BAB II - Universitas Pasundanrepository.unpas.ac.id/28667/4/TA - BAB II ok.doc · Web viewSecara...
Transcript of BAB II - Universitas Pasundanrepository.unpas.ac.id/28667/4/TA - BAB II ok.doc · Web viewSecara...
2.1 Umum.
Dalam sistem perwilayahan pembangunan Propinsi Jawa Barat, Kota Cianjur
sebagai daerah perencanaan diharapkan dapat berperan sebagai penyangga kota
Bandung dalam hal urbanisasi dan ketergantungan pelayanan ke Kota Bandung.
Sesuai dengan kebijakan perwilayahan Kabupaten Cianjur, kota Cianjur selain
sebagai Ibu Kota Kabupaten Cianjur juga merupakan Pusat Sub WP (wilayah
perencanaan) Kota Cianjur dan mempunyai fungsi sebagai pusat pemerintahan,
pusat pelayanan jasa dan perdagangan, dan pusat pelayanan sosial. Kota Cianjur
berada di antara dua kota besar yaitu, Bandung dan Jakarta yang di hubungkan
oleh jalan Arteri Primer dan juga merupakan titik simpang ke Sukabumi. Dengan
lokasi strategis tersebut, pengaruh langsung terhadap kegiatan dan pengembangan
Kota Cianjur adalah dalam hal tranportasi dan perdagangan.
Dalam hal lingkup Kabupaten, Kota Cianjur merupakan pintu gerbang Kabupaten
Cianjur bagian Selatan. Sebagai pintu gerbang dengan sendirinya arus barang
keluar masuk dan dibagian Selatan akan melalui Kota Cianjur.
Dengan demikian kegiatan-kegiatan transportasi perdagangan dan pergudangan di
Kota Cianjur merupakan kegiatan-kegiatan kota yang mempunyai potensi dan
prospek pengembangan di masa yang akan datang. Dengan kata lain, peran kota
Cianjur yang dapat mendorong perkembangan lebih pesat lagi adalah dalam
perannya sebagai pusat pertumbuhan dan pengembangan Kabupaten Cianjur
secara keseluruhan. Dengan demikian tidak berlebihan kalau kota Cianjur disebut
sebagai pusat orientasi dari kota-kota kecamatan sekitarnya.
Pengembangan Kota Cianjur tidak akan terlepas dari hal-hal yang telah digariskan
di dalam Pola Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Cianjur. Pada hakekatnya
adalah untuk mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya.
II-1
GAMBARAN UMUM DAERAH PERENCANAAN
Hakekat pembangunan, itu akan terus melandasi pembangunan Kota Ciajur
secara berkelanjutan untuk menciptakan masyarakat yang “Sugih Mukti” dengan
tatanan bersih, sehat, memikat. (Bersemi).
2.2 Karakteristik Daerah Perencanaan
2.2.1 Geografis dan Administrasi Pemerintahan
Kota Cianjur sebagai Ibukota Kabupaten Cianjur terdiri dari tiga kecamatan, yaitu
Kecamatan Cianjur, Kecamatan Karangtengah dan Kecamatan Cilaku.
Secara administratif Kabupaten Cianjur termasuk dalam wilayah Provinsi Jawa
Barat, dengan jarak sekitar 65 km dari Ibu Kota Provinsi Jawa Barat (Bandung)
dan 120 km dari Ibu Kota Negara Jakarta, dan terletak di antara 106o42’ - 107o25’
Bujur Timur dan 60o21’ - 7o21’ Lintang Selatan. Luas Kabupaten Cianjur adalah
350249 Ha, dengan batas - batas sebagai berikut :
Utara : Kabupaten Bogor dan Kabupaten Purwakarta.
Barat : Kabupaten Sukabumi.
Selatan : Samudra Indonesia.
Timur : Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut.
Daerah studi dalam perencanaan ini mencakup Kota Cianjur berdasarkan RUTRK
Kota Cianjur 1993-2013 mencakup kecamatan Cianjur kota (11 desa/kelurahan),
sebagian Kecamatan Karang Tengah (5 desa) dan sebangian Kecamatan Cilaku (1
desa).
Sedangkan batas – batas Daerah perencanaan Kota Cianjur adalah sebagai berikut
:
Utara : Kecamatan Mande.
Timur : Kecamatan Karangtengah dan Kecamatan Ciranjang.
Selatan : Kecamatan Cibeber.
Barat : Kecamatan Warungkondang dan Kecamatan Cugenang.
Wilayah Kota Cianjur dan pembagian kelurahan/desa dapat dilihat pada Tabel 2.1
Laporan Tugas Akhir
II-2
GAMBARAN UMUM DAERAH PERENCANAAN
Tabel 2.1 : Wilayah Administratif Kota Cianjur
No.Daerah Kota Cianjur
KecamatanCianjur
KecamatanKarang Tengah
KecamatanCilaku
1. Kel. Bojong herang Desa Sukataris Desa Sirnagalih2. Desa Mekarsari Desa Bojong -3. Kel. Muka Desa Sabandar -4. Kel. Solokpandan Desa Sukamanah -5. Desa Limbangsari Desa Maleber -6. Kel. Pamoyanan - -7. Kel. Sayang - -8. Kel. Sawahgede - -9. Desa Nagrak - -10. Desa Suka maju - -11. Desa Babakan karet - -
Luas : 25,47 km^2 12,73 km^2 6,25 km^2Total luas 4.445 Ha
Sumber : Revisi RUTR, Kota Cianjur 2004.
Peta orientasi Wilayah Kabupaten Cianjur dapat dilihat pada Gambar 2.1, dan
Kota Cianjur dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Laporan Tugas Akhir
II-3
GAMBARAN UMUM DAERAH PERENCANAAN
Bat
as W
ilaya
h Pe
renc
anaa
n
Dr.
Muw
ardi
Des
aSa
band
ar
KEC
AM
ATA
NK
AR
AN
G T
ENG
AH
Term
inal
Raw
a B
ango
Kel
urah
anSo
lok
Pand
an
Des
aSi
rnag
alih
Ke Sukabumi
K e Cip
a na s
B o go r
KA
BU
PATE
N C
IAN
JUR
Ke B
andu
ng
Des
aS u
kam
aju
Des
aSu
kam
anah
Des
aM
aleb
er
Kel
urah
anB
ojon
g H
eran
g
KA
BU
PATE
N C
IAN
JUR
Des
aLi
mba
ngsa
ri
Des
aN
agra
k
Des
aB
abak
an K
aret
Kel
urah
anSa
wan
gged
e
Ir . J u
a nd a
S iti J a
e na b
KEC
AM
ATA
NC
IAN
JUR
Perintis Kemerdekaan
R. Sukabumi
Prof. M. Yamin
Kel
urah
anM
uka
HOS. Cokroaminoto
Dr.
Muw
ardi
S. Cim
entang
S . C
ia nj u
rS .
Ci S
a ru a
Ge d
e
S . C
iSa r u
a Le u
tik
Des
aB
ojon
g
KH .
Has
y im
A.
Des
aM
ekar
sari
Kel
urah
anSa
yang
Des
aSu
kata
ris
Kel
urah
anPa
may
onan
S UM
BER
: R
DTR
KO
TA C
IAN
JUR
201
3
KECAMA
TAN
CILAKU
Laporan Tugas Akhir
II-5
GAMBARAN UMUM DAERAH PERENCANAAN
2.2.2 Topografi dan Morfologi
Secara umum deskriptif bentang alam (morfologi) daerah perencanaan dapat di
kelompokkan ke dalam satuan morfologi dataran yang dikelilingi oleh perbukitan
terjal yang dikenal dengan Dataran Cianjur dengan kemiringan 4%. Dan ditinjau
dari segi topografi wilayah Cianjur Kota terletak pada ketinggian 350 - 575 meter
dari permukaan laut (dpl). Keadaan topografi daerah perencanaan secara umum
relatif datar, akan tetapi dilihat dari bentuk permukaan lahannya disamping
terdapat dataran yang rata, terdapat pula kawasan yang bergelombang dan
berbukit, dikarenakan sebagian desa - desa terletak di kaki Gunung Gede. Dari
segi topografi dan morfologi pengembangan fisik kota diarahkan ke bagian timur
yang merupakan lahan dengan kontur tanah relatif datar.
