BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Agensirepository.ump.ac.id/9175/3/BAB II.pdf ·...
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Agensirepository.ump.ac.id/9175/3/BAB II.pdf ·...
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
Penelitian tentang pengaruh kebangsaan direksi, kepemilikan
blockholders, dan intellectual capital terhadap kinerja perusahaan
membutuhkan beberapa kajian teori untuk menguatkan penelitian antara
lain:
1. Teori Agensi
Teori keagenan mulai di perkenalkan sekitar tahun 1970 an,
terutama oleh Jansen dan Meckling pada tahun 1976 mendefinisikan
hubungan keagenan didefinisikan sebagai kontrak antara satu orang
atau lebih (principal) melibatkan orang lain (agen) untuk
melakukan beberapa layanan atas nama mereka mendelegasikan
beberapa otoritas kepada agen dalam pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan organisasi (Jansen dan Meckling, 1976). Teori
keagenan menyatakan bahwa hubungan antara manajemen dengan
pemilik perusahaan memiliki kepentingan yang berbeda. Ada dua
fungsi utama dalam perusahaan yaitu fungsi pengelolaan dan fungsi
kepemilikan (Gudono, 2014)
Dalam pelaksanaanya perusahaan harus melibatkan kedua
sistem ini jika ingin menguatkan posisi perusahaan.Teori keagenan
dibangun sebagai upaya untuk memahami dan memecahkan
masalah yang muncul manakala ada ketidaklengkapan informasi
Pengaruh Kebangsaan Direksi... Deni Wahyu Kusuma, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2019
11
pada saat melakukan kontrak (perikatan). Kontrak yang dimaksud
adalah kontrak antara prinsipal (pemberi kerja) dengan agen
(penerima kerja misalnya manajemen) (Gudono, 2014). Teori
keagenan berpendapat jika agen memiliki keunggulan informasi
dibandingkan prinsipal dan kepentingan agen berbeda dengan
prinsipal maka akan terjadi principal agen problem dimana agen
akan melakukan tindakan yang menguntungkan diri sendiri dan
merugikan prinsipal (Gudono, 2014)
Dua macam bentuk masalah keagenan yang terdapat dalam
hubungan antara prinsipal dan agen, yaitu pilihan buruk (adverse
selection / negative selection) dan bencana moral (moral hazard).
Pilihan buruk (adverse selection) terjadi saat prinsipal tidak
mengetahui kemampuan agen sehingga keputusan yang diambil
agen merupakan keputusan yang tidak tepat bagi perusahaan.
Bencana moral (moral hazard) terjadi manakala kontrak sudah
disetujui oleh prinsipal dan agen, namun pihak agen secara sadar
memiliki keunggulan (informasi) tidak memenuhi persyaratan
(term) kontrak tersebut. Tentu saja prinsipal menyadari akan adanya
potensi kedua masalah tersebut dan merekan ingin melindungi dari
agen yang oportunistik dengan merancang metode sedemikian rupa
agar agen bertindak sesuai dengan prinsipal (Gudono, 2014)
Hubungan keagenan seringkali menjadikan manajemen
eksekutif mengendalikan perusahaan sesuai dengan kepentingannya
Pengaruh Kebangsaan Direksi... Deni Wahyu Kusuma, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2019
12
sendiri dan mengorbankan kepentingan pemilik jika kepemilikan
pada perusahaan tersebar (Berle dan Means, 1932). Kurangnya
pengawasan karna kepemilikan perusahaan yang tersebar (tidak
adanya blockholder) menjadikan manajemen meminimalkan upaya
produktifitas serta memberikan perusahaan dan pemilik return
sekecil mungkin (Gudono, 2014).
2. Stakeholder Teory
Stakeholder theory adalah teori yang menggambarkan
kelangsungan bisnis perusahaan daam mencapai tujuan tergantung
pada pihak yang berperan sebagai pemangku kepentingan (Freeman,
1984). Pemangku kepentingan tidak terbatas hanya pemilik dan
manajemen, melainkan terdapat beberapa pihak seperti pemerintah,
karyawan, kreditur, investor, dan konsumen (Gudono, 2014).
