaan data
1) entity yang dimiliki oleh perusahaan multiactivity
menyediakan laporan keuangan yang terbatas;
2) entity tidak melaporkan informasi laporan keuangannya ke
publik;
3) entity dimiliki perusahaan asing yang menyediakan laporan
keuangan terbatas.
b. Periode pelaporan yang tidak sinkron
c. Metode akuntansi yang tidak seragam
4
Informasi Line-of-Business (LOB)
A. Insentif dari Perusahaan terhadap Pengungkapan Data LOB
B. Implikasi Perubahan Struktural dan Organisational
Perbandingan-perbandingan Rasio-rasio Keuangan Suatu Industri
Jika distribusi current ratio masing-masing industri sama, maka akan ada sedikit
penyelidikan yang terpisah terhadap deviasi current ratio perusahaan dari rata-rata
industrinya.
Perbandingan Rasio-rasio Keuangan Internasional
1) Perbedaan prinsip-prinsip akuntansi yang diadopsi masing-
masing negara;
2) Perbedaan aturan-aturan perpajakan yang diadopsi masing-
masing negara
3) Perbedaan-perbedaan dalam pendanaan, operasi dan
pengaturan bisnis lainnya pada masing-masing negara;
4) Perbedaan-perbedaan dalam kultur, institusional dan
lingkungan politik masing-masing negara.
BAB VII Analisis Time-Series Terhadap Informasi Laporan Keuangan
o Pentingnya analisis time series adalah untuk :
Permalan
non peramalan (Mengevaluasi kinerja manajemen,
Meneliti dugaan manajemen melakukan manipulasi earning, Merancang suatu
komponen Profit Sharing terhadap program kompensasi eksekutif, eputusan-
keputusan manajemen atas alternatif metode-metode akuntansi, Dugaan
kelebihan profit dilakukan dan menjelaskan sumber-sumber earning yang
dilaporkan, Proses di mana kegiatan bisnis terganggu oleh bencana)
o isu analisis keuangan data time series
- perubahan structural
- perubahan metode akuntansi
- masalah-masalah pengelompokan
akuntansi
o pendekatan analisis time series
beberapa pendekatan yang dapat digunakan yaitu:
1. ekonomik terdiri dari :
analisis faktor kasual (4 kelompok penting dari keputusan manajemen
5
yang dapat mempengaruhi time series 1) Mix of business Decision,
keputusan pendanaan, keputusan operasi perusahaan, dan keputusan
laporan keuangan), seasonality, Analisis Ex Post Versus Analisis Ex
Ante ( memahami apa yang terjadi dan meramalkan apa yang akan
terjadi)
2. visual dan
3. statistic.
o Manajemen Earning, Perataan (Smoothing) dan
Big Bath
Daerah-daerah yang potensi terhadap Investasi
Manajemen
Keabsahan dan Keputusan Perundag-undangan
Big Bath
SUBRAMANYAM
Pelaporan dan analisis laporan keuangan meliputi
a. lingkungan pelaporan keuangan
(laboran keuangan wajib : laboran keuangan, pengumuman laba, dan laboran
wajib lanilla seperti laboran Proxy. Adapun beberapa factor yang
mempengaruhi laboran keuangan wajib: prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku umum, manager, mekanisme pengawasan dan pelaksanaan, sumber
informasi alternatif,
b. sifat dan tujuan akuntansi
keuangan (kualitas informasi yang diinginkan, prinsip-prinsip akuntansi yang
penting: akuntansi akrual, biaya historis dan penilaian wajar, materialitas,
konservatisme. Relevansi dan keterbatasan akuntasi misalanya keterbatasan
informasi laboran keuangan misalnya berhubungan dengan maslah tepat
waktu, frekuensi, orientasi ke masa depan)
c. akrual fondasi akuntansi
keuangan : akuntansi akrual memang tidak sempurna banyak aturan yang
berubah-ubah tetapi maíz lebih baik dari pada arus kas, meskipun begitu
akrual berguna dan penting bagi analisis laboran keuangan. Tetapi arus kas
juga tidak kalah penting.
d. Konsep laba : laba ekonomi, laba
permanen, laba operasi. Laba ekonomi mencakup tidak hanay arus kas
6
Semarang, tetapi juga perubahan atas arus kas mendatang. Laba akuntansi
mempunyai standar akuntansi, mekanisme pengaturan dan insentif manajer.
