BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/53562/3/BAB II.pdf · di...

11
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Jumiati et al. (2013) mengenai Analisis Saluran Pemasaran dan Margin Pemasaran Kelapa Dalam di Daerah Perbatasan Kalimantan Timur. Penelitian tersebut bertujuan untuk (1) mengetahui saluran pemasaran dan menganalisis efisiensi saluran pemasaran kelapa dalam dan (2) menganalisis margin pemasaran kelapa dalam. Pengambilan sampel menggunakan metode random sampling dengan sampling frame dilakukan secara bertahap (multi stage) dan diambil sebanyak 100 petani. Metode analisis yang digunakan adalah analisis margin pemasaran, farmer’s share, ratio keuntungan, dan biaya pemasaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat dua saluran pemasaran kelapa dalam di lokasi penelitian, yaitu saluran I: petani pedagang pengumpul desa/kecamatan pedagang pengumpul antar kabupaten/kota konsumen, dan saluran pemasaran yang ke II: petani pedagang pengumpul. desa/kecamatan pedagang pengumpul antar kabupaten/kota pedangan pengecer konsumen. Berdasarkan analisis penampilan pasar, pemasaran kelapa dalam di daerah Sebatik kabupaten Nunukan tidak efisien. Hal ini dilihat dari margin pemasaran pada semua saluran pemasaran besar, distribusi marginnya belum merata, share harga yang diterima petani masih rendah, ratio keuntungan dan biaya bervariasi.

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/53562/3/BAB II.pdf · di...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/53562/3/BAB II.pdf · di Kabupaten Grobogan terdiri dari sembilan macam saluran yang dikelompokan menjadi tiga kelompok

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Jumiati et al. (2013) mengenai Analisis Saluran

Pemasaran dan Margin Pemasaran Kelapa Dalam di Daerah Perbatasan Kalimantan

Timur. Penelitian tersebut bertujuan untuk (1) mengetahui saluran pemasaran dan

menganalisis efisiensi saluran pemasaran kelapa dalam dan (2) menganalisis margin

pemasaran kelapa dalam. Pengambilan sampel menggunakan metode random

sampling dengan sampling frame dilakukan secara bertahap (multi stage) dan diambil

sebanyak 100 petani. Metode analisis yang digunakan adalah analisis margin

pemasaran, farmer’s share, ratio keuntungan, dan biaya pemasaran. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa terdapat dua saluran pemasaran kelapa dalam di lokasi

penelitian, yaitu saluran I: petani – pedagang pengumpul desa/kecamatan – pedagang

pengumpul antar kabupaten/kota – konsumen, dan saluran pemasaran yang ke II:

petani – pedagang pengumpul. desa/kecamatan – pedagang pengumpul antar

kabupaten/kota – pedangan pengecer – konsumen. Berdasarkan analisis penampilan

pasar, pemasaran kelapa dalam di daerah Sebatik kabupaten Nunukan tidak efisien.

Hal ini dilihat dari margin pemasaran pada semua saluran pemasaran besar, distribusi

marginnya belum merata, share harga yang diterima petani masih rendah, ratio

keuntungan dan biaya bervariasi.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/53562/3/BAB II.pdf · di Kabupaten Grobogan terdiri dari sembilan macam saluran yang dikelompokan menjadi tiga kelompok

7

Supriatna (2002) melakukan penelitian mengenai Analisis Sistem Pemasaran

Gabah/Beras (Studi Kasus Petani Padi di Sumatra Utara). Penelitian tersebut

bertujuan untuk (1) menggambarkan saluran pemasaran padi, (2) menganilisis

komponen biaya dan margin pemasaran di setiap pelaku pemasaran, dan (3)

mengidentifikasi karakteristik dan permasalahan dari setiap pelaku pemaran.

