BAB II Tinjauan Pustaka 2.pdf
-
Upload
latifani-ayu-chaerunnisa -
Category
Documents
-
view
52 -
download
0
Transcript of BAB II Tinjauan Pustaka 2.pdf
7
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Karakteristik Susu Berkalsium Tinggi
Susu berkalsium tinggi adalah susu yang telah diformulasikan secara
khusus dengan penambahan kalsium dari luar sehingga kandungan kalsiumnya
lebih banyak dibanding dengan susu biasa. Kalsium merupakan mineral yang
amat penting bagi manusia, antara lain bagi:
1. Metabolisme tubuh
2. Penghubung antar syaraf
3. Kerja jantung
4. Pergerakan otot,
5. Daya tahan tubuh
6. Mempertahankan struktur normal sel.
Kalsium sangat penting bagi tubuh manusia, 99 persen kalsium berada di
tulang dan gigi, sedangkan 1 persen sisanya bersirkulasi dalam darah dan sangat
penting untuk kehidupan dan kesehatan (www.calsiuminfo.com). Osteoporosis
adalah penyusutan yang terjadi pada tulang karena kekurangan kalsium yang
dibutuhkan oleh organ- organ tubuh yang dapat diberikan oleh darah, dan apabila
kalsium dalam darah tersebut tidak memenuhi untuk diberikan pada organ- organ
tubuh seperti jantung, paru- paru, liver, usus, otak dan lainnya, maka darah akan
mengambil kalsium yang ada pada tulang sehingga kadar kalsium pada tulang
akan menyusut. Akibat kekurangan asupan kalsium tidak hanya menimbulkan
penyakit osteoporosis, tetapi dapat terjadi pada seluruh organ tubuh manusia,
sehingga menimbulkan banyak sekali penyakit, antara lain: Hipertensi, stoke,
jantung koroner, diabetes dan pengapuran tulang. Dampak dari kekurangan
kalsium ini salah satunya yang sering dialami adalah kurangnya kepadatan tulang
yang akan mengakibatkan penyakit kerapuhan tulang yang biasa disebut dengan
osteoporosis. Penyakit osteoporosis adalah penyakit tulang yang mempunyai masa
tulang yang rendah, disertai mikro arsitektur tulang dan penurunan kualitas
jaringan tulang yang akhirnya dapat menimbulkan kerapuhan tulang. Gejala awal
kekurangan kalsium antara lain, yaitu lesu, banyak keringat, gelisah, sesak napas,
8
menurunnya daya tahan tubuh, kurang nafsu makan, sembelit, insomnia, kram dan
sebagainya. Oleh karena itu tubuh kita sangat membutuhkan kalsium, adapun
manfaat dari kalsium bagi tubuh manusia antara lain:
1. Mengaktifkan saraf
2. Melancarkan peredaran darah
3. Melenturkan otot
4. Menormalkan tekanan darah
5. Menyeimbangkan tingkat keasaman darah
6. Menjaga keseimbangan cairan tubuh
7. Mencegah osteoporosis (keropos tulang)
8. Mencegah penyakit jantung
9. Menurunkan resiko kanker usus
10. Mengatasi kram, sakit pinggang, wasir, dan reumatik
11. Mengatasi keluhan saat haid dan menopause
12. Meminimalkan penyusutan tulang selama hamil dan menyusui
13. Membantu mineralisasi gigi dan mencegah pendarahan akar gigi
14. Mengatasi kering dan pecah-pecah pada kulit kaki dan tangan
15. Memulihkan gairah seks yang menurun/melemah
16. Mengatasi kencing manis (mengaktifkan pankreas)
Dengan menkonsumsi kalsium dalam jumlah yang cukup akan sangat
efektif maka dapat menghindari penyakit kerops tulang atau osteoporosis. Asupan
kalsium dapat diperoleh dari mengkonsumsi susu berkalsium yang ada dipasaran.
Di Indonesia susu masih dianggap barang mahal dan masih sulit dijangkau oleh
masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari konsumsi susu yang masih rendah, yaitu
hanya 5,10 kilogram/orang/tahun (Khomsan 2004). Sementara itu, ukuran per saji
untuk konsumsi susu sampai saat ini di Indonesia belum baku. Ukuran per saji
secara komersial yang ada saat ini adalah berkisar antara 180 mililiter dan 250
mililiter. Di dalam anjuran jumlah per saji menurut kecukupan energi, juga belum
tercantum untuk kelompok umur 16-18 tahun dan 19-26 tahun untuk bahan
pangan susu (Depkes 2002). Masyarakat Indonesia, menyadari pentingnya
manfaat susu sejak dahulu, tetapi sebagian dari masyarakat Indonesia tidak terlalu
suka mengkonsumsi susu karena rasa yang kurang enak. Hal ini dapat diatasi
9
dengan mencampur susu dengan makanan lain, misalnya es krim yang
mengandung susu, puding, cake, kue- kue kering dan makanan lainnya.
