BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Komunikasi Antar Pribadi (Interpersonal … · 2017. 3. 2. · 7...

14
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Komunikasi Antar Pribadi (Interpersonal Communication) 2.1.1 Pengertian Komunikasi Antar Pribadi Menurut Joseph De Vito, dalam bukunya The Interpersonal Communication Book (Devito,1989:4), komunikasi antarpribadi adalah suatu proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau diantara sekelomppok kecil orang dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik (the process of sending and receivingmesseges between two persons or among a small group of person, with effect and some immediate feedback) Komunikasi interpersonal menurut Hardjana (2003:85) adalah interaksi tatap muka antara dua orang atau beberapa orang, dan pengirim pesan dapat menyampaikan pesannya secara langsung sedangkan penerima pesan dapat menerima pesan secara langsung. Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang menimbulkan efek tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh komunikator. Efek yang ditimbulkan oleh komunikasi dapat diklarifikasikan oleh komunikasi dapat di klarifikasikan pada: 1. Efek kognitif, yaitu bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, dipersepsi oleh komunikan atau yang berkaitan dengan pikiran dan nalar/rasio. Dengan kata lain, pesanyang disampaikan ditujukan kepada pikiran komunikan. 2. Efek afektif, yaitu bila ada perubahan pada apa yang dirasakan atau yang berhubungan dengan perasaan. Dengan kata lain, tujuan komunikator bukan saja agar komunikan tahu tapi juga bergerak hatinya. 3. Efek konatif,yaitu perilaku yang nyata yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan, kebiasaan,atau dapat juga dikatakan menimbulkan itikad baik untuk berbperilaku tertentu , dalam arti kita melakukan suatu tindakan atau kegiatan yang bersifat fisik (jasmaniah)

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Komunikasi Antar Pribadi (Interpersonal … · 2017. 3. 2. · 7...

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Komunikasi Antar Pribadi (Interpersonal Communication)

2.1.1 Pengertian Komunikasi Antar Pribadi

Menurut Joseph De Vito, dalam bukunya The Interpersonal Communication

Book (Devito,1989:4), komunikasi antarpribadi adalah suatu proses pengiriman dan

penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau diantara sekelomppok kecil orang

dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik (the process of sending and

receivingmesseges between two persons or among a small group of person, with effect

and some immediate feedback)

Komunikasi interpersonal menurut Hardjana (2003:85) adalah interaksi tatap

muka antara dua orang atau beberapa orang, dan pengirim pesan dapat menyampaikan

pesannya secara langsung sedangkan penerima pesan dapat menerima pesan secara

langsung.

Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang menimbulkan efek tertentu

sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh komunikator. Efek yang ditimbulkan oleh

komunikasi dapat diklarifikasikan oleh komunikasi dapat di klarifikasikan pada:

1. Efek kognitif, yaitu bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami,

dipersepsi oleh komunikan atau yang berkaitan dengan pikiran dan nalar/rasio.

Dengan kata lain, pesanyang disampaikan ditujukan kepada pikiran komunikan.

2. Efek afektif, yaitu bila ada perubahan pada apa yang dirasakan atau yang

berhubungan dengan perasaan. Dengan kata lain, tujuan komunikator bukan saja

agar komunikan tahu tapi juga bergerak hatinya.

3. Efek konatif,yaitu perilaku yang nyata yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan,

kebiasaan,atau dapat juga dikatakan menimbulkan itikad baik untuk berbperilaku

tertentu , dalam arti kita melakukan suatu tindakan atau kegiatan yang bersifat

fisik (jasmaniah)

8

2.1.2 Model Komunikasi Interpersonal

Dalam proses komunikasi antarpribadi atau komunikasi interpersonal arus

komunikasi yang terjadi adalah sirkuler atau berputar, artinya setiap individu

mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi komunikator dan komunikan.

Karena dalam komunikasi antarpribadi efek atau umpan balik dapat terjadi seketika.

