BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - banjarnegarakab.go.id .pdf · sebelumnya yaitu 2 dokumen, sedangkan...
-
Upload
nguyentram -
Category
Documents
-
view
225 -
download
0
Transcript of BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - banjarnegarakab.go.id .pdf · sebelumnya yaitu 2 dokumen, sedangkan...
BAB III Akuntabilitas Kinerja
87 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Dalam Tahun Anggaran 2013, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara telah
menetapkan 51 (lima puluh satu) sasaran yang akan dicapai. Ke-51 sasaran tersebut
selanjutnya diukur dengan 345 (tiga ratus empat puluh lima) indikator kinerja. Realisasi
sampai akhir Tahun 2013 menunjukkan sebanyak 43 (empat puluh tiga) sasaran yang
telah dicapai dengan hasil memuaskan, sebanyak 2 (dua) sasaran yang dicapai dengan
hasil sangat baik, 3 (tiga) sasaran dengan hasil baik sedangkan 3 (tiga) sasaran dengan
hasil cukup.
MISI 1 : MEWUJUDKAN PENINGKATAN KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT MELALUI PEMBANGUNAN BERBASIS PERTANIAN DAN POTENSI LOKAL LAINNYA YANG BERDAYA SAING
Pada Misi ini sampai akhir tahun 2013 menunjukkan bahwa sebanyak 8
(delapan) sasaran telah dapat tercapai dengan hasil baik, sedangkan 6 (enam) sasaran
belum dapat dicapai target kinerjanya.
Ketidakberhasilan pencapaian sasaran, disebabkan oleh :
1. Pada indikator Ketersediaan informasi pasokan, harga dan akses pangan di daerah
karena pelaksanaan survey harga pangan pokok secara berkala baru dilakukan pada
6 pasar utama sedangkan seharusnya dilakukan pada 10 pasar utama sehingga
belum memberikan informasi yang maksimal mengenai keadaan harga yang
terjangkau daya beli masyarakat di sejumlah daerah.
2. Pada indikator Ketersediaan cadangan pangan karena Kabupaten Banjarnegara
belum memiliki cadangan pangan pemerintah sehingga perhitungannya masih
menggunakan cadangan pangan yang ada di masyarakat atau lumbung-lumbung
pangan masyarakat yang masih aktif. Sedangkan pada tahun 2013 ditargetkan
adanya pengisian lumbung pangan dengan gabah untuk 12 lumbung pangan namun
karena gagal lelang menyebabkan ke 12 lumbung tersebut tidak terisi.
3. Pada indikator Stabilisasi harga dan pasokan pangan karena survey harga pangan
pokok yang dilaksanakan di 6 pasar utama pada waktu Hari Keagamaan Besar
BAB III Akuntabilitas Kinerja
88 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Nasional (HKBN) baru 4 pasar utama yang disurvey harga pokoknya dan belum
semua bahan pangan pokok dapat disurvey.
4. Pada indikator Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan karena belum semua
sampel makanan baik pangan olahan dan pangan segar dapat diuji di laboratorium.
Pada tahun 2013 baru 12 sampel makanan yang diindikasikan mengandung bahan
makanan yang berbahaya diujikan di laboratorium.
5. Pada indikator Penanganan Kerawanan Pangan karena peta rawan pangan baru
memotret sampai tingkat kecamatan dan 1 desa di kecamatan tersebut sehingga
belum sampai ke desa-desa yang berada dalam peta rawan pangan.
6. Pada indikator Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan & Hortikultura dan Nilai Tukar
Petani Peternakan karena pengaruh teknis maupun non teknis. Pengaruh teknis
disebabkan oleh kualitas dan kuantitas produk pertanian sedangkan pengaruh non
teknis lebih banyak disebabkan oleh faktor harga baik harga sarana produksi, harga
produk dan harga produk olahan. Faktor harga biasanya dipengaruhi oleh perilaku
pasar maupun kebijakan pemerintah seperti kebijakan impor komoditas pertanian
yang akan mempengaruhi harga produk pertanian.
7. Pada indikator peningkatan populasi ternak sapi, kambing dan domba disebabkan
beberapa hal, yaitu :
Harga ternak hidup yang berfluktuasi menyebabkan peternak tidak memiliki
kepastian harga. Kondisi ini menyebabkan minat peternak untuk beternak
menurun.
Pada saat harga ternak hidup dirasa tinggi peternak banyak yang menjual
ternaknya, namun harga ternak hidup yang cenderung terus naik menyebabkan
peternak tidak mampu lagi membeli ternak kembali untuk dipelihara.
Keterbatasan kemampuan memelihara ternak oleh peternak sehingga skala usaha
peternakan cenderung tetap atau bahkan mengalami penurunan.
Khusus untuk ternak sapi penurunan populasi juga diakibatkan perubahan
metode penghitungan yang digunakan pada saat melaksanakan sensus pada
tahun 2012.
8. Pada indikator persentase Keberhasilan Inseminasi Buatan karena ditargetkan
70,56% namun baru terealisasi 70,15% sehingga baru tercapai 99,42%.
9. Pada indikator produksi perikanan budidaya karena adanya serangan beberapa
penyakit pada ikan terutama ikan gurameh dan nila yang menyerang beberapa
BAB III Akuntabilitas Kinerja
89 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
kolam milik pembudidaya ikan, cuaca ekstrim yang terjadi pada beberapa bulan di
tahun 2013 menyebabkan kondisi ikan kurang berkembang, dan beberapa kolam
di Balai Benih Ikan mengalami kerusakan dan belum dapat difungsikan
sebagaimana mestinya, serta kualitas air untuk kolam yang berasal dari irigasi
kurang menjamin produksi optimal.
10. Pada indikator Cakupan bina kelompok pembudidaya ikan karena ditargetkan
20,73% namun baru terealisasi 14,83% sehingga baru tercapai 91,06%.
11. Pada indikator Jumlah Badan Perkreditan Rakyat/Lembaga Keuangan Mikro karena
adanya proses pengajuan perubahan regulasi dan kebijakan penambahan/
pembukaan BPR dari yang berwenang.
12. Pada indikator Jumlah bank karena Pemerintah Kabupaten Banjarnegara tidak
memiliki akses pengendalian, pendirian lembaga perbankan dan pembukaan cabang
perbankan baru dan yang ada hanya pelayanan terhadap pendaftaran izin
operasional lembaga keuangan/perbankan.
13. Pada indikator Rehabilitasi hutan dan lahan kritis karena pada tahun 2013 telah
terbit Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 09 Tahun 2013 yang menyebutkan
bahwa jumlah tanaman untuk merehabilitasi lahan per hektar adalah 700 batang,
sedangkan sebelumnya adalah 400 batang/Ha, sehingga meskipun jumlah
tanaman lebih banyak tetapi lahan yang direhabilitasi lebih sempit.
14. Pada indikator Kerusakan hutan menunjukan penambahan areal setiap tahunnya
dan pada tahun 2013 terdapat penambahan 0,01% yang terjadi di kawasan hutan
negara di Desa Penawaren Kecamatan Sigaluh seluas 188 Ha akibat penebangan
tidak menggunakan prosedur yang benar (SOP).
15. Pada indikator Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB ditargetkan 0,66%
namun baru terealisasi 0,62% sehingga baru tercapai 93,94%. Produksi beberapa
komoditas kehutanan baik kayu maupun bukan kayu mengalami penurunan
sehingga tidak memberikan hasil maksimal.
MISI 2 : MEWUJUDKAN PENYELENGGARAAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK
Pada Misi ini sampai akhir tahun 2013 menunjukkan bahwa sebanyak 5 (lima)
sasaran telah dapat tercapai dengan hasil baik, sedangkan 3 (tiga) sasaran belum dapat
dicapai target kinerjanya.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
90 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Ketidakberhasilan pencapaian sasaran ini disebabkan oleh:
1) Untuk indikator Rasio penanganan pelanggaran disiplin aparatur menurun dari
69,23 % menjadi 64 ,61 % disebabkan masalah disiplin banyak diselesaikan di SKPD
yang bersangkutan, sehingga tidak sampai ke SKPD yang berwenang (BKD), artinya
telah terjadi peningkatan pemahaman aturan penanganan disiplin PNS di Kabupaten
Banjarnegara;
2) Indikator Laju Pertumbuhan Ekonomi, Laju inflasi kabupaten, PDRB Per Kapita,
Indeks Ketimpangan Williamson (Indeks Ketimpangan Regional) masih sangat
sementara dari Tim bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik;
3) Indikator Indeks Ketimpangan Wiliamson (Indeks Ketimpangan Regional) belum ada
realisasinya disebabkan untuk menghitung indeks ketimpangan Wiliamson harus sudah
ada data PDRB per kecamatan dan sampai saat ini data PDRB belum terkumpul
semua;
4) Untuk indikator tesedianya dokumen perencanaan RKPD yang ditetapkan dengan
PERKADA hanya tercapai 50% dari yang ditargetkan. Hal ini disebabkan dari target
yang ditetapkan di RPJMD merupakan akumulasi jumlah dokumen dari tahun
sebelumnya yaitu 2 dokumen, sedangkan capaian 1 dokumen untuk tahun ini;
5) Target penyelesaian TLHP Inspektorat Provinsi Jawa Tengah telah terlampaui pada
tahun 2011 dan 2012, akan tetapi pada tahun ini tidak tercapai. Hal ini disebabkan
adanya Laporan Hasil Pemeriksaan dari Inspektorat Provinsi Jawa Tengah yang baru
disampaikan pada akhir tahun 2013, sehingga belum semua rekomendasi terselesaikan;
6) Untuk Persentase ketepatan waktu SKPD dalam penyampaian laporan kinerja (LAKIP
dan TAPKIN) dari 55 SKPD yang melaporkan, baru 53 telah melporkan tepat waktu
sehingga belum mencapai target;
7) Untuk Pembinaan Pelayanan Publik dari 15 SKPD yang ditargetkan hanya 8 SKPD
yang terealisasi, hal ini disebabkan SKPD yang dibina hanya SKPD yang akan
mengikuti Lomba Pelayanan Publik yaitu SMK Negeri 2 Bawang, Puskesmas
Mandiraja I, Puskesmas Wanadadi I, KPMD, RSUD Banjarnegara, KP2T, KPAD dan
Dinhubkominfo;
8) Untuk Rasio bayi berakte kelahiran tidak terealisasi sesuai target karena adanya
kebijakan baru yang memungkinkan bayi yang berumur 1 tahun ke atas pembuatan
aktenya tidak melalui proses sidang, hal ini menyebabkan masyarakat menunda
pembuatan akte untuk bayi yang baru lahir;
BAB III Akuntabilitas Kinerja
91 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
9) Pada indikator Pameran Expo mengalami penurunan capaian dari target yang
ditentukan karena event/kegiatan yang ada hanya 18 undangan yang dapat
dilaksanakan.
MISI 3 : MEWUJUDKAN KONDISI AMAN, DAMAI, DEMOKRATIS DAN RELIGIUS
Pada Misi ini sampai akhir tahun 2013 menunjukkan bahwa sebanyak 1 (satu)
sasaran yang telah dapat tercapai dengan hasil baik, dan 3 (tiga) sasaran belum dapat
dicapai target kinerjanya.
Ketidakberhasilan pencapaian sasaran ini disebabkan oleh:
1) Pada indikator “Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk” mengalami
penurunan dari 0,58 menjadi 0,57 disebabkan ada anggota Satpol PP yang mutasi ke
SKPD lain;
2) Pada indikator kinerja jumlah demonstrasi terealisasi 50% (menggunakan rumus
terbalik) yaitu dari 3 kali yang ditargetkan menjadi 9 kali, hal ini dikarenakan di tahun
2013 dilaksanakan pilkades secara serentak dan terdapat kelompok masyarakat dari
beberapa desa yang tidak puas dengan hasil pilkades sehingga memicu adanya
demontrasi;
3) Jumlah Linmas per Jumlah 10.000 Penduduk mengalami penurunan dari tahun
sebelumnya dikarenakan sulitnya merekrut anggota linmas baru karena masyarakat
kurang berminat menjadi anggota linmas disebabkan tidak adanya kesejahteraan yang
pasti bagi anggota linmas;
4) Rasio Pos kamling per jumlah desa/kelurahan tidak dapat tercapai sesuai target
dikarenakan banyaknya pos kamling yang sudah rusak dan belum di perbaiki karena
tidak adanya stimulus dari pemerintah untuk membangun pos kamling sehingga
mengurangi jumlah pos kamling disetiap desa;
5) Pada indikator pembinaan politik daerah target tidak dapat terealisai sesuai rencana
yaitu hanya terealisasi 40 % dikarenakan target yang ada di RPJMD merupakan angka
kumulatif dari target tahun sebelumnya;
6) Jumlah LSM, ormas dan Parpol yang difasilitasi hanya tercapai 13 ormas/parpol dari
15 ormas/parpol, hal ini dikarenakan salah satu partai politik tidak dapat
mempertanggungjawabkan laporan bantuan tahun 2012 sehingga di tahun 2013 tidak
dapat mengajukan/mencairkan bantuan.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
92 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
MISI 4 : MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN HIDUP YANG BERKELANJUTAN
Pada Misi ini sampai akhir tahun 2013 menunjukkan bahwa sebanyak 8
(delapan) sasaran telah dapat tercapai dengan hasil memuaskan, sedangkan 1 (satu)
sasaran belum dapat dicapai target kinerjanya dengan hasil cukup.
Ketidakberhasilan pencapaian sasaran ini disebabkan oleh:
1) Pada indikator Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik (> 40 km/Jam) dan
indikator Tersedianya jalan yang menghubungkan pusat-pusat kegiatan dalam wilayah
Kabupaten karena peningkatan jalan tidak fokus pada peningkatan jalan kabupaten,
anggaran juga untuk menangani jalan-jalan desa bahkan dukuh. Ada kegiatan
peningkatan jalan yang belum selesai sampai batas waktu yang ditentukan, sehingga
putus kontrak. Dan ada pula kegiatan yang tidak bisa dilaksanakan pada tahun
anggaran 2013 karena waktu pelaksanaan tidak mencukupi.
2) Pada indikator Tersedianya jalan yang menjamin pengguna jalan berkendara dengan
selamat dan indikator Tersedianya jalan yang menjamin kendaraan dapat berjalan
dengan selamat dan nyaman disebabkan karena ada 10 (sepuluh) kegiatan
pemeliharaan jalan yang ditunda pelaksanaannya karena waktu pelaksanaan tidak
mencukupi.
3) Pada indikator Panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase / saluran pembuangan
air (minimal 1,5 m), disebabkan karena tidak semua jalan kabupaten memiliki trotoar
dan drainase.
4) Indikator “Rumah tangga pengguna air bersih dan Rasio rumah tinggal bersanitasi ”,
tidak dapat tercapai karena pembangunan Sumber Air Bersih tidak bisa dilaksanakan
keseluruhannya pada tahun anggaran 2013, dikarenakan waktu pelaksanaannya tidak
mencukupi. Penyedia barang/jasa tidak mengajukan penawaran dengan alasan waktu
pelaksanaan tidak mencukupi dan Harga Perkiraan Sendiri terlalu rendah. Demikian
pula dengan kegiatan pengelolaan sanitasi ditunda pelaksanaannya karena waktu
pelaksanaan tidak mencukupi.
5) Pada indikator Persentase penduduk yang memiliki akses terhadap air minum yang
berkualitas disebabkan karena pada wilayah/daerah tertentu kualitas air kadang
berubah-ubah, dikarenakan kondisi tanah yang tidak stabil atau dekat dengan sumber
pencemaran (kandang, tempat pembuangan sampah, dll), masih banyak terdapat
rumah yang tidak memiliki sanitasi dasar, kondisi sarana sanitasi dasar di masyarakat
BAB III Akuntabilitas Kinerja
93 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
banyak yang masih belum memenuhi syarat, dan perilaku masyarakat masih belum
higienis dan saniter, sehingga berpotensi terjadi penularan penyakit.
6) Pada indikator “Cakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan Sumber Mata Air”,
menurun karena pengadaan bibit teh sejumlah 39.000 batang, pupuk organik 9.750 kg
dan sarana produksi 1 paket tidak dapat direalisasi karena tidak ada rekanan yang
mampu melaksanakan karena ketersediaan bibit teh yang memenuhi spesifikasi teknis
tidak ada.
7) Pada Indikator Tersedianya akses air minum yang aman melalui Sistem Penyediaan
Air Minum dengan jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan terlindungi
dengan kebutuhan pokok minimal 60 liter/orang/hari, indikator tersedianya sistem air
limbah setempat yang memadai, dan indikator Tersedianya sistem air limbah skala
komunitas/ kawasan/ kota dengan tren tetap disebabkan karena pembangunan SAB
tidak bisa dilaksanakan keseluruhannya pada tahun anggaran 2013, karena waktu
pelaksanaannya tidak mencukupi. Penyedia barang/jasa tidak mengajukan penawaran
dengan alasan waktu pelaksanaan tidak mencukupi dan Harga Perkiraan Sendiri terlalu
rendah. Demikian pula dengan kegiatan pengelolaan sanitasi ditunda pelaksanaannya
karena waktu pelaksanaan tidak mencukupi.
MISI 5 : MEWUJUDKAN PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN PRIORITAS PENEGAKAN HUKUM, PENGHARGAAN HAK ASASI MANUSIA, PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
Pada Misi ini sampai akhir tahun 2013 menunjukkan bahwa sebanyak 7 (tujuh)
sasaran telah dapat tercapai dengan hasil baik, sedangkan 5 (lima) sasaran belum dapat
dicapai target kinerjanya.
Ketidakberhasilan pencapaian sasaran ini disebabkan oleh:
1) Indikator angka melek huruf menurun disebabkan oleh tidak adanya fasilitasi tindak
lanjut bagi penduduk buta aksara;
2) Angka melek huruf menurun juga disebabkan karena rendahnya motivasi masyarakat
untuk gemar membaca;
3) Angka partisipasi sekolah tidak dapat terealisasi sesuai target disebabkan belum
meratanya akses pendidikan, khususnya pada jenjang pendidikan menengah. Pendirian
SMA/SMK/MA masih berpusat pada beberapa kecamatan saja;
BAB III Akuntabilitas Kinerja
94 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
4) Indikator kinerja Angka Rata-rata UN SMK menurun disebabkan karena :
a. Tingkat kesulitan setiap mata pelajaran yang diujikan dalam paket soal meningkat;
b. Belum maksimalnya peran serta masyarakat terhadap pelaksanaan Ujian Nasional;
c. Belum maksimalnya SDM Pendidik baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
MISI 6 : MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA MELALUI PENGEMBANGAN SENI BUDAYA, PENGHARGAAN TRADISI DAN KEARIFAN LOKAL
Pada Misi ini sampai akhir tahun 2013 menunjukkan bahwa sebanyak 4 (empat)
sasaran telah dapat tercapai dengan hasil memuaskan, akan tetapi ada beberapa indikator
yang mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, hal ini disebabkan oleh:
1) Pada indikator sarana penyelenggaraan seni dan budaya di tahun 2013 mengalami
penurunan dari 3 buah menjadi 2 buah, hal ini dikarenakan berkurangnya tempat
untuk penyelenggaraan seni dan budaya yang semula terdiri dari alun-alun,
pendopo dan panggung terbuka serulingmas menjadi 2 buah yaitu alun-alun dan
panggung terbuka serulingmas;
2) Pemeliharaan museum Kalilasa yang telah direncakan tidak dapat dilaksanakan
karena ijin dari Badan Pengelola Cagar Budaya selaku pemilik museum belum
keluar;
A. PENGUKURAN KINERJA.
Pengukuran tingkat capaian kinerja Pemerintah Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2013 dilakukan dengan cara membandingkan antara target indikator kinerja
sasaran dengan realisasinya. Rincian tingkat capaian kinerja masing-masing
indikator sasaran tersebut dapat diilustrasikan dalam Lampiran II
Dilihat dari hasil pengukuran kinerja sebagaimana dalam lampiran II secara
umum menunjukkan hasil yang relatif telah mencapai keberhasilan sebagaimana telah
ditetapkan pada Tahun 2013. Namun demikian harus diakui masih terdapat sebagian
target sasaran yang realisasinya belum dapat dicapai dengan sempurna.
Adapun rata-rata capaian kinerja Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun
2013 sebesar 109,28% dengan hasil baik, sebagai berikut :
BAB III Akuntabilitas Kinerja
95 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
NO SASARAN
RATA-RATA
CAPAIAN
(%)
MISI : I
1 Meningkatnya ketahanan pangan 90,98
2 Meningkatnya produksi dan produktivitas pertanian yang
berkualitas
160,97
3 Meningkatnya kesejahteraan Petani 82,29
4 Meningkatnya produksi peternakan 98,41
5 Meningkatnya produksi perikanan 92,69
6
Meningkatnya Produksi dan Produktivitas Perkebunan yang
Berkualitas
168,54
7 Meningkatnya kunjungan wisatawan 109,34
8 Meningkatnya kinerja perdagangan 145,51
9 Meningkatnya kapasitas Koperasi, UMKM dan
kelembagaan ekonomi pedesaan
95,04
10 Meningkatnya jumlah investasi 150,66
11 Meningkatnya kesempatan dan lapangan kerja serta kualitas
dan produktivitas tenaga kerja
94,54
12 Meningkatnya kinerja usaha pelaku industri kecil dan
menengah
117,55
13 Meningkatnya produksi pertambangan dan Energi 114,81
14 Meningkatnya produksi hasil kehutanan 63,74
MISI : II
1 Meningkatnya kualitas SDM aparatur 119,03
2 Tertata dan meningkatnya kualitas perencanaan,
pengendalian dan evaluasi pelaksanaan program, kegiatan
dan anggaran SKPD
82,86
BAB III Akuntabilitas Kinerja
96 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
NO SASARAN RATA-RATA
3 Meningkatnya Kualitas Pengawasan Pelaksanaan
Pembangunan Daerah
108,04
4 Meningkatnya kinerja penyelenggaraan pemerintahan
daerah
173,37
5 Meningkatnya Pengelolaan Pendapatan dan Aset Daerah
serta Meningkatnya Kualitas Laporan Keuangan Daerah
111,97
6 Meningkatnya kualitas pengelolaan kearsipan daerah 100
7 Meningkatnya Kualitas Pelayanan Kependudukan dan
Catatan Sipil
104,19
8 Meningkatnya Kualitas Pelayanan Informasi 96,28
MISI : III
1 Meningkatnya Keamanan dan Ketertiban Lingkungan 90,08
2 Menurunya jumlah korban bencana 68,4
3 Meningkatnya Kualitas Penyelenggaraan Demokrasi 63,34
4 Meningkatnya pemahaman kebangsaan dan norma agama
dalam kehidupan bermasyarakat
100
MISI : IV
1 Meningkatnya sarana infrastruktur yang menunjang iklim
usaha investasi
102,99
2 Meningkatnya sarana dan prasarana perumahan yang
layak huni
137,47
3 Meningkatnya ketersediaan dan kualitas sarana dan
prasarana perhubungan
98,34
4 Meningkatnya Sarana dan Prasarana komunikasi 115,06
5 Meningkatnya daya dukung dan kualitas infrastruktur
Perdesaan
100
6 Meningkatnya penanganan daerah rawan bencana 100
BAB III Akuntabilitas Kinerja
97 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
NO SASARAN RATA-RATA
7 Terwujudnya tata ruang yang selaras dengan arah
pengembangan ekonomi unggulan daerah
100
8 Terkendalinya pencemaran Lingkungan Hidup 94,34
9 Meningkatnya pengelolaan sumber daya energi 58,33
MISI : V
1 Meningkatnya perluasan akses pendidikan dan Partisipasi
masyarakat
92,96
2 Tersedianya akses infrastrukur menuju pusat-pusat
pendidikan
98,60
3 Meningkatnya kualitas tenaga kependidikan 102,49
4 Meningkatnya mutu pendidikan 101,94
5 Meningkatnya minat baca masyarakat 103,85
6 Meningkatnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan bagi
seluruh masyarakat
108,37
7 Berkurangnya penyandang masalah kesejahteraan sosial 66,11
8 Meningkatnya keberdayaan masyarakat desa 100
9 Meningkatnya kualitas kehidupan perempuan dan anak 171,18
10 Meningkatnya kualitas keluarga menuju keluarga sejahtera 94,15
11 Meningkatnya profesionalisme angkatan kerja 86,65
12 Meningkatnya tertib hukum 100
MISI : VI
1 Meningkatnya peran aktif pemuda dalam pembangunan 100
2 Meningkatnya pencapaian prestasi olahraga 308,17
3 Meningkatnya pelestarian seni dan budaya tradisional 129,52
4 Meningkatnya kualitas dan kuantitas bangunan bersejarah 100
BAB III Akuntabilitas Kinerja
98 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
NO SASARAN RATA-RATA
dan cagar budaya
Rata-rata Capaian 109,28
B. ANALISIS CAPAIAN KINERJA
Analisis dan evaluasi capaian kinerja Tahun 2013 Pemerintah Kabupaten
Banjarnegara dapat dijelaskan, sebagai berikut:
MISI 1 : MEWUJUDKAN PENINGKATAN KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT MELALUI PEMBANGUNAN BERBASIS PERTANIAN DAN POTENSI LOKAL LAINNYA YANG BERDAYA SAING
Analisis dan evaluasi capaian kinerja Tahun 2013 Pemerintah Kabupaten
Banjarnegara, dapat dijelaskan sebagai berikut :
Sasaran 1 : Meningkatnya Ketahanan Pangan
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 9 (sembilan) indikator kinerja.
Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan
sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi %
1. Regulasi ketahanan pangan Ada Ada 100
2. Ketersediaan pangan utama 116,23 119,43 102,75
3. Pencapaian skor Pola Pangan
Harapan (PPH)
86 % 86,3 % 100,35
4. Ketersediaan energi dan
protein per kapita
70 % 90,5 % 129,29
5. Ketersediaan informasi
pasokan, harga dan akses
pangan di daerah
70 % 65 % 92,86
6. Ketersediaan cadangan
pangan
40 % 25,3 % 63,25
7. Stabilisasi harga dan pasokan 70 % 65 % 92,86
BAB III Akuntabilitas Kinerja
99 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator Kinerja Target Realisasi %
pangan
8. Pengawasan dan pembinaan
keamanan pangan
60 % 45 % 75
9. Penanganan Kerawanan
Pangan
40 % 25 % 62,5
Rata-rata Capaian 90,98
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah
tercapai dengan rata-rata capaian 90,98%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan
untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
Sasaran ini dicapai melalui 2 (dua) program, yaitu: Program Peningkatan
Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan) dan Program Peningkatan Produksi
Pertanian/ Perkebunan, yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 11 (sebelas)
kegiatan, dengan rincian sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran “ Regulasi ketahanan pangan ” dan ” Ketersediaan
pangan utama”, dicapai melalui Program Peningkatan Ketahanan Pangan
(Pertanian/Perkebunan), dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa :
- Terselenggaranya Rakor Dewan Ketahanan Pangan (DKP) 1 kali
Indikator kinerja sasaran “Pencapaian skor Pola Pangan Harapan (PPH)” dan
“Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan”, dicapai melalui 2 (dua) program yaitu
Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan) dan Program
Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan, dengan 6 (enam) kegiatan yang outputnya
berupa :
- Terselenggaranya survey pola pangan masyarakat Banjarnegara 1 kali
- Terselenggaranya pemanfaatan pekarangan untuk penyediaan bahan
pangan dan penganekaragaman konsumsi pangan
7 kecamatan
dengan 4 sekolah
- Terselenggaranya pelatihan olahan pangan, lomba cipta menu dan
bantuan bibit tanaman untuk penganekaragaman pangan
1 kali
- Terselenggaranya peringatan hari pangan sedunia 1 kali
- Terselenggaranya sosialisasi dan bantuan kepada kelompok wanita
tani
20 KWT
- Terselenggaranya pembinaan pasca panen dan pengolahan hasil 60 orang
BAB III Akuntabilitas Kinerja
100 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
pertanian
Indikator kinerja sasaran “Ketersediaan energi dan protein per kapita” dan
“Ketersediaan cadangan pangan”, dicapai melalui Program Peningkatan Ketahanan
Pangan (Pertanian/Perkebunan), dengan 2 (dua) kegiatan yang outputnya berupa :
- Tersedianya Buku Data Base produksi pangan 1 buku
- Sosialisasi dan pemberian bantuan gabah sebanyak 36.000 kg 12 lumbung pangan/ LPMD
Indikator kinerja sasaran “Ketersediaan informasi pasokan, harga dan akses
pangan“ dan “Stabilisasi harga dan pasokan pangan”, dicapai melalui Program
Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan), dengan 1 (satu) kegiatan yang
outputnya berupa:
- Terlaksananya survey harga dan pasokan pangan 6 pasar utama
Indikator kinerja sasaran “Penanganan Kerawanan Pangan”, dicapai melalui
Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan), dengan 4 (empat)
kegiatan yang outputnya berupa :
- Terselenggaranya sosialisasi dan bantuan berupa bibit
tanaman buah, sayuran, ternak dan ikan
100 KK miskin
- Sosialisasi program desa Mandiri Pangan dan bantuan berupa
tanaman buah-buahan dan hewan ternak
3 desa
- Sosialisasi program pengembangan pertanian pada lahan
kering dan bantuan berupa tanaman buah-buahan dan hewan
ternak
3 desa
- Adanya sosialisasi kegiatan padat karya pangan dan bantuan
berupa perbaikan jalan jaringan irigasi/ jalan usaha tani
200 OK
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian)
indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut:
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013
1. Regulasi ketahanan pangan 2
dokumen
2
dokumen
1
dokumen
1
dokumen
1
dokumen
2. Ketersediaan pangan utama - 110,20% 112,07% 115,68% 119,43%
3. Pencapaian skor Pola
Pangan Harapan (PPH)
70,4% 82,3% 82,7% 83,2% 86,3 %
BAB III Akuntabilitas Kinerja
101 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) fluktuatif.
Capaian kinerja yang fluktuatif tersebut di atas antara lain disebabkan oleh:
1) Pada indikator Regulasi ketahanan pangan cenderung stabil, karena pada pada tahun
2013 hanya ada 1 regulasi yang dibuat berupa Keputusan Bupati Banjarnegara Nomor
30 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Bupati Banjarnegara tentang
Pembentukan Dewan Ketahanan Pangan Kabupaten Banjarnegara.
2) Ketersediaan pangan utama mengalami peningkatan karena adanya koordinasi yang
baik dengan lintas sektoral dan komitmen yang tinggi dalam mensukseskan visi, misi
tujuan dan sasaran pembangunan ketahanan pangan.
3) Pencapaian skor Pola Pangan Harapan (PPH) meningkat karena adanya peningkatan
konsumsi pangan yang beragam, bergizi, seimbang dan aman, pemanfaatan pekarangan
untuk penyediaan bahan pangan dan pengakekaragaman konsumsi pangan serta
masyarakat mulai mengenal jenis-jenis olahan pangan lokal sebagai sumber pangan
alternatif pengganti beras.
4) Ketersediaan energi dan protein per kapita mengalami peningkatan karena adanya
koordinasi yang baik dengan instansi terkait dalam melakukan pembinaan kepada
lumbung pangan masyarakat desa dan mengaktifkan kembali lumbung pangan yang
sudah ada.
5) Ketersediaan informasi pasokan, harga dan akses pangan di daerah mengalami
4. Ketersediaan energi dan
protein per kapita
- - - 72,5% 90,5 %
5. Ketersediaan informasi
pasokan, harga dan akses
pangan di daerah
- - - 60,3% 65 %
6. Ketersediaan cadangan
pangan
- - - 20,1% 25,3 %
7. Stabilisasi harga dan
pasokan pangan
- - - 60,1% 65 %
8. Pengawasan dan pembinaan
keamanan pangan
- - - 45% 45 %
9. Penanganan Kerawanan
Pangan
- - - 20% 25 %
BAB III Akuntabilitas Kinerja
102 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
peningkatan, namun realisasi tidak mencapai target karena pelaksanaan survey harga
pangan pokok secara berkala baru dilakukan pada 6 pasar utama sedangkan seharusnya
dilakukan pada 10 pasar utama sehingga belum memberikan informasi yang maksimal
mengenai keadaan harga yang terjangkau daya beli masyarakat di sejumlah daerah.
6) Ketersediaan cadangan pangan mengalami peningkatan, namun tidak dapat mencapai
target karena Kabupaten Banjarnegara belum memiliki cadangan pangan pemerintah
sehingga perhitungannya masih menggunakan cadangan pangan yang ada di masyarakat
atau lumbung-lumbung pangan masyarakat yang masih aktif. Sedangkan pada tahun
2013 ditargetkan adanya pengisian lumbung pangan dengan gabah untuk 12 lumbung
pangan namun karena gagal lelang menyebabkan ke 12 lumbung tersebut tidak terisi.
7) Stabilisasi harga dan pasokan pangan mengalami peningkatan, namun realisasi tidak
mencapai target karena survey harga pangan pokok yang dilaksanakan di 6 pasar utama
pada waktu Hari Keagamaan Besar Nasional (HKBN) baru 4 pasar utama yang
disurvey harga pokoknya dan belum semua bahan pangan pokok dapat disurvey.
8) Pengawasan dan pembinaan keamanan pangan realisasinya stabil, namun realisasi
tidak dapat mencapai target karena belum semua sampel makanan baik pangan olahan
dan pangan segar dapat diuji di laboratorium. Pada tahun 2013 baru 12 sampel
makanan yang diindikasikan mengandung bahan makanan yang berbahaya diujikan di
laboratorium.
9) Penanganan Kerawanan Pangan mengalami peningkatan, namun tidak dapat mencapai
target karena peta rawan pangan baru memotret sampai tingkat kecamatan dan 1 desa
di kecamatan tersebut sehingga belum sampai ke desa-desa yang berada dalam peta
rawan pangan. Pada tahun 2013 terdapat 7 kecamatan yang termasuk daerah rawan
pangan yaitu Kecamatan Susukan, Pagedongan, Pandanarum, Punggelan, Pagentan,
Kalibening dan Madukara.
Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh
seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan :
1) Meningkatkan kemampuan dalam membangun ketersediaan pangan dalam jumlah,
mutu dan keragaman yang cukup di seluruh rumah tangga.
2) Meningkatkan kemampuan dalam membangun sistem distribusi pangan untuk
menunjang penyebaran dan tingkat harga yang terjangkau oleh daya beli masyarakat.
3) Pengawasan yang ketat dan monitoring di pasar-pasar (sidak pasar) terhadap
BAB III Akuntabilitas Kinerja
103 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
penggunaan bahan makanan tambahan berbahaya.
4) Menindak pelaku yang telah sengaja menjual makanan yang mengandung bahan
yang berbahaya.
5) Meningkatkan kewaspadaan pangan masyarakat agar dapat mengenali dan
mengantisipasi secara dini masalah kerawanan pangan.
Sasaran 2 : Meningkatnya Produksi dan Produktivitas Pertanian yang Berkualitas
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 5 (lima) indikator kinerja.
Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan
sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi %
1. Produktivitas padi atau bahan pangan
utama lokal lainnya per hektar
- Produktivitas padi 61,50 kw/ha 59,44 kw/ha 96,65
- Produktivitas Jagung 45,85 kw/ha 49,01 kw/ha 106,89
- Produktivitas Kedelai 10,53 kw/ha 11,52 kw/ha 109,40
2. Produktivitas Tanaman Hortikultura
- Durian 28,73
kg/pohon 88,99
kg/pohon 309,75
- Salak 15,83
kg/pohon 14,26
kg/pohon 90,08
- Pisang 41,10
kg/pohon 49,74
kg/pohon 121,02
- Kentang 172,90 kw/ha
142,81 kw/ha 82,59
3. Kontribusi sektor
pertanian/peternakan/perikanan terhadap
PDRB
34,88 % 35,73 % 102,44
BAB III Akuntabilitas Kinerja
104 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator Kinerja Target Realisasi %
4. Kontribusi sektor pertanian (tabama)
terhadap PDRB sektor pertanian
32,37 %
93,09 % 287,58
5. Cakupan bina kelompok petani 17,66 % 53,57 % (1.295 klpk
dari 2.417 klpk)
303,34
Rata-rata Capaian 160,97
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah
tercapai dengan rata-rata capaian 160,97 %. Adapun pencapaian indikator kinerja
kegiatan untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
Sasaran ini dicapai melalui 7 (tujuh) program, yaitu Peningkatan Ketahanan
Pangan, Program Peningkatan Produksi Pertanian/ Perkebunan, Program Peningkatan
Kesejahteraan Petani, Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/
Perkebunan, Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/ Perkebunan Lapangan,
Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan, Program Peningkatan Produksi
Hasil Peternakan yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 15 (lima belas) kegiatan,
dengan rincian sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran “Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal
lainnya per hektar”, dicapai melalui 3 (tiga) program yaitu Program Peningkatan
Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan), Program Peningkatan Produksi Pertanian/
Perkebunan dan Program Peningkatan Kesejahteraan Petani, dengan 6 (enam) kegiatan :
1. Kegiatan DAK Bidang Pertanian, yang outputnya berupa :
- Lumbung pangan Kecamatan Susukan, Rakit 2 paket
- Dam Parit / Bendungan 1 paket
- Pompa 3 paket
- Paralon 1.500 meter
- Jalan Usaha Tani Kecamatan Bawang, Purwanegara,
Punggelan, Wanadadi, Rakit, Pejawaran, Pagentan,
Madukara, Pagedongan, Banjarnegara, Purwareja Klampok
5 paket
- Sepeda motor 12 unit
BAB III Akuntabilitas Kinerja
105 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
- Papan Informasi Penyuluhan 5 unit
- Laptop/notebook untuk sarana penyuluhan 20 unit
- Printer untuk saran penyuuhan 21
- Kamera 19 unit
- LCD Proyektor untuk sarana penyuluhan 21 unit
- Wireless untuk sarana penyuluhan 21 unit
- Soundsystem 1 paket
- Pembangunan BPP Karangkobar 1 RAB
- Rehab/penyempurnaan BPP Purwanegara 1 RAB
- Rehab/penyempurnaan BPP Purwareja Klampok 1 RAB
- Rehab/penyempurnaan BPP Wanadadi 1 RAB
- Rehab/penyempurnaan BPP Pembangunan Pagar 4 BPP 1 RAB
- Sarana Pemodelan Penyuluhan 1 RAB
2. Kegiatan Penyediaan Sarana Produksi Pertanian/ Perkebunan, yang outputnya berupa:
- Pompa 7 unit
- Spinner kapasitas 10 kg 2 unit
- Mixer kapasitas 5 kg 1 unit
- Sealer with gas 1 unit
- Pedal sealer 6 unit
- Mesin penggiling beras/jagung 4 unit
- Power thresser 7 unit
- Power sprayer 4 unit
- Konstruksi mendukung mokaf 1 unit
- Mesin perajang 1 unit
- Mesin pengepres 1 unit
- Mesin penepung 1 unit
- Starter mokaf 10 liter
- Handtraktor 43 unit
3. Kegiatan Penyediaaan Sarana Produksi Obat-obatan Pertanian, yang outputnya berupa
:
- Abamecin 20 % 168 liter
- Metil tiofanat 70 % 56 kg
- Dimehipo 500g 177 liter
BAB III Akuntabilitas Kinerja
106 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
- Brodifakum 0,005 % 315 kg
- BPMC 500 g 300 liter
- Metalaksil 25% 314 kg
- Metil euganol 4,5 liter
4. Kegiatan Pengembangan Komoditas Aneka Kacang dan Umbi, yang outputnya berupa
:
- Pengadaan pupuk organik granul 55.000 kg
- Pengadaan pupuk organik cair 1.370 liter
5. Kegiatan Pengembangan Komoditas Unggulan Serealia, yang outputnya berupa :
- Pengadaan pupuk organik cair 2.740 liter
- Pengadaan pestisida organik cair 1.600 liter
6. Kegiatan Peningkatan Sistem Insentif dan Disinsentif bagi petani/kelompok tani, yang
outputnya berupa :
- Hadiah lomba berburu OPT 2 paket
Indikator kinerja sasaran ” Produktivitas Tanaman Hortikultura”, dicapai melalui
2 (dua) program yaitu Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan)
dan Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan, dengan 6 (enam) kegiatan :
1. Kegiatan Pengembangan Diversifikasi Tanaman dan Peningkatan Produksi, yang
outputnya berupa :
- Honor tenaga harian UPTD untuk okulasi aklimatisasi
penanganan stek kentang
2.650 ok
- Tabung gas 36 tabung
- Bibit tanaman
Planlet kentang 300 botol
Calon induk pisang rajalawe 100 btg
Anakan pisang rajalawe 100 btg
- Bibit Tanaman Introduksi
Jambu 100 btg
Jeruk 100 btg
Durian 100 btg
Mangga 100 btg
Buah tin 60 btg
Anggrek 60 botol
BAB III Akuntabilitas Kinerja
107 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
- Belanja bahan kimia (pupuk pestisida) 6 jenis
- Belanja bahan perlengkapan (polibag, pupuk kandang,
sekam dan lainnya)
25 jenis
- Pengujian, sertifikasi dan pelabelan 4 paket
- Pompa air/jetpump 1 unit
- Tangga 1 unit
- Paranet 2 rol
- Rangka paranet 2 unit
- Rangka sungkup 2 unit
- Penyempurnaan jaringan irigasi kebun masaran 1 RAB
- Pembangunan bak media semai 1 RAB
2. Kegiatan Produktivitas dan Mutu Produk Pertanian/ Perkebunan, yang outputnya
berupa:
- Pupuk organik granul 110.000 kg
- Sekolah lapang salak 140 ok
3. Kegiatan Prima Tani, yang outputnya berupa:
- Bahan pelatihan 1 paket
- Pelatihan 20 ok
- APPO 1 unit
- Timbangan 1 unit
- Pengadaan ternak kambing jantan 4 ekor
- Pengadaan ternak kambing betina 30 ekor
- Bibit kelengkeng 50 btg
- Bibit manggis 50 btg
- Peralatan pengolahan 8 jenis
4. Kegiatan Penguatan Ekonomi Masyarakat di Lingkungan Petani Tembakau Melalui
Pengembangan Pertanian, yang outputnya berupa:
- Benih kentang 10.425 kg
- Pupuk organik granul 183.125 kg
- Benih jagung 1.000 kg
- Pendidikan dan magang petugas di Balitjestro 10 org
- Pelatihan 120 ok
5. Kegiatan Kegiatan Pengembangan Komoditas Unggulan Hortikultura Buah-buahan,
BAB III Akuntabilitas Kinerja
108 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator kinerja sasaran “Kontribusi sektor pertanian/peternakan/perikanan
terhadap PDRB”, outputnya berupa :
- Terpenuhinya Kontribusi sektor
pertanian/peternakan/perikanan terhadap PDRB
35,73 %
Indikator kinerja sasaran “ Kontribusi sektor pertanian (tabama) terhadap PDRB
sektor pertanian”, outputnya berupa :
- Terpenuhinya Kontribusi sektor pertanian (tabama) terhadap
PDRB sektor pertanian
93,09 %
Indikator kinerja sasaran “Cakupan bina kelompok petani”, dicapai melalui
Program Peningkatan Ketahanan Pangan, Program Peningkatan Kesejahteraan Petani,
Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/ Perkebunan Lapangan, Program
Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak, Program Peningkatan Produksi Hasil
Peternakan, Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan, Program
Peningkatan Produksi Pertanian/ Perkebunan, dengan 10 (sepuluh) kegiatan :
1. Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk
Pertanian/Perkebunan, yang outputnya berupa :
- Kegiatan sekolah lapang pengedalian hama terpadu (SLPHT) : Kelompok Desa Kelompok Rincian
Bakti Tani Pakelen Madukara 20 petani, 20 laki-laki
Sidadadi Penawangan Madukara 20 petani, 4 wanit +16 laki-
laki
Kamulyan Sigeblog Banjarmangu 20 petani, 5 wanita+15 laki-
yang outputnya berupa:
- Bibit durian 4.950 btg
- Bibit pisang 4.000 btg
- Pupuk organik 205.000 kg
6. Kegiatan Rintisan Komoditas Unggulan, yang outputnya berupa:
- Bibit jeruk 3.000 btg
- Bibit jambu citra 2.000 btg
- Pupuk organik granul 250.000 kg
- Bibit jeruk 3.000 btg
BAB III Akuntabilitas Kinerja
109 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
laki
Mukti Sarining
Tani
Kendaga Banjarmangu 20 petani, 4 wanita+16 laki-
laki
Argo Sari Mulyo Sokaraja Pagentan 20 petani, 6 wanita+14 laki-
laki
Sumber Widodo Metawana Pagentan 20 petani, 20 laki-laki
Tani Makmur Slatri Karangkobar 20 petani, 4 wanita+16 laki-
laki
Bakti Tani Pakelen Madukara 20 petani, 20 laki-laki
2. Kegiatan Pelatihan Petani dan Pelaku Agribisnis, yang outputnya berupa :
- Pelatihan pemanfaatan lahan pekarangan bagi kelompok wanita tani
150 orang wanita dari 59 kelompok wanita tani
3. Kegiatan Penguatan Ekonomi Masyarakat di Lingkungan Petani Tembakau melalui
Pengembangan Pertanian, yang outputnya berupa :
- Pelatihan pengembangan jeruk 30 orang
- Kursus singkat 10 orang 4. Kegiatan Penyuluhan dan Pendampingan bagi Pertanian/ Perkebunan, yang outputnya
berupa :
- Penyuluhan pertanian di pedesaan 250 peserta (40 wanita dan 210 laki-laki)
5. Kegiatan Pemeliharaan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit Menular Ternak, yang
outputnya berupa :
- Pelatihan dan pembentukan kader vaksinator Avian
Influenza (Flu Burung)
@ 20 orang (Kecamatan. Karangkobar, Pejawaran, Wanayasa, Bawang dan Purwanegara)
6. Kegiatan Pembibitan dan Perawatan Ternak, yang outputnya berupa :
- Pelatihan teknis budidaya ternak 50 orang
7. Kegiatan Penyuluhan Pengelolaan Bibit Ternak yang Didistribusikan kepada
Masyaraka, yang outputnya berupa:
- Pertemuan dalam rangka pembinaan kelembagaan dengan
Sarjana Membangun Desa (SMD)
35 orang (5 perempuan dan 30 laki-laki)
8. Kegiatan Pengembangan Agribisnis Peternakan, yang outputnya berupa :
BAB III Akuntabilitas Kinerja
110 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
- Pelatihan peningkatan kapsitas kelompok ternak yang akan
menerima bantuan ternak
100 orang
9. Kegiatan Penyuluhan Penerapan Teknologi Peternakan Tepat Guna, yang outputnya
berupa:
- Sekolah Lapang Pertanian dan Peternakan Terpadu (SLPPT)
8 kali (520 orang) (65 orang wanita dan 455 orang laki-laki)
- Pembinaan teknis kepada calon kelompok penerima kegiatan
24 orang (13 wanita dan 11 laki-laki)
10. Kegiatan Penguatan Ekonomi Masyarakat di Lingkungan Petani Tembakau Melalui
Pengembangan Peternakan, yang outputnya berupa:
- Pelatihan budidaya ternak ruminansia besar 40 orang
- Pelatihan budidaya ternak ruminansia kecil 40 orang
- Pelatihan budidaya ternak ruminansia besar dan kecil 27 orang
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian)
indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut:
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013
1. Produktivitas padi atau
bahan pangan utama lokal
lainnya per hektar
- Produktivitas padi
59,39
kw/ha
55,69
kw/ha
61,14
kw/ha
59,79
kw/ha
59,44
kw/ha
- Produktivitas Jagung
40,43
kw/ha
41,88
kw/ha
44,16
kw/ha
43,28
kw/ha
49,01
kw/ha
- Produktivitas Kedelai
9,05
kw/ha
7,84
kw/ha
9,58
kw/ha
11,41
kw/ha
11,52
kw/ha
2. Produktivitas Tanaman
Hortikultura
- Durian 67,09
kg/pohon
21,63
kg/pohon
52,40
kg/pohon
56,82
kg/pohon
88,99
kg/pohon
- Salak 16,44 15,36 17,73 24,17 14,26
BAB III Akuntabilitas Kinerja
111 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013
kg/pohon kg/pohon kg/pohon kg/pohon kg/pohon
- Pisang 45,85
kg/pohon
34,51
kg/pohon
43,12
kg/pohon
39,44
kg/pohon
49,74
kg/pohon
- Kentang 138,05
kw/ha
149,36
kw/ha
136,65
kw/ha
147,64
kw/ha
142,81
kw/ha
3. Kontribusi sektor pertanian/
peternakan/perikanan
terhadap PDRB
37,03% 35,95% 35,87% 35,44% 35,73 %
4. Kontribusi sektor pertanian
(tabama) terhadap PDRB
sektor pertanian
87,44% 87,18% 87,28% 87,43% 93,09 %
5. Cakupan bina kelompok
petani
- - - 60,77%
(1.283
klpk dari
2.111
klpk)
53,57%
(1.295
klpk dari
2.417
klpk)
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) fluktuatif. Untuk indikator
cakupan bina kelompok petani baru dilakukan pencatatan pada tahun 2012, namun
capaiannya telah melampaui target yang telah ditetapkan.
Capaian kinerja yang fluktuatif tersebut di atas antara lain disebabkan oleh:
1) Pada Produktivitas padi cenderung turun dikarenakan meningkatnya luas tanam padi
pada beberapa lokasi belum diikuti dengan pengelolaan tanaman terpadu (PTT) dan
penerapan System Rice Intensification (SRI) seperti yang dianjurkan. Sehingga
walaupun luas tanam/ luas panen produksinya meningkat tetapi peningkatannya
belum seperti yang diharapkan.