Peta Topografi dan Morfologi dapat dilihat pada Gambar 2.3.
2.2.3 Geologi Lingkungan
Kondisi geologi daerah perencanaan dilihat dari struktur batuannya dipengaruhi
oleh aktivitas gunung berapi, produk endapannya dapat dilihat, yaitu pada Tabel
2.2.
Tabel 2.2 : Kondisi Geologi Daerah Perencanaan.
No. Bagian daerah Jenis Tanah1. Utara Endapan vulkanik tua (tanah tua)
- Batu pasir- Tufaan- Serpih tufaan- Anglomerat dan lava
2. Selatan Endapan vulkanik muda (tanah muda) :- Tufaan- Lahar- Breksi- Lava andesit - basalt
3. Utara – selatan Endapan Lanau :- Lempung tufaan- Batu pasir tufaan- Kerikil tufaan- Anglomerat tufaan
Kab.Cianjur, Sumber : BPS 2004.
Laporan Tugas Akhir
II-6
GAMBARAN UMUM DAERAH PERENCANAAN
Keadaan geologi di daerah Kota Cianjur cukup stabil, tidak terdapat bahaya
lingkungan beraspek geologi dan tidak erosif. Stabilnya tanah merupakan salah
satu faktor persyaratan yang harus dipenuhi dalam pengembangan fisik
kota/kawasan terbangun, karena untuk mengembangkan kawasan perkotaan
dibutuhkan ke stabilan pondasi dan daya dukung tanah yang tinggi. Kestabilan
tanah daerah perencanaan berada pada tingkat sedang sampai tinggi.
Porositas tanah daerah perencanaan diharapkan dapat mampu menyerap air di
permukaan cukup tinggi yang dapat mengurangi genangan air dimana presentase
jenis tanah tersebut adalah Alluvial (8,24%), Regosol (25,83%), Andosol (6,25%),
Grumosol (1,61%), Latosol (33,36%), dan Podsolik (24,71%).
2.2.4 Tata Guna Lahan
Secara umum tata guna lahan di wilayah Kota Cianjur terdiri dari daerah
permukiman, perkantoran, perdagangan, pendidikan, industri, dan lain-lain.
Lokasi pemukiman, perdagangan, perkantoran tersebar di seluruh kota dan
berkembang mengikuti pola jaringan jalan – jalan yang ada dan sebagian terpusat
ke tengah kota.
Pada saat sekarang kecenderungan kegiatan perkantoran pemerintah
perkembangannya adalah ke bagian selatan yaitu ke Desa Sirnagalih Kecamatan
Cilaku. Kecenderungan ini berkaitan dengan kebijaksanaan pemerintahan daerah
dalam rangka pengembangan fisik Kota Cianjur ke bagian selatan, dan timur
Desa Sukamantri, terutama untuk perdagangan skala kota dan regional.
Kegiatan industri tersebar di beberapa bagian wilayah kota, dalam
perkembangannya lokasi kawasan industri mengarah ke bagian timur Desa
Sukamaju. Penggunaan lahan untuk fasilitas pelayanan diantaranya pendidikan,
kesehatan, lapangan olah raga dan kegiatan lainnya berlokasi mengikuti pola
pengembangan jalan transportasi. Untuk penggunaan lahan sawah dan kebun
tersebar di beberapa daerah terutama pertanian lahan basah, peta penggunaan
lahan dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Laporan Tugas Akhir
II-7
GAMBARAN UMUM DAERAH PERENCANAAN
Tabel 2.3 : Penggunaan Lahan dan Pemanfaatan Ruang Kota Cianjur.
No. Penggunaan Lahan dan Ruang Luas(Ha)
Presentase(%)
1. Permukiman 1279,57 25,232. Pemerintahan dan Perkantoran 17,15 0,393. Pendidikan 57,10 1,314. Kesehatan 3,35 0,085. Perdagangan dan Jasa 30,85 0,716. Industri 4,80 0,117. Kuburan 6,45 0,158. Sarana Rekreasi dan Olahraga 24,42 0,569. Stasiun dan Terminal 6,50 0,1510. Pertanian, dan lahan cadangan 2275,00 52,3611. Sarana Peribadatan 12,35 0,2812. Lain-lain 549,00 19,77
Jumlah 4445,00 100 Sumber : BPS Kab.Cianjur 2004
2.2.5 Hidrogeologi
Pada daerah perencanaan terdapat air tanah yang di kelompokkan ke dalam air
tanah dataran rendah, memiliki penyebaran luas di bagian tengah kota, membujur
ke barat sampai timur mencakup wilayah sekitar Kota Cianjur. Terdapatnya air
tanah sangat dipengaruhi adanya keterkaitan berbagai faktor pendukung antara
lain oleh morfologi, litologi, struktur geologi, tataguna lahan, dan curah hujan.
Air tanah dari endapan permukaan menunjukkan debit sumur kurang dari 5 l/dt
dan dibagian timur laut merupakan daerah air tanah dangkal, sedangkan untuk
akuifer batuan dasar berkisar hingga 10 l/dt.
Dari hasil pengamatan dari Direktorat Geologi Tata Lingkungan (DGTL)
Pemetaan Hidrogeologi Kota Cianjur. Diperoleh bahwa dari sumur gali dan sumur
bor menunjukkan data suhu berkisar 23,70 C - 29,90 C, dan pH 4,79 - 8,15.
Laporan Tugas Akhir
II-8
GAMBARAN UMUM DAERAH PERENCANAAN
2.2.5.1 Tataan Air Tanah
Didasarkan pada letak air tanah dapat dikelompokkan menjadi air tanah dangkal
dan dalam sebagai berikut :
Air Tanah Dangkal (Air tanah bebas).
- Air tanah dengan lapisan air tidak berada dalam tekanan, profil permukaan
air tanah dangkal tergantung dari profil permukaan tanah setempat.
Ketersediaan air, baik kualitas maupun kuantitas tergantung dari musim.
- Air tanah dangkal di Kota Cianjur umumnya telah dimanfaatkan oleh
penduduk pedesaan dan perkotaan melalui sumur gali atau beberapa sumur
pantek sebagai sumber air bersih. Muka air tanah dangkal beragam
kedalamannya dengan fluktuasi musim kemarau dan penghujan 1 - 3 m.
- Potensi air pada sumur dangkal dengan debit 1 - 5 lt/dt dan cenderung
kuantitasnya berkurang pada waktu musim kemarau dan kualitasnya masih
memenuhi persyaratan untuk digunakan sebagai sumber air bersih.
Air Tanah Dalam (Akifer)
- Akifer adalah air tanah terkekang (aquifer) dikenal juga sebagai artesis.
- Keberadaannya terbentuk ketika air tanah dalam dibatasi oleh lapisan
kedap air sehingga tekanan di bawah lapisan kedap air tersebut lebih besar
dari pada tekanan atmosfir (atm = 1).
- Pemanfaatan air tanah dalam jumlah besar seperti industri, komplek
perumahan, pertanian modern, dan aktivitas manusia lainnya. Umumnya
memanfaatkan sumur dalam (artesis) guna mencukupi kebutuhan air yang
diperlukan, di Cianjur debitnya berkisar 1 – 3 lt/det.
2.2.5.2 Mata Air (MA)
Mata air yang terdapat di daerah ini mulai dari debit kurang dari 1 l/dt (berupa
rembesan) maupun berdebit besar hingga 300 l/dt seperti mata air (MA) Cirumput
Desa Cirumput (200 l/dt), MA Cikundul Kampung Cimacan Desa Cibodas (40
l/dt), MA Cilembang Kampung Panyaweuyan Desa Ciherang (300 l/dt) yang telah
Laporan Tugas Akhir
II-11
GAMBARAN UMUM DAERAH PERENCANAAN
dipakai untuk digunakan keperluan air bersih. Sumber mata air yang masih
mungkin dikembangkan adalah MA Cikabuyutan Desa Tegalega.
Sumber mata air yang dimanfaatkan oleh PDAM untuk melayani kebutuhan air
bersih Kota Cianjur adalah dari 2 sumber mata air, yaitu :
Mata air Cirumput dengan debit keseluruhan 200 lt/det.
Mata air Cilembang dengan debit keseluruhan 300 lt/det.
