BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Konsep...
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Konsep...
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Konsep Kehamilan
a. Pengertian
Kehamilan (pregnancy) adalah suatu masa yang dimulai dari
konsepsi sampai lahirnya janin (Prawirohardjo, 2002).
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional,
kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.
Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan
normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar
atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3
trimester, dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu,
trimester kedua dalam 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan
trimester ketiga dalam 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40)
(Prawirohardjo, 2009 p 213).
Menurut Dr. Wiku Andonotopo mengatakan, secara medis
kehamilan dimulai dari proses pembuahan sel telur wanita oleh
spermatozoa dari pihak pria. Sel telur yang dibuahi akan berkembang
jadi bakal embrio yang kemudian akan menjalani pembelahan sampai
7
8
menjadi embrio. Bakal janin ini lalu akan menempel di selaput lender
rahim, yang terletak di rongga rahim ( Solihah, 2011, p 185).
b. Tanda dan Gejala Kehamilan
1) Tanda yang tidak pasti (probable sign)/ tanda mungkin kehamilan:
a) Amenorhea
Bila seorang wanita dalam masa mampu hamil,
apabila sudah kawin mengeluh terlambat haid, maka pikirkan
bahwa ia hamil, meskipun keadaan stress, obat-obatan, penyakit
kronis dapat pula mengakibatkan terlambat haid
b) Mual dan muntah
Mual dan muntah merupakan gejala umum, mulai dari
rasa tidak enak sampai muntah yang berkepanjangan. Dalam
kedokteran sering dikenal morning sickness karena munculnya
seringkali pagi hari. Mual muntah diperberat oleh makanan yang
baunya menusuk dan juga oleh emosi penderita yang tidak
stabil. Untuk mengatasinya penderita perlu diberi makan-
makanan yang ringan, mudah dicerna dan jangan lupa
menerangkan bahwa keadaan ini dalam batas normal orang
hamil. Bila berlebihan dapat pula diberikan obat-obat anti
muntah.
c) Mastodinia
Mastodinia adalah rasa kencang dan sakit pada
payudara disebabkan payudara membesar. Vaskularisasi
9
bertambah, asinus dan duktus berproliferasi karena pengaruh
estrogen dan progesteron.
d) Quickening
Quickening adalah persepsi gerakan janin pertama,
biasanya disadari oleh wanita pada kehamilan 18-20 minggu.
e) Keluhan kencing
Frekuensi kencing bertambah dan sering kencing
malam, disebabkan karena desakan uterus yang membesar dan
tarikan oleh uterus ke kranial.
f) Konstipasi
Ini terjadi karena efek relaksasi progesteron atau
dapat juga karena perubahan pola makan.
g) Perubahan berat badan
Pada kehamilan 2-3 bulan sering terjadi penurunan
berat badan, karena nafsu makan menurun dan muntah-muntah.
Pada bulan selanjutnya berat badan akan selalu meningkat
sampai stabil menjelang aterm.
h) Perubahan temperatur basal
Kenaikan temperatur basal lebih dari 3 minggu
biasanya merupakan tanda lelah terjadinya kehamilan.
i) Perubahan warna kulit
10
Pigmentasi ini disebabkan oleh hormon kortikosteroid
plasenta, dijumpai di muka (chloasma gravidarum), areola
payudara, leher, dan dinding perut (linea nigra).
j) Perubahan payudara
Akibat stimulasi prolaktin dan HPL, payudara
mensekresi kolostrum, biasanya setelah kehamilan lebih dari 16
minggu.
k) Tanda Piskacek’s
Terjadi pertumbuhan yang asimetris pada bagian
uterus yang dekat dengan implantasi plasenta.
l) Perubahan-perubahan pada serviks
(1) Tanda hegar
Tanda ini berupa perlunakan pada daerah isthmus
uteri, sehingga daerah tersebut pada penekanan mempunyai
kesan lebih tipis dan uterus mulai difleksikan.
(2) Tanda Goodell’s
Diketahui melalui pemeriksaan bimanual. Serviks
terasa lebih lunak.
(3) Tanda Chadwick
Dinding vagina mengalami kongesti, warna
kebiru-biruan.