Hal yang paling baik minum susu adalah dua gelas per prang per hari.
Apabila dihitung per bulan, maka 60 gelas susu maka setiap keluarga yang terdiri
dari dua anak dan dua orang tua, dalam mengkonsumsi susu sekitar 240 gelas
yang dibutuhkan dalam sebulan. Masyarakat yang berpenghasilan tidak tetap,
susu dianggap mahal. Misalnya, kemasan 400 gram harganya sekitar Rp 15.000,
paling lama habis dikonsumsi selama dua pekan. Excutive Director Gabungan
Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi) mengatakan,
rendahnya angka konsumsi susu di Indonesia disebabkan harga susu cenderung
tinggi, dan rakyat Indonesia sebagian memiliki alergi terhadap laktosa. “Laktosa
merupakan gula yang terkandung dalam susu”. Oleh karena hal tersebut maka
kalsium sangat penting bagi tubuh manusia, dengan cara meminum susu
berkalsium dapt dilakukan pencegahan penyakit osteoporosis.
Konsumsi susu di Indonesia selalu mengalami perubahan, contohnya
adalah pada saat Indonesia mengalami krisis ekonomi. Jumlah konsumen susu
turun drastis. Hal itu, dikarenakan mahalnya biaya kemasan yang dipakai dalam
pengolahan susu, terutama susu impor. Konsumsi per kapita Indonesia pada tahun
1997 cuma mencapai 474 gram. Tetapi di tahun 1998 merosot sampai 375 gram.
Tahun 2000 konsumsi susu meningkat lagi hingga mencapai 80,788 ton. Angka
tersebut terus meningkat, dan pada tahun 2003 diperkirakan bisa mencapai
100,565 ton. Diharapkan konsumsi per kapita akan meningkat kembali diiringi
meningkatnya pendapatan masyarakat.
1. Pasar susu
Produk susu nasional pada tahun 1999 mencapai 436 ribu ton, pada tahun
2000 mengalami peningkatan sebesar 497,87 ribu ton. Dan di tahun 2009,
produksi susu nasional diharapkan mencapai 1331,87 ribu ton. Dari berbagai jenis
susu yang telah diproses di pabrik, susu bubuk menempati urutan pertama dalam
tingkat produksinya dibanding jenis susu lainnya, seperti susu kental manis, atau
susu murni. Tingginya tingkat produksi susu bubuk disebabkan luasnya jaringan
10
pasar yang dikuasai oleh susu bubuk. Selain itu, jenis susu ini dapat dikonsumsi
oleh semua umur dari bayi, orang dewasa, dan manula. Sedangkan pada urutan
kedua adalah susu lanjutan atau susu formula. Susu jenis ini memiliki tingkat
produksi 20,079 ton pada tahun 1997, namun tahun 1998 turun, karena adanya
gejolak ekonomi yang menyebabkan meningkatnya harga. Pada tahun tersbut
produksi susu lanjutan mencapai angka 15,367 ton dan kembali mengalami
peningkatan pada tahun 2000 dengan angka 15,858 ton. Sementara produksi susu
bayi hanya 1,842 ton pada 1997 dan untuk susu lanjutan mencapai 7,329 ton pada
tahun yang sama.
2. Indonesia Tetap impor
Konsumsi susu di Indonesia masih rendah, yaitu cuma 1,391 ton di tahun
1996, namun untuk memenuhi kebutuhan susu nasional, impor susu masih
dilakukan dalam jumlah cukup besar. Karena produksi susu dalam negeri di tahun
yang sama hanya mencapai 380 ribu ton. Impor susu juga cenderung meningkat
karena konsumsi susu di Indonesia juga terus meningkat, kecuali ketika krisis
moneter mengalami penurunan. Pada tahun 1997-1999, produksi susu turun, yaitu
1,275 ton, kemudian mengalami penurunan lagi sebesar 1,030 ton, dan pada tahun
1999 produksi susu mengalami penurunan kembali sebesar 1,258 ton. Pada tahun
2000 meningkat menjadi 1,537 ton dan pada tahun 2001 meningkat menjadi 1,869
ton. Sementara untuk produksi susu mengalami penurunan, pada tahun 2000 dan
2001 naik menjadi 395 ribu ton dan 435 ribu ton. Hal ini dapat dilihat pada hasil
produksi susu dalam negeri tidak mencukupi jumlah konsumsi susu nasional.