Pelestarian mata air perlu dilakukan yaitu dengan tidak merubah fungsi lahan dan
tetap mempertahankan kondisi saat ini yang merupakan hutan lindung dan
perkebunan, supaya mudah melakukan penghijauan baru sebagai daerah resapan
air tanah.
2.2.5.3 Air Permukaan
Pada daerah studi terdapat beberapa sumber air permukaan (sungai) yang
potensial, terdapat dan melewati Kota Cianjur sudah dipergunakan oleh
penduduk. Air permukaan ini dapat dijadikan alternatif sebagai sumber air baku
untuk air bersih. Adapun sungai - sungai yang terdapat di daerah studi adalah :
Sungai Cibalagung, Sungai Cipati, Sungai Cianjur, Sungai Cikaret, Sungai
Cibadak, dan Sungai Cisarua Leutik keseluruhannya mengalir dari barat ke timur.
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih penduduk, PDAM Cabang Cianjur akan
memanfaatkan Air Danau bekas Galian pasir di desa cikahuripan dengan debit
100 liter/detik.
2.2.6 Iklim dan Curah Hujan
Berdasarkan data curah hujan mulai Tahun 1988 – 1997 yang dicatat dari stasiun
penangkap hujan milik Divisi Direktorat Pengairan Departemen Pekerjaan
Umum, menunjukkan curah hujan tahunan rata - rata sebesar 171,3 mm/bulan
dengan jumlah hari hujan 144 hari/tahun.
Bulan basah terjadi pada bulan Nopember – April dengan curah hujan rata-rata
bulanan 193,36 mm/bulan, dan waktu kering terjadi pada bulan Mei – Oktober
dengan curah hujan rata-rata 47,63 mm/bulan.
Laporan Tugas Akhir
II-12
GAMBARAN UMUM DAERAH PERENCANAAN
Seperti kota - kota lain yang terletak di sekitar khatulistiwa, Kota Cianjur
mempunyai iklim tropik dengan suhu rata - rata 26 oC dengan kelembaban 60 %
sampai 70 %.
Tabel 2.4 : Data Curah Hujan 10 tahun Terakhir.
No Tahun Rata – rata Curah Hujan Bulanan (mm)
1 1994 1612 1995 1843 1996 1674 1997 1725 1998 1956 1999 2037 2000 1868 2001 1769 2002 17210 2003 187
Sumber : Revisi RUTR - Kab.Cianjur,2004 - 2013.
2.3 Aspek Sosial Ekonomi
2.3.1 Kependudukan
Kependudukan merupakan salah satu aspek yang sangat menentukan dalam proses
perkembangan kota, dimana penduduk dengan segala aktivitasnya akan
membentuk struktur prasarana kota. Menurut hasil pendataan terakhir sensus
penduduk Tahun 2004 jumlah penduduk di Kota Cianjur adalah sebanyak 245579
jiwa, yang tersebar di 17 desa/kelurahan dengan luas wilayah kota sebesar 44,45
km2 dengan pertumbuhan rata-rata penduduk pertahunnya adalah 2,09 %.
Tingkat pertumbuhan ini juga dipengaruhi oleh angka urbanisasi, yang menurut
data dan informasi bahwa angka migrasi ke Kota Cianjur adalah 0,27 %
pertahun. Ini disebabkan oleh beberapa hal diantaranya :
1. Perkembangan dan pertumbuhan penduduk Kabupaten Cianjur yang terus
meningkat.
2. Lapangan kerja di desa relatif kurang.
Laporan Tugas Akhir
II-13
GAMBARAN UMUM DAERAH PERENCANAAN
3. Kondisi fisik yang kurang mendukung, terutama di Kabupaten Cianjur bagian
selatan yang kondisi tanahnya kurang stabil untuk lahan pertanian, kecuali
untuk tanaman keras (perkebunan teh, karet, kelapa dan coklat).
Pola penyebaran penduduk di Cianjur Kota tidak merata, namun pemusatan
penduduk terjadi di enam desa/kelurahan yang termasuk pusat kota yaitu :
Solokpandan, Sayang, Muka, Pamoyanan, Bojongherang, dan Sawah gede.
Kepadatan penduduk tertinggi terjadi di Kelurahan Solokpandan, dan Muka
dengan tingkat kepadatan di atas 20.000 jiwa/ km2. Tidak meratanya penyebaran
penduduk tersebut disebabkan karena penyebarannya lebih banyak dan terpusat di
wilayah perkotaan, karena pada wilayah tersebut terdapat daya tarik yang kuat
antara lain sebagai pusat perdagangan, jasa dan pemerintahan/perkantoran.
Kepadatan penduduk yang tinggi di pusat kota berimplikasi terhadap tingginya
aktivitas penduduk dan tumbuhnya lingkungan perumahan yang padat. Untuk
menciptakan lingkungan kota yang nyaman dan teratur, maka penyebaran
penduduk dapat dilakukan dengan mengembangkan kawasan komplek
pemukiman sehingga perkembangannya tidak terpusat di pusat kota.
Adapun perincian jumlah penduduk, luas wilayah dan kepadatan penduduk dapat
dilihat pada Tabel 2.5 dibawah ini :
Laporan Tugas Akhir
II-14
GAMBARAN UMUM DAERAH PERENCANAAN
Tabel 2.5 Jumlah Penduduk dan Luas Wilayah serta Kepadatan Penduduk
Di Kota Cianjur Tahun 2004.
Sumber : Data BPS Cianjur Tahun 2004.
2.3.2 Perekonomian
Kota Cianjur merupakan penyumbang tertinggi bagi Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) Kabupaten Cianjur yaitu sebesar 13,25% dari PDRB kabupaten.
Kegiatan perekonomian berkisar pada 11 sektor kegiatan ekonomi diantaranya
pertanian, pertambangan, Industri, listrik, perdagangan, pariwisata, transportasi
dan komunikasi, serta jasa lainnya.
Perdagangan penyumbang PDRB kota yang paling besar yaitu 34,29%, menyusul
sektor pemerintahan 18,75%, sektor pertanian 18,62%, sektor jasa 9,01% dan
sektor-sektor lainnya relatif kecil. Pola perdagangan ini terkonsentrasi di pusat
kota.
Laporan Tugas Akhir
No. Desa / Kelurahan
Jumlah Pddk (jiwa)
Luas Daerah(km2)
Kepadatan Pddk (jiwa/km2)
1. Sukamaju 8862 3,14 28222. Nagrak 11427 3,22 35493. Mekarsari 9803 2,05 47824. Limbangansari 7981 2,24 35635. Sawahgede 11944 1,44 82946. Sayang 31914 1,87 170667. Pamoyanan 15132 1,92 78818. Solokpandan 13862 0,66 210039. Muka 19664 1,1 1787610. Bojongherang 16671 1,99 837711. Babakankaret 8012 5,05 158712. Sukataris 16120 1,87 862013. Bojong 15348 3,3 465114. Sabandar 13784 2,66 518115. Sukamanah 1567 2,56 61216. Maleber 12875 4,23 304417. Sirnagalih 21432 5,15 4162 Jumlah 245579 44,45 123070
II-15
GAMBARAN UMUM DAERAH PERENCANAAN
Kegiatan perdagangan adalah 3 buah pasar harian dan 2 buah pasar mingguan
dengan skala pelayanan regional dan lokal. Sarana tempat pemasaran perdagangan
tersebut terdiri dari pasar, toko/warung, kios, dan lain-lain. Luas keseluruhan
sarana perdagangan ini mencapai 30,865 ha.
Kegiatan perekonomian di bidang jasa merupakan kegiatan yang melayani
penduduk akan kebutuhan jasa pelayanan serta melayani kegiatan - kegiatan
lainnya. Jenis industri yang banyak terdapat di Kota Cianjur adalah jenis
makanan.
Perkembangan perekonomian Kota Cianjur dimasa yang datang akan banyak
dipengaruhi secara positif oleh sektor perdagangan dan pariwisata. Sektor - sektor
ekonomi yang mengalami penurunan konstribusinya adalah sektor pertanian,
pertambangan dan galian. Kondisi ini tidak dapat dipertahankan mengingat
pembangunan permukiman dan industri akan terus berlangsung dan menyita
lahan.
Tabel 2.6 Jumlah Industri Di Kota CianjurTahun 2004
Sumber : Data BPS Cianjur, 2004.