Stakeholder theory berpendapat bahwa seluruh stakeholder
memiliki hak untuk berkomunikasi dan mendapatkan informasi
bagaimana aktivitas perusahaan (Deegan, 2004). Laporan keuangan
merupakan cara yang paling efisien bagi perusahaan guna
melakukan komunikasi dengan stakeholder, sehingga mendorong
kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu cara untuk
memenuhi kepentingan stakeholder (Guthire dkk, 2006).
3. Teori Ketergantungan Sumberdaya (KSD)
Teori ketergantungan sumber daya atau resource
dependence theory berpandangan menguasai sumber daya yang vital
Pengaruh Kebangsaan Direksi... Deni Wahyu Kusuma, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2019
13
dapat mengurangi ketidakpastian dalam hubungan organisasi dan
meningkatkan power perusahaan (Preffer dan Salancik 1978).
Dalam mengendalikan sumber daya dapat melalui penguasaan,
kepemilikan atas sumber daya, kendali atas akses sumber daya,
kendali atas pemakaian sumber daya, dan kemampuan meregulasi
sumber daya (Preffer dan Salancik 1978).
Penguasaan (pengendalian) pihak luar atas sumberdaya yang
diperlukan akan membatasi diskresi manajemen, bias menggagalkan
pencapaian tujuan organisasi dan bahkan mengancam eksistensi
organisasi (Scott, 2003). Kelangsungan organisasi bergantung pada
kemampuan manajemen memaksimalkan power organisasi,
khususnya untuk mendapatkan sumber daya (Ulrich & Barney,
1984).
Teori ketergantungan sumberdaya berpendapat bahwa
sumberdaya yang dapat digunakan untuk menjalankan organisasi
secara efektif dan efisien meliputi aset, manusia, kemampuan,
proses organisasi, atribut perusahaan, informasi, pengetahuan yang
dikendalikan perusahaan (Gudono, 2014). Sumber daya manusia
yang dimiliki perusahaan yang digunakan secara optimal akan
meningkatkan potensi perusahaan (Tuch dan Noel, 2007). Diversitas
sumberdaya (direksi) yang berkaitan dengan ras, suku, kebangsaan
dianggap penting dapat memaksimalkan sumberdaya perusahaan
(Siciliano, 1996).
Pengaruh Kebangsaan Direksi... Deni Wahyu Kusuma, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2019
14
4. Resource Based Theory
Pandangan mengenai Resource Based Theory dimulai oleh
Barney, (1986) berpendapat dalam menghasilkan keunggulan
bersaing organisasi tidak hanya budaya organisasi saja. Aset
perusahaan, kapabilitas, proses organisasional, karakteristik
perusahaan, informasi pengetahuan dan sumberdaya yang berada
dalam perusahaan untuk digunakan mengimplementasi strategi agar
tercapainya keefektifan dan efesiensi (Barney, 1986)
RBT menjadi pokok pikiran dalam mendefinisikan apa yang
menjadi keunggulan kompetitif dan kinerja perusahaan (Barney dkk,
2011). Substansi utama resource-based view adalah sumberdaya
yang mampu menghasilkan keunggulan bersaing berkelanjutan
yaitu sumberdaya yang bernilai, langka atau unik, sulit untuk ditiru,
dan tidak tergantikan, sumber daya dinyatakan bernilai ketika dapat
digunakan untuk implementasi strategi secara efektif dan efesien
yang dapat meningkatkan kinerja perusahaan (Barney, 1991).
RBT menjelaskan perusahaan akan mendapatkan
keunggulan kompetitif dengan memanfaatkan sumberdaya yang
dimiliki termasuk intellectual capital meliputi human capital,
physical capital maupun structural capital (Faza dan Erna, 2014)
Pengaruh Kebangsaan Direksi... Deni Wahyu Kusuma, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2019
15
5. Kebangsaan Direksi
Kebangsaan direksi adalah kewarganegaraan yang dimiliki
oleh direksi perusahaan ditunjukan dengan anggota direksi dari
berbagai negara (Mishra dan Shital, 2013). Kegiatan bisnis
perusahaan sudah menjadi bagian dari ekonomi global, perusahaan
yang memiliki kegiatan bisnis di negara lain diharuskan memiliki
direksi yang dapat memahami bagaimana berbagai negara tersebut
beroprasi, lingkungan bisnis, sosial perilaku masyarkat (Mishra dan
Shital, 2013)
Diversitas direksi dari berbagai negara cenderung memiliki
perspektif dan pandangan yang beragam sehingga dapat
meningkatkan kreativitas dan mengarah pada pemecahan masalah
yang inovatif yang dapat meningkatkan nilai perusahaan (Mishra
dan Shital, 2013). Direksi harus dapat memahami kebuutuhan
budaya dan bisnis dari berbagai negara (Mishra dan Shital, 2013).