Adapaun beberapa perbedaan dari keduanya ini terletak pada konsep laba
alternatif, biaya historis, basis transaksi, konservatisme, manjemen laba.
e. Akuntansi penilaian wajar :
konsep teknik penilaian nilai wajar adalah sedekat mungkin dengan harga
pasar. Adapun hal-hal yang harus dipertimbangkan adalah tanggal
pengukurannya, transaksi hipotesis, transaksi berurutan, pengukuran dengan
dasar pasar, harga keluaran. Pengadopsaian akuntansi penilaian wajar
mempunyai implikasi yang berarti bagi analisis laporan keuangan antara lain
merefleksikan informasi sekarang, kriteria pengukuran yang konsisten,
komparabilitas, tidak ada bias konservatif, lebih bermanfaat dalam analisis
ekuitas. Meskipun masih terdapat kelemahan-kelemahan seperti rentan dengan
manupilasi.
f. Pengantar analisis akuntansi:
kebutuhan akan analisis akuntansi disebabkan oleh 2 hal yaitu akuntansi
akrual memperbaiki akuntansi kas dengan mencerminkann akativitas usaha
pada waktu yang lebih tepat. Yang kedua, dibuat untuk berbagai jenis
pemakaian dan kebutuhan akan informasi.
Analisis Cross-Sectional Terhadap Informasi Laporan
Keuangan.Data laporan keuangan sering digunakan dalam model perbandingan, seperti:
a. Aplikasi cross-sectional: perbandingan antara satu entitas dengan entitas lain
pada titik waktu yang sama
b. Aplikasi time-series: perbandingan dari satu entitas pada titik waktu yang
berbeda.
Analisis cross-sectional digunakan di banyak area, misalnya:
1. Analisis penilaian untuk merger atau akuisisi di mana laporan keuangan
perusahaan lain digunakan untuk membuat kesimpulan tentang undervaluation
atau overvaluation dari target perusahaan atau divisi
2. Evaluasi kinerja manajemen dan kompensasi eksekutif di mana satu input
adalah profitabilitas perusahaan dibandingkan dengan tolok ukur perusahaan
yang beroperasi dalam lingkungan kompetitif yang sama
7
3. Prediksi kesulitan keuangan menggunakan model berbasis perusahaan dalam
satu industri
4. Keputusan kebijakan publik tentang kelebihan laba pajak perundang-undangan
di mana satu input adalah profitabilitas perusahaan dalam satu industri
dibandingkan dengan perusahaan dalam industri lain.
Kriteria yang Digunakan Untuk Memilih Perbandingan
Banyak konteks keputusan menggunakan analisis cross-sectional untuk
membandingkan entitas yang "serupa" setidaknya dalam satu atribut. Pendekatan-
pendekatan alternatif untuk mendefinisikan entitas "serupa" diilustrasikan sebagai
berikut:
1. Kesamaan pada sisi penawaran. Perusahaan dapat dikelompokkan atas dasar
kesamaan kepemilikan bahan baku, proses produksi yang serupa, jaringan
distribusi yang mirip, dan sebagainya. Sisi penawaran ini fokus digunakan
dalam skema Enterprise Standard Industrial Classification (SIC) untuk
mendefinisikan industri; faktor utama yang dipertimbangkan adalah "fisik atau
teknologi struktur" dan "homogenitas produksi." Skema The Enterprise SIC
bertujuan untuk mengelompokkan seluruh perusahaan menjadi dua -, tiga-, dan
empat digit industri.
2. Kesamaan pada sisi permintaan. Pendekatan ini menekankan "serupa" dalam hal
produk akhir dan kesamaan persepsi pelanggan terhadap produk substitusi.