Laporan Tugas Akhir
No. Desa Ind. Kecil1. Sukamaju -2. Nagrak -3. Mekarsari -4. Limbangansari 15. Sawahgede -6. Sayang -7. Pamoyanan -8. Solokpandan 19. Muka -
10. Bojongherang -11. Babakankaret -12. Sukataris -13. Bojong -14. Sabandar -15. Sukamanah -16. Maleber -17. Sirnagalih 1
Jumlah 3
II-16
GAMBARAN UMUM DAERAH PERENCANAAN
2.4 PRASARANA DAN SARANA
2.4.1 Perumahan
Merupakan prasarana hunian yang diperlukan penduduk sebagai tempat tinggal.
Lokasi kawasan perumahan di Kota Cianjur diarahkan menempati bagian-bagian
wilayah di setiap Bagian Wilayah Kota (BWK). Perkembangan perumahan
senantiasa sejalan dengan pertambahan penduduk dan kegiatannya, perkembangan
perumahan di Kota Cianjur meningkat terus dengan meluasnya pemanfaatan lahan
untuk perumahan.
Kepadatan rumah setiap hektar di Kota Cianjur mencapai rata-rata 69 unit
rumah/ha dengan rata-rata persil pemilikan setiap rumah 250 m2. Berdasarkan
analisis kawasan perumahan yang padat terjadi di Desa Sirnagalih, Sabandar,
Sukamanah, dan Kelurahan Sayang.
Secara umum kondisi perumahan di Kota Cianjur cukup baik, walaupun ada
beberapa kawasan yang kumuh sebagai implikasi adanya perkembangan kota. Di
kawasan kumuh yang terdapat di Kelurahan Muka, Solokpandan, Sayang,
Pamoyanan, Desa Sabandar, Mekarsari, Maleber, dan Bojongherang.
Kondisi perumahan yang terdapat di daerah perencanaan dibagi atas tiga
golongan, yaitu :
rumah permanen, semi permanen, dan rumah non permanen. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Tabel 2.7
Laporan Tugas Akhir
II-17
GAMBARAN UMUM DAERAH PERENCANAAN
Tabel 2.7 Jumlah Rumah Berdasarkan Jenisnya.
No.Desa/
Kelurahan
Jenis Rumah
JumlahRumah(1)
Permanen(2)
Semi Permanen
(3)Non
Permanen1. Sukamaju 601 558 362 15212. Nagrak 1196 608 411 22153. Mekarsari 1523 590 335 24484. Limbangansari 905 503 212 16205. Sawahgede 869 348 175 13926. Sayang 4003 1073 474 55507. Pamoyanan 2569 780 284 36338. Solokpandan 2675 607 217 34999. Muka 2328 808 316 345210. Bojongherang 2407 793 245 344511. Babakankaret 684 629 396 170912. Sukataris 1216 698 485 239913. Bojong 821 479 375 167514. Sabandar 1311 715 397 242315. Sukamanah 980 542 417 193916. Maleber 346 306 231 88317. Sirnagalih 1532 477 340 2349
Jumlah : 25966 10514 5672 42152Sumber : Revisi RUTR 2004, Kota Cianjur..
2.4.2 Pendidikan
Tingkat pendidikan yang diperoleh penduduk akan berpengaruh terhadap tingkat
pendapatan, kesehatan dan kesejahteraan penduduk. Tahun 2004 penduduk yang
mengecap / memperoleh pendidikan formal tercatat 146.667 jiwa atau 62,58 %
dan penduduk yang belum / tidak pernah memperoleh pendidikan formal
mencapai 87.717 jiwa atau 37,42 %.
Sarana pendidikan yang terdapat di Kota Cianjur terdiri atas pendidikan umum,
kejuruan, keagamaan. Sarana pendidikan tersebut dikelola oleh pemerintah dan
swasta. Fasilitas pendidikan memegang peranan penting dalam usaha
mewujudkan kecerdasan masyarakat dan juga dalam upaya untuk mendapatkan
sumber daya manusia yang handal.
Adapun untuk jelasnya jumlah fasilitas pendidikan dapat dilihat pada Tabel 2.8.
Laporan Tugas Akhir
II-18
GAMBARAN UMUM DAERAH PERENCANAAN
Tabel 2.8 Jumlah Sarana Pendidikan di Kota Cianjur.
No. Desa Sarana PendidikanTK SD SMP SMU Aka./Univ.
1. Sukamaju - 4 0 - -2. Nagrak 1 5 2 -3. Mekarsari - 4 - - -4. Limbangansari - 5 - - -5. Sawahgede 3 11 2 7 -6. Sayang 4 7 1 -7. Pamoyanan 3 9 4 5 18. Solokpandan 2 9 2 1 -9. Muka 3 6 - - 110. Bojongherang 4 12 1 - 311. Babakankaret - 4 - - -12. Sukataris 2 5 1 - -13. Bojong 4 5 - - -14. Sabandar - 4 - 2 -15. Sukamanah 3 6 1 - -16. Maleber 1 4 1 - -17. Sirnagalih 2 9 1 1 -
Jumlah 32 109 15 17 5 Sumber : Data BPS Cianjur, 2004.
2.4.3 Peribadatan
Sarana peribadatan yang terdapat di Kota Cianjur sebagian besar berupa
masjid, karena sebagian besar penduduk di Kota Cianjur memeluk agama Islam.
Sebagian lagi pemeluk agama Kristen, Hindu, Budha, dan Aliran Kepercayaan.
Luas keseluruhan sarana ibadah mencapai 12,345 Ha. Jumlah ini kalau
dikaitkan dengan acuan standar yang ada (Pedoman Perencanaan Lingkungan
Kota dari Direktorat Jenderal Cipta Karya, Dept. PU Tahun 2004) sudah cukup
memadai.
Adapun perincian jumlah sarana peribadatan yang ada di Kota Cianjur dapat
dilihat pada Tabel 2.9 dibawah ini :
Tabel 2.9 Jumlah Sarana Peribadatan Di Kota Cianjur
Sumber : BPS Cianjur 2004
Laporan Tugas Akhir
No Jenis Jumlah1. Masjid 2302. Mushola 1423. Gereja 84. Vihara 1
II-19
GAMBARAN UMUM DAERAH PERENCANAAN
2.4.4 Kesehatan
Dari data kesehatan tercatat adanya 16.385 jiwa penduduk yang menderita
berbagai penyakit. Penyakit utama yang banyak diderita adalah :
Ispa (infeksi saluran pernafasan atas) : 36,55 %.
Gastritis (penyakit menyerang perut) : 13,98 %.
Scabies (penyakit kulit semacam kudis, kusta) : 13,43 %.
Penyakit tersebut timbul dikarenakan oleh lingkungan yang kondisi sanitasinya
yang tidak baik/kotor terutama melalui media air. Kondisi demikian
memperlihatkan perlu ditingkatkan masalah kesehatan lingkungan, seperti di Desa
Sabandar, Kelurahan Muka, Solokpandan, Maleber, dan Mekarsari.
Di Kota Cianjur terdapat beberapa fasilitas kesehatan yang merupakan
pelayanan medis bagi masyarakat dimana sarana - sarana kesehatan yang ada,
antara lain : Rumah Sakit, Rumah Bersalin, Puskesmas, Balai pengobatan dan
Apotik. Adapun selengkapnya jumlah sarana kesehatan yang terdapat di Kota
Cianjur dapat dilihat pada Tabel 2.10 dibawah ini :
Laporan Tugas Akhir
II-20
GAMBARAN UMUM DAERAH PERENCANAAN
Tabel 2.10 : Jumlah Sarana Kesehatan di Kota Cianjur.No Desa /
KelurahanRumah Sakit
RumahBersalin
Puskesmas Balai Pengobatan
Apotik
1. Sukamaju - - - 1 -2. Nagrak - 1 1 - -3. Mekarsari - - - - -4. Limbangansari - - - - -5. Sawahgede - 1 - 1 -6. Sayang - - - 1 -7. Pamoyanan 1 - - 1 68. Solokpandan - - - 2 49. Muka - 1 1 - -10. Bojongherang 1 - - 1 711. Babakankaret - - - 1 -12. Sukataris - - 1 - -13. Bojong - 1 1 - -14. Sabandar - - 1 - -15. Sukamanah - - - - -16. Maleber - - 1 - -17. Sirnagalih - - 1 - -
Jumlah 2 4 7 8 17 Sumber : Data BPS Cianjur, 2004.