(4) Tanda Mc Donald
11
Fundus uteri dan serviks bisa dengan mudah
direfleksikan satu sama lain dan tergantung pada lunak atau
tidaknya jaringan isthmus.
m) Terjadi pembesaran abdomen
Pembesaran perut menjadi nyata setelah minggu ke-
16, karena pada saat itu uterus telah keluar dari rongga pelvis
dan menjadi organ rongga perut.
n) Kontraksi uterus
Tanda ini muncul belakangan dan pasien mengeluh
perutnya kencang, tetapi tidak disertai rasa sakit.
o) Pemeriksaan tes biologis kehamilan
Pada pemeriksaan ini hasilnya positif, dimana
kemungkinan positif palsu.
2) Tanda pasti kehamilan (tanda positif)
a) Denyut Jantung Janin (DJJ)
Dapat didengar dengan stetoskop laenec pada minggu
17-18. Pada orang gemuk, lebih lambat. Dengan stetoskop
ultrasonik (doppler), DJJ dapat didengar lebih awal lagi, sekitar
minggu ke-12. Melakukan auskultasi pada janin bisa juga
mengidentifikasi bunyi-bunyi yang lain, seperti: bising tali
pusat, bising uterus dan nadi ibu.
12
b) Palpasi
Yang harus ditentukan adalah outline janin. Biasanya
menjadi jelas setelah minggu ke-22. Gerakan janin dapat
dirasakan dengan jelas setelah minggu 24.
2. Tanda Bahaya Kehamilan
a. Pengertian
Tanda bahaya kehamilan adalah tanda atau gejala yang
menunjukkan bahwa ibu dan bayi yang dikandungnya dalam keadaan
bahaya. Ibu yang dalam kondisi bahaya perlu mendapatkan pertolongan
segera di rumah sakit (Ayurai, 2009).
b. Macam-Macam Tanda Bahaya Kehamilan:
1) Perdarahan pervaginam
Perdarahan pervaginam dalam kehamilan jarang yang
normal atau fisiologis. Pada masa awal sekali kehamilan, ibu
mungkin akan mengalami perdarahan sedikit atau spotting disekitar
waktu pertama terlambat haidnya. Perdarahan ini adalah
perdarahan implantasi dan hal tersebut normal terjadi. Pada waktu
yang lain dalam kehamilan perdarahan ringan mungkin pertanda
dari servik yang rapuh (erosi). Perdarahan semacam ini mungkin
normal atau mungkin suatu tanda infeksi yang tidak
membahayakan nyawa ibu hamil dan janinnya.
Perdarahan pada masa kehamilan yang patologis dibagi
menjadi dua yaitu sebagai berikut :
13
a) Perdarahan pada awal masa kehamilan
Yaitu perdarahan yang terjadi pada masa kehamilan
kurang dari 22 minggu. Perdarahan pervaginam dikatakan
tidak normal bila ada tanda-tanda berikut :
(1) Keluar darah merah
(2) Perdarahan yang banyak
(3) Perdarahan dengan nyeri
Perdarahan semacam ini perlu dicurigai
terjadinya abortus, kehamilan ektopik, atau kehamilan mola
(hamil anggur).
b) Perdarahan pada masa kehamilan lanjut
Yaitu perdarahan yang terjadi pada kehamilan
setelah 22 minggu sampai sebelum persalinan. Perdarahan
tidak normal bila terdapat tanda-tanda berikut ini:
(1) Keluar darah merah segar atau kehitaman dengan bekuan
(2) Perdarahan banyak kadang-kadang atau tidak terus
menerus
(3) Perdarahan disertai rasa nyeri
Perdarahan semacam ini bisa berarti plasenta previa,
solusio plasenta, dan ruptur uteri. Selain itu, perlu dicurigai
adanya gangguan pembekuan darah.
2) Sakit kepala yang berat dan menetap yang tidak hilang.
14
Sakit kepala yang hebat dapat terjadi selama kehamilan
dan seringkali merupakan ketidaknyamanan yang bersifat normal
dalam kehamilan. Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah
yang serius adalah sebagai berikut :
a) Sakit kepala hebat
b) Sakit kepala menetap
c) Tidak hilang dengan istirahat
Terkadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut, ibu
mungkin menemukan bahwa penglihatannya menjadi kabur atau
terbayang. Hal ini merupakan tanda dan gejala dari preeklamsia.
3) Pandangan mata kabur
Penglihatan ibu dapat berubah dalam kehamilan.
Perubahan ringan (minor) adalah normal. Masalah visual yang
mengidentifikasikan keadaan yang mengancam jiwa adalah
perubahan visual mendadak, misalnya penglihatan kabur atau
terbayang, melihat bintik-bintik (spot), dan berkunang-kunang.