2) Pada Produktivitas jagung, kedelai, durian, pisang mengalami peningkatan karena
adanya pendampingan dan pembinaan yang dilakukan secara intensif oleh petugas,
peningkatan kapasitas pelaku utama (petani, maupun peternak) melalui pelatihan,
magang dan lainnya serta fasilitasi sarana produksi bagi pelaku utama maupun pelaku
usaha sektor pertanian dan peternakan serta aplikasi dan penerapan teknologi tepat
BAB III Akuntabilitas Kinerja
112 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
guna untuk peningkatan produksi maupun produktivitas pertanian.
3) Penurunan produktivitas salak disebabkan karena sebagian usia pohon salak di
beberapa kebun milik petani di Kecamatan Pagedongan, Banjarnegara, Madukara dan
Banjarmangu sudah tua menjadi kurang produktif lagi meskipun dari data yang ada
luas panen komoditas salak meningkat apabila dibandingkan dengan tahun 2012 dan
produksi per rumpun tanaman salak kurang optimal.
4) Pada produktivitas kentang mengalami penurunan disebabkan karena penurunan
kualitas lahan untuk usaha budidaya kentang menyebabkan produksi kurang optimal,
meskipun luas panen untuk komoditas ini meningkat. Hal ini menyebabkan realisasi
produktivitas kentang tidak mencapai target yaitu hanya 82,59 %.
5) Kontribusi sektor pertanian/peternakan/perikanan terhadap PDRB secara umum
mengalami penurunan sedangkan Kontribusi sektor pertanian (tabama) terhadap
PDRB sektor pertanian secara umum mengalami peningkatan dan pada tahun 2013
kedua indikator tersebut mengalami peningkatan bahkan realisasinya telah melampaui
target.
6) Cakupan bina kelompok petani megalami penurunan karena kelompok yang dibina
maupun total kelompok petani bertambah dari tahun sebelumya sehingga
perbandingan antara keduanya menjadi lebih sedikit daripada tahun 2012. Namun
realisasi melebihi target karena kegiatan-kegiatan yang mendukung pencapaian target
tersebut selalu diikuti dengan peningkatan kapasitas baik pelatihan teknis, manajemen
maupun pembinaan penerapan teknologi juga adanya pembinaan secara intensif
kepada pelaku utama.
Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh
seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan :
1) Mengintensifkan pelaksanaan pendampingan dan pembinaan.
2) Menerapkan teknologi ramah lingkungan pada lahan pertanian melalui kegiatan
Sekolah Lapang Pertanian dan Peternakan Terpadu dan System Rice Intensification
(SRI) dengan harapan produksi padi organik akan meningkat.
3) Pelatihan pembuatan pupuk organik serta bantuan sarana produksi yang dibutuhkan
bagi pelaku utama.
4) Adanya sekolah lapang yang dilakukan bagi petani untuk meningkatkan produksi,
produktivitas dan mutu produk yang dihasilkan.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
113 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Sasaran 3 : Meningkatnya kesejahteraan Petani
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 1 (satu) indikator kinerja.
Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan
sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi %
1. Peningkatan Nilai Tukar Petani:
- NTP Petani Tanaman Pangan &
Hortikultura 148,47 102,04 68,73
- NTP Peternakan 193,94 127,92 65,96
- NTP Perikanan 103,23 115,81 112,19
Rata-rata Capaian 82,29
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah
tercapai dengan rata-rata capaian 82,29%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan
untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
Sasaran ini dicapai melalui 6 (enam) program, yaitu: Peningkatan Produksi
Hasil Peternakan, Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan Tepat Guna, Pencegahan
dan Penanggulangan Penyakit Ternak, Pengembangan Budidaya Perikanan, Peningkatan
Produksi Pertanian/Perkebunan dan Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi
Pertanian/Perkebunan, dengan rincian sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran “Peningkatan Nilai Tukar Petani”, dicapai melalui
Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Peningkatan Penerapan Teknologi
Peternakan Tepat Guna, Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak,
Pengembangan Budidaya Perikanan, Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan dan
Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan, yang outputnya berupa :
- Terpenuhinya Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan dan
hortikultura
102,04
BAB III Akuntabilitas Kinerja
114 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
- Terpenuhinya NTP peternakan 127,92 - Terpenuhinya NTP perikanan 115,81
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian)
indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut:
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013
1. Peningkatan Nilai Tukar Petani:
- NTP Petani Tanaman. Pangan
& Hortikultura - - - 104,18 102,04
- NTP Peternakan - - - 129,48 127,92
- NTP Perikanan - - - 116,33 115,81
Indikator kinerja Peningkatan nilai tukar petani baru dilakukan pencatatan pada
tahun 2012, sedangkan pada tahun-tahun sebelumnya belum dilakukan pendataan
tersendiri dan masih melekat pada NTP sektor pertanian. Secara umum realisasi pada
tahun 2013 mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. NTP Petani Tanaman
Pangan & Hortikultura dan peternakan target capaian indikator kinerja belum tercapai,
sedangkan untuk NTP perikanan capaian indikator kinerja telah melampaui target tetapi
apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya mengalami penurunan yaitu dari realisasi
tahun 2012 sebesar 116,33 dan di tahun 2013 menjadi 115,81
Capaian kinerja yang kurang memuaskan tersebut di atas antara lain disebabkan
oleh:
1) Banyak hal yang mempengaruhi indikator tersebut baik pengaruh teknis maupun non
teknis. Pengaruh teknis disebabkan oleh kualitas dan kuantitas produk pertanian
sedangkan pengaruh non teknis lebih banyak disebabkan oleh faktor harga baik harga
sarana produksi, harga produk dan harga produk olahan.
2) Faktor harga biasanya dipengaruhi oleh perilaku pasar maupun kebijakan pemerintah
seperti kebijakan impor komoditas pertanian yang akan mempengaruhi harga produk
pertanian.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
115 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh
seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan :
1) Mengembangkan komoditas yang memiliki nilai tambah.
2) Mengembangkan kegiatan penanganan pasca panen komoditas pertanian agar lebih
berdaya saing.
Sasaran 4 : Meningkatnya Produksi Peternakan
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 2 (dua) indikator kinerja.
Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan
sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi %
1. Peningkatan populasi ternak :
- Sapi 35.357 ekor 32.899 ekor 93,05
- Sapi Perah 2.954 ekor 3.276 ekor 110,90
- Kambing 192.532 ekor 185.998 ekor 96,61
- Domba 111.104 ekor 102.305 ekor 92,08
2. Persentase Keberhasilan Inseminasi Buatan
- Perbandingan Jumlah Kelahiran dengan
Pemakaian Semen 70,56 % 70,15 % 99,42
Rata-rata Capaian 98,41
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah
tercapai dengan rata-rata capaian 98,41%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan
untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
Sasaran ini dicapai melalui 3 (tiga) program, yaitu: program Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit Menular Ternak, Program Peningkatan Produksi Hasil
BAB III Akuntabilitas Kinerja
116 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Peternakan dan Program Peningkatan Penerapan Teknologi peternakan yang
keseluruhannya dilaksanakan melalui 6 (enam) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran “Peningkatan populasi ternak”, dicapai melalui
program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Ternak, Program
Peningkatan Produksi Hasil Peternakan dan Program Peningkatan Penerapan Teknologi
peternakan, dengan 6 (enam) kegiatan :
1. Kegiatan Pemeliharaan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit Menular Ternak, yang
outputnya berupa :
Plang puskeswan 1 paket
obat-obatan untuk pelayanan kesehatan ternak
Spuit disposable 10 cc 200 bh
- Antibiotik LA, 20 botol
- Vitamin/multivitamin 217 botol
- Vitamin B plex 420 botol
- Obat cacing sapi 3000 bolus
- Obat cacing kambing/domba 7000 kaplet
- Antihistamin 20 botol
- Analgetik antipiretik 20 botol
- Anti parasit 30 botol
- Anti larva 20 tabung
- Anti bloat 20 botol
- Obat cacing cair 2 ltr
- Jarum stanless ukuran 1,5/1,3 10 lusin
- Jarum stanless ukuran 0,9 25 lusin
- Spuit disposable 3cc 10 box
- Spuit disposable 1cc 2 box
- Spuit mika 15 cc 25 box
- Brucellosis test kit (uji brucella) 5 pack
- Jas dokter 2 buah
Obat-obatan penanganan gangguan reproduksi (kemajiran)
sapi
- Antibiotik LA, 10 botol
- Plastik sheet 500 lembar
BAB III Akuntabilitas Kinerja
117 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
- Hormon reproduksi 100 ampul
- Sabun cair 3 buah
- Needle 18 G single use 15 box
Obat-obatan untuk bufferstock
- Obat cacing kambing/domba 1.500 kaplet
- Vitamin b komplek 100 botol
- Vitamin b12 100 botol
- Antibiotik 90 botol
Bahan pelatihan Pencegahan AI 1 paket
- Makan dan minum 1.004 dus
Belanja modal pengadaan alat laboratorium Peternakan
- Cool box 5 unit
- Trocart 4 unit
- Genset 1 unit
- Mesin penyemprot desinfektan 1 unit
2. Kegiatan Peningkatan Keamanan Produk Pangan Asal Ternak, yang outputnya
berupa :
- Pemeriksaan sampel Pangan Asal Hewan 250 paket
- Belanja Bahan Perlengkapan yaitu :
Masker 15 box
Sarung tangan 15 box
Pisau pemeriksa daging 25 buah
- Cetak kartu tanda sehat hewan kurban 200 buah
- Cetak tanda keterangan Pangan Asal Hewan aman
konsumsi
125 buah
- Pengawasan anteortem 7 lokasi
- Pengawasan postmortem 20 kecamatan
- Belanja alat lab peternakan meat moisturize tester meter 1 unit
- Milk anallyzer 1 unit
3. Kegiatan Pembibitan dan Perawatan Ternak, yang outputnya berupa :
- Pengadaan ternak sapi betina 61 ekor
- Pengadaan kerbau jantan 3 ekor
- Pengadaan kerbau betina 9 ekor
BAB III Akuntabilitas Kinerja
118 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
- Pengadaan obat-obatan ternak 1 paket
Antibiotik LA 7 botol
Vitamin/pemacu pertumbuhan 12 botol
Obat cacing 7 botol,
Obat cacing hati 12 botol
Anti larva 2 tabung
- Sosialisasi / Pelatihan 70 org
4. Kegiatan Penyuluhan Pengelolaan Bibit Ternak yang Didistribusikan Kepada
Masyarakat, yang outputnya berupa :
- Belanja Makan minum pertemuan 425 dus
- Bantuan transport 57 OK
- Perjalanan dinas dalam daerah 1 paket
- Perjalanan dinas luar daerah 1 paket
5. Kegiatan Pengembangan Agribisnis Peternakan, yang outputnya berupa :
- Belanja obat- obatan ternak
Antibiotik LA 12 botol
Vitamin 29 botol
Obat cacing ternak besar 8 pot
Obat cacing hati 15 botol
Anti larva 7 tabung
Obat cacing ternak kecil 16 strip
Obat mata 200 tube
Anti parasit 7 botol
- Belanja bahan / perlengkapan eartag
Eartag ternak besar 100 buah
Eartag ternak kecil 200 buah
- Belanja makan minum sosialisasi/pelatihan 110 dus
- Pengadaan ternak sapi jantan -
- Pengadaan ternak sapi perah 5 ekor
- Pengadaan ternak kambing jantan -
- Pengadaan ternak kambing betina -
- Belanja makan dan minum sosialisasi 110 org
- Bantuan transport pelatihan 100 ok
BAB III Akuntabilitas Kinerja
119 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
6. Kegiatan Penguatan Ekonomi Masyarakat di Lingkungan Petani Tembakau melalui
Pengembangan Peternakan, yang outputnya berupa :
- Belanja obat- obatan ternak
Antibiotik LA 12 botol
Aitamin 29 botol
Obat cacing ternak besar 8 pot
Obat cacing ternak kecil
Obat cacing hati 15 botol
Anti larva 7 tabung
Anti parasit kulit 5 botol
Obat mata 200 tube
- Belanja bahan / perlengkapan eartag
Eartag ternak besar 100 buah
Eartag ternak kecil 200 buah
- Belanja bahan pelatihan 12 jenis
- Bantuan transport sosialisasi/pelatihan 200 ok
- Belanja makan minum 242 dus
- Pengadaan ternak sapi jantan -
- Pengadaan ternak sapi betina 2 ekor
- Pengadaan ternak sapi perah 4 ekor
- Pengadaan ternak kambing jantan 3 ekor
- Pengadaan ternak kambing betina 13 ekor
- Pengadaan ternak domba jantan -
- Pengadaan ternak domba betina -
- Pengadaan sapi induk -
- Pengadaan alat pencukur bulu domba -
- Pengadaan chopper -
Indikator kinerja sasaran “Persentase Keberhasilan Inseminasi Buatan”, dicapai
melalui Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan. Kegiatan yang dilaksanakan
untuk mendukung pencapaian indikator ini merupakan tupoksi Dinas Pertanian,
Perikanan dan Peternakan dengan melakukan pendampingan dan pembinaan kepada
BAB III Akuntabilitas Kinerja
120 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
petugas inseminator maupun penyuluhan mengenai penerapan program inseminasi buatan
kepada peternak, outputnya berupa :
- Pembangunan pos Inseminasi Buatan 3 unit
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian)
indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut:
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013
1. Peningkatan populasi ternak :
- Sapi
41.638
ekor
41.842
ekor
34.320
ekor
37.067
ekor
32.899
ekor
- Sapi Perah
21
ekor
42
ekor
2.867
ekor
3.022
ekor
3.276
ekor
- Kambing
182.612
ekor
184.847
ekor
187.647
ekor
191.194
ekor
185.998
ekor
- Domba
107.159
ekor
108.318
ekor
110.876
ekor
111.909
ekor
102.305
ekor
2. Persentase Keberhasilan
Inseminasi Buatan
- Perbandingan Jumlah Kelahiran
dengan Pemakaian Semen
- 59,21% 59,72% 74,93% 70,15%
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) fluktuatif.
Capaian kinerja yang fluktuatif tersebut di atas antara lain disebabkan oleh:
1. Pada indikator peningkatan populasi ternak sapi perah hal ini disebakan karena peternak
sudah mulai tertarik untuk memelihara ternak sapi perah dan adanya fasilitasi
pendampingan dan pembinaan secara intensif untuk pengembangan ternak sapi perah.
2. Pada indikator peningkatan populasi ternak sapi, kambing dan domba mengalami
penurunan dibandingkan tahun sebelumnya dan realisasi tidak mencapai target
disebabkan beberapa hal, yaitu :
- Harga ternak hidup yang berfluktuasi menyebabkan peternak tidak memiliki
kepastian harga. Kondisi ini menyebabkan minat peternak untuk beternak menurun.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
121 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
- Pada saat harga ternak hidup dirasa tinggi peternak banyak yang menjual ternaknya,
namun harga ternak hidup yang cenderung terus naik menyebabkan peternak tidak
mampu lagi membeli ternak kembali untuk dipelihara.
- Keterbatasan kemampuan memelihara ternak oleh peternak sehingga skala usaha
peternakan cenderung tetap atau bahkan mengalami penurunan.
- Khusus untuk ternak sapi penurunan populasi juga diakibatkan perubahan metode
penghitungan yang digunakan pada saat melaksanakan sensus pada tahun 2012.
3. Persentase Keberhasilan Inseminasi Buatan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun
namun untuk tahun 2013 mengalami penurunan bahkan realisasinya tidak mencapai
100% karena baru terealisasi 99,42%.
Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh
seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan :
1. Meningkatkan upaya pencegahan penyakit yang menyerang ternak.
2. Penyediaan vaksin untuk ternak unggas dan pembentukan kader vaksinator tingkat
desa.
3. Meningkatkan pelayanan inseminasi buatan pada ternak oleh petugas inseminator.
Sasaran 5 : Meningkatnya Produksi Perikanan
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 4 (empat) indikator kinerja.
Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan
sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi %
1. Produksi perikanan budidaya 10.967,94 ton
9.987,18 ton
91,06
2. Konsumsi ikan 12,88 kg/Kpt/th
13,81 kg/Kpt/th
107,22
3. Cakupan bina kelompok pembudidaya ikan 20,73 % 14,83 % (35 klpk dr 236 klpk)
71,54
4. Produksi perikanan tangkap 1.308,00 ton 1.320,10 ton 100,93
BAB III Akuntabilitas Kinerja
122 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Rata-rata Capaian 92,69
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah
tercapai dengan rata-rata capaian 92,69%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan
untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
Sasaran ini dicapai melalui 11 (sebelas) program, yaitu: Program Pengembangan
Budidaya Perikanan, Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi
Perikanan, Program Pengembangan Kawasan Budidaya Laut, Air Payau dan Air Tawar,
Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan, Program
Peningkatan Ketahanan Pangan, Program Peningkatan Kesejahteraan Petani, Program
Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/ Perkebunan Lapangan, Program Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit Ternak, Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan,
Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan, Program Peningkatan Produksi
Pertanian/ Perkebunan, yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 17 (tujuh belas)
kegiatan, dengan rincian sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran “ Produksi perikanan budidaya” dan “Produksi
perikanan tangkap”, dicapai melalui Program Pengembangan Budidaya Perikanan,
Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan, Program
Pengembangan Kawasan Budidaya Laut, Air Payau dan Air Tawar, dengan 6 (enam)
kegiatan :
1. DAK Bidang Perikanan, yang outputnya berupa :
- Pembanguan JIUP 5 paket
- Alat pengolahan produk ikan (abon) 3 unit
- Induk/ calon induk ikan nila 20 paket
- Induk/ calon induk ikan gurami 200 paket
- Peralatan budidaya 5 paket
- Spiner 4 unit
- Cool box 10 unit
- Pembangunan kolam percontohan 1 unit
- Sepeda motor 2 unit
- Peralatan pemasaran bergerak 1 unit
BAB III Akuntabilitas Kinerja
123 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
- Genset 1 unit
- Alat produksi perikanan/ aksesoris indoor 1 paket
- Pemotong rumput 2 unit
- Pengadaan komputer 5 unit
- Mebelair 1 paket
- Konstruksi jalan BBI 1 paket
- Konstruksi jaringan irigasi di BBI 5 paket
- Konstruksi BBI 6 paket
- Penerangan jalan BBI 1 paket
2. Kegiatan Pengembangan kawasan minapolitan, yang outputnya berupa :
- Temu usaha budidaya perikanan 40 orang
- Temu usaha pengolahan hasil perikanan 80 orang
- Temu usaha mina padi 200 unit
- Benih ikan nila hitam 300.000 ekor
- Pakan ikan (ukuran 781) 1.800 Kg
- Pakan ikan (ukuran 781-1) 1.200 Kg
- Pakan ikan (ukuran 781-2) 1.200 Kg
3. Kegiatan Pengembangan Bibit Ikan Unggul, yang outputnya berupa :
- Pengadaan calon induk nila betina 2.500 ekor
- Belanja pakan ikan dan hormon 80 orang
Cacing sutra 4.000 kaleng
Artemia 24 kaleng
- Sewa tanah BBI 1 tahun
4. Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan Perikanan, yang outputnya berupa :
- Pengadaan calon induk gurami jantan 218 ekor
- Pengadaan calon induk gurami betina 872 ekor
- Pengadaan calon induk nila jantan 678 ekor
- Pengadaan calon induk nila betina 2.034 ekor
- Pengadaan calon induk lele jantan 220 ekor
- Pengadaan calon induk lele betina 415 ekor
5. Kegiatan Restocking Peraian Umum, yang outputnya berupa :
- Pengadaan benih ikan nila 200.000 ekor
- Pengadaan benih ikan grass carp 160.000 ekor
BAB III Akuntabilitas Kinerja
124 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
- Pengadaan ikan nilem 200.000 ekor
6. Kegiatan Sarana dan Prasarana Hasil Perikanan, yang outputnya berupa :
- Pembangunan pasar ikan 1 unit
- Penggorengan mekanik abon ikan 2 unit
- Box sarana pemasaran bergerak 10 unit
Indikator kinerja sasaran “Konsumsi ikan”, dicapai melalui Program
Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan dan Program Optimalisasi
Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan, dengan 2 (dua) kegiatan :
1. Kegiatan Promosi atas hasil produksi pertanian/perkebunan unggulan daerah, yang
outputnya berupa :
- Menyelenggarakan banjarnegara agro ekspo 1 kali
- Mengikuti kontes ternak 1 kali
- Menyelenggarakan lomba asah trampil gapoktan 1 kali
- Menyelelenggarakan lomba gogoh ikan 1 kali
- Menyelenggarakan lomba stand terbaik 1 kali
- Menyelenggarakan lomba merangkai buah dan sayur 1 kali
- Mengikuti lomba tingkat nasional kelompok pembudidaya
ikan
1 kali
- Menyelenggarakan parade budaya 1 kali
- Konsumsi produk ternak dan ikan 2.000 paket
- Sosialisasi Pangan Asal Hewan 250 paket
2. Kegiatan Sarana dan Prasarana Hasil Perikanan, yang outputnya berupa :
- Pembangunan pasar ikan 1 unit
- Penggorengan mekanik abon ikan 2 unit
- Box sarana pemasaran bergerak 10 unit
Indikator kinerja sasaran “Cakupan bina kelompok pembudidaya ikan”, dicapai
melalui Program Peningkatan Ketahanan Pangan, Program Peningkatan Kesejahteraan
Petani, Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/ Perkebunan Lapangan, Program
Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak, Program Peningkatan Produksi Hasil
Peternakan, Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan, Program
Peningkatan Produksi Pertanian/ Perkebunan, dengan 10 (sepuluh) kegiatan :
BAB III Akuntabilitas Kinerja
125 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
1. Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk
Pertanian/Perkebunan, yang outputnya berupa :
- Kegiatan sekolah lapang pengedalian hama terpadu (SLPHT) : Kelompok Desa Kelompok Rincian
Bakti Tani Pakelen Madukara 20 petani, 20 laki-laki
Sidadadi Penawangan Madukara 20 petani, 4 wanita + 16 laki-
laki
Kamulyan Sigeblog Banjarmangu 20 petani, 5 wanita + 15 laki-
laki
Mukti Sarining
Tani Kendaga Banjarmangu
20 petani, 4 wanita + 16 laki-
laki
Argo Sari Mulyo Sokaraja Pagentan 20 petani, 6 wanita + 14 laki-
laki
Sumber Widodo Metawana Pagentan 20 petani, 20 laki-laki
Tani Makmur Slatri Karangkobar 20 petani, 4 wanita + 16 laki-
laki
Bakti Tani Pakelen Madukara 20 petani, 20 laki-laki
2. Kegiatan Pelatihan Petani dan Pelaku Agribisnis, yang outputnya berupa :
- Pelatihan pemanfaatan lahan pekarangan bagi kelompok wanita tani sebanyak 150
orang wanita dari 59 kelompok wanita tani
3. Kegiatan Penguatan Ekonomi Masyarakat di Lingkungan Petani Tembakau melalui
Pengembangan Pertanian, yang outputnya berupa :
- Pelatihan pengembangan jeruk sebanyak 30 orang
- Kursus singkat sebanyak 10 orang
4. Kegiatan Penyuluhan dan Pendampingan bagi Pertanian/ Perkebunan, yang outputnya
berupa :
- Penyuluhan pertanian di pedesaan dengan 250 peserta (40 wanita dan 210 laki-laki)
5. Kegiatan Pemeliharaan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit Menular Ternak, yang
outputnya berupa :
- Pelatihan dan pembentukan kader vaksinator Avian Influenza (Flu Burung) @ 20
orang (Kecamatan Karangkobar, Pejawaran, Wanayasa, Bawang dan Purwanegara)
6. Kegiatan Pembibitan dan Perawatan Ternak, yang outputnya berupa :
BAB III Akuntabilitas Kinerja
126 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
- Pelatihan teknis budidaya ternak 50 orang
7. Kegiatan Penyuluhan Pengelolaan Bibit Ternak yang Didistribusikan kepada
Masyaraka, yang outputnya berupa:
- Pertemuan dalam rangka pembinaan kelembagaan dengan Sarjana Membangun
Desa (SMD) sejumlah 35 orang (5 perempuan dan 30 laki-laki)
8. Kegiatan Pengembangan Agribisnis Peternakan, yang outputnya berupa :
- Pelatihan peningkatan kapsitas kelompok ternak yang
akan menerima bantuan ternak
100 orang
9. Kegiatan Penyuluhan Penerapan Teknologi Peternakan Tepat Guna, yang outputnya
berupa:
- Sekolah Lapang Pertanian dan Peternakan Terpadu (SLPPT) sebanyak 8 kali untuk
520 orang (65 orang wanita dan 455 orang laki-laki)
- Pembinaan teknis kepada calon kelompok penerima kegiatan 24 orang (13 wanita
dan 11 laki-laki).
10. Kegiatan Penguatan Ekonomi Masyarakat di Lingkungan Petani Tembakau Melalui
Pengembangan Peternakan, yang outputnya berupa:
- Pelatihan budidaya ternak ruminansia besar 40 orang
- Pelatihan budidaya ternak ruminansia kecil 40 orang
- Pelatihan budidaya ternak ruminansia besar dan kecil 27 orang
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian)
indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut:
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013
1. Produksi perikanan
budidaya
3.956,7
ton
5.393,25
ton
5.390,17
ton
6.729,11
ton
9.987,18
ton
2. Konsumsi ikan - 11,93
(Kg/kap/th)
10,74
(Kg/kap/th)
11,58
(Kg/kap/th)
13,81
kg/Kpt/th
3. Cakupan bina
kelompok
pembudidaya ikan
- - - 9,65%
(25 klpk
dari 259
klpk)
14,83 %
(35 klpk
dr 236
klpk)
BAB III Akuntabilitas Kinerja
127 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013
4. Produksi perikanan
tangkap
706,66
ton
1.131,7
ton
1.007,6
ton
1.290,77
ton
1.320,10
ton
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) fluktuatif.
Capaian kinerja yang fluktuatif tersebut di atas antara lain disebabkan oleh:
1. Pada produksi perikanan budidaya dan produksi perikanan tangkap mengalami
peningkatan namun pada produksi perikanan budidaya realisasi tidak mencapai target
hal ini dikarenakan adanya serangan beberapa penyakit pada ikan terutama ikan
gurameh dan nila yang menyerang beberapa kolam milik pembudidaya ikan, cuaca
ekstrim yang terjadi pada beberapa bulan di tahun 2013 menyebabkan kondisi ikan
kurang berkembang, dan beberapa kolam di Balai Benih Ikan mengalami kerusakan
dan belum dapat difungsikan sebagaimana mestinya, serta kualitas air untuk kolam
yang berasal dari irigasi kurang menjamin produksi optimal.
2. Konsumsi ikan cenderung naik karena selama ini dilakukan kegiatan promosi
konsumsi ikan bagi masyarakat Kabupaten Banjarnegara dan adanya pengembangan
kegiatan pengolahan produk pangan asal ikan.
3. Cakupan bina kelompok pembudidaya ikan mengalami peningkatan karena kelompok
pembudidaya ikan mengalami penurunan, namun kelompok yang dibina mengalami
kenaikan sejumlah 10 kelompok. Realisasi tidak mencapai target karena baru tercapai
71,54%.
Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh
seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan :
1) Mengintensifkan pelaksanaan pendampingan, bantuan saprodi seperti benih, bibit
ikan unggul untuk meningkatkan produksi dan produktivitas lahan.
2) Meningkatkan upaya pencegahan penyakit yang menyerang ikan.
3) Melakukan pendampingan dan pembinaan berupa pelatihan penguatan kelembagaan,
pelatihan pengolahan produk baik pertanian, perikanan maupun peternakan.
4) Melakukan kegiatan-kegiatan yang diikuti dengan peningkatan kapasitas baik
pelatihan teknis, manajemen maupun pembinaan penerapan teknologi.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
128 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Sasaran 6 : Meningkatnya Produksi dan Produktivitas Perkebunan yang
Berkualitas
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 2 (dua) indikator kinerja.
Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan
sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi %
1. Kontribusi sektor perkebunan terhadap
PDRB
4,46 % 1,60 % 35,87
2. Produktivitas perkebunan:
- Kopi Robusta 0,4 ton/ha 0,47 ton/ha 117,5
- Kopi Arabika 0,25 ton/ha 0,30 ton/ha 120
- Kelapa Dalam 0,72 ton/ha 0,70 ton/ha 97,22
- Kelapa Deres 8,2 ton/ha 8,29 ton/ha 101,1
- Teh 1,1 ton/ha 1,20 ton/ha 109,09
- Karet 0,16 ton/ha 1,11 ton/ha 687,5
- Tebu 75 ton/ha 60 ton/ha 80
Rata-rata Capaian 168,54
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah
tercapai dengan rata-rata capaian 168,54%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan
untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
Sasaran ini dicapai melalui 2 (dua) program, yaitu: Program Peningkatan
Produksi Pertanian/ Perkebunan dan Program Peningkatan Ketahanan Pangan , yang
keseluruhannya dilaksanakan melalui 6 (enam) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran “Kontribusi sektor perkebunan terhadap PDRB ”
outputnya berupa :
- Terpenuhinya Kontribusi sektor perkebunan terhadap PDRB 1,60 %
Indikator kinerja sasaran ”Produktivitas perkebunan”, dicapai melalui Program
Peningkatan Produksi Pertanian/ Perkebunan dan Program Peningkatan Ketahanan
Pangan, dengan 6 (enam) kegiatan :
BAB III Akuntabilitas Kinerja
129 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
1. Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Perkebunan, yang
outputnya berupa :
Terselenggaranya penyuluhan petani 30 orang
Terselenggaranya Forum Musyawarah Produksi dan
Pemasaran Teh (FMPPT)
40 orang
Terdistribusinya bantuan bibit teh 4000 batang
Pengadaan pupuk organik 6000 kg
2. Kegiatan Penigkatan Kawasan Industri Berbasis Komoditas Perkebunan, yang
outputnya berupa :
- Distribusi bibit tanaman karet 9000 batang
- Distribusi pupuk organik 3000 kg
- Distribusi saprodi tanaman (insektisida, fungisida,
trichoderma)
1 paket
- Terselenggaranya penyuluhan budidaya tanaman karet 80 orang
3. Kegiatan Pengembangan Perbenihan/pembibitan, yang outputnya berupa:
- Pembuatan bibit tanaman perkebunan 13.466 batang
Bibit pala
Bibit pucung
Bibit karet
Bibit cengkeh
3000 batang
2000 batang
5000 batang
3466 batang
4. Kegiatan Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Pertanian, yang outputnya
berupa :
- Tersalurnya penjemur kopi 1 unit
- Bantuan sarana/ mesin pengolah kopi 5 unit
- Bantuan sarana pengolah gula kelapa 120 paket
- Bantuan bibit kopi 25.500 batang
- Peneyelenggaraan pelatihan pasca panen kepada petani 210 orang
5. Kegiatan Penyediaan sarana produksi pertanian/ perkebunan, yang outputnya berupa
:
- Tersalurnya benih kopi arabika 80.000 butir
- Tersalurnya pupuk organik 16.000 kg
- Tersalurnya kambing 39 ekor
- Pelatihan petani 100 rang
BAB III Akuntabilitas Kinerja
130 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
6. Kegiatan Pengembangan bibit unggul pertanian/ perkebunan, yang outputnya berupa:
- Penyuluhan budidaya tanaman 150 orang
- Tersalurnya bibit karet 26.250 batang
- Tersalurnya pupuk organik 13.125 kg
- Tersalurnya fungisida 16 kg dan insektisida 10 liter 1 paket
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian)
indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut:
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013
1. Kontribusi sektor perkebunan
terhadap PDRB
1,74% 1,68% 1,69% 1,71% 1,60 %
2. Produktivitas perkebunan:
- Kopi Robusta - 0,36
ton/ha
0,35
ton/ha
0,47
ton/ha
0,47
ton/ha
- Kopi Arabika - 0,23
ton/ha
0,33
ton/ha
0,26
ton/ha
0,30
ton/ha
- Kelapa Dalam - 0,77
ton/ha
0,76
ton/ha
0,69
ton/ha
0,70
ton/ha
- Kelapa Deres - 8,43
ton/ha
8,09
ton/ha
7,17
ton/ha
8,29
ton/ha
- Teh - 1,16
ton/ha
1
ton/ha
1,12
ton/ha
1,20
ton/ha
- Karet - - - 1,35
ton/ha
1,11
ton/ha
- Tebu - - - 60
ton/ha
60
ton/ha
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) fluktuatif.
Capaian kinerja yang fluktuatif tersebut di atas antara lain disebabkan oleh:
1) Kontribusi sektor perkebunan terhadap PDRB mengalami penurunan di tahun 2013 dan
realisasinya tidak mencapai target karena baru tercapai 35,87%. Realisasi pada tahun
BAB III Akuntabilitas Kinerja
131 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
2013 masih merupakan angka sementara sehingga masih ada kemungkinan terealisasi
sesuai target apabila angka-angka yang sebenarnya dapat diukur.
2) Produktivitas kopi robusta menunjukan peningkatan dan stabil pada dua tahun terakhir,
hal ini merupakan dampak dari pemeliharaan tanaman yang sudah baik dan pembinaan
dari dinas dalam penanganan hama penyakit tanaman dengan metode sekolah lapang.
3) Produktivitas kopi arabika realisasinya cenderung naik dibandingkan dua tahun
sebelumnya yang menunjukan penurunan pada tahun 2012, hal ini disebabkan adanya
peningkatan populasi tanaman baru yang sudah produktif.
4) Produktivitas tanaman kelapa baik kelapa dalam maupun kelapa deres mengalami
peningkatan, hal ini merupakan dampak dari rehabilitasi tanaman tua/ rusak dan
pengendalian hama dan penyakit tanaman. Namun, untuk kelapa dalam realisasinya
tidak mencapai target karena cuaca/ iklim yang kurang mendukung yaitu terlalu banyak
hujan pada waktu penanaman, meskipun cuaca tersebut mendukung bagi pertumbuhan
tanaman yang lain.
5) Produktivitas teh mengalami peningkatan karena adanya intensifikasi dan optimasi
tanaman teh.
6) Banyak masyarakat yang menanam tanaman karet karena memiliki prospek ekonomi
tinggi dan nilai konservasi yang baru dilakukan pencatatan pada tahun 2012, namun
menunjukan penurunan di tahun 2013 meskipun realisasinya melampaui target. Hal ini
disebabkan penanaman tanaman baru dalam jumlah besar dan belum berproduksi
sehingga rata-rata produktivitas menurun.
7) Pada tahun 2012 baru dilaksanakan pengembangan tanaman tebu dan Produktivitas tebu
menunjukan realisasi stabil, bahkan realisasi di tahun 2013 tidak mencapai target. Hal
ini disebabkan adanya iklim yang kurang mendukung, waktu penanaman terlambat
sehingga panen terlalu awal pada saat usia/ umur tebu belum memenuhi kondisi
maksimal. Banyak tebu yang dipanen di awal (6-7 bulan) menyesuaikan masa giling
pabrik, sedangkan panen optimal umur 1 tahun, sehingga produksinya belum maksimal.
Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh
seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan :
1) Menerapkan dan mengaplikasikan teknologi tepat guna dalam rangka meningkatkan
produksi dan produktivitas tanaman.
2) Melaksanakan intensifikasi, diversifikasi dan eksteksifikasi tanaman perkebunan.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
132 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
3) Secara intensif melakukan bimbingan dan pendampingan kepada petani sebagai
pelaku utama.
4) Sumber data melakukan survey lebih awal sehingga dapat diperoleh data yang lengkap
dan valid.
Sasaran 7 : Meningkatnya Kunjungan Wisatawan
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 2 (dua) indikator kinerja.
Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan
sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi %
1. Kunjungan wisata 100 % (500.000)
96,17 % (480.827)
96,17
2. Pendapatan sektor pariwisata 100 % (2.856.000.000)
122,5 % (3.499.470.650)
122,5
Rata-rata Capaian 109,34
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam tahun 2013 telah tercapai
dengan rata-rata capaian 109,34%. Indikator kinerja jumlah kunjungan wisata hanya
terealisasi 480.827 pengunjung atau 96,17% dari target dan pendapatan sektor pariwisata
terealisasi melebihi target yaitu Rp 3.499.470.650 atau 122,5%. Adapun pencapaian
indikator kinerja kegiatan untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada
Formulir: PK.
Sasaran ini dicapai melalui 1 (satu) program, yaitu: Program pengembangan
destinasi pariwisata, yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 1 (satu) kegiatan,
dengan rincian sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran “Kunjungan wisata” dan ” Pendapatan sektor
pariwisata”, dicapai melalui Program Pengembangan Destinasi Pariwisata, dengan 1
(satu) kegiatan yang outputnya berupa :
- Atraksi wisata mingguan (show biz mingguan)
- Pekan lebaran
56 kali showbiz
2 lokasi (Dieng dan
BAB III Akuntabilitas Kinerja
133 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
serulingmas)
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian)
indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut:
Indikator
Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013
1. Kunjungan
wisata
473.812
pengunjung
458.161
pengunjung
461.291
pengunjung
473.702
pengunjung
480.827
pengunjung
2. Pendapatan
sektor
pariwisata
Rp
2.345.526.780
Rp
2.514.621.803
Rp
2.669.394.383
Rp
3.516.846.400
Rp
3.499.470.650
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) fluktuatif.
Capaian kinerja yang fluktuatif tersebut di atas antara lain disebabkan oleh:
1) Pada indikator kunjungan wisata mengalami peningkatan terlebih dengan
diselenggarakannya Festival Serayu Banjarnegara pada Tahun 2013 yang banyak
menyerap kunjungan wisatawan baik domestik maupun asing. Namun realisasi
kunjungan wisata tidak mencapai target yang disebabkan ketatnya persaingan obyek
wisata baru yang muncul di Kabupaten Banjarnegara terutama yang dikelola oleh pihak
swasta sehingga menyebabkan konsentrasi wisata menjadi terpecah juga adanya
penutupan jalur wisata ke Dieng lewat Wonosobo selama beberapa waktu karena
terjadinya longsor pada salah satu ruas jalan serta gempa di Dieng yang mengakibatkan
keluarnya gas CO2 dari Kawah Timbang.
2) Adanya penutupan jalur wisata karena longsor dan gempa di Dieng menyebabkan
kunjungan wisata mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, secara tidak
langsung berpengaruh terhadap pendapatan sektor pariwisata di tahun 2013, meskipun
dalam realisasinya pendapatan sektor pariwisata melampaui target yaitu 122,5% karena
pada saat Festival Serayu Banjarnegara Tahun 2013 banyak diselenggarakan event-
event yang mampu menyedot perhatian publik baik dari sektor usaha pariwisata, jasa,
retribusi maupun perdagangan.
Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh
seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan :
BAB III Akuntabilitas Kinerja
134 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
1) Menyediakan sarana dan prasarana pendukung yang lebih representatif di Objek
Wisata.
2) Peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang secara khusus menangani
urusan Kebudayaan dan Kepariwisataan.
3) Berpartisipasi dalam pameran nasional dengan harapan dapat membuka pasar wisata
baru di luar daerah.
4) Lebih menggiatkan kegiatan promosi dan pemasaran pariwisata dengan melibatkan
peran/ partisipasi aktif pelaku usaha pariwisata dalam mendukung promosi dan
pemasaran pariwisata terpadu.
Sasaran 8 : Meningkatnya Kinerja Perdagangan
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 3 (tiga) indikator kinerja.
Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan
sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi %
1. Kontribusi sektor Perdagangan
terhadap PDRB
13,62 % 12,66 % (Rp 1.039.164,89 )
92,95
2. Ekspor Bersih Perdagangan Rp 26.284.000.000
Rp 60.638.617.080
230,71
3. Cakupan bina kelompok
pedagang/usaha informal
10.101 klpk
11.400 klpk
112,86
Rata-rata Capaian 145,51
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah
tercapai dengan rata-rata capaian 145,51%. Adapun pencapaian indikator kinerja
kegiatan untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
Sasaran ini dicapai melalui 1 (satu) program, yaitu: Program Peningkatan
Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri, yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 1 (satu)
kegiatan, dengan rincian sebagai berikut:
BAB III Akuntabilitas Kinerja
135 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator kinerja sasaran “Kontribusi sektor Perdagangan terhadap PDRB”, yang
outputnya berupa :
- Terpenuhinya kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB 12,66%
( Rp 1.039.164,89)
Indikator kinerja sasaran “Ekspor Bersih Perdagangan” dan Cakupan bina
kelompok pedagang/usaha informal”, dicapai melalui Program Peningkatan Efisiensi
Perdagangan Dalam Negeri, dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa :
- Terpenuhinya eksport bersih perdagangan Rp. 60.638.617.080
- Terbinanya kelompok pedagang pasar Kabupaten yang
meliputi kios, los dan emprakan
11.400
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian)
indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut:
Indikator
Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013
1. Kontribusi
sektor
Perdagangan
terhadap
PDRB
8,73% 11,34% 9,40% 13,25% 12,66 %
2. Ekspor
Bersih
Perdagangan
2.398.979.580 2.528.061.210 24.775.000.000 50.783.439.150 60.638.617.080
3. Cakupan
bina
kelompok
pedagang/
usaha
informal
11.677
kelompok
11.677
kelompok
10.342
kelompok
10.342
kelompok
11.400
kelompok
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) yang fluktuatif.
Capaian kinerja yang fluktuatif tersebut di atas antara lain disebabkan oleh:
1) Kontribusi sektor Perdagangan terhadap PDRB menunjukan penurunan, realisasi
tahun 2013 masih merupakan angka sementara sehingga masih bisa berubah jika
BAB III Akuntabilitas Kinerja
136 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
dilakukan perhitungan data sebenarnya. Realisasinya tidak mencapai target karena
baru tercapai 92,95%. Hal ini menunjukan peranan PDRB pada sektor perdagangan
belum memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap perekonomian Kabupaten
Banjarnegara.
2) Ekspor Bersih Perdagangan mengalami peningkatan dan melampaui target karena
permintaan barang dari luar negeri yang meningkat serta kebijakan yang mendorong
ekspor dari pemerintah pusat.
3) Cakupan bina kelompok pedagang/ usaha informal meningkat karena adanya
kerjasama yang intens baik dalam intern dinas maupun ekstern dinas terkait,
pembinaan yang berkesinambungan terhadap kelompok-kelompok pedagang/ usaha
informal dalam mengembangkan usahanya serta pemberian bantuan sarana dan
prasarana yang mendukung kegiatan.
Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh
seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan :
1) Lebih giat untuk menggerakkan sektor-sektor pendukung perdagangan dalam rangka
mendukung kontribusinya terhadap PDRB.
Sasaran 9 : Meningkatnya Kapasitas Koperasi, UMKM dan Kelembagaan
Ekonomi Pedesaan
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 5 (lima) indikator kinerja.
Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan
sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi %
1. Persentase koperasi aktif 80,72 % 81,68 % 101,19
2. Usaha Mikro dan Kecil 23.798 buah/unit
23.874 buah/unit
100,32
3. Jumlah BPR/LKM 255 buah/unit
201 buah/unit
78,82
BAB III Akuntabilitas Kinerja
137 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator Kinerja Target Realisasi %
4. Jenis dan jumlah perusahaan asuransi 3 buah 3 buah 100
5. Jumlah bank 39 buah 37 buah 94,87
Rata-rata Capaian 95,04
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah
tercapai dengan rata-rata capaian 95,04%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan
untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
Sasaran ini dicapai melalui 3 (tiga) program, yaitu: Program Peningkatan
Kualitas Kelembagaan Koperasi, Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha
Bagi UMKM, dan Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan
Daerah, yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 3 (tiga) kegiatan, dengan rincian
sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran “Persentase koperasi aktif”, dicapai melalui Program
Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi, dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya
berupa :
- Data potensi koperasi tidak aktif 60 koperasi
- Aktivasi koperasi tidak aktif 80 koperasi
Indikator kinerja sasaran “Usaha Mikro dan Kecil”, dicapai melalui Program
Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi UMKM, dengan 1 (satu) kegiatan yang
outputnya berupa :
- Terpenuhinya jumlah usaha mikro dan kecil 23.874 unit
Indikator kinerja sasaran “ Jumlah BPR/LKM ”, ” Jenis dan jumlah perusahaan
asuransi” dan “Jumlah bank “, dicapai melalui Program Peningkatan dan Pengembangan
Pengelolaan Keuangan Daerah, dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa :
- Monitoring dan pengawasan kinerja Perusda 5 Perusda
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian)
indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut:
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
138 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013
1. Persentase koperasi aktif 78,8% 79,2% 79,7% 80,44% 81,68 %
2. Usaha Mikro dan Kecil 23.227 23.247 23.329 23.621 23.874
3. Jumlah BPR/LKM 188 209 227 241 201
4. Jenis dan jumlah perusahaan
asuransi
3 3 3 3 3
5. Jumlah bank 30 32 33 36 37
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) fluktuatif.
Capaian kinerja yang fluktuatif tersebut di atas antara lain disebabkan oleh:
1) Persentase koperasi aktif mengalami peningkatan karena secara aktif dilakukan
identifikasi terhadap koperasi aktif dan mengaktifkan koperasi yang masih memiliki
kemungkinan untuk dikembangkan kembali karena pada awalnya pembentukan
koperasi hanya untuk mengejar fasilitasi dari pemerintah sehingga setelah fasilitasi
selesai koperasi tidak memiliki program kerja yang jelas dan tidak beroperasi.
2) Usaha Mikro dan Kecil mengalami peningkatan karena tercukupinya sarana dibidang
UMKM, tersedianya kompetensi tenaga Pembina dibidang UMKM dan adanya
koordinasi yang sinergis baik dengan pemerintah pusat maupun provinsi untuk
mendukung pencapaian kinerja melalui program kegiatan.
3) Jumlah BPR/LKM mengalami penurunan bahkan realisasi tidak mencapai target
karena adanya proses pengajuan perubahan regulasi dan kebijakan penambahan/
pembukaan BPR dari yang berwenang.
4) Jenis dan jumlah perusahaan asuransi menunjukan realisasi stabil dari tahun ke tahun.
5) Jumlah bank mengalami peningkatan namun realisasi pada tahun 2013 tidak
mencapai target karena Pemerintah Kabupaten Banjarnegara tidak memiliki akses
pengendalian, pendirian lembaga perbankan dan pembukaan cabang perbankan baru
dan yang ada hanya pelayanan terhadap pendaftaran izin operasional lembaga
keuangan/ perbankan.
Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh
seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan :
BAB III Akuntabilitas Kinerja
139 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
1) Kemudahan dalam pemberian regulasi dan kebijakan penambahan/ pembukaan BPR.
2) Pembinaan dan pengawasan keberadaan lembaga keuangan dalam pemberian kredit
sehingga kredit benar-benar dimanfaatkan oleh masyarakat terutama di pedesaan
dalam mengembangkan usahanya, untuk ke depannya tidak terdapat kredit macet
yang akhirnya membuat lembaga keuangan tidak beroperasi.
3) Adanya upaya untuk memperkuat struktur permodalan baik dengan perbankan, dana
bergulir, kredit program, peralatan maupun bansos.
Sasaran 10 : Meningkatnya Jumlah Investasi
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 9 (sembilan) indikator kinerja.
Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan
sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi %
1. Jumlah investor berskala nasional 754 buah 641 buah 85,01
2. Jumlah nilai investasi berskala
nasional
311.662.110.000
752.040.554.000 241,30
3. Daya serap tenaga kerja 3.226 3.292 102,05
4. Kenaikan/penurunan Nilai
Realisasi PMDN (milyar rupiah)
21.170.000.000
101.350.000.000 478,74
5. Penerbitan Izin Usaha Jasa
Konstruksi (IUJK) dalam 10 hari
kerja setelah persyaratan lengkap
66,66 %
100% 150,02
6. Terlayaninya masyarakat dalam
pengurusan izin pemanfaaatan
ruang sesuai dengan peraturan
daerah tentang RTRW Kabupaten
beserta rincinya
66,60 %
100% 150,15
7. Lama proses perijinan
- HO 3 hari 3 hari 100
- IMB 3 hari 3 hari 100
BAB III Akuntabilitas Kinerja
140 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator Kinerja Target Realisasi %
- SIUP 1-3 hari 1-3 hari 100
8. Penggunaan Alun-alun 3 hari 3 hari 100
9. Jumlah Perda yang mendukung
iklim usaha
4 perda 2 perda 50
Rata-rata Capaian 150,66
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah
tercapai dengan rata-rata capaian 150,66%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan
untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
Sasaran ini dicapai melalui 3 (tiga) program, yaitu: Program Peningkatan
Promosi dan Kerjasama Investasi, Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi
Investasi dan Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang, yang keseluruhannya
dilaksanakan melalui 2 (dua) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran “ Jumlah investor berskala nasional ”, “ Jumlah nilai
investasi berskala nasional ”, “ Daya serap tenaga kerja ” dan “ Kenaikan/ penurunan
Nilai Realisasi PMDN (milyar rupiah)” dicapai melalui Program Peningkatan Promosi
dan Kerjasama Investasi, dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa :
- Terselenggaranya rapat koordinasi/ temu usaha antara
pengusaha dengan pemerintah
2 Kali
- Tercapainya nilai investasi Rp 752.040.554.000
- Terserapnya tenaga kerja 3.292 orang
- Tercatatnya nilai penurunan/ kenaikan realisasi PMDN Realisasi PMDN:
Rp101.350.000.000
Kenaikan PMDN :
Rp 80.180.000.000
Indikator kinerja sasaran “ Penerbitan Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) dalam
10 hari kerja setelah persyaratan lengkap” dicapai melalui Program Peningkatan Iklim
Investasi dan Realisasi Investasi, dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa :
- Diterbitkannya SIUJK 55 izin
Indikator kinerja sasaran “Terlayaninya masyarakat dalam pengurusan izin
pemanfaaatan ruang sesuai dengan peraturan daerah tentang RTRW Kabupaten beserta
BAB III Akuntabilitas Kinerja
141 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
rinciannya ”, dicapai melalui Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang, yang outputnya
berupa:
- Diterbitkannya izin prinsip baru 61 izin prinsip baru
- Diterbitkannya izin prinsip perpanjangan 61 izin prinsip perpanjangan
Indikator kinerja sasaran “ Lama proses perijinan (IMB, HO, SIUP)” dan
”Penggunaan alun-alun”, dicapai melalui Program Peningkatan Iklim Investasi dan
Realisasi Investasi, dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa :
- Terselenggaranya pelayanan perizinan terpadu 1 th
Indikator kinerja sasaran “ Jumlah Perda yang mendukung iklim usaha ”, dicapai
melalui Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi, dengan 1 (satu) kegiatan
yang outputnya berupa :
- Ditetapkannya Perda pendukung investasi 2 Perda
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian)
indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut:
Indikator Kinerja 2011 2012 2013
1. Jumlah investor berskala
nasional
685 buah/unit 627 buah/unit 641 buah/unit
2. Jumlah nilai investasi berskala
nasional
Rp
200.157.100.000
Rp
650.687.694.985
Rp
752.040.554.000
3. Daya serap tenaga kerja 2.927 5.518 3.292
4. Kenaikan/penurunan Nilai
Realisasi PMDN (milyar rupiah)
1.690.000.000 450.530.594.985 101.350.000.000
5. Penerbitan Izin Usaha Jasa
Konstruksi (IUJK) dalam 10
hari kerja setelah persyaratan
lengkap
100%
100%
100%
6. Terlayaninya masyarakat dalam
pengurusan izin pemanfaaatan
ruang sesuai dengan peraturan
daerah tentang RTRW
Kabupaten beserta rincinya
100%
100%
100%
7. Lama proses perijinan
BAB III Akuntabilitas Kinerja
142 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
- HO 3 hari 3 hari 3 hari
- IMB 3 hari 3 hari 3 hari
- SIUP 1-3 hari 1-3 hari 1-3 hari
8. Penggunaan Alun-alun 3 hari 3 hari 3 hari
9. Jumlah Perda yang mendukung
iklim usaha
2 Perda 2 Perda 2 Perda
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) fluktuatif.