2.4.5 Sarana Pemerintahan dan Perkantoran
Merupakan sarana untuk melayani kebutuhan akan adminstrasi pemerintahan dan
pelayanan keperluan lainnya yang berhubungan dengan kedinasan, yang dimaksud
dengan sarana ini adalah :
kantor administrasi pemerintahan, terdiri atas kantor - kantor legislatif,
eksekutif dan yudikatif, baik tingkat desa / kelurahan, kecamatan, dan tingkat
kota.
kantor pemerintahan lainnya, seperti kantor - kantor polisi, pos, telkom, PLN,
Dinas kebakaran, dan lain - lain.
kantor swasta, seperti konsultan, bank, kontraktor, dan kantor swasta lainnya.
Adapun selengkapnya jumlah sarana pemerintahan dan perkantoran kota ini
dapat dilihat pada Tabel 2.11 dibawah ini :
Laporan Tugas Akhir
II-21
GAMBARAN UMUM DAERAH PERENCANAAN
Tabel 2.11 Jumlah Sarana Pemerintahan dan Perkantoran
di Kota Cianjur
Sumber : Data BPS Canjur, 2004.
2.4.6 Sarana Umum
Sarana umum adalah sarana yang melayani keperluan masyarakat antara lain :
hotel, penginapan, losmen, rumah makan, gedung serba guna / balai pertemuan,
bioskop, terminal, dan stasiun kereta api (KA).
2.4.6.1 Hotel dan Restoran
Adapun jumlah hotel dan restoran yang terdapat di Kota Cianjur dapat dilihat
pada Tabel 2.12 dibawah ini :
Laporan Tugas Akhir
No Desa Jumlah Kantor1. Sukamaju 32. Nagrak 33. Mekarsari 24. Limbangansari 35. Sawahgede 106. Sayang 87. Pamoyanan 118. Solokpandan 79. Muka 710. Bojongherang 811. Babakankaret 212. Sukataris 413. Bojong 514. Sabandar 315. Sukamanah 116. Maleber 417. Sirnagalih 8
Jumlah 89
II-22
GAMBARAN UMUM DAERAH PERENCANAAN
Tabel 2.12 : Jumlah Hotel dan Restoran di Kota Cianjur.
Sumber : Data BPS Canjur, 2004.
2.4.6.2 Sarana Transportasi
Merupakan sarana dan prasarana perhubungan yang menhubungkan kegiatan,
serta sebagai alat untuk mempermudah pergerakan, di antaranya terminal, sub
terminal dan stasiun KA. Adapun jumlah sarana ini dapat dilihat pada Tabel 2.13
Tabel 2.13 : Jumlah Sarana Transportasi di Cianjur Kota
No Desa Terminal Stasiun1. Sukamaju - -2. Nagrak - -3. Mekarsari - -4. Limbangansari - -5. Sawahgede 1 -6. Sayang - 17. Pamoyanan - -8. Solokpandan - -9. Muka 1 -10. Bojongherang - -11. Babakankaret - -12. Sukataris - -13. Bojong 1 -14. Sabandar - -15. Sukamanah - -16. Maleber - -17. Sirnagalih 1 -
Jumlah : 4 1
Laporan Tugas Akhir
No Desa Hotel Restoran1. Sukamaju - -2. Nagrak - -3. Mekarsari 2 -4. Limbangansari - -5. Sawahgede 2 86. Sayang 1 67. Pamoyanan 1 98. Solokpandan 2 79. Muka 2 1210. Bojongherang 3 911. Babakankaret - -12. Sukataris 1 313. Bojong - 214. Sabandar - 415. Sukamanah - -16. Maleber - -17. Sirnagalih - 1
Jumlah 14 61
II-23
GAMBARAN UMUM DAERAH PERENCANAAN
Sumber : Data BPS Canjur, 2004.
2.4.6.3 Sarana Olahraga dan Rekreasi
Yang dimaksud dengan sarana ini adalah terdiri atas sarana - sarana gedung
olahraga dan bioskop. Adapun jumlah sarana ini dapat dilihat pada Tabel 2.14.
Tabel 2.14 : Jumlah Sarana Olahraga dan Rekreasi.
No. Kelurahan/Desa
Gedung Olahraga Bioskop
1. Sukamaju - -2. Nagrak 1 -3. Mekarsari - -4. Limbangansari - -5. Sawahgede 1 -6. Sayang - -7. Pamoyanan - -8. Solokpandan 1 19. Muka 2 110. Bojongherang 1 -11. Babakankaret - -12. Sukataris - -13. Bojong 1 -14. Sabandar - -15. Sukamanah - -16. Maleber - -17. Sirnagalih 1 -
Jumlah : 8 2 Sumber : Data BPS Canjur, 2004.
2.4.6.4 Pemakaman/Kuburan (TPU)
Secara umum ketersediaan lahan untuk makam masih memadai dilihat dari jumlah
dan rata – rata angka kematian penduduk. Namun kondisi yang terjadi adalah
banyaknya penduduk luar Kota Cianjur yang dimakamkan di lahan
makam/kuburan kota, sehingga mempengaruhi laju tingkat kepadatan lahan
kuburan di Kota Cianjur.
Laporan Tugas Akhir
II-24
GAMBARAN UMUM DAERAH PERENCANAAN
Tabel 2.15 : Lokasi dan Kondisi TPU Kota Cianjur.
Sumber : UPT Kebersihan dan Pertamanan Kota Cianjur, tahun 2004.
2.5 PRASARANA DASAR KOTA
2.5.1 Air Bersih
Pelayanan air bersih Kota Cianjur dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Kabupaten Cianjur yang dibentuk pada Tanggal 22 Februari 1975
berdasarkan Peraturan Daerah No. 3/HK/021.2/1975.
Wilayah pelayanan yang dilayani oleh PDAM Cabang Cianjur Kota meliputi
beberapa wilayah pelayanan di Kota Cianjur terlihat pada Tabel 2.16.
Tabel 2.16 : Wilayah Prasarana PDAM Kota Cianjur.
Sumber : Revisi RUTR Kab.Cianjur tahun 2004 – 2013.
Sumber air yang dimanfaatkan untuk melayani kebutuhan air bersih Kota Cianjur
adalah dari 2 sumber mata air dengan pengaliran gravitasi , yaitu :
Mata air Cirumput dengan kapasitas termanfaatkan 100 lt/dt,
Mata air Cilembang dengan kapasitas termanfaatkan 100 lt/dt.
Laporan Tugas Akhir
No. Nama Lokasi Peruntukan
Luas (m2) Ket.
1. Sirnagalih I Islam 29.0002. Sirnagalih II Islam 8.1503. Pasarean Agung Islam 10.808 Penuh4. Pasir Langkap Budha 39.1155. Pasir Gombong Budha 40.3786. Pasir Sereh Budha 17.5007. Pasir Nona Manis Kristen 49.8008. Saronge Kristen 3.7209. Taman Makam Pahlawan Umum Tidak ada data
No. Pelayanan Wilayah Lama1. Kel. Sawah Gede2. Kel. Solok Pandan3. Kel. Bojongherang4. Kel. Sayang5. Kel. Pamoyanan6. Kel. Muka7. -
II-25
GAMBARAN UMUM DAERAH PERENCANAAN
2.5.2. Air Kotor/ Limbah
Sistem pengelolaan air kotor di Kota Cianjur belum ditangani secara instansional
tetapi dikelola langsung oleh penduduk (on site sanitation). Pengelolaannya
sendiri berbeda-beda yaitu dengan sistem tangki septik, cubluk, dan ada yang
dibuang langsung ke kolam dan sungai.
Air limbah di Kota Cianjur dan sekitarnya dapat dibagi atas limbah rumah tangga
dan limbah industri. Kondisi ini tidak dapat dipertahankan, maka diperlukan
tempat pengelolaan limbah industri dalam arti dikelola secara profesional, yaitu
dengan IPAL terlebih dahulu sebelum dibuang ke perairan.
Sistem pengelolaan air buangan bila tidak direncanakan dengan baik dan teratur
akan menimbulkan masalah yang komplek dalam suatu sistem perkotaan yaitu
terjadi pencemaran dan dapat merugikan kesehatan, mengurangi keindahan, dan
menimbulkan bau yang tidak sedap.