Walaupun fokus perbandingan sisi permintaan biasanya adalah pada level
produk, perbandingan dapat dibuat antara perusahaan yang memproduksi
produk serupa. Perbandingan dapat memiliki perspektif jangka pendek atau
perspektif jangka panjang.
3. Kesamaan pada atribut pasar modal. Dari perspektif investasi, saham yang
memiliki atribut yang sama seperti risiko, rasio price-to-earnings, atau
kapitalisasi pasar mungkin menarik.
4. Kesamaan dalam kepemilikan hukum. Manajerial perlu menggunakan analisis
cross-sectional dalam mengalokasikan sumber daya antara anak perusahaan
yang berbeda (atau jalur bisnis). Anak perusahaan tersebut mungkin sangat
beragam dalam karakteristik sisi penawaran dan sisi permintaan karakteristik.
Pilihan-pilihan Agregasi Pada Analisis Cross-Sectional
8
Ketika membandingkan rasio perusahaan, para analis memiliki berbagai pilihan
tentang bagaimana untuk menggabungkan rasio dari perusahaan-perusahaan:
1. Menggunakan satu ringkasan ukuran tendensi sentral, misalnya, median, rata-
rata tertimbang, atau nilai rata-rata tertimbang
2. Menggunakan kedua ukuran tendensi sentral dan ukuran dispersi, misalnya,
median dan kisaran interkuartil (.75 persentil - .25 persentil) atau rata-rata dan
deviasi standar
3. Menggunakan ukuran seperti ringkasan atau fractiles persentil dari distribusi
rasio
4. Menggunakan peringkat dan rasio dari setiap perusahaan.
Masalah Ketersediaan Data Dalam Analisis Cross-Sectional
A. Ketidaktersediaan Data
1. Sebuah masalah yang sering dihadapi adalah bahwa data tidak tersedia untuk
entitas yang menarik. Alasan ketidaktersediaan termasuk:
2. Entitas adalah preusan milik pribadi dan tidak mengumumkan informasi laporan
keuangan.
3. Entitas ini dimiliki oleh sebuah perusahaan asing yang menyediakan
pengungkapan keuangan yang terbatas.
Data Berkenaan Dengan Perusahaan yang Dimiliki Secara Pribadi
Beberapa perusahaan milik pribadi berukuran relatif besar. Di beberapa industri,
perusahaan milik peibadi memegang saham pasar utama. Faktor yang meningkatkan
pentingnya perusahaan menjadi milik pribadi adalah fenomena “going private”.
Sebagian dari perusahaan milik pribadi secara sukarela menerbitkan laporan
keuangan. Motivasi untuk pengungkapan sukarela seperti itu bisa sangat beragam.
Misalnya, perusahaan milik pribadi mungkin akan melakukan perluasan melalui
waralaba, dan setiap calon waralaba dapat menggunakan laporan keuangan yang
dipublikasikan dalam aplikasi pinjaman ke bank-bank, perusahaan asuransi, dan
sebagainya. Motivasi lain yakni bahwa perusahaan milik pribadi merencanakan isu
publik dan berusaha untuk membangun hubungan yang berkelanjutan dengan analis
sekuritas.
B. Periode Pelaporan yang Tidak Sinkron
9
Ada banyak keragaman di seluruh perusahaan dalam tahun fiskal periode pelaporan.
Tidak semua perusahaan menggunakan cutoff akhir bulan untuk tahun fiskal mereka,
dan tidak semua memiliki jumlah yang sama dalam hari kalender di setiap tahun
fiskal. Ketika perusahaan tidak dapat dibandingkan akhir tahun fiskalnya, masalah
dapat muncul dalam membuat kesimpulan mengenai profitabilitas relatif atau ukuran
perusahaan relatif. Dalam beberapa kasus, penyesuaian dapat dilakukan dengan
menempatkan perusahaan dalam tahun fiskal noncomparable ke periode pelaporan
comparable. Kkk
C. Ketidakseragaman Dalam Metode Akuntansi
Dalam banyak perusahaan, keragaman dalam pilihan metode akuntansi akan
dijumpai. Ketidakseragaman metode akuntansi di perusahaan tidak selalu berarti
bahwa laporan keuangan tidak dapat diperbandingkan-berbasis rasio. Namun, jika
seorang analis memutuskan bahwa keseragaman metode akuntansi merupakan yang
diinginkan, maka salah satu dari beberapa pilihan berikut dapat diadopsi:
1. Membatasi sampel hanya perusahaan yang mengadopsi metode akuntansi
seragam
2. Menggunakan informasi yang disediakan perusahaan untuk menyesuaikan
angka-angka yang dilaporkan kepada mereka menggunakan metode alternatif
3. Menggunakan approximating techniques untuk menyesuaikan angka-angka
yang dilaporkan kepada mereka menggunakan metode alternatif.
Dalam beberapa konteks keputusan, ketidakseragaman dalam pilihan metode
akuntansi tidak akan menimbulkan masalah.
Informasi Lini Bisnis (Line-Of-Business)
Pentingnya perusahaan multiactivity berarti bahwa analisis cross-sectional
perusahaan dalam industri-industri tertentu akan sering menggunakan informasi line-
of-business (LOB) yang disajikan dalam laporan tahunan dan interim.
A. Insentif Perusahaan untuk Mengungkapkan Data Line-of-Business
Argumen yang diberikan untuk investor yang biasanya menuntut data LOB berkaitan
dengan penilaian risiko, return, dan prospek pertumbuhan dari masing-masing
aktivitas individual. Jika aktivitas individual berbeda dalam aspek-aspek ini, data
LOB secara potensial dapat menyoroti fakta ini. Tanpa mengabaikan argumen ini,
banyak perusahaan multiactivity menyediakan pengungkapan LOB yang terbatas
10
sebelum dimandatkan oleh badan pengatur. Badan pengatur biasanya telah
mengizinkan perusahaan multiactivity dalam kebijaksanaan menyajikan data LOB.
B. Struktural dan Implikasi Perubahan Organiational
Bila menggunakan data LOB, penting untuk mengenali faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi angka-angka yang dilaporkan. Hal ini termasuk akuisisi, divestasi,
perubahan organisasi, dan perubahan dalam sistem pelaporan internal.
Perbandingan Industri Dari Rasio Keuangan
A. Definisi Industri
Tidak ada satu definisi "industri" yang secara universal diterima. Pendekatan
alternatif mencakup fokus pada satu atau lebih dari atribut berikut:
- Kesamaan dalam penggunaan bahan baku
- Kesamaan dalam proses produksi
- Kesamaan dalam produk akhir seperti yang dirasakan oleh konsumen
- Kesamaan dalam kelompok konsumen akhir
B. Sumber Informasi tentang Perusahaan dalam Industri
Beberapa sumber informasi yang dapat digunakan dalam menentukan perusahaan
yang akan disertakan dalam industri:
1. Diterbitkan coding atau klasifikasi perusahaan ke industri individual.
2. Perusahaan yang disebutkan oleh para analis sekuritas dan sumber-sumber lain
bersaing di pasar yang sama.
3. Hasil dari sebuah proyek di mana perusahaan dikelompokkan ke dalam industri
berdasarkan kesamaan empiris mereka. Teknik seperti analisis faktor dan
analisis cluster dapat digunakan untuk menentukan pengelompokan perusahaan
yang relevan.
C. Bukti Dari Perbedaan Industri
Basis data yang paling komprehensif dari perusahaan-perusahaan AS adalah rekaman
Compustat, yang berfokus pada sisi penawaran serupa dalam pengertian
operasionalisasi industri. 12 rasio keuangan terdiri dari:
1. Kas dan surat berharga / total aset, (C + MS) / TA
2. Aktiva lancar / kewajiban lancar, CA / CL
3. Arus kas dari operasi / penjualan, CFO / S
4. Kewajiban jangka panjang / modal pemegang saham, LTL / SE
11
5. Pendapatan operasional / pembayaran bunga, IO / INA
6. Laba bersih / ekuitas, NI / SE
7. Penjualan / total aktiva, S / TA
8. Penjualan / piutang, S / AR
9. Harga pokok penjualan / persediaan, roda gigi / INV
10. Harga-ke-rasio pendapatan , PE
11. Pembayaran dividen, DIV.PAY
12. Total aset, TA ($ juta)
Perbandingan internasional Terhadap Rasio Keuangan
Dalam banyak situasi, para analis memberi perhatian pada perbandingan laporan
keuangan perusahaan dari berbagai negara. Masalah yang timbul dalam perbandingan
internasional terhadap rasio keuangan meliputi
1. Perbedaan dalam serangkaian prinsip akuntansi yang diterapkan dalam masing-
masing negara
2. Perbedaan dalam peraturan perpajakan yang diadopsi di setiap negara dan
dalam hubungan antara prinsip akuntansi yang digunakan untuk pajak dan
untuk pelaporan keuangan
3. Perbedaan dalam pendanaan, operasi, dan pengaturan bisnis lainnya di setiap
negara
4. Perbedaan dalam budaya, kelembagaan, dan lingkungan politik di setiap negara.
Beberapa Komentar Umum
1. Studi kecil telah menyajikan bukti-bukti empiris yang berkaitan dengan
homogenitas perusahaan diklasifikasikan ke dalam kelompok industri yang
berbeda. Sudarsanam dan Taffler (1984) memeriksa sampel dari 250
perusahaan Inggris yang masing-masing diklasifikasikan ke dalam salah satu
dari 14 kode dari sistem (London) Stock Exchange Industrial Classification
(SEIC). Penelitian tersebut merupakan isu penting dari homogenitas perusahaan
diklasifikasikan ke dalam kelompok industri yang berbeda. Mengadopsi
pendekatan yang dapat diperluas menggunakan skema pengkodean industri
alternatif, tambahan variabel independen, dan teknik-teknik klasifikasi selain
analisis diskriminan.
2. Banyak penulis telah berusaha untuk menjelaskan perbedaan dalam ukuran
profitabilitas akuntansi baik dengan asumsi kepastian atau asumsi pasar yang
sempurna. Dalam asumsi kepastian, Stigler (1963) menghipotesiskan bahwa
12
perbedaan dalam tingkat return akuntansi dapat dijelaskan oleh perbedaan
dalam risiko bisnis. Bowman (1980) meneliti korelasi antara rata-rata return on
equity (ROE) dan varians dari ROE untuk 387 perusahaan dari 11 industri di
periode 1972-1976. Marsh dan Swanson (1984) menguji kembali isu-isu ini
dalam 13 industri selama periode 1963-1981. Weiss (1971) mensurvei lebih
dari 30 penelitian dari era 1950-an dan 1960-an; banyak laporan yang
signifikan (walaupun kecil) yakni hubungan positif antara profitabilitas dan
konsentrasi industri. Ravenscraft (1983) melaporkan bahwa "variabel-variabel
yang paling penting merupakan pengaruh positif dari pemanfaatan kapasitas
lebih tinggi dan pertumbuhan industri, dengan pengaruh positif pangsa pasar".
3. Faktor-faktor penentu profitabilitas antar industri dan antar perusahaan juga
menjadi fokus penelitian dalam strategi bisnis dan literatur pemasaran. Buzzell,
Gale, dan Sultan (1975) menguji basis data PIM (profit impact of market
strategies), yang meliputi informasi profitabilitas pada setiap "unit bisnis"
perusahaan. Saat ini, belum ada teori yang berkembang dengan baik mengenai
bagaimana variabel seperti periklanan, struktur biaya, pangsa pasar, dan
kualitas produk mempengaruhi profitabilitas.
4. Adanya perbedaan yang cukup besar dalam leverage keuangan industri diukur
dengan kewajiban jangka panjang-pada rasio ekuitas pemegang saham
dibuktikan oleh Bowen, Daley, dan Huber (1982) dan Bradley, Jarrel, dan Kim
(1984). Penjelasan untuk perbedaan ini meliputi:
- Pajak dan Biaya Kepailitan
- Sinyal Manajerial
- Kunci Kepribadian
Sedikit kemajuan telah dicapai dalam pengujian validitas deskriptif dan penjelasan
lain. Myers (1984) menemukan bahwa pengguna laporan keuangan memiliki sedikit
teori yang dapat diandalkan untuk menjelaskan perbedaan cross-sectional perusahaan
di dalam struktur modal mereka atau rasio kepentingan.