Oleh karena itu Indonesia masih membutuhkan impor susu.
Menurut data Biro Pusat Statistik (BPS), jumlah impor susu bubuk tahun
1997 mencapai 45,681 ton dengan harga US$91,8 juta. Jumlah impor pada tahun
1998 mengalami penurunan dengan angka 37,589 ton, kemudian pada tahun yang
sama jumlah harga yang harus dibayar Indonesia kepada negara importir
mengalami kenaikan yaitu US$121,6 juta. Pada tahun 1999 tercatat 55,048 ton
dengan harga US$80,7 juta susu yang diimpor dari luar negara lain harus diolah
kembali. Negara yang menjadi pemasok kebutuhan susu Indonesia menurut data
11
yang tercatat di BPS adalah Australia, Selandia Baru, dan Amerika Serikat.
Australia pada tahun 1998 mengekspor 11,433 ton dengan harga US$18,57 juta
dan pada tahun 1999 mengalami kenaikan sampai 13,913 ton dengan harga
US$18,6 juta. Sedangkan impor dari Selandia Baru mencapai 14,449 ton dengan
harga US$26,19 juta pada tahun 1998-1999 jumlahnya sama dengan harga
US$20,8 juta. Amerika Serikat mengekspor 2,265 ton pada tahun 1998 dengan
harga US$3,3 juta, dan pada tahun 1999 meningkat jadi 6,125 ton dengan harga
US$8,28 juta. Susu impor dari Selandia Baru dan Australia selama ini masih harus
diolah lagi oleh perusahaan susu lokal. Sedangkan impor dari Amerika Serikat
sudah dalam kemasan siap minum. Selain mengimpor susu, Indonesia juga
mengekspor susu ke Australia, Bangladesh, Belgia, Belize, Chile, dan beberapa
negara di Asia. Menurut BPS, tahun 1997 jumlah ekspor Indonesia mencapai 704
ton dan menjadi 1,190 ton di tahun 1999 dan jenis susu yang diekspor adalah susu
bubuk.
Pemerintah sejak Januari 1998 melalui peraturan no.4/1998 telah mengatur
koordinasi, bimbingan, dan pengembangan perusahaan susu di Indonesia.
Peraturan tersebut termasuk mengatur pengendalian susu impor, obligasi
pengemasan susu di dalam negeri yang kini berada di luar tanggung jawab
pemerintah. Peraturan tersebut membebaskan pasar susu, pihak pemerintah hanya
melakukan pengawasan.
2.2. Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang kepuasan konsumen telah banyak dilakukan
sebelumnya. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Nanang (2010) penelitian
tentang Analisis Hubungan kepuasan dan Loyalitas Konsumen Restoran Waroeng
Taman Kota Bogor. Penelitian dilakukan melalui survey lapang dengan
menyebarkan kuisioner kepada responden. Metode analisis yang digunakan
adalah analisis deskriptif dan SEM. Analisis deskriptif digunakan untuk
menjelaskan karakteristik konsumen yang terdiri dari karakteristik demografi dan
karekteristik umum pembelian. Analisis SEM digunakan untuk mengidentifikasi
hubungan dan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan dan loyalitas
konsumen. Dalam penelitian ini berdasarkan Kotler (2005) yang menyatakan
12
bahwa untuk membangun hubungan pelanggan yang langgeng adalah menciptkan
nilai dan kepuasan pelanggan, pelanggan membentuk harapan mengenai nilai dan
bertindak berdasarkan harapan itu.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif dapat disimpulkan bahwa sebagian
konsumen yang mengunjungi Waroeng Taman memiliki karakteristik sebagai
berikut berjenis kelamin laki-laki, berusia 17-25 tahun, memiliki status belum
menikah, pendidikan terakhir adlah SMA, rataan pendapatan perbulan sebesar
kurang dari Rp 1.000.000, bekerja sebagai mahasiswa, dan bertempat tinggal di
Bogor. Variable yang membentuk kepuasan konsumen adalah variable produk,
pelayanan, karyawan dan citra. Berdasarkan analisis SEM, variable yang terbukti
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen Waroeng Taman adalah
variable produk dan variable citra. Loyalitas konsumen Waroeng Taman dibentuk
oleh variable kesediaan pelanggan untuk melakukan kunjungan ulang, sikap
pelanggan jika ada restoran lain dengan produk yang sejenis menawarkan harga
yang lebih murah, sikap pelanggan jika ada kebijakan kenaikan harga menu yang
ada di Waroeng Taman, kesediaan pelanggan untuk merekomendasikan kepada
orang lain untuk datang ke Waroeng Taman. Semua indicator tersebut signifikan
berpengaruh terhadap loyalitas konsumen Waroeng Taman. Model kepuasan dan
loyalitas konsumen Waroeng Taman menunjukkan bahwa kepuasan konsumen
berpengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen Waroeng Taman. Hubungan
dengan penelitian yang saya lakukan adalah bahwa pada penelitian yang terdahulu
diatas melakukan analisis deskriptif dan untuk mengetahui kepuasan konsumen,
sedangkan perbedaan dengan penelitian terdahulu yaitu bahwa pada penelitian
yang saya lakukan yaitu dengan menggunakan metode IPA dan CSI.