Penelitian bersifat deskriptif menggunakan metode Participatory Rural Appraisal

(PRA) dengan pendekatan Snow Ball Sampling dimana petani sebagai titik awal

(starting point). Data primer dikumpulkan dari 50 petani, 20 pedagang, 4

penggilingan padi, dan 10 konsomen akhir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

terdapat dua saluran pemasaran beras yaitu (I) petani – pedagang pengumpul –

pedagang kongsi – pedagang kilang – pedagang grosir – pengecer – konsumen. (II)

petani – pedagang pengumpul – penggilingan desa – pengecer – konsumen. Saluran

pertama memiliki margin pemasaran terbesar pada saat di pedagang kilang sebesar

Rp.216, - dengan selisih bersih Rp. 89/kg. Saluran kedua memiliki margin pemasaran

dan margin keuntungan bersih paling tinggi terjadi pada penggilingan padi desa yaitu

Rp.210 dan Rp.85/kg. Beberapa masalah pelaku pemasaran ditemukan terutama pada

tingkat petani sebagai produsen beras, pedagang pengumpul, dan penggilingan padi

lokal.

Widiastuti & Harisudin (2013) melakukan penelitian mengenai Saluran dan

Margin Pemasaran Jagung di Kabupaten Grobogan. Penelitian tersebut bertujuan

untuk mengetahui saluran pemasaran dan margin pemasaran jagung di Kabupaten

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/53562/3/BAB II.pdf · di Kabupaten Grobogan terdiri dari sembilan macam saluran yang dikelompokan menjadi tiga kelompok

8

Grobogan. Penelitian bersifat deskriptif analitis dengan lokasi dipilih secara

purposive dan menggunakan metode pengambilan sampel yaitu snow ball sampling.

Berdasarkan empat kecamatan yang ada ditetapkan sampel sebanyak 120 petani

dengan distribusi setiap kecamatan ditentukan secara quota sebanyak 30 sampel.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola saluran pemasaran jagung yang terbentuk

di Kabupaten Grobogan terdiri dari sembilan macam saluran yang dikelompokan

menjadi tiga kelompok besar, yaitu petani yang langsung menjual ke PPD (Pedagang

Pengumpul Desa) sebanyak 56% petani, langsung menjual ke PPK (Pedagang

Pengumpul Kecamatan) sebanyak 33% petani dan langsung menjual ke PB

(Pedagang Besar) sebanyak 11%. Margin pemasaran menyebar tidak merata, yaitu

antara 62,50% - 71,07% dengan farmer’s share antara 28,93% – 37,50%. Saluran

yang paling efisien adalah petani – PPK – PMT, karena memiliki margin pemasaran

terkecil (Rp 1.655,- atau 62,50%) dengan farmer’s share terbesar (37,50%).

2.2 Kajian Pustaka

2.2.1 Pemasaran

Pemasaran atau marketing menurut Imran (2012) merupakan semua kegiatan

yang bertujuan untuk memperlancar arus barang atau jasa dari produsen ke konsumen

secara paling efisien dengan maksud untuk menciptakan permintaan efektif. Kegiatan

pemasaran di dalamnya terjadi suatu aliran barang dari petani (produsen) ke

konsumen akhir dengan melibatkan lembaga perantara pemasaran. Lembaga-lembaga

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/53562/3/BAB II.pdf · di Kabupaten Grobogan terdiri dari sembilan macam saluran yang dikelompokan menjadi tiga kelompok

9

perantara pemasaran memiliki peranan yang sangat penting dalam membentuk suatu

saluran pemasaran.

Secara umum pemasaran dianggap sebagai proses aliran barang yang terjadi

dalam pasar. Kegiatan pemasaran ini bertujuan untuk mengalirkan barang dari petani

(produsen) sampai kepada konsumen akhir yang disertai adanya proses pengolahan,

pengangkutan, dan penyimpanan. Kelancaran kegiatan pemasaran akan berpengaruh

terhadap keutungan yang diperoleh oleh para pelaku pemasaran.