Capaian kinerja yang fluktuatif tersebut di atas antara lain disebabkan oleh:
1) Jumlah investor berskala nasional mengalami peningkatan di tahun 2013 karena adanya
berbagai promosi baik lewat pameran dan leaflet. Namun realisasi tidak mencapai target
karena masih kurangnya data investasi dan kurangnya informasi kepada para pengusaha
sehingga pengusaha minim peluang mengikuti promosi hasil usahanya.
2) Jumlah nilai investasi berskala nasional mengalami peningkatan karena banyak
pengusaha yang mempunyai modal menengah ke atas berinvestasi di Banjarnegara,
adanya kenaikan nilai investasi yang ditanamkan dan iklim yang kondusif untuk
berinvestasi.
3) Iklim yang kondusif bagi berkembangnya dunia usaha dan kegiatan investasi banyak
membuka peluang usaha baru sehingga banyak menyerap tenaga kerja.
4) Nilai Realisasi PMDN (milyar rupiah) mengalami peningkatan karena adanya peranan
pemerintah yang mampu memberikan pelayanan yang baik kepada para pengusaha
sehingga memberikan kesempatan dan kemudahan untuk menanamkan modalnya dalam
jumlah besar dan adanya kepastian hukum bagi para pengusaha.
5) Penerbitan Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) dalam 10 hari kerja setelah persyaratan
lengkap dan Terlayaninya masyarakat dalam pengurusan izin pemanfaaatan ruang
sesuai dengan peraturan daerah tentang RTRW Kabupaten beserta rinciannya stabil
bahkan melebihi target karena adanya koordinasi yang baik dengan instansi terkait.
6) Lama proses perijinan baik HO, IMB dan SIUP terealisasi sesuai target dan sesuai
dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) izin pelayanan serta peraturan perundang-
undangan yang mengaturnya.
7) Jumlah Perda yang mendukung iklim usaha realisasinya stabil, namun tidak mencapai
target. Hal ini bukan berarti tidak memperhatikan bidang investasi dari segi aturan,
namun karena Perda–perda yang ada telah cukup mampu menjadi dasar aturan bagi
BAB III Akuntabilitas Kinerja
143 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
para investor. Aturan yang mendukung investasi tidak hanya berbentuk Perda tetapi
juga berbentuk penetapan Peraturan Bupati dan aturan yang lebih tinggi (Undang-
undang).
Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh
seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan :
1) Meningkatkan kerjasama dengan semua instansi terkait untuk membangun data base
yang akurat dan aktual sehingga tersedia informasi yang dapat diakses dengan
mudah, cepat dan murah baik secara online melalui fasilitas teknologi internet
maupun secara offline dengan datang ke KP2T.
2) Melaksanakan sosialisasi ke masyarakat dan badan usaha tentang perizinan dan
penanaman modal.
3) Meningkatkan promosi potensi daerah baik dengan mengikuti pameran investasi
daerah maupun melalui website/ blog/ internet.
4) Mencari langsung ke para pengusaha untuk memperoleh produk yang dikelola untuk
dipromosikan.
Sasaran 11 : Meningkatnya Kesempatan dan Lapangan Kerja Serta Kualitas dan
Produktivitas Tenaga Kerja
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 7 (tujuh) indikator kinerja.
Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan
sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi %
1. Rasio penduduk yang bekerja 0,97 % 0,96 % 98,97
2. Angka partisipasi angkatan kerja 75,93 % 79,47 % 104,66
3. Angka sengketa pengusaha-pekerja per tahun 14,92 % 0 100
4. Tingkat partisipasi angkatan kerja 75,93 % 79,47 % 104,66
5. Tingkat pengangguran terbuka 2,56 % 3,75 % 53,52
BAB III Akuntabilitas Kinerja
144 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator Kinerja Target Realisasi %
6. Keselamatan dan perlindungan tenaga kerja 100 % 100 % 100
7. Penyelesaian perselisihan buruh dan
pengusaha terhadap kebijakan pemerintah
daerah
100 % 100 % 100
Rata-rata Capaian 94,54
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah
tercapai dengan rata-rata capaian 94,54%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan
untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
Sasaran ini dicapai melalui 2 (dua) program, yaitu: Program Peningkatan
Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja, dan Program Perlindungan dan Pengembangan
Lembaga Ketenagakerjaan, yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 7 (tujuh)
kegiatan, dengan rincian sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran ”Rasio penduduk yang bekerja”, ”Angka partisipasi
angkatan kerja”, ”Angka sengketa pengusaha-pekerja per tahun”, “Tingkat partisipasi
angkatan kerja” dan “Tingkat pengangguran terbuka”, dicapai melalui Program
Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja”, dengan 3 (tiga) kegiatan yang
outputnya berupa :
- Terlaksananya Pelatihan ketrampilan bagi pencari kerja 65 orang
- Terlaksananya Pelatihan ketrampilan kerja dan kejuruan 80 orang
- Terlaksananya Pelatihan ketrampilan kerja berbasis
masyarakat
100 orang
Indikator kinerja sasaran “Keselamatan dan perlindungan tenaga kerja” dan
”Penyelesaian perselisihan buruh dan pengusaha terhadap kebijakan pemerintah daerah”,
dicapai melalui Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan,
dengan 4 (empat) kegiatan yang outputnya berupa :
- Terlaksananya pembinaan/penyuluhan, Sosialisasi berbagai
peraturan pelaksanaan tentang ketenagakerjaan
120 orang
- Terlaksananya pembinaan/penyuluhan keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) di perusahaan
100 orang/perusahaan
BAB III Akuntabilitas Kinerja
145 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
- Terlaksananya pembinaan/penyuluhan pelaporan
perusahaan sesuai undang-undang No. 07 Tahun 1981
tentang wajib lapor ketenagakerjaan
130 perusahaan
- Terlaksananya survei kebutuhan Hidup Layak (KHL) di
pasar guna menyiapkan bahan usulan UPangan Asal Hewan
Minimum Kabupaten (UMK) untuk peningkatan
kesejahteraan pekerja/buruh
12 bulan
KHL 2013 =
983.536,61 dari UMK
2014 Rp.920.000,-
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian)
indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut:
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013
1. Rasio penduduk yang bekerja 0,95% 0,97% 0,94% 0,94% 0,96 %
2. Angka partisipasi angkatan kerja 67,24% 69,99% 66,5% 66,50% 79,47%
3. Angka sengketa pengusaha-
pekerja per tahun
2,05% 8,13% 5,10% 1,45% 0%
4. Tingkat partisipasi angkatan kerja 67,24% 69,99% 71,25% 73,78% 79,47%
5. Tingkat pengangguran terbuka 5,09% 3,09% 5,57% 5,57% 3,75 %
6. Keselamatan dan perlindungan
tenaga kerja
- 100% 100% 20,35% 100%
7. Penyelesaian perselisihan buruh
dan pengusaha terhadap
kebijakan pemerintah daerah
- 100% 100% 100% 100%
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) fluktuatif.
Capaian kinerja yang fluktuatif tersebut di atas antara lain disebabkan oleh:
1) Rasio penduduk yang bekerja mengalami peningkatan di tahun 2013 hal ini menunjukan
bahwa lebih banyak penduduk yang bekerja sebesar 0,02% dibandingkan tahun 2012.
Namun realisasi tidak mencapai target karena dari penduduk usia kerja yang ditargetkan
belum seluruhnya diterima bekerja. Rendahnya minat pencari kerja untuk bekerja di luar
Banjarnegara menyebabkan mereka masih menganggur padahal lapangan pekerjaan
yang tersedia di luar jauh lebih banyak dibandingkan di Banjarnegara.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
146 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
2) Angka partisipasi angkatan kerja mengalami penurunan pada dua tahun terakhir, namun
mengalami peningkatan di tahun 2013 disebabkan penduduk usia angkatan kerja yang
masih aktif bekerja dengan berbagai alasan terkait dengan kebutuhan ekonomi lebih
memilih untuk bekerja, terutama dari ibu-ibu rumah tangga yang semula memilih tidak
bekerja karena bekerja di sektor domestik/ rumah tangga. Dengan adanya lapangan
pekerjaan baru lebih membuka kesempatan bagi mereka untuk bekerja di tempat
tersebut.
3) Di tahun 2013 tidak terjadi sengketa pengusaha-pekerja sehingga realisasi melampaui
target bahkan realisasi menunjukan peningkatan cukup signifikan setiap tahunnya. Hal
ini disebabkan karena Banjarnegara memiliki iklim yang kondusif sehingga tidak
membuka peluang bagi berkembangnya konflik ataupun munculnya konflik antara
pengusah-pekerja dan Pemerintah Kabupaten telah mengupayakan untuk
menyelesaikan setiap permasalahan secara kekeluargaan melalui lembaga Tripartit
sehingga tidak sampai masuk ke ranah hukum.
4) Tingkat partisipasi angkatan kerja mengalami peningkatan dari tahun ke tahun karena
lebih banyak penduduk angkatan kerja/ yang aktif bekerja dibandingkan dengan
penduduk usia 15-64 th secara keseluruhan. Makin tinggi kesadaran dan tingkat
partisipasi mereka dalam mensukseskan program pembangunan, juga adanya tuntutan
kebutuhan ekonomi yang semakin beragam.
5) Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi jumlah pengangguran, terbukti di
tahun 2013 tingkat pengangguran terbuka mengalami penurunan sebanyak 1,82%
dibandingkan tahun 2012. Namun realisasi di tahun 2013 tidak mencapai target hal ini
disebabkan masih terdapat lulusan SMA pada usia angkatan kerja yang tidak bekerja,
terbatasnya lapangan kerja dan peluang kerja bagi para pencari kerja serta rendahnya
kualitas dan produktivitas tenaga kerja dalam menjawab tuntutan kompetensi tenaga
kerja yang kompeten dan berdaya saing tinggi.
6) Keselamatan dan perlindungan tenaga kerja mengalami peningkatan dari tahun
sebelumnya karena makin tinggi tingkat ketaatan perusahaan terhadap ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan dan kesadaran pengusaha/
perusahaan akan keselamatan dan perlindungan kerja yang menjadi hak karyawan/buruh
serta perencanaan dan tatalaksana kerja yang baik dalam kegiatan sosialisasi tentang
K3.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
147 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh
seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan :
1) Melakukan perencanaan dan tata laksana kerja yang baik dalam penyediaan peralatan
dan perlengkapan untuk pelatihan.
2) Terobosan program dan kegiatan berupa job fair sebagai salah satu upaya
penanganan tenaga kerja yang cukup tinggi .
3) Melakukan kerjasama lintas sektoral dalam penyerapan tenaga kerja baik dalam
bentuk AKL, AKAD dan AKAN.
4) Memberikan kesempatan kerja melalui padat karya produktif wirausaha baru dan
teknologi tepat guna.
Sasaran 12 : Meningkatnya Kinerja Usaha Pelaku Industri Kecil dan Menengah
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 4 (empat) indikator kinerja.
Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan
sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi %
1. Kontribusi sektor Industri terhadap PDRB 12,76 % 12,30 %
96,39
2. Kontribusi industri rumah tangga terhadap
PDRB sektor Industri
2,64 % 4,3 %
162,88
3. Pertumbuhan Industri 19.829 21.965
110,77
4. Cakupan bina kelompok pengrajin 9.445 buah 9.460 buah
100,16
Rata-rata Capaian 117,55
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah
tercapai dengan rata-rata capaian 117,55%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan
untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
148 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Sasaran ini dicapai melalui 2 (dua) program, yaitu: Program Peningkatan
Kemampuan Teknologi Industri dan Program Peningkatan Kapasitas IPTEK Sistem
Produksi, dengan rincian sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran “Kontribusi sektor Industri terhadap PDRB” dan
”Kontribusi industri rumah tangga terhadap PDRB sektor Industri”, yang outputnya
berupa :
- Terpenuhinya kontribusi sektor industri terhadap PDRB 12,30%
(Rp 1.009.792,11)
- Terpenuhinya Kontribusi industri rumah tangga terhadap
PDRB sektor Industri
4,3%
Indikator kinerja sasaran “Pertumbuhan Industri”, dicapai melalui Program
Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri, dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya
berupa :
- Tercapainya pertumbuhan industri 21.965
Indikator kinerja sasaran “Cakupan bina kelompok pengrajin”, dicapai melalui
Program Peningkatan Kapasitas IPTEK Sistem Produksi, dengan 1 (satu) kegiatan yang
outputnya berupa:
- Kelompok pengrajin yang dibina 9.460
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian)
indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut:
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013
1. Kontribusi sektor Industri terhadap
PDRB
24,39 4,33 3,64 11,30 12,30
2. Kontribusi industri rumah tangga
terhadap PDRB sektor Industri
24,39 4,33 3,64 11,30 4,3
3. Pertumbuhan Industri 17.073 19.093 20.820 21.085 21.965
4. Cakupan bina kelompok pengrajin 7.756 8.041 8.362 8.446 9.460
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) fluktuatif.
Capaian kinerja yang fluktuatif tersebut di atas antara lain disebabkan oleh:
1) Kontribusi sektor Industri terhadap PDRB cenderung turun dan meningkat pada
BAB III Akuntabilitas Kinerja
149 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
tahun 2013, namun realisasi tidak mencapai target karena hanya terealisasi 96,39%.
Hal ini menunjukan industri pengolahan di Kabupaten Banjarnegara belum
berkembang.
2) Kontribusi industri rumah tangga terhadap PDRB sektor Industri mengalami
penurunan. Pada tahun 2012 Kontribusi industri rumah tangga terhadap PDRB
sektor Industri masih melekat pada Kontribusi sektor Industri terhadap PDRB, namun
di tahun 2013 telah dilakukan penghitungan tersendiri sehingga realisasi menurun
karena industri rumah tangga merupakan bagian kecil dari industri secara
keseluruhan.
3) Pertumbuhan Industri mengalami peningkatan dan terus berkembang terutama pada
industri kecil dan menengah karena adanya kerjasama, koordinasi dan komunikasi
yang baik antar instansi terkait dalam bidang industri, perdagangan, koperasi dan
UMKM, adanya kesadaran dan partisipasi para pelaku UMKM maupun masyarakat
usaha lainnya dalam membangun perekonomian Kabupaten Banjarnegara dan
berkembangnya sektor industri, perdagangan, koperasi dan UMKM yang semakin
kondusif.
4) Pengembangan dan pembinaan yang berkesinambungan terhadap UMKM
menyebabkan cakupan bina kelompok pengrajin semakin banyak/ bertambah.
Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh
seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan :
1) Lebih giat untuk menggerakkan sektor-sektor industri dalam rangka mendukung
kontribusinya terhadap PDRB.
Sasaran 13 : Meningkatnya Produksi Pertambangan dan Energi
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 2 (dua) indikator kinerja.
Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan
sebagai berikut:
BAB III Akuntabilitas Kinerja
150 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator Kinerja Target Realisasi %
1. Pertambangan tanpa ijin yang ditertibkan 76,00 % 98,51% (158,6 ha
dari 161 ha)
129,62
2. Kontribusi sektor pertambangan terhadap
PDRB
0,52 %
0,52 % 100
Rata-rata Capaian 114,81
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah
tercapai dengan rata-rata capaian 114,81%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan
untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
Sasaran ini dicapai melalui 1 (satu) program, yaitu: Program Pembinaan dan
Pengawasan Bidang Pertambangan, yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 1 (satu)
kegiatan, dengan rincian sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran “Pertambangan tanpa ijin yang ditertibkan”, dicapai
melalui Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pertambangan dengan 1 (satu)
kegiatan yang outputnya berupa :
- Pertambangan tanpa ijin yang ditertibkan 98,51%
(158,6 Ha dari 161 Ha)
Indikator kinerja sasaran “ Kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB ”,
yang outputnya berupa :
- Terpenuhinya Kontribusi sektor pertambangan terhadap
PDRB
0,47%
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian)
indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut:
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013
1. Pertambangan tanpa ijin yang
ditertibkan
- 0,19% 62% 81,4% 98,51%
2. Kontribusi sektor pertambangan
terhadap PDRB
0,50% 0,50% 0,49% 0,49% 0,47%
BAB III Akuntabilitas Kinerja
151 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) fluktuatif.
Capaian kinerja yang fluktuatif tersebut di atas antara lain disebabkan oleh:
1) Pertambangan tanpa ijin yang ditertibkan semakin meningkat hal ini disebabkan
secara intensif dilakukan pengendalian dan pengawasan terhadap usaha pertambangan
di Kabupaten Banjarnegara juga makin tinggi kesadaran masyarakat dalam melakukan
penambangan dengan tertib karena akibat yang ditimbulkan dari penambangan liar
sangat merusak ekosistem dan kawasan di sekitarnya.
2) Kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB realisasinya menurun dan tidak
mencapai target karena baru tercapai 90,38%. Realisasi pada tahun 2013 masih
merupakan angka sementara sehingga masih ada kemungkinan terealisasi sesuai target
apabila angka-angka yang sebenarnya dapat diukur.
Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh
seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan :
1) Sumber data melakukan survey lebih awal sehingga dapat diperoleh data yang lengkap
dan valid.
Sasaran 14 : Meningkatnya Produksi Hasil Kehutanan
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 3 (tiga) indikator kinerja.
Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan
sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi %
1. Rehabilitasi hutan dan lahan
kritis
4,39 % 4,27 % (4.399,27 ha dari 103.027,35 ha)
97,27
2. Kerusakan kawasan hutan 0,00 % 1,16 % (200 ha dari
17.263,60 ha)
0
3. Kontribusi sektor kehutanan
terhadap PDRB
0,66 % 0,62 % 93,94
Rata-rata Capaian 63,74
BAB III Akuntabilitas Kinerja
152 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah
tercapai dengan rata-rata capaian 63,74%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan
untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
Sasaran ini dicapai melalui 2 (dua) program, yaitu: Program Rehabilitasi Hutan
dan Lahan dan Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam, yang
keseluruhannya dilaksanakan melalui 3 (tiga) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran “ Rehabilitasi hutan dan lahan kritis” dan ”Kerusakan
kawasan hutan” dicapai melalui Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan dan Program
Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam, dengan 3 (tiga) kegiatan yang
outputnya berupa :
- Terlaksananya pembuatan hutan rakyat 75Ha
- Terlaksananya pembuatan turus jalan 4 km
- Terlaksananya pembuatan hutan rakyat 350 Ha
- Terlaksananya pembuatan turus jalan 4 km
- Penghijauan kanan kiri sungai 2 km
- Pengadaan sarpras penyuluhan 1 paket (2 unit laptop dan 4 unit sepeda motor)
- Pembuatan bibit tanaman kehutanan yang layak salur 110.000 batang
Bibit albasia 180.000 batang
Bibit aren 2000 batang
Indikator kinerja sasaran “ Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB ”
outputnya berupa :
- Terpenuhinya kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB 0,62 %
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian)
indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut:
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013
1. Rehabilitasi hutan dan
lahan kritis
0,06% 3,82% 5,59% (5.755 ha
dari 103.027,35 ha)
6,15% (6.336 ha
dari 103.027,35
ha)
4,27 % (4.399,27 ha
dari 103.027,35
ha)
BAB III Akuntabilitas Kinerja
153 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013
2. Kerusakan kawasan
hutan
0,0% 0,0% 0,34% (59 ha dari
17.263,60 ha)
1,15% (197,85 ha dari 17.263,60 ha)
1,16 % (200 ha
dari 17.263,60 ha)
3. Kontribusi sektor
kehutanan terhadap
PDRB
0,66% 0,64% 0,65% 0,64% 0,62 %
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) menurun.
Capaian kinerja yang menurun tersebut di atas antara lain disebabkan oleh:
1) Rehabilitasi hutan dan lahan kritis menurun bahkan realisasinya tidak mencapai target
karena pada tahun 2013 telah terbit Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 09 Tahun
2013 yang menyebutkan bahwa jumlah tanaman untuk merehabilitasi lahan per hektar
adalah 700 batang, sedangkan sebelumnya adalah 400 batang/ Ha, sehingga meskipun
jumlah tanaman lebih banyak tetapi lahan yang direhabilitasi lebih sempit.
2) Kerusakan hutan menunjukan penambahan areal setiap tahunnya dan pada tahun 2013
terdapat penambahan 0,01% yang terjadi di kawasan hutan negara di Desa Penawaren
Kecamatan Sigaluh seluas 188 Ha akibat penebangan tidak menggunakan prosedur yang
benar (SOP).
3) Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB realisasinya cenderung turun bahkan tidak
mencapai target karena produksi beberapa komoditas kehutanan baik kayu maupun
bukan kayu mengalami penurunan sehingga memberikan hasil tidak maksimal.
Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh
seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan :
1) Melaksanakan rehabilitasi konservasi lahan dengan penanaman vegetasi.
2) Penambahan bibit kehutanan yang berkualitas dan layak salur.
3) Pembinaan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) untuk melaksanakan
pengawasan dan fungsi menggerakan partisipasi masyarakat dalam menjaga kelestarian
kawasan hutan.
4) Menindak dengan tegas setiap pelaku penebangan tidak menggunakan prosedur yang
benar (SOP)
BAB III Akuntabilitas Kinerja
154 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
MISI 2 : MEWUJUDKAN PENYELENGGARAAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK
Analisis dan evaluasi capaian kinerja Tahun 2013 Pemerintah Kabupaten
Banjarnegara, dapat dijelaskan sebagai berikut :
Sasaran 1 : Meningkatnya Kualitas SDM Aparatur
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 5 (lima) indikator kinerja.
Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan
sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi %
1. Rasio PNS Lulusan S1 43,00 % 53,47 % 124,35
2. Rasio PNS Lulusan S2/S3 1,84 % 2,75 % 149,46
3. Rasio pejabat struktural yang mengikuti
diklatpim
66,26 % 68,63% 103,58
4. Rasio penanganan pelanggaran disiplin
aparatur
69,23 % 64,61% 93,33
5. Rasio PNS yang mengikuti diklat teknis,
kursus dan bintek
8,96 % 11,15 % 124,44
Rata-rata Capaian 119,03
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah
tercapai dengan rata-rata capaian 119,03%. Adapun pencapaian indikator kinerja
kegiatan untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir : PK.
Sasaran ini dicapai melalui 2 (dua) program, yaitu: Program Pembinaan dan
Pengembangan aparatur dan Program Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur, yang
keseluruhannya dilaksanakan melalui 5(lima) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut:
BAB III Akuntabilitas Kinerja
155 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator kinerja sasaran “Rasio PNS Lulusan S1”, dicapai melalui Program
Pembinaan dan Pengembangan aparatur, dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa
:
- Terlaksananya pemberian bantuan tugas belajar dan ikatan
dinas
S1 = 2 orang
Indikator kinerja sasaran “ Rasio PNS Lulusan S2/S3”, dicapai melalui Program
Program Pembinaan dan Pengembangan aparatur, dengan 1 (satu) kegiatan yang
outputnya berupa :
- Terlaksananya pemberian bantuan tugas belajar dan ikatan
dinas
S 2 = 2 orang
Indikator kinerja sasaran “ Rasio pejabat struktural yang mengikuti diklatpim”,
dicapai melalui Program Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur, dengan 1 (satu)
kegiatan yang outputnya berupa :
- Terlaksananya Pejabat Struktural yang mengikuti Diklatpim Tk IV 80 orang
Indikator kinerja sasaran “ Rasio penanganan pelanggaran disiplin aparatur”,
dicapai melalui Program Pembinaan dan Pengembangan aparatur, dengan 1 (satu)
kegiatan yang outputnya berupa :
- Terselesaikannya kasus PNS/PTT 12 Bulan 67 SKPD
Indikator kinerja sasaran “ Rasio PNS yang mengikuti diklat teknis, kursus dan
bintek”, dicapai melalui Program Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur, dengan 1
(satu) kegiatan yang outputnya berupa :
- Terwujudnya peningkatan kemampuan aparatur pemerintah daerah
dengan mengadakan diklat teknis, kursus dan bimtek
183 orang
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian)
indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut:
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013
1. Rasio PNS Lulusan S1 27,20% 33,51% 36,87% 51,54% 53,47 %
2. Rasio PNS Lulusan S2/S3 1,50% 1,56% 1,68% 2,61% 2,75 %
BAB III Akuntabilitas Kinerja
156 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013
3. Rasio pejabat struktural yang
mengikuti diklatpim
- - - 65,58% 68,63%
4. Rasio penanganan pelanggaran
disiplin aparatur
- - - 69,23% 64,61%
5. Rasio PNS yang mengikuti diklat
teknis, kursus dan bintek
- - - 9,66% 11,15 %
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) yang semakin meningkat.
Capaian kinerja yang meningkat tersebut di atas antara lain disebabkan oleh:
1.) Untuk indikator Rasio PNS Lulusan S1 meningkat disebabkan dikeluarkannya
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen yang mengamanatkan
standar kompetensi pendidikan bagi guru minimal DIV / S1 memacu para guru untuk
meningkatkan pendidikan ke jenjang S1 melalui ijin belajar maupun tugas belajar.
2.) Untuk indikator Rasio PNS Lulusan S2/S3 meningkat disebabkan banyaknya tawaran
tugas belajar S2 dari Kementerian maupun lembaga lain yang dimanfaatkan para PNS
dan adanya upaya PNS untuk meningkatkan kompetensi pendidikan melalui ijin
belajar.
3.) Untuk indikator Rasio pejabat struktural yang mengikuti diklatpim meningkat
disebabkan adanya perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 100 tahun 2002 tentang
pengangkatan PNS dalam jabatan struktural yang mensyaratkan seorang PNS
mengikuti Diklatpim sebelum menduduki jabatan struktural sehingga mendorong
Pemerintah Daerah berusaha memberangkatkan PNS yang memenuhi syarat untuk
mengikuti Diklatpim.
4.) Untuk indikator Rasio penanganan pelanggaran disiplin aparatur menurun dari
69,23 % menjadi 64 ,61 % disebabkan dari SKPD penanganan yang bermasalah
banyak terselesaikan di SKPD itu sendiri dan tidak sampai menjadi penjatuhan
hukuman disiplin dan berarti telah terjadi peningkatan pemahaman aturan penanganan
disiplin PNS di Kabupaten Banjarnegara.
5.) Untuk indikator Rasio PNS yang mengikuti diklat teknis, kursus dan bintek meningkat
hal ini disebabkan banyaknya tuntutan peningkatan kompetensi teknis bagi para
pelaksana tugas. Diklat teknis juga disyaratkan bagi calon peserta Diklatpim harus
BAB III Akuntabilitas Kinerja
157 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
sudah mengikuti Diklat Teknis minimal 2 jenis, sehingga mendorong Pemerintah
Daerah berusaha untuk mengikutsertakan PNS dalam membiayai Diklat Teknis sesuai
kebutuhan instansi.
Sasaran 2 : Tertata dan Meningkatnya Kualitas Perencanaan, Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Program, Kegiatan dan Anggaran SKPD
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 7 (tujuh) indikator kinerja.
Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan
sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi %
1. Laju Pertumbuhan Ekonomi 5,42 % 5,40 % 99,63
2. Laju inflasi kabupaten 7,17 % 8,35 % 116,46
3. PDRB Per Kapita Rp 8.898.060 Rp 10.137.000 113,92
4. Indeks ketimpangan Williamson (Indeks
Ketimpangan Regional)
0,50 % - 0
5. Tersedianya Dokumen Perencanaan:
RPJMD yang telah ditetapkan dengan
PERDA
1 dok 1 dok 100
6. Tersedianya Dokumen Perencanaan :
RKPD yg telah ditetapkan dgn PERKADA
2 dok 1 dok 50
7. Penjabaran Program RPJMD kedalam
RKPD
100 % 100 % 100
Rata-rata Capaian 82,86
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah
tercapai dengan rata-rata capaian 82,86 %. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan
untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
158 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Sasaran ini dicapai melalui 2 (dua) program, yaitu: Program perencanaan
pembangunan daerah dan Program perencanaan pembangunan ekonomi, yang
keseluruhannya dilaksanakan melalui 4 (empat) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran “ Laju Pertumbuhan Ekonomi, Laju inflasi kabupaten,
PDRB Per Kapita, Indeks ketimpangan Williamson (Indeks Ketimpangan Regional) ”,
dicapai melalui 1 (satu) kegiatan yang dilaksanakan bersama dengan Badan Pusat
Statistik.
Indikator kinerja sasaran “ Tersedianya Dokumen Perencanaan: RPJMD yang
telah ditetapkan dengan PERDA ”, dicapai melalui Program Perencanaan pembangunan
daerah, dengan 1 (satu) kegiatan yaitu penyusunan RKPD yang outputnya berupa :
- Dokumen RPJMD yang telah ditetapkan dengan PERDA
Indikator kinerja sasaran “ Tersedianya Dokumen Perencanaan : RKPD yg telah
ditetapkan dgn PERKADA ”, dicapai melalui Program perencanaan Pembangunan
daerah, dengan 2 (dua) kegiatan yaitu penyusunan RKPD yang outputnya berupa :
- Dokumen RKPD 1 dokumen
- Evaluasi RKPD 1 dokumen
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian)
indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut:
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013
1. Laju Pertumbuhan
Ekonomi
5,11% 4,89% 4,92% 5,39 5,40 %
2. Laju inflasi kabupaten 4,37% 7,13% 4,73% 4,55% 8,35 %
3. PDRB Per Kapita
(Rp. 000)
6.533.983 7.214.067 7.959.680 8.760.617 10.137.000
4. Indeks ketimpangan
Williamson (Indeks
Ketimpangan Regional)
0,54 0,51 0,53 0,53 0
5. Tersedianya Dokumen
Perencanaan : RPJMD
yang telah ditetapkan
ada ada ada 100% 100 %
BAB III Akuntabilitas Kinerja
159 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013
dengan PERDA
6. Tersediannya Dokumen
Perencanaan: RKPD
yang telah ditetapkan
dengan PERKADA
1 dok 1 dok 1 dok 1 dok 1 dok
7. Penjabaran Program
RPJMD kedalam
RKPD
100% 100% 100% 99,96% 100 %
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) yang semakin fluktuatif.
Capaian kinerja yang fluktuatif tersebut di atas antara lain disebabkan , antara lain :
1. Indikator Laju Pertumbuhan Ekonomi, Laju inflasi kabupaten, PDRB Per Kapita,
Indeks ketimpangan Williamson (Indeks Ketimpangan Regional) masih sangat
sementara dari Tim bekerjasama dengan BPS;
2. Indikator Indeks ketimpangan wiliamson (Indeks ketimpangan regional) belum ada
realisasinya disebabkan untuk menghitung indeks ketimpangan wiliamson harus sudah
ada data PDRB per kecamatan dan sampai saat ini data PDRB belum terkumpul
semua.
3. Penetapan dokumen RKPD 2014 tidak dapat ditetapkan pada bulan Mei dikarenakan
amanat Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 yang mewajibkan
Dokumen RKPD Kabupaten ditetapkan menunggu RKPD Provinsi dimana RKPD
Provinsi ditetapkan setelah RKP Nasional ditetapkan.
4. Untuk indikator tesedianya dokumen perencanaan RKPD yang ditetapkan dengan
PERKADA hanya tercapai 50% dari yang ditargetkan. Hal ini disebabkan dari target
yang ditetapkan di RPJMD yaitu 2 dokumen merupakan akumulasi jumlah dokumen
dari tahun sebelumnya yaitu 2 dokumen sedangkan capaian 1 dokumen untuk tahun
ini.
Sasaran 3 : Meningkatnya Kualitas Pengawasan Pelaksanaan Pembangunan
Daerah
BAB III Akuntabilitas Kinerja
160 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 5 (Lima) indikator kinerja.
Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan
sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi %
1. Persentase penyelesaian TLHP
Reguler Inspektorat Kab
Banjarnegara
89 % 94,47 % 106,15
2. Persentase Pelaksanaan Tindak
Lanjut Hasil Pemeriksaan
Inspektorat Propinsi
97 % 89,63 % 92,40
3. Persentase Pelaksanaan Tindak
Lanjut Hasil Pemeriksaan BPKP
84 % 86,06 % 102,45
4. Persentase Pelaksanaan Tindak
Lanjut Hasil Pemeriksaan BPK
70 % 97,44 % 139,20
5. Persentase Jumlah SKPD yang ber-
SPIP
10 % (SKPD) 10 % (SKPD) 100
Rata-rata Capaian 108,04
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah
tercapai dengan rata-rata capaian 108,04 % . Adapun pencapaian indikator kinerja
kegiatan untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
Sasaran ini dicapai melalui 1 (Satu) program, yaitu: Program Peningkatan
Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah,
yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 1 (Satu) kegiatan, dengan rincian sebagai
berikut:
Indikator kinerja sasaran “ Persentase penyelesaian TLHP Reguler Inspektorat
Kabupaten Banjarnegara, Persentase Pelaksanaan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan
Inspektorat Provinsi, Persentase Pelaksanaan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan BPKP,
Persentase Pelaksanaan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan BPK ”, dicapai melalui
BAB III Akuntabilitas Kinerja
161 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan
Kebijakan Kepala Daerah, dengan kegiatan Tindak lanjut hasil temuan pengawasan dan
kegiatan evaluasi berkala temuan hasil pengawasan, yang outputnya berupa :
- Tindak Lanjut Hasil Temuan Pengawasan 4 x pemantauan
- Terlaksananya kegiatan evaluasi bekala hasil pemeriksaan 4 x kegiatan
Indikator kinerja sasaran “ Persentase Jumlah SKPD yang ber-SPIP ”, dicapai
melalui Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan
Kebijakan Kepala Daerah, dengan Kegiatan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
yang outputnya berupa :
- Jumlah Laporan Rencana Tindak Pengendalian pada 7 SKPD yaitu Inspektorat, KP2T,
KPAD, Kecamatan Banjarnegara, Kecamatan Bawang, Kelurahan Semarang dan
Kelurahan Kutabanjarnegara.
Kegiatan ini baru dimulai tahun 2013, sehingga belum ada pembanding dengan
tahun-tahun sebelumnya.
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian)
indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut:
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013
1. Persentase penyelesaian
TLHP Reguler
Inspektorat Kab
Banjarnegara
Adm : 79,12% Keu : 78,93%
Adm : 81,89% Keu :
82,14%
Adm : 92,91% Keu :
82,14%
Adm : 94,68 %
Keu : 97,51 %
Adm : 95,39% Keu :
96,07 %
2. Persentase Pelaksanaan
Tindak Lanjut Hasil
Pemeriksaan Inspektorat
Propinsi
Adm : 100% Keu : 100%
Adm : 100% Keu : 100%
Adm : 100% Keu : 100%
Adm : 99,69 %
Keu : 100 %
Adm : 89,10 %
Keu : 90,82 %
3. Persentase Pelaksanaan
Tindak Lanjut Hasil
Pemeriksaan BPKP
Adm : 68,54%
Keu: 24,63%
Adm : 82,02%
Keu: 37,41%
Adm : 74,77%
Keu: 44,03%
Adm : 82,78 %
Keu 44,64 %
Adm : 88,89%
Keu 61,79 %
4. Persentase Pelaksanaan
Tindak Lanjut Hasil
Adm : 85,20%
Keu:
Adm : 93,25%
Keu:
Adm : 90,41%
Keu:
Adm : 98,10 %
Keu
Adm : 99,03%
Keu
BAB III Akuntabilitas Kinerja
162 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013
Pemeriksaan BPK 65,16% 66,51% 72,17% 77,24 % 80,19 %
5. Persentase Jumlah SKPD
yang ber-SPIP
0% 0% 0% 0 % 100% (7 SKPD)
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) meningkat.
Capaian kinerja yang meningkat tersebut di atas antara lain disebabkan oleh :
1. Target Persentase penyelesaian TLHP Reguler telah dicapai mulai tahun 2012, dan
pada tahun ini target tersebut kembali dicapai. Hal ini karena koordinasi tindaklanjut
dengan SKPD yang memiliki tanggungan temuan pemeriksaan Reguler Kabupaten
Banjarnegara terus dilakukan secara berkesinambungan.
2. Target penyelesaian TLHP Inspektorat Provinsi Jawa Tengah telah terlampaui pada
tahun 2011 dan 2012, akan tetapi pada tahun ini tidak tercapai. Hal ini disebabkan
adanya Laporan Hasil Pemeriksaan dari Inspektorat Provinsi Jawa Tengah yang baru
disampaikan pada akhir tahun 2013, sehingga belum semua rekomendasi terselesaikan.
3. Persentase Penyelesaian TLHP BPKP berhasil dicapai tahun ini, hal ini disebabkan
adanya komitmen dari obyek pemeriksa bersama dengan inspektorat secara aktif
melaksanakan koordinasi tindak lanjut dengan BPKP.
4. Persentase penyelesaian TLHP BPK RI telah tercapai disebabkan karena komitmen
dari Pemerintah Kabupaten Banjarnegara terkait temuan BPK RI dalam rangka menuju
opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), selain itu BPK RI secara rutin mengadakan
pembahasan TLHP dan melakukan pemantauan kerugian daerah pada tiap semeseter.
Sasaran 4 : Meningkatnya Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 9 (sembilan) indikator kinerja.
Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan
sebagai berikut:
BAB III Akuntabilitas Kinerja
163 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator Kinerja Target Realisasi %
1. Indeks Kepuasan Layanan Masyarakat Ada 3 SKPD
Ada 14 SKPD
466,67
2. Persentase ketepatan waktu SKPD dalam
penyampaian laporan kinerja (LAKIP dan
TAPKIN)
100 % 55 SKPD
96,4 % 53 SKPD
96,4
3. Pembinaan pelayanan publik 15 unit 8 unit 53,33
4. Tersedianya laporan asset yg mendukung
laporan Neraca
Ada Ada 100
5. Jumlah bidang lahan bersertifikat 3200 bidang 7588 bidang 237,13
6. Penyelesaian kasus tanah Negara 100 % 100 % 100
7. Cakupan sarana prasarana perkantoran
pemerintahan desa yang baik
82,71 % ( 10 Desa)
88,35 % (11 Desa)
106,82
8. Sistim Informasi Manajemen Pemda
12 SIM 12 SIM 100
9. Jumlah clien yang terhubung dengan web
Pemda
35 tiitik/client
105 titik
/cient
300
Rata-rata Capaian 173,37
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah
tercapai dengan rata-rata capaian 173,37 %. Adapun pencapaian indikator kinerja
kegiatan untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
Sasaran ini dicapai melalui 1 (satu) program, yaitu: Program Mengintensifkan
penanganan pengaduan masyarakat, Program Peningkatan Pengembangan Sistem
Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan, Program Peningkatan sarana dan prasarana
aparatur, Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah
Program Penyelesaian konflik –konflik pertanahan, Program Penataan Penguasaan,
Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah, Program Optimalisasi Pemanfaatan
Teknologi Informasi dan program administrasi perkantoran yang keseluruhannya
dilaksanakan melalui 9 (sembilan) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut:
BAB III Akuntabilitas Kinerja
164 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator kinerja sasaran “ Indeks Kepuasan Layanan Masyarakat ”, dicapai
melalui Program Mengintensifkan penanganan pengaduan masyarakat, dengan 1 (satu)
kegiatan yang outputnya berupa :
- Terlaksananya survey indeks kepuasan layanan masyarakat sebanyak 14 SKPD
Indikator kinerja sasaran “ Persentase ketepatan waktu SKPD dalam
penyampaian laporan kinerja (LAKIP dan TAPKIN) ”, dicapai melalui Program
Peningkatan pengembangan sitem pelaporan capaian kinerja dan keuangan, dengan 1
(satu) kegiatan yang outputnya berupa :
- Tersusunya LAKIP dan TAPKIN SKPD 55 dokumen
Indikator kinerja sasaran ” Pembinaan pelayanan publik” dicapai melalui
Program Mengintensifkan penanganan pengaduan masyarakat , dengan 1 (satu) kegiatan
yang outputnya berupa :
- Unit Pelayanan Publik yang dibina sebanyak 8 SKPD
Indikator kinerja sasaran “ Tersedianya laporan asset yg mendukung laporan
Neraca”, dicapai melalui Program Peningkatan sarana dan prasarana aparatur, Program
Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah dan Program Penataan
Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah, dengan 1 (satu) kegiatan
yang outputnya berupa :
Terjaminnya keamanan aset Pemda.
Terselesaikannya hak kepemilikan atas tanah Pemerintah Kabupaten Banjarnegara.
Sampai dengan tahun 2013 aset berupa tanah yang dimiliki oleh pemerintah Kabupaten
Banjarnegara adalah 532 bidang tanah. Dari 532 bidang tanah tersebut yang sudah
bersertifikat atas nama Pemerintah Kabupaten Banjarnegara adalah 373 bidang tanah
atau 70,11%.
Tercapainya target penerimaan dari lelang tanah eks bengkok.
Tersedianya tanah untuk pembangunan jalan 6.260 m², TPA Winong seluas 10.393 m².
Tersedianya tanah untuk Pusat informasi Pariwisata Dieng 129 m² dan untuk
pemukiman (Metawana) 2.187 m².
Meningkatnya manajemen aset barang daerah.
Indikator kinerja sasaran “ Jumlah bidang lahan bersertifikat ”, dicapai melalui
Program Penataan, Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan tanah, dengan
1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa :
- Terlaksananya jumlah bidang lahan yang bersertifikat 7588 bidang
BAB III Akuntabilitas Kinerja
165 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator kinerja sasaran “ Penyelesaian kasus tanah Negara ”, dicapai melalui
Program Penyelesaian konflik–konflik pertanahan, dengan 1 (satu) kegiatan yang
outputnya berupa :
- Jumlah konflik kasus tanah Negara di Kabupaten Banjarnegara yang dapat di
fasilitasi 3 kasus
Indikator kinerja sasaran “ Cakupan sarana prasarana perkantoran pemerintahan
desa yang baik”, dicapai melalui Program Peningkatan sarana dan prasarana aparatur,
dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa :
- Jumlah 11 desa yang menerima bantuan keuangann rehab kantor / balai desa tahun
2013 .
Indikator kinerja sasaran “ Sistim Informasi Manajemen Pemda ”, dicapai
melalui Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi, dengan 1 (satu)
kegiatan yang outputnya berupa :
- Tersedianya SIM Online yaitu SIMPEG, SIAK, SIM Penggajian, SIMPATU, Simkeu, SimBarang, SIG Kemiskinan, Simrenbangda, Simdalbangda, LPSE, SMS Gateway, SIM RSUD.
Indikator kinerja sasaran “ Jumlah clien yang terhubung dengan web Pemda ”,
dicapai melalui Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, dengan 1 (satu) kegiatan
yang outputnya berupa :
- Terpeliharanya jaringan internet se Kabupaten Banjarnegara dan terbayarnya
bandwidth jaringan internet selama 1 (satu) tahun
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian)
indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut:
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013
1. Indeks Kepuasan Layanan
Masyarakat
3 SKPD 3 SKPD 3 SKPD 3 SKPD 14 SKPD
2. Persentase ketepatan
waktu SKPD dalam
penyampaian laporan
kinerja (LAKIP dan
TAPKIN)
- 81,5%
(44 SKPD)
90%
(49 SKPD)
96,04%
( 53 SKPD)
96,4 %
(53 SKPD)
BAB III Akuntabilitas Kinerja
166 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013
3. Pembinaan pelayanan
public
- - - 0 8 unit
4. Tersedianya laporan asset
yg mendukung laporan
Neraca
Ada/ 1
dok
Ada/ 1
dok
Ada/ 1
dok
Ada/ 1
dok
Ada/1
dokumen
5. Jumlah bidang lahan
bersertifikat
- - - 106971 7588
6. Penyelesaian kasus tanah
Negara
- - -
5 kasus
100 %
3 kasus
7. Cakupan sarana prasarana
perkantoran pemerintahan
desa yang baik
- - 98,4% 97,13% 88,35 %
11 Desa
8. Sistim Informasi
Manajemen Pemda
- - 12 SIM 12 SIM 12 SIM
9. Jumlah clien yang
terhubung dengan web
Pemda
35
client/
titik
49
client/
titik
52
client/
titik
95
client/
titik
105
client/
titik
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) yang semakin meningkat.
Capaian kinerja yang meningkat tersebut di atas antara lain disebabkan oleh:
1. Pada indikator Indeks Kepuasan Layanan Masyarakat tercapai 466,67 %, hal ini
dikarenakan tahun 2013 ada 14 SKPD yang melaksanakan IKM dan menyampaikan
laporan tepat waktu ( pada bulan Desember 2013).
2. Untuk Persentase ketepatan waktu SKPD dalam penyampaian laporan kinerja
(LAKIP dan TAPKIN) dari 55 SKPD yang melaporkan, baru 53 yang telah
melporkan tepat waktu sehingga belum mencapai target .
3. Untuk Pembinaan Pelayanan Publik target ada 15 SKPD namun hanya 8 SKPD yang
dibina karena SKPD tersebut yang mengikuti Lomba Pelayanan Publik yaitu SMK
Neger 2 Bawang, Puskesmas Mandiraja I, Puskesmas Wanadadi I, KPMD, RSUD
Banjarnegara, KP2T, KPAD dan Dinhubkominfo.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
167 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
4. Tersedianya laporan asset yg mendukung laporan Neraca tercapai karena Koordinasi
yang dilakukan antar SKPD pengguna barang daerah.
5. Jumlah bidang lahan bersertifikat melebihi target yang ditentukan karena ada program
nasional sertifikat masal sampai 5000 sertifikat dan selebihnya melalui prosedur
pengurusan biasa karena kesadaran masyarakat untuk mempunyai kepemilikan
Sertifikat Hak Tanah.
6. Penyelesaian kasus tanah Negara yang ada di Kabupaten Banjarnegara ada 3 yang
ditangani antara lain kasus tanah PERHUTANI, kasus tanah yang digunakan Rumah
Dinas Kodim 0704 Banjarnegara, dan masalah tanah sido mukti (tanah bengkok).
7. Cakupan sarana prasarana perkantoran pemerintahan desa yang baik tercapai 11 desa
dari 10 desa yang ditargetkan karena salah satu dari desa tersebut mendapatkan
penghargaan dari pemerintah Kabupaten karena telah memfasilitasi pembebasan
lahan guna pembangunan jalan kabupaten.
8. Sistim Informasi Manajemen Pemda dan Jumlah clien yang terhubung dengan web
Pemda dapat terpenuhi dan melibihi target yang ditentukan karena tersedianya dana
yang cukup untuk akses jaringan Banjarnegara online dan SIM berbasis online di
semua SKPD termasuk Kecamatan dan Kelurahan serta didukung sarana dan
prasarana yang cukup memadai.
Sasaran 5 : Meningkatnya Pengelolaan Pendapatan dan Aset Daerah serta
Meningkatnya Kualitas Laporan Keuangan Daerah
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 6 (enam) indikator kinerja.
Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan
sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi %
1. Meningkatnya jumlah PAD 65.985.000.000 98.975.318.350 149,99
2. Rasio PAD terhadap pendapatan daerah 5,68 % 7,73 % 136,10
3. Tersusunnya pengelolaan keuangan
daerah yang tepat waktu
ya Ya/6 bulan 100
BAB III Akuntabilitas Kinerja
168 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator Kinerja Target Realisasi %
4. Opini Laporan Keuangan WDP WDP 100
5. Jumlah dan macam pajak dan retribusi
daerah
35 30 85,71
6. Jenis, kelas dan jumlah restoran 10 % 10 % 100
Rata-rata Capaian 111,97
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah
tercapai dengan rata-rata capaian 111,97%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan
untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
Sasaran ini dicapai melalui 3 (tiga) program, yaitu: Program Peningkatan dan
Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah, Program pengembangan pemasaran
pariwisata, dan Program Penataan Perundang-undangan, yang keseluruhannya
dilaksanakan melalui 18 (delapan belas) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran “ Meningkatnya jumlah PAD, Rasio PAD terhadap
pendapatan daerah, Jumlah dan macam pajak dan retribusi daerah ”, dicapai melalui
Program Peningkatan dan Pengembangan, Pengelolaan Keuangan Daerah dan Program
Penataan Perundang-undangan , dengan 5 (lima) kegiatan yang outputnya berupa :
- Tercapainya PAD 149,99% dari target yang ditetapkan.