Selain itu adanya kelainan mata merupakan tanda-tanda
yang menunjukkan adanya preeklamsia berat yang mengarah pada
eklamsia. Hal ini disebabkan adanya perubahan peredaran darah
dalam pusat penglihatan di korteks serebri atau di dalam retina
(edema retina dan spasme pembuluh darah). Perubahan penglihatan
ini mungkin juga disertai dengan sakit kepala yang hebat.
15
Diagnosis nyeri kepala, gangguan penglihatan, kejang
atau koma, dan hipertensi.
4) Bengkak pada muka dan tangan
Edema ialah penimbunan cairan secara umum dan
berlebihan dalam jaringan tubuh dan biasanya dapat diketahui dari
kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki, jaringan tangan,
dan muka. Edema pretibial yang ringan sering ditemukan pada
kehamilan biasa sehingga tidak seberapa penting untuk penentuan
diagnosis preeklamsia. Selain itu, kenaikan berat badan ½ kilogram
setiap minggunya dalam kehamilan masih dianggap normal, tetapi
bila kenaikan 1 kilogram seminggu beberapa kali, maka perlu
kewasapadaan terhadap timbulnya preeklamsia.
Hampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak
yang normal pada kaki yang biasanya hilang setelah beristirahat atu
meninggikan kaki. Bengkak dapat menunjukkan adanya masalah
serius apabila ditandai dengan tanda-tanda berikut ini :
a) Jika muncul pada muka dan tangan
b) Bengkak tidak hilang setelah beristirahat
c) Bengkak disertai dengan keluhan fisik lainnya, seperti : sakit
kepala yang hebat, pandangan mata kabur, dan lain-lain. Hal
ini dapat merupakan pertanda anemia, gagal jantung, atau
preeklamsia.
16
5) Nyeri perut hebat
Nyeri abdomen yang tidak berhubungan dengan
persalinan normal adalah tidak normal. Nyeri abdomen yang
mungkin menunjukkan masalah yang mengancam keselamatan
jiwa adalah yang hebat, menetap, dan tidak hilang setelah
beristirahat. Hal ini bisa berarti apendisitis, kehamilan ektopik,
aborsi, penyakit radang panggul, persalinan preterm, gastritis,
abrupsio plasenta, infeksi saluran kemih, atau infeksi lain.
6) Gerakan bayi yang berkurang
Gerakan janin adalah suatu hal yang biasa terjadi pada
kehamilan yaitu pada usia kehamilan 20-24 minggu. Ibu mulai
merasakan gerak bayinya selama bulan ke-5 atau ke-6, beberapa
ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal (Vivian, 2011 p
138-139).
Gerakan janin tersebut dipengaruhi oleh berbagai hal
yaitu umur kehamilan, transport glukosa, stimulus pada suara,
kebiasaan janin, ibu yang merokok, dan penggunaan obat-obatan
oleh ibu hamil. Jika bayi tidur, gerakannya akan melemah. Bayi
harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam. Gerakan
janin akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring atau beristirahat,
serta jika ibu makan dan minum dengan baik.
17
7) Mual muntah berlebihan
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah
gejala yang wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I.
Mual biasa terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap
saat dan malam hari. Gejala–gejala ini kurang lebih terjadi 6
minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama
kurang lebih 10 minggu.
Mual dan muntah terjadi pada 60-80 % primigravida dan
40-60% multigravida. Satu diantara seribu kehamilan, gejala–gejala
ini menjadi lebih berat. Perasaan mual ini disebabkan oleh karena
meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum.
Pengaruh fisiologik kenaikan hormon ini belum jelas, mungkin
karena sistem saraf pusat atau pengosongan lambung yang
berkurang. Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan
keadaan ini, meskipun demikian gejala mual muntah yang berat
dapat berlangsung sampai 4 bulan. Pekerjaan sehari-hari menjadi
terganggu dan keadaan umum menjadi buruk. Keadaan inilah
disebut hiperemisis gravidarum. Keluhan gejala dan perubahan
fisiologis menentukan berat ringanya penyakit (Prawirohardjo,
2005 p 275).
Cara meringankan atau mencegah mual muntah yaitu
dengan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam
jumlah kecil, tetapi lebih sering. Waktu bangun pagi jangan segera
18
turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti kering
atau biskuit dengan teh hangat. Makanan yang berminyak dan
berbau lemak lemak sebaiknya dihindarkan (Prawirohardjo, 2002 p
278).