Karina (2009), Analisis Kepuasan Konsumen Restoran Ayam Geprek
Istimewa Bogor. Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah
konsumen yang pada saat penelitian mengkonsumsi makanan di restoran Ayam
Geprek Istimewa. Jumlah responden adalah 110 orang dan telah mengkonsumsi
ayam geprek minimal tiga kali. Pengambilan sampel responden dalam penelitian
ini menggunakan teknik judgement sampling. Penelitian ini menggunakan alat
analisis Struktural Eqauation Modelling (SEM). Konsumen merasa puas dengan
kinerja Restoran Ayam Geprek Istimewa. Hal ini terlihat nilai total kuesioner
13
yang berada pada rentang skala puas dengan nilai 4.153 dan dari 11 variabel yang
diteliti terdapat tujuh variabel responden (kandungan rempah, rasa gurih, garing,
empuk, harga produk, kebersihan restoran, dan kemudahan mencapai lokasi
terbanyak pada kategori puas, empat variabel (kecepatan pelayanan, kemudahan
memperoleh tempat parkir, kemudahan memperoleh tempat duduk, kesigapan
pelayan) pada kategori biasa saja.
Berdasarkan hasil SEM, dari keempat variabel laten yang digambarkan
dalam diagram alur (path diagram), hanya dua variabel yang dapat diterima
sebagai variabel indikator yaitu kualitas produk dan harga. Kualitas produk dan
harga bersama-sama menghasilkan kepuasan konsumen, sedangkan service
quality dan kemudahan tidak mempengaruhi kepuasan konsumen. Kepuasan
konsumen terhadap kualitas produk memiliki kontribusi yang paling tinggi
daripada kepuasan terhadap harga. Implikasi strategi yang dapat diberikan untuk
meningkatkan kenerja restoran serta kepuasan konsumen adalah menjga kualitas
produk ayam geprek. Kualitas pelayanan dan kemudahan tidak mempengaruhi
kepuasan konsumen.
Titik Hidayati (2009) yang berjudul Analisis Kepuasan Konsumen
Terhadap Restoran Etnik Khas Timur Tengah Restoran Ali Baba, Kota Bogor.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik konsumen restoran Ali
Baba, menganalisis proses keputusan pembelian dan tingkat kepuasan konsumen
terhadap produk restoran Ali Baba serta memberikan rekomendasi implikasi
manajerial yang dapat dilakukan oleh restoran Ali Baba. Penarikan sampel
dilakukan dengan metode convenience sampling, yaitu sampel berdasarkan
kemudahan dan kenyamanan untuk mendapatkannya. Jumlah responden yang
diambil adalah 90 orang. Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini
adalah metode deskriptif, Customer Satisfaction Index (CSI), dan Importance
Performance Analysis (IPA). Hasil dari penelitian ini adalah bahwa tidak semua
konsumen berasal dari kalangan menengah ke atas, tetapi ada juga yang berasal
dari kalangan menengah ke bawah. Atribut yang dipertimbangkan dalam
melakukan pembelian adalah rasa makanan dan produk shisha (53 persen) dan
biasanya pembelian dilakukan dengan terencana (44 persen). Sebagian besar
responden tidak akan berkunjung kembali apabila terdapat kenaikan harga
14
sebesar 10-40 persen akan tetapi secara keseluruhan pengunjung sudah merasa
puas dengan pembeliannya dan ingin melakukan pembelian kembali. Atribut yang
perlu dipertahankan berdasarkan analisis Importance Performance Analysis (IPA)
yaitu atribut pada kuadran II (rasa, halal, kesigapan pramusaji, kecepatan
merespon keluhan pengunjung, keramahan dan kesopanan pramusaji, kemampuan
pramusaji berkomunikasi dengan konsumen dan kenyamanan restoran) dan atribut
yang harus diperbaiki yaitu atribut pada kuadran I (keragaman menu, harga
dibanding kualitas, paket promosi, kebersihan dan kerapihan restoran dan
pendingin restoran (AC), kecepatan pelayanan), dan pengukuran mengenai
kepuasan konsumen terhadap atribut restoran Ali Baba sebesar 87,50 persen
melalui analisis Customer Satisfaction Index (CSI), berarti konsumen sangat puas
terhadap pelayanan yang telah diberikan dari pihak restoran Ali Baba.
