BAB II TINJAUAN TEORITIS KONSEP...
Transcript of BAB II TINJAUAN TEORITIS KONSEP...
8
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. KONSEP KELUARGA
1. Pengertian keluarga
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergantung karena
ikatan tertentu untuk saling membagi pengalaman dan melakukan
pendekatan emosional, serta mengidentifikasi diri mereka sebagai
bagian dari keluarga (Friedman, 1998 dikutip dari buku Sudiharto,
2007).
Keluarga adalah bagian dari masyarakat yang peranannya sangat
penting untuk membentuk kebudayaan yang sehat (Setiadi, 2008).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan keluarga adalah bagian
dari masyarakat yang terdiri dari kumpulan dua atau lebih individu
yang mempunyai ikatan dan peranan untuk membentuk kebudayaan
yang sehat.
2. Struktur keluarga
Struktur keluarga terdiri atas:
a. Pola dan proses komunikasi
Pola interaksi keluarga yang berfungsi : bersifat terbuka dan jujur,
selalu menyelesaikan konflik keluarga, berpikiran positif, tidak
mengulang-ulang isu dan pendapat sendiri.
Karakteristik komunikasi keluarga berfungsi untuk :
9
a) Karakteristik pengirim : yakin dalam mengemukakan sesuatu
atau pendapat, apa yang disampaikan jelas dan berkualitas,
selalu meminta dan menerima umpan balik.
b) Karakteristik penerima : siap mendengarkan, memberi umpan
balik, melakukan validasi.
b. Struktur peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai
dengan posisi sosial yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi
atau status adalah posisi individu dalam masyarakat misalnya
sebagai suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang peran ini
tidak dapat dijalankan oleh masing-masing individu dengan baik.
Ada beberapa anak yang terpaksa mencari nafkah untuk memenuhi
kebutuhan anggota keluarga yang lain sedangkan orang tua mereka
entah kemana atau malah berdiam diri dirumah.
c. Struktur kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan (potensial dan aktual)
dari individu untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk
merubah perilaku orang lain kearah positif.
d. Nilai-nilai keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang
secara sadar atau tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam
satu budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu pedoman bagi
perkembangan norma dan peraturan.
10
Norma adalah pola perilaku yang baik, menurut masyarakat
berdasarkan sistem nilai dalam keluarga.
Budaya adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat
dipelajari, dibagi, dan ditularkan dengan tujuan untuk
menyelesaikan masalah (Friedman, 1998 di kutip dari Murwani,
2007).
3. Tipe dan bentuk keluarga
Pembagian tipe keluarga bergantung pada konteks keilmuwan dan
orang yang mengelompokkan menurut (Friedman, 1998) tipe keluarga
ada tiga, yaitu :
a. Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang hanya terdiri
dari ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunan atau adopsi
atau keduanya.
b. keluarga orientasi (keluarga asal) adalah unit keluarga yang di
dalamnya seseorang di lahirkan.
c. Keluarga besar (exstended family) adalah keluarga inti ditambah
anggota keluarga yang lain yang masih mempunyai hubungan
darah (kakek, nenek, paman, bibi) (Friedman, 1998).
4. Fungsi keluarga.
Friedman (1986) mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga, antara
lain:
a. Fungsi Afektif
11
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal
keluarga, yang merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif
berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial.
Komponen yang perlu di penuhi oleh keluarga dalam
melaksanakan fungsi afektif adalah:
1) Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima,
saling mendukung antar anggota keluarga, mendapatkan kasih
sayang dan dukungan dari anggota yang lain.
2) Saling menghargai, bila anggota saling menghargai dan
mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta
selalu mempertahankan iklim yang positif, maka fungsi akan
tercapai.
3) Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga dimulai sejak pasangan
sepakat memulai hidup baru.
b. Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan
yang dilalui individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan
belajar berperan dalam lingkungan sosial. Sosialisasi di mulai sejak
manusia lahir, dan keluarga merupakan tempat individu untuk
belajar bersosialisasi.
c. Fungsi Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan
menambah sumber daya manusia, maka dengan ikatan suatu
12
perkawinan yang sah, selain untuk memenuhi kebutuhan biologis
pada pasangan tujuan untuk membentuk keluarga adalah
meneruskan keturunan.
d. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk
memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga seperti memenuhi
kebutuhan akan makan, pakaian, dan tempat tinggal. Banyak
pasangan sekarang kita lihat dengan penghasilan yang tidak
seimbang antara suami dan istri hal ini menjadikan permasalahan
yang berujung pada perceraian.
e. Fungsi Perwatan Kesehatan
Keluarga juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan
praktik sauhan keperawatan, yaitu mencegah terjadinya gangguan
kesehataan dan atau merawat anggota keluarga yang
sakit.kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan
mempengaruhi setatus kesehatan keluarga. Kesanggupan keluarga
melaksanakan pemeliharaan kesehataan dapat dilihat dari tugas
kesehataan keluarga yang di laksanakan. Keluarga yanh dapat
melaksanakan tugas kesehataan berarti sanggup menyelesaikan
masalah kesehatan .(Friedman,1986 dikutip dari Murwani, 2007).
5. Tugas kesehatan keluarga
Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut :
a. Mengenal masalah kesehatan.
13
b. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat.
c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit.
d. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat.
e. Mempertahankan hubungan dengan (menggunakan) fasilitas
kesehatan masyarakat.
( Friedman,1998 dikutip dari Murwani, 2007)
B. KONSEP TUMBUH KEMBANG BALITA
a. Perkembangan
Periode perkembangan untuk tujuan organisasi dan tujuan
pemahaman, perkembangan seorang anak secara umum digambarkan
dalam periode- periode, dengan perkiraan tentang usia ditiap periode.
Penggolongan periode perkembangan yang paling luas digunakan
menggambarkan perkembangan seorang anak dalam istilah tahap-
tahap berikut Periode prakelahiran, masa bayi, masa kanak-kanak
awal, masa kanak-kanak tengah dan akhir dan masa remaja.
1) Periode pra kelahiran adalah waktu mulai pembuahan hingga
kelahiran, sekitar 9 bulan. Selama waktu yang menakjubkan ini
sebuah sel tunggal tumbuh menjadi organisme lengkap dengan
sebuah otak dan kemampuan berperilaku.
2) Masa bayi adalah periode perkembangan yang terus terjadi dari
lahir sampai sekitar usia 18 hingga 24 bulan. Masa bayi merupakan
14
waktu ketergantungan yang ekstrim terhadap orang dewasa.
Banyak aktifitas sikologis baru dimulai kemampuan bicara.
Mengatur indra-indra dan tindakan fisik, berfikir dengan symbol,
meniru dan belajar dari orang lain.
3) Masa kanak-kanak awal merupakan periode perkembangan yang
terjadi mulai akhir masa bayi hingga sekitar usia 5 atau 6 tahun
kadang periode ini disebut tahun-tahun sekolah. Selama waktu
tersebut anak kecil belajar menjadi mandiri dan merawat diri
sendiri, mereka mengembangkan ketrampilan kesiapan sekolah
(mengikuti perintah, mengenali huruf). Dan mereka menghabiskan
berjam-jam untuk bermain dengan teman sebaya. Kelas 1 sekolah
dasar biasanya menandai akhir periode ini.
4) Masa kanak-kanak tengah dan akhir merupakan periode
perkembangan yang dimulai dari sekitar usia 6 hingga usia 11
tahun,kadang periode ini di sebut sebagai tahun-tahun sekolah
dasar. Anak menguasai keterampilan dasar membaca, menulis dan
mereka secara formal diharapkan pada dunia yang lebih besar dan
budayanya. Prestasi menjadi tema sentral yang lebih dari dunia
anak,dan control diri meningkat.
5) Masa remaja adalah periode peralihan perkembangan dari kanak-
kanak kemasa dewasa awal. Memasuki masa ini sekitar usia 10
hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 hingga 22 tahun. Masa
remaja dimulai dengan perubahan fisik yang cepat. Pertambahan
15
tinggi dan berat badan yang dramatis, perubahan dalam kontur
tubuh dan perkembangan karateristik seksual seperti pembesaran
payudara,pertumbuhan rambut pubis dan wajah,dan pembesaran
suara. Pencarian identitas dan kebebasan merupakan ciri utama
periode ini. Makin banyak waktu yang dihabiskan di luar keluarga
atau rumah (Santrick,2007)
b. Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran tubuh. Tumbuh
berkaitan dengan fisik, yaitu hal-hal yang dapat dilihat dengan mata,
yang tampak dan dapat diukur, antara lain : tinggi badan, berat badan
dan lingkar kepala.Tahap pertumbuhan dan perkembangan setiap bayi
tidak ada yang sama persis. Oleh karena itu, tidak mungkin
memprediksi secara tepat bagaimana perilaku bayi dalam setiap tahap
kehidupannya. Tetapi ada kecenderungan umum yang terjadi, tabel di
bawah ini hanya dijadikan patokan dasar untuk melihat tahap
pertumbuhan dan perkembangan balita (Rini,2008).