8) Selaput kelopak mata pucat
Anemia lebih sering dijumpai dalam kehamilan. Hal ini
disebabkan karena dalam kehamilan keperluan akan zat-zat
makanan bertambah dan terjadi pula perubahan-perubahan dalam
darah dan sumsum tulang. Menurut penyelidikan Hoo Swie Tjiong
frekuensi anemia dalam kehamilan setinggi 18,5%, pseudoanemia
57,9% dan wanita hamil dengan Hb 12 g/100 ml atau lebih
sebanyak 23,6%; Hb rata-rata 12,3g/ml dalam trimester I, 11,3
g/100 ml dalam trimester II, dan 10,8 g/100 ml dalam trimester III.
Hal itu disebabkan karena pengenceran darah menjadi makin nyata
dengan lanjutnya umur kehamilan, sehingga frekuensi anemia
dalam kehamilan meningkat pula (Prawirohardjo, 2002 p 448-450).
Cara pencegahannya adalah dengan minum tablet zat
besi. Selain itu mengkonsumsi lebih banyak protein dan sayur-
sayuran yang mengandung banyak mineral serta vitamin
(Prawirohardjo, 2002 p 453).
19
9) Demam
Ibu hamil menderita deman dengan suhu tubuh lebih 38°
C dalam kehamilan merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat
merupakan gejala adanya infeksi dalam kehamilan.
Demam tinggi dapat ditangani dengan: istirahat baring, minum
banyak, kompres untuk menurunkan suhu (Saiffudin, 2002 p 84)
10) Kejang
Pada umumnya kejang didahului oleh makin
memburuknya keadaan dan terjadinya gejala–gejala sakit kepala,
mual, nyeri ulu hati sehingga muntah. Bila semakin berat,
penglihatan semakin kabur, kesadaran menurun kemudian kejang.
Kejang dalam kehamilan dapat merupakan gejala dari eklamsia.
Penanganan kejang (Saifuddin, 2002 p 34):
a) Baringkan pada sisi kiri tempat tidur arah kepala ditinggikan
sedikit untuk mengurangi kemungkinan aspirasi secret,
muntahan, atau darah
b) Bebaskan jalan nafas
c) Hindari jatuhnya pasien dari tempat tidur
d) Lakukan pengawasan ketat
11) Keluar air ketuban sebelum waktunya
Ketuban dinyatakan pecah dini bila terjadi sebelum
proses persalinan berlangsung. Hal ini disebabkan oleh karena
berkurangnya kekuatan membran atau meningkatnya tekanan intra
20
uterin atau kedua faktor tersebut. Berkurangnya kekuatan membran
disebabkan oleh adanya infeksi yang berasal dari vagina dan
serviks.
3. Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu
(Notoatmodjo, 2003 p 121). Proses penginderaan terjadi melalui panca
indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman,
rasa dan raba. Pengetahuan pada hakekatnya merupakan segenap apa
yang kita ketahui tentang suatu objek tertentu, termasuk di dalamnya
adalah ilmu. Pengetahuan merupakan khasanah kekayaan mental yang
secara langsung turut memperkaya hidup kita
b. Pentingnya Pengetahuan
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior ). Dari pengalaman
penelitian ternyata perilaku yang didasarkan oleh pengetahuan akan
lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan
(Notoatmodjo ,2007)
Penelitian Rogers (1974) dalam Notoatmodjo (2007)
mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru
(berperilaku baru), dalam diri orang tersebut terjadi proses yang
berurutan, yakni :
21
1) Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam
arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).
2) Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut.
Disini sikap subyek mulai timbul.
3) Evaluation(menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya
stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden
sudah lebih baik lagi.
4) Trial, dimana subyek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai
dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.
5) Adoption, dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan
pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.
Namun demikian, dari penelitian selanjutnya Rogers
menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-
tahap tersebut. Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku
melalui proses seperti ini, dimana didasari oleh pengetahuan, kesadaran
dan sikap yang positif maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng
(long lasting). Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh
pengetahuan dan kesadaran akan tidak berlangsung lama.
Sama halnya dengan perilaku ibu tentang tanda bahaya
kehamilan, dimana perilaku terhadap tanda bahaya kehamilan akan
lebih langgeng jika ibu memiliki pengetahuan yang baik tentang tanda
bahaya kehamilan tersebut. Sehingga proses kehamilan dapat berjalan
normal.
22
c. Tingkatan Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo 2003, membagi 6 tingkat pengetahuan.
Ada 6 tingkat pengetahuan yang dicapai dalam domain kognitif
yaitu:
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, ini
merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Untuk
mengukur bahwa seseorang, tabu tentang apa yang dipelajari antara
lain menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan dan
sebagainya.
2) Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
menginterprestasikan materi tersebut secara benar, orang yang telah
paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya
terhadap objek yang dipelajari.
3) Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi
23
sebenamya, aplikasi ini diartikan dapat sebagai aplikasi atau
penggunaan hukum-hukum, rumus metode, prinsip dan sebagainya
dalam konteks atau situasi yang lain.
4) Analisis (Analysys)
Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu
struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
Kemampuan analisa ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja
dapat menggambarkan, membedakan, mengelompokkan dan seperti
sebagainya. Analisis merupakan kemampuan untuk
mengidentifikasi, memisahkan dan sebagainya.
5) Sintesa (Syntesis)
Adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menggabungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru dengan kata lain sintesis merupakan suatu kemampuan
untuk menyusun informasi baru misalnya dapat menyusun,
menggunakan, meringkaskan dan menyesuaikan suatu teori dan
rumusan yang ada.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk
melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau
objek. Penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan
sendiri atau menggunakan krteria yang telah ada.
24
Untuk tahu tanda bahaya kehamilan maka ibu hamil harus
mengenali tanda dan gejalanya, mampu mendefinisikan,
menyebutkan contoh, membedakan/mengelompokkan, serta tahu
tentang cara untuk mencegahnya.
d. Cara Memperoleh Pengetahuan
Cara memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah,
dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
1) Cara Tradisional
Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara
lain :
a) Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan
tersebut tidak berhasil dicoba kemungkinan yang lama.
b) Cara kekuasaan (otoritas)
Dimana pengetahuan diperoleh berdasarkan pada
kekuasaan, baik otoritas tradisi, otoritas pemerintah, otoritas
pemimpin, maupun otoritas ilmu pengetahuan.
c) Berdasarkan pengalaman
Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali
pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan
yang dihadapi pada masa yang lalu.
d) Melalui jalan pikiran
Manusia telah mampu menggunakan penalarannya
dalam memperoleh pengetahuan.
25
2) Cara modern dalam memperoleh pengetahuan
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan
pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah, cara ini disebut
dengan metode penelitian ilmiah atau lebih popular lagi metodologi
penelitian (Notoatmodjo, 2002).
e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Sukmadinata (2003) faktor-faktor yang
mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah sebagai berikut :
1) Faktor Internal
a) Jasmani
Faktor jasmani diantaranya adalah kesehatan indera
seseorang.
b) Rohani
Faktor rohani diantaranya adalah kesehatan psikis,
intelektual, psikomotor, serta kondisi efektif serta kognitif
individu.
2) Faktor Eksternal
a) Pendidikan
Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam
memberi respon terdapat sesuatu yang datang dari luar. Orang
yang berpendidikan tinggi akan memberi respon yang lebih
rasional terhadap informasi yang akan datang dan akan berfikir
26
sejauh mana keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh
gagasan tersebut.
b) Paparan media masa(akses informasi)
Melalui berbagai media baik cetak maupun elektronik
berbagai informasi dapat diterima oleh masyarakat, sehingga
seseorang lebih sering terpapar media massa (TV, radio, majalah,
pamflet) akan memperoleh informasi yang lebih banyak
dibandingkan dengan orang yang tidak pernah terpapar informasi
media.
c) Ekonomi(pendapatan)
Dalam memenuhi kebutuhan pokok (primer) maupun
kebutuhan sekunder keluarga dengan status ekonomi baik akan
lebih mudah tercukupi dibanding keluarga dengan status ekonomi
rendah. Hal ini akan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan akan
informasi pendidikan yang termasuk kebutuhan sekunder.
Hubungan sosial manusia adalah makluk sosial dimana didalam
kehidupan beriteraksi antara satu dengan yang lain. Individu yang
dapat berinteraksi secara kontinyu akan lebih besar terpapar
informasi.
d) Hubungan sosial
Manusia adalah makhluk sosial, sehingga dalam
kehidupan saling berinteraksi antara satu dengan yang lain.
Individu yang dapat berinteraksi secara kontinyu akan lebih besar
27
terpapar informasi, sementara faktor hubungan sosial juga
mempengaruhi kemampuan individu sebagai komunikan untuk
menerima pesan menurut model komunikasi media.
e) Pengalaman
Pengalaman individu tentang berbagai hal biasa yang
diperoleh dari tingkat kehidupan dalam proses
perkembangannya,misalnya sering mengikuti kegiatan yang
menddik seperti seminar.