Analisis Time-Series Terhadap Informasi Laporan
KeuanganBab ini membahas masalah yang berkaitan dengan penjelasan perilaku sepanjang
waktu dari financial series seperti laba, penjualan, dan return to equity. Topik ini
penting karena peramalan memiliki peranan penting dalam konteks pengambilan
keputusan, seperti model penilaian ekuitas digunakan dalam keputusan investasi dan
13
pendekatan penilaian digunakan dalam keputusan akuisisi. Ramalan berdasarkan
analisis time-series merupakan sumber data yang penting dalam pengambilan
keputusan. Analisis time-series juga penting dalam evaluasi lanjutan dari ramalan dan
dalam revisi dari model yang digunakan dalam peramalan.
Analisis time-series juga penting dalam berbagai konteks non-peramalan
seperti:
1. Evaluasi kinerja manajemen dimana yang menjadi perhatian penting adalah
persentase perubahan laba yang disebabkan karena faktor-faktor berorientasi
non-perusahaan.
2. Menguji dugaan bahwa manajemen “memanipulasi” laba untuk menghindari
pelanggaran persyaratan hutang dalam perjanjian pinjaman bank.
3. Mendesain komponen “profit sharing” dari rencana kompensasi eksekutif
dimana perhatian utama adalah sharing risiko antara manajemen dengan pihak-
pihak lain yang berhubungan dengan perusahaan.
4. Keputusan manajemen dalam metode akuntansi alternatif dimana faktor penting
adalah variabiliats time-series dalam laba yang dilaporkan.
5. Litigasi dimana dugaan kelebihan laba dibuat dan perhatian utama adalah
menjelaskan sumber laba yang dilaporkan.
6. Litigasi dimana operasi bisnis diganggu oleh kebakaran atau pemogokan dan
estimasi laba harus dibuat yang terjadi “secara normal”.
Masalah-masalah dalam Menganalisis Data Keuangan Time-Series
A. Masalah perubahan struktural
Suatu time-series bersifat statis ketika properti statistik (seperti mean dan varian)
pasti konstan sepanjang waktu. Perubahan struktural bisa menyebabkan asumsi ini
menjadi validitas yang dipertanyakan. Perubahan struktural bisa dihasilkan dari
faktor-faktor seperti: (1) perubahan karena deregulasi pemerintah, (2) perubahan
dalam kompetisi, baik dari produk lain atau dari perusahaan baru, (3) pengembangan
teknologi yang secara substansial mengubah hubungan biaya-volume-laba, (4)
akuisisi atau divestitures.
Ada dua pertimbangan yang mengimbangi ketika perubahan struktural. Untuk
efisiensi estimasi, diperlukan ukuran sampel yang besar. Dalam time-series, ini
berarti kembali ke periode waktu yang lama. Analisis visual akan sering
mengidentifikasi kemungkinan masalah perubahan struktural. Analisis statistik bisa
14
digunakan untuk menguji secara formal persamaan varian subperiode dari seri yang
diuji.
B. Perubahan metode akuntansi
Periode waktu yang digunakan dalam model data akuntansi time-series biasanya
memiliki rentang dari 10 sampai 50 tahun untuk data tahunan dan 5 sampai 15 tahun
untuk data interim. Perubahan akuntansi yang dimaksud disini adalah perubahan
sukarela atau diwajibkan oleh badan regulator. Opsi yang tersedia dalam analisis
time-series ketika terjadi perubahan akuntansi adalah sebagai berikut:
1. Opsi satu: jangan membuat suatu penyesuaian pada asumsi bahwa perubahan
bersifat immaterial atau bahwa perubahan tersebut merupakan suatu respon
tepat oleh manajemen terhadap perubahan dalam lingkungan bisnis yang
melandasi.