- Tersedianya sarana prasarana untuk pengelolaan PBB.
- Tersedianya benda berharga sebagai alat bukti pembayaran yang sah.
- Meningkatnya pendapatan dari PBB dan BPHTB.
- Tersedianya Peraturan Bupati tentang pajak daerah.
Indikator kinerja sasaran “ Tersusunnya pengelolaan keuangan daerah yang tepat
waktu, Opini Laporan Keuangan”, dicapai melalui Program Peningkatan dan
Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah dan Program Pengembangan Sistem
Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan, dengan 12 (dua belas) kegiatan yang
outputnya berupa :
Enam dokumen laporan kinerja SKPD yaitu :
Nota Keuangan dan Pengantar
BAB III Akuntabilitas Kinerja
169 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Nota Persetujuan DPR
Buku Perangkaan
Perda APBD
Perbup APBD
Penjabaran APBD
Tersusunnya Laporan Semesteran.
Tersusunnya 1 dokumen standar satuan harga
Peraturan Daerah tentang pertanggungjawaban APBD (dokumen
pertanggungjawaban APBD).
Tersedianya data gaji pegawai 1 kabupaten selama 1 tahun.
Tersedianya data kasda secara cepat dan akurat selama 1 tahun.
Tersedianya pedoman penyusunan APBD.
Tersusunnya 12 dokumen APBD dan Perubahan APBD.
Terkoordinasinya 195 SKPD/unit kerja penyedia data penyusunan laporan
pertanggungjawaban APBD.
195 SKPD/unit kerja tertib administrasi keuangan daerah melalui program
aplikasi Simda.
Terselesaikannya 5 kasus TPTGR.
195 SKPD/unit kerja memahami administrasi pelaporan pelaksanaan APBD.
Indikator kinerja sasaran “ Jenis, kelas dan jumlah restoran ”, dicapai melalui
Program pengembangan pemasaran pariwisata, dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya
berupa :
- Terpenuhinya Jenis, kelas dan jumlah restoran 3 kelas restoran emas, perunggu,
perak
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian)
indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut:
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013
1. Meningkatnya jumlah PAD 60.636 62.486 71.106 94.247 98.975
2. Rasio PAD terhadap pendapatan
daerah
8,22 7,35 6,59 7,90 7,73
BAB III Akuntabilitas Kinerja
170 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013
3. Tersusunnya pengelolaan
keuangan daerah yang tepat waktu
ya ya ya ya ya
4. Opini Laporan Keuangan WDP WDP WDP WDP WDP
5. Jumlah dan macam pajak dan
retribusi daerah
34 34 36 30 30
6. Jenis, kelas dan jumlah restoran 3 jenis/
29
restoran
3 jenis/
29
restoran
3
jenis/37
restroran
3 jenis/
30
restoran
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) yang fluktuatif.
Capaian kinerja yang fluktuatif tersebut di atas antara lain disebabkan oleh:
- Indikator Meningkatnya jumlah PAD mengalami peningkatan selama 5 tahun
berturut – turut hal ini disebabkan karena koordinasi yang baik dan kerja keras semua
jajaran SKPD pengelola pendapatan se Kabupaten Banjarnegara sehingga melebihi
target.
- Rasio PAD terhadap pendapatan daerah mengalami kenaikan dan penurunan selama
lima tahun namun untuk tahun 2013 dapat melebihi target yang ditentukan karena hal
ini tergantung dengan kenaikan PAD sebagai faktor pembagi dalam perhitungan rasio.
- Jumlah dan macam pajak terjadi perubahan karena adanya perubahan Peraturan Daerah
yaitu :
a. Peraturan daerah Nomor 16 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah
b. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2011 tentang Retribusi daerah
- Dari indikator jenis, kelas dan jumlah restoran terdapat kenaikan karena semakin
disadarinya bahwa pariwisata di banjarnegara semakin menarik dan berpotensi sehingga
menjadi sektor jasa pariwisata dipandang mampu memberikan pendapatan secara
langsung bagi masyarakat
Sasaran 6 : Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Kearsipan Daerah
BAB III Akuntabilitas Kinerja
171 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 2 (dua) indikator kinerja.
Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan
sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi %
1. Pengelolaan arsip secara baku 5,36% 5,36 % 100 %
2. Peningkatan SDM pengelola kearsipan 1 keg 1 keg 100 %
Rata-rata Capaian 100%
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah
tercapai dengan rata-rata capaian 100%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan
untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
Sasaran ini dicapai melalui 2 (dua) program, yaitu: Program Penyelamatan dan
Pelestarian Dokumen / Arsip Daerah dan Program Perbaikan Sistem Administrasi
Kearsipan, yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 2 (dua) kegiatan, dengan rincian
sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran “ Pengelolaan arsip secara baku ”, dicapai melalui
Program Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen / Arsip Daerah, dengan 1
(satu) kegiatan yang outputnya berupa :
- Tersedianya sarana pengolahan dan penyimpanan arsip untuk 40 desa, dengan
rincian :
a. 800 buah boks arsip;
b. 760 buah fishies;
c. 520 lembar kertas payung;
d. 800 eksemplar kartu kendali masuk / keluar;
e. 760 map gantung;
f. 760 set sekat I,II,III.
- Peningkatan kualitas pengelolaan arsip secara baku di 40 desa
Indikator kinerja sasaran “ Peningkatan SDM pengelola kearsipan”, dicapai
melalui Program Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan, dengan 1 (satu) kegiatan
yang outputnya berupa :
BAB III Akuntabilitas Kinerja
172 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
- Meningkatnya pengetahuan kearsipan 50 Orang
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian)
indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut:
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013
1. Pengelolaan arsip secara baku 5,36 1,79 3,57 3,57 5,36
2. Peningkatan SDM pengelola
kearsipan
1 keg 1 keg - - 1 keg
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) yang semakin Meningkat
Capaian kinerja yang Meningkat tersebut di atas antara lain disebabkan oleh Petugas
arsip yang ada sudah banyak yang berpendidikan S1 atau Fungsional kearsipan dan
meningkatnya tingkat profesional dari SDM yang ada.
Sasaran 7 : Meningkatnya Kualitas Pelayanan Kependudukan dan Catatan Sipil
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 8 (delapan) indikator kinerja.
Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan
sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi %
1. Kepemilikan KTP (%) 96,06 % 96, 32 % 100,27
2. Cakupan penerbitan KTP berbasis NIK
atau e-KTP untuk yang pertama kali
70 % 82,78 % 118,26
3. Rasio bayi berakte kelahiran 100 % 85,60 % 85,60
4. Rasio pasangan berakte nikah 100 % 100 % 100
5. Kepemilikan akte kelahiran per 1000
penduduk
64,64 % 83,66 % 129,42
6. Ketersediaan database kependudukan skala
provinsi
Sudah Sudah 100
BAB III Akuntabilitas Kinerja
173 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator Kinerja Target Realisasi %
7. Penerapan KTP Nasional berbasis NIK Sudah Sudah 100
8. Cakupan pelayanan penerbitan akte
kelahiran
100 % 100 % 100
Rata-rata Capaian 104,19
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah
tercapai dengan rata-rata capaian 104,19 %. Adapun pencapaian indikator kinerja
kegiatan untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
Sasaran ini dicapai melalui 1 (satu) program, yaitu: Program Penataan
Administrasi Kependudukan, yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 9 kegiatan,
dengan rincian sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran “ Kepemilikan KTP (%) ” dan “ Cakupan penerbitan
KTP berbasis NIK atau e-KTP untuk yang pertama kali”, dicapai melalui Program
Penataan Administrasi Kependudukan, dengan 1 (satu) kegiatan Peningkatan Pelayanan
Publik dalam bidang kependudukan yang outputnya berupa :
- Pelaksanan Penuntasan Perekaman KTP Elektronik dan
Pemberian KTP Elektronik pada masyarakat Kabupaten
Banjarnegara
Masyarakat 1 Kabupaten mendapat KTP Elektronik
Indikator kinerja sasaran “ Rasio bayi berakte kelahiran ”, dicapai melalui
Program Penataan Administrasi Kependudukan”, dengan 1 (satu) kegiatan yang
outputnya berupa :
- Jumlah bayi yang dicatatkan kelahiranya 21.517 orang
Indikator kinerja sasaran “ Rasio pasangan berakte nikah”, dicapai melalui
Program Penataan Administrasi Kependudukan “, dengan 1 (satu) kegiatan yang
outputnya berupa :
- Jumlah pasangan yang mencatatkan perkawinanya 31 orang
Indikator kinerja sasaran “ Kepemilikan akte kelahiran per 1000 penduduk ”,
dicapai melalui Program Penataan Administrasi Kependudukan”, dengan 1 (satu)
kegiatan yang outputnya berupa :
- Jumlah orang yang telah memiliki akta kelahiran 31.077 orang
BAB III Akuntabilitas Kinerja
174 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator kinerja sasaran “ Ketersediaan database kependudukan skala provinsi
”, dicapai melalui Program Penataan Administrasi Kependudukan “, dengan 1 (satu)
kegiatan yang outputnya berupa :
- Sudah tersedia Database Kependudukan 1 dokumen database
kependudukan
Indikator kinerja sasaran “ Penerapan KTP Nasional berbasis NIK ”, dicapai
melalui Program Penataan Administrasi Kependudukan , dengan 1(satu) kegiatan yang
outputnya berupa :
- Pelaksanan Pemberian KTP Elektronik pada masyarakat Kabupaten Banjarnegara
sudah dilakukan
Indikator kinerja sasaran “ Cakupan pelayanan penerbitan akte kelahiran ”,
dicapai melalui Program Penataan Administrasi Kependudukan”, dengan 1 (satu)
kegiatan yang outputnya berupa :
- Jumlah orang yang telah mencatatkan kelahiranya 31.077 orang
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian)
indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut:
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013
1. Kepemilikan KTP (%) 87,87% 94,77% 93,38% 96,32 %
2. Cakupan penerbitan KTP
berbasis NIK atau e-KTP
untuk yang pertama kali
0% 0% 0% 75,27% 82,78 %
3. Rasio bayi berakte kelahiran 76,27% 83,70% 99,98% 85,6%
4.Rasio pasangan berakte nikah 100% 100% 100% 100%
5.Kepemilikan akte kelahiran per
1000 penduduk
belum belum belum sudah sudah
6.Ketersediaan database
kependudukan skala provinsi
1
database
kependu
dukan
1
database
kependu
dukan
1
database
kependu
dukan
1
database
kependu
dukan
1
database
kependu
dukan
BAB III Akuntabilitas Kinerja
175 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013
7.Penerapan KTP Nasional
berbasis NIK
belum belum belum sudah sudah
8.Cakupan pelayanan penerbitan
akte kelahiran
100% 100% 100% 100% 100%
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) yang semakin meningkat .
Capaian kinerja yang meningkat tersebut di atas antara lain disebabkan oleh:
1) Pada indikator kepemilikan akte kelahiran per 1000 penduduk meningkat dikarenakan
adanya kebijakan Pemerintah dalam menetapkan keringanan biaya bagi warga miskin
yang mengurus Akta Kelahiran.
2) Indikator persentase kepemilikan KTP tercapai lebih dari 100% dikarenakan adanya
Pelaksanaan KTP Elektronik di Kabupaten Banjarnegara.
3) Mulai bertambahnya kesadaran masyarakat terhadap arti pentingnya akta-akta
pencatatan sipil.
4) Mulai bertambahnya kesadaran masyarakat terhadap administrasi kependudukan berupa
kepemilikan Kartu Keluarga dan Kartu Tanda Penduduk.
5) Terbangunnya Jaringan Database Kependudukan yang memudahkan masyarakat untuk
membuat KTP dan KK di Kecamatan disamping itu data penduduk yang ada di Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil bisa semakin valid.
6) Untuk Rasio bayi berakte kelahiran kurang memenuhi target karena adanya kebijakan
baru yang memungkinkan untuk bayi yang berumur 1 tahun ke atas pembuatan aktenya
tidak melalui proses sidang hal ini menyebabkan masyarakat menunda pembuatan akte
untuk bayi yang baru lahir.
Kendala yang sering dihadapi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Banjarnegara adalah :
1) Banyaknya warga masyarakat yang merantau di luar kota akan tetapi masih berstatus
sebagai warga Banjarnegara sehingga mempengaruhi jumlah kepemilikan dokumen
penduduk dan Pencatatan Sipil yang pada saatnya harus memperbaharui dokumennya
karena masa berlaku yang telah habis sering tidak tepat waktu.
2) Kebijakan dari Pemerintah Pusat khususnya tentang Kebijakan Kependudukan dan
Pencatatan Sipil yang selalu berubah-ubah.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
176 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
3) Kurangnya koordinasi dengan Desa dan Kecamatan khususnya atensi tentang
pelaporan Data Kependudukan.
4) Keadaan geografis di Kabupaten Banjarnegara yang berbukit-bukit sehingga
menyulitkan masyarakat untuk memenuhi hak dan kewajibannya akan Dokumen
Kependudukan seperti memiliki KTP,KK maupun Akta Pencatatan Sipil.
Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh
seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan :
1) Aktif mensosialisasikan tentang pentingnya kepemilikan dokumen Kependudukan
kepada seluruh masyarakat Bajarnegara.
2) Aktif melakukan pelayanan langsung kepada masyarakat baik melalui pendekatan
Pelayanan di Kecamatan maupun desa.
3) Selalu berusaha berkoordinasi dengan desa dan Kecamatan khususnya tentang
pelaporan data kependudukan.
4) Pemberian kemudahan dalam pelaksanaan pelayanan Akta Kelahiran baru usia 0 – 60
hari gratis.
Sasaran 8 : Meningkatnya Kualitas Pelayanan Informasi
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 8 (delapan) indikator kinerja.
Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan
sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi %
1. Jumlah surat kabar nasional/lokal 7 Surat kabar
7 Surat kabar
100
2. Jumlah penyiaran radio/TV lokal 14 buah 14 buah 100
3. Web site milik pemerintah daerah 11 buah 11 buah 100
4. Pameran/expo 46 kali 18 kali 39,13
5. Pelaksanaan desiminasi pendistribusian
informasi nasional melalui:
a. Media massa seperti majalah , radio 10 kali/th 11 kali/ th 110
BAB III Akuntabilitas Kinerja
177 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator Kinerja Target Realisasi %
dan televisi
b. Media baru seperti website Setiap hari Setiap hari 100
c. Media interpersonal seperti sarasehan
ceramah / diskusi dan loka karya
10 kali 11 Kali 110
d. Media tradisional seperti pertunjukan
rakyat
4 kali 4 kali 100
6. Cakupan pengembangan dan
pemberdayaan kelompok informasi
masyarakat di tingkat kecamatan
15 %
(3KIM)
15 %
(3 KIM)
100
7. Tersedianya Sistem Informasi Jasa
Konstruksi setiap tahun
40 % 40 % 100
8. Tersedianya informasi mengenai rencana
tata ruang (RTR) wilayah Kabupaten beserta
rencana rincian melalui peta analog dan peta
digital
66,60 % Peta analog
66,60 %
Peta digital
66,60%
100
Rata-rata Capaian 96,28
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah
tercapai dengan rata-rata capaian 96,28%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan
untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
Sasaran ini dicapai melalui 1 (satu) program, yaitu: Program pengembangan
komunikasi, informasi dan media masa, yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 1
(satu) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran “ Jumlah surat kabar nasional/lokal ”, dicapai melalui
Program Pengembangan Komunikasi, Informasi, dan Media Massa, dengan 1 (satu)
kegiatan yang outputnya berupa :
- Tersedianya surat kabar sebanyak 6 surat kabar (Kompas, Radar Banyumas, Suara
Merdeka, Wawasan Kedaulatan Rakyat, Satelit Pos) untuk keperluan guntingan
pers (kliping berita yang berkaitan dengan Kabupaten Banjarnegara)
BAB III Akuntabilitas Kinerja
178 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator kinerja sasaran “ Jumlah penyiaran radio/TV lokal ”, dicapai melalui
Program Pengembangan Komunikasi, Informasi, dan Media Massa, dengan 1 (satu)
kegiatan yang outputnya berupa :
- Terpancarnya siaran radio sebanyak 4 kali dan TV sebanyak 9 kali.
Indikator kinerja sasaran “Website milik Pemerintah Daerah” dengan program “
Pengembangan Komunikasi, Informasi, dan Media Massa” dengan 1 (satu) kegiatan yang
outputnya : Terbangunnya website milik Pemkab Banjarnegara sebagai domain utama
dengan alamat www. Banjarnegarakab. go. id dan juga terdapat 9 subdomain (Bappeda,
BKD, DPKAD, Dindukcapil, Dinsosnakertrans, RSUD, KP2T, LPSE ).
Indikator kinerja sasaran “Pameran/expo”, dicapai melalui Program
Pengembangan industri kecil dan menengah , dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya
berupa :
- Meningkatnya ketrampilan pengrajin dan meningkatkan nilai jual produk UMKM.
Indikator kinerja sasaran “Pelaksanaan desiminasi pendistribusian informasi
nasional melalui, Media massa seperti majalah, radio dan televisi, Media baru seperti
website, Media interpersonal seperti sarasehan ceramah / diskusi dan loka karya dan
Media tradisional seperti pertunjukan rakyat”, dicapai melalui Program Kerjasama
Informasi dengan Mass Media dan Program pengelolaan keragaman budaya dengan 1
(satu) kegiatan yang outputnya berupa :
1) Pendistribusian informasi melalui Lembaga Penyiaran Publik Lokal Radio Suara
Banjarnegara FM Kabupaten Banjarnegara kegiatan Coffe Morning setiap bulan, ada
11 kali siaran langsung dari Pendopo Dipayuda.
2) Dari indikator Media baru seperti website terbangunnya Website Pemkab
Banjarnegara sebagai domain utama dengan alamat www. banjarnegarakab.go.id dan
juga terdapat 9 subdomain (Bappeda, BKD, DPPKAD, Dindukcapil,
Dinsosnakertrans, RSUD, KP2T, LPSE) dapat diakses setiap hari.
3) Dari Indikator Media interpersonal seperti sarasehan ceramah/diskusi dan lokakarya,
pendistribusian informasi melalui media inter personal seperti kegiatan coffee
morning.
4) Dari indikator Media tradisional seperti pertunjukan rakyat, terselenggaranya ivent
kesenian tradisional sebanyak 4 kali antara lain : HUT Jateng di Semarang,
pertunjukkan di PRPP Semarang, pertunjukkan di Taman Budaya Jawa Tengah di
Solo, pertunjukkan wayang kulit di RRI Purwokerto.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
179 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator kinerja sasaran “ Cakupan pengembangan dan pemberdayaan
kelompok informasi masyarakat di tingkat kecamatan ”, dicapai melalui Program
Kerjasama Informasi dengan Mass Media , dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya
berupa :
- Terbinanya 3 KIM di Kabupaten Banjarnegara antara lain :
1. KIM Margomulyo Desa Banjarmangu Kecamatan. Banjarmangu
2. KIM D Bantar Bambu Craft Desa Kutayasa Kecamatan. Mandiraja
3. KIM Setia Karya Desa Gunung Jati Kecamatan. Pagedongan
Indikator kinerja sasaran “ Tersedianya Sistem Informasi Jasa Konstruksi setiap
tahun”, dicapai melalui Program Pemberdayaan jasa usaha, dengan 1 (satu) kegiatan
Pemberdayaan Jasa Usaha Konstruksi yang outputnya berupa :
- Raperda Izin Usaha Jasa Konstruksi sebanyak 1 (satu) dokumen
Indikator kinerja sasaran “ Tersedianya informasi mengenai rencana tata ruang
(RTR) wilayah Kabupaten beserta rencana rincian melalui peta analog dan peta digital ”,
dicapai melalui Program Perencanaan Tata Ruang, Program Perencanaan Pengembangan
kota-kota menengah dan Besar, Program Perencanaan Prasarana wilayah dan Sumber
Daya Alam dan Program Penataan Daerah Otonomi Baru, dengan 11 (sebelas) kegiatan
yang outputnya berupa :
Tersedianya Peta Analog dan Peta Digital.
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian)
indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut:
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013
1. Jumlah surat
kabar
nasional/lokal
4 surat
kabar
4 surat
kabar
4 surat
kabar
4 surat kabar 7 Surat kabar
2. Jumlah
penyiaran
radio/TV lokal
14 LPP 14 LPP 14 LPP 14 LPP 14 LPP
3. Web site milik
pemerintah
daerah
1 domain 1 domain,
2 subdomain
1 domain,
9subdomain
1 domain,
9 subdomain
1 domain,
11subdomain
BAB III Akuntabilitas Kinerja
180 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013
4. Pameran/expo 6
kegiatan
7
Kegiatan
10
kegiatan
47
kegiatan
18
kegiatan
5. Pelaksanaan
desiminasi
pendistribusian
informasi
nasional melalui:
a. Media massa
seperti
majalah,
radio dan
televisi
- - - - 11 kali/ th
b. Media baru
seperti
website
Setiap
hari
1domain
Setiap hari
1 domain, 2
subdomain
Setiap hari
1 domain, 9
subdomain
Setiap hari
1 domain, 9
subdomain
Setiap hari
1 domain 11
subdomain
c. Media
interpersonal
seperti
sarasehan
- - - 11 11 Kali
ceramah /
diskusi dan
loka karya
4
d. Media
tradisional
seperti
pertunjukan
rakyat
- - - 5 kali 4 kali
6. Cakupan
pengembangan
dan
pemberdayaan
- - 4 4 15 %
(3 KIM)
BAB III Akuntabilitas Kinerja
181 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013
kelompok
informasi
masyarakat di
tingkat
kecamatan
7. Tersedianya
Sistem
Informasi
Jasa
Konstruksi
setiap tahun
- - - 14,29 % 40 %
8. Tersedianya
informasi
mengenai
rencana tata
ruang (RTR)
wilayah
Kabupaten
beserta
rencana
rincian melalui
peta analog
dan peta
digital
- - - Peta analog
50%
Peta digital
20%
Peta analog
66,60 %
Peta digital
66,60%
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) yang semakin meningkat
Capaian kinerja yang meningkat tersebut di atas antara lain karena:
Dari beberapa indikator rata – rata masih dapat mempertahankan capaianya namun
demikian ada indikator yang melampaui target capainnya antara lain
1) Pelaksanaan desiminasi pendistribusian informasi nasional melalui Media radio dan
Media interpersonal seperti sarasehan ceramah / diskusi dan loka karya dalam hal ini
terselenggaranya coffe morning yang rutin dilakukan oleh jajaran SKPD di
BAB III Akuntabilitas Kinerja
182 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Kabupaten Banjarnegara yang disiarkan secara langsung oleh RSPD (Radio Siaran
Pemerintah Daerah) untuk sosialisasi program – program yang terkini sehingga
dengan mudah dapat di akses oleh masyarakat luas secara langsung dan dilaksanakan
11 kali dalam tahun 2013.
2) Pada indikator Pameran Expo mengalami penurunan capaian dari target yang
ditentukan karena event/kegitan yang ada hanya 18 undangan yang dapat
dilaksanakan.
Ada beberapa kendala yang secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh
seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara, kendala tersebut adalah mengenai
indikator tersedianya informasi mengenai rencana tata ruang (RTR) wilayah Kabupaten
melalui kegiatan yang outputnya peta analog dan peta digital karena masih terbatasnya
SDM, hardware dan software yang belum tersedia.
MISI 3 : MEWUJUDKAN KONDISI AMAN, DAMAI, DEMOKRATIS DAN
RELIGIUS
Analisis dan evaluasi capaian kinerja Tahun 2013 Pemerintah Kabupaten
Banjarnegara, dapat dijelaskan sebagai berikut :
Sasaran 1 : Meningkatnya Keamanan dan Ketertiban Lingkungan
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 7 (tujuh) indikator kinerja.
Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan
sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi %
1. Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per
10.000 penduduk
0,80 per
10.000
0,57 per
10.000
71
2. Cakupan patroli petugas Satpol PP
(dalam 24 jam)
3 kali 3 kali 100
3. Tingkat penyelesaian pelanggaran K3
(keter tiban, ketentraman, keindahan)
100 % 100 % 100
BAB III Akuntabilitas Kinerja
183 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator Kinerja Target Realisasi %
di Kab. (%)
4. Jumlah demonstrasi 6 kali 9 kali 50
5. Cakupan petugas Linmas (%) 86,76 % 94,14 % 108,51
6. Jumlah Linmas per Jumlah 10.000
Penduduk
86,76 % 94,14 % 108,51
7. Rasio Pos Siskamling per jumlah
desa/kelurahan
2,42 % 2,24 % 92,56
Rata-rata Capaian 90,08
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah
tercapai dengan rata-rata capaian 90,08%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan
untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
Sasaran ini dicapai melalui 1 (satu) program, yaitu: Program Peningkatan dan
Kenyamanan Lingkungan, yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 3 kegiatan,
dengan rincian sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran “ Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000
penduduk, Cakupan patroli petugas Satpol PP (dalam 24 jam), Tingkat penyelesaian
pelanggaran K3 (ketertiban, ketentraman, keindahan) di Kabupaten (%) dan Jumlah
demonstrasi ”, dicapai melalui Program Peningkatan dan Kenyamanan Lingkungan ,
dengan 2 (dua) kegiatan yang outputnya berupa :
- Operasi pengemdalian kenyamanan lingkungan 66 kali
- Patroli petugas satpol PP dalam 24 jam 3 kali
Indikator kinerja sasaran “ Cakupan petugas Linmas (%), Jumlah Linmas per
Jumlah 10.000 Penduduk, Rasio Pos Siskamling per jumlah desa/kelurahan”, dicapai
melalui Program Peningkatan dan Kenyamanan Lingkungan, dengan 1 (satu) kegiatan
yang outputnya berupa :
- Kegiatan Rakor penyusunan data satlinmas dan pos siskamling 6 kali
- Jumlah kecamatan yang mengiriumkan data satuan linmas 20 Kecamatan
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian)
indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut:
BAB III Akuntabilitas Kinerja
184 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013
1. Rasio jumlah Polisi Pamong
Praja per 10.000 penduduk
- - 0,60 0,58 0,57
2. Cakupan patroli petugas
Satpol PP (dalam 24 jam)
- - - 3 kali 3 kali
3. Tingkat penyelesaian
pelanggaran K3 (ketertiban,
ketentraman, keindahan) di
Kab. (%)
- - - 100% 100%
4. Jumlah demonstrasi - - 4 1 9
5. Cakupan petugas Linmas
(%)
- 99,62 85,52 95,36 94,14
6. Jumlah Linmas per Jumlah
10.000 Penduduk
- 99,62 85,52 95,36 94,14
7. Rasio Pos Siskamling per
jumlah desa/kelurahan
- 2,37 2,34 2,34 2,24
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) yang fluktuatif
Capaian kinerja yang fluktuatif tersebut di atas antara lain disebabkan oleh:
1) Indikator kinerja Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk mengalami
penurunan dari 0,58 menjadi 0,57 disebabkan ada anggota Satpol PP yang mutasi ke
SKPD lain;
2) Pada indikator kinerja jumlah demontrasi target tidak dapat tercapai (hanya 50%) yaitu
dari 3 kali yang ditargetkan menjadi 9 kali, hal ini dikarenakan di tahun 2013
dilaksanakan pilkades secara serentak dan terdapat kelompok masyarakat dari beberapa
desa yang tidak puas dengan hasil pilkades sehingga memicu adanya demontrasi;
3) Jumlah Linmas per Jumlah 10.000 Penduduk mengalami penurunan dari tahun
sebelumnya dikarenakan sulitnya merekrut anggota linmas baru karena masyarakat
kurang berminat menjadi anggota linmas disebabkan tidak adanya kesejahteraan yang
pasti bagi anggota linmas;
4) Rasio Pos Siskamling per jumlah desa/kelurahan tidak dapat tercapai sesuai target
dikarenakan banyaknya pos kamling yang sudah rusak dan belum di perbaiki karena
BAB III Akuntabilitas Kinerja
185 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
tidak adanya stimulus dari pemerintah untuk membangun pos kamling sehingga
mengurangi jumlah pos kamling disetiap desa.
Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh
seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan :
1) Mengajukan penambahan personil Satpol PP sesuai rasio kebutuhan satpol PP per
penduduk Kabupaten Banjarnegara;
2) Mengaktifkan kembali pembinaan peran dan fungsi linmas di seetiap kecamatan;
3) Mengadakan pendataan jumlah satlinmas di masinng-masing desa dan memberikan
pelatihan bagi satuan linmas yang sudah melaksanakan fungsi linmas tetapi belum
tercatat;
4) Mengupayakan penambahan pos kamling disetiap desa secara bertahap melalui
kegiatan lomba desa.
Sasaran 2 : Menurunnya Jumlah Korban Bencana
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 6 (enam) indikator kinerja.
Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan
sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi %
1. Persentase Bencana yang tertangani
dengan baik
100 % 75% 75
2. Persentase korban bencana skala
Kabupaten yang menerima Bantuan
sosial selama masa tanggap darurat
100 % 100 % 100
3. Persentase korban bencana skala
Kabupaten yang dievakuasi dengan
menggunakan sarpras tanggap darurat
lengkap
41 % 41 % 100
4. Cakupan pelayanan bencana kebakaran
kabupaten
0.003739 0,0002 5,35
5. Cakupan pelayanan bencana kebakaran 13 % 8,66% 66,6
BAB III Akuntabilitas Kinerja
186 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator Kinerja Target Realisasi %
6. Tingkat waktu tanggap (response time
rate) daerah layanan Wilayah
Manajemen Kebakaran (WMK) (%)
20 % 12,69% 63,45
Rata-rata Capaian 68,4
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah
tercapai dengan rata-rata capaian 68,4%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan
untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
Sasaran ini dicapai melalui 1 (satu) program, yaitu: Program Tanggap Darurat,
yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 1 (satu) kegiatan, dengan rincian sebagai
berikut:
Indikator kinerja sasaran “Persentase Bencana yang tertangani dengan baik,
Persentase korban bencana skala Kabupaten yang menerima Bantuan sosial selama masa
tanggap darurat, Persentase korban bencana skala Kabupaten yang dievakuasi dengan
menggunakan sarpras tanggap darurat lengkap, Cakupan pelayanan bencana kebakaran
kabupaten, Cakupan pelayanan bencana kebakaran, Tingkat waktu tanggap (response
time rate) daerah layanan Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) (%)”, dicapai melalui
Program Tanggap Darurat, dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa :
- Tercukupinya posko bencana sebanyak 1 posko
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian)
indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut:
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013 1. Persentase Bencana yang
tertangani dengan baik
- - - 100 % 75%
2. Persentase korban bencana
skala Kabupaten yang
menerima Bantuan sosial
selama masa tanggap darurat
- - - 100 % 100 %
3. Persentase korban bencana
skala Kabupaten yang
- - - 27% 41 %
BAB III Akuntabilitas Kinerja
187 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013 dievakuasi dengan
menggunakan sarpras
tanggap darurat lengkap
4.Cakupan pelayanan bencana
kebakaran kabupaten
- - - 0,003739% 0,0002%
5. Cakupan pelayanan bencana
kebakaran
- - - 13% 8,66%
6. Tingkat waktu tanggap
(response time rate) daerah
layanan Wilayah
Manajemen Kebakaran
(WMK) (%)
- - - 20% 12,69%
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) yang semakin menurun
Capaian kinerja yang menurun tersebut di atas antara lain disebabkan oleh:
1) Peralatan yang digunakan untuk penanganan bencana gas beracun belum ada sehingga
saat terjadi bencana gas beracun tidak dapat ditangani secara langsung;
2) Mobil pemadam kebakaran yang ada sudah tidak layak sehingga saat ada kebakaran
tidak dapat sampai ke lokasi tepat waktu;
3) Mobil pemadam kebakaran tidak dapat menjangkau semua wilayah kebakaran karena
jalan yang sempit;
Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh
seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan :
1) Mengadakan pendataan wilayah yang rawan bencana;
2) Melaksanakan koordinasi dengan dinas terkait dan BPBD kabupaten terdekat;
3) Mengusulkan pengadaan mobil bencana kebakaran.
Sasaran 3 : Meningkatnya Kualitas Penyelenggaraan Demokrasi
BAB III Akuntabilitas Kinerja
188 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur 2 (dua) indikator kinerja. Adapun
pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai
berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi %
1. Kegiatan pembinaan politik daerah 10 kali 4 kali 40
2. Jumlah LSM, ormas dan Parpol yang
difasilitasi
10 parpol
5 ormas
9 parpol
4 ormas
86,67
Rata-rata Capaian 63,34
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah
tercapai dengan rata-rata capaian 63,34%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan
untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
Sasaran ini dicapai melalui 1 (satu) program, yaitu: Program Pendidikan
Politik Masyarakat, yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 3 (tiga) kegiatan, dengan
rincian sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran “ Kegiatan pembinaan politik daerah ”, dicapai melalui
Program Pendidikan Politik Masyarakat, dengan 2 (dua) kegiatan yang outputnya berupa
:
- Kegiatan pendidikan politik bagi pelajar sebanyak 375 orang
- Kegiatan pendidikan politik bagi caleg perempuan sebanyak 186 orang
Indikator kinerja sasaran “ Jumlah LSM, ormas dan Parpol yang difasilitasi ”,
dicapai melalui Program Wawasan Kebangsaan dan Kemitraan Wawasan Kebangsaan,
dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa :
- Verifikasi persyaratan administrasi bantuan parpol selama 6 bulan
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian)
indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut:
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013
1. Kegiatan pembinaan politik
daerah
- 1 kali 1 kali 3 kali 4 kali
BAB III Akuntabilitas Kinerja
189 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
2. Jumlah LSM, ormas dan
Parpol yang difasilitasi
- 10 parpol
/ormas
10 parpol
/ormas
15 parpol
/ormas
9 parpol
4 ormas
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) yang fluktuatif
Capaian kinerja yang fluktuatif tersebut di atas antara lain disebabkan oleh:
1) Pada indikator pembinaan politik daerah target tidak dapat terealisai sesuai rencana
yaitu hanya terealisasin 40 % dikarenakan target yang ada di RPJMD merupakan
angka kumulatif dari target tahun sebelumnya;
2) Jumlah LSM, ormas dan Parpol yang difasilitasi hanya tercapai 13 ormas/parpol dari
15 ormas/parpol, hal ini dikarenakan salah satu partai politik tidak dapat
mempertanggungjawabkan laporan bantuan tahun 2012 sehingga di tahun 2013 tidak
dapat mengajukan/mencairkan bantuan.
Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh
seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan :
1) Memperbaiki perencanaan yang mengarah pada pencapaian kinerja yang tertuang pada
RPJMD maupun Renstra SKPD;
2) Mengadakan pembinaan terhadap LSM, ormas dan parpol yang ada
Sasaran 4 : Meningkatnya Pemahaman Kebangsaan dan Norma Agama dalam
Kehidupan Bermasyarakat
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 1 (satu) indikator kinerja.
Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan
sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Kegiatan pembinaan terhadap LSM,
Ormas dan OKP
12 kali 12 kali 100%
Rata-rata Capaian 100%
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah
tercapai dengan rata-rata capaian 100%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan
untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
190 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Sasaran ini dicapai melalui 1 (satu) program, yaitu Program Wawasan
Kebangsaan dan Kemitraan Wawasan Kebangsaan, yang keseluruhannya dilaksanakan
melalui 5 (lima) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran “ Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan
OKP”, dicapai melalui Program Wawasan Kebangsaan dan Kemitraan Wawasan
Kebangsaan, dengan 5 (lima) kegiatan yang outputnya berupa :
- Memfasilitasi kegiatan FKUB 4 kali kegitan untuk 4 lokasi
- Menyelenggarakan kemah bakti pemuda dengan peserta sebanyak 145 orang
- Menyelenggarakan sosialisasi penanaman jiwa nasionalisme dengan peserta 200
orang
- Menyelenggarakan sosialisasi peraturan keormasan dengan peserta 100 orang
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian)
indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut:
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013
Kegiatan pembinaan terhadap LSM,
Ormas dan OKP - 2 kali 1 kali 4kali 12 kali
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) yang semakin meningkat.
Capaian kinerja yang meningkat tersebut di atas antara lain disebabkan oleh:
1) Ketersediaan anggara yang mendukung ketercapian kinerja;
2) Adanya perbaikan perencanaan yang mengarah pada capaian kinerja yang tertuang
dalam RPJMD maupun Renstra.
MISI 4 : MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN HIDUP YANG BERKELANJUTAN
Analisis dan evaluasi capaian kinerja Tahun 2013 Pemerintah Kabupaten
Banjarnegara, dapat dijelaskan sebagai berikut :
Sasaran 1 : Meningkatnya Sarana Infra Struktur Yang Menunjang Iklim Usaha
Infestasi
BAB III Akuntabilitas Kinerja
191 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 9 indikator kinerja. Adapun
pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai
berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi %
1. Panjang jalan kabupaten dalam kondisi
baik (>40 km/Jam)
59,75 % 52,90% 88,53
2. Tersedia jalan yang menghubungkan
pusat-pusat kegiatan dalam wilayah
kabupaten
100% 100 % 100
3. Tersedianya jalan yang menjamin
pengguna jalan berkendaraan dengan
selamat
48,70% 52,90% 108,62
4. Tersedianya jalan yang menjamin
kendaraan dapat berjalan dengan selamat
dan nyaman
48,70% 52,90% 108,62
5. Panjang jalan yang memiliki trotoar dan
drainase/saluran pembuangan air
(minimal 1,5 m)
2,21% 1,83% 82,80
6. Tersedianya pedoman harga standar
Bangunan Negara (HSBGN) di
Kabupaten
100 % 100 % 100
7. Tersedianya air irigasi untuk pertanian
rakyat pada sistem irigasi yang sudah ada
60 % 61,10 % 101,8
8. Rasio Jaringan irigasi 10,36 % 12,59 % 121,5
9. Jaringan Irigasi Kabupaten dalam kondisi
baik
12,283%
(29.632 km)
14,110%
(31.123 km)
115
Rata-rata Capaian 102,99
BAB III Akuntabilitas Kinerja
192 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah
tercapai dengan rata-rata capaian 102,99%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan
untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
Sasaran ini dicapai melalui 4 (empat) program, yaitu: Program Peningkatan
jalan dan jembatan, Program Rehabilitasi/Pemeliharaan jalan dan jembatan, Program
Pembangunan saluran/drainase/gorong-gorong, Program Pengembangan dan pengelolaan
Jaringan Irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya yang keseluruhannya dilaksanakan
melalui 175 kegiatan, dengan rincian sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran “ Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik (>40
km/Jam)” dan “Tersedia jalan yang menghubungkan pusat-pusat kegiatan dalam wilayah
kabupaten”, dicapai melalui Program Peningatan jalan dan jembatan, dengan 110
kegiatan yang outputnya berupa :
- Peningkatan jalan dan jembatan 469,978 km
Indikator kinerja sasaran “ Tersedianya jalan yang menjamin pengguna jalan
berkendaraan dengan selamat “ dan “Tersedianya jalan yang menjamin kendaraan dapat
berjalan dengan selamat dan nyaman ”, dicapai melalui Program Rehabilitasi
/Pemeliharaan jalan dan jembatan, dengan 53 kegiatan yang outputnya berupa :
- Pemeliharaan jalan Kabupaten Banjarnegara 35,91 km
Indikator kinerja sasaran “ Panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase /
saluran pembuangan air (minimal 1,5 m) ”, dicapai melalui Program Pembangunan
saluran /drainase / gorong-gorong, dengan 11 kegiatan yang outputnya berupa :
- Pembangunan saluran/drainase/gorong 7.344,10 m
Indikator kinerja sasaran “ Tersedianya pedoman harga standar Bangunan
Negara (HSBGN) di Kabupaten ”, dicapai melalui kegiatan yang dilaksanakan pada
DPPKAD Kabupaten Banjarnegara, yang outputnya berupa:
- Standarisasi Biaya Kegiatan, Honorarium, Pemeliharaan dan
Harga Pengadaan Barang/Jasa Kebutuhan Pemerintah
Kabupaten Banjarnegara Tahun Anggaran 2013
1 dokumen
Indikator kinerja sasaran ”Jaringan Irigasi Kabupaten dalam kondisi baik”,
dicapai melalui Program Pengembangan dan pengelolaan Jaringan Irigasi, rawa dan
jaringan pengairan lainnya, dengan 1 kegiatan yang outputnya berupa :
- Tercukupinya kebutuhan air bagi petani 24.691 Ha
BAB III Akuntabilitas Kinerja
193 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian)
indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut:
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013
1. Panjang jalan kabupaten
dalam kondisi baik (>40
km/Jam)
36% 45% 45% 43% 52,90%
2. Tersedia jalan yang
menghubungkan pusat-
pusat kegiatan dalam
wilayah kabupaten
- - - 97,13 % 100%
3. Tersedianya jalan yang
menjamin pengguna jalan
berkendaraan dengan
selamat
(74,785
km)
(56,45
km)
(57,238
km)
48,71%
(41,408
km)
52,90%
(35,91
km)
4. Tersedianya jalan yang
menjamin kendaraan
dapat berjalan dengan
selamat dan nyaman
(74,785
km)
(56,45
km)
(57,238
km)
48,71%
(41,408
km)
52,90%
(35,91
km)
5. Panjang jalan yang
memiliki trotoar dan
drainase / saluran
pembuangan air (minimal
1,5 m)
- - - 2,68% 1,83%
6. Tersedianya pedoman
harga standar Bangunan
Negara (HSBGN) di
Kabupaten
100% 100% 100% 100% 100%
7. Tersedianya air irigasi
untuk pertanian rakyat
pada sistem irigasi yang
sudah ada
- - 30% 47,45 % 61,10%
BAB III Akuntabilitas Kinerja
194 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013
8. Rasio Jaringan irigasi - - - 22,04 % 12,59%
9. Jaringan Irigasi
Kabupaten dalam kondisi
baik
195.534
m
143.096
m
229.944
m
296.299
m
311.230
m
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) yang semakin meningkat
Capaian kinerja yang meningkat menurun stabil tersebut di atas antara lain
disebabkan oleh:
1) Pada indikator Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik (> 40 km/Jam) dan
indikator Tersedianya jalan yang menghubungkan pusat-pusat kegiatan dalam wilayah
Kabupaten karena peningkatan jalan tidak fokus pada peningkatan jalan kabupaten,
anggaran juga untuk menangani jalan-jalan desa bahkan dukuh. Ada kegiatan
peningkatan jalan yang belum selesai sampai batas waktu yang ditentukan, sehingga
putus kontrak. Dan ada pula kegiatan yang tidak bisa dilaksanakan pada tahun
anggaran 2013 karena waktu pelaksanaan tidak mencukupi.
2) Pada indikator Tersedianya jalan yang menjamin pengguna jalan berkendara dengan
selamat dan indikator Tersedianya jalan yang menjamin kendaraan dapat berjalan
dengan selamat dan nyaman disebabkan karena ada 10 (sepuluh) kegiatan
pemeliharaan jalan yang ditunda pelaksanaannya karena waktu pelaksanaan tidak
mencukupi.
3) Pada indikator Panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase / saluran pembuangan
air (minimal 1,5 m), disebabkan karena tidak semua jalan kabupaten memiliki trotoar
dan drainase.
4) Tercapainya indikator Tersediannya pedoman Harga Standar Bangunan Negara
(HSBGN) di Kabupaten, dicapai melalui kegiatan yang dilaksanakan pada DPPKAD
Kabupaten Banjarnegara berupa pengadaan dokumen Standarisasi Biaya Kegiatan,
Honorarium, Pemeliharaan dan Harga Pengadaan Barang/Jasa Kebutuhan Pemerintah
Kabupaten Banjarnegara Tahun Anggaran 2013.
5) Pada indikator Jaringan irigasi Kabupaten dalam kondisi baik, tercapai karena
tersedianya pasokan air untuk pertanian yang cukup guna meningkatkan hasil
pertanian yang memadai.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
195 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh
seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan :
1) Pada indikator Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik (> 40 km/Jam) dan
indikator Tersedianya jalan yang menghubungkan pusat-pusat kegiatan dalam
wilayah Kabupaten dilakukan dengan meluncurkan pelaksanaan kegiatan pada
tahun anggaran 2014;
2) Pada indikator Tersedianya jalan yang menjamin pengguna jalan berkendara
dengan selamat dan indikator Tersedianya jalan yang menjamin kendaraan dapat
berjalan dengan selamat dan nyaman, diupayakan dengan melanjutkan kegiatan
tersebut pada tahun anggaran 2014;
Sasaran 2 : Meningkatnya ketersediaan dan kualitas sarana dan prasarana
perhubungan
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 7 indikator kinerja. Adapun
pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai
berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi %
1. Rasio rumah layak huni 48 % 76,71 159,81
2. Cakupan layanan rumah layak huni 22 % 76,71% 348,68
3. Berkurangnya luasan permukiman kumuh
di kawasan perkotaan
22 % 10 % 45,45
4. Rumah tangga pengguna air bersih 62,00 52,09 84,01
5. Rasio rumah tinggal bersanitasi 46,00 % 45% 97,82
6. Tersedianya air baku untuk memenuhi
kebutuhan pokok minimal sehari-hari
60 % 75,92 % 126,5
7. Rumah tangga pengguna listrik (%) 70 % 70 % 100
BAB III Akuntabilitas Kinerja
196 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Rata-rata Capaian 137,47
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah
tercapai dengan rata-rata capaian 137,47 %. Adapun pencapaian indikator kinerja
kegiatan untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
Sasaran ini dicapai melalui 3 (tiga) program, yaitu: Program Peningkatan
penyediaan sarana air bersih, Program Pembinaan dan Pengembangan Air Tanah,
Program Pembinaan & Pengembangan Bidang Ketenagalistrikan, yang keseluruhannya
dilaksanakan melalui 36 kegiatan, dengan rincian sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran “ Rasio rumah layak huni, Cakupan layanan rumah
layak huni dan Berkurangnya luasan permukiman kumuh di kawasan perkotaan”, dicapai
melalui Program Pengembangan Perumahan yang diperoleh dari SKPD lain yaitu Kantor
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (KPMD) dan merupakan data tahun 2012 karena
selama ini DPU belum pernah mengadakan pendataan perumahan/permukiman.
Indikator kinerja sasaran “ Rumah tangga pengguna air bersih dan Rasio rumah
tinggal bersanitasi ”, dicapai melalui Program Peningkatan penyediaan sarana air bersih,
dengan 34 kegiatan yang outputnya berupa :
- Pembangunan SAB 34 Kegiatan
- Pengelolaan Sanitasi 1 kelurahan dan 3 desa
- Pengelolaan Pamsimas 13 Desa
- Pengelolaan P2KP 13 desa/kelurahan
Indikator kinerja sasaran “ Tersedianya air baku untuk memenuhi kebutuhan
pokok minimal sehari-hari ”, dicapai dari data yang diperoleh dari Dinas Pekerjaan
Umum Kabupaten Banjarnegara yang masuk dalam Program Pembinaan dan
Pengembangan Air Tanah.
Indikator kinerja sasaran “ Rumah tangga pengguna listrik (%) ”, dicapai melalui
Program Pembinaan & Pengembangan Bidang Ketenagalistrikan, dengan 1 kegiatan yang
outputnya berupa :
- Terpenuhinya kebutuhan listrik bagi masyarakat 70 %
BAB III Akuntabilitas Kinerja
197 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian)
indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut:
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013
1. Rasio rumah layak huni - 45,5% 46,5% 76,71% 76,71%
2. Cakupan layanan rumah layak
huni
- - - 76,71% 76,71%
3. Berkurangnya luasan
permukiman kumuh di kawasan
perkotaan
- - - 10% 10%
4. Rumah tangga pengguna air
bersih
42,05% 45,40% 41,50% 42,97% 52,09%
5. Rasio rumah bersanitasi - - 43,84% 45,72% 45%
6. Tersedianya air baku untuk
memenuhi kebutuhan pokok
minimal sehari-hari
- - - 74,25 % 75,92%
7. Rumah tangga pengguna listrik
(%)
- 59,01 64,7 69,12 % 70%
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) yang fluktuatif.
Capaian kinerja yang fluktuatif tersebut di atas antara lain disebabkan oleh:
1) Indikator Rasio rumah layak huni, dicapai melalui Program Pengembangan
Perumahan yang diperoleh dari SKPD lain yaitu Kantor Pemberdayaan Masyarakat
dan Desa (KPMD) dan merupakan data tahun 2012 karena selama ini DPU belum
pernah mengadakan pendataan perumahan/permukiman;
2) Indikator “ Rumah tangga pengguna air bersih dan Rasio rumah tinggal bersanitasi ”,
tidak dapat tercapai karena pembangunan Sumber Air Bersih tidak bisa dilaksanakan
keseluruhannya pada tahun anggaran 2013, karena waktu pelaksanaannya tidak
mencukupi. Penyedia barang/jasa tidak mengajukan penawaran dengan alasan waktu
pelaksanaan tidak mencukupi dan Harga Perkiraan Sendiri terlalu rendah. Demikian
pula dengan kegiatan pengelolaan sanitasi ditunda pelaksanaannya karena waktu
pelaksanaan tidak mencukupi;
BAB III Akuntabilitas Kinerja
198 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
3) Indikator “ Tersedianya air baku untuk memenuhi kebutuhan pokok minimal sehari-
hari ”, meningkat dengan terlaksananya Program Pembinaan dan Pengembangan Air
Tanah dari data yang diperoleh dari Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Banjarnegara;
4) Indikator Rumah tangga pengguna listrik, meningkat karena tenaga yang membidangi
mempunyai keterampilan dan pengetahuan dalam bidang ketenagalistrikan.
Ada beberapa kendala yang secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh
seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan :
1) Indikator “ Rumah tangga pengguna air bersih dan Rasio rumah tinggal bersanitasi ”,
kegiatan yang ditunda pelaksanaannya karena waktu pelaksanaan tidak mencukupi
diupayakan dengan meluncurkan kegiatan tersebut pada tahun anggaran 2014.
