BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/60300/3/BAB...

19
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu Astari, dkk (2018) meneliti tentang pengaruh harga, kualitas produk, dan promosi penjualan terhadap keputusan pembelian produk makanan ringan hasil olahan laut di kota Tanjungpinang. Metode penelitian yang digunakan yaitu regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan kualitas produk berpengaruh signifikan dan positif terhadap keputusan pembelian. Antonius dan Sugiharto (2013) meneliti tentang analisa pengaruh strategi diferensiasi, citra merek, kualitas produk dan hargaterhadap keputusan pembelianpelanggan di Cincau Station Surabaya. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel harga berpengaruh yang paling dominan terhadap keputusan pembelian. Puspita, dkk (2015) meneliti tentang pengaruh harga, kualitas produk, dan citra merek terhadap keputusan pembelian yoghurt (Survey Pada Konsumen Yoghurt Youjell PT. Insan Muda Berdikari) Metode penelitian yang digunakan yaitu Uji Regresi Berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga, kualitas produk dan citra merek berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian.

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/60300/3/BAB...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/60300/3/BAB II.pdf · 2020. 2. 24. · 11 umum manusia bertindak rasional dan mempertimbangkan segala

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu

Astari, dkk (2018) meneliti tentang pengaruh harga, kualitas produk, dan

promosi penjualan terhadap keputusan pembelian produk makanan ringan hasil

olahan laut di kota Tanjungpinang. Metode penelitian yang digunakan yaitu

regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan kualitas produk

berpengaruh signifikan dan positif terhadap keputusan pembelian.

Antonius dan Sugiharto (2013) meneliti tentang analisa pengaruh strategi

diferensiasi, citra merek, kualitas produk dan hargaterhadap keputusan

pembelianpelanggan di Cincau Station Surabaya. Metode penelitian yang

digunakan yaitu metode regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa variabel harga berpengaruh yang paling dominan terhadap keputusan

pembelian.

Puspita, dkk (2015) meneliti tentang pengaruh harga, kualitas produk, dan

citra merek terhadap keputusan pembelian yoghurt (Survey Pada Konsumen

Yoghurt Youjell PT. Insan Muda Berdikari) Metode penelitian yang digunakan

yaitu Uji Regresi Berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga, kualitas

produk dan citra merek berpengaruh secara simultan terhadap keputusan

pembelian.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/60300/3/BAB II.pdf · 2020. 2. 24. · 11 umum manusia bertindak rasional dan mempertimbangkan segala

10

Fure dkk (2015) pengaruh brand image, kualitas produk dan harga terhadap

keputusan pembelian konsumen di J.co Manado. Metode penelitian yang

digunakan yaitu Uji Regresi Berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

brand image berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian.

Safitri dan Prabowo (2018) performa kualitas produk, persepsi harga,

promosi, dan gaya hidup dalam mempengaruhi proses keputusan pembelian

minuman isotonik (studi konsumen minuman isotonik di Kota Semarang).

Metode penelitian yang digunakan yaitu Uji Regresi Berganda. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa Kualitas produk gaya hidup Presepsi harga dan promosi

Secara signifikan dan positif mampu mempengaruhi proses keputusan pembelian.

B. Tinjauan Teori

1. Keputuan Pembelian

Suatu keputusan dapat dibuat hanya jika ada beberapa alternatif yang

dipilih. Apabila alternatif pilihan tidak ada maka tindakan yang dilakukan

tanpa adanya pilihan tersebut tidak dapat dikatakan membuat keputusan.

Menurut Kotler dan Keller (2012), proses keputusan pembelian terdiri dari

lima tahap yang dilakukan oleh seorang konsumen sebelum sampai pada

keputusan pembelian dan selanjutnya pasca pembelian. Keputusan pembelian

yang dilakukan oleh konsumen dapat terjadi apabila kosumen sudah

mendapatkan pelayanan dari pemberian jasa dan setelah itu konsumen

merasakan adanya kepuasan dan ketidakpuasan, maka dari itu konsep-konsep

keputusan pembelian tidak lepas dari konsep kepuasan pelanggan. Secara

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/60300/3/BAB II.pdf · 2020. 2. 24. · 11 umum manusia bertindak rasional dan mempertimbangkan segala

11

umum manusia bertindak rasional dan mempertimbangkan segala jenis

informasi yang tersedia dan mempertimbangkan segala sesuatu yang mungkin

bisa muncul dari tindakannya sebelum melakukan sebuah perilaku tertentu.