Kebangsaan direksi diukur dari proporsi direksi
berkewarganegaraaan asing dibandingkan dengan direksi dari
negara operasional (Wicakssana dan I, 2011)
6. Kepemilikan Blockholder
Kepemilikan Blockholder adalah jumlah kepemilikan saham
terbesar dalam perusahaan yang besarnya lebih dari 20%,
kepemilikan diatas 20% dianggap dapat meningkatkan keefektivan
kontrol dari shareholder (Porta dkk, 1999). Blockholder dapat
Pengaruh Kebangsaan Direksi... Deni Wahyu Kusuma, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2019
16
berasal dari intansi maupun perseorangan yang memiliki
kemampuan profesionalisme dalam menjalankan dan mengontrol
perusahaan, semakin tinggi kepemilikan blockholder pada
perusahaan jika dapat menjalankan peran dan fungsinya dengan baik
akan meningkatkkan nilai perusahaan (Thomsen dkk, 2004).
Semakin tinggi kepemilikan pada perusahaan maka semakin
rendah keinginan dan kesempatan manajemen untuk
menyalahgunakan sumber daya, sedangkan persebaran kepemilikan
yang tinggi menyebabkan manajemen tidak dapat diawasi dengan
baik karna pemegang saham kehilangan kontrol. Meningkatkan
kepemilikan perusahan juga salah satu cara dalam upaya menekan
konflik keagenan dan biaya keagenan (Berle dan Means 1932).
Semakin tingginya proporsi kepemilikan saham pada suatu
perusahaan akan mempunyai peran dan kesempatan yang lebih besar
dalam memaksimalkan nilai perusahaan (Jansen dan Meckling,
1976).
Adanya pemegang saham Blockholder ownership memiliki
arti penting dalam memonitor manajemen. Kepemilikan oleh
institusional seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan
perusahaan investasi dan kepemilikan oleh institusi-institusi lain
akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal.
Mekanisme monitoring tersebut akan menjamin peningkatan
kemakmuran pemegang saham. Signifikasi blockholder ownership
Pengaruh Kebangsaan Direksi... Deni Wahyu Kusuma, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2019
17
sebagai agen pengawas ditekankan melalui investasi mereka yang
cukup besar dalam pasar modal. Apabila blockholder merasa tidak
puas atas kinerja manajerial, maka mereka akan menjual sahamnya
ke pasar. (Ardianingsih & Komala, 2010).
Blockholder ownership juga dapat meningkatkan konflik
agency antara blockholder dengan investor minoritas Hal tersebut
dikarenakan blockholder memiliki dorongan untuk menggunakan
voting power mereka, sehingga dapat menikmati penghasilan atau
keuntungan-keuntungan perusahaan yang tidak dibagikan pada
pemegang saham minoritas (Becht dkk, 2002).
7. Intellectual Capital
Intellectual capital adalah jumlah dari sesuatu pada
perusahaan yang dapat memberikan keunggulan kompetitif di pasar
yang dapat berupa pengetahuan, informasi, kekayaan intelektual,
pengalaman dan segala yang dapat dimanfaatkan untuk menciptakan
kekayaan (Stewart, 1997)
Organisational For Economic Cooperation and
Development (OECD, 1999) menjelaskan intellectual capital
sebagai nilai ekonomi dari dua kategori aset tak berwujud yaitu
organisational (structural) capital dan human capital.
IC umumnya di definisikan sebagai perbedaan nilai pasar
perusahaan (bisnis perusahaan) dan nilai buku dari aset perusahaan
atau dari financial capital-nya. Hal ini berdasarkan suatu observasi
Pengaruh Kebangsaan Direksi... Deni Wahyu Kusuma, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2019
18
bahwa sejak akhir 1980-an nilai pasar dari bisnis kebanyakan dan
secara khusus adalah bisnis yang berdasar pengetahuan telah
menjadi besar dari nilai yang dilaporkan dalam laporan keuangan
berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh akuntan. (Roslender
& Finchan, 2004)
Intellectual capital diidentifikasikan sebagai nilai
tersembunyi (hidden value) dari bisnis. Terminologi “tersembunyi”
disini digunakan untuk dua hal yang berhubungan. Pertama IC
khususnya aset intellectual atau aset pengetahuan, adalah tidak
terlihat secara umum seperti layaknya aset tradisional, dan kedua
aset semacam itu biasanya tidak terlihat pula pada laporan keuangan
(Edvinsson & Malone, 1997).
Perkembangan intellectual capital diindonesia diawali
dengan munculnya PSAK No.19 tentang aset tidak berwujud.
Meskipun belum dinyatakan secara eksplisit sebagai intellectual
capital (IC). Intellectual capital harus mendapatkan perhatian yang
cukup karna hal ini memiliki dampak yang besar terhadap kinerja
keseluruhan perusahaan (Ulum, 2009). Semakin baik perusahaan
dalam mengelola komponen intellecctual capital menunjukan
perusahaan mampu mengelola aset dengan baik sehingga dapat
meningkatkan kinerja perusahaan (Kartika dan Saarce, 2013).
Pengaruh Kebangsaan Direksi... Deni Wahyu Kusuma, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2019
19
Berikut adalah Komponen Intellectual Capital
a. Human Capital
Human Capital di dalam suatu organisasi memiliki
potensi penuh untuk membangun orientasi pasar bagi
konsumennya. Studi yang dilakukan oleh Bontis (1998).
Human capital adalah salah satu modal penting bagi
perusahaan, karena merupakan sumber inovasi dan
pembaharuan strategi, proses re-engineering, serta
sumber mimpi dari perusahaan. Menurut Bontis (1999),
salah satu unsur yang dapat menciptakan persepsi pasar
yang positif bagi perusahaan adalah personal skill yang
dimiliki karyawan sehingga perusahaan dapat
mengungguli persaingan dan penjualan.
b. Struktur Capital
Struktural capital merupakan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi proses rutinitas perusahaan
dan strukturnya yang mendukung usaha karyawan untuk
menghasilkan kinerja intelektual yang optimal serta
kinerja bisnis secara keseluruhan (Tulisiana,2010).
Sebuah organisasi dengan modal struktural kuat akan
memiliki budaya yang kuat dan mendukung individu
untuk mencoba melakukan sesuatu walaupun gagal akan
belajar dari kegagalan dan mencoba lagi (Bontis, 1998).
Pengaruh Kebangsaan Direksi... Deni Wahyu Kusuma, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2019
20
Struktural capital akan memaksimalkan potensi
seseorang yang memiliki tingkat kecerdasan tinggi jika
organisasi memiliki sistem dan prosedur yang baik,
sehingga tanpa adanya struktural capital modal
intelllectual hanya akan menjadi modal manusia tanpa
dapat berkembang (Bontis, 1999).
c. Relational Capital / Costumer Capital
Relational Capital adalah hubungan yang harmonis/
association network yang dimiliki perusahaan dengan
mitranya. Baik yang berasal dari para pemasok yang
andal dan berkualitas, berasal dari pelanggan yang loyal.
Relational capital dapat muncul dari berbagai bagian
diluar lingkungan perusahaan yang dapat menambah
nilai bagi perusahaan tersebut (Tulisiana,2014).
Relational capital berhubungan dengan pengetahuan
yang tertanam dalam hubungan eksternal perusahaan,
salah satu pokok yang dapat dimanfaatkan dalam
relational capital hubungan dengan pelanggan adalah
orientasi pasar (Bontis, 1998)
Pengaruh Kebangsaan Direksi... Deni Wahyu Kusuma, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2019
21
8. Kinerja Perusahaan
Kinerja merupakan sesuatu yang dapat diukur, baik diukur
menggunakan angka atau menggunakan sebuah ekspresi yang
memungkinkan terjadinya komunikasi (Lebas dan euske, 2004).
Kinerja merupakan sekumpulan proses yang saling berkolaborasi.
Kinerja bergantung pada keputusan dan tinfakan yang diambil oleh
manajer. Indikator kinerja bisa dilihat dari efektifitas dan efesiensi
organisasi (Sobirin, 2014)
Efektif berarti organisasi dapat menghasilkan sesuatu lebih
baik dari yang di tetapkan dan efesien penggunaan sumberdaya
organisasi yang dapat di minimalkan mungkin namun mampu
mencapai tujuan (Sobirin, 2014). Salah satu yang dapat digunakan
untuk mengukur kinerja perusahaan yaitu menggunakan kinerja
keuangan, kinerja keuangan sudah tentu sangat penting bagi
keberlangsungan hidup organisasi terutama bagi organisasi bisnis.
Indikator kinerja keuangan yang umum digunakan diantaranya
adalah: laba, ROI, ROA, dan book value. Karena kinerja keuangan
tidak cukup untuk menjelaskan kinerja organisasi secara
keseluruhan maka perlu didukung oleh kinerja non-finansial seperti:
kualitas layanan, inovasi produk dan kemampuan perusahaan
menyampaikan produk tepat waktu (Sobirin, 2014).
Pengaruh Kebangsaan Direksi... Deni Wahyu Kusuma, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2019
22
B. Hasil Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
N0 Penulis & Tahun Variabel Hasil
1. Ciavarella, 2017 1. Gender
2. Umur
3. Kebangsaan
4. ROA
5. Ebitda
1. Diversitas gender dan
kebangsaan direksi berpengaruh
positif terhadap kinerja
keuangan dan nilai perusahaan
2. Diversitas umur direksi tidak
berpengaruh
2. Darmadi, 2010 1. Gender
2. Umur
3. Kebangsaan
4. Kinerja Keuangan
1. Diversitas gender berpengaruh
negatif terhadap kinerja
keuangan
2. Diversitas umur direksi
berpengaruh positif terhadap
kinerja keuangan
3. Diversitas kebangsaan direksi
tidak berpengaruh terhadap
kinerja keuangan
3. Faza dan Erna, 2014 1. Intellectual capital
2. ROA
3. ROE
4. Aset Turnover
5. Tobin’Q
1. Intellectual capital berpengaruh
positif terhadap ROA dan ROE
2. Intellectuaal capital tidak
berpenngaruh dengan aset
turnover dan tobins’q
4. Iranmahd dkk, 2014 1. Intellectual capital
2. Biaya
3. Nilai perusahaan
1. Intelllectual capital berpengaruh
negatif terhadap biaya
perusaahaan
2. Intellectual capital tidak
berpengaruh terhadap nilai
perusahaan
5. Maditinos dkk, 2011 1. Intellectual capital
2. ROA
3. ROE
1. Intellectual capital tidak
berpengaruh terhadap ROA dan
ROE
6. Pratama, 2016 dan
2018
1. Intelllectual capital
2. Kinerja keuangan
1. Intellectual capittal berpengaruh
positif terhadap kinerja
keuangan perusahaan
7. Randoy dkk, 2006 1. Gender
2. Umur
3. Kebangsaan
4. ROA
1. Tidak ada hubungan signifikan
antara diversitas gender, umur,
kebangsaan direksi dengan ROA
8. Reddy dkk, 2015 1. Blockholder
2. Tobins’Q
3. ROA
1. Tidak ada penngaruh antara
blockholder dengan tobins’q
2. Terdapat pengaruh positif antara
blockholder dengan ROA
Pengaruh Kebangsaan Direksi... Deni Wahyu Kusuma, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2019
23
9. Sirapanji dan Saaece,
2014
1. Intellectual capital
2. ROA
3. ROE
4. Nilai perusahaan
1. HCE tidak berpengaruh dengan
profitabilitas
2. CEE berpengaruh dengan
profitabilitas
3. SCE berpengaruh dengan nilai
dan profitabilitas
10. Sujono dkk, 2010 1. Blockholder
2. Nilai perusahaan
3. Hutang
1. Blockholder berpengaruh
dengan nilai perusahaan
2. Blockholder berpengaruh
negatif dengan hutang
perusahaan
11. Thomsen dkk, 2006 1. Blockholder
2. ROA
1. Blockholder tidak berpengaruh
terhadap ROA
12. Ujunwa, 2011 1. Ukuran direksi
2. Gender
3. Kebangsaan
4. Ethnik
5. Pendidikan
6. ROA
1. ukuran direksi dan gender
berpengaruh negatif dengan
ROA
2. Kebangsaan, ethnik, pendiidikan
direksi berpengaruh positif
terhadap ROA
13. Yuliani, 2012 1. Blockholder
2. Struktur modal
3. Nilai perusahaan
1. Blockholder tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan
2. Struktur modaal secara langsung
maupun tidak langsung
berpengaruh terhadap nilai
perusahaan
C. Kerangka Pemikiran
1. Pengaruh Diversitas Direksi Terhadap Kinerja Perusahaan
Diversitas direksi dari berbagai negara cenderung memiliki
perspektif dan pandangan yang beragam sehingga dapat
meningkatkan kreativitas dan mengarah pada pemecahan masalah
yang inovatif yang dapat meningkatkan nilai perusahaan (Mishra
dan Shital, 2013). Diversitas anggota direksi juga merupakan salah
satu isu yang dapat diperhatikan oleh investor dalam memilih
Pengaruh Kebangsaan Direksi... Deni Wahyu Kusuma, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2019
24
anggota direksi yang tepat sesuai dengan kebutuhan perusahaan
(Amin dan Sunarjanto, 2016).
Keberadaan direksi yang tersebar dalam mekanisme tata
kelola perusahaan yang baik mewakili prinsip akuntabilitas dan
independensi pembuatan keputusan yang baik selanjutnya
mengarahkan perusahaan pada kemampuan menghasilkan laba yang
lebih tinggi (Wicaksana & I, 2011). Secara teoretis, adanya direksi
yang tersebar akan meningkatkan nilai stakeholders. Adanya direksi
yang tersebar merupakan “good news” bagi investor sehingga akan
meningkatkan kinerja perusahaan (Wicaksana & I, 2011)
2. Pengaruh Kepemilikan Blockhoder Terhadap Kinerja
Perusahaan
Semakin tingginya proporsi kepemilikan saham pada suatu
perusahaan akan mempunyai peran dan kesempatan yang lebih besar
dalam memaksimalkan nilai perusahaan (Jansen dan Meckling,
1976). Argumen convergence of interest oleh Jansen dan Meckling,
(1976) berpendapat bahwa semakin terkonsentrasinya kepemilikan
pada satu orang atau perusahaan akan membuat kendali atas
perusahaan semakin kuat dan mengurangi konflik keagenan.
Blockholder memiliki kemampuan dalam meminimalkan
residual lost dari agency problem ketika mempunyai preferensi yang
kuat sehingga dapat mempertahankan pengendalian dan insentif
yang kuat dalam memaksimalkan nilai (Zackhouser dan John,
Pengaruh Kebangsaan Direksi... Deni Wahyu Kusuma, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2019
25
H1(+)
H2(+)
H3(+)
1990). Semakin tingginya proporsi kepemilikan saham pada suatu
perusahaan akan mempunyai peran dan kesempatan yang lebih besar
dalam memaksimalkan nilai perusahaan (Jansen dan Meckling,
1976).
3. Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Perusahaan
Intellectual capital dianggap sebagai penciptaan nilai (Value
Creation) perusahaan dalam jangka panjang. Penciptaan nilai yang
tidak berwujud (intangible value creation) harus mendapat
perhatian yang cukup karena memiliki dampak yang besar terhadap
kinerja perusahaan (Ulum, 2009). IC merupakan suatu aset yang
sangat berharga dan bernilai dan dibutuhkan oleh pihak eksternal
namun pengakuan tersebut tidak ada dalam laporan keuangan
(Kartika dan Saarce, 2013). Perusahaan yang baik dalam mengellola
komponen intellecctual capital menunjukan perusahaan mampu
mengelola aset dengan baik sehingga dapat meningkatkan kinerja
perusahaan (Kartika dan Saarce, 2013). Berdasarkan penjelasan
diatas dapat digunakan kerangka pemikiran seperti berikut :
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Kebangsaan Direksi (X1)
Intellectual Capital (X3)
Kepemilikan Blockholder (X2) Kinerja Perusahaan
(ROA) (Y)
Pengaruh Kebangsaan Direksi... Deni Wahyu Kusuma, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2019
26
D. Pengembangan Hipotesis
1. Pengaruh kebangsaan direksi terhadap kinerja keuangan perusahaan
Diversitas direksi dari berbagai negara cenderung memiliki
perspektif dan pandangan yang beragam sehingga dapat
meningkatkan kreativitas dan mengarah pada pemecahan masalah
yang inovatif yang dapat meningkatkan nilai perusahaan (Mishra
dan Shital, 2013). Adanya keragaman direksi dipercaya akan
mempengaruhi nilai perusahaan baik dalam jangka pendek maupun
panjang (Cok dan Stacy, 1991),
Direksi dari berbagai negara memiliki perspektif dan
pandangan yang beragam dalam mengatasi masalah perusahaan
sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan (Mishra dan Shital,
2013. Perusahaan yang telah memiliki direksi berkebangsaan asing
menunjukan bahwa perusahaan telah melakukan proses globalisasi
dan pertukaran informasi internasional yang dapat digunakan untuk
memanfaatkan kinerja perusahaan (Randoy dkk, 2006). Dari
penjelassan diatas dan dengan didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh Ciavarella, (2017), Ujunwa, (2011), Woschkowiak
(2018) yang menyatakan bahwa kebangsaan direksi memiliki
pengaruh positif terhadap kinerja perusahaan maka hipotesis
penelitian ini adalah
H1: Kebangsaan direksi berpengaruh positif terhadap kinerja
perusahaan.
Pengaruh Kebangsaan Direksi... Deni Wahyu Kusuma, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2019
27
2. Pengaruh kepemilikan blockholder terhadap kinerja perusahaan
Semakin tingginya proporsi kepemilikan saham pada suatu
perusahaan akan mempunyai peran dan kesempatan yang lebih besar
dalam memaksimalkan nilai perusahaan (Jansen dan Meckling,
1976) didukung oleh Yuliani dan Muizuddin, (2014) Bahwa jika
blockholder mampu menjalankan fungsinya dalam pengendalian
perusahaan akan dapat meningkatkan nilai perusahaan
Penelitian yang dilakukan oleh (Sujono, 2010), (Ahmed dan
Ola 2017), (Reddy dkk, 2015) menunjukan adanya pengaruh
signifikan positif antara kepemilikan blockholder dengan nilai
perusahaan. Dari kajian diatas maka ditarik hipotesis
H2: Kepemilikan blockholder berpengaruh positif terhadap
kinerja perusahaan.
3. Pengaruh intellectual capital terhadap kinerja perusahaan
RBT yang di kembangkan oleh Berney,(1991) berpendapat
bahwa IC sebagai inti dari penciptaan nilai keunggualn perusahaan.
dalam menghasilkan keunggulan bersaing organisasi tidak hanya
budaya organisasi saja, namun mencakup semua aset perusahaan,
kapabilitas, proses organisasional, karakteristik perusahaan,
informasi pengetahuan dan sumberdaya yang berada dalam
perusahaan untuk digunakan mengimplementasi strategi agar
tercapainya keefektifan dan efesiensi (Berney, 1986).
Pengaruh Kebangsaan Direksi... Deni Wahyu Kusuma, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2019
28
Keunggulan kompetitif perusahaan dapat digunakan untuk
meningkatkan nilai perusahaan dapat berupa pengetahuan,
informasi, kekayaan intellectual (Stewart, 1997). Perusahaan yang
memiliki keunggulan kompetitif yang berkelanjutan akan dapat
menjadikan perusahaan memenangkan persaingan dalam pasar
sehingga dapat meningkatkan nilai dan kinerja perusahaan (Chen
dkk, 2005). Hasil penelitian oleh Faza dan Erna, (2014), Sirapanji
dan Saarce, (2014), Pratama (2016,2018) menunjukan adanya
pengaruh yang signifikan antara intellectual capital terhadap kinerja
perusahaan. Berdasarkan penjelasan diatas makan hipotesis
penelitian ini adalah
H3: Intellectual capital berpengaruh positif terhadap kinerja
perusahaan.
Pengaruh Kebangsaan Direksi... Deni Wahyu Kusuma, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2019