Untuk dapat mengetahui komponen – komponen yang terlibat dalam komunikasi

antarpribadi dapat dijelaskan melalui gambar berikut :

Gambar 1.Bagan Model Komunikasi Interpersonal Devito

Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa komponen – komponen

komunikasi antarpribadi adalah sebagai berikut : (Devito, 2007 : 10)

1. Pengirim – Penerima

Komunikasi antarpribadi paling tidak melibatkan dua orang, setiap orang

terlibat dalam komunikasi antarprbadi memfokuskan dan mengirimkan serta

mengirimkan pesan dan juga sekaligus menerima dan memahami pesan. Istilah

pengirim – pengirim ini digunakan untuk menekankan bahwa, fungsi pengirim dan

penerima ini dilakukan oleh setiap orang yang terlibat dalam komunikasi antarpribadi,

contoh komunikasi antara orang tua dan anak.

9

2. Encoding – Decoding

Encoding adalah tindakan menghasilkan pesan, artinya pesan – pesanyang

akan disampaikan dikode atau diformulasikan terlebih dahulu dengan menggunakan

kata – kata simbol dan sebagainya. Sebaliknya tindakan untuk menginterpretasikan

dan memahami pesan – pesan yang diterima, disebut juga sebagai Decoding. Dalam

komunikasi antarpribadi, karena pengirim juga bertindak sekaligus sebagai penerima,

maka fungsi encoding – decoding dilakukan oleh setiap orang yang terlibat dalam

komunikasi antarpribadi.

3. Pesan – Pesan

Dalam komunikasi antarpribadi, pesan – pesan ini bsa terbentukverbal (seperti

kata – kata) atau nonverbal (gerak tubuh, simbol) atau gabungan antara bentuk verbal

dan nonverbal.

4. Saluran

Saluran ini berfungsi sebagai media dimana dapat menghubungkan antara

pengirim dan penerima pesan atau informasi. Saluran komunikasi personal baik yang

bersifat langsung perorangan maupun kelompok lebih persuasif dibandingkan dengan

saluran media massa. Hal ini disebabkan pertama, penyampaian pesan melalui saluran

komunikasi personal dapat dilakukan secara langsung keada khalayak. Contoh dalam

komunikasi antarpribadi kita berbicara dan mendengarkan (saluran indera pendengar

dengan suara). Isyarat visual atau sesuatu yang tampak (seperti gerak tubuh, ekpresi

wajah dan lain sebagainya).

5. Gangguan atau Noise

Seringkali pesan – pesan yang dikirim berbeda dengan pesan yangditerima.

Hal ini dapat terjadi karena gangguan saat berlangsung komunikasi, yang terdiri dari :

10

a. Gangguan Fisik

Gangguan ini biasanya berasal dari luar dan mengganggu transmisi fisik

pesan, seperti kegaduhan, interupsi, jarak dan sebagainya.

b. Gangguan Psikologis

Ganggan ini timbul karna adanya perbedaan gagasan dan penilaian subyektif

diantara orang yang terlibat diantara orang yang terlibat dalam komunikasi

seperti emosi, perbedaan nilai – nilai, sikap dan sebagainya.

c. Gangguan Semantik

Gangguan ini terjadi kata – kata atau simbol yag digunakan dalam

komunikasi, seringkali memiliki arti ganda, sehingga menyebabkan penerima

gagal dalam menangkap dari maksud – maksud pesan yang disampaikan,

contoh perbedaan bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi.

6. Umpan Balik

Umpan balik memainkan peranan yang sangat penting dalam proses

komunikasi antarpribadi, karena pengirim dan penerima secara terusmenerus dan

bergantian memberikan umpan balik dalam berbagai cara, baik secara verbal maupun

nonverbal. Umpan balik ini bersifat positif apabila dirasa saling menguntungkan.

Bersifat positif apabila dirasa saling menguntungkan. Bersifat positif apabila tidak

menimbulkan efek dan bersifat negatif apabila merugikan.

7. Bidang Pengalaman

Bidang pengalaman merupakan faktor yang paling penting dalam komunikasi

antarpribadi. Komunikasi akan terjadi apabila parapelaku yang terlibat dalam

komunikasi mempunyai bidang pengalaman yang sama.

11

8. Efek

Dibanding dengan bentuk komunikasi lainnya, komunikasi antarpribadi dinilai

paling ampuh untuk mengubah sikap, perilaku kepercayaan dan opini komunikasn.

Hal ini disebabkan komunikasi dilakukan dengan tatap muka (Devito, 2007 : 10).

2.1.3 Aspek Efektivitas Komunikasi Interpersonal

a. Keterbukaan (De Vito, 1997: 259) Sifat keterbukaan tentang komunikasi

interpersonal, yaitu:

1. Bahwa kita harus terbuka pada orang-orang yang berinteraksi. Hal ini tidak

berarti bahwa serta merta menceritakan semua latar belakang kehidupan, namun

yang paling penting ada kemauan untuk membuka diri pada masalah-masalah

umum. Disini orang lain akan mengetahui pendapat, pikiran dan gagasan kita,

sehingga komunikasi akan mudah dilakukan.

2. Keterbukaan menunjukkan pada kemauan diri untuk memberikan tanggapan

terhadap orang lain dengan jujur dan terus terang tentang segala sesuatu yang

dikatakannya. Demikian pula sebaliknya, orang lain memberikan tanggapan

secara jujur dan terbuka tentang segala sesuatu yang dikatakan. Disini

keterbukaan diperlukan dengan cara memberi tanggapan secara spontan dan

tanpa dalih terhadap komunikasi dan umpan balik orang lain. Tentunya, hal ini

tidak dapat dengan mudah dilakukan dan dapat menimbulkan kesalahpahaman

orang lain, seperti marah dan tersinggung.

Menurut Devito (1996) kualitas keterbukaan mengacu pada sedikitnya tiga

aspek dari komunikasi interpersonal. Pertama, komunikator yang efektif harus terbuka

kepada orang yang diajaknya berinteraksi. Maksudnya adalah adanya kesediaan untuk

membuka diri sepatutnya. Kedua, kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur

terhadap stimulus yang datang sehingga komunikator memperlihatkan keterbukaan

dengan cara bereaksi secara spontan terhadap orang lain. ketiga enyangkut perasaan

dan pikiran, yaitu mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang dilontarkan adalah

memang yang sebenarnya

12

dan diharapkan tanggung jawab atasnya. Misalnya, dengan menggunakan kata

„saya‟ dalam mengungkapkan perasaan atau pikiran.

b. Empati (De Vito, 1997: 260) Empati adalah kemampuan seseorang untuk

menempatkan dirinya pada peranan atau posisi orang lain. Dalam arti bahwa

seseorang secara emosional maupun intelektual mampu memahami apa yang

dirasakan dan dialami orang lain. Dengan empati seseorang berusaha melihat dan

merasakan seperti yang dilihat dan dirasakan orang lain. pendapat serupa diajukan

oleh Rubin dan Martin (1994) mengenai empati, yaitu empati merupakan proses

identifikasi untuk merasa seperti yang lain dengan menjadikan orang lain sebagai

acuan dan bukan berdasarkan referensi pengalaman pribadi.

c. Perilaku suportif atau sikap mendukung (De Vito, 1997: 261) Komunikasi

interpersonal akan efektif bila dalam diri seseorang ada perilaku suportif. Artinya,

seseorang dalam menghadapi suatu masalah tidak bersikap bertahan (defensif).

Keterbukaan dan empati tidak dapat berlangsung dalam suasana yang tidak suportif,

yakni deskriptif, spontanitas dan profisionalisme. Sebaliknya dalam perilaku defensif

ditandai dengan sifat-sifat evaluasi, strategi dan kepastian.

d. Perilaku positif (De Vito, 1997: 262-263) Komunikasi interpersonal akan efektif

bila memiliki perilaku positif. Sikap positif dalam komunikasi interpersonal menunjuk

paling tidak pada dua aspek, yaitu:

1) Komunikasi interpersonal akan berkembang bila ada pandangan positif

terhadap diri sendiri.

2) Mempunyai perasaan positif terhadap orang lain dan berbagai situasi

komunikasi.

e. Kesamaan atau Kesetaraan (De Vito, 1997: 263) Kesamaan dalam komunikasi

interpersonal ini mencakup dua hal, yaitu:

1) Kesamaan bidang pengalaman diantara para pelaku komunikasi. Artinya,

komunikasi interpersonal umumnya akan lebih efektif bila para pelakunya

13

memiliki nilai, sikap, perilaku dan pengalaman yang sama. Hal ini tidak

berarti bahwa ketidaksamaan tidaklah komunikatif.

2) Kesamaan dalam percakapan di antara para pelaku komunikasi, memberi

pengertian bahwa dalam komunikasi interpersonal harus ada kesamaan dalam

hal mengirim dan menerima pesan.

2.2 Teori Pertukaran Sosial (Social Exchange)

Sebagai landasan utama teoritik penelitian ini digunakan teori pertukaran

sosial. Namun dalam penelitian ini penulis juga mencoba menggabungkan teori

pertukaran sosial dengan teori komunikasi interpersonal DeVito untuk memberikan

dimensi-dimensi yang lebih operasional dalam melihat struktur pertukaran

sosial.Struktur pertukaran sosial menurut West didasarkan pada ide bahwa orang

memandang hubungan mereka dalam konteks ekonomi dan mereka menghitung

pengorbanan dan membandingkannya dengan penghargaan yang didapatkan dengan

meneruskan hubungan itu (West & H. Turner 2011 : 216). Pengertian pengorbanan

adalah elemen dari sebuah hubungan yang memiliki nilai negatif bagi seseorang

(West & H. Turner 2011 : 216). Teori pertukaran sosial menyatakan bahwa dorongan

utama dalam hubungan interpersonal adalah kepuasan dari kepentingan pribadi dua

orang yang terlibat (West & H. Turner 2011 :217)1

Beranjak dari teori yang dikemukakan oleh West dalam bukunya, beliau

menuliskan adanya tiga macam bentuk pertukaran sosial yang terjadi dalam

masyarakat yaitu pertukaran langsung, pertukaran tergeneralisasi, dan pertukaran

produktif. Ketiga struktur pertukaran tersebut diartikan oleh West & H. Turner (2011 :

226-227)2sebagai berikut :

“Pertukaran langsung, timbal balik dibatasi pada kedua aktor yang terlibat.

Berikut bentuk pertukarannya :

A B

1 West, Richard &Turner.2011(217). Pengantar Teori Komunikasi Edisi Tiga. Jakarta:Salemba Humanika 2West, Richard & Turner,2011(226-227). Pengantar Teori Komunikasi Edisi Tiga. Jakarta: Salemba Humanika

14

“Pertukaran tergeneralisasi, melibatkan timbal balik yang bersifat tidak langsung.

Seseorang memberikan kepada yang lain, dan penerima merespons tetapi tidak

kepada orang pertama.” Berikut bentuk pertukarannya :

A B

“Pertukaran produktif, kedua orang mengalami pengorbanan dan mendapatkan

penghargaan secara simultan. Berikut bentuk pertukarannya :

AB

A B

Asumsi-asumsi yang dibuat oleh Teori Pertukaran Sosial mengenaisifat dasar manusia

adalah sebagai berikut (West & H. Turner 2011 : 218-219)3 :

1. Manusia mencari penghargaan dan menghindari hukuman

2. Manusia adalah makhluk sosial

3. Standar yang digunakan manusia untuk mengevaluasi pengorbanan dan

penghargaan bervariasi seiring berjalannya waktu dari satu orang ke orang yang

lainnya.