Kotler dan Keller (2012), membagi proses pengambilan keputusan membeli

menjadi lima tahap, sebagai berikut :

a. Pengenalan Masalah

Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau

kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal

(kebutuhan umum seseorang) atau eksternal (rangsangan pihak luar,

misalnya iklan).

b. Pencarian Informasi Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan mulai

terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Konsumen dalam

tahap ini dapat dibagi menjadi dua level. Pertama, penguatan perhatian.

Level ini menunjukan situasi pencarian bersifat lebih ringan, hanya

sekedar lebih peka pada informasi produk. Kedua, aktif mencar informasi.

Konsumen akan lebih aktif untuk mencari informasi melalui bahan bacaan,

menelpon teman maupun mengunjungi toko untuk mempelajari suatu

produk.

c. Evaluasi Alternatif Tidak ada proses evaluasi tunggal sederhana yang

digunakan oleh semua konsumen atau oleh satu konsumen dalam semua

situasi pembelian. Beberapa konsep dasar akan dapat membantu

pemahaman terhadap proses evaluasi konsumen. Pertama, konsumen

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/60300/3/BAB II.pdf · 2020. 2. 24. · 11 umum manusia bertindak rasional dan mempertimbangkan segala

12

berusaha memenuhi kebutuhan. Kedua, konsumen mancari manfaat

tertentu dari solusi produk. Ketiga,konsumen memandang masing –

masing produk sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan yang

berbeda dalam memberikan manfaat untuk memuaskan kebutuhan.

d. Keputusan Pembelian Saat melaksanakan maksud pembelian, konsumen

dapat mengambil lima sub-keputusan yaitu merek, dealer, kuantitas, waktu

dan metode. Melakukan pembelian produk sehari – hari, keputusan yang

diambil lebih kecil. Beberapa kasus menunjukan konsumen bisa

mengambil keputusan untuk tidak secara formal mengevaluasi setiap

merek.

e. Perilaku Pasca pembelian Setelah pembelian, konsumen mungkin

mengalami ketidaksesuaian karena memperhatikan fitur – fitur tertentu

yang menggangggu atau mendengar hal yang menyenangkan tentang

merek lain. Komunikasi pemasaran harus memasok keyakinan dan

evaluasi yang mengukuhkan pilihan konsumen dan membantu dia nyaman

dengan merek. Tugas pemasar tidak berakhir begitu saja ketika produk

dibeli. Pemasar harus memantau kepuasan pascapembelian, tindakan pasca

pembelian, dan pemakaian produk pasca pembelian.

Menurut Kotler (2012) indikator dari proses keputusan pembelian yaitu:

a. Tujuan dalam membeli sebuah produk adalah Setiap konsumen

tentunya harus mengetahui tujuanya sebelum memutuskan untuk

membeli produk yang sesuai keinginan dan kebutuhannya.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/60300/3/BAB II.pdf · 2020. 2. 24. · 11 umum manusia bertindak rasional dan mempertimbangkan segala

13

b. Pemrosesan informasi untuk sampai ke pemilihan merek adalah

konsumen adalah konsumen biasanya akan mencari informasi tentang

produk yang akan dibeli agar dapat menyeleksi dan menilai produk dari

merek yang dipercaya.

c. Kemantapan pada sebuah produk adalah konsumen dalam pengambilan

keputusan pembelian harus dapat menentukan pilihannya terhadap

produk yang diinginkan.

d. Memberikan rekomendasi kepada orang lain adalah konsumen yang

sering melakukan pembelian pada suatu produk, maka pelanggan tersebut

secara tidak langsung merasakan kepuasan dari produk itu dan akan

mampu merekomendasikan produk tersebut kepada orang disekitarnya.

e. Melakukan pembelian ulang adalah konsumen yang merasa puas akan

suatu produk tertentu pastinya akan melakukan pembelian ulang terhadap

produk tersebut.