4. Pendidikan
a. Pengertian
Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam
pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan, atau
perubahan kearah yang lebih dewasa.
Kegiatan atau proses belajar dapat terjadi dimana saja, kapan
saja, dan oleh siapa saja. Kegiatan belajar mempunyai ciri-ciri: belajar
adalah kegiatan yang menghasilkan perubahan pada diri individu,
kelompok, atau masyarakat yang sedang belajar, baik aktual maupun
potensial. Ciri kedua dari hasil belajar bahwa perubahan tersebut di
dapatkan karena kemampuan baru yang berlaku untuk waktu yang
relatif lama. Ciri yang ketiga adalah bahwa perubahan itu terjadi karena
usaha, dan didasari bukan karena kebetulan (Notoadmodjo, 2007, p.
108).
28
Pendidikan sangat berpengaruh pada pengetahuan seseorang,
dalam hal ini berpengaruh terhadap pengetahuan tentang tanda bahaya
kehamilan, dimana seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang
tersebut akan semakin luas pengetahuannya dan mampu mengenali
secara lebih dini mengenai tanda bahaya kehamilan.
b. Manfaat/ fungsi Pendidikan
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman, dan bertakwa, kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serat bertanggung jawab (UU No.23 tahun 2003).
c. Tujuan Pendidikan
Menurut Notoadmodjo (2007, p 127) tujuan pendidikan
diantaranya :
1) Mengubah pengetahuan/ pengertian, pendapat, dan konsep-konsep
2) Mengubah sikap dan persepsi
3) Menanamkan tingkah laku/ kebiasaan yang baru.
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Pendidikan
Menurut Notoadmodjo (2007, p.109) faktor-faktor yang
mempengaruhi proses pendidikan, diantara lain :
29
1) Masukan (Input)
Menyangkut sasaran belajar (sasaran didik). Yaitu
individu, kelompok, atau masyarakat yang sedang belajar itu
sendiri dengan berbagai latar belakangnya.
2) Proses (Process)
Mekanisme dan interaksi terjadinya perubahan
kemampuan (perilaku) pada subjek belajar tersebut. Dalam proses
ini terjadi pengaruh timbal balik antara berbagai faktor, antara lain :
subjek belajar, pengajar (pendidik atau fasilitator), metode, dan
teknik belajar, alat bantu belajar, dan materi atau bahan yang
dipelajari.
3) Keluaran (OutPut)
Hasil belajar itu sendiri, yaitu beberapa kemampuan atau
perubahan perilaku dari subjek belajar.
e. Jenjang Pendidikan
Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang
ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan
yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan.
Jenjang pendidikan formal menurut UU RI tentang
Pendidikan No. 20 tahun 2003 diantara lain :
1) Pendidikan dasar
Jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan
menengah. Contohnya: Sekolah Dasar (SD), Madrasah Ibtidaiyah
30
(MI), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Madrasah
Tsanawiyah (MTs)
2) Pendidikan menengah
Jenjang pendidikan lanjutan pendidikan dasar yang
terdiri dari pendidikan menengah kejuruan. Contohnya: Sekolah
Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK), Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK)
atau bentu lain yang sederajat.
3) Pendidikan tinggi
Jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang
mencakup program sarjana, magister, dokter, dan spesialis yang
diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Perguruan tinggi dapat
berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, Institut, Universitas
Pendidikan juga dapat dikategorikan menjadi pendidikan
rendah : tamat SLTP ke bawah dan pendidikan tinggi yaitu : tamat
SLTA ke atas (Riskesdas, 2007).
31
B. KERANGKA TEORI
Bagan 2.1 Kerangka Teori
Sumber : Sukmadinata (2003).
C. KERANGKA KONSEP
Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka
hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui
penelitian-penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2005).
Bagan 2.2 Kerangka konsep
Variabel Independent Variabel Dependen
Pengetahuan tanda
bahaya kehamilan
Faktor internal :
Jasmani
Rohani Kehamilan
Tingkat pendidikan
ibu hamil
Tingkat pengetahuan tentang
tanda bahaya kehamilan
Faktor eksternal
Pendidikan
Paparan
media masa
Ekonomi
Hubungan
social
Pengalaman
32
D. HIPOTESIS PENELITIAN
Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara penelitian, patokan
duga, atau dalil sementara yang kebenarannya akan dibuktikan dalam
penelitian tersebut (Notoatmodjo, 2005).
Hipotesa Alternatif (Ha) :
Ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu hamil dengan
pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan.