BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/597/3/BAB II_LUSYANA DEWI...
-
Upload
nguyenmien -
Category
Documents
-
view
224 -
download
0
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/597/3/BAB II_LUSYANA DEWI...
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Daging
Daging adalah salah satu hasil ternak yang merupakan bahan pangan yang
penting dalam memenuhi kebutuhan gizi. Selain mengandung protein yang
tinggi, daging juga mengandung asam amino esensial yang lengkap dan
seimbang serta beberapa jenis mineral dan vitamin (Soeparno, 1992).
Komposisi kimia daging secara umum, yaitu air sekitar 75 %, protein 19 %,
lemak 2,5 %, karbohidrat 1,2 %, substansi-substansi non-protein yang larut
2,3 %, termasuk substansi nitrogenus 1,65 %, dan substansi anorganik 0,65 %,
dan vitamin-vitamin yang larut dalam lemak dan air, relatif sangat sedikit
(Soeparno, 2011).
Daging babi biasanya mengandung lemak yang jauh lebih besar daripada
daging kambing atau domba dan sapi. Kandungan lemak daging babi bisa
mencapai lebih dari 17 % dan sebaliknya, kandungan air lebih rendah daripada
daging ternak lainnya. Kandungan kimia babi lokal: air 65 %, protein 21,6 %,
lemak 17,2 %, dan abu 1,3 % (Soeparno, 2011). Kandungan kimia daging
sapi: air 75,0 %, protein 22,3 %, lemak 1,8 %, abu 1,2 % dan kalori 116 %
(Soeparno, 2011). Kandungan kimia daging kambing peranakan Ettawa
berumur 12 bulan: air 77,09 %, protein 19,30 %, lemak 2,07 %, dan abu 0,46
% (Soeparno et al., 1993; Soeparno, 2011).
B. Benzo(a)pyrene
Benzo(a)pyrene adalah senyawa kelompok Hidrokarbon Polisiklik
Aromatik yang merupakan produk dari hasil pembakaran bahan-bahan organik
yang tidak sempurna. Benzo(a)pyrene merupakan marker yang cukup baik
sebagai wakil dari senyawa HPA dalam fasa partikulat. BaP umumnya
ditemukan pada asap rokok, makanan yang proses pengolahannya dibakar atau
4
Analisis Benzo(a) Pyrene..., Lusyana Dewi Apriani, Farmasi UMP, 2013
5
dipanggang, produk sampingan dari berbagai proses industri dan sebagai
produk sampingan dari berbagai proses industri (U.S. EPA, 2007).
Gambar 1. Struktur senyawa benzo(a)pyrene (Anyakora, et al., 2008)
Tabel 1. Sifat fisika dan kimia benzo(a)pyrene
Pemerian dalam keadaan murni berbentuk kristal berwarna kuning Rumus kimia C20H12 Berat molekul 252,3 g/mol Titik lebur 181,1
oC
Titik didih 495oC
Nama sinonim Benzo[def]chrysene
l 1,2-Benzopyrene
l 3,4-Benzopyrene
l 6,7-Benzopyrene
l 3,4-Benzpyrene
l 3,4-Benz(a)pyrene
l Benz(a)pyrene(IARC, 1983; Aldrich, 1996)
BaP mempunyai lima cincin aromatis termasuk ke dalam kelompok
senyawa mutagenik dan karsinogenik. Menurut klasifikasi senyawa
karsinogen berdasarkan insiden BaP termasuk group 2A (IARC, I983).
Senyawa yang tergolong dalam kelompok 2A ini adalah senyawa yang hasil
eksperimen pada hewan uji telah membuktikan karsinogenitas yang
mencukupi, tetapi kasusnya pada manusia masih terbatas. Paparan senyawa
ini sering bersifat karsinogenik pada manusia (IARC Monograph, 2007). BaP
telah terbukti dapat menyebabkan timbulnya tumor pada berbagai cara
pemberian. Pemberian BaP pada induk mencit meningkatkan 94% insiden
tumor paru-paru pada bayi mencit (Busby et al., 1984). Selain itu juga
Analisis Benzo(a) Pyrene..., Lusyana Dewi Apriani, Farmasi UMP, 2013
6
pemberian BaP pada tikus dengan dosis tunggal secara intraperitonial
ditemukananya perkembangan kearah tumor hepar (Peraino et al., 1984).
Benzo(a)pyrene terserap masuk ke dalam tubuh melalui inhalasi, oral dan
melalui kulit (ATSDR, 1990). Setelah terinhalasi pada tikus, benzo(a)pyrene
terdistribusi dengan cepat pada hati, kerongkongan, usus kecil dan darah (Sun
et al., 1982). BaP cenderung tersimpan dalam jaringan lemak, ginjal dan hati
(PHG, 1997). Menurut data IARC (1983), benzo(a)pyrene dimetabolisme
oleh enzim mikrosomal sitokrom p450 yang dapat mengatur ulang secara
spontan menjadi fenol, mengalami hidrasi menjadi transhidrodiol. Metabolit
ini akan mengalami konjugasi glutation dengan katalisis enzim glutation-S-
transferase. Salah satu metabolit fenolik, 6-hydroxybenzo[a]pyrene,
kemudian teroksidasi dengan1,6-, 3,6-, or 6,12-quinones. Fenols, quinones,
dan dihydrodiols dapat didetoksikasi dengan konjugasi glukoronida dan
sulfat. Quinon juga dapat mengalami konjugasi glutation. Benzo(a)pyrene
7,8-dihydrodiol sebagian akan dioksidasi menjadi 7,8-diol-9,10-epoxide yang
merupakan metabolit benzo(a)pyrene yang dianggap yang paling
karsinogenik. Senyawa BaP bebas dan produk metabolitnya (intermediet
epoxide, dihidrodiol, fenol, quinine dan konjugat-konjugat) dapat
diekskresikan. Jalur utama ekskresi BaP ialah dalam feces ,hanya sebagian
yang melalui urin (U.S. EPA, 1991).
Efek BaP yang berada dalam tubuh memiliki efek pada kesehatan seperti
efek genetis, efek kronis dan efek akut. Efek genetis, dengan terbentuknya
DNA adduct atau Hb-adduct yang meningkatkan proses mutasi pada limfosit
periferal. Efek kronis, berupa efek immunosuppresive, dapat merusak
pertumbuhan janin, mempengaruhi sistem reproduksi, dan dapat berpindah ke
bayi dari ibu yang terpapar BaP melalui air susu (ASI). Efek yang cukup
berbahaya adalah munculnya kanker pada paru-paru, kulit, kandung kemih
dan telah terbukti pada scortum. Efek akut, berupa iritasi pada kulit dengan
sensasi terbakar yang diperburuk oleh adanya sinar matahari (Mais, 2008).
Analisis Benzo(a) Pyrene..., Lusyana Dewi Apriani, Farmasi UMP, 2013
7
C. Gas Chromatography Mass Spectroscopy (GCMS)
1. Gas Chromatograpy (GC)
Secara umum GC digunakan untuk pemisahan dan deteksi semua jenis
senyawa yang mudah menguap dan untuk analisis kuantitatif dan kualitatif
senyawa dalam campuran (Gandjar dan Rohman, 2009). Mekanisme kerja
GC yaitu cuplikan berupa campuran yang akan dipisahkan diinjeksikan ke
injektor. Kemudian cuplikan dibawa oleh gas pembawa ke dalam kolom.
Di dalam kolom terjadi pemisahan komponen-komponen dari cuplikan.
Komponen-komponen yang telah terpisah akan meninggalkan kolom dan
dideteksi oleh detektor. Kemudian direkam oleh rekorder dan
menghasilkan kromatogram yang terdiri dari beberapa peak (Hendayana,
2006).
Komponen system kromatografi gas yaitu terdiri dari :
a. Gas Pembawa
Gas pembawa berfungsi membawa komponen-komponen
campuran yang akan atau sudah dipisahkan. Gas yang digunakan harus
bersifat inert dengan cuplikan ataupun fase diam, murni, dan dapat
disimpan dalam tangki bertekanan tinggi. Gas pembawa yang biasa
digunakan yaitu gas helium, nitrogen, hidrogen, atau campuran argon
dan metana.
b. Ruang suntik sampel
Ruang suntik sampel berfungsi untuk menghantarkan sampel atau
cuplikan ke dalam aliran gas pembawa. Ruang suntik harus dipanaskan
terpisah dari kolom dengan suhu lebih tinggi dari suhu kolom
maksimum 10-15⁰C, sehingga sampel akan menguap segera setelah
sampel disuntikan.
c. Kolom
Kolom berfungsi sebagai tempat proses pemisahan komponen-
komponen dari cuplikan, karena di dalamnya terdapat fase diam. Ada
dua kolom pada GC yaitu kolom kemas (packing column) dan kolom
kapiler (capillary column). Kolom kemas fase diamnya hanya dapat
Analisis Benzo(a) Pyrene..., Lusyana Dewi Apriani, Farmasi UMP, 2013
8
dilapiskan pada penyangga, sedangkan kolom kapiler fase diamnya
dilapiskan pada dinding kolom atau bahkan dapat bercampur dengan
sedikit penyangga lembam yang sangat halus.
d. Detektor
Detektor merupakan suatu sensor elektronik yang mengubah sinyal
gas pembawa dan komponen-komponen di dalamnya menjadi sinyal
elektonik. Sinyal elektronik dapat menyajikan kromatogram berupa
deretan luas puncak terhadap waktu. Puncak area kromatogram pada
waktu retensi tertentu dapat digunakan sebagai data kualitatif dan luas
puncak pada kromatogram dapat digunakan sebagai data kuantitatif
(Gandjar dan Rohman, 2009).
2. Mass Spectroscopy (MS)
Mass Spectroscopy (MS) merupakan metode analisis instrumental
yang digunakan untuk identifikasi dan penentuan struktur dari komponen
sampel yang tidak diketahui dengan menunjukan massa relatif dari
molekul komponen dan massa relatif hasil pecahannya. Penggunaan
metode spektrometri massa ditujukan untuk :
a. Penentuan struktur molekul
b. Pembuktian isotop-isotop stabil dalam penelitian reaksi-reaksi biologi.
c. Analisis kualitatif dan kuantitatif terhadap komponen yang sudah
diisolasi dan dimurnikan (Mulja dan Suharman, 1995).
3. Gas Chromatography-Mass Spectroscopy (GC-MS)
GC-MS merupakan kombinasi Gas Chromatography dan Mass
Spectroscopy. Mass Spectroscopy disambungkan dengan keluaran gas
chromatography. Mass Spectroscopy digunakan sebagai detektor akan
memberikan data struktur kimia senyawa yang tidak diketahui. Ketika gas
solut memasuki mass spectroscopy maka molekul-molekul organik akan
ditembak dengan elektron bertenaga tinggi dan pecah menjadi molekul-
molekul yang lebih kecil. Kemudian komponen campuran yang sudah
Analisis Benzo(a) Pyrene..., Lusyana Dewi Apriani, Farmasi UMP, 2013
9
terpisahkan dengan gas chromatography akan tergambar dalam satu
spektra massa (Hendayana, 2006; Gandjar dan Rohman, 2009).
Analisis Benzo(a) Pyrene..., Lusyana Dewi Apriani, Farmasi UMP, 2013