2. Opsi dua: menyimpan semua pengamatan dalam time-series, namun membuat
penyesuaian sehingga suatu kumpulan aturan akuntansi secara konsisten
digunakan pada time-series.
3. Opsi tiga: hanya menguji pengamatan dalam time-series yang berasal dari
metode akuntansi yang sama. Opsi ini bisa dihasilkan hanya satu tahun
pengamatan jika terdapat perubahan berulang yang diwajibkan oleh badan
regulator atau secara sukarela dibuat oleh manajemen.
C. Masalah klasifikasi akuntansi
Perusahaan memiliki fleksibelitas yang bisa dipertimbangkan pada waktu dari
beberapa kejadian dan dalam klasifikasi yang digunakan untuk menyajikan kejadian
tersebut dalam laporan keuangan. Seorang analis mungkin berharap mengadopsi
bentuk yang berbeda dari waktu atau klasifikasi kejadian dari yang disajikan dalam
laporan keuangan.
D. Perlakuan pengamatan ekstrem
Alat-alat time-series terdiri dari stationarity, differencing, submartingales,
martingales, random walk, fungsi autokorelasi, dan variasi sampel dan identifikasi
model. Alat-alat ini bisa sangat sensitif pada pengamatan ekstrem yang bisa terjadi
dengan financial series seperti laba bersih dan laba bersih pada ekuitas pemegang
saham. Secara empiris, pengamatan ekstrim lebih mungkin menjadi negatif daripada
positif.
15
Pendekatan-pendekatan Analisis Time-Series
Paling tidak ada tiga pendekatan untuk menganalisis data time-series yang bisa
digunakan:
1. Ekonomi. Ini bisa melibatkan hipotesis ex ante mengenai bentuk sistematis
yang diharapkan dalam data time-series dan analisis ex post faktor-faktor
kausal yang melandasi perilaku time-series.
2. Visual. Ini melibatkan plotting data dan selanjutnya mengkaji secara visual plot
untuk suatu bentuk sistematis.
3. Statistical. Ini melibatkan penggunaan alat statistik seperti suatu
autokorelagram untuk mendeteksi bentuk sistematis dalam data.
Suatu segmen yang cukup besar dari literature bermaksud untuk mengidentifikasi
bentuk statistikal sistematis dalam data keuangan time-series. Bentuk sistematis ini
kemudian dimodel dan bisa dieksploitasi untuk tujuan peramalan. Percobaan kecil
dibuat untuk memberikan suatu rasionalitas ekonomi untuk model statistik yang diuji.
Analisis Ekonomi dari Data Time-Series
A. Analisis Faktor Kausal
Empat kategori penting keputusan manajemen yang bisa mempengaruhi time-series
dari angka-angka laporan keuangan yang dilaporkan adalah: (1) keputusan gabungan
bisnis, (2) keputusan pendanaan, (3) keputusan operasional, dan (4) keputusan
pelaporan keuangan. Percobaan dalam laporan tahunan untuk mengukur secara detail
dampak relatif dari setiap faktor-faktor terdahulu (dan kemungkinan lain) adalah
jarang.
B. Seasonality
Ketidakpahaman mengenai faktor-faktor yang melandasi angka-angka laporan
keuangan yang dilaporkan, bisa mempermudah penarikan kesimpulan dari angka-
angka tersebut. Sebagai ilustrasi, asumsikan seorang analis mengamati bukti kuat dari
bentuk musiman dalam laba interim yang dilaporkan dan penjualan perusahaan.
Kemungkinan sumber-sumber dari bentuk musiman ini adalah: (1) pengaruh tanggal
kejadian, (2) pengaruh cuaca, dan (3) pengaruh siklus pelaporan. Dua teori
perhitungan laba bersih interim dengan seasonality yang berlawanan adalah teori
integral dan teori terpisah. Pada teori integral, setiap periode interim diperlakukan
sebagai suatu bagian integral dari tahun fiskal. Ramalan dibuat pada awal tahun fiskal
16
dan biaya-biaya dialokasikan berdasarkan prediksi (atau aktual) penjualan setiap
periode interim. Pada teori terpisah, setiap periode interim diperlakukan sebagai
periode pelaporan independen. Pengeluaran yang dikeluarkan selama periode interim
dicatat sebagai biaya periode tersebut.