Dalam teori pertukaran sosial juga dicantumkan mengenai rewards atau

penghargaan yang definisinya adalah elemen-elemen dalam sebuah hubungan yang

memiliki nilai positif (West & H.Turner 2011 : 216). Dalam penelitian ini bentuk

rewards atau penghargaan yang akan dilihat bukan sebatas pemberian gaji atau uang

lembur kepada karyawan dari atasan melainkan bentuk penghargaan yang dalam hal

ini bersifat informal. Dalam hal ini yang akan dilihat adalah konteks hubungan atau

relasi bukan dalam konteks tugas.

3Asumsi-Asumsi yang dibuat oleh Teori Pertukaran Sosial mengenai sifat dasar manusia

West, Richard &Turner.2011(218-219). Pengantar Teori Komunikasi Edisi Tiga. Jakarta:Salemba Humanika.

15

2.3 Tinjauan Terhadap Penelitian Terdahulu

Dalam tinjauan pustaka, peneliti mengawali dengan menelaah penelitian

terdahulu yang berkaitan serta relevansi dengan penelitian yang akan dilakukan

peneliti. Dengan demikian, peneliti mendapatkan rujukan pendukung, pelengkap serta

pembanding dalam menyusun skripsi ini sehingga lebih memadai.Selain itu,

penelitian terdahulu berguna untuk memberikan gambaran awal mengenai kajian

terkait dengan masalah dalam penelitian ini.

Setelah peneliti melakukan tinjauan pustaka pada hasil penelitian terdahulu,

ditemukan beberapa penelitian tentang perusahaan PT. Lombok Gandaria Surakarta.

Berikut ini ada beberapa penelitian :

16

No Judul Penelitian Nama

Peneliti

Metode yg

Digunakan

Hasil Penelitian Perbedaan

dengan

Penelitian Skripsi

Ini

1 Gambaran

Komunikasi

Interpersonal

pegawai modern

retail Wimode (PT.

Bakrie Telecom)

Ernest

Dimitra

M

Kualitatif

Deskripstif

Penelitian ini untuk

melihat

gambaran komunikasi

interpersonal pegawai

divisi

modern retail Wimode

(PT Bakrie Telecom

Tbk),

kebanyakan pegawai

masih berada pada

kategori efektivitas

komunikasi

interpersonal

interaction

management merupakan

dimensi komunikasi

interpersonal yang

paling dominan di divisi

modern retail Wimode

(PT Bakrie Telecom

Tbk).

mengetahui dan

mendeskripsikan

proses komunikasi

interpersonal yang

diterapkan antara

pemilik dan

karyawan

PT.Lombok

Gandaria dalam

mempertahankan

kualitas produknya.

2 Peranan

komunikasi

interpersonal antara

guru bimbingan

konseling (BK)

dengan siswa

dalam menangani

kenakalan siswa

(Studi Kasus di

SMP Kristen 2

Salatiga)

Johan

Chris

Timotius

Kualitatif

Deskriptif

Komunikasi

interpersonal sangat

efektif digunakan dan

berperan sangat penting

dalam membantu proses

konseling antara guru

BK dan murid, serta

pemecahan masalahnya

dengan teori pertukaran

sosial

mengetahui dan

mendeskripsikan

proses komunikasi

interpersonal yang

diterapkan antara

pemilik dan

karyawan

PT.Lombok

Gandaria dalam

mempertahankan

kualitas produknya.

17

3 Struktur Pertukaran

Sosial Antara

Atasan dan

Bawahan di PT

Sirkulasi Kompas

Gramedia

Yogyakarta

Edwin

Djaja

Kualitatif

Deskriptif

Pertukaran itu terjadi

dalam perusahaan PT.