Annisa Nur Maulidiyanti, Analisis kepuasan konsumen Minuman Sari
Buah Jeruk Minute Maid Pulpy Orange (Studi Kasus di Giant Botani Square,
Bogor). Penelitian ini dilakukan melalui survey lapang dengan menyebar
kuesioner kepada responden. Metode analisis yang digunakan dalam pengolahan
data adalah analisis deskriptif dan Structual Equation Model atau SEM. Analisis
deskripif digunakan untuk menjelaskan karakteristik konsumen yang terdiri dari
karakteristik demografi dan karakteristik umum pembelian dan tingkat kepuasan
konsumen. Analisis persamaan struktual atau dikenal dengan Structual Equation
Model (SEM) digunakan untuk mengidentifikasikan faktor- faktor yang
mempengaruhi kepuasan konsumen. SEM bertujuan untuk menguraikan variabel
dan data untuk menguji model persamaan struktual yang melibatkan variabel
observasi dan variabel yang tidak dapat diobservasi. Syarat penyusunan struktur
modelnya harus berdasarkan landasan teori yang kuat.
Dalam penelitian ini penyusunan struktur modelnya berdasarkan teori
yang menyatakan bahwa tujuan dari pemasaran adalah kepuasan konsumen, dan
kepuasan konsumen dipengaruhi oleh bauran pemasaran yang terdiri ndari empat
variabel (4P), yaitu produk (product), harga (price), promosi (promotion), dan
tempat distribusi (place). Agar penilaian kepuasan konsumen lebih mudah
dilakukan, masing- masing variabel 4P disusun oleh beberapa variabel indikator
sebagai penjelas karakteristik Minute Maid Pulpy Orange. Berdasarkan hasil dan
15
pembahasan, konsumen telah merasa puas dengan kinerja Minute Maid Pulpy
Orange secara keseluruhan. Hal ini terlihat dari nilai total kuesionar yang berada
pada rentang skala puas dengan nilai 6.670. Dari 13 variabel yang diteliti terdapat
7 variabel responden pada kategori rasa manis, warna minuman, kemasan, image
merek, informasi halal, tanggal kadaluarsa, daftar BPOM RI dan layanan
konsumen pada kemasan, iklan dan promosi, kemudahan mendapatkan produk.
Selain itu, terdapat pula variabel yang terdapat dalam kategori cukup puas yaitu
bulir- bulir jeruk, aroma minuman, komposisi produk, kandungan vitamin C,
ukuran dan volume dan harga. Berdasarkan hasil SEM pada penelitian ini, dari
keempat variabel bauran pemasaran, hanya variabel produk yang diterima sebagai
variabel yang menbangun kepuasan konsumen Minute Maid Pulpy Orange secara
nyata atau signifikan, sedangkan variabel harga, distribusi dan promosi tidak
secara signifikan mempengaruhi kepuasan konsumen Minute Maid Pulpy Orange.