2.5.3 Persampahan.
Kegiatan penanggulangan sampah meliputi, pengendalian sampah di dalam kota
dan daerah permukiman serta pengendalian sampah TPA dengan sistem dari
rumah ke rumah, sistem tempat penampungan semetara dan sistem kontainer.
Untuk daerah pusat kota, sampah yang berasal dari rumah tangga dan fasilitas
umum dan sosial di kumpulkan ditempat penampungan sementar (TPS) untuk
selanjutnya diangkut ke tempat pembuangan akhir pelayanan pengangkutan
sampah di kota Cianjur dilakukan oleh DPU Kabupaten Cianjur. Tingkat
pelayanan sampah pada saat ini masih terbatas pada kawasan pusat kota saja.
Lokasi tempat pembuangan akhir sampah di kota Cianjur adalah di TPA pasir
Sembung di desa Sirna Galih.
Laporan Tugas Akhir
II-26
GAMBARAN UMUM DAERAH PERENCANAAN
2.5.4 Drainase
Daya dukung prasarana drainase terhadap pengembangan fisik kota, besar sekali
karena tersedianya sungai dan saluran buatan yang dapat dimanfaatkan sebagai
saluran drainase. Drainase adalah prasarana yang berupa saluran air atau bidang
resapan yang berfungsi mengalirkan air, sehingga pada waktu turun hujan tidak
terjadi genangan - genangan dan luapan air hujan. Pola aliran sungai yang ada
merupakan dasar dalam penentuan sistem drainase kota sehingga genangan air
yang selama ini ada dapat dihindari.
Kemampuan sungai dan saluran air yang ada dalam mengalirkan cukup baik
sehingga sungai yang ada diperkirakan mampu menampung pengaliran air
permukaan dari wilayah terbangun dengan BCR (Building Coverage Ratio =
Koefisien Daerah Bangunan = KDB) maksimum 80 – 90 %. Pada saat ini saluran
drainase yang dipakai adalah berupa sungai - sungai yang ada dan saluran
drainase jalan. Sungai - sungai utama sebagai tempat saluran buangan air
diantaranya : Sungai Cianjur, Sungai Cisarua, Sungai Cikaret, dan Sungai
Cibalagung.
2.5.5 Jalan
Jalan yang ada di Kota Cianjur terdiri atas jalan primer, jalan arteri sekunder, jalan
kolektor sekunder. Kondisi jalan pada umumnya baik akan tetapi karena hampir
semua kegiatan berorientasi ke jalan - jalan tersebut, sehingga pada kawasan pusat
kota sering terjadi kemacetan.
Bersatunya rute angkutan lokal dan regional ke pusat kota dimungkinkan akan
menimbulkan masalah lalu - lintas. Kereta api sebagai salah satu alternatif
angkutan darat kondisinya kurang berkembang.
2.6 Rencana Pengembangan Kota Cianjur
Penetapan arah kebijaksanaan pengembangan Kota cianjur ini tidak bisa
dilepaskan dari Rencana Tata Ruang propinsi jawa Barat.
Kota Cianjur merupakan salah satu kota menengah hirarkis III –A dalam kontak
jawa barat Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Propinsi Jawa Barat,
Laporan Tugas Akhir
II-27
GAMBARAN UMUM DAERAH PERENCANAAN
Lampiran Perda No 3 tahun 1994, yang bermakna memiliki karakteristik sebagai
pusat produksi, koleksi, dan distribusi.
2.7 Kebijaksanaan Dasar Pengembangan Kota Cianjur
Berdasarkan strategi pengembangan Kota Cianjur, disusun kebijaksanaan dasar
pengembangan kota cianjur yang meliputi kebijaksanaan yang bersifat aspasial
dan spasial.
2.7.1 Kebijaksanaan Aspasial (Teknis)
Kebijaksanaan Aspasial terdiri dari tiga kebijaksanaan utama yaitu:
Kebijaksanaan pengembangan fungsi kota
Pengembangan pusat pemerintahan
Pengembangan pusat perdagangan
Pengembangan pusat perdagangan dan jasa
Pengembangan pusat perindustrian
Pengembangan pusat pelayanan sosial budaya
Kebijaksanaan pengembangan kegiatan kota
Pengembangan kegiatan industri
Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa
Pengembangan kegiatan transportasi
Pengembangan kegiatan pertanian
Kebijaksanaan Kependudukan
Pengendalian jumlah penduduk untuk tidak melebihi daya tampung
maksimal,
Serta pengendalian angka pertumbuhan penduduk melalui program
keluarga berenca dan pengendalian migrasi masuk.
Peningkatan kualitas penduduk melalui peningkatan pelayanan
pendidikan dan kesehatan.
Pengarahan dan pengendalian pergerakan penduduk diseluruh kota
yang sesuai dengan arah perkembangan kota.
Laporan Tugas Akhir
II-28
GAMBARAN UMUM DAERAH PERENCANAAN
Menciptakan keserasian perkembangan penduduk dengan aspek
sosial budaya kota cianjur.
2.7.2 Kebijasanaan Spasial (Tata ruang)
Kebijaksanaan spasial terdiri dari delapan kebijaksanaan yaitu:
Konsep pengembangan tata ruang kota.
Komponen kota cianjur, Bagian ini menjabarkan komponen
kota cianjur berdasarkan karakteristik ke dalam sebelas komponen
yang meliputi: Perdagangan eceran, grosiran, industri,jasa,
pendidikan, pemerintah, transfortasi, perumahan, kesehatan, rekreasi,
hiburan,olah raga, kuburan.
Rencana pemanfaatan ruang
Arahan lokasi komponen ruang kota. Bagian ini merupakan
implementasi dari konsep pengembangan tata ruang kota yang
dijabarkan dalam arahan pengembangan dari setiap peruntukan
ruang/lahan disetiap bagian wilayah kota. Adapun komponen yang
dikaji kebutuhan, lokasi serta pengaturannya meliputi:
o Perumahan
o Perdagangan
o Jasa
o Industri
o Pemerintahan dan Perkantoran
Pendidikan
Kesehatan
Jalur hijau
Rekreasi dan olah raga
Kuburan
Arahan intensitas pemanfaatan ruang kota. Maksud dari arahan ini adalah untuk
menjaga agar potensi dan fungsi wilayah perkotaan tidak berubah atau tidak rusak
oleh perkembangan kota sehingga citra arsitektur kota dapat terjaga. Peraturan
pembangunan tersebut meliputi:
Pengaturan BCR (bulding coverage ratio)
Laporan Tugas Akhir
II-29
GAMBARAN UMUM DAERAH PERENCANAAN
Pengaturan FAR (floor area ratio)
Pengaturan kapling bangunan
Pengaturan kepadatan penduduk
Rencana struktur tingkat pelayanan kegiatan kota
Struktur pelayanan kegiatan pemerintahan
Struktur pelayanan kegiatan pendidikan
Struktur pelayanan kegiatan kesehatan
Struktur pelayanan kegiatan perdagangan
Pusat pelayanan kegiatan industri
Pusat pelayanan transportasi
Rencana sistem transportasi.
Pola dan sistem jalan, meliputi pengaturan secara umum fungsi dan sistem
dari jalan arteri primer, sekunder, kolektor sekunder,dan lokal sekunder.
Sistem pergerakan, meliuti pergerakan dari angkutan penumpang dan
barang.
Prasarana dan sarana transportasi, meliputi rencana tentang:
o Terminal
o Traffic light
o Pompa bensin/SPBU (stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum)
o Tempat parkir (on street dan off parking)
o Jembatan penyebrangan
Rencana sistem jaringan prasarana dan utilitas kota meliputi rencana sistem
jaringan antara lain :
Drainase
Air bersih
Air kotor/limbah
Listrik
Telepon
Laporan Tugas Akhir
II-30
GAMBARAN UMUM DAERAH PERENCANAAN
Rencana pengembangan pemanfaatan air baku.
Sumber mata air merupakan prioritas pertama untuk
dimanfaatkan karena mata air akan membutuhkan biaya pengolahan yang
ringan dan lebih mudah. Selain itu kondisi airnya terpelihara dari
pencemaran, mengalir setiap tahun dan tersedia cukup banyak mata air
yang dapat dimanfaatkan.
Sumber air sungai merupakan prioritas kedua karena air ini akan
membutuhkan biaya pengolahan yang lebih mahal disamping air sungai
mudah sekali tercemar. Untuk kegiatan industri dan kegiatan komersial
lainnya yang membutuhkan air baku dalam jumlah besar sebaiknya
dimanfaatkan air air sungai sebagai sediaannya.
Sumber air tanah merupakan prioritas yang ke tiga karena air tanah kurang
baik untuk dimanfaatkan dalam skala besar sebab dapat mengganggu
kesetabilan tata air tanah. Tetapi untuk skala kecil dalam jangka pendek
masih dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih
penduduk sehari hari.
Kebutuhan air baku domestik diarahkan pemenuhannya dari sumber air
mata air melalui jaringan PDAM, sedangkan untuk pemenuhan kebutuhan
non domestik baik industri maupun pertanian diarahkan pemenuhannya
melaui air sungai.
Rencana pengembangan objek khusus. Rencana ini meliputi
beberapa hal, yaitu rencana :
Lingkungan perumahan, meliputi :
Penanganan lingkungan perumahan
Pembangunan perumahan
Pengendalian lingkungan
Sempadan bangunan
Kawasan pusat kota, meliputi arahan pengembangan
Laporan Tugas Akhir
II-31
GAMBARAN UMUM DAERAH PERENCANAAN
Kawasan perkantoran Pemda Kabupaten Cianjur tetap. Untuk pemenuhan
sarana parkir dikawasan perdagangan, unuk sementara tetapmenggunakan
badan jalan dengan rute kendaraan yang melewatinya dikendalikan dalam
jangka panjang sebaiknya area parkir ini dialokasikan dalam suatu ruang
kota mengingat jumlah kendaraan terus meningkat.
Untuk menangani permasalahan lalu-lintas disekitar pasar muka, alternatif
penangananannya yaitu dengan mengatur rute angkutan dengan
memanfaatkan jalan Wirata, alternatif lainnya yaitu dengan memasang
rambu lalu lintas dan traficlight.
Perkembangan kegiatan perdagangan disepanjang jalan siliwangi tidak
dapat dihentikan tetapi yang dibutuhkan adalah pengaturan ruang antara
fungsi perdagangan dan pendidikan/perkantoran sehingga diantara
kegiatan tersebut diatas tidak saling mengganggu tetapi justru saling
menunjang. Untuk itui kegiatan perdagangan dibatasi dan tidak mencapai
seluruh jalan Siliwangi untuk kegiatan pendidikan/perkantoran tetap
dikembangkan dilokasi semula.
2.8 Kebijaksanaan Pengelolaan Pengembangan Kota Cianjur
Kebijaksanaan pengelolaan kota Cianjur merupakan refsentasi dari aspek
pemanfaatan ruang pada pasal 15 dan 16 undang-undang No. 24 Tahun 1992
tetang penataan ruang. Materi utama dari kebijaksanaan pengelolaan
pengembangan kota Cianjur lebih berupa strategi pendekatan pemanfaatan ruang.
2.9 Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Aspek pengendalian ruang merupakan rangkaian dari kegiatan perencanaan tata
ruang sebagaimana yang diamanatkan pada pasal 17 dan 18 undang-undang No.
24 Tahun 1992 tentang penataan ruang. Kegiatan pengendalian ruang ini dapat
memberikan umpan balik yang bersifat evaluasi atau penyesuaian dan
penyempurnaan bagi kebijaksanaan dasar untuk pengembangan kota Cianjur.
2.10 Rencana Struktur Tata Ruang Cianjur
Laporan Tugas Akhir
II-32
GAMBARAN UMUM DAERAH PERENCANAAN
Konsep yang membagi kota menjadi beberapa wilayah kota (konsep BWK) pada
dasarnya untuk menciptakan mekanisme kegiatan dan kehidupan kota yang lebih
efisien dalam arti memberikan pelayanan yang merata bagi seluruh penduduk
kota.
2.11 Pola Pemanfaatan Ruang Kota
Secara garis besar, pemanfaatan ruang dapat dibagi menjadi dua kelompok
besar, yaitu :
1. Pemanfatan ruang untuk kawasan terbangun, Kawasan ini mewadahi
berbagai kegiatan fungsional kota, seperti perumahan beserta fasilitas
pendukungnya, perdagangan dan jasa, pemerintahan, pendidikan, industri,
jaringan prasarana perkotaan, dan lain-lain.
2. Pemanfatan ruang untuk kawasan tidak terbangun/ruang terbuka hijau.
Kawasan ini mewadahi kegiatan yang bersipat bukan perkotaan, ruang terbuka
hijau kota dan kawasan lindung.
2.11.1 Kawasan Terbangun
Kota cianjur menerapkan pola pembangunan kawasan terbangun secara
linear mengikuti pola jaringan jalan Kota Cianjur. Luas kawasan kota terbangun
yang direncanakan meliputi 54,64% dari luas wilayah Kota Cianjur.
2.11.2 Kawasan Tidak Terbangun
Penggunaan lahan untuk kawasan tidak terbangun dikota cianjur umumnya
berupa sawah, kebun, kuburan, tanah, jalur hijau dan tanah kosong. Luas lahan
yang ditetapkan sebagai kawasan tidak terbangun menurut rencana adalah seluas
45,36% dari luas seluruh kota yang merupakan luas yang ideal bagi suatu kota.
2.12 Rencana Penggunaan Lahan
Adapun rencana penggunaan lahan Kota Cianjur, meliputi :
2.12.1 Pemerintahan
Pengembangan dilakukan dengan kegiatan pemerintahan dan
perkantoran yang baru, sedangkan yang telah ada tetap dipertahankan
seperti komplek pemeritahan kabupaten cianjur di jalan siti jenab.
Laporan Tugas Akhir
II-33
GAMBARAN UMUM DAERAH PERENCANAAN
Kantor kantor camat (kecamatan Cianjur Kota dan karang tengah),
serta kantor-kantor lurah/desa.
Lokasi kegiatan pemeritahan dan perkantoran diarahkan kebagian
selatan kota cianjur tepatnya di desasirnagalih. Dipilihnya lokasi ini
karena letaknya yang
strategis sehingga akan mempermudah pelayanan masyarakat.
Pengaturannya sebagai berikut :
o Pembangunan prasarana dasar dan sarana lainnya yang terkait
untuk menunjang kegiatan pemerintahan dan perkantoran.
o Pembangunan pemerintahan dan perkantoran baru
dilokasikan di desa Sirnagalih, kecuali untuk perkantoran dan
pemerintahan yang telah ada masih dipertahankan.
2.12.2 Pendidikan
Pengembangan fasilitas pendidikan dilakukan atas dasar kebutuhan
penduduk dari setiap lingkungan perumahan. Kebijaksanaan
pengembangannya :
Penyebaran lokasi fasilitas pendidikan SD, SMTP, SMTA disesuaikan
menurut standar, sehingga memiliki akses pencapaian yang optimal
bagi pergerakan penduduk.
Untuk pengembangan sarana pendidikan berskala kota/lingkungan
(jenjang TK, SD, SMP) dialokasikan disetiap BWK terutama dipusat
BWK, sedangkan jenjang SMU dalokasikan dikelurahan Sawah Gede
dan Bojong herang.
Pengalokasian fasilitas pelayanan pendidikan tinggi diarahkan pada
lokasi yangstrategis, baik dari luar kota maupun dari dalam kota
Laporan Tugas Akhir
II-34
GAMBARAN UMUM DAERAH PERENCANAAN
sendiri. Perguruan tinggi atau kejuruan khusus yang mempunyai
jangkauan pelayanan kota dan regional diarahkan di Desa Bojong
herang, Sawah Gede dan Sirnagalih.
Sarana pendidikan yang ada tetap dipertahankan.
2.12.3 Kesehatan
Arahan pengembangan fasilitas kesehatan dengan lingkup pelayanannya.
Kebijakannya adalah :
RSU dengan sekala pelayanan regional perlu ditingkatkan
kapasitasnya disesuaikan dengan perkembangan kota Cianjur
dan daerah lainnya.
Lokasinya diarahkan di desa Bojong Herang dan Sawah Gede dan
tempat lainnya yang sesuai dengan kriteria penempatan rumah sakit
dalam sekala regional.
Fasilitas kesehatan lainnya yaitu Puskesmas, Poliklinik, dan Pos
Keluarga berencana yang berskala kota/lokal perlu ditingkatkan jumlah
berdasarkan kebutuhan penduduk dengan lokasi tersebar pada pusat-
pusat BWK atau pusat lingkungan.