16
Pertumbuhan Balita (BB,PB,LK)
UMUR BERAT BADAN PANJANG BADAN LINGKAR KEPALA
( Kg) ( Cm) ( Cm)
1 Bulan 3.0 – 4.3 49.8 – 54.6 33 – 39
2 Bulan 3.6 – 5.2 52.8 – 58.1 35 – 41
3 Bulan 4.2 – 6.0 55.5 – 61.1 37 – 43
4 Bulan 4.7 – 6.7 57.8 – 63.7 38 – 44
5 Bulan 5.3 – 7.3 59.8 – 65.9 39 – 45
6 Bulan 5.8 – 7.8 61.6 – 67.8 40 – 46
7 Bulan 6.2 – 8.3 63.2 – 69.5 40.5 – 46.5
8 Bulan 6.6 – 8.8 64.6 – 71.0 41.5 – 47.5
9 Bulan 7.0 – 9.2 66.0 – 72.3 42 – 48
10 Bulan 7.3 – 9.5 67.2 – 73.6 42.5 – 48.5
11 Bulan 7.6 – 9.9 68.5 – 74.9 43 – 49
12 Bulan 7.8 – 10.2 69.6 – 76.1 43.5 – 49.5
15 Bulan 8.4 – 10.9 72.9 – 79.4 44 – 50
1½ Tahun 8.9 – 11.5 75.9 – 82.4 44.5 – 50.5
2 Tahun 9.9 – 12.3 79.2 – 85.6 45 – 51
2½ Tahun 10.8 – 13.5 83.7 – 90.4 45.5 – 52.5
3 Tahun 11.7 – 14.6 87.8 – 94.9 46 – 53
3½ Tahun 12.5 – 15.7 91.5 – 99.1 46.5 – 53.3
4 Tahun 13.2 – 16.7 96.4 – 102.9 47 – 53.8
4½ Tahun 13.8 – 17.7 99.7 – 106.6 47.5 – 53.8
5 Tahun 14.5 – 18.7 102.7 – 109.9 47.8 – 54
Tabel 2.1
17
C. KONSEP DIARE
1. Pengertian diare
Diare merupakan gejala yang terjadi karena kelainan yang
melibatkan fungsi pencernaan, penyerapan dan sekresi (Yudha,2009).
Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan
yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar
dengan bentuk tinja yang encer atau cair (Yuliani, 2006).
Diare adalah suatu penyakit yang ditandai dengan meningkatnya
frekuensi buang air besar lebih dari tiga kali sehari disertai adanya
perubahan bentuk dan konsistensi tinja penderita (Hariyanto,2004).
2. Etiologi
Kebanyakan mikroorganisme pathogen penyebab diare di
sebarluaskan lewat jalur fekal-oral melalui makanan atau air yang
terkontaminasi atau di tularkan antar manusia dengan kontak yang
erat. kurangnya air bersih, tinggal berdesakan, hygiene yang buruk,
kurang gizi dan sanitasi yang jelek merupakan faktor resiko utama,
khususnya untuk terjangkit infeksi bakteri atau parasit yang patogen
(Yudha,2009).
3. Patofisiologi
Diare yang merupakan proses dari transport aktif akibat
rangsangan toksin bakteri terhadap elektrolit kedalam usus halus. Sel
dalam mukosa intestinal mengalami iritasi dan meningkatnya sekresi
cairan dan elektrolit. Meningkatnya motilitas dan cepatnya
18
pengosongan pada intestinal merupakan akibat dari gangguan absorbsi
dan ekskresi cairan dan elektrolit yang berlebihan. Cairan, sodium,
potasium dan bikarbonat berpindah dari rongga ekstraseluler ke dalam
tinja, sehingga mengakibatkan dehidrasi kekurangan elektrolit, dan
dapat terjadi asidosis metabolik.
Mikroorganisme yang masuk akan merusak sel mukosa intestinal
sehingga menurunkan area permukaan intestinal, perubahan kapasitas
intestinal dan terjadi gangguan absorbsi cairan dan elektrolit.
Peradangan akan menurunkan kemampuan intestinal untuk
mengabsorbsi cairan dan elektrolit dan bahan-bahan makanan. Ini
terjadi pada sindrom malabsorbsi. Meningkatnya motilitas intestinal
dapat mengakibatkan gangguan absorbsi intestinal (Yuliani, 2006).
4. Manifestasi klinik
Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer.
Terdapat tanda dan gejala dehidrasi : turgor kulit jelek (elastisitas kulit
menurun), ubun-ubun dan mata cekung, membran mukosa kering.
Kram abdominal, demam, mual dan muntah, anoreksia, lemah, pucat,
perubahan tanda vital: nadi dan pernafasan cepat (Yuliani, 2006).
5. Komplikasi
Pada kasus diare biasanya disertai dengan Dehidrasi mulai dari
ringan sampai berat dan harus segera mendapatkan penanganan medis
di Rumah Sakit (Yuliani, 2006).