Sirkulasi Kompas

Gramedia Yogyakarta

pada atasan dan

bawahan dalam

struktur informal.

Teori yang membantu

untuk melengkapi

teori utama adalah

teori mengenai

hubungan

interpersonal dimana

pada penelitian kali ini

tidak dapat dipungkiri

bahwa dalam

melakukan interaksi

atau pola hubungan

pasti membutuhkan

komunikasi secara

interpersonal yang

melibatkan pihak yang

satu dengan pihak

lainnya.

mengetahui dan

mendeskripsikan

proses komunikasi

interpersonal yang

diterapkan antara

pemilik dan

karyawan

PT.Lombok

Gandaria dalam

mempertahankan

kualitas produknya.

18

2.4 Kerangka Pemikiran

Untuk memberikan gambaran permasalahan yang sistematis sesuai dengan

penelitian tentang komunikasi interpersonal dalam mempertahankan kualitas

produk di PT. Lombok Gandaria dapat diterangkan melalui bagan sebagai berikut

:

PT. Lombok Gandaria

Pemilik Karyawan

19

Gambar 2. Bagan Kerangka Pikir

Dari bagan diatas dasar pemikiran yang melandasi penelitian ini adalah untuk

melihat komunikasi interpersonal antara pemilik dengan karyawan yang ada di PT.

Lombok Gandaria, dimana perusahaan ini telah diketahui mengunggulkan produk

kecapnya sebagai produk unggulan dengan resep turun menurun dan dengan kualitas

yang baik. Asumsi dasarnya adalah produk kecap sekarang dikelola oleh manajemen

yang lebih sistematis dan dengan teknologi yang lebih maju serta adanya re-generasi

dalam mengolah kecap Berdasarkan hal tersebut terdapat dua konsep utama yang

memerlukan penjelasan dan telah diukur melalui variabel-variabel penelitian yang

disandarkan kepada teori-teori yang melandasinya. Konsep tersebut adalah

komunikasi interpersonal dan mempertahankan kualitas produk.

Menurut Joseph A. Devito, komunikasi interpersonal adalah proses

pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau diantara sekelompok

kecil orang-orang, dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika,

komunikasi interpersonal dinilai paling baik dalam kegiatan mengubah sikap,

kepercayaan, opini dan perilaku komunikan. Alasannya adalah karena komunikasi

Proses Komunikasi

Interpersonal

Mempertahankan Kualitas

Produk

Teori Komunikasi Interpersonal Devito

Teori Pertukaran Sosial (Social Exchange) West. H Turner

tergeneralisasi

langsung

produktif

Aspek Efektifitas Komunikasi Interpersonal -Keterbukaan -Empati -Sikap saling mendukung(suportif) -Perilaku Positif -Kesetaraan

20

interpersonal dilakukan secara tatap muka dimana antara komunikator dan komunikan

saling terjadi kontak pribadi.

Pendekatan yang digunakan untuk melihat bagaimana perusahaan

mempertahankan kualitas produknya yaitu dapat dikaji dengan dilihat dari beberapa

aspek komunikasi interpersonal yaitu keterbukaan, sikap mendukung, empati, sikap

positif, dan kesetaraan. Kemudian menggunakan teori pertukaran sosial (sosial

exchange), struktur pertukaran sosial menurut West didasarkan pada ide bahwa orang

memandang hubungan mereka dalam konteks ekonomi dan mereka menghitung

pengorbanan dan membandingkannya dengan penghargaan yang didapatkan dengan

meneruskan hubungan itu (West & H. Turner 2011 : 216).Dan melihat tiga macam

bentuk pertukaran sosial yang terjadi dalam perusahaan yaitu pertukaran langsung,

pertukaran tergeneralisasi, dan pertukaran produktif. Ketiga struktur pertukaran

tersebut diartikan oleh West & H. Turner (2011 : 226-227).