2. Kualitas produk

Pengertian kualitas produk memiliki inti pada upaya pemenuhan

kebutuhan dan keinginan pelanggan yang bertujuan untuk mengimbangi

harapan pelanggan. Menurut Kotler dan Armstrong (2014), kualitas produk

adalah kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsinya, hal ini

termasuk keseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan

pengoperasian, dan reparasi produk, juga atribut produk lainnya. Menurut

Kotler dan Keller (2016), kualitas produk adalah kemampuan suatu barang

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/60300/3/BAB II.pdf · 2020. 2. 24. · 11 umum manusia bertindak rasional dan mempertimbangkan segala

14

untuk memberikan hasil atau kinerja yang sesuai bahkan melebihi dari apa

yang diinginkan pelanggan.

Kualitas produk memiliki suatu ketertarikan bagi konsumen dalam

mengelola hubungan yang baik dengan perusahaan penyedia produk. Adanya

hubungan timbal balik antara perusahaan dengan konsumen akan

memberikan peluang untuk mengetahui dan memahami apa yang menjadi

kebutuhan dan harapan yang ada pada persepsi konsumen. Maka, perusahaan

penyedia produk dapat memberikan kinerja yang baik untuk mencapai

kepuasan konsumen melalui cara memaksimalkan pengalaman yang

menyenangkan dan meminimalisir pengalaman yang kurang menyenangkan

konsumen dalam mengkonsumsi produk. Apabila kinerja dari suatu produk

yang diterima atau dirasakan sesuai dengan harapan konsumen, maka kualitas

produk yang diterima atau dirasakan sesuai dengan harapan konsumen.

Beberapa pendapat mengenai dimensi kualitas produk, antara lain

menurut Kotler (2016) apabila perusahaan ingin mempertahankan

keunggulan kompetitifnya dalam pasar maka perusahaan harus mengerti

aspek dimensi apa saja yang digunakan oleh konsumen untuk membedakan

produk yang dijual perusahaan tersebut dengan produk pesaing. Oleh karena

itu kualitas produk dapat dimasukkan ke dalam sembilan dimensi, yaitu :

a. Bentuk

Produk dapat dibedakan secara jelas dengan yang lainnya berdasarkan

bentuk, ukuran, atau struktur fisik produk.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/60300/3/BAB II.pdf · 2020. 2. 24. · 11 umum manusia bertindak rasional dan mempertimbangkan segala

15

b. Ciri-ciri produk

Karakteristik sekunder atau pelengkap yang berguna untuk menambah

fungsi dasar yang berkaitan dengan pilihan-pilihan produk dan

pengembangannya.

c. Kinerja

Berkaitan dengan aspek fungsional suatu barang dan merupakan

karakterisitik utama yang dipertimbangkan pelanggan dalam membeli

barang tersebut.

d. Ketepatan atau kesesuaian

Berkaitan dengan tingkat kesesuaian dengan spesifikasi yang ditetapkan

sebelumnya berdasarkan keinginan pelanggan. Kesesuaian merefleksikan

derajat ketepatan antara karakteristik desain produk dengan karakteristik

kualitas standar yang telah ditetapkan.

e. Daya Tahan

Berkaitan dengan berapa lama suatu produk dapat digunakan tanpa

menimbulkan masalah pada saat penggunaan

f. Keandalan

Berkaitan dengan probabilitas atau kemungkinan suatu barang berhasil

menjalankan fungsinya setiap kali digunakan dalam periode waktu

tertentu dan dalam kondisi tertentu pula.

g. Kemudahan Perbaikan

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/60300/3/BAB II.pdf · 2020. 2. 24. · 11 umum manusia bertindak rasional dan mempertimbangkan segala

16

Berkitan dengan kemudahan perbaikan atas produk jika rusak. Idelnya

produk akan mudah diperbaiki sendiri oleh penggunan jika rusa.

h. Gaya

Penampilan produk dan kesan konsumen terhadap produk.

i. Desain

Keseluruhan keistimewaan produk yang akan mempengaruhi

penampilan dan fungsi produk terhadap keinginan konsumen.

Berdasarkan dimensi – dimensi diatas, dapat disimpulkan bahwa

suatu dimensi kualitas merupakan syarat agar suatu nilai dari produk

memungkinkan untuk bisa memuaskan pelanggan sesuai harapan. Untuk

mencapai kualitas produk yang diinginkan maka diperlukan suatu

standarisasi kualitas. Cara ini dimaksudkan untuk menjaga agar produk

yang dihasilkan memenuhi standar yang telah ditetapkan sehingga

konsumen tidak akan kehilangan kepercayaan terhadap produk yang

bersangkutan. Pemasar harus memperhatikan kualitas, bahkan diperkuat

dengan citra merek yang baik dan harga yang wajar maka konsumen

tidak akan berpikir panjang untuk melakukan pembelian terhadap produk

(Kotler dan Amstrong, 2012). Untuk mencapai kualitas produk yang

diinginkan diperlukan standarisasi kualitas. Hal ini dimaksudkan agar

produk yang diciptakan kualitasnya terjaga dan menghasilkan standar

yang telah ditetapkan sehingga konsumen tidak kehilangan kepercayaan

terhadap produk yang ditawarkan.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/60300/3/BAB II.pdf · 2020. 2. 24. · 11 umum manusia bertindak rasional dan mempertimbangkan segala

17

Menurut Tjiptono (2015) kualitas produk memiliki indikator-

indikator yaitu sebagai berikut :

a. Kinerja (Performance) merupakan karakteristik operasi dan produk

inti (core product) yang dibeli. Misalnya kecepatan, kemudahan dan

kenyamanan dalam penggunaan.

b. Fitur (feature) Fitur produk yang melengkapi fungsi dasar suatu

produk tersebut.

c. Kesesuaian dengan spesifikasi (Conformance to Spesification)

Sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar yang

telah ditetapkan sebelumnya. Misalnya standar karakteristik

operasional.

d. Ketahanan (Durability) Berkaitan dengan berapa lama produk

tersebut dapat terus digunakan. Dimensi ini mencakup umur teknis

maupun umur ekonomis.

e. Keandalan (Realibility) Yaitu kemungkinan kecil akan mengalami

kerusakan atau gagal pakai.

f. Kemampuan melayani (Serviceability) meliputi kecepatan,

kompetensi, kenyamanan, mudah direparasi, serta penanganan

keluhan yang memuaskan. Pelayanan yang diberikan tidak terbatas

hanya sebelum penjualan, tetapi juga selama proses penjualan hingga

purna jual, yang juga mencakup pelayanan reparasi dan ketersediaan

komponen yang dibutuhkan.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/60300/3/BAB II.pdf · 2020. 2. 24. · 11 umum manusia bertindak rasional dan mempertimbangkan segala

18

g. Estetika (Esthetica) Yaitu daya tarik produk terhadap panca indera.

Misal keindahan desain produk, keunikan model produk, dan

kombinasi.

h. Kualitas yang dipersepsikan (Perceived Quality) Merupakan

persepsi konsumen terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan

suatu produk. Biasanya karena kurangnya pengetahuan pembeli akan

atribut atau ciri-ciri produk yang akan dibeli, maka pembeli

memperspsikan kualitasnya dari aspek harga, iklan, reputasi

perusahaan, maupun negara pembuatnya.

3. Citra Merek

Citra Merek merupakan salah satu hal yang diingat didalam benak

konsumen pada saat membeli suatu produk merek tertentu. Menurut Kotler dan

Keller (2012) “Citra merek adalah presepsi dan keyakinan yang dipegang oleh

konsumen, seperti yang dicerminkan asosiasi yang tertanam dalam ingatan

konsumen, yang selalu diingat pertama kali saat mendengar slogan dan tertanam

dibenak konsumenya”. Menurut Tjiptono (2015) “Citra merek adalah deskripsi

asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap merek tertentu. Citra merek (Brand

Image) adalah pengamatan dan kepercayaan yang dingenggam konsumen,

seperti yang dicerminkan di asosiasi atau di ingatan konsumen.

Menurut Roslina (2010), mendefinisikan bahwa “Citra merek merupakan

petunjuk yang akan digunakan oleh konsumen untuk mengevaluasi produk ketika

konsumen tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang suatu produk”.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/60300/3/BAB II.pdf · 2020. 2. 24. · 11 umum manusia bertindak rasional dan mempertimbangkan segala

19

Terdapat kecenderungan bahwa konsumen akan memilih produk yang telah

dikenal baik melalui pengalaman menggunakan produk maupun berdasarkan

informasi yang diperoleh melalui berbagai sumber. Berdasarkan pengertian citra

merek yang dikemukan para ahli diatas dapat diambil kesimpulan bahwa citra

merek adalah asosiasi atau kepercayaan yang ada dalam benak konsumen untuk

menjadi pembeda dari merek yang lainnya seperti lambang, desain huruf atau

warna khusus dan persepsi konsumen untuk mengevaluasi suatu produk ketika

konsumen tidak memiliki pengetahuan yang cukup baik tentang suatu produk

yang akan di beli. Konsumen cenderung akan memilih produk yang telah terkenal

dan digunakan oleh banyak orang daripada produk yang baru dikenalnya.

Kotler dan Keller (2016) mengemukakan faktor-faktor terbentuknya citra

merek atara lain:

a. Keunggulan produk merupakan salah satu faktor pembentuk Brand Image,

dimana produk tersebut unggul dalam persaingan. Karena keunggulan

kualitas (model dan kenyamanan) dan ciri khas itulah yang menyebabkan

suatu produk mempunyai daya tarik tersendiri bagi pelanggan.

Favorability of brand association adalah asosiasi merek dimana pelanggan

percaya bahwa atribut dan manfaat yang diberikan oleh merek akan dapat

memenuhi atau memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka sehingga

mereka membentuk sikap positif terhadap merek. Kekuatan merek

merupakan asosiasi merek tergantung pada bagaimana informasi masuk

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/60300/3/BAB II.pdf · 2020. 2. 24. · 11 umum manusia bertindak rasional dan mempertimbangkan segala

20

kedalam ingatan pelanggan dan bagaimana proses bertahan sebagai bagian

dari citra merek.

b. Kekuatan asosiasi merek ini merupakan fungsi dari jumlah pengolahan

informasi yang diterima pada proses ecoding. Ketika seorang

pelanggansecara aktif menguraikan arti informasi suatu produk atau jasa

maka akan tercipta asosiasi yang semakin kuat pada ingatan pelanggan.

Pentingnya asosiasi merek pada ingatan pelanggan tergantung pada

bagaimana suatu merek tersebut dipertimbangkan.

c. Keunikan merek adalah asosiasi terhadap suatu merek mau tidak mau harus

terbagi dengan merek-merek lain. Produsen harus menciptakan keunggulan

bersaing yang dapat dijadikan alasan bagi pelanggan untuk memilih suatu

merek tertentu dengan memposisikan merek lebih mengarah kepada

pengalaman atau keuntungan diri dari image produk tersebut. Perbedaan

yang ada, baik dari produk, pelayanan, personil, dan saluran yang

diharapkan memberikan perbedaan dari pesaingnya, yang dapat

memberikan keuntungan bagi produsen dan konsumen.

Meurut Roslina (2010) Citra Merek memiliki tiga dimensi, yaitu :

a. Citra Perusahaan

Perasaan maupun pengalaman konsumen terhadap suatu perusahaan yang

menghasilkan suatu produk akan membentuk citra perusahaan tersebut.

Pemahaman tentang citra perusahaan sangat penting bagi pemasar karena

citra merek yang disukai untuk perusahaan dapat mempengaruhi dukungan

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/60300/3/BAB II.pdf · 2020. 2. 24. · 11 umum manusia bertindak rasional dan mempertimbangkan segala

21

konsumen dan pembuatan keputusan oleh konsumen, sedangkan citra yang

tidak disukai memiliki pengaruh yang akan merugikan bagi pengambilan

keputusan dan perilaku

b. Citra Produk

Mengembangkan citra produk dalam pikiran konsumen menjadi strategi

yang sangat penting bagi perusahaan karena produk yang memiliki citra

yang kuat dalam memori jangka panjang konsumen lebih disukai ketika

akan membeli suatu produk pada saat produk tersebut dibutuhkan.

c. Citra Negara Penghasil Produk

Kesan positif dari suatu merek yang dihasilkan oleh negara asal (country

of origin) menghasilkan sikap positif terhadap merek tersebut dan akan

diikuti oleh perilaku yang positif. Sedangkan konsumen yang memiliki

citra negatif terhadap negara tertentu tidak akan mempertimbangkan untuk

membeli merek yang berasal dari negara tersebut tanpa memperhatikan

asosiasi merek tersebut.

Menurut (Simamora, 2004), ada 3 indikator citra merek:

a. Corporate Image (citra pembuat), yaitu sekumpulan asosiasi yang

dipersepsikan konsumen terhadap perusahaan yang membuat suatu barang

atau jasa. Citra pembuat meliputi: popularitas, kredibilitas, jaringan

perusahaan, serta pemakai itu sendiri/ penggunanya.

b. User Image (citra pemakai), yaitu sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan

konsumen terhadap pemakai yang menggunakan suatu barang atau jasa.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/60300/3/BAB II.pdf · 2020. 2. 24. · 11 umum manusia bertindak rasional dan mempertimbangkan segala

22

Meliputi pemakai itu sendiri, serta status sosialnya.

c. Product Image (citra produk), yaitu sekumpulan asosiasi yang

dipersepsikan konsumen terhadap suatu barang atau jasa. Meliputi: atribut

dari produk, manfaat bagi konsumen, serta jaminan.

4. Harga

Harga adalah sejumlah uang yang ditukarkan untuk sebuah produk atau

jasa. Lebih jauh lagi, harga adalah sejumlah nilai yang konsumen tukarkan

untuk sejumlah manfaat dengan memiliki atau menggunakan suatu barang atau

jasa (Kotler dan Armstrong, 2012). Secara sederhana, istilah harga bisa

diartikan sebagai jumlah uang (satuan moneter) atau aspek lain (non-moneter)

yang mengandung utilitas/kegunaan tertentu yang diperlukan untuk

mendapatkan sebuah produk (Tjiptono dan Chandra, 2012).

Persepsi konsumen terhadap suatu harga dapat mempengaruhi keputusan

dalam membeli suatu produk sehingga suatu perusahaan harus mampu

memberikan persepsi yang baik terhadap produk atau jasa yang mereka jual.

Para konsumen tertarik untuk mendapatkan suatu harga yang pantas ketika

transaksi dilakukan. Harga merupakan hal yang diperhatikan konsumen saat

melakukan pembelian. Sebagian konsumen bahkan mengidentifikasikan harga

dengan nilai. Suatu perusahaan atau organisasi baik yang mengutamakan laba

maupun tidak, akan selalu berhadapan dengan penetapan harga produk yang

dihasilkan.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/60300/3/BAB II.pdf · 2020. 2. 24. · 11 umum manusia bertindak rasional dan mempertimbangkan segala

23

Menurut Kotler (2012), perusahaan harus memikirkan dilaba ia akan

memposisikan penawaran pasarnya. Semakin jelas tujuan perusahaan, maka

akan semakin mudah penetapan harga. Perusahaan dapat mengejar lima tujuan

utama melalui:

a. Kelangsungan hidup (survival)

Penentuan harga ditunjukkan untuk mencapai tingkat keuntungan yang

diharapkan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan.

b. Memaksimalkan keuntungan (profit maximization)

Penentuan harga untuk menjamin tercapainya keuntungan maksimal dalam

periode waktu tertentu. Priode yang ditentukan akan tergantung pada siklus

hidup dari produk yang bersangkutan.

c. Memaksimalkan pangsa pasar (maximum market share)

Penentuan harga unnutk membangun pangsa pasar. Perusahaan percaya

bahwa meningkatkan volume penjualan akan menuju pada biaya per unit

yang lebih rendah dan profit jangka panjang yang lebih tinggi.

d. Kepemimpinan kualitas produk (leadership in product quality)

Penentuan harga mungkin ditujukan untuk pencapaian kepemimpinan

kualitas produk. Beberapa merek berupaya menunjukkan bahwa produk

mereka merupakan kemewahan yang tejangkau produuk dicirikan oleh

persepsi yang tinggi tetapi dalam jangkauan konsumen.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/60300/3/BAB II.pdf · 2020. 2. 24. · 11 umum manusia bertindak rasional dan mempertimbangkan segala

24

e. Memaksimalkan market skimming (maximum market skimming)

Perusahaan berusaha untuk memperkenalkan teknologi baru sehingga

dapat menetapkan harga tinggi untuk memaksimalkan market skimming.

Menurut Stanton (2012) terdapat 4 indikator yang mencirikan harga yaitu:

a. Keterjangkauan harga

Harga yang terjangkau adalah harapan konsumen sebelum mereka

melakukan pembelian. Konsumen akan mencari produk-produk yang

harganya dapat mereka jangkau.

b. Kesesuaian harga dengan kualitas produk

Untuk produk tertentu, biasanya konsumen tidak keberatan apabila harus

membeli dengan harga relatif mahal asalkan kualitas produknya baik,

namun konsumen lebih menginginkan produk dengan harga murah dan

kualitasnya baik.

c. Daya saing harga

Perusahaan menetapkan harga jual suatu produk dengan

mempertimbangkan harga produk yang dijual oleh pesaingya agar

produknya dapat bersaing di pasar.

d. Kesesuaian harga dengan manfaat

Konsumen terkadang mengabaikan harga suatu produk namun lebih

mementingkan manfaat dari produk tersebut.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/60300/3/BAB II.pdf · 2020. 2. 24. · 11 umum manusia bertindak rasional dan mempertimbangkan segala

25

C. Kerangka Pikir Penelitian

Kerangka pikir penelitian menggambarkan hubungan dari variabel bebas,

dalam hal ini adalah kualitas produk, citra merek dan harga terhadap keputusan

pembelian kerangka pikir yang digunakan pada gambar 1 sebagai berikut:

H1

H2

H3

H4

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian

Berdasarkan pada Gambar 1. diatas adalah kerangka konseptual yang

dipakai adalah lanjutan dari penelitian yang dilakukan oleh Astruri (2018) yang

diadaptasi oleh peneliti dengan menggunakan tiga variabel bebas, yakni kualitas

produk, citra merek dan harga dengan pengaruhnya terhadap satu variabel

dependen yaitu keputusan pembelian pada produk Chatime Kota Malang.

Kualitas

Produk (X1)

Harga

(X3)

Citra Merek

(X2)

Keputuan

Pembelian

(Y)

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/60300/3/BAB II.pdf · 2020. 2. 24. · 11 umum manusia bertindak rasional dan mempertimbangkan segala

26

D. Hipotesis Penelitian

Astari dkk (2013) kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan

terhadap keputusan pembelian. Rasa puas yang didapatkan pelanggan dalam

melakukan pembelian produk Hal ini menunjukkan bahwa semakin puas

pelanggan terhadap kualitas produk maka melakukan keputusan pembelian

semakin meningkat. Sehingga dapat dibuat hipotesis yaitu:

H1 : kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap

keputusan pembelian produk Chatime di Kota Malang

Fure, dkk (2015) citra merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap

keputusan pembelian. Citra merek yang baik sangat penting agar pelanggan

tetap menjaga hubungan hingga jangka panjang, akan menguntungkan bagi

perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa melakukan citra merek sangat penting

untuk melakukan keputusan pembelian semakin meningkat. Sehingga hipotesis

yang dapat dibuat yaitu:

H2 : Citra merek berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian

produk Chatime di Kota Malang

Antonius dan Sugiharto (2013) harga berpengaruh paling dominan terhadap

keputusan pembelian. Tanpa disadari tidak hanya kualitas produk dan citra

merek yang dapat menjadi faktor pembentuk keputusan pembelian, harga juga

dapat menjadi pembentuk pelanggan untuk melakukan pembelian. Hal ini

menunjukkan bahwa hipotesis yang dapat dibuat yaitu:

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/60300/3/BAB II.pdf · 2020. 2. 24. · 11 umum manusia bertindak rasional dan mempertimbangkan segala

27

H3 : Harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian produk

Chatime di Kota Malang

Hasil penelitian dari Puspita dkk (2015) harga, kualitas produk, dan citra

merek berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Memberikan rasa puas pada

pelanggan akan bermanfaat karena hubungan antara perusahaan dengan

pelanggan menjadi harmonis, sehingga pelanggan akan melakukan keputusan

pembelian. Kemudian pelanggan juga akan setia pada perusahaan. Apabila

pelanggan sudah puas dan setia maka hubungan jangka panjang perusahaan

dengan pelanggan akan menghasilkan kerja yang positif. Hal ini menunjukkan

bahwa dapat dibuat hipotesis yaitu:

H4 : kualitas produk, citra merek dan harga. Berpengaruh simultan

terhadap keputusan pembelian produk Chatime di Kota Malang