2.2.2 Sistem Pemasaran

Sistem pemasaran adalah kumpulan lembaga-lembaga yang melakukan tugas

pemasaran barang, jasa, ide, orang atau faktor-faktor Iingkungan yang saling

memberikan pengaruh dan membentuk serta mempengaruh hubungan perusahaan

dengan pasarnya (Dharmmesta & Irawan, 1990). Imran (2012) mengungkapkan bahwa

analisis sistem pemasaran dapat dikaji melalui struktur pasar, perilaku pasar, dan

keragaan pasar yang dikenal dengan model S-C-P (structure, conduct dan performance).

Keragaan pasar (market performance) dianalisis melalui beberapa indikator yaitu saluran

pemasaran, pangsa produsen, margin pemasaran dan rasio profit margin, korelasi harga

serta elastisitas transmisi harga.

2.2.3 Saluran Pemasaran

Saluran pemasaran menurut Soekartawi (1993) pada prinsipnya merupakan

aliran barang dari produsen ke konsumen dan terjadi karena adanya lembaga

pemasaran. Sedangkan menurut Kotler (2007) saluran pemasaran adalah suatu

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/53562/3/BAB II.pdf · di Kabupaten Grobogan terdiri dari sembilan macam saluran yang dikelompokan menjadi tiga kelompok

10

perangkat organisasi yang tergantung, yang tercakup dalam proses yang membuat

produk atau jasa menjadikan untuk digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen.

Saluran pemasaran adalah sekelompok pedagang dan agen perusahaan yang

mengkombinasikan antara permintaan fisik dan hak dari suatu produk untuk

menciptakan kegunaan bagi pasar tertentu (Imran, 2012). Definisi tersebut

mengandung pengertian sebagai berikut:

1. Saluran pemasaran merupakan rantai yang terdiri dari beberapa kelompok

lembaga yang mengadakan kerjasama untuk mencapai suatu tujuan.

2. anggota-anggota kelompoknya terdiri dari beberapa pedagang dan agen, maka

sebagian ada yang dikenal pembeli.

3. Pasar merupakan tujuan akhir dari kegiatan saluran pemasaran.

4. Saluran pemasaran melaksanakan dua kegiatan penting yaitu menggolongkan

produk dan mendistribusikannya.

Saluran pemasaran di dalamnya terdiri dari berbagai lembaga-lembaga

perantara yang suatu waktu terjadi rantai pemasaran yang panjang. Rantai pemasaran

yang panjang akan berpengaruh terhadap biaya pemasaran yang besar pula. Besarnya

biaya pemasaran akan mengarah pada semakin besarnya perbedaan harga antara

petani (produsen) dengan konsumen. Menurut Hanafiah & Saifuddin (1983) panjang

pendeknya saluran pemasaran bergantung pada:

1. Jarak antara produsen dan konsumen. Semakin jauh jarak antara produsen dan

konsumen maka makin panjang pola saluran yang terjadi.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/53562/3/BAB II.pdf · di Kabupaten Grobogan terdiri dari sembilan macam saluran yang dikelompokan menjadi tiga kelompok

11

2. Skala produksi. Semakin kecil skala produksi, saluran yang terjadi cenderung

panjang karena memerlukan pedagang perantara dan salurannya.

3. Cepat tidaknya produk rusak. Produk yang mudah rusak menghendaki saluran

pemasaran yang pendek karena harus segera diterima konsumen.

4. Keadaan keuangan pengusaha. Pedagang dengan kondisi keuangan yang kuat

cenderung dapat melakukan lebih banyak fungsi pemasaran dan meperpendek

saluran pemasaran.

2.2.4 Pangsa Pasar

Analisis pangsa produsen atau producer share (PS) bermanfaat untuk

mengetahui bagian harga yang diterima produsen, yang dinyatakan dalam persentase

(Imran, 2012). Semakin tinggi pangsa produsen, maka kinerja pasar semakin baik

dari sisi produsen. Pangsa produsen dirumuskan sebagai berikut:

Ps = Pf x 100%

Pr

di mana:

Ps = Bagian harga bahan olah karet yang diterima produsen

Pf = Harga bahan olah karet di tingkat produsen

Pr = Harga bahan olah karet di tingkat konsumen

2.2.5 Margin Pemasaran dan Rasio Profit Margin (RPM)

Secara umum margin pemasaran adalah perbedaan harga-harga pada berbagai

tingkat sistem pemasaran. Menurut Napitupulu (2006) margin pemasaran atau margin

tataniaga adalah perbedaan antara harga yang dibayarkan oleh konsumen dengan

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/53562/3/BAB II.pdf · di Kabupaten Grobogan terdiri dari sembilan macam saluran yang dikelompokan menjadi tiga kelompok

12

harga yang diterima oleh produsen. Efisiensi suatu sistem pemasaran dapat diperoleh

dari analisis margin dengan sebaran ratio profit margin (RPM) atau rasio margin

keuntungan. Secara matematis perhitungan margin pemasaran dan margin

keuntungan dapat ditulis sebagai berikut:

mji = Psi – Pbi

mji = bti + πi

π = mji – bti

Total margin pemasaran dalam saluran pemasaran tertentu dirumuskan sebagai

berikut:

Mji = mji ,atau Mji = Pr – Pf

Penyebaran margin pemasaran dapat dilihat berdasarkan persentase keuntungan

terhadap biaya pemasaran (ratio profit margin) pada masing-masing lembaga

pemasaran, yang dirumuskan sebagai:

RPM = πi

bti

di mana:

mji = margin pada lembaga pemasaran tingkat ke-i

Mji = total margin pada satu saluran pemasaran

Psi = harga jual pada lembaga pemasaran tingkat ke-i

Pbi = harga beli pada lembaga pemasaran tingkat ke-i

bti = biaya pemasaran lembaga pemasaran tingkat ke-i

πi = keuntungan lembaga pemasaran tingkat ke-i

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/53562/3/BAB II.pdf · di Kabupaten Grobogan terdiri dari sembilan macam saluran yang dikelompokan menjadi tiga kelompok

13

Pr = harga pada tingkat konsumen

Pf = harga pada tingkat produsen

i = 1,2,3,...,... n

2.2.6 Korelasi Harga

Analisis korelasi harga adalah suatu analisis yang mengambarkan

perkembangan harga karet pada dua tingkat yang sama atau berlainan yang saling

berhubungan melalui perdagangan. Secara sistematis analisis korelasi harga dapat

ditulis sebagai berikut:

r = n ∑ Pr Pf - ∑ Pr ∑ Pf o

√ { n ∑ Pr2 - (∑ Pr)2 } - √ { n ∑ Pf2 - (∑ Pf)2}

di mana :

r = koefisien korelasi

n = jumlah pengamatan

Pf = harga pada tingkat produsen

Pr = harga yang dibayar oleh konsumen akhir

koefisien korelasi yang tinggi (r=1), berarti pembentukan harga antara 2 pasar lebih

terintegrasi atau menunjukkan keeratan hubungan antara dua pasar.

2.2.7 Elastisitas Transmisi Harga

Analisis elastisitas transmisi harga atau nisbah perubahan nilai dari harga

konsumen dengan perubahan harga di tingkat produsen. Analisis ini adalah analisis

yang menggambarkan sejauh mana dampak dari perubahan harga barang di tempat

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/53562/3/BAB II.pdf · di Kabupaten Grobogan terdiri dari sembilan macam saluran yang dikelompokan menjadi tiga kelompok

14

konsumen atau pengecer terhadap perubahan harga di tingkat produsen atau penghasil

(Imran, 1994). Elastisitas transmisi harga dirumuskan sebagai berikut:

Et = δ Pr/Pr atau Et = δ Pr . Pf

δ Pf/Pf δ Pf Pr

Karena Pf dan Pr berhubungan lini, yaitu Pf = a + b Pr, maka:

δ Pf = b atau δ Pr = 1

δ Pr δ Pf b

Keterangan :

Et = Elastisitas transmisi harga

δ = Diferensiasi atau penurunan

Pf = Harga rata-rata di tingkat produsen

Pr = Harga rata-rata di tingkat konsumen akhir (petani pemakai benih)

a = Konstanta atau titik potong

b = Koefisien regresi

Menurut Imran (1994), kriteria pengukuran pada analisis elastisitas transmisi harga

adalah:

1. Jika Et = 1, berarti perubahan harga di tingkat konsumen/pengecer

ditransmisikan 100% ke produsen, sehingga pasar dianggap sebagai pasar yang

bersaing sempurna dan sistem pemasaran telah efisien.

2. Jika Et > 1, berarti laju perubahan harga di tingkat konsumen/pengecer lebih

besar dibanding laju perubahan harga di tingkat produsen. Hal ini

menggambarkan bahwa pemasaran yang terjadi merupakan pemasaran bersaing

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/53562/3/BAB II.pdf · di Kabupaten Grobogan terdiri dari sembilan macam saluran yang dikelompokan menjadi tiga kelompok

15

tidak sempurna, menunjukkan terdapat kekuatan monopoli atau oligopoli dalam

sistem pemasaran tersebut. Dengan kata lain sistem pemasaran berlangsung

tidak (belum) efisien

3. Jika Et < 1, berarti laju perubahan harga di tingkat konsumen/pengecer lebih

kecil daripada laju perubahan harga di tingkat produsen, artinya pasar yang

dihadapi oleh pemasaran bersaing tidak sempurna, dan dengan demikian sistem

pemasaran yang berlangsung belum efisien.

2.3 Kerangka Pemikiran

Komoditas sayuran menyumbang potensi besar terhadap pembangunan sektor

pertanian di masa mendatang. Tingginya tingkat konsumsi masyarakat Indonesia

akan sayuran khususnya kangkung menjadikan pemerintah menaruh perhatian dan

membuat kebijakan untuk meningkatkan produksi dalam negeri. Proses pasca panen

seperti kegiatan pemasaran yang baik sangat dibutuhkan petani (produsen) untuk

menyalurkan hasil produksi hingga ke tangan konsumen. Kegiatan pemasaran ini

tergantung pada sistem tataniaga pertanian. Tingkat efisiensi tataniaga pertanian

berpengaruh besar terhadap tingkat harga dan waktu distribusi kangkung dari petani

Desa Pandanajeng.

Oleh karena itu, dibutuhkan pengetahuan terhadap tingkat efisiensi pemasaran

dari saluran pemasaran kangkung yang sudah ada. Tingkat efisiensi tersebut dapat

diukur berdasarkan tingkat margin pemasaran di setiap pelaku pemasaran serta nilai

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/53562/3/BAB II.pdf · di Kabupaten Grobogan terdiri dari sembilan macam saluran yang dikelompokan menjadi tiga kelompok

16

farmer’s share. Hasil akhir penelitian akan diperoleh informasi mengenai besaran

biaya, margin pemasaran, dan solusi permasalahan yang ada di setiap pelaku

pemasaran demi memberikan dukungan dalam upaya peningkatan kesejahteraan

petani dan lembaga perantara terkait.

Bagan 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian

Pengetahuan Akan Sistem Pemasaran dan

Permasalahan yang Dihadapi

Analisis Efisiensi Saluran Pemasaran

dan Margin Pemasaran

Efisiensi Pendapatan dan Kegiatan

Saluran Pemasaran Kangkung

Petani Kangkung Desa Pandanajeng

Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang

Pedagang Besar

(Luar Kota)

Pedagang Kecil (Pengecer)

Konsumen Akhir