19
D. PROSES ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Proses asuhan keperawatan keluarga adalah suatu proses pemecahan
masalah yang sistemastis yang digunakan saat melakukan asuhan
keparewatan keluarga. Proses asuhan keperawatan keluarga merupakan
proses yang komplek yang menggunakan pendekatan sistematik untuk
bekerja sama dengan keluarga dan individu dan anggota keluarga.
Tahapan proses asuhan keperawatan keluarga adalah sebagai berikut
1. Pengkajian
Pengkajian yang dilakukan pada Asuhan Keperawatan Keluarga
Dengan Diare menurut (Friedman, 1998) antara lain
a) Identitas Data
Nama keluarga, alamat dan no telepon, komposisi keluarga,
tipe bentuk keluarga, latar belakang kebudayaan, identifikasi
religi, status kelas keluarga, dan aktifitas-aktifitas rekreasi atau
aktifitas waktu luang.
b) Tahap perkembangan dan riwayat keluarga
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini .
2) Jangkauan pencapaian tahap perkembangan : sejauh mana
keluarga memenuhi tugas-tugas perkembangan yang sesuai
dengan tahap perkembangan saat ini.
3) Riwayat keluarga inti : riwayat keluarga mulai lahir hingga
saat ini termasuk riwayat perkembangan dan kejadian-
20
kejadian dan pengalaman-pengalaman kesehatan yang unik
atau yang berkaitan dengan kesehatan.
4) Riwayat keluarga asal dari kedua orang tua : seperti apa
kehidupan keluarga asalnya, hubungan masa silam dan saat
orang tua dari kedua orang tua.
c) Data Lingkungan
1) Karakteristik rumah : Rumah yang kurang nyaman, serta
sanitasi yang kurang hygienis dapat mempengaruhi
kebersihan makanan dan minuman, Status rumah yang
dihuni keluarga apakah rumah sendiri atau menyewa dapat
mempengaruhi keperdulian keluarga dalam menjaga
kebersihan.
2) Karakteristik lingkungan, sekitar rumah dan lingkungan
yang lebih luas (tetangga dan masyarakat yang lebih luas :
Tempat tinggal yang sempit, padat, sanitasi yang tidak
terjaga, lingkungan dengan keluarga ekonomi menengah ke
bawah).
3) Mobilitas geografis keluarga : sudah berapa lama keluarga
tinggal didaerah ini, bagaimana riwayat mobilitas geografis
dari keluarga ini, darimana keluarga tersebut pindah atau
bermigrasi?
4) Asosiasi dan transaksi keluarga dengan komunitas : siapa
didalam keluarga yang menggunakan pelayanan apa atau
21
ketahui pada lembaga mana, berapa kali atau sejauh mana
mereka menggunakan pelayanan dan fasilitas?
5) Sistem pendukung atau jaringan sosial keluarga : siapa
menolong keluarga pada saat keluarga membutuhkan
bantuan, dukungan konseling aktifitas-aktifitas keluarga
(menjaga anak, transportasi, dll).
d) Struktur Keluarga
Pola-pola komunikasi : bagaimana komunokasi fungsional
digunakan secara terus menerus?
Struktur kekuasaan : siapa yang membuat keputusan dan siapa
yang memutuskan?
Struktur peran :bagaimana setiap anggota keluarga melakukan
setiap peran secara kompeten?
Nilai-nilai keluarga : penggunaan metode “perbandingan” dan
“membedakan” memberikan kesan (dengan nilai-nilai dari
kebudayaan).
e) Fungsi-fungsi Keluarga
1) Fungsi Afektif : bagai mana kebutuhan-kebutuhan yang di
akui dari anggota keluarga penuhi oleh keluarga?
2) Fungsi sosialisasi: Seberapa adaptif praktik membesarkan
anak untuk sebuah bentuk keluarga dan situasi tertentu?
3) Fungsi perawatan kesehatan : Status kesehatan keluarga dan
kerentanan terhadap sakit yang dirasa atau diketahui
22
(bagaimana keluarga mengkaji status kesehatan saat ini,
masalah-masalah kesehatan apa yang saat ini di identifikasi
keluarga, terhadap masalah-masalah kesehatan yang serius
yang mana anggota keluarga merasa mereka mudah
terpengaruh rentan, apa persepsi-persepsi dari keluarga
tentang berapa banyak kontrol yang mereka lakukan
terhadap kesehatan mereka dengan melakukan tindakan-
tindakan kesehatan yang tepat.
f) Koping keluarga : bagaimana keluarga bereaksi terhadap situasi
yang penuh dengan stress (strategi-strategi apa yang dibuat)
(Friedman,1998).
g) Perumusan masalah
Perumusan masalah dilakukan dengan menggunakan data
yang diperoleh dari pengkajian keluarga. Struktur diagnosis
keperawatan Keluraga terdiri dari maslah (problem), penyebab
(etiologi) dan atau tanda atau gejala. Diagnosis keperwatan
keluarga merupakan respons keluarga terhadap masalah
kesehatan yang dialami, baik actual, risiko ataupun potensial,
yang dapat diatasi dengan tindakan keperawatan secara mandiri
maupun kolektif yang terdiri dari maslah, etiologi, serta tanda
dan gejala(PES) (Ester, 2007)
h) Penetapan prioritas masalah
23
Prioritas masalah adalah penentuan prioritas urutan masalah
dalam merencanakan penyelesaian maslah keperawatan melalui
perhitungan skor. Skala ini memiliki empat kriteria
1) Kritera pertama : sifat masalah dengan skala actual (skor 3),
risiko (skor 2), dan wellness (skore 1) dengan bobot 1,
pembenaran sesuai dengan masalah yang sudah terjadi,
akan terjadi atau kearah pencapaian tingkat fungsi yang
lebih tinggi.
2) Kriteria kedua : Kemungkinan masalah dapat di ubah
dengan skala mudah (skor 2), sebagian (skor 1), dan tidak
dapat (skor 0) dengan bobot 2. Pembenaran di tunjang
dengan data pengetahuan (pengetahuan klien/keluarga,
teknologi, dan tindakan untuk menangani masalah yang
ada), sumberdaya keluarga (dalam bentuk fisik, keuangan,
dan tenaga) sumber daya perawat (pengetahuan,
ketrampilan, dan waktu), dan sumber daya masyarakat
(dalam bentuk fasilitas, organisasi dalam masyrakat dan
sokongan masyarakat).
3) Kriteria ketiga : Potensial masalah untuk di cegah dengan
skala skor tinggi (skor 3) cukup (skor 2), dan rendah (skor
1) dengan bobot 1. Pembenaran di tunjang dengan data dari
masalah yang berhubungan dengan penyakit atau masalah.
Lamanya maslah (waktu masalah itu ada), tindakan yang
24
sedang dijalankan(tindakan yang tepat dalam memperbaiki
masalah), dan adanya kelompok yang sangat peka
menambah potensi untuk mencegah masalah.
4) Kriteria keempat : Menonjolnya masalah dengan skala
segera (skor 2), tidak perlu segera (skor 1), dan tidak
dirasakan (skor 0) dengan bobot 1. Pembenaran di tunjang
dengan data persepsi kelurga dalam melihat masalah yang
ada, Untuk lebih jelasnya skala dalam prioritas dapat
dilihat dalam tabel 2.2
Tabel 2.2 skala untuk menentukan prioritas askep keluaraga
Setelah kita mampu menentukan skor dari tiap kriteria
kemudian kita lakukan perhitungan menggunakan rumus berikut
untuk menetapkan nilai masalah. skor dibagi angka tertinggi di kali
NO KRITERIA SKOR BOBOT PEMBENARAN 1 Sifat maslah
Skala: aktual Risiko Potensial/wellness
3 2 1
1
2 Kemungkinan masalah dapat diubah Skala: mudah
sebagian tidak dapat
2 1 0
2
3 Potensi masalah untuk dicegah Skala: tinggi
cukup rendah
3 2 1
1
4 Menonjolnya masalah Skala: segera
Tidak perlu segera Tidak diraskan
2 1 0
1
25
bobot, jumlahkan skor nya. skor tertinggi merupakan prioritas
diagnosis yang akan kita tanggulangi lebih dahulu.
(Ester, 2007).
i) Diagnosa keperawatan
Perumusan diagnose keperawatan keluarga dapat diarahkan
pada sasaran individu atau keluarga. Komponen diagnose
keperawatan meliputi masalah (Problem), Penyebab (etiologi),
dan atau tanda (sign) (Murwani, 2008).
j) Intervensi keperawatan
Perencanaan disusun dengan menyusun prioritas menetapka
tujuan, identifikasi, sumber daya keluarga dan menyeleksi
intervensi keperawatan (Murwani, 2008).
k) Implementasi keperawatan
Perencanaan yang sudah disusun dilaksanakan dengan
mobilisasi sumber-sumber daya yang ada dikeluarga,
masyarakat, pemerintah (Murwani, 2008).
l) Evaluasi
Pada tahap evaluasi, perawat melakukan penilaian terhadap
kegiatan yang sudah dilaksanakan (Murwani, 2008).
2. Diagnosa Keperawatan keluarga pada balita dengan diare
Skor X Bobot
Skala tertinggi = Nilai masalah
26
a. Kurangnya kebutuhan cairan dan elektrolit pada keluarga b.d
ketidak mampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang
sakit diare
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga b.d
ketidak mampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang
sakit diare.
c. Resiko gangguan integritas kulit pada keluarga b.d ketidak
mampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit
diare.
27
3. Renacana Asuhan Keperawatan
No Tanggal Diagnosa Tujuan Rencana Keperawatan INTERVENSI Umum Khusus Kriteria Standar
1. Kurang nya kebutuhan cairan dan elektrolit pada keluarga b.d Ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Setelah dilakukan tindakan selama 3 hari diharapkan keluarga mampu melaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga.
1. Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 15 menit keluarga mampu mengenal masalah diare dengan criteria keluarga mampu :
a. menyebutkan
pengertian diare.
b. menyebutkan penyebab diare
c. menyebutkan tanda dan gejala diare.
Respon Verbal
Respon verbal
Respon verbal
Respon verbal
Dikatakan diare apabila ada peningkatan
frekuensi buang air besar lebih dari tiga
kali sehari disertai adanya perubahan
bentuk dan konsistensi tinja penderita.
Dapat menyebutkan dari 2 dari 4
penyebab -
mikroorganisme pathogen penyebab
diare di sebarluaskan lewat jalur fekal-
oral.
- melalui makanan atau air yang
terkontaminasi .
- hygiene yang buruk.
- kurang gizi dan sanitasi yang jelek.
Dapat menyebutkan 2 dari 5 tanda dan
gejala dari diare
- Sering buang air besar dengan
konsistensi tinja cair atau encer
-Terdapat tanda dan gejala dehidrasi :
1. Berikan penkes
tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala,dan komplikasi diare.
2. Berikan kesempatan pada keluarga untuk bertanya
3. Tanyakan kembali
tentang materi yang baru saja diberikan.
4. Berikan
reinforcement positif atas jawaban keluarga
28
d. menyebutkan komplikasi diare.
2. Setelah dilakukan
pertemuan selama 1 x 15 menit keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi masalah diare pada anggota keluarga. Keluarga mampu memberikan minuman bagi penderita kurang cairan akibat diare
Respon verbal
Respon Afektif
turgor kulit jelek (elastisitas kulit
menurun), ubun-ubun dan mata cekung,
membran mukosa kering.
-Kram abdominal
- demam
- mual dan muntah
Dapat menyebutkan Komplikasi Pada
penderita diare yaitu dehidrasi
Dapat memberikan minum yang banyak
1. Diskusikan dan motivasi keluarga dalam mengambil keputusan untuk mengatasi masalah diare.
2. Jelaskan bahwa perawat siap membantu guna mempertimbangkan langkah perawatan/penanganan lebih lanjut.
3. Berikan reinforcement positif atas kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan.
29
3. Setelah dilakukan pertemuan selama 1 x 20 menit keluarga mampu memberikan perawatan pada anggota keluarga yang mengalami diare.
4. Setelah dilakukan
pertemuan selama 1 x
15 menit keluarga
mampu memodifikasi
lingkungan untuk
mengatasi masalah
kesehatan balita
dengan diare.
Respon Psikomotor
Respon Psikomotor
Menyebutkan dan mendemonstrasikan 2
dari penanganan diare yaitu cara
pembuatan oralit dan pembuatan obat
tradisional dengan daun jambu biji.
Menyebutkan modifikasi lingkungan
untuk penderita diare yaitu
-Modifikasi lingkungan dalam rumah,
Menutup makanan dengan penutup, atau
menghindarkan makanan dari debu dan
lalat yang membawa bakteri ecoli dan
Memcuci botol minuman balita dengan
cara yang benar (menggunakan sabun
dan air hangat).
-Modifikasi luar rumah yaitu menutup
1. Beri penkes dan demonstrasikan pada keluarga cara pembuatan oralit dan pembuatan obat tradisional
2. Berikan kesempatan pada keluarga untuk bertanya
3. Tanyakan kembali tentang materi yang baru saja diberikan.
4. Berikan reinforcement positif atas tindakan yang dilakukan keluarga.
1. Beri penkes dan
demonstrasikan pada keluarga cara menutup makanan yang benar, menjaga sanitasi lingkungan yang benar, cara mencuci botol minuman balita
30
5. Setelah dilakukan
pertemuan selama 1 x 15 menit keluarga manpu memanfaatkan pelayanan kesehatan
Respon Verbal dan
Afektif
got dan dan Menjaga kebersihan
lingkungan dengan sebelum menyapu
halaman rumah disiram dahulu agar tidak
terjadi polusi udara.
Puskesmas merupakan salah satu tempat pelayanan kesehatan yang dapat dimanfaatkan oleh keluarga dalam memeriksakan kesehatan begitu pula dengan diare, Puskesmas menyediakan oralit secara gratis bagi penderita diare. Selain oralit puskesmas juga dapat memberikan obat yang tepat bagi penderita diare sesuai dengan kebutuhan tubuh.
dengan benar.,menutup got dan anjurkan menyiram sebelum menyapu halaman.
2. Berikan kesempatan pada keluarga untuk bertanya
3. Tanyakan kembali tentang materi yang baru saja diberikan.
4. Berikan reinforcement positif atas tindakan yang dilakukan keluarga.
1. Jelaskan tentang
Puskesmas dan Anjurkan keluarga untuk membawa balita yang mengalami diare ke Puskesmas yang ada di wilayahnya.
2. Diskusikan dengan keluarga kapan balita akan dibawa ke Puskesmas.
3. Beri kesempatan keluarga untuk bertanya.
4. Tanyakan kembali
31
tentang apa yang sudah dijelaskan tadi.
5. Beri reinforcement yang positif keluarga yang akan memanfaatkan pelayanan kesehatan.
2 Resiko
perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga b.d Ketidak mampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit diare
Setelah dilakukan tindakan selama 3 hari diharapkan
keluarga
mampu
melaksanakan
5 tugas
kesehatan
keluarga.
1. Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 15 menit keluarga mampu mengenal masalah resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang diakibatkan oleh diare
2. Setelah dilakukan
pertemuan selama 1 x 15 menit keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi masalah resiko kekurangan nutrisi pada anggota keluarga.
Respon Verbal
Respon Afektif
Menyebutkan dan memberikan nutrisi
yang sesuai dengan menu seimbang
Nutrisi pada penderita diare disarankan adalah rendah serat dan tinggi lemak
1. Beri penkes tentang nutrisi dan Diskusikan dengan keluarga tentang Nutrisi yang di berikan pada An.M.
2. Berikan kesempatan pada keluarga untuk bertanya
3. Tanyakan kembali tentang hal yang baru saja didiskusikan
4. Berikan reinforcement positif atas jawaban keluarga.
1. Diskusikan dan motivasi keluarga dalam mengambil keputusan untuk mengatasi masalah diare.
2. Jelaskan bahwa perawat siap membantu guna
32
3. Setelah dilakukan
pertemuan selama 1 x 20 menit keluarga mampu memberikan perawatan pada anggota keluarga yang mengalami resiko kekurangan nutrisi.
4. Setelah dilakukan
pertemuan selama 1 x 15 menit keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk mengatasi masalah kesehatan pada
Respon
Psikomotor
Respon Psikomotor
Menyebutkan dan mendemonstrasikan
cara pemberian Nutris i:
Dengan memberikan makanan yang
tepat dan menarik sehingga kebutuhan
tubuh akan nutrisi dapat terpenuhi dan
nafsu makan akan bertambah.
Menyebutkan Dan melaksanakan Cara memodifikasi lingkungan yang dapat dilakukan agar nutrisi tetap terpenuhi adalah -dengan mengganti menu tiap kali makan, sajikan dalam keadaan hangat. -menggunakan porsi sedikit tetapi sering. -menggunakan peralatan makan yang
mempertimbangkan langkah perawatan/penanganan lebih lanjut.
3. Beri kesempatan pada keluarga untuk bertanya
4. Berikan reinforcement positif atas kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan
1. Beri penkes dan demonstrasikan pada keluarga tentang gizi seimbang
2. Berikan kesempatan pada keluarga untuk bertanya
3. Tanyakan kembali tentang materi yang baru saja diberikan.
4. Berikan reinforcement positif atas tindakan yang dilakukan keluarga.
1. Beri penkes dan
demonstrasikan pada keluarga cara menyajikan makanan balita dengan benar.
2. Berikan kesempatan pada keluarga untuk
33
keluarga yang beresiko kekurangan nutrisi.
5. Setelah dilakukan pertemuan selama 1 x 15 menit keluarga manpu memanfaatkan pelayanan kesehatan
Respon Verbal dan Afektif
disukai balita - mengajak makan sambil bermain.
Puskesmas merupakan salah satu tempat pelayanan kesehatan yang dapat dimanfaatkan oleh keluarga dalam memeriksakan kesehatan
bertanya 3. Tanyakan kembali
tentang materi yang baru saja diberikan.
4. Berikan reinforcement positif atas tindakan yang dilakukan keluarga.
1. Jelaskan tentang Puskesmas dan Anjurkan keluarga untuk membawa balita yang mengalami diare ke Puskesmas yang ada di wilayahnya.
2. Diskusikan dengan keluarga kapan balita akan dibawa ke Puskesmas.
3. Beri kesempatan keluarga untuk bertanya.
4. Tanyakan kembali tentang apa yang sudah dijelaskan tadi.
5. Beri reinforcement yang positif keluarga yang akan memanfaatkan pelayanan kesehatan.
34
3 Resiko
gangguan integritas kulit pada keluarga berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit
Setelah dilakukan tindakan selama 3 hari diharapkan keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit diare sehingga resiko integritas kulit pada balita tidak terjadi
1. Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 15 menit keluarga mampu mengenal masalah resiko gangguan intergritas kulit pada keluarga yang mengalami diare a. Keluarga dapat
menyebutkan pengertian perawatan perianal.
Respon verbal
Perawatan perianal adalah Upaya pencegahan iritasi pada bagian anus balita dengan menjaga kelembapan dan kebersihan bagian anus.
1. Berikan penkes tentang pengertian dan tujuan perawatan anus pada balita yang menderita diare
2. Beri kesempatan pada keluarga untuk bertanya
3. Tanyakan kembali tentang hal yang baru saja didiskusikan
4. Berikan reinforcement positif atas jawaban keluarga.
35
2. Setelah dilakukan pertemuan selama 1 x 15 menit keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi masalah integritas kulit pada anggota keluarga yang mengalami diare
3. Setelah dilakukan pertemuan selama 1 x 20 menit keluarga mampu memberikan perawatan pada anggota keluarga yang mengalami diare.
Respon Afektif
Respon Psikomotor
Memutuskan yang tepat agar integritas kulit tidak terjadi adalah dengan Menjaga kelembapan anus balitadan dengan mengganti celana dan pakaian yang basah.
Menyebutkan dan mendemonstrasikan Cara merawat perianal balita adalah : 1. Selesai BAB keringkan bagian anus
dengan menggunakan handuk kering dan bersih.
2. Selesai BAB keringkan bagian anus dengan menggunakan handuk kering dan bersih.
3. Gunakan baby oil untuk merawat pantat dan anus balita agar tidak terjadi iritasi.
1. Diskusikan dan memotivasi keluarga dalam mengambil keputusan untuk mengatasi masalah integritas kulit.
2. Jelaskan bahwa perawat siap membantu guna mempertimbangkan langkah perawatan/penanganan lebih lanjut.
3. Berikan reinforcement positif atas kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan
1. Beri penkes dan demonstrasikan pada keluarga cara perawatan perianal.
2. Berikan kesempatan pada keluarga untuk bertanya
3. Tanyakan kembali tentang materi yang baru saja diberikan.
4. Berikan reinforcement positif atas tindakan yang dilakukan keluarga.
36
4. Setelah dilakukan pertemuan selama 1 x 15 menit keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk mengatasi masalah diare.
5. Setelah dilakukan
pertemuan selama 1 x 15 menit keluarga
Respon Psikomotor
Respon Verbal dan Afektif
Menyebutkan Cara memodifikasi lingkungan yang tepat untuk mengatasi masalah resiko gangguan integritas kulit adalah dengan mencuci tangan. Cara mencuci tangan yang benar adalah :
1. Gulung lengan baju sampai atas pergelangan tangan ,lepaskan cincin, jam tangan dan perhiasan tangan lain.
2. Basahi tangan sampai sepertiga lengan dibawah air mengalir.
3. Ambil sabun cair kira-kira 5 ml, ratakan pada tangan yang telah dibasahi.
4. Gosok bagian telapak tangan dengan telapak tangan satunya lalu masukan jari-jari tangan kanan ke sela-sela jari-jari tangan kiri
5. Pindahkan telapak tangan kanan ke punggung tangan kiri gosokan, tanpa saling melepaskan lalu masukan jari-jari tangan kanan ke sela-sela tangan kiri. Lakukan pada tangan yang sama.
6. Lakukan penggosokan kuku-kuku 7. Bersihkan jempol tangan kanan
dengan menggegamnya dengan tangan kiri lalu diputar-putar, lakukan pada tangan yang satunya.
8. Kadang perlu menggosok garis telapak tangan
9. Bersihkan dengan air mengalir lalu keringkan.
Puskesmas merupakan salah satu tempat pelayanan kesehatan yang dapat dimanfaatkan oleh keluarga dalam
1. Beri penkes dan demonstrasikan pada keluarga cara memodifikasi lingkungan.
2. Berikan kesempatan pada keluarga untuk bertanya
3. Tanyakan kembali tentang materi yang baru saja diberikan.
4. Berikan reinforcement positif atas tindakan yang dilakukan keluarga.
1. Jelaskan tentang
Puskesmas dan Anjurkan keluarga
37
manpu memanfaatkan pelayanan kesehatan
memeriksakan kesehatan untuk membawa balita yang mengalami diare ke Puskesmas yang ada di wilayahnya.
2. Diskusikan dengan keluarga kapan balita akan dibawa ke Puskesmas.
3. Beri kesempatan keluarga untuk bertanya.
4. Tanyakan kembali tentang apa yang sudah dijelaskan tadi.
5. Beri reinforcement yang positif keluarga yang akan memanfaatkan pelayanan kesehatan.