Sasaran 3 : Meningkatnya ketersediaan dan kualitas sarana dan prasarana
perhubungan
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 12 indikator kinerja. Adapun
pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai
berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi %
1. Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan 0, 53 % 0,45% 84,91
2. Jumlah orang/barang yang terangkut
angkutan umum
882.554 946.560 107
3. Jumlah orang/barang melalui terminal per
tahun
882.554 946.560 107
4. Jumlah arus penumpang angkutan umum 882.554 839.351 95
5. Rasio Ijin Trayek 0,00041% 0,00041% 100
6. Jumlah uji KIR angkutan umum 1.188 buah 1.094 buah 92,08
7. Jumlah terminal bus 7 buah 7 buah 100
BAB III Akuntabilitas Kinerja
199 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator Kinerja Target Realisasi %
8. Angkutan darat 0,044 0.044 100
9. Kepemilikan KIR angkutan umum (%) 97,11% 94,3% 97,11
10. Lama pengujian kelayakan angkutan
umum (KIR)
47 menit 47 menit 100
11. Biaya pengujian kelayakan angkutan
umum
44.000 44.000 100
12. Pemasangan Rambu-rambu (%) 54,64 53 96,99
Rata-rata Capaian 98,34
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah
tercapai dengan rata-rata capaian 98,34%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan
untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
Sasaran ini dicapai melalui 3 program, yaitu: Program Peningkatan Pelayanan
Angkutan, Program Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kendaraan Bermotor, Program
Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas, yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 6
(enam) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran “ Jumlah orang/barang yang terangkut angkutan umum,
Jumlah orang/barang melalui terminal per tahun ”, dicapai melalui Program Peningkatan
Pelayanan Angkutan , dengan 1 kegiatan yang outputnya berupa :
- Jumlah orang/barang yang terangkut angkutan umum 946.560 orang
Indikator kinerja sasaran “Jumlah arus penumpang angkutan umum”, dicapai
melalui Program Peningkatan Pelayanan Angkutan, dengan 1 kegiatan yang outputnya
berupa :
- Jumlah arus penumpang angkutan umum 839.351 orang
Indikator kinerja sasaran “ Rasio Ijin Trayek ”, “ Jumlah uji KIR angkutan
umum”, “ Kepemilikan KIR angkutan umum (%) ”, “ Lama pengujian kelayakan
angkutan umum (KIR) ”, dan “ Biaya pengujian kelayakan angkutan umum ”, dicapai
melalui Program Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kendaraan Bermotor, dengan 1
kegiatan yang outputnya berupa :
BAB III Akuntabilitas Kinerja
200 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
- Rasio ijin trayek 0,00041 %
- Jumlah uji KIR angkutan umum 1.0894
angkutan
- Kepemilikan KIR angkutan umum
(Jumlah tersebut didapat dari membandingkan jumlah uji KIR
angkutan umum dengan 2 kali jumlah angkutan, dikalikan 100%.
Jumlah tersebut meningkat dari tahun sebelumnya dikarenakan
meningkatnya kesadaran dari pemilik kendaraan untuk
melaksanakan uji kendaraan.)
97 %
- Lama Pengujian kelayakan angkutan umum (KIR)
(Dasar SOP Tahun 2012 yang telah ditetapkan melalui Keputusan
Kepala Dinhubkominfo Kabupaten Banjarnegara Nomor 050/1565
Tahun 2012 tentang Penetapan Standar Operasional Prosedur pada
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten
Banjarnegara)
47 menit
- Biaya pengujian kelayakan angkutan umum
(Dalam Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 2
Tahun 2008 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten
Banjarnegara Nomor 13 Tahun 2000 tentang Retribusi Parkir di
Tepi Jalan Umum, tarif buku uji Rp 7.500,- dan berdasarkan
Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 6 tahun 2011
tentang Retribusi daerah, Tarif buku uji menjadi Rp 8.000,-)
Rp 44.000,-
Indikator kinerja sasaran “Jumlah terminal bus”, dicapai melalui Program
Peningkatan Pelayanan Angkutan , dengan 1 kegiatan yang outputnya berupa :
- Jumlah terminal bus 7 Unit
Indikator kinerja sasaran “ Angkutan darat ”, dicapai melalui Program
Peningkatan Pelayanan Angkutan , dengan 1 kegiatan yang outputnya berupa :
- Jumlah Angkutan darat 0,044 %
Indikator kinerja sasaran “Pemasangan Rambu-rambu (%)”, dicapai melalui
Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas, dengan 1 kegiatan yang outputnya
berupa danya penambahan rambu-rambu lalu lintas. Namun dalam realisasinya kegiatan
ini tidak dapat terselesaiakan dengan baik disebabkan karena adanya kenaikan BBM
sehingga gagal lelang dan akan diluncurkan kembali di tahun berikutnya.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
201 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian)
indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut:
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013
1. Rasio panjang jalan per jumlah
kendaraan
0,81 % 0,73% 0,65% 0,45% 0,45%
2. Jumlah orang/barang yang
terangkut angkutan umum
995.364 947.965 789.970 928.000 946.560
3. Jumlah orang/barang melalui
terminal per tahun
995.364 947.965 789.970 928.000 946.560
4. Jumlah arus penumpang
angkutan umum
995.364 947.965 928.122 856.481 839.351
5. Rasio Ijin Trayek 0,00041 0,00041 0,00041 0,000418 0,00041
6. Jumlah uji KIR angkutan umum 1.008 1.032 1.085 1.086 1.082
7. Jumlah terminal bus 7 buah 7 buah 7 buah 7 buah 7 buah
8. Angkutan darat 0,038 0,040 0,048 0,041 0,044
9. Kepemilikan KIR angkutan
umum (%)
81,42 93,48 % 96,19% 97,7% 97%
10. Lama pengujian kelayakan
angkutan umum (KIR)
15
menit
15
menit
47
menit
47
menit
47
menit
11. Biaya pengujian kelayakan
angkutan umum
Rp
43.500,-
Rp
43.500,-
Rp
43.500,-
Rp
44.000,-
Rp
44.000,-
12. Pemasangan Rambu-rambu
(%)
- - - 50,16 % 53%
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) yang fluktuatif.
Capaian kinerja yang fluktuatif tersebut di atas antara lain disebabkan oleh:
1) Pada indikator Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan, tercapai karena tersedianya
dana kegiatan.
2) Pada indikator Jumlah orang/ barang yang terangkut angkutan umum, indikator
BAB III Akuntabilitas Kinerja
202 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Jumlah orang/barang melalui terminal per tahun, dan indikator jumlah arus
penumpang angkutan umum tercapai karena tersedianya dana anggaran, antusiasme
para juru mudik untuk mengikuti pemilihan juru mudik teladan tingkat kabupaten
setiap tahunnya, dan kesiapan pegawai dalam rangka menjaga keamanan dan
kenyamanan penumpang di lingkungan terminal terutama saat hari idul fitri, natal dan
tahun baru.
3) Pada indikator Rasio ijin trayek, indikator Jumlah uji kir angkutan umum, indikator
Kepemilikan KIR angkutan umum, Lama pengujian kelayakan angkutan umum (KIR),
dan indikator Biaya pengujian kelayakan angkutan umum disebabkan oleh tersedianya
dana anggaran kegiatan, kedisiplinan pegawai uji kir dalam manjalankan pengujian
sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP), dan kesadaran masyarakat dalam
disiplin melakukan uji KIR.
4) Pada indikator Pemasangan Rambu-rambu tercapai karena tersedianya dana anggaran
kegiatan.
Ada beberapa kendala yang secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh
seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan
Pada indikator kinerja sasaran “ Pemasangan Rambu-rambu ”, yang dalam realisasinya
tidak dapat terselesaiakan karena gagal lelang akan diupayakan dengan diluncurkan
kembali di tahun berikutnya
Sasaran 4 : Meningkatkan Sarana dan Prasarana Komunikasi
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 2 indikator kinerja. Adapun
pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai
berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi %
1. Jumlah Jaringan Komunikasi 7,23 % 7 % 96,82
2. Rasio wartel/warnet terhadap penduduk 0,009 0,012 133,3
Rata-rata Capaian 115,06
BAB III Akuntabilitas Kinerja
203 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah
tercapai dengan rata-rata capaian 115,06 %. Adapun pencapaian indikator kinerja
kegiatan untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
Sasaran ini dicapai melalui 1 (satu) program, yaitu: Program Pengembangan
Komunikasi, Informasi, dan Media Massa , yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 2
kegiatan, dengan rincian sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran “ Jumlah Jaringan Komunikasi ”, dicapai melalui
Program Pengembangan Komunikasi, Informasi, dan Media Massa, dengan 1 kegiatan
yang outputnya berupa :
- Tersedianya jaringan komunikasi adalah 7% dihitung dengan
membandingkan jumlah jaringan telepon genggam dengan stationer
Indikator kinerja sasaran “Rasio wartel/warnet terhadap penduduk ”, dicapai
melalui Program Pengembangan Komunikasi, Informasi, dan Media Massa , dengan 1
kegiatan yang outputnya berupa :
- Rasio wartel/warnet terhadap penduduk adalah 0,0009 dihitung dengan
membandingkan jumlah wartel/warnet dengan jumlah penduduk.
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian)
indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut:
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013
1. Jumlah Jaringan Komunikasi - 7,11 7,13 7,13 7
2. Rasio wartel/warnet terhadap penduduk - 0,0112 0,095 0,094 0,12
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) yang fluktuatif
Capaian kinerja yang fluktuatif tersebut di atas antara lain disebabkan oleh:
1) Pada indikator Rasio wartel/warnet terhadap penduduk disebabkan oleh :
- adanya bantuan dari pusat dalam mengembangkan sumber daya komunikasi yaitu
untuk 4 desa.
- Keinginan pegawai dan masyarakat untuk mengembangkan potensi diri di bidang
komunikasi.
- Keterbukaan informasi penyelenggaraan pemerintahan daerah oleh pemda.
- Tersedianya dana anggaran kegiatan.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
204 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Sasaran 5 : Meningkatnya Daya Dukung dan Kualitas Infrastruktur Perdesaaan
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 1 indikator kinerja. Adapun
pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai
berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Tersedianya jalan yang memudahkan
masyarakat per individu melakukan perjalanan
100 % 100 % 100
Rata-rata Capaian 100
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah
tercapai dengan rata-rata capaian 100 %. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan
untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
Sasaran ini dicapai melalui 1 (satu) program, yaitu: Program Pengembangan
Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh, yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 37
kegiatan, dengan rincian sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran “ Tersedianya jalan yang memudahkan masyarakat per
individu melakukan perjalanan ”, dicapai melalui Program Pengembangan Wilayah
Strategis dan Cepat Tumbuh, dengan 37(tiga puluh tujuh) kegiatan yang outputnya
berupa : Pelebaran jalan desa, peningkatan jalan desa, pengaspalan jalan, pemeliharaan
jalan, pengerasan jalan, rabat beton serta pembangunan bangunan pelengkap berupa talud
dan drainase.
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian)
indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut:
BAB III Akuntabilitas Kinerja
205 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2012
Tersedianya jalan yang memudahkan
masyarakat per individu melakukan
perjalanan
- - - 93,39 % 100%
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) yang semakin meningkat.
Capaian kinerja yang meningkat tersebut di atas antara lain disebabkan oleh:
Pada indikator Tersedianya jalan yang memudahkan masyarakat per individu melakukan
perjalanan, berhasil karena pengembangan wilayah strategis cepat tumbuh yang
berkesinambungan sehingga bisa membuka akses jalan desa pada daerah terpencil.
Sasaran 6 : Meningkatnya Penanganan Daerah Rawan Bencana
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 1 indikator kinerja. Adapun
pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai
berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Jumlah titik rawan bencana yang telah
dipantau dalam rangka mengantisipasi
bencana
80 lokasi 80 lokasi 100
Rata-rata Capaian 100
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah
tercapai dengan rata-rata capaian 100 %. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan
untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
Sasaran ini dicapai melalui 1 program, yaitu: Program Mitigasi Bencana
Geologi , yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 1 kegiatan, dengan rincian sebagai
berikut:
Indikator kinerja sasaran “ Jumlah titik rawan bencana yang telah dipantau
dalam rangka mengantisipasi bencana”, dicapai melalui Program Mitigasi Bencana
Geologi, dengan 1 kegiatan yang outputnya berupa :
BAB III Akuntabilitas Kinerja
206 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
- Tersosialisasinya pemantauan daerah rawan bencana 80 Lokasi
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian)
indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut:
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013
Jumlah titik rawan bencana yang telah
dipantau dalam rangka mengantisipasi
bencana
- - - 80 80
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) yang stabil.
Capaian kinerja yang stabil tersebut di atas antara lain disebabkan oleh:
1) Kegiatan penyusunan Peta Resiko Bencana untuk 4 Kecamatan, yaitu Kecamatan
Pandanarum, Kecamatan Pejawaran, Kecamatan Kalibening, dan Kecamatan
Wanayasa telah terealisasi.
Sasaran 7 : Terwujudnya Tata Ruang yang Sinergis dan Berwawasan
Lingkungan
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 5 indikator kinerja. Adapun
pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai
berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi %
1. Penyelesaian izin lokasi 100% 100% 100
2. Ketaatan terhadap RTRW 100% 50% 50
3. Terlakasananya penjaringan aspirasi
masyarakat melalui forum konsultasi publik
yang memenuhi syarat inklusif dalam proses
penyusunan RTR dan program pemanfaatan
ruang yang dilakukan minimal 2 (dua) kali
66,6 % 66,6 % 100
BAB III Akuntabilitas Kinerja
207 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator Kinerja Target Realisasi %
setiap disusunnya RTR dan program
pemanfaatn ruang
4. Terlaksananya tindakan awal terhadap
pengaduan masyarakat tentang pelanggaran
di bidang penataan ruang dalam waktu 5
(lima) hari kerja
66,6 % 100 % 150,01
5. Tersedianya luasan (RTH) publik sebesar
20% dari luas wilayah kota/kawasan
perkotaan
12,5 Ha 12,5 Ha 100
Rata-rata Capaian 100
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah
tercapai dengan rata-rata capaian 100%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan
untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
Sasaran ini dicapai melalui 3 (tiga) program, yaitu: Program Penataan Tata
Ruang, Program Perencanaan Tata Ruang , dan Program Pengelolaan Ruang Terbuka
Hijau (RTH) yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 3 kegiatan, dengan rincian
sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran “ Penyelesaian izin lokasi ”, dicapai melalui kegiatan
rutin tugas pelayanan perizinan dalam anggarannya diikutikan pada kegiatan lain, karena
tidak ada anggaran yang dikhususkan untuk persentase penyelesaian izin lokasi.
Indikator kinerja sasaran “ ketaatan terhadap RTRW ”, dicapai melalui Program
Penataan Tata Ruang, dengan 1 kegiatan yang outputnya berupa :
- Berkerjasama dengan DPU dalam pelaksanaan pembangunan berpedoman pada perda
RTRW Kabupaten Banjarnegara.
Indikator kinerja sasaran “Terlaksananya penjaringan aspirasi masyarakat
melalui forum konsultasi publik yang memenuhi syarat inklusif dalam proses penyusunan
RTR dan program pemanfaatan ruang yang dilakukan minimal 2 (dua) kali setiap
disusunnya RTR dan program pemanfaatn ruang”, dicapai melalui Program Perencanaan
Tata Ruang , dengan 1 kegiatan yang outputnya berupa :
- Penjaringan aspirasi masyarakat melalui forum konsultasi publik yang memenuhi
syarat inklusif dalam proses penyusunan RTR dan program pemanfaatan ruang yang
BAB III Akuntabilitas Kinerja
208 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
dilakukan minimal 2 (dua) kali setiap disusunnya RTR dan program pemanfaatan
ruang dapat terlaksana melebihi target bahkan sampai 200%.
Indikator kinerja sasaran “Terlaksananya tindakan awal terhadap pengaduan
masyarakat tentang pelanggaran di bidang penataan ruang dalam waktu 5 (lima) hari
kerja ”, dicapai dari data yang diperoleh dari KP2T Kabupaten Banjarnegara dengan
penjelasan bahwa pada tahun 2013 tidak ada pengaduan masyarakat yang berkaitan
dengan pelanggaran tata ruang, sehingga dapat diasumsikan bahwa Pemerintah (KP2T)
dalam mengeluarkan izin sesuai dengan ketentuan yang ada.
Indikator kinerja sasaran “ Tersedianya luasan (RTH) publik sebesar 20% dari
luas wilayah kota/kawasan perkotaan”, dicapai melalui Program Pengelolaan Ruang
Terbuka Hijau (RTH), dengan 1 kegiatan yang outputnya berupa :
- Pemeliharaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) 12,5 Ha
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian)
indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut:
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013
1. Ketaatan terhadap RTRW 0 0 0 50% 50%
2. Penyelesaian izin lokasi - - 100% 100% 100%
3. Terlakasananya penjaringan
aspirasi masyarakat melalui forum
konsultasi publik yang memenuhi
syarat inklusif dalam proses
penyusunan RTR dan program
pemanfaatan ruang yang dilakukan
minimal 2 (dua) kali setiap
disusunnya RTR dan program
pemanfaatan ruang
0 0 0 66,6 % 66,6 %
4. Terlaksananya tindakan awal
terhadap pengaduan masyarakat
0 0 0 33,30
%
150,01
BAB III Akuntabilitas Kinerja
209 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013
tentang pelanggaran di bidang
penataan ruang dalam waktu 5
(lima) hari kerja
5. Tersedianya luasan (RTH) publik
sebesar 20% dari luas wilayah
kota/kawasan perkotaan
6,43
Ha
8
Lokasi
8
Lokasi
12,5
Ha
12,5 Ha
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) yang fluktuatif.
Capaian kinerja yang fluktuatif tersebut di atas antara lain disebabkan oleh:
1) Pada Indikator Indikator “ Ketaatan terhadap RTRW ”, dicapai karena berkerjasama
dengan DPU dalam pelaksanaan pembangunan berpedoman pada perda RTRW
Kabupaten Banjarnegara;
2) Pada Indikator Penyelesaian izin lokasi tercapai karena semua izin yang masuk dapat
tertangani;
3) Pada indikator Terlakasananya penjaringan aspirasi masyarakat melalui forum
konsultasi publik yang memenuhi syarat inklusif dalam proses penyusunan RTR dan
program pemanfaatan ruang yang dilakukan minimal 2 (dua) kali setiap disusunnya
RTR dan program pemanfaatn ruang, tercapai karena penjaringan aspirasi masyarakat
melalui forum konsultasi publik yang memenuhi syarat inklusif dalam proses
penyusunan RTR dan program pemanfaatan ruang yang dilakukan minimal 2 (dua) kali
setiap disusunnya RTR dan program pemanfaatan ruang dapat terlaksana melebihi
target bahkan sampai 200%;
4) Pada indikator kinerja “ Terlaksananya tindakan awal terhadap pengaduan masyarakat
tentang pelanggaran di bidang penataan ruang dalam waktu 5 (lima) hari kerja ”, dicapai
dari data yang diperoleh dari KP2T Kabupaten. Banjarnegara dengan penjelasan bahwa
pada tahun 2013 tidak ada pengaduan masyarakat yang berkaitan dengan pelanggaran
tata ruang, sehingga dapat diasumsikan bahwa Pemerintah (KP2T) dalam mengeluarkan
izin sesuai dengan ketentuan yang ada;
5) Pada Indikator Tersedianya luasan (RTH) publik sebesar 20% dari luas wilayah
kota/kawasan perkotaan tercapai namun realitanya ada pengurangan luas RTH untuk
pertokoan.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
210 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Salah satu upaya meningkatkan lagi capaian secara aktif telah diupayakan untuk
diperbaiki oleh seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan :
1) Indikator Tersedianya luasan (RTH) publik sebesar 20% dari luas wilayah
kota/kawasan perkotaan sudah tercapai namun masih ada pengurangan luas RTH
untuk pertokoan, untuk mengatasi kendala tersebut diupayakan dengan menambah
luasan RTH dengan mengusulkan 2 tempat
Sasaran 8 : Terkendalinya Pencemaran Lingkungan Hidup
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 18 indikator kinerja. Adapun
pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai
berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi %
1. Persentase penanganan sampah 70% 80% 114
2. Tempat pembuangan sampah (TPS) per
satuan penduduk
0,06 2,93 488
3. Cakupan Lingkungan yang sehat dan aman
yang didukung dengan prasarana sarana
dan utilitas umum (PSU)
22 % 22% 100
4. Persentase penduduk yang memiliki akses
terhadap air minum yang berkualitas.
70% 87% 124,29
5. Cakupan penghijauan wilayah rawan
longsor dan Sumber Mata Air
21
(19,5 Ha)
0 0
6. Pencemaran status mutu air 100 % 88,64 % 88,64
7. Cakupan pengawasan terhadap
pelaksanaan amdal
100 % 100 % 100
8. Penegakan hukum lingkungan 35 1 0,02
9. Jumlah usaha dan / atau kegiatan yang
mentaati persyaratan administrasi dan
100 97,31 97,31
BAB III Akuntabilitas Kinerja
211 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator Kinerja Target Realisasi %
teknis pencegahan pencemaran air.
10. Jumlah usaha dan / atau kegiatan sumber
tidak bergerak yang memenuhi persyaratan
administrasi dan teknis pencegahan
pencemaran udara
100 100 100
11. Jumlah luasan lahan dan / atau tanah untuk
produksi biomassa yang telah ditetapkan
dan diinformasikan status kerusakannya
100 100 100
12. Jumlah pengaduan masyarakat akibat
adanya dugaan pencemaran dan / atau
perusakan lingkungan hidup yang
ditindaklanjuti
90 1 0,01
13. Tersedianya akses air minum yang aman
melalui Sistem Penyediaan Air Minum
dengan jaringan perpipaan dan bukan
jaringan perpipaan terlindungi dengan
kebutuhan pokok minimal 60 liter /
Orang/hari
64% 20,37% 35,12
14. Tersedianya sistem air limbah setempat
yang memadai
36% 10% 27,77
15. Tersedianya sistem air limbah skala
komunitas / kawasan/kota
20% 10% 50
16. Tersedianya fasilitas pengurangan sampah
di perkotaan
20% 10% 50
17. Tersedianya sistem penanganan sampah di
perkotaan
65% 80% 123
18. Jaringan drainase skala kawasan dan skala
kota sehingga tidak terjadi genangan (lebih
30 cm, selama 2 jam) dan tidak lebih dari
2 kali setahun
30% 30% 100
BAB III Akuntabilitas Kinerja
212 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Rata-rata Capaian 94,34
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah
tercapai dengan rata-rata capaian 94,34 %. Adapun pencapaian indikator kinerja
kegiatan untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
Sasaran ini dicapai melalui 9 (sembilan) program, yaitu: Program
pengembangan kinerja pengelolaan persampahan, Program Peningkatan K-3, program
Pengembangan Lingkungan Sehat, Program Upaya Kesehatan Masyarakat, Program
Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup, Program Peningkatan
Kapasitas Sumber Daya Aparatur, Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi
sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup, Program Peningkatan penyediaan sarana air
bersih, Program pengembangan kinerja pengelolaan persampahan, yang keseluruhannya
dilaksanakan melalui 57 kegiatan, dengan rincian sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran “Persentase penanganan sampah dan Indikator Tempat
pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk”, dicapai melalui Program
pengembangan kinerja pengelolaan persampahan, dengan 4 kegiatan yang outputnya
berupa :
- Penyediaan sarana prasarana pengelolaan persampahan 1 paket
- Peningkatan O & P sarana prasarana persampahan 1 paket
- Peningkatan kebersihan keindahan dan ketertiban 1 paket
- Pembangunan sarana prasarana persampahan 1 paket
Indikator kinerja sasaran “Cakupan Lingkungan yang sehat dan aman yang
didukung dengan prasarana dan utilitas umum (PSU)”, dicapai melalui Program
Peningkatan K-3, dengan 2 kegiatan yang outputnya berupa :
- Peningkatan kebersihan, keindahan dan ketertiban. 1 paket
Indikator kinerja sasaran “ Persentase penduduk yang memiliki akses terhadap
air minum yang berkualitas”, dicapai melalui Program Pengembangan Lingkungan Sehat
dan Program Upaya Kesehatan Masyarakat, dengan 3 kegiatan yang outputnya berupa :
- Terlaksananya monitoring 15 desa pamsimas 15 desa
(@ 3 kali)
BAB III Akuntabilitas Kinerja
213 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
- Terlaksananya pertemuan petugas sanitasi puskesmas 2 paket
- Terlaksananya bintek puskesmas 35 puskesmas
Indikator kinerja sasaran “Cakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan
Sumber Mata Air ”, tidak dilaksanakan karena pengadaan bibit teh sejumlah 39.000
batang, pupuk organik 9.750 kg dan sarana produksi 1 paket tidak dapat direalisasi karena
tidak ada rekanan yang mampu melaksanakan karena ketersediaan bibit teh yang
memenuhi spesifikasi teknis tidak ada.
Indikator kinerja sasaran “ Pencemaran status mutu air, dan indikator Cakupan
pengawasan terhadap pelaksanaan amdal”, dicapai melalui Program Pengendalian
Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup , dengan 6 kegiatan yang outputnya
berupa :
- Sosialisasi penilaian kota sehat/adipura 3x
- Tersedianya reagen dan sosialisasi tentang kelestarian
lingkungan hidup
6 paket
- Terselesaikannya kasus pencemaran lingkungan 1 kasus
- Terwujudnya kesadaran pengusaha untuk menyusun UKL-
UPL
15 pengusaha
- Terpenuhinya sarana dan prasarana pemantauan kualitas air
sesuai standar laboratorium
3 paket
- Tersosialisasinya pengelolaan lingkungan hidup 3 materi
Indikator kinerja sasaran “Penegakan hukum lingkungan”, dicapai melalui
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur , dengan 2 kegiatan yang
outputnya berupa :
- Tersosialisasinya peraturan perundang-undangan kepada para
pengusaha dan SKPD terkait.
- Meningkatnya kesadaran masyarakat tantang undang-undang
lingkungan hidup.
45 orang
Indikator kinerja sasaran “ Jumlah usaha dan/atau kegiatan yang mentaati
persyaratan administrasi dan teknis pencegahan pencemaran air, Jumlah usaha dan/atau
kegiatan sumber tidak bergerak yang memenuhi persyaratan administrasi dan teknis
pencegahan pencemaran udara, Jumlah luasan lahan dan/atau tanah untuk produksi
biomassa yang telah ditetapkan dan diinformasikan status kerusakannya, Jumlah
BAB III Akuntabilitas Kinerja
214 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan / atau perusakan
lingkungan hidup yang ditindaklanjuti”, dicapai melalui Program Peningkatan kualitas
dan akses informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup , dengan 1 kegiatan yang
outputnya berupa :
- Laporan SLHD, kumpulan data SLHD, laporan MIH, laporan
periodik volume sampah
1 dokumen
Indikator kinerja sasaran “ Tersedianya akses air minum yang aman melalui
Sistem Penyediaan Air Minum dengan jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan
terlindungi dengan kebutuhan pokok minimal 60 liter/Orang/hari, Tersedianya sistem air
limbah setempat yang memadai, Tersedianya sistem air limbah skala
komunitas/kawasan/kota”, dicapai melalui Program Peningkatan penyediaan sarana air
bersih, dengan 34 kegiatan yang outputnya berupa :
- Pembangunan SAB 34 paket kegiatan
- Pengelolaan sanitasi 1 kelurahan, 3 desa
- Pengelolaan Pamsimas 13 desa
- Pengelolaan P2KP 13 desa/kelurahan
Indikator kinerja sasaran “ Tersedianya fasilitas pengurangan sampah di
perkotaan , dan Tersedianya sistem penanganan sampah di perkotaan”, dicapai melalui
Program pengembangan kinerja pengelolaan persampahan, dengan 4 kegiatan yang
outputnya berupa :
- Penyediaan sarana prasarana pengelolaan persampahan 1 paket
- Peningkatan O & P sarana prasarana persampahan 1 paket
- Peningkatan kebersihan keindahan dan ketertiban 1 paket
- Pembangunan sarana prasarana persampahan 1 paket
Indikator kinerja sasaran “ Jaringan drainase skala kawasan dan skala kota
sehingga tidak terjadi genangan (lebih 30 cm, selama 2 jam) dan tidak lebih dari 2 kali
setahun”, dicapai melalui Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan
Hidup, dengan 1 kegiatan yang outputnya berupa :
- Pemeliharaan saluran perkotaan 543,4 m
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian)
indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut:
BAB III Akuntabilitas Kinerja
215 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013
1. Persentase penanganan sampah - - 48,67% 48,75% 80%
2. Tempat pembuangan sampah
(TPS) per satuan penduduk
(1: 1.122) (1: 1.122) (1: 1.129) 0,0456
(1:1129)
2,93
3. Cakupan Lingkungan yang
sehat dan aman yang didukung
dengan prasarana sarana dan
utilitas umum (PSU)
- - - 11,51 % 22
4. Persentase penduduk yang
memiliki akses terhadap air
minum yang berkualitas.
- 57,3 % 64 % 68 % 87%
5. Cakupan penghijauan wilayah
rawan longsor dan Sumber
Mata Air
- - - 18,0
(13 Ha)
0
6. Pencemaran status mutu air - - 99,3 % 100 % 84,64%
7. Cakupan pengawasan terhadap
pelaksanaan amdal
- - 99,3 % 100 % 100%
8. Penegakan hukum lingkungan 0 0 0 0 1
9. Jumlah usaha dan / atau
kegiatan yang mentaati
persyaratan administrasi dan
teknis pencegahan pencemaran
air.
- - - 50 97,31
10. Jumlah usaha dan / atau
kegiatan sumber tidak bergerak
yang memenuhi persyaratan
administrasi dan teknis
pencegahan pencemaran udara
- - - 50 100
11. Jumlah luasan lahan dan/
atautanah untuk produksi
- - - 0 100
BAB III Akuntabilitas Kinerja
216 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013
biomassa yang telah ditetapkan
dan diinformasikan status
kerusakannya
12. Jumlah pengaduan masyarakat
akibat adanya dugaan
pencemaran dan/atau perusakan
lingkungan hidup yang
ditindaklanjuti
- - - 2 1
13. Tersedianya akses air minum
yang aman melalui Sistem
Penyediaan Air Minum dengan
jaringan perpipaan dan bukan
jaringan perpipaan terlindungi
dengan kebutuhan pokok
minimal 60 liter / Orang/hari
- 20,37% 20,37% 20,37 % 20,37%
14. Tersedianya sistem air limbah
setempat yang memadai
- - - 10% 10%
15. Tersedianya sistem air limbah
skala komunitas / kawasan/kota
(2 unit) (3 unit) (4 unit) 48,25%
(3 unit)
10%
(3 unit)
16. Tersedianya fasilitas
pengurangan sampah di
perkotaan
- - - 2,6% 10%
17. Tersedianya sistem penanganan
sampah di perkotaan
- - - 48,75% 80%
18. Jaringan drainase skala
kawasan dan skala kota
sehingga tidak terjadi genangan
(lebih 30 cm, selama 2 jam) dan
tidak lebih dari 2 kali setahun
(1000 m) (5000 m) (447 m) 90,22%
(230 m)
30%
(543,4
m)
BAB III Akuntabilitas Kinerja
217 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) yang fluktuatif.
Capaian kinerja yang fluktuatif tersebut di atas antara lain disebabkan oleh:
1) Tercapainya indikator Persentase penanganan sampah dan indikator Tempat
pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk, karena kesadaran masyarakat yang
sudah mulai meningkat dengan membuang sampah pada tempatnya, serta penambahan
pembangunan TPS terpadu.
2) Pada indikator Cakupan Lingkungan yang sehat dan aman yang didukung dengan
prasarana sarana dan utilitas umum (PSU) disebabkan oleh kesadaran masyarakat
tentang pemeliharaan RTH dan menjaga lingkungan yang bersih, sehat dan nyaman.
3) Pada indikator Persentase penduduk yang memiliki akses terhadap air minum yang
berkualitas disebabkan karena pada wilayah/daerah tertentu kualitas air kadang
berubah-ubah, dikarenakan kondisi tanah yang tidak stabil atau dekat dengan sumber
pencemaran (kandang, tempat pembuangan sampah, dll.), masih banyak terdapat
rumah yang tidak memiliki sanitasi dasar, kondisi sarana sanitasi dasar di masyarakat
banyak yang masih belum memenuhi syarat, dan perilaku masyarakat masih belum
hygienis dan saniter, sehingga berpotensi terjadi penularan penyakit.
4) Pada indikator “ Cakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan Sumber Mata Air ”,
manurun karena pengadaan bibit teh sejumlah 39.000 batang, pupuk organik 9.750 kg
dan sarana produksi 1 paket tidak dapat direalisasi karena tidak ada rekanan yang
mampu melaksanakan karena ketersediaan bibit teh yang memenuhi spesifikasi teknis
tidak ada.
5) Keberhasilan indikator Pencemaran status mutu air, Cakupan pengawasan terhadap
pelaksanaan amdal, disebabkan oleh :
- berjalannya kegiatan yang semakin terkoordinasi dengan baik;
- adanya rencana kegiatan yang sudah pasti;
- disiplin kerja yang semakin meningkat;
- sarana dan prasarana yang tersedia semakin lengkap.
6) Tercapainya indikator kinerja “ Penegakan hukum lingkungan”, karena sosialisasi
peraturan perundang-undangan kepada para pengusaha dan SKPD terkait, serta
meningkatnya kesadaran masyarakat tantang undang-undang lingkungan hidup.
7) Keberhasilan indikator “ Jumlah usaha dan/atau kegiatan yang mentaati persyaratan
administrasi dan teknis pencegahan pencemaran air, Jumlah usaha dan/atau kegiatan
sumber tidak bergerak yang memenuhi persyaratan administrasi dan teknis pencegahan
BAB III Akuntabilitas Kinerja
218 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
pencemaran udara, Jumlah luasan lahan dan/atau tanah untuk produksi biomassa yang
telah ditetapkan dan diinformasikan status kerusakannya, Jumlah pengaduan
masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup
yang ditindaklanjuti”, disebabkan oleh :
- berjalannya kegiatan yang semakin terkoordinasi dengan baik;
- adanya rencana kegiatan yang sudah pasti;
- disiplin kerja yang semakin meningkat;
- sarana dan prasarana yang tersedia semakin lengkap.
8) Pada Indikator Tersedianya akses air minum yang aman melalui Sistem Penyediaan
Air Minum dengan jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan terlindungi
dengan kebutuhan pokok minimal 60 liter/orang/hari, indikator Tersedianya sistem air
limbah setempat yang memadai, dan indikator Tersedianya sistem air limbah skala
komunitas/kawasan/kota dengan tren tetap disebabkan karenapembangunan SAB tidak
bisa dilaksanakan keseluruhannya pada tahun anggaran 2013, karena waktu
pelaksanaannya tidak mencukupi. Penyedia barang/jasa tidak mengajukan penawaran
dengan alasan waktu pelaksanaan tidak mencukupi dan HPS terlalu rendah. Demikian
pula dengan kegiatan pengelolaan sanitasi ditunda pelaksanaannya karena waktu
pelaksanaan tidak mencukupi.
9) Pada indikator Tersedianya fasilitas pengurangan sampah di perkotaan, dan indikator
Tersedianya sistem penanganan sampah di perkotaan disebabkan karena kesadaran
masyarakat yang sudah mulai meningkat dengan membuang sampah pada tempatnya,
serta penambahan pembangunan TPS terpadu.
10) Pada indikator jaringan drainase skala kawasan dan skala kota sehingga tidak terjadi
genangan (lebih 30 cm, selama 2 jam ) dan tidak lebih dari 2 kali setahun, disebabkan
karenatersedianya anggaran untuk pemeliharaan saluran perkotaan.
Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh
seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan :
1) Pada indikator Persentase penduduk yang memiliki akses terhadap air minum yang
berkualitas diupayakan dengan mengadakan sosialisasi tentang kesehatan lingkungan
dan aspeknya kepada kelompok sasaran;
2) Pada Indikator Tersedianya akses air minum yang aman melalui Sistem Penyediaan
BAB III Akuntabilitas Kinerja
219 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Air Minum dengan jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan terlindungi
dengan kebutuhan pokok minimal 60 liter/ orang/ hari, indikator Tersedianya sistem
air limbah setempat yang memadai, dan indikator Tersedianya sistem air limbah sekala
komunitas/ kawasan/ kota, diupayakan dengan meluncurkan kegiatan tersebut pada
tahun anggaran 2014.
Sasaran 9 : Meningkatnya pengelolaan sumber daya energi
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 2 indikator kinerja. Adapun
pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai
berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi %
1. Peningkatan pemanfaatan potensi panas
bumi
60 MW 35 MW 58,33
2. Pemanfaatan potensi gas rawa 60 MW 35 MW 58,33
Rata-rata Capaian 58,33
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah
tercapai dengan rata-rata capaian 58,33%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan
untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
Sasaran ini dicapai melalui 2 program, yaitu: Program Pengembangan Potensi
Panas Bumi dan Program Pengembangan Bidang Migas, yang keseluruhannya
dilaksanakan melalui 3 kegiatan, dengan rincian sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran “ Peningkatan pemanfaatan potensi panas bumi”,
dicapai melalui Program Pembinaan Bidang Panas Bumi , dengan 1 kegiatan yang
outputnya berupa :
- Terinventarisirnya potensi panas bumi di wilayah Kabupaten
Banjarnegara
35 MW
Indikator kinerja sasaran “ Pemanfaatan potensi gas rawa”, dicapai melalui
Program Pengembangan Bidang Migas , dengan 2 kegiatan yang outputnya berupa :
BAB III Akuntabilitas Kinerja
220 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
- Peningkatan pemanfaatan potensi gas rawa 35 MW
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian)
indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut:
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013
1. Peningkatan pemanfaatan potensi
panas bumi
60 MW 60 MW 35 MW 35 MW
2. Pemanfaatan potensi gas rawa 25 KK 35 KK 45 KK 35 MW
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) yang fluktuatif.
Capaian kinerja yang fluktuatif tersebut di atas antara lain disebabkan oleh:
1) Pada indikator Peningkatan pemanfaatan potensi panas bumi menurun karena
kerusakan alat Power Plan pada PT Geo Dipa.
Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh
seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan :
1) Memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada secara maksimal dan meningkatkan
SDM yang ada dalam pengolahan data;
2) Memperbaiki peralatan yang rusak.
MISI 5 : MEWUJUDKAN PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN PRIORITAS PENEGAKAN HUKUM, PENGHARGAAN HAK ASASI MANUSIA, PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
Analisis dan evaluasi capaian kinerja Tahun 2013 Pemerintah Kabupaten
Banjarnegara, dapat dijelaskan sebagai berikut :
Sasaran 1 : Meningkatnya Perluasan Akses Pendidikan dan Partisipasi
Masyarakat
BAB III Akuntabilitas Kinerja
221 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 14 (empat belas) indikator
kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat
digambarkan sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi % 1. Angka melek huruf 99,98 % 99,48 99,50 2. Rasio melek huruf perempuan terhadap
laki-laki pada kelompok usia 15-24 tahun 0,98 % 0,97 98,98
3. Angka Partisipasi Kasar SD/MI/Paket A 98,38 % 98,11 99,73 4. Angka Partisipasi Kasar SMP/MTs/Paket
B 86,50 % 90,87 105,05
5. Angka Partisipasi Kasar SMA/SMK/MA/Paket C
54,01 % 62,29 115,33
6. Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A
98,01 % 84,57 86,29
7. Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B
84,43 % 56,89 67,38
8. Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C
46,68 % 34,82 74,59
9. Pendidikan dasar: a. Angka partisipasi sekolah:
- Angka partisipasi sekolah usia 7-12 tahun
98,03 per 1000
96,78 98,72
- Angka partisipasi sekolah usia 13-15 tahun
86,23 per 1000
77,43 89,79
b. Rasio ketersediaan sekolah / penduduk usia sekolah
67,56 per 1000
67,18 99,44
c. Rasio guru/murid SD/MI 0,06 0,07 116,67 d. Rasio guru/murid SMP/MTs 0,05 0,06 120 e. Rasio siswa perempuan terhadap siswa
laki-laki pada pendidikan dasar 0,98 % 1,06 108,16
10. Pendidikan menengah a. Angka partisipasi sekolah 16-18 tahun 46,20 per
1000 42,44 91,86
b. Rasio ketersediaan sekolah terhadap
penduduk usia sekolah 10,64 per
10.000 12,45 117,01
c. Rasio guru terhadap murid 0,05 0,06 120 d. Rasio siswa perempuan terhadap siswa
laki-laki pada pendidikan menengah 0,92 % 1,06 115,22
11. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD): - APK Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) 69,20 %
70,41 101,75
BAB III Akuntabilitas Kinerja
222 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator Kinerja Target Realisasi % 12. Angka Putus Sekolah:
- Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI 0,21 % 0,24 85,71 - Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs 0,61 % 1,23 -1,64 - Angka Putus Sekolah (APS)
SMA/SMK/MA 0,71 % 1,49 -9,86
13. Angka Kelulusan: - Angka Kelulusan (AL) SD/MI 99,95 % 99,89 99,94 - Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs 98,12 % 99,76 101,67 - Angka Kelulusan (AL) SMA/SMK/MA 99,95 % 99,97 100,02
14. Angka Melanjutkan - Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI
ke SMP/MTs
91,97 % 94,94 103,23
- Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA
71,06 %
74,84 105,32
Rata-rata Capaian 92,96
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah
tercapai dengan rata-rata capaian 92,96%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan
untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
Sasaran ini dicapai melalui 4 (empat) program, yaitu: Program Pendidikan
Anak Usia Dini, Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun, Program
Pendidikan Menengah, Program Pendidikan Menengah, Program Pendidikan Non
Formal, program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, dan Program
Manajemen Pelayanan Pendidikan yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 32 (tiga
puluh dua) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran “Penduduk yang berusia >15 tahun melek huruf (tidak
buta aksara), Angka melek huruf, Rasio melek huruf perempuan terhadap laki-laki pada
kelompok usia 15 – 24”, dicapai melalui program Wajib Belajar Pendidikan Dasar
Sembilan Tahun, Pendidikan Menengah, Non Formal dengan 6 kegiatan yang outputnya
berupa :
- Pengadaan Buku Teks Ujian Nasional SMP Kelas Tiga (3) sebanyak 44 paket buku
Pengadaan Buku Ujian Nasional dan Ujian Sekolah SD/SDLB sejumlah 14.000 buku
Pengadaan buku-buku dan alat tulis siswa SMP/SMPLB sejumlah 7 paket
Pengadaan buku penunjang pelajaran/referensi SMA/SMK sejumlah 2 paket
BAB III Akuntabilitas Kinerja
223 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Pengadaan Buku Mulok Bahasa Jawa SMP/MTs sejumlah 4 paket
Fasilitasi Hari Aksara Internasional (HAI) Dinas Pendidikan melalui pameran Hari
Aksara Internasional
Indikator kinerja sasaran “Angka Partisipasi Kasar SD/MI/Paket A, Angka
Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A, Angka partisipasi sekolah usia 7-12 tahun” ,
dicapai melalui program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dengan 6
kegiatan yang outputnya berupa :
Pengadaan mebeler sekolah sebanyak 200 paket;
Penambahan ruang kelas sekolah sebanyak 3 ruang kelas (RKB);
Rehabilitasi sedang/berat ruang kelas sekolah sebanyak 1 ruang kelas;
DAK bidang pendiikan dasar untuk membangun 47 ruang kelas dan rehabilitasi 479
ruang kelas;
Pengadaan buku perpustakaan SD/MI sebanyak 11 paket;
Pengadaan buku mulok bahasa jawa SD/MI sebanyak 400 buku.
Indikator kinerja sasaran “Angka Partisipasi Kasar SMP/MTs/Paket B, Angka
Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B, Angka partisipasi sekolah usia 13-15
tahun” , dicapai melalui program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan
program Pendidikan Menengah dengan 6 kegiatan yang outputnya berupa :
Penambahan ruang kelas sekolah sebanyak 6 ruang kelas;
Pengadaan alat praktik dan peraga siswa sebanyak 30 paket (alat lab IPA SMP);
Pengadaan mebelair sekolah sebanyak 3 paket;
Rehabilitasi sedang/berat ruang kelas sekolah sebanyak 43 ruang;
DAK bidang pendikan menengah untuk membangun 101 RKB, 10 rehab, 2 ruang
kelas lain, 15 alat matematika, 37 alat IPS, 14 alat kesenian, 14 alat olahraga, 31 alat
lab IPA, 5 buku perpustakaan, 19 alat lab bahasa, dan 21 meja kursi;
Indikator kinerja sasaran “Angka Partisipasi Kasar SMA/SMK/MA/Paket C, ,
Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C, Angka partisipasi sekolah 16-
18 tahun”, dicapai melalui program Pendidikan Menengah dengan 7 (tujuh) kegiatan
yang outputnya berupa :
Rehabilitasi sedang/berat bangunan sekolah sejumlah 6 ruang;
Pengadaan alat laboratorium computer dan alat perbengkelan sebanyak 5 paket;
Terlaksananya kegiatan multimedia SMA SBI dan SMK;
Pengadaan alat laboratorium komputer SMK/SMA sebanyak 2 paket;
BAB III Akuntabilitas Kinerja
224 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Pembangunan pagar pengaman pendidikan menengah untuk 1 sekolah;
Pengadaan alat laboratorium IPA SMA/SMK RSBI sbanyak 2 paket.
Indikator kinerja sasaran “Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI, Angka Putus
Sekolah (APS) SMP/MTs, Angka Putus Sekolah (APS) SMA/SMK/MA, Angka
Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs, Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs
ke SMA/SMK/MA”, dicapai melalui program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan
Tahun, Program Pendidikan Menengah dan Program Manajemen Pelayanan Pendidikan
dengan 3 (tiga) kegiatan yang outputnya berupa :
Pendampingan BOS dalam rangka mewujudkan Sekolah Murah SD/MI untuk 103.192
siswa;
Pendampingan BOS dalam rangka mewujudkan Sekolah Murah SMP/MTs untuk
40.010 siswa;
Pendampingan BOS dan BKKM
Indikator kinerja sasaran “Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia
sekolah Pendidikan Menengah”’ dicapai melalui program Pendidikan Menengah dengan
1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa :
- Terlaksananya pembangunan sekolah baru SMK sebanyak 1 unit
Indikator kinerja sasaran “Angka kelulusan (AL) SD/MI, Angka kelulusan (AL)
SMP/MTs, Angka kelulusan (AL) SMA/MA/SMK, Rata-rata UN SD/MI, Rata-rata UN
SMP/MTs, Rata-rata UN SMA/MA”, dicapai melalui program Peningkatan Mutu
Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Manajemen Pelayanan Pendidikan dengan 2
kegiatan yang outputnya berupa :
Bintek bedah SKL-UN dengan 500 peserta
Penyelenggaraan Ujian Nasional, Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN)
dan Ujian Nasional pendidikan Kesetaraan (UNPK)
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian)
indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut:
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013 1. Angka melek huruf - 99,96 99,96 99,30 99,48
2. Rasio melek huruf perempuan terhadap laki-laki pada kelompok usia 15-24 tahun
- 0,97 0,97 0,97 0,97
BAB III Akuntabilitas Kinerja
225 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013 3. Angka Partisipasi Kasar
SD/MI/Paket A - 103,95 97,31 93,80 98,11
4. Angka Partisipasi Kasar SMP/MTs/Paket B
- 95,81 80,83 82,01 90,87
5. Angka Partisipasi Kasar SMA/SMK/MA/Paket C
- 51,06 52,47 54,52 62,29
6. Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A
- 98,05 96,93 80,77 84,57
7. Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B
- 95,81 78,76 56,54 56,89
8. Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C
- 45,91 45,14 34,41 34,82
9. Pendidikan dasar: a. Angka partisipasi sekolah:
- Angka partisipasi sekolah usia 7-12 tahun
- 99,60 96,95 90,45 96,78
- Angka partisipasi sekolah usia 13-15 tahun
- 91,54 80,57 74,17 77,43
b. Rasio ketersediaan sekolah / penduduk usia sekolah
- 67,56 63,36 62,81 67,18
c. Rasio guru/murid SD/MI - 0,05 0,05 0,07 0,07 d. Rasio guru / murid
SMP/MTs - 0,06 0,05 0,07 0,06
e. Rasio siswa perempuan terhadap siswa laki-laki pada pendidikan dasar
- 0,95 0,92 0,95 1,06
10. Pendidikan menengah a. Angka partisipasi
sekolah 16-18 tahun
- 47,13 44,66 38,25 42,44
b. Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah
- 9,75 10,24 10,40 12,45
c. Rasio guru terhadap murid
- 0,05 0,05 0,06 0,06
d. Rasio siswa perempuan terhadap siswa laki-laki pada pendidikan menengah
- 0,93 0,95 0,94 1,06
11. Pendidikan Anak Usia Dini
BAB III Akuntabilitas Kinerja
226 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013 (PAUD): - APK Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD) - 69,05 60,68 70,29 70,41
12. Angka Putus Sekolah: - Angka Putus Sekolah
(APS) SD/MI - 0,27 0,29 0,32 0,24
- Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs
- 0,76 0,99 0,43 1,23
- Angka Putus Sekolah (APS) SMA/SMK/MA
- 0,86 1,19 0,81 1,49
13. Angka Kelulusan: - Angka Kelulusan (AL)
SD/MI - 97,65 99,85 99,11 99,89
- Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs
- 99,19 96,44 98,66 99,76
- Angka Kelulusan (AL) SMA/SMK/MA
- 97,27 99,93 99,25 99,97
14. Angka Melanjutkan - Angka Melanjutkan (AM)
dari SD/MI ke SMP/MTs - 89,87 87,98 92,77 94,94
- Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA
- 67,19 69,06 69,06 74,84
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) yang fluktuatif
Capaian kinerja yang fluktuatif tersebut di atas antara lain disebabkan oleh:
1) Indikator angka melek huruf menurun disebabkan oleh tidak adanya fasilitasi tindak
lanjut bagi penduduk buta aksara;
2) Angka melek huruf menurun juga disebabkan karena rendahnya motivasi masyarakat
untuk gemar membaca;
3) Angka Putus Sekolah untuk SMP/MTs dan SMA/SMK mengalami kenaikan karena
pemahaman masyarakat akan pentingnya pendidikan bagi anak masih relatif rendah
mengakibatkan angka drop out cukup tinggi dan terpaksa masuk ke dunia kerja
informal untuk menambah pendapatan orang tua;
4) Angka partisipasi sekolah tidak dapat terealisasi sesuai target disebabkan belum
meratanya akses pendidikan, khususnya pada jenjang pendidikan menengah. Pendirian
SMA/SMK/MA masih berpusat pada beberapa kecamatan saja;
BAB III Akuntabilitas Kinerja
227 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
5) Tingkat perekonomian masyarakat yang masih kurang.
Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh
seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan :
1) Alokasi anggaran fasilitasi tindak lanjut pasca buta aksara;
2) Kerjasama dengan perguruan tinggi sebagai usaha pemberantasan buta aksara;
3) Memastikan bahwa anak-anak yang sementara duduk di bangku sekolah tetap bisa
bersekolah, Menarik anak-anak yang putus sekolah untuk kembali duduk di bangku
sekolah, Memaksa” anak-anak yang terpaksa bekerja - karena alasan ekonomi keluarga
untuk berhenti bekerja dan kembali ke bangku sekolah, Melahirkan kesadaran kolektif
di kalangan masyarakat tentang pentingnya pendidikan, terutama pendidikan lanjutan;
4) Melakukan pemetaan jumlah penyandang buta aksara secara tepat dan akurat,
Memperluas informasi dan sosialisasi tentang pentingnya melek huruf,
Memberdayakan sekolah non-formal melalui kerjasama dengan lembaga swadaya
masyarakat (LSM), Mengembangkan program pendidikan membaca secara inovatif
melalui kegiatan di luar sekolah dan Menjalin kemitraan dengan berbagai pihak,
termasuk perguruan tinggi, LSM dan lembaga-lembaga internasional;
5) Pendirian SMP satu atap dalam rangka pemerataan akses pendidikan;
6) Optimalisasi penyelenggaraan pendidikan paket A, B dan C.
7) Pengalokasian anggaran beasiswa bagi siswa berprestasi atau siswa dari keluarga
kurang mampu, walaupun belum menjangkau keseluruhan siswa;
8) Optimalisasi penyelenggaraan wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun, baik
melalui sosialisasi kepada masyarakat maupun koordinasi dengan lembaga/dinas
terkait.
Sasaran 2 : Tersedianya Akses Infrastrukur Menuju Pusat-Pusat Pendidikan
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 12 (duabelas) indikator kinerja.
Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan
sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi % 1. Fasilitas Pendidikan:
Sekolah pendidikan SD/MI kondisi 81,50 % 94,03 115,37
BAB III Akuntabilitas Kinerja
228 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator Kinerja Target Realisasi % bangunan baik
Sekolah pendidikan SMP/MTs kondisi bangunan baik
88,70 % 96,86 109,20
Sekolah pendidikan SMA/SMK/MA kondisi bangunan baik
93,17 % 96,14 103,19
2. Tersedia satuan pendidikan dalam jarak yang terjangkau dengan berjalan kaki yaitu maksimal 3 (tiga) km untuk SD / MI dan 6 (enam) km untuk SMP/MTs dari kelompok permukiman didaerah terpencil
100 % 100 % 100
3. Jumlah peserta didik dalam setiap rombongan belajar untuk SD/MI tidak melebihi 32 (tiga puluh dua) orang dan untuk SMP/MTs tidak melebihi 36 (tiga puluh enam) orang. Untuk setiap rombongan belajar tersedia 1 (satu) ruang kelas yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk peserta didik dan guru, serta papan tulis.
83,82 % 91,22 108,83
4. Disetiap SMP dan MTs tersedia ruang laboratorium IPA yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk 36 (tiga puluh enam) peserta didik dan minimal satu set peralatan praktek IPA untuk demonstrasi dan eksperimen peserta didik
68,75 % 58,52 85,12
5. Disetiap SD/MI dan SMP/MTs tersedia satu ruang guru yang dilengkapi kursi untuk setiap orang guru, kepala sekolah dan staf kependidikan lainnya dan disetiap SMP/MTs tersedia ruang kepala sekolah yang terpisah dari ruang guru.
90,26 % 84,48 93,60
6. Disetiap SD/MI tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap 32 (tiga puluh dua) peserta didik dan 6 (enam) orang guru untuk setiap satuan pendidikan , dan untuk daerah khusus 4 (empat) orang guru setiap satuan pendidikan.
88,59 % 96,05 108,42
7. Disetiap SMP/MTs tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap mata pelajaran, dan untuk daerah khusus tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap rumpun mata pelajaran
85,18 % 98,13 115,20
8. Kunjungan pengawsas kesatuan pendidikan dilakukan minimal satu kali setiap bulan dan setiap kunjungan dilakukan selama 3 (tiga) jam untuk melakukan supervise dan pembinaan
50 % 74,94 149,88
9. Setiap SD/MI menyediakan buku teks yang 74,36 % 29,33 39,44
BAB III Akuntabilitas Kinerja
229 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator Kinerja Target Realisasi % sudah ditetapkan kelayakannya oleh pemerintah mencakup mata pelajaran Bahasa Indonesia,Matematika,IPA dan IPS dengan perbandingan satu set untuk setiap peserta didik.
10. Setiap SMP/MTs menyediakan buku teks yang sudah ditetapkan kelayakannya oleh Pemerintah mencakup semua mata pelajaran dengan perbandingan satu set untuk setiap peserta didik.
67,28 % 19,94 29,64
11. Setiap SD/MI menyediakan satu set peraga IPA dan bahan yang terdiri dari model kerangka manusia, model tubuh manusia, bola dunia (globe), contoh peralatan optic, kit IPA untuk eksperimen dasar, dan poster/carta.
100 % 100 100
12. Setiap SD/MI memiliki minimal 100 (seratus) judul buku pengayaan dan 10 (sepuluh) judul buku referensi, dan setiap SMP/MTS memiliki 200 (dua ratus) judul buku pengayaan dan 20 (dua puluh) judul buku referensi.
54,30 % 66,52 122,50
Rata-rata Capaian 98,60
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah
tercapai dengan rata-rata capaian 98,60%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan
untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
Sasaran ini dicapai melalui 4 (empat) program, yaitu: Program Pendidikan
Anak Usia Dini, Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun, Program
Pendidikan Menengah, Program Pendidikan Menengah dan Program Peningkatan Mutu
Pendidikan dan Tenaga Pendidikan yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 12
(duabelas) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran “Sekolah pendidikan SD/MI kondisi bangunan baik,
Sekolah pendidikan SMP/MTs kondisi bangunan baik, Sekolah pendidikan
SMA/SMK/MA kondisi bangunan baik” dicapai melalui program Wajib Belajar
Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan program Pendidikan Menengah dengan 5 (lima)
kegiatan yang outputnya berupa :
Rehabilitasi sedang/berat ruang kelas sekolah sejumlah 109 ruang kelas SD, 43 ruang
kelas SMP, 6 ruang SMA/SMK;
DAK Bidang Pendidikan Dasar untuk rehab 479 ruang kelas SD;
BAB III Akuntabilitas Kinerja
230 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
DAK Bidang Pendidikan menengah untuk rehab 10 ruang kelas;
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian)
indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut:
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013 1. Fasilitas Pendidikan:
Sekolah pendidikan SD/MI kondisi bangunan baik
- 66,50 66,71 70,66 94,03
Sekolah pendidikan SMP/MTs kondisi bangunan baik
- 79,70 80,75 83,82 96,86
Sekolah pendidikan SMA/SMK/MA kondisi bangunan baik
- 90,17 91,56 90,20 96,14
2. Tersedia satuan pendidikan dalam jarak yang terjangkau dengan berjalan kaki yaitu maksimal 3 (tiga) km untuk SD / MI dan 6 (enam) km untuk SMP/MTs dari kelompok permukiman didaerah terpencil
- - - 100 100 %
3. Jumlah peserta didik dalam setiap rombongan belajar untuk SD/MI tidak melebihi 32 (tiga puluh dua) orang dan untuk SMP/MTs tidak melebihi 36 (tiga puluh enam) orang. Untuk setiap rombongan belajar tersedia 1 (satu) ruang kelas yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk peserta didik dan guru, serta papan tulis.
- - - 83,82 91,22
4. Disetiap SMP dan MTs tersedia ruang laboratorium IPA yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk 36 (tiga puluh enam) peserta didik dan minimal satu set peralatan praktek IPA untuk demonstrasi dan
- - - 68,75 58,52
BAB III Akuntabilitas Kinerja
231 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013 eksperimen peserta didik
5. Disetiap SD/MI dan SMP/MTs tersedia satu ruang guru yang dilengkapi kursi untuk setiap orang guru, kepala sekolah dan staf kependidikan lainnya dan disetiap SMP/MTs tersedia ruang kepala sekolah yang terpisah dari ruang guru.
- - - 90,26 84,48
6. Disetiap SD/MI tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap 32 (tiga puluh dua) peserta didik dan 6 (enam) orang guru untuk setiap satuan pendidikan , dan untuk daerah khusus 4 (empat) orang guru setiap satuan pendidikan.
- - - 88,59 96,05
7. Disetiap SMP/MTs tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap mata pelajaran, dan untuk daerah khusus tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap rumpun mata pelajaran
- - - 85,18 98,13
8. Kunjungan pengawsas kesatuan pendidikan dilakukan minimal satu kali setiap bulan dan setiap kunjungan dilakukan selama 3 (tiga) jam untuk melakukan supervise dan pembinaan
- - - 36,77 74,94
9. Setiap SD/MI menyediakan buku teks yang sudah ditetapkan kelayakannya oleh pemerintah mencakup mata pelajaran Bahasa Indonesia,Matematika,IPA dan IPS dengan perbandingan satu set untuk setiap peserta didik.
- - - 74,36 29,33
10. Setiap SMP / MTs menyediakan buku teks yang sudah ditetapkan kelayakannya oleh
- - - 67,28 19,94
BAB III Akuntabilitas Kinerja
232 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013 Pemerintah mencakup semua mata pelajaran dengan perbandingan satu set untuk setiap peserta didik.
11. Setiap SD/MI menyediakan satu set peraga IPA dan bahan yang terdiri dari model kerangka manusia, model tubuh manusia, bola dunia (globe), contoh peralatan optic, kit IPA untuk eksperimen dasar, dan poster/carta.
- - - 100 100
12. Setiap SD/MI memiliki minimal 100 (seratus) judul buku pengayaan dan 10 (sepuluh) judul buku referensi, dan setiap SMP/MTS memiliki 200 (dua ratus) judul buku pengayaan dan 20 (dua puluh) judul buku referensi.
- - - 54,30 66,52
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) fluktuatif.
Capaian kinerja yang fluktuatif tersebut di atas antara lain disebabkan oleh:
1) Pada indikator kinerja fasilitas pendidikan Sekolah pendidikan SD/MI, SMP/MTs,
SMA/SMK/MA kondisi bangunan baik, meningkat dikarenakan adanya bantuan DAK
untuk rehab maupun pembangunan ruang kelas baru;
Sasaran 3 : Meningkatnya Kualitas Tenaga Kependidikan
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 13 (tigabelas) indikator kinerja.
Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan
sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi %
1. Kualifikasi Guru
Guru SD yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV
59,63 % 77,40 129,80
BAB III Akuntabilitas Kinerja
233 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Guru SMP yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV
93,60 % 95,34 101,86
Guru SMA yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV
97,28 % 98,52 101,27
Guru SMK yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV
97,10 % 94,69 97,52
2. Disetiap SD/MI tersedia 2 (dua)orang guru yang memenuhi kualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan 2 (dua) orang guru yang telah memiliki sertifikasi pendidik.
51,25 % 73,32 143,06
3. Disetiap SMP/MTs tersedia guru dengan kualifikasi akademik S-1 atau D-IV sebanyak 70% (tujuh puluh per seratus) dan separuh diantarnya 35% (tiga puluh lima perseratus) dari keseluruhan guru telah memiliki sertifikat pendidik, untuk daerah khusus masing-masing sebanyak 40% (empat puluh per seratus) dan 20% (dua puluh perseratus)
50 % 72,95 145,9
4. Disetiap SMP/MTs tersedia guru dengan kualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik masing-masing 1 (satu) orang untuk mata pelajaran Matematika, IPA, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
50 % 30,97 61,94
5. Disetiap SD/MI semua kepala SD/MI berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik
68,67 % 71,44 104,03
6. Disetiap SMP / MTs semua kepala SMP/MTs berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik
80,59 % 75,97 94,27
7. Semua pengawas sekolah dan madrasah memiliki kualitas akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik.
98,79 % 99,48 100,70
8. Setiap guru tetap bekerja 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam per minggu di satuan pendidikan, termasuk merencanakan pem-belajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing atau melatih peserta didik, dan melaksanakan tugas tambahan.
50 % 24,61 49,22
9. Setiap guru menerapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun berdasarkan silabus untuk setiap mata pelajaran yang diampunya
50 % 58,95 117,9
10. Setiap guru mengembangkan dan menerapkan program penilaian untuk
50 % 66,13 132,26
BAB III Akuntabilitas Kinerja
234 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
membantu meningkatkan kemampuan belajar peserta didik.
11. Kepala sekolah melakukan supervisi kelas dan memberikan umpan balik kepada guru 4 (empat) kali dalam setiap semester.
50 % 16,81 33,62
12. Setiap guru menyampaikan laporan hasil evaluasi mata pelajaran serta hasil penilaian setiap peserta didik kepada kepala sekolah pada akhir semester dalam bentuk laporan hasil prestasi belajar peserta didik
82,62 % 93,57 113,25
13. Kepala Sekolah atau madrasah menyampaikan laporan hasil Ulangan Akhir Semester (UAS) dan Ulangan Kenaikan Kelas (UKK) serta Ujian Akhir (US/UN) kepada orang tua peserta didik dan menyampaikan rekapitulasi kepada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga atau Kantor Kementrian Agama
82,62 % 93,57 113,25
Rata-rata Capaian 102,49
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah
tercapai dengan rata-rata capaian 102,49%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan
untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
Sasaran ini dicapai melalui 1 (satu) program, yaitu: program Peningkatan
Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 3
(tiga) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran “Guru SD yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV, Guru
SMP yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV, Guru SMA yang memenuhi kualifikasi S1/D-
IV, Guru SMK yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV”, dicapai melalui program
Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan dengan 3 kegiatan yang outputnya
berupa:
1) Pengembangan Profesi Guru
Diknas (SD dan SMP);
: pengembangan profesi bagi pendidik, kepala
sekolah dan pengawas sejumlah 11 orang
2) Peningkatan Kualifikasi ke S1
Pendidik Formal;
: peningkatan kualifikasi pendidikan S1 bagi
102 orang guru pada pendidikan formal
3) Peningkatan Kualifikasi ke : peningkatan kualifikasi pendidikan S1 bagi 32
BAB III Akuntabilitas Kinerja
235 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
S1/D4 Pendidik PAUD. orang guru PAUD
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian)
indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut :
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013
1. Kualifikasi Guru
Guru SD yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV
- 26,71 49,63 67,00 77,40
Guru SMP yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV
- 89,10 90,55 92,71 95,34
Guru SMA yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV
- 95,78 96,64 97,06 98,52
Guru SMK yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV
- 89,89 95,60 95,88 94,69
2. Disetiap SD/MI tersedia 2 (dua)orang guru yang memenuhi kualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan 2 (dua) orang guru yang telah memiliki sertifikasi pendidik.
- - - 51,25 73,32
3. Disetiap SMP/MTs tersedia guru dengan kualifikasi akademik S-1 atau D-IV sebanyak 70% (tujuh puluh per seratus) dan separuh diantarnya 35% (tiga puluh lima perseratus) dari keseluruhan guru telah memiliki sertifikat pendidik, untuk daerah khusus masing-masing sebanyak 40% (empat puluh per seratus) dan 20% (dua puluh perseratus)
- - - 44,60 72,95
4. Disetiap SMP/MTs tersedia guru dengan kualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik masing-masing 1 (satu) orang untuk mata pelajaran Matematika, IPA, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
- - - 18,61 30,97
5. Disetiap SD/MI semua kepala SD/MI berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan
- - - 68,67 71,44
BAB III Akuntabilitas Kinerja
236 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
telah memiliki sertifikat pendidik
6. Disetiap SMP / MTs semua kepala SMP/MTs berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik
- - - 80,59 75,97
7. Semua pengawas sekolah dan madrasah memiliki kualitas akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik.
- - - 98,79 99,48
8. Setiap guru tetap bekerja 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam per minggu di satuan pendidikan, termasuk merencanakan pem-belajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing atau melatih peserta didik, dan melaksanakan tugas tambahan.
- - - 11,77 24,61
9. Setiap guru menerapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun berdasarkan silabus untuk setiap mata pelajaran yang diampunya
- - - 35,27 58,95
10. Setiap guru mengembangkan dan menerapkan program penilaian untuk membantu meningkatkan kemampuan belajar peserta didik.
- - - 38,09 66,13
11. Kepala sekolah melakukan supervisi kelas dan memberikan umpan balik kepada guru 4 (empat) kali dalam setiap semester.
- - - 39,46 16,81
12. Setiap guru menyampaikan laporan hasil evaluasi mata pelajaran serta hasil penilaian setiap peserta didik kepada kepala sekolah pada akhir semester dalam bentuk laporan hasil prestasi belajar peserta didik
- - - 82,62 93,57
13. Kepala Sekolah atau madrasah menyampaikan laporan hasil
- - - 82,62 93,57
BAB III Akuntabilitas Kinerja
237 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Ulangan Akhir Semester (UAS) dan Ulangan Kenaikan Kelas (UKK) serta Ujian Akhir (US/UN) kepada orang tua peserta didik dan menyampaikan rekapitulasi kepada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga atau Kantor Kementrian Agama
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan naik seperti terlihat pada tabel di
atas.
Beberapa capaian indikator kinerja sasaran yang memuaskan tersebut antara
lain disebabkan oleh :
1. Adanya fasilitasi bantuan berupa study lanjut bagi pendidik pada jenjang
pendidikan dasar, menengah maupun non formal.
2. Pengembangan kapasitas pendidik melalui workshop, lokakarya, dsb.
Sasaran 4 : Meningkatnya Mutu Pendidikan
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 4 (empat) indikator kinerja.
Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan
sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi %
1. Angka Rata-rata UN
Angka rata-rata UN SD/MI 7,65 7,07 92,42
Angka rata-rata UN SMP/MTs 7,20 6,55 90,97
Angka rata-rata UN SMA/MA 8,48 7,67 90,45
Angka rata-rata UN SMK 8,18 7,57 92,54
2. Satuan pendidikan menyelenggarakan proses pembelajaran 34 (tiga puluh empat) minggu per tahun dengan kegiatan tatap muka sebagai berikut :
66,06 % 77,53% 117,36
Kelas I-II : 18 (delapan belas) jam per minggu;
Kelas III :24 (dua puluh empat) jam per minggu;
Kelas IV-VI: 27 (dua puluh tujuh ) per minggu;
BAB III Akuntabilitas Kinerja
238 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Kelas VII-IX: 27 (dua puluh tujuh) per minggu;
3. Satuan pendidikan menerapkan KTSP sesuai ketentuan yang berlaku.
76,37 % 92,57% 121,21
4. setiap satuan pendidikan menerapkan prinsip-prinsip Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
81,46 % 88,49% 108,63
Rata-rata Capaian 101,94
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam tahun 2013 hampir
sebagian besar tercapai, dengan rata-rata persentase capaian sebesar 101,94%. Adapun
pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara
detail pada formulir PK.
Sasaran ini dicapai melalui 2 program, yaitu program Peningkatan Mutu
Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Manajemen Pelayanan Pendidikan, yang
keseluruhannya dilaksanakan melalui 2 kegiatan, dengan rincian sebagai berikut :
Indikator kinerja sasaran “Angka kelulusan (AL) SD/MI, Angka kelulusan
(AL) SMP/MTs, Angka kelulusan (AL) SMA/MA/SMK, Rata-rata UN SD/MI, Rata-
rata UN SMP/MTs, Rata-rata UN SMA/MA”, dicapai melalui program Peningkatan
Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Manajemen Pelayanan Pendidikan dengan
2 kegiatan yang outputnya berupa :
1) Bintek bedah SKL-UN; : 500 peseta bintek
2) Penyelenggaraan Ujian Nasional,
Ujian Akhir Sekolah Berstandar
Nasional (UASBN) dan Ujian
Nasional Pendidikan Kesetaraan
: Persentase kelancaran penyelenggaraan
UN, UASBN dan UNPK
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian)
indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut :
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013
1. Angka Rata-rata UN
Angka rata-rata UN SD/MI
- 7,21 7,33 6,92 7,07
Angka rata-rata UN SMP/MTs
- 6,66 6,66 5,40 6,55
Angka rata-rata UN SMA/MA
- 7,87 8,34 7,31 7,67
BAB III Akuntabilitas Kinerja
239 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013
Angka rata-rata UN SMK - 7,42 8,07 7,94 7,57
2. Satuan pendidikan me nyelenggarakan proses pembelajaran 34 (tiga puluh empat) minggu per tahun dengan kegiatan tatap muka sebagai berikut :
- - - 66,06 77,53%
Kelas I-II : 18 (delapan belas) jam per minggu;
Kelas III :24 (dua puluh empat) jam per minggu;
Kelas IV-VI: 27 (dua puluh tujuh ) per minggu;
Kelas VII-IX: 27 (dua puluh tujuh) per minggu;
3. Satuan pendidikan menerapkan KTSP sesuai ketentuan yang berlaku.
- - - 76,371 92,57%
4. setiap satuan pendidikan menerapkan prinsip-prinsip Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
- - - 81,46 88,49%
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) yang fluktuatif (naik turun)
seperti terlihat pada tabel di atas.
Capaian kinerja yang fluktuatif tersebut diatas antara lain disebabkan oleh :
1) Indicator kinerja Angka Rata-rata UN SMK menurun disebabkan karena :
a. Tingkat kesulitan setiap mata pelajaran yang diujikan dalam paket soal
meningkat;
b. Belum maksimalnya peran serta masyarakat terhadap pelaksanaan Ujian
Nasional;
c. Belum maksimalnya SDM Pendidik baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
2) Indikator kinerja satuan pendidikan menyelenggarakan proses pembelajaran 34
(tiga puluh empat) minggu per tahun dengan kegiatan tatap muka kelas I-IX
meningkat disebabkan karena :
a. Adanya penambahan jam untuk mata pelajaran tertentu;
b. Adanya ketentuan batas minimal tatap muka yang harus dilaksanakan guna
pemenuhan persyaratan penerimaan tunjangan sertifikasi guru.
3) Indikator kinerja satuan pendidikan menerapkan KTSP sesuai ketentuan yang
berlaku meningkat karena :
BAB III Akuntabilitas Kinerja
240 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
a. Sebagian besar sekolah yang ada di Kabupaten Banjarnegara sudah
melaksanakan ketentuan KTSP;
b. Sudah terpenuhinya sarana dan prasarana pendukung untuk melaksanakan
KTSP.
4) Indikator kinerja setiap satuan pendidikan menerapkan prinsip-prinsip Manajemen
Berbasis Sekolah (MBS) meningkat karena sudah dilaksanakan pelatihan
Manajemen Berbasis Sekolah(MBS) sehingga sekolah yang ada di wilayah
Kabupaten Banjarnegara sudah melaksanakan Manajemen Berbasis Sekolah
(MBS).
Beberapa kendalam tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki
oleh seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarengara dengan :
1) Mengadakan workshop bedah SKL dan kisi-kisi try out Ujian Nasional;
2) Sosialisasi tentang ujian nasional kepada masyarakat;
3) Pemerataan tenaga pendidik.
Sasaran 5 : Meningkatnya Minat Baca Masyarakat
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 3 (tiga) indikator kinerja.
Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan
sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi %
1. Jumlah perpustakaan 1 unit 1 unit 100
2. Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun 4,60 %
(46.000)
3,27 %
(30.663)
71,01
3. Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan
daerah
37,40 % 52,57 % 140,55
Rata-rata Capaian 103,85
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah
tercapai dengan rata-rata capaian 103,85 %. Adapun pencapaian indikator kinerja
kegiatan untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir PK.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
241 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Sasaran ini dicapai melalui 3 (tiga) program, yaitu: Program Pelayanan
Administrasi Perkantoran, Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, Program
Pengembangan Minat Baca dan Pembinaan Pepustakaan, yang keseluruhannya
dilaksanakan melalui 11 (sebelas) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran “Jumlah perpustakaan”, dicapai melalui Program
Pelayanan Administrasi Perkantoran dan Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
Aparatur, dengan 9 (sembilan) kegiatan yang outputnya berupa :
Penyelenggaraan layanan perpustakaan terhadap masyarakat, dengan rincian sebagai
berikut :
- Terlayaninya pengunjung perpustakaan sejumlah 30.663 orang, terdiri dari
pengunjung laki-laki sejumlah 12.163 orang dan pengunjung perempuan sejumlah
18.500 orang.
- Terselenggaranya layanan sirkulasi dengan rincian jumlah peminjam sebanyak 8.404
orang terdiri dari peminjam laki-laki sejumlah 2.568 orang dan peminjam perempuan
sejumlah 5.836 orang, sedangkan buku yang dipinjam dalam sejumlah 15.805
eksemplar.
- Terlayaninya registrasi 1.671 anggota, terdiri dari anggota laki-laki sejumlah 498
orang dan anggota perempuan sejumlah 1.173 orang.
- Terlayaninya pengguna layanan internet (warnet dan free hospot) sejumlah 3.453
orang, terdiri dari pengguna laki-laki sejumlah 1.860 orang dan pengguna
perempuan sejumlah 1.593 orang;
- Terlayaninya pengguna layanan perpustakaan dan warnet serta layanan wisata buku
yang dilaksanakan setiap hari minggu pukul 08.00 s/d 14.00 WIB ;
- Terlayaninya pengguna layanan perpustakaan dan warnet pada layanan tambahan
yang dilaksanakan setiap hari Senin s/d Sabtu, dengan pembagian waktu sebagai
berikut :
Hari Senin s/d Kamis : pukul 14.30 s/d 20.30 WIB
Hari Jum’at : pukul 13.00 s/d 17.00 WIB
Hari Sabtu : pukul 13.30 s/d 19.30 WIB
- Terlayaninya pengguna layanan pemutaran film pendidikan dan story telling
sejumlah 1.769 anak TK/PAUD dengan rincian sejumlah 790 anak laki-laki dan 979
anak perempuan.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
242 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator kinerja sasaran “ Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun”, dicapai
melalui Program Pengembangan Minat Baca dan Pembinaan Pepustakaan , dengan 1
(satu) kegiatan yang outputnya berupa :
Meningkatnya pelayanan perpustakaan dengan terlayaninya pengunjung perpustakaan
sejumlah 30.663 orang, dengan rincian sebagai berikut :
- Pengunjung SD/MI/Pra SD :
- Pengunjung SLTP :
- Pengunjung SLTA :
- Pengunjung Mahasiswa :
- Pengunjung Karyawan/PNS :
- Pengunjung Umum :
Lk = 3.071; Pr = 3.445; Jml = 6.515;
Lk = 1.546; Pr = 3.465; Jml = 5.011;
Lk = 1.312; Pr = 5.557; Jml = 7.808;
Lk = 1.312; Pr = 1.848; Jml = 3.160;
Lk = 1.581; Pr = 1.575; Jml = 3.156;
Lk = 2.402; Pr = 2.610; Jml = 5.012;
Indikator kinerja sasaran “ Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah”,
dicapai melalui Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan,
dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa :
Meningkatnya pengetahuan masyarakat melalui penyediaan koleksi bahan pustaka sesuai
kebutuhan masyarakat sebanyak 17.318 judul, 36.749 eksemplar, dengan rincian sebagai
berikut :
- Karya Umum : Lk = 178; Pr = 178; Jml = 356 eksemplar;
- Filsafat dan Psikologi : Lk = 168; Pr = 335; Jml = 503 eksemplar;
- Agama : Lk = 418; Pr = 707; Jml = 1.125 eksemplar;
- Sosial : Lk = 488; Pr = 700; Jml = 1.188 eksemplar;
- Bahasa : Lk = 106; Pr = 149; Jml = 255 eksemplar;
- Ilmu Murni : Lk = 130; Pr = 250; Jml = 380 eksemplar;
- Ilmu Terpan & Teknologi : Lk = 521; Pr = 657; Jml = 1.178 eksemplar;
- Olahraga & Kesenian : Lk = 108; Pr = 193; Jml = 301 eksemplar;
- Sastra : Lk = 929; Pr = 3.980; Jml = 4.909 eksemplar;
- Sejarah & Geografi : Lk = 168; Pr = 190; Jml = 358 eksemplar;
- Fiksi : Lk = 1.322; Pr = 3.121; Jml = 4.443 eksemplar;
- Majalah : Lk = 60; Pr = 29; Jml = 89 eksemplar.
Dari data tersebut maka rata- rata jumlah buku yang dipinjam masyarakat perhari
sejumlah 50 eksemplar.
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian)
indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut:
BAB III Akuntabilitas Kinerja
243 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013
1. Jumlah
perpustakaan
1 unit 1 unit 1 unit 1 unit I unit
2. Jumlah pengunjung
perpustakaan per
tahun
44.982 45.058 32.821 28.819 3,27 %
(30.663)
3. Koleksi buku yang
tersedia di
perpustakaan daerah
30,94%
(10.194
judul,
32.950
eksemplar)
32,99%
(11.481
judul,
34.799
eksemplar)
34,20%
(11.124
judul,
32.525
eksemplar)
33,42%
(11.442
judul,
34.235
eksemplar)
52,57 %
(17.318
judul,
36.749
eksemplar)
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) yang semakin naik.
Capaian kinerja yang semakin naik tersebut di atas antara lain disebabkan oleh :
1) Indikator kinerja Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun cenderung meningkat,
yaitu pada tahun 2012 terdapat kunjungan sejumlah 28.819 orang sedangkan pada
tahun 2013 kunjungan mencapai 30.663 orang atau meningkat sejumlah 1.844 orang
(6,40%). Namun, peningkatan jumlah pengunjung tersebut belum mampu untuk
mencapai target yang telah ditetapkan untuk tahun 2013 yaitu sejumlah 4,60 % atau
46.000 pengunjung.
Tidak tercapainya Target Kinerja tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti :
a. Faktor cuaca ekstrim pada tahun 2013 sehingga masyarakat yang akan
mengunjungi perpustakaan membatalkan niatnya;
b. Pesatnya perkembangan teknologi juga mempengaruhi tidak tercapainya
indikator kinerja. Kemudahan mengakses informasi melalui media mainstream,
menjamurnya warnet, semakin banyaknya orang mengggunakan personal
modem/netbook/ komputer tablet untuk mengakses internet secara pribadi sangat
berpengaruh terhadap minat baca sehingga kunjungan perpustakaan menurun;
c. Faktor tata letak ruang perpustakaan juga mempengaruhi capaian indikator ini,
dimana semula ruang perpustakaan menempati gedung atas (depan), akan tetapi
sejak tahun 2011 ruang perpustakaan pindah menempati gedung baru
(Pembangunan Gedung selesai pada Tahun Anggaran 2010) yang terletak
BAB III Akuntabilitas Kinerja
244 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
dibelakang sehingga akses masuk tidak semudah seperti pada saat perpustakaan
berada di depan.
d. Faktor- faktor lain yang mempersempit akses terhadap perpustakaan.
2) Indikator kinerja Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah cenderung
meningkat, disebabkan oleh :
a. Inventarisasi judul buku yang dibutuhkan masyarakat yang memanfaatkan
keberadaan perpustakaan, sumber pendataan berasal dari Buku Pengunjung,
Internet, Katalog terbitan baru dari penerbit-penerbit dan sumber lainnya;
b. Tersedianya Anggaran untuk membiayai pengadaan bahan pustaka bersumber
dari APBD Kab. Banjarnegara;
c. Terpilihnya rekanan yang kompeten dalam hal pengadaan bahan pustaka;
d. Masih terbatasnya judul buku baru yang terbit pada tahun 2013.
Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh
seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara, diantaranya dengan :
1) Melaksanakan pengadaan buku pengunjung elektronik untuk mengantisipasi
penurunan jumlah pengunjung karena tidak mengisi buku pengunjung. Sehingga
mempermudah untuk mendata jumlah pengunjung lebih efektif, selain itu dengan
teknologi layar sentuh pada buku pengunjung tersebut diharapkan mampu
meminimalisir penurunan jumlah pengunjung akibat pengunjung yang tidak mengisi
buku pengunjung.
2) Melakukan upaya peningkatan kualitas layanan perpustakaan, diantaranya melalui
peningkatan kualitas program otomasi kearsipan dengan migrasi software berbasis
Ms. Acces menjadi aplikasi berbasis web/ php, meningkatkan kualitas kartu anggota
dari kartu anggota berbahan baku kertas manila menjadi kartu anggota berkualitas
berbahan PVC Card dan meningkatkan disiplin aparatur;
3) Meningkatkan sosialisasi, promosi pustaka, optimalisasi sarana pengaduan dan
masukan masyarakat, meningkatkan hubungan kerjasama dengan penerbit, lembaga
masyarakat, dan sebagainya.
Sasaran 6 : Meningkatnya Akses dan Kualitas Pelayanan Kesehatan Bagi Seluruh
Masyarakat
BAB III Akuntabilitas Kinerja
245 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 58 (lima puluh delapan)
indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat
digambarkan sebagai berikut :
Indikator Kinerja Target Realisasi %
1. Angka kematian bayi per 1.000 Kelahiran
Hidup
10 per 1.000 16,5 per
1.000
35
2. Angka Kematian Ibu per 100.000
Kelahiran Hidup
103/1.000 116,64/1.000 87
3. Persentase balita gizi buruk (BB/TB) 1 % 0,06 % 194
4. Persentase Posyandu Purnama 38 % 28 % 74
5. Persentase Posyandu Mandiri 3 % 14 % 467
6. Rasio posyandu per satuan balita 20/1.000 21/1.000 99
7. Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per
satuan penduduk
1/1.000 3/1.000 130
8. Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk 3/1.000 3/1.000 100
9. Rasio dokter per satuan penduduk 6/1.000 1/11.251 18
10. Rasio tenaga paramedis per satuan
penduduk
117/100.000 1/908 85
11. Cakupan komplikasi kebidanan yang
ditangani
100 % 100 % 100
12. Cakupan Neonatus dengan komplikasi
yang ditangani
100 % 90 % 90
13. Cakupan pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan
90 % 98 % 109
14. Cakupan Desa/ kelurahan Universal
Child Immunization (UCI)
95 % 98,2 % 103
15. Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat
perawatan
100 % 100 % 100
BAB III Akuntabilitas Kinerja
246 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator Kinerja Target Realisasi %
16. Kesembuhan penderita TBC BTA Positif 95 86 % 101
17. Cakupan penemuan dan penanganan
penderita penyakit DBD
0,30 per
100.000
0,13 per
100.000
196
18. Penderita malaria yang diobati 100 % 100 % 100
19. Jumlah penderita malaria baru (API) <1/1.000 0,35/1.000 165
20. Cakupan penemuan dan penanganan
penderita penyakit
a. Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per
100.000 penduduk <15 tahun
6 / 100.000
7 kasus
11 kasus 157
b. Penemuan penderita pneumonia balita 100 % 100 % 100
c. Penemuan pasien baru TB BTA (+) 70% 44 % 62,9
d. Penderita DBD yang ditangani 100 % 100 % 100
e. Penemuan penderita diare 100 % 100 % 100
21. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan
pasien masyarakat miskin
100 % 100 % 100
22. Cakupan pelayanan gawat darurat level 1
yang harus diberikan sarana kesehatan
(RS) di Kabupaten
100 % 100 % 100
23. Cakupan pelayanan kesehatan dasar
masyarakat miskin
100% 100 % 100
24. Cakupan kunjungan bayi 100 % 98,3 % 98,3
25. Cakupan kunjungan Ibu hamil K4 95 % 86,5 % 91
26. Cakupan pelayanan nifas 90 % 94 % 104
27. Cakupan pelayanan anak balita 100 % 62,18 % 62,18
BAB III Akuntabilitas Kinerja
247 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator Kinerja Target Realisasi %
28. Persentase cakupan balita dengan
pneumonia yang ditangani
100 % 100 % 100
29. Cakupan pemberian makanan pendam-
ping ASI pada anak usia 6 - 24 bulan
keluarga miskin
100 % 100 % 100
30. Cakupan puskesmas 175 % 175 % 100
31. Persentase cakupan rawat jalan 29% 84,3 % 289, 66
32. Persentase cakupan rawat inap 3% 5 % 166, 67
33. Cakupan Penjaringan kesehatan siswa SD
dan setingkat
90 % 92,7 % 103
34. Cakupan Peserta KB Aktif 85 % 78,5 % 92,35
35. Cakupan Desa/ Kelurahan mengalami
KLB yang dilakukan penyelidikan
epidemiologi < 24 jam
100 % 100 % 100
36. Cakupan Desa Siaga Aktif 80 % 100 % 125
37. Persentase kualitas air minum yang
memenuhi syarat
100 68,37 % 68,37
38. Persentase penduduk yang menggunakan
jamban sehat
75% 39,49 % 55
39. Persentase penduduk tidak Buang air
Besar Sembarangan (BABS)
75% 61,51 % 82,01
40. Persentase cakupan TTU yang memenuhi
syarat kesehatan
85% 66 % 77,65
41. Persentase cakupan rumah yang
memenuhi syarat kesehatan
85% 30,45 % 35,82
42. Persentase cakupan tempat pengolahan
makanan (TPM) yang memenuhi syarat
kesehatan
100 % 53 % 53
BAB III Akuntabilitas Kinerja
248 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator Kinerja Target Realisasi %
43. Balita yang datang dan ditimbang 70% 71,31 % 101, 86
44. Balita yang naik berat badannya 70% 72,54 103, 57
45. Balita bawah garis merah <15 % 1,13 % 192, 46
46. Cakupan bayi (6-11 bulan) mendapat
kapsul vitamin A 1 kali per tahun
100% 98,2 % 98,2
47. Cakupan anak balita mendapat kapsul
vitamin A 2 kali per tahun
100% 98,98 % 98,98
48. Cakupan ibu nifas mendapat kapsul Vit
A
100 % 98,20 % 98,20
49. Cakupan ibu hamil mendapat 90 tablet
Fe
97 % 85,32 % 87,96
50. Persentase bayi yang mendapat ASI
eksklusif
65% 61,5 % 94,62
51. Persentase desa dengan garam beryodium
baik
90 % 84,89 % 94,32
52. Angka usia harapan hidup 69,55 69,36* 99,73
53. BOR (Bed Occupancy Rate) /
Pemanfaatan tempat tidur (TT) rawat inap
75 % 72,32% 96,42%
54. LOS (Average Length of Stay/Av LOS) /
Rata-rata hari perawatan pasien
4 sd 6 hari 3,93 98,25%
55. TOI ( Turn Over Interval) / Rata-rata TT
tidak digunakan
2 sd 3 hari 1,88 94%
56. BTO (Bed Turn Over) / Frekuensi
pemakaian TT
60 – 70
kali/tahun
67 100%
57. Kelengkapan jenis pelayanan spesialis 75 %
(12 Jenis)
62,5 %
(10 jenis)
83,3 %
58. Cakupan perempuan dan anak korban 100 % 100 % 100 %
BAB III Akuntabilitas Kinerja
249 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator Kinerja Target Realisasi %
kekerasan yang mendapat layanan
kesehatan oleh tenaga kesehatan terlatih
di puskesmas mampu terlaksana KIP / A
dan PPT / PKT di Rumah Sakit
Rata-rata capaian 108,37
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah
tercapai dengan rata-rata capaian 108,37% Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan
untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
Sasaran ini dicapai melalui 18 (delapan belas) program, yaitu: Program Upaya
Kesehatan Masyarakat, Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan, Program Peningkatan
Kapasitas Sumber Daya Aparatur , Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan
anak Program Perbaikan Gizi Masyarakat, Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat, program Upaya Kesehatan Masyarakat, Program pengadaan, peningkatan
dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/puskemas pembantu dan jaringannya,
program Pelayanan vaksinasi bagi balita dan anak sekolah, program Pelayanan
Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular, Program Kemitraan peningkatan
pelayanan kesehatan, Program pengembangan SDM dan data base, Program
Pengembangan Lingkungan Sehat, program Perbaikan Gizi Masyarakat, program
Pencegahan Penularan Penyakit Endemik/ Epidemik, Program Penyemprotan/fogging
sarang nyamuk dan program Peningkatan survellance Epidemiologi , Program
Peningkatan Pelayanan Kesehatan BLUD, yang keseluruhannya dilaksanakan melalui
93 (Sembilan puluh tiga) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran “Angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup dan
angka kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup”, dicapai melalui 4 (empat) Program,
yaitu Program Upaya Kesehatan Masyarakat, Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan,
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur dan Program peningkatan
keselamatan ibu melahirkan dan anak, dengan 8 (delapan) kegiatan yang outputnya
berupa:
- Terbentuknya Kelas Bumil 20 Kelas Ibu Hamil
- Terlaksananya KIE Bahaya Rokok 100 Bumil dan suami
BAB III Akuntabilitas Kinerja
250 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
- Terlaksananya Pembinaan dan Superfisi 10 lokasi
- Pertemuan Dukun Bayi, Bumil, Kader 35 Puskemas
- Jumlah Kematian ibu/bayi yang dilakukan AMP 20 Kasus
- Masyarakat yang mengikuti AMP Sosial 300 orang
- Peningkatan SDM Bidan di Desa 35 bidan pengelola anak
dan 35 BDD
- Terpeliharanya kesehatan Bumil kurang mampu
(Puskesmas Bawang 1)
21 ibu hamil
Indikator kinerja sasaran “ Persentase balita gizi buruk (BB/TB)”, dicapai melalui
2 (dua) program, yaitu Program Perbaikan Gizi Masyarakat dan Program Upaya
Kesehatan, dengan 2 (dua) kegiatan, yang outputnya berupa :
- Terlaksananya pemberian tambahan makanan dan vitamin
bagi balita rawan gizi
100%
- Terlaksananya refreshing kader dan perbaikan gizi
masyarakat 13 desa di puskesmas karangkobar
100%
Indikator kinerja sasaran “Persentase Posyandu Purnama”, ”Persentase Posyandu
Mandiri” dan “Rasio posyandu per satuan balita” dicapai melalui program Promosi
Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya
berupa:
- Terlaksananya kegiatan pembinaan PHBS Tatanan Rumah
Tangga (Posyandu)
373 orang
Indikator kinerja sasaran “Rasio Puskesmas, poliklinik, pustu per satuan
penduduk”, ”Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk”, “Rasio dokter per satuan
penduduk dan “Rasio tenaga paramedis per satuan penduduk” dicapai melalui program
Upaya Kesehatan Masyarakat dan Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana
dan prasarana puskesmas/puskemas pembantu dan jaringannya, dengan 4 (empat)
kegiatan yang outputnya berupa:
- Terlaksana rehab puskesmas (Wanadadi 2) 0 Unit
- Terlaksana rehab pustu (Pustu Masaran, Pustu Pucungbedug,
Gumiwang)
3 Unit
- Terlaksana pembuat desain gambar puskesmas (8 puskesmas) 0 Unit
- Pembangunan puskesmas (Mandiraja 2 dan Madukara 1) 0 unit
BAB III Akuntabilitas Kinerja
251 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator kinerja sasaran “Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani”,
“Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani” dan “Cakupan pertolongan
persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan”
dicapai melalui program 2 (dua) Program Upaya Kesehatan Masyarakat dan Program
Standarisasi Pelayanan Kesehatan, dengan 7 (tujuh) kegiatan yang outputnya berupa:
- Terlaksananya Pembinaan dan Superfisi 10 lokasi
- Pertemuan Dukun Bayi, Bumil, Kader 35 Puskemas
- Jumlah Kematian ibu/bayi yang dilakukan AMP Medis 20 Kasus
- Masyarakat yang mengikuti AMP Sosial 300 orang
- Terlaksananya Pembinaan dan Superfisi 10 lokasi
- Peningkatan SDM Bidan di Desa 35 BDD
- Terbentuknya Kelas Bumil di 10 puskesmas 20 Kelas Ibu Hamil
Indikator kinerja sasaran “Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child
Immunization (UCI)”, dicapai melalui program Pelayanan vaksinasi bagi balita dan anak
sekolah, dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa:
- Terlaksananya kegiatan pelayanan Vaksinasi bagi Balita dan
Anak Sekolah dan wanita usia subur
35 puskesmas
Indikator kinerja sasaran “Cakupan balita gizi buruk yang mendapat perawatan”, dicapai melalui program Perbaikan Gizi Masyarakat, dan Program Upaya Kesehatan Masyarakat dengan 2 (dua) kegiatan yang outputnya berupa: - Terlaksananya pemberian tambahan makanan dan vitamin
bagi balita rawan gizi 100%
- Terlaksananya refreshing kader dan perbaikan gizi masyarakat 13 desa di puskesmas karangkobar
100%
Indikator kinerja sasaran “Kesembuhan penderita TBC BTA positif (CR/Cure
Rate)” dan ” Penemuan pasien baru TB BTA (+)” dicapai melalui program Pelayanan
Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular, dengan 4 (empat) kegiatan yang
outputnya berupa:
- Terselenggaranya sistem pelaporan dan rujukan yang baik 100%
- Tersedianya Petugas yang terampil 39 orang
- Peningkatan Angka Kesembuhan 100%
- Pengobatan yang Adekuat 100%
BAB III Akuntabilitas Kinerja
252 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator kinerja sasaran “Penderita malaria yang diobati” dan “Jumlah penderita
malaria baru (API)”, dicapai melalui program Pencegahan Penularan Penyakit Endemik/
Epidemik, dengan 6 (enam) kegiatan yang outputnya berupa:
- Terlaksananya Penyemprotan rumah 2.000 rmh
- Terperiksanya sediaan darah malaria 2.000 slide
- Terlaksananya MFS /PE 100%
- Terlaksananya Pertemuan JMD 120 orang
- Terkonfirmasinya vektor malaria 100%
- Terbelinya Alat Spraycan (Alat semprot IRS) 2 unit
Indikator kinerja sasaran “Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit
DBD” dan “Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit”, ” Acute Flacid
Paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk <15 tahun”, “Penemuan penderita pneumonia
balita”, “Penemuan pasien baru TB BTA (+)”, “Penderita DBD yang ditangani”,
“Penemuan penderita diare” dicapai melalui program Pelayanan Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit Menular, Program Penyemprotan/fogging sarang nyamuk dan
program Peningkatan survellance Epidemiologi dan penanggulangan wabah, dengan 6
(enam) kegiatan yang outputnya berupa:
- Terselenggaranya pertemuan monev program 2 kali
- Terlacaknya penemuan Kasus baru 100%
- Terlaksananya Kegiatan Penyemprotan/fogging Sarang
Nyamuk
48 Fokus
- Terlaksananya pembelian Swing Fog 2 unit
- Terlaksananya Pelatihan Kader Jumantik 36 Orang
- Terlaksananya kegiatan Surveilans epidemiologi dengan cepat
dan tepat
35 Puskesmas
Indikator kinerja sasaran “Cakupan pelayanan kesehatan rujukan masyarakat
miskin”, dicapai melalui program Upaya Kesehatan Masyarakat, dengan 1 (satu)
kegiatan yang outputnya berupa:
- Terlaksananya pelayanan rujukan masyarakat miskin 100%
Indikator kinerja sasaran “Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat
miskin”, dicapai melalui program Upaya Kesehatan Masyarakat, dengan 1 (satu)
kegiatan yang outputnya berupa:
BAB III Akuntabilitas Kinerja
253 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
- Tersedianya jaminan pemeliharaan kesehatan bagi peserta
Jamkesda Pratama
100%
Indikator kinerja sasaran “Cakupan Kunjungan bayi”, dicapai melalui program
Program Upaya Kesehatan Masyarakat, dengan satu kegiatan yang outputnya berupa:
- Terlaksananya Pembinaan dan Superfisi 10 lokasi
Indikator kinerja sasaran “Cakupan kunjungan ibu hamil K4”, dicapai melalui
program Program Upaya Kesehatan Masyarakat, dengan 1 (satu) kegiatan yang
outputnya berupa :
- Terbentuknya Kelas Bumil di 10 puskesmas 20 Kelas Ibu Hamil
Indikator kinerja sasaran “Cakupan pelayanan nifas”, dicapai melalui program
Program Upaya Kesehatan Masyarakat dan program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya
Aparatur, dengan 3 (tiga) kegiatan yang outputnya berupa:
- Terbentuknya Kelas Bumil di 10 puskesmas 20 Kelas Ibu Hamil
- Pertemuan Dukun Bayi, Bumil, Kader 35 Puskemas
- Peningkatan SDM Bidan di Desa 35 BDD
Indikator kinerja sasaran “Cakupan pelayanan anak balita”, dicapai melalui
program Program Upaya Kesehatan Masyarakat, dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya
berupa :
- Terlaksananya Pembinaan dan Superfisi 10 lokasi
Indikator kinerja sasaran “ Persentase cakupan balita dengan pneumonia yang
ditangani”, dicapai melalui program Pelayanan Pencegahan dan Penanggulangan
Penyakit Menular, dengan 2 (dua) kegiatan yang outputnya berupa:
- Terselenggaranya sistem pelaporan dan rujukan yang baik 100%
- Tersedianya Petugas yang terampil 39 orang
Indikator kinerja sasaran “Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada
anak usia 6-24 bulan keluarga miskin”, dicapai melalui program Perbaikan Gizi
Masyarakat dan Program Upaya Kesehatan Masyarakat dengan 2 (dua) kegiatan yang
outputnya berupa :
- Terlaksananya pemberian tambahan makanan dan vitamin bagi
balita rawan gizi
100%
- Terlaksananya refreshing kader dan perbaikan gizi masyarakat
13 desa di puskesmas karangkobar
100%
BAB III Akuntabilitas Kinerja
254 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator kinerja sasaran “Cakupan puskesmas”, “Cakupan kunjungan rawat
jalan”, “Cakupan kunjungan rawat inap”, dan “Cakupan pelayanan gawat darurat level 1
yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kabupaten” dicapai melalui Program
Kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan, Program Upaya Kesehatan Masyarakat,
Program pengembangan SDM dan data base dengan kegiatan sistem pengendalian mutu
kesehatan dengan 3 ( tiga) kegiatan, yang outputnya berupa:
- Penyelenggaran/peningkatan gugus kendali mutu 100%
- Pengadaan, peningkatan, dan perbaikan sarana prasarana
puskesmas dan jaringannya.
100%
- Kemitraan Pengobatan lanjutan bagi pasien rujukan 100%
- Penyelenggaran/peningkatan gugus kendali mutu 100%
- Pengadaan, peningkatan, dan perbaikan sarana prasarana
puskesmas dan jaringannya.
100%
Indikator kinerja sasaran “Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan
setingkat”, dicapai melalui program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat,
dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa:
- Terlaksananya lomba tenaga kesehatan 100%
- Terlaksananya lomba dokter kecil 100%
Indikator kinerja sasaran “Cakupan peserta KB Aktif”, dicapai melalui program
Program Upaya Kesehatan Masyarakat, dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa:
- Terbentuknya Kelas Bumil di 10 puskesmas 20 Kelas Ibu Hamil
Indikator kinerja sasaran “Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang
dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam (%)”, dicapai melalui program Pelayanan
Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular, dengan 2 (dua) kegiatan yang
outputnya berupa:
- Terselenggaranya sistem pelaporan dan rujukan yang baik 100%
- Tersedianya Petugas yang terampil 39 orang
Indikator kinerja sasaran “Cakupan Desa Siaga Aktif ”, dicapai melalui program
Promosi Keehatan dan Pemberdayaan Masyarakat dengan 2 (dua) kegiatan yang
outputnya berupa:
- Terlaksananya kegiatan pembinaan PHBS Institusi
Pendidikan (Poskestren)
80 orang
BAB III Akuntabilitas Kinerja
255 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
- Terlaksananya kegiatan pembinaan PHBS Tatanan Rumah
Tangga (Posyandu)
373 orang
Indikator kinerja sasaran “Persentase kualitas air minum yang memenuhi syarat”,
dicapai melalui Program Pengembangan Lingkungan Sehat dan program Upaya
Kesehatan Masyarakat, dengan 4 (empat) kegiatan yang outputnya berupa:
- Terlaksananya monitoring 15 desa pamsimas 15 desa @ 3 kali
- Terlaksananya pertemuan Petugas Sanitasi Puskesmas 2 kali
- Terlaksananya bintek puskesmas 35 Puskesmas
- Pemeriksaan sampel air (Puskesmas Batur 1) 3 kali
Indikator kinerja sasaran “Persentase penduduk yang menggunakan jamban sehat”
dan “Persentase penduduk tidak Buang air Besar Sembarangan (BABS)”, dicapai melalui
Program Pengembangan Lingkungan Sehat dan Program Upaya Kesehatan Masyarakat,
dengan 5 (lima) kegiatan yang outputnya berupa :
- Terlaksananya monitoring 15 desa pamsimas 15 desa @ 3 kali
- Terlaksananya pelatihan CLTS 1 kali
- Terlaksananya pertemuan Petugas Sanitasi Puskesmas 2 kali
- Terlaksananya bintek puskesmas 35 Puskesmas
- Terlaksananya stimulan jamban sehat 440 rumah
Indikator kinerja sasaran “Persentase cakupan TTU yang memenuhi syarat
kesehatan”, dicapai melalui Program Pengembangan Lingkungan Sehat dan program
Upaya Kesehatan Masyarakat, dengan 9 (sembilan) kegiatan yang outputnya berupa :
- Penyemprotan vektor lalat di TPA Winong 62 kali 62 kali
- Terlaksananya penyemprotan vektor lalat di Pasar Kota
Banjarnegara, Pasar Karangkobar, Pasar Klampok
24 kali
- Terlaksananya rakor dan evaluasi pengelola pasar 2 kali
- Terlaksananya pengadaan bahan kimia 1 paket
- Terlaksananya pengadaan alat penyemprot ( Mist Blower ) 1 unit
- Terlaksananya pertemuan Petugas Sanitasi Puskesmas 2 kali
- Terlaksananya bintek puskesmas 35 Puskesmas
- Terlaksananya Pemeriksaaan Kes Lingk Rumah Sakit 3 Rumah Sakit
- Workshop Pengelolaan Limbah B3 1 kali
BAB III Akuntabilitas Kinerja
256 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator kinerja sasaran “Persentase cakupan rumah yang memenuhi syarat
kesehatan”, dicapai melalui Program Pengembangan Lingkungan Sehat dan program
Upaya Kesehatan Masyarakat, dengan 2 (dua) kegiatan yang outputnya berupa:
- Terlaksananya pertemuan Petugas Sanitasi Puskesmas 2 kali
- Terlaksananya bintek puskesmas 35 Puskesmas
Indikator kinerja sasaran “Persentase cakupan tempat pengolahan makanan
(TPM) yang memenuhi syarat kesehatan”, dicapai melalui Program Pengembangan
Lingkungan Sehat, program Upaya Kesehatan Masyarakat, dan program standarisasi
kesehatan dengan 3 (tiga) kegiatan yang outputnya berupa:
- Terlaksananya pertemuan Petugas Sanitasi Puskesmas 2 kali
- Terlaksananya bintek puskesmas 35 Puskesmas
- Pertemuan pengusaha depot air minum 1 kali
Indikator kinerja sasaran “Balita yang datang dan ditimbang (D/S)”, “Balita yang
naik berat badannya (N/D)” dan “ Balita Bawah Garis Merah (BGM)”, dicapai melalui
program Perbaikan Gizi Masyarakat, dan Program Upaya Kesehatan dengan 2 (dua)
kegiatan yang outputnya berupa:
- Terlaksananya penyusunan peta informasi bagi petugas gizi
puskesmas 35 Puskesmas
100%
- Terlaksananya refreshing kader dan perbaikan gizi masyarakat
13 desa di puskesmas karangkobar
100%
Indikator kinerja sasaran “Cakupan bayi (6-11 bulan) mendapat kapsul vitamin A
1 kali”, “Cakupan anak balita mendapat kapsul vitamin A 2 kali per tahun”, “Cakupan
ibu nifas mendapat kapsul Vit A” dan “Cakupan ibu hamil mendapat 90 tablet Fe”,
dicapai melalui program Perbaikan Gizi Masyarakat dan Program Upaya Kesehatan
Masyarakat dengan 2 (dua) kegiatan yang outputnya berupa :
- Penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Gizi
Besi, Gangguan Akibat kurang Yodium (GAKY), Kurang
Vitamin A, dan Kekurangan Zat Gizi Mikro Lainnya
100%
- Terlaksananya refreshing kader dan perbaikan gizi masyarakat
13 desa di puskesmas karangkobar
100%
Indikator kinerja sasaran “ Persentase bayi yang mendapat ASI Eksklusif”,
dicapai melalui program Perbaikan Gizi Masyarakat dan Program Upaya Kesehatan,
dengan 2 (dua) kegiatan yang outputnya berupa :
BAB III Akuntabilitas Kinerja
257 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
- Penyusunan raperda PPASI Eksklusif 100%
- Terlaksananya refreshing kader dan perbaikan gizi masyarakat
13 desa di puskesmas karangkobar
100%
Indikator kinerja sasaran “Persentase desa dengan garam beryodium baik”,
dicapai melalui program Perbaikan Gizi Masyarakat, dengan 1 (satu) kegiatan yang
outputnya berupa :
- Terlaksananya penanggulangan masalah gizi utama dan zat
gizi mikro lainnya
100%
Indikator kinerja sasaran “Angka usia harapan hidup” belum dapat menyajikan
realisasi tahun 2013.
Indikator kinerja sasaran BOR, LOS, TOI, BTO dan Kelengkapan jenis
pelayanan spesialis, dicapai melalui Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan BLUD,
dengan 2 (dua) kegiatan yang outputnya berupa :
- Kinerja pelayanan rumah sakit yang ideal
- Kelancaran penyediaan sarana dan prasarana untuk pendukung pelayanan pasien
Indikator kinerja sasaran “Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang
mendapat layanan kesehatan oleh tenaga kesehatan terlatih di puskesmas mampu
terlaksana KIP / A dan PPT / PKT di Rumah Sakit”, dicapai melalui Program Penguatan
Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak, dengan 1 (satu) kegiatan yang
outputnya berupa :
- Penguatan PPT 20 Kecamatan
- Pendampingan korban KBGA/sosialisasi
600 orang
20 Kecamatan
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian)
indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut:
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013
1. Angka kematian bayi per
1.000 Kelahiran Hidup
19,9 15,48 15,78 18,16 16,5
2. Angka Kematian Ibu per
100.000 Kelahiran Hidup
125,2 61,18 74,29 140,6 116,64
3. Persentase balita gizi buruk
(BB/TB)
- 0,41% 0,07% 0,03% 0,06 %
BAB III Akuntabilitas Kinerja
258 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013
4. Persentase Posyandu Purnama - - - 27,5% 28 %
5. Persentase Posyandu
Mandiri
- 11,8% 11,8% 12,9% 14%
6. Rasio posyandu per satuan
balita
- - - 20 per 780
(1598
posy)
0,0025
21/1.000
7. Rasio puskesmas, poliklinik,
pustu per satuan penduduk
- - - 0,1 per
991,1 pddk
3/1.000
8. Rasio Rumah Sakit per
satuan penduduk
- - - 0,003 per
941,5 pddk
3/1.000
9. Rasio dokter per satuan
penduduk
- - - 0,06/1.000
(57 dr)
1/11.251
(84 dr)
10. Rasio tenaga paramedis per
satuan penduduk
- - - 1/1.394 1/908
11. Cakupan komplikasi
kebidanan yang ditangani
88,50% 100% 100% 100% 100 %
12. Cakupan Neonatus dengan
komplikasi yang ditangani
88% 100% 100% 53,06% 90 %
13. Cakupan pertolongan
persalinan oleh tenaga
kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan
- 87% 87,9% 94,92% 98 %
14. Cakupan Desa/ kelurahan
Universal Child
Immunization (UCI)
88,13% 81% 92,8% 97,1% 98,2 %
15. Cakupan Balita Gizi Buruk
mendapat perawatan
1,95% 100% 100% 100% 100 %
16. Kesembuhan penderita
TBC BTA Positif
- - - 83,5% 86 %
BAB III Akuntabilitas Kinerja
259 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013
17. Cakupan penemuan dan
penanganan penderita
penyakit DBD
- - - 0,13 per
100.000
0,13 per
100.000
18. Penderita malaria yang
diobati
- - - 100%
(592
kasus)
100 %
(407 kasus)
19. Jumlah penderita malaria
baru (API)
- 0,83 0,87 0,61/1.000 0,35/1.000
20. Cakupan penemuan dan
penanganan penderita
penyakit
a. Acute Flacid Paralysis
(AFP) rate per 100.000
penduduk <15 tahun
- 66,6%
(4
kasus)
100%
(6
kasus)
2 per
100.000
11 kasus
b. Penemuan penderita
pneumonia balita
- - - 39,9% 100 %
(4.893
kasus)
c. Penemuan pasien baru
TB BTA (+)
- - - 41,2%
(435
kasus)
44 %
(382 kasus)
d. Penderita DBD yang
ditangani
- - - 100% 100 %
(134 kasus)
e. Penemuan penderita diare
- - - 59,3% 100 %
(20.976
kasus)
21. Cakupan pelayanan
kesehatan rujukan pasien
masyarakat miskin
- 2,85% 3,8% 100% 100 %
22. Cakupan pelayanan gawat
darurat level 1 yang harus
diberikan sarana kesehatan
- - - 39,5%
(15 sarkes)
100 %
BAB III Akuntabilitas Kinerja
260 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013
(RS) di Kabupaten
23. Cakupan pelayanan
kesehatan dasar masyarakat
miskin
- 13,9% 55,7% 41,8% 100 %
24. Cakupan kunjungan bayi - 98% 97,3 % 100, 5% 98,3 %
25. Cakupan kunjungan Ibu
hamil K4
86,60% 90% 87,6% 88,42%
86,5 %
26. Cakupan pelayanan nifas - 82,1% 90,14% 89,89% 94 %
27. Cakupan pelayanan anak
balita
- 87,9% 77 % 59,7% 62,18 %
28. Persentase cakupan balita
dengan pneumonia yang
ditangani
- - - 100% 100 %
29. Cakupan pemberian
makanan pendam ping ASI
pada anak usia 6 - 24 bulan
keluarga miskin
- 100% 6,4% 53,9% 100 %
30. Cakupan puskesmas - - - 175% 175 %
31. Persentase cakupan rawat
jalan
- - 100,3% 16,4% 84,3 %
32. Persentase cakupan rawat
inap
- - 5,2% 1,54% 5 %
33. Cakupan Penjaringan
kesehatan siswa SD dan
setingkat
- 70% 97,1% 93% 92,7 %
34. Cakupan Peserta KB Aktif - 70% 79,4% 78,2% 78,5 %
35. Cakupan Desa/ Kelurahan
mengalami KLB yang
dilakukan penyelidikan
- - - 100% 100 %
BAB III Akuntabilitas Kinerja
261 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013
epidemiologi < 24 jam
36. Cakupan Desa Siaga Aktif - 70% 16,9%
(47desa)
29,5
(82 desa)
100 %
(287 desa)
37. Persentase kualitas air minum yang memenuhi syarat
- 85,4% 88,4% 65,4% 68,37 %
38. Persentase penduduk yang
menggunakan jamban sehat
- 59,5% 58,1% 58,8 39,49 %
39. Persentase penduduk tidak
Buang air Besar
Sembarangan (BABS)
- 59,5% 58,1% 51,12 61,51 %
40. Persentase cakupan TTU
yang memenuhi syarat
kesehatan
- 67% 66,8% 67,5% 66 %
41. Persentase cakupan rumah yang memenuhi syarat kesehatan
- 31,48% 33,25% 36,12% 30,45 %
42. Persentase cakupan tempat
pengolahan makanan
(TPM) yang memenuhi
syarat kesehatan
- 57,4% 57,1% 52,94 53 %
43. Balita yang datang dan
ditimbang
- 70,21% 71,20% 70,3% 71,31 %
44. Balita yang naik berat
badannya
68,46% 70,65% 72,72% 71,8 72,54
45. Balita bawah garis merah 69,69% 1,69% 1,53% 1,4% 1,13 %
46. Cakupan bayi (6-11 bulan)
mendapat kapsul vitamin A
1 kali per tahun
98,52% 99,12% 97,9% 98,55% 98,2 %
47. Cakupan anak balita
mendapat kapsul vitamin A
96,62% 99,1% 97,93% 97,7% 98,98 %
BAB III Akuntabilitas Kinerja
262 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013
2 kali per tahun
48. Cakupan ibu nifas
mendapat kapsul Vit A
91,46% 95,11% 96,11% 98,1% 98,20 %
49. Cakupan ibu hamil
mendapat 90 tablet Fe
84,06% 86,63% 85,43% 86,8% 85,32 %
50. Persentase bayi yang
mendapat ASI eksklusif
- 52,36% 56,33% 61,1% 61,5 %
51. Persentase desa dengan
garam beryodium baik
- 74,52% 79,94% 82% 84,89 %
52. Angka usia harapan hidup 68,88 69,04 69,20 69,20 69,36
53. BOR (Bed Occupancy
Rate)/pemanfaatan tempat
tidur rawat inap
- 63,9 69,6 71.04 72,32%
54. LOS (Average Length of
Stay/Av LOS) / Rata-rata
hari perawatan pasien
- 3,4 3,6 3,6 3,93
55. TOI (Turn Over Interval) /
Rata-rata TT tidak
digunakan
- 1,7 1,6 2,4 1,88
56. BTO (Bed Turn Over) /
Frekuensi pemakaian TT
- 77,4 69,9 69,85 67
57. Kelengkapan jenis
pelayanan spesialis
- - 50 % (8
jenis)
62,5 (10
jenis)
62,5 %
(10 jenis)
58. Cakupan perempuan dan
anak korban kekerasan
yang mendapat layanan
kesehatan oleh tenaga
kesehatan terlatih di
puskesmas mampu
- - - 100% 100 %
BAB III Akuntabilitas Kinerja
263 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013
terlaksana KIP / A dan PPT
/ PKT di Rumah Sakit
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) yang fluktuatif (naik-turun).
Indikator kinerja pada sasaran 6 targetnya mengikuti target Renstra Kementerian
Kesehatan, karena pada waktu menyusun RPJMD belum ada analisis dari Kementerian
Kesehatan sehingga apabila dibandingkan dengan RPJMD terdapat target yang lebih
tinggi maupun lebih rendah.
Capaian kinerja yang fluktuatif (naik-turun) tersebut di atas antara lain disebabkan
oleh :
1. Indikator kinerja Angka kematian bayi per 1.000 Kelahiran Hidup dan Angka
Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup, pada tahun 2013 mengalami kenaikan
namun secara target belum memenuhi, disebabkan oleh :
a) Keterbatasan kemampuan petugas dalam melakukan deteksi risiko.
b) Keterlambatan ditingkat masyarakat.
c) Keterbatasan fasilitas yang tersedia terutama pelayanan rujukan.
d) Keterbatasan kompetensi, belum semua petugas patuh SPO.
e) Faktor lain dari kondisi ibu terutama penyakit kronis.
f) Keterlambatan pengambilan keputusan.
g) Tingginya kasus kelahiran preterm 346 kasus, BBLR (1.040 kasus) asfiksia (227
kasus) berkaitan dengan kualitas kesehatan dan keberlangsungan hidup bayi.
2. Indikator kinerja Persentase balita gizi buruk (BB/TB) menurun namun pada
indikator kinerja Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan dapat tercapai
100%. Menurunnya indikator tersebut disebabkan oleh :
a) Status kesakitan bayi dan balita b) Ketersediaan pangan rumah tangga masih kurang c) Asupan makan balita kurang seimbang d) Kemiskinan dan pola asuh yang kurang mendukung
3. Indikator kinerja Cakupan Desa/ kelurahan Universal Child Immunization (UCI),
meningkat disebabkan oleh :
a) Kegiatan sweeping imunisasi sebagai salah satu solusi sudah berjalan cukup
optimal oleh puskesmas sehingga dapat meningkatkan target pencapaian.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
264 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
b) Kegiatan lintas program dan lintas sektor di Puskesmas sudah mulai berjalan lebih
baik dibanding tahun sebelumnya
c) Sebagian besar Puskesmas dalam penghitungan UCI pada akhir tahun telah
menerapkan/menggunakan data riil, bukan menggunakan data estimasi awal
tahun.
d) Dukungan dana BOK Puskesmas sangat membantu tercapainya peningkatan UCI
desa.
4. Indikator Penderita malaria yang diobati, Indikator Jumlah penderita malaria baru
(API), Indikator Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD dan
Indikator Penderita DBD yang ditangani, mengalami peningkatan pada Tahun 2013
namun secara penanganan dapat diatasi 100 %. Meningkatnya kasus diantaranya
disebabkan karena :
a) Alat fogging yang baik hanya 3 dari 6 alat yang ada. b) Implementasi pelatihan kader jumantik tidak ada dana. c) Penyemprotan dilakukan pada wilayah yang terdapat Kasus dan memenuhi
syarat untuk dilakukan fogging. d) JMD mudah di rotasi ke instansi lain.
5. Indikator kinerja Cakupan Penemuan dan penanganan penderita penyakit : AFP rate
per 100.000 penduduk, penemuan diare, penemuan TB BTA + seluruhnya tertangani
100 % akan tetapi kasus yang ada semakin meningkat, disebabkan oleh :
a) Penderita diare tidak terjangkau sarana kesehatan, penderita mampu menangani
diare seiring meningkatnya pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat.
b) Penemuan TB BTA + yaitu kesulitan mendapatakan kontak racing, rendahnya
minat konseling penderita, kurangnya deteksi dini atau active detection oleh
masyarakat, kesulitan mengeluarkan dahak sehingga mempengaruhi dalam
penentuan kategori pasien positif atau negatif serta belum maksimalnya
pencatatan dan pelaporan.
6. Indikator kinerja Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
dan Indikator Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin, tercapai 100%
namun masih terdapat kendala yaitu kesulitan dalam memperoleh data masyarakat
miskin dan hampir miskin, letak geografis masyarakat dan sistem pelayanan atau
birokrasi, sehingga masyarakat miskin kesulitan dalam menjangkau sarana
kesehatan.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
265 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
7. Indikator kinerja Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan
sarana kesehatan (RS) di Kabupaten, menurun disebabkan oleh sarana kesehatan ada
yang belum memenuhi standar kegawatdaruratan yakni keterbatasan pada sarana,
prasarana, peralatan dan perlengkapan, selain itu keterbatasan pada skill atau
pelatihan yang harus dipenuhi oleh tenaga medis, yaitu GELS : General Emergency
Life Support, ATLS : Advance Trauma Life Support, ACLS : Advance Cardiac Life
Support.
8. Indikator kinerja Cakupan kunjungan bayi dan indikator Balita yang datang dan
ditimbang meningkat, disebabkan oleh partisipasi masyarakat dalam penimbangan di
posyandu Kabupaten Banjarnegara meningkat disebabkan suksesnya kegiatan
penyuluhan yang dilakukan petugas kepada masyarakat tentang pentingnya
penimbangan balita secara teratur tiap bulan, adanya pemberian makanan tambahan
di posyandu juga membuat kunjungan meningkat.
9. Indikator kinerja Cakupan kunjungan Ibu hamil K4, menurun disebabkan oleh masih
adanya akses (tanpa melalui kunjungan K1 sehingga tidak akan mencapai K4), KTD
941 kasus (5%), Kejadian abortus sebanyak 509 (2,7%), Preterm 292 kasus (1,5%),
sehingga pada kasus tersebut tidak mencapai K4, Kualitas pelayanan ANC belum
maksimal, P4K belum terlaksana dengan baik, belum semua puskesmas
melaksanakan kelas ANC hal tersebut juga turut mempengaruhi belum tercapainya
K4 sesuai target yang telah ditentukan.
10. Indikator kinerja cakupan pelayanan anak balita pada tahun 2013 meningkat namun
belum bisa memenuhi target yang ditentukan, ini dipengaruhi oleh beberapa hal
diantaranya belum semua wilayah puskesmas SDIDTK, belum terintegrasi kegiatan
dengan PAUD, TK dan baru 5 Puskesmas yang melaksanakan kelas ibu balita.
11. Indikator kinerja Cakupan Kunjungan Rawat Jalan dan Cakupan Kunjungan Rawat
Inap mengalami peningkatan, hal ini berarti tingkat derajat kesehatan masyarakat
menurun, tingkat kesakitan atau morbiditas pada masyarakat meningkat. Selain itu,
juga disebabkan karena meningkatnya akses dan pemanfaatan oleh masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan di sarana kesehatan baik pemerintah maupun swasta
serta meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan melalui berbagai inovasi pelayanan
kesehatan.
12. Indikator kinerja Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat, menurun
disebabkan karena :
BAB III Akuntabilitas Kinerja
266 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
a) Drop out siswa pada saat penjaringan dilakukan, siswa tidak berangkat sekolah. b) Keterbatasan kemampuan Tim penjaringan dalam melaksanakan kegiatan
tersebut, baik tenaga guru UKS di sekolah, tenaga paramedis atau dokter. c) Keterbatasan sarana dan prasarana yakni untuk alat timbangan, pengukur tinggi
badan (mikrotoa), dan kartu snellen belum merata disetiap sekolah. d) Keterbatasan finansial yaitu belum berjalannya dana sehat siswa di sekolah
untuk menunjang pelaksanaan penjaringan kesehatan siswa. 13. Indikator kinerja Cakupan peserta KB aktif pada tahun 2013 meningkat namun
belum mampu memenuhi target yang telah ditentukan, disebabkan oleh Kualifikasi
dan standarisasi pelayanan KB belum terlaksana secara rutin, kurangnya kompetensi
yang dimiliki oleh petugas di lapangan, dan masih beragamnya pemahaman definisi
operasional. Selain itu terdapat pula kejadian efek samping atau komplikasi KB
sehingga menimbulkan kekhawatiran bagi masyarakat.
14. Indikator kinerja Cakupan desa siaga aktif terdapat kecenderungan meningkat dari
tahun sebelumnya, cakupan desa siaga pada tahun 2013 mengalami kenaikan
dibandingkan tahun 2012. Pada tahun 2012 dari jumlah total desa dan kelurahan di
Kabupaten Banjarnegara yaitu 278 desa dan kelurahan ada 82 desa/kelurahan siaga
aktif atau sebesar 29,5%, pada tahun 2013 jumlah desa dan kelurahan siaga aktif
menjadi 278 desa/kelurahan atau sebesar 100 %. Hal ini merupakan suatu
perkembangan yang positif, dipengaruhi oleh tingkat sosialisasi tentang desa dan
kelurahan siaga aktif yang sudah semakin baik yaitu sosialisasi baik melalui media
massa, maupun advokasi dan kerjasama dengan stakeholder guna meningkatkan
fungsi dan peran desa dan kelurahan siaga aktif bagi masyarakat.
15. Indikator kinerja persentase kualitas air minum yang memenuhi syarat dan Indikator
Persentase penduduk tidak Buang Air Besar Sembarangan (BABS) mengalami
peningkatan, namun pada Indikator Persentase penduduk yang menggunakan jamban
sehat, Indikator Persentase cakupan TTU yang memenuhi syarat kesehatan, Indikator
Persentase cakupan rumah yang memenuhi syarat kesehatan, Indikator Persentase
cakupan tempat pengolahan makanan (TPM) yang memenuhi syarat kesehatan
mengalami penurunan dan secara keseluruhan belum bisa mencapai target yang
ditentukan. Hal ini disebabkan oleh :
BAB III Akuntabilitas Kinerja
267 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
a) Pada wilayah/daerah tertentu kualitas air kadang berubah ubah, dikarenakan
kondisi tanah yang tidak stabil atau dekat dengan sumber pencemaran (kandang,
tempat pembuangan sampah dll).
b) Masih banyak terdapat rumah yang tidak memiliki sarana sanitasi dasar.
c) Kondisi sarana sanitasi dasar di masyarakat banyak yang masih belum memenuhi
syarat.
d) Perilaku sebagian masyarakat masih belum hygienis dan saniter, sehingga
berpotensi terjadi penularan penyakit.
e) Masih banyak masyarakat yang belum mempunyai jamban sehingga masih buang
ke kolam atau sungai bahkan masih ditemukan masyarakat yang membuang di
kebun.
f) Masih banyak penduduk yang sudah mempunyai jamban tapi pembuangan
akhirnya masih ke sungai atau ke kolam.
g) Penataan Ruang Tempat pengolahan makanan yang belum memenuhi syarat
kesehatan.
h) Perilaku penjamah makanan yang belum hygienis, sehingga berpotensi untuk
terjadi penularan penyakit lewat makanan.
i) Banyak TUPM yang belum dilengkapi dengan Sarana Cuci Tangan yang
memenuhi syarat kesehatan.
j) Penjamah makanan masih banyak yang belum mempunyai Surat keterangan sehat
sebagai bukti layak untuk menjamah makanan.
k) Masih banyak TTU yang belum memiliki Sarana Sanitasi Dasar seperti KM/WC,
Tempat Cuci Tangan dan Tempat Pembuangan Sampah.
16. Indikator kinerja balita yang naik berat badannya, meningkat disebabkan
meningkatnya pengetahuan keluarga tentang kebutuhan gizi balita, dilaksanakannya
penyuluhan gizi masyarakat dan ketersediaan pangan di tingkat keluarga.
17. Indikator kinerja Balita dibawah garis merah, menurun. Namun hal ini menunjukan
perkembangan yang baik dengan adanya penurunan kasus. Adapun upaya yang
dilakukan antara lain optimalisasi pemantauan status gizi bayi menggunakan KMS,
pemberian stimulan bagi balita kurang gizi, penyuluhan gizi seimbang dan rujukan
kasus.
18. Indikator kinerja Cakupan bayi (6-11 bulan) mendapat kapsul vitamin A 1 kali per
tahun, menurun. Sedangkan Indikator Cakupan anak balita mendapat kapsul vitamin
BAB III Akuntabilitas Kinerja
268 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
A 2 kali per tahun, meningkat. Namun secara keseluruhan capaiannya belum
memenuhi target yang telah ditentukan. Hal ini disebabkan karena masih ada
beberapa bayi yang tidak datang ke posyandu.
19. Indikator kinerja Cakupan ibu hamil mendapat 90 tablet Fe, menurun disebabkan
karena masih terdapat Ibu hamil yang tidak ANC; Ibu hamil selain mendapatkan
tablet zat besi di puskesmas juga mengkonsumsi zat besi dari luar (dokter spesialis,
tenaga kesehatan/bidan) sehingga cakupannya tidak tercatat atau terlaporkan dan
masih ada desa yang belum ada bidan desanya sehingga distribusi Fe Bumil tidak
maksimal.
20. Indikator kinerja Persentase bayi yang mendapatkan ASI eksklusif mengalami
kenaikan, namun belum belum bisa memenuhi target yang telah ditentukan. Hal ini
disebabkan karena :
a) Pelaksanaan IMD pada ibu melahirkan belum optimal di tiap pelayanan
kesehatan
b) Masih ada tenaga kesehatan yang menyediakan susu formula.
c) Masih kurangnya dukungan keluarga terhadap ibu menyusui dipengaruhi oleh
budaya masyarakat yang sudah memberi halusan pisang atau nasi kepada bayi,
dan adanya dominasi dari kakek dan nenek untuk memberikan makanan tersebut
sebelum usia 6 bulan
d) Kurangnya fasilitas yang mendukung ibu pekerja dalam memantapkan menyusui
21. Indikator kinerja Persentase desa dengan garam beryodium baik mengalami
peningkatan dari tahun 2013 namun capaiannya belum memenuhi target yang telah
ditentukan. Hal ini disebabkan karena :
a) Belum optimalnya Tim Pengawas dan Pengendalian peredaran garam yang tidak memenuhi syarat.
b) Minimnya fasilitas untuk mengetes garam di pasar/masyarakat c) Masih kurangnya kesadaran distributor/pedagang terhadap garam yang memenuhi
syarat menjadikan ketersediaan garam yodium terbatas sehingga masyarakat hanya membeli garam yang ada dan di konsumsi di daerah tersebut.
22. Indikator kinerja Angka usia harapan hidup, meningkat dikarenakan kesadaran hidup
akan perilaku hidup sehat dan tingkat perekonomian masyarakat yang meningkat.
23. Indikator kinerja BOR, LOS, TOI dan BTO walaupun angka capaiannya dari tahun
2012 meningkat namun masih dalam batas ideal yang ditetapkan. Hal ini
BAB III Akuntabilitas Kinerja
269 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
menunjukkan bahwa pada tahun 2013 ada peningkatan jumlah pasien rawat inap.
RSU Hj. Anna Lasmanah Soemitro Kolopaking merupakan rumah sakit tipe C dan
melayani kesehatan masyarakat miskin yang dirujuk dari puskesmas se-Kabupaten
Banjarnegara. Peningkatan jumlah pasien tersebut apabila tidak diikuti dengan
penambahan kapasitas tempat tidur akan mempengaruhi peningkatan BOR, LOS,
TOI dan BTO.
24. Indikator kinerja Kelengkapan jenis pelayanan spesialis hanya tercapai 62,5%. Dari
target yang ditetapkan yaitu 12 jenis spesialis akan tetapi baru tercapai 10 jenis
spesialis. Hal ini dikarenakan pada tahun 2013 tidak ada dokter spesialis yang
mendaftar sesuai dengan kebutuhan Kabupaten Banjarnegara.
Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh
seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan :
1. Upaya yang dilaksanakan dalam rangka mensinkronisasi antara SPM Kementerian
Kesehatan dengan target yang ada di RPJMD, harus dilaksanakan perubahan
RPJMD.
2. Upaya yang dilaksanakan dalam rangka mengurangi Angka kematian bayi per 1.000
Kelahiran Hidup dan Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup, diantaranya
dengan :
a) Meningkatkan kualitas tenaga kesehatan melalui pendidikan & pelatihan
(PONED, LSS, Manajamen Asfiksia dan BBLR, pendidikan Bidan minimal D
III, Asuhan Persalinan Normal).
b) Peningkatan kualitas pemeriksaan ibu hamil (Ante Natal Care) di Puskesmas
dan Bidan Praktek Swasta.
c) Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K),
Pengembangan Kemitraan Bidan dan dukun bayi.
d) Audit Maternal Perinatal (AMP) di tingkat masyarakat (sosial) dan institusi
(Medis).
e) Advokasi dan komitmen bersama Lintas sektor dan Lintas Program dalam
percepatan penurunan AKI dan AKB.
f) Memperkuat sistem rujukan dari Puskesmas dan Jaringannya ke Rumah sakit
sebagai pelaksana PONEK.
g) Membangun Kemitraan antara Bidan dan dukun bayi.
h) Terbentuknya kelas Bumil.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
270 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
3. Upaya yang dilaksanakan dalam rangka mengurangi Persentase balita gizi buruk
(BB/TB), diantaranya dengan :
a) Mengoptimalkan Pemantauan gizi bayi dan balita dengan KMS b) Upaya penurunan gizi buruk tetap dilakukan dengan cara rujukan kasus c) Pemberian PMT pada penderita gizi buruk d) Penyuluhan kepada masyarakat dalam penemuan dan penanganan gizi buruk e) Peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dan kader dalam tatalaksana gizi buruk.
4. Dalam rangka upaya penemuan kasus AFP masih perlu diintensifkan melalui
sosialisasi ke masyarakat, optimalisasi surveilance AFP, Pemberdayaan masyarakat
untuk active detection AFP.
5. Untuk meningkatkan cakupan penemuan penderita baru BTA yang perlu dilakukan
antara lain :
a) Melibatkan Rumah Sakit dalam strategi DOTS yaitu mengutamakan diagnosis TB
dengan pemeriksaan dahak secara SPS atau yang lazim dengan pemeriksaan BTA
TB
b) Meningkatkan mutu laboratorium Puskesmas baik secara kualitas maupun
kuantitas untuk lebih mendekatkan pelayanan diagnosis/pemeriksaan penyakit
yang memelukan pemeriksaan Laboratorium kepada masyarakat.
c) Meningkatkan sosialisasi baik Internal maupun Eksternal Puskesmas agar
program TB dengan strategi DOTS bukan hanya milik pemegang TB Puskesmas
saja.
6. Upaya yang dilakukan dalam meningkatkan Cakupan pelayanan kesehatan rujukan
pasien masyarakat miskin dan Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat
miskin dengan sinkronisasi pencatatan dan pelaporan, sosialisasi media massa,
monitoring dan evaluasi.
7. Upaya yang dilakukan dalam meningkatkan Cakupan kunjungan Ibu hamil K4
dengan Pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan
kehamilan pada trimester pertama dan menjalin kemitraan bidan dengan dukun bayi,
kader kesehatan dan tokoh masyarakat P4K secara menyeluruh dengan melibatkan
keluarga dan lingkungan ibu hamil, serta sweeping sasaran dapat meningkatkan
cakupan K4.
8. Upaya untuk meningkatkan cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat
yaitu optimalisasi kerjasama oleh Tim UKS baik di Tingkat Kecamatan maupun
BAB III Akuntabilitas Kinerja
271 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Kabupaten guna mundukung kelancaran dan ketepatan fungsi penjaringan anak
sekolah.
9. Upaya yang dilaksanakan dalam rangka meningkatkan cakupan peserta KB aktif
yaitu dengan memberikan pendidikan masyarakat melalui media massa, pertemuan
lintas program dan lintas sektoral, dan safari KB di wilayah.
10. Upaya yang dilaksanakan dalam rangka meningkatkan persentase kualitas air minum
yang memenuhi syarat, Persentase penduduk yang menggunakan jamban sehat,
Persentase penduduk tidak Buang air Besar Sembarangan (BABS), Persentase
cakupan TTU yang memenuhi syarat kesehatan, Persentase cakupan rumah yang
memenuhi syarat kesehatan, Persentase cakupan tempat pengolahan makanan (TPM)
yang memenuhi syarat kesehatan yaitu :
a) Sosialisasi tentang kesehatan lingkungan dan aspeknya kepada kelompok
sasaran.
b) Stimulan jamban di beberapa desa guna memacu penggunaan jamban sehat di
masyarakat.
11. Pada Indikator kinerja Balita yang datang dan ditimbang (D/S), Indikator kinerja
Balita yang naik berat badannya (N/D) dan Indikator Balita diatas garis merah
(BGM), walaupun mengalami peningkatan tetapi belum dapat memenuhi target
sehingga harus ada upaya yang dilaksanakan untuk meningkatkan kinerja,
diantaranya yaitu :
a) Peningkatan peran serta masyarakat dalam pemantauan dan penanggulangan masalah gizi
b) Penyuluhan Gizi masyarakat c) Meningkatkan kompetensi petugas gizi dan kader, terutama pemahaman
terhadap definisi operasional indikator dan komitmen d) Optimalisasi fasilitas, sarana dan prasarana untuk mendukung pelayanan
posyandu di masyarakat 12. Upaya yang dilaksanakan dalam rangka menurunkan Penderita malaria yang diobati,
Jumlah penderita malaria baru (API), Cakupan penemuan dan penanganan penderita
penyakit DBD dan Penderita DBD yang ditangani yaitu dengan :
a) Pengajuan pengadaan alat fogging.
b) Peningkatan kompetensi petugas dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit
menular.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
272 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
c) Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan, penemuan dan
penanganan kasus.
13. Upaya yang dilaksanakan dalam rangka meningkatkan Cakupan ibu nifas mendapat
kapsul Vit A, yaitu dengan melakukan penyuluhan gizi masyarakat, sweeping ibu
nifas, serta optimalisasi peran dan kapasitas tenaga kesehatan dan kader.
14. Upaya yang dilaksanakan dalam rangka meningkatkan Cakupan bayi (6-11 bulan)
mendapat kapsul vitamin A 1 kali per tahun dan Cakupan anak balita mendapat
kapsul vitamin A 2 kali per tahun, yaitu melalui optimalisasi sweeping bayi dengan
melibatkan masyarakat dan kader kesehatan.
15. Upaya yang dilaksanakan dalam rangka meningkatkan Cakupan ibu hamil mendapat
90 tablet Fe, yaitu dengan melakukan koordinasi dan integrasi kegiatan dengan lintas
program dan lintas sektor dalam rangka meningkatkan pemberian tablet Fe,
pemberian tablet Fe merupakan salah satu komponen standar pelayanan antenatal.
Melalui optimalisasi peran keluarga, tenaga kesehatan dan masyarakat terhadap
kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe secara rutin, dan perlu
kewaspadaan terhadap kejadian kecamatanacingan pada ibu hamil.
16. Upaya yang dilaksanakan dalam rangka meningkatkan persentase bayi yang
mendapatkan ASI eksklusif yaitu dengan kegiatan promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif di masyarakat, diantaranya :
a) Mengoptimalkan Pelaksanaan IMD pada ibu melahirkan di tiap pelayanan kesehatan.
b) Meningkatkan pembinaan dan pengawasan kepada tenaga kesehatan untuk mendukung pelaksanaan IMD.
c) Meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya pemberian ASI Eksklusif.
d) Meningkatkan kerjasama dan peran serta lintas sektor dalam penyediaan fasilitas menyusui dalam bentuk pojok ASI.
17. Upaya yang dilaksanakan dalam rangka meningkatkan Persentase desa dengan garam
beryodium baik yaitu :
a) Meningkatkan peran Tim Pengawas dan Pengendalian peredaran garam.
b) Meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat khususnya tentang ciri-ciri garam
beryodium melalui survei garam beryodium (iodinatest).
18. Upaya yang dilaksanakan dalam rangka meningkatkan Angka usia harapan hidup,
diantaranya :
BAB III Akuntabilitas Kinerja
273 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
a) Melaksanakan upaya kesehatan yang berkualitas dan menyeluruh meliputi seluruh
aspek kesehatan, yaitu melalui kegiatan promotif dan preventif, peningkatan
kualitas kesehatan lingkungan, pencegahan dan penanggulangan penyakit
menular dan tidak menular, peningkatan akses kesehatan keluarga, ketersediaan
obat sesuai kebutuhan dan pola penyakit, peningkatan perilaku hidup bersih dan
sehat pada masyarakat
b) Peningkatan kualitas pemerataan sumber daya kesehatan di setiap fasilitas
pelayanan kesehatan
19. Upaya yang dilaksanakan dalam rangka mengidealkan nilai BOR, LOS, TOI dan
BTO yaitu dengan menambah kapasitas tempat tidur dan membangun gedung baru
untuk rawat inap. Dengan mengajukan anggaran pembangunan gedung rawat inap
kepada APBD, APBProv maupun APBN.
20. Upaya yang dilaksanakan dalam rangka meningkatkan Kelengkapan jenis pelayanan
spesialis diantaranya dengan melakukan kemitraan dengan rumah sakit lain terkait
pengadaan dokter spesialis seperti spesialis anestesi, bedah orthopaedi, jantung-paru,
kesehatan jiwa, orthodonti dan rehabilitasi medis.
Sasaran 7 : Berkurangnya Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 7 (tujuh) indikator kinerja.
Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan
sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi %
1. Persentase penduduk di atas garis
kemiskinan
84,52 % 81,13* 95,99
2. Sarana sosial seperti panti asuhan, panti
jompo dan panti rehabilitasi
4 buah 4 buah 100
3. Persentase PMKS skala Kabupaten yang
memperoleh Bantuan sosial untuk
pemenuhan kebutuhan dasar
41% 1,93 % 4,71
4. Persentase PMKS skala Kabupaten yang 40,95 % 1,43 % 3,49
BAB III Akuntabilitas Kinerja
274 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator Kinerja Target Realisasi %
menerima program pemberdayaan sosial
melalui Kelompok Usaha Bersama
(KUBE) atau kelompok sosial ekonomi
sejenis lainnya
5. Persentase Panti Sosial skala kabupaten
yang menyediakan sarpras pelayanan
kesejahteraan sosial
50 % 100 % 200
6. Persentase wahana kesejahteraan sosial
berbasis masyarakat (WKBSM) yang
menyediakan sarpras pelayanan
kesejahteraan social
30,70 % 16,66 % 54,27
7. Persentase penyandang cacat fisik dan
mental serta lanjut usia tidak potensial
yang telah menerima jaminan sosial
21,00 % 0,9 % 4,29
Rata-rata capaian 66,11
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah
tercapai dengan rata-rata capaian 66,11 %. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan
untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
Sasaran ini dicapai melalui 4 (empat) program, yaitu : Program Pemberdayaan
Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan
Sosial (PMKS) lainnya; Program Pembinaan Anak Terlantar; Program pembinaan para
penyandang cacat dan eks trauma; dan Program Pembinaan Eks Penyandang Penyakit
Sosial, yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 8 (Sembilan) kegiatan, dengan rincian
sebagai berikut :
Indikator kinerja sasaran “Persentase PMKS skala Kabupaten yang memperoleh
Bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar”, “Persentase PMKS skala Kabupaten
yang menerima program pemberdayaan sosial melalui Kelompok Usaha Bersama
(KUBE) atau kelompok sosial ekonomi sejenis lainnya”, dicapai melalui program
Pemberdayaan Fakir Miskin, KAT dan PMKS lainnya dengan 2 (dua) kegiatan yang
outputnya berupa :
BAB III Akuntabilitas Kinerja
275 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
- Meningkatnya kemampuan dan ketrampilan berusaha bagi
Keluarga Rawan Sosial Ekonomi (KRSE)
80 KK miskin
- Terwujudnya keluarga rawan sosial ekonomi yang telah
dapat mengembangkan usahanya dan dapat memenuhi
kebutuhan sehari harinya
18 orang (16 KUBE)
Indikator kinerja sasaran “Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo dan
panti rehabilitasi”, “Persentase Panti Sosial skala kabupaten yang menyediakan sarpras
pelayanan kesejahteraan sosial”, “Persentase penyandang cacat fisik dan mental serta
lanjut usia tidak potensial yang telah menerima jaminan sosial” dicapai melalui Program
Pembinaan para penyandang cacat dan eks trauma dengan 2 (dua) kegiatan yang
outputnya berupa :
- Terpenuhinya Penyandang cacat dan eks trauma yang
mendapatkan pendidikan dan pelatihan
20 orang
- Terpenuhinya PMKS khususnya penyandang cacat yang
mendapatkan pelayanan pembinaan dan bantuan
20 orang
Indikator kinerja sasaran “Persentase wahana kesejahteraan sosial berbasis
masyarakat (WKBSM) yang menyediakan sarpras pelayanan kesejahteraan sosial”
dicapai melalui Program Pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial bagi PMKS
dengan outputnya berupa :
- Terlaksananya Pembentukan pusat informasi penyandang
cacat dan trauma center
1 paket
- Terlaksananya penyuluhan sosial konseling dan kampanye
sosial bagi PMKS
50 tokoh masyarakat
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian)
indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut :
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013
1. Persentase penduduk di atas garis
kemiskinan
78,64 80,83 80,83*) 80,83*) 81,13*
2. Sarana sosial seperti panti asuhan,
panti jompo dan panti rehabilitasi
- 4 buah 4 buah 4 buah 4 buah
BAB III Akuntabilitas Kinerja
276 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013
3. Persentase PMKS skala
Kabupaten yang memperoleh
Bantuan sosial untuk pemenuhan
kebutuhan dasar
- - - 0,66% 1,93 %
4. Persentase PMKS skala
Kabupaten yang menerima
program pemberdayaan sosial
melalui Kelompok Usaha
Bersama (KUBE) atau kelompok
sosial ekonomi sejenis lainnya
- 3,05% 4,32% 0,47% 1,43 %
5. Persentase Panti Sosial skala
kabupaten yang menyediakan
sarpras pelayanan kesejahteraan
sosial
- - - 100% 100 %
6. Persentase wahana kesejahteraan
sosial berbasis masyarakat
(WKBSM) yang menyediakan
sarpras pelayanan kesejahteraan
social
- - - 20% 16,66%
7. Persentase penyandang cacat fisik
dan mental serta lanjut usia tidak
potensial yang telah menerima
jaminan sosial
- - - 0,49% 0,9 %
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) yang fluktuatif
Capaian kinerja yang fluktuatif tersebut di atas antara lain disebabkan oleh :
1) Indikator kinerja penduduk diatas garis kemiskinan meningkat disebabkan oleh
tingkat perekonomian masyarakat yang semakin meningkat yaitu pendapatan
perkapita tahun 2011 Rp. 7.032.572,00 menjadi Rp. 7.534.996,00 pada tahun 2013.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
277 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
2) Indikator kinerja “Persentase PMKS skala Kabupaten yang menerima program
pemberdayaan sosial melalui KUBE atau kelompok sosial ekonomi sejenis lainnya”,
“Persentase PMKS skala kabupaten yang memperoleh bantuan sosial untuk
pemenuhan kebutuhan dasar”, “Persentase (%) penyandang cacat fisik dan mental
serta lanjut usia tidak potensial yang telah menerima jaminan sosial”, “Persentase
(%) wahana kesejahteraan sosial berbasis masyarakat (WKBSM) yang menyediakan
sarpras pelayanan kesejahteraan sosial”, menurun. Hal ini disebabkan karena target
yang ada pada RPJMD mengacu pada SPM Kementerian/pusat sehingga dengan
kemampuan anggaran dan sumber daya manusia yang ada pada Kabupaten
Banjarnegara, tidak dapat mencapai target yang telah ditetapkan. Dengan penjelasan
sebagai berikut :
(a) Indikator kinerja Persentase (%) PMKS skala Kabupaten yang menerima
program pemberdayaan sosial melalui KUBE atau kelompok sosial ekonomi
sejenis lainnya tidak tercapai karena untuk mencapai target 40,95%,
membutuhkan anggaran Rp. 80.778.789.000,- sedangkan anggaran yang
dialokasikan di Kabupaten Banjarnegara terkait penanganan ini sebesar Rp.
1.450.000.000,- (APBN Rp 1.000.000.000,-, APBD Propinsi Rp.
150.000.000,- dan APBD Kabupaten Rp 300.000.000,-) sehingga hanya
mencapai 1,43%.
(b) Indikator kinerja Persentase (%) PMKS skala kabupaten yang memperoleh
bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar tidak tercapai karena untuk
mencapai target 41% anggaran yang dibutuhkan Rp. 5.666.828.000,- sementara
anggaran yang dialokasikan di Kabupaten Banjarnegara terkait penanganan ini
sebesar Rp272.000.000,- sehingga hanya mencapai 1,93%.
(c) Indikator kinerja Persentase (%) penyandang cacat pisik dan mental serta lanjut
usia tidak potensial yang telah menerima jaminan sosial tidak tercapai karena
untuk mencapai target 21% anggaran yang dibutuhkan Rp. 2.856.168.000,-
sementara anggaran yang dialokasikan di Kabupaten Banjarnegara sebesar Rp.
181.200.000,- sehingga hanya mencapai 0,9%.
(d) Indikator kinerja Persentase (%) wahana kesejahteraan sosial berbasis
masyarakat (WKBSM) yang menyediakan sarpras pelayanan kesejahteraan
sosial belum tercapai karena untuk mencapai target 30,70% anggaran yang
dibutuhkan Rp1.226.000.000,- sementara anggaran yang dialokasikan di
BAB III Akuntabilitas Kinerja
278 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Kabupaten Banjarnegara terkait penanganan ini sebesar Rp 80.000.000,-
sehingga hanya mencapai 16,66 %.
Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh
seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan :
1) Mengusulkan anggaran dan berkoordinasi dengan Kementerian Sosial secara rutin
agar mendapat alokasi program penanganan untuk PMKS.
2) Meningkatkan kemampuan sumber daya aparatur yang menangani masalah PMKS.
3) Perlu adanya peninjauan kembali mengenai target SPM pada Kementerian Sosial,
dengan mempertimbangkan kemampuan dan kondisi pada tiap-tiap daerah.
Sasaran 8 : Meningkatnya Keberdayaan Masyarakat Desa
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 5 (lima) indikator kinerja.
Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan
sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi %
1. Cakupan penyediaan informasi Data
Mikro Keluarga di setiap Desa
100 % 100 % 100
2. Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK 66 % 66 % 100
3. PKK aktif 100 % 100 % 100
4. Posyandu aktif 89 % 89% 100
5. Swadaya Masyarakat terhadap Program
pemberdayaan masyarakat
20% 20% 100
Rata-rata capaian 100
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah
tercapai dengan rata-rata capaian 100 %. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan
untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir : PK.
Sasaran ini dicapai melalui 3 (tiga) program, yaitu : Program Keluarga
Berencana, Program Peningaktan peran perempuan di pedesaan, Program Pengembangan
BAB III Akuntabilitas Kinerja
279 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Model Operasional BKB – Posyandu - PADU, yang keseluruhannya dilaksanakan
melalui 3 (tiga) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut :
Indikator kinerja sasaran “Cakupan penyediaan informasi Data Mikro Keluarga
di setiap Desa”, dicapai melalui Program Keluarga Berencana, dengan 1 (satu) kegiatan
yang outputnya berupa :
- Terlaksananya pendataan keluarga pada 278 desa/kel atau 281.288 KK
Indikator kinerja sasaran ”Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK dan PKK
aktif” dicapai melalui Program Peningkatan peranan perempuan di pedesaan, dengan 1
(satu) kegiatan yang outputnya berupa :
- Terlaksananya kegiatan PKK 278 desa/kel
Indikator kinerja sasaran “Posyandu aktif”, dicapai melalui Program
Pengembangan Model Operasional BKB – Posyandu - PADU dengan 1 (satu) kegiatan
yang outputnya berupa :
- Terlaksananya lomba posyandu tingkat kabupaten dan provinsi
Indikator kinerja sasaran “ Swadaya Masyarakat terhadap program
pemberdayaan masyarakat”, dicapai melalui Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat
Dalam Membangun Desa dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa :
- Jumlah progam yang mendukung swadaya masyarakat yang
dilaksanakan oleh KPMD
1 progam
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian)
indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut:
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013
1. Cakupan penyediaan informasi
Data Mikro Keluarga di setiap
Desa
- 100
(271.664
KK)
100
(275.512
KK)
100
(277.894
KK)
100
(281.288
KK)
2. Rata-rata jumlah kelompok
binaan PKK
- 57 % 65,84 % 54,65 % 66 %
3. PKK aktif - 100 % 100 % 100 % 100 %
4. Posyandu aktif - 81,97 % 82 % 85,80 % 89%
5. Swadaya Masyarakat terhadap - 20 % 33 % 33 % 20%
BAB III Akuntabilitas Kinerja
280 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013
Program pemberdayaan
masyarakat
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) yang meningkat, namun ada
indikator yang menurun yaitu Swadaya Masyarakat terhadap Program pemberdayaan
masyarakat. Indikator ini menunjukkan jumlah program yang mendukung swadaya
masyarakat terhadap jumlah program keseluruhan yang ada. Capaian kinerja pada
indikator tersebut walaupun mengalami penurunan di tahun 2013 namun sudah
memenuhi target yang telah ditetapkan. Tahun 2013 ada 1 (satu) program dengan 10
kegiatan yang dilaksanakan dengan bantuan swadaya masyarakat. Bentuk swadaya
masyarakat yang ada yaitu berupa tenaga, makan minum, tanah dan material bangunan.
Semakin tahun kemampuan swadaya masyarakat semakin berkurang karena sudah
semakin banyak program dan kegiatan swadaya masyarakat yang telah dilaksanakan pada
tahun sebelumya.
Sasaran 9 : Meningkatnya Kualitas Kehidupan Perempuan dan Anak
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 12 (dua belas) indikator kinerja.
Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan
sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi %
1. Persentase partisipasi perempuan di
lembaga pemerintah
66,02 % 47,10 71,34
2. Persentase perempuan di lembaga
legislative
16,00 % 16 % 100
3. Rasio KDRT 0,0075 % 0,0025 % 166,67
4. Partisipasi angkatan kerja perempuan 23,00 % 94,80 % 412,17
5. Penyelesaian pengaduan perlindungan
perempuan dan anak dari tindakan
100 %
95,92 % 95,92
BAB III Akuntabilitas Kinerja
281 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator Kinerja Target Realisasi %
kekerasan
6. Cakupan perempuan dan anak korban
kekerasan yang mendapatkan
penanganan pengaduan oleh petugas
terlatih di dalam unit pelayanan
terpadu
85 % 100 % 117,6
7. Cakupan layanan rehabilitasi sosial
yang diberikan oleh petugas
rehabilitasi sosial terlatih bagi
perempuan dan anak korban
kekerasan di dalam unit pelayanan
terpadu
60 % 83,3 % 138,83
8. Cakupan bimbingan rohani yang
diberikan oleh petugas bimbingan
rohani terlatih bagi perempuan dan
anak korban kekerasan di dalam unit
pelayanan terpadu
60 % 96 % 160
9. Cakupan penegakan hukum dan
tingkat penyidikan sampai dengan
putusan pengadilan atas kasus-kasus
kekerasan yang mendapat pelayanan
bantuan hukum
45 % 100 % 222,2
10. Cakupan perempuan dan anak korban
kekerasan yang mendapatkan layanan
bantuan hukum
45 % 100 % 222,2
11. Cakupan layanan pemulangan bagi
perempuan dan anak korban kekerasan
45 % 100 % 222,2
12. Cakupan pelayanan reintegrasi sosial
bagi perempuan dan anak korban
kekerasan
80 % 100% 125
BAB III Akuntabilitas Kinerja
282 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Rata-rata Capaian 171,18
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah
tercapai dengan rata-rata capaian 171,18%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan
untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir : PK.
Sasaran ini dicapai melalui 3 (tiga) program, yaitu : Program Penguatan
Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak, Program Keserasian Kebijakan
Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan dan Program Peningkatan Kualitas Hidup dan
Perlindungan Perempuan, yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 4 (empat) kegiatan,
dengan rincian sebagai berikut :
Indikator kinerja sasaran “Persentase partisipasi perempuan di lembaga
pemerintah”, “Partisipasi angkatan kerja perempuan”, Persentase perempuan di lembaga
legislative”, dicapai melalui Program Pengembangan Kabupaten Layak Anak, dengan 1
(satu) kegiatan yang outputnya berupa :
- Sosialisasi PPA dan KKBGA 834 orang
- Tersusunnya draf RAD PUG 1 dok
Indikator kinerja sasaran “ Rasio KDRT”, “Penyelesaian pengaduan
perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan”, “Cakupan perempuan dan
anak korban kekerasan yang mendapatkan penanganan pengaduan oleh petugas terlatih di
dalam unit pelayanan terpadu”’ “Cakupan layanan rehabilitasi sosial yang diberikan oleh
petugas rehabilitasi sosial terlatih bagi perempuan dan anak korban kekerasan di dalam
unit pelayanan terpadu”, “Cakupan bimbingan rohani yang diberikan oleh petugas
bimbingan rohani terlatih bagi perempuan dan anak korban kekerasan di dalam unit
pelayanan terpadu”, “Cakupan penegakan hukum dan tingkat penyidikan sampai dengan
putusan pengadilan atas kasus-kasus kekerasan yang mendapat pelayanan bantuan
hukum”, “Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapatkan layanan
bantuan hukum”, “Cakupan layanan pemulangan bagi perempuan dan anak korban
kekerasan”, “Cakupan pelayanan reintegrasi sosial bagi perempuan dan anak korban
kekerasan”, dicapai melalui program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender
dan Anak, program Perumusan kebijakan peningkatan peran dan posisi perempuan
BAB III Akuntabilitas Kinerja
283 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
dibidang politik dan jabatan public dan program Pengembangan kabupaten layak anak
dengan 3 (tiga) kegiatan yang outputnya berupa :
- Forum anak 300 anak
- Fasilitasi LDK 10 Kecamatan (@4 anak)
- Fasilitasi ARG 10 SKPD
- Pembentukan Gugus tugas Tk. Kecamatan 10 Gugus Tugas
- Pembentukan Gugus tugas Tk. Desa 10 Gugus Tugas
- Pembentukan Pokja PUHA Kab 1 Pokja
- Evaluasi PUG 1 dok
- Terlatihnya perempuan rentan 100 orang
- Terbentuknya desa prima mandiri 10 desa prima
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian)
indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut:
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013
1. Persentase partisipasi
perempuan di lembaga
pemerintah
- - 45,66
(4.968/
1.088)
46,70
(4.666/
9.992)
47,10
(4.525/
9.607)
2. Persentase perempuan di
lembaga legislative
- 16%
(8/50)
16%
(8/50)
16%
(8/50)
16%
(8/50)
3. Rasio KDRT - - - 0,000 12%
(33/277.894)
0,0025 %
(17/945.154)
4. Partisipasi angkatan kerja
perempuan
- - - 38,75%
(176.126/
454.525)
94,80%
(204.067/
215.253)
5. Penyelesaian pengaduan
perlindungan perempuan dan
anak dari tindakan kekerasan
- - - 100,00 %
(62 orang)
95,92 %
(46 orang)
6. Cakupan perempuan dan
anak korban kekerasan yang
men dapatkan penanganan
pengaduan oleh petugas
terlatih di dalam unit
- - 100% 100% 100 %
BAB III Akuntabilitas Kinerja
284 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013
pelayanan terpadu
7. Cakupan layanan rehabilitasi
sosial yang diberikan oleh
petugas rehabilitasi sosial
terlatih bagi perempuan dan
anak korban kekerasan di
dalam unit pelayanan terpadu
- - 84% 66,66% 83,3 %
8. Cakupan bimbingan rohani
yang diberikan oleh petugas
bimbingan rohani terlatih
bagi perempuan dan anak
korban kekerasan di dalam
unit pelayanan terpadu
- - 33% 50% 96 %
9. Cakupan penegakan hukum
dan tingkat penyidikan
sampai dengan putusan
pengadilan atas kasus-kasus
kekerasan yang mendapat
pelayanan bantuan hukum
- 68% 33% 83,3 % 100 %
10. Cakupan perempuan dan
anak korban kekerasan yang
mendapatkan layanan
bantuan hukum
- - 35% 50% 100 %
11. Cakupan layanan
pemulangan bagi perempuan
dan anak korban kekerasan
- - 50% 100%
100 %
12. Cakupan pelayanan
reintegrasi sosial bagi
perempuan dan anak korban
kekerasan
- - 50% 95,08% 100%
BAB III Akuntabilitas Kinerja
285 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) yang fluktuatif (naik turun).
Indikator kinerja sasaran “Persentase partisipasi perempuan di lembaga
pemerintah” dan “Meningkatnya partisipasi angkatan kerja perempuan”, meningkat
karena masyarakat sudah memahami pengarusutamaan gender sehingga perempuan
mempunyai kesempatan atau keinginan untuk meningkatkan taraf hidup/ekonomi dengan
bekerja. Dengan bertambahnya investor perusahaan bulu mata di Kabupaten
Banjarnegara meningkatkan jumlah perempuan yang bekerja di sektor
industri/perusahaan maupun yang ada pada kelompok-kelompok usaha perumahan di
bidang kerajinan bulu mata.
Indikator kinerja sasaran “Rasio KDRT” dan “Penyelesaian pengaduan
perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan”, menurun disebabkan oleh :
1) Relawan pendamping dan penanganan korban kekerasan berbasis gender dan anak
belum seluruhnya dilatih.
2) Penanganan korban masih sangat tergantung dengan ketersediaan anggaran dan
belum semua unit layanan menyediakan anggaran sesuai dengan SPM Layanan
Terpadu.
3) Belum adanya dukungan anggaran dari kementerian ataupun provinsi terkait dengan
capaian SPM Layanan Terpadu. Begitu juga untuk capaian indikator kinerja utama
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan hanya mengandalkan
dukungan anggaran dari APBD Kabupaten.
Indikator kinerja sasaran “Cakupan layanan rehabilitasi sosial yang diberikan oleh
petugas rehabilitasi terlatih bagi perempuan dan anak korban kekerasan di dalam unit
pelayanan terpadu” dan “Cakupan bimbingan rohani yang diberikan oleh petugas
bimbingan rohani terlatih bagi perempuan dan anak korban kekerasan di dalam unit
pelayanan terpadu”, meningkat dari tahun 2012 tapi belum bisa mencapai target yang
ditetapkan. Hal tersebut dikarenakan petugas rehabilitasi dan petugas bimbingan rohani
belum seluruhnya dilatih.
Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh
seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara, yaitu dengan cara :
1) Meningkatkan sumber daya aparatur Relawan pendamping dan penanganan korban
kekerasan berbasis gender dan anak, petugas rehabilitasi dan petugas bimbingan
rohani.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
286 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
2) Meningkatkan koordinasi SKPD dan lembaga yang terkait dalam penanganan korban
kekerasan gender dan anak.
3) Percepatan Strategi PUG dan PUHA.
4) Meningkatkan jalinan jejaring lintas sektoral.
5) APBD Kabupaten menyediakan sumber daya yang dibutuhkan untuk memenuhi
target yang harus dipenuhi baik dari SPM maupun IKU.
Sasaran 10 : Meningkatnya Kualitas Keluarga Menuju Keluarga Sejahtera
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 12 (dua belas) indikator kinerja.
Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan
sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi %
1. Rata-rata jumlah anak per keluarga 2,15 % 2,35 % 93,02
2. Rasio akseptor KB 77,00 % 78,64 % 102,12
3. Jumlah peserta KB aktif 151.500 154.245 101,81
4. Pasangan Usia Subur (PUS) yang istrinya
dibawah usia 20 tahun
3,52 % 3,34 % 105,11
5. Cakupan sasaran pasangan Usia Subur
menjadi Peserta KB Aktif
77 % 78,64 % 102,12
6. Cakupan PUS yang ingin ber-KB tidak
terpenuhi (unmetneed)
7,00 % 8,34 % 80,86
7. Cakupan anggota Bina Keluarga Balita
(BKB) ber-KB
77 % 64,46 % 83,71
8. Cakupan PUS peserta KB anggota Usia
Peningkatan Pendapatan Keluarga
Sejahtera (UPKS) yang ber-KB mandiri
75,00 % 85,37 % 113,82
9. Ratio Penyuluh KB / Petugas Lapangan
KB 1 PKB/PLKB Desa (PKBD) setiap
90,00 %
(1:4)
5,35 %
(1:6)
41,57
BAB III Akuntabilitas Kinerja
287 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator Kinerja Target Realisasi %
desa / kelurahan 2 PKBD
10. Ratio Petugas Pembantu Pembina KB
Desa (PKBD) setiap Desa / kelurahan 1
PKBD
100 % 100 % 100
11. Cakupan penyediaan alat dan obat
kontrasepsi untuk memenuhi permintaan
masyarakat
66,60 %
66,60 %
100
12. Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga
Sejahtera I
52,75 % 49,74 % 105,71
Rata-rata Capaian 94,15
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah
tercapai dengan rata-rata capaian 94,15%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan
untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
Sasaran ini dicapai melalui 1 (satu) program, yaitu : Program Keluaraga
Berencana, yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 3 (tiga) kegiatan, dengan rincian
sebagai berikut :
Indikator kinerja sasaran : Rata-rata jumlah anak per keluarga; Cakupan PUS
yang istrinya di bawah usia 20 tahun; Cakupan sasaran PUS yang menjadi peserta KB
Aktif; Cakupan PUS yang ingin ber KB tidak terpenuhi (Unmeet need); Keluarga Pra
Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I; dicapai melalui program Keluarga Berencana dengan
1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa:
- Terlayaninya peserta KB Baru dari keluarga miskin di 20 Kecamatan atau 11.500
akseptor
Indikator kinerja sasaran : Cakupan PUS peserta KB anggota Usia Peningkatan
Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPKS) yang ber-KB mandiri; Rasio akseptor KB;
Jumlah peserta KB aktif; Cakupan anggota Bina Keluarga Balita (BKB) ber KB, dicapai
melalui program Keluarga Berencana dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa :
- Sosialisasi KB melalui pemutaran film 20 kali
- Sosialisasi KB melalui radio spot,aneka berita dan liputan berita 40 kali siar
BAB III Akuntabilitas Kinerja
288 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
- Banner 44 buah
- Leflet 1.500 buah
- Baliho 1 buah
Indikator kinerja sasaran “Cakupan penyediaan alat dan obat kontrasepsi untuk
memenuhi permintaan masyarakat”, dicapai melalui program Keluarga Berencana,
dengan kegiatan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang KB yang outputnya berupa :
- Tersedianya BKB Kit 57 unit
- Tersedianya mebelair BP KB 6 paket
- Tersedianya Komputer 6 unit
- Terbangunnya Gedung Balai Penyuluhan KB 6 unit
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian)
indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut:
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013
1. Rata-rata jumlah anak per
keluarga
- 2,2 2,17 2,27 2,35
2. Rasio akseptor KB - 81,01 82,01 76,51 78,64
3. Jumlah peserta KB aktif - 157.614 149.575 152.090 154.245
4. Pasangan Usia Subur (PUS) yang
istrinya dibawah usia 20 tahun
- - - 2,81 3,34
5. Cakupan sasaran pasangan Usia
Subur menjadi Peserta KB Aktif
- - - 76,51 78,64
6. Cakupan PUS yang ingin ber-KB
tidak terpenuhi (unmet need)
- 10,82 10,94 10,51 8,34
7. Cakupan anggota Bina Keluarga
Balita (BKB) ber-KB
- - - 67,07
(14.133)
64,46
(12.535)
8. Cakupan PUS peserta KB
anggota Usia Peningkatan
Pendapatan Keluarga Sejahtera
(UPKS) yang ber-KB mandiri
- - - 85,35 85,37
9. Ratio Penyuluh KB / Petugas - 1:4 1:4 19,78 5,35
BAB III Akuntabilitas Kinerja
289 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013
Lapangan KB 1 PKB/PLKB
Desa (PKBD) setiap desa /
kelurahan 2 PKBD
(1:5) (1:6)
10. Ratio Petugas Pembantu Pembina
KB Desa (PKBD) setiap Desa /
kelurahan 1 PKBD
- - - 100 100
11. Cakupan penyediaan alat dan
obat kontrasepsi untuk memenuhi
permintaan masyarakat
- - - 62,48 66,60
12. Keluarga Pra Sejahtera dan
Keluarga Sejahtera I
- - - 51,58 49,74
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) yang fluktuatif Capaian kinerja
yang fluktuatif ) tersebut di atas antara lain disebabkan oleh :
Indikator “Rata-rata jumlah anak per keluarga”, “Cakupan PUS yang istrinya di
bawah usia 20 tahun”, “Cakupan PUS peserta KB anggota Usia Peningkatan Pendapatan
Keluarga Sejahtera (UPKS) yang ber-KB mandiri” dan “Ratio Penyuluh KB / Petugas
Lapangan KB 1 PKB/PLKB Desa (PKBD) setiap desa / kelurahan 2 PKBD” capaiannya
menurun disebabkan karena keterbatasan tenaga PLKB yang semakin berkurang. Hal ini
terjadi karena banyaknya tenaga PLKB yang memasuki masa pensiun, sedangkan
rekruitmen tenaga PLKB tidak sebanding dengan kebutuhan sehingga mempengaruhi
kurangnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya keluarga berencana.
Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh
seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan cara :
1) Mengoptimalkan peran PKBD disetiap desa/kelurahan dalam pelaksanaan
program/kegiatan KB.
2) Mengoptimalkan peran tokoh agama dan tokoh masyarakat dalam mendukung
program/kegiatan KB.
3) Meningkatkan upaya KIE, pendewasaan usia perkawinan.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
290 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Sasaran 11 : Meningkatnya Profesionalisme Angkatan Kerja
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 9 (sembilan) indikator kinerja.
Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan
sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi %
1. Rasio lulusan S1/S2/S3 124,57 (per 10.000 penduduk)
108,46 (per 10.000 penduduk)
87,07
2. Rasio ketergantungan 37,20 % 99,15 % -66,53
3. Pencari kerja yang terdaftar yang
ditempatkan
53,00 % 43,29% 81,51
4. Besaran pekerja/buruh yang menjadi
peserta program Jamsostek
42% 45,13 % 107,45
5. Besaran pemeriksaan perusahaan 29 % 17,57 % 60,59
6. Besaran pengujian peralatan di
perusahaan
29,0 % 55,63 % 191,83
7. Besaran Tenaga kerja yang mendapat
pelatihan berbasis kompetensi
50 %
51,28 % 102,56
8. Besaran Tenaga kerja yang mendapat
pelatihan berbasis masyarakat
40 %
44,44 % 111,1
9. Besaran Tenaga kerja yang mendapat
pelatihan kewirausahaan
41 % 42,76 % 104,29
Rata-rata Capaian 86,65
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah
tercapai dengan rata-rata capaian 86,65 %. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan
untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
Sasaran ini dicapai melalui 3 (tiga) program, yaitu : Program Peningkatan
Kesempatan kerja; Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan
BAB III Akuntabilitas Kinerja
291 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
dan Program Peningkatan kualitas dan produktifitas tenaga kerja, yang keseluruhannya
dilaksanakan melalui 6 (enam) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut :
Indikator kinerja sasaran “Pencari kerja yang terdaftar yang ditempatkan”,
dicapai melalui Program Peningkatan Kesempatan kerja, dengan 2 (dua) kegiatan yang
outputnya berupa :
- Terlaksananya penyebarluasan informasi bursa tenaga kerja sejumlah 156 orang
- Terlaksananya penyebarluasan informasi bursa tenaga kerja
melalui pameran bursa kerja (job fair)
sejumlah 500 orang
Indikator kinerja sasaran “ Besaran pekerja/buruh yang menjadi peserta program
Jamsostek”, “Besaran pemeriksaan perusahaan” dan “Besaran pengujian peralatan di
perusahaan”, dicapai melalui Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga
ketenagakerjaan , dengan 3 (tiga) kegiatan yang outputnya berupa :
- Terlaksananya pembinaan/penyuluhan, Sosialisasi berbagai
peraturan pelaksanaan tentang ketenagakerjaan
Sebanyak 120
orang
- Terlaksananya pembinaan/penyuluhan keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) di perusahaan
Sebanyak 100
orang/perusahaan
- Terlaksananya pembinaan/penyuluhan pelaporan perusahaan
sesuai undang-undang No. 07 Tahun 1981 tentang wajib lapor
ketenagakerjaan
Sebanyak 130
perusahaan
- Terlaksananya survei Kebutuhan Hidup Layak (KHL) di pasar
guna menyiapkan bahan usulan UPangan Asal Hewan Minimum
Kabupaten (UMK) untuk peningkatan kesejahteraan
pekerja/buruh
12 bulan = 94%
dari KHL
Indikator kinerja sasaran “Besaran Tenaga kerja yang mendapat pelatihan
berbasis kompetensi”, “Besaran Tenaga kerja yang mendapat pelatihan berbasis
masyarakat” dan “Besaran Tenaga kerja yang mendapat pelatihan kewirausahaan”
dicapai melalui Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja dengan 3
(tiga) kegiatan yang outputnya berupa:
- Terlaksananya Pelatihan ketrampilan bagi pencari kerja 65 orang
- Terlaksananya Pelatihan ketrampilan kerja dan kejuruan 80 orang
- Terlaksananya Pelatihan ketrampilan kerja berbasis masyarakat 100 orang
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian)
indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut:
BAB III Akuntabilitas Kinerja
292 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013
1. Rasio lulusan S1/S2/S3 109,79 200,15 198,86
(18.668
orang)
132,72
(12.459
orang)
108,46
(10.182
orang)
2. Rasio ketergantungan 37,81% 39,75% 52,38%
(265.301
orang)
52,38%
(322.695
orang)
99,15%
(451.871
orang)
3. Pencari kerja yang terdaftar
yang ditempatkan
35,22% 65,17% 48,72% 25,68% 43,29%
4. Besaran pekerja/buruh yang
menjadi peserta program
Jamsostek
- 40,37% 40,03% 40% 45,13 %
5. Besaran pemeriksaan
perusahaan
- 35,57% 40,76% 18,46% 17,57 %
6. Besaran pengujian peralatan di
perusahaan
- - - 44,14% 55,63 %
7. Besaran Tenaga kerja yang
mendapat pelatihan berbasis
kompetensi
- - - 40%
51,28 %
8. Besaran Tenaga kerja yang
mendapat pelatihan berbasis
masyarakat
- - - 33 %
44,44 %
9. Besaran Tenaga kerja yang
mendapat pelatihan
kewirausahaan.
- - 14,08% 37,38% 42,76%
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) yang semakin fluktuatif .
Capaian kinerja yang fluktuatif tersebut di atas antara lain disebabkan oleh:
1) Indikator kinerja “Rasio lulusan S1/S2/S3” menurun. Tahun 2012 jumlah lulusan
S1/S2/S3 sejumlah 12.459 orang menjadi 10.182 orang pada tahun 2013. Hal ini
disebabkan karena Kabupaten Banjarnegara merupakan kabupaten vokasi sehingga
BAB III Akuntabilitas Kinerja
293 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
lulusan sekolah kejuruan sudah terserap di dunia kerja. Hal ini mempengaruhi jumlah
angka melanjutkan ke perguruan tinggi.
2) Indikator “Rasio ketergantungan” meningkat, disebabkan oleh meningkatnya jumlah
penduduk usia kurang dari 15 tahun dan lebih dari 64 tahun dibandingkan usia 15-64
tahun yaitu tahun 2012 sejumlah 322.695 orang menjadi 451.871 orang pada tahun
2013.
3) Indikator kinerja “Pencari kerja yang terdaftar yang ditempatkan”, meningkat
disebabkan karena pada tahun 2013 terdapat penerimaan CPNS. Sehingga
menambah angka penempatan pencari kerja.
4) Indikator “Besaran pekerja/buruh yang menjadi peserta program Jamsostek”
meningkat, disebabkan oleh meningkatnya kesadaran pengusaha terhadap pentingnya
program jamsostek bagi karyawan perusahaan.
5) Indikator kinerja “Besaran pemeriksaan perusahaan” menurun, disebabkan oleh
jumlah perusahaan yang melaksanakan wajib lapor bertambah namun petugas
pemeriksa jumlahnya masih tetap. Kabupaten Banjarnegara hanya mempunyai 2
orang Pengawas. Sedangkan berdasarkan aturan, seorang pengawas diperbolehkan
melakukan pemeriksaan terhadap perusahaan dalam satu tahun maksimal 60
perusahaan. Sehingga hanya dapat memeriksa 120 perusahaan dari perusahaan yang
terdaftar di yaitu sebanyak 683 perusahaan.
6) Indikator kinerja “Besaran Tenaga kerja yang mendapat pelatihan kewirausahaan”,
“Besaran Tenaga kerja yang mendapat pelatihan berbasis kompetensi”, Besaran
Tenaga kerja yang mendapat pelatihan berbasis masyarakat” meningkat, disebabkan
oleh banyaknya pencari kerja yang membutuhkan pelatihan dan meningkatnya
alokasi anggaran.
Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh
seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan :
1) Penyebarluasaan informasi bursa tenaga kerja dan pembinaan pada lembaga
penempatan dan pihak pengguna tenaga kerja dan pelaksanaan penyelenggaraan
kegiatan job fair.
2) Memberikan sosialisasi kepada perusahaan tentang berbagai peraturan perundang-
undangan tentang ketenagakerjaan seperti mengikutsertakan pekerja untuk mengikuti
program jamsostek.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
294 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
3) Mengusulkan penambahan anggaran dan pegawai pengawas untuk menunjang
kegiatan pemeriksaan perusahaan.
Sasaran 12 : Meningkatnya Tertib Hukum
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 2 (dua) indikator kinerja.
Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan
sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi %
1. Persentase penyelesaian penanganan
kasus
94 % 94 % 100
2. Penegakan Perda 100 % 100 % 100
Rata-rata Capaian 100 %
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah
tercapai dengan rata-rata capaian 100 %. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan
untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir : PK.
Sasaran ini dicapai melalui 1 (satu) program, yaitu : Program Pemeliharaan
Kantrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal, yang keseluruhannya dilaksanakan
melalui 9 (sembilan) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut :
Indikator kinerja sasaran “Persentase penyelesaian penanganan kasus” dan
“Penegakan Perda ”, dicapai melalui Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan
Pencegahan Tindak Kriminal , dengan 9 (sembilan) kegiatan yang outputnya berupa :
- Jumlah pegawai yang melakukan pelanggaran : 25 kasus
- Jumlah pengusaha yang tidak berijin : 104 kasus
- Jumlah reklame yang tidak berizin : 1.733 kasus
- Jumlah reklame yang habis masa izinnya : 309 kasus
- Jumlah reklame yang salah pemasangan : 1.452 kasus
- Jumlah penjual cukai rokok yang ditata : 29 kasus
- Jumlah penjual/pengecer miras : 47 kasus
BAB III Akuntabilitas Kinerja
295 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
- Jumlah pengguna miras yang dibina : 20 kasus
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian)
indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut:
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013
1. Persentase penyelesaian
penanganan kasus
- 90% 92% 92% 94%
2. Penegakan Perda - 100% 100% 100%
(2.579
kasus)
100%
(3.719
kasus)
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) yang semakin meningkat.
Capaian kinerja pada indikator “Penegakan Perda” angkanya meningkat namun
dari sisi capaian kinerja menurun, karena jumlah kasus pelanggaran Perda di Kabupaten
Banjarnegara pada tahun 2013 jumlahnya lebih banyak dari tahun 2012. Menurunnya
kinerja tersebut disebabkan karena :
1. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang Perda Perizinan, Perda Reklame, Peraturan
tentang Cukai Rokok Tembakau dan Perda Khamar dan minuman Beralkohol karena
kurangnya sosialisasi.
2. Kewenangan Satpol PP hanya sampai pada tahap Represif Non Yustisia, yaitu
berupa :
a. Pembinaan :
- Penyuluhan
- Sosialisasi
b. Pengawasan :
- Surat Pernyataan : kesediaan untuk menataati peraturan yang berlaku
(jangka waktu 15 hari).
- Surat Teguran :
1) Surat Teguran I (7 Hari).
2) Surat Teguran II (3 hari).
3) Surat Teguran III (1 hari).
c. Penertiban.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
296 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
3. Pada Satpol PP Kabupaten Banjarnegara belum memiliki Penyidik Pegawai Negeri
Sipil (PPNS).
Disisi lain, walaupun kasus pelanggaran perda meningkat, namun capaian kinerja
pada indikator “Persentase penyelesaian penanganan kasus” dapat tercapai 100%.
Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh
seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan :
1) Merevisi Perda yang sudah tidak relevan dan penetapan juklak / Peraturan Bupati
dari Peraturan Daerah yang ditegakan.
2) Sosialisasi Peraturan Daerah khususnya yang berkaitan dengan perizinan, reklame
dan khamar atau minuman beralkohol;
3) Penambahan panggung-panggung reklame sebagai tempat pemasangan reklame.
4) Kerjasama dengan aparat dan masyarakat dengan maraknya khamar/minuman
beralkohol khususnya jenis tuak /ciu.
5) Diperlukan kerjasama untuk pembinaan dan pengawasan dengan tokoh-tokoh
keagamaan, dinas sosial dan aparat kepolisian terkait kerawanan sosial dan
keamanan yang mungkin timbul sebagai akibat dari maraknya pengguna miras
khususnya anak-anak punk.
6) Perlu sosialisasi Peraturan Perundangan dan Peraturan lain dibawahnya tentang
Cukai Rokok dan Hasil Tembakau secara terus menerus sehingga penjual / pengecer
tidak lagi menjual rokok tanpa cukai
7) Adanya diklat PPNS bagi Anggota Satpol PP sebagai aparat penegak Perda, sehingga
pelanggar-pelanggar perda nantinya bisa diproses lebih lanjut / tipiring untuk
menimbulkan efek jera.
8) Mengusulkan penambahan jumlah anggota Satpol PP untuk menangani banyaknya
kasus pelanggaran perda baik karena penambahan cakupan operasi dan munculnya
kegiatan baru karena tuntutan aturan dan tuntutan peningkatan pelayanan
masyarakat. Penambahan anggota sesuai rasio jumlah satpol per 10.000 penduduk.
Anggota Satpol PP saat ini 57 personil dengan penduduk Banjarnegara 981.362
penduduk. maka seharusnya minimal ada 98 personil Satpol PP. Dengan demikian
terdapat kekurangan 41 personil.
MISI 6 : MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA MELALUI
PENGEMBANGAN SENI BUDAYA, PENGHARGAAN TRADISI DAN KEARIFAN LOKAL
BAB III Akuntabilitas Kinerja
297 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Analisis dan evaluasi capaian kinerja Tahun 2013 Pemerintah Kabupaten
Banjarnegara, dapat dijelaskan sebagai berikut :
Sasaran 1 : Meningkatnya Peran Aktif Pemuda dalam Pembangunan
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 2 (dua) indikator kinerja.
Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan
sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi %
1 .Jumlah organisasi pemuda 24 buah 24 buah 100
2. Jumlah kegiatan kepemudaan 7 kali 7 kali 100
Rata-rata Capaian 100
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah
tercapai dengan rata-rata capaian 100%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan
untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
Sasaran ini dicapai melalui 3 (tiga) program, yaitu: Program Peningkatan
peran serta kepemudaan, program Pembinaan dan pemasyarakatan olahraga, program
Manajemen pelayanan Pendidikan, yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 4 (empat)
kegiatan, dengan rincian sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran “Jumlah organisasi pemuda” dan “Jumlah kegiatan
kepemudaan”, dicapai melalui Program Peningkatan peran serta kepemudaan, program
Pembinaan dan pemasyarakatan olahraga, program Manajemen pelayanan Pendidikan,
dengan 3 (tiga) kegiatan yang outputnya berupa :
- Penyelenggaraan dan pengiriman kegiatan Sumpah Pemuda
- Pengiriman peserta kegiatan Sumpah Pemuda sejumlah 10 orang
- Terlaksananya kegiatan tata upacara dan baris berbaris pelajar
- Terlaksananya seleksi dan pengiriman paskibraka
BAB III Akuntabilitas Kinerja
298 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian)
indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut:
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013
1 .Jumlah organisasi pemuda - 24 24 24 24
2. Jumlah kegiatan kepemudaan - 7 7 7 7
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) yang STABIL
Sasaran 2 : Meningkatnya Pencapaian Prestasi Olahraga
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 6 ( indikator kinerja. Adapun
pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai
berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi %
1. Jumlah organisasi olahraga 27 buah 27 buah 100
2. Jumlah kegiatan olahraga 5 buah 9 buah 180
3. Gelanggang/balai remaja (selain milik swasta)
4 buah 4 buah 100
4. Lapangan olahraga 46 buah 118 buah 256,52
5. Jumlah klub olahraga per 10.000 jumlah penduduk
0,0016 0,0178 1.112,5
6. Jumlah gedung olahraga per 10.000 jumlah penduduk
0,0003 0,0003 100
Rata-rata Capaian 308,17
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah
tercapai dengan rata-rata capaian 308,17%. Adapun pencapaian indikator kinerja
kegiatan untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
299 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Sasaran ini dicapai melalui 3 (tiga) program, yaitu: Program Peningkatan
peran serta kepemudaan, program Pembinaan dan pemasyarakatan olahraga, program
Manajemen pelayanan Pendidikan, yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 1 (satu)
kegiatan, dengan rincian sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran “ Jumlah organisasi olahraga, “Jumlah kegiatan
olahraga”, “Gelanggang/balai remaja (selain milik swasta)”, “Lapangan olahraga, Jumlah
klub olahraga per 10.000 jumlah penduduk”, “ Jumlah gedung olahraga per 10.000
jumlah penduduk ”, dicapai melalui Program Peningkatan peran serta kepemudaan,
program Pembinaan dan pemasyarakatan olahraga, program Manajemen pelayanan
Pendidikan, dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa :
- Terlaksananya kegiatan POPDA tingkat kabupaten
- Penyelenggaraan kompetisi olahraga
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian)
indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut:
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013
Jumlah organisasi olahraga - 27 27 27 27
Jumlah kegiatan olahraga - 5 5 9 9
Gelanggang/balai remaja (selain milik swasta)
- 4 4 4 4
Lapangan olahraga - 46 46 118 118
Jumlah klub olahraga per 10.000 jumlah penduduk
- 0,0016 0,0016 0,0178 0,0178
Jumlah gedung olahraga per 10.000 jumlah penduduk
- 0,0003 0,0003 0,0003 0,0003
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) yang stabil
Capaian kinerja yang stabil tersebut di atas antara lain disebabkan oleh:
1) Adanya pembinaan secara berkala bagi atlet/ siswa berprestasi
2) Penghargaan bagi atlet/ siswa berprestasi
3) Pada indikator Lapangan olahraga dan Jumlah klub olahraga per 10.000 jumlah
penduduk di persentase capaian mengalami kenaikan yang sangat dramatis yaitu
BAB III Akuntabilitas Kinerja
300 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
1.112,5% tetapi apabila dibandingkan dengan capaian kinerja pada tahun 2012 maka
pada tahun 2013 tidak terdapat kenaikan capaian kinerja, hal ini dikarenakan pada
target RPJMD dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 stagnan yaitu 0,0016 untuk
indikator “Jumlah klub olahraga per 10.000 jumlah penduduk” dan 0,0003 untuk
indikator “Jumlah gedung olahraga per 10.000 jumlah penduduk” sehingga untuk
tahun-tahun mendatang seharusnya dinas terkait dalam memasang target disesuaikan
dengan capaian kinerja tahun sebelumnya agar terukur capaian kinerjanya pern
tahunnya.
Sasaran 3 : Meningkatnya Pelestarian Seni dan Budaya Tradisional
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 3 (tiga) indikator kinerja.
Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan
sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi %
1. Penyelenggaraan festival seni dan budaya 70 Kali 79 kali 112,86
2. Jumlah grup kesenian per 10.000 penduduk 0,070 0,1230 175,71
3. Gedung kesenian per 10.000 penduduk 0,0001 0,0001 100
Rata-rata Capaian 129,52
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah
tercapai dengan rata-rata capaian 129,52%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan
untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
Sasaran ini dicapai melalui 2 (dua) program, yaitu: Program Pengelolaan
Ragam Budaya dan Program Pengembangan Nilai Budaya, yang keseluruhannya
dilaksanakan melalui 2 (dua) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran “ Penyelenggaraan festival seni dan budaya ”, dicapai
melalui Program Pengelolaan Ragam Budaya, dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya
berupa :
- Terselenggaranya kegiatan Festival Serayu 2013 sebanyak 1 kegiatan
Indikator kinerja sasaran “ Jumlah grup kesenian per 10.000 penduduk” dan
indikator “Gedung kesenian per 10.000 penduduk ”, dicapai melalui Program
BAB III Akuntabilitas Kinerja
301 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Pengelolaan Ragam Budaya dan Program Pengembangan Nilai Budaya, dengan 2 (dua)
kegiatan yang outputnya berupa :
- Pemberian bantuan alat kesenian untuk 20 grup kesenian
- Terlaksananya pembangunan gedung kesenian sebanyak 1 unit
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian)
indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut:
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013
1. Penyelenggaraan festival seni dan budaya
54 kali 66 kali 66 kali 66 kali 79 kali
2. Jumlah grup kesenian per 10.000 penduduk
- 0,069 0,069 0,123 0,123
3. Gedung kesenian per 10.000 penduduk
- 0 0 0 0.0001
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) yang fluktuatif
Capaian kinerja yang fluktuatif tersebut di atas antara lain disebabkan oleh:
1) Pada penyelenggaraan festival seni dan budaya mengalami peningkatan dikarenakan
pada tahun 2013 di Kabupaten Banjarnegara diselenggarakan festival serayu yang
berisi rangkaian gelar seni dan budaya seperti parade budaya, parak iwak, pameran
lukisan, pentas musik, gelar budaya, pentas keroncong, senra tari, gelar film indie,
pentas ketoprak dan lomba dolanan anak;
2) Indikator gedung kesenian per 10.000 penduduk mengalami peningkatan dikarenakan
di tahun 2013 di Kabupaten Banjarnegara telah berhasil dibangun gedung kesenian
sebanyak 1 unit.
Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh
seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan :
1) Lebih mengintensifkan pemeliharaan dan pelestarian benda cagar budaya;
2) Mengadakan penyelenggaraan festival budaya daerah
3) Mengadakan pembinaan yang intensif terhadap grup kesenian yang ada di Kabupaten
Banjarnegara
BAB III Akuntabilitas Kinerja
302 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Sasaran 4 : Meningkatnya Kualitas dan Kuantitas Bangunan Bersejarah dan
Cagar Budaya
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 2 (dua) indikator kinerja.
Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan
sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi %
1. Sarana penyelenggaraan seni dan budaya 2 buah 2 buah 100
2. Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan
2,44% 2,44% 100
Rata-rata Capaian 100
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah
tercapai dengan rata-rata capaian 100%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan
untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
Sasaran ini dicapai melalui 1 (satu) program, yaitu: Program Pengelolaan
Keragaman Budaya, yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 3 (tiga) kegiatan,
dengan rincian sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran “ Sarana penyelenggaraan seni dan budaya ”, dicapai
melalui Program Pengelolaan Kekayaan Budaya, dengan 1 (satu) kegiatan yang
outputnya berupa :
- Tersusunnya data kebudayaan
Indikator kinerja sasaran “ Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang
dilestarikan ”, dicapai melalui Program Program Pengelolaan Keragaman Budaya,
dengan 2 (dua) kegiatan yang outputnya berupa :
- Rehabilitasi benda cagar budaya yang ada di Kabupaten. Banjarnegara sebanyak 2
cagar budaya yaitu makam Ki Ageng Selamanik dan Museum Kailasa.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
303 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian)
indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut:
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013
1. Sarana penyelenggaraan seni dan budaya
3 buah 3 buah 3 buah 3 buah 2 buah
2. Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan
- - - 2,47 2,44
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) yang semakin menurun
Capaian kinerja yang menurun tersebut di atas antara lain disebabkan oleh:
1) Pada indikator sarana penyelenggaraan seni dan budaya di tahun 2013 mengalami
penurunan dari 3 buah menjadi 2 buah, hal ini dikarenakan berkurangnya tempat untuk
penyelenggaraan seni dan budaya yang semula terdiri dari alun-alun, pendopo dan
panggung terbuka serulingmas menjadi 2 buah yaitu alun-alun dan panggung terbuka
serulingmas;
2) Pemeliharaan museum Kalilasa yang telah direncakan tidak dapat dilaksanakan
karena ijin dari BPCB selaku pemilik museum belum keluar;
Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh
seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan :
1) Membangun gedung kesenian sehingga bisa digunakan sebagai sarana
penyelenggaraan seni dan budaya Banjarnegara;
C. AKUNTABILITAS KEUANGAN
Pencapaian Kinerja Akuntabilitas Keuangan Pemerintah Kabupaten
Banjarnegara pada umumnya cukup berhasil dalam mencapai sasaran dengan baik. Untuk
membiayai operasional Pemerintah Kabupaten Banjarnegara pada Tahun 2013 mendapat
anggaran sebesar Rp 1.234.963.970.000,- dan setelah mengalami revisi-revisi termasuk
mendapatkan tambahan melalui APBD Perubahan mengalami kenaikan menjadi Rp
1.405.366.623.000,- atau mengalami kenaikan sebesar 13,80%.
Anggaran tersebut telah direalisasikan sebesar Rp 1.175.474.028.855,- atau
sebesar 83,64 %, dengan rincian sebagai berikut:
BAB III Akuntabilitas Kinerja
304 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Tabel III.1
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
KABUPATEN BANJARNEGARA
TAHUN ANGGARAN 2013
NO. URAIAN
JUMLAH (Rp) BERTAMBAH /
(BERKURANG)
ANGGARAN
SETELAH
PERUBAHAN
REALISASI (Rp) (%)
1 2 3 4 5 6
1 PENDAPATAN 1.241.180.983.000 1.279.702.465.966 38.521.482.966 103,10
1 . 1 PENDAPATAN ASLI
DAERAH
88.557.495.000 98.975.318.350 10.417.823.350 111,76
1 . 1 . 1 Pendapatan Pajak
Daerah
12.411.000.000 14.159.374.562 1.748.374.562 114,09
1 . 1 . 2 Hasil Retribusi Daerah 25.523.097.000 26.005.524.208 482.427.208 101,89
1 . 1 . 3 Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan
4.850.248.000 4.839.654.543 (10.593.457) 99,78
1 . 1 . 4 Lain-lain Pendapatan
Asli Daerah yang Sah
45.773.150.000 53.970.765.037 8.197.615.037 117,91
1 . 2 DANA PERIMBANGAN 876.070.787.000 879.697.277.639 3.626.490.639 100,41
1 . 2 . 1 Bagi Hasil Pajak/Bagi
Hasil Bukan Pajak
43.161.591.000 46.788.081.639 3.626.490.639 108,40
1 . 2 . 2 Dana Alokasi Umum 763.426.566.000 763.426.566.000 0 100
1 . 2 . 3 Dana Alokasi Khusus 69.482.630.000 69.482.630.000 0 100
1 . 3 LAIN-LAIN
PENDAPATAN
DAERAH YANG SAH
276.552.701.000 301.029.869.977 24.477.168.977 108,85
1 . 3 . 3 Dana Bagi Hasil Pajak
dari Provinsi dan
Pemerintah Daerah
Lainnya
33.177.827.000 45.919.891.242 12.742.064.242 138,41
1 . 3 . 4 Dana Penyesuaian dan
Otonomi Khusus
186.275.270.000 187.940.193.360 1.664.923.360 100,89
1 . 3 . 5 Bantuan Keuangan dari
Provinsi atau
57.099.604.000 67.169.785.375 10.070.181.375 117,64
BAB III Akuntabilitas Kinerja
305 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
Pemerintah Daerah
Lainnya
1 . 3 . 7 BEC - TF - - - -
2 BELANJA 1.405.366.623.000 1.175.474.028.855 (229.892.594.145) 83,64
2 . 1 BELANJA TIDAK
LANGSUNG
940.060.516.000 781.887.100.388 (158.173.415.612) 83,17
2 . 1 . 1 Belanja Pegawai 838.411.135.000 691.175.989.654 (147.235.145.346) 82,44
2 . 1 . 4 Belanja Hibah 47.162.129.000 42.984.831.000 (4.177.298.000) 91,14
2 . 1 . 5 Belanja Bantuan Sosial 12.205.703.000 10.301.440.000 (1.904.263.000) 84,40
2 . 1 . 6 Belanja Bagi Hasil
kepada
Provinsi/Kabupaten/Ko
ta dan Pemerintah Desa
1.708.176.000 1.415.716.234 (292.459.766) 82,88
2 . 1 . 7 Belanja Bantuan
Keuangan Kepada
Provinsi/Kabupaten/Ko
ta Pemerintahan Desa
Dan Partai Politik
37.073.373.000 35.972.074.200 (1.101.298.800) 97,03
2 . 1 . 8 Belanja Tidak Terduga 3.500.000.000 37.049.300 (3.462.950.700) 1,06
2 . 2 BELANJA LANGSUNG 465.306.107.000 393.586.928.467 (71.719.178.533) 84,59
2 . 2 . 1 Belanja Pegawai 37.736.812.100 34.568.503.875 (3.168.308.225) 91,60
2 . 2 . 2 Belanja Barang dan
Jasa
212.593.074.350 183.100.414.305 (29.492.660.045) 86,13
2 . 2 . 3 Belanja Modal 214.976.220.550 175.918.010.287 (39.058.210.263) 81,83
SURPLUS / (DEFISIT) (164.185.640.000) 104.228.437.111 268.414.077.111 (63,48)
3 PEMBIAYAAN DAERAH
3 . 1 PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH
172.977.105.000 173.834.364.426 857.259.426 100,50
3 . 1 . 1 Sisa Lebih Perhitungan
Anggaran Tahun
Anggaran Sebelumnya
172.977.105.000 172.977.104.753 (247) 100
3 . 1 . 5 Penerimaan kembali
investasi dana bergulir
0 840.259.673 840.259.673
3 . 1 . 7 Penerimaan Kembali
Dana investasi Daerah
0 17.000.000 17.000.000
3 . 2 PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH
8.791.465.000 8.147.000.000 (644.645.000) 92,67
3 . 2 . 2 Penyertaan Modal 8.327.000.000 8.147.000.000 (180.000.000) 97,84
BAB III Akuntabilitas Kinerja
306 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
(Investasi) Pemerintah
Daerah
3 . 2 . 3 Pembayaran Pokok
Utang
464.465.000 0 (464.465.000) 0
PEMBIAYAAN NETTO 164.185.640.000 165.687.364.426 1.501.724.426 100,91
SISA LEBIH PEMBIAYAAN
ANGGARAN TAHUN BERKENAAN
0 269.915.801.537 269.915.801.537