2.12.4 Perdagangan
Kegiatan perdagangan dilihat dari fungsinya ada 2, yaitu kegiatan
perdagangan primer (grosir) yang melayani skala regional dan kegiatan
perdagangan skunder yang melayani skala kota/BWK/lingkungan. Dalam
pengembangannya, arahan pelayananan kegiatan perdagangan ini adalah sebagai
berikut :
Grosir dan pasar induk yang memiliki skala pelayanan regional yang
ditempatkan didesa suka manah.
Pusat perdagangan sekala kota ditempatkan di BWK A dan C
Pusat perdagangan skala BWK, terdiri dari pertokoan dan pasar pada
masing-masing pusat BWK.
Laporan Tugas Akhir
II-35
GAMBARAN UMUM DAERAH PERENCANAAN
Toko dan warung yang melayani skala lokal lokasinya ditempatkan
berdekatan dengan pusat-pusat permukiman.
2.12.5 Industri
Pengembangan industri di Kota Cianjur diarahkan dengan pengaturan
sebagai berikut:
Sesuai dengan strategi yang diterapkan maka kegiatan industri
dialokasikan diluar kawasan kota. Untuk kegiatan industri yang berada dikawasan
pinggiran kota, harus terdapat kawasan penyangga antara pusat kota
dengan kawasan pinggiran tempat kawasan/kegiatan industri itu berada.
Kawasan penyangga ini biasanya berupa ruang terbuka hijau (misalnya
hutan kota)
Alternatif lainnya apabila jarak tersebut tidak terpenuhi ialah kegiatan
industri tersebut ditempatkan pada kawasan/lokasi yang memiliki
konflik sekecil mungkin dengan wilayah sekitarnya, misalnya
berkaitan dengan alih pungsi guna lahan pertanian ke industri antara
lain:
Polusi yang ditimbulkan, sehingga terdapat persyaratan bagai
industri tersebut tersebut untuk menerapkan teknologi ramah
lingkungan dan membuat instalasi pengolahan air limbah
sebelum membuang kesaluran limbah umum/sungai.
Penggunaan tenaga kerja, hendaknya turut meningkatkan
ekonomi lokal dengan memberikan peluang bekerja bagi
masyarakat sekitarnya.
Lokasi industri yang berada didalam kota cenderung
memberikan dampak lingkungan diberi disinsentif.
2.12.6 Rekreasi/Olahraga
Pengembangan fasilitas rekreasi dan olahraga dilakukan melalui:
Penyebaran lokasi fasilitas ke bagian wilayah kota lainnya sesuai
dengan tingkat skala pelayanan. Pengembangan sarana ini sebagian
Laporan Tugas Akhir
II-36
GAMBARAN UMUM DAERAH PERENCANAAN
disebarkan ke tiap BWK dan pusat lingkungan dan sebagian lagi
diarahkan pengembangannya ke Sirnagalih.
Peningkatan kondisi fasilitas yang ada sekarang sesuai dengan
peruntukannya.
Pemanfatan hutan kota (lahan pengembangan) sebagai sarana olahraga.
2.12.7 Perumahan
Pengembangan perumahan selain untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat juga sebagai upaya pengaturan penyebaran penduduk di Kota Cianjur
sesuai dengan kemampuan daya dukung dan peruntukannya.
Pengembangan perumahan di Kota Cianjur diatur sebagai berikut:
Kawasan perumahan kepadatan tinggi (kawasan ini berdekatan dan
berada di pusat kota), perumahan ini umumnya dapat berupa
perumahan yang mempunyai dua fungsi sebagai rumah dan toko/jasa
atau merupakan perumahan pada kampung-kampung kota.
Kawsan perumahan kepadatan sedang dikembangkan di daerah transisi
(antara pusat kota dengan daerah pinggiran)
Kawasan perumahan kepadatan rendah dialokasikan pada daerah-
daerah pinggiran kota atau antara daerah sub pusat dengan daerah
transisi.
2.12.8 Terminal
Arahan pengembangan lokasi terminal di Kota Cianjur sebagai berikut:
Relokasi joglo yang berlokasi (lama) di pusat kota ke selatan.
Pembuatan terminal sub regionaldi barat kota, yang dimagsudkan
pergerakan dari arah Cipanas agar tidak masuk langsung ke Kota
Cianjur.
Termnal regional Rawabanggo dialokasikan di Desa Bojong di jalur
regional yang menghubungkan Kota Cianjur dengan Ibukota negara
Laporan Tugas Akhir
II-37
GAMBARAN UMUM DAERAH PERENCANAAN
(Jakarta) dan Ibukota propinsi (Bandung). Sirkulasi terminal diatur
sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu lalu-lintas pergerakan
regional di jalur tersebut.
Mempertahankan lokasi dan fungsi terminal lain yang sudah ada
selama terminal tersebut tidak menimbulkan masalah perkotaan.
2.12.9 Kuburan
Terdapat lima lokasi kuburan di Kota Cianjur, dua diantaranya adalah situs
sejarah Kota Cianjur yaitu Taman Makam Pahlawan dan Kuburan
Pasarean. Kuburan yang difungsikan sebagai kawasan penyangga tetap
dipertahankan. Lokasi bagi pembukaan kuburan baru dialokasikan di Desa
Babakan Karet.
2.13 Potensi Kota Cianjur
Didalam perkembangan Kota Cianjur di masa yang akan datang, ini akan
dipengaruhi oleh potensi yang ada di Kota Cianjur itu sendiri.
Adapun potensi tersebut dikelompokan ke dalam 2 (dua) bagian, yaitu:
Potensi Eksternal
Besarnya daya tarik Kota DKI Jakarta sebagai bu kota negara dan Kota
Bandung sebagai kota berskala regional, sehingga dapat menarik potensi-
potensi yang ada di Kabupaten Cianjur umumnya dan Kota Cianjur
khususnya. Hal ini akan menjadikan Kota Cianjur sebagai tempat transit
atau tempat persinggahan paling potensial untuk tinggal. Dengan semakin
meningkatnya tingkat perekonomian daerah perencanaan maka tingkat
transit akan semakin tinggi pula.
Potensi Internal
Laporan Tugas Akhir
II-38
GAMBARAN UMUM DAERAH PERENCANAAN
Prospek pertumbuhan ekonomi Cianjur baik sekali terutama dari
segi perdagangan dan jasa, serta industri yang cukup banyak di
wilayah Cianjur.
Banyaknya cadangan lahan yang tersedia akan memungkinkan
untuk melakukan pengembangan kota. Oleh sebab itu perlu adanya
suatu rencana penataan ruang secara baik dan terarah, sehingga
tidak terjadi konflik dan terbentuknya struktur yang kurang baik.
Selain itu kota Cianjur juga merupakan daerah kondisi fisik yang
cukup baik dan mendukung, seperti misalnya potensi air tanah dan
air sungai yang dapat memberikan kepada masyarakat umumnya,
sekaligus juga dapat dimanfaatkan untuk kegiatan ekonomi.
2.14 Masalah dan Kendala
Masalah dan kendala yang ada akan sangat mempengaruhi sekali terhadap
perkembangan Kota Cianjur di masa yang akan datang. Adapun masalah dan
kendala yang dihadapi dikelompokan menjadi 2 (dua) bagian yaitu:
Permasalahan Eksternal (permasalahan yang datang dari luar)
Kota Canjur saat ini berperan sebagai kota transit yang menghubungkan
antara ibukota Propinsi Jawa Barat (Bandung), selain itu jarak kota
Cianjur dengan kota lainnya relatif dekat (dengan Sukabumi, Bogor, dan
Bandung), ini akan mengakibatkan terjadinya fenomena urban baru, yaitu
bersatunya kota-kota berdekatan.
Permasalahan Internal (permasalahan yang datang dari dalam)
Seiring dengan bertambahnya penduduk maka kebutuhan ruang untuk
menampung kegiatan penduduk kota cianjur ini sangat berpengaruh
dengan penambahan lahan baru, yang mana akan mengalih pungsikan
lahan-lahan yang tidak terbangun menjadi terbangun ini sangat besar
pengaruhhnya terhadap tata guna lahan.
Laporan Tugas Akhir
II-39