C. Analisis ex post versus analisis ex ante
Ketika mencoba mengikuti faktor-faktor, sangat berguna untuk membedakan antara
analisis ex post (memahami apa yang terjadi) dengan analisis ex ante (meramalkan
apa yang akan terjadi). Ketika analis menghadapi ketidakpastian mengenai
bagaimana faktor-faktor kausal berinteraksi, secara khusus nilai aktual faktor-faktor
kausal akan tersedia dalam analisis ex post. Sebaliknya, nilai aktual dari faktor-faktor
kausal tidak akan tersedia dalam konteks ex ante.
Manajemen Laba, Perataan, dan Big Bath
Perspektif umum dalam laporan keuangan adalah perilaku manajamen “mengelola”
atau “meratakan” laba yang dilaporkan pada suatu waktu. Pada satu tingkatan,
laporan ini sulit untuk diungkapkan, namun pada tingkatan lain laporan manajemen
laba atau perataan laba lebih mudah diketahui.
A. Area intervensi manajemen potensial
Terdapat banyak area dimana manajemen bisa secara sengaja menyajikan secara
salah waktu, jumlah, atau maksud dari transaksi atau kejadian dalam laporan
keuangan. Misalnya yang berhubungan dengan penjualan (waktu faktur, pesanan
palsu, penurunan mutu produk), dan berhubungan dengan biaya (membagi faktur,
mencatat pemabayaran dimuka sebagai biaya). Manajemen juga bisa menggunakan
transaksi substantive untuk mempengaruhi angka-angka laporan keuangan yang
dilaporkan, misalnya biaya riset dan pengembangan atau anggaran eksplorasi.
B. Keputusan hukum dan regulator
Terdapat area abu-abu antara manajemen laba yang ekstrim (melalui praktik bisnis)
dan manipulasi laba (melalui cooking the book/paper entrepreneurialism). Suatu
analisis yudisial dan keputusan regulator adalah salah satu cara untuk memperoleh
wawasan dalam praktik, yang beberapa pihak melihat sebagai bagian luar dari area
abu-abu dan dalam area cooking the books.
17
C. Big Bath
Satu fenomena yang berhubungan dengan manajemen laba disebut dalam beberapa
label seperti big bath, clean sweep, clearing the decks, dan housekeeping. Tema yang
melandasinya adalah pada saat manajemen menghadapi tahun kerugian, langkah
tambahan diambil untuk menambah magnitude kerugian. Hasilnya adalah penurunan
besar pada laba yang dilaporkan dan diharapkan suatu peningkatan laba yang akan
dilaporkan pada tahun berikutnya.
Beberapa Komentar Umum
1. Literatur mengenai manipulasi laba atau perataan laba keduanya besar dan
tersebar dalam beberapa publikasi. Literatur ini termasuk: (a) artikel dalam
koran keuangan (“Slick Accounting Ploys Help Many Companies Improve
Their Income: By Proper or Improper Means, They “Manage” Earnings for the
Desired Effect”; “Manipulating Profits: How It’s Done”), (b) studi kasus
individu yang menguji akun-akun keuangan perusahaan selama periode
pengujian, (c) studi riset empiris yang menguji banyak sampel perusahaan yang
menguji hipotesis dimana manajemen mencoba untuk meratakan laba yang
dilaporkan.
Beragam motivasi dari perilaku manipulasi laba atau perataan laba telah diungkapkan
misalnya: (1) untuk mempromosikan suatu persepsi ekstenal bahwa perusahaan
memiliki risiko yang rendah, (2) untuk menyampaikan informasi yang relevan dengan
prediksi laba masa depan, (3) untuk memelihara kepuasan hubungan industrial, (4)
untuk meminimalkan pajak, (5) untuk mempromosikan suatu persepsi eksternal
mengenai kompentensi manajemen, dan (6) untuk meningkatkan pembayaran
kompensasi manajemen.
18
19