Lini Antinia Dewi. Analisis Sikap Konsumen Terhadap Produk Susu
Kedelai Cair Murni Tanpa Merek di Kota Jakarta. Tujuan penelitian ini adalah
mengidentifikasi karakteristik umum konsumen susu kedelai cair tanpa merek di
kota Jakarta, mengidentifikasi proses eputusan pembelian susu kedelai cair tanpa
merek di kota Jakarta dan mengidentifikasi sikap konsumen khususnya di kota
Jakarta terhadap susu kedelai cair. Data yang digunakan adalah data primer dan
sekunder. Jumlah responden sebanyak 100 orang. Pengambilan contoh dilakukan
dengan Convenience Sampling. Penelitian ini menggunakan kuesioner untuk
mengidentifikasi tujuan penelitian. Pengolahan data menggunakan analisis
deskriptif alat analisis model multiatribut Fishbein. Dalam melakukan keputusan
pembelian konsumen melalui beberapa tahap keputusan pembelian. Pada tahap
pengenalan kebutuhan sebanyak 71 persen responden termotivasi oleh kesadaran
akan pentingnya dan manfaat protein nabati. Setelah mengenal kebutuhannya
responden memiliki tingkat kepentingan tertentu untuk memenuhi kebutuhannya.
Sebanyak 51 persen menyatakan bahwa mengkonsumsi susu kedelai cair adalah
penting. Motivasi 50 persen responden dalam mengkonsumsi susu kedelai cair
adalah untuk pemenuhan gizi. Menurut 86 persen responden menyatakan bahwa
susu kedelai mampu menjadi alternatif pengganti susu sapi. Pada proses pencarian
informasi, 49 persen responden memperoleh informasi dari media cetak. Pada
16
informasi tersebut 64 persen responden memfokuskan perhatian pada manfaat
susu kedelai cair. Pada proses evaluasi alternatif, 35 persen responden menjadikan
atribut manfaat sebagai pertimbangan awal dalam membeli susu kedelai cair. Pada
proses pembelian, 47 persen responden membeli di toko terdekat atau stan yang
tersedia di pusat perbelanjaan. Proses pembelian dilakukan secara terencana oleh
48 persen responden. Sebanyak 43 persen responden mengkonsumsi pada waktu
yang tidak tentu. Sebanyak 38 persen responden menyatakan cukup dipengaruhi
oleh keluarga dan 37 persen menyatakan dipengaruhi oleh gaya hidup back to
nature dalam mengkonsumsi susu kedelai cair. Sebanyak 43 persen responden
mengeluarkan biaya Rp 10.001 hingga Rp 30.000 tiap bulan untuk membeli susu
kedelai cair. Pada proses pasca pembelian, 79 persen responden puas atas atribut
susu kedelai cair murni tanpa merek dan 96 persen menyatakan bahwa mereka
akan melakukan pembelian kembali. Sebanyak 85 persen responden akan tetap
membeli susu kedelai cair meskipun harga naik dan 91 persen menyatakan tidak
akan mengganti susu kedelai cair dengan susu lainnya.
Analisis sikap (Ao) dilakukan pada produk susu kedelai cair sebagai
produk utama penelitian dan susu sapi cair sebagai pembanding. Responden
menilai positif pada 10 atribut susu kedelai cair murni. Hal tersebut berarti
konsumen memiliki sikap yang mendukung terhadap produk susu kedelai cair.
Hanya sembilan atribut susu sapi yang dinilai positif, sedangkan atribut aroma
dinilai negatif oleh responden. Hasil analisis skor sikap (Ao) terhadap susu
kedelai cair sebesar 14,05 sedangkan susu sapi 8,18. Kategori tingkat kesukaan
responden pada susu kedelai cair dinilai sangat baik dan susu sapi dinilai baik
oleh konsumen. Hal-hal yang direkomendasikan bagi produsen adalah
memperbaiki atribut informasi yang kadaluarsa dengan cara mencantumkan
informasi batas waktu kadaluarsa pada produk atau menyampaikan secara lisan
pada saat dilakukan konsumen melakukan pembelian. Atribut kadar perbandinagn
kadar air dan kedelai juga perlu diperhatikan agar kualitas susu kedelai tetap
terjaga dan bermanfaat bagi konsumen. Produsen perlu mempertahankan atribut-
atribut yang sudah dianggap baik oleh konsumen seperti kandunag gizi dalam
susu, rasa, aroma dan kesegaran produk, ketersediaan produk. Selain itu, perlu
dilakukan penelitian lanjutan mengenai kepuasan konsumen terhadap produk susu
17
kedelai cair murni tanpa merek namun sebaiknya tidak dilakukan di pusat
perbelanjaan atau mal.
Tujuan melakukan penelitian terdahulu yaitu sebagai acuan untuk
melakukan penelitian yang akan dilakukan dalam menggunakan suatu produk dan
metode